bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. gambaran … · 2012. 11. 21. · sebanyak 6 orang...

36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas I sebanyak 13 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan. Letak Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden berada di Dukuh Karanglo Desa Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Suasana Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden masih asri dengan suasana pedesaan. Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden ini sebelah Utara berbatasan Jalan Raya, sebelah Timur berbatasan dengan perumahan warga, sebelah Selatan berbatasan dengan Balai Desa Ngenden, dan sebelah Barat berbatasan dengan sawah. Sekolah Dasar Negeri 2 Ngenden terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan jumlah keseluruhan siswa 70 siswa. Ruangan Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden terdapat 15 ruangan dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.1 Rincian Ruang SD Negeri 2 Ngenden No. Nama Ruang Jumlah 1. Kelas I – VI 6 ruang 2. Kantor Kepala Sekolah dan guru 1 ruang 3. Ruang Komputer 1 ruang 4. UKS 1 ruang 5. Dapur 1 ruang 6. Toilet Siswa 3 ruang 7. Toilet Guru 1 ruang 8. Gudang 1 ruang 30

Upload: others

Post on 01-Feb-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 30

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden

    Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran

    2011/2012 dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas I sebanyak 13 siswa yang

    terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan. Letak Sekolah Dasar

    Negeri 02 Ngenden berada di Dukuh Karanglo Desa Ngenden Kecamatan

    Ampel Kabupaten Boyolali. Suasana Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden

    masih asri dengan suasana pedesaan. Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden ini

    sebelah Utara berbatasan Jalan Raya, sebelah Timur berbatasan dengan

    perumahan warga, sebelah Selatan berbatasan dengan Balai Desa Ngenden,

    dan sebelah Barat berbatasan dengan sawah. Sekolah Dasar Negeri 2

    Ngenden terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan jumlah keseluruhan siswa

    70 siswa.

    Ruangan Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden terdapat 15 ruangan dengan

    rincian sebagai berikut:

    Tabel 4.1 Rincian Ruang SD Negeri 2 Ngenden

    No. Nama Ruang Jumlah

    1. Kelas I – VI 6 ruang

    2. Kantor Kepala Sekolah dan guru 1 ruang

    3. Ruang Komputer 1 ruang

    4. UKS 1 ruang

    5. Dapur 1 ruang

    6. Toilet Siswa 3 ruang

    7. Toilet Guru 1 ruang

    8. Gudang 1 ruang

    30

  • 31

    Selain memiliki beberapa ruangan yang telah disebutkan diatas, SD N 02

    Ngenden juga mempunyai halaman yang cukup luas yang digunakan sebagai

    lapangan upacara dan lapangan saat olahraga siswa, selain itu setiap depan

    ruangan kelas terdapat taman-taman kecil yang digunakan untuk

    memperindah halaman kelas.

    Fasilitas belajar dan alat peraga yang ada di Sekolah Dasar Negeri 02

    Ngenden sudah memadai tetapi masih perlu dikembangkan lagi. Sarana

    penunjang belajar siswa seperti buku-buku yang dapat membantu siswa

    dalam belajar belum tertata rapi dalam satu ruangan (perpustakaan), tetapi

    masih diletakkan dalam lemari atau rak buku di dalam kelas. Adapun

    komputer yang digunakan untuk kegiatan ekstrakulikuler bagi siswa, selain

    itu digunakan pula untuk membantu proses belajar mengajar. Ada pula laptop

    yang digunakan untuk memfasilitasi guru dalam mengetik data-data

    administrasi sekolah yang diperlukan.

    Tenaga pengajar atau guru yang ada di Sekolah Dasar bisa dikatakan

    masih kurang, jumlah tenaga pengajar atau guru terdiri dari 11 guru dan 1

    penjaga sekolah, dengan rincian sebagai berikut: 1 Kepala Sekolah dengan

    pendidikan terakhir S1, 9 guru dengan pendidikan terakhir S1 sebanyak 3

    orang, D2 sebanyak 2 orang, dan 4 guru wiyata bhakti yang merangkap

    sebagai bagian tata usaha. Dari 9 guru baik PNS maupun wiyata bhakti yaitu

    sebanyak 6 orang sebagai guru kelas, 1 guru olahraga dengan pendidikan

    terakhir D2 dan 1 guru agama Islam dengan pendidikan terakhir S1, 1 guru

    agama Katolik, selain itu terdapat 1 karyawan sekolah yang bertugas sebagai

    penjaga sekolah.

    4.2. Kondisi Awal Subyek Penelitian

    Penelitian dilakukan di kelas I Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden

    Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 13 siswa, pada

    pembelajaran membaca permulaan. Berdasarkan hasil analisis data dari

    dokumen guru terlihat dari nilai hasil evaluasi peserta didik pada

    pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya membaca permulaan yang telah

  • 32

    dilakukan dimana sebagian besar peserta didik memperoleh nilai dibawah

    Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≤ 60). Diperoleh data hasil pembelajaran

    sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yaitu

    sebagai berikut:

    Tabel 4.2

    Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca Permulaan

    Siswa Kelas I SDN 02 Ngenden Semester II

    Tahun Pelajaran 2011/2012

    Pra Siklus

    Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan

    20-29 1 7,69 Tidak Tuntas

    30-39 3 23,08 Tidak Tuntas

    40-49 3 23,08 Tidak Tuntas

    50-59 3 23,08 Tidak Tuntas

    60-69 1 7,69 Tuntas

    70-79 1 7,69 Tuntas

    80-89 1 7,69 Tuntas

    90-100 0 0

    Jumlah 13 100

    Nilai Rata-rata 45,38

    Nilai Tertinggi 80

    Nilai Terendah 20

    Dilihat dari tabel 4.2 distribusi frekuensi nilai pada mata pelajaran

    Bahasa Indonesia, khususnya membaca permulaan pembelajaran belum

    efektif. Terbukti dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam

    belajarnya (KKM=60). Dari tabel 4.2 dapat diketahui banyaknya siswa yang

    tidak tuntas atau belum mencapai KKM yang ditentukan dapat dilihat pada

    daftar nilai siswa (terlampir). Untuk lebih jelasnya akan disajikan dalam

    bentuk gambar 4.1.

  • 33

    Gambar 4.1

    Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai Pra Siklus

    Rendahnya prestasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh belajar

    siswa yang belum maksimal (belajar pada waktu ada PR atau ulangan),

    kemampuan belajar heterogen, minat terhadap pelajaran Bahasa Indonesia,

    khususnya membaca rendah, akibatnya kemampuan membaca siswa sangat

    rendah. Faktor dari guru juga perlu diperhatikan, guru kurang memiliki

    keterampilan menciptakan metode pembelajaran yang kondusif yang dapat

    meningkatkan dan mengembangkan keterampilan berbahasa pada siswa serta

    selalu menggunakan pembelajaran yang monoton, sedangkan faktor dari

    peserta didik, sebagian besar peserta didik tidak mengalami pendidikan TK

    sehingga di sekolah inilah pertama kali mereka mengenal pendidikan formal.

    Kedua faktor tersebut menimbulkan hambatan dalam transformasi ilmu

    pengetahuan yang menimbulkan pembelajaran berjalan kurang efektif.

    4.3. Rencana Tindakan

    SIKLUS I

    7.69%

    23.08%

    23.08%

    23.08%

    7.69% 7.69%

    7.69%

    0%

    20-29

    30-39

    40-49

    50-59

    60-69

    70-79

    80-89

    90-100

  • 34

    Praktek pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 3 pertemuan

    dengan rincian sebagai berikut:

    a. Pertemuan I

    Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan

    diskusi dengan guru kelas I mengenai materi pembelajaran yang akan

    disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum

    mengajar pada pertemuan I, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu

    yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP) pertemuan I,

    lembar observasi, media pembelajaran berupa gambar yang akan

    digunakan saat pembelajaran berlangsung yang akan dilaksanakan di kelas

    I dan tidak kalah pentingnya adalah persiapan fisik dan mental.

    Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I

    dengan tema “Diri Sendiri”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran

    yaitu : peserta didik dapat membaca kalimat sederhana dengan lafal dan

    intonasi yang tepat, peserta didik mampu membaca nyaring kata

    pembentuk kalimat dengan benar, peserta didik mampu menemukan suku

    kata penyusun kata dengan tepat, peserta didik mampu menguraikan huruf

    pembentuk kata dengan tepat. Setelah menentukan tujuan pembelajaran

    kemudian guru menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran dan

    metode pembelajaran yang meliputi kegiatan, yaitu siswa memperhatikan

    gambar yang ditunjukkan guru di depan kelas, kemudian peserta didik

    mengucapkan kalimat yang dituliskan guru berdasarkan gambar dengan

    lafal dan intonasi yang sesuai. Peserta didik mengenal gambar sesuai tema

    pembelajaran yang diperlihatkan guru dan kemudian ditempel di papan

    tulis. Peserta didik mengamati gambar yang telah di tempel di papan tulis.

    Peserta didik menerima penjelasan dari guru mengenai gambar yang telah

    di amati siswa. Dengan bimbingan guru peserta didik membuat kalimat

    sesuai gambar. Peserta didik mendengarkan guru membaca kalimat

    tersebut kemudian ditirukan bersama. Peserta didik memilih salah satu

    contoh kalimat yang nantinya akan diuraikan. Peserta didik mencari kartu

    kata yang sesuai dengan kata yang ada di dalam kalimat yang telah dipilih.

  • 35

    Peserta didik menyajikan kartu kata yang telah ditemukan di depan kelas

    secara bergantian. Peserta didik menanggapi hasil temannya. Masing-

    masing peserta didik menguraikan kata menjadi beberapa suku kata

    dengan kartu huruf. Peserta didik menyajikan suku kata yang telah

    ditemukan di depan kelas. Peserta didik menanggapi hasil temannya.

    Peserta didik menguraikan suku kata menjadi huruf. Peserta didik

    membaca kalimat yang telah diuraikan tadi dengan lafal dan intonasi yang

    tepat.

    Kegiatan akhir akan dilakukan penarikan kesimpulan hasil

    pembelajaran mengenai huruf, suku kata dan kata penyusun suatu kalimat

    yang telah dipelajari. Setelah menarik kesimpulan guru akan memberikan

    pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.

    b. Pertemuan II

    Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak

    lanjut dan perbaikan dari kekurangan/kelemahan pada pertemuan I maka

    pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan dengan pertemuan I

    tapi yang membedakan adalah tema pelajaran yaitu “ Kegiatan”. Sebelum

    mengajar pada pertemuan II, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu

    yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran (RPP) pertemuan II, lembar observasi, media pembelajaran

    berupa gambar-gambar kegiatan serta ruang/lokasi yang akan digunakan

    sama dengan pertemuan I yaitu di ruang kelas I.

    Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    pertemuan II dengan tema pembelajaran “Kegiatan”, kemudian

    menentukan tujuan pembelajaran yang masih sama dengan tujuan

    pembelajran pada pertemuan pertama.

    Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan

    lamanya waktu proses pembelajaran yaitu (2x35) menit dengan metode

    global yang meliputi kegiatan yaitu: pada kegiatan inti sesuai dengan

    langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan dengan metode

    Global, yaitu siswa memperhatikan gambar yang ditunjukkan guru di

  • 36

    depan kelas, kemudian peserta didik mengucapkan kalimat yang dituliskan

    guru berdasarkan gambar dengan lafal dan intonasi yang sesuai. Peserta

    didik mengamati gambar yang telah di tempel di papan tulis. Peserta didik

    menerima penjelasan dari guru mengenai gambar yang telah di amati

    siswa. Dengan bimbingan guru peserta didik membuat kalimat sesuai

    gambar. Peserta didik mendengarkan guru membaca kalimat tersebut

    kemudian ditirukan bersama. Peserta didik memilih salah satu contoh

    kalimat yang nantinya akan diuraikan. Peserta didik mencari kartu kata

    yang sesuai dengan kata yang ada di dalam kalimat yang telah dipilih.

    Peserta didik menyajikan kartu kata yang telah ditemukan di depan kelas

    secara bergantian. Peserta didik menanggapi hasil temannya. Masing-

    masing peserta didik menguraikan kata menjadi beberapa suku kata

    dengan kartu huruf. Peserta didik menyajikan suku kata yang telah

    ditemukan di depan kelas. Peserta didik menanggapi hasil temannya.

    Peserta didik menguraikan suku kata menjadi huruf. Peserta didik

    membaca kalimat yang telah diuraikan tadi dengan lafal dan intonasi yang

    tepat.

    Kegiatan akhir akan dilakukan penarikan kesimpulan hasil

    pembelajaran mengenai jenis-jenis batuan endapan/sedimen yang telah

    dipelajari. Setelah menarik kesimpulan guru akan memberikan

    pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.

    c. Pertemuan III

    Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan III sebagai

    penyempurnaan dan tindak lanjut dari pertemuan I dan II dari kekurangan

    yang terjadi pada pertemuan I dan II akan diperbaiki pada pertemuan III

    ini. Pada pertemuan III ini masih sama dengan dengan pertemuan I dan II

    tetapi yang membedakan adalah tema pembelajaran yaitu “Peristiwa”.

    Sebelum mengajar pada pertemuan III, maka praktikan menyiapkan segala

    sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP)

    pertemuan III, lembar observasi, media pembelajaran berupa gambar,

    lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur kemampuan membaca

  • 37

    siswa, serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan pertemuan I

    dan II yaitu di ruang kelas I.

    Praktikan merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    pertemuan III dengan tema “Peristiwa”, kemudian menentukan tujuan

    pembelajaran dengan metode Global. Setelah menentukan tujuan

    pembelajaran kemudian guru menetapkan lamanya waktu proses

    pembelajaran yaitu (3x35) menit dengan metode membaca permulaan

    dengan metode Global yaitu siswa memperhatikan gambar yang

    ditunjukkan guru di depan kelas, kemudian peserta didik mengucapkan

    kalimat yang dituliskan guru berdasarkan gambar dengan lafal dan

    intonasi yang sesuai. Peserta didik mengamati gambar yang telah di

    tempel di papan tulis. Peserta didik menerima penjelasan dari guru

    mengenai gambar yang telah di amati siswa. Dengan bimbingan guru

    peserta didik membuat kalimat sesuai gambar. Peserta didik

    mendengarkan guru membaca kalimat tersebut kemudian ditirukan

    bersama. Peserta didik memilih salah satu contoh kalimat yang nantinya

    akan diuraikan. Peserta didik mencari kartu kata yang sesuai dengan kata

    yang ada di dalam kalimat yang telah dipilih. Peserta didik menyajikan

    kartu kata yang telah ditemukan di depan kelas secara bergantian. Peserta

    didik menanggapi hasil temannya. Masing-masing peserta didik

    menguraikan kata menjadi beberapa suku kata dengan kartu huruf. Peserta

    didik menyajikan suku kata yang telah ditemukan di depan kelas. Peserta

    didik menanggapi hasil temannya. Peserta didik menguraikan suku kata

    menjadi huruf. Peserta didik membaca kalimat yang telah diuraikan tadi

    dengan lafal dan intonasi yang tepat.

    Kegiatan akhir akan dilakukan penarikan kesimpulan hasil

    pembelajaran mengenai. Setelah menarik kesimpulan guru, mengenai

    kalimat yang diuraikan menjadi kata, suku kata dan huruf penyusun

    kalimat. Evaluasi untuk mengukur pemahaman dan keberhasilan

    pembelajaran dalam penguasaan materi yang telah diberikan khususnya

  • 38

    praktek membaca. Setelah evaluasi guru akan memberikan pemantapan

    dan tindak lanjut kepada siswa.

