-
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden
Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran
2011/2012 dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas I sebanyak 13 siswa yang
terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan. Letak Sekolah Dasar
Negeri 02 Ngenden berada di Dukuh Karanglo Desa Ngenden Kecamatan
Ampel Kabupaten Boyolali. Suasana Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden
masih asri dengan suasana pedesaan. Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden ini
sebelah Utara berbatasan Jalan Raya, sebelah Timur berbatasan dengan
perumahan warga, sebelah Selatan berbatasan dengan Balai Desa Ngenden,
dan sebelah Barat berbatasan dengan sawah. Sekolah Dasar Negeri 2
Ngenden terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan jumlah keseluruhan siswa
70 siswa.
Ruangan Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden terdapat 15 ruangan dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rincian Ruang SD Negeri 2 Ngenden
No. Nama Ruang Jumlah
1. Kelas I – VI 6 ruang
2. Kantor Kepala Sekolah dan guru 1 ruang
3. Ruang Komputer 1 ruang
4. UKS 1 ruang
5. Dapur 1 ruang
6. Toilet Siswa 3 ruang
7. Toilet Guru 1 ruang
8. Gudang 1 ruang
30
-
31
Selain memiliki beberapa ruangan yang telah disebutkan diatas, SD N 02
Ngenden juga mempunyai halaman yang cukup luas yang digunakan sebagai
lapangan upacara dan lapangan saat olahraga siswa, selain itu setiap depan
ruangan kelas terdapat taman-taman kecil yang digunakan untuk
memperindah halaman kelas.
Fasilitas belajar dan alat peraga yang ada di Sekolah Dasar Negeri 02
Ngenden sudah memadai tetapi masih perlu dikembangkan lagi. Sarana
penunjang belajar siswa seperti buku-buku yang dapat membantu siswa
dalam belajar belum tertata rapi dalam satu ruangan (perpustakaan), tetapi
masih diletakkan dalam lemari atau rak buku di dalam kelas. Adapun
komputer yang digunakan untuk kegiatan ekstrakulikuler bagi siswa, selain
itu digunakan pula untuk membantu proses belajar mengajar. Ada pula laptop
yang digunakan untuk memfasilitasi guru dalam mengetik data-data
administrasi sekolah yang diperlukan.
Tenaga pengajar atau guru yang ada di Sekolah Dasar bisa dikatakan
masih kurang, jumlah tenaga pengajar atau guru terdiri dari 11 guru dan 1
penjaga sekolah, dengan rincian sebagai berikut: 1 Kepala Sekolah dengan
pendidikan terakhir S1, 9 guru dengan pendidikan terakhir S1 sebanyak 3
orang, D2 sebanyak 2 orang, dan 4 guru wiyata bhakti yang merangkap
sebagai bagian tata usaha. Dari 9 guru baik PNS maupun wiyata bhakti yaitu
sebanyak 6 orang sebagai guru kelas, 1 guru olahraga dengan pendidikan
terakhir D2 dan 1 guru agama Islam dengan pendidikan terakhir S1, 1 guru
agama Katolik, selain itu terdapat 1 karyawan sekolah yang bertugas sebagai
penjaga sekolah.
4.2. Kondisi Awal Subyek Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas I Sekolah Dasar Negeri 02 Ngenden
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 13 siswa, pada
pembelajaran membaca permulaan. Berdasarkan hasil analisis data dari
dokumen guru terlihat dari nilai hasil evaluasi peserta didik pada
pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya membaca permulaan yang telah
-
32
dilakukan dimana sebagian besar peserta didik memperoleh nilai dibawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≤ 60). Diperoleh data hasil pembelajaran
sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yaitu
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca Permulaan
Siswa Kelas I SDN 02 Ngenden Semester II
Tahun Pelajaran 2011/2012
Pra Siklus
Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan
20-29 1 7,69 Tidak Tuntas
30-39 3 23,08 Tidak Tuntas
40-49 3 23,08 Tidak Tuntas
50-59 3 23,08 Tidak Tuntas
60-69 1 7,69 Tuntas
70-79 1 7,69 Tuntas
80-89 1 7,69 Tuntas
90-100 0 0
Jumlah 13 100
Nilai Rata-rata 45,38
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 20
Dilihat dari tabel 4.2 distribusi frekuensi nilai pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia, khususnya membaca permulaan pembelajaran belum
efektif. Terbukti dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam
belajarnya (KKM=60). Dari tabel 4.2 dapat diketahui banyaknya siswa yang
tidak tuntas atau belum mencapai KKM yang ditentukan dapat dilihat pada
daftar nilai siswa (terlampir). Untuk lebih jelasnya akan disajikan dalam
bentuk gambar 4.1.
-
33
Gambar 4.1
Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai Pra Siklus
Rendahnya prestasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh belajar
siswa yang belum maksimal (belajar pada waktu ada PR atau ulangan),
kemampuan belajar heterogen, minat terhadap pelajaran Bahasa Indonesia,
khususnya membaca rendah, akibatnya kemampuan membaca siswa sangat
rendah. Faktor dari guru juga perlu diperhatikan, guru kurang memiliki
keterampilan menciptakan metode pembelajaran yang kondusif yang dapat
meningkatkan dan mengembangkan keterampilan berbahasa pada siswa serta
selalu menggunakan pembelajaran yang monoton, sedangkan faktor dari
peserta didik, sebagian besar peserta didik tidak mengalami pendidikan TK
sehingga di sekolah inilah pertama kali mereka mengenal pendidikan formal.
Kedua faktor tersebut menimbulkan hambatan dalam transformasi ilmu
pengetahuan yang menimbulkan pembelajaran berjalan kurang efektif.
4.3. Rencana Tindakan
SIKLUS I
7.69%
23.08%
23.08%
23.08%
7.69% 7.69%
7.69%
0%
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
70-79
80-89
90-100
-
34
Praktek pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 3 pertemuan
dengan rincian sebagai berikut:
a. Pertemuan I
Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan
diskusi dengan guru kelas I mengenai materi pembelajaran yang akan
disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum
mengajar pada pertemuan I, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu
yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP) pertemuan I,
lembar observasi, media pembelajaran berupa gambar yang akan
digunakan saat pembelajaran berlangsung yang akan dilaksanakan di kelas
I dan tidak kalah pentingnya adalah persiapan fisik dan mental.
Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I
dengan tema “Diri Sendiri”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran
yaitu : peserta didik dapat membaca kalimat sederhana dengan lafal dan
intonasi yang tepat, peserta didik mampu membaca nyaring kata
pembentuk kalimat dengan benar, peserta didik mampu menemukan suku
kata penyusun kata dengan tepat, peserta didik mampu menguraikan huruf
pembentuk kata dengan tepat. Setelah menentukan tujuan pembelajaran
kemudian guru menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran dan
metode pembelajaran yang meliputi kegiatan, yaitu siswa memperhatikan
gambar yang ditunjukkan guru di depan kelas, kemudian peserta didik
mengucapkan kalimat yang dituliskan guru berdasarkan gambar dengan
lafal dan intonasi yang sesuai. Peserta didik mengenal gambar sesuai tema
pembelajaran yang diperlihatkan guru dan kemudian ditempel di papan
tulis. Peserta didik mengamati gambar yang telah di tempel di papan tulis.
