a d2 pr0ducti0n

23
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan yang penuh cinta kasih atas berkat dan anugerahnya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan judul : “Pola Hidup Sehat.” Mengingat pentingnya setiap orang untuk dapat senantiasa menerapkan dan meningkatkan kualitas hidupnya dengan menerapkan perilaku pola hidup sehat dalam kegiatan sehari-harinya.Kami berharap dengan adanya karya ilmiah ini, dapat membantu saudara- saudari untuk dapat memahami dan menerapkan pola hidup sehat serta mampu menjelaskan kepada masyarakat sekitar tentang cara dan pentingnya penerapan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari- hari. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, diantaranya: Dosen-dosen UKRIDA baik yang telah menyelenggarakan pembelajaran tentang Etika Kristen maupun dosen-dosen lainnya. Orang tua kami dalam dukungan doanya. Teman-teman kami terutamanya ahli kelompok D2 untuk dukungan dan semangat yang diberikan. Karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan; oleh karena itu, 1

Upload: mohamad-soleh

Post on 07-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

makalah pbl

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang penuh cinta kasih atas berkat dan anugerahnya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan judul : Pola Hidup Sehat. Mengingat pentingnya setiap orang untuk dapat senantiasa menerapkan dan meningkatkan kualitas hidupnya dengan menerapkan perilaku pola hidup sehat dalam kegiatan sehari-harinya.Kami berharap dengan adanya karya ilmiah ini, dapat membantu saudara-saudari untuk dapat memahami dan menerapkan pola hidup sehat serta mampu menjelaskan kepada masyarakat sekitar tentang cara dan pentingnya penerapan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, diantaranya:Dosen-dosen UKRIDA baik yang telah menyelenggarakan pembelajaran tentang Etika Kristen maupun dosen-dosen lainnya.Orang tua kami dalam dukungan doanya.Teman-teman kami terutamanya ahli kelompok D2 untuk dukungan dan semangat yang diberikan.Karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan; oleh karena itu,kami memohon maaf atas adanya kekurangan-kekurangan tersebut.Semoga karya ilmiah ini memberi manfaat kepada kita semua.

Jakarta, . 2012

I. BAGIAN PERTAMA1.1 Kata Pengantar11.3 Daftar Isi 2II. BAGIAN KEDUA2.1 Pendahuluan32.2 Kasus32.3 Identifikasi Istilah42.4 Rumusan Masalah42.5 Mind Map42.6 Hipotesis52.7 Tujuan5III. BAGIAN KETIGA3.1 Perilaku Sehat53.2 Ego Stat83.3 Perubahan Perilaku93.4 Komunikasi Dokter-Pasien103.4.1 Komunikasi Verbal dan Non Verbal113.4.2 Faktor Komunikasi123.5 Kepribadian143.6 Kesimpulan15Daftar Pustaka16BAB 2PEMBAHASAN

2.1 PENDAHULUANDalam setiap aspek kehidupan terdapat usaha-usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas tertentu kerna kesehatan merupakan hal yang paling mutlak dalam hidup kita.Kesehatan yang baik merupakan keinginan semua orang, namun banyak dari mereka melupakan cara agar hidup sehat yaitu pola hidup sehat. Penerapan pola hidup sehat merupakan suatu cara untuk memelihara dan meningkatkan kualitas suatu kehidupan. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang menganggap enteng masalah penerapan pola hidup sehat, yang dimungkinkan karena kurangnya informasi dan pengetahuan tentang cara dan manfaat pola hidup sehat, kurangnya dukungan lingkungan, serta padatnya aktifitas yang kita lakukan setiap harinya. Padahal terdapat berbagai cara mudah dan efektif yang dapat dilakukan untuk menerapkan pola hidup sehat, misalnya dengan rutin berolah-raga dan mengatur pola makan sehari-hari.

2.2 KASUS:Seorang dokter umum merasa kesal dengan pasiennya karena sulit mengikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter tersebut.Pasien adalah seorang penderita diabetes mellitus selama 3 tahun. Pasien seorang lelaki usia 54 tahun yang bekerja sehari hari sebagai pegawai swasta. Dia malas mengikuti pola hidup sehat yang disarankan oleh si dokter.Dia tidak mau rutin makan obat antidiabetes oral, malas berolahraga dan makan sembarangan di luar rumah.Si dokter sudah kebingungan apalagi yang ingin dilakukan dengan kondisi ini karena gula darah pasien ini tidak terkontrol.