    4.4. Pelaksanaan Tindakan

    a. Pertemuan 1

    Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan

    yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran (RPP), lembar observasi, gambar, buku pelajaran dan serta

    ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa,

    salam kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian motivasi berupa

    nyanyian dnegan lagu ABCDEFG HIJKLMN OPQRSTU VWXYZ

    dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran.

    Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan

    kegiatan inti yaitu guru memberikan 2 gambar dengan tema “Diri Sendiri”,

    kemudian peserta didik memperhatikan gambar yang ditunjukkan guru di

    depan kelas dengan seksama. Dengan bantuan guru, peserta didik memilih

    kalimat yang sesuai dengan gambar. Dalam kegiatan ini, sebelumnya guru

    menuntun peserta didik untuk membuat kalimat. Setelah kalimat dituliskan

    guru di papan tulis, peserta didik mengucapkan kalimat tersebut berdasarkan

    gambar dengan lafal dan intonasi yang sesuai. Peserta didik menguraikan

    kalimat menjadi beberapa kata, kemudian mencari kata yang sesuai dengan

    kalimat di dalam kartu kata yang telah disediakan guru. Kartu kata yang

    sudah ditemukan kemudian disajikan dan ditempel di bawah kalimat secara

    bergantian. Kata-kata tersebut diuraikan lagi menjadi suku kata. Kegiatan ini

    dilakukan dengan cara menyusun kartu huruf oleh masing-masing peserta

    didik. Secara bergantian peserta didik menyebutkan huruf – huruf yang sudah

    diuraikan dari suku kata.

    Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran

    bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa

    untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses

    berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong

  • 39

    siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan

    dalam kehidupan sehari-hari, kemudian siswa diberi tugas rumah yang

    mengarah pada pembelajaran yang akan datang

    b. Pertemuan II

    Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut

    dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa yang berupa hasil

    belajar pada pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini guru

    menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar, lembar observasi yang digunakan

    untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan,

    buku pelajaran dan serta ruang/lokasi.

    Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam

    kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian apersepsi dengan

    mengajak siswa menyanyikan lagu ABCDEFG HIJKLMN OPQRSTU

    VWXYZ. Dalam kegiatan ini dimaksudkan agar peserta didk dapat

    mengingat kembali tentang huruf abjad. Kemudian guru mengajak siswa

    membahas pekerjaan rumah yang telah diberikan di akhir pertemuan pertama

    pada siklus I

    Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama

    dengan pertemuan I, yaitu guru memberikan 2 gambar dengan tema

    “Kegiatan”, kemudian peserta didik memperhatikan gambar yang ditunjukkan

    guru di depan kelas dengan seksama. Dengan bantuan guru, peserta didik

    memilih kalimat yang sesuai dengan gambar. Dalam kegiatan ini, sebelumnya

    guru menuntun peserta didik untuk membuat kalimat. Setelah kalimat

    dituliskan guru di papan tulis, peserta didik mengucapkan kalimat tersebut

    berdasarkan gambar dengan lafal dan intonasi yang sesuai. Peserta didik

    menguraikan kalimat menjadi beberapa kata, kemudian mencari kata yang

    sesuai dengan kalimat di dalam kartu kata yang telah disediakan guru. Kartu

    kata yang sudah ditemukan kemudian disajikan dan ditempel di bawah

    kalimat secara bergantian. Kata-kata tersebut diuraikan lagi menjadi suku

    kata. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menyusun kartu huruf oleh masing-

  • 40

    masing peserta didik. Secara bergantian peserta didik menyebutkan huruf –

    huruf yang sudah diuraikan dari suku kata.

    Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran

    bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa

    untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses

    berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong

    siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan

    dalam kehidupan sehari-hari, kemudian siswa diberi tugas rumah yang

    mengarah pada pembelajaran yang akan datang

    c. Pertemuan III

    Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan III sebagai tindak

    lanjut, penyempurnaan dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman

    siswa yang berupa hasil belajar pada pertemuan I dan II, maka pada

    pelaksanaan pertemuan III ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan

    dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

    lembar evaluasi, lembar observasi, gambar, buku pelajaran dan serta

    ruang/lokasi.

    Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam

    kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian apersepsi dengan

    mengajak siswa menyanyikan lagu “Di Sini Senang Di Sana Senang” dengan

    mengubah lirik lagunya. Kemudian guru mengajak siswa membahas

    pekerjaan rumah yang telah diberikan di akhir pertemuan kedua siklus I

    Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama

    dengan pertemuan I dan II yaitu guru memberikan 2 gambar dengan tema

    “Peristiwa”, kemudian peserta didik memperhatikan gambar yang

    ditunjukkan guru di depan kelas dengan seksama. Dengan bantuan guru,

    peserta didik memilih kalimat yang sesuai dengan gambar. Dalam kegiatan

    ini, sebelumnya guru menuntun peserta didik untuk membuat kalimat. Setelah

    kalimat dituliskan guru di papan tulis, peserta didik mengucapkan kalimat

    tersebut berdasarkan gambar dengan lafal dan intonasi yang sesuai. Peserta

    didik menguraikan kalimat menjadi beberapa kata, kemudian mencari kata

  • 41

    yang sesuai dengan kalimat di dalam kartu kata yang telah disediakan guru.

    Kartu kata yang sudah ditemukan kemudian disajikan dan ditempel di bawah

    kalimat secara bergantian. Kata-kata tersebut diuraikan lagi menjadi suku

    kata. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menyusun kartu huruf oleh masing-

    masing peserta didik. Secara bergantian peserta didik menyebutkan huruf –

    huruf yang sudah diuraikan dari suku kata.

    Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran

    bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa

    untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses

    berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong

    siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan

    dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengerjakan tes evaluasi yaitu tes unjuk

    kerja yang digunakan untuk mengukur kemampuan membaca, dan

    pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan

    pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

    4.5. Hasil tindakan

    a. Pertemuan 1

    Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan

    pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru. Untuk mengukur keberhasilan

    penerapan metode global dalam kegiatan pembelajaran membaca permulaan,

    menggunakan lembar observasi yang diambil dari indikator pembelajaran

    metode global dengan menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi

    dasarnya.

    Berdasarkan hasil observasi penerapan metode global yang diterapkan

    guru pada siklus I pertemuan 1 pada kegiatan pembelajaran penerapan

    indikator pembelajaran masih kurang baik dalam penerapannya. Hal ini dapat

    dilihat pada lembar hasil observasi pada siklus I pertemuan 1 (terlampir),

    pada lembar observasi tersebut dapat dilihat pada penerapan metode global

    yang diterapkan keseluruhan indikator masih memperoleh skor 2 dengan

    pernyataan 50% indikator metode global baru diterapkan dalam kegiatan

  • 42

    pembelajaran. Hal ini disebabkan karena peserta didik belum terbiasa dalam

    kegiatan pembelajaran, sehingga guru masih mengalami kesulitan dalam

    mengarahkan siswa ke dalam penerapan metode global.

    Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh hasil

    observasi / pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas I) terhadap

    aktivitas guru secara keseluruhan dalam menerapkan metode Global. Dapat

    dilihat dalam tabel 4.3

    Tabel 4.3

    Hasil Observasi

    Pembelajaran Metode Global

    pada Kelas I SD Negeri 2 Ngenden

    Siklus I Pertemuan I

    Dari tabel 4.3 hasil observasi yang dilakukan observer (guru kelas I),

    dapat dilihat bahwa penerapan metode Global yang diterapkan guru dalam

    kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari

    keseluruhan kegiatan pembelajaran masih ada skor 2,67 terutama pada teknik

    pembelajaran yang meliputi indikator dalam penerapan metode Global dalam

    kegiatan pembelajaran.

    Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan

    hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan

    No. Indikator Skor

    1. Memperkenalkan beberapa gambar dan kalimat 3

    2. Memilih salah satu kalimat 3

    3. Menguraikan kalimat menjadi beberapa kata

    pembentuknya

    2,67

    4. Menguraikan kata menjadi suku kata 2,33

    5. Menguraikan suku kata menjadi huruf 3

    Jumlah 14

    Rata-rata hasil observasi 2,8

  • 43

    pembelajaran meperoleh skor rata-rata 2,8. Berdasarkan indikator yang

    ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa

    75% indikator penerapan pembelajaran membaca permulaan telah diterapkan

    dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Global. Oleh

    karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklusi I pertemuan

    2 penerapan metode Global belum mencapai indikator yang ditentukan

    penulis.

    b. Pertemuan 2

    Hasil tindakan pada siklus I pertemuan 2 yang diperoleh berdasarkan

    lembar hasil observasi dalam penerapan metode global yang diterapkan guru

    dalam kegiatan pembelajaran indikator yang diukur sama dengan pada siklus

    I pertemuan 1. Tindakan pada siklus I pertemuan 2 merupakan perbaikan

    kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran pada

    siklus I pertemuan I.

    Dalam penerapan pembelajaran pada siklus I petemuan 2 berdasarkan

    hasil observasi, penerapan pembelajaran pada indikator penerapan

    pembelajaran membaca dengan metode Global sudah meningkat

    dibandingkan pada siklus I pertemuan 1. Pada lembar hasil observasi

    (terlampir) pada siklus I pertemuan 2 dapat dilihat kegiatan pembelajaran

    yang diterapkan memperoleh skor 3 dengan pernyataan 75% indikator yang

    ditentukan dalam pembelajaran membaca permulaan dengan metode Global

    telah diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi masih

    ada beberapa kegiatan pembelajaran yang masih mendapat skor 2 yaitu pada

    item menyusun kalimat sesuai gambar dan menguraikan kata menjadi suku

    kata. Hal ini disebabkan karena siswa masih kesulitan membuat kalimat

    sendiri dan ada sebagian siswa yang kesulitan memenggal kata berdasarkan

    suku kata. Untuk indikator lainnya sudah mengalami peningkatan dan

    mencapai indikator yang ditentukan dalam penerapannya karena telah

    berbekal pada siklus I pertemuan I.

    Hasil observasi yang dilakukan observer (guru kelas I), dapat dilihat

    bahwa penerapan metode Global yang diterapkan guru dalam kegiatan

  • 44

    pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari

    keseluruhan kegiatan pembelajaran masih ada skor 2, terutama pada indikator

    menguraikan kata menjadi suku kata.Analisis penelitian setelah pembelajaran

    diperoleh hasil observasi/ pengamatan penerapan metode Global yang

    dilakukan oleh observer (guru kelas I) secara keseluruhan terhadap aktivitas

    guru dalam penerapan pembelajaran membaca permulaan dengan metode

    Global dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan lembar observasi yang

    terlampir dapat dilihat pada tabel master sheet dalam tabel 4.4

    Tabel 4.4

    Hasil Observasi

    Pembelajaran Metode Global

    pada Kelas I SD Negeri 2 Ngenden

    Siklus I Pertemuan 2

    Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan

    hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan

    pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,34. Berdasarkan indikator yang

    ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa

    75% indikator penerapan metode Global telah diterapkan dalam kegiatan

    pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada

    siklusi I pertemuan II penerapan metode Global sudah meningkat dan

    No. Indikator Skor

    1. Memperkenalkan beberapa gambar dan kalimat 3,2

    2. Memilih salah satu kalimat 4

    3. Menguraikan kalimat menjadi beberapa kata

    pembentuknya

    3,33

    4. Menguraikan kata menjadi suku kata 2,67

    5. Menguraikan suku kata menjadi huruf 3,5

    Jumlah 16,7

    Rata-rata hasil observasi 3,34

  • 45

    mencapai indikator yang ditentukan penulis. Dalam penerapan pembelajaran

    membaca permulaan dengan metode Global dalam kegiatan pembelajaran

    pada siklus I pertemuan 2 lebih dari skor 3 dengan pernyataan 75% sudah

    diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi pada indikator

    penerapan pembelajaran membaca permulaan dengan metode Global

    mendapat skor 2, dan akan diperbaiki pada siklus I pertemuan 3.

    c. Pertemuan 3

    Hasil tindakan pada siklus I pertemuan 3 berdasarkan lembar hasil

    observasi penerapan pembelajaran membaca permulaan dengan metode

    Global pada kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru dalam kegiatan

    pembelajaran indikator yang diukur sama dengan pada siklus I pertemuan 1

    dan pertemuan 2. Siklus I pertemuan 3 merupakan perbaikan kegiatan

    pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus I

    pertemuan 2.

    Dalam penerapan pembelajaran pada siklus I pertemuan 3

    berdasarkan hasil observasi, penerapan pembelajaran pada indikator

    penerapan pembelajaran membaca dengan metode Global sudah meningkat

    dibandingkan pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2. Pada lembar hasil

    observasi (terlampir) pada siklus I pertemuan 3 dapat dilihat kegiatan

    pembelajaran yang diterapkan secara keseluruhan memperoleh skor 3 dengan

    pernyataan 75%, bahkan ada yang memperoleh skor 4. Berarti indikator yang

    ditentukan dalam pembelajaran membaca dengan metode Global telah

    diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan

    menguraikan kata menjadi suku kata mengalami peningkatan meperoleh skor

    3 dengan pernyataan 75% penerapan pembelajaran membaca dengan metode

    Global telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.

    Hasil observasi yang dilakukan observer (guru kelas I), dapat dilihat

    bahwa penerapan metode Global yang diterapkan guru dalam kegiatan

    pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari

    keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor 4, meskipun masih ada

    skor 3. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan

  • 46

    hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan

    pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,72. Rata- rata skor mengalami

    peningkatan dibandingkan pada Siklus I pertemuan 2.

    Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh hasil

    observasi/pengamatan penerapan metode Global yang dilakukan oleh

    observer (guru kelas I) dalam kegiatan pembelajaran membaca permulaan

    pada siswa kelas I dapat dilihat pada tabel 4.5.

    Tabel 4.5

    Hasil Observasi

    Pembelajaran Metode Global

    pada Kelas I SD Negeri 2 Ngenden

    Siklus I Pertemuan 3

    Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan

    minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator penerapan pembelajaran

    membaca permulaan dengan metode Global telah diterapkan dalam kegiatan

    pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada

    siklus I pertemuan 3 penerapan pembelajaran membaca permulaan dengan

    metode Global sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dan

    mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I pertemuan 2.

    Dalam penerapan pembelajaran membaca permulaan dengan metode

    Global dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan 3 telah

    No. Indikator Skor

    1. Memperkenalkan beberapa gambar dan kalimat 3,6

    2. Memilih salah satu kalimat 4

    3. Menguraikan kalimat menjadi beberapa kata

    pembentuknya

    3,67

    4. Menguraikan kata menjadi suku kata 3,33

    5. Menguraikan suku kata menjadi huruf 4

    Jumlah 18,6

    Rata-rata hasil observasi 3,72

  • 47

    meningkat yaitu dengan rata-rata skor pada pembelajaran metode global 3,72

    dengan pernyataan 75% bahkan hampir 100% penerapan metode Global telah

    diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan untuk hasil evaluasi atau

    unjuk kerja akan ditunjukkan pada tabel 4.6

    Tabel 4.6

    Hasil Penilaian Unjuk Kerja

    Pada Siswa Kelas I SDN 2 Ngenden

    tahun 2011/2012 Siklus I

    Dan selanjutnya sebagai pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan

    pada siklus II.

