bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 strategi...

24
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuiri Istilah inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry, yang secara harafiah adalah the process of investigating a problem. Strategi inkuiri merupakan suatu cara yang diterapkan dalam proses pembelajaran yang lebih menekankan pada pengembangan kemampuan pemecahan masalah yang terbatas pada disiplin ilmu. Menurut Sanjaya, (2010: 196) yang menyatakan bahwa, strategi inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Melalui strategi ini guru akan membantu mengembangkan keterampilan dan sikap percaya diri siswanya dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Inkuiri merupakan strategi yang berpusat pada siswa, yang mengharuskan siswa untuk berfikir secara kritis terhadap suatu maslah yang telah dihadapinya. Strategi inkuiri merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas ( Roestiyah, 2001: 75). Strategi inkuiri adalah strategi pembelajaran yang dalam penyampaian bahan pelajarannya tidak dalam bentuknya yang final, tidak langsung. Artinya, dalam penyampaian strategi inkuiri peserta didik sendirilah yang diberi peluang untuk mencari (menyelidiki/meneliti) dan memecahkan sendiri jawaban (permasalahan) dengan mempergunakan teknik pemecahan masalah. Sementara itu, guru hanya sebagai fasilitator atau pengarah yang harus memberikan informasi yang relevan. Untuk mendapatkan hasil pemecahan jawaban atas permasalahan, maka dibuat kelompok kecil untuk mempermudah jalannya penemuan. Sehingga dalam kegiatan ini, siswa dituntut untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Peserta didik

Upload: trinhkhue

Post on 30-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Strategi Inkuiri

Istilah inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry, yang secara

harafiah adalah the process of investigating a problem. Strategi inkuiri

merupakan suatu cara yang diterapkan dalam proses pembelajaran yang

lebih menekankan pada pengembangan kemampuan pemecahan masalah

yang terbatas pada disiplin ilmu. Menurut Sanjaya, (2010: 196) yang

menyatakan bahwa, strategi inkuiri adalah rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan

analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah

yang dipertanyakan. Melalui strategi ini guru akan membantu

mengembangkan keterampilan dan sikap percaya diri siswanya dalam

memecahkan masalah yang dihadapinya. Inkuiri merupakan strategi yang

berpusat pada siswa, yang mengharuskan siswa untuk berfikir secara kritis

terhadap suatu maslah yang telah dihadapinya.

Strategi inkuiri merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan

guru untuk mengajar di depan kelas ( Roestiyah, 2001: 75). Strategi inkuiri

adalah strategi pembelajaran yang dalam penyampaian bahan pelajarannya

tidak dalam bentuknya yang final, tidak langsung. Artinya, dalam

penyampaian strategi inkuiri peserta didik sendirilah yang diberi peluang

untuk mencari (menyelidiki/meneliti) dan memecahkan sendiri jawaban

(permasalahan) dengan mempergunakan teknik pemecahan masalah.

Sementara itu, guru hanya sebagai fasilitator atau pengarah yang harus

memberikan informasi yang relevan. Untuk mendapatkan hasil pemecahan

jawaban atas permasalahan, maka dibuat kelompok kecil untuk

mempermudah jalannya penemuan. Sehingga dalam kegiatan ini, siswa

dituntut untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Peserta didik

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

8

menyadari masalah, mengajukan pertanyaan, selanjutnya menghimpun

informasi sebelum mengambil keputusan.

Menurut Gulo ( Trianto, 2007: 135) menyatakan strategi inkuiri

berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal

seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara

sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan

sendiri penemuannya dengan rasa percaya diri. Sehingga inkuiri dapat

dikatakan sebagai suatu kegiatan yang menekankan kemampuan berfikir

siswa dan melibatkan siswa secara penuh untuk dapat menemukan sesuatu

yang baik. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa,

strategi inkuiri adalah sebuah strategi yang berpusat pada siswa yang

menuntut tingkat pemikiran yang tinggi, karena harus dapat memecahkan

masalah yang telah dihadapi sehingga dapat menimbulkan suatu

penemuan-penemuan baru.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran

inkuiri oleh Sanjaya (2010: 196-197) adalah sebagi berikut:

1. Strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar

Artinya menekankan siswa kepada aktivitas siswa secara

maksimal dalam proses pembelajaran. siswa tidak hanya berperan

sebagai penerima pelajaran melalui penjelassan guru secara verbal,

tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi

pelajaran itu sendiri.

