makalah-inkuiri 2013

40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Tujuan dari pendidikan itu sendiri ialah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sudarman (2005:68) menjelaskan bahwa salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas di arahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Otak anak dipaksa 1

Upload: memorita-madsar

Post on 14-Aug-2015

55 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

simulasi inkuiri

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH-INKUIRI 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Tujuan dari pendidikan itu sendiri ialah mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sudarman (2005:68) menjelaskan bahwa salah satu masalah yang

dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas di arahkan kepada kemampuan

anak untuk menghafal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan

menimbun berbagai informasi tanpa dituntut memahami informasi yang

diingatnya itu untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya,

ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka pintar teoretis tetapi mereka miskin

aplikasi. Pendidikan di sekolah terlalu menjejali otak anak dengan berbagai bahan

ajar yang harus dihafal. Pendidikan tidak di arahkan untuk mengembangkan dan

membangun karakter serta potensi yang dimiliki. Dengan kata lain, proses

pendidikan kita tidak diarahkan membentuk manusia cerdas, memiliki

kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk membentuk

manusia kreatif dan inovatif.

1

Page 2: MAKALAH-INKUIRI 2013

Maka dalam mewujudkan tujuan pendidikan diatas diperlukan beberapa

hal yang harus dilakukan diantaranya yaitu strategi pembelajaran dalam mendidik

peserta didik. Strategi pembelajaran itu sendiri sangatlah banyak, namun yang

akan kami bahas dalam makalah ini ialah strategi pembelajaran inkuiri pada

pelajaran biologi.

Strategi pembelajaran inkuiri ini merupakan strategi pembelajaran yang

yang menekankan pada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak

diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan

menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator

dan pembimbing untuk siswa.

Strategi pembelajaran ini berangkat dari asumsi bahwa manusia lahir ke

dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya.

Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat manusia

sejak lahir kedunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal

segala sesuatu yang bisa diindra.

Demikian sedikit penggambaran strategi pembelajaran tersebut.

Diharapkan pembelajaran yang terjadi dapat lebih bermakna dan memberi kesan

yang kuat kepada siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi dalam

pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana pengertian strategi pembelajaran inkuiri?

b. Bagaimana ciri-ciri dan prinsip-prinsip strategi pembelajaran inkuiri?

c. Apa saja langkah-langkah strategi pembelajaran inkuiri?

d. Sebutkan kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran biologi?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui pengertian strategi pembelajaran inkuiri

2

Page 3: MAKALAH-INKUIRI 2013

b. Memahami ciri-ciri dan prinsip-prinsip strategi pembelajaran inkuiri

c. Menjelaskan langkah-langkah strategi pembelajaran biologi

d. Menyebutkan kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran biologi

3

Page 4: MAKALAH-INKUIRI 2013

BAB 11

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Model inkuiri didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973)

sebagai: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk

melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi,

ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbul-simbul dan mencari

jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu

dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan

yang ditemukan orang lain.

Hamalik (2001:63) mengemukakan bahwa pembelajaran berdasarkan

inkuiri (inkuiri based teaching) adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa

di mana kelompok-kelompok siswa dibawa ke dalam suatu persoalan atau

mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan

struktur kelompok yang digariskan secara jelas.

Strategi pembelajaran Inkuiri menekankan kepada proses mencari dan

menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa

dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran,

sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk

belajar. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk

mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang

dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya

jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan

strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang

berarti saya menemukan.

4

Page 5: MAKALAH-INKUIRI 2013

Kuslan Stone (Dahar,1991) mendefinisikan model inkuiri sebagai

pengajaran di mana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-

gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan.

Wilson (Trowbridge, 1990) menyatakan bahwa model inkuiri adalah

sebuah model proses pengajaran yang berdasarkan atas teori belajar dan

perilaku. Inkuiri merupakan suatu cara mengajar murid-murid bagaimana

belajar dengan menggunakan keterampilan, proses, sikap, dan pengetahuan

berpikir rasional (Bruce & Bruce, 1992). Senada dengan pendapat Bruce &

Bruce , Cleaf (1991) menyatakan bahwa inkuiri adalah salah satu strategi yang

digunakan dalam kelas yang berorientasi proses. Inkuiri merupakan sebuah

strategi pengajaran yang berpusat pada siswa, yang mendorong siswa untuk

menyelidiki masalah dan menemukan informasi. Proses tersebut sama dengan

prosedur yang digunakan oleh ilmuwan sosial yang menyelidiki masalah-

masalah dan menemukan informasi.

