referat kulit kelamin psoriasis

29
Psoriasis | 1 BAB I PENDAHULUAN Psoriasis merupakan suatu penyakit kulit yang bersifat kronik residif dengan gambaran klinik bervariasi. Kelainan ini dikelompokkan dalam penyakit eritroskuamosa dan ditandai bercak-bercak eritema berbatas tegas, ditutupi oleh skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih mengkilat seperti mika disertai fenomena tetesan lilin, tanda auspitz dan fenomena kobner. 1 Penyakit ini secara klinis tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh manapun sehingga dapat menurunkan kualitas hidup seseorang bila tidak dirawat dengan baik. 1 Penyebab psoriasis tidak diketahui, tetapi faktor genetik dapat mempengaruhi timbulnya penyakit ini. Beberapa faktor dapat memicu timbulnya psoriasis, yaitu stress, konsumsi alkohol, merokok, sinar matahari, adanya penyakit sistemik seperti infeksi streptococcus dan HIV serta faktor endokrin. Pada psoriasis vulgaris terjadi percepatan proliferasi sel-sel epidermis dibandingkan sel-sel pada kulit normal. Pergantian epidermis hanya terjadi dalam 3-4 hari sedangkan turn over epidermis normalnya adalah 28-56 hari. Psoriasis juga sering dikatakan sebagai penyakit kelainan sel imun dimana sel T menjadi aktif, bermigrasi ke dermis dan memicu pelepasan sitokin (TNF-α, pada umumnya) menyebabkan terjadinya inflamasi dan produksi sel kulit yang cepat. 2

Upload: hendranavas

Post on 07-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

gdggs

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Kulit Kelamin Psoriasis

Psoriasis | 1

BAB I

PENDAHULUAN

Psoriasis merupakan suatu penyakit kulit yang bersifat kronik residif dengan

gambaran klinik bervariasi. Kelainan ini dikelompokkan dalam penyakit eritroskuamosa dan

ditandai bercak-bercak eritema berbatas tegas, ditutupi oleh skuama tebal berlapis-lapis

berwarna putih mengkilat seperti mika disertai fenomena tetesan lilin, tanda auspitz dan

fenomena kobner.1

Penyakit ini secara klinis tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi timbulnya

dapat terjadi pada bagian tubuh manapun sehingga dapat menurunkan kualitas hidup

seseorang bila tidak dirawat dengan baik.1

Penyebab psoriasis tidak diketahui, tetapi faktor genetik dapat mempengaruhi

timbulnya penyakit ini. Beberapa faktor dapat memicu timbulnya psoriasis, yaitu stress,

konsumsi alkohol, merokok, sinar matahari, adanya penyakit sistemik seperti infeksi

streptococcus dan HIV serta faktor endokrin. Pada psoriasis vulgaris terjadi percepatan

proliferasi sel-sel epidermis dibandingkan sel-sel pada kulit normal. Pergantian epidermis

hanya terjadi dalam 3-4 hari sedangkan turn over epidermis normalnya adalah 28-56 hari.

Psoriasis juga sering dikatakan sebagai penyakit kelainan sel imun dimana sel T menjadi

aktif, bermigrasi ke dermis dan memicu pelepasan sitokin (TNF-α, pada umumnya)

menyebabkan terjadinya inflamasi dan produksi sel kulit yang cepat.2

Ada beberapa tipe psoriasis yaitu meliputi psoriasis plak, psoriasis pustular, psoriasis

guttata, psoriasis eritroderma, dan pada lokasi tertentu seperti psoriasis scalp, psoriasis

fleksular, psoriasis pada mukosa oral, psoriasis kuku, dan psoriasis arthritis. Psoriasis plak

atau dikenal juga sebagai psoriasis vulgaris merupakan tipe yang paling sering dijumpai,

ditemukan sekitar 80-90% dari penderita psoriasis.3

Page 2: Referat Kulit Kelamin Psoriasis

Psoriasis | 2

BAB II

ISI

2.1 DEFINISI

Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif,

ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar,

berlapis-lapis dan transparan, disertai dengan fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner. 2

2.2 EPIDEMIOLOGI

Kasus psoriasis makin sering ditemukan. Meskipun penyakit ini tidak menyebabkan

kematian tetapi menyebabkan gangguan kosmetik terutama karena perjalanan penyakit ini

bersifat menahun dan residif. Insidens pada orang kulit putih lebih tinggi daripada penduduk

kulit berwarna. Di Eropa dilaporkan sebanyak 3-7%, di Amerika Serikat 1-2% sedangkan di

Jepang 0.6%. Pada bangsa berkulit hitam, misalnya di Afrika jarang dilaporkan demikian

pula pada suku Indian di Amerika. 2 Psoriasis dapat terkena pada pria maupun wanita.