2. Seluruh aktivitas syang dilakuakn siswa diarahkan untuk mencari dan

menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan.

Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri,

dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru

bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan

motivator belajar siswa. aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan

degan tanya jawab antara guru dengan siswa. oleh sebab itu

kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan

syarat utama dalam melakukan inkuiri.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

9

Sund Throwbridge (Hamruni, 2012: 144) mengemukakan delapan

macam model pembelajaran inkuiri, akan tetapi yang sering digunakan

hanya tiga macam model yaitu:

a. Inkuiri terbimbing ( guide inquiry )

Pada inkuiri terbimbing pelaksanaan penyelidikan dilakukan siswa

berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk diberikan umumnya

berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.

b. Inkuiri bebas ( free inquiry )

Pada inkuirri bebas siswa melakukan penelitian sendiri bagaikan

seorang ilmuan. Masalah dirumuskan sendiri, eksperimen dilakukan

sendiri, dan kesimpulan konsep diperoleh sendiri.

c. Inkuiri bebas yang dimodifikasi ( modified free inquiry )

Pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan dan kemudahan siswa

diminta memecahkan masalah tersebut melalui pengamatan,

eksplorasi, prosedur penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan inkuiri terbimbing.

Dimana guru hanya sebagai fasilitator yang membangkitkan semangat

siswa untuk melakukan sebuah penemuan.

Strategi inkuiri dapat dilaksanakan, apabila memenuhi syarat-syarat

berikut:

1. Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk

diajukan dikelas dan sesuai dengan nalar siswa SD.

2. Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar dan

menciptakan situasi belajar yang menyenangkan.

3. Fasilitas dan sumber belajar cukup.

4. Adanya kebebasan siswa mengemukakan pendapat, berkarya serta

berdiskusi.

5. Adanya partisipasi siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran

6. Tidak banyak campur tangan dan interverensi terhadap siswa.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

10

Sanjaya, (2010: 199) mengungkapkan dalam penggunaan

strategi inkuiri terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan

oleh setiap guru, diantaranya:

a. Berorientasi pada pengembangan intelektual

Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah mengembangkan

kemampuan berpikir. Tidak sebatas penguasaan materi tetapi

sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sendiri.

b. Prinsip interaksi

Guru tidak menempatkan diri sebagai sumber belajar tetapi

sebagai pengatur interaksi agar siswa mengembangkan

kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.

c. Prinsip bertanya

Guru berperan sebagai penanya karena kemampuan siswa untuk

menjawab pertanyaan merupakan sebagian proses dari berpikir.

d. Prinsip untuk berpikir

Belajar bukan sekedar mengingat fakta tetapi proses berpikir

(learning how to think ), yakni proses mengembangkan potensi

seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan.

e. Prinsip keterbukaan

Tugas guru dalah sebagai fasilitator yang memberikan ruang

untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan

hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis

yang diajurkannya.

Untuk menciptakan kondisi yang demikian, peran guru

sangat menentukan keberhasilan strategi inkuiri. Guru tidak lagi

sebagi pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi.

Oleh karena itu peran guru dalam menerapkan strategi inkuiri

(Trianto, 2011: 136) adalah sebagai berikut:

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

11

a. Motivator, guru memberi rangsangan agar siswa aktif

dan bergairah berfikir.

b. Fasilitator, guru menunjukkan jalan keluar jika siswa

mengalami kesulitan.

c. Penanya, guru menyadarkan siswa dari kekeliruan yang

mereka buat.

d. Administrator, guru bertanggung jawab terhadap

seluruh kegiatan kelas.

e. Pengarah, guru memimpin kegiatan siswa untuk

mencapai tujuan yang diharapkan.

f. Manager, guru mengelola sumber belajar, waktu, dan

organisasi kelas.

g. Rewarder, guru memberi penghargaan pada prestasi

yang dicapai siswa.

