bab iii-iv crs fieka

Upload: giza-skandina

Post on 05-Jul-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    1/32

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    3.1 Gemeli

    3.1.1 Defenisi

    Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kembar 

    dizigotik memiliki dua amnion (diamniotik) dan dua plasenta (dikorionik). Pada kembar 

    monozigot dapat terbentuk satu plasenta (monokorionik), satu amnion (monoamniotik)

    atau bahkan satu organ fetal (kembar siam).1,2

    Gambar 1 Kehamilan Kembar 

    3.1.2 Epidemologi 1,5

    Frekuensi kembar monozigotik relatie konstan di suluruh dunia, !aitu sekitar " per 1###

    kelahiran. $ebalikn!a, frekuensi kembar dizigotik berariasi dalam setiap ras di suatu negara

    dan dipengaruhi oleh usia ibu (meningkat dari % per 1### kelahiran pada ibu berusia di atas 2#

    tahun hingga 1" per 1### kelahiran pada ibu berusia %5 & "# tahun) serta paritas. 'i ndonesia,

    terdapat satu kasus kembar siam untuk setiap 2##.### kelahiran.

    a.  as

    *ngka kelahiran kembar mendekati 1 dari +# kehamilan di *merikatara. nsiden lebih

    tinggi terjadi di *frika !aitu 1 dari 2# kelahiran. 'i *sia gemelli jarang terjadi. 'i -epang

    1 per 155 kelahiran.

    13

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    2/32

     b.  ered itas

    /anita kembar non identik memberikan kemungkinan ba!i kembar 1 dari 0# kelahiran.

    $ebalikn!a seorang a!ah !ang kembar non identik memiliki kemungkinan ba!i kembar 

    han!a 1 dari 125 kelahiran . 

    .  s ia maternal dan ria!at kehamilan

    /anita berusia %5 & "# tahun dengan empat anak atau lebih, memiliki kemungkinan

    melahirkan anak kembar tiga kali lipat dibanding anita berusia 2# tahun.

    d.  3inggi dan berat badan ibu

    Kembar non identik lebih sering terjadi pada anita bertubuh besar dan tinggi

    dibandingkan pada anita !ang bertubuh keil. al ini mungkin lebih terkait dengan

    status gizi daripada ukuran tubuh itu sendiri.

    e.  4batobat pen!ubur dan kemajuan teknologi

    Kehamilan multipel lebih sering terjadi pada anita !ang mengkonsumsi obatobat

    fertilitas selama menjalani induksi oulasi. Konsumsi clomiphene citrate  memiliki

    kemungkinan melahirkan anak kembar 5 & 126 dan kurang dari 16 memperoleh

    kehamilan triplet atau lebih. ampir 2#6 kehamilan akibat konsumsi  gonadotropin

    merupakan kehamilan kembar ganda dan sekitar 56 merupakan kembar triplet atau lebih.

    isiko kehamilan kembar juga meningkat pada proses transfer embrio dan superoulasi.

    3.1.3 Etiologi

    7angsa, herediter, umur, dan paritas han!a mempun!ai pengaruh terhadap kehamilan

    kembar !ang berasal dari 2 telur. -uga obat klomid dan hormon gonadotropin !ang dipergunakan

    untuk menimbulkan oulasi dilaporkan men!ebabkan kehamilan dizigotik. Faktorfaktor tersebut

    dan mungkin pula faktor lain dengan mekanisme tertentu men!ebabkan matangn!a 2 atau lebih

    folikel de 8raaf atau terbentukn!a 2 oum atau lebih dalam satu folikel. Kemungkinan pertama

    dibuktikan dengan ditemukann!a 21 korpora lutea pada kehamilan kembar, jika telurtelur !ang

    diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika semua embrio !ang kemudian dimasukkan

    kedalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar !ang berasal dari

    satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau han!a sedikit sekali

    mempengaruhi terjadin!a kehamilan kembar ini.diperkirakan disini pen!ebabn!a ialah faktor 

     penghambat !ang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula terbentuk, menghasilkan

    14

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    3/32

    kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta seperti pada kehamilan dizigotik.

    7ila faktor penghambat terjadi setelah blastula, tetapi sebelum amnion terbentuk, maka akan

    terjadi kehamilan kembar dengan 2 amnion, sebelum primitie streak tampak, maka akan terjadi

    kehamilan kembar dengan 1 amnion. $etelah primitie streak terbentuk, maka akan terjadi

    kembar dempet dalam segala bentuk.1 

    3.1.4 Ptofisiologi

    9ekanisme terjadin!a kehamilan kembar adalah ketika sperma bertemu dengan oum di

    tuba fallopi, fertilisasi   bergabungn!a oum dan sperma   oum !ang telah dibuahi

     bergerak turun dari tuba falopii   uterus   nidasi dan pertumbuhan fetus, selama proses ini

    kembar dapat terbentuk. Kehamilan kembar dapat fraternal atau identikal. Keban!akan

    kembar fraternal berkembang dari telur dan sperma !ang terpisah. Kembar fraternal

    memiliki plasenta dan kantong amnion terpisah. 7erbeda dengan kembar identikal, dapat

    terjadi ketika telur !ang dibuahi membelah lebih aal saat kehamilan dan berkembang menjadi

    2 fetus. Kembar identik memiliki 1 plasenta, tapi fetus biasan!a memiliki kantung amnion !ang

    terpisah.0

    3.1.! Klsifi"si

    a. Kehamilan kembar monozigotik.

    Kehamilan kembar !ang terjadi dari satu telur disebut kembar monozigotik atau disebut

     juga identik, homolog, atau uniouler. -enis kehamilan kedua anak sama, rupan!a sama

    atau ba!angan ermin: mata, kuping, gigi, rambut, kulit dan ukuran antropologik sama.

