bab iii tinjauan kasus -...

37
40 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada hari Rabu, tanggal 30 Maret 2011, jam 11.00 di ruang Alamanda RSUD Tugurejo Semarang dengan menggunakan metode wawancara pasien, keluarga pasien, observasi, dan catatan medis. 1. Identitas pasien dan penaggung jawab a. Identitas pasien Nama : An. Y Umur : 9 tahun Jenis kelamin : perempuan Suku bangsa : Jawa Indonesia Agama : islam Status perkawinan : belum kawin Pendidikan : SD Pekerjaan : pelajar Alamat : jl. Purwosari Perbalan, semarang Tanggal masuk : 30 Maret 2011 No. Register : 12.29.69 Diagnosa medis : Adenomatonsilitis kronis

Upload: lamhuong

Post on 07-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

40

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada hari Rabu, tanggal 30 Maret 2011, jam 11.00 di

ruang Alamanda RSUD Tugurejo Semarang dengan menggunakan metode

wawancara pasien, keluarga pasien, observasi, dan catatan medis.

1. Identitas pasien dan penaggung jawab

a. Identitas pasien

Nama : An. Y

Umur : 9 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Suku bangsa : Jawa Indonesia

Agama : islam

Status perkawinan : belum kawin

Pendidikan : SD

Pekerjaan : pelajar

Alamat : jl. Purwosari Perbalan, semarang

Tanggal masuk : 30 Maret 2011

No. Register : 12.29.69

Diagnosa medis : Adenomatonsilitis kronis

41

b. Identitas penanggung jawab

Nama : Ny.Y

Umur : 33 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : pedagang

Hubungan dengan pasien : ibu pasien

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan Utama

Tgl 30 Maret 2011 : pasien mengatakan takut mau dioperasi.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Satu minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien diperiksakan di

poli THT RSUD Tugurejo karena radangnya kambuh, deman, tidak

mau makan, pada saat tidur mengorok serta untuk kontrol periksa

telinga. Oleh dokter, pasien diberikan obat terlebih dahulu untuk

diminum di rumah dan disarankan untuk dilakukan operasi

amandel minggu depannya karena pasien didiagnosa tonsilitis

kronis . Pada hari rabu tanggal 30 Maret 2011 pasien kembali ke

rumah sakit dan dirawat inap untuk menjalani operasi. Pada saat

masuk rumah sakit pasien mengatakan sudah tidak demam dan

tidak nyeri tenggorok, pasien mengatakan takut menjalani operasi.

42

c. Riwayat perawatan dan Kesehatan Dahulu

Pasien sudah ± 5 tahunan menderita radang amandel. Radang yang

dialami pasien sering kambuh dan menyebabkan demam dan sering

kejang, pasien juga menjadi tidak nafsu makan. Selain menderita

tonsilitis pasien juga menderita otitis media kronis, keluar cairan

berbau dari telinganya, ketajaman pendengaran juga berkurang.

Pasien sering diperiksakan ke dokter apabila radangnya kambuh.

Pasien pernah dirawat di rumah sakit sebanyak 3 kali, karena

kejang demam pada tahun 2005 dan 2006, karena Thypus pada

tahun 2011.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Anggota keluarga pasien belum pernah ada yang mengalami

penyakit tonsilitis. Riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus

disangkal keluarga. Ibu pasien mempunyai riwayat penyakit

Ashtma.

e. Riwayat imunisasi

Ibu pasien mengatakan bahwa sejak bayi anaknya mendapatkan

imunisasi lengkap yaitu Hepatitis B,BCG,Polio 1, polio 2, polio 3,

polio 4, DPT 1, DPT 2, DPT 3, dan campak.

3. Pengkajian pola kesehatan fungsional

a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

Ibu pasien mengatakan kalau kesehatan anaknya adalah hal yang

sangat penting. Oleh karena itu, apabila ada anggota keluarganya

43

yang mengalami masalah kesehatan maka langsung diperiksakan

ke Puskesmas atau ke dokter terdekat.

b. Pola Nutrisi dan Metabolik

Sebelum dirawat, pasien susah makan, makan tidak teratur, kadang

2 kali sehari, kadang 1 kali sehari. Menu makanan nasi dan lauk,

pasien tidak suka sayur. Makanan favorit yaitu mie instan. Pasien

minum ± 8 gelas dalam sehari. Setiap kali minum ± 200 cc.

Minuman yang paling disukai yaitu es lilin.

