bab ii revisi

13
3 BAB II PEMBAHASAN 2. Pengertian komunikasi antarper sonal Komunikasi interpersonal didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya “ The  Interpersonal Communicationtau Book”.( devito. 1889:4 )  sebagai: “  proses pengiriman dan  penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik secara seketika”( the process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of person, with some effect and some immediate feedback). Jadi, Komunikasi merupakan proses pemindahan informasi dan pengertian antara dua orang atau lebih, dimana masing-masing berusaha untuk memberikan arti pada pesan-pesan simbolik yang dikirim melalui suatu media yang menimbulkan umpan balik. Komunikasi Antarpersonal yakni kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lainnya. Misalnya percakapan tatap muka, korespondensi, percakapan melalui telepon, dsbnya. Pentingnya situasi komunikasi Antarpersonal ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis. Komunikasi yang berlangsung secara dialogis selalu lebih baik daripada secara monologis. Monolog menunjukan suatu bentuk komunikasi dimana seorang bicara yang lain mendengarkan, jadi tidak ada interaksi. Yang aktif hanya komunikatornya saja, sedangkan komunikan bersifat pasif. Komunikasi Antarpersonal berlangsung antar dua individu, karenanya pemahaman komunikasi dan hubungan antar pribadi menempatkan pemahaman mengenai komunikasi dalam proses psikologis. Setiap individu dalam tindakan komunikasi memiliki pemahaman dan makna pribadi terhadap setiap hubungan dimana dia terlibat di dalamnya. Hal terpenting dari aspek psikologis dalam komunikasi adalah asumsi bahwa diri pribadi individu terletak dalam diri individu dan tidak mungkin diamati secara langsung. Artinya dalam komunikasi interpersonal pengamatan terhadap seseorang dilakukan melalui perilakunya dengan mendasarkan pada persespsi orang yang mengamati. Dengan demikian aspek psikologis

Upload: nur-aini

Post on 18-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kemampuan komunikasi antar personal

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 BAB II Revisi

    1/13

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2. Pengertian komunikasi antarpersonal

    Komunikasi interpersonal didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya The

    Interpersonal Communicationtau Book.( devito. 1889:4 )sebagai: proses pengiriman dan

    penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang,

    dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik secara seketika( the process of sending

    and receiving messages between two persons, or among a small group of person, with some

    effect and some immediate feedback). Jadi, Komunikasi merupakan proses pemindahan

    informasi dan pengertian antara dua orang atau lebih, dimana masing-masing berusaha untuk

    memberikan arti pada pesan-pesan simbolik yang dikirim melalui suatu media yang

    menimbulkan umpan balik.

    Komunikasi Antarpersonal yakni kegiatan komunikasi yang dilakukan secara

    langsung antara seseorang dengan orang lainnya. Misalnya percakapan tatap muka,korespondensi, percakapan melalui telepon, dsbnya. Pentingnya situasi komunikasi

    Antarpersonal ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis.

    Komunikasi yang berlangsung secara dialogis selalu lebih baik daripada secara monologis.

    Monolog menunjukan suatu bentuk komunikasi dimana seorang bicara yang lain

    mendengarkan, jadi tidak ada interaksi. Yang aktif hanya komunikatornya saja, sedangkan

    komunikan bersifat pasif.

    Komunikasi Antarpersonal berlangsung antar dua individu, karenanya pemahaman

    komunikasi dan hubungan antar pribadi menempatkan pemahaman mengenai komunikasi

    dalam proses psikologis. Setiap individu dalam tindakan komunikasi memiliki pemahaman

    dan makna pribadi terhadap setiap hubungan dimana dia terlibat di dalamnya. Hal terpenting

    dari aspek psikologis dalam komunikasi adalah asumsi bahwa diri pribadi individu terletak

    dalam diri individu dan tidak mungkin diamati secara langsung. Artinya dalam komunikasi

    interpersonal pengamatan terhadap seseorang dilakukan melalui perilakunya dengan

    mendasarkan pada persespsi orang yang mengamati. Dengan demikian aspek psikologis

  • 5/28/2018 BAB II Revisi

    2/13

    4

    mencakup pengamatan pada dua dimensi, yaitu internal dan eksternal. Namun kita

    mengetahui bahwa dimensi eksternal tidaklah selalu sama dengan dimensi internalnya.

    Fungsi psikologis dari komunikasi adalah untuk menginterpretasikan tanda-tanda

    melalui tindakan atau perilaku yang dapat diamati. Proses interpretasi ini setiap individu

    berbeda. Karena setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda, yang terbentuk karena

    pengalaman yang berbeda pula. Keterampilan komunikasi tidak hanya mengacu pada cara di

    mana kita berkomunikasi dengan orang lain. Tetapi meliputi banyak hal seperti cara

    bagaimana kita menanggapi lawan bicara kita, gerakan tubuh serta mimik muka, nada suara

    kita dan banyak hal lainnya. Terdapat sepuluh elemen yang menentukan efektivitas

    komunikasi, yaitu :

    1) Pengirim, orang-orang yang mengawali suatu komunikasi.

    2) Penerima,orang-orang yang melalui inderanya menerima pesan-pesan dari Pengirim.

    3) Encoding, proses mengubah gagasan atau informasi ke dalam rangkaian simbol atau

    isyarat. Dalam proses ini, gagasan atau informasi diterjemahkan ke dalam simbol-simbol

    (biasanya dalam bentuk kata-kata atau isyarat) yang memiliki kesamaan arti dengan simbol-

    simbol yang dimiliki Penerima.

    4) Pesan, bentuk fisik dari informasi-informasi atau gagasan-gagasan yang telah diubah

    oleh pengirim. Pesan biasanya diberikan dalam bentuk-bentuk yang dapat dihayati dan

    ditangkap oleh salah satu indera atau lebih dari penerima. Perkataan dapat didengar, tulisan

    tangan dapat dibaca, dan isyarat-isyarat tangan dapat dilihat, dan sentuhan tangan dapat

    dirasakan sebagai ancaman atau kehangatan. Pesan-pesan non-verbal merupakan bentuk yang

    sangat penting terutama di dalam menekankan arti atau memberikan reaksi-reaksi secara

    terbuka.

    5) Tahap Pengiriman(Transmitting), merupakan kegiatan penyampaian pesan atau

    informasi yang terjadi di antara peserta komunikasi. Pengiriman pesan ini dapat dilakukan

    dengan cara berbicara (verbal/lisan), atau non-verbal dengan tulisan, gambar, warna atau

    gerakan (kial); disampaikan secara langsung atau melalui media tertentu.

    6) Tahap Penerimaan(Receiving), yakni proses penerimaan atau pengumpulan pesan yangterjadi pada para peserta komunikasi. Penangkapan atau pengumpulan pesan ini dapat terjadi

  • 5/28/2018 BAB II Revisi

    3/13

    5

    dengan cara mendengarkan, membaca, mengamati atau memperhatikan, tergantung pada cara

    dan alat yang digunakan dalam berkomunikasi tersebut.

    7) Decoding, proses penterjemahan terhadap pesan-pesan yang dikirim oleh Pengirim

    kepada Penerima. Proses ini dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman masa lampau,

    penggunaan interprestasi yang bersifat pribadi terhadap simbol-simbol atau isyarat-isyarat,

    harapan-harapan, dan saling pengertian dengan Pengirim. Komunikasi lebih efektif dan

    efisien apabila pesan yang diterjemahkan oleh penerima seimbang atau sesuai dengan pesan-

    pesan yang dimaksudkan oleh Pengirim.

    8) Channel, cara atau saluran atau jalan pengiriman suatu pesan. Hal ini seringkali dapat

    dipisahkan dari pesan. Agar komunikasi dapat berjalan secara efisien dan efektif, Channelharuslah sesuai dengan pesan yang hendak dikirim.

    9) Noise, faktor pengganggu jalannya komunikasi. Munculnya gangguan ini bisa pada

    setiap tahap komunikasi.

    10) Feedback (umpan balik), reaksi atau ekspresi Penerima terhadap pesan-pesan yang

    telah diterimanya, dan dikomunikasikan kepada Pengirim. Dengan adanya umpan balik,

    Pengirim dapat mengetahui sejauh mana pesan-pesan yang telah dikirimnya bisa diterima

    oleh Penerima.

    2.1 Sifat- Sifat Komunikasi

    Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang

    terlibat kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang

    berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai

    perhatian yang sama terhadap topik pesan yang disampaikan. Sifat- sifat dari komunikasi,

    yaitu :

    1. Komunikasi bersifat simbolis Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakanyang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling

    umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah bahasaverbal dalam

    bentuk kata-kata, kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya.

  • 5/28/2018 BAB II Revisi

    4/13

    6

    2. Komunikasi bersifat transaksional Komunikasi pada dasarnya menuntut duatindakan, yaitu memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu

    dilakukan secara seimbang atau porsional.

    3. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu Maksudnya adalah bahwa parapeserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu

    serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi

    seperti telepon, internet, faximili, dan lain-lain, faktor ruang dan waktu tidak lagi

    menjadi masalah dalam berkomunikasi.

    2.2 Tujuan Berkomunikasi

    Ada banyak hal yang melatarbelakangi tindak komunikasi. Namun, dalam kaitan ini

    Devito hanya mengelompokan tujuan berkomunikasi menjadi empat. Keempat tujuan ini

    merupakan tujauan utama berikut adalah rinciannya (Dvito: 30-33):

    a. Untuk Menemukan Hal ini menyangkut penemuan diri (personal discovery).Bila kita berkomunikasi dengan orang lain, maka secara tidak langsung kita belajar

    mengenai diri sendiri dan juga orang lain. Cara lain kita melakuna penemuan diriadalah melalui Proses Perbandingan Sosial, melalui perbandingan presasi, kemampuan,

    sikap, pendapat, nilai, kegagalan, kita dengan orang lain. Artinya kita mengevaluasi diri

    kita sendiri sebagian besar dengan cara membandingkan diri kita dengan orang lain.

    b. Untuk Berhubungan

    Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain,

    membina dan memelihara hubungan dengan orang lain. Semakin intens kita

    berkomunikasi dengan orang tertentu maka hubungan yang dibangun akan semakin

    erat.

    c. Untuk Meyakinkan

    Sebagian besar komunikasi yang kita lakukan adalah upaya kita untuk meyakinkan

    maupun mengubah perilaku. Contohnya dalam media massa terdapat iklan yang

    bertujuan untuk mengajak orang untuk membeli produk yang diiklankan . Ketika orang

  • 5/28/2018 BAB II Revisi

    5/13

    7

    tertarik dengan iklan tersebut dan membeli prodak tersebut, maka terjadi perubahan

    perilaku orang tersebut.

    d. Untuk Bermain

    Banyak perilaku komunikasi yang kita lakukan untuk bermain dan menghibur (DeVito,

    1997:31-32). Fungsi tujuan komunikasi untuk bermain adalah agar kita dapat

    menghibur diri kita.

    2.3 Keterampilan Komunikasi

    Untuk dapat mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif, baiksecara personal maupun professional paling tidak kita harus menguasai empat jenis

    keterampilan dasar dalam berkomunikasi, yaitu :

    1. Menulis;2. Membaca;3. berbicara;4. mendengar.

    Persentase penggunaan saluran komunikasi adalah sebagai berikut :

    - Menulis (writing): 9%

    - Mendengarkan (listening): 45%

    - Membaca (reading) : 16%

    - Berbicara (speaking) : 30%

    Disadari ataupun tidak, setiap hari kita melakukan, paling tidak, satu dari keempat hal

    tersebut diatas dengan lingkungan kita. Seperti juga pernafasan, komunikasi sering dianggap

    sebagai suatu kejadian otomatis dan terjadi begitu saja, sehingga seringkali kita tidak

    memiliki kesadaran untuk melakukannya secara efektif. Aktivitas komunikasi adalah

    aktivitas rutin serta otomatis dilakukan, sehingga kita tidak pernah mempelajarinya secara

    khusus, seperti bagaimana menulis ataupun membaca secara cepat dan efektif ataupun

    berbicara secara efektif serta menjadi pendengar yang baik.

  • 5/28/2018 BAB II Revisi

    6/13

    8

    Menurut Stephen Covey, komunikasi merupakan keterampilan yang penting dalam

    hidup manusia. Unsur yang paling penting dalam berkomunikasi adalah bukan sekedar apa

    yang kita tulis atau yang kita katakan, tetapi karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan

    pesan kepada penerima pesan. Penerima pesan tidak hanya sekedar mendengar kalimat yang

    disampaikan tetapi juga membaca dan menilai sikap kita. Jadi syarat utama dalam

    komunikasi yang efektif adalah karakter kokoh yang dibangun dari fondasi etika serta

    integritas pribadi yang kuat.

    Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapun unggulnya sebuah tim atau

    seberapapun kuatnya kasus hukum, keberhasilan tidak akan diperoleh tanpa penguasaan

    keterampilan komunikasi yang efektif. Keterampilan melakukan komunikasi yang efektif

    akan berperan besar dalam mendukung pencapaian tujuan dari seluruh aktivitas. Untuk dapat

    melakukan komunikasi yang efektif, maka kemampuan untuk mengirimkan pesan atau

    informasi yang baik, kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, serta keterampilan

    menggunakan berbagai media atau alat audio visual merupakan bagian yang sangat penting.

    2.3.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Antarpersonal

    Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi

    instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita

    dapat menggunakan kelima lat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang

    kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap

    dan paling sempurna, komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapanpun,

    selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini

    membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi

    lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggih.

    Dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpersonal

    dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan

    perilaku komunikan. Alasannya yaitu komunikasi interpersoanal umumnya

    berlangsung secar tatap muka ( face to face ). Komunikator dan komunikan saling

    bertatap muka, maka terjadilah kontak pribadi (personal contact) yang menimbulkan

    keterbukaan antara komunikan dan komunikator. Ketika komunikator menyampaikan

  • 5/28/2018 BAB II Revisi

    7/13

    9

    pesan kepada komunikan, umpan balik akan terjadi secara seketika ( immediate

    feedback). Komunikator akan mengetahui pesan tersampaikan secara baik atau tidak

    ketika melihat tanggapan komunikan terhadap pesan yang disampaikan melalui

    ekspresi wajah dan gaya bahasa. Apabila umpan baliknya positif artinya tanggapan

    dari komunikan tersebut menyenangkan untuk komunikator dan komunikator akan

    mempertahankan gaya komunikasi yang sudah terbangun, sebaliknya jika tangggapan

    negatif dari komunikan maka komunikator harus merubah gaya komunikasi agar

    kedepannya dapat berkomunikasi yang jauh lebih baik.

    Oleh karena itu, keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan

    perilaku komunikan maka bentuk komunikasi interpersonal sering dipergunakan

    umtuk melancarkan komunikasi persuasif ( persuasive communication ) yakni suatu

    teknik komunikasi secara psikologis manusiawi yang sifatnya halus, luwes berupa

    ajakan, bujukan atau rayuan. Tetapi komunikasi persuasif interpersonal hanya

    digunakan pada komunikan yang potensial, dalam artian tokoh yang mempunyai

    jajaran dengan pengikutnyaatau anak buahnya dalam jumlah yang sangat banyak,

    sehingga apabila tokoh tersebut berhasil diubah sikapnya atau idiologinya maka

    seluruh jajarannya akan mengikutinya.

    Sistem komunikasi interpersonal dijelaskan dalam Buku Psikologi Komunikasi (

    Drs. Jalaluddin Rahmat, M.Sc ) diituliskan bahwa dalam sistem komunikasi

    antarpersonal ada hal-hal penting tentang:

    a) Persepsi Interpersonal

    Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan

    menggunakan panca indra (Drever dalam Sasanti, 2003). Kesan yang diterima

    individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui

    proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri

    individu. Sabri (1993) mendefinisikan persepsi sebagai aktivitas yang memungkinkan

    manusia mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat

    inderanya, menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan individu mengenali

    milleu (lingkungan pergaulan) hidupnya.

    Proses persepsi terdiri dari tiga tahap, yaitu:

  • 5/28/2018 BAB II Revisi

    8/13

    10

    1. pengideraan

    2. pengorganisiran berdasarkan prinsip- prinsip tertentu.

    3. stimulasi pada penginderaan diinterpretasikan dan dievaluasi.

    Marat (1981) mengatakan bahwa persepsi adalah suatu proses pengamatan

    seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh

    informasi baru dari lingkungannya. Riggio (1990) juga mendefinisikan persepsi

    sebagai proses kognitif baik lewat penginderaan, pandangan, penciuman dan perasaan

    yang kemudian ditafsirkan. Marat (Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi di

    pengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala, dan pengetahuan

    terhadap objek psikologis

    Rahmat (dalam Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi juga

    ditentukan juga oleh faktor fungsional dan struktural.

    o faktor fungsional atau faktor yang bersifat personal antara kebutuhan individu,pengalaman, usia, masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan lain-lain yang

    bersifat subyektif.o Faktor struktural atau faktor dari luar individu antara lain: lingkungan

    keluarga, hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat.

    b) Konsep Diri

    Menurut Burns (1993:vi) konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari

    apa yang kita pikirkan orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita, dan seperti

    apa diri kita yang kita inginkan. Konsepdiri adalah pandangan individu mengenai

    siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan lewat

    informasi yang diberikan orang lain pada diri individu (Mulyana, 2000:7).

    Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa konsep diri yang dimiliki individu

    dapat diketahui lewat informasi, pendapat, penilaian atau evaliasi dari orang lain

    mengenai dirinya. Individu akan mengetahui dirinya cantik, pandai, atau ramah jika

    ada informasi dari orang lain mengenai dirinya. Menurut William D. Brooks bahwa

    Konsepdiri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita (Rakhmat,

    http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/
  • 5/28/2018 BAB II Revisi

    9/13

    11

    2005:105). Centi (1993:9) mengemukakan konsepdiri (self-concept) adalah gagasan

    tentang diri sendiri, bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, merasa

    tentang diri sendiri, dan menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita

    harapkan. Jadi,Konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya,

    yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya

    maupun lingkungan terdekatnya.

    c) Atraksi Interpersonal

    Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya

    tarik seseorang. Adanya daya tarik ini membentuk rasa suka. Rasa suka pada

    seseorang umumnya membuat orang yang kita sukai menjadi signifikan bagi kita.

    Faktor yang mempengaruhi atraksi interpersonal meliputi:

    1. Faktor Personal

    a) kesamaan karakteristik personal;cognitive consistency theory dari Fritz

    Heider mengemukakan bahwa orang cenderung memiliki sikap yang sama

    dengan orang yang disukai;

    b) tekanan emosional (stress),

    c) harga diri yang rendah,

    d) isolasi sosial.

    2. Faktor-faktor situasional

    a) daya tarik fisik,

    b) ganjaran (reward),

    c) familiarity,

    d) kedekatan (closeness),

    http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/
  • 5/28/2018 BAB II Revisi

    10/13

    12

    e) kemampuan.

    Terdapat empat Teori atraksi interpersonal, yaitu:

    Reinforcement theory menjelaskan bahwa seseorang menyukai orang lain adalahsebagai hasil belajar.

    Equity theorymenyatakan bahwa dalam suatu hubungan, manusia selalu cenderungmenjaga keseimbangan antara harga (cost) yang dikeluarkan dengan ganjaran

    (reward) yang diperoleh.

    Exchange theory ,interaksi sosial diibaratkan sebagai transaksi dagang. Jika orangkenal pada seseorang yang mendatangkan keuntungan ekonomis dan psikologis, akan

    lebih disukai.

    Gain-loss theory, orang cenderung lebih menyukai orang-orang yang menguntungkandari pada orang-orang yang merugikan kita.

    2.4 Komunikasi Efektif

    Dvito mengelompokan efektifitas komunikasi menjadi tiga pendekatan yaitu dari

    sudut pandang humanistic, sudut pandang pragmatis, sudut pandang sosial dan sudut

    pandang kesetaraan. Dalam tulisan ini hanya dibahas evektifitas komunikasi dari sudut

    pandang humanistic. Berikut penjelasannya.

    Humanistic disebut juga rancangan lunak. Rancangan ini ada lima hal yang perlu

    dipertimbangkan yaitu:

    a. Keterbukaan (openness)

    Keterbukaan terhadap orang yang diajak berinteraksi. Adanya kesediaan untuk

    mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan. Keterbukaan sangat besar

    pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang evektif.

    Keterbukaan setidaknya mengacu pada tiga aspek. Aspek pertama komunikator harus

    terbuka kepada orang yang di ajaknya berbicara. Contohnya adalah membuka diri

    tentang riwayat hidupnya.

  • 5/28/2018 BAB II Revisi

    11/13

    13

    Aspek keduaadalah mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur

    terhadap stimulus yang datang. Kita bereaksi secara spontan menanggapi stimulus

    yang datang dari lawan bicara.

    Aspek yang ke tiga menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran. Keterbukaan

    dalam kaitan ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan

    adalah milik anda dan anda memang dan bertanggung jawab atasnya. Lawan dari

    keterbukaan adalah sikap dogmatis.

    b. Empati (empathy)

    Seperti dikutip oleh Dvito, Hendrik Back (1976) mendefenisikan empati sebagai

    kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada

    saat tertentu, dari sudut pandang tertentu, dari sudut pandang orang lain itu melalui

    orang lain itu.

    Sebagai tambahan empati didefinisikan secara beragam oleh para pakar. Freud

    mendefinisikan bahwa empti dianggap sebagai memahami orang lain yang tidak

    mempunyai arti emosional bagi kita.; sebagai keadaan ketika pengamat bereaksi

    secara emosional karena ia menganggap orang lain mengalami atau sikap mengalami

    emosi.

    Definisi lain adalah membandingkan empati dengan simpati. Simpati adalah kita

    menempatkan diri kita secara imajinatif pada posisi orang lain. Dalam empati, kita

    tidak menempatkan diri kita pada posisi oran glain, kita secara emosional dan

    intelektual dalam pengalaman orang lain ( Jalaludin Rahmat : 132).

    c. Dukungan (suportivenes)

    Komunikasi interpersonal yang terbuka dan empati tidak dapat berlangsung dalam

    suasana yang tidak mendukung. Dalam membina sebuah hubungan yang efektif

    adalah hubungan di mana terdapat sikap mendukung. Sebuah konsep yang

    perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jacak Gibb.

  • 5/28/2018 BAB II Revisi

    12/13

    14

    Ada tiga cara untuk menunjukan sikap dukungan yakni:

    - Deskriptif bukan evaluatif

    Deskripsi berarti penyampaian perasaan dan persepsi kita tanpa menilai. Berbeda

    dengan evaluatif yang memberikan penilaian terhadap orang lain; memuji atau

    mengecam orang lain.

    - Spontan bukan strategic

    Orang yang spontan dalam komunikasinya dan terus terang serta terbuka dalam

    mengutarakan pikirannya biasannya bereaksi dengan cara yang sama yakni

    terusterang dan terbuka. Spontanitas berarti sikap jujur dan dianggap tidak

    menyelimuti motif-motif terpendam.

    - Provorsional, bukan sangat yakin

    Bersikap proporsional artinya bersikap tentative dan berpikiran terbuka serta bersedia

    mendengar pandangan yang berlawanan dan bersedia mengubah posisi jika keadaan

    mengharuskan.

    d. Kepositifan (positiveness)

    Mengkomunikasikan sikap positif antar pribadi setidaknya ada dua cara yaitu dengan

    menyatakan sikap positif dan secara positif mendorong orang menjadi teman kita

    berinteraksi.

    e. Kesamaan/kesetaraan (equality)

    Komunikasi antar pribadi akan lebih evektif apabila suasanannya setara. Artinya harus

    ada pengkuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak sama-sama bernilai dan

    berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk

    disumbangkan.

    2.5Hambatan- Hambatan dalam Komunikasi AntarpesonalPara peneliti telah mengidentifikasikan sejumlah hambatan-hambatan yang biasanya

    terjadi di dalam komunikasi antar pribadi, sebagai berikut :

  • 5/28/2018 BAB II Revisi

    13/13

    15

    1. Mendengar apa yang diharapkan akan didengar. Pengalaman-pengalaman masa

    lampau mengarahkan seseorang untuk mendengarkan sesuatu hal yang memang

    diharapkannya. Sebagai contoh, seorang pekerja yang telah terbiasa dikritik akan

    tetap merasa dikritik meskipun atasannya mengungkapkan kata-kata yang bersifat

    memuji.

    2. Mengabaikan informasi-informasi yang bertentangan dengan yang diketahui.

    Apabila kita mendengar pesan yang berbeda dengan pengertian kita terdahulu, kita

    cenderung mengabaikan pesan itu daripada merubah gagasan kita atau mencari

    penjelasan yang lain.

    3. Mengevaluasi sumber, arti yang kita tegaskan pada suatu pesan sangat dipengaruhioleh penilaian kita terhadap sumber.

    4. Pengamatan yang berbeda. Kata-kata, tindakan, dan kejadian- kejadian akan

    diamati berdasarkan nilai-nilai individual dan pengalaman dari Penerima.

    5. Tanda-tanda non verbal yang tidak sesuai. Nada suara, ekspresi wajah, dan postur

    badan dapat membantu atau mengganggu komunikasi.

    6. Pengaruh perasaan. Kehidupan perasaan yang mendominasi (misalnya marah,

    takut, gembira dsb) akan mempengaruhi interprestasi terhadap pesan-pesan yang

    diterima.

    2.6 Cara Memperbaiki Komunikasi Antar PersonalUntuk dapat melakukan komunikasi yang efektif diperlukan beberapa persyaratan,

    atara lain : persepsi, ketetapan, kredibilitas, pengendalian, dan kecocokan / keserasian.

    Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dengan

    memperhatikan tiga hal sebagai berikut:

    1. Membuat satu pesan secara lebih berhati-hati.2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi.3. Mempermudah upaya umpan balik antara si Pengirim dan si penerima pesan.