    $idik jari dan telapak sama, atau terbalik satu terhadap lainn!a. $atu ba!i kembar 

    mungkin kidal dan !ang lainn!a biasa karena lokasi daerah motorik di korteks serebri

     pada kedua ba!i berlaanan. Kirakira satu per tiga kehamilan kembar monozigotik 

    mempun!ai 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta. Kadangkadang 2 plasenta tersebut

    menjadi satu. Keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. 'ua pertiga

    mempun!ai 1 plasenta, 1 korion, dan 2 amnion. Pada kehamilan monoamniotik,

    kematian ba!i sangat tinggi karena lilitan tali pusat 1

    15

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    4/32

    8ambar 2 ; -enis kembar monozigotik berhubungan dengan aktu terjadin!a faktor penghambat

    (

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    5/32

    8ambar %. Korion dan amnion pada gemelli

    . Conjoined twin, $uperfekundasi dan $uperfetasi

    Conjoined twins atau kembar $iam adalah kembar dimana janin melekat satu

    dengan !ang lainn!a. 9isaln!a torakofagus (dada dengan dada), abdomenofagus

    (perlekatan kedua abdomen), kraniofagus (kedua kepala). Superfekundasi  adalah

     pembuahan dua telur !ang dikeluarkan pada oulasi !ang sama pada 2 koitus !angdilakukan dengan jarak aktu pendek. Kehamilan demikian ini sukar dibedakan

    dengan kehamilan kembar dizigotik. Pada tahun 1+1# oleh *rher dilaporkan baha

    seorang anita kulit putih !ang melakukan koitus berturutturut dengan seorang

    kulit putih dan kemudian dengan seorang >egro melahirkan ba!i kembar dengan

    satu ba!i berarna putih dan !ang lainn!a berupa mullato. Superfetasi  adalah

    kehamilan kedua !ang terjadi beberapa minggu atau beberapa bulan setelah kehamilan

     pertama terjadi. Keadaan ini pada manusia belum pernah dibuktikan, akan tetapi dapat

    ditemukan pada kuda 1

    ?etak dan presentasi janin =

    -anin kembar pertama presentasi erte@ ; =56

    Kedua janin kembar presentasi erte@ ; "56

    17

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    6/32

    $alah satu janin erte@, dan !ang lainn!a bokong ; %=6

    Kedua janin kembarpresentasi bokong ; 1#6

    Presentasi kepala dan letak lintang (56)

    Presentasi bokong dan letak lintang (26) Kedua ba!i letak lintang (#,56)

    Gm#$ 4 %

    -enis dan frekuensi letak serta presentasi kehamilan kembar (Portes A 8ranjon dan 8uttmaher 

    A Kohl)

    18

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    7/32

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    8/32

    ". ?aborator ium

     >ilai hematokrit dan hemoglobin serta jumlah sel darah merah menurun, berhubungan

    dengan peningkatan olume darah.*nemia mikrositik hipokrom sering kali munul pada

    kehamilan kembar. Pada trimester kedua, kebutuhan fetus terhadap besi (Fe) melebihi

    kemampuan maternal untuk mensuplai Fe . Pada tes toleransi glukosa sering kali didapat

    gestasional '9 dan gestasional hipoglikemi. Pada kehamilan kembar, chorionic

     gonadotropin pada urin, estriol  dan pregnanendiol  meningkat. Kehamilan kembar juga dapat

    didiagnosis dengan pemeriksaan peningkatan serum alfa fetoprotein ibu, meskipun

     pemerisaan ini tidak berdiri sendiri .

    5.  ltrasonografi

    $onografi dapat dilakukanpada aal minggu 0= postmenstrual dengan aginal probe.

    'engan pemeriksaan $8 !ang teliti, kantung gestasional !ang terpisah dapat

    diidentifikasi pada aal kehamilan kembar. dentifikasi masingmasing kepala fetus harus

    dapat dilakukan dalam bidang tegak lurus sehingga tidak tertukar dengan potongan

    lintang badan janin dengan kepala janin !ang kedua. $anning sonograf harus mampu

    mendeteksi semua bagian janin

    8ambar 5.Kembar dizigot pada kehamilan 0 minggu dilihat dengan ultrasonografi

    20

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    9/32

    Dignosis psti

    'iagnosis pasti gemelli adalah jika ditemukan ;

    • 3eraban!a 2 kepala, 2 bokong, dan satu Ddua punggung:

    • 3erdengarn!a dua den!ut jantung !ang letakn!a berjauhan dengan perbedaan keepatan

    minimum 1# den!ut per menit:

    • $onogram pada trimester pertama

    • oentgen foto abdomen. >amun ara ini sudah jarang dilakukan karena adan!a baha!a

     pen!inaran

    3.1.' Penngnn pe$slinn E

    Penanganan pada kehamilan kembar terbagi atas ;

     A. Antep$t(m

    1) 'iet dan pola makan !ang baik, anita dengan kehamilan normal mengalami

     peningkatan 25%5 pounds setelah + bulan, pada kehamilan kembar mengalami

     peningkatan %5"5 pounds, kehamilan triplet peningkatan 5#0# pounds. The

     American College of Obstetricians and Gynecologists  merekomendasikan

     baha anita dengan kehamilan kembar untuk mengkonsumsi lebih %##

    kaloriDhari dari pada anita dengan hamil normal (total sekitar 2=##2E##

    kaloriDhari)

    2) $uplemen besi dan asam folat, pemberian tablet Fe pada saat prenatal

    sekurangn!a %# mg, anemia defisiensi besi adalah !ang paling sering dijumpai dan

    dapat meningkatkan resiko persalinan preterm.

