kehamilan dan abortus iminens

Upload: yuli-bluestar

Post on 03-Apr-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    1/22

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    2/22

    10

    10

    2) Mual dan muntah

    Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa

    tidak enak sampai muntah yang berkepanjangan.

    3) Mastodinia

    Rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan

    payudara membesar.

    4) Quickening

    Persepsi gerakan janin pertama biasanya disadari oleh

    wanita pada kehamilan 18 20 minggu.

    5) Keluhan kencing

    Frekuensi bertambah disebabkan karena desakan uterus

    yang membesar.

    6) Konstipasi

    Terjadi karena efek relaksasi progesteron atau dapat juga

    karena perubahan pola makan.

    7) Perubahan berat badan

    Pada kehamilan 2 3 bulan sering terjadi penurunan berat

    badan, karena nafsu makan menurun dan muntah

    muntah. Pada bulan selanjutnya berat badan akan selalu

    meningkat sampai stabil menjelang aterm.

    8) Perubahan temperaturbasal

    Perubahan temperaturbasal lebih dari 3 minggu biasanya

    merupakan tanda terjadinya kehamilan.

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    3/22

    11

    11

    9) Perubahan warna kulit

    Perubahan ini antara lain chloasma yakni warna kulit yang

    kehitamhitaman pada dahi, punggung, hidung dan kulit

    daerah tulang pipi, terutama pada wanita dengan warna

    kulit tua. Biasanya muncul setelah kehamilan 16 minggu

    pada daerah areola dan puting payudara, warna kulit

    menjadi lebih hitam.

    10) Perubahan payudara

    Akibat stimulasi prolaktin, payudara mensekresikolostrum,

    biasanya setelah kehamilan lebih dari 16 minggu.

    11) Perubahan pada uterus

    Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk, dan

    konsistensi uterus berubah menjadi lunak.

    12) Tandapiskaceks

    Perubahan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat

    dengan implantasi plasenta.

    13) Perubahanperubahan pada serviks

    a) Tanda Hegar

    Perlunakan pada daerah isthmus uteri, terlihat pada

    minggu ke-6 dan menjadi nyata pada minggu 7-8.

    b) Tanda Goodells

    Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks

    terasa lebih lunak.

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    4/22

    12

    12

    c) Tanda Chadwick

    Dinding vagina berwarna kebiru biruan.

    d) Tanda Mc. Donald

    Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah

    difleksikan satu sama lain.

    e) Terjadi pembesaran abdomen

    Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke-

    16, karena pada saat itu uterus telah keluar dari

    ronggapelvis dan menjadi organ rongga perut.

    f) Kontraksi uterus

    Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh

    perutnya kencang, tetapi disertai rasa sakit.

    g) Pemeriksaan tes biologis kehamilan

    Pada pemeriksaan ini hasilnya positif, dimana

    kemungkinan positif palsu.

    b. Tanda pasti

    Tanda pasti hamil (Ummi, 2010: 75):

    1) Gerakan janin

    Gerakan janin baru dapat dirasakan pada umur

    kehamilan sekitar 20 minggu.

    2) Denyut jantung janin

    Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu

    1718, pada orang gemuk, lebih lambat. Dengan

    stetoskopultrasonik (Doppler) sekitar minggu ke 16.

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    5/22

    13

    13

    3) Bagian bagian janin

    Bagian bagian janin dapat diraba lebih jelas pada umur

    kehamilan lebih tua dan dapat dilihat menggunakan

    ultrasonografi(USG).

    4) Kerangka janin

    Kerangka janin dapat dilihat dengan menggunakan USG.

    3. Perubahan anatomi dan fisiologi pada ibu hamil

    Perubahan anatomi dan fisiologi pada ibu hamil (Sarwono, 2007:

    89100) :

    a. Uterus

    Uterus akan membesar pada bulanbulan pertama

    dibawah pengaruh estrogen danprogesterone yang kadarnya

    meningkat. Berat uterus normal 30 gram. Pada akhir

    kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram

    Uterus pada wanita tidak hamil kirakira sebesar telur

    ayam. Pada kehamilan 8 minggu sebesar telur bebek dan

    pada minggu ke-12 kirakira sebesar telur angsa atau dapat

    diraba diatas symfisis.

    Pada kehamilan 16 minggu diantara setengah

    jarak pusat ke symfisis. Pada kehamilan 20 minggu terletak

    kirakira dipinggir bawah pusat, sedangkan pada kehamilan

    20 minggu berada dipinggir atas pusat.

