bab iii contoh kasus

35
BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Asma Pada Kehamilan I. Pengkajian Tanggal : 01 April 2008 Jam : 10.00 di BPS Mojoroto Kediri A. Data Subjektif 1. Biodata Nama Ibu : Ny S Umur : 25 tahun Agama : Islam Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Pekerjaan : IRT Pendidikan : SMA Alamat : Banyuwangi Nama Suami : Tn ”D” Umur : 30 tahun Agama : Islam Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Pekerjaan : Wiraswasta Pendidikan : SMA Alamat : Banyuwangi 2. Keluhan Utama Ibu mengatakan merasakan sesak saat bernafas

Upload: dwi

Post on 12-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

HGJ

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III Contoh Kasus

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1   Asma Pada Kehamilan

I.              Pengkajian

Tanggal : 01 April 2008

Jam : 10.00 di BPS Mojoroto Kediri

A.     Data Subjektif

1.      Biodata

Nama Ibu : Ny S

Umur : 25 tahun

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa/Indonesia

Pekerjaan : IRT

Pendidikan : SMA

Alamat : Banyuwangi

Nama Suami : Tn ”D”

Umur : 30 tahun

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa/Indonesia

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : SMA

Alamat : Banyuwangi

2.      Keluhan Utama

Ibu mengatakan merasakan sesak saat bernafas

Riwayat Kesehatan

Riwayat Penyakit Lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, Hepatitis B

dll, menahun seperti DM, Hipertensi, jantung, dll, Menurun Hipertensi, DM dll

Riwayat Penyakit Keluarga

Page 2: BAB III Contoh Kasus

Ibu mengatakan ibunya pernah menderita penyakit asma

Riwayat Penyakit Sekarang

Ibu mengatakan pad akehamilannya sekarang disertai penyakit Asma sejak trimester 2 yaitu pada

usia kehamilan 6 bulan.

3.      Riwayat Menstruasi

-         Amenorhoe : 7 bulan

-         Menarche : 12 tahun

-         Lama : ± 7 hari

-         Banyak/sedikit : Banyak

-         Siklus : ± 28 hari

-         Dismonerhoe : (+) pada hari 1 – 3 menstruasi

Fluor albus : (+) kadang-kadang sebelum 2 hari menstruasi

HPHT : 24 Juli 2007

TP / HPL : 01 Mei 2008

4.      Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas

Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang pertama.

5.      Riwayat KB

Ibu mengatakan belum pernah menjadi akseptor KB

6.      Riwayat perkawinan

Ibu mengatakan pernikahan 1 x dan usia pernikahannya 1 th

7.      Riwayat Psikososial

Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga, tetangga dan lingkungan sekitarnya baik

8.      Riwayat Sosial Budaya

Ibu mengatakan kadang masih mempercayai adat istiadat yang ada didaerahnya.

9.      Pola kebiasaan sehari – hari

Pola Kebiasaan

Sebelum hamil Sesudah hamil

1.   Nutrisi

2.   Eliminasia.       BAB

-     Makan sehari 3x porsi biasanya sayur, lauk pauk. Minum ± 8 gelas sehari

-     BAB 1 – 2 x/ hari, bau khas, konsistensi lembek warna kuning

-     Makan sehari 3 -4x porsi biasanya sayur, lauk pauk. Minum ± 8 gelas sehari

-     BAB 1 – 2 x/ hari, bau khas, konsistensi lembek warna kuning

Page 3: BAB III Contoh Kasus

b.      BAK

3.   Aktifitas

4.   Istirahat

5.   Sexual

6.   Personal Higiene

kecoklatan

-     BAK 5 – 6 x/hari,-     bau khas, warna

jernih kekuningan

-     Mengajar dan melakukan kegiatan sebagai ibu RT misal memasak, mencuci dll

Tidur malam ± 6 – 8 jam/hari, tidur siang ± 1 – 2 jam (kadang-kadang)

-     2 – 3 x dalam 1 mgg

-     Mandi 2 - 3 x dalam sehari, ganti celana dalam 2 x sehari

kecoklatan

-     BAK 6 - 7 x/hari, bau khas, warna jernih kekuningan.