Insidens pria sedikit lebih tinggi daripada wanita. Psoriasis terdapat pada semua golongan

usia tetapi umumnya pada orang dewasa dengan usia antara 15 – 25 tahun.1

Onset usia pada psoriasis tipe dini dengan puncak usia 22,5 tahun (pada anak, usia

onset rata-rata 8 tahun). Untuk tipe lambat, muncul pada usia 55 tahun. Onset dini

memprediksikan derajat penyakit dan penyakit yang menahun, dan biasanya disertai riwayat

psoriasis pada keluarga. Tidak terdapat perbedaan insidens antara pria dan wanita.3 Psoriasis

mempengaruhi 1,5 – 2% populasi dari negara barat. Di Amerika Serikat, terdapat 3 sampai 5

juta orang menderita psoriasis. Kebanyakan dari mereka menderita psoriasis lokal, tetapi

sekitar 300.000 orang menderita psoriasis generalisata.4

2.3 ETIOPATOGENESIS

Untuk beberapa dekade, psoriasis merupakan penyakit yang ditandai dengan

terjadinya hiperplasia sel epidermis dan inflamasi dermis. Karakteristik tambahan

berdasarkan perubahan histopatologi yang ditemukan pada plak psoriatik dan data

laboratorium yang menjelaskan siklus sel dan waktu transit sel pada epidermis. Epidermis

pada plak psoriasis menebal dan hiperplastik, dan terdapat maturasi inkomplit sel epidermal

di atas area sel germinatif. Replikasi yang cepat dari sel germinatif sangat mudah dikenali,

dan terdapat pengurangan waktu untuk transit sel melalui sel epidermis yang tebal.

Page 3: Referat Kulit Kelamin Psoriasis

Psoriasis | 3

Abnormalitas pada vaskularisasi kutaneus ditandai dengan peningkatan jumlah mediator

inflamasi, yaitu limfosit, polimorfonuklear, leukosit, dan makrofag, terakumulasi di antara

dermis dan epidermis. Sel-sel tersebut dapat menginduksi perubahan pada struktur dermis

baik stadium insial maupun stadium lanjut penyakit.3

Gambar 1. Patogenesis kelainan kulit pada psoriasis

Terdapat beberapa factor yang berperan sebagai etiologi psoriasis, diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Faktor Genetik

Sekitar 1/3 orang yang terkena psoriasis melaporkan riwayat penyakit

keluarga yang juga menderita psoriasis. Pada kembar monozigot resiko menderita

psoriasis adalah sebesar 70% bila salah seorang menderita psoriasis.1 Bila orangtua

tidak menderita psoriasis maka risiko mendapat psoriasis sebesar 12%, sedangkan bila

salah satu orang tua menderita psoriasis maka risiko terkena psoriasis meningkat

menjadi 34-39%. Berdasarkan awitan penyakit dikenal dua tipe yaitu:

Psoriasis tipe I dengan awitan dini dan bersifat familial

Psoriasis tipe II dengan awitan lambat dan bersufat nonfamilial

Hal lain yang menyokong adanya factor genetic adalah bahwa psoriasi berkaitan

dengan HLA. Psoriasis tipe I berhubungan dengan HLA-B13, B17, Bw57 dan Cw6.

Psoriasis tipe II berkaitan dengan HLA-B27 dan Cw2, sedangkan psoriasis pustulosa

berkaitan dengan HLA-B27.

Page 4: Referat Kulit Kelamin Psoriasis

Psoriasis | 4

2. Faktor Imunologik

Defek genetic pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari ketiga

jenis sel yaitu limfosit T, sel penyaji antigen (dermal) atau keratinosit. Keratinosit

psoriasis membutuhkan stimuli untuk aktivasinya. Lesi psoriasis matang umumnya

penuh dengan sebukan limfosit T di dermis yang terutama terdiri atas limfosit T CD4

dengan sedikit sebukan limfositik dalam epidermis. Sedangkan pada lesi baru pada

umumnya lebih didominasis oleh sel linfosit T CD8. Pada lesi psoriasis terdapat

sekitar 17 sitokin yang produksinya bertambah. Sel Langerhans juga berperan dalam

imunopatogenesis psoriasis. Terjadinya proliferasi epidermis dimulai dengan adanya

pergerakan antigen baik endogen maupun eksogen oleh sel langerhans. Pada psoriasis

pembentukan epidermis (turn over time) lebih cepat, hanya 3-4 hari, sedangkan pada

kulit normal lamanya 27 hari.

Nickoloff (1998) berkesimpulan bahwa psoriasis merupakan penyakit autoimun.

Lebih 90% dapat mengalami remisi setelah diobati dengan imunosupresif. Berbagai faktor

pencetus pada psoriasis yang disebutkan dalam kepustakaan diantaranya adalah stress psikis,

infeksi fokal, trauma (Fenomenan Kobner), endokrin, gangguan metabolic, obat, alcohol dan

merokok. Stress psikis merupakan factor pencetus utama. Infeksi fokal mempunyai hunungan

yang erat dengan salah satu jenis psoriasis yaitu psoriasis gutata, sedangkan hubungannya

dengan psoriasis vulgaris tidak jelas. Pernah dilaporkan kesembuhan psoriasis gutata setelah

dilakukan tonsilektomi. Umumnya infeksi disebabkan oleh Streptococcus. Faktor endokrin

umumnya berpengaruh pada perjalan penyakit. Puncak insidens psoriasis terutama pada masa

pubertas dan menopause. Pada waktu kehamilan umumnya membaik sedangkan pada masa

postpartum umumnya memburuk. Gangguan metabolisme seperti dialysis dan hipokalsemia

dilaporkan menjadi salah satu factor pencetus. Obat yang umumnya dapat menyebabkan

residif ialah beta adrenergic blocking agents, litium, anti malaria dan penghentian mendadak

steroid sistemik. 1

Ada beberapa faktor predisposisi yang dapat menimbulkan penyakit ini, yaitu:

1. Faktor herediter bersifat dominan otosomal dengan penetrasi tidak lengkap.

2. Faktor-faktor psikis, seperti stres dan gangguan emosis. Penelitian menyebutkan

bahwa 68% penderita psoriasis menyatakan stress, dan kegelisahan menyebabkan

penyakitnya lebih berat dan hebat.