Sementara itu, Trowbridge (1990) menjelaskan model inkuiri sebagai

proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan

hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan

kesimpulan masalah-masalah tersebut. Lebih lanjut, Trowbridge mengatakan

bahwa esensi dari pengajaran inkuiri adalah menata lingkungan/suasana belajar

yang berfokus pada siswa dengan memberikan bimbingan secukupnya dalam

menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmiah.

Senada dengan pendapat Trowbridge, Amien (1987) dan Roestiyah

(1998) mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan proses discovery

yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan pada proses

discovery, inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya,

misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan

eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan,

menumbuhkan sikap objektif, jujur, rasa ingin tahu, terbuka dan sebagainya.

5

Page 6: MAKALAH-INKUIRI 2013

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri

merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah,

merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan

menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam model inkuiri ini

siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu

permasalahan yang diberikan guru. Dengan demikian, siswa akan terbiasa

bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur,

kreatif, dan menghormati pendapat orang lain.

2.2 Ciri-ciri

Strategi pembelajaran inkuiri memiliki beberapa ciri-ciri yang bisa

dipahami, diantaranya:

1) Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk

mencari dan menemukan. Artinya strategi inkuiri menempatkan siswa

sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya

berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara

verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi

pelajaran itu sendiri.

2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan

menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga

diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan

demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai

sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab

antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan

teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.

3) Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah

mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis,

atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses

mental.

6

Page 7: MAKALAH-INKUIRI 2013

Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak

hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana

mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya

menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir

secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan

berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran. Strategi

pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang

berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian,

sebab dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam

proses pembelajaran.

2.3 Prinsip-prinsip

Dalam pelaksanaanya, strategi pembelajaran inkuiri harus berpegang

pada prinsip-prinsip yang telah ditentukan sehingga pembelajaran akan

berjalan lancar dan sesuai tujuan. Adapun prinsip Penggunaan Strategi

Pembelajaran Inkuiri:

a) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual

Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan ber-

pikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi ke-

pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.

b) Prinsip Interaksi

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik inter-aksi

antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara

siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti

menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur

lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.

c) Prinsip Bertanya

Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah

guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap

pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses

7

Page 8: MAKALAH-INKUIRI 2013

berpikir.Karena itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah

inkuiri sangat diperlukan.

d) Prinsip Belajar untuk Berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah

proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan po-

tensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan peng-

gunaan otak secara maksimal.

e) Prinsip Keterbukaan

Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan

berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenar-

annya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan

kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka

membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.

2.4 Langkah-langkah

Sesuai dengan pokok bahasan yang telah diuraikan di atas, maka

langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran dengan menggunakan

model inkuiri adalah:

a. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar

siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan

Mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi

merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan startegi ini sangat

tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya

dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses

pembelajaran akan berjalan dengan lancar.

b. Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu

persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah

persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.

8

Page 9: MAKALAH-INKUIRI 2013

Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan

masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari

jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting

dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh

pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental

melalui proses berpikir.

c. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang

dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.

Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus

memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang

dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu

sendiri akan sangatdipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki

serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang

mempunyai wawasanakan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional

dan logis.

d. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk

menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran in-kuiri,

mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting da-lam

pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya me-

merlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan

ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Karena itu,

tu-gas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-

perta-nyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi

yang dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakala

siswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak apresiatif itu

biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidak gairahan dalam belajar.

Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru

hendaknya secara terus-menerus memberikan dorongan kepada siswa

9

Page 10: MAKALAH-INKUIRI 2013

untuk belajar melalui penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara merata

kepada seluruh siswa sehingga mereka terangsang untuk berpikir.

e. Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap

diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pe-

ngumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencar

itingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji

hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya

kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi,

akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat

dipertanggung jawabkan.

f. Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan

merupakan gongnya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, karena

banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang

dirumuskan tidak fokus pada masalah yang hendak dipecahkan. Karena

itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu

menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

2.5 Keunggulan dan kelemahan

Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang

banyak dianjurkan, karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di

antaranya:

1. Strategi ini merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada

pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,

sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.

