chairil inkuiri ipa

44
 I. PENDAHULUAN A. Lata r Be laka ng Masal ah Pendidikan merupakan suatu usaha yang bukan hanya dipandang sebagai usaha  pemberian informasi, pembentukan sikap, dan keterampilan saja, namun diperluas se hingga mencakup us aha untuk me wujudkan kein gi na n, kebutuha n se rt a kemampuan individu dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak didik. Usa ha ter sebut sec ara nya ta diwuju dkan dal am sua tu wada h pendidika n sepert i sekolah. Untuk mendukung usaha dan tujuan pendidikan tersebut, maka dibuat suatu sistem pendidikan nasional dan sebagai landasan ditetapkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 (SISDIKNAS, 2006: 1) yaitu: Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Es a, berakhla k muli a, sehat, beri lmu, cak ap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung  jawab. Pengembangan potensi peserta didik, berlangsung di sekolah dan realisasinya dapat dijumpai pada proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan suatu usaha dalam arti interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Interaksi guru dan peserta didik itulah yang menjamin  ber la ngs ung nya pr oses bel aj ar menga ja r ya ng di nami s. Dalam interaksi ini dinamisato r utama nya adalah guru. Pera nan guru sebagai dinamisat or hendakn ya senant ias a menguas ai bahan ata u mat eri pel aja ran yang akan dia jar kann ya dan senantiasa mengembang kann ya dalam arti menguas ai dan mampu mel aks anak an 1

Upload: fahri-ramadhan

Post on 15-Jul-2015

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 1/44

 

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha yang bukan hanya dipandang sebagai usaha

 pemberian informasi, pembentukan sikap, dan keterampilan saja, namun diperluas

sehingga mencakup usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan serta

kemampuan individu dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak didik.

Usaha tersebut secara nyata diwujudkan dalam suatu wadah pendidikan seperti

sekolah. Untuk mendukung usaha dan tujuan pendidikan tersebut, maka dibuat suatu

sistem pendidikan nasional dan sebagai landasan ditetapkan Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 (SISDIKNAS, 2006: 1) yaitu:

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pengembangan potensi peserta didik, berlangsung di sekolah dan realisasinya

dapat dijumpai pada proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan

suatu usaha dalam arti interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa

dalam proses pembelajaran. Interaksi guru dan peserta didik itulah yang menjamin

  berlangsungnya proses belajar mengajar yang dinamis. Dalam interaksi ini

dinamisator utamanya adalah guru. Peranan guru sebagai dinamisator hendaknya

senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya dan

senantiasa mengembangkannya dalam arti menguasai dan mampu melaksanakan

1

Page 2: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 2/44

 

2

keterampilan-keterampilan mengajar, serta menggunakan cara atau metode mengajar 

yang tepat agar siswa dapat betul-betul menerima, memahami, dan memiliki ilmu

 pengetahuan yang disampaikan kepadanya.

Dari observasi/pengamatan awal di SDN 9 Kupa, kelas V, pada mata pelajaran

IPA tentang pesawat sederhana, dijumpai suatu keadaan dimana guru menyajikan

 pelajaran dengan cara-cara konvensional seperti metode ceramah monolog dan bukan

 berdialog. Siswa dipandang sebagai objek/pendengar dan bukan pelaku dalam belajar,

sehingga belajar bagi siswa bukan pengalaman, pada akhirnya siswa relatif kesulitan

menarik suatu makna dari pelajaran, serta makna yang diperoleh cenderung

temporer/tidak bertahan lama. Suasana pembelajaran menjadi monoton, sehingga

siswa merasa bosan dan pasif selama mengikuti proses belajar mengajar. Proses

 belajar mengajar tersebut tentu akan membawa dampak yang kurang baik terhadap

hasil belajar. Untuk mengetahui dampak dari proses belajar mengajar tersebut,

 peneliti mengadakan tes/evaluasi hasil belajar terhadap siswa. Dari tes tersebut,

diperoleh data skor bahwa di antara 23 orang siswa kelas V SDN 9 Kupa, terdapat 10

orang atau 44% siswa kelas V yang memperoleh skor 70 ke atas. Sedangkan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah adalah minimal 70, dan

ketuntasan kelas yang diharapkan adalah minimal 80% siswa di kelas yang

memperoleh nilai minimal 70. Jadi Hasil belajar tersebut dapat dikualifikasikan

sangat kurang dan perlu ditingkatkan dengan cara memperbaiki proses belajar 

mengajar di kelas yakni dengan menghindari pembelajaran dengan cara penyampaian

informasi monolog kepada siswa, sehingga siswa hanya cenderung mendengarkan,

Page 3: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 3/44

 

3

menerima, dan mencatat apa yang diterangkan oleh guru, siswa hanya bersifat pasif,

selain itu situasi dan kondisi kelas yang kaku dan terikat memungkinkan proses

 belajar mengajar tidak berjalan secara efektif.

Menurut Raka Joni (Dimyanti, 1994: 25) merumuskan bahwa:

Pengertian mengajar sebagai penciptaan suatu sistem lingkungan yang

memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiridari komponen-komponen yang saling mempengaruhi yaitu, tujuan

instruksional yang ingin dicapai. Guru dan peserta didik yang

memainkan peranan senada dalam hubungan sosial tertentu, materi

yang diajarkan, bentuk kegiatan yang dilakukan serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia.

Dengan demikian kegiatan proses belajar mengajar tersebut, komponen guru

menempati posisi netral karena ia merupakan salah satu sumber belajar bagi siswa

sehingga perannya sangat menguntungkan dunia pendidikan dalam arti siswa

memperoleh perubahan secara kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Untuk mencapai hal tersebut di atas, maka diperlukan sebuah metode yang

dapat mendorong siswa untuk dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran, serta

menjadikan belajar merupakan pengalaman siswa sendiri. Dengan mengalami sendiri,

siswa dapat menemukan pemahamannya sendiri, sehingga pemahaman yang

terbentuk dapat lebih bermakna, dan sulit dilupakan. Dengan demikian, hasil belajar 

siswa dapat lebih optimal. Salah satu metode yang melibatkan siswa secara aktif 

dalam belajar dan menemukan pemahaman sendiri adalah metode inkuiri.

Inkuiri merupakan metode pembelajaran yang mengharuskan siswa mengelolah

  pesan sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Dalam

metode inkuiri, siswa dirancang untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Page 4: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 4/44

 

4

Metode pengajaran inkuiri merupakan pengajaran yang terpusat pada siswa. Dalam

 pengajaran ini siswa menjadi aktif belajar. Tujuan utama metode inkuiri adalah

mengembangkan keterampilan berpikir intelektual, berpikir kritis, dan mampu

memecahkan masalah secara ilmiah.

Dimyati, Mudjiono (1994: 26) mengemukakan:

Tekanan utama pembelajaran dengan strategi inkuiri adalah

(1) pengembangan kemampuan berfikir individual lewat penelitian,

(2) peningkatan kemampuan mempraktekkan metode dan teknik 

  penelitian, (3) latihan keterampilan intelektual khusus, yang sesuaidengan cabang ilmu tertentu dan (4) latihan menemukan sesuatu,

seperti “belajar bagaimana belajar” sesuatu.

