bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori -...

26
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada pembahasan kajian pustaka pada bab II ini, hal-hal yang akan dibahas adalah hal-hal yang terkait dengan variabel-variabel dalam penelitian ini antara lain: model pembelajaran inkuiri, tujuan dan alasan penggunaan model pembelajaran inkuiri, peranan model pembelajaran inkuiri, sasaran utama kegiatan belajar mengajar pada model pembelajaran inkuiri, kondisi-kondisi umum sebagai syarat tumbuhnya pembelajaran inkuiri, prinsip-prinsip penerapan inkuiri, jenis- jenis model pembelajaran inkuiri, tahap-tahap (langkah-langkah) pembelajaran inkuiri, kelebihan dan kekurangan model pembelajaran inkuiri, model pembelajaran inkuiri terbimbing, langkah-langkah model pembelajaran inkuiri terbimbing, hasil belajar, factor-faktor yang mempengaruhi belajar, motivasi belajar, IPA, fungsi dan tujuan pembelajaran IPA di SD, ruang lingkup IPA di SD, kajian penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis tindakan. 2.1.1 Model Pembelajaran Inkuiri Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris “inquiry”, yang secara harafiah berarti penyelidikan. Piaget (Mulyasa, 2007:108) mengemukakan bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas, agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan satu penemuan dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan peserta didik lain. Sclenker (Yudi, 2008: 76) mengungkapkan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat menghasilkan peningkatan pemahaman sains, produktivitas, berpikir kreatif, serta siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Suchman. Suchman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh rasa ingin tahu akan

Upload: phamkiet

Post on 11-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Pada pembahasan kajian pustaka pada bab II ini, hal-hal yang akan dibahas

adalah hal-hal yang terkait dengan variabel-variabel dalam penelitian ini antara

lain: model pembelajaran inkuiri, tujuan dan alasan penggunaan model

pembelajaran inkuiri, peranan model pembelajaran inkuiri, sasaran utama kegiatan

belajar mengajar pada model pembelajaran inkuiri, kondisi-kondisi umum sebagai

syarat tumbuhnya pembelajaran inkuiri, prinsip-prinsip penerapan inkuiri, jenis-

jenis model pembelajaran inkuiri, tahap-tahap (langkah-langkah) pembelajaran

inkuiri, kelebihan dan kekurangan model pembelajaran inkuiri, model

pembelajaran inkuiri terbimbing, langkah-langkah model pembelajaran inkuiri

terbimbing, hasil belajar, factor-faktor yang mempengaruhi belajar, motivasi

belajar, IPA, fungsi dan tujuan pembelajaran IPA di SD, ruang lingkup IPA di

SD, kajian penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis tindakan.

2.1.1 Model Pembelajaran Inkuiri

Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris “inquiry”, yang secara harafiah

berarti penyelidikan. Piaget (Mulyasa, 2007:108) mengemukakan bahwa inkuiri

merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan peserta didik pada situasi

untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas, agar melihat apa yang terjadi,

ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari

jawabannya sendiri, serta menghubungkan satu penemuan dengan penemuan yang

lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan peserta didik

lain. Sclenker (Yudi, 2008: 76) mengungkapkan bahwa model pembelajaran

inkuiri dapat menghasilkan peningkatan pemahaman sains, produktivitas, berpikir

kreatif, serta siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis

informasi.

Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Suchman. Suchman

meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh rasa ingin tahu akan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

7

sesuatu. Oleh karena itu, prosedur ilmiah dapat diajarkan langsung pada mereka.

Model pembelajaran inkuiri adalah sebuah model pembelajaran yang termasuk

dalam model pembelajaran pemrosesan informasi. Menurut Joyce dan Weil

(Wena, 2009: 76), model inkuiri adalah sebuah model yang intinya melibatkan

siswa ke dalam masalah asli dan menghadapkan mereka dengan sebuah

penyelidikan, membantu mengindentifikasi konseptual atau metode pemecahan

masalah yang terdapat dalam penyelidikan, dan mengarahkan siswa mencari jalan

keluar dari masalah tersebut.

Sanjaya (2008: 196), mendefinisikan model inkuiri adalah serangkaian

kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan

analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang

dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab

antara guru dan siswa.

Model pembelajaran inkuiri adalah sebuah model pembelajaran yang

mampu menciptakan peserta didik yang cerdas dan berwawasan. Dengan model

pembelajaran ini, siswa dilatih selalu berpikir kritis, karena membiasakan siswa

memecahkan suatu masalah sendiri. Model pembelajaran ini bertujuan untuk

melatih kemampuan peserta didik dalam meneliti, menjelaskan fenomena, dan

memecahkan masalah secara ilmiah. Dalam proses inkuiri, guru dalam hal ini

hanya bertindak sebagai fasilitator, nara sumber dan penyuluh kelompok. Para

siswa didorong mencari pengetahuan sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan.

Inkuiri merupakan model yang bersifat student center, dan guru disini

berperan sebagai pembimbing, fasilitator, dan pengarah kerja siswa.

Pada pelaksanaannya, model pembelajaran inkuiri tidak semata

mengembangkan kemampuan intelektual, tetapi seluruh potensi yang ada,

termasuk pengembangan emosional dan pengembangan ketrampilan. Pada

hakikatnya, model pembelajaran inkuiri merupakan suatu proses. Proses ini

bermula dari rumusan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan bukti,

menguji hipotesis dan menarik kesimpulan sementara, menguji kesimpulan

sementara supaya sampai pada kesimpulan yang pada taraf tertentu diyakini siswa

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

8

yang bersangkutan. Semua tahap dalam proses inkuiri tersebut di atas, merupakan

kegiatan belajar dari siswa (Gulo, 2002: 93).