Ada 5 tahap dalam melaksanakan strategi inkuiri, yakni: (1)

perumusan masalah harus dipecahkan oleh siswa; (2)

menetapkan jawaban sementara atau hipotesis; (3) siswa mencari

informasi, data fakta yang diperlukan untuk menjawab

permasalahan/ hipotesis; (4) menarik kesimpulan jawaban atau

generalisasi; (5) mengaplikasikan kesimpulan/ generalisasi dalam

situasi baru.

a) Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi inkuiri, antara lain:

1) Siswa dikumpulkan dalam tiap kelompok, yang dalam

kelompok itu terdapat ketua kelompok.

2) Guru mengajukan pertanyaan dalam bentuk LKS

3) Siswa melakukan diskusi dan percobaan dengan bimbingan

guru

4) Keterangan-keterangan yang terkumpul dari hasil percobaan

diolah atau diklarifikasikan dalam laporan kerja kelompok.

5) Laporan hasil diskusi kelompok

6) Tanggapan siswa dari kelompok lain.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

12

7) Guru memberikan penegasan dan penguatan terhadap hasil

diskusi siswa dan menarik kesimpulan umum.

Dalam Sanjaya (2010:202) dan Hamruni (2012:138)

menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri dilakukan dengan

mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Orientasi

Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina

suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang

dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:

(a) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang

diharapkan dapat dicapai oleh siswa.

(b) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan

oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan

langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai

dari langkah merumuskan merumuskan masalah sampai

dengan merumuskan kesimpulan

(c) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal

ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar

siswa.

2. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah yang membawa

siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.

Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang

siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam

rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong

untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban

itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh

karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh

pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya

mengembangkan mental melalui proses berpikir.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

13

3. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan

yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji

kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru

untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis)

pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai

pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat

merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan

berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu

permasalahan yang dikaji.

4. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi

yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan

proses mental yang sangat penting dalam pengembangan

intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya

memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi

juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan

potensi berpikirnya.

5. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang

dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang

diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis

juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional.

Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya

berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh

data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

6. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan

temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

14

Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru

mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

b) Kelebihan dan kelemahan strategi inkuiri

1. Kelebihan strategi inkuiri

Adapun kelebihan strategi inkuiri ini menurut Roestiyah

(2001: 76-77) adalah:

1) Dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept”

pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang

konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada

situasi proses belajar yang baru.

3) Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatifnya

sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.

4) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan

hipotesisnya sendiri.

5) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.

6) Situasi proses belajar menjadi merangsang.

7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

8) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

9) Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar yang

tradisional.

10) Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya

sehingga mereka dapat mengasimilasi dan

mengakomodasi informasi.

2. Adapun kekurangan dari pembelajaran menggunakan

strategi inkuiri adalah

(1) Sulit mengontrol kegiatan keberhasilan siswa

(2) Sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur

dengan kebiasaan siswa mengajar.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

15

(3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya

memerlukan waktu yang panjang sehingga sering kali

terjadi kesulitan pada guru untuk menyesuaikannya

dengan waktu yang ditentukan.

(4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh

kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, strategi

pembelajaran inkuiri akan sulit diimplementasikan

2.1.2 Eksperimen

Menurut Roestiyah (2001: 80) eksperimen adalah suatu cara

mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal

mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya kemudian hasil

pengamatan itu disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru. Sedangkan

menurut Sumantri ( 1998:157) dapat diartikan sebagai cara belajar

mengajar yang melibatkan siswa secara aktif dengan mengalami dan

membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan itu.