    Pada kehamilan 28 minggu fundus uteriterletak kira

    kira 3 jari atas pusat, pada kehamilan 32 minggu setengah

    jarak pusat dan prossesusxifoideus. Pada kehamilan 36

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    6/22

    14

    14

    minggu kirakira 1 jari di bawah prossesusxifoideus, dan

    pada kehamilan 40 minggu turun kembali kira kira 3 jari

    dibawahprossesusxifoideus.

    b. Serviks uteri

    Serviks uteri pada kehamilan mengalami perubahan

    karena hormone estrogen. Jika korpus uteri mengandung

    lebih banyak jaringan otot, maka serviks mengandung lebih

    banyak jaringan ikat akibat kadar estrogen meningkat,

    sehingga konsistensinya menjadi lunak.

    c. Vagina dan vulva

    Vagina dan vulva akan mengalami perubahan akibat

    hormon estrogen. Adanya hypervaskularisasi menyebabkan

    vagina dan vulva terlihat agak kebirubiruan.

    d. Ovarium

    Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus

    luteum graviditas sampai terbentuknya plasenta pada usia

    kehamilan 16 minggu. Korpus luteum mengeluarkan hormone

    estrogen danprogesteron, lambat laun fungsi ini diambil oleh

    plasenta.

    e. Mamma

    Mamma akan membesar dan tegang akibat

    somatomammotropin, estrogen dan progesteron. Estrogen

    menimbulkan hipertropi sistem saluran, sedangkan

    progesteron menambah selsel asinus pada mamma.

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    7/22

    15

    15

    Somatomammotropin mempengaruhi pertumbuhan selsel

    asinus dan menimbulkan perubahan dalam selsel. Dengan

    demikian, mamma dipersiapkan untuk laktasi. Di samping itu,

    di bawah pengaruh progesteron dan somatomammotropin

    terbentuk lemak disekitar kelompokkelompok alveolus

    sehingga mamma menjadi lebih besar.

    f. Sirkulasidarah

    Sirkulasidarah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh

    adanya sirkulasikeplasenta, uterus yang membesar dengan

    pembuluhpembuluh darah yang membesar pula, mamma

    dan alatalat lain yang berfungsi berlebihan dalam

    kehamilan. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah

    secara fisiologidengan adanya pencairan darah yang disebut

    hidremia. Volume darah akan bertambah banyak, kirakira 20

    % dengan puncak kehamilan 32 minggu.

    g. Sistem respirasi

    Wanita hamil kadangkadang mengeluh tentang rasa

    sesak dan pendek napas. Hal ini disebabkan oleh karena

    usus usus yang tertekan oleh uterus yang membesar ke

    arah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.

    h. Traktus digestivus

    Pada bulanbulan pertama kehamilan terdapat

    perasaan enek (mual), akibat kadar hormon estrogen yang

    meningkat. Tonustonus traktus digestivus menurun,

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    8/22

    16

    16

    sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang.

    Makanan lebih lama berada didalam lambung dan apa yang

    telah dicernakan lebih lama berada dalam usususus. Gejala

    muntah (emesis), biasanya terjadi pada pagi hari yang

    biasanya dikenal dengan Morning Sickness.

    i. Traktus urinarius

    Pada bulanbulan pertama kehamilan kandung

    kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga

    timbul sering kencing. Dan akhir kehamilan bila kepala janin

    mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering

    kencing akan timbul kembali karena kandung kencing akan

    mulai tertekan kembali. Uterus membesar, tonus otot otot

    saluran kemih menurun akibat pengaruh hormon

    progesteron.

    j. Kulit

    Pada kulit terdapat hiperfigmentasi (cloasma

    gravidarum) yang disebabkan oleh Melanophore Stimulating

    Hormone (MSH) yang meningkat. MSH dikeluarkan oleh

    lobus anterior hipofisis. Linea alba pada kehamilan menjadi

    hitam. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolahseolah retak,

    warnanya kebiru biruan disebut striae livide. Setelahpartus,

    striae livide berubah menjadi putih dan disebut striae

    albicans.

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    9/22

    17

    17

    k. Metabolisme dalam kehamilan

    Pada wanita hamil, basal metabolic rate (BMR)meninggi sistem endokrin juga meninggi. BMR meningkat

    hingga 15 sampai 20 %, yang umumnya ditemukan pada

    triwulan akhir.

    B. Tinjauan tentang Abortus

    1. Pengertian abortus

    a. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi

    pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin

    kurang dari 500 gram (Sujiyatini, 2009: 22).

    b. Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (akibat faktor

    tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 20

    minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup

    diluar kandungan (Lily, 2008: 72).

    c. Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin

    dapat hidup diluar kandungan (Sarwono, 2007: 302).

    d. Abortus adalah keguguran yang terjadi saat kehamilan

    berakhir sebelum usia kandungan wanita mencapai 6

    bulan, ketika bayi masih terlalu kecil untuk hidup diluar

    tubuh ibunya (Susan, 2008: 127).