    %) 9engurangi aktiitas dan perban!ak istirahat. Kehamilan kembar dapat membuat

    keadaan tidak n!aman karena uterus !ang jadi lebih besar, istirahat akan menolonguntuk meningkatkan energi.

    ") Pemberian tokolitik segera, jika perlu.

    5) Pemeriksaan klinis kehamilan sekurangn!a setiap 2 minggu setelah 2" minggu

    a. Periksa keadaan serik setiap berkunjung setelah kehamilan 2" minggu melalui

     pemeriksaan fisik ataupun ultrasound untuk mengetahui tandatanda aal

    21

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    10/32

    kemungkinan terjadi persalinan preterm.

     b . Pengetahuan mengenai kehamilan preterm, !aitu persalinan !ang dimulai sebelum

     berakhirn!a usia kehamilan %= minggu. al ini akan men!ebabkan lahir 

     prematur, masalah !ang paling sering dijumpai pada kehamilan kembar, !ang

    akan men!ebabkan gangguan pernafasan pada ba!i. 3erapi steroid !ang

    disuntikkan akan membantu paruparu ba!i bekerja lebih baik.

    . Perhatikan pergerakan ba!i terutama setelah umur kehamilan %2 minggu, melalui

    detak jantung janin !ang berespon terhadap gerakann!a

    0) ltrasound obstetrik setiap %" minggu setelah diagnosis

    =) Konsultasi perinatologi

    B. Int$p$t(m

    $ebaikn!a dilakukan di kamar operasi dan sudah disiapkan pemeriksaan rossmath serta

    dihadiri ahli anestesi, ahli kebidanan dan ahli anak.

    a. -ika kembar presentasi erte@erte@ dilahirkan peraginam dengan

    melakukan episiotomi mediolateral untuk mengurangi tekanan pada kepala ba!i.

     b. -ika presentasi erte@ non erte@ ;

    • $iapkan $< atau

    • Partus peraginam diikuti dengan persalinan bokong bracht 

    • Partus peraginam diikuti ekstraksi bokong totalis atau melakukan internal podalic

    • Partus peraginam diikuti dengan melakukan eksternal ersion (ersi luar) dimana

    hal ini memerlukan pemantauan dengan $8 portabel untuk melihat seara

    akurat letak ba!i kedua

    . -ika presentasi non erte@erte@ atau non erte@non erte@; $<

    d. -ika hamil kembar % atau lebih ; $<

    e. Pada kembar premature ;

    o erte@erte@ ; partus per aginam

    o erte@non erte@ ; mumn!a $<

    22

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    11/32

    o  >on erte@erte@ atau non erte@non erte@ ; $<

    o Kembar % atau lebih ; $<

    f. Pada loking tins ; segera lakukan $< *da

    tiga tipe ;

    o Kollisi, adan!a kontak antara bagian janin sehingga tidak bisa memasuki

     pintu atas panggul

    o Kompaksi, adan!a engagement dari bagian terbaah kedua janin seara

     bersamaan sehingga menghambat turunn!a bagian terbaah

    o nterloking: adan!a kontak antara dagu kedua janin pada ba!i * presentasi

     bokong dan ba!i 7 presentasi erte@ dan kedua janin saking berhadap

    hadapan

     

    3.1.) Kompli"si E

    Komplikasi pada ibu dan janin pada keadaan hamil kembar lebih besar dibandingkan dengan

    kehamilan tunggal. *ngka kematian parinatal pada kehamilan kembar ukup tinggi. Kembar 

    monozigotik 2,5 kali lebih tinggi dari pada angka kematian kembar dizigotik. isiko terjadin!a

    abortus pada salah satu fetus atau keduan!a tinggi. Pada trimester pertama kehamilan reabsorbsi

    satu janin atau keduan!a mungkin terjadi. *nemia sering kali ditemukan pada kehamilan kembar 

    karena kebutuhan nutrisi !ang tinggi serta peningkatan olume plasma !ang tidak sebanding

    dengan peningkatan sel darah merah mengakibatkan kadar hemoglobin menjadi turun. Pada

    tahun 2##0 *ngka kejadian persalinan prematur di *merika (umur kehamilan %= minggu) pada

    kehamilan kembar sebesar 016. *ngka ini jauh melampaui kehamilan tunggal premature !aitu

    sebesar 116 .

    Frekuensi terjadin!a hipertensi, preklamsia dan eklamsia meningkat pada kehamilan

    kembar. Perdarahan antepartum karena permukaan plasenta !ang jelek pada kehamilan kembar 

    sehingga plasenta mudah terlepas. Kematian !ang paling umum terjadi pada salah satu janin

    adalah membelitn!a tali pusar. 7aha!a !ang perlu diperhatikan pada kematian satu janin adalah

    koagulopati konsumtif berat !ang dapat mengakibatkan disseminated intravascular coaglopathy

    7erat badan lahir rendah lebih sering ditemukan pada kehamilan kembar dari pada kehamilan

    23

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    12/32

    tunggal. $eban!ak 5+6 dari kelahiran kembar memiliki berat badan lahir rendah (G 25## g) al

    ini disebabkan oleh pertumbuhan janin !ang terbatas serta persalinan preterm. Pada kehamilan

    kembar juga memungkinkan terjadi hambatan pertumbuhan intra urin. Pada kehamilan

    dizigotik, perbedaan ukuran !ang menolok biasan!a disebabkan oleh plasentasi !ang tidak 

    sama. $atu tempat plasenta menerimasuplai darah !ang lebih baik dibandingkan !ang lainn!a.

    Perbedaan ukuran juga bisa disebabkan oleh abnormalitas umbiliius .