2.3 IDENTIFIKASI ISTILAH 1. Diabetes Mellitus : suatu sindrom kronik gangguan metabolism karbohidrat, protein, lemak, akibat ketidakcukupan sekresi insulin atau resistensi insulin pada jaringan yang dituju12. Antidiabetes oral : agen untuk mencegah atau mengurangi penyakit diabetes dengan cara dimasukkan lewat mulut1

2.4 RUMUSAN MASALAHPasien sulit mengikuti pola hidup sehat yang disarankan dokter

2.5 MIND MAP2.6 HIPOTESISPasien tidak menerapkan pola hidup sehat.

2.7 TUJUAN Penulisan makalah ilmiah ini bertujuan supaya para individu dapat memahami dan menerapkan pola hidup sehat serta mampu menjelaskan kepada pasien cara dan pentingnya penerapan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya membantu para mahasiswa/i Fakultas Kedokteran UKRIDA agar dapat memahami dan menerapkan pola hidup sehat serta mampu menjelaskan kepada pasien cara dan pentingnya penerapan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari.5

BAB 3PEMBAHASAN3.1 PERILAKU SEHATPerilaku sehat ialah segala aktifitas yang dilakukan seseorang unyuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatannya, tidak tergantung status kesehatannya pada saat itu atau apakah perilaku yang dilakukannya untuk mencapai hal tersebut. (Sarafino 2004)Lima perilaku sehat: PencegahanBermaksud untuk mencegah penyakit atau ketidakmampuan atau untuk mendeteksi penyakit yang tidak tampak nyata (asimptomatik). Primer: mengurangi atau menghilangkan factor resiko.

Contoh pencegahan secara medis:a. Imunisasib. Makan makanan bergiziContoh pencegahan Non medisa. Makan teraturb. Aktifitas fisika. Mengurangi / tidak mengkonsumsi alcoholb. Tidak merokok

Sekunder : deteksi gejala asimptomatik dari penyakit pada fase awal.Contoh: pemeriksaan fisik untuk mendeteksi tanda- tanda kanker.

PerlindunganDilakukan seseorang untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga kesehatan.Contoh: berdoa, mandi air hangat/ dingin, minum vitamin, memakai kalung atau gelang magnet. Perilaku sebelum sakitIngin memperjelas arti kondisinya dan kemudian menentukan apakah mereka sehat atau tidak.Contoh: datang ke dokter, cek darah. Perilaku saat sakitTindakan yang dilakukan oleh orang sakit, baik oleh orang lain atau dirinya sendiri.Contoh: kontrol ke dokter Kondisi sosialDilakukan oleh lingkungan social agar kesehatan tetap terjamin.Contoh: pendidikan kesehatan, kompetensi professional dokter.

Tiga konsekuensi yang berperan dalam menentukan perilaku sehat individu:Reinforcement (peningkatan)Melakukan sesuatu membawa kesenangan, kepuasan.Positive reinforcement : anak kecil mau sikat gigi karena mendapatkan mainanNegative reinforcement : minum paracetamol supaya sakit kepala hilang.

Extinction (peniadaan)Anak kecil yang mau gosok gigi karena mainan tetap melakukan perilaku sehatnya karena pujian orang tua.

Punishment (hukuman)Konsekuensi yang tidak menyenangkan, cenderung ditekan.

3.2 EGO STATMenurut Berne, manusia mempunyai tiga ego stat yaitu orang tua: O , dewasa: D , dan kanak-kanak : K . semasa berkomunikasi salah satu daripada tiga ego stat ini iaitu ego stat dominant akan menonjol berbanding yang lain bergantung kepada situasi, perasaan, keadaan seseorang itu semasa berinteraksi dan dengan siapa dia berinteraksi.Dapat dianalisa melalui proses dan isi pikiran, perasaan, perilaku verbal dan non verbal.Orang tua:Individu yang berperasaan dan bertindak seperti yang dilakukan ibu dan ayah.Individu ini mengecam dan mendorong.Dalam ego stat ii, penampilan yang terlihat ialah seperti proteksi, kritik, bimbingan dalam bagaimana untuk melakukan sesuatu, pantang-larang, undang-undang serta peraturan yang diberi bertujuan untuk memberi panduan dalam hidup. Ia juga menunjukkan perasaan terhadap agama, tradisi dan tatakarma memiliki opini tertentu yang tidak dapat diubah.. Terdapat dua tipe yaitu orang tua kritikal(negatif) dan orang tua pengasih(positif).Ego stat dewasa:Individu yang mengolah persoalan berdasarkan data, analisa dan logika. Individu ini berorentasikan pada kenyataan,memberi keterangan yang diperlukan, menganalisa situasi dan mencoba memahami, membandingkan berbagai alternative. Mereka percaya pada diri sendiri dan tidak dipengaruhi oleh perasaan serta akan melakukan koreksi pada orang tua dan kanak-kanak jika perlu. Mereka sering menggunakan persoalan bagaimana, untuk apa, apa dan siapa.