Page 5: Referat Kulit Kelamin Psoriasis

Psoriasis | 5

3. Infeksi fokal. Infeksi menahun di daerah hidung dan telinga, tuberkulosis paru,

dermatomikosis, arthritis dan radang menahun ginjal.

4. Penyakit metabolic, seperti diabetes mellitus yang laten.

5. Gangguan pencernaan, seperti obstipasi.

6. Faktor cuaca. Beberapa kasus menunjukkan tendensi untuk menyembuh pada musim

panas, sedangkan pada musim penghujan akan kambuh dan lebih hebat. 4

2.4 GEJALA KLINIS

Keadaan umum tidak dipengaruhi, kecuali pada psoriasis yang menjadi eritroderma.

Sebagian pasien mengeluh gatal ringan. Tempat predileksi pada scalp, perbatasan scalp

dengan wajah, ektremitas terutama bagian ekstensor di bagian siku dan lutut serta daerah

lumbo sacral.

Gambar 2. Letak Predileksi Psoriasis

Kelainan kulit terdiri dari bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan

skuama diatasnya. Eritema sirkumskripta dan merata, tetapi pada masa penyembuhan

seringkali eritema di tengah menghilang dan hanya terdapat di pinggir. Skuama berlapis-

lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika serta transparan. Besar kelainan bervariasi, bisa

lentikular, nummular, plakat dan dapat berkonfluensi. Jika seluruhnya atau sebagian besar

berbentuk lentikular disebut psoriasis gutata, biasanya pada anak-anak, dewasa muda dan

terjadi setelah infeksi oleh Streptococcus.1

Lesi primer pada pasien psoriasis dengan kulit yang cerah adalah merah, papul dan

berkembang menjadi kemerahan, plak yang berbatas tegas. Lokasi plak pada umumnya

terdapat pada siku, lutut, skalp, umbilikus, dan intergluteal. Pada pasien psoriasis dengan

Page 6: Referat Kulit Kelamin Psoriasis

Psoriasis | 6

kulit gelap, distribusi hampir sama, namun papul dan plak berwarna keunguan dengan sisik

abu-abu. Pada telapak tangan dan telapak kaki, berbatas tegas dan mengandung pustule steril

dan menebal pada waktu yang bersamaan. 2

Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner (isomorfik).

Kedua fenomena yaitu tetesan lilin dan Auspitz dianggap khas, sedangkan Kobner dianggap

tidak khas, hanya kira-kira 47% dari yang positif dan didapat pula pada penyakit lain.,

misalnya Liken Planus dan Veruka plana juvenilis. Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang

berubah warnanya menjadi putih pada goresan seperti lilin yang digores, disebabkan oleh

perubahan indeks bias. Cara menggoresnya bisa dengan pinggir gelas alas. Pada fenomena

Auspitz tampak serum atau darah berbintik-bintik yang disebabkan oleh papilomatosis. Cara

mengerjakannya adalah dengan cara skuama yang berlapis-lapis itu dikerok dengan ujung

gelas alas. Setelah skuama habis maka pengerokan harus dilakukan dengan pelan-pelan

karena jika terlalu dalam tidak tampak perdarahan yang berupa bintik-bintik melainkan

perdarahan yang merata. Trauma pada kulit penderita psoriasis misalnya trauma akibat

garukan dapat menyebabkan kelainan kulit yang sama dengan psoriasis dan disebut dengan

fenomena Kobner yang timbul kira-kira setelah 3 minggu.

Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku yakni sebanyak kira-kira 50% yang

agak khas yaitu yang disebut dengan pitting nail atau nail pit yang berupa lekukan-lekukan

miliar. Kelainan yang tidak khas yaitu kuku yang keruh, tebal, bagian distalnya terangkat

karena terdapat lapisan tanduk dibawahnya (hyperkeratosis subungual) dan onikolisis.

Disamping menimbulkan kelainan pada kulit dan kuku, penyakit ini dapat pula menimbulkan

kelainan pada sendi. Umumnya bersifat poliartikular, tempat predileksinya pada sendi

interfalangs distal dan terbanyak terdapat pada usia 30-50 tahun. Sendi membesar kemudian

terjadi ankilosis dan lesi kistik subkorteks. Kelainan pada mukosa jarang ditemukan.1

Gambar 3. Psoriasis pada sendi

Page 7: Referat Kulit Kelamin Psoriasis

Psoriasis | 7

2.5 BENTUK KLINIS

1. Psoriasis Vulgaris

Bentuk ini adalah yang lazim terdapat karena itu disebut psoriasis vulgaris.

Dinamakan juga tipe plak karena lesi-lesinya pada umumnya berbentuk plak. Tempat

predileksinya yaitu pada scalp, perbatasan scalp dengan wajah, ekstremitas terutama

bagian ekstensor yaitu lutut, siku dan daerah lumbosakral.

Gambar 4. Psoriasis vulgaris

2. Psoriasis Gutata

Diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm. Timbulnya mendadak dan

diseminata, umumya setelah infeksi Streptococcus di saluran napas bagian atas

sehabis influenza atau morbili terutama pada anak dan dewasa muda. Selain itu juga

dapat timbul setelah infeksi yang lain baik bacterial maupun viral.

Gambar 5. Psoriasis Gutata

Page 8: Referat Kulit Kelamin Psoriasis

Psoriasis | 8

3. Psoriasis Inversa ( Psoriasis Fleksural)

Psoriasis ini mempunyai tempat predileksi di daerah fleksor sesuai dengan namanya.

Gambar 6. Psoriasis Inversa

4. Psoriasis Eksudativa

Bentuk ini sangat jarang. Biasanya kelainan pada psoriasis itu dalam bentuk

kering, tetapi pada jenis ini kelaianannya bersifat eksudatif seperti pada dermatitis

akut.

5. Psoriasis Seboroik

Gambaran klinis psoriasis seboroik merupakan gabungan antara psoriasis dan

dermatitis seboroik, skuama yang biasanya kering menjadi agak berminyak dan agak

lunak. Selain berlokasi pada tempat yang lazim, juga terdapat pada tempat seboroik.

6. Psoriasis Pustulosa

Ada 2 pendapat mengenai psoriasis pustulosa, pertama dianggap sebagai

penyakit tersendiri, kedua dianggap sebagai varian psoriasis. Terdapat 2 bentuk

psoriasis pustulosa yaitu:

a. Psoriasis Pustulosa Palmoplantar (Barber)

Psoriasis pustulosa palmoplantar bersifat kronik dan residif, mengenai

telapak tangan atau telapak kaki atau keduanya. Kelainan kulit berupa

kelompok-kelompok pustule kecil steril dan dalam, di atas kulit yang

eritematosa, disertai rasa gatal.

Page 9: Referat Kulit Kelamin Psoriasis

Psoriasis | 9

Gambar 7. Psoriasis Pustulosa Palmoplantar (Barber)

b. Psoriasis Pustulosa Generalisata Akut (Von Zumbusch)

Psoriasis pustulata generalisata akut (von Zumbusch) dapat

ditimbulkan oleh berbagai faktor provokatif, misalnya obat yang tersering

karena penghentian kortikosteroid sistemik. Obat lain contohnya, penisilin dan

derivatnya, serta antibiotik betalaktam yang lain, hidroklorokuin, kalium

iodide, morfin, sulfapiridin, sulfonamide, kodein, fenilbutason, dan salisilat.

Faktor lain selain obat ialah hipokalsemia, sinar matahari, alkohol, stres

emosional, serta infeksi bakterial dan virus. Penyakit ini dapat timbul pada

penderita yang sedang atau telah mendapat psoriasis. Dapat pula muncul pada

penderita yang belum pernah menderita psoriasis. Gejala awalnya ialah kulit

nyeri, hiperalgesia disertia gejala umum berupa demam,malese, nausea,

anoreksia. Plak psoriasis yang telah ada makin eritematosa. Setelah beberapa

jam timbul banyak plak edematosa dan eritematosa pada kulit yang normal.

Dalam beberapa jam timbul banyak pustul miliar pada plak-plak tersebut.

Dalam sehari pustul-pustul berkonfluensi membentuk lake of pus berukuran

beberapa cm.1 Pustul besar spongioform terjadi akibat migrasi neutrofil ke atas

stratum malphigi, di mana neutrofil ini beragregasi di antara keratinosit yang

menipis dan berdegenerasi.2 Kelainan-kelainan semacam itu akan terus

menerus dan dapat menjadi eritroderma. Pemeriksaan laboratorium

menunjukkan leukositosis, kultur pus dari pustul steril.

Gambar 8. Psoriasis pustulata generalisata akut (von Zumbusch)

Page 10: Referat Kulit Kelamin Psoriasis

Psoriasis | 10

7. Eritroderma psoriatic

Psoriasis eritroderma dapat disebabkan oleh pengobatan topical yang terlalu

kuat atau karena penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya lesi yang khas untuk

psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat eritema dan skuama tebal universal.

Adakalanya lesi psoriasis masih tampak samar-samar yakni lebih eritematosa dan

kulitnya lebih meninggi. 1,5

Gambar 9. Psoriasis eritroderma

2.6 HISTOPATOLOGI

Psoriasis memberikan gambaran histopatologik yang khas yakni parakeratosis dan

akantosis. Pada stratum spinosum terdapat kelompok leukosit yang disebut abses Munro.

Selain itu terdapat pula papilomatosis dan vasodilatasi di subepidermis.1

Aktivitas mitosis sel epidermis tampak begitu tinggi, sehingga pematangan

keratinisasi sel-sel epidermis terlalu cepat dan stratum korneum tampak menebal. Di dalam

sel-sel tanduk ini masih ditemukan inti sel (parakeratosis). Di dalam stratum korneum dapat

ditemukan kantong-kantong kecil yang berisikan sel radang polimorfonuklear yang dikenal

sebagai mikro abses Munro. Pada puncak papil dermis didapati pelebaran pembuluh darah

kecil yang disertai oleh sebukan sel radang limfosit dan monosit.4

2.7 DIAGNOSIS BANDING

Jika gambaran klininya khas, tidaklah susah untuk menegakkan diagnosis psoriasis.

Jika tidak khas maka harus dibedakan dengan beberapa penyakit lain yang tergolong dalam

dermatosis eritroskuamosa. Dalam mendianosis psoriasis perlu diperhatikan mengenai ciri

Page 11: Referat Kulit Kelamin Psoriasis

Psoriasis | 11

khas psoriasis yaitu skuama kasar, transparan serta berlapis-lapis disertai fenomena tetesan

lilin, Auspitz dan Kobner. Pada stadium penyembuhan dapat ditemukan eritema yang hanya

terdapat di pinggir sehingga menyerupai dermatofitosis. Perbedaanya adalah terdapat keluhan

yang sangat gatal pada dermatofitosis dan pada pemeriksaan sediaan langsung ditemukan

adanya jamur.

Sifilis stadium II dapat menyerupai psoriasis dan disebut sifilis psoriaformis.

Perbedaanya adalah pada sifilis terdapat riwayat hubungan seksual dengan tersangka yang

juga menderita sifilis, pembesaran KGB menyeluruh dan tes serologic untuk sifilis positif.

Dernatitis seboroik berbeda dengan psoriasis karena skuamanya berminyak dan kekuning-

kuningan dan tempat predileksinya pada tempat yang seboroik.1

Psoriasis gutata akut didiagnosis banding dengan erupsi obat makulopapular, sifilis

sekunder dan pityriasis rosea. Plak dengan sisik kecil didiagnosis banding dengan dermatitis

seboroik, likenplanus kronis simpleks, tinea korporis, dan mikosis fungoides. Psoriasis

dengan plak luas didiagnosis banding dengan tinea korporis dan mikosis fungoides. Psoriasis

pada daerah skalp didiagnosis banding dengan tinea kapitis dan dermatitis seboroik. Psoriasis

inverse didiagnosis banding dengan tinea, kandidiasis, intertrigo, penyakit Paget

ekstramamme. Psoriasis pada kuku didiagnosis banding dengan onikomikosis.3

2.8 PENGOBATAN

Secara garis besar, pengobatan pada psoriasis terdiri dari pengobatan secara sistemik,

pengobatan secara topical, terapi penyinaran dengan PUVA dan pengobatan dengan cara

Goeckman.

1. Pengobatan Sistemik

a. Kortikosteroid

Kortikosteroid dapat mengontrol psoriasis dengan dosis ekuivalen

prednisone 30mg per hari. Setelah membaik dosis diturunkan perlahan-lahan

lalu diberikan dosis pemeliharaan. Penghentian obat secara mendadak akan

menyebabkan kekambuhan dan dapat terjadi psoriasis pustulosa generalisata.1

b. Obat Sitostatik

Obat sitistatik yang biasa digunakan adalah metotrexate. Obat ini

bekerja dengan cara menghambat enzim dihidrofolat reduktase, sehingga

menghambat sintesis timidilat dan purin. Obat ini menunjukkan hambatan

Page 12: Referat Kulit Kelamin Psoriasis

Psoriasis | 12

replikasi dan fungsi sel T dan mungkin juga sel B karena adanya efek

hambatan sintesis. 7

Indikasinya ialah untuk psoriasis, psoriasis pustulosa, psoriasis arthritis

dengan lesi kulit dan eritroderma karena psoriasis yang sukar terkontrol

dengan obat standar. Kontraindikasinya ialah bila terdapat kelainan hepar,

ginjal, system hematopoetik, kehamilan, penyakit infeksi aktif (misalnya TBC,

Ulkus peptikum, colitis ulserosa dan psikosis). Pada awalnya metotrexate

diberikan dengan dosis inisial 5 mg per orang dengan psoriasis untuk melihat

apakah ada gejala sensitivitas atau gejala toksik. Jika tidak terjadi efek yang

tidak diinginkan maka MTX diberikan dengan dosis 3 x 2.5mg dengan interval

12 jam selama 1 minggu dengan dosis total 7.5mg. Jika tidak ada perbaikan

maka dosis dinaikkan 2,5 - 5 mg per minggu dan biasanya dengan dosis 3 x 5

mg akan tampak ada perbaikan. Cara lain adalah dengan pemberian MTX i.m

dosis tunggal sebesr 7,5 – 25 mg. Tetapi dengan cara ini lebih banyak

menimbulkan reaksi sensitivitas dan reaksi toksik. Jika penyakit telah

terkontrol maka dosis perlahan diturunkan dan diganti ke pengobatan secara

topical.

Setiap 2 minggu dilakukan pemeriksaan hematologic, urin lengkap,

fungsi ginjal dan fungsi hati. Bila jumlah leukosit < 3500/uL maka pemberian

MTX dihentikan. Bila fungsi hepar baik maka dilakukan biopsy hepar setiap

kali dosis mencapai dosis total 1,5 gram, tetapi bila fungsi hepar abnormal

maka dilakukan biopsy hepar bila dosis total mencapai 1 gram.

Efek samping dari penggunaan MTX adalah nyeri kepala, alopecia,

saluran cerna, sumsul tulang, hepar dan lien. Pada saluran cerna berupa

nausea, nyeri lambung, stomatitis ulcerosa dan diare. Pada reaksi yang hebat

dapat terjadi enteritis hemoragik dan perforasi intestinal. Depresi sumsum

tulang menyebabkan timbulnya leucopenia, trombositopenia dan kadang-

kadang anemia. Pada hepar dapat terjadi fibrosis dan sirosis.

c. Levodopa

Levodopa sebenarnya dipakai untuk penyakit Parkinson. Pada

beberapa pasien Parkinson yang juga menderita psoriasis dan diterapi dengan

levodopa menunjukkan perbaikan. Berdasarkan penelitian, Levodopa

menyembuhkan sekitar 40% pasien dengan psoriasis. Dosisnya adalah 2 x 250

Page 13: Referat Kulit Kelamin Psoriasis

Psoriasis | 13

mg – 3 x 250 mg. Efek samping levodopa adalah mual, muntah, anoreksia,

hipotensi, gangguan psikis dan gangguan pada jantung.

d. Diaminodifenilsulfon

Diaminodifenilsulfon (DDS) digunakan pada pengobatan psoriasis

pustulosa tipe Barber dengan dosis 2 x 100 mg sehari. Efek sampingnya

adalah anemia hemolitik, methemoglobinuria dan agranulositosis.

e. Etretinat & Asitretin

Etretinat merupakan retinoid aromatik, derivat vitamin A digunakan

bagi psoriasis yang sukar disembuhkan dengan obat-obat lain mengingat efek

sampingnya. Etretinat efektif untuk psoriasis pustular dan dapat pula

digunakan untuk psoriasis eritroderma. Pada psoriasis obat tersebut

mengurangi proliferasi sel epidermal pada lesi psoriasis dan kulit normal.

Dosisnya bervariasi : pada bulan pertama diberikan 1mg/kgbb/hari, jika belum

terjadi perbaikan dosis dapat dinaikkan menjadi 1½ mg/kgbb/hari. Efek

sampingnya berupa kulit menipis dan kering, selaput lendir pada mulut, mata,

dan hidung kering, kerontokan rambut, cheilitis, pruritus, nyeri tulang dan

persendian, peninggian lipid darah, gangguan fungsi hepar, hiperostosis, dan

teratogenik. Kehamilan hendaknya tidak terjadi sebelum 2 tahun setelah obat

dihentikan. Asitretin (neotigason) merupakan metabolit aktif etretinat yang

utama. Efek sampingnya dan manfaatnya serupa dengan etretinat.

Kelebihannya, waktu paruh eliminasinya hanya 2 hari, dibandingkan dengan

etretinat yang lebih dari 100 hari.1

f. Siklosporin

Siklosporin berikatan dengan siklofilin selanjutnya menghambat

kalsineurin. Kalsineurin adalah enzim fosfatase dependent kalsium dan

memgang peranan kunci dalam defosforilasi protein regulator di sitosol, yaitu

NFATc (Nuclear Factor of Activated T Cell). Setelah mengalami defosforilasi,

NFATc ini mengalami translokasi ke dalam nukleus untuk mengaktifkan gen

yang bertanggung jawab dalam sintesis sitokin, terutama IL-2. Siklosporin

juga mengurangi produksi IL-2 dengan cara meningkatkan ekspresi TGF-ß

yang merupakan penghambat kuat aktivasi limfosit T oleh IL-2. Meningkatnya

Page 14: Referat Kulit Kelamin Psoriasis

Psoriasis | 14

ekspresi TGF-ß diduga memegang peranan penting pada efek imunosupresan

siklosporin.6

Efeknya ialah imunosupresif. Dosisnya 1-4 mg/kgbb/hari. Bersifat

nefrotoksik dan hepatotoksik. Hasil pengobatan untuk psoriasis baik, hanya

setelah obat dihentikan dapat terjadi kekambuhan.

g. Terapi biologic

Obat biologic merupakan obat yang baru dengan efeknya memblok

langkah molecular spesifik yang penting paa pathogenesis psoriasis. Contoh

obatnya adalah alefaseb, efalizumab dan TNF-α-antagonist.

2. Pengobatan Topikal

a. Preparat Ter

Obat topikal yang biasa digunakan adalah preparat ter, yang efeknya

adalah anti radang. Menurut asalnya preparat ter dibagi menjadi 3, yakni yang

berasal dari:

Fosil, misalnya iktiol.

Kayu, misalnya oleum kadini dan oleum ruski.

Batubara, misalnya liantral dan likuor karbonis detergens

Preparat ter yang berasal dari fosil biasanya kurang efektif untuk psoriasis,

yang cukup efektif ialah yang berasal dari batubara dan kayu. Ter dari

batubara lebih efektif daripada ter berasal dari kayu, sebaliknya kemungkinan

memberikan iritasi juga besar. Pada psoriasis yang telah menahun lebih baik

digunakan ter yang berasal dari batubara, karena ter tesbut lebih efektif

daripada ter yang berasal dari kayu dan pada psoriasis yang menahun

kemungkinan timbulnya iritasi kecil. Sebaliknya pada psoriasis akut dipilih ter

dari kayu, karena jika dipakai ter dari batu bara dikuatirkan akan terjadi iritasi

dan menjadi eritroderma.

Ter yang berasal dari kayu kurang nyaman bagi penderita karena

berbau kurang sedap dan berwarna coklat kehitaman. Sedangkan likuor

karbonis detergens tidak demikian. Konsentrasi yang biasa digunakan 2 – 5%,

dimulai dengan konsentrasi rendah, jika tidak ada perbaikan konsentrasi

dinaikkan. Supaya lebih efektif, maka daya penetrasi harus dipertinggi dengan

cara menambahkan asam salisilat dengan konsentrasi 3 – 5 %. Sebagai

vehikulum harus digunakan salap karena salap mempunyai daya penetrasi

terbaik.

Page 15: Referat Kulit Kelamin Psoriasis

Psoriasis | 15

b. Kortikosteroid

Kortikosteroid topikal memberi hasil yag baik. Potensi dan vehikulum

bergantung pada lokasinya. Pada skalp, muka dan daerah lipatan digunakan

krim, di tempat lain digunakan salap. Pada daerah muka, lipatan dan genitalia

eksterna dipilih potensi sedang, bila digunakan potensi kuat pada muka dapat

memberik efek samping di antaranya teleangiektasis, sedangkan di lipatan

berupa strie atrofikans. Pada batang tubuh dan ekstremitas digunakan salap

dengan potensi kuat atau sangat kuat bergantung pada lama penyakit. Jika

telah terjadi perbaikan potensinya dan frekuensinya dikurangi.

c. Ditranol (Atralin)

Obat ini dikatakan efektif. Kekurangannya adalah mewarnai kulit dan

pakaian. Konsentrasi yang digunakan biasanya 0,2-0,8 persen dalam pasta,

salep, atau krim. Lama pemakaian hanya ¼ – ½ jam sehari sekali untuk

mencegah iritasi. Penyembuhan dalam 3 minggu.

d. Pengobatan dengan Penyinaran

Seperti diketahui sinar ultraviolet mempunyai efek menghambat

mitosis, sehingga dapat digunakan untuk pengobatan psoriasis. Cara yang

terbaik ialah penyinaran secara alamiah, tetapi sayang tidak dapat diukur dan

jika berlebihan akan memperberat psoriasis. Karena itu digunakan sinar

ultraviolet artifisial, diantaranya sinar A yang dikenal dengan UVA. Sinar

tersebut dapat digunakan secara tersendiri atau berkombinasi dengan psoralen

(8-metoksipsoralen, metoksalen) dan disebut PUVA, atau bersama-sama

dengan preparat ter yang dikenal sebagai pengobatan cara Goeckerman.

Dapat juga digunakan UVB untuk pengobatan psoriasis tipe plak,

gutata, pustular, dan eritroderma. Pada yang tipe plak dan gutata

dikombinasikan dengan salep likuor karbonis detergens 5 -7% yang dioleskan

sehari dua kali. Sebelum disinar dicuci dahulu. Dosis UVB pertama 12 -23 m J

menurut tipe kulit, kemudian dinaikkan berangsur-angsur. Setiap kali

dinaikkan sebagai 15% dari dosis sebelumnya. Diberikan seminggu tiga kali.

Target pengobatan ialah pengurangan 75% skor PASI (Psoriasis Area and

Severity Index). Hasil baik dicapai pada 73,3% kasus terutama tipe plak.

e. Calcipotriol

Page 16: Referat Kulit Kelamin Psoriasis

Psoriasis | 16

Calcipotriol ialah sintetik vitamin D. Preparatnya berupa salep atau

krim 50 mg/g. Perbaikan setelah satu minggu. Efektivitas salep ini sedikit

lebih baik daripada salap betametason 17-valerat. Efek sampingnya pada 4 –

20% berupa iritasi, yakni rasa terbakar dan tersengat, dapat pula telihat

eritema dan skuamasi. Rasa tersebut akan hilang setelah beberapa hari obat

dihentikan.

f. Tazaroten

Merupakan molekul retinoid asetilinik topikal, efeknya menghambat

proliferasi dan normalisasi petanda differensiasi keratinosit dan menghambat

petanda proinflamasi pada sel radang yang menginfiltrasi kulit. Tersedia

dalam bentuk gel, dan krim dengan konsentrasi 0,05 % dan 0,1 %. Bila

dikombinasikan dengan steroid topikal potensi sedang dan kuat akan

mempercepat penyembuhan dan mengurangi iritasi. Efek sampingnya ialah

iritasi berupa gatal, rasa terbakar dan eritema pada 30 % kasus, juga bersifat

fotosensitif.

g. Emolien

Efek emolien ialah melembutkan permukaan kulit. Pada batang tubuh

(selain lipatan), ekstremitas atas dan bawah biasanya digunakan salep dengan

bahan dasar vaselin 1-2 kali/hari, fungsinya juga sebagai emolien dengan

akibat meninggikan daya penetrasi bahan aktif. Jadi emolien sendiri tidak

mempunyai efek antipsoriasis.

3. PUVA

Karena psoralen bersifat fotoaktif, maka dengan UVA akan terjadi efek yang

sinergik. Mula-mula 10 – 20 mg psoralen diberikan per os, 2 jam kemudian dilakukan

penyinaran. Terdapat bermacam-macam bagan, di antaranya 4 x seminggu.

Penyembuhan mencapai 93% setelah pengobatan 3 – 4 minggu, setelah itu dilakukan

terapi pemeliharaan seminggu sekali atau dijarangkan untuk mencegah rekuren.

PUVA juga dapat digunakan untuk eritroderma psoriatik dan psoriasis pustulosa.

Beberapa penyelidik mengatakan pada pemakaan yang lama kemungkinan akan

terjadi kanker kulit.

4. Pengobatan Cara Goeckerman

Pada tahun 1925 Goeckerman menggunakan pengobatan kombinasi ter berasal

dari batubara dan sinar ultraviolet. Kemudian terdapat banyak modifikasi mengenai

ter dan sinar tersebut. Yang pertama digunakan ialah crude coal ter yang bersifat

Page 17: Referat Kulit Kelamin Psoriasis

Psoriasis | 17

fotosensitif. Lama pengobatan 4 – 6 minggu, penyembuhan terjadi setelah 3 minggu.

Ternyata bahwa UVB lebih efektif daripada UVA. 1

2.9 PROGNOSIS

Psoriasis tidak menyebabkan kematian tetapi menggangu kosmetik karena perjalanan

penyakitnya bersifat kronis dan residif. 1 Psoriasis gutata akut timbul cepat. Terkadang tipe ini

menghilang secara spontan dalam beberapa minggu tanpa terapi. Seringkali, psoriasis tipe ini

berkembang menjadi psoriasis plak kronis. Penyakit ini bersifat stabil, dan dapat remisi

setelah beberapa bulan atau tahun, dan dapat saja rekurens sewaktu-waktu seumur hidup.

Pada psoriasis tipe pustular, dapat bertahan beberapa tahun dan ditandai dengan remisi dan

eksaserbasi yang tidak dapat dijelaskan. Psoriasis vulgaris juga dapat berkembang menjadi

psoriasis tipe ini. Pasien denan psoriasis pustulosa generalisata sering dibawa ke dalam ruang

gawat darurat dan harus dianggap sebagai bakteremia sebelum terbukti kultur darah

menunjukkan negatif. Relaps dan remisi dapat terjadi dalam periode bertahun-tahun.3

Page 18: Referat Kulit Kelamin Psoriasis

Psoriasis | 18

BAB III

KESIMPULAN

Psoriasis merupakan penyakit kulit kronik yang disertai gejala klinik yang bervariasi.

Biasanya lesi pada kulit memiliki ciri khas tersendiri, sehingga mudah untuk melakukan

diagnosis. Lesinya diklasifikasikan sebagai eritroskuamosa, yang berarti melibatkan

pembuluh darah dan epidermis. Lesi dari psoriasis menunjukkan empat ciri utama: (1) secara

tegas berbatasan dengan area normal, (2) permukaannya biasa tertutup skuama yang

berwarna keperakan, (3) di bawah skuama terdapat eritem yang homogen, (4) terdapat tanda

Auspitz. Faktor genetik memiliki peranan penting dalam kasus psoriasis. Faktor imunologik

juga berperan. Defek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari tiga

jenis sel, yakni limfosit T, sel penyaji antigen (dermal), atau keratinosit. Selain itu masih ada

faktor pencetus yang mungkin timbul dari luar. Pengobatan psoriasis menggunakan dua

metode, yaitu topikal dan sistemik.

Page 19: Referat Kulit Kelamin Psoriasis

Psoriasis | 19

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A. Dermatosis eritroskuamosa. Dalam Djuanda A., Hamzah M.Aisah S. Ilmu

penyakit kulit dan kelamin. Edisi keenam . Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia;2012.h.189-95.

2. Geng A., McBean J., Zeikus P.S., et al. Psoriasis. Dalam Kelly A.P., Taylor S.C.,

Editors. Dermatology for skin of color. New York:Mc Graw Hill;2009.h.139-146.

3. Wolff K., Johnson R.A. Psoriasis. Dalam Wolff K., Johnson R.A.Fitzpatrick’s color

atlas and synopsis of clinical dermatology. Edisi keenam. New York:Mc Graw

Hill;2009.h.53-71.

4. Siregar R.S. Psoriasis. Dalam Harahap M. Ilmu penyakit kulit. Jakarta:Hipokrates.

2000. h.116 - 9.

5. Psoriasis. Diunduh dari: Yayasan Psoriasis Indonesia dalam

http://www.psoriasis.or.id/psoriasis_pustular.php. 2005.

6. Goldenstein B., Goldenstein A. Psoriasis. Dalam Goldenstein B.,Goldenstein A.,

Melfiawaty., Pendit B.U., Editors. Dermatologi

Praktis.Jakarta:Hipokrates;2001.h.187.