Peserta didik menerima penjelasan dari guru mengenai gambar yang telah
di amati siswa. Dengan bimbingan guru peserta didik membuat kalimat
sesuai gambar. Peserta didik mendengarkan guru membaca kalimat
tersebut kemudian ditirukan bersama. Peserta didik memilih salah satu
contoh kalimat yang nantinya akan diuraikan. Peserta didik mencari kartu
kata yang sesuai dengan kata yang ada di dalam kalimat yang telah dipilih.
-
35
Peserta didik menyajikan kartu kata yang telah ditemukan di depan kelas
secara bergantian. Peserta didik menanggapi hasil temannya. Masing-
masing peserta didik menguraikan kata menjadi beberapa suku kata
dengan kartu huruf. Peserta didik menyajikan suku kata yang telah
ditemukan di depan kelas. Peserta didik menanggapi hasil temannya.
Peserta didik menguraikan suku kata menjadi huruf. Peserta didik
membaca kalimat yang telah diuraikan tadi dengan lafal dan intonasi yang
tepat.
Kegiatan akhir akan dilakukan penarikan kesimpulan hasil
pembelajaran mengenai huruf, suku kata dan kata penyusun suatu kalimat
yang telah dipelajari. Setelah menarik kesimpulan guru akan memberikan
pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.
b. Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak
lanjut dan perbaikan dari kekurangan/kelemahan pada pertemuan I maka
pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan dengan pertemuan I
tapi yang membedakan adalah tema pelajaran yaitu “ Kegiatan”. Sebelum
mengajar pada pertemuan II, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu
yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pertemuan II, lembar observasi, media pembelajaran
berupa gambar-gambar kegiatan serta ruang/lokasi yang akan digunakan
sama dengan pertemuan I yaitu di ruang kelas I.
Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
pertemuan II dengan tema pembelajaran “Kegiatan”, kemudian
menentukan tujuan pembelajaran yang masih sama dengan tujuan
pembelajran pada pertemuan pertama.
Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan
lamanya waktu proses pembelajaran yaitu (2x35) menit dengan metode
global yang meliputi kegiatan yaitu: pada kegiatan inti sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan dengan metode
Global, yaitu siswa memperhatikan gambar yang ditunjukkan guru di
-
36
depan kelas, kemudian peserta didik mengucapkan kalimat yang dituliskan
guru berdasarkan gambar dengan lafal dan intonasi yang sesuai. Peserta
didik mengamati gambar yang telah di tempel di papan tulis. Peserta didik
menerima penjelasan dari guru mengenai gambar yang telah di amati
siswa. Dengan bimbingan guru peserta didik membuat kalimat sesuai
gambar. Peserta didik mendengarkan guru membaca kalimat tersebut
kemudian ditirukan bersama. Peserta didik memilih salah satu contoh
kalimat yang nantinya akan diuraikan. Peserta didik mencari kartu kata
yang sesuai dengan kata yang ada di dalam kalimat yang telah dipilih.
Peserta didik menyajikan kartu kata yang telah ditemukan di depan kelas
secara bergantian. Peserta didik menanggapi hasil temannya. Masing-
masing peserta didik menguraikan kata menjadi beberapa suku kata
dengan kartu huruf. Peserta didik menyajikan suku kata yang telah
ditemukan di depan kelas. Peserta didik menanggapi hasil temannya.
Peserta didik menguraikan suku kata menjadi huruf. Peserta didik
membaca kalimat yang telah diuraikan tadi dengan lafal dan intonasi yang
tepat.
Kegiatan akhir akan dilakukan penarikan kesimpulan hasil
pembelajaran mengenai jenis-jenis batuan endapan/sedimen yang telah
dipelajari. Setelah menarik kesimpulan guru akan memberikan
pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.
c. Pertemuan III
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan III sebagai
penyempurnaan dan tindak lanjut dari pertemuan I dan II dari kekurangan
yang terjadi pada pertemuan I dan II akan diperbaiki pada pertemuan III
ini. Pada pertemuan III ini masih sama dengan dengan pertemuan I dan II
tetapi yang membedakan adalah tema pembelajaran yaitu “Peristiwa”.
Sebelum mengajar pada pertemuan III, maka praktikan menyiapkan segala
sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP)
pertemuan III, lembar observasi, media pembelajaran berupa gambar,
lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur kemampuan membaca
-
37
siswa, serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan pertemuan I
dan II yaitu di ruang kelas I.
Praktikan merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
pertemuan III dengan tema “Peristiwa”, kemudian menentukan tujuan
pembelajaran dengan metode Global. Setelah menentukan tujuan
pembelajaran kemudian guru menetapkan lamanya waktu proses
pembelajaran yaitu (3x35) menit dengan metode membaca permulaan
dengan metode Global yaitu siswa memperhatikan gambar yang
ditunjukkan guru di depan kelas, kemudian peserta didik mengucapkan
kalimat yang dituliskan guru berdasarkan gambar dengan lafal dan
intonasi yang sesuai. Peserta didik mengamati gambar yang telah di
tempel di papan tulis. Peserta didik menerima penjelasan dari guru
mengenai gambar yang telah di amati siswa. Dengan bimbingan guru
peserta didik membuat kalimat sesuai gambar. Peserta didik
mendengarkan guru membaca kalimat tersebut kemudian ditirukan
bersama. Peserta didik memilih salah satu contoh kalimat yang nantinya
akan diuraikan. Peserta didik mencari kartu kata yang sesuai dengan kata
yang ada di dalam kalimat yang telah dipilih. Peserta didik menyajikan
kartu kata yang telah ditemukan di depan kelas secara bergantian. Peserta
didik menanggapi hasil temannya. Masing-masing peserta didik
menguraikan kata menjadi beberapa suku kata dengan kartu huruf. Peserta
didik menyajikan suku kata yang telah ditemukan di depan kelas. Peserta
didik menanggapi hasil temannya. Peserta didik menguraikan suku kata
menjadi huruf. Peserta didik membaca kalimat yang telah diuraikan tadi
dengan lafal dan intonasi yang tepat.
Kegiatan akhir akan dilakukan penarikan kesimpulan hasil
pembelajaran mengenai. Setelah menarik kesimpulan guru, mengenai
kalimat yang diuraikan menjadi kata, suku kata dan huruf penyusun
kalimat. Evaluasi untuk mengukur pemahaman dan keberhasilan
pembelajaran dalam penguasaan materi yang telah diberikan khususnya
-
38
praktek membaca. Setelah evaluasi guru akan memberikan pemantapan
dan tindak lanjut kepada siswa.