    4.6. Efektifitas belajar peserta didik

    Efektifitas belajar pada siswa terhadap seluruh kegiatan pembelajaran

    pada siklus I, dari kegiatan pembelajaran membuat kalimat sesuai gambar

    antara lain : siswa berantusias, dan termotivasi sehingga aktif dalam setiap

    kegiatan pembelajaran. Baik dalam kegiatan mengamati gambar, tanya jawab

    tentang isi gambar, menyusun kalimat sesuai gambar, kemudian menguraikan

    kalimat menjadi beberapa kata, kata diuraikan menjadi suku kata dan suku

    kata diuraikan menjadi huruf serta membaca kalimat tersebut dengan intonasi

    yang benar. Selain itu siswa juga mengerjakan evaluasi dengan baik

    berdasarkan hasil evaluasi siswa siklus I (terlampir). Dengan demikian proses

    No. Indikator Skor

    1. ketepatan menyuarakan tulisan 3,18

    2. kewajaran lafal 2,95

    3. kewajaran intonasi 2,62

    4. kelancaran 2,9

    5. kejelasan suara 3,23

    Jumlah 18,6

    Rata-rata hasil unjuk kerja 3,72

  • 48

    pembelajaran berjalan dengan efektif karena aspek sosial dan ketrampilan

    membaca siswa berjalan searah. Sebagai pemantapan keefektifan belajar pada

    siswa dalam pembelajaran akan dilanjutkan pada siklus II.

    4.7. Refleksi

    Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari

    pertemuan 1, 2 dan 3 maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan

    dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang

    dilaksanakan pada setiap pertemuan 1, 2 dan 3 pada siklus I dan hasil nilai

    siswa pada pertemuan 3 yaitu pada akhir siklus I. Refleksi ini digunakan

    sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan

    dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator kinerja.

    Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi pada

    siklus I disetiap pertemuan maka diperoleh antara lain sebagai berikut:

    a. Pertemuan 1

    Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi ada

    siklus I pertemuan I belum mencapai indikator kinerja yang ditentukan.

    Pada lembar hasil obervasi siklus I pertemuan I (terlampir) dapat dilihat

    dalam kegiatan menyusun kalimat sesuai gambar dan menguraikan kata

    menjadi suku kata secara keseluruhan masih mendapat skor 2 dengan

    pernyataan 50% pembelajaran membaca permulaan dengan metode Global

    telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan indikator

    kinerja yang ditentukan penulis yaitu minimal skor 3 dengan penyataan

    75% pembelajaran metode global telah diterapkan dalam kegiatan

    pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan lembar hasil observasi

    penerapan pembelajaran membaca permulaan dengan metode Global pada

    siklus I pertemuan 1 belum mencapai indikator kinerja yang ditentukan.

    Belum tercapainya indikator kinerja pada siklus I pertemuan 1 ini akan

    diperbaiki pada siklus I pertemuan 2 dengan mencari kekurangan serta

    kelemahan yang ditemukan. Diantaranya penulis masih kesulitan dalam

    penerapan pembelajaran membaca dengan metode Global, dikarenakan

  • 49

    siswa juga belum terbiasa dalam kegiatan pembelajaran membaca dengan

    metode Global yang diterapkan peneliti dalam kegiatan pembelajaran. Dari

    keseluruhan kegiatan yang diterapkan dalam pembelajaran mencapai skor

    rata-rata 2,89.

    b. Pertemuan 2

    Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi pada

    siklus I pertemuan 2 mengalami peningkatan dibandingkan pada hasil

    obervasi pada siklus I pertemuan 1. Berdasarkan lembar hasil observasi

    (terlampir) indikator penerapan metode Global,khususnya pada kegiatan

    menguraikan kata menjadi suku kata sudah mendapat skor 2,67 dengan

    pernyataan lebih dari 50% tepatnya 66,75% penerapan metode Global

    telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena

    sebagian siswa masih kesulitan memengal kalimat berdasarkan suku kata

    dengan benar. Keseluruhan kegiatan pembelajaran mendapat skor rata

    rata-rata 3,33 , berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan penulis

    dalam penelitian ini yaitu minimal skor 3 dengan pernyataan 75%

    penerapan pembelajaran metode Global telah diterapkan dalam kegiatan

    pembelajaran. Oleh karena itu, pada siklus I pertemuan 2 belum mencapai

    indikator yang ditentukan, masih ada yang perlu diperbaiki terutama dalam

    kegiatan menguraiakan kata menjadi suku kata

    c. Pertemuan 3

    Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi pada

    siklus I pertemuan 3 mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I

    pertemuan 2. Berdasarkan lembar hasil observasi (terlampir) indikator

    penerapan pembelajaran metode Global sudah mendapat skor 3,72 dengan

    pernyataan hampir 100% atau tepatnya 93% penerapan membaca

    menggunakan metode Global telah diterapkan dalam kegiatan

    pembelajaran. Keseluruhan kegiatan pembelajaran mendapat skor rata-rata

    3,53 berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan penulis dalam

    penelitian ini yaitu minimal skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan

    pembelajaran metode global telah diterapkan dalam kegiatan

  • 50

    pembelajaran. Oleh karena itu, pada siklus I pertemuan III sudah mencapai

    indikator yang ditentukan.

    Setelah selesai pembelajaran pada siklus I pertemuan 3 maka

    dilaksanakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam

    penguasaan materi. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan

    belajar dengan nilai 60 maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa yang

    berjumlah 13 siswa dalam belajarnya sebanyak 13 siswa tuntas dengan

    mendapat nilai ≥60 dan rata-rata dari jumlah keseluruhan 81,15.

    Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian

    KKM pada prestasi belajar siswa penulis memberikan patokan 100% dari

    jumlah keseluruhan siswa prestasi belajarnya meningkat dengan mencapai

    nilai ≥60 berdasarkan hasil hasil evaluasi siswa dan 100% dari jumlah

    keseluruhan siswa mencapai ketuntasan belajar siswa dengan memperoleh

    nilai ≥60 sesuai dengan KKM. Berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa,

    indikator kinerja yang ditentukan telah tercapai melebihi indikator yang

    telah ditentukan. Yaitu 100% dari jumlah keseluruhan siswa mendapat

    nilai ≥60 dengan maksimal 100 dan minimal 60. Selanjutnya, sebagai

    pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus II dengan

    meningkatkan penerapan pembelajaran pada setiap kegiatan pembelajaran

    dan meningkatkan nilai prestasi belajar siswa.

    Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus I maka secara

    keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus

    I adalah sebagai berikut:

    a. Hambatan

    1. Penerapan metode belum terbiasa dilaksanakan siswa dalam

    kegiatan pembelajaran sehingga keterampilan siswa masih sulit

    dikembangkan.

    2. Penulis masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam

    setiap kegiatan karena siswa kurang focus pada pembelajaran.

    3. Peserta didik kesulitan memenggal kata menjadi beberapa suku

    kata.

  • 51

    b. Penyelesaian

    1. Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang

    maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa.

    2. Buatlah keaktifan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran

    sehingga peserta didik lebih konsentrai dalam pembelajaran dan

    keterampilan belajar siswa lebih berkembang.

    3. Peserta didik diarahkan cara memenggal kata menjadi suku kata

    sesuai kaidah yang benar.