Selama dirawat, pasien makan 3 kali sehari, menu makanan yaitu

bubur dengan banyak kuah, pasien tidak nafsu makan karena

tenggorokanya tersa nyeri setelah dioperasi, pasien juga takut

menelan makanan. Pasien makan habis hanya 3 sendok, pasien

sulit untuk disuapi. Pasien minum ±7 gelas dalam sehari, minum

air putih dan es krim. Berat badan pasien 23 kg, Lingkar lengan 18

cm, Hb 11,3 g / dl, pasien tampak lemah.

c. Pola Eliminasi

Sebelum dirawat, pasien buang air besar 1 kali dalam 2 hari,

konsisitensi feses berbentuk, warna kuning, dan bau khas. Pasien

berkemih ± 5-6 kali dalam sehari dengan warna urine kuning jernih

dan bau khas.

Selama dirawat, pasien buang air besar 1 kali dalam 2 hari,

konsisitensi feses berbentuk, warna kuning, dan bau khas. Pasien

44

berkemih ± 5 kali dalam sehari dengan warna urine kuning jernih

dan bau khas.

d. Pola Aktivitas dan Latihan

Sebelum dirawat, pasien aktif bermain dengan teman-temannya di

rumah, pasien juga dapat berangkat ke sekolah. Pasien dapat

melakukan aktiviatas mandiri tanpa tergantung pada ibunya.

Selama dirawat, pasien lebih banyak melakukan aktifitas di tempat

tidur, pasien tidak dapat bermain dengan teman-tamannya di

rumah.

e. Pola Sensori dan Kognitif

Proses pikir, indra penciuman, penglihatan, dan perabaan pasien

masih berfungsi dengan normal. Terdapat penurunan ketajaman

pada fungsi pendengarannya. Orientasi tentang waktu, tempat, dan

orang-oarang terdekat pasien masih normal.

Pasien dijadwalkan akan dilakukan tindakan adenomatonsilektomi

pada hari kamis, tanggal 31 Maret 2011 jam 09.00. Satu hari

sebelum operasi yaitu pada tanggal 30 Maret 2011, pasien

mengatakan takut dioperasi, menangis, gelisah serta selalu

memeluk ibunya, ibu pasien juga menanyakan tentang bagaimana

proses operasinya besok. Setelah operasi pada tanggal 31 Maret

2011, sekiatar jam 11.00 pasien sadar penuh lalu menangis dan

mengeluh sakit ( nyeri ) pada tenggorokannya, pasien juga terlihat

selalu memegangi lehernya dan takut untuk berbicara.

45

Pengkajian nyeri pada tanggal 31 Maret 2011 ( Post Operasi ) :

1) Paliatif

Nyeri meningkat saat digunakan untuk batuk, bicara, dan

menelan.

2) Quality

Nyeri yang dirasakan berlangsung terus, nyeri seperti di sayat-

sayat

3) Regio

Nyeri pada bagian tenggorokan

4) Skala

Skala nyeri 7 ( skala 0-10 )

5) Time

Nyeri yang dirasakan berlangsung terus dan tidak menentu

lamanya, berlangsung selama 40-50 detik.

f. Pola Tidur dan Istirahat

Sebelum dirawat, pasien tidur ± 8 jam dalam sehari. Pasien tidur

nyenyak di malam hari, pasien jarang tidur siang, tidur mengorok.

Selama dirawat, pasien tidur ±9 jam dalam sehari, tidur tidak

nyenyak dan sering terbangun karena merasakan tenggorokannya

yang sakit.

46

g. Pola persepsi dan Konsep Diri

Gambaran Diri : Pasien mengatakan kalau telinganya keluar cairan

berbau.

Identitas Diri : Pasien mengatakan namanya An. Y, umur 9

tahun, dan seorang pelajar

Peran Diri : Pasien sehari-hari beragkat untuk sekolah dan

juga bermain dengan teman-temannya, di rumah

membantu ibu mengasuh adiknya

Ideal Diri : Pasien ingin segera cepat sembuh

Harga Diri : Pasien kadang merasa malu karena telingaya

keluar cairan, tetapi itu tidak menjadikan

hambatan pasien dalam bergaul dengan

temannya karena temannya juga tidak

menjauhinya.

h. Pola Hubungan Sosial

Hubungan pasien dengan keluarga baik, selama sakit pasien selalu

ditunggui oleh ibunya, ayahnya, dan keluarganya yang lain. Pasien

orangnya ramah dan mudah bergaul, dengan perawat atau

penunggu pasien lain juga bercanda.

i. Pola Seksualitas dan Reproduksi

Pasien seorang perempuan dan belum menikah.

