bab iii abortus iminens

13
BAB II LANDASAN TEORI ABORTUS IMINENS A. PENDAHULUAN 1. Pengertian Menurut Buku Acuan Nasional Pel. Kesehatan Maternal dan Neonatal Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau belum mampu hidup diluar kandungan. Menurut Sinopsis Obstetri, Prof. Dr. Rustam Muchtar, MPH, Tahun 1998. Definisi menurut para ahli tentang abortus, yaitu : 1. EASTMAN : Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-1000 gr atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu. 2. JEFFCOAT :Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu : Fetus sebelum viable by law. 3. HOLHER : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16 dimana proses plasentasi belum selesai. Menurut Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, tahun 2002. 15

Upload: istiqomah-flx

Post on 15-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asuhan kebidanan

TRANSCRIPT

ABORTUS IMINENS

BAB II

LANDASAN TEORI

ABORTUS IMINENS

A. PENDAHULUAN1. Pengertian

Menurut Buku Acuan Nasional Pel. Kesehatan Maternal dan Neonatal Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau belum mampu hidup diluar kandungan.

Menurut Sinopsis Obstetri, Prof. Dr. Rustam Muchtar, MPH, Tahun 1998.

Definisi menurut para ahli tentang abortus, yaitu :

1.EASTMAN:Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-1000 gr atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu.

2.JEFFCOAT:Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu : Fetus sebelum viable by law.

3.HOLHER:Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16 dimana proses plasentasi belum selesai.

Menurut Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, tahun 2002.

Abortus berdasarkan cara terjadinya abortus, abortus ada yang berlangsung tanpa tindakan yang disebut Abortus Spontan. Dan abortus buatan ialah pengakhiran kehamilan sebelum 28 minggu akibat tindakan. Abortus teraupetik ialah Abortus buatan yang dilakukan atas medikasi medik.

2. FREKUENSIMenurut Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo tahun 2002. Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan banyak tidak dilaporkan, kecuali apabila terjadi komplikasi, juga karena sebagian abortus spontan hanya disertai tanda dan gejala ringan, sehingga pertolongan medik tidak diperlukan dan keadaan ini dianggap sebagai haid terlambat. Diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar 10-15%.

3. ETIOLOGIPada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian mudigah.

Faktor-faktor yang menyebabkan abortus dapat dibagi sebagai berikut :

1). Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi

Menurut Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo tahun 2002. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau cacat, kelainan berat biasanyaa menyebabkan kematian mudigah pada hamil muda.

Faktor-faktor yang menyebabkan kematian mudigah sebagai berikut :

a). Kelainan Ovum

Menurut Hertig pertumbuhan ovum abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus spontan. Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat digenerasi hidatid vili, abortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan ovum berkurang kemungkinan kalau kehamilan sudah lebih dari satu bulan, berarti makin muda kehamilan terjadinya abortus makin besar disebabkan kelainan ovum (50-80%).

b). Kelainan Kromoson

Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah trisomi, poliploidi, dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.

c). Lingkungan kurang sempurna

Bila lingkungan di endometrium sekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.

d). Pengaruh dari Luar

Radiasi, virus, obat-obat dan sebagainya dapat mempengaruhi hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus dinamaklan pengaruh teratogen.

2). Kelainan pada Plasenta

Menurut Sinopsis Obstetri Jilid 1, Rustam Muchtar, tahun 1998. Endarteritis dapat terjadi dalam vili korialis dan menyebabkan oksigenisasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Kelainan ini dijumpai pada ibu penderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia, grafidarum, anomali plasenta, dan endarteritis oleh karena lues.

3). Penyakit-penyakit ibu

Menurut Sinopsis obstetri jilid 1, Rustaam Muchtar, tahun 1998. Penyakit mendadak atau penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tipoid, plelitis, rubela/tifus abdominalis, demam malta, malaria dan sebagainya. Kematian fetus dapat menyebabkan karena toksin dari ibu.

a. Anemia berat, keracunan P6, nikotin, gas racun, alkohol dan lain-lain.

b. Laparatomi, peritonitis, umum dan penyakit menahun seperti grusellosis, mononukleosis, infeksiosa, toksoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus walau jarang.

c. Ibu asfiksia seperti dekompensasi kordis, penyakit paru hebat.

d. Malnutrisi, avitaminosis, dan gangguan metabolisme, hipotiroid, kekurangan vit A, C, dan E, DM

4). Kelainan traktus genitalia ibu

Misalnyaa pada penderita :

a. Anomali kongenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis, dll)

b. Kelainan letak dari uterus seperti retrofeksi uteri fiksota.

c. Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovarium yang dibuahi seperti kurang progesteron dan estrogen, endometritis, mioma submukosa.

d. Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola)

e. Distorsia uterus misalnya karena dorongan oleh tumor pervis.

5). Antagonis Rhesus

Pada Antagonis Rhesus, darah yang melalui plasenta merusak darah fetus sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meningalnya fetus.

6). Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis

Faktor serviks yaitu inkompetensi serviks, servisitis

7). Perangsangan pada ibu ynag menyebabkan uterus berkontraksi misal saat terkejut, obat-obat uterustonika, ketakutan, laparatomi dll.

8). Penyakit Bapak

Menurut Sinopsis Obstetri Jilid 1, Rustam Muchtar tahun 1998.

Umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, Anemia, Dekompensasi kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alkohol, nikotin P6 dll) sinar RO, aritaminosis.

4. PATOLOGIMenurut Sinopsis Obstetri Jilid 1, Rustam Muchtar, tahun 1998. Pada permulaan terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Kemudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas. Karenaa dianggap benda asing, maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada saat kehamilaaan dibawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili koriales, belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8 14 minggu, telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal, karena banyak terjadi perdarahan.

5. PATOFISIOLOGIPatofisiologi terjadinyaaa keguguran mulai dari terlepasnya plasenta yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2. bagian yang terlepas dianggap benda asing, sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi, pengeluaraan tersebut dapat terjadi spontan atau seluruhnya atau sebagian masih tertinggal, yang menyebabkan berbagai penyulit. Oleh karena itu, keguguran memberi gejala umum sakit perus karenaa kontraksi rahim, terjadi perdarahan dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.

Bentuk-bentuk perdarahan bervariasi, yaitu :

a. Sedikit-sedikit dan berlangsung lama

b. Sekaligus dalam jumlah besar dan disertai gumpalan

c. Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun, dapat menimbulkan syok, nadi meningkat, TD menurun, tampak anemis dan daerah ujung (akral) dingin.

6. DIAGNOSISMenurut Sinopsis Obstetri, Jilid 1, Tahun 1998. Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami haid terlambat. Sering juga merasa mules, kecurigaan tersebut diperkuat dengan ditemukannya kehamilan muda pada pemeriksaan bimanual dan dengan tes kehamilaan secara biologis atau imunologik. Harus diperhatikan macam-macam dan banyaknya perdarahan. Pembukaan serviks dan adanya jaringan dalam kovum uteri atau vagina.

Secara klinis abortus dapat dibedakan menjadi:

a. Abortus imminens Abortus ini baru mengancam dan masih ada harapan untuk mempertahankan.b. Abortus incipiens Abortus ini sudah berlangsung dan tidak dapat di cegah lagi.c. Abortus incompletes Sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan tapi sebagian jaringan placenta masih tertinggal di dalam rahim.d. Abortus completes Seluruh buah kehamilan di lahirkan dengan lengkap.e. Missed abortion Keadaan dimana janin telah mati sebelum minggu ke 22 tapi tertahan di dalam rahim selama 2 bulan / lebih setelah janin mati. f. Abortus habitalis Abortus yang telah berulang dan berturut turut terjadi : sekurang kurangnya 3 x berturut turut.B. ABORTUS IMINENS1. PENGERTIANMenurut Ilmu Kebidanan, Tahun 2002. Abortus imminens ialah peristiwa terjadinya perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan sebelum 20 minggu tanpa adanya dilatasi serviks.

2. DIAGNOSISMenurut Ilmu Kebidanan, Tahun 2002. Diagnosis abortus iminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi perdarahan melalui ostium uteri eksternum disertai mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus membesar sebesar tuanya kehamilan, serviks belum membuka dan tes kehamilan positif. Pada beberapa wanita hamil terjadi perdarahan sedikit pada saat haid yang semestinya datang jika tidak terjadi pembuahan. Hal ini disebabkan penembusan vili korialis ke dalam desidua, pada saat implantasi ovum perdarahan implantasi biasanya sedikit, warnanya merah, cepat berhenti, tidak disertaai mules-mules.

3. TANDA DAN GEJALAMenurut Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo, Tahun 2002 dan Buku Acuan Pel. Kes. Maternal Neo. Tahun 2002.

1. Terjadi perdarahan pada kehamilan sebelum 20 minggu, hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa dilatasi serviks.

2. Rasa mulas atau karam perut di daerah atas simfisis

3. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu, tes kehamilan (+)

4. Uteruss teraba lunak

4. PROGNOSISMenurut Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Warwono Prawirohardjo tahun 2002. Macam dan lamanya perdarahan menentukan prognosis kelangsungan kehamilan. Prognosis kuran baik bila perdarahan berlangsung lama, mules-mules disertai pendataran dan pembukaan serviks.