      3abel: Komplikasi dari kehamilan kembar E

    Komplikasi kembar lainn!a;11

    3rimester pertama• *nemia

    • Bmesis & hiperemis graidarum

    • *bortus

    3rimester ketiga

    24

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    13/32

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    14/32

    karena lebih sering terjadi gangguan sirkulasi plasenta setelah ba!i pertama lahir, lebih ban!ak 

    terjadi prolapsus funikuli, solusio plasenta, serta kelainan letak pada janin kedua.E

    3.2 PE+SA,INAN ,A-A

    Persalinan lama HdistosiaI !aitu persalinan !ang abnormal dan sulit. $ebabsebabn!a

    dapat dibagi menjadi % golongan ;1

    • Kelainan tenaga (is)

    is !ang tidak normal dalam kekuatan atau sifatn!a men!ebabkan kerintangan pada jalan

    lahir !ang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan

    mengalami hambatan atau kemaetan.

    • Kelainan janin

    Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemaetan karena kelainan dalam letak atau

    dalam bentuk janin

    • Kelainan jalan lahir 

    Kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan persalinan

    atau men!ebabkan kemaetan

    3.2.1. DA-PAK PE+SA,INAN ,A-A PADA IBU DAN JANIN 1

    'ampak bagi ibu ;

    • nfeksi intrapartum

    nfeksi adalah baha!a !ang serius !ang menganam ibu dan janinn!a pada partus lama

    terutama bila disertai peahn!a ketuban. 7akteri didalam airan amnion menembus

    amnion dan menginasi desidua serta pembuluh korion sehingga terjadi bakteremia dan

    sepsi pada ibu dan janin. Pneumonia pada janin akibat aspirasi airan amnion !angterinfeksi adalah konsekuensi serius lainn!a. Pemeriksaan seriks dengan jari tangan

    akan memasukkan bakteri agina ke dalam uterus. Pemeriksaan ini harus dibatasi selama

     persalinan, terutama bila diurigai terjadin!a persalinan lama.

    • uptur uteri

    26

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    15/32

    Penipisan abnormal segmen baah uterus menimbulkan baha!a serius selama partus

    lama. 3erutama pada ibu dengan paritas tinggi dan pada mereka dengan ria!at seksio

    sesarea. *pabila disproporsi antara kepala janin dan panggul sedemikian besar sehingga

    kepala tidak akap (engaged) dan tidak terjadi penurunan, segmen baah uterus menjadi

    sangat teregang kemudian dapat men!ebabkan rupture. Pada kasus ini mungkin terbentuk 

    inin retraksi patologis !ang dapat diraba sebagai sebuah Krista transersal atau obliJ

    !ang berjalan melintang di uterus diatas simpisis dan umbilius. *pabila di jumpai

    keadaan ini, diindikasikan persalinan preabdominam segera.

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    16/32

    dibagian terbaah kepala janin. 7iasan!a kaput suksedaneum, bahkan !ang besar 

    sekalipun akan menghilang dalam beberapa hari.

    • 9olase kepala janin

    *kibat tekanan his !ang kuat, lempenglmpeng tulang tengkorak saling bertumpang

    tindih satu sama lain di suturasutura besar, suatu proses !ang disebut molase .

    3.2.2 Kelinn Kl St(

    se ,ten -emn/ng

    Friedman dan $ahtleben mendefinisikan fase laten memanjang apabila lama fase

    ini lebih dari 2# jam pada nulipara dan 1" jam pada durasi rataratan!a adalah E,0 jam

    (2 $' 2#,0 jam) da rentangn!a dari 1 sampai "" jam. 'engan demikian, lama fase laten

    sebesar 2# jam pada ibu nulipara dan 1" jam pada ibu multipara menerminkan nilai

    maksimun seara statisti.

    Faktor !ang mempengaruhi durasi fase laten antara lain adalah anesthesia regional

    atau sedasi !ang belebihan, keadaan seriks !ang memburuk (misaln!a tebal, tidak 

    mengalami pendataran, atau tidak membuka).

    se A"tif -emn/ng

    Kemajuan persalinan pada ibu nulipara emmiliki makna khusus karena kurakura memperlihatkan perubahan epat dalam keuraman pembukaan seriks antara %"

    m. Keepatan dianggap normal untuk persalinan pada nulipara adalah 1,2 mDjam, maka

    keepatan normal minimum 1,5mDjam.

    Pembukaan seriks uteri pada fase aktif ini;

    Fase akselerasi ; pembukaan %"m (pada nulipara L2 jam)

    Fase dilatasi maksimal ; pembukaan "+m (pada nulipara L2jam)

    Fase deselerasi ; pembukaan +1#m (pada nulipara L2jam)

    Penurunan kepala pada nulipara C 1mDjam dan pada multipara C2mDjam

    Pola gangguan persalinan pada fase aktif berupa ;

    1. Persalinan lambat

    28

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    17/32

    'ilatasi fase aktif lambat bila pembukaan G1,2mDjam pada nulipara dan G1,5mDjam

     pada multipara. 'an penurunan kepala lambat bila penurunan G1mDjam pada nulipara

    dan G2m pada multiparaipara. 'an penurunan kepala lambat bila penurunan G1mDjam

     pada nulipara dan G2m pada multipara..

    2. Persalinan terhenti

    'ilatasi terhenti sekunder adalah pembukaan terhenti C2jam, dan fase deselerasi

    memanjang pembukaan C% jam pada nulipara dan C1jam pada multipara. Penurunan

    kepala terhenti C 1 jam. *tau tidak adan!a penurunan pada fase deselerasi atau kala .