Dengan penerapan metode inkuiri terhadap siswa maka pemahaman siswa

terhadap pelajaran akan lebih melekat pada siswa, kita sering mendengar melakukan

lebih baik dari pada mendengarkan karena dengan melakukan siswa akan terlibat

langsung sehingga siswa akan paham betul apa yang dilakukannya, selain tak kalah

  pentingnya adalah adanya motivasi dari siswa maupun guru dalam proses

 pembelajaran serta dituntut adanya guru yang profesional sehingga dapat merancang

 pembelajaran sedemikian rupa sehingga jalannya proses pembelajaran akan terjadi

interaksi yang aktif sehingga akan dapat meningkatkan daya atau kemampuan pada

diri siswa.

Selanjutnya Joyce & Weil (1990: 17) mengemukakan:

Peranan guru dalam metode inkuiri yang sangat penting adalah

(1) menciptakan suasana bebas berfikir sehingga siswa berani

mengeksplorasikan dalam penemuan dan pemecahan masalah, (2)

fasilitator dalam penelitian, (3) rekan diskusi dalam mengklasifikasi

Page 5: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 5/44

 

5

dan pencarian alternatif pemecahan masalah, serta (4) pembimbing

 penelitian, pendorong keberanian berfikir alternaif dalam pemecahan

masalah.

Keberanian berfikir alternatif dan melakukan pemecahan masalah, merupakan

modal yang dapat menjadi pegangan siswa selain dalam memahami materi itu sendiri,

 juga mampu memberikan keterampilan kepada siswa untuk menyelesaikan persoalan-

 persoalan hidupnya.

Dalam kaitannya dengan pemahaman materi yang baik dari siswa, sangat

dibutuhkan untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Salah satu materi

 pembelajaran yang membutuhkan kemampuan pemahaman tersendiri adalah materi

 pembelajaran IPA. IPA atau Sains terkait erat dengan kejadian-kejadian yang terjadi

di alam semesta. Contoh dari materi-materi yang tercakup dalam Sains atau IPA

adalah curah hujan, gerhana matahari dan bulan, areal pertanian yang subur,

kekeringan, pasang naik dan pasang surutnya air laut, tanah longsor, besi yang

 berkarat, pesawat yang bisa terbang melayang di angkasa, batu yang tenggelam di air,

dan sebagainya. Fenomena alam sekitar ini, tidak hanya sekedar mampu dilihat dan

dialami siswa, tetapi siswa juga harus berfikir untuk mengetahui dan memahami

 bagaimana hal tersebut bisa terjadi.

Upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam mengatasi penggunaan

metode yang kurang mengaktifkan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar 

serta meminimalisir kendala seperti yang terjadi di atas adalah dengan menggunakan

metode pengajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif, salah satunya adalah

Page 6: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 6/44

 

6

  penggunaan ‘metode inkuiri’. Dengan alasan yang mendasari adalah dengan

 penerapan metode inkuiri pemahaman siswa terhadap pelajaran akan lebih melekat,

dimana siswa diajak berfikir aktif, melakukan, dan menemukan pemahaman sendiri

tentang apa yang dipelajarinya.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu:

Apakah penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang

 pesawat sederhana di kelas V SDN 9 Kupa Kabupaten Barru?

C. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas, memberikan tujuan penelitian, yakni: Untuk 

mengetahui penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang

 pesawat sederhana di kelas V SDN 9 Kupa Kabupaten Barru.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi atau masukan

kepada pengajar (guru) dalam memberikan pelajaran-pelajaran yang dinilai sulit

dipahami oleh siswa dalam menerima pelajaran. Metode inkuiri melatih siswa

untuk menemukan sendiri pemahamannya.

Page 7: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 7/44

 

7

2. Manfaat praktis

a. Manfaat bagi pembaca, khusus mahasiswa PGSD S1 yang menulis skripsi:

PTK ini dapat menjadi contoh sekaligus literature acuan untuk menulis skripsi.

 b. Manfaat bagi pembaca, masyarakat pada umumnya: PTK ini dapat menjadi

 bahan bacaan untuk menambah wawasan pengetahuan tentang penelitian.

c. Perpustakaan PGSD UPP Parepare: PTK ini dapat menjadi literature yang

melengkapi bahan bacaan di perpustakaan PGSD UPP Parepare.

Page 8: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 8/44

 

8

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Metode Inkuiri

a. Arti metode inkuiri

Inkuiri bukan hanya metode atau pendekatan pembelajaran. Inkuiri juga sebuah

filosofi belajar, dimana siswa dilatih untuk selalu bertanya. Bermula dari pertanyaan

siswa menentukan strategi atau cara menjawab, akhirnya ditemukan jawaban dari

  pertanyaannya sendiri. Pendekatan inkuiri memang tidak dapat dipisahkan dari

 pendekatan   pemecahan masalah. Pendekatan pemecahan masalah menekankan

kepada mencari solusi atas masalah yang dipelajari. Dimana untuk mencapai solusi

tersebut, dibutuhkan langkah-langkah yang efektif dan efesien. Efektif berarti tepat

guna, dan efesien berarti tepat waktu. Pada akhirnya, pendekatan pemecahan masalah

melatih siswa menemukan dan membentuk pemahaman sendiri.

Pengertian inkuiri menurut Piaget (Trowbridge, 1990: 20) sebagai berikut:

Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukaneksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin

melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari

 jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu

dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukandengan yang ditemukan orang lain.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri melatih siswa

untuk mencoba melakukan praktek/eksperimen sendiri, yang akan melahirkan

hipotesis/dugaan, kemudian menggalinya sampai kepada menemukan sendiri

 pemahamannya.

 

8

Page 9: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 9/44

 

9

Kuslan Stone (Dahar, 1991: 76) mendefinisikan metode inkuiri sebagai

 pengajaran dimana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala

ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan.

Hamalik (1991: 57) menjelaskan bahwa pengajaran berdasarkan inkuiri adalah

suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok-kelompok siswa

dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-

 pertannyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara

 jelas.

Wilson (Trowbridge, 1990: 77) menyatakan bahwa metode inkuiri adalah

sebuah metode proses pengajaran yang berdasarkan atas teori belajar dan perilaku.

Bruce & Bruce (1992: 31) bahwa inkuiri merupakan suatu cara mengajar siswa-siswa

  bagaimana belajar dengan menggunakan keterampilan, proses, sikap, dan

  pengetahuan berfikir rasional. Senada dengan pendapat Bruce & Bruce, Cleaf 

(1991: 27) menyatakan bahwa inkuiri adalah salah satu strategi yang digunakan

dalam kelas yang berorientasi proses.

Inkuiri merupakan sebuah strategi pengajaran yang berpusat pada siswa, yang

mendorong siswa untuk menyelidiki masalah dan menemukan informasi. Trowbridge

(1990: 78) menjelaskan metode inkuiri sebagai proses mendefinisikan dan

menyelidiki masalah-masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen,

menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut. Lebih

lanjut. Trowbridge mengatakan bahwa esensi dan pengajaran inkuiri adalah menata

Page 10: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 10/44

 

10

lingkungan/suasana belajar yang berfokus pada siswa dengan memberikan bimbingan

secukupnya dalam menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmiah.