2. Strategi ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai

dengan gaya belajar mereka.

10

Page 11: MAKALAH-INKUIRI 2013

3. Strategi ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan

perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah

proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

4. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani

kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya,

siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh

siswa yang lemah dalam belajar.

Di samping memiliki keunggulan, strategi ini juga mempunyai

kelemahan, di antaranya:

1. Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit

mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

2. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur

dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu

yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu

yang telah ditentukan.

4. Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa

menguasai materi pelajaran, maka startegi ini akan sulit

diimplementasikan oleh setiap guru.

2.6 Implementasi Inkuiri dalam Pembelajaran Biologi

Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan seharusnya

mampu berperan dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas melalui

proses edukasi ( proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan

mengajar ), proses sosialisasi ( proses bermasyarakat khususnya bagi anak didik ),

proses transformasi ( proses perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik ). Dari

keseluruhan proses pendidikan di sekolah, hal yang terpokok adalah kegiatan

pembelajaran. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas

diperlukan pendidikan yang berkualitas pula. Agar dapat terwujud pendidikan

yang berkualitas haruslah dimulai dengan proses pembelajaran yang berkualitas.

11

Page 12: MAKALAH-INKUIRI 2013

Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari proses belajar siswa. Belajar

merupakan hal yang kompleks, dimana kompleksitas belajar dapat dipandang dari

2 subyek, yaitu dari siswa dan dari guru. Siswa sebagai pembelajar yang

mengalami proses belajar sedangkan guru adalah subyek pembelajar siswa. Proses

pembelajaran selalu melibatkan interaksi antara guru dengan siswa yang disebut

interaksi edukatif. Proses interaksi edukatif menyebabkan guru dengan sadar

mengarahkan tingkah laku, sikap dan perubahan anak didik menjadi lebih baik,

dewasa, dan bersusila.

Kondisi proses pembelajaran yang efektif atau berkualitas dapat tercipta

bila siswa terlibat secara aktif, siswa memiliki motivasi belajar tinggi, siswa

mempunyai minat dan perhatian dalam belajar, guru memperhatikan perbedaan

individual siswa (prinsip individualitas), peragaan dalam pengajaran. Dalam

proses pembelajaran yang efektif atau berkualitas siswa mempunyai hak dan

kebebasan untuk bersuara, berpendapat dan berargumen di dalam kelas yang

berkaitan dengan materi pelajaran di kelas. Saat berlangsungnya proses

pembelajaran sebenarnya yang efektif bukanlah gurunya saja, yang mana seakan-

akan siswa hanya dianggap sebagai suatu benda yang pasif, yang hanya

mendengarkan dan mematuhi apa yang disampaikan oleh guru, tetapi seharusnya

dalam proses pembelajaran, guru dapat menciptakan kondisi yang dapat

memunculkan motivasi dan minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran,

sehingga antara siswa dan guru sama-sama aktif, dalam transfer ilmu pengetahuan

baik dari guru ke siswa atau sebaliknya dari siswa ke guru dan dapat juga transfer

ilmu antar siswa satu ke siswa yang lainnya.

Sebagian besar guru-guru menggunakan metode pengajaran ceramah,

tanya jawab, atau pemberian tugas dalam proses pembelajaran. Walaupun metode

tersebut masih relevan dengan perkembangan pendidikan sekarang ini, tetapi

kurang mampu mendorong siswa berperan secara aktif. Oleh karena itu, maka

perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran khususnya proses

pembelajaran Biologi. Perbaikan tersebut dalam hal penggunaan metode

12

Page 13: MAKALAH-INKUIRI 2013

pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik, dan dapat membuat

siswa berperan aktif serta kreatif. Agar tercipta proses pembelajaran yang lebih

baik dibutuhkan seorang guru yang profesional. Guru yang profesional adalah

memiliki sekumpulan bidang ilmu sebagai landasan dari sejumlah tehnik dan

prosedur yang unik. Sebagai contoh seorang guru harus mempelajari psikologi,

metode pembelajaran, dan lain-lain (Sardiman, 2000:132). Salah satu ciri dari

seorang guru yang profesional dalam meningkatkan pendidikan di sekolah, maka

seorang guru harus memahami dan mampu menggunakan bermacam-macam

metode pembelajaran.