    K$ite$i Dignosti" Kelinn Pe$slinn

    Pola Persalinan Nulipara Multipara

    Persalinan Lama

      Pembukaan

      Penurunan

    < 1,2 cm/jam

    < 1,0 cm/jam

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    18/32

    3.2.3 Pentl"snn

    30

    Penilaian $emajuan

    $%ntraksira&im '

    ( P%la( )ntensita

    s

    ( *rekuensi

    $ulit ketuban '( Presentasi

     janin( Letak janin( +sinklitismus

    ( e-eksi( e.%rmasi

     

    Penilaian seriks 'Pembukaan!ilatasiPeni"isan$%nsistensiP%sisiPeruba&an serial

     

    *ase +kti. Pembukaan

    seriks 

    *ase LatenPembukaan

    seriks

    elum in"artu

     unualuasi

    "embukaaneriks minimal

    aluasimaksimal

     

     i!ak a!a i!ak a!a

    Partus tak

    )n"artu kala ))

    ai Pim"inan

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    19/32

    3.3 0ipe$tensi Dlm Kemiln

    Pen!akit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan askular !ang terjadi

    sebelum kehamilan atau tumbuh dalam kehamilan atau pada masa nifas. 8olongan

     pen!akit ini ditandai dengan hipertensi dan dan sering disertai proteinuri,

    edema,keang,koma atau gejalagejala lain.=

    3.3.1 "lsifi"si'

    Klasifikasi !ang dipakai di indonesia adalah berdasarkan  !eport on The

     "ational #igh $lood %ressure &ducation %rogram'orking Group on #igh $lood 

     %ressure in %regnancy tahun 2##1 hipertensi dalam kehamilan diklasifikasikan sebagai

     berikut;%,=

    1. ipertensi Kronik

    ipertensi !ang timbul sebelum kehamilan 2# minggu atau hipertensi !ang

     pertama kali di diagnosa setelah umur kehamilan 2# minggu dan hipertensi

    menetap sampai 12 minggu pasa persalinan.

    2. Preeklampsia

    ipertensi !ang timbul setelah 2# minggu kehamilan disertai dengan

     proteinuria.

    %. Bklampsia

    Preeklampsia !ang disertai kejangkejang danD atau koma.

    ". ipertensi Kronis dengan $uper mposed Preeklampsia

    ipertensi kronis disertai tandatanda preeklampsia atau hipertensi kronik 

    disertai proteinuria.

    5. ipertensi gestasional

    ipertensi !ang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi

    menghilang setelah % bulan pasapersalinan atau kehamilan dengan tandatanda

     preeklampsia tanpa proteinuria.

    31

     i!ak a!akemajuan

    2 jam "rimi"ara 

    Partus macet

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    20/32

    ipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik M1"#D+# mmg.

    Pengukuran tekanan darah dilakukan sekurangkurangn!a 2 kali dalam selang aktu "

     jam. Kenaikan tekanan darah sistolik M %#mmg dan kenaikan darah diastolik M15

    mmg sebagai parameter hipertensi tidak di pakai lagi.=,E

    Bdema adalah penimbunan airan seara umum dan berlebihan dalam jaringan

    tubuh, dan biasan!a dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan

    kaki, jari tangan, dan muka. Perlu dipertimbangkan faktor resiko timbuln!a hipertensi

    dalam kehamilan, bila didapatkan edema generalisata atau kenaikan berat badan C

    #,5= kgDminggu. Primigraida !ang mempun!ai kenaikan berat badan rendah, !aitu G

    #,%" kgDminggu, menurunkan resiko hipertensi, tetapi menaikakn resiko berat badan

     ba!i rendah.=

    Protein urin 2" jam merupakan standar emas untuk pengukuran proteinuria pada

    hipertensi kehamilan. Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam urine melebihi #,%

    gDliterD 2" jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan 1 atau 2 atau 1 gDliter atau

    lebih dalam urine !ang dikeluarkan dengan kateter atau midstream !ang diambil

    minimal 2 kali dengan jarak aktu 0 jam.=,E

    3.3.2 "to$ $isi"o ')

    7eberapa faktor risiko terjadin!a hipertensi dalam kehamilan dapat dikelompokkan

    sebagai berikut ;

    1. Primigraida,primipaternitas

    2. iperplasentosis, misaln!a mola hidatidosa, kehamilan multiple, diabetes melitus,

    hidrops fetalis dan ba!i besar.

    %. mur !ang ekstrim

    ". ia!at pernah menderita preeklampsia dan eklampsia pada kehamilan terdahulu.

    5. ia!at keluarga pernah preeklampsiaDeklampsia

    0. Pen!akitpen!akit ginjal dan hipertensi !ang sudah ada sebelum hamil

    =. 4besitas

    32

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    21/32

    3.3.3 Etiologi dn Ptogenesis 0ipe$tensi Dlm Kemiln

    Pen!ebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas.

    7an!ak teori telah dikemukakan tentang terjadin!a hipertensi dalam kehamilan, tetapi

    tidak ada satu pun teori tersebut !ang dianggap mutlak benar. 8ambaran beberapa teori

    !ang ingin menerangkan kejadian tersebut adalah sebagai berikut;

    1. 3eori kelainan askularisasi plasenta= 

    Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi inasi selsel trofoblas pada lapisan otot

    arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarn!a. ?apisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku

    dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan

    asodilatasi. *kibatn!a arteri spiralis relatif mengalami asokontriksi, dan terjadi

    kegagalanIremodeling arteri spiralisI, sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan

    terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta. 'ampak iskemia plasenta akan menimbulkan

     perubahanperubahan !ang dapat menjelaskan patogenesis 'K selanjutn!a.