    4.8. Rencana Pembelajaran

    SIKLUS II

    Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dalam siklus I yang

    terdiri dari pertemuan 1, 2, 3 perencanaan pembelajaran pada siklus II ini

    sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada

    siklus I. Siklus II hanya akan dilaksanakan 1 kali pertemuan, kegiatan

    pembelajaran pada siklus II ini masih sama dengan siklus I tetapi yang

    membedakan adalah materi yang dajarkan. Sebelum mengajar pada siklus II

    ini, guru akan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses

    pembelajaran, diantaranya (RPP) dengan 1 pertemuan, lembar observasi,

    gambar, buku pelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan

    siklus I yaitu diruang kelas I dan tidak kalah pentingnya adalah persiapan

    fisik dan mental.

    1. Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I

    dengan tema “Peristiwa”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran

    yaitu : peserta didik dapat membaca kalimat sederhana dengan lafal dan

    intonasi yang tepat, peserta didik mampu membaca nyaring kata

    pembentuk kalimat dengan benar, peserta didik mampu menemukan suku

    kata penyusun kata dengan tepat, peserta didik mampu menguraikan huruf

    pembentuk kata dengan tepat. Setelah menentukan tujuan pembelajaran

    kemudian guru menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran dan

    metode pembelajaran yang meliputi kegiatan, yaitu Peserta didik

  • 52

    mengamati gambar yang telah di tempel di papan tulis. Peserta didik

    menerima penjelasan dari guru mengenai gambar yang telah di amati

    siswa. Dengan bimbingan guru peserta didik membuat kalimat sesuai

    gambar. Peserta didik mendengarkan guru membaca kalimat tersebut

    kemudian ditirukan bersama. Peserta didik memilih salah satu contoh

    kalimat yang nantinya akan diuraikan. Peserta didik mencari kartu kata

    yang sesuai dengan kata yang ada di dalam kalimat yang telah dipilih.

    Peserta didik menyajikan kartu kata yang telah ditemukan di depan kelas

    secara bergantian. Peserta didik menanggapi hasil temannya. Masing-

    masing peserta didik menguraikan kata menjadi beberapa suku kata

    dengan kartu huruf. Peserta didik menyajikan suku kata yang telah

    ditemukan di depan kelas. Peserta didik menanggapi hasil temannya.

    Peserta didik menguraikan suku kata menjadi huruf. Peserta didik

    membaca kalimat yang telah diuraikan tadi dengan lafal dan intonasi yang

    tepat

    Kegiatan akhir akan dilakukan penarikan kesimpulan hasil

    pembelajaran mengenai huruf, suku kata dan kata penyusun suatu kalimat

    yang telah dipelajari. Setelah menarik kesimpulan guru akan memberikan

    pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.

    4.9. Pelaksanaan Tindakan

    Pelaksanaan tindakan siklus II ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan

    dan pemantapan pada siklus I, di dalam pelaksanaan siklus II ini guru

    menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I, lembar observasi, gambar,

    buku pelajaran dan serta ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru

    mengajak siswa untuk berdoa, salam kemudian absensi dan dilanjutkan

    dengan pemberian apersepsi / motivasi yaitu guru mengajak siswamuntk

    menyanyikan lagu wajib “ Dari Sabang Sampai Merauke”, dilanjutkan

    dengan penyampaian tujuan pembelajaran.

  • 53

    Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama dengan

    pertemuan I dan II yaitu guru memberikan 2 gambar dengan tema

    “Peristiwa”, kemudian peserta didik memperhatikan gambar yang

    ditunjukkan guru di depan kelas dengan seksama. Dengan bantuan guru,

    peserta didik memilih kalimat yang sesuai dengan gambar. Dalam kegiatan

    ini, sebelumnya guru menuntun peserta didik untuk membuat kalimat. Setelah

    kalimat dituliskan guru di papan tulis, peserta didik mengucapkan kalimat

    tersebut berdasarkan gambar dengan lafal dan intonasi yang sesuai. Peserta

    didik menguraikan kalimat menjadi beberapa kata, kemudian mencari kata

    yang sesuai dengan kalimat di dalam kartu kata yang telah disediakan guru.

    Kartu kata yang sudah ditemukan kemudian disajikan dan ditempel di bawah

    kalimat secara bergantian. Kata-kata tersebut diuraikan lagi menjadi suku

    kata. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menyusun kartu huruf oleh masing-

    masing peserta didik. Secara bergantian peserta didik menyebutkan huruf –

    huruf yang sudah diuraikan dari suku kata.

    Di dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran

    bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa

    untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses

    berlangsung, setelah itu guru memberikan evaluasi untuk mengukur

    keberhasilan dalam proses pembelajaran terhadap penguasaan materi

    pelajaran dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa

    penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

    4.10. Hasil Tindakan

    Hasil tindakan pada siklus II yang terdiri 1 pertemuan yang merupakan

    pemantapan dan tidak lanjut dari siklus I. Berdasarkan lembar hasil observasi

    penerapan metode Global pada kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru

    dalam kegiatan pembelajaran indikator yang di ukur sama dengan pada siklus

    I yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan 3.

    Pada lembar hasil observasi (terlampir) pada siklus II dapat dilihat kegiatan

    pembelajaran yang diterapkan secara keseluruhan memperoleh 4 hanya 2

  • 54

    kegiatan yang memperoleh skor 3. Bisa dikatakan hampir 100% indikator

    yang ditentukan dalam pembelajaran metode Global telah diterapkan oleh

    guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penerapan pembelajaran pada

    siklus II berdasarkan hasil observasi, penerapan pembelajaran pada indikator

    penerapan metode Global mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I

    terutama dalam kegiatan menyusun kalimat berdasarkan gambar dan

    menguraikan kata menjadi suku kata memperoleh skor 3 dengan penyataan

    hampir mencapai 75% penerapan pembelajaran metode Global diterapkan

    dalam kegiatan pembelajaran.

    Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh hasil

    observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas I) terhadap

    aktivitas guru terhadap penerapan pembelajaran metode Global pada kegiatan

    pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.7

    Tabel 4.7

    Hasil Observasi

    Pembelajaran Metode Global

    pada Kelas I SD Negeri 2 Ngenden

    Metode Global Siklus II

    No. Indikator Skor

    1. Memperkenalkan beberapa gambar dan kalimat 3,8

    2. Memilih salah satu kalimat 4

    3. Menguraikan kalimat menjadi beberapa kata

    pembentuknya

    4

    4. Menguraikan kata menjadi suku kata 3,67

    5. Menguraikan suku kata menjadi huruf 4

    Jumlah 19,47

    Rata-rata hasil observasi 3,89

  • 55

    Dari tabel 4.7 hasil observasi yang dilakukan observer (guru kelas I),

    dapat dilihat bahwa penerapan metode Global yang diterapkan guru dalam

    kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari

    keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh 4 dan hanya 2 kegiatan yang

    memperoleh skor 3 serta dapat dilihat dari rata-rata skor yaitu 3,89. Berarti

    proses pembelajaran mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I.

    Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil

    observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan

    pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,89. Rata-rata skor mengalami

    peningkatan dibandingkan pada Siklus I. Berdasarkan indikator yang

    ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa

    75% indikator penerapan metode Global telah diterapkan dalam kegiatan

    pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada

    siklus II penerapan pembelajaran metode Global sudah mencapai indikator

    yang ditentukan penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada

    siklus I. Dalam penerapan pembelajaran membaca dengan metode Global

    pada siklus II telah mencapai batas minimal pencapaian indikator yang

    ditentukan yaitu skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan pembelajaran

    metode Global. Dengan demikian berdasarkan lembar hasil obervasi

    penerapan metode Global dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran

    sesuai dengan indikator kinerja yang ditentukan.

    4.11. Efektifitas cara pembelajaran menurut peserta didik

    Efektifitas belajar pada siswa terhadap seluruh kegiatan pembelajaran

    pada siklus II yang merupakan pemantapan pada siklus I, dari kegiatan

    menyusun kalimat berdasar gambar dengan bimbingan guru dan menguraikan

    kata menjadi suku kata.. Selain itu siswa juga mengerjakan evaluasi dengan

    baik berdasarkan hasil evaluasi siswa siklus II (terlampir). Adapun hasil dari

    evaluasi dicantumkan pada tabel 4.8.