Senada dengan pendapat Trowbridge, Roestiyah (1998: 19) mengatakan

 bahwa:

Inkuiri adalah suatu perluasan proses doscovery yang digunakan dalam

cara yang lebih cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan pada prosesdiscovery, inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi

tingkatannya, misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen,

mengumpul dan menganalisis data, menarik kesimpulan, menumbuhkan

sikap obyektif, jujur,hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya.

Berdasarkan defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan suatu

 proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah, merencanakan eksperimen,

melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menarik 

kesimpulan. Jadi, dalam metode inkuiri ini siswa terlibat secara mentalmaupun fisik 

untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Dengan demikian,

siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet,

obyektif/jujur, kreatif, dan menghormati pendapat orang lain.

b. Tujuan metode inkuiri

Tujuan metode inkuiri, lebih menekankan pada penemuan dan pemecahan

masalah secara berkelanjutan. Pendekatan pembelajaran inkuiri ini menuntut guru

harus betul-betul berpikir dan berperilaku dan memfasilitasi karena siswa dituntut

untuk dapat membuat identifikasi apa yang akan dipelajari. Guru membantu siswa

Page 11: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 11/44

 

11

dalam membuat pertanyaan, menentukan strategi, mengumpulkan informasi dan

mengelolah informasi.

c. Keunggulan dan kelemahan metode inkuiri

Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode

inkuiri, seorang guru haruslah juga mengetahui kelemahan dan keunggulan

  penggunaan metode tersebut. Penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran,

memiliki keunggulan sebagai berikut:

1) Menimbulkan kreativitas dalam ide,

 pendapat, gagasan, prakarsa ataupun terobosan-terobosan baru dalam pemecahan

masalah.

2) Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis dan partisipasi demokratis.

3) Melatih kestabilan emosi dengan menghargai dan menerima pendapat orang lain

dan tidak memaksakan pendapat sendiri sehingga tercipta kondisi memberi dan

menerima (take and give).

4) Dalam menerapkan metode inkuiri siswa mampu melakkukan mengadakan

observasi, mengumpulkan dan mengorganisasikan data, mengidentifikasi dan

mengontrol variabel, membuat dan mengetes hipotesis, merumuskan penjelasan,

dan membuat kesimpulan; serta strategi penyelidikan secara kreatif.

5) Menumbuhkan semangat kreativitas pada siswa, memberikan kebebasan atau

otonomi pada siswa dalam hal menyusun pertanyaan dan mengemukakan

Page 12: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 12/44

 

12

 pendapat secara verbal, memungkinkan kerja sama secara dua arah (guru-siswa

dan siswa-siswa), dan menekankan hakikat kesementaraan dari pengetahuan.

Jadi metode inkuiri mendorong siswa berpikir secara ilmiah, kreatif, intuitif dan

 bekerja atas dasar inisiatif sendiri, menumbuhkan sikap objektif, jujur dan terbuka.

Akan tetapi, metode inkuiri juga memiliki kelemahan antara lain:

1) Memerlukan waktu yang cukup lama, karena diharapkan seluruh peserta didik 

terlibat aktif menemukan sendiri pemahamannya, kemudian pemahaman tersebut

harus dikomunikasikan dan dievaluasi kebenarannya;

2) Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah, sehingga pada materi

  pelajaran yang tidak berbasis masalah, menyulitkan guru menimbulkan

 permasalahan yang dapat dikritisi dan ditanggapi siswa;

3) Memerlukan perencanaan yang teratur dan matang; dan

4) Tidak efektif jika terdapat beberapa siswa yang pasif.

d. Langkah-langkah penerapan metode inkuiri

Menurut Jamil (2000: 5) secara umum proses pembelajaran dengan

menggunakan strategi dapat mengikuti langkah-langkah yaitu: “1) Orientasi;

2) Merumuskan masalah; 3) Merumuskan hipotesis; 4) Mengumpulkan data;

5) Menguji hipotesis; dan 6) Merumuskan kesimpulan.”

Langkah-langkah tersebut dapat dijelaskan, sebagai berikut:

1) Orientasi

Page 13: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 13/44

 

13

Langkah orintasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran

yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap

melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk 

 berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat

 penting. Keberhasilan strategi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk 

  beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa

kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan

dengan lancar.

2) Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan

yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang

menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki

dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada

  jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses

mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiru. Oleh sebab

itu, melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat

 berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui berpikir.

3) Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.

Sebagai jwaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai

hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir 

yang kokoh sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis.

Page 14: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 14/44

 

14

Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipemngaruhi oleh kedalaman

wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap

individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis

yangrasional dan logis.

4) Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk 

menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri,

mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam

 pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan

motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan

kemampuan menggunakan hipotesis berpikirnya. Karena itu, tugas dan peran guru

dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat

dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakala siswa tidak 

apresiatif terhadap pokok permasalahan.

5) Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima

sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa

atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti

mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang

diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh

data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Page 15: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 15/44

 

15

6) Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh

 berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan  gong -

nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, karena banyaknya data yang

diperoleh menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus pada masalah

yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat

sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

e. Penilaian metode inkuiri

Kualitas pelaksanaan metode inkuiri banyak dipengaruhi oleh perancangan

  pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan. Rancangan pelaksanaan kegiatan tersebut

diharapkan dapat meningkatkan keberanian mengungkapkan pikiran, perasaan,

keinginan, dan sikap anak sesuai dengan tujuan dan tema yang ditetapkan secara

lisan. Sesuai dengan tujuan dan tema yang dipilih maka evaluasi kegiatan metode

inkuiri dapat dirancang dengan teknik evaluasi melalui observasi. Dimana yang

diobservasi adalah kemampuan anak dalam mengungkapkan dengan menggunakan

keterampilan, proses, sikap, dan pengetahuan berfikir rasional.

2. Hasil Belajar

Page 16: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 16/44

 

16

Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat tindakan belajar dan tindakan mengajar 

yang dilakukan untuk mencapai tujuan belajar. Tujuan belajar yang dimaksud adalah

hasil belajar. Hasil belajar merupakan produk atau hasil dari kegiatan belajar. Gagne

(Anitah, 2007: 13) mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu proses di mana suatu

organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.

Dari pengertian belajar tersebut, terdapat tiga atribut pokok (ciri utama) belajar,

yakni: a) proses, b) perubahan perilaku, dan c) pengalaman.

a. Proses, dimana belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir 

dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif.

Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa, tetapi dapat

mengamati manifestasinya, yaitu kegiatan siswa selama belajar sebagai akibat

adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.

 b. Perubahan perilaku, yang merupakan hasil dari proses belajar. Seseorang yang

  belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik berupa pengetahuan,

keterampilan, atau penguasaan nilai-nilai (sikap). Sri Anitah (2007: 1.6)

mengemukakan bahwa “Perubahan perilaku sebagai hasil belajar adalah

  perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan),

tempat proses mental dan emosional yang terjadi”.

c. Pengalaman, dimana belajar adalah mengalami, dalam arti bahwa belajar terjadi di

dalam interaksi antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun

lingkungan sosial. Lingkungan fisik berupa buku, alat peraga, alam sekitar,

Page 17: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 17/44

 

17

sedangkan lingkungan sosial berupa guru, siswa, pustakawan, kepala sekolah,

masyarakat.