4.4. Pelaksanaan Tindakan
a. Pertemuan 1
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan
yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), lembar observasi, gambar, buku pelajaran dan serta
ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa,
salam kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian motivasi berupa
nyanyian dnegan lagu ABCDEFG HIJKLMN OPQRSTU VWXYZ
dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan
kegiatan inti yaitu guru memberikan 2 gambar dengan tema “Diri Sendiri”,
kemudian peserta didik memperhatikan gambar yang ditunjukkan guru di
depan kelas dengan seksama. Dengan bantuan guru, peserta didik memilih
kalimat yang sesuai dengan gambar. Dalam kegiatan ini, sebelumnya guru
menuntun peserta didik untuk membuat kalimat. Setelah kalimat dituliskan
guru di papan tulis, peserta didik mengucapkan kalimat tersebut berdasarkan
gambar dengan lafal dan intonasi yang sesuai. Peserta didik menguraikan
kalimat menjadi beberapa kata, kemudian mencari kata yang sesuai dengan
kalimat di dalam kartu kata yang telah disediakan guru. Kartu kata yang
sudah ditemukan kemudian disajikan dan ditempel di bawah kalimat secara
bergantian. Kata-kata tersebut diuraikan lagi menjadi suku kata. Kegiatan ini
dilakukan dengan cara menyusun kartu huruf oleh masing-masing peserta
didik. Secara bergantian peserta didik menyebutkan huruf – huruf yang sudah
diuraikan dari suku kata.
Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran
bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses
berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong
-
39
siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan
dalam kehidupan sehari-hari, kemudian siswa diberi tugas rumah yang
mengarah pada pembelajaran yang akan datang
b. Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut
dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa yang berupa hasil
belajar pada pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini guru
menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar, lembar observasi yang digunakan
untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan,
buku pelajaran dan serta ruang/lokasi.
Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam
kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian apersepsi dengan
mengajak siswa menyanyikan lagu ABCDEFG HIJKLMN OPQRSTU
VWXYZ. Dalam kegiatan ini dimaksudkan agar peserta didk dapat
mengingat kembali tentang huruf abjad. Kemudian guru mengajak siswa
membahas pekerjaan rumah yang telah diberikan di akhir pertemuan pertama
pada siklus I
Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama
dengan pertemuan I, yaitu guru memberikan 2 gambar dengan tema
“Kegiatan”, kemudian peserta didik memperhatikan gambar yang ditunjukkan
guru di depan kelas dengan seksama. Dengan bantuan guru, peserta didik
memilih kalimat yang sesuai dengan gambar. Dalam kegiatan ini, sebelumnya
guru menuntun peserta didik untuk membuat kalimat. Setelah kalimat
dituliskan guru di papan tulis, peserta didik mengucapkan kalimat tersebut
berdasarkan gambar dengan lafal dan intonasi yang sesuai. Peserta didik
menguraikan kalimat menjadi beberapa kata, kemudian mencari kata yang
sesuai dengan kalimat di dalam kartu kata yang telah disediakan guru. Kartu
kata yang sudah ditemukan kemudian disajikan dan ditempel di bawah
kalimat secara bergantian. Kata-kata tersebut diuraikan lagi menjadi suku
kata. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menyusun kartu huruf oleh masing-
-
40
masing peserta didik. Secara bergantian peserta didik menyebutkan huruf –
huruf yang sudah diuraikan dari suku kata.
Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran
bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses
berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong
siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan
dalam kehidupan sehari-hari, kemudian siswa diberi tugas rumah yang
mengarah pada pembelajaran yang akan datang
c. Pertemuan III
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan III sebagai tindak
lanjut, penyempurnaan dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman
siswa yang berupa hasil belajar pada pertemuan I dan II, maka pada
pelaksanaan pertemuan III ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
lembar evaluasi, lembar observasi, gambar, buku pelajaran dan serta
ruang/lokasi.
Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam
kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian apersepsi dengan
mengajak siswa menyanyikan lagu “Di Sini Senang Di Sana Senang” dengan
mengubah lirik lagunya. Kemudian guru mengajak siswa membahas
pekerjaan rumah yang telah diberikan di akhir pertemuan kedua siklus I
Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama
dengan pertemuan I dan II yaitu guru memberikan 2 gambar dengan tema
“Peristiwa”, kemudian peserta didik memperhatikan gambar yang
ditunjukkan guru di depan kelas dengan seksama. Dengan bantuan guru,
peserta didik memilih kalimat yang sesuai dengan gambar. Dalam kegiatan
ini, sebelumnya guru menuntun peserta didik untuk membuat kalimat. Setelah
kalimat dituliskan guru di papan tulis, peserta didik mengucapkan kalimat
tersebut berdasarkan gambar dengan lafal dan intonasi yang sesuai. Peserta
didik menguraikan kalimat menjadi beberapa kata, kemudian mencari kata
-
41
yang sesuai dengan kalimat di dalam kartu kata yang telah disediakan guru.
Kartu kata yang sudah ditemukan kemudian disajikan dan ditempel di bawah
kalimat secara bergantian. Kata-kata tersebut diuraikan lagi menjadi suku
kata. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menyusun kartu huruf oleh masing-
masing peserta didik. Secara bergantian peserta didik menyebutkan huruf –
huruf yang sudah diuraikan dari suku kata.
Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran
bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses
berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong
siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan
dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengerjakan tes evaluasi yaitu tes unjuk
kerja yang digunakan untuk mengukur kemampuan membaca, dan
pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan
pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
4.5. Hasil tindakan
a. Pertemuan 1
Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan
pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru. Untuk mengukur keberhasilan
penerapan metode global dalam kegiatan pembelajaran membaca permulaan,
menggunakan lembar observasi yang diambil dari indikator pembelajaran
metode global dengan menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi
dasarnya.
Berdasarkan hasil observasi penerapan metode global yang diterapkan
guru pada siklus I pertemuan 1 pada kegiatan pembelajaran penerapan
indikator pembelajaran masih kurang baik dalam penerapannya. Hal ini dapat
dilihat pada lembar hasil observasi pada siklus I pertemuan 1 (terlampir),
pada lembar observasi tersebut dapat dilihat pada penerapan metode global
yang diterapkan keseluruhan indikator masih memperoleh skor 2 dengan
pernyataan 50% indikator metode global baru diterapkan dalam kegiatan
-
42
pembelajaran. Hal ini disebabkan karena peserta didik belum terbiasa dalam
kegiatan pembelajaran, sehingga guru masih mengalami kesulitan dalam
mengarahkan siswa ke dalam penerapan metode global.
Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh hasil
observasi / pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas I) terhadap
aktivitas guru secara keseluruhan dalam menerapkan metode Global. Dapat
dilihat dalam tabel 4.3
Tabel 4.3
Hasil Observasi
Pembelajaran Metode Global
pada Kelas I SD Negeri 2 Ngenden
Siklus I Pertemuan I
Dari tabel 4.3 hasil observasi yang dilakukan observer (guru kelas I),
dapat dilihat bahwa penerapan metode Global yang diterapkan guru dalam
kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari
keseluruhan kegiatan pembelajaran masih ada skor 2,67 terutama pada teknik
pembelajaran yang meliputi indikator dalam penerapan metode Global dalam
kegiatan pembelajaran.
Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan
hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan
No. Indikator Skor
1. Memperkenalkan beberapa gambar dan kalimat 3
2. Memilih salah satu kalimat 3
3. Menguraikan kalimat menjadi beberapa kata
pembentuknya
2,67
4. Menguraikan kata menjadi suku kata 2,33
5. Menguraikan suku kata menjadi huruf 3
Jumlah 14
Rata-rata hasil observasi 2,8
-
43
pembelajaran meperoleh skor rata-rata 2,8. Berdasarkan indikator yang
ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa
75% indikator penerapan pembelajaran membaca permulaan telah diterapkan
dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Global. Oleh
karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklusi I pertemuan
2 penerapan metode Global belum mencapai indikator yang ditentukan
penulis.
b. Pertemuan 2
Hasil tindakan pada siklus I pertemuan 2 yang diperoleh berdasarkan
lembar hasil observasi dalam penerapan metode global yang diterapkan guru
dalam kegiatan pembelajaran indikator yang diukur sama dengan pada siklus
I pertemuan 1. Tindakan pada siklus I pertemuan 2 merupakan perbaikan
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran pada
siklus I pertemuan I.
Dalam penerapan pembelajaran pada siklus I petemuan 2 berdasarkan
hasil observasi, penerapan pembelajaran pada indikator penerapan
pembelajaran membaca dengan metode Global sudah meningkat
dibandingkan pada siklus I pertemuan 1. Pada lembar hasil observasi
(terlampir) pada siklus I pertemuan 2 dapat dilihat kegiatan pembelajaran
yang diterapkan memperoleh skor 3 dengan pernyataan 75% indikator yang
ditentukan dalam pembelajaran membaca permulaan dengan metode Global
telah diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi masih
ada beberapa kegiatan pembelajaran yang masih mendapat skor 2 yaitu pada
item menyusun kalimat sesuai gambar dan menguraikan kata menjadi suku
kata. Hal ini disebabkan karena siswa masih kesulitan membuat kalimat
sendiri dan ada sebagian siswa yang kesulitan memenggal kata berdasarkan
suku kata. Untuk indikator lainnya sudah mengalami peningkatan dan
mencapai indikator yang ditentukan dalam penerapannya karena telah
berbekal pada siklus I pertemuan I.
Hasil observasi yang dilakukan observer (guru kelas I), dapat dilihat
bahwa penerapan metode Global yang diterapkan guru dalam kegiatan
-
44
pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari
keseluruhan kegiatan pembelajaran masih ada skor 2, terutama pada indikator
menguraikan kata menjadi suku kata.Analisis penelitian setelah pembelajaran
diperoleh hasil observasi/ pengamatan penerapan metode Global yang
dilakukan oleh observer (guru kelas I) secara keseluruhan terhadap aktivitas
guru dalam penerapan pembelajaran membaca permulaan dengan metode
Global dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan lembar observasi yang
terlampir dapat dilihat pada tabel master sheet dalam tabel 4.4
Tabel 4.4
Hasil Observasi
Pembelajaran Metode Global
pada Kelas I SD Negeri 2 Ngenden
Siklus I Pertemuan 2
Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan
hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan
pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,34. Berdasarkan indikator yang
ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa
75% indikator penerapan metode Global telah diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada
siklusi I pertemuan II penerapan metode Global sudah meningkat dan
No. Indikator Skor
1. Memperkenalkan beberapa gambar dan kalimat 3,2
2. Memilih salah satu kalimat 4
3. Menguraikan kalimat menjadi beberapa kata
pembentuknya
3,33
4. Menguraikan kata menjadi suku kata 2,67
5. Menguraikan suku kata menjadi huruf 3,5
Jumlah 16,7
Rata-rata hasil observasi 3,34
-
45
mencapai indikator yang ditentukan penulis. Dalam penerapan pembelajaran
membaca permulaan dengan metode Global dalam kegiatan pembelajaran
pada siklus I pertemuan 2 lebih dari skor 3 dengan pernyataan 75% sudah
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi pada indikator
penerapan pembelajaran membaca permulaan dengan metode Global
mendapat skor 2, dan akan diperbaiki pada siklus I pertemuan 3.
c. Pertemuan 3
Hasil tindakan pada siklus I pertemuan 3 berdasarkan lembar hasil
observasi penerapan pembelajaran membaca permulaan dengan metode
Global pada kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru dalam kegiatan
pembelajaran indikator yang diukur sama dengan pada siklus I pertemuan 1
dan pertemuan 2. Siklus I pertemuan 3 merupakan perbaikan kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus I
pertemuan 2.
Dalam penerapan pembelajaran pada siklus I pertemuan 3
berdasarkan hasil observasi, penerapan pembelajaran pada indikator
penerapan pembelajaran membaca dengan metode Global sudah meningkat
dibandingkan pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2. Pada lembar hasil
observasi (terlampir) pada siklus I pertemuan 3 dapat dilihat kegiatan
pembelajaran yang diterapkan secara keseluruhan memperoleh skor 3 dengan
pernyataan 75%, bahkan ada yang memperoleh skor 4. Berarti indikator yang
ditentukan dalam pembelajaran membaca dengan metode Global telah
diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan
menguraikan kata menjadi suku kata mengalami peningkatan meperoleh skor
3 dengan pernyataan 75% penerapan pembelajaran membaca dengan metode
Global telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil observasi yang dilakukan observer (guru kelas I), dapat dilihat
bahwa penerapan metode Global yang diterapkan guru dalam kegiatan
pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari
keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor 4, meskipun masih ada
skor 3. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan
-
46
hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan
pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,72. Rata- rata skor mengalami
peningkatan dibandingkan pada Siklus I pertemuan 2.
Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh hasil
observasi/pengamatan penerapan metode Global yang dilakukan oleh
observer (guru kelas I) dalam kegiatan pembelajaran membaca permulaan
pada siswa kelas I dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5
Hasil Observasi
Pembelajaran Metode Global
pada Kelas I SD Negeri 2 Ngenden
Siklus I Pertemuan 3
Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan
minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator penerapan pembelajaran
membaca permulaan dengan metode Global telah diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada
siklus I pertemuan 3 penerapan pembelajaran membaca permulaan dengan
metode Global sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dan
mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I pertemuan 2.
Dalam penerapan pembelajaran membaca permulaan dengan metode
Global dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan 3 telah
No. Indikator Skor
1. Memperkenalkan beberapa gambar dan kalimat 3,6
2. Memilih salah satu kalimat 4
3. Menguraikan kalimat menjadi beberapa kata
pembentuknya
3,67
4. Menguraikan kata menjadi suku kata 3,33
5. Menguraikan suku kata menjadi huruf 4
Jumlah 18,6
Rata-rata hasil observasi 3,72
-
47
meningkat yaitu dengan rata-rata skor pada pembelajaran metode global 3,72
dengan pernyataan 75% bahkan hampir 100% penerapan metode Global telah
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan untuk hasil evaluasi atau
unjuk kerja akan ditunjukkan pada tabel 4.6
Tabel 4.6
Hasil Penilaian Unjuk Kerja
Pada Siswa Kelas I SDN 2 Ngenden
tahun 2011/2012 Siklus I
Dan selanjutnya sebagai pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan
pada siklus II.