5. PENANGANANMenurut Kapita Selekta Kedokteran, Tahun 2000.

a. Tidak diperlukan pengobatan medik ke khusus dan tirah baring secara total

b. Tidur berbaring merupakan unsus penting dalam pengobatan karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsangan mekanik.

c. Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas fisik secara belebihan atau melakukan hubungan seksual.

d. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan

Obat-obatan yang diberikan :

1. Obat penenang : Penobarbital 3 x 30 mg, valium

2. Anti perdarahan : Adona, Transamin

3. Vit B Komplek

4. Hormojn : Progesteron

5. Penguat Plasenta : Gestanon, Duphastan

6. Anti Kontraksi rahim : Duvadilan, pepaverin

Tentang pemberian hormon progesteron pada abortus iminens belum ada pemberian/ penyesuain paham. Sebagian besar ahli tidak menyetujuinya, dan meraka yang menyetujuinya menyatakan bahwa his ditentukan dulu adanya kekurangan hormon progesteron. Apabila difikirkan bahwa sebagian besar abortus didahului oleh kematian hasil konsepsi dan kematian itu dapat disebabkan oleh banyak faktor, maka pemberian hormon progesteron tidak banyak manfaatnya.

6. PERENCANAAN ASUHAN KEBIDANAN

1. Anjurkan ibu untuk istirahat tirah baring

a. Anjurkan ibu untuk istirahat tidur cukup minimal 6 jam sehari

b. Beritahu ibu untuk tidak beraktifitas berat

2. Anjurkan ibu untuk mengurangi aktifitas seksual

a. Beritahu ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual untuk sementara waktu.

b. Jelaskan pada ibu bahaya jika ibu berhubungan seksual.

3. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu dan janin saat ini

a. Jelaskan bahwa ibu mengalami abortus iminens

b. Jelaskan tentang abortus iminens

4. Beri konseling nutrisi pada ibu yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu.

a. Beritahu ibu dan keluarga untuk makan 3 kali sehari dengan porsi cukup.

b. Beritahu ibu untuk cukup minum minimal 8 gelas sehari

5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat-obatan :

a. Penenang : Penobarbital 3x30 mg valium

b. Anti perdarahan : Adona, transamin

c. Vit B kompleks

d. Hormon : Progesteron

e. Penguat Plasenta : Gestanon, Duphastun

f. Anti kontraksi rahim : Duvadilan

6. Evaluasi perkembangan psikis ibu dalam menghadapi keadaan ibu saa ini.

a. Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu dan janin saat ini

b. Berikan dukungan dan motivasi pada ibu dalam menghadapi kondisinya saat ini.

c. Anjurkan ibu agar tetap tenang dalam menghadapi keadaannya

7. Pantau tanda-tanda vital

a. Tekanan darah

b. Suhu tubuh

c. Nadi

d. Pernafasan

8. Anjurkan ibu untuk periksa ke dokter/RS untuk USG

7. PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN

1. Menganjurkan ibu untuk istirahat tirah baring

1. Menganjurkan ibu untuk istirahat tidur cukup minimal 6 jam sehari

2. Memberitahu ibu untuk tidak beraktifitas berat

2. Menganjurkan ibu untuk mengurangi aktifitas seksual

1. Memberitahu ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual untuk sementara waktu

2. Menjelaskan pada ibu bahaya jika ibu berhubungan seksual

3. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu dan janin saat ini.

1. Menjelaskan pada ibu bahwa ibu mengalami abortus iminens

2. Menjelaskan tentang abortus iminens

4. Memberi konseling nutrisi pada ibu yang dapat mencukupi kebutuhan nutrisi ibu hamil

1. Memberitahu ibu dan keluarga untuk makan 3 kali sehari dengan porsi cukup.

2. Memberitahu ibu untuk cukup minum minimal 8 gelas/hari

5. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat ;

1. Penenang : Penobarbital 3x30 mg valium

2. Anti perdarahan : Adona, transamin

3. Vit B kompleks

4. Hormon : Progesteron

5. Penguat Plasenta : Gestanon, Duphastun

6. Anti kontraksi rahim : Duvadilan

6. Mengevaluasi perkembangan psikis ibu dalam menghadapi kondisi saat ini

1. Memberitahu ibu tentang kondisi ibu dan janin saat ini

2. Memberikan dukungan dan motivasi pada ibu dalam menghadapi kondisinya saat ini

3. Menganjurkan ibu untuk tetapi tenang dalam menghadapi keadaannya

7. Memantau kondisi tanda-tanda vital

1. Tekanan darah

2. Suhu tubuh

3. Nadi

4. Pernafasan

8. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan ke dokter/RS untuk USG.

22