Ada beberapa definisi tentang pengertian hasil belajar yang dikemukakan oleh

 para ahli pendidikan (Abdullah, 2000: 35) bahwa “Hasil belajar adalah kecakapan

yang dapat diukur langsung dengan suatu alat berupa tes”.

Selanjutnya Sumartono (2000: 81) mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah

suatu nilai yang menunjukkan hasil yang tertinggi dalam belajar yang dicapai

menurut kemampuan anak dalam mengerjakan sesuatu pada saat tertentu”.

Dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah nilai

yang diperoleh siswa dari kegiatan belajarnya dalam suatu pelajaran yang dapat

diukur melalui tes.

Dalam hal meningkatkan hasil belajar bagi anak SD, ada banyak cara yang

selama ini ditempuh oleh pendidik antara lain:

a. Menanamkan motivasi belajar 

Untuk meningkatkan hasil belajar anak SD motivasi memiliki peran tersendiri.

Motivasi balajar menawarkan semangat dan penguatan belajar anak.Artinya

kadangkala anak tidak punya motivasi untuk belajar,sehingga seindah apapun media

sebagai alat Bantu atau buku sekalipun tidak akan nmenarik perhatian anak bila tidak 

ada motivasi.Oleh karena itu,melalui motivasi belajar muncul segudang

keingintahuan sehingga pengetahuan mudah diperoleh.

Dimyanti dan Mudjiono (1994: 85) mengatakan bahwa :

Page 18: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 18/44

 

18

Motivasi belajar penting bagi anak yaitu (1) Menyadarkan kedudukan

  pada awal belajar, proses dan hasil belajar, (2) Menginformasikan

tentang kekuatan usaha belajar, (3) Mengarahkan kegtiatan belajarm(4) Membesarkan semangat belajar, (5) Menyadarkan tentang adanya

 perjalanan besar.

Dengan motivasi belajar akan menentukan tujuan belajar,karena tujuan belajar 

  jelas, maka kejelasan tujuan itu dapat meningkatkan hasil belajar. Bukan itu saja,

motivasi juga pada prinsipnya menentukan peluang besar dalam menentukan

ketekunan belajar. Ketika seorang tidak memiliki ketekunan dalam belajar, maka

yidak akan tahan lama belajar, yang kemudian implikasinya adalah hasil yang kurang

maksimal,lagi pula dia akan mudah dan cepat tergoda untuk melakukan hal-hal yang

lain dan bukan belajar. Dengan demikian, kita bias memahami betapa besarnya

 peranan dan pengaruh motivasi itu terhadap proses belajar dan keberhasilan belajar 

siswa. Tidak jarang terjadi bahwa seorang anak yang cerdas memiliki kemampuan

 belajar yang tinggi, tetapi tidak berhasil menyelesaikan pelajaran di suatu sekolah

hanya karena dia tidak mau belajar di situ, dia tidak siap untuk bersekolah di situ, dia

tidak bermotivasi (Sardiman, 2001).

 b. Menciptakan kondisi belajar yang baik dan bermakna

Kunci menuju kebermaknaan belajar menyangkut hubungan yang erat antara

 bahan baru dengan ide atau pengetahuan yang telah ada dalam pengetahuan siswa.

Dengan kata lain apa yang telah diketahui anak dengan bahan yang diajarkan.

Djamarah (2000) menyatakan belajar yang mengandung makna bergantung

kepada dua hal yaitu: anak didik danm materi itu sendiri,bila anak didik memilihnya

dengan cara yang benar dan bila materi itu secara potensial mengandung makna,maka

Page 19: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 19/44

 

19

 peristiwa belajar yang bermakna itu akan terjadi. Oleh karena itu,suatu proses belajar 

yang bermakna menuntut kondisi kesiapan belajar untuk memahami dan mengaitkan

 pada bahan yang diajarkan, bukan yang menghafal secara verbal.

Kondisi belajar yang baik dan bermakna sebenarnya tidaklah begitu sulit,

apabila anak telah memiliki motivasi dan semangat belajar yang baik. Apalagi kalau

didukung oleh pendekatan mengajar yang dilakukan oleh guru sesuai dengan

substansi atau cocok dengan tujuan yang dicapai dalam proses belajar mengajar 

tersebut. Artinya proses belajar nampak baik dan bermakna jika pendekatan

 pengajaran juga dengan pendekatan kebermaknaan.Sehingga akan semakin tercipta

semangat belajar dan keinginan untuk mencari dan mencari jawaban sendiri dari

sekian banyak pertanyaan yang muncul dalam ide-ide siswa sendiri. Apabila kondisi

 belajar yang diharapkan ini, terwujud maka kompetensi belajar anak dalam hal ini

anak sekolah dasar akan semakin meningkat dan bermutu sehingga dengan sendirinya

hasil belajar ikut meningkat, karena rasa betah dan motivasi belajar siswa meningkat

 pula yang tentunya sangat erat pengaruhnya terhadap kemampuan dan kekuatan

 belajar siswa.

3. Pembelajaran IPA tentang Pesawat Sederhana

a. Pembelajaran IPA

Arief s. Sadiman (Sutikno, 2005: 27) mengemukakan bahwa “pembelajaran

adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar 

terjadi proses belajar dalam diri peserta didik”..

Page 20: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 20/44

 

20

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya

  pengertian pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana yang dilakukan oleh

 pendidik dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar 

dalam diri peserta didik.

Sedangkan pengertian IPA menurut Carin dan Sund (Yustisia, 2008: 283)

adalah:

Sistem pengetahuan tentang alam semesta yang diperoleh melalui

 pengumpulan data dengan observasi dan eksperimen terkontrol yang didalamnya memuat proses, produk dan sikap siswa dengan

menggunakan media untuk menunjang proses belajar mengajar 

tersebut.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam di SD

adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan,

sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran

Tuhan Yang Maha Esa. Pembelajaran IPA secara umum membantu agar siswa

memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Sedangkan tujuan pembelajaran IPA di SD adalah memahami konsep-konsep

  pendidikan IPA serta mampu menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan

masalah yang dihadapi dengan menyadari kebesaran pencipta-Nya. Dalam

 pembelajaran pendidikan IPA, tujuan yang diharapkan sebagaimana dikemukakan

oleh Depdiknas (2004: 15) adalah mengembangkan psikomotorik dan

mengembangkan kreativitas.

Page 21: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 21/44

 

21

Pada tingkat SD, bidang studi pendidikan IPA memiliki fungsi sebagai

  pemahaman mengenai konsep-konsep pendidikan IPA, sehingga siswa mampu

menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.

Adapun fungsi mata pelajaran IPA, menurut Sudjana (1998: 31) fungsi

 pembelajaran IPA adalah untuk:

1) Mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berhubungan

dengan keterampilan proses; 2) Memupuk rasa cinta terhadap alam

sekitar, sehingga menimbulkan rasa cinta dan kagum terhadap pencipta-

  Nya; 3) mengembangkan sikap dan nilai; dan 4) mengembangkankonsep-konsep ilmu pengetahuan sederhana yang berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan fungsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di

tingkat SD sangat menekankan pada proses pemahaman IPA, dan hubungannya

dengan kehidupan sehari-hari dapat membangkitkan rasa cinta terhadap alam sekitar.