    'iameter ratarata arteri spiralis pada hamil normal adalah 5## mikron, sedangkan pada

     preeklamsi ratarat 2## mikron. Pada hamil normal asodilatasi lumen arteri spiralis

    dapat meningkat 1# kali aliran darah ke utero plasenta.

     

    2. 3eori iskemia plasenta,radikal bebas, dan disfungsi endotel imunologik.=

    Plasenta !ang megalami iskemi dan hipoksia akan menghasilkan oksidan(disebut juga

    radikal bebas) 4ksidan atau radikal bebas adalah sen!aa penerima elektron atau

    atomDmolekul !ang mempun!ai elektron !ang tidak berpasngan. $alah satu oksidan penting

    !ang dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal hidroksil !ang sangat toksik, khususn!a pada

    membran sel endotel pembuluh darah. adikal hidroksil akan merusak membran sel, !ang

    mengandung ban!ak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain

    akan merusak membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein sel endotel.

    Pada aktu terjadi kerusakan sel endotel !ang mengakibatkan disfungsi sel endotel,

    maka akan terjadi;

    - 8angguan metabolisme prostaglandin.

    33

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    22/32

    - *gregasi selsel trombosit pada daerah endotel !ang mengalami kerusakan.

    - Perubahan khas pada sel endotel kapiler glomerulus (glomerular endotheliosis)

    - Peningkatan permeabilitas kapiler 

    -Peningkatan produksi bahanbahan asopresor, !aitu; endotelin. Kadar 

     >4(asodilator) menurun, sedangkan endolin (asokontriktor) meningkat.

    - Peningkatan faktor koagulasi.

    %. 3eori intoleransi imunologik antara ibu dan janin

    ". 3eori adaptasi kardioaskulatori genetik

    Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan da!a refrakter terhadap bahan

    asokonstriktor, dan tern!ata terjadi peningkatan da!a refrakter terhadap asopresor.*rtin!a, da!a refrakter pembuluh darah terhadap bahan asopresor hilang sehingga

     pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan asopresor.

    5. 3eori defisiensi besi

    0. 3eori inflamasi

    3.3.4 0ipe$tensi Gestsionl

    'iagnosis hipertensi gestasional ditegakkan pada anita !ang tekanan darahn!a

    menapai 1"#D+# mmg atau lebih untuk pertama kali selama kehamilan, tetapi belum

    mengalami proteinuria. ipertensi gestasional disebut juga hipertensi transient  apabila tidak 

    terjadi preeklamsi dan tekanan darah kembali kenormal dalam 12 minggu postpartum.",0,=

    'alam klasifikasi ini, diagnosis final baha anita !ang bersangkutan tidak mengidap

     preeklamsia han!a dapat dibuat postpartum. 'engan demikian, hipertensi gestasional

    merupakan diagnosis eksklusi. >amun, perlu diketahui baha anita dengan hipertensi

    gestasional dapat memperlihatkan tandatanda lain !ang berkaitan dengan preeklamsia,

    misaln!a n!eri kepala, n!eri epigastrium atau trombositopenia !ang mempengaruhi

     penatalaksanaan.",

    *pabila tekanan darah meningkat ukup besar selama paruh terakhir kehamilan, akan

     berbaha!a terutama bagi janinseandain!a tidak dilakukan tindakan sematamata karena

     proteinuria belum terjadi. $eperti ditekankan oleh

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    23/32

    terjadi sebelum proteinuria munul dengan jelas. Karenan!a, jelaslah baha apabila tekanan

    darah meningkat, baik ibu maupun janinn!a mengalami peningkatan resiko lebih besar.

    Preteinuria adalah tanda memperburukn!a pen!akit hipertensi, terutama preeklamsia dan

    apabila proteinuria tersebut jelas dan menetap, resiko pada ibu dan janin menjadi semakin

     besar.E

    Etiologi %')

    Btiologi pada hipertensi gestasional meliputi;

    o 9asa plasenta besar (gamelli , pen!akit trofoblast)

    o idramnion

    o soimunisasi resus

    o Faktor herediter 

    o *utoimun; $?B

    o espon fisiologis !ang berlebihan dari sistem ardioaskuler ibu

    terhadap kehamilan.

    o -arang berhubungan dengan akibat !ang tidak diinginkan pada ibu atau janin.

    Dignosis &')

    Kriteria 'iagnosis pada hipertensi gestasional !aitu ;

    • 3ekanan darah M 1"#D+# mmg, untuk pertama kali selama kehamilan

    • 3idak ada proteinuria

    • 3ekanan darah kembali normal G 12 minggu setelah postpartum

    • 'iagnosis akhir han!a dapat dibuat postpartum

    • Kadangkadang dapat timbul gejala preeklamsia seperti n!eri epigastium atau

    trombositopenia

    P$ognosis

    -ika penderita tidak terlambat dalam pemberian pengobatan, maka gejala

     perbaikan akan tampak jelas setelah kehamilann!a diakhiri. $egera setelah

     persalinann!a diakhiri perubahan patofisiologik akan segera pula mengalami perbaikan.

    35

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    24/32

    3.3.! Pentl"snn ipe$tensi dlm "emiln*111

    I. Pentl"snn p$ee"lmsi $ingn

    Pengelolaan preeklamsi ringan dapat seara ;

    1. aat jalan ( ambulatoir )

    Pengelolaan seara raat jalan (ambulatoir)

    a. 3idak mutlak harus tirah baring, dianjurkan ambulasi sesuai keinginann!a.