-     Sejak usia kehamilan 8,5 bln ibu cuti mengajar, karena asma yang menyertai kehamilannya ibu mengurangi kegiatan Rtnya

-     Tidur malam ± 6 – 8 jam/hari, tidur siang ± 2 – 3 jam/hari

Ibu mengatakan jarang melakukan hub sexual saat dirinya hamil

-     Mandi 2 - 3 x dalam sehari, ganti celana dalam 2 x sehari

B.     Data Objektive

1.       Pemeriksaan Umum

KU : baik

Kesadaran : Composmetis

BB sebelum hamil : 56 Kg

BB sekarang : 66 Kg

TB : 155 cm

Lila : 23 cm

TTV ; TD : 120/90 mmHg

N : 90 x / mnt

RR : 30 x / mnt

S : 367 0 C

2.       Pemeriksaan Khusus

1.       Inspeksi

Page 4: BAB III Contoh Kasus

-   Kepala

-   Muka

-   Mata

-   Hidung

-   Bibir

-   Gigi

-   Telinga

-   Leher

-   Buah dada

-   Perut

-   Ekstrimitas

-   Genetalia

-   Anus

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Rambut hitam, kulit kepala bersih, luka (-),

ketombe (-), tidak rontok, benjolan (-).

Simetris

Konjungtiva merah muda, sklera puith anemis

(-), oedema palpebra (-)

Simetris, tidak polip, tidak ada sekret hidung

Cyanosis (-), mukosa kering (-), stomatitis (-),

lidah tdk kotor

Caries (-)

Bersih, tidak ada serumen

Pembesaran K. Tyroid (-), pembesaran vena

jugularis

Keluarnya colostrum puting susu menonjol,

areola coklat

Linea nigra (+), strie albican (-),

pembesaran sesuai UK

Kekuatan otot 5 5 , tidak ada

2 2

-

Hemoroid (-)

Nyeri (-)

Page 5: BAB III Contoh Kasus

2.       Palpasi

- Leher : tidak ada pembengkakan

- Genetalia : -

- Buah dada : Massa (-)

- Abdomen :

a.       Leopold I

b.      Leopold II

c.       Leopold III

d.      Leopold IV

:

:

:

:

TFU 3 jari dibawah prsesus

xipoideus (UK 36 mgg)

PUKA, DJJ : 130 x/mnt

Persentasi Kepala

Belum masuk PAP

Variasi : -

Mc. Donald : TFU 31,5 cm

TBJ : 3177,5 gr

3.       Auskultasi

-   Dada

-   DJJ

-   Pucntum

Maximum

:

:

:

Menunjukkan Ronkhi dan bising mengi

difus inspirasi dan ekspirasi. Ekspirasi

memanjang pada status asmatikus,

pernapasan sangat sulit dan bising mengi

dapat didengar tanpa stetoskop

(Kedaruratan ibstetri dan ginekologi Hal :

95)

130 x / mnt

dibawah pusat

Page 6: BAB III Contoh Kasus

4. Pemeriksaan Diagnostik

a. Laboratorium

e.        

: Dilakukan

1.      Px Sputum ® terdapat adanya kristal

charcot leyden yang merupakan

degranulasi dari kristal eosinopil.

2.      Px darah ® AGD normal, terdapat

peningkatan dari SGOT dan LDH,

Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-

kadang diatas 15.000 / mm3 ®

menandakan terdapatnya suatu infeksi

3.      Px faktor alergi ® peningkatan IGE pada

waktu serangan dan menurun pd waktu

bebeas dari serangan

b.Laboratorium

f.   

: Dilakukan

1.      Px Radiologi (Foto thoraks) ® Normal,

juga digunakan untuk mengetahui, jika

ada komplikasi seperti pneomonia.

(Kedaruratan Obstetri dan Gynekologi ; hal

97)

2.      Px tes kulit ® Normal, untuk mencari

faktor alergi

3.      EKG ® terdapatnya tanda-tanda

hipertropi otot jantung

4.      Px USG ® Janin tunggal, hidup,

intrauteri, presentasi kepala

Page 7: BAB III Contoh Kasus

II.           INTERPRETASI DATA

Dx : NY ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/H/I Letkep dengan Asma Bronchial

Ds : Ibu mengatakan adanya serangan asma dan sesak dada disertai oleh batuk dan mengi

Do : Ku Baik

TTV ; TD : 120/90 mmHg Bising mengi (+)

N : 90 x / mnt

S : 367 0 C

Ronchi : (+)

Masalah : - Sesak dada

- Bising mengi

Kebutuhan : - Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat dan minum

- Menganjurkan ibu untuk bernafas normal saat timbul serangan

- Menganjurkan ibu untuk menghindari tempat-tempat polusi

III.        Megantisipasi Diagnosa / Masalah Potensial

Dx : NY ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/H/I Letkep dengan Asma Bronchial