Menurut Rusyan (1993: 110) menangaburkan pengertian

eksperimen dengan kerja laboratorium, meskipun kedua pengertian ini

mengandung prinsip yang hampir sama , namun berbeda dalam

konotasinya.

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diuraikan, dapat

disimpulkan bahwa eksperimen adalah suatu cara mengajar yang efektif

dengan melakukan percobaan yang dilakukan secara perorangan atau

kelompok yang dilakukan secara mandiri dengan mengikuti suatu proses

mengamati suatu objek menganalisis membuktikan dan menarik

kesimpulan sendiri tentang objek yang dipelajarinya sehingga

menimbulkan siswa aktif dalam melaksanakan sebuah kegiatan.

a. Tujuan menggunakan eksperimen

1) Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari berbagai fakta,

informasi, atau data yang berhasil dikumpulkan melalui

pengamatan terhadap proses percobaan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

16

2) Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari fakta yang

terdapat padahasil eksperimen melalui percobaan yang sama.

3) Melatih siswa merancang mempersiapkan, melaksanakan

melaksanakan dan melaporkan hasil percobaan.

4) Melatih siswa menggunakan logika induktif untuk menarik

kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul

melalui percobaan

b. Kelebihan Menggunakan Eksperimen

1) Eksperimen ini dapat membuat siswa lebih percaya akan

kebenaran atau kesimpulan bebrdasarkan percobaan yang

dilakukan dari pada hanya menerima kata dari guru atau buku.

2) Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi

eksplorasi (menjelajahi) ilmu dan teknologi, suatu sikap yang

dituntut dari seorang ilmuan.

3) Dengan menggunakan eksperimen ini, dapat menemukan

sesuatu dari hasil percobaannya sehingga dapat bermanfaat

bagi kesejahteraan hidup manusia.

4) Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa.

5) Dapat membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu

c. Kelemahan Menggunakan Eksperimen

1) Kurangnya alat untuk melakukan percobaan sehingga tidak

semua siswa melakukan percobaan.

2) Memerlukan waktu yang cukup lama.

2.1.3 Hasil Belajar

Sudjana (2011: 22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Hasil belajar juga dapat diartikan dari sebuah

kemampuan yang telah dimiliki oleh seorang individu terutama siswa

setelah mengalami kegiatan pembelajaran.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

17

Menurut Agus Suprijono (2012: 5), hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

ketrampilan. Sedangkan menurut Hamzah B. Uno (2007:213), hasil belajar

adalah perubahan perilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang

sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya. Suatu

perubahan yang relatif menetap atau bertambah itu dapat disebut dengan

hasil belajar, karena bisa disebakan oleh interaksi antara individu dan

lingkungan disekitarnya.

Benyamin S. Bloom (Gay, 1985: 72-76; Gagne dan Berliner, 1984:

57-60) dalam Anni, Tri Catharina (2004: 6) mengusulkan tiga taksonomi

yang disebut dengan ranah belajar, yaitu:

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir. Ada

enam jrenjang dalam ranah ini, antara lain: pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

b. Ranah Afektif

Pada ranah afektif berhubungan dengan minat, perhatian, sikap,

emosi, penghargaan, proses interalisasi dan pembentukan

karakteristik diri. Ada lima jenjang penerimaan pada ranah ini,

yaitu: penerimaan, penanggapan, penghargaan,

pengorganisasian, dan penjati diri.

c. Ranah Psikomotor

Pada ranah ini berhungungan dengan kemampuan gerak atau

manipulasi yang bukan disebabkan oleh kematangan biologis.

Kemampuan gerak atau manipulasi tersebut dikendalikan oleh

kematangan psikologis.

Pencapaian hasil belajar yang optimal dipengaruhi oleh banyak

faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Slameto, 2010):

1. Faktor Intern

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

18

Faktor intern adalah faktor yang mempengaruhi hasil belajar

siswa yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor intern terbagi

menjadi tiga, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor

kelelahan.

a) Faktor Jasmaniah

Faktor jasmaniah yang mempengaruhi hasil belajar siswa

terdiri dari dua, yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh.