47

j. Pola Mengatasi Masalah Hidup

Pasien selalu curhat dengan ibunya apabila ada masalah apapun,

termasuk keluhan dengan kondisi kesehatannya.

k. Pola Nilai dan Kepercayaan

Pasien adalah seorang muslim. Pasien sudah belajar menjalankan

sholat 5 waktu. Selama sakit, pasien tetap berdo’a agar dirinya

lekas sembuh.

4. Pemeriksaan fisik

a. Penampilan / keadaan umum : Baik

b. Tingkat kesadaran : Compos mentis

c. Tanda – tanda vital pada tanggal 30 Maret 2011

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Suhu : 36,7°C

Respiratory Rate : 22 x/menit

d. Pengukuran Antropometri

Berat badan : 23 kg

Tinggi badan : 126 cm

Lingkar lengan : 18 cm

IMT = 23 : ( 1,26 )² = 14,48 ( berat badan kurang / Underweight )

e. Kepala : bentuk mesochepal, rambut hitam, pendek, agak

ikal, tidak terdapat benjolan atau luka.

f. Mata : reflek pupil simetris, sklera tidak ikterik,

48

konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan masih

normal.

g. Hidung : simetris, bersih, tidak ada polip hidung, cuping

hidung tidak ada.

h. Telinga : simetris, terdapat serumen, terdapat cairan kental

berwarna kuning dan berbau pada telinga kiri,

terdapat penurunan fungsi pendengaran pada

telinga kiri

i. Mulut : bibir tidak sianosis, mukosa bibir lembab

j. Leher : terdapat nyeri telan, tidak terdapat pembesaran

kelenjar tiroid.

k. Paru-paru

Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi, pengembangan

dada simetris

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, vokal fremitus kanan sama

dengan kiri

Perkusi : sonor di semua lapang paru

Auskultasi : suara vesikuler, tidak ada ronkhi/ wheezing

l. Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba pada IC ke V

Perkusi : redup

Auskultasi : terdengar bunyi jantung I dan II ( Lup Dup )

49

m. Abdomen

Inspeksi : datar, simetris

Auskultasi : terdengar bising usus , 16 x/menit

Perkusi : thympani

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada semua kuadran

n. Genital : genital normal dan tidak terpasang kateter

o. Ekstremitas : kedua kaki tidak terdapat keterbatasan rentang

gerak, tidak terdapat oedema atau luka, pada

tangan kiri terpasang infus.

p. Kulit : kulit berwarna sawo matang, turgor kulit cukup,

tidak terdapat luka terbuka pada kulit

5. Pengkajian tumbuh kembang

Saat ini pasien berumur 9 tahun yaitu termasuk pada tahap tumbuh

kembang anak usia sekolah.

Pertumbuhan fisik : Berat Badan : 23 kg

Tinggi Badan : 126 cm

Lingkar lengan : 18 cm

Motorik : pasien lebih mampu menggunakan otot-otot kasar

daripada otot halus. Pasien mampu bermain lompat

tali dan bermain bola tangan dengan temannya.

Status Emosional : pasien lebih suka berada di luar rumah untuk

bermain dengan temannya, di sekolah pasien dapat

berinteraksi dengan teman sekolah dan guru.

50

6. Data penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 30 Maret 2011

PARAMETERS

WBC 7,68 ( 10^3/UL ) M= 4,8-10,8 F= 4,8-10,8

RBC 4,32 ( 10^6/UL ) M= 4,7-6,1 F= 4,2-5,4

HGB 11,3 ( g / dl ) M= 14-18 F=12-16

HCT 35,2 ( % ) M= 42-52 F=37-47

MCV 81,5 ( fL ) 79-99

MCH 26,2 ( pg ) 27-31

MCHC 32,1 ( g/dl ) 33-37

PLT 432 ( 10^3/UL ) 150-450

RDW-CV 14,1 ( % ) 11,5-14,5

RDW-SD 40,9 ( fL ) 35-47

PDW 7,9 ( fL ) 9-13

MPV 7,8 ( fL ) 7,2-11,1

P-LCR 9,5 ( % ) 15-25

DIFFERENTIAL

NEUT # 3,36 ( 10^3/UL ) 1,8-8

LYMPH# 3,45 ( 10^3/UL ) 0,9-5,2

MONO# 0,46 ( 10^3/UL ) 0,16-1

EO# 0,40 ( 10^3/UL ) 0,015-0,44

BASO# 0,01 ( 10^3/UL ) 0-0,2

NEUT% 43,8 ( % ) 50-70

51

LYMPH% 44,9 ( % ) 25-40

MONO% 6,0 ( % ) 2-8

EO% 5,2 ( % ) 2-4

BASO% 0,1 ( % ) 0-1

PT 12,5 Detik 9,7-13,1

APTT 41,1 Detik 25,5-42,1

b. Therapy

Post Operasi :