Dari seluruh pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran inkuiri merupakan sebuah model pembelajaran yang

mencoba memberikan pengalaman langsung kepada siswa, untuk merasakan

secara nyata proses pembelajaran dengan melibatkan seluruh aspek kemampuan

siswa. Sehingga, dengan merasakan langsung keterlibatannya pada saat kegiatan

pembelajaran, siswa menjadi semakin yakin dengan kemampuan yang

dimilikinya, sehingga proses belajar benar-benar terjadi, dan akhirnya terjadilah

perubahan pada diri siswa yaitu perubahan pengetahuan, pemahaman, pengalaman

serta tingkah laku.

2.1.2 Tujuan dan Alasan Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan informasi dengan atau

tanpa bantuan guru. Model pembelajaran ini melibatkan siswa dalam proses

mental, dalam rangka penemuannya. Model pembelajaran inkuiri memungkinkan

para siswa menemukan sendiri informasi-informasi yang diperlukan, untuk

mencapai tujuan pembelajarannya.

Tujuan utama dari pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran

inkuiri adalah menyediakan peralatan atau cara bagi siswa untuk mengembangkan

kemampuan dan ketrampilan intelektualnya yang berkaitan dengan berpikir kritis

dan memecahkan masalah. Secara lebih khusus, tujuan dari model pembelajaran

inkuiri adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan arah dan proses bahan

pelajarannya.

2) Mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pengalaman

belajarnya.

3) Melatih siswa menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

yang tidak ada habisnya.

4) Memberi pengalamaan belajar seumur hidup.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

9

Adapun alasan pengunaan model pembelajaran inkuiri sebagai model

pembelajaran dalam di sekolah adalah sebagai berikut:

1) Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan

2) belajar tidak hanya diperoleh dari sekolah, tetapi juga lingkungan sekitar

3) melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran sendiri akan kebutuhan

belajarnya.

4) Penanaman kebiasaan untuk belajar berlangsung seumur hidup.

2.1.3 Peranan Model Pembelajaran Inkuiri

Dalam perkembangannya, teranyata model pembelajaran inkuiri

mempunyai peranan yang penting terhadap pendidikan di sekolah. Pelaksanaan

penggunaan model pembelajaran inkuiri mempunyai peranan penting, baik bagi

guru maupun para siswa. Perananannya antara lain sebagai berikut: (1)

Menekankan kepada proses perolehan informasi oleh siswa; (2) Membuat konsep

diri siswa bertambah dengan penemuan-penemuan yang diperolehnya; (3)

Memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan memperluas penguasaan

ketrampilan dalam proses memperoleh kognitif para siswa; (4) Penemuan-

penemuan yang diperoleh siswa dapat menjadi kepemilikannya dan sangat sulit

melupakannnya; (5) Tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar,

karena siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar

(Sumantri, 1999: 166).

2.1.4 Sasaran Utama Kegiatan Belajar Mengajar Pada Model Pembelajaran

Inkuiri

Sasaran utama dalam kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran

inkuri, adalah: (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan

belaja. Kegiatan belajar disini adalah kegiatan mental, intelektual, sosial dan

emosial; (2) keterarahan kegiatan belajar secara logis dan sistematis pada tujuan

pengajaran; (3) mengembangkan siskap percaya pada diri sendiri (self-belief) pada

diri siswa, tentang apa yang ditemukannya dalam proses pembelajaran inkuiri.

Gulo (2002, 85), mengatakan bahwa sasaran utama dalam kegiatan pembelajaran

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

10

dengan model pembelajaran inkuiri berpusat pada perkembangan kepribadian dan

intelektual siswa.

2.1.5 Kondisi-Kondisi Umum Sebagai Syarat Timbulnya Pembelajaran

Inkuiri

Joyce (Gulo, 2002: 85) mengemukakan kondisi-kondisi umum yang

merupakan syarat bagi timbulnya pembelajaran inkuiri bagi siswa. Kondisi

tersebut antara lain: (1) aspek sosial di dalam kelas dan suasana terbuka yang

mengundang siswa berdiskusi. Hal ini menuntut adanya suasana bebas di dalam

kelas, dimana siswa tidak merasakan adanya tekanan atau hambatan untuk

mengemukakan pendapatnya; (2) inkuiri berfokus pada hipotesis. Siswa perlu

menyadari bahwa pada dasarnya semua pengetahuan bersifat tentatif. Tidak ada

kebenaran yang bersifat mutlak. Kebenaran selalu bersifat sementara; (3)

penggunaan fakta sebagai evidensi. Dalam kelas, dibicarakan validitas dan

reliabilitas tentang fakta, sebagaimana dituntut dalam pengujian hipotesis pada

umumnya. Dalam pelaksanaan model pembelajaran inkuiri, ada kondisi umum

yang perlu diperhatikan agar model pembelajaran inkuiri dapat tercipta di dalam

proses pembelajaran di sekolah.

2.1.6 Prinsip-Prinsip Penerapan Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang

menekankan pada pengembangan intelektual anak. Dalam menggunakan model

pembelajaran inkuiri, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh setiap

guru, agar model pembelajaran ini benar-benar mencapai suatu keberhasilan

dalam proses pembelajaran.

Menurut Wina Sanjaya (2007: 199 – 201) ada beberapa prinsip yang

harus diperhatiakn oleh seorang guru dalam menerapkan model pembelajaran

inkuiri:

1) Berorientasi pada pengembangan intelektual; maksudnya adalah model

pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar, juga berorientasi pada

proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

11

dengan menggunakan model inkuiri, bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa

dapat menguasai materi pelajaran, namun pada sejauh mana siswa beraktivitas

mencari dan menemukan sesuatu.

2) Prