bab iv v

23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1.Sejarah Singkat Desa Sido Rahayu Desa Sido Rahayu merupakan Desa yang terletak di wilayah Kecamatan Waway karya merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lampung Timur. Kecamatan Waway Karya termasuk daerah pinggiran yang terletak di bagian Timur wilayah Kabupaten Lampung Timur. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Marga Batin. 2. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sumber Jaya 3. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sinar Pasmah 4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Suka Maju. 2. Kependudukan Jumlah penduduk desa Sidorahayu 4.571 dengan jumlah laki-laki 2.303 dan perempuan 2.268 orang, jumlah pasangan usia subur 813, akseptor KB sebanyak 35

Upload: fahri-hamzalah

Post on 10-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asdas

TRANSCRIPT

BAB V

PAGE 43

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian1. Sejarah Singkat Desa Sido RahayuDesa Sido Rahayu merupakan Desa yang terletak di wilayah Kecamatan Waway karya merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lampung Timur. Kecamatan Waway Karya termasuk daerah pinggiran yang terletak di bagian Timur wilayah Kabupaten Lampung Timur. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:1. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Marga Batin. 2. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sumber Jaya 3. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sinar Pasmah 4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Suka Maju.

2. KependudukanJumlah penduduk desa Sidorahayu 4.571 dengan jumlah laki-laki 2.303 dan perempuan 2.268 orang, jumlah pasangan usia subur 813, akseptor KB sebanyak 523 akseptor. Proporsi penduduk meliputi 81% penduduk petani, 5% adalah pedagang, dan 11% kaum buruh serta 3% lain-lan, dengan pendidikan sebegain besar pendudukan adalah tamatan Sekolah Dasar 41,55%.3. Sarana Pelayanan KesehatanDi Desa Sidorahayu kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur terdapat 1 unit puskesmas pembantu, 4 unit Posyandu dengan 1 orang tenaga bidan, dan 2 orang perawat guna membantu pelayanan kesehatan dasar di daerah-daerah yang jauh dengan sarana pelayanan kesehatan.B. Hasil PenelitianBerdasarkan pengolahan data yang diperoleh data sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh karakteristik responden adalah sebagai berikut:Tabel 2.

Karakteristik RespondenNoKarakteristik RespondenFrekuensi%

1

Umur

a. < 20 tahun

b. 20-35 tahun

c. > 35 tahun0

63210

7525

JUMLAH84100

2Pendidikan

a. Dasar (SD-SMP)

b. Menengah (SMA/SMK)

c. Tinggi (Diploma/PT)5529065,4834,520

JUMLAH84100

3Pekerjaan

a. Petani

b. Swasta

c. Pedagang

d. PNS

e. IRT13411

6515,484,761,191,19

77.38

84100

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa karakteristik ibu berdasarkan umur terbanyak adalah dengan usia 20-35 tahun sebesar 75% (63 ibu), pendidikan terbanyak adalah pendidikan dasar (SD/SMP sederajat) sebesar 65,48% (55 ibu), dan pekerjaan terbanyak sebagai ibu rumah tangga sebesar 77,38% (65).2. Analisa Univariat

a. Proporsi akseptor implant Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh proporsi akseptor implant di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.

Proporsi akseptor implant di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012NoJenis KontrasepsiFrekuensi%

1

2ImplantNon Implant196522,6277,38

JUMLAH84100

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa proporsi jenis kontrasepsi implant di Desa Sido Rahayu pada tahun 2012 terdapat 22,62% (19 akseptor) dengan kontrasepsi implant. b. Proporsi peningkatan berat badan Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh peningkatan berat badan sejak penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.

Proporsi Peningkatan Berat Badan pada Akseptor di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012NoPeningkatan Berat BadanFrekuensi%

12MeningkatTidak Meningkat543064,2935,71

JUMLAH84100

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa proporsi peningkatan berat badan sejak penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012 sebanyak 64,29% (54 akseptor) mengalami peningkatan berat badan.c. Proporsi Perubahan Siklus Haid Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh proporsi perubahan siklus haid pada akseptor di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 5.

Proporsi Perubahan Siklus Haid pada akseptor di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012NoPerubahan Siklus HaidFrekuensi%

1

2TeraturTidak teratur602471,4328,57

JUMLAH84100

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa proporsi perubahan siklus haid sejak menggunakan kontrasepsi implant pada akseptor di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012 sebanyak 28,57% (24 akseptor) yang mengalami perubahan siklus haid tidak teratur. 3. Analisa Bivariat

a. Hubungan Peningkatan Berat Badan dengan Penggunaan Kontrasepsi Implant Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai hubungan peningkatan berat badan sejak menggunakan kontrasepsi implant pada akseptor di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012, maka diperoleh hasil sebagai berikut:Tabel 6.

Analisa Hubungan Peningkatan Berat Badan dengan Penggunaan Kontrasepsi Implant pada akseptor di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012Peningkatan Berat BadanJenis KontrasepsiTotalOR90% CIP value

ImplantNon Implant

n%n%n%

Meningkat1833,33666,75410014,5001,826-115,1640,004

Tidak Meningkat13,32996,730100

Total1922,66577,484100

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa hasil analisis dari 54 akseptor yang mengalami peningkatan berat badan terdapat 33,3% (18 akseptor) yang menggunakan kontrasepsi implant, sedangkan dari 30 akseptor yang tidak mengalami peningkatan berat badan terdapat 3,3% (1 akseptor) yang menggunakan kontrasepsi implant.

Hasil uji statistik diperoleh bahwa nilai p = 0,004 < alpha (, artinya ada hubungan antara peningkatan berat dengan penggunaan kontrasepsi implant. Hasil analisis diperoleh nilai OR: 14,500, artinya akseptor dengan kontrasepsi implant memiliki peluang sebesar 14,500 kali untuk mengalami peningkatan berat badan dibandingkan dengan akseptor non implant.b. Hubungan Perubahan Siklus Haid dengan Penggunaan Kontrasepsi Implant Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai hubungan perubahan siklus haid dengan penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012, maka diperoleh hasil sebagai berikut:Tabel 7.

Analisa Hubungan Perubahan Siklus Haid dengan Penggunaan Kontrasepsi Implant pada akseptor di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012Perubahan Siklus HaidJenis KontrasepsiTotalOR90% CIP value

ImplantNon Implant

n%n%n%

Tidak Teratur12501250241007,5712.463-23,2790,000

Teratur 711,75388,36071,4

Total1922,66577,484100

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa hasil analisis dari 24 akseptor yang mengalami perubahan siklus haid terdapat 50% (12 akseptor) yang menggunakan kontrasepsi implant, sedangkan dari 60 akseptor dengan siklus haid teratur terdapat 11,7% (7 akseptor) yang menggunakan kontrasepsi implant.

Hasil uji statistik diperoleh bahwa nilai p = 0,000 < alpha (, artinya ada hubungan antara perubahan siklus haid dengan penggunaan kontrasepsi implant. Hasil analisis diperoleh nilai OR: 7,571, artinya akseptor dengan kontrasepsi implant memiliki peluang sebesar 7,571 kali untuk mengalami perubahan siklus haid dibandingkan dengan akseptor non implant.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai hubungan peningkatan berat badan dan perubahan siklus haid penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012, maka dapat disusun beberapa pembahasan hasil sebagai berikut:

1. Analisa Univariat

a. Proporsi penggunaan kontrasepsi implant Berdasarkan hasil analisa proporsi penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012 terdapat 22,62% (19 akseptor) menggunakan kontrasepsi implant. Hasil penelitian ini memiliki hasil yang lebih tinggi dengan hasil penelitian oleh Cherly (2006) tentang faktor-Faktor rendahnya penggunaan Implant di Kelurahan Imupuro Kota Metro dengan hasil bahwa terdapat 8,98% akseptor yang menggunakan kontrasepsi implant.

Kontrasepsi implant memiliki beberapa kelemahan diantaranya insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga terlatih, serta kandungan hormon yang dimilikinya yang memberikan efek samping terhadap peningkatan berat badan dan perubahan siklus haid sehingga menimbulkan keluhan dari penggunaanya, selain itu biaya yang dibutuhkan lebih mahal, akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya, sehingga beberapa orang wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena adanya kelemahan tersebut (Hartanto, 2003: 189).Berdasarkan hasil penelitian dan teori mengenai rendahnya penggunaan kontrasepsi implant tersebut dimungkinkan berkaitan dengan rendahnya cakupan akseptor implant di Desa Sidorahayu yang hanya terdapat 8,76% akseptor serta karena kendala biaya pemasangan kontrasepsi implant, sehingga mendorong pemerintah melakukan pemasangan implant secara massal pada tahun 2009, namun pada akhirnya terjadi drop out dan ganti cara akibat dari efek samping dan kelemahan dari kontrasepsi implant tersebut.Berdasarkan hasil tersebut maka perlu dilakukan upaya peningkatan penggunaan kontrasepsi implant dengan memberikan penyuluhan dan pengayoman mengenai keuntungan dari kontrasepsi implant yang merupakan salah satu jenis kontrasepsi jangka panjang agar akseptor menjadi akseptor lestari.b. Proporsi Peningkatan Berat Badan Berdasarkan hasil analisa peningkatan berat badan pada akseptor di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012 sebanyak 64,29% (54 akseptor) yang mengalami peningkatan berat badan. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian Ratnawati, dkk., (2010: 1) tentang hubungan antara penggunaan kontrasepsi implant dengan peningkatan berat badan di RB Kartini Surabaya dengan hasil bahwa terdapat 56,25% akseptor yang mengalami kenaikan berat badan.Pertambahan berat badan tersebut terjadi karena bertambahnya lemak dalam tubuh dan bukan karena retensi cairan tubuh. Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada tulang. Perubahan berat badan adalah berubahnya ukuran berat, baik bertambah atau berkurang akibat dari konsumsi makanan yang diubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit. Perubahan berat badan meningkat atau naik jika hasil penimbangan berat badan lebih besar dibandingkan dengan berat badan sebelumnya (Varney, 2007: 462)Berdasarkan hasil penelitian angka peningkatan berat badan yang cukup tinggi tersebut berkaitan dengan efek samping dari beberapa kontrasepsi hormonal lain yang juga berdampak pada peningkatan berat badan serta beberapa kondisi lain seperti konsumsi makanan yang menyebabkan peningkatan berat badan ibu, maka perlu dilakukan upaya dengan memberikan penyuluhan kepada akseptor mengenai efek samping dari penggunaan beberapa kontrasepsi hormonal yang menyebabkan peningkatan berat badan serta pengaturan asupan nutrisi melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari agar tidak berlanjut pada kondisi obesitas.c. Proporsi Perubahan Siklus Haid Berdasarkan hasil analisa proporsi perubahan siklus haid pada akseptor di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012 sebanyak 28,57% (24 akseptor) yang mengalami perubahan siklus haid yang tidak teratur. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian Mahmudah (2012) tentang hubungan jenis dan lama pemakaian kontrasepsi hormonal dengan gangguan menstruasi di BPS Wolita Surabaya dengan hasil terdapat 27,1% (23 responden) yang mengalami ketidakteraturan siklus haid.

Ketidakteraturan siklus haid disebabkan karena gangguan hormon dalam tubuh. Tingkat kesuburan seorang wanita dapat dilihat dari ada tidaknya produksi sel telur dalam tubuh. Oleh karena itu perubahan siklus haid tersebut dapat disebabkan oleh efek samping kontrasepsi. Gangguan haid juga dikarenakan disfungsi ovulasi yaitu gangguan kesuburan yang dapat menyebabkan gangguan hormon sehingga menyebabkan terjadinya perdarahan dalam jumlah yang bervariasi dan dapat terjadi setiap saat. Umumnya terjadi pada siklus menstruasi yang normal. Kelainan ini disebabkan karena penggunaan obat-obatan seperti penggunaan kontrasepsi hormonal (Deachare, 2012: 2).Berdasarkan hasil tersebut maka diperlukan penyuluhan kepada para akseptor mengenai efek samping dari beberapa jenis kontrasepsi yang dapat menyebabkan ketidak terauturan siklus haid serta pada akseptor yang merasa tidak nyaman dengan gangguan tersebut untuk dapat memerisakan diri ke dokter obgin untuk memperoleh penjelasan yang lebih jelas mengenai keadaanya.2. Analisa Bivariat

a. Hubungan Peningkatan Berat Badan dengan Penggunaan Kontrasepsi Implant Berdasarkan hasil analisa data didapatkan bahwa nilai p value adalah 0,004, yang berarti terdapat hubungan antara peningkatan berat badan dengan penggunaan kontrasepsi implant di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ratnawati, dkk., (2010: 1) di RB Kartini Surabaya dengan hasil bahwa terdapat hubungan antara penggunaan kontrasepsi implant dengan peningkatan berat badan dengan nilai x2 hitung 8,52. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes (Hardjito, 2010: 12) menyatakan efek samping yang mungkin terjadi dari pemakaian implant adalah penambahan berat badan yang signifikan. Kenaikan berat badan tersebut akibat pengaruh aktifitas androgenik LNG berupa efek metabolik yang menyebabkan peningkatan nafsu makan (Hartanto, 2003: 171).Hasil ini memiliki kesesuaian dengan teori Mansjoer (2003: 125), yang menyebukan faktor yang mempengaruhi perubahan berat badan akseptor Implant adalah adanya hormon progesteron yang kuat sehingga merangsang hormon nafsu makan yang ada di hipotalamus dan penurunan aktivitas fisik. Nafsu makan yang lebih banyak dari biasanya tubuh akan kelebihan zat-zat gizi. Hormon progesteron juga dapat mempermudah pengubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak. Dengan adanya nafsu makan yang lebih banyak dari biasanya tubuh akan kelebihan zat-zat gizi. Kelebihan zat-zat gizi oleh hormon progesteron dirubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit sementara aktivitas tubuh menurun sehingga tidak terjadi proses pembakaran. Perubahan berat badan ini akibat adanya penumpukan lemak yang berlebih hasil sintesa dari karbohidrat menjadi lemak (Mansjoer, 2003: 125).

Kenaikan berat badan terjadi karena pengaruh proses metabolisme lemak dan kolesterol dalam tubuh. Efek ini tergantung pada potensi androgennya. Makin kuat potensi androgennya, makin besar efek buruknya pada metabolisme lemak. Metabolisme lemak merupakan salah satu faktor penentu dalam peningkatan berat badan. Pemakaian KB hormonal dapat meningkatkan proses pembentukan kolesterol dan lemak. Peningkatan berat badan juga terjadi karena adanya efek samping dari livonorgestrel. Levonorgestrel mempengaruhi peningkatan nafsu makan (Varney, 2007, 462). Berdasarkan hasil tersebut maka diperlukan penyuluhan kepada akseptor mengenai efek samping peningkatan berat badan dari penggunaan kontrasepsi implant agar ibu tidak khawatir dengan keadaanya atau jika peningkatan tersebut menyebabkan ketidanyaman pada akseptor, maka dapat diberikan alternatif pada akseptor untuk memilih jenis kontrasepsi lain yang tidak menyebabkan peningkatan berat badan serta pengaturan asupan nutrisi melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari agar tidak berlanjut pada kondisi obesitas.

b. Hubungan Perubahan Siklus Haid dengan Penggunaan Kontrasepsi Implant Berdasarkan hasil analisa data didapatkan bahwa nilai p value adalah 0,000, yang berarti terdapat hubungan antara perubahan siklus haid dengan penggunaan kontrasepsi implant di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Mahmudah (2012) tentang hubungan jenis dan lama pemakaian kontrasepsi hormonal dengan gangguan menstruasi di BPS Wolita Surabaya dengan hasil bahwa terdapat hubungan antara perubahan siklus haid dengan p value, 0,001. Perubahan siklus haid disebabkan karena gangguan hormon dalam tubuh. Tingkat kesuburan seorang wanita dapat dilihat dari ada tidaknya produksi sel telur dalam tubuh. Pematangan sel telur dan keluarnya sel telur dari indungnya merupakan kerjasama dari otak, indung telur, dan kelenjar buntu di otak yang disebut sebagai hipofisis. Hipofisis mengeluarkan hormone gonadoptropin yang terdiri dari hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone). Hormon FSH memiliki fungsi mempercepat pematangan telur, sedangkan LH menyempurnakan proses pematangan telur hingga dapat mendekati permukaan indung telur untuk dilepas. Jika tidak terjadi pembuahan dalam waktu 24 jam, sel telur ini akan mati.

Adanya hormon estrogen dan progesteron dalam kontrasepsi Implant dapat menyebabkan gangguan pada hormon FSH dan LH tidak akan menyebabkan terbentuknya sel telur. Hormon estrogen dan progesteron juga tidak akan terbentuk sebagaimana seperti seharusnya. Gangguan haid juga dikarenakan disfungsi ovulasi yaitu gangguan kesuburan yang dapat menyebabkan gangguan hormon sehingga menyebabkan terjadinya perdarahan dalam jumlah yang bervariasi dan dapat terjadi setiap saat. Umumnya terjadi pada siklus menstruasi yang normal. Kelainan ini disebabkan karena penggunaan obat-obatan seperti penggunaan kontrasepsi hormonal (Deachare, 2012: 2).Berdasarkan hasil tersebut maka diperlukan penyuluhan kepada akseptor mengenai efek samping dari penggunaan kontrasepsi implant yang dapat menyebabkan perubahan siklus haid, namun pada ibu yang mengalami ketidakteraturan siklus disertai dengan ketidaknyaman yang berlebihan maka dapat diberikan alternatif pada akseptor untuk memilih jenis kontrasepsi lain serta untuk dapat memeriksakan kepada dokter kandungan untuk mengetahui apabila terjadi suatu komplikasi atau berkonsultasi tentang jenis kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi ibu.

.BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpulanHasil penelitian di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012 dengan jumlah responden 84 akseptor ternyata dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

1. Proporsi akseptor implant sebesar 22,62% (19 akseptor).2. Proporsi peningkatan berat badan pada akseptor terdapat 64,29% (54 akseptor).3. Proporsi perubahan siklus haid pada akseptor terdapat 28,57% (24 akseptor).4. Terdapat hubungan peningkatan berat badan dengan penggunaan kontrasepsi implant dengan p value: 0,004 dan OR: 14,5005. Terdapat hubungan perubahan siklus haid dengan penggunaan kontrasepsi implant dengan p value : 0,000 dan OR: 7,571B. Saran1. Bagi Desa Sido RahayuDiharapkan bagi tenaga kesehatan yang ada di Desa seperti bidan desa untuk dapat meningkat penyuluhan dan pengayoman kepada akseptor mengenai efek samping dari penggunaan kontrasepsi implant seperti peningkatan berat badan dengan mengatur konsumsi kalori disesuaikan dengan aktivitas akseptor sehari-hari agar para akseptor tidak khawatir dengan perubahan yang dialaminya sehingga menjadi akseptor lestari.

2. Bagi Prodi Kebidanan

Diharapkan untuk dapat menambah bahan bacaan dan dokumen perpustakaan yang dapat dipergunakan untuk bahan perbandingan dalam menyusun karya tulis selanjutnya khususnya mengenai efek samping dari kontrasepsi implant.

3. Bagi Peneliti lainnya

Diharapkan bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti mengenai kontrasepsi implant untuk dapat meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berhubungan pemilihan kontrasepsi implant.48

35

_1421740620.unknown

_1421740634.unknown