Ego stat kanak-kanakIndividu tersebut masih kecil dan sering dipengaruhi dan bertindak berdasarkan perasaan, emosi dan intuisi.Ciri ciri tahap ini adalah mengikuti sesuai perintah, bertindak secara spontan, mementingkan dirinya sendiri, dan penuh fantasi dan imajinasi.4Mereka memiliki potensi yang sangat besar dan memberi respon sesuai petunjuk kerana perasaan dan pola tingkah laku mereka bersifat wajar. Mereka mamou bertindak sendiri lepas dari,orang tua tetapi bisa juga menyesuaikan diri untuk memuaskan orang tua dalam individu tersebut. Ego stat ini patut dipelihara dan dibina sepanjang umur. Mereka amat mudah meniru perbuatan orang lain tanpa mengetahui benar atau salah mahupun betul atau tidak. Mereka memiliki sifat ingin tahu yang tinggi, dampaknya mereka berani mencoba perkara baru..Mereka ingin dikasihi, dicintai dan ditimang.Ada waktunya ego stat ini menampilkan yang negatif.

3.3 PERUBAHAN PERILAKUPerilaku dapat dikatakan sebagai komunikasi tidak langsung, media penyampaian pesan secara nonverbal.Contoh, ada seorang pasien yang sering kali merasa jenuh dengan pengobatan yang harus dia jalani.Perilaku yang yang ditunjukkan oleh pasien ini beragam, mulai dari keengganan meneruskan pengobatan secara medis/klinis, kemudian bersikap introvert (tertutup) terhadap dokter.Hambatan tidak hanya ditemui dari satu sisi saja. Dokter yang tidak mampu berkomunikasi efektif dengan pasien tentunya akan merasa hal ini tidak ada gunanya dan sia-sia. Dalam artian semua usaha yang hendak dicapai oleh dokter tersebut tidak mendapatkan hasil karena pasien tidak mau berjuang untuk kesembuhannya sendiri.Pada awal 1980-an James Prochaska dan Carlo DiClemente (dikutip dari http://www.uri.edu) memperkenalkan konsep SCM (Stage of Change Model) untuk memahami perubahan perilaku. Selanjutnya konsep ini dikembangkan oleh beberapa pakar seperti Velicer, Fava, Norman, dan Redding (1998), menjadi konsep yang lebih spesifik diteliti dan menjadi kerangka dalam menghentikan kebiasaan merokok (smoking cessation), konsep itu dinamakan Transtheoretical Model karena merupakan penggabungan dari konsep yang diteliti oleh masing masing dari ke-4 pakar namun dispesifikkan untuk smoking cessation. Lebih dulu James Prochaska dan Carlo DiClemente ini melihat perubahan perilaku sebagai proses yang meliputi lima tahap, yaitu prakontemplasi, kontemplasi, persiapan, tindakan, dan pemeliharaan.

Lima tahap perubahan perilaku:

1. Prekontemplasi : Pasien belum menyatakan keinginan atau kesiapannya untuk berubah2. Kontemplasi : Pasien mulai berpikir dan mempertimbangkan untuk berubah3. Persiapan : Pasien membuat komitmen serius untuk berubah4. Tindakan/action : Perubahan dimulai5. Pemeliharaan : Pasien mempertahankan perubahan(6. Kekambuhan : Adanya kemungkinan pasien untuk kembali ke semula)2

3.4 KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN

Di dalam komunikasi dokter pasien, dokter perlu mendengarkan pasien dengan memperhatikan perasaan perasaan yang muncul di balik kata kata yang diucapkannya.Dokter juga perlu memperhatikan aspek non verbal dari pasien seperti bahasa tubuhnya juga nada suara. Sehingga dokter mengerti secara keseluruhan apa yang pasien komunikasikan. Dokter juga perlu memberikan umpan balik sehingga pasien mengetahui bahwa dokter benar benar memahami dirinya.3Komunikasi dokter - pasien ini mengandung nilai - nilai : manusiawi :-menerima dan memperlakukan manusia (pasien) selayaknya manusia

simpati: -berperasaan sama - Dokter memiliki simpati akan memiliki kasih, rasa sama dengan pasien empati: -masuk/ ikut merasakan perasaan orang lain -Empati merupakan kunci dari komunikasi yang baik. - Dokter mengibaratkan diri menjadi/ mengalami perasaan seperti pasien. Antipasti : -tidak setuju/ tidak mau tahu dengan perasaan orang lain. -Doktermenolak tindakan-tindakan yang memburukkan keadaaan