Siswa SD dalam belajar IPA diharapkan memiliki pengertian, kemampuan berpikir,

dan sikap yang tepat yang diperlukan untuk menghadapi kecepatan perubahan yang

terus menerus di masyarakat sebagai akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni.

b. Pesawat sederhana

Di sekitar kita banyak sekali peralatan yang digunakan untuk mempermudah

melakukan pekerjaan. Alat yang digunakan oleh manusia untuk memudahkan

melakukan pekerjaan atau kegiatan disebut pesawat. Ada dua jenis pesawat, yaitu :

Page 22: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 22/44

 

22

 pesawat sederhana dan pesawat rumit. Pesawat sederhana adalah alat bantu kerja

yang bentuknya sangat sederhana contohnya adalah tuas, bidang miring, dan katrol.

Pesawat rumit adalah pesawat yang terdiri dari susunan beberapa pesawat rumit

contonya pesawat terbang, pesawat telepon, pesawat televisi, mobil, motor, sepeda.

Jenis-jenis pesawat sederhana yakni: a) pengungkit atau tuas; b) bidang miring;

c) katrol; dan d) roda.atau poros.

Pengungkit atau tuas adalah pesawat sederhana yang digunakan untuk 

mengungkit benda yang berat. Kalau kita akan mengangkat benda dengan

menggunakan tuas, maka kita harus meletakkan benda di salah satu ujung pengungkit

(tuas) kemudian memasang batu atau benda apa saja sebagai penumpu dekat dengan

 benda. Bidang miring merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang digunakan

untuk memindahkan benda dengan lintasan yang miring. Katrol adalah roda pejal

atau cakram yang berputar pada porosnya, dilewati tali atau rantai untuk mengankat

 beban. Roda berporos merupakan roda yang di dihubungkan dengan sebuah poros

yang dapat berputar bersama-sama. berikutnya orang membuat roda berporos yang

lebih praktis. Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang

 banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda

kendaraan bermotor, gerinda, roda mobil, engsel pintu dan gerobak.

B. Kerangka Pikir

Pada pra penelitian, kenyataan di lapangan utamanya di SDN 9 Kupa bahwa

hasil belajar IPA di sekolah ini masih tergolong rendah. Hal ini terbukti dari hasil

Page 23: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 23/44

 

23

 perolehan nilai tes awal yang menunjukkan 43% siswa kelas V yang memenuhi KKM

sekolah (tuntas dengan nilai 70 ke atas).

Kondisi tersebut akan diperbaiki melalui penerapan metode inkuiri dalam

 pembelajaran IPA tentang pesawat sederhana. Dengan alasan yang mendasari bahwa

metode inkuiri menekankan kepada siswa dapat menemukan sendiri pemahaman

konsep IPA tentang pesawat sederhana, sehingga belajar menjadi pengalaman sendiri

 bagi siswa. Dengan demikian diharapkan siswa memperoleh pemahaman yang lebih

optimal, lebih bermakna, dan tidak mudah untuk dilupakan, atau dengan kata lain

hasil belajar IPA siswa dapat meningkat. Penerapan metode inkuiri dalam

 pembelajaran IPA tentang pesawat sederhana, dapat digambarkan dalam bentuk 

alur/skema kerangka pikir penelitian, sebagai berikut:

Keadaan awal:

hasil belajar IPA rendah

Tindakan:

Penerapan Metode Inkuiri

Keadaan Akhir:

Hasil Belajar IPA tentang pesawat

sederhana, dapat meningkat

Langkah-langkah metode inkuiri:

1. Orientasi

2. Merumuskan masalah

3. Mengumpulkan data

4. Menguji hipotesis

5. Merumuskan kesimpulan

EVALUASI

Page 24: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 24/44

 

24

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Metode Inkuiri

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian dari landasan teori dan kerangka berpikir maka dirumuskan

hipotesis pelaksanaan tindakan yang akan diajukan adalah: “Jika metode inkuiri

diterapkan dalam pembelajaran iIPA, maka hasil belajar siswa tentang pesawat

sederhana di kelas V SDN 9 Kupa Kabupaten Barru, dapat meningkat.”

Page 25: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 25/44

 

25

III.METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk 

mendeskripsikan kualifikasi aktivitas guru maupun siswa selama proses pembelajaran

 berlangsung, serta kualifikasi hasil belajar siswa.

Jenis penelitian adalah Classroom Action Research (PTK) dengan siklus

 penelitian dilaksanakan sebanyak 3 siklus, tiap siklus mengikuti alur kerja meliputi 4

tahap, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada SDN 9 Kupa Kabupaten Barru, pada bulan Juli 2011,

dengan jangka waktu penelitian 3 (tiga) bulan. Dengan alasan pemilihan lokasi ini

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SDN 9 Kupa Kabupaten Barru,

dengan jumlah siswa 23 orang, terdiri atas 18 laki-laki dan 5 orang perempuan.

C. Fokus Penelitian

Pada pelaksanaannya, penelitian memfokuskan pada aspek yaitu:

1. Fokus pada aspek proses belajar mengajar, yaitu aktivitas pembelajaran di kelas.

Dimana calon peneliti mengamati dan menilai aktivitas siswa selama mengikuti

 

25

Page 26: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 26/44

 

26

  proses belajar mengajar, serta cara guru menyajikan langkah-langkah metode

inkuiri dalam pembelajaran.

2. Fokus pada aspek hasil belajar IPA tentang pesawat sederhana, yaitu dengan

melakukan penilaian terhadap tes hasil belajar pada setiap siklus penelitian.

D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Secara garis besar prosedur/pengembangan tindakan dapat dilakukan melalui

tahap kegiatan yakni tahap orientasi (keadaan awal), tahap perencanaan tindakan,

  pelaksanaan tindakan, observasi (evaluasi), dan refleksi (Hopkins dalam

Pada, Amir: 2006).

Sumber : diadaptasi dari John Elliot (Pada, Amir, 2006)

Keadaan

Awal

SIKLUS I

Pelaksanaa

n

tindakan

Perencanaa

n

tindakan

Observasi

Refleksi

SIKLUS

II

 

Pelaksanaa

n

tindakan

Perencanaa

n

tindakan

ObservasiRefleksi

SIKLUS

III

Pelaksanaa

n

tindakan

Perencanaa

n

tindakan

Observasi

Refleksi

Page 27: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 27/44

 

27

Keadaan awal

Untuk mengetahui keadaan awal siswa kelas V SDN 9 Kupa Kabupaten Barru, calon

 peneliti melakukan kegiatan prapenelitian dengan rincian kegiatan sebagai berikut:

1. Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah yakni kepala sekolah dan guru

kelas V untuk mendapatkan izin serta menyesuaikan skedul/jadwal penelitian agar 

tidak menghalangi program sekolah.

2. Mengadakan pengamatan terhadap keadaan pembelajaran IPA tentang pesawat

sederhana, baik terhadap perilaku siswa maupun cara dan metode yang digunakan

guru dalam mengajar.

3. Mengadakan tes awal, untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa setelah

mengikuti pembelajaran IPA.