    2. Klasifikasi abortus

    Klasifiksi abortus (Sarwono, 2007: 305-310) :

    a. Abortus iminens

    Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan

    sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam

    uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    10/22

    18

    18

    b. Abortus insipiens

    Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20

    minggu dengan adanya dilatasi serviksuteriyang menigkat,

    tetapi hasil konsepsimasih dalam uterus, mules menjadi lebih

    sering dan kuat, perdarahan bertambah.

    c. Abortus inkomplit

    Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan

    sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam

    uterus.

    d. Abortus komplit

    Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan, perdarahan

    sedikit, ostium uterimenutup, uterus mengecil.

    e. Missed abortion

    Kematian janin sebelum berusia 20 minggu tetapi tidak

    dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.

    f. Abortus habitualis

    Abortus spontan yang terjadi 3x atau lebih berturutturut.

    g. Abortus infeksiosa

    Abortus yang disertai infeksi pada genitalia.

    3. Etiologi abortus

    Halhal yang menyebabkan terjadinya abortus adalah (Lily, 2008:

    72) :

    a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi

    1) Kelainan kromosom

    Gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom,

    termasuk kromosom sel

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    11/22

    19

    19

    2) Lingkungan kurang sempurna

    Lingkungan endometrium disekitar tempat implantasi

    kurang sempurna sehingga pemberian zatzat makanan

    pada hasil konsepsiterganggu

    3) Pengaruh dari luar

    Radiasi, virus, obatobat, dan sebagainya mempengaruhi

    hasil konsepsi sehingga pertumbuhan hasil konsepsi

    terganggu.

    b. Kelainan padaplasenta

    Infeksi pada plasenta sehingga plasenta tidak dapat

    berfungsi, Gangguan pembuluh darah plasenta. Serta

    hipertensi yang menyebabkan gangguan peredaran darah

    plasenta sehingga menimbulkan keguguran

    c. Penyakit ibu

    Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis,

    malaria dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin,

    bakteri, virus atauplasmodium dapat melaluiplasenta masuk

    ke janin, sehingga dapat menyebabkan kematian janin dan

    kemudian terjadilah abortus.

    d. Kelainan traktus genitalis

    Retroversio uteri, mioma uteri atau kelainan bawaan uterus

    dapat menyebabkan abortus. Sebab lain dalam trimester II

    ialah serviks inkompeten yang dapat disebabkan oleh

    kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan,

    konisasi amputasiatau robekan serviks uteri luas yang tidak

    dijahit.

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    12/22

    20

    20

    4. Patofisiologi abortus

    Pada awal abortus, terjadi perdarahan dalam desidua

    basalis kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Hal

    tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau

    seluruhnya sehingga merupakan benda asing dalam uterus.

    Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk

    mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu,

    hasil konsepsi ini biasanya dikeluarkan seluruhnya karena vili

    korialis belum menembus desidua secara mendalam. Pada

    kehamilan antara 814 minggu, vili korialis menembus desidua

    lebih dalam dan umumnya plasenta tidak dilepaskan dengan

    sempurna sehingga dapat menyebabkan banyak perdarahan.

    Pada kehamilan 14 minggu ke atas, umumnya yang dikeluarkan

    setelah ketuban pecah adalah janin, disusul beberapa waktu

    kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta

    segera terlepas dengan lengkap (Lily, 2008: 75).

    5. Komplikasi abortus

    Komplikasi abortus (Sujiyatini, 2009: 3031).

    Komplikasi yang serius kebanyakan terjadi pada fase

    abortus yang tidak aman (unsafe abortion) walaupun kadang

    kaadang dijumpai juga pada abortus spontan. Komplikasi dapat

    berupa :

    a. Perdarahan

    Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari

    sisasisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi

    darah.

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    13/22

    21

    21

    b. Perforasi

    Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada

    uterus dalam posis hiperretrofleksi, jika ini terjadi, amati

    dengan teliti. Jika ada tanda bahaya segera lakukan

    laparotomi, lakukan penjahitan luka perforasi atau jika perlu

    histerektomi.

    c. Infeksi

    Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap

    abortus tetapi biasanya didapatkan pada abortus inkomplit

    yang berkaitan erat dengan suatu abortus yang tidak aman.

    d. Syok

    Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok

    hemoragik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik).

    6. Diagnosa abortus

    Abortus dapat diduga bila seorang wanita dalam masa

    reproduksi mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah

    mengalami haid terlambat, sering pula terdapat rasa mules.

    Kecurigaan tersebut dapat diperkuat dengan ditentukannya

    kehamilan muda pada pemeriksaan bimanualdan tes kehamilan

    secara biologis atau imuniologibilamana hal itu dikerjakan. Harus

    diperhatikan macam dan banyaknya perdarahan, pembukaan

    serviks, dan adanya jaringan dalam kavum uterus atau vagina.

    (Sujiyatini, 2009: 30).

    Data dasar yang diperlukan untuk menegakkan diagnosa

    abortus (Varney, 2006: 602) :

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    14/22

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    15/22

    23

    23

    reproduksi pada ibu yang masih muda belum sempurna

    sehingga endometrium belum siap menerima hasil konsepsi.

    f. Jaga jarak kehamilan minimal 2 tahun.

    C. Tinjauan Khusus tentang AbortusIminens

    1. Pengertian abortus iminens

    a. Abortus iminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari

    uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dimana hasil

    konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi

    serviks (Sarwono, 2007: 305).

    b. Abortus iminens sering juga disebut dengan keguguran

    membakat dan akan terjadi jika ditemukan perdarahan pada

    kehamilan muda, namun dalam tes kehamilan masih

    menunjukkan hasil yang positif. Dalam kasus ini, keluarnya

    janin masih dapat dicegah dengan memberikan terapi

    hormonal serta istirahat (Sulistyawati, 2009 : 149).

    c. Abortus yang mengancam, perdarahannya bisa berlanjut

    beberapa hari atau dapat berulang. Dalam kondisi seperti ini

    kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan (Yuni,

    dkk, 2009: 150).

    2. Tanda dan gejala abortus iminens

    Tanda dan gejala abortus iminens (Lily, 2008: 77) :

    a. Amenorhoe

    b. Terdapat perdarahan disertai perut sakit (mules)

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    16/22

    24

    24

    c. Saat pemeriksaan, dijumpai besarnya rahim sama dengan

    umur kehamilan dan terjadi kontraksi otot rahim

    d. Berdasarkan hasil pemeriksaan dalam, terdapat perdarahan

    dari kanalisservikalis, kanalisservikalis masih tertutup, dapat

    dirasakan kontraksi rahim.

    e. Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif

    3. Diagnosa banding abortus iminens

    Diagnosa banding pada wanita dengan perdarahan

    semacam itu adalah perdarahan fisiologis sewaktu haid, lesi di

    serviks, polip serviks, dan servisitis. Nyeri abdomen bawah dan

    nyeri punggung bawah yang menetap biasanya tidak terjadi pada

    penyebab ringan ini. Hal yang penting, kehamilan ektopik harus

    selalu dipertimbangkan dalam diagnosa banding abortus iminens

    (Williams, 2009: 55).

    4. Prognosis abortus iminens

    Macam dan lamanya perdarahan menentukan prognosis

    kelangsungan kehamilan. Prognosis menjadi kurang baik bila

    perdarahan berlangsung lama, mules mules yang disertai

    pendataran serta pembukaan serviks. Dalam hal ini, rasa mules

    menjadi lebih sering/kuat, perdarahan bertambah, dilatasi serviks

    meningkat dan hasil konsepsi masih dalam uterus merupakan

    tanda dari abortusinsipiens (Sarwono, 2007: 306).

    5. Penanganan abortus iminens

    Penanganan abortus iminens (Sarwono, 2007: 305-306) :

    a. Istirahat-baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting

    dalam pengobatan, karena cara ini menyebabkan

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    17/22

    25

    25

    bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya

    rangsang mekanik.

    b. Tentang pemberian hormone progesterone pada abortus

    iminens belum ada persesuaian faham. Sebagian besar ahli

    tidak menyetujuinya, dan mereka yang menyetujui menyatakan

    bahwa harus ditentukan dahulu adanya kekurangan hormon

    progesteron. Apabila difikirkan bahwa sebagian besar abortus

    didahului oleh kematian hasil konsepsidan kematian ini dapat

    disebabkan oleh banyak faktor, maka pemberian hormon

    progesteron memang tidak banyak manfaatnya.

    c. Pemeriksaan ultrasonografi penting dilakukan untuk

    menentukan apakah janin masih hidup.

    D. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan

    1. Pengertian manajemen kebidanan

    Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan

    oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah

    secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa

    kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Asri,dkk,

    2008 : 74).

    2. Tahapan manajemen asuhan kebidanan

    Tahapan manajemen asuhan kebidanan (Asri, dkk, 2008 : 75).

    Proses manajeman kebidanan terdiri dari beberapa

    langkah yang berurutan dimulai dengan pengumpulan data dasar

    dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-langkah tersebut

    membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    18/22

    26

    26

    dalam semua situasi. Adapun langkah-langkah dari proses

    manajemen kebidanan tersebut adalah sebagai berikut :

    a. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar

    Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua

    informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang

    berkaitan dengan kondisi klien. Data tersebut diperoleh

    dengan melakukan beberapa cara :

    1) Observasi

    Pengumpulan data melalui indera : penglihatan ( perilaku,

    tanda fisik, kecacatan, ekspresi wajah), pendengaran

    (bunyi batuk, bunyi nafas), penciuman (bau nafas, bau

    luka), perabaan (suhu badan, nadi)

    2) Wawancara

    Pembicaraan terarah yang umumnya dilakukan pada

    pertemuan tatap muka. Dalam wawancara yang penting

    diperhatikan adalah data yang ditanyakan diarahkan ke

    data yang relevan.

    3) Pemeriksaan

    Dilakukan dengan memakai instrument/alat pengukur,

    tujuannya untuk memastikan batas dimensi angka, irama,

    kuantitas.

    b. Langkah II : InterpretasiData Dasar

    Pada langkah ini dilakukan identifikasi

    terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi

    yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    19/22

    27

    27

    dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga

    dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.

    Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang

    dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan

    hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosis.

    c. Langkah III : Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial

    Merupakan langkah ketika bidan melakukan

    identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan

    mengantisipasi penanganannya. Pada langkah ini kita

    mengidentifikasi masalah potensial berdasarkan diagnosis

    atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini

    membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan

    pencegahan. Bidan diharapkan waspada dan bersiap-siap

    mencegah diagnosis atau masalah potensial ini. Mereka

    dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial

    sehingga menjadi benar-benar tidak terjadi. Langkah ini

    penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.

    d. Langkah IV : Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi

    Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan

    terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi, kolaborasi

    dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.

    Pada langkah ini, mengidentifikasi perlunya tindakan segera

    oleh bidan atau dokter dan/dikonsultasikan atau ditangani

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    20/22

    28

    28

    bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai

    dengan kondisi klien.

    Dalam melakukan tindakan bidan harus

    menyesuaikan dengan prioritas masalah/kebutuhan yang

    dihadapi kliennya. Selain merumuskan tindakan yang perlu

    dilakukan untuk mengantisipasi diagnosis/masalah potensial

    pada langkah sebelumnya, bidan juga harus mampu

    merumuskan tindakan emergensi/segera yang harus

    dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam

    rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu

    dilakukan secara mandiri atau bersifat rujukan.

    e. Langkah V : Perencanaan Asuhan Kebidanan

    Pada langkah ini direncanakan asuhan yang

    menyeluruh yang ditentukan berdasarkan langkah-langkah

    sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen

    terhadap masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi

    atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak

    lengkap dapat dilengkapi.

    f. Langkah VI : Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan

    Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan

    langsung secara efisien dan aman. Pada langkah VI ini,

    rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan

    pada langkah V dilaksanakan secara efisien dan aman.

    Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau

    sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya.

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    21/22

    29

    29

    Walau bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul

    tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.

    g. Langkah VII : Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan

    Pada langkah VII ini dilakukan evaluasi keefektivan

    asuhan yang sudah diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi

    apakah kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis

    dan masalah yang telah diidentifikasi. Rencana tersebut

    dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam

    pelaksanaannya.

    3. Pendokumentasian manajemen kebidanan

    Menurut Helen Varney, alur berpikir bidan saat

    menghadapi klien meliputi 7 langkah, untuk mengetahui apa yang

    telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berpikir

    sistematis, didokumentasikan dalam bentuk SOAP, yaitu

    (Salmah, dkk, 2006: 171-172) :

    a. Subyektif (S)

    Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data

    klien melalui anamnesis sebagai langkah I Varney.

    b. Obyektif (O)

    Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik

    klien, hasil laboratorium dan uji diagnostik lain yang

    dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan

    sebagai langkah I Varney.

  • 7/29/2019 Kehamilan Dan Abortus Iminens

    22/22

    30

    c. Assesment(A)

    Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan

    interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu

    identifikasi :

    1) Diagnosa/masalah.aktual

    2) Antisipasi diagnosa/masalah potensial.

    3) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,

    konsultasi/kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah

    2, 3, dan 4 Varney.

    d. Planning(P)

    Menggambarkan pendokumentasian dan tindakan (I) dan

    evaluasi perencanaan (E) berdasarkan assesment sebagai

    langkah 5, 6, 7, Varney.