Penggunaan bermacam-macam metode pembelajaran, dapat meningkatkan

kualitas berpikir para siswa (Sardiman, 2000 : 133). Metode pembelajaran yang

mampu menggiatkan siswa untuk berpikir secara aktif dan kreatif di dalam proses

pembelajaran adalah metode pembelajaran inkuiri. Metode pembelajaran inkuiri

tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang

ada, termasuk pengembangan emosional dan pengembangan keterampilan. Di

dalam metode pembelajaran inkuiri ini, siswa dihadapkan pada sebuah masalah

yang tidak sengaja dibuat oleh guru atau hasil “rekayasa”, sehingga siswa harus

mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-

temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian (Gulo, 2002:84).

Dalam perkembangannya, metode pembelajaran inkuiri mendapat

dukungan dari para ahli, di antaranya; Suchman (1966) dalam jurnal “Lembaran

Ilmu Pendidikan (Tim Dosen, 2000 : 129), dari Illinois Amerika Serikat dalam

bukunya “Developing Inquiry” menegaskan bahwa metode pembelajaran inkuiri

dapat diterapkan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, lalu metode

pembelajaran ini dikembangkan oleh Jones (1979), dalam bukunya “Strategies for

Teaching” yang menerapkan metode pembelajaran inkuiri ini dalam mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial; dan digunakan dalam proses pembelajaran,

baik dalam mata pelajaran science maupun dalam mata pelajaran ilmu

pengetahuan sosial, dan mata pelajaran yang lain.

13

Page 14: MAKALAH-INKUIRI 2013

Hasil pengamatan langsung yang dilakukan oleh Soewarso (Tim Dosen,

2000:128) di Weber Elementary School atau Sekolah Dasar, Lowa Amerika

Serikat pada bulan Juli 1997 dalam jurnal “Lembaran Ilmu Pendidikan”,

menyatakan bahwa metode pembelajaran inkuiri ini sekarang sedang populer di

gunakan di Amerika Serikat dan Inggris, yang ternyata metode pembelajaran ini

mampu membangkitkan siswa untuk berperan secara aktif dalam proses

pembelajaran, berpikir secara kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang

diberikan oleh gurunya (Tim Dosen, 2000:128). Dengan metode pembelajaran

inkuiri akan melatih siswa berani mengemukakan pendapat dan menemukan

sendiri pengetahuannya yang berguna untuk memecahkan masalah yang

dihadapinya. Penggunaan metode pembelajaran inkuiri secara efisien dan efektif

akan mengurangi monopoli guru dalam penguasaan jalannya proses pembelajaran,

dan kebosanan siswa dalam menerima pelajaran akan berkurang (Soewarso,

2000 : 127).

Metode pembelajaran inkuiri di samping mengantarkan siswa pada tujuan

instruksional tingkat tinggi, tetapi dapat juga memberi tujuan iringan (nutrunant

effect) sebagai berikut: (1) Memperoleh keterampilan untuk memproses secara

ilmiah (mengamati, mengumpulkan dan mengorganisasikan data,

mengidentifikasikan variabel, merumuskan, dan menguji hipotesis, serta

mengambil kesimpulan). (2) Lebih berkembangnya daya kreativitas anak. (3)

Belajar secara mandiri. (4) Lebih memahami hal-hal yang mendua. (5) Perolehan

sikap ilmiah terhadap ilmu pengetahuan yang menerimanya secara tentatif (Gulo,

2002:101).

Metode pembelajaran inkuiri di samping mengantarkan siswa pada tujuan

instruksional tingkat tinggi, tetapi dapat juga memberikan tujuan iringan yang

menitik beratkan pada perkembangan kepribadian dan intelegensi siswa.

14

Page 15: MAKALAH-INKUIRI 2013

2.7 Peranan Metode Pembelajaran Inkuiri

Di dalam perkembangannya, ternyata metode pembelajaran inkuiri

mempunyai peranan yang penting terhadap pendidikan di sekolah. Pelaksanaan

penggunaan metode pembelajaran inkuiri mempunyai peranan penting baik bagi

guru maupun para siswa. Peranannya antara lain sebagai berikut: (1) Menekankan

kepada proses perolehan informasi oleh siswa. (2) Membuat konsep diri siswa

bertambah dengan penemuan-penemuan yang diperolehnya. (3) Memiliki

kemampuan untuk memperbaiki dan memperluas penguasaan keterampilan dalam

proses memperoleh kognitif para siswa. (4) Penemuan-penemuan yang diperoleh

siswa dapat menjadi kepemilikannya dan sangat sulit melupakannya. (5) Tidak

menjadikannya guru sebagai satu-satunya sumber belajar, karena siswa belajar

dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar (Sumantri, 1999:166).

Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang berinkuiri, peranan guru

sangat diperlukan. Peranan guru tersebut antara lain, sebagai motivator, fasilitator,

penanya, administrasi, pengarah, manajer, dan rewarder. Peranan-peranan

tersebut diharapkan dimiliki oleh setiap guru supaya metode pembelajaran inkuiri

dalam proses pembelajaran di sekolah dapat tercipta. Supaya guru dapat

melakukan peranannya secara efektif maka pengenalan kemampuan siswa sangat

diperlukan, terutama cara berpikirnya, cara mereka menanggapi, dan sebagainya.

Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri mempunyai peranan sebagai konselor,

konsultan, dan teman yang kritis. Peranan ini sangat sulit dan sensitif, karena

esensi inkuiri adalah aktivitas siswa.

2.8 Proses Pembelajaran Biologi dengan Metode Pengajaran Inkuiri

Proses disini dimaksudkan sebagai kegiatan inti dari pelaksanaan proses

pembelajaran, yakni bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan melalui

modul. Beberapa trend pendekatan dalam proses pembelajaran Biologi telah

banyak diterapkan, seperti CBSA, keterampilan proses, konstruktivis dan STS

(science Technology and Society). Berbagai pendekatan tersebut juga telah

15

Page 16: MAKALAH-INKUIRI 2013

dijabarkan dalam model pembelajaran yang penerapannya diharapkan mampu

mengaktifkan siswa, sehingga proses belajar siswa dapat berjalan secara optimal.

Keempat pilar pendidikan, yaitu: learning to do; learning to know;

learning to be; learning to live together (paradigma pendidikan), dapat dijabarkan

dalam proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan bagi

siswa di sekolah sehingga akan terwujud proses pembelajaran yang lebih

meaningful. Salah satu alternatif model proses pembelajaran yang banyak

dikembangkan saat ini adalah proses pembelajaran dengan prinsip “siswa

berusaha menemukan sendiri”. Proses pembelajaran seperti ini menyiratkan suatu

kondisi proses pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa ini menuntut guru

untuk dapat menciptakan suasana belajar bagi siswanya. Peran guru tidak hanya

memberikan informasi berupa penegasan-penegasan konsep Biologi, namun lebih

dari itu, guru harus bersedia meluangkan waktu untuk mempersiapkan proses

pembelajaran dengan cermat serta pada saat kegiatan belajar berlangsung guru

memberikan kesempatan pada siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas yang

dirancang untuk mencapai kompetensi tersebut.

1. Tahap pertama, sering disebut dengan kegiatan awal pembelajaran,

yaitu memberikan motivasi kepada siswa dengan cara menggali

pengetahuan awal siswa tentang topik yang sedang dibahas. Secara

konkrit, cara ini dapat berupa demontrasi yang dilakukan guru atau dengan

melibatkan siswa untuk menunjukkan fenomena alam.

2. Tahap kedua, sering disebut dengan kegiatan inti pembelajaran, yaitu

siswa diberi kesempatan untuk melakukan eksplorasi sederhana.

Eksplorasi dalam proses pembelajaran Biologi pada jenjang SMP lebih

diartikan sebagai kegiatan yang memberi peluang kepada siswa untuk

mengembangkan kemampuan mengamati, menyelediki fenomena (sesuai

rancangan guru), menyusun laporan pengamatan, serta

16

Page 17: MAKALAH-INKUIRI 2013

mengkomunikasikan hasil pengamatannya dalam rangka menjawab

pertanyaan yang muncul pada tahap pertama, sebagai konsep yang siswa

temukan.

3. Tahap ketiga, masih dalam kegiatan inti pembelajaran, yaitu penegasan

konsep yang dilakukan oleh guru. Penegasan atau penguatan guru

memegang peranan penting untuk meyakinkan siswa terhadap hasil

pengamatannya.