Infus D5 ½ NS 15 tpm

Injeksi IV Asam traneksamat 3 x 250 mg

Obat oral Amoxicillin syrup 3 x 2 sendok teh

Parasetamol syrup 3 x 2 sendok teh

c. Diit

Bubur + kuah banyak

d. Laporan Operasi

Jenis operasi : Adenotonsilektomi ( ATE )

Tanggal operasi : 31 Maret 2011

Jam mulai : 09.00-09.30

Jenis anestesi : general anestesi

52

B. Analisa Data

ANALISA DATA

Nama Pasien : An.Y

Umur : 9 tahun

Pre Operasi ( Tanggal 30 Maret 2011 )

N

O

HARI/

TGLDATA PROBLEM ETIOLOGI

1. Rabu,

30/3/2011

11.20

DS :

a. Pasien mengatakan

takut dioperasi

b. Pasien menanyakan

“ sakit nggak mbak

di operasi ? ”

c. Ibu pasien

menanyakan tentang

proses operasi yang

akan dijalani

anaknya.

DO :

a. Pasien menangis dan

sambil selalu

memeluk ibunya

b. Pasien tampak

tegang dan gelisah

Cemas Kurang

pengetahuan

akan

dilakukannya

tindakan

tonsilektomi

53

Post Operasi ( Tanggal 31 Maret 2011 )

NOHARI/

TGL

DATA PROBLEM ETIOLOGI

1. Kamis,

31/3/2011

10.30

DS:

a. Pasien mengeluh

tenggorokannya

sakit

b. Interpretasi nyeri

P:Nyeri meningkat

saat digunakan

untuk batuk,

bicara, dan

menelan.

Q:Nyeri yang

dirasakan

berlangsung

terus, seperti

disayat-sayat

R:Nyeri pada

tenggorok

S :Skala nyeri 7

(skala 0-10)

T:Nyeri yang

dirasakan

berlangsung

terus dan tidak

menentu

lamanya,

berlangsung

Gangguan

rasa

nyaman :

Nyeri

Diskontinuitas

jaringan

54

selama 40-50

detik.

DO :

a. Pasien tampak

menangis dan

memegangi

lehernya

b. Terdapat luka post

Operasi tonsil

c. Pasien terlihat takut

untuk bicara dan

banyak diam.

d. Tekanan darah

=110/70 mmHg

Nadi = 88 x/menit

Suhu = 36,7°C

Respiratory Rate =

22 x/menit

2. Kamis,

31/3/2011

12.30

DS :

a. Pasien mengatakan

tidak mau makan,

takut menelan.

b. Pasien mengatakan

tenggorokannya

pahit dan sakit

DO :

a. Pasien tampak lesu

b. Pasien sulit untuk

Gangguan

nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh

Intake nutrisi

tidak adekuat

55

disuapi makanan

c. Makan bubur hanya

habis 3 sendok

d. BB =23 kg

TB=126 cm

e. IMT= 23 : (1,26)²

=14,48

( Underweight )

f. Hb 11,3 g / dl

56

C. Pathways Keperawatan Kasus

Kuman ( Streptococcus beta hemolyticus,Streptococcus viridans, dan Streptococcus pyogenes ),

Virus

Reaksi antigen dan antibody dalam tubuhtidak dapat melawan antigen kuman

Virus dan bakteri menginfeksi tonsil

Epitel terkikis

Inflamasi tonsil

Pembengkakan tonsil

Sumbatan jalan nafas

Tonsilektomi

Pre operasi Post Operasi

Kurang Terputusnyapengetahuan jaringan

luka Diskontinuitasjaringan

Nyeri menelan

Intake nutrisitidak adekuat

Cemas

Nyeri

Gangguan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

57

D. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada tanggal 30 Maret 2011 ( Pre

Operasi ) :

1. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan akan dilakukannya

tindakan tonsilektomi ditandai dengan pasien tampak tegang dan

menangis.

Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada tanggal 31 Maret 2011( Post

Operasi) :

1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan diskontinuitas

jaringan ditandai dengan adanya rasa sakit pad tenggorok, pasien

menangis.

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake nutrisi tidak adekuat ditandai dengan pasien takut menelan

makanan,makan habis 3 sendok.