1) Faktor Kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya

terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang

bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badan lemah, dan

kelainan– kelainan fungsi alat indera lainnya.

2) Faktor Cacat Tubuh

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi hasil belajar,

siswa yang cacat maka belajarnya juga akan terganggu. Jika hal

ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan

khusus.

b) Faktor Psikologis

Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah sebagai

berikut:

1) Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis

yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke

dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui

atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,

mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.

Dalam situasi yang sama siswa yang mempunyai tingkat

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

19

intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada siswa yang

mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.

2) Perhatian

Untuk menjamin hasil belajar yang baik, siswa harus

mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. jika

bahan pelajaran tidak menjadi perhatian, maka timbullah

kebosanan sehingga siswa tidak suka lagi belajar

3) Minat

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila

bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat

siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik – baiknya

karena tidak ada daya tarik baginya.

4) Bakat

Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai

bakatnya, maka hasil belajar lebih baik karena ia belajar dan

pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dan pada akhirnya akan

mencapai hasil belajar yang memuaskan.

5) Motif

Dalam proses belajar mengajar, haruslah diperhatikan apa

yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik

atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan

memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan

kegiatan yang menunjang belajarnya.

6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam

pertumbuhan seseorang, dimana alat–alat tubuhnya sudah siap

untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan lebih

berhasil jika anak siap (matang). Jadi, kemajuan untuk

memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan siswa.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

20

7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon

atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses

belajar, jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan,

maka hasil belajarnya akan lebih baik.

c) Faktor Kelelahan

Faktor kelelahan ada dua, yaitu kelelahan jasmani dan

kelelahan rohani. Kelelahan jasmani dapat terlihat dengan lemah

lunglainya tubuh dan timbulnya kecenderungan untuk

membaringkan tubuh. Sedangkan kelemahan rohani dapat dilihat

dengan adanya kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk

menghasilkan sesuatu hilang.

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi hasil belajar

siswa yang berasal dari luar diri siswa, yaitu faktor keluarga, faktor

sekolah, dan faktor masyarakat.

a) Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga

berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,

suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

1) Cara Orang Tua Mendidik

Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan

anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anak-

anak mereka, tidak memperhatikan sama sekali kepentingan

dan kebutuhan anak dalam belajar, tidak menyediakan

kelengkapan belajar anak, dan lain–lain yang dapat

menyebabkan anak tidak/kurang dalam belajar.

2) Relasi Antar Anggota Keluarga

Wujud relasi itu misalnya, apakah hubungan dalam

keluarga penuh kasih sayang dan pengertian, ataukah diliputi

oleh kebencian, sikap yang terlalu keras, bersikap acuh tak

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

21

acuh. Demi kelancaran dan keberhasilan anak, perlu

diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga.

3) Suasana Rumah Tangga

Suasana rumah yang tegang, ribut, sering cekcok,

pertengkaran antaranggota keluarga atau dengan keluarga lain

menyebakan anak bosan dirumah, suka keluar rumah,

akibatnya anak malas belajar.

4) Keadaan Ekonomi Keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan

keberhasilan belajar anak. Anak yang sedang belajar, selain

harus terpenuhi kebutuhan pokoknya seperti makan, pakaian,

perlindungan, kesehatan, juga membutuhkan fasilitas belajar

seperti ruang belajar, alat–alat tulis, buku – buku, penerangan

dan lain-lain. Fasilitas tersebut hanya dapat terpenuhi jika

keluarga memilki cukup uang.

b) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang meliputi keberhasilan belajar siswa,

meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa

relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, gedung sekolah, dan

metode mengajar guru

c) Faktor Masyarakat

Faktor masyarakat yang mempengaruhi hasil belajar siswa

meliputi: kesiapan siswa dalam masyarakat, media massa, teman

bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa

setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran yang ditujukan

dengan nilai tes yang telah diberikan. Karena hasil belajar merupakan

sebuah aspek yang tidak bisa dipisahkan degan kegiatan belajar. Karena

kegiatan belajar merupakan proses yang berakhir dengan hasil. Untuk

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

22

mengetahui hasil belajar seseorang maka dapat dilihat dengan

mengadakan evaluasi. Hasil belajar juga bisa dilihat dari nilai raport

yang telah diberikan pada akhir tiap semester.

