bab ii kajian pustaka 2.1. kajian teori 2.1.1 keterampilan...

21
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan mendeskripsi secara tertulis Menurut Parera (1993) keterampilan mendeskripsi secara tertulis adalah suatu proses kreativitas dengan mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Menulis deskripsi dapat dilakukan dengan cara menuliskan kalimat-kalimat deskripsi dari gambar-gambar yang mereka miliki. Kegiatan menulis deskripsi ini dapat merangsang anak untuk mengungkapkan suatu bentuk/benda yang dipahami anak melalui tulisan (Puji Arya yanti, 2007). Keterampilan menulis deskripsi merupakan kemampuan mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar (Semi, 1993: 42). Menurut (Keraf 1981) keterampilan mendeskripsi secara tertulis merupakan proses perkembangan yang memerlukan cara berpikir yang teratur untuk sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan. Karangan deskripsi berhubungan dengan pengalaman pancaindera seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan. Deskripsi memberikan suatu gambaran tentang suatu peristiwa atau kejadian dan masalah. Untuk menulis suatu deskripsi yang baik seseorang penulis harus dekat kepada objek dan masalah dengan semua pancaindera. Fungsi utama dari deskripsi adalah menjadikan pembaca seakan akan melihat wujud sesungguhnya dari materi yang disajikan itu (Fachruddin 1988:158). Deskripsi membuat kita melihat yaitu membuat visualisasi mengenai obyeknya, atau dengan kata lain deskripsi memusatkan uraiannya pada penampakan barang. Dalam deskripsi kita melihat obyek garapan secara hidup dan konkrit, kita melihat obyek secara bulat. Deskripsi banyak kaitannya dengan

Upload: doankhuong

Post on 06-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1 Keterampilan mendeskripsi secara tertulis

Menurut Parera (1993) keterampilan mendeskripsi secara tertulis adalah

suatu proses kreativitas dengan mengekspresikan gagasan atau pendapat,

pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Menulis deskripsi dapat dilakukan dengan

cara menuliskan kalimat-kalimat deskripsi dari gambar-gambar yang mereka

miliki. Kegiatan menulis deskripsi ini dapat merangsang anak untuk

mengungkapkan suatu bentuk/benda yang dipahami anak melalui tulisan (Puji

Arya yanti, 2007).

Keterampilan menulis deskripsi merupakan kemampuan mengungkapkan

gagasan dalam bentuk tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau detail

tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi

pembaca atau pendengar (Semi, 1993: 42).

Menurut (Keraf 1981) keterampilan mendeskripsi secara tertulis merupakan

proses perkembangan yang memerlukan cara berpikir yang teratur untuk sebuah

bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan

perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan. Karangan deskripsi

berhubungan dengan pengalaman pancaindera seperti penglihatan, pendengaran,

perabaan, penciuman, dan perasaan. Deskripsi memberikan suatu gambaran

tentang suatu peristiwa atau kejadian dan masalah. Untuk menulis suatu deskripsi

yang baik seseorang penulis harus dekat kepada objek dan masalah dengan semua

pancaindera.

Fungsi utama dari deskripsi adalah menjadikan pembaca seakan – akan

melihat wujud sesungguhnya dari materi yang disajikan itu (Fachruddin

1988:158). Deskripsi membuat kita melihat yaitu membuat visualisasi mengenai

obyeknya, atau dengan kata lain deskripsi memusatkan uraiannya pada

penampakan barang. Dalam deskripsi kita melihat obyek garapan secara hidup

dan konkrit, kita melihat obyek secara bulat. Deskripsi banyak kaitannya dengan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

7

hubungan pancaindera dan pencitraan, maka banyak tulisan deskripsi di

klasifikasikan sebagai tulisan kreatif.

Tujuan mendeskripsi secara tertulis adalah membuat siswa menyadari

dengan hidup apa yang diserap melalui pancaindera, merangsang perasaan

pembaca mengenai apa yang digambarkannya, menyajikan suatu kualitas

pengalaman langsung. Objek yang dideskripsikan mungkin sesuatu yang bisa

ditangkap dengan pancaindera kita, sebuah pemandangan alam, hewan-hewan,

dan sebagainya. Deskripsi lebih menekankan pengungkapannya melalui rangkaian

kata-kata dengan mengenal ciri-ciri objek garapan, siswa dapat menggambarkan

secara verbal objek yang ingin diamati. Maka dapat disimpulkan bahwa

keterampilan mendeskripsi secara tertulis merupakan suatu proses kreativitas

membuat kalimat berdasarkan pengamatan suatu objek dengan panca indera

dalam bentuk tulisan.

Teknik penilaian yang dapat digunakan dalam pembelajaran tema hewan

dan tumbuhan untuk mengukur keterampilan mendeskripsi secara tertulis siswa

dengan menggunakan teknik non tes, yakni:

1. Non Tes

Teknik non tes sangat penting dalam mengakses siswa pada ranah afektif dan

psikomotor, berbeda dengan teknik tes yang lebih menekankan pada aspek

kognitif. Ada beberapa macam teknik non tes (Endang Poerwanti, 2008), yaitu:

1. Observasi

Observasi terkait dengan kegiatan evaluasi proses dan hasil belajar dapat

dilakukan secara formal yaitu observasi dengan menggunakan instrumen

yang sengaja dirancang untuk mengamati unjuk kerja dan kemajuan belajar

siswa, maupun observasi informal yang dapat dilakukan oleh pendidik tanpa

menggunakan instrumen.

2. Wawancara

Wawancara adalah cara untuk memperoleh informasi mendalam yang

diberikan secara lisan dan spontan, tentang wawasan, pandangan atau aspek

kepribadian siswa.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

8

3. Task Analysis (Analisis Tugas)

Dipergunakan untuk menentukan komponen utama dari suatu tugas dan

menyusun skills dengan urutan yang sesuai dan hasilnya berupa daftar

komponen tugas dan daftar skills yang diperlukan.

4. Komposisi dan Presentasi

Siswa menulis dan menyajikan karyanya.

5. Proyek Individu dan Kelompok

Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan serta dapat digunakan untuk

individu maupun kelompok

Pada umumnya tujuan pembelajaran mengikuti pengklasifikasian hasil

belajar yang dilakukan oleh Bloom pada tahun 1956, yaitu cognitive, affective dan

psychomotor. Kognitif adalah ranah yang menekankan pada pengembangan

kemampuan dan keterampilan intelektual. Afektif adalah ranah yang berkaitan

dengan pengembangan perasaan, sikap nilai dan emosi, dan ranah psikomotor

adalah ranah yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan atau keterampilan motorik.

Penilaian mendeskripsi secara tertulis menekankan pada ranah psikomotor.

Ranah psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan manual fisik (skills) dan

kemampuan bertindak individu. Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam

penilaian mendeskripsi secara tertulis, jika aspek-aspek yang dinilai dalam tulisan

disajikan secara lebih rinci. Kegiatan menulis melibatkan aspek penggunaan tanda

baca dan ejaan, penggunaan diksi dan kosakata, penataan kalimat, pengembangan

paragraf, pengolahan gagasan dan pengembangan model karangan (St.Y. slamet,

2007: 209). Sehubungan dengan itu menurut Zaini Machmoed dalam Burhan

Nurgiyantoro (2009: 305) menyatakan bahwa kategori-kategori pokok dalam

mengarang meliputi: (1) kualitas dan ruang lingkup isi, (2) organisasi dan

penyajian isi, (3) gaya dan bentuk bahasa, (4) mekanik: tata bahasa, ejaan, tanda

baca, kerapian tulisan, dan kebersihan, dan (5) respon efektif guru terhadap karya

tulis. Sejalan dengan hal tersebut Burhan Nurgiyantoro (2009: 306)

mengemukakan bahwa unsur-unsur mengarang yang dinilai adalah content (isi,

gagasan yang dikemukakan), form (organisasi isi), grammar (tata bahasa dan pola

kalimat), style (gaya: pilihan struktur dan kosa kata), dan mechanics (ejaan).

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

9

Apabila dilihat dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur

utama dalam menulis deskripsi yang dinilai adalah kesesuaian isi yang selanjutnya

diikuti dengan ejaan, diksi, gagasan yang dikemukakan (imajinasi) dan kerapian

tulisan. Oleh karena itu, pembobotan atau skor penilaian untuk unsur utama dan

terpenting ini memiliki porsi lebih besar bila dibandingkan dengan unsur yang

lain.

Seluruh aspek penilaian mendeskripsi secara tertulis tersebut menurut

Burhan Nurgiyantoro (2001) dapat disajikan dalam bentuk Tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1

Kriteria Aspek Penilaian Ketrampilan Mendeskripsi Secara Tertulis

No Aspek yang dinilai Rentang Nilai

1 2 3 4 5

1 Isi gagasan yang

dikemukakan

2 Organisasi isi

3 Tata bahasa

4 Gaya pilihan struktur dan

kosa kata

5 Ejaan

Jumlah

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

10

Tabel 2.2

Kriteria Penilaian Keterampilan Mendeskripsi Secara Tertulis

No Aspek Penilaian Rentang

Skor

1 Isi gagasan yang dikemukakan

a. sangat baik

pengembangan tema kreatif dan deskripsi

dikembangkan dengan sangat baik.

b. baik

pengembangan tema kreatif dan deskripsi

dikembangkan dengan baik.

c. cukup

pengembangan tema cukup kreatif dan

deskripsi dikembangkan dengan cukup

baik.

d. kurang

pengembangan tema kurang kreatif dan

deskripsi tidak dikembangkan.

e. sangat kurang

pengembangan tema tidak sesuai dan

deskripsi tidak dikembangkan.

5

4

3

2

1

2 Organisasi isi

a. sangat sesuai

isi sangat sesuai dengan objek yang

diamati, dan sangat jelas.

b. sesuai

isi sesuai dengan objek yang diamati, dan

cukup jelas.

c. cukup sesuai

isi cukup sesuai dengan objek yang

diamati, dan cukup jelas.

d. kurang sesuai

isi kurang sesuai dengan objek yang

diamati, dan kurang jelas.

e. tidak sesuai

isi tidak sesuai dengan objek yang diamati,

dan tidak jelas.

5

4

3

2

1

3 Tata bahasa

a. sangat tepat

bahasa komunikatif dan sangat mudah

dipahami.

b.tepat

bahasa komunikatif dan mudah dipahami.

c. cukup tepat

5

4

3

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

11

bahasa cukup komunikatif dan mudah

dipahami.

d. kurang sesuai

bahasa kurang komunikatif dan sulit

dipahami.

e. tidak sesuai

bahasa tidak komunikatif dan sulit

dipahami.

2

1

4 Gaya pilihan struktur dan kosa kata

a. sangat tepat

pilihan dan ungkapan kata sangat tepat.

Menguasai pembentukan kata.

b. tepat

pilihan dan ungkapan kata tepat.

Menguasai pembentukan kata.

c. cukup tepat

pilihan dan ungkapan kata cukup tepat.

Cukup menguasai pembentukan kata.

d. kurang tepat

pilihan dan ungkapan kata kurang tepat.

Tidak menguasai pembentukan kata.

e. tidak tepat

pilihan dan ungkapan kata tidak tepat.

Tidak menguasai pembentukan kata.

5

4

3

2

1

5 Ejaan

a. sangat sesuai

tidak ada kesalahan ejaan dan kalimat

mudah dipahami.

b. sesuai

jumlah kesalahan ejaan 1 sampai 3 dan

kalimat mudah dipahami.

c. cukup sesuai

jumlah kesalahan ejaan 1 sampai 7 dan

kalimat mudah dipahami.

d. kurang sesuai

jumlah kesalahan ejaan lebih dari 7 dan

kalimat kurang jelas.

e. tidak sesuai

semua penggunaan ejaan salah, dan

kalimat tidak jelas.

5

4

3

2

1

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

12

Ketercapaian tujuan pembelajaran akan diketahui melalui teknik atau cara

pengukuran yang sistematis melalui observasi. Mengukur macam-macam aspek

belajar yang bervariasi dikategorikan sebagai kognitif, psikomotoris, dan afektif.

Batasan tersebut umumnya dieksplisitkan sebagai pengetahuan, keterampilan dan

sikap/nilai. Semua tipe belajar sebaiknya dievaluasi dalam proporsi yang tepat.

Pada proses pembelajaran guru perlu mengetahui dan memperhatikan

kekuatan, kelemahan dan minat siswa sehingga mereka termotivasi untuk belajar

atas dasar apa yang telah mereka miliki dan mereka butuhkan.

Alat yang dipergunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran

dinamakan dengan instrumen. Instrumen sendiri terdiri atas instrumen butir-butir

soal apabila cara pengukuran dilakukan dengan menggunakan tes, dan apabila

pengukuran dilakukan dengan non tes, cara mengamati atau mengobservasi dapat

menggunakan instrumen lembar pengamatan atau observasi, pengukuran dengan

teknik skala sikap dapat menggunakan instrumen butir-butir pernyataan.

Instrumen sebagai alat yang digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan

pembelajaran maupun kompetensi yang dimiliki siswa haruslah valid, maksudnya

adalah instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

2.1.2 Pendekatan inkuiri

Pendekatan yang tepat untuk salah satu tujuan pengajaran (pembelajaran)

atau bahan pengajaran belum tentu untuk tujuan dan bahan pengajaran

(pembelajaran) yang berbeda. Sehingga pemilihan pendekan dalam mengajar

merupakan spesifik pada interaksi belajar mengajar tertentu. Dalam pembelajaran

tematik, guru harus dapat mengombinasikan bermacam pendekatan dalam

menyampaikan materi pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran turut

mempengaruhi cara siswa belajar. Dengan kata lain bahwa cara siswa belajar

tergantung pendekatan yang diterapkan guru dalam pembelajaran. Untuk itu harus

dipilih pendekatan aplikatif dan menarik. Salah satu pendekatan yang aplikatif

dan menarik adalah dengan menggunakan pendekatan inkuiri.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

13

Pendekatan inkuiri adalah cara untuk menyampaikan sesuatu agar tercapai

tujuan, cara melaksanakan, cara menyelidiki, taktik, siasat (Poerwadarminto,

1976).

Pendekatan Inkuiri dalam bahasa Inggris “Inquiri”, berarti pertanyaan,

pemeriksaan, atau penyelidikan (Gulo, 2002) dalam Hendry. Sedangkan menurut

(Nasution 1992 : 128). Pendekatan inkuiri adalah merupakan proses belajar yang

memberikan kesempatan pada siswa untuk menguji dan menafsirkan problema

secara sistematika yang memberikan konklusi berdasarkan pembuktian.

Berdasarkan beberapa pengertian yang tersebut di atas dapat disimpulkan

pendekatan inkuiri adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran

sehingga siswa mempunyai kemampuan untuk bertanya, memeriksa sesuatu yang

melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk membuat kesimpulan berdasarkan

penyelidikan.

1. Tujuan pendekatan inkuiri

Pendekatan inkuiri memiliki tujuan pembelajaran yaitu di samping

mengantarkan siswa pada tujuan instruksional juga memberi tujuan iringan

sebagai berikut :

1. Menolong siswa dalam mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan

yang dibutuhkan serta mengajak siswa untuk aktif dalam memecahkan satu

masalah.

2. Meningkatkan kualitas pembelajaran, karena dengan penggunaan pendekatan

inkuiri dalam proses pembelajaran dapat mendorong siswa untuk berpikir dan

bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat objektif, jujur, dan terbuka, serta

memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri dan dapat

mengembangkan bakat dan kecakapan individunya.

3. Siswa termotivasi dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil

belajar yang maksimal.

Jadi penggunaan pendekatan inkuiri ini bertujuan untuk menolong siswa

dalam mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan yang dibutuhkan

serta mengajak siswa untuk aktif dalam memecahkan satu masalah.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

14

2. Karakteristik pendekatan inkuiri

Meskipun terdapat bermacam-macam variasi model mengajar inkuiri,

namun pada dasarnya pelaksanaannya menunjukkan karakteristik yang sama Nuta

(1985) mengemukakan bahwa:

1. Guru berusaha menstimulir siswa untuk berpikir aktif, dengan cara antara lain

a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan pikiran.

b. Mendorong siswa untuk membuat interprestasi, penjelasan atau pendapat

c. Mendorong siswa untuk mengolah data dan informasi.

d. Meminta siswa untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam berbagai

situasi.

2. Guru berusaha menjaga berkembangnya suasana bebas dan mendorong siswa

untuk berani memecahkan buah pikirannya sendiri dengan cara antara lain :

a. Bersikap membantu dan terbuka menerima pendapat.

b. Mengarahkan pada hal-hal yang positif.

c. Bersedia menerima dan memeriksa semua usaha yang diajukan oleh siswa.

d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk kreatif dan mandiri.

3. Manfaat Pendekatan Inkuiri

Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai beberapa fungsi,

sebagai berikut :

1. Sumber proses belajar

Pada dasarnya karakteristik dalam penggunaan pendekatan inkuiri adalah

menekankan pada kualitas pembelajaran, karena dengan penggunaan pendekatan

inkuiri dalam proses pembelajaran dapat mendorong siswa untuk berpikir dan

bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat objektif, jujur, dan terbuka, serta

memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri dan dapat

mengembangkan bakat dan kecakapan individunya. Dengan pelaksanaan

pendekatan inkuiri diharapkan bagi siswa termotivasi dalam proses pembelajaran

dan dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

15

2. Sarana Komunikasi

Dalam suatu pendekatan inkuiri dalam pembelajaran kegiatan

berkomunikasi siswa dengan guru, atau guru dengan siswa akan sangat berguna

untuk menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi

pelajaran. Sehingga akan membangkitkan motivasi siswa untuk belajar juga

merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu. Kegiatan tersebut

memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan dengan membimbing siswa

untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.

4. Kelebihan pendekatan inkuiri

Adapun teknik penggunaan pendekatan inkuiri memiliki kelebihan sebagai

berikut :

1. Dapat membentuk dan mengembangkan “sel consept” pada diri siswa,

sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses

belajar yang baru.

3. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,

bersikap objektif, jujur, dan terbuka.

4. Memberikan kepuasan yang bersifat instrinsik

5. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang

6. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu

7. Memberi kesempatan siswa untuk belajar sendiri.

8. Siswa dapat menghindari cara-cara belajar yang tradisional.

9. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat

mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

5. Kelemahan pendekatan inkuiri

Adapun kelemahan pendekatan inkuiri sebagai berikut :

1. Pendekatan inkuiri terlalu menekankan pada proses/aspek intelektual atau

kognitif dan kurang memperhatikan dominan afektif atau aspek emosional

dari proses belajar mengajar.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

16

2. Pendekatan ini tidak efektif bagi kelas bersiswa banyak karena setiap

siswa mungkin membutuhkan waktu banyak dari guru untuk

menuntunnya.

3. Harapan akan hasil penyelidikan mungkin tidak terpenuhi atau

mengecewakan terutama bagi guru yang sudah terbiasa dengan

perencanaan dan pengajaran tradisional.

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap

pendekatan mempunyai kelebihan dan kekurangan tetapi semua itu dapat diatasi

dengan baik jika seorang guru kreatif dalam menggunakannya dan siswa akan

terlihat aktif dalam proses belajar mengajar.

6. Langkah-langkah pendekatan inkuiri

Penggunaan pendekatan inkuiri pada pengajaran tematik untuk

meningkatkan keterampilan mendeskripsi secara tertulis siswa SD dapat

memberikan hasil yang baik apabila pengajar mengetahui langkah – langkah

pelaksanaan pengajaran dengan pendekatan yang tepat. Seperti yang dijelaskan

Nurhadi (2004: 43-44) dalam Khurnia Eva pelaksanaan penggunaan pendekatan

inkuiri terkait dengan peningkatan keterampilan menulis, dilakukan melalui

langkah – langkah sebagai berikut :

1. Merumuskan masalah,

2. Mengamati dan melakukan observasi,

3. Menganalisis dan menyajikan hasil tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel,

dan karya lainnya, dan

4. Mengkomunikasikannya atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman

sekelas, guru, atau audien yang lain.

Demikian Nurhadi mendeskripsikan langkah-langkah pendekatan inkuiri,

menekankan pada proses kegiatan pembelajaran yang melibatkan sekelompok

siswa bekerja pada masalah, mengambil tindakan dengan melakukan observasi

langsung, dan menyajikan hasil sehingga membantu siswa mengembangkan

penguasaan keterampilan jika siswa itu dilibatkan terus dalam pengamatan.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

17

Kekurangan pada langkah-langkah Nurhadi adalah penyajian hasil siswa belum

dilanjutkan pada tahap kesimpulan pada akhir pembelajaran yang telah dilakukan.

Sedangkan Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri menurut

Sanjaya (2006: 199) dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

(1) orientasi,

(2) merumuskan masalah,

(3) mengajukan hipotesis,

(4) mengumpulkan data,

(5) menguji hipotesis, dan

(6) merumuskan kesimpulan.

Sanjaya menyebutkan pada langkah-langkah pendekatan inkuiri untuk

mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran yang

menekankan pada kemauan siswa untuk beraktifitas menggunakan

kemampuannya untuk mendiskripsikan temuan yang diperoleh. Kekurangan pada

langkah-langkah Sanjaya, kegiatan pembelajaran menekankan pada proses

berpikir secara kritis dan analitis, sehingga bagi siswa yang kurang

berpengalaman belajar mengalami kesulitan untuk memahami konsep pelajaran.

Menurut Uno (2008: 15-16) mengemukakan pendekatan inkuiri terdiri atas

lima tahapan.

1. Guru menjelaskan prosedur pengamatan yang harus dilakukan oleh siswa

dan selanjutnya melontarkan permasalahan.

2. Siswa mengumpulkan data dan verifikasi.

3. Siswa mengumpulkan data dan eksperimentasi.

4. Siswa merumuskan penjelasan atau peristiwa yang dialami.

5. Siswa menganalisis proses penelitian yang telah mereka lakukan.

Kelebihan pada langkah-langkah pendekatan inkuiri menurut Uno merupakan

pendekatan dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan

menjelaskan prosedur pengamatan dan mengarah pada suatu permasalahan.

Kekurangan peran aktif cenderung pada guru dalam menentukan permasalahan

dan tahap-tahap pemecahannya.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

18

Prosedur-prosedur yang dikemukakan oleh Sanjaya, Uno dan Nurhadi pada

dasarnya memiliki persamaan mulai dari perumusan masalah, melakukan

pengamatan, hingga tahap akhir yaitu menganalisis dan menyimpulkan hasil

pengamatan. Maka langkah-langkah pendekatan inkuiri dapat disimpulkan terkait

dengan peningkatan keterampilan menulis yaitu :

1. Merumuskan masalah yang dijadikan topik dalam pembelajaran menulis

2. Melakukan pengamatan melalui observasi.

3. Mengkomunikasikan permasalahan berdasarkan hasil pengamatan sesuai

ciri-ciri objek yang diamati dan disajikan dalam bentuk tulisan.

4. Menarik kesimpulan berdasarkan pembahasan.

2.1.3 Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

Pendekatan pembelajaran yang ditekankan untuk kelas 1,2 dan 3 SD

adalah pendekatan tematik. Menurut Siskandar (2003) bagi guru SD kelas rendah

(1,2 dan 3) yang siswanya masih berperilaku dan berpikir konkrit, pembelajaran

sebaiknya dirancang secara terpadu dengan menggunakan tema sebagai pemersatu

kegiatan pembelajaran. Dengan cara ini maka pembelajaran untuk siswa kelas 1, 2

dan 3 menjadi lebih bermakana, lebih utuh dan sangat kontekstual dengan dunia

anak-anak.

Berdasarkan hal di atas maka akan lebih memahami tentang pembelajaran

dengan pendekatan tematik perlu kiranya diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan

teori mengenai pembelajaran terpadu.

a. Arti Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran

yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata

pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemanduan itu siswa

akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga

pembelajaran menjadi bermakana bagi siswa. Bermakana disini memberikan

arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-

konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang

menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

19

pelajaran. Jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional, maka

pembelajaran tematik atau terpadu tampak lebih menekankan pada keterlibatan

siswa dalam belajar, sehinggga siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran

untuk pembuatan keputusan. Hal ini sesuai dengan panduan KBK

DEPDIKNAS (2003) yang menyatakan bahwa pengalaman belajar siswa

menempati posisis penting dalam usaha meningkatkan kualitas lulusan. Untuk

itu guru dituntut harus mampu merancang dan melaksanakan program

pengalaman belajar dengan tepat. Setiap siswa memerlukan bekal pengetahuan

dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bekal ini diharapkan

diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh sebab itu pengalaman

belajar disekolah sedapat mungkin memberikan bekal siswa dalam mencapai

kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut dengan kecakapan hidup

yang cakupannya lebih luas dibanding hanya sekedar keterampilan.

b. Tujuan pembelajaran tematik

Pembelajaran tematik dikembangkan selain untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat :

1. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih

bermakna.

2. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah dan

memanfaatkan informasi.

3. Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasan baik, dan nilai-nilai luhur

yang diperlukan dalam kehidupan.

4. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial seperti kerjasama, toleransi,

komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain.

5. Meningkatkan gairah dalam belajar

6. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

Kompetensi dasar merupakan standar minium yang secara nasional harus

dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap

satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan siswa

untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

20

difasilitasi oleh guru. Secara rinci SK dan KD untuk pembelajaran tematik

diitujukan bagi bagi siswa kelas rendah (1, 2, dan 3) melalui tabel 2.3 berikut ini.

Tabel 2.3

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran Tematik Kelas II

Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

BAHASA INDONESIA

8.Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda disekitar dan

menyalin puisi anak

8.1Mendeskripsikan tumbuhan atau

binatang disekitar secara sederhana dengan bahasa lisan

PKN 4.Menampilkan nilai-nilai pancasila

4.1 Mengenal nilai kejujuran, kedisiplinan dan senang bekerja dalam kehidupan

sehari-hari

4.2 Melaksanakan perlakuan jujur, disiplin

dan senang bekerja dalam kehidupan sehari-hari

MATEMATIKA

Bilangan 3. Melakukan Perkalian dan Pembagian

bilangan sampai dua angka.

3.2 Melakukan pembagian bilangan dua

angka.

4.2. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan skripsi dengan judul “Penggunaan Metode Inkuiri Untuk

Meningkatkan Perhatian Siswa Pada Pelajaran IPA Tentang Gaya Bagi Siswa

Kelas V SD Negeri 2 Kuwarasan Kabupaten Kebumen Semester 2 Tahun

Pelajaran 2010/2011” yang disusun oleh Dalimin, dari Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, UKSW, hasil dari penelitiannya adalah sebagai berikut :

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan Di SD Negeri 2

Kuwarasan Kabupaten Kebumen Semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan belajar dari kondisi pra siklus(

awal) ke siklus 1 dan dari siklus 1 ke siklus 2. Peningkatan tersebut dilihat dari

rata-rata menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari pra siklus, siklus 1

dan siklus 2. Dapat dilihat dari pra siklus hanya mencapai rata-rata kelas 59,56

dan tingkat ketuntasan 30,43%, kemudian pada siklus 1 nilai rata-rata kelas

menjadi 87,39, dengan tingkat ketuntasan 82,60%, dan pada siklus 2 mencapai

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

21

rata-rata kelas 91,73 dengan tingkat ketuntasan 95,65. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan meningkatnya perhatian siswa dengan peningkatan hasil belajar

siswa setelah peneliti menggunakan metode inkuiri pada pada mata pelajaran IPA

tentang gaya kelas V SD Negeri 2 Kuwarasan Kabupaten Kebumen. Kelebihan

dalam penelitian ini meningkatkan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran

dan pemahaman penguasaan konsep siswa dalam mata pelajaran IPA. Kekurangan

dalam penelitian ini membutuhkan waktu khusus dengan siswa agar tetap fokus

pada kegiatan pembelajaran. Sebagai tindak lanjut guru selalu memilih

penggunaan metode yang tapat dan menarik untuk meningkatnya perhatian siswa

dalam kegiatan pembelajaran.

Penelitian Siti Rohana, dengan judul “Penggunaan Metode Inkuiri Dalam

Penerapan Model Kelas 212 Pembelajaran Kelas Rangkap Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Kelas IV dan V Di SD 03 Dempel Kecamatan Kalibaang

Wonosobo Semester 2 Tahun Pelajaran 2009/2010”. Dari dari Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, UKSW, hasil dari penelitiannya adalah sebagai berikut :

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan di SD 03 Dempel Kecamatan

Kalibaang menunjukkan dengan adanya peningkatan prosentase ketuntasan nilai

siswa saat pembelajaran tanpa menggunakan metode inkuiri adalah 17,3%.

Sedangkan untuk kelas V prosentase ketuntasan sebanyak 27%. Saat postes siklus,

prosentase ketuntasan kelas IV mengalami kenaikan menjadi 56,51 %. Sedangkan

kelas V prosentase ketuntasan juga mengalami kenaikan yakni menjadi 59,09%.

Prosentase ketuntasan pada siklus 2 masing-masing naik menjadi 100%, artinya

pada siklus 2 sudah semua siswa masing-masing kelas tuntas. Berdasarkan hasil

penelitian menunjukkan meningkatnya hasil belajar siswa setelah peneliti

menggunakan metode inkuiri. Kelebihan pada penelitian ini ditunjukkan siswa

yang aktif lebih banyak di banding saat pembelajaran tanpa menggunakn metode

inkuiri. Kekurangan penelitian ini memerlukan waktu yang sangat lama dengan

siklus berulang untuk melakukan penelitian. Tindak lanjut guru selalu

menggembangkan metode yang tepat guna meningkatkan hasil belajar siswa

secara maksimal.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

22

Penelitian Lastik, dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Kelas IV Semester 2 Dalam Mata Pelajaran IPS Tentang Sumber Daya Alam

Dengan Menggunakan Pendekatan Inkuiri di SD Sambongrejo 4 kecamatan

Sambong Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2009/2010”. Dari dari Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UKSW, hasil dari penelitiannya adalah sebagai

berikut:

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan di SD Sambongrejo 4

kecamatan Sambong Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2009/2010 dengan jumlah

18 siswa, dari 10 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Pada materi pokok

Sumber Daya Alam penelitian tersebut menggunakan 2 siklus. Hasil penelitian

menunjukkan adanya peningkatan, hal ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh

pada siklus 1 nilai rata-rata 63,50, selanjutnya pada pertemuan ke-2 rata-rata kelas

menjadi 66,94 dan siklus 2 pertemuan 1 rata-rata kelas 69,94 dan pada pertemuan

2 mencapai 72,50 dari 16 siswa yang tuntas dengan ketuntasan pembelajaran

mencapai 88,88%. KKM yang ditentukan adalah 64. Dengan melihat hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mampu menjawab tujuan hasil

penelitian yaitu meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan pendekatan

inkuiri. Kelebihan penelitian ini adalah mengembangkan pengetahuan siswa

tentang Sumber Daya Alam sehingga anak dapat melihat langsung contoh SDA.

Kekurangan penelitian ini adalah tidak semua materi pada Mata Pelajarn Ilmu

Pengetahuan Sosial dapat menggunakan pendekatan inkuiri. Tindak lanjut pada

penelitian ini guru sebaiknya mampu memilih pendekatan yang tepat pada mata

pelajaran yang lain agar hasil belajar dapat mencapai hasi belajar yang maksimal.

Hasil penelitian pendekatan inkiri juga pernah dilakukan oleh Himatul

Khoriyah. Dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan

Menggunakan Pendekatan Inkuri dan Media Melalui Konsep Gaya Magnet Untuk

Mata Pelajaran IPA Pada Siswa Kelas 5 semester 2 SD Negeri Karanganyar

Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang”. Penelitian ini menunjukkan

perbedaan saat peneliti melakukan penelitian dalam 2 siklus. Sebelum diterapkan

strategi pembelajaran dengan pendekatan secara tepat hasil belajar yang diperoleh

dengan rata-rata kelas 62,7. Pada siklus 1 ada peningkatan hasil belajar dengan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

23

rata-rata kelas mencapai 76 dan pada siklus 2 nilai rata-rata yang diperoleh siswa

mencapai 83,8. Penelitian tersebut menunjukkan peningkatan hasil belajar.

Kelebihan dalam penelitian ini adalah dapat meningkatkan tingkat pemahaman

terhadap konsep yang dipelajari yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil

belajar. Kekurangannya dalam penelitian ini, pada rata-rata peningkatan tiap silus

kurang maksimal. Tindak lanjut guru selalu menggembangkan pendekatan yang

tepat guna meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal.

Penelitian Sri Nur Widayati dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil

Belajar Matematika Bagi Siswa Kelas IV SDN 2 Lemah Putih Kecamatan Brati

Kabupaten Grobogan Dengan Menggunakan Metode Inkuiri.” Bahwa Siswa yang

mencapai ketuntasan belajar sebelum menggunakan metode inkuiri sebesar

57,14% (12 siswa) dari 21 siswa dengan nilai rata-rata kelas sebesar 66,66. Akan

tetapi setelah peneliti menggunakan metode inkuiri siswa yang mencapai

ketuntasan belajar mencapai 90,47% (19 siswa) dari 21 siswa dengan nilai rata-

rata kelas sebesar 92,85. Penelitian tersebut menunjukkan peningkatan hasil

belajar. Kelebihan pada penelitian ini ditunjukkan siswa yang aktif lebih banyak

dibanding saat pembelajaran tanpa menggunakan metode inkuiri. Kekurangan

penelitian ini memerlukan perhatian siswa secara individu. Tindak lanjut guru

selalu menggembangkan metode yang tepat guna meningkatkan hasil belajar

siswa secara maksimal.

Semua hasil penelitian di atas menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran

dengan pendekatan ikuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa sehingga hasil

belajar dapat meningkat. Berdasarkan hal tersebut dirasa perlu untuk lebih

mengembangkan penelitian yang telah ada.

4.3. Kerangka Berpikir

Pembelajaran konvensional/biasa yang diajarkan menyebabkan siswa yang

hanya 81,08% mendengarkan dan pasif tanpa mau mengungkapkan pendapat

menyebabkan siswa merasa jenuh dan bosan karena guru menyampaikan materi

hanya dengan ceramah saja yang menyebabkan hasil belajar pada pembelajaran

khususnya keterampilan mendeskripsi secara tertulis rendah. Kesadaran perlunya

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

24

penggunaan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran tema hewan dan tumbuhan

didasarkan adanya kenyataan bahwa sebagian besar siswa tidak mampu

menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana

menggambaran suatu objek dengan kalimat-kalimat.

Penggunaan pendekatan inkuiri memberikan cara bagi siswa untuk

membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan

proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari

pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu

membangun kemampuan itu. Menolong siswa mengembangkan disiplin

intelektual dan keterampilan yang dibutuhkan dengan memberikan pertanyaan dan

menyajikan obyek secara langsung untuk mendapatkan jawaban atas dasar

keingin tahuan mereka.

Untuk mengatasi paradigma ini sebaiknya pembelajaran yang berhubungan

dengan keterampilan mengkomunikasikan informasi yang disajikan dalam bentuk

tulisan akan lebih baik menggunakan pendekatan inkuiri dalam proses

pembelajaran. Dengan pelaksanaan pendekatan inkuiri diharapkan bagi siswa

termotivasi dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar yang

maksimal. Langkah-langkah pendekatan inkuiri sebagai berikut :

1. Merumuskan masalah yang dijadikan topik dalam pembelajaran menulis.

Siswa diberi masalah dengan memberikan gambar objek untuk

dideskripsikan secara tertulis.

2. Melakukan pengamatan melalui observasi.

Siswa secara berkelompok mengamati ciri-ciri objek yang akan

dideskripsikan.

3. Mengkomunikasikan permasalahan berdasarkan hasil pengamatan sesuai

ciri-ciri objek yang diamati dan disajikan dalam bentuk tulisan.

Siswa menuliskan deskripsi objek ke dalam bentuk kalimat sederhana

berdasarkan ciri-ciri yang diamati.

4. Menarik kesimpulan berdasarkan pembahasan.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

25

Gambar 2.1

Keterampilan Mendeskripsi Secara Tertulis dan Pendekatan Inkuiri

PEMBELAJARAN

TEMATIK TEMA HEWAN

DAN TUMBUHAN

DENGAN PENDEKATAN

INKUIRI

PBM

SISWA PASIF DAN

BOSAN

PEMBELAJARAN

KONVENSIONAL

PEMBELAJARAN

BERPUSAT PADA GURU

HASIL

KETERAMPILAN

MENDESKRIPSIKAN

< KKM

PENILAIAN HASIL

DESKRIPSI

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

PENDEKATAN INKUIRI

MERUMUSKAN MASALAH HEWAN DAN TUMBUHAN

MELAKUKAN PENGAMATAN

HEWAN DAN TUMBUHAN

HASIL KETERAMPILAN

MENDESKRIPSI > KKM

MENYAJIKAN HASIL TULISAN

PENILAIAN PROSES MELALUI

PENGAMATAN UNJUK KERJA MENARIK KESIMPULAN

NON TES

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1056/3/T1_292010607_BAB II.pdf · Secara garis besar, pembelajaran inkuiri mempunyai

26

1.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada kerangka berpikir, maka hipotesis adalah peningkatan

keterampilan mendeskripsi secara tertulis tema hewan dan tumbuhan siswa kelas

II semester 2 tahun 2011/2012 dapat diupayakan melalui pendekatan inkuiri di

SDN 1 Muncar Kecamatan Gemawang, Kabupaten Temanggung.