Siklus I

1. Perencanaan tindakan

Kegiatan yang dilakukan, antara lain:

a. Menelaah kurikulum dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

IPA tentang pesawat sederhana yakni pengungkit atau tuas.

 b. Membuat lembar observasi guru.

c. Membuat lembar observasi siswa

d. Membuat soal-soal tes siklus I, dengan isi tes mengacu kepada indikator RPP

tentang pesawat sederhana yakni pengungkit atau tuas.

Page 28: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 28/44

 

28

2. Pelaksanaan Tindakan

Calon peneliti melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar sesuai

dengan rencana pembelajaran yang sudah disiapkan, antara lain:

a. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang

telah disusun.

b. Menerapkan metode inkuiri, dengan langkah pembelajaran: 1) Orientasi;

2) Merumuskan masalah; 3) Merumuskan hipotesis; 4) Mengumpulkan data;

5) Menguji hipotesis; dan 6) Merumuskan kesimpulan.

c. Memberikan tes hasil belajar siklus I kepada siswa.

3. Observasi

Kegiatan observasi/pengamatan, dilakukan oleh seorang observer/pengamat, yang

 bertugas mengamati aktivitas pembelajaran yang berlangsung, dan mengisi lembar 

observasi berdasarkan hasil pengamatannya. Kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Mengamati aktivitas siswa sesuai dengan unit pengamatan lembar observasi

siswa.

b. Mengamati aktivitas guru sesuai dengan unit pengamatan lembar observasi

siswa.

c. Mengawasi pelaksanaan tes yang diberikan di akhir siklus.

4. Refleksi

Pada akhir siklus diadakan refleksi terhadap hal-hal yang diperoleh baik dari hasil

observasi maupun catatan guru. Guru dan pengamat berdiskusi untuk melihat

keberhasilan dan kegagalan yang terjadi setelah proses belajar mengajar dalam

Page 29: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 29/44

 

29

selang waktu tertentu. Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus yang telah

dilaksanakan, dibuatkan rencana perbaikan demi penyempurnaan tindakan pada

siklus selanjutnya.

Siklus II

Prosedur pelaksanaan sama dengan siklus I, yakni sesuai dengan prosedur penelitian:

  perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tetapi pada

 pelaksanaannya memperhatikan refleksi siklus I. RPP dan tes siklus II yang dibuat

adalah materi pesawat sederhana yakni bidang miring.

Siklus III

Prosedur pelaksanaan sama dengan siklus II, yakni sesuai dengan prosedur penelitian:

  perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tetapi pada

 pelaksanaannya memperhatikan refleksi siklus II. RPP dan tes siklus III yang dibuat

adalah materi pesawat sederhana yakni katrol dan roda.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Teknik yang digunakan calon peneliti untuk mengumpulkan data adalah:

1. Observasi

Hasil pengamatan dikumpulkan melalui lembar observasi, baik pengamatan

terhadap guru, maupun terhadap siswa. Instrumen yang digunakan untuk 

 pengumpulan data observasi adalah lembar observasi guru dan siswa.

Page 30: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 30/44

 

30

2. Tes

Tes/evaluasi dilakukan oleh calon peneliti di akhir pelaksanaan pembelajaran

siklus I, siklus II, dan siklus III. Tes dilakukan untuk mengukur dan

mengkualifikasikan pencapaian/hasil belajar siswa. Instrumen yang digunakan

adalah lembar soal dan hasil pekerjaan siswa.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan kegiatan pendokumentasian data-data yang mendukung

 pelaksanaan dan perbaikan pelaksanaan penelitian, seperti catatan hasil refleksi,

dan hasil analisis keberhasilan/kegagalan penelitian. Instrumen yang digunakan

untuk pengumpulan data adalah calon peneliti sebagai instrumen utama.

F. Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan

1. Teknik analisis data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dianalisis secara

kualitatif. Prosedur analisis kualitatif yang digunakan adalah analisis data

interktif, model Miles dan Huberman (1992), yaitu:

a. Reduksi data (data reduction), dalam

tahap ini peneliti melakukan pemilihan, dan pemusatan perhatian untuk 

 penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang diperoleh. Data

yang direduksi adalah data yang sesuai dengan fokus penelitian, sebagai

 berikut:

− Proses, yakni hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa.

Page 31: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 31/44

 

31

− Hasil, yakni data pengelompokan nilai hasil belajar siswa sesuai dengan

ketuntasan (KKM).

b. Penyajian data (data display), peneliti

mengembangkan sebuah deskripsi informasi tersusun untuk menarik 

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang diperoleh dalam reduksi

data, diolah dan diarahkan dalam bentuk prosentase (%) taraf keberhasilan

untuk memudahkan pengkualifikasian berdasarkan tabel keberhasilan.

Prosentase (%) taraf keberhasilan diperoleh dari formula: jumlah/nilai yang

muncul dibagi jumlah/nilai total dikalikan 100%.

c. Penarikan kesimpulan (data

conclusion drawing and verification), taraf keberhasilan yang diperoleh dalam

 penyajian data di atas, dikualifikasikan berdasarkan tabel tingkat keberhasilan

 penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Tingkat Keberhasilan

Taraf Keberhasilan Kualifikasi

85%-100% Sangat Baik (SB)

70%-84% Baik (B)

55%-69% Cukup (C)

46%-54% Kurang (K)

0%-45% Sangat Kurang (SK)

Sumber : Arikunto (2007)

2. Indikator Keberhasilan

Sesuai dengan teknik analisis data di atas, maka harus ditentukan indikator 

untuk mengukur keberhasilan penelitian, yakni indikator keberhasilan proses, dan

indicator keberhasilan hasil, sebagai berikut:

Page 32: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 32/44

 

32

a. Indikator proses : Penelitian dikatakan berhasil bila proses pembelajaran

telah dilaksanakan sesuai dengan langkah metode inkuiri

oleh guru dan siswa dengan baik.

b. Indikator hasil : Indikator hasil dapat dilihat pada ketuntasan kelas, dimana

nilai hasil belajar siswa ditentukan nilai minimal 70, dan

 penelitian dianggap berhasil apabila minimal 80% siswa di

kelas yang memperoleh nilai minimal 70. Nilai kualifikasi

 berdasarkan tabel di atas adalah ‘baik (B)’.

Page 33: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 33/44

 

33

IV.JADWALPENELITIAN

Calon peneliti merencanakan penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan.atau

12 (dua belas) minggu, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

NO. Jenis Kegiatan

Bulan Ke

I II III

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan proposal

2 Persiapan semninar 

3Seminar draft

 proposal

4 Pelaporan

5Pendampingan

 pembimbing

6 Penelitian

7 Laporan penelitian

8 Persiapan presentasi

9 Presentasi

10 Perbaikan

11 Persiapan akhir  

12 Seminar akhir  

33

Page 34: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 34/44

 

34

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2000.   Pokok-pokok Layanan Bimbingan Belajar . Makassar: IKIP

Makassar.

Anitah, Sri. 2007. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi.2007, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Bruce, W.C. & J.K. Bruce. 1992. Teaching with Inquiry. Maryland: Alpha Publishing

Company, Inc.

Dahar, Ratna Wilis. 1991.   Kesiapan Guru Mengajarkan Sains di Sekolah Dasar, Ditinjau dari Segi Pengembangan Keterampilan Proses Sains. Disertasi, FPS-

IKIP Bandung.

Depdiknas. 2004. Buku I Materi Pelatihan Terintegrasi Sains. Dit. PLP. Dikdasmen.

Depdiknas.

Dimyati, Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.

Djamarah, Saiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar . Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, O. 1991. Strategi Belajar Mengajar . Bandung: CV Sinar Baru.

Jamil. 2000.   Penggunaan Metode Inkuiri dalam Pembelajaran. http://pustaka.ut.

co.id. (Online) diakses tanggal 1 Agustus 2011.

Joyce, B. & M. Weil. 1990. Metodes of Teaching . Boston-London: Allyn and Bacon.

Kholil, Munawar. 2009.   Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Pembukuan,

Departemen Pendidikan Nasional.

Miles, M.B dan Huberman. Tanpa tahun.  Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh

Tjetjep Rohidu Rihidi (1992). Jakarta: UI Press.

Muslimin. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Prodi PGSD FIP UNM.

Roestiyah, N.K. 1998. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sardiman, A. M. 2001.   Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

PT. Rajagrasindo Persada.

 

34

Page 35: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 35/44

 

35

Sidharta, Arief. 2009. Benda, Sifat, dan Kegunaannya. Jakarta: Pusat Pengembangan

dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan alam

(PPPPTK IPA)

SISDIKNAS, 2006. Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003.

Bandung: Fokusmedia.

Sudjana, Nana. 1998. Hakekat Pembelajaran MIPA. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sulistyowati. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Pembukuan, DepartemenPendidikan Nasional.

Sumartono.2000. Interaksi Belajar Mengajar . Surabaya: Usaha Nasional.

Sutikno, Sobry. 2005. Pembelajaran Efektif . Mataram: NTP Press.

Trowbridge, L.W. & R.W. Bybee. 1990.   Becoming a Secondary School Science

Teacher . Melbourne: Merill Publishing Company.

Yustisia. 2008.  Panduan Penyusunan KTSP Lengkap Kurikulum Tingkat Satuan

 Pendidik SD, SMP, SMA. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

Page 36: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 36/44

 

36

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Observasi Awal

Keterangan: - Sumber daftar nilai guru

- Skor dan nilai rata-rata tidak dikualifikasikan- Kualifikasi hasil belajar siswa diperoleh dari persentase siswa

kelas V yang memenuhi KKM (tuntas)

No NISN

Bobot soal nomor:

Skor siswa1 2 3 4 5

20 20 20 20 20

1 0001 890 632 20 20 10 0 0 50

2 0001 890 633 20 20 10 10 0 60

3 0001 890 634 20 20 20 10 0 704 0001 890 635 20 20 20 0 0 60

5 0001 890 636 20 20 20 10 0 70

6 0001 890 637 20 20 10 0 0 50

7 0001 890 638 20 20 20 20 0 80

8 0001 890 639 20 20 20 10 0 70

9 0001 890 640 20 20 20 0 0 60

10 0001 890 641 20 20 10 10 0 60

11 0001 890 642 20 20 20 10 0 70

12 0001 890 643 20 20 10 0 0 50

13 0001 890 644 20 20 20 20 0 80

14 0001 890 645 20 20 20 0 0 60

15 0001 890 646 20 20 20 10 0 7016 0001 890 647 20 20 10 0 0 50

17 0001 890 648 20 20 20 20 0 80

18 0001 890 649 20 20 10 0 0 50

19 0001 890 650 20 20 20 0 0 60

20 0001 890 651 20 20 20 10 0 70

21 0001 890 652 20 20 10 10 0 60

22 0001 890 653 20 20 20 20 0 80

23 0001 890 654 20 20 20 0 0 60

Jumlah 1470

 Nilai rata-rata 61

Standar KKM Jumlah Siswa PersentaseSiswa yang tuntas (nilai 70 ke atas) 10 44%

Siswa yang tidak tuntas (nilai di bawah 70) 13 56%

Kualifikasi ketuntasan belajar 

(rentang 0%-45% tabel keberhasilan)Sangat Kurang (SK)

Page 37: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 37/44

 

37

Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

 Nama Sekolah : SDN 9 Kupa Kabupaten BarruMata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : V/1

Pertemuan : Siklus I, siklus II, Siklus IIIAlokasi Waktu : 2 x pertemuan tiap siklus

STANDAR KOMPETENSI

Pesawat sederhana

KOMPETENSI DASAR 

Siklus I : Pesawat sederhana, yakni: pengungkit atau tuas.

Siklus II : Pesawat sederhana, yakni: bidang miring.Siklus III : Pesawat sederhana, yakni: katrol dan roda.

INDIKATOR 

1. Menjelaskan pengertian pesawat sederhana.

2. Menunjukkan prinsip kerja pengungkit atau tuas melalui kegiatan praktikum.3. Menunjukkan prinsip kerja bidang miring melalui kegiatan praktikum.4. Menunjukkan prinsip kerja katrol dan roda melalui kegiatan praktikum.

5. Menjelaskan contoh pemanfaatan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian pesawat sederhana.2. Siswa dapat menunjukkan prinsip kerja pengungkit atau tuas melalui kegiatan praktikum.

3. Siswa dapat menunjukkan prinsip kerja bidang miring melalui kegiatan praktikum.

4. Siswa dapat menunjukkan prinsip kerja katrol dan roda melalui kegiatan praktikum.

5. Siswa dapat menjelaskan contoh pemanfaatan pesawat sederhana dalam kehidupan

sehari-hari.

MATERI POKOK 

Pesawat sederhana.

METODE PEMBELAJARAN

Metode inkuiri.

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan Pertama:

Kegiatan Awal (± 5 menit)

1. Guru memberikan apersepsi

Page 38: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 38/44

 

38

2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti (± 50 menit)

Menerapkan langkah 1 – 4 dari langkah metode inkuiri, sebagai berikut:1. Orientasi. Guru memberikan pengantar materi sebelumnya dan membahas tentang

 pesawat sederhana. Membagi siswa ke dalam kelompok belajar.

2. Merumuskan masalah. Siswa memberikan rumusan masalah tentang pesawatsederhana.

3. Merumuskan hipotesis. Siswa memberikan rumusan hipotesis berdasarkan

rumusan masalah yang telah dibuat.

4. Mengumpulkan data. Guru mengarahkan siswa melaksanakan diskusi untuk mengumpulkan data, membahas dan mengerjakan soal dalam LKS.

Kegiatan Akhir (± 15 menit)

Mengumpulkan LKS, dan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan

 perorangan di rumah.

Pertemuan Kedua:

Kegiatan Awal (± 5 menit)

1. Guru memberikan apersepsi

2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti (± 50 menit)

Menerapkan langkah 5 – 6 dari langkah metode inkuiri, sebagai berikut:

5. Menguji hipotesis. Guru mengarahkan siswa mempresentasekan hasil kerja

kelompoknya melalui diskusi kelas untuk mengecek kebenaran hipotesis yangtelah dibuat.

6. Guru menyimpulkan materi pesawat sederhana.Kegiatan Akhir (± 15 menit)

Mengadakan tes hasil belajar tentang pesawat sederhana, kepada siswa yang

dikerjakan perorangan.