2.1.4 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah

(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan

bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting

kecakapan hidup. Sehingga pembelajaran IPA di sekolah dapat meberikan

pengalaman belajar yang langsung melalui keterampilan proses dan sikap

ilmiah (Permendiknas No.22 Tahun 2006).

Pembelajaran IPA pada hakikatnya adalah proses interaksi antar

peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke

arah yang lebih baik. Pengetahuan alam artinya pengetahuan tentang alam

semesta dengan segala isinya. Adapun “pengetahuan” itu sendiri artinya

segala seauatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah

pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala

isinya (Kaligis dan Hendro, 1991: 3).

Berdasarkan dari pengertian diatas, IPA merupakan suatu ilmu yang

mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Dengan demikian, IPA

mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa yang terjadi di alam

serta gejala-gejala yang dapat muncul di alam sekitar. IPA juga merupakan

suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam yang ada di sekitar

beserta isinya.

Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut (Permendiknas No.22 Tahun 2006).

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

23

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, siskap positif, dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilam proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperolah bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI menurut Depdiknas

meliputi aspek-aspek berikut (Permendiknas No.22 Tahun 2006):

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan

gas.

c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana.

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

Di dalam pembelajaran IPA banyak sekali materi yang dapat diajarkan

dan dipelajari oleh siswa. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pokok

bahasan mengenai perubahan lingkungan fisik dan pengaruh terhadap daratan.

Berikiut ini merupakan SK dan KD IPA pada pokok bahasan perubahan

lingkungan fisik dan pengaruh terhadap pada kelas 4 semester II

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

24

Standart Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD)

10. Memahami perubahan

lingkungan fisik dan pengaruh

terhadap daratan

10.1 mendeskripsikan berbagai

penyebab perubahan lingkungan

fisik

10.2 menjelaskan pengaruh

perubahan lingkungan fisik

terhadap daratan.

10.3 mendeskripsikan cara

pencegahan kerusakan kerusakan

lingkungan.

2.1.5 Tinjauan Pokok Bahasan

a. Penyebab perubahan lingkungan

1. Faktor angin

Angin adalah udara yang bergerak. Udara yang bergerak

dari yang rapat ke yang renggang. Angin bermanfaat bagi

manusia, tetapi angin juga dapat menyebabkan kerusakan

lingkungan.

a). Pengaruh angin yang merugikan

Pengaruh angin dapat menyebabkan debu-debu yang

berupa butiran tanah menjadi terkikis. Lapisan tanah

bagian atas lama-kelamaan menjadi berpindah ketempat

lain. Sehingga terjadi pengikisan tanah atau erosi.

b). Pengaruh angin yang menguntungkan

Angin dapat bermanfaat sebagai sumber energi. Dapat

menggerakkan kincir angin,putaran kincir angin dapat

menggerakkan turbin pada generator. Generator yang

bekerja menghasilkan energi listrik.

2. Faktor hujan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

25

Hujan lebat dapat mengakibatkan derasnya air, air yang

deras akan mengikis tanah lapisan atas. Bila pengikisan

terjadi terus menerus akan mengakibatkan tanah menjadi

tandus. Jika hujan jatuh didaerah yang tidak ditumbuhi

pepohonan dapat mengakibatkan banjir. Tidak ada

pepohonan yang berfungsi untuk menahan air.

3. Cahaya matahari

Matahari merupakan sumber energi terbesar didunia.