E. Nursing Care Plan (NCP), Implementasi, Evaluasi

1. Nursing Care Plan ( NCP )

a. Pre Operasi ( Tanggal 30 Maret 2011 )

1) Diagnosa keperawatan 1 : Cemas berhubungan dengan kurang

pengetahuan akan dilakukannya tindakan tonsilektomi ditandai

dengan pasien tampak tegang dan menangis.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x10

jam diharapkan cemas hilang/berkuarang.

58

Kriteria hasil : a) Ekspresi wajah rileks

b) Pasien tampak tenang

Intervensi :

a) Kaji tingkat kecemasan pasien

Rasional : mengetahui tingkat kecemasan yang dialami

pasien

b) Jelaskan prosedur bedah kepada anak dan orang tua dengan

menggunakan bahasa yang sederhana.

Rasional : informasi yang demikian dapat mengurangi rasa

takut dan kecemasan dengan mempersiapkan anak dan

orang tua.

c) Jelaskan bahwa tergtantung waktu pembedahan, anak

mungkin tidak diberi makan atau minum setelah tengah

malam pada hari pembedahan dilakukan untuk mencegah

anak muntah dan aspirasi selama pembedahan.

Rasional : anak mungkin terjadi takut jika ia tidak

memperoleh makanan atau minuman sepanjang malam, atau

pagi hari sebelum pembedahan.

d) Jelaskan kepada orang tua bahwa pembedahan mungkin

tidak dilakukan jika anak memiliki tanda dan gejala infeksi

akut, termasuk peningkatan suhu, hidung terdapat sekret,

dan nyeri pada telinga pada hari pembedahan.

59

Rasional : pembedahan tidak dapat dilakukan dalam kondisi

ini, sehubungan dengan risiko septikemia atau infeksi

meluas.

e) Beri tahu orang tua tentang kemungkinan lama pembedahan

dan tempat mereka menungggu selama prosedur dan

periode pemulihan.

Rasional : tidak mengetahui berapa lama pembedahan

berlangsung dapat membuat orang tua cemas selama

pembedahan.

f) Informasikan pasien/orang terdekat tentang peran advokat

perawat intraoperasi.

Rasional : mengembangkan rasa percaya diri pasien

g) Jelaskan kepada anak dan orang tua tentang kemungkinan

kondisi pasca operasi

Rasional : memahami apa yang akan terjadi setelah

prosedur, dapat mengurangi rasa cemas

b. Post Operasi ( Tanggal 31 Maret 2011 )

1) Diagnosa keperawatan 1 : Gangguan rasa nyaman : Nyeri

berhubungan dengan diskontinuitas jaringan ditandai dengan

adanya rasa sakit pada tenggorok, pasien menangis.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 10

jam diharapkan nyeri berkurang / hilang.

Kriteria hasil : a) Melaporkan nyeri berkurang

60

b) Ekspresi wajah tampak rileks

c) Skala nyeri 3

Intervensi :

a) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor

presipitasi.

Rasional : sebagai dasar penentuan intervensi berikutnya

b) Ajarkan teknik non farmakologi dengan distraksi / latihan

nafas dalam.

Rasional : teknik distraksi/latihan nafas dalam dapat

mengurangi nyeri

c) Tingkatkan istirahat pasien

Rasional : istirahat dapat melupakan dari rasa nyeri

d) Awasi batuk dan bicara karena akan mengiritasi luka

Rasional : aktifitas batuk dan bicara meningkatkan tekana

intra abdomen dan dapat mencetuskan perdarahan langit-

langit.

e) Anjurkan klien untuk mengurangi nyeri dengan:

1) Minum air dingin atau es

2) Hindarkan makanan panas, pedas, keras

3) Melakukan teknik relaksasi

61

Rasional : tindakan non analgesik diberikan dengan cara

alternatif untuk mengurangi nyeri dan menghilangkan

ketidaknyamanan

f) Ciptakan lingkungan tenang dan nyaman

Rasional : menurunkan stres dan rangsangan berlebihan,

meningkatkan istirahat

g) Pantau tanda-tanda vital

Rasional : Perubahan frekuensi jantung atau tekanan darah

menunjukan bahwa pasien mengalami nyeri,khususnya bila

alasan lain untuk perubahan tanda vital telah terlihat

2) Diagnosa keperawatan 2 : Gangguan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi tidak

adekuat ditandai dengan pasien takut menelan makanan,makan

habis 3 sendok.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 10

jam diharapkan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh tidak terjadi.