ALAT DAN SUMBER BELAJAR 

1. Alat percobaan:

a. Pengungkit: balok beban,

 balok tumpuan dan tuas. b. Bidang miring: balok  

 beban, bidang miring.

c. Roda dan katrol: roda,katrol, dan balok beban.

2. Sumber: Buku BSE IPA 5 Salingtemas, karangan Choiril Azmiyawati tahun 2008.

PENILAIAN

• Keaktifan siswa dalam percobaan, diskusi internal kelompok dan diskusi kelas.

• Mengerjakan soal tes/evaluasi hasil belajar.

Page 39: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 39/44

 

39

Soal tes awal:

1. Apa yang dimaksud dengan pesawat sederhana?2. Sebutkan jenis-jenis pesawat sederhana.

3. Bagaimanakan kemudahan yang terjadi apabila menggunakan pesawat sederhana?

4. Sebutkan komponen-komponen yang ada pada pesawat sederhana!

5. Berikan contoh pesawat sederhana sesuai dengan jenisnya, yang ada di sekitarmu!

Kunci jawaban tes awal:

1. Pesawat sederhana adalah alat yang digunakan untuk menggerakkan ataumemindahkan beban sehingga terasa lebih ringan.

2. Jenis pesawat sederhana, adalah:

− Pengungkit atau tuas.

− Bidang miring.

− Katrol.

− Roda/poros.

3. Beban menjadi lebih ringan apabila ingin dipindahkan atau digerakkan.

4. Titik kuasa, titik tumpu, dan titik beban.

5. Pengungkit atau tuas: tang untuk menjepit, orang sedang menggunakan sekop.Bidang miring: benda yang dipindahkan dari tanah ke atas mobil dengan

menggunakan papan miring.Katrol: timba katrol pada sumur.Roda/poros: buruh bangunan menggunakan arko untuk memindahkan barang

 bangunan.

Guru kelas V SDN 9 Kupa

Kabupaten Barru,

( ) NIP.

Kupa, 2011

Mahasiswa Calon peneliti,

CHAIRIL UMAR  NIM. 084 724 1415

Mengetahui:

Kepala SDN 9 Kupa Kabupaten Barru,

Page 40: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 40/44

 

40

( )

 NIP.

Page 41: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 41/44

 

41

Lampiran 3. Format Skor Hasil Belajar Siswa Pada Siklus Penelitan

Keterangan: - Skor dan nilai rata-rata tidak dikualifikasikan- Kualifikasi hasil belajar siswa diperoleh dari persentase siswa

kelas V yang memenuhi KKM (tuntas)

No NISN

Bobot soal nomor:

Skor siswa1 2 3 4 5

20 20 20 20 20

1 0001 890 632

2 0001 890 633

3 0001 890 634

4 0001 890 635

5 0001 890 636

6 0001 890 637

7 0001 890 638

8 0001 890 639

9 0001 890 640

10 0001 890 641

11 0001 890 642

12 0001 890 643

13 0001 890 644

14 0001 890 645

15 0001 890 646

16 0001 890 647

17 0001 890 648

18 0001 890 649

19 0001 890 650

20 0001 890 651

21 0001 890 652

22 0001 890 653

23 0001 890 654

Jumlah

 Nilai rata-rata

Standar KKM Jumlah Siswa Persentase

Siswa yang tuntas (nilai 70 ke atas)

Siswa yang tidak tuntas (nilai di bawah 70)

Kualifikasi ketuntasan belajar 

(rentang ………… tabel keberhasilan)SB, B, C, K, SK 

Page 42: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 42/44

 

42

Lampiran 4. Format Lembar Observasi Aktivitas Guru

Petunjuk pengkategorian pelaksanaan pembelajaran:B (Baik) = melaksanakan 3 deskriptor 

C (Cukup) = melaksanakan 2 deskriptor  

K (Kurang) = melaksanakan 0-1 deskriptor 

 

N

o

Langkah

inkuiriDeskriptor

Hasil

 pengamat

an

KategoriKomentar

B C K 

1 Orientasi a. Guru memberi pengantar tentang materi yang dipelajari

b. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

c. Guru membentuk kelompok berdasarkankemampuan/ketuntasan siswa

2.

Merumuskan

masalah

a. Guru mengemukakan rumusan masalah berdasarkan materi

yang dipelajari

 b. Guru membimbing siswa secara berkelompok dalammerumuskan masalah berdasarkan materi yang dipelajari

c. Guru membimbing siswa secara personal dalam

merumuskan masalah berdasarkan materi yang dipelajari

3

.

Merumus

kan

hipotesis

a. Guru mengemukakan rumusan hipotesis berdasarkanrumusan masalah

 b. Guru membimbing siswa secara berkelompok dalam

merumuskan hipotesis berdasarkan rumusan masalah

c. Guru membimbing siswa secara personal dalam

merumuskan hipotesis berdasarkan rumusan masalah

4 Mengum

 pulkan

data

a. Guru menjelaskan tentang pengisian LKS

 b. Guru membimbing siswa secara berkelompok mengerjakan

LKS

c. Guru membimbing siswa secara personal mengerjakan LKS

5 Menguji

hipotesis

a. Guru mengarahkan siswa untuk mempresentasekan hasil

kelompoknya

b.Guru mengarahkan kelompok yang lain untuk menanggapi

hasil kerja temannya

c. Guru memberi penguatan verbal kepada kelompok yang

mempresentasekan hasil kelompoknya

6 Merumus

kankesimpul

an

a. Guru mengemukakan kesimpulan materi yang dipelajari

b.Guru menyertakan siswa dalam merumuskan kesimpulan

materi

c. Guru memberikan tes hasil belajar kepada siswa, dan

mengawasi jalannya tes

Jumlah langkah inkuiri yang dilaksanakan dengan

Baik/Cukup

Taraf keberhasilan pelaksanaan langkah metode inkuiri

Kualifikasi pelaksanaan guru sesuai tabel standardisasi

keberhasilan pada rentang …% - …..% B, C, K 

Pengamat/Observer,

( )

Page 43: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 43/44

 

43

 NIP.

Page 44: Chairil Inkuiri IPA

5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 44/44

 

44

Lampiran 5. Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Aspek yang Diamati (langkah metode inkuiri):

Langkah 1 = orientasiLangkah 2 = merumuskan masalah

Langkah 3 = merumuskan hipotesis

Langkah 4 = mengumpulkan data

Langkah 5 = menguji hipotesis

Langkah 6 = merumuskan kesimpulanPetunjuk pengskoran aktivitas siswa:

Skor Baik (B) = 3

Skor Cukup (C) = 2

Skor Kurang (K) = 1

Skor tertinggi = 3 x 6 langkah = 18

Taraf keberhasilan= (skor rata-rata/skor tertinggi)x100%

Skor 14 – 18 = Baik 

Skor 8 – 13 = Cukup

Skor 1 – 7 = Kurang

N

oNISN

Hal-hal yang diamati (langkah-langkah metode

eksperimen)SKOR Keterangan

1 2 3 4 5 6

B C K B C K B C K B C K B C K B C K  

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

1920

21

22

23

Taraf keberhasilan aktivitas siswa