4. Tahap keempat, sering disebut dengan penutup proses pembelajaran,

yaitu pengembangan. Pengembangan dapat berupa aplikasi konsep yang

dikaitkan dengan alternatif pemecahan masalah kehidupan sehari-hari,

evaluasi sebagai balikan atau dapat juga pemberian tugas.

Skema pembelajaran bukanlah satu-satunya skema yang baik untuk

pembelajaran Biologi. Namun, konsep-konsep tertentu akan lebih

meaningful bagi siswa jika disajikan dengan menerapkan skema tersebut.

Selanjutnya, penerapan skema pembelajaran Biologi di atas membawa

implikasi bahwa:

1. Guru Biologi harus memiliki komitmen tinggi untuk selalu berusaha

menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa mempelajari sesuatu;

2. Guru Biologi selalu berupaya meningkatkan kreativitasnya dalam

memanfaatkan berbagai sumber belajar bagi siswanya;

3. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) lebih difungsikan sebagai

forum berbagi ide dan pengalaman (Saptono, 2002:4).

Dalam proses pembelajaran berbasis KBK, keberhasilan proses

pembelajaran dapat dilihat apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada

diri siswa seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) (Mulyasa,

2002:102). Untuk mencapai keberhasilan tersebut, dalam proses pembelajaran

berbasis KBK diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat menunjang

keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Metode pembelajaran banyak sekali,

namun demikian tidak semua metode pembelajaran dapat menunjang keberhasilan

suatu proses pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk

17

Page 18: MAKALAH-INKUIRI 2013

menunjang keberhasilan proses pembelajaran adalah metode inkuiri, karena

metode pembelajaran inkuiri merupakan salah satu metode pembelajaran yang

dapat digunakan dalam proses pembelajaran KBK, dan metode pembelajaran

inkuiri pun tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh

potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan pengembangan

keterampilan.

Pada hakikatnya, metode pembelajaran inkuiri ini merupakan suatu proses.

Proses ini bermula dari merumuskan masalah, mengembangkan hipotesis,

mengumpulkan bukti, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan sementara,

menguji kesimpulan sementara supaya sampai pada kesimpulan yang pada taraf

tertentu diyakini oleh siswa yang bersangkutan. Dalam mata pelajaran Biologi

dengan topik “Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)”, ini mempunyai standar

kompetensi, yaitu:

1. Mengenali perkembangan dan hakikat sains serta melakukan kerja ilmiah

dalam bidang ilmiah

2. Mengaplikasikan konsep keanekaragaman makhluk hidup berdasarkan

ciri-ciri kehidupan.

Untuk memperoleh kejelasan tentang materi di atas, berikut adalah bagan

proses pembelajaran Biologi dengan metode pembelajaran inkuiri berbasis KBK

yang penulis angkat dalam penulisan skripsi ini sebagai alternatif lain dalam

pelaksanaan proses pembelajaran Biologi selain metode-metode pembelajaran

yang telah ada. Dengan dilaksanakannya metode pembelajaran inkuiri dalam

proses pembelajaran Biologi ini, penulis berharap siswa dapat berperan secara

aktif dan kreatif di dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Biologi.

Proses Pembelajaran Biologi dengan Metode Inkuiri Berbasis KBK Tahap

Kegiatan Materi Kegiatan

Tahap kegiatan Materi Kegiatan

Pendahuluan Tumbuhan berbiji Artikulasi masalah

18

Page 19: MAKALAH-INKUIRI 2013

Merumuskan masalah 1.Tumbuhan berkeping

dua (monokotil)

2.Tumbuhan berkeping

satu (dikotil).

Merumuskan Masalah:

Tumbuhan berkeping

dua (monokotil)

Merumusakan

Masalah: Tumbuhan

berkeping satu (dikotil)

Perumusan hipotesis 1. Hipotesis (1)

Tumbuhan berkeping

dua (monokotil)

2. Hipotesis (2)

Tumbuhan berkeping

satu (monokotil)

Menguji Hipotesis (1)

Menguji Hipotesis (2)

Menarik

Kesimpulan

Sementara

1.Tumbuhan berkeping

dua (monokotil)

2.Tumbuhan berkeping

satu (dikotil)

Menarik Kesimpulan

(1)

Menarik Kesimpulan

(2)

Penarikan

Kesimpulan

1. Kesimpulan (1)

Tumbuhan berkeping

dua (monokotil)

2. Kesimpulan (2)

Tumbuhan berkeping

satu (dikotil)

Membuat Generalisasi

Dalam proses pembelajaran diberikan suatu pengalaman belajar yaitu

melakukan penyelidikan atau penelitian terhadap tumbuhan berkeping dua

(dikotil) dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan atau penelitian tersebut.