Kriteria hasil : kebutuhan nutrisi pasien adekuat, tidak ada tanda

malnutrisi, makan habis ½ porsi dari yang disajikan.

Intervensi :

a) Awasi masukan dan berat badan sesuai indikasi

Rasional : Memberikan informasi sehubungan dengan

kebutuhan nutrisi dan keefektifan terapi

62

b) Auskultasi bunyi usus

Rasional : Makanan hanya dimulai setelah bunyi usus

membaik.

c) Mulai dengan makanan kecil dan tingkatkan sesuai toleransi

Rasional : Kandungan makanan dapat mengakibatkan

ketidaktoleransian, memerlukan perubahan pada kecepatan.

d) Berikan diet nutrisi seimbang ( makanan cair atau halus ) atau

makanan selang sesuai indikasi

Rasional : Mempertahankan nutrisi yang seimbang.

e) Berikan porsi makan kecil tapi sering

Rasional : Mengoptimalkan asupan nutrisi pada pasien.

63

2. Implementasi

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama pasien : An.Y

Umur : 9 tahun

Implementasi yang dilakukan pada saat Pre Operasi yaitu :

NO.

Dx

HARI/

TANGGAL

TINDAKAN

KEPERAWATAN RESPON PASIEN PARAF

1.

1.

Rabu,

30-3-2011

13.00

Rabu,

30-3-2011

13.10

Mengkaji perasaan

pasien tentang

operasi yang akan

dijalani

Menjelaskan

prosedur bedah

kepada anak dan

orang tua dengan

menggunakan

bahasa yang

sederhana.

S : anak

mengatakan

takut dioperasi

dan teriak tidak

mau.

O: anak tampak

tegang dan

menangis

sambil

memeluk

ibunya

S : orang tua

menanyakan

operasinya

besok lama

ndak ?

O : setelah diberi

penjelasan “

kira-kira

sekitar 1 jam

dan tidak usah

Wulan

Wulan

64

1. Rabu,

30-3-2011

15.00

Menjelaskan

bahwa tergantung

waktu

pembedahan, anak

mungkin tidak

diberi makan atau

minum setelah

tengah malam pada

hari pembedahan

dilakukan untuk

mencegah anak

muntah dan

aspirasi selama

pembedahan.

khawatir buk,

lebih baik kita

berdo’a agar

operasinya

lancar”

Ibu tampak

paham.

S : ibu menanyakan

operasinya

besok jam

berapa dan

puasanya

mulai jam

berapa?

O: setelah diberi

penjelasan

kalau

operasinya

pagi dan

puasa mulai

sekitar jam 1

dini hari, ibu

terlihat paham

dan

memberikan

pengertian

lebih kepada

anaknya.

Wulan

65

1.

1.

Rabu,

30-3-2011

15.30

Kamis,

31-3-2011

08.00

Menjelaskan

kepada orang tua

bahwa pembedahan

mungkin tidak

dilakukan jika anak

memiliki tanda dan

gejala infeksi akut,

termasuk

peningkatan suhu,

hidung terdapat

sekret, dan nyeri

pada telinga pada

hari pembedahan.

Memberi tahu

orang tua dan anak

tentang

kemungkinan lama

pembedahan dan

tempat mereka

menungggu selama

prosedur dan

periode pemulihan.

S : anak

mengatakan

kalau telinganya

tidak terasa

sakit dan tidak

demam

O: ibu tampak

paham, anak

tidak flu dan

tidak demam

S : ibu menanyakan

“ nanti

operasinya

berapa jam

mbak, dan

boleh

ditunggu di

luar tidak ? ”

O : “ operasinya

Cuma

sebentar buk,

sekitar 1

jam...nanti ibu

boleh

menunggu di

luar kok,,”

Wulan

Wulan

66

1.

1.

Kamis,

31-3-2011

08.10

Kamis,

31-3-2011

08.20

Mengkaji ulang

tentang perasaan

pasien,

mengobservasi

keadaan umum

pasien, dan

menganjurkan

pasien untuk

berdo’a

Memberikan

support mental

pada pasien dan

menemani pasien

serta mengantar

pasien keruang

operasi beserta

dengan ibu dan

keluarganya.

S : pasien

mengatakan

tidak terlalu

takut untuk

dioperasi

karena nanti

dapat es krim.

O : pasien tampak

masih sedikit

tegang dan

berdo’a

S : pasien

mengatakan

ingin ditunggui

ibunya

O : pasien tampak

lebih tenang

dengan ditemani

ibunya sebelum

operasi.