4.6. Efektifitas belajar peserta didik
Efektifitas belajar pada siswa terhadap seluruh kegiatan pembelajaran
pada siklus I, dari kegiatan pembelajaran membuat kalimat sesuai gambar
antara lain : siswa berantusias, dan termotivasi sehingga aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran. Baik dalam kegiatan mengamati gambar, tanya jawab
tentang isi gambar, menyusun kalimat sesuai gambar, kemudian menguraikan
kalimat menjadi beberapa kata, kata diuraikan menjadi suku kata dan suku
kata diuraikan menjadi huruf serta membaca kalimat tersebut dengan intonasi
yang benar. Selain itu siswa juga mengerjakan evaluasi dengan baik
berdasarkan hasil evaluasi siswa siklus I (terlampir). Dengan demikian proses
No. Indikator Skor
1. ketepatan menyuarakan tulisan 3,18
2. kewajaran lafal 2,95
3. kewajaran intonasi 2,62
4. kelancaran 2,9
5. kejelasan suara 3,23
Jumlah 18,6
Rata-rata hasil unjuk kerja 3,72
-
48
pembelajaran berjalan dengan efektif karena aspek sosial dan ketrampilan
membaca siswa berjalan searah. Sebagai pemantapan keefektifan belajar pada
siswa dalam pembelajaran akan dilanjutkan pada siklus II.
4.7. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari
pertemuan 1, 2 dan 3 maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan
dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang
dilaksanakan pada setiap pertemuan 1, 2 dan 3 pada siklus I dan hasil nilai
siswa pada pertemuan 3 yaitu pada akhir siklus I. Refleksi ini digunakan
sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan
dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator kinerja.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi pada
siklus I disetiap pertemuan maka diperoleh antara lain sebagai berikut:
a. Pertemuan 1
Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi ada
siklus I pertemuan I belum mencapai indikator kinerja yang ditentukan.
Pada lembar hasil obervasi siklus I pertemuan I (terlampir) dapat dilihat
dalam kegiatan menyusun kalimat sesuai gambar dan menguraikan kata
menjadi suku kata secara keseluruhan masih mendapat skor 2 dengan
pernyataan 50% pembelajaran membaca permulaan dengan metode Global
telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan indikator
kinerja yang ditentukan penulis yaitu minimal skor 3 dengan penyataan
75% pembelajaran metode global telah diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan lembar hasil observasi
penerapan pembelajaran membaca permulaan dengan metode Global pada
siklus I pertemuan 1 belum mencapai indikator kinerja yang ditentukan.
Belum tercapainya indikator kinerja pada siklus I pertemuan 1 ini akan
diperbaiki pada siklus I pertemuan 2 dengan mencari kekurangan serta
kelemahan yang ditemukan. Diantaranya penulis masih kesulitan dalam
penerapan pembelajaran membaca dengan metode Global, dikarenakan
-
49
siswa juga belum terbiasa dalam kegiatan pembelajaran membaca dengan
metode Global yang diterapkan peneliti dalam kegiatan pembelajaran. Dari
keseluruhan kegiatan yang diterapkan dalam pembelajaran mencapai skor
rata-rata 2,89.
b. Pertemuan 2
Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi pada
siklus I pertemuan 2 mengalami peningkatan dibandingkan pada hasil
obervasi pada siklus I pertemuan 1. Berdasarkan lembar hasil observasi
(terlampir) indikator penerapan metode Global,khususnya pada kegiatan
menguraikan kata menjadi suku kata sudah mendapat skor 2,67 dengan
pernyataan lebih dari 50% tepatnya 66,75% penerapan metode Global
telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena
sebagian siswa masih kesulitan memengal kalimat berdasarkan suku kata
dengan benar. Keseluruhan kegiatan pembelajaran mendapat skor rata
rata-rata 3,33 , berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan penulis
dalam penelitian ini yaitu minimal skor 3 dengan pernyataan 75%
penerapan pembelajaran metode Global telah diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, pada siklus I pertemuan 2 belum mencapai
indikator yang ditentukan, masih ada yang perlu diperbaiki terutama dalam
kegiatan menguraiakan kata menjadi suku kata
c. Pertemuan 3
Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi pada
siklus I pertemuan 3 mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I
pertemuan 2. Berdasarkan lembar hasil observasi (terlampir) indikator
penerapan pembelajaran metode Global sudah mendapat skor 3,72 dengan
pernyataan hampir 100% atau tepatnya 93% penerapan membaca
menggunakan metode Global telah diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran. Keseluruhan kegiatan pembelajaran mendapat skor rata-rata
3,53 berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan penulis dalam
penelitian ini yaitu minimal skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan
pembelajaran metode global telah diterapkan dalam kegiatan
-
50
pembelajaran. Oleh karena itu, pada siklus I pertemuan III sudah mencapai
indikator yang ditentukan.
Setelah selesai pembelajaran pada siklus I pertemuan 3 maka
dilaksanakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam
penguasaan materi. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan
belajar dengan nilai 60 maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa yang
berjumlah 13 siswa dalam belajarnya sebanyak 13 siswa tuntas dengan
mendapat nilai ≥60 dan rata-rata dari jumlah keseluruhan 81,15.
Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian
KKM pada prestasi belajar siswa penulis memberikan patokan 100% dari
jumlah keseluruhan siswa prestasi belajarnya meningkat dengan mencapai
nilai ≥60 berdasarkan hasil hasil evaluasi siswa dan 100% dari jumlah
keseluruhan siswa mencapai ketuntasan belajar siswa dengan memperoleh
nilai ≥60 sesuai dengan KKM. Berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa,
indikator kinerja yang ditentukan telah tercapai melebihi indikator yang
telah ditentukan. Yaitu 100% dari jumlah keseluruhan siswa mendapat
nilai ≥60 dengan maksimal 100 dan minimal 60. Selanjutnya, sebagai
pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus II dengan
meningkatkan penerapan pembelajaran pada setiap kegiatan pembelajaran
dan meningkatkan nilai prestasi belajar siswa.
Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus I maka secara
keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus
I adalah sebagai berikut:
a. Hambatan
1. Penerapan metode belum terbiasa dilaksanakan siswa dalam
kegiatan pembelajaran sehingga keterampilan siswa masih sulit
dikembangkan.
2. Penulis masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam
setiap kegiatan karena siswa kurang focus pada pembelajaran.
3. Peserta didik kesulitan memenggal kata menjadi beberapa suku
kata.
-
51
b. Penyelesaian
1. Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang
maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa.
2. Buatlah keaktifan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran
sehingga peserta didik lebih konsentrai dalam pembelajaran dan
keterampilan belajar siswa lebih berkembang.
3. Peserta didik diarahkan cara memenggal kata menjadi suku kata
sesuai kaidah yang benar.
4.8. Rencana Pembelajaran
SIKLUS II
Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dalam siklus I yang
terdiri dari pertemuan 1, 2, 3 perencanaan pembelajaran pada siklus II ini
sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada
siklus I. Siklus II hanya akan dilaksanakan 1 kali pertemuan, kegiatan
pembelajaran pada siklus II ini masih sama dengan siklus I tetapi yang
membedakan adalah materi yang dajarkan. Sebelum mengajar pada siklus II
ini, guru akan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses
pembelajaran, diantaranya (RPP) dengan 1 pertemuan, lembar observasi,
gambar, buku pelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan
siklus I yaitu diruang kelas I dan tidak kalah pentingnya adalah persiapan
fisik dan mental.
1. Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I
dengan tema “Peristiwa”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran
yaitu : peserta didik dapat membaca kalimat sederhana dengan lafal dan
intonasi yang tepat, peserta didik mampu membaca nyaring kata
pembentuk kalimat dengan benar, peserta didik mampu menemukan suku
kata penyusun kata dengan tepat, peserta didik mampu menguraikan huruf
pembentuk kata dengan tepat. Setelah menentukan tujuan pembelajaran
kemudian guru menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran dan
metode pembelajaran yang meliputi kegiatan, yaitu Peserta didik
-
52
mengamati gambar yang telah di tempel di papan tulis. Peserta didik
menerima penjelasan dari guru mengenai gambar yang telah di amati
siswa. Dengan bimbingan guru peserta didik membuat kalimat sesuai
gambar. Peserta didik mendengarkan guru membaca kalimat tersebut
kemudian ditirukan bersama. Peserta didik memilih salah satu contoh
kalimat yang nantinya akan diuraikan. Peserta didik mencari kartu kata
yang sesuai dengan kata yang ada di dalam kalimat yang telah dipilih.
Peserta didik menyajikan kartu kata yang telah ditemukan di depan kelas
secara bergantian. Peserta didik menanggapi hasil temannya. Masing-
masing peserta didik menguraikan kata menjadi beberapa suku kata
dengan kartu huruf. Peserta didik menyajikan suku kata yang telah
ditemukan di depan kelas. Peserta didik menanggapi hasil temannya.
Peserta didik menguraikan suku kata menjadi huruf. Peserta didik
membaca kalimat yang telah diuraikan tadi dengan lafal dan intonasi yang
tepat
Kegiatan akhir akan dilakukan penarikan kesimpulan hasil
pembelajaran mengenai huruf, suku kata dan kata penyusun suatu kalimat
yang telah dipelajari. Setelah menarik kesimpulan guru akan memberikan
pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.
4.9. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan
dan pemantapan pada siklus I, di dalam pelaksanaan siklus II ini guru
menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I, lembar observasi, gambar,
buku pelajaran dan serta ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru
mengajak siswa untuk berdoa, salam kemudian absensi dan dilanjutkan
dengan pemberian apersepsi / motivasi yaitu guru mengajak siswamuntk
menyanyikan lagu wajib “ Dari Sabang Sampai Merauke”, dilanjutkan
dengan penyampaian tujuan pembelajaran.
-
53
Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama dengan
pertemuan I dan II yaitu guru memberikan 2 gambar dengan tema
“Peristiwa”, kemudian peserta didik memperhatikan gambar yang
ditunjukkan guru di depan kelas dengan seksama. Dengan bantuan guru,
peserta didik memilih kalimat yang sesuai dengan gambar. Dalam kegiatan
ini, sebelumnya guru menuntun peserta didik untuk membuat kalimat. Setelah
kalimat dituliskan guru di papan tulis, peserta didik mengucapkan kalimat
tersebut berdasarkan gambar dengan lafal dan intonasi yang sesuai. Peserta
didik menguraikan kalimat menjadi beberapa kata, kemudian mencari kata
yang sesuai dengan kalimat di dalam kartu kata yang telah disediakan guru.
Kartu kata yang sudah ditemukan kemudian disajikan dan ditempel di bawah
kalimat secara bergantian. Kata-kata tersebut diuraikan lagi menjadi suku
kata. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menyusun kartu huruf oleh masing-
masing peserta didik. Secara bergantian peserta didik menyebutkan huruf –
huruf yang sudah diuraikan dari suku kata.
Di dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran
bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses
berlangsung, setelah itu guru memberikan evaluasi untuk mengukur
keberhasilan dalam proses pembelajaran terhadap penguasaan materi
pelajaran dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa
penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
4.10. Hasil Tindakan
Hasil tindakan pada siklus II yang terdiri 1 pertemuan yang merupakan
pemantapan dan tidak lanjut dari siklus I. Berdasarkan lembar hasil observasi
penerapan metode Global pada kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru
dalam kegiatan pembelajaran indikator yang di ukur sama dengan pada siklus
I yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan 3.
Pada lembar hasil observasi (terlampir) pada siklus II dapat dilihat kegiatan
pembelajaran yang diterapkan secara keseluruhan memperoleh 4 hanya 2
-
54
kegiatan yang memperoleh skor 3. Bisa dikatakan hampir 100% indikator
yang ditentukan dalam pembelajaran metode Global telah diterapkan oleh
guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penerapan pembelajaran pada
siklus II berdasarkan hasil observasi, penerapan pembelajaran pada indikator
penerapan metode Global mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I
terutama dalam kegiatan menyusun kalimat berdasarkan gambar dan
menguraikan kata menjadi suku kata memperoleh skor 3 dengan penyataan
hampir mencapai 75% penerapan pembelajaran metode Global diterapkan
dalam kegiatan pembelajaran.
Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh hasil
observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas I) terhadap
aktivitas guru terhadap penerapan pembelajaran metode Global pada kegiatan
pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7
Hasil Observasi
Pembelajaran Metode Global
pada Kelas I SD Negeri 2 Ngenden
Metode Global Siklus II
No. Indikator Skor
1. Memperkenalkan beberapa gambar dan kalimat 3,8
2. Memilih salah satu kalimat 4
3. Menguraikan kalimat menjadi beberapa kata
pembentuknya
4
4. Menguraikan kata menjadi suku kata 3,67
5. Menguraikan suku kata menjadi huruf 4
Jumlah 19,47
Rata-rata hasil observasi 3,89
-
55
Dari tabel 4.7 hasil observasi yang dilakukan observer (guru kelas I),
dapat dilihat bahwa penerapan metode Global yang diterapkan guru dalam
kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari
keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh 4 dan hanya 2 kegiatan yang
memperoleh skor 3 serta dapat dilihat dari rata-rata skor yaitu 3,89. Berarti
proses pembelajaran mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I.
Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil
observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan
pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,89. Rata-rata skor mengalami
peningkatan dibandingkan pada Siklus I. Berdasarkan indikator yang
ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa
75% indikator penerapan metode Global telah diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada
siklus II penerapan pembelajaran metode Global sudah mencapai indikator
yang ditentukan penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada
siklus I. Dalam penerapan pembelajaran membaca dengan metode Global
pada siklus II telah mencapai batas minimal pencapaian indikator yang
ditentukan yaitu skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan pembelajaran
metode Global. Dengan demikian berdasarkan lembar hasil obervasi
penerapan metode Global dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran
sesuai dengan indikator kinerja yang ditentukan.
4.11. Efektifitas cara pembelajaran menurut peserta didik
Efektifitas belajar pada siswa terhadap seluruh kegiatan pembelajaran
pada siklus II yang merupakan pemantapan pada siklus I, dari kegiatan
menyusun kalimat berdasar gambar dengan bimbingan guru dan menguraikan
kata menjadi suku kata.. Selain itu siswa juga mengerjakan evaluasi dengan
baik berdasarkan hasil evaluasi siswa siklus II (terlampir). Adapun hasil dari
evaluasi dicantumkan pada tabel 4.8.
-
56
Tabel 4.8
Hasil Penilaian Unjuk Kerja
Pada Siswa Kelas I SDN 2 Ngenden
Tahun 2011/2012 Siklus II
Dengan demikian proses pembelajaran berjalan dengan efektif karena
aspek sosial dan ketrampilan membaca siswa berjalan searah. Sebagai
pemantapan keefektifan belajar pada siswa dalam pembelajaran akan
dilanjutkan pada siklus II.
4.12. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II yang terdiri
dari 1 pertemuan sebagai pemantapan dari siklus II maka selanjutnya
diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil
refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada pertemuan siklus
II dan hasil nilai siswa pada pertemuan I siklus III. Refleksi ini digunakan
sebagai bahan pemantapan dengan membandingkan apakah hasil tindakan
dalam proses pembelajaran indikator kinerja siklus I mengalami perbaikan
pada siklus II. Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi
pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I.
Berdasarkan lembar hasil observasi (terlampir) indikator penerapan
pembelajaran metode Global sudah mendapat skor 3 dengan pernyataan 75%
penerapan pembelajaran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan
No. Indikator Skor
1. ketepatan menyuarakan tulisan 3,33
2. kewajaran lafal 3,28
3. kewajaran intonasi 3,15
4. kelancaran 3,49
5. kejelasan suara 3,72
Jumlah 16,97
Rata-rata hasil unjuk kerja 3,39
-
57
dalam kegiatan pembelajaran. Keseluruhan kegiatan pembelajaran mendapat
skor rata rata-rata 3,89 berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan penulis
dalam penelitian ini yaitu minimal skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan
pembelajaran metode Global telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran
dan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I.
Setelah selesai pembelajaran pada pada siklus II maka dilaksanakan
evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Hasil
evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar dengan nilai 60
maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa yang berjumlah 13 siswa dalam
belajarnya sebanyak 13 siswa tuntas dengan mendaat nilai diatas 60 dan rata-
rata dari jumlah keseluruhan 88,46. Dengan demikian penerapan
pembelajaran metode Global yang dilakukan pada siklus II berhasil
meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan indikator kinerja yang telah
ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada prestasi belajar siswa penulis
memberikan patokan 75% dari jumlah keseluruhan siswa prestasi belajarnya
meningkat dengan mencapai nilai ≥60 berdasarkan hasil hasil evaluasi siswa
dan 75% dari jumlah keseluruhan siswa mencapai ketuntasan belajar siswa
dengan memperoleh nilai ≥60 sesuai dengan KKM. Berdasarkan hasil
evaluasi tertulis siswa, indikator kinerja yang ditentukan telah tercapai
melebihi indikator yang telah ditentukan. Yaitu 100% dari jumlah
keseluruhan siswa mendapat nilai ≥60 dengan maksimal 100 dan minimal 80.
Dengan demikian berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa pada siklus II telah
mencapai indikator kinerja dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan
siklus I.
Berdasarkan pengamatan dari observer maka secara keseluruhan hasil
refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II adalah sebagai
berikut:
a. Hambatan
Penulis masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam setiap
kegiatan.
b. Penyelesaian
-
58
Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang maksimal
dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa.
4.13. Hasil Analisis Data
A. Siklus I Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan metode
Global yang terdiri dari 3 pertemuan pada siklus I dan diperoleh hasil
belajar pada akhir siklus I pada pertemuan ke-3 (terlampir). Nilai yang
diperoleh merupakan hasil dari kegiatan evaluasi melalui unjuk kerja.
Untuk lebih rincinya akan dijelaskan seperti pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca
Siswa Kelas I SDN 2 Ngenden Semester II
Tahun Pelajaran 2011/2012
Siklus I
Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan
20-29 - 0
30-39 - 0
40-49 - 0
50-59 - 0
60-69 6 46,15 Tuntas
70-79 3 23,08 Tuntas
80-89 2 15,38 Tuntas
90-100 2 15,38 Tuntas
Jumlah 13 100
Nilaia Rata-rata 75,59
Nilai Tertinggi 96,15
Nilai Terendah 61,54
Dari tabel 4.9. dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode
Global adanya peningkatan jika dibandingkan dengan nilai yang
-
59
diperoleh pada pra siklus karena pada nilai pra siklus masih ada 10 anak
yang belum tuntas. Pada siklus I nilai siswa mengalami peningkatan
yaitu, ada skor nilai antara 60-69 frekuensinya ada 6 dengan persentase
46,15% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 70-79
frekuensinya ada 3 dengan persentase 23,08 % dari jumlah keseluruhan
siswa, skor nilai antara 80-89 frekuensinya ada 2 dengan persentase
15,38 % dari jumlah keseluruhan siswa, dan skor nilai antara 90-100
frekuensinya ada 2 dengan persentase 15,38 % dari jumlah keseluruhan
siswa. Setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan metode Global
pada siklus I, keseluruhan siswa mendapatkan nilai diatas KKM. Dengan
nilai ketuntasan belajar (KKM) 60 maka jumlah siswa yang tuntas dalam
belajarnya sebanyak 13 siswa dengan persentase 100%. Untuk lebih rinci
akan dijelaskan pada gambar berikut.
Gambar. 4.2
Diagram Nilai Kemampuan Membaca Permulaan
Siswa Kelas I SDN 02 Ngenden Semester II
Siklus I
0% 0% 0% 0%
46.15%
23.08%
15.38%
15.38%
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
70-79
80-89
90-100
-
60
Berdasarkan gambar 4.2. pembelajaran membaca permulaan melalui
metode Global pada siklus I ada peningkatan dengan KKM 60 jumlah siswa
yang tuntas belajar sebanyak 13 siswa dengan persentase 100%, namun
untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa agar nilai belajar siswa di atas
KKM diperlukan siklus II sebagai penguat bahwa dengan pembelajaran
membaca melalui metode Global dapat digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
B. Siklus II Analisis penelitian setelah pembelajaran melalui Metode Global
diperoleh hasil belajar pada siklus II yang dilaksanakan dalam 1 pertemuan
seperti pada tabel 4.10.
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca
Siswa Kelas I SDN 2 Ngenden Semester II
Tahun Pelajaran 2011/2012
Siklus II
Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan
20-29 - 0
30-39 - 0
40-49 - 0
50-59 - 0
60-69 - 0
70-79 1 7,69 Tuntas
80-89 6 46,15 Tuntas
90-100 6 46,15 Tuntas
Jumlah 13 100
Nilaia Rata-rata 88,91
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 76,92
-
61
Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa pada siklus II ini dengan
menggunakan metode Global dalam membaca permulaan prestasi belajar
siswa lebih meningkat dibandingkan dengan hasil perolehan nilai pada siklus
I. Pada Skor nilai antara 70-79 frekuensinya ada 1 dengan presentase 7,69%,
skor nilai 80-89 frekeuensinya ada 6 dengan presentase 46,15% dari jumlah
keseluruhan siswa mengalami ketuntasan, dan pada skor nilai antara 90-100
frekuensiya ada 6 dengan frekuensi 46,15% dari jumlah keseluruhan siswa
mengalami ketuntasan. Dan dengan nilai rata-rata kelas 88,91, sedangkan
nilai 100 adalah tertinggi yang berhasil di dapat siswa, sedangkan nilai
terendahnya adalah 76,92. Untuk lebih jelasnya akan disajikan gambar 4.3.
Gambar. 4.3
Diagram Nilai Kemampuan Membaca Permulaan
Siswa Kelas I SDN 02 Ngenden Semester II
Siklus II
Pembelajaran membaca dengan metode Global pada siklus II
pembelajaran sudah tuntas (KKM 60) karena seluruh siswa atau 100% dari
0% 0%
0% 0%
0%
7.69%
46.15%
46.15%
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
70-79
80-89
90-100
-
62
jumlah siswa mendapatkan nilai ≥70. Berarti indikator kinerja pada penelitian
pada siklus II telah berhasil tercapai.
C. Rekapitulasi Nilai Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II
Berikut ini dapat dilihat tabel nilai sebelum tindakan, siklus I dan
siklus II serta rekapitulasi pengelompokkan nilai dalam tabel 4.11.
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi NilaiPra Siklus, Siklus I, Siklus II
No Nilai
Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II
Jml
Siswa
Persentase
(%)
Jml
Siswa
Persentase
(%)
Jml
Siswa
Persentase
(%)
1. Tuntas 3 23,08 13 100 13 100
2. Tidak
Tuntas
10 76,92 0 0 0 0
Jumlah 13 100 13 100 13 100
Dari tabel di atas dapat diklasifikasikan menjadi:
Klasifikasi A nilai ≥60 artinya tuntas
Klasifikasi B nilai < 60 artinya tidak tuntas
Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.11 dapat
dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam kemampuan
membaca terbukti untuk klasifikasi Tuntas, sebelum diadakan tindakan yang
tuntas hanya 10 orang. Sedangkan setelah siklus I dan siklus II jumlah siswa
yang tuntas ada 13 siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran metode
Global dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada klasifikasi Tidak
Tuntas, sebelum diadakan tindakan terdapat 10 siswa yang belum tuntas pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia, setelah siklus I dan siklus II keseluruhan
siswa mengalami ketuntasan belajar, dalam arti tidak ada siswa yang tidak
tuntas. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.4.
-
63
Gambar 4.4
Diagram linear Pengelompokkan Nilai
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Pada Tabel 4.11 dan diagram linear 4.4 menunjukkan pembelajaran
membaca permulaan melalui metode Global dapat meningkatkan jumlah
siswa yang tuntas dalam belajar.
4.12.Pembahasan
Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas I SD Negeri
2 Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali ditemukan bahwa tingkat
prestasi belajar siswa khususnya membaca masih rendah, hal ini disebabkan
banyak siswa yang tidak sekolah TK, sehingga SD merupakan pengalaman
pertama mereka sekolah. Proses pembelajaran sebelum tindakan
menunjukkan bahwa siswa masih pasif, siswa lebih cenderung mendengarkan
ceramah guru sehingga siswa terkesan bosan pada proses pembelajaran, saat
membaca siswa hanya menirukan ucapkan guru, siswa tidak memahami
huruf. Siswa tidak dibiasakan mengembangkan keterampilan berbahasanya
dalam proses pembelajaran. Siswa terlihat jenuh karena pembelajaran selalu
monoton sehingga nilai membaca siswa rendah. Siswa yang mencapai kriteria
0
5
10
15
Pra siklus Siklus I Siklus II
10
0 0
3
13 13 Fr
ekue
nsi
Tidak Tuntas
Tuntas
-
64
ketuntasan minimal (KKM=60) hanya 3 siswa atau 23,08% sedangkan siswa
yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 10 siswa atau
76,92%. Nilai tertinggi yang berhasil di dapatkan oleh siswa sebelum
tindakan adalah 80 sedangkan nilai terendahnya adalah 20.
Adanya perbandingan yang signifikan antara jumlah siswa yang tuntas
dan tidak tuntas karena siswa yang sudah mencapai ketuntasan sudah dapat
membaca meskipun masih mengeja, karena ke-3 siswa ini memang
mempunyai daya tangkap yang lebih dibandingkan teman-temannya yang lain
selain itu ketrampilan berbahasa ke-3 siswa juga lebih baik karena mereka
sebelumnya telah lulus TK, sedangkan 10 siswa yang lain belum bisa
menangkap materi yang disajikan oleh guru hanya dengan ceramah saja
karena daya tangkap mereka rendah jika hanya mendengarkan dan
menirukan saja, sehingga diperlukan tindakan sesuai yaitu bagaimana
mengajak siswa membaca dengan memahami unsur penyusunnya, proses
pembelajaran siswa di kelas lebih disesuaikan dengan usia anak sekolah
dasar yang masih dalam tahapan operasional konkrit (7- 11 th). Siswa akan
lebih paham bila siswa dapat melihat sesuatu yang konkrit atau nyata dan
dapat terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Darmiyati dan Budiasih (1996/1997)menyatakan bahwa Metode Global
timbul sebagai akibat adanya pengaruh psikologi gestalt, yang berpendapat
bahwa suatu kebulatan atau kesatuan akan lebih bermakna dari pada jumlah
bagian-bagiannya.
Metode global atau sering disebut dengan metode Kalimat. Dikatakan
demikian karena alur proses pembelajaran membaca permulaan melalui
metode ini diawali dengan penyajian beberapa kalimat secara global. Untuk
membantu pengenalan kalimat bisa menggunakan gambar. Kemudian melalui
proses deglobalisasi (proses penguraian kalimat menjadi satuan-satuan yang
lebih kecil, yakni kata, suku kata, dan huruf). Proses ini tidak disertai proses
sintesis artinya huruf-huruf yang telah terurai itu tidak dikembalikan lagi pada
satuan di atasnya.
-
65
Teori dari Darmiyati dan Budiasih tersebut digunakan pada
pembelajaran yang diterapkan penulis. Karena saat penulis menggunakan
metode Global dan prestasi belajar siswa akan meningkat. Peningkatan
prestasi belajar siswa didapatkan dari hasil perolehan nilai siklus I dan II.
1. Siklus I
Siklus I dengan penerapan metode Global siswa yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM=60) sebanyak 13 siswa atau 100% dan tidak
ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal. Nilai rata-ratanya adalah 75,59 sedangkan nilai tertinggi adalah
96,15 dan nilai terendahnya adalah 61,54.
2. Siklus II
Siklus II dengan penerapan metode Global siswa yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM=60) sebanyak 13 siswa atau 100% dan tidak
ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal. Nilai rata-ratanya adalah 88,91 sedangkan nilai tertinggi adalah
100 dan nilai terendahnya adalah 76,92.
Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada siklus I dan siklus II
didapatkan bahwa metode Global dapat meningkatkan kemampuan membaca
permulaan pada siswa kelas I SD Negeri 2 Ngenden Kecamatan Ampel
Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.