3.4.1 Komunikasi verbal dan non verbalKomunikasi verbal disampaikan atau diluahkan melalui kata-kata yang diucaphan. Ia bisa disuarakan melalui lisan ataupun melalui tulisan. Aspek ini dipengaruhi oleh kualitas suara(jeras/tidak), pace(kecepatan pertuturan) dan juga intonasi(tinggi/rendah) suara. Selain itu sifat kata juga memainkan peran contohnya kata-kata yang tajam,lembut,ancaman mahupun penuh kasih sayang atau sebagainya. Kata-kata mampu memberi gambaran sebenar realitas yang sedang berlaku.Sebagai contoh, pasien yang mengalami penyakit diabetes mellitus yang kritis yang tidak mahu menanggapi nasehat dokter,tidak mahu makan obat,tidak menjaga pola kesehatannya dan tetap mahu merokok bisa dimanipulasiakan sehingga akhirnya dia bisa mengikuti semua nasehat dokter dengan menggunakan kata-kata yang sesuai dan bisa menggambarkan keadaannya. Seseorang juga dapat belajar tentang bagaimana mengubah persepsi dan berkomunikasi secara efektif.Komunikasi non verbal diluahkan dan disampaikan tanpa menggunakan kata-kata(non lisan). Ia disuarakan melalui gerakan tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, pakaian, gaya rambut, gaya tulisan, symbol dan paralinguistik(kualitas suara, emosi, gaya bicara, ritme bicara dan intonasi). Perlakuan non erbal seperti senyuman,bersalaman, sentuhan dan gerak tubuh bisa menunjukkan keramahan dan sifat kasih sayang dokter lantas membuatkan pasien merasa hangat, ditanggapi, dihargai dan juga bisa merasa selamat. Prilaku ini dapat meningkatkan komunikasi yang berlaku antara pasien dan dokter serta bisa membantu dalam proses anamnesis, perawatan dan pengobatan.Dalam aktifitas seharian, komunikasi non vervbal lebih mendominasi komuinikasi verbal kerana non verbal bisa menekankan, membenarkan dan memberi kepastian serta mengukuhkan lagi kata-kata yang diungkapkan sehingga bisa menguatkan lagi keyakinan orang yang menerima pesan. Sebagai contoh sewaktu menyampaikan berita sedih, ekspresi wajah orang yang menyampaikan pesan akan meyakinkan lagi penerima pesan bahwa berita itu sememangnya bener-bener terjadi sehingga ekspresi wajahnya bisa menjadi sedih sekali.

3.4.2Faktor komunikasi Terdapat beberapa faktor utama yang mempengaruhi komunikasi antara dokter dan pasien.

Faktor sosialPasien dapat datang dari lapisan masyarakat dan kelas sosial manapun.Dokter yang profesional seharusnya dapat menempatkan diri dengan baik dan bersahabat dengan semua strata masyarakat (tidak membedakan status, gelar, ataupun pangkat).Contohnya saat dokter mampu beradaptasi, menjalin komunikasi yang baik ketika mendapat tugas praktik di masyarakat biasa, pedalaman, lingkungan pejabat, dsb. Faktor ekonomiSepenggal kutipan dari Winston Churchill dalam buku Membangun Budaya Keselamatan Pasien menyatakan bahwa kita membuat kehidupan dengan apa yang kita berikan...5.Kutipan ini mengingatkan bahwa kehidupan manusia terbentuk dari pelayanan apapun yang mampu kita berikan pada dunia. Dokter dalam kodrat pelayanannya dapat memberikan kontribusi pelayanan yang sama tanpa memandang pasien sebagai alat pencetak materi. Faktor ekonomi memang menjadi hal yang sensitive untuk dibicarakan.Yang datang kepada dokter belum tentu semua memiliki uang yang cukup untuk berobat, oleh karena itu kembali kepada hati nurani pribadi.Komunikasi yang ditinjau dari segi ekonomi juga memperhatikan bahasa serta sikap yang dokter ucapkan dan perbuat. Jangan sampai ada kata - kata atau tindakan dokter maupun pegawai rumah sakit yang menyinggung pasien Faktor pendidikanSebagian pasien telah mampu menginterpretasikan dan mengkomunikasikan kesehatannya dengan dokter karena memiliki pengetahuan dan pendidikan yang cukup bahkan tinggi. Namun tidak menutup kemungkinan ada pasien yang memiliki pendidikan atau pengetahuan yang rendah . Penting bagi dokter untuk mampu mengolah dan memilih kata - kata yang akan dipilihnya untuk disampaikan kepada pasien, mengingat tujuan dari komunikasi adalah supaya pesan (yang mengandung nasihat, petunjuk pengobatan, dll) dapat tersampaikan dengan jelas dan efektif kepada pasien untuk kesehatannya. Faktor keluarga Komunikasi efektif antara dokter - pasien dapat mengambil peran keluarga maupun kerabat terdekat didalamnya untuk mendukung perilaku pasien ke arah baik dan sehat.3 Peran dokter dalam hal ini, mengajak keluarga untuk memberikan dukungan pada pasiennya karena pasien yang terbuka dan didukung keluarganya akan meningkat harapan kesembuhan dan semangatnya untuk menjalankan pola hidup sehat.