Wulan

Wulan

67

Implementasi yang dilakukan pada saat Post Operasi yaitu :

NO.

Dx

HARI/

TANGGAL

TINDAKAN

KEPERAWATAN RESPON PASIEN PARAF

1.

1.

1.

Kamis,

31-3-2011

10.45

Kamis,

31-3-2011

10.50

Kamis,

31-3-2011

11.00

Melakukan

pengkajian nyeri

secara

komprehensif

termasuk lokasi,

karakteristik,

durasi, frekuensi,

kualitas dan faktor

presipitasi.

Mengajarkan

teknik non

farmakologi

dengan latihan

nafas dalam atau

dengan distraksi

Menyarankan agar

tidak terlalu sering

batuk

S : anak mengeluh

sakit sekali

pada lehernya.

O : anak tampak

menagis dan

memegangi

lehernya.

S : anak

mengatakan

sakit.

O : anak mulai

mengalihkan

perhatian

dengan

mainan

Handphone.

S : ibu pasien

mengatakan

anaknya batuk-

batuk

O : anak tampak

mengerti agar

tidak sering

Wulan

Wulan

Wulan

68

1.

1.

1.

2.

Kamis,

31-3-2011

11.20

Kamis,

31-3-2011

11.40

Kamis,

31-3-2011

12.00

Kamis,

31-3-2011

12.20

Meningkatkan

istirahat pasien

dengan

menganjurkan

untuk buat tidur

saja

Memberikan

minum air es dan

kompres es di leher

Mematau tanda-

tanda vital

Melakuakan

Auskultasi bunyi

usus

batuk setelah

diberi

penjelasan

S : -

O : pasien terlihat

mengangguka

n kepala

S : pasien

mengatakan

lebih enakan ,,

O : pasien tampak

lebih tenang

dan tidak

menangis lagi

S: -

O : TD = 100/70

mmHg,

S= 36,5°C,

N= 88 x/menit

S : -

O : bising usus

terdengar,16x/

menit

Wulan

Wulan

Wulan

Wulan

69

2.

1.

1.

1.

Kamis,

31-3-2011

13.00

Kamis,

31-3-2011

13.20

Jum’at,

1-4-2011

11.00

Jum’at,

1-4-2011

11.30

Memberikan diet

nutrisi seimbang (

bubur halus dengan

banyak kuah )

Memberikan obat

sirup parasetamol 2

sendok dan

Amoxicillin 2

sendok

Mengevaluasi

keluhan nyeri yang

dirasakan pasien

Memantau tanda-

tanda vital

S : Ibu pasien

mengatakan

anaknya takut

makan

O : anak makan

hanya sedikit,

habis 3 sendok,

terlihat takut

menelan

S: -

O: obat masuk

sedikit demi

sedikit dan

tidak muntah

S : anak

mengatakan

sudah tidak

terlalu nyeri

O : anak sudah

mulai bisa

tersenyum dan

bercanda

S : ibu pasien

mengatakan

anaknya sudah

tidak kesakitan

seperti kemarin

Wulan

Wulan

Wulan

Wulan

70

2.

2.

1,2

Jum’at,

1-3-2011

12.00

Jum’at,

1-3-2011

12.30

Jum’at,

1-3-2011

12.45

Menimbang berat

badan anak

Menyuapi anak

untuk makan bubur

halus dengan

banyak kuah

Menyarankan

kepada ibu agar

dirumah anak

diberikan makanan

yang sesuai

toleransi, yang

halus dahulu,

jangan makanan

yang pedas dan

kasar

O : Tekanan darah

110/70 mmHg,

Nadi 84x/menit,

Suhu 36,5°C,

respiratory rate

20 x/menit

S: -

O : BB stabil 23 kg

S : anak

mengatakan

mau makan tapi

sedikit saja.

O : anak makan

habis 3 sendok

S :ibu mengatakan

akan

membuatkan

anaknya bubur

selama belum

sembuh benar

O: ibu tampak

paham tentang

diit yang tepat

untuk anaknya di

rumah nanti

Wulan

Wulan

Wulan

71

3. Catatan Perkembangan

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama pasien : An. Y

Umur : 9 tahun

Pre Operasi ( Tanggal 30 Maret 2011 dan 31 Maret 2011 )

NO.

Dx

HARI/

TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN PARAF

1.

1

Rabu,

30-3-2011

18.00

Kamis,

31-3-2011

08.40

S : pasien mengatakan masih agak

takut di operasi besok dan

minta dibelikan es krim setelah

operasi.