  • 56

    Tabel 4.8

    Hasil Penilaian Unjuk Kerja

    Pada Siswa Kelas I SDN 2 Ngenden

    Tahun 2011/2012 Siklus II

    Dengan demikian proses pembelajaran berjalan dengan efektif karena

    aspek sosial dan ketrampilan membaca siswa berjalan searah. Sebagai

    pemantapan keefektifan belajar pada siswa dalam pembelajaran akan

    dilanjutkan pada siklus II.

    4.12. Refleksi

    Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II yang terdiri

    dari 1 pertemuan sebagai pemantapan dari siklus II maka selanjutnya

    diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil

    refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada pertemuan siklus

    II dan hasil nilai siswa pada pertemuan I siklus III. Refleksi ini digunakan

    sebagai bahan pemantapan dengan membandingkan apakah hasil tindakan

    dalam proses pembelajaran indikator kinerja siklus I mengalami perbaikan

    pada siklus II. Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi

    pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I.

    Berdasarkan lembar hasil observasi (terlampir) indikator penerapan

    pembelajaran metode Global sudah mendapat skor 3 dengan pernyataan 75%

    penerapan pembelajaran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan

    No. Indikator Skor

    1. ketepatan menyuarakan tulisan 3,33

    2. kewajaran lafal 3,28

    3. kewajaran intonasi 3,15

    4. kelancaran 3,49

    5. kejelasan suara 3,72

    Jumlah 16,97

    Rata-rata hasil unjuk kerja 3,39

  • 57

    dalam kegiatan pembelajaran. Keseluruhan kegiatan pembelajaran mendapat

    skor rata rata-rata 3,89 berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan penulis

    dalam penelitian ini yaitu minimal skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan

    pembelajaran metode Global telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran

    dan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I.

    Setelah selesai pembelajaran pada pada siklus II maka dilaksanakan

    evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Hasil

    evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar dengan nilai 60

    maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa yang berjumlah 13 siswa dalam

    belajarnya sebanyak 13 siswa tuntas dengan mendaat nilai diatas 60 dan rata-

    rata dari jumlah keseluruhan 88,46. Dengan demikian penerapan

    pembelajaran metode Global yang dilakukan pada siklus II berhasil

    meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan indikator kinerja yang telah

    ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada prestasi belajar siswa penulis

    memberikan patokan 75% dari jumlah keseluruhan siswa prestasi belajarnya

    meningkat dengan mencapai nilai ≥60 berdasarkan hasil hasil evaluasi siswa

    dan 75% dari jumlah keseluruhan siswa mencapai ketuntasan belajar siswa

    dengan memperoleh nilai ≥60 sesuai dengan KKM. Berdasarkan hasil

    evaluasi tertulis siswa, indikator kinerja yang ditentukan telah tercapai

    melebihi indikator yang telah ditentukan. Yaitu 100% dari jumlah

    keseluruhan siswa mendapat nilai ≥60 dengan maksimal 100 dan minimal 80.

    Dengan demikian berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa pada siklus II telah

    mencapai indikator kinerja dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan

    siklus I.

    Berdasarkan pengamatan dari observer maka secara keseluruhan hasil

    refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II adalah sebagai

    berikut:

    a. Hambatan

    Penulis masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam setiap

    kegiatan.

    b. Penyelesaian

  • 58

    Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang maksimal

    dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa.

    4.13. Hasil Analisis Data

    A. Siklus I Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan metode

    Global yang terdiri dari 3 pertemuan pada siklus I dan diperoleh hasil

    belajar pada akhir siklus I pada pertemuan ke-3 (terlampir). Nilai yang

    diperoleh merupakan hasil dari kegiatan evaluasi melalui unjuk kerja.

    Untuk lebih rincinya akan dijelaskan seperti pada tabel 4.9.

    Tabel 4.9

    Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca

    Siswa Kelas I SDN 2 Ngenden Semester II

    Tahun Pelajaran 2011/2012

    Siklus I

    Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan

    20-29 - 0

    30-39 - 0

    40-49 - 0

    50-59 - 0

    60-69 6 46,15 Tuntas

    70-79 3 23,08 Tuntas

    80-89 2 15,38 Tuntas

    90-100 2 15,38 Tuntas

    Jumlah 13 100

    Nilaia Rata-rata 75,59

    Nilai Tertinggi 96,15

    Nilai Terendah 61,54

    Dari tabel 4.9. dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode

    Global adanya peningkatan jika dibandingkan dengan nilai yang

  • 59

    diperoleh pada pra siklus karena pada nilai pra siklus masih ada 10 anak

    yang belum tuntas. Pada siklus I nilai siswa mengalami peningkatan

    yaitu, ada skor nilai antara 60-69 frekuensinya ada 6 dengan persentase

    46,15% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 70-79

    frekuensinya ada 3 dengan persentase 23,08 % dari jumlah keseluruhan

    siswa, skor nilai antara 80-89 frekuensinya ada 2 dengan persentase

    15,38 % dari jumlah keseluruhan siswa, dan skor nilai antara 90-100

    frekuensinya ada 2 dengan persentase 15,38 % dari jumlah keseluruhan

    siswa. Setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan metode Global

    pada siklus I, keseluruhan siswa mendapatkan nilai diatas KKM. Dengan

    nilai ketuntasan belajar (KKM) 60 maka jumlah siswa yang tuntas dalam

    belajarnya sebanyak 13 siswa dengan persentase 100%. Untuk lebih rinci

    akan dijelaskan pada gambar berikut.

    Gambar. 4.2

    Diagram Nilai Kemampuan Membaca Permulaan

    Siswa Kelas I SDN 02 Ngenden Semester II

    Siklus I

    0% 0% 0% 0%

    46.15%

    23.08%

    15.38%

    15.38%

    20-29

    30-39

    40-49

    50-59

    60-69

    70-79

    80-89

    90-100

  • 60

    Berdasarkan gambar 4.2. pembelajaran membaca permulaan melalui

    metode Global pada siklus I ada peningkatan dengan KKM 60 jumlah siswa

    yang tuntas belajar sebanyak 13 siswa dengan persentase 100%, namun

    untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa agar nilai belajar siswa di atas

    KKM diperlukan siklus II sebagai penguat bahwa dengan pembelajaran

    membaca melalui metode Global dapat digunakan untuk meningkatkan hasil

    belajar siswa.

    B. Siklus II Analisis penelitian setelah pembelajaran melalui Metode Global

    diperoleh hasil belajar pada siklus II yang dilaksanakan dalam 1 pertemuan

    seperti pada tabel 4.10.

    Tabel 4.10

    Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca

    Siswa Kelas I SDN 2 Ngenden Semester II

    Tahun Pelajaran 2011/2012

    Siklus II

    Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan

    20-29 - 0

    30-39 - 0

    40-49 - 0

    50-59 - 0

    60-69 - 0

    70-79 1 7,69 Tuntas

    80-89 6 46,15 Tuntas

    90-100 6 46,15 Tuntas

    Jumlah 13 100

    Nilaia Rata-rata 88,91

    Nilai Tertinggi 100

    Nilai Terendah 76,92

  • 61

    Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa pada siklus II ini dengan

    menggunakan metode Global dalam membaca permulaan prestasi belajar

    siswa lebih meningkat dibandingkan dengan hasil perolehan nilai pada siklus

    I. Pada Skor nilai antara 70-79 frekuensinya ada 1 dengan presentase 7,69%,

    skor nilai 80-89 frekeuensinya ada 6 dengan presentase 46,15% dari jumlah

    keseluruhan siswa mengalami ketuntasan, dan pada skor nilai antara 90-100

    frekuensiya ada 6 dengan frekuensi 46,15% dari jumlah keseluruhan siswa

    mengalami ketuntasan. Dan dengan nilai rata-rata kelas 88,91, sedangkan

    nilai 100 adalah tertinggi yang berhasil di dapat siswa, sedangkan nilai

    terendahnya adalah 76,92. Untuk lebih jelasnya akan disajikan gambar 4.3.