3.5KEPRIBADIAN PASIEN

Keperibadian adalah seluruh pola emosi dan perilaku yang menetap dan bersifat khas pada seseorang dalam caranya mengadakan hubungan, caranya berpikir tentang lingkungan dan dirinya sendiri.Kepribadian dipengaruhi oleh:1.Temperamen (tabiat)Aspek yang berhubungan erat dengan konstitusi jasmani.Ia merupakan bawaan sejak lahir. Tabiat adalah kebiasaan yang sangat sukat diubah oleh pengaruh lingkungan luar.Temperamen sangat dipengaruhi faktor- faktor fisiologik tubuh dan menetap seumur hidup.

2.Watak (karakter)Watak ialah keseluruhan keadaan dan cara bertindak terhadap suatu ransangan dan terus berkembang dalam masa kehidupan seseorang seiring dengan peningkatan usia. Watak dipengaruhi oleh faktor lingkungan, pengalaman dan pendidikan.Menurut Sigmund Freud iaitu bapak psikoanalisis, perilaku-perilaku manusia dimotivasikan oleh impuls dan naluri seksual yang direpresi.Ia terbahagi kepada tiga:Id Merupakan keinginan-keinginan yang tersimpan dalam psikis seseorang.Ia juga adalah lapisan psikis paling dalam.ia dikuasai oleh prinsip kesenangan, tidak menganal waktu dan logika.EgoLapisan psikis yang mengadakan hubungan langsung dengan dunia luar.Ia terbentuk kdengan diferensiasi dari Id kerana kontaknya dengan dunia luar. Dikuasai prinsip realitas seperti tampak dalam pikiran yang objektif sesuai dengan tuntutan sosial dan rasional.Ego berfungsi mempertahankan kepribadian diri dan juga menyesuaikan dalam lingkungan.SuperegoLapisan psikis yang terbentuk dari internalisasi larangan-larangan, perintah-perintah dan aturan-aturan dalam psikis seseorang.ia merupakan dasar hati nurani.Contoh superego dalam diri seseorang misalnya rasa menyesal, rasa bersalah dan rasa berdosa.

3.6 KESIMPULANKesimpulannya, terdapat beberapa aspek yang menyebabkan seorang pasien tidak mau mengikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter. Ketidakmampuan dokter dalam menerapkan komunikasi yang efektif dengan pasiennya, sehingga pasien belum dapat menerima informasi yang detail dari sang dokter tentang pengobatan yang sedang ia jalani. Dokter mungkin kurang memperhatikan komunikasi verbal dan non verbal pasien semasa berkomunikasi dengan pasien.Kemudian kepribadian seorang pasien yang belum memiliki motivasi diri dalam menghadapi penyakit yang dideritanya, serta perilaku pasien masih dalam tahap prekontemplasi sehingga belum adanya niat pasien untuk mengikuti pola hidup sehat mengakibatkan seorang pasien tidak mengikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter.Dokter bertanggungjawab memberi motivasi, sokongan dan dorongan kepada pasien untuk mengamalkan pola hidup sehat. Menentukan okmum dominant dalam diri pasien amat penting agar dokter dapat menggunakan cara yang sesuai untuk berkomunikasi dengan pasien. Apabila cara berkomunikasi sesuai debgan pasien, pesan dapat disampaikan kepada pasien, komunikasi lebih efektif dan pasien bisa mengamalkan cara hidup sehat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Tim EGC. 2006. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : Penerbit Bukuk Kedokteran EGC

2. Gibney, Michael, dkk. 2008. Gizi Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 151

3. Soetjiningsih.2008. Modul Komunikasi pasien dokter. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 15

4. Mustaffa, Mohamed,dkk. 2006 Teori dan praktis kaunseling kelompok kontemprorari. Malaysia : Universiti teknologi Malaysia. Hal 32

5. 2.Maulana, Heri D.J. 2007. Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC. Hal 192.1