    'i ndonesia tirah baring masih diperlukan.

     b. 'iet reguler ; tidak perlu diet khusus

    . itamin prenatal

    d. 3idak perlu restriksi konsumsi garam

    e. 3idak pelu pemberian diureti, antihipertensi dan sedatium.

    f. Kunjungan ke rumah sakit tiap minggu

    2. aat inap ( hospitalisasi )

    Pengelolaan seara raat inap (hospitalisasi)

    a. ndikasi preeklamsi ringan diraat inap (hospitalisasi)

    • ipertensi !ang menetap selama C 2 minggu

    •Proteinuria menetap selama C 2 minggu

    • asil test laboratorium !ang abnormal

    • *dan!a gejala atau tanda 1 (satu) atau lebih preeklamsi berat

     b. Pemeriksaan dan monitoring pada ibu

    • Pengukuran desakan darah setiap " jam keuali ibu tidur 

    • Pengamatan !ang ermat adan!a edema pada muka dan abdomen

    • Penimbangan berat badan pada aktu ibu masuk rumah sakit dan

     penimbangan dilakukan setiap hari

    • Pengamatan dengan ermat gejala preeklamsi dengan impending

    eklamsi;

    i. >!eri kepala frontal atau oksipital

    ii. 8angguan isus

    36

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    25/32

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    26/32

    • *ktif, agresif : bila umur kehamilan M %= minggu, artin!a kehamilan

    dikahiri setelah mendapat terapi medikamentosa untuk stabilisasi ibu.

    Pem#e$in te$pi medi"mentos

    a.$egera masuk rumah sakit

     b.3irah baring miring ke kiri seara intermiten.

    . nfus inger ?aktat atau inger 'ekstrose 56

    d.Pemberian anti kejang 9g$4" sebagai penegahan dan terapi kejang.

    e.Pemberian 9g$4" dibagi ;

    • ?oading dose (initial dose) ; dosis aal

    • 9aintenane dose ; dosis lanjutan

    f. *nti hipertensi

    'iberikan ; bila tensi M 1E#D11# atau 9*P M 120

    -enis obat ; >ifedipine ; 1#2# mg oral, diulangi setelah %# menit, maksimum

    12# mg dalam 2" jam.

    •  >ifedipine tidak dibenarkan diberikan dibaah mukosa lidah (sub

    lingual) karena absorbsi !ang terbaik adalah melalui saluran penernaan

    makanan. 'esakan darah diturunkan seara bertahap ;

    o Penurunan aal 256 dari desakan sistolik 

    o 'esakan darah diturunkan menapai ;

    G 10#D1#5

    9*P G 125

    •  >iardipinea

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    27/32

    o 9emperberat hipoolemia

    o 9eningkatkan hemokonsentrasi

    'iuretikum !ang diberikan han!a atas indikasi ;

    o Bdema paru

    o Pa!ah jantung kongestif 

    o Bdema anasarka

    h. 'iet

    'iet diberikan seara seimbang, hindari protein dan kalori !ang berlebih

    i. Peraatan Konseratif : ekspektatif 

    • 9empertahankan kehamilan, sehingga menapai umur kehamilan !ang

    memenuhi s!arat janin dapat dilahirkan

    • 9eningkatkan kesejahteraan ba!i baru lahir tanpa mempengaruhi

    keselamatan ibu

    • ndikasi ; Kehamilan %= minggu tanpa disertai tandatanda dan gejala

    gejala impending eklamsi.

    • 3erapi 9edikamentosa ;

    i. 7ila penderita sudah kembali menjadi preeklamsi ringan, maka masih diraat 2%

    hari lagi, baru diizinkan pulang.

    ii. Pemberian 9g$4" sama seperti pemberian 9g$4" seperti tersebut di atas, han!a

    tidak diberikan loading dose intraena, tetapi ukup intramuskuler 

    iii. Pemberian glukokortikoid diberikan pada umur kehamilan %2%" minggu selama "E

     jam.

     j. Peraatan aktif : agresif 

    3ujuan ; 3erminasi kehamilan

    ndikasi bu ;

    • Kegagalan terapi medikamentosa

    • 3anda dan gejala impending eklamsi

    • 8angguan fungsi hepar 

    39

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    28/32

    • 8angguan fungsi ginjal

    • 'iurigai terjadi solution plaenta

    • 3imbuln!a onset partus, ketuban peah dini, pendarahan.

    ndikasi -anin ;

    • mur kehamilan M %= minggu

    • 8 berat berdasarkan pemeriksaan $8

    •  >$3 nonreakti dan profil biofisik abnormal

    • 3imbuln!a oligohidramnion

    ndikasi ?aboratorium

    • 3hrombositopenia progesif, !ang menjurus ke sindroma

    B??P

    III. Pentl"snn e"lmsi

    Pengeloln e"lmsi

    a. $ikap dasar pengelolaan eklamsi ; semua kehamilan dengan eklamsi harus

    diakhiri (diterminasi) tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin.

    7erarti sikap terhadap kehamilann!a adalah aktif.

     b. $aat pengakhiran kehamilan, ialah bila sudah terjadi stabilisasi (pemulihan)hemodinamika dan metabolisme ibu.

    . $tabilisasi diapai selambatlambatn!a dalam ; "E jam, setelah salah satu atau

    lebih keadaan seperti dibaah ini, !aitu setelah ;

    • Pemberian obat anti kejang terakhir 

    • Kejang terakhir 

    • Pemberian obatobat anti hipertensi terakhir 

    Penderita mulai sadar (dapat dinilai dari 8lasgo

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    29/32

     pengendali an hipertens i bera t berguna untuk memperpanjang keha milan !ang

     berak iba t pada pe rbaikan kua li tas ba!i !ang dil ahirkan, alaupun pengendal ian

    hipertensi berat t idak terbukti menurunkan angka kejadian preeklamsia atau

    solusio plasenta. $ebalikn!a hipertensi ringan dan sedang !ang tidak terkontrol

    dapat memiu terjadin!a kerusakan organ selama kehamilan pada anita dengan

     pen !akit gin jal , diabet es meli tus !ang disert ai pen!akit pembuluh da rah, dan

    gangguan entrikel kiri jantung.