Dengan kegiatan melakukan penelitian ada tiga komponen yang harus dimiliki

peserta didik yaitu komponen kognitif, psikomotor (proses), dan afektif.

Komponen kognitif yang harus dikuasai setelah melalui proses

pembelajaran dengan metode inkuiri meliputi: 1) dapat menjelaskan pengertian

19

Page 20: MAKALAH-INKUIRI 2013

tumbuhan berkeping dua (dikotil). 2) dapat menyebutkan ciri-ciri tumbuhan

berkeping dua (dikotil), dan 3) dapat mengelompokkan tumbuhan berkeping dua

(dikotil).

Komponen psikomotor atau proses yang harus dijalankan peserta didik

yaitu: 1) membawa bahan yang dibutuhkan (contoh tumbuhan berkeping dua), 2)

melakukan penyelidikan pada tumbuhan berkeping dua (dikotil), dan 3) mencatat

hasil penyelidikan.

Komponen afektif yang harus dimiliki antara lain: 1) peserta didik dapat

bekerjasama melakukan penyelidikan dalam kelompok, dan 2) peserta didik dapat

mengkomunikasikan hasil penyelidikannya dengan baik.

Dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan metode inkuiri ini

lebih mengedepankan keaktifan peserta didik dan guru tidak menjadi satu-satunya

sumber belajar, namun ruang kelas, bahan praktikum, proses praktikum, hasil

praktikum dan buku penunjang menjadi sumber dalam proses belajar.

Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan stimulus dengan

memberikan pertanyaan yang menarik dan mengandung masalah untuk

dipecahkan oleh peserta didik . Dalam tahap ini Guru berperan sebagai fasilitator,

motivator, penanya sedangkan peserta didik mulai bekerja sesuai dengan perintah

Guru. Pada tahap selanjutnya peserta didik mulai merumuskan masalah yang

sudah diberikan oleh Guru. Setelah peserta didik selesai merumuskan masalah,

dilanjutkan dengan kegiatan merumuskan hipotesis. Selesai dengan kegiatan

merumuskan hipotesis, kemudian peserta didik menarik kesimpulan sementara.

Setelah peserta didik melewati lima tahap dalam proses pembelajaran di atas,

dilanjutkan dengan membuat laporan baik secara individu maupun kelompok

untuk diadakan evaluasi hasil yang telah dicapai bersama dengan guru.

20

Page 21: MAKALAH-INKUIRI 2013

Dalam pembelajaran dengan metode inkuiri, guru menerapkan proses

diskusi. Dalam pembelajaran ini peserta didik lebih aktif mengamati, meneliti,

menduga dan mengambil kesimpulan berdasarkan hasil pengamatannya.

Lingkungan sebagai tempat pengamatan merupakan media yang dapat membantu

daya abstraksi peserta didik. Materi yang relatif abstrak dikonkritkan dengan

bantuan proses pengamatan langsung di lingkungan belajar. Proses pengamatan

tersebut juga menumbuhkan minat dan motivasi siswa, karena pembelajaran

bervariasi dan tidak bersifat monoton, yang akhirnya dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

21

Page 22: MAKALAH-INKUIRI 2013

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan definisi-definisi para pakar pendidikan, dapat

disimpulkan bahwa inkuiri merupakan suatu proses yang ditempuh siswa

untuk memecahkan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan

eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan.

Jadi, dalam model inkuiri ini siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk

memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Dengan demikian,

siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet,

objektif/jujur, kreatif, dan menghormati pendapat orang lain.

Strategi pembelajaran inkuiri memiliki beberapa ciri-ciri yang bisa

dipahami, diantaranya:

Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk

mencari dan menemukan.

aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan

jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan

dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief)..

Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah

mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis,

atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses

mental.

Adapun prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri:

1) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual

2) Prinsip Interaksi

3) Prinsip Bertanya

4) Prinsip Belajar untuk Berpikir

5) Prinsip Keterbukaan

22

Page 23: MAKALAH-INKUIRI 2013

Sesuai dengan pokok bahasan yang telah diuraikan di atas, maka

langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran dengan menggunakan

model inkuiri adalah:

Orientasi

Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu

persoalan yang mengandung teka-teki.

Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang

sedang dikaji.

Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan

untuk menguji hipotesis yang diajukan.

Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap

diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan

pengumpulan data.

Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan

kesimpulan merupakan gongnya dalam proses pembelajaran.

Keunggulan Strategi Pembelajaran Inkuiri, di antaranya:

Startegi ini merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada

pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,

sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.

Startegi ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai

dengan gaya belajar mereka.

Startegi ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan

perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah

proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

23

Page 24: MAKALAH-INKUIRI 2013

Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani

kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya,

siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh

siswa yang lemah dalam belajar.

Di samping memiliki keunggulan, strategi ini juga mempunyai

kelemahan, di antaranya:

Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit

mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.Strategi ini sulit dalam

merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa

dalam belajar.

Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu

yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu

yang telah ditentukan.

Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa

menguasai materi pelajaran, maka strategi ini akan sulit

diimplementasikan oleh setiap guru.

3.2 Saran

1. Sebaiknya dalam menggunakan model pembelajaran inkuiri ini, pengajar

memperhatikan waktu yang dibutuhkan oleh siswa dalam menguasa

idasar–dasar ilmiah dari materi yang dipelajari. Hal ini dilakukan dengan

memadukan model pembelajaran ini dengan model pembelajaran

koperatif.

2. Pengaja rmembuat suasana kondusif yang memungkinkan siswa bias

nyaman untuk berfikir dan menemukan inspirasi dalam mempelajari suatu

materi.

3. Pengajar dalam menyampaikan suatu masalah dimulai dengan menyajikan

permasalahan yang ringan untuk kemudian ditambah porsinya seiring

dengan perkembangan prestasi yang ditunjukkan oleh peserta didik.

24

Page 25: MAKALAH-INKUIRI 2013

4. Bagi guru agar dapat menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran.

Biologi dan disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Dalam

penggunaan metode tersebut dapat memanfaatkan lingkungan,

laboratorium maupun penugasan di lingkungan tempat tinggal peserta

didik.

25

Page 26: MAKALAH-INKUIRI 2013

Daftar Pustaka

Dahar, R.W. (1991). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdikbud. (1993). Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama. Jakarta: Depdikbud.

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Balai Pustaka.

Hamalik, O. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru.

Joyce, B. & M. Weil. (1980). Models of Teaching. Boston-London: Allyn and

Bacon.

Lyons, J. (1995). Introduction to Theoretical Linguistics. New York: Melbourne.

Mulyono, I. (1999). ‘Struktur Pasif Pesona Bahan Ajar Keterampilan Berbicara

bagi Pembelajar Penutur Asing Level Lanjut (Advanced)’ dalam Makalah

KIPBIPA IV. Bandung: IKIP Bandung.

Nurgiyantoro, B. (1995). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE.

Parera, J.D. (1997). Linguistik Edukasional: Metodologi Pembelajaran Bahasa,

Analisis Kontrastif, Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Erlangga.

Ramlan, M. (1996). Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.

Roestiyah, N.K. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rusyana, Y. & Samsuri. (1976). Pedoman Penulisan Tata Bahasa Indonesia.

Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

26

Page 27: MAKALAH-INKUIRI 2013

Sakri, A. (1995). Bangun Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: ITB.

Sardiman, A.M. 2000. Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Sumantri, Mulyani dan Permana, Johan. 1999. Strategi Belajar-Mengajar.

Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Sund & Trowbridge. (1973). Teaching Science by Inquiry in the Secondary

School. Columbus: Charles E. Merill Publishing Company.

Suparman, H. et.al. (1990). Relevansi Buku Teks Bahasa Indonesia dengan Buku

Teks Bidang Studi Lain Kelas III SD Laboratorium Unud Singaraja. Laporan

Penelitian Universitas Udayana.

Syamsuddin, A.R. (1999). Studi Wacana: Kajian Linguistik Komprehensif.

Bandung: IKIP Bandung.

Tim Dosen. 2000. Lembaran Ilmu Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri

Semarang.

Trowbridge, L.W. & R.W. Bybee. (1990). Becoming a Secondary School Science

Teacher. Melbourne: Merill Publishing Company.

27