bab ii tinjauan pustaka 2.1 teori sinyal (signalling theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/bab...

30
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan bagaimana sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan manajemen disampaikan kepada pemilik.Teori sinyal berkaitan dengan asimetri informasi. Hal positif dalam signalling theory dimana perusahaan yang memberikan informasi yang bagus akan membedakan mereka dengan perusahaan yang tidak memiliki “berita bagus” dengan menginformasikan kepaada pasar tentang keadaan mereka, sinyal tentang bagusnya kinerja masa depan yang diberikan oleh perusahaan yang kinerja keuangan masa lalunya tidak bagus tidak akan dipercaya oleh pasar (Wolk dan Tearney dalam Dwiyanti, 2010). Manajer pada umumnya termotivasi untuk menyampaikan informasi yang baik mengenai perusahaan ke publik secepat mungkin, misalnya melalui jumpa pers. Namun pihak diluar perusahaan tidak tahu kebenaran dari informasi yang disampaikan tersebut. Jika manajer dapat meberi sinyal yang meyakinkan, maka publik akan terkesan dan hal ini akan terefleksikan pada harga sekuritas. Jadi dapat disimpulkan karena adanya asymetric-informations, pemberian sinyal kepada investor atau publik melalui keputusan-keputusan manajemen menjadi sangat penting (Atmaja, 2008:14). Gumanti (2009) mengemukakan bahwa di dalam teori sinyal, manajer (agen) atau perusahaan secara kualitatif memiliki kelebihan informasi

Upload: others

Post on 23-May-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan bagaimana sinyal-sinyal

keberhasilan atau kegagalan manajemen disampaikan kepada pemilik.Teori sinyal

berkaitan dengan asimetri informasi. Hal positif dalam signalling theory dimana

perusahaan yang memberikan informasi yang bagus akan membedakan mereka

dengan perusahaan yang tidak memiliki “berita bagus” dengan menginformasikan

kepaada pasar tentang keadaan mereka, sinyal tentang bagusnya kinerja masa

depan yang diberikan oleh perusahaan yang kinerja keuangan masa lalunya tidak

bagus tidak akan dipercaya oleh pasar (Wolk dan Tearney dalam Dwiyanti, 2010).

Manajer pada umumnya termotivasi untuk menyampaikan informasi yang

baik mengenai perusahaan ke publik secepat mungkin, misalnya melalui jumpa

pers. Namun pihak diluar perusahaan tidak tahu kebenaran dari informasi yang

disampaikan tersebut. Jika manajer dapat meberi sinyal yang meyakinkan, maka

publik akan terkesan dan hal ini akan terefleksikan pada harga sekuritas. Jadi

dapat disimpulkan karena adanya asymetric-informations, pemberian sinyal

kepada investor atau publik melalui keputusan-keputusan manajemen menjadi

sangat penting (Atmaja, 2008:14).

Gumanti (2009) mengemukakan bahwa di dalam teori sinyal, manajer

(agen) atau perusahaan secara kualitatif memiliki kelebihan informasi

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

10

dibandingkan dengan pihak luar dan mereka menggunakan ukuran-ukuran atau

fasilitas tertentu untuk menyiratkan kualitas perusahaannya. Perusahaan dengan

prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan

mengusahakan modal baru dengan cara-cara lain termasuk penggunaan hutang

melebihi target struktur modal yang normal.

Teori sinyal dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan untuk

memperhitungkan kenyataan bahwa orang dalam (insiders) perusahaan pada

umumnya memiliki informasi yang lebih baik dan lebih cepat dibandingkan

dengan investor luar.Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban

memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik.Sinyal yang

diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti

laporan keuangan.

Laporan keuangan dimaksudkan untuk digunakan oleh berbagai pihak,

termasuk manajemen perusahaan itu sendiri.Namun yang paling berkepentingan

dengan laporan keuangan sebenarnya adalah para pengguna eksternal (diluar

manajemen).Para pengguna internal (para manajemen) memiliki kontak langsung

dengan entitas atau perusahannya dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan

yang terjadi, sehingga tingkat ketergantungannya terhadap informasi akuntansi

tidak sebesar para pengguna eksternal.

Situasi ini akan memicu munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai

asimetri informasi (information asymmetry), yaitu suatu kondisi di mana ada

ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

11

penyedia informasi (prepaper) dengan pihak pemegang saham dan stakeholder

pada umumnya sebagai pengguna informasi (user). Adanya asimetri informasi

memungkinkan adanya konflik yang terjadi antara principal dan agent untuk

saling mencoba memanfatkan pihak lain untuk kepentingan sendiri.

Menurut Jogiyanto (2014), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu

pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan

keputusan investasi. Pada saat informasi diumumkan, pelaku pasar terlebih

dahulu, menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal

baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi

tersebut dianggap sebagai signal baik, maka investor akan tertarik untuk

melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang

tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham (Suwardjono,

2010). Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat

menjadi signal bagi pihak diluar perusahaan adalah laporan tahunan.

Hubungan teori signal dengan kinerja keuangan perusahaan ialah

pengungkapan yang semakin luas akan memberikan sinyal positif kepada pihak-

pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder) maupun para

pemegang saham perusahaan (shareholder). Semakin luas informasi yang

disampaikan kepada stakeholder dan shareholder maka akan semakin

memperbanyak informasi yang diterima mengenai perusahaan. Hal ini akan

menimbulkan kepercayaan stakeholder dan shareholder kepada perusahaan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

12

Kepercayaan itu ditunjukkan stakeholder dengan diterimanya produk-produk

perusahaan sehingga akan meningkatkan laba dan Return on Equity (ROE)

perusahaan.

Hubungan teori sinyal dengan nilai perusahaan adalah pengungkapan CSR

yang dilakukan oleh perusahaan akan semakin memperluas pengungkapan dalam

laporan tahunan. Hal ini merupakan sinyal positif yang diberikan perusahaan

kepada investor. Makin luasnya pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan

akan menambah informasi yang diterima investor. Semakin luasnya informasi

yang diterima investor akan meningkatkan tingkat kepercayaan investor terhadap

perusahaan. Dengan tingkat kepercayaan yang tinggi tentunya investor akan

memberikan respon yang positif terhadap perusahaan berupa pergerakan harga

saham yang cenderung naik. Dengan demikian tingkat pengungkapan yang

dilakukan oleh perusahaan akan berpengaruh pada pergerakkan harga saham yang

cenderung naik pada gilirannya juga akan mempengaruhi volume saham yang

diperdagangkan. Dengan pergerakkan harga saham yang cenderung meningkat

tentunya akan berpengaruh terhadap meningkatnya return saham perusahaan.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

13

2.2 Teori Stakeholders

Teori stakeholder merupakan teori yang menjelaskan bagaimana

manajemen perusahaan memenuhi atau mengelola harapan para stakeholder. Gray,

Kouhy dan Adams, dalam Rinaldy (2011) mengatakan bahwa :

“kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder

dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah

untuk mencari dukungan tersebut. Makin powrful stakeholder, maka

makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial

dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan

stakeholder-nya.

Jones (1995) dalam Solihin (2009) mendefinisikan pemangku kepentingan

(stakeholder) sebagai orang atau kelompok yang dapat mempengaruhi atau

dipengaruhi oleh berbagai keputusan, kebijakan, maupun operasi perusahaan.

Selanjutya stakeholders dapat diklasifikasi menjadi 2 (dua) kategori, yaitu:

1. Inside stakeholders, terdiri atas orang-orang yang memiliki

kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta

berada di dalam organisasi perusahaan. kategori inside stakeholder

merupakan pemegang saham, para manajer, dan karyawan.

2. Outside stakeholders, kategori outside stakeholder merupakan

pelanggan, pemasok, pemerintah, masyarakat lokal, dan masyarakat

secara umum.

Teori stakeholders menekankan mengenai akuntabilitas organisasi jauh

melebihi kinerja keuangan atau ekonomi sederhana. Teori ini menyatakan bahwa

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

14

organisasi akan memilih secara sukarela mengungkapkan informasi tentang

kinerja lingkungan, sosial dan intelektual mereka, melebihi dan di atas pemintaan

wajibnya, untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh

stakeholders. Salah satu bentuk pengungkapan sukarela yang berkembang dengan

pesat saat ini yaitu publikasi CSR. Melalui publikasi CSR (pengungkapan sosial

dan lingkungan) perusahaan dapat memberikan informasi yang lebih cukup dan

lengkap berkaitan dengan kegiatan dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial

masyarakat dan lingkungan (Ghozali dan Chariri, 2007) dalam Rinaldy (2011).

2.3 Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu elemen penting

dalam kerangka berkelanjutan perusahaan yang mencakup aspek ekonomi,

lingkungan dan sosial budaya. Sebuah organisasi dunia World Bisnis Council for

Sustainable Development (WBCSD) yang dikutip Wibisono (2007:7),

mendefinisikan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai berikut:

Tanggung jawab sosial perusahaan adalah komitmen bisnis untuk

berkontribusi dalam ekonomi pembangunan berkelanjutan, bekerja

dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut

komunitas-komunitas setempat (lokal) dan komunitas secara keseluruhan,

dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan.

Berdasarkan definisi tersebut, secara umum tanggung jawab sosial

perusahaan dapat dikatakan sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas

kehidupan dimana manusia sebagai anggota individu dari anggota komunitas

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

15

menanggapi keadaan sosial yang ada, dan dapat menikmati, memanfaatkan, serta

memelihara lingkungan hidup termasuk perubahan-perubahan yang ada. Dengan

kata lain, tanggung jawab sosial merupakan cara perusahaan untuk mengatur

proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada komunitas. Hubungan

mutualisme dapat diciptakan sehingga tidak hanya perusahaan yang beruntung

karena tujuan utamanya tercapai yaitu mendapatkan laba, tetapi masyarakat serta

lingkungan juga mendapatkan manfaat keberadaan perusahaan, sehingga

masyarakat serta lingkungan bersedia menerima keberadaan perusahaan bahkan

ikut menjaga terjaminnya keberlanjutan hidup perusahaan.

Pendapat Friedman dalam Suharto (2008) menyatakan bahwa tujuan

utama korporasi adalah memperoleh profit semata semakin ditinggalkan.

Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas oleh

John Elkington makin masuk ke dalam mainstream etika bisnis.

Menurut konsep signal theory menyatakan bahwa perusahaan

memberikan sinyal – sinyal kepada pihak luar perusahaan dengan tujuan

meningkatkan nilai perusahaan (Wirakusuma dan Yuniasih, 2007). Selain

informasi keuangan yang diwajibkan perusahaan juga melakukan pengungkapan

yang sifatnya sukarela.Salah satu dari pengungkapan sukarela yang dilakukan

oleh perusahan adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

pada laporan tahunan perusahaan. Pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR) ini merupakan sebuah sinyal positif yang diberikan oleh perusahaan

kepada pihak luar perusahaan yang nantinya akan direspon oleh stakeholder dan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

16

shareholder melalui perubahan harga saham perusahaan dan perubahan laba

perusahaan.

Menurut Gray et.al dalam Sembiring (2005) ada dua pendekatan yang

secara signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan :

Pertama, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mungkin

diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas akuntansi

konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat

keuangan sebagai pemakai utama pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan dan cenderung membatasi persepsi tentang tanggung jawab

sosial yang dilaporkan. Pendekatan alternatif kedua dengan meletakkan

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian

peran informasi dalam hubungan masyarakat dan organisasi.Pandangan

yang lebih luas ini telah menjadi sumber utama kemajuan dalam

pemahaman tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan

sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan.

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak tahun

1979 yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktek yang

berhubungan dengan pemegang saham, nilai-nilai pemenuhan hukum,

penghargaan masyarakat terhadap lingkungan serta komitmen dunia usaha

(Sustainable, 2009). CSR bukan hanya kegiatan karikatif perusahaan dan

kegiatannya tidak hanya bertujuan untuk memenuhi hukum dan aturan yang

berlaku.Lebih dari itu CSR diharapkan memberikan manfaat dan nilai guna bagi

pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Menurut Pearce

and Robinson (2007) dalam Budiartha (2008) ada sepuluh pihak yang mempunyai

kepentingan berbeda dan cara pandang yang berbeda terhadap perusahaan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

17

Sepuluh pihak yang dimaksud adalah stockholder, creditors, employees,

customers, suppliers goverments, unions competitors, local comunities dan

general public. Kepentingan yang dimaksud bisa saja klaim secara ekonomi

maupun klaim non ekonomi. Pearce and Robinson (2007) dalam Budiartha (2008)

mengelompokkan tanggung jawab sosial ke dalam empat kelompok yaitu sebagai

berikut:

Economis Responsibility secara ekonomi tanggung jawab perusahaan adalah

menghasilkan barang dan jasa untuk masyarakat dengan harga yang wajar dan

memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Legal Resposnsibility dimanapun perusahaan beroperasi tentu saja tidak akan

lepas dari peraturan dan undang-undang yang berlaku di tempat tersebut

terutama peraturan yang mengatur kegiatan bisnis. Peraturan tersebut terutama

yang berkaitan dengan pengaturan lingkungan dan perlindungan konsumen.

Ethical Responsibility perusahaan yang didirikan tidak hanya patuh dan taat

pada hukum yang berlaku namun juga harus memiliki etika.

Discrestionary responsibility, tanggung jawab ini sifatnya sukarela seperti

berhubungan dengan masyarakat, menjadi warga negara yang baik, dll.

Dari berbagai pengertian CSR sangat beragam dapat disimpulkan

bahwa CSR adalah operasi bisnis perusahaan yang tidak hanya untuk

meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan juga untuk

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

18

pembangunan sosial ekonomi kawasan yang menyeluruh, melembaga dan

berkelanjutan.Ditinjau dari motivasinya CSR dapat dibagi dalam empat kelompok

yaitu corporate giving, corporate philanthropy, corporate community dan

community development.

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya terbatas pada kinerja keuangan

perusahaan, tetapi juga harus bertanggung jawab terhadap masalah sosial yang

ditimbulkan oleh aktivitas operasional yang dilakukan perusahaan.Tanggung

jawab sosial adalah suatu bentuk pertanggungjawaban yang seharusnya dilakukan

perusahaan, atas dampak positif maupun dampak negative yang ditimbulkan

dariaktivitas operasionalnya, dan mungkin sedikitbanyak berpengaruh terhadap

masyarakat internal maupun eksternal dalam lingkungan perusahaan. Selain

melakukan aktivitas yang berorientasi pada laba, perusahaan perlu melakukan

aktivitas lain, misalnya aktivitas untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman

bagi karyawannya, menjamin bahwa proses produksinya tidak mencemarkan

lingkungan sekitar perusahaan, melakukan penempatan tenaga kerja secara jujur,

menghasilkan produk yang aman bagi para konsumen, dan menjaga lingkungan

eksternal untuk mewujudkan kepedulian sosial perusahaan.

Ernst and Ernst (1978) dalam dalam Chariri dan Ghozali (2007)

melakukan survei dan menemukan bahwa pengungkapan dikatakan berkaitan

dengan isu sosial dan lingkungan jika pengungkapan tersebut berisi informasi

yang dapat dikategorikan ke dalam kelompok berikut ini :

a. Lingkungan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

19

b. Energi

c. Praktik bisnis yang wajar

d. Keterlibatan masyarakat

e. Produk yang dihasilkan

f. Pengungkap pendapatan lainnya

Sementara itu menurut Ullman (1985) dalam Chariri dan Gozali (2007)

melakukan penelitian di Jerman menemukan bahwa dari perspektif pekerja,

pengungkapan sosial dan lingkungan mencakup kondisi pekerja, penghasilan

karyawan, jam kerja, pengaruh teknologi kualifikasi dan pelatihan, subsidi yang

diterima dari perusahaan, polusi lingkungan dan kontribusi perusahaan pada

tujuan sosial.

2.4 Bank

Mendengar kata bank sebenarnya tidak asing lagi bagi kita, terutama yang

hidup di perkotaan. Menyebut kata bank terkadang orang selalu

mengkaitnyadengan uang. Hal ini tidak salah, karena bank memang merupakan

lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Sebagai

lembaga keuangan bank menyediakan berbagai jasa keuangan. Perbankan adalah

segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan

usaha, serta cara dan proses melaksanakan usahanya. Kata bank berasal dari

bahasa Italia “banca” berarti tempat penukaran uang (wikipedia, 2014).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

20

Sementara itu, (Kasmir, 2012:23) mendefinisikan bank sebagai berikut:

“Bank adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan. Dimana

kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan

jasa bank lainnya”.

Menurut Dendawijaya (2009), Bank adalah suatu badan usaha yang tugas

utamanya sebagai lembaga perantara keuangan yang menyalurkan dana dari pihak

yang berkelebihan dana pada waktu yang ditentukan.PSAK No. 31

mendefinisikan bank sebagai suatu lembaga yang berperan sebagai perantara

keuangan (Financial Intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak

yang memerlukan dana,serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu

lintas pembayaran.

Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai fungsi

sebagai mediator atau perantara bagi peredaranlalu lintas uang, yaitu dalam

bentuk simpanan dan kemudian mengelola dana tersebut dengan jalan

meminjamkannya kepada masyarakat.Perusahaan perbankan merupakan satu-

satunya perusahaan yang mendapatkan jaminan dari pemerintah atas aktifitas

usahanya. Dalam regulasi perbankan, bukan hanya produk dan layanan yang

ditawarkan bank yang diregulasi, namun lembaga bank itu sendiri juga diatur

dengan ketat. Regulasi yang sedemikian ketat perlu disusun mengingat kegagalan

bank dapat memiliki dampak panjang yang mendalam terhadap

perekonomian.Sebagai lembaga keuangan, aset terbesar yang dimiliki oleh bank

umum adalah aset finansial. Semakin besar aset yang dimiliki sebuah bank,

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

21

biasanya porsi aktiva tetapnya semakin kecil. Fungsi dari bank umum dalam

perekonomian seperti yang dikemukakakn (Nugroho, 2011), sebagai berikut:

1. Penciptaan Uang

Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran

melalui mekanisme pemindahbukuan (kliring).

2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran

Mekanisme yang dilakukan oleh bank umum dalam transaksi pembayaran

antara lain kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran dan lain-lain.

3. Penghimpunan Dana Simpanan

Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan.

Di Indonesia dana simpanan terdiri dari atas giro, deposito berjangka,

sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat

dipersamakan dengan itu.

4. Mendukung kelancaran transaksi Internasional

Bank umum sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar

transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal.

5. Penyimpanan Barang-barang dan Surat-surat Berharga

Penyimpanan barang-barang berharga adalah salah satu jasa yang paling awal

yang ditawarkan oleh bank umum.

6. Pemberian Jasa-jasa Lainnya

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

22

Saat sekarang ini peranan perbankan semakin luas dan memudahkan

masyarakat dalam bertransaksi seperti adanya ATM, Kartu Kredit dan

sebagainya.

Menurut Kasmir (2012:156), Bank sebagai lembaga keuangan

mempunyai fungsi yang penting, sebagai penunjang perekonomian suatu

Negara. Adapun fungsi bank pada umumnya adalah sebagai berikut:

a. Sebagai badan perantara dalam perkreditan berfungsi sebagaai penerima

kredit atau berupa uang yang dipercayakan masyarakat seperti tabungan,

giro dan deposito.

b. Sebagai badan yang memiliki kemampuan mengedarkan uang baik uang

giral maupun uang kartal.

c. Sebagai intermediary finance yaitu perantara dari pihak-pihak yang

memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana.

2.5 Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh

suatuperusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang

ditetapkan. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil dari berbagai ukuran

yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari

berbagai ukuran yang disepakati. Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka

dilakukan penilaian kinerja. Kinerja keuangan diartikan sebagai penentuan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

23

ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan

dalam menghasilkan laba. Dalam mengukur kinerja keuangan perlu dikaitkan

antara perusahaan dengan pusat pertanggungjawaban (Ermayanti, 2009).

Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh pihak

manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya kepada para pemilik perusahaan.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran mengenai

kondisi dan keadaan dari suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat

analisis keuangan, sehingga dapat diketahui baik atau buruknya kondisi

keuangan dan prestasi kerja sebuah perusahaan dalam waktu tertentu. Penilaian

kinerja juga digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk

merangsang dan menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan melalui

umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan, baik yang bersifat

intrinsik maupun ekstrinsik.

Kinerja keuangan diartikan sebagai penentuan ukuran-ukuran tertentu

yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.

Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh pihak

manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya kepada para pemilik perusahaan.

Dalam melihat organisasi perusahaan dapat diketahui besarnya tanggung jawab

manajer yang diwujudkan dalambentuk prestasi kerja keuangan. Namun

demikian mengatur besarnya tanggung jawab sekaligus mengukur prestasi

keuangan tidaklah mudah sebab ada yang dapat diukur dengan mudah dan ada

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

24

pula yang sukar untuk diukur.Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu

gambaran mengenai kondisi dan keadaan dari suatu perusahaan yang dianalisis

dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui baik atau buruknya

kondisi keuangan dan prestasi kerja sebuah perusahaan dalam waktu tertentu.

Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan rasio keuangan yang

menggunakan data-data keuangan perusahaan. Data-data keuangan dapat diambil

dari laporan keuangan. Menurut Munawir (2010:31), mengukur kinerja keuangan

perusahaan dapat dilakukan dengan empat cara :

1. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dari modal-modal yang digunakan

untuk operasi perushaan, semakin tinggi angka rasio ini semakin baik.

Karena hal itu menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengelola modalnya

dengan baik sehingga menghasilkan laba yang optimal. Dalam penelitian ini

rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Asset (ROA), Return on

Equity (ROE), dan Earning per Share (EPS).

2. Rasio Likuiditas

Kelancaran kegiatan perusahaan sehari-hari sangat dipengaruhi oleh

ketersediaannya aktiva lancar yang dapat mendanai usaha perusahaan. Rasio

likuiditas pada prinsipnya membandingkan aktiva lancar dengan hutang

lancar. Semakin besar jumlah aktiva lancar dibandingkan dengan aktiva

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

25

lancar, maka semakin lancar pula usaha dan pembayaran hutang perusahaan,

namun jika aktiva lancar lebih kecil dari hutang lancar maka akan

mengganggu usaha dan pembayaran utang perusahaan, Handoko (2014).

Oleh karena itu, rasio likuiditas adalah rasio yang berguna untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendek.

3. Rasio Solvabilitas (Laverage Keuangan)

Rasio solvabilitas adalah rasio yang membandingkan seluruh hutang

perusahaan dengan kekayaan yang dimiliki perusahaan, untuk mengukur

seberapa tinggi aktiva perusahaan yang disediakan pemilik, dan beberapa

yang didanai dari pinjaman. Semakin rendah angka rasionya, risiko untuk

mengembalikan pokok pinjaman dan bunganya dalam jangka panjang

semakin kecil. Sebaliknya, jika angka rasio semakin tinggi, risiko untuk

mengembalikan pokok pinjaman dan bunganya dalam jangka panjang

semakin besar. Menurut Husnan (2013), semakin besar proporsi hutang yang

digunakan oleh perusahaan, maka pemilik modal akan menanggung risiko

yang lebih besar.

4. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan

dalam memanfaatkan harta-harta yang dimilikinya atau perputaran dari

aktiva-aktiva tersebut. Contoh dari rasio aktivitas adalah rasio perputaran

piutang dan rasio perputaran aktiva.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

26

Menurut Helfert dalam Widyastuti (2006) kinerja keuangan adalah hasil

dari banyak keputusan individu yang dibuat secara terus menerus oleh

manajemen. Kinerja keuangan digunakan untuk mengetahui hasil tindakan yang

telah dilakukan di masa lalu. Ukuran keuangan juga dilengkapi dengan ukuran –

ukuran non keuangan yang menunjukkan kepuasan pelanggan, produktivitas dan

cost efectivenessproses bisnis dan produktifitas serta komitmen dari tiap personal

untuk menentukan kinerja keuangan di masa yang akan datang.

Analisis kinerja perusahaan individual dengan menggunakan pendekatan

industri dinilai sangant relevan dalam persaingan industri. Hal ini disebabkan

karena kegiatan yang dilakukan perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor

internal perusahaan namun juga faktor eksternal perusahaan. Salah satu indikator

penting yang digunakan dalam persaingan industri adalah daya tarik bisnis

(bussinesattractiveness). Indikator ini dapat diukur dengan rasio profitabilitas

industri seperti Return on Asset(ROA) dan Return on Equity(ROE) serta Earning

per Share (EPS).Informasi menegenai kinerja keuangan perusahaan dapat

digunakan investor untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan

investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu

pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal

maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki

kredibilitas yang baik.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

27

2.6 Pengertian Saham

Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar

modal. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan

seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud

saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa kepemilikan kertas

tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.

Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di

perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2008).

Saham (share/stock) adalah salah satu instrumen pasar modal yang paling

umum diperdagangkan karena mampu memberikan tingkat keuntungan yang

menarik (Hariyani dan Purnomo, 2010). Saham menarik bagi investor karena

berbagai alasan. Pada umumnya fluktuasi harga saham dipengaruhi oleh

penawaran dan permintaan di pasar. Harga saham akan cenderung mengalami

penurunan jika terjadi penawaran yang berlebihan dan harga saham akan

cenderung mengalami kenaikan jika permintaan terhadap saham itu meningkat.

2.7 Return on Equity (ROE)

ROE merupakan salah satu alat utama investor yang digunakan dalam

menilai kelayakan suatu saham. Dalam perhitungannya secara umum ROE

dihasilkan dari pembagian laba dengan ekuitas selama satu tahun terakhir,

Prihadi (2008).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

28

Return on Equity(ROE)Menurut Fahmi (2011: 137), ROEdisebut juga

dengan laba atas equity. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan

mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas

ekuitas. Sedangkan menurut Kasmir (2014: 115) adalah:

“ROE merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dan

modal sendiri. Rasio ini menunjukan efisiensi modal sendiri, semakin

tinggi rasio ini maka semakin baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan

semakin kuat, demikian pula sebaliknya.”

Sedangkan menurut Gumanti (2011: 116), ROE merupakan rasio yang

menunjukan seberapa mampu perusahaan menggunakan modal yang ada untuk

menghasilkan laba atau keuntungan.

Secara matematis rumus ROE dapat dinyatakan sebagai berikut:

ROE = Earning After Tax (EAT)

Total Equity

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ROE

merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

menggunakan modal yang dimilikinya untuk menghasilkan laba setelah pajak.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

29

2.8 Return on Asset (ROA)

PengertianReturn on Asset(ROA) menurut Kasmir (2012: 201) adalah

sebagai berikut:

“ROA adalah rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva

yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA memberikan ukuran

yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan

efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh

pendapatan.”

Sedangkan menurut Fahmi (2011: 137), Return on Asset(ROA)adalah:

“Rasio yang melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu

memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan.

Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang

ditanamkan atau ditempatkan.”

Adapun menurutSutrisno (2013: 222), ROA adalah ukuran kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh

perusahaan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung :

ROA=Earning After Tax (EAT)

Total Aset

Return on Asset (ROA)menurut Fahmi (2011: 137) adalah Berdasarkan

beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ROA merupakan rasio yang

menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menggunakan seluruh

aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan laba setelah pajak.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

30

2.9 Earning per Share (EPS)

Earning per Share(EPS) atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk

pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap

lembar saham yang dimilikinya (Fahmi, 2011: 138). Sedangkan menurut

Tandelilin (2010: 373), EPS adalah laba bersih yang siap dibagikan kepada para

pemegang saham dibagi dengan jumlah lembar saham perusahaan.Menurut

Kasmir (2014: 115) EPS disebut juga dengan rasio nilai buku, merupakan rasio

untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi

pemegang saham. EPS menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk

setiap lembar saham biasa atau laba bersih per lembar saham biasa (Retnowati,

2012:185).

EPS= Earning After Tax (EAT)

Jumlah Saham beredar

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa EPS

merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk

setiap lembar saham dan mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai

keuntungan bagi para pemegang saham.

2.10 Pengertian Return on Investment (ROI)

Menurut Kasmir (2013:201), hasil pengembalian investasi atau lebih

dikenal dengan nama Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

31

menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam

perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen

dalam mengelola investasinya. Disamping itu, hasil pengembalian investasi

menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal

pinjaman maupun modal sendiri. Semakin rendah (kecil) rasio, semakin

kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio digunakan untuk

mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.

Sedangkan menurut Munawir (2010:89), ROI adalah salah satu bentuk

dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan

perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang

digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari

operasinya perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau

aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (net

operating assets). ROI dapat diukur melalui laba setelah bunga dan pajak

perusahaan dibagi dengan jumlah seluruh aset yang dimiliki perusahaan.

2.11 Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan aspek yang mengukur

apakah modal yang dimiliki oleh suatu bank telah memadai untuk menunjang

kegiatan operasionalnya. Salah satu komponen faktor permodalan menurut

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

32

Darmawi (2011:91) adalah kecukupan modal. Rasio untuk menguji

kecukupan modal yaitu rasio CAR.

Menurut Dian (2011) kecukupan modal merupakan salah satu

indikator kemampuan bank dalam menutupi penurunan aktiva sebagai akibat

kerugian yang diderita bank dan digunakan untuk mengukur kemampuan

bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih.

Dengan kata lain pihak bank dapat membayar kembali pencairan dana

deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang

telah diajukan.

Menurut Kasmir (2008), CAR adalah perbandingan rasio tersebut

antara rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko dan sesuai

ketentuan pemerintah.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa CAR adalah risiko

kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk

menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, seperti kredit

yang diberikan kepada nasabah.

Rumus:

Modal

CAR = x 100%

ATMR

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

33

2.12 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian oleh Dahlia dan Siregar (2008) dengan judul penelitian

“Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan”.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh CSR terhadap

kinerja keuangan perusahaan. CSR berpengaruh positif terhadap ROE

namun tidak berpengaruh terhadap CAR.

2. Penelitian oleh Lindrawati, Felicia dan Budianto (2008) dengan judul

“Pengaruh Corporate Social Responsibilityterhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan yang Terdaftar Sebagai 100 Best Corporate Citizens Oleh

KLD Research & Analytics”.

Hasil dari penelitian ditemukan bukti empiris bahwa CSR tidak

berpengaruh signifikan terhadap ROE, namun CSR berpengaruh secara

signifikanterhadap ROI.

3. Penelitian Dyah Pramesti (2012) dengan judul “Pengaruh Corporate

Social Responsibility (CSR) terhadap kinerja keuangan perusahaan (studi

empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2008-2010).

Hasil dari penelitian ditemukan bukti empiris bahwa CSR berpengaruh

signifikan terhadap ROE, ROA dan EPS.

4. Penelitian Muhammad Idham Chalid (2017) dengan judul ”Pengaruh

Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

34

dan Nilai Perusahaan(studi empiris pada perusahaan yang terdaftardi BEI

periode 2013-2015).

Hasil dari penelitian ditemukan bukti empiris bahwa CSR berpengaruh

signifikan terhadap ROE, dan Nilai Perusahaan.

5. Penelitian Nita Dwi Aryanti (2017) dengan judul “Pengaruh Corporate

Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (studi

empiris perusahaan manufakturdi Bursa Efek Indonesia periode 2013-

2016)”.

Hasil dari penelitian ditemukan bukti empiris bahwa CSR berpengaruh

signifikan terhadap ROE dan ROA.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan

Tahun

Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Dahlia dan

Siregar

(2008)

Pengaruh Corporate Social

Responsibility Terhadap

Kinerja Perusahaan.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh CSR

terhadap kinerja

keuangan perusahaan.

CSR berpengaruh positif

terhadap ROE namun

tidak berpengaruh

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

35

terhadap CAR.

2 Lindrawati,

Felicia dan

Budianto

(2008)

Pengaruh Corporate Social

Responsibility terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan yang

Terdaftar Sebagai 100 Best

Corporate Citizens Oleh KLD

Research & Analytics.

Hasil dari penelitian

ditemukan bukti empiris

bahwa CSR tidak

berpengaruh signifikan

terhadap ROE, namun

CSR berpengaruh secara

signifikan terhadap ROI.

3 Dyah Pramesti

(2012)

Pengaruh Corporate Social

Responsibility (CSR) terhadap

kinerja keuangan perusahaan

(studi empiris pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun

2008-2010).

Hasil dari penelitian

ditemukan bukti empiris

bahwa CSR berpengaruh

signifikan terhadap ROE,

ROA dan EPS.

4 Muhammad

Idham Chalid

(2017)

Pengaruh Corporate Social

Responsibility Terhadap

Kinerja Keuangan Perusahaan

dan Nilai Perusahaan (studi

empiris pada perusahaan yang

terdaftar di BEI periode 2013-

2015).

Hasil dari penelitian

ditemukan bukti empiris

bahwa CSR berpengaruh

signifikan terhadap ROE,

dan Nilai Perusahaan.

5 Nita Dwi

Aryanti

Pengaruh Corporate Social

Responsibility Terhadap

Hasil dari penelitian

ditemukan bukti empiris

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

36

(2017) Kinerja Keuangan Perusahaan

(studi empiris perusahaan

manufakturdi Bursa Efek

Indonesia periode 2013-2016).

bahwa CSR berpengaruh

signifikan terhadap ROE

dan ROA.

2.13 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini kerangka berfikir akan digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Corporate Social

Responsibility(CSR)

Return On Assets (ROA)

Return On Equity (ROE)

Earning Per Share (EPS)

H1

H2

H3

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

37

2.14 Perumusan Hipotesis

2.14.1 Pengaruh CSR terhadap ROA

Biaya Corporate Social Responsibility (CSR) secara pasti akan

mengurangi laba yang diperoleh perusahaan, namun sebenarnya biaya

Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki potensi untuk meningkatkan

pendapatan yang nilainya bisa saja lebih besar daribiaya Corporate Social

Responsibility (CSR) yang dikeluarkan sehingga meningkatkan perolehan

laba. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa biaya Corporate Social

Responsibility (CSR) yang dikeluarkan berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan yang diproksikan dengan ROA (Yudharma et al., 2016). Hasil

penelitian menunjukan hubungan yang positif dan signifikan antara

CorporateSocial Responsibility (CSR) dengan kinerja keuangan yang

diukurdengan menggunakan Return on Asset (ROA) (Suciwati et al., 2016).

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik hipotesis sebagaiberikut:

H1:Corporate Social Responsibility berpengaruh signifikan terhadap ROA

2.14.2 Pengaruh CSR terhadap ROE

Konsep CSR yang pertama kali dikemukakan oleh Howard R

Bowen pada tahun 1953, dilandasi olehkegiatan yang bersifat

“Filantropi” tetapi konsep tersebut sudah lama ditinggalkan. Sebab saat ini

perusahaan melihat bahwa CSR dijadikan sebagai salah satu strategi

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theoryeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4478/3/BAB II.pdf · Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas

38

perusahaan untuk meningkatkan citra perusahaan yang akan turut

mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan tersebut (Gantino,2016).

Penelitian Fadila & Utiyati (2016), menunjukan hasil bahwa Corporate

Social Responsibility (CSR) berpengaruh signifikan terhadap Return on

Equity (ROE). Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik hipotesis sebagai

berikut:

H2: Corporate Social Responsibility berpengaruh signifikan terhadap

ROE

2.14.3 Pengaruh CSR terhadap EPS

EPS menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap

lembar saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan

EPS yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator

keberhasilan suatu perusahaan. EPS berfungsi sebagai indikator dari

profitabilitas perusahaan juga merupakan komponen utama yang

digunakan untuk menghitung rasio penilaian harga untuk laba.

Berdasarkan uraian diatas, dapatditarik hipotesis sebagai berikut:

H3: Corporate Social Responsibility berpengaruh signifikan terhadap

EPS