Semua makhluk Tuhan memerlukan sinar matahari untuk

bertahan hidup.

4. Gelombang air laut

Gelombang air laut juga dapat menyebabkan terjadinya

abrasi. Abrasi adalah erosi yang disebabkan air laut.

Gelombang laut juga mengakibatkan pelapukan disekitar

pantai.

b. Mencegah erosi, abrasi, banjir, dan longsor

1. Mencegah erosi

Erosi merupakan salah satu penyebab berkurangbya

kesuburan tanah. Akibat yang ditimbulkan adalah

hilangbya lapisan tanah subur sehingga terjadi daerah

gersang. Adapun cara menahan erosi didaerah terbuka,

yaitu sebagai berikut:

a). Membuat bendungan di aliran sungai untuk

menghambat derasnya aliran sungai, serta menjaga aliran

air hujan.

b). Membuat sengkedan atau terasering dilereng-lereng.

c). Menanam tanaman jenis rumput-rumputan atau pohon

yang mempunyai akar yang kuat.

2. Mencegah Abrasi

Abrasi adalah pengikisan pantai oleh air laut. Cara

pencegahan abrasi, yaitu dengan memecah gelombang

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

26

laut sebelum sampai ke pantai. Adapun cara yang bisa

dilakukan adalah:

a) Pemecahan gelombang laut secara alam dan berupa

barisan karang laut.

b). Pantai dapat dilindungi dari abrasi dengan menanam

tumbuhan ditepi yang disebut tumbuhan pantai.

3. Mencegah banjir dan longsor

a. Mencegah banjir

Banjir dapat dicegah dengan cara sebagai berikut:

1) Melestarikan hutan

2) Membuat sengkedan atau terasering

3) Membuat bendungan untuk menampung air

4) Tidak membuang sampah diselokan atau sungai

b. Mencegah tanah longsor

Tanah longsor serinhg kali terjadi pada musim

hujan. Mencegah terjadinya tanah longsor antara

lain dengan cara menanami lereng bukit dan gunung

dengan tanaman yang akarnya kuat dan dapat

menahan tanah.

2.2 Kajian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan Agus Aris tahun 2012 dalam skripsinya

yang berjudul “ Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Ilmu Pengetahuan Alam Pada Siswa Kelas Iv Semester 2 Sdn 3 Tunggak

Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami

peningkatan. Pada pra siklus nilai rata-rata kelas 58,5 dan ketuntasan 40%.

Pada siklus I rata-rata kelas meningkat menjadi 72, dengan ketuntasan 70%,

pada siklus II menjadi 82 dengan ketuntasan 90%. Dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran IPA berlangsung dengan aktif, siswa saling berinteraksi.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

27

Selain itu, penelitian juga dilakukan oleh Siti Munfangati pada tahun

2012 dengan judul “ Upaya Penerapan Metode Eksperimen Dengan

Memanfaatkan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajatr Materi Gaya

Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krengseng Kecamatan Gringsing Kabupaten

Batang Semester 2 Tahin Ajaran 2011/2012”.Hasil penelitian menunjukkan

bahwa dengan Penerapan Metode Eksperimen dengan Memanfaatkan Alat

Peraga dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa. Hal ini terlihat pada

ketuntasan pada hasil belajar pada pra siklu, siklus 1 dan siklus 2 adalah 6

siswa ( 33% ), 11 siswa ( 94,5% ), 18 siswa ( 100% ). Rata-rata pada kegiatan

pra siklus, siklus 1 dan siklua 2 adalah : 63,70,77. Skor maksimal pada pra

siklus, siklus 1 dan siklus 2 adalah : 80,80,100, sedangkan skor minimal pada

pra siklus, siklus1, siklus 2 adalah : 50,60,65.

Kajian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Siti

Maemunah dengan judul “Penggunaan Pendekatan Inkuiri untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Afektif dan Kognitif Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas V SD Negeri Bansari Semester II Tahun Ajaran 2011 / 2012”. Hasil

yang diperoleh dalam penelitian ini terjadi peningkatan hasil dan keaktifan

belajar siswa yang signifikan dengan nilai KKM yang ditentukan yaitu 71.

Pada kondisi awal pra siklus, hasil dan keaktifan belajar peserta didik

termasuk dalam kategori rendah yang ditunjukkan dengan rata-rata nilai 66,78,

sedangkan pada pembelajaran siklus I, keaktifan dan hasil belajar siswa

meningkat kategori tinggi yang ditunjukkan dengan rata-rata nilai 81,99

dengan pencapaian ketuntasan belajar sebanyak 85,19 %. Selanjutnya pada

siklus II, terjadi peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa yang

ditunjukkan dengan rata-rata 84,73 dengan pencapaian ketuntasan 100 %.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri

dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V Mata Pelajaran

IPA SD N Bansari dengan adanya perbandingan peningkatan ketuntasan siswa

dari siklus I sampai siklus II yaitu sebanyak 14,81 %

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

28

Dari beberapa kajian diatas, dapat disimpulkan bahwa melalui strategi

inkuiri dan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPA kelas IV.

2.3 Kerangka Berpikir

Kemampuan yang dimiliki antar siswa itu berbeda-beda, jika dalam

proses pembelajaran disampaikan secara konvensional, atau belum inovatif,

maka siswa akan mengalami tingkat kebosanan yang tinggi. Dari kebosanan

itulah maka sulit untuk memahami materi pelajaran yang seharusnya dipelajari

dan menyebabkan hasil yang rendah.

Hal tersebut bisa diatasi dengan cara menumbuhkan ketertarikan siswa

dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga memungkinkan meningkatnya hasil

belajar siswa. Salah satunya penggunaan strategi pembelajaran inkuiri melalui

eksperimen. Dengan menerapkan strategi ini, maka siswa dituntut untuk aktif

dalam pembelajaran, sehingga kebosanan akan berkurang, didukung dengan

melakukan eksperimen atau percobaan, akan semakin mengurangi tingkat

kebosanan siswa. Sehingga dengan ketertarikan siswa dalam mengikuti

pembelajaran, maka hasilnya akan meningkat dan melebihi KKM yang telah

ditentukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut:

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

29

Gambar 1.1 Bagan kerangka berpikir

Hasil belajar IPA

siswa rendah, masih

banyak nilai kurang

dari 70, atau

dibawah KKM

Proses

pembelajaran

belum

inovatif,

Penerapan strategi inkuiri

melalui eksperimen dalam

pembelajaran IPA

Langkah-langkah strategi inkuiri

melalui eksperimen

1. Guru melakukan orientasi sebelum pembelajaran

2. Membentuk kelompok secara heterogen 1

kelompok terdiri dari 5 siswa

3. Guru merumuskan masalah

4. Siswa merumuskan hipotesis

5. Siswa mengumpulkan data melalui percobaan

6. Siswa menguji hipotesis yang telah diajukan

7. Siswa merumuskan kesimpulan hasil

pembelajaran.

8. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok

didepan kelas

Hasil belajar IPA siswa

meningkat, banyak siswa

memperoleh nilai ≥ 70.

Siswa merasa bosan

dan belum aktif dalam

melaksanakan

kegiatan pembelajaran

Siswa aktif dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran, sehingga

pembelajaran lebih bermakna

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Strategi Inkuirirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4381/3/T1_292009117_BAB II.pdf · dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri

30

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penellitian ini dapat dirumuskan yakni:

1. Ada peningkatan dari penerapan strategi inkuiri melalui eksperimen

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas 4 SDN

Kemambang 02. Strategi inkuiri melalui eksperimen dikatakan

berhasil, jika hasil belajar dari peserta didik meningkat.

2. Ada perubahan proses pembelajaran dengan menerapkan strategi

inkuiri melalui eksperimen pada mata pelajaran IPA kelas 4 SDN

Kemambang 02.