    Gambar. 4.3

    Diagram Nilai Kemampuan Membaca Permulaan

    Siswa Kelas I SDN 02 Ngenden Semester II

    Siklus II

    Pembelajaran membaca dengan metode Global pada siklus II

    pembelajaran sudah tuntas (KKM 60) karena seluruh siswa atau 100% dari

    0% 0%

    0% 0%

    0%

    7.69%

    46.15%

    46.15%

    20-29

    30-39

    40-49

    50-59

    60-69

    70-79

    80-89

    90-100

  • 62

    jumlah siswa mendapatkan nilai ≥70. Berarti indikator kinerja pada penelitian

    pada siklus II telah berhasil tercapai.

    C. Rekapitulasi Nilai Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II

    Berikut ini dapat dilihat tabel nilai sebelum tindakan, siklus I dan

    siklus II serta rekapitulasi pengelompokkan nilai dalam tabel 4.11.

    Tabel 4.11

    Distribusi Frekuensi NilaiPra Siklus, Siklus I, Siklus II

    No Nilai

    Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II

    Jml

    Siswa

    Persentase

    (%)

    Jml

    Siswa

    Persentase

    (%)

    Jml

    Siswa

    Persentase

    (%)

    1. Tuntas 3 23,08 13 100 13 100

    2. Tidak

    Tuntas

    10 76,92 0 0 0 0

    Jumlah 13 100 13 100 13 100

    Dari tabel di atas dapat diklasifikasikan menjadi:

    Klasifikasi A nilai ≥60 artinya tuntas

    Klasifikasi B nilai < 60 artinya tidak tuntas

    Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.11 dapat

    dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam kemampuan

    membaca terbukti untuk klasifikasi Tuntas, sebelum diadakan tindakan yang

    tuntas hanya 10 orang. Sedangkan setelah siklus I dan siklus II jumlah siswa

    yang tuntas ada 13 siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran metode

    Global dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada klasifikasi Tidak

    Tuntas, sebelum diadakan tindakan terdapat 10 siswa yang belum tuntas pada

    mata pelajaran Bahasa Indonesia, setelah siklus I dan siklus II keseluruhan

    siswa mengalami ketuntasan belajar, dalam arti tidak ada siswa yang tidak

    tuntas. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.4.

  • 63

    Gambar 4.4

    Diagram linear Pengelompokkan Nilai

    Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

    Pada Tabel 4.11 dan diagram linear 4.4 menunjukkan pembelajaran

    membaca permulaan melalui metode Global dapat meningkatkan jumlah

    siswa yang tuntas dalam belajar.

    4.12.Pembahasan

    Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas I SD Negeri

    2 Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali ditemukan bahwa tingkat

    prestasi belajar siswa khususnya membaca masih rendah, hal ini disebabkan

    banyak siswa yang tidak sekolah TK, sehingga SD merupakan pengalaman

    pertama mereka sekolah. Proses pembelajaran sebelum tindakan

    menunjukkan bahwa siswa masih pasif, siswa lebih cenderung mendengarkan

    ceramah guru sehingga siswa terkesan bosan pada proses pembelajaran, saat

    membaca siswa hanya menirukan ucapkan guru, siswa tidak memahami

    huruf. Siswa tidak dibiasakan mengembangkan keterampilan berbahasanya

    dalam proses pembelajaran. Siswa terlihat jenuh karena pembelajaran selalu

    monoton sehingga nilai membaca siswa rendah. Siswa yang mencapai kriteria

    0

    5

    10

    15

    Pra siklus Siklus I Siklus II

    10

    0 0

    3

    13 13 Fr

    ekue

    nsi

    Tidak Tuntas

    Tuntas

  • 64

    ketuntasan minimal (KKM=60) hanya 3 siswa atau 23,08% sedangkan siswa

    yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 10 siswa atau

    76,92%. Nilai tertinggi yang berhasil di dapatkan oleh siswa sebelum

    tindakan adalah 80 sedangkan nilai terendahnya adalah 20.

    Adanya perbandingan yang signifikan antara jumlah siswa yang tuntas

    dan tidak tuntas karena siswa yang sudah mencapai ketuntasan sudah dapat

    membaca meskipun masih mengeja, karena ke-3 siswa ini memang

    mempunyai daya tangkap yang lebih dibandingkan teman-temannya yang lain

    selain itu ketrampilan berbahasa ke-3 siswa juga lebih baik karena mereka

    sebelumnya telah lulus TK, sedangkan 10 siswa yang lain belum bisa

    menangkap materi yang disajikan oleh guru hanya dengan ceramah saja

    karena daya tangkap mereka rendah jika hanya mendengarkan dan

    menirukan saja, sehingga diperlukan tindakan sesuai yaitu bagaimana

    mengajak siswa membaca dengan memahami unsur penyusunnya, proses

    pembelajaran siswa di kelas lebih disesuaikan dengan usia anak sekolah

    dasar yang masih dalam tahapan operasional konkrit (7- 11 th). Siswa akan

    lebih paham bila siswa dapat melihat sesuatu yang konkrit atau nyata dan

    dapat terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

    Darmiyati dan Budiasih (1996/1997)menyatakan bahwa Metode Global

    timbul sebagai akibat adanya pengaruh psikologi gestalt, yang berpendapat

    bahwa suatu kebulatan atau kesatuan akan lebih bermakna dari pada jumlah

    bagian-bagiannya.

    Metode global atau sering disebut dengan metode Kalimat. Dikatakan

    demikian karena alur proses pembelajaran membaca permulaan melalui

    metode ini diawali dengan penyajian beberapa kalimat secara global. Untuk

    membantu pengenalan kalimat bisa menggunakan gambar. Kemudian melalui

    proses deglobalisasi (proses penguraian kalimat menjadi satuan-satuan yang

    lebih kecil, yakni kata, suku kata, dan huruf). Proses ini tidak disertai proses

    sintesis artinya huruf-huruf yang telah terurai itu tidak dikembalikan lagi pada

    satuan di atasnya.

  • 65

    Teori dari Darmiyati dan Budiasih tersebut digunakan pada

    pembelajaran yang diterapkan penulis. Karena saat penulis menggunakan

    metode Global dan prestasi belajar siswa akan meningkat. Peningkatan

    prestasi belajar siswa didapatkan dari hasil perolehan nilai siklus I dan II.

    1. Siklus I

    Siklus I dengan penerapan metode Global siswa yang mencapai Kriteria

    Ketuntasan Minimal (KKM=60) sebanyak 13 siswa atau 100% dan tidak

    ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan

    Minimal. Nilai rata-ratanya adalah 75,59 sedangkan nilai tertinggi adalah

    96,15 dan nilai terendahnya adalah 61,54.

    2. Siklus II

    Siklus II dengan penerapan metode Global siswa yang mencapai Kriteria

    Ketuntasan Minimal (KKM=60) sebanyak 13 siswa atau 100% dan tidak

    ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan

    Minimal. Nilai rata-ratanya adalah 88,91 sedangkan nilai tertinggi adalah

    100 dan nilai terendahnya adalah 76,92.

    Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada siklus I dan siklus II

    didapatkan bahwa metode Global dapat meningkatkan kemampuan membaca

    permulaan pada siswa kelas I SD Negeri 2 Ngenden Kecamatan Ampel

    Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.