    Karena itu beberapa peneliti merekomendasikan penanganan !ang agresif 

    apabi la hiper tens i r ingan didapat i pada kelompok ini karena dapat

    mengurangi terjadin!a komplikasi kardioaskular jangka pendek maupun

     jangka panjan g.

    3ujuan pengobatan hipertensi kronik dalam kehamilan ialah

     

    9enekan risiko pada ibu terhadap kenaikan desakan darah

      9enghindari pemberian obatobat !ang membaha!akan janin

    Pengobatan 9edikamentosa

    • 4bat antihipertensi ;

    o Pilihan pertama ; 9eth!ldopa ; #,5 & %,# gDhari, dibagi dalam 2% dosis.

    o Pilihan kedua ; >ifedipine ; %# & 12# gDhari, dalam slorelease tablet

    (>ifedipine harus diberikan per oral)

    . Pentl"snn 0ipe$tensi K$oni" dengn S(pe$imposed P$ee"lmsi

    Pengelolaan hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsi sama dengan

     pengelolaan preeklamsi berat.

    41

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    30/32

    BAB I

    ANA,ISA KASUS

    PB9*$*?**> P*'* K*$$ > ;

    1. Ap" Dignos Pd Ks(s Ini S(d Tept 5

    Pada pasien ini didiagnosa 8%P2*# graida %5 & %0 minggu, inpartu, kala 1 fase aktif tak 

    maju, janin gemeli hidup intrauterine, preskepDpreskep, dengan hipertensi gestasional.

    Inp$t(   berdasarkan anamnesis didapatkan n!eri perut !ang menjalar ke pinggang,

    keluar lendir darah (), keluar airair () ini menandakan pasien sudah inpartu.

    Kl I fse "tif t" m/( pada pasien ini dari pertama kali dilakukan pemeriksaan

    dalam pembukaan = m dan saat pemeriksaan selanjutn!a (0 jam berikutn!a) tidak ada

     penambahan pembukaan !aitu, pembukaan masih =m. 'an penurunan kepala juga masih

    di hodge .

    Gemeli pada pasien ini bisa dilihat dari tanda dan gejala pada diagnosis gemeli !ang

     juga dirasakan pasien !aitu ;

    *namnesis

    42

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    31/32

    ( Perut lebih bunit dari semestin!a sesuai dengan umur tua kehamilan (Pada ibu ini 3F

    %+ m pada kehamilann!a sekarang !aitu %5%0 minggu)

    ( 8erakan janin lebih ban!ak dirasakan ibu hamil ()

    ( terus terasa lebih epat membesar ()

    ( Pernah hamil kembar atau ada ria!at keturunan kembar (ada keturunan kembar 

    saudara kandung suami)

    nspeksi dan palpasi

    ( terus lebih besar (C"m) dibandingkan usia kehamilann!a

    ( 8erakan janin terasa lebih sering

    ( 7erat badan ibu bertambah seara signifikan, namun bukan disebabkan oleh edema atau

    obesitas

    ( 7allotement lebih dari satu fetus

    ( 3eraban!a 2 kepala, 2 bokong, dan satu Ddua punggung:

    ( 7an!ak bagian keil !ang teraba

    a uskultasi

    ( 3erdengarn!a den!ut jantung janin !ang letakn!a berjauhan dengan perbedaan keepatan

    setidakn!a 1# dpm

    'an dari hasil $8 !ang kesan telihat 2 /nin

    0ipe$tensi gestsionl   'iagnosis hipertensi gestasional ditegakkan pada pasien ini

    karena tekanan darahn!a lebih dari 1"#D+# mmg !aitu ; 10#D1## mmhg, dan dari

     pemeriksaan laboratorium belum mengalami proteinuria (protein urine ; negatie).

    Pada pasien ini diagnosa sudah tepat berdasarkan hasil dari anamnesis,

     pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium sudah memenuhi kriteria diagnosis

    G3P2A g$6id 3! 7 3& mingg( inp$t( "l 1 fse "tif t" m/( /nin gemeli

    id(p int$(te$ine p$es"ep8p$es"ep dengn ipe$tensi gestsionl.

    2. Ap" Pentl"snn Pd Ks(s Ini S(d Tept t( K($ng Tept5

    43

  • 8/15/2019 Bab III-IV Crs Fieka

    32/32

    a. Pada kasus ini penatalaksanaan aal !ang dilakukan untuk usia kehamilan %5%0

    minggu;

    ( 42 tepasang 2 liter ( F' ? kolf 2# gttDi

    ( 9g$4" "#6 bokaboki(  >ifedipine % @ 1# mg( 'opamed % @ 25# mg( 4bserasi di K ; K, 33, '--, $ dan kemajuan persalinan

    'alam kasus ini penatalaksanaan !ang lain sudah tepat, han!a saja seharusn!a

     penatalaksanaan dengan menggunakan protab PB7  9g$4" "#6 tidak harus diberikan

    karena pada pasien ini pada hasil laboratorium bprotein urin ; negatie. an!a saja

    kemungkinan pada saat di 8' hasil protein urin belum ada sedangkan pasien memiliki

    tekanan darah 10#D1## mmhg.

    #. 'ilakukan $< ito

    3erminasi perabdominal pada usia kehamilan %5%0 minggu dilakukan karena pasien

     pada keadaan kala 1 fase aktif tak maju dan sudah inpartu.

    Penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat !aitu dilakukan terapi aktif dengan terminasi

     perabdominal.

    'an pada saat dilakukan $