O : pasien masih tampak murung,

ibu sudah paham tentang

prosedur pembedahan serta

mampu menenangkan

anaknya.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi untuk

memberikan suport mental

serta anjurkan dampingan dari

keluarga untuk pasien.

S : pasien mengatakan tidak terlalu

takut dioperasi karena nanti

dapat es krim dan ingin

ditemani ibunya sampai di ruang

operasi

Wulan

Wulan

72

O :

a. Pasien tampak lebih tenang

dengan ditemani ibunya

saat akan dilakukan anestesi

b. Ibu paham akan prosedur

pembedahan, selalu

mendampingi anak dan

menunggu di ruang tunggu

selama anak dioperasi

A : masalah teratasi

P : lnjutkan intervensi agar keluarga

tetap mendampingi anak setelah

nanti operasi selesai

Post Operasi ( Tanggal 31 Maret 2011 dan 1 April 2011)

NO.

Dx

HARI/

TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN PARAF

1. Kamis,

31-3-2011

13.00

S : ibu pasien mengatakan anaknya

lebih tenang dan bisa tidur

setelah minum air dingin dan

lehernya dikompres dengan es

O : anak tampak bisa istirahat,

wajah masih cemberut

A : Masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi tingkatkan

istirahat, awasi batuk dan bicara,

serta kompres es pada leher.

Wulan

73

2.

1.

2.

Kamis,

31-3-2011

16.00

Jum’at,

1-4-2011

13.00

Jum’at,

1-4-2011

13.20

S : ibu pasien mengatakan anaknya

tidak mau makan,takut

O : Anak makan bubur hanya habis

3 sendok, anak sulit sekali

untuk disuapi

A : masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi untuk

berikan diit makanan halus

dengan banyak kuah dan beri

porsi makan kecil tapi sering.

S : pasien mengatakan lehernya

sudah tidak terlalu sakit seperti

kemarin, skala nyeri 3.

O :

a. paisen mulai tampak

tersenyum sedikit-sedikit

dan mau bercanda

b. Wajah tampak lebih rileks

c. Tekanan darah 110/70

mmHg, suhu 36,5°C,nadi

84 x/menit, respiratory rate

20 x/menit.

A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi

S : ibu pasien mengatakan anaknya

sudah mulai makan lebih

Wulan

Wulan

74

banyak,tetapi masih agak takut

untuk makan

O : anak makan bubur habis 5

sendok, BB stabil 23 kg, anak

masih agak sulit untuk disuapi

makanan

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi untuk

berikan diit makanan halus

dengan banyak kuah dan beri

porsi kecil tapi sering.

Wulan

4. Evaluasi

EVALUASI

Nama pasien : An.Y

Umur : 9 tahun

Pre Operasi ( Kamis, 31 Maret 2011)

NO.

Dx

HARI/

TANGGAL EVALUASI PARAF

1. Kamis,

31-3-2011

08.40

S : pasien mengatakan tidak terlalu

takut dioperasi tetapi ingin

ditemani ibunya sampai di ruang

operasi

75

O :

a. Pasien tampak lebih tenang

dengan ditemani ibunya

saat akan dilakukan anestesi

b. Ibu paham akan prosedur

pembedahan, ibu selalu

mendampingi anak dan

menunggu di ruang tunggu

selama anak dioperasi

A : masalah teratasi

P : lanjutkan intervensi agar

keluarga tetap mendampingi

anak setelah nanti anak sadar

post operasi.

Wulan

Post Operasi ( Jum’at, 1 april 2011)

NO.

Dx

HARI/

TANGGAL EVALUASI PARAF

1. Jum’at,

1-4-2011

13.00

S : pasien mengatakan lehernya

sudah tidak terlalu sakit seperti

kemarin, skala nyeri 3

O :

a. Pasien mulai tampak

tersenyum sedikit-sedikit

dan mau bercanda

b. Wajah tampak lebih rileks

d. Tekanan darah 110/70

mmHg, suhu 36,5°C,nadi

Wulan

76

2. Jum’at,

1-4-2011

13.20

84 x/menit, respiratory rate

20 x/menit.

A : masalah teratasi

P : petahankan intervensi untuh

Hindarkan makanan panas,

pedas, keras dahulu.

S : ibu pasien mengatakan anaknya

sudah mulai makan lebih

banyak,tetapi masih agak takut

untuk makan

O : anak makan bubur habis 5

sendok, BB stabil 23 kg, anak

masih agak sulit untuk disuapi

makanan

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi untuk

berikan diit makanan halus

dengan banyak kuah dan beri

porsi kecil tapi sering.

Wulan