Dx Potensial : Infeksi saluran pernafasan

Mx Potensial : - Sesak nafas

- Foetel Nafas

Antisipasi penanganan :

Mx Sesak nafas :

-         Memberikan obat – obatan Asma yang sama dengan obat asma saat tidak hamil misalnya :

Aminofilin, Eidrin, Epinefrin dan Kortikosteroid. (Sinopsis Obstetri, hal : 156)

-         Mencegah agar tidak terjadi serangan asma saat hamil yaitu dengan menghindari kebiasaan

buruk misalnya merokok, dan jangan menunda pengobatan agar tidak memperparah keadaan

Page 8: BAB III Contoh Kasus

Mx Foetal Distres :

-         Memeriksa janin secara teratur melalui USG dan Doppler

-         Memberi obat yang tidak membahayakan janin

-         Anjurkan ibu untuk miring ke kiri saat tidur agar sirkulasi O2 ke janin lancar.

IV.        Mengidentifikasi Kebutuhan Segera

Kolaborasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lain untuk menemukan terapi yang tepat untuk

metalaksanakan pasien

V.           Menyusun Rencana Asuhan

Tujuan : Asma pada ibu berkurang / sembuh

Kriteria hasil : sesak nafas, mengi batuk-batuk pada ibu berkurang dan kehamilannya normal sampai aterm

INTERVENSI :

1.      Sembuhkan dan mengendalikan gejala Asma

R/ Agar gejala dini langsung diatasi dan asma tidak makin memburuk.

2.      Hindarkan kemungkinan infeksi pernafasan dan tekanan emosional

R/ Tekanan emosional seperti terkejut, marah, sedih dll, akan memicu serangan asma yang jika

terjadi secara berulang-ulang akan menyebabkan terjadinya infeksi pernafasan.

3.      Ajarkan Olahraga atau senam asma

R/ Agar daya tahan tubuh makin kuat sehingga tahan terhadap faktor pencetus terjadinya asma

4.      Ingatkan agar ibu hanya minum obat-obatan yang dianjurkan oleh dokter

R/ Mencegah agar tidak mempengaruhi pertumbuhan janin

5.      Berikan terapi inhalasi kortikosteroid, bronkodilator dan Aminofilin

R/ Penggunaan terapi inhalasi / inhaler dapat digunakan sendiri sewaktu-waktu jika terjadi serangan

asma

6.      Berikan bronkhodilator (terbutaline 2,5 mg oral setiap 4 – 6 jam atau 250 mg setiap 15 menit

dalam 3 dosis )

R/ Merelaksasi otak halus dan menurunkan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa.

7.      Berikan antibiotik jika ada kecurigaan adanya infeksi

R/ Antibiotikmencegah terjadinya infeksi

8.      Hindari stress dan ciptakan lingkungan psikologi yang tenang.

Page 9: BAB III Contoh Kasus

R/ Jika lingkungan psikologi tenang, maka emosi ibu akan stabil ® sehingga mengurangi serangan

asma

9.      Beri KIE pada ibu untuk tidak memelihara kucing dan hewan berbulu lainnya

R/ Dulu hewan merupakan salah satu faktor pencetus alergi

10.  Tempatkan posisi yang nyaman pada pasien contoh : meninggikan kepala tempat tidur, duduk

pada sandaran tempat tidur.

R/ Peninggian kepala tempat tidur memudahkan fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi

11.  Beri penjelasan pad aklien tentang penyakitnya dan diskusikan obat pernafasan efek samping

dan reaksi yang tidak diinginkan.

R/ Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan partisipasi pada rencana pengobatan

serta penting bagi pasien memahami perbedaan antara efek samping mengganggu dan

merugikan.

12.  Tingkatkan masukan cairan sampai dengan 3000 ml/hari sesuai toleransi jantung memberikan air

hangat.

R/ Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret, penggunaan cairan hangat dapat menurunkan

kekentalan sekret, penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus

VI.        Implementasi

-         Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma

-         Mengajarkan olahraga atau senam asma

-         Mengingatkan agar ibu hanya minum obat-obatan yang dianjurkan oleh dokter

-         Memberikan terapi inhalasi kortikosteroid, bronkodilator dan Aminofilin

-         Memberikan bronkodilator (terbutaline 2,5 mg oral setiap 4 – 6 jam atau 250 mg setiap 15 menit

dalam 3 dosis )

-         Memberikan KIE pada ibu untuk tidak memelihara kucing dan hewan berbulu lainnya

-         Menempatkan posisi yang nyaman pada pasien. Contoh : meninggikan kepala tempat tidur,

duduk pada sandaran tempat tidur.

-         Memberikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan mendiskusikan obat pernafasan efek

samping dan reaksi yang tidak diinginkan

-         Menganjurkan untuk meningkatkan masukan cairan sampai dengan 3000 ml/hari sesuai toleransi

jantung memberikan air hangat.

Page 10: BAB III Contoh Kasus

VII.     Evaluasi

S : Ibu mengatakan sudah mengerti dengan apa yang disampaikan petugas

O : KU Baik

TTV ; TD : 140/80 mmHg

N : 84 x / mnt

RR : 28 x / mnt

S : 367 0 C

A : Ny ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/H/I Letkep dengan Asma Brnchial

P : - KIE tentang keadaan Ibu

- Berikan terapi oral hingga serangan asma ibu berkurang

- Anjurkan senam asma

Page 11: BAB III Contoh Kasus

3.2         Asma Pada Persalinan

I.              Pengkajian

Tanggal : 31 Mei 2008

Jam : 08.00 WIB

Tempat : RSUD “AG” Kediri

A.     Data Subjektif

1.      Biodata

Nama Ibu : Ny “S”

Umur : 25 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Guru SD

Pendidikan : S 1

Penghasilan : ± Rp 1.500.000 ,-

Alamat : Jln Selomagleng No 5 Kediri

Nama Suami : Tn ”D”

Umur : 30 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : PNS

Pendidikan : S 1

Penghasilan : ± Rp 1.650.000 ,-

Alamat : Jln Selomagleng No 5 Kediri

2.      Alasan Kunjungan :

Rujukan Bidan Desa Selomangleng

3.      Keluhan Utama

Ibu mengatakan perutnya kenceng – kenceng sejak 3 hari yang lalu dan disertai dengan sesak

nafas

4.      Riwayat Kesehatan

Riwayat Penyakit Lalu

Page 12: BAB III Contoh Kasus

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, Hepatitis B

dll, menahun seperti DM, Hipertensi, jantung, dll, Menurun Hipertensi, DM dll

Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu mengatakan ibunya pernah menderita penyakit Asma Brnchial

Riwayat Penyakit Sekarang

Ibu mengatakan pada kehamilannya sekarang disertai penyakit Asma sejak trimester 3 yaitu pada

usia kehamilan 8 bulan.

5.      Riwayat Menstruasi

- Amenorhoe : 7 bulan

- Menarche : 12 tahun

- Lama : ± 7 hari

- Banyak/sedikit : Banyak

- Siklus : ± 28 hari

- Dismonerhoe : (+) pada hari 1 – 3 menstruasi

- Fluor albus : (+) kadang-kadang sebelum 2 hari menstruasi

- HPHT : 24 Juli 2007

- TP / HPL : 01Mei 2008

6.      Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas

Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang pertama.

7.      Riwayat KB

Ibu mengatakan belum pernah menjadi akseptor KB

8.      Riwayat Psikososial

Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga, tetangga dan lingkungan sekitarnya baik.

9.      Riwayat Sosial Budaya

Ibu mengatakan kadang masih mempercayai adat istiadat yang ada didaerahnya.

10.  Riwayat Perkawinan

Ibu mengatakan menikah 1 kali dan lama pernikahannya 1 th

Page 13: BAB III Contoh Kasus

11.  Pola kebiasaan sehari – hari

Pola Kebiasaan Sebelum hamil Sesudah hamil

7.   Nutrisi

8.   Eliminasi

a.       BAB

b.      BAK

9.   Aktifitas

10.   Istirahat

11.   Sexual

12.   Personal

Higiene

-     Makan sehari 3x porsi

biasanya sayur, lauk pauk.

Minum ± 8 gelas sehari

-     BAB 1 – 2 x/ hari, bau

khas, konsistensi lembek

warna kuning kecoklatan

-     BAK 5 – 6 x/hari, bau

khas, warna jernih

kekuningan

-     Mengajar dan melakukan

kegiatan sebagai ibu RT

misal memasak, mencuci

dll

-     Tidur malam ± 6 – 8

jam/hari, tidur siang ± 1

– 2 jam (kadang-kadang)

-     2 – 3 x dalam 1 mgg

-     Mandi 2 - 3 x dalam

sehari, ganti celana dalam

2 x sehari

-     Makan sehari 3 -4x

porsi biasanya sayur,

lauk pauk. Minum ± 8

gelas sehari

-     BAB 1 – 2 x/ hari, bau

khas, konsistensi lembek

warna kuning

kecoklatan

-     BAK 6 - 7 x/hari, bau

khas, warna jernih

kekuningan.

-     Sejak usia kehamilan

8,5 bln ibu cuti

mengajar, karena asma

yang menyertai

kehamilannya ibu

mengurangi kegiatan

RTnya

-     Tidur malam ± 6 – 8

jam/hari, tidur siang ±

2 – 3 jam/hari

-     Ibu mengatakan jarang

melakukan hub sexual

saat dirinya hamil

-     Mandi 2 - 3 x dalam

sehari, ganti celana

dalam 2 x sehari

Page 14: BAB III Contoh Kasus

B.      Data Objektive

1.       Pemeriksaan Umum

KU : baik

Kesadaran : Composmetis

BB sebelum hamil : 56 Kg

BB sekarang : 66 Kg

TB : 155 cm

Lila : 23 cm

TTV ; TD : 130/80 mmHg

N : 92 x / mnt

RR : 28 x / mnt

S : 371 0 C

2.       Pemeriksaan Khusus

1. Inspeksi

-   Kepala

-   Muka

-   Mata

-   Hidung

-   Bibir

-   Gigi

-   Telinga

-   Leher

-   Payudara

-   Abdomen

-   Ekstrimitas

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Rambut hitam, kulit kepala bersih, luka (-),

ketombe (-), tidak rontok, benjolan (-).

Simetris, cloasma gravidarum

Konjungtiva pucat (-), sklera putih anemis

(+), anemis (-), oedema palpebra

Simetris, tidak polip, tidak ada sekret

Cyanosis (-), mukosa kering (-), stomatitis

(-), lidah tdk kotor

Caries (-) bersih (+)

Bersih, tidak ada serumen

Pembesaran K. Tyroid (-), pembesaran vena

jugularis

Keluarnya colostrum puting susu menonjol,

hyperpigmentasi, areaola mammae

Linea nigra (+), strie albican (-),

pembesaran sesuai UK

Kekuatan otot 5 5 , tidak ada

Page 15: BAB III Contoh Kasus

-   Genetalia

-   Anus

:

:

2 2

-

Hemoroid (-), Nyeri (-)

2.   Palpasi

- Leher : pembengkakan (-)

- Payudara : Massa (-)

- Abdomen :

1.      Leopold I

2.      Leopold II

3.      Leopold III

4.      Leopold IV

:

:

:

:

TFU 3 jari dibawah proxesus

xipoudeus (36 mgg)

Punggung kanan

Persentasi Kepala

Masuk PAP

Mc. Donald : 36 cm

TBJ = (TFU-11) x 155

= 30 – 11 x 155

= 3177,5 gr

3.     Auskultasi

-   Dada

-   DJJ

-   Pucntum

Maximum

:

:

:

Menunjukka Ronkhi dan bising mensi dius

inspirasi dan ekspirasi. Ekspirasi memanjang

pada status asmatikus, pernapasan sangat sulit

dan bising mengi dapat didengar tanpa

stetoskop

130 x / mnt

dibawah pusat

4. Pemeriksaan Diagnostik

a. Laboratorium :Px darah : AGD normal

Px faktor laergi : peningkatan Ig E

Page 16: BAB III Contoh Kasus

5.        (Kapita Selekta, hal 477)

b. Penunjang :1.      Px Radiologi (oto thoraks) : normal

2.      Px USG : Preskep UUK

II.           INTERPRETASI DATA

Ds : - Ibu mengatakan mules-mules mulai jam

-         Ibu mengatakan keluar lendir dan darah

-         Ibu mengatakan dadanya amat sesak

Do :

TTV ; TD : 130/80 mmHg Bising mengi (+)

N : 92 x / mnt

RR : 28 x / mnt

S : 371 0 C

Ronchi : (+)

DJJ : 130 x / mnt

His : 3 x 10menit, lama 30 detik

f : 7 cm

effiseen : 75%

Preskep

UUK

Hodge : III

Dx : NY ”S” GIP0000 UK 36 T/H/I letkep Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Asma Bronchial

Mx : - Sesak nafas saat inpartu

- Ibu merasa cemas menghadapi persalinannya

III.        Megantisipasi Diagnosa / Masalah Potensial

Dx Potensial : Kala II lama

Mx Potensial : - Fetal Distress

- Ibu tampak lelah

Antisipasi penanganan :

                                1.      Memantau keadaan janin

Page 17: BAB III Contoh Kasus

                                2.      memberikan tx O2 pada ibu

                                3.      kolaborasi dengan DSOG untuk melakukan vakum ekstrasi

Page 18: BAB III Contoh Kasus

IV.        Mengidentifikasi Kebutuhan Segera

Melakukan konsultasi , kolaborasi dengan DSOG dan tenaga kesehatan lain untuik

penatalaksanaan lebih lanjut.

V.           Menyusun Rencana Asuhan

Dx : NY ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/H/I letkep Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Asma

Tujuan :

a)      Persalinan berjalan normal

b)      Mencegah terjadinya komplikasi baik pada ibu maupun pada janin

Kriteria Hasil :

-         KU : baik

-         TD = 110/70 – 120/90

-         RR = 16 – 24 x / mnt

-         Nadi = 60 – 100 x / mnt

-         Suhu = 36,5 – 37,5 0 C

-         DJJ – 120 – 160 x / i

-         Asma berkurang

INTERVENSI :

KALA I

1.      Observasi TTV

-         TD tiap 4 jam sekali

-         Nadi setiap 30 menit

-         RR setiap 2 jam

-         Suhu tiap 4 jam

-         Rx : mendeteksi dini jika ada tanda-tanda bahaya, sehingga kita bisa mengambil keputusan

secepatnya

2.      Observasi

-         DJJ setiap 30 menit

-         His setiap 30 menit

-         VT tiap 4 jam sekali

Page 19: BAB III Contoh Kasus

3.      Persiapan Persalinan

-         Pastikan kebersihan ibu setiap ada pengeluaran pervaginam

Rx Memberikan kenyamanan pada ibu

-         Perawatan sayang ibu

Rx Meminimalkan rasa kesakitan ibu

-         Pengosongan kandung kemih

Rx agar jalan tidak terhalang oleh kandung kemih yang penuh.

-         Persipan penolong persalinan

Rx untuk melindungi diri dari cairan yang keluar saat ibu melahirkan yaitu berupa air ketuban

darah dll

-         Persiapan peralatan persalinan, juga obat-obatan esensial

Rx mempermudah penolong dalam menatalaksa persalinan dan komplikasi yang mungkin terjadi

-         Anjurkan ibu untuk mobilisasi bila masih kuat

Rx membantu dalam penurunan kepala

-         Anjurkan ibu untuk makan minun

Rx untuk menambah energi yang digunakan untuk mengejan

-         Berikan terapi O2 dengan tekanan yang sesuai

Rx membantu pernafasan ibu dan janin

-         Ajarkan ibu cara dan waktu mengejan yang benar

Rx agar ibu tidak terlalu lemah

-         Hadirkan pasangan atau orang tua terdekat ibu

Rx kehadiran orang terdekat mampu memberikan dukungan psikologis pada infartu.

KALA II

1.      Siapkan pertolongan kelahiran bayi

a.       Letakkan handuk bersih untuk mengeringkan bayi jika kepala bayi sudah nampak membuka

dengan diameter 5 – 6 cm

b.      Letakkan Underpad dibawah bokong ibu dilipat 1/3 bagian.

Rx Mempermudah penolong daam menatalaksana persalinan serta komplikasinya, Underpad

berguna untuk tempat cairan serta sebagai penyangga perineum agar tidak neptur.

c.       Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan

Page 20: BAB III Contoh Kasus

Rx Meneliti kembali apakah alat sudah lengkap atau masih ada yang kurang.

d.      Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

Rx Menjaga keseterilan dalam persalinan, dan untuk melindungi diri.

2.      Pakai pertolongan kelahiran bayi dengan vakum ekstraksi dengan indikasi ibu kelelahan.

Dilakukan oleh dr. N. SPOG.

a.       Memasang bagian-bagian dari alat vakum ekstraksi dengan tepat.

Rx Menatalaksana Kala II dengan cepat agar ibu cepat relaksasi.

b.      Setelah kepala bayi nampak pada introitus vagina mangkuk dimasukkan kedalam vagina dan

langsung diletakkan pada bagian terbawah janin dengan mempergunakan jari telunjuk dan ibu

jari dengan posisi miring sedikit.

Rx ketepatan posisi pemasangan mangkuk akan mempengaruhi keberhasilan vakum ekstraksi

c.       Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan apakah letak mangkuk sudah benardan tidak ada

jalan lahir yang terjepit antara mangkuk dan kepala janin, jangan letakkan mangkuk diatas ubun-

ubun.

Rx Jika jalan lahir terjepit diantara mangkuk dan kepala janin, maka akan kesulitan melahirkan

janinnya, ubun-ubun masuk lunak dikhawatirkan.

d.      Setelah dilakukan VT ulang Asisten membantu memompa ekstraktor sampai menjadi hampa

udara 0,2 kg/cm2 lalu ditunggu selama kurang dari 2 menit, selama menunggu dilakukan periksa

dalam kembali untuk mengetahui apakah cup sudah benar dan tidak ada jalan lahir yang terjepit

antara mangkuk dan kepala.

Rx Menghindari jika jalan lahir terjepit.

e.       Lakukan traksi dengan arah yang sesuai dengan sumbu jalan lahir traksi dilakukan sewaktu his

datang dan pasien disuruh mengejan serta searah dengan titik tengah dari mangkuk (supaya

pinggir cup tidak lepas dari kepala).

Rx Mempercepat pengeluaran janin, dan agar ibu segera lega.

3.      Lakukan penanganan bayi baru lahir

a.       Lakukan penilaian segera BBL dengan APGAR SCORE

Rx Mendeteksi diri ketidaknormalan pada bayi

b.      Keringkan dan isap lendir yang ada pada bayi, lalu selimuti tubuh bayi hingga kepala.

Rx Mencegah hipotermi, penghisapan lendir dilakukan agar pernafasan bayi lancar.

Page 21: BAB III Contoh Kasus

c.       Jepit tali pusat dengan klem

Rx Menghentikan aliran darah agar tidak mengganggu pengguntingan tali pusat.

d.      Pegang tali pusat dengan satu tangan lindungi perut bayi dan lakukan pertolongan.

Rx Tali pusat harus dipotong karena bayi sudah lahir cukup bulan, placenta sudah tidak berfungsi

lagi

e.       Ganti handuk bayi yang telah basah, tali pusat pendahkan bayi ke ruang bayi untuk

mendapatkan penanganan labih lanjut

Rx Menatalaksana Management akti Kala III

4.      Lakukan Penatalaksanaan Managemen aktif Kala III

a.       Beritahu bahwa ia akan disuntik

Rx Memberikan komunikasi yang akurat pada pasien

b.      Suntikan oksitosin 1 menit setelah bayi lahir.

Rx Merangsang kontraksi uterus agar placenta segera lahir

c.       Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm dari vulva dan segera lahirkan

placena dorso kranid

Rx Memudahkan PTT

d.      Lahirkan placenta dengan kedua tangan pegang dan putar hingga selaput ketuban terpilin,

tempatkan placenta pada tempat yang telah disediakan.

Rx Menghindari adanya sisa placenta yang tertinggal yang akan mempengaruhi uterus

5.      Nilai Perdarahan

a.       Periksa kedua sisi placenta baik foetel maupun maternal.

Rx Observasi secara teratur untuk menantu keadaan ibu.

b.      Evaluasi laserasi pada vagina dan Perineum dan lakukan penjahitan jika ada

Rx Menghindari adanya perdarahan dan infeksi akibat laserasi yang tidak diketahui.

6.      Lakukan prosedur pasca persalinan

a.       Pastikan kontraksi uterus baik dan tidak ada perdarahan

Rx Observasi secara teratur untuk memantau keadaan ibu

b.      Lakukan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam

-         2 – 3 dalam 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan

-         setiap 15 menit pada 1 jam kedua pasca persalinan

Page 22: BAB III Contoh Kasus

-         jika uterus tidak berkontrasi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk

menatalaksanAtonia Uteri

Rx Mengantisipasi terjadinya perdarahan yang tidak diketahui ® syok

c.       Ajarkan ibu / keluargacara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.

Rx Agar ibu tahu bagaimana perbedaan kontraski uterus yang baik dan yang buruk

d.      Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

Rx Mengetahui berapa banyak darah yang ibu keluarkan dan menentukan penataksanaan selanjutnya

jika terjadi perdarahan

e.       Periksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca

persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan

         Periksa suhu tubuh ibu setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan

         Lakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal

Rx : Memantau kondisi ibu.

VI.        IMPLEMENTASI

1.      Mengobservasi TTV

2.      Mengobservasi DJJ setiap 30 menit, HIS setiap 30 menit dan VT tiap 4 jam sekali.

3.      Mempersiapkan persalinan

        Memastikan kebersihan ibu setiap ada pengeluaran pervaginam

        Melakukan Perawatan sayang ibu

        Mengosongkan kandung kemih

        Mempersipan penolong persalinan

        Mempersiapan peralatan persalinan, juga obat-obatan esensial

        Menganjurkan ibu untuk makandan minun

        Memberikan terapi O2 dengan tekanan yang sesuai

        Mengajarkan ibu cara dan waktu mengejan yang benar

KALA II

1.      Menyiapkan pertolongan kelahiran bayi

a.       Meletakkan handuk bersih untuk mengeringkan bayi.

b.      Meletakkan Underpad dibawah bokong ibu melipatnya 1/3 bagian.

c.       Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan

Page 23: BAB III Contoh Kasus

d.      Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

2.      Pakai pertolongan kelahiran bayi dengan vakum ekstraksi.

a.       Memasang bagian-bagian dari alat vakum ekstraksi dengan tepat.

b.      Setelah kepala bayi nampak pada introitus vagina mangkuk dimasukkan kedalam vagina dan

langsung meletakkan pada bagian terbawah janin dengan mempergunakan jari telunjuk dan ibu

jari dengan posisi sedikit miring.

c.       Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan letak mangkuk

d.      Setelah melakukan VT ulang Asisten membantu memompa ekstraktor sampai menjadi hampa

udara 0,2 kg/cm2 lalu ditunggu selama kurang dari 2 menit, selama menunggu dilakukan periksa

dalam kembali untuk mengetahui apakah cup sudah benar dan tidak ada jalan lahir yang terjepit

antara mangkuk dan kepala.

Melakukan traksi dengan arah yang sesuai dengan sumbu jalan lahir traksi dilakukan sewaktu his

datang dan Menyuruh pasien mengejan

3.      Melakukan penanganan BBL

a.       Melakukan penilaian segera BBL dengan APGAR SCORE

b.      Mengeringkan dan menghisap lendir yang ada pada bayi, lalu selimuti tubuh bayi hingga kepala.

c.       Menjepit tali pusat dengan klem

d.      Memegang tali pusat dengan satu tangan lindungi perut bayi dan lakukan pertolongan.

e.       Mengganti handuk bayi yang telah basah, menali tali pusat Memindahkan bayi ke ruang bayi

untuk mendapatkan penanganan labih lanjut

4.      Lakukan Penatalaksanaan Managemen aktif Kala III

a.       Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik

b.      Menyuntikan oksitosin 1 menit setelah bayi lahir.

c.       Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm dari vulva dan segera lahirkan

placena dorsokranial

d.      Melahirkan placenta dengan kedua tangan pegang dan putar hingga selaput ketuban terpilin,

tempatkan placenta pada tempat yang telah disediakan.

5.      Menilai Perdarahan

a.       Memeriksa kedua sisi placenta baik foetel maupun maternal.

b.      Mengevaluasi laserasi pada vagina dan Perineum dan lakukan penjahitan jika ada

6.      Melakukan prosedur pasca persalinan

Page 24: BAB III Contoh Kasus

a.       Memastikan kontraksi uterus baik dan tidak ada perdarahan

b.      Melakukan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam

c.       Mengajarkan ibu / keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.

d.      Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

e.       Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca

persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan

VII.     EVALUASI

KALA I

S : Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng dan nafasnya sesak

O : - KU : Baik

- TTV ; TD : 130/80 mmHg

N : 92 x / mnt

RR : 28 x / mnt

S : 371 0 C

DJJ : 130 x / mnt

His : 3 x 10 menit,lama 35 detik

f : 7 cm

Effisamen : 75%

Ketuban (+)

Preskep

UUK

Hodge III

A : NY ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/H/I letkep Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Asma Bronchial

P : - Memberikan terapi O2 dengan tekanan yang sesuai

- Bimbing persalinan

KALA II

S : Ibu mengatakan bahwa ia telah malhirkan bayinya

O : Bayi lahir dengan vakum ekstraksi jam : 12.30 Jenis kelamin : ♀ BB 3000 gr PB 49 cm

A : GIP1000 Masuk Kala IV

P : Lanjutkan MAK III

KALA III

Page 25: BAB III Contoh Kasus

S : Ibu mengatakan bahwa ari-arinya sudah lahir

O : Placenta lahir

A : GIP1000 Masuk Kala IV

P : Lanjutkan pemantauan Kala IV

KALA IV

S : - Ibu mengatakan bahwa dirinya sudah lega

- Ibu mengatakan bahwa sesak nafasnya masih ada

A : Ku ; Baik

TD : 120 / 80 mmHg

S : 37,2 0 C

UC : baik

Ronkhi : (+)

A : GIP1000 dengan 2 jam PP

P : - Lanjutkan asuhan ibu post partum

- Konsultasi ke poli paru untuk sesak nafasnya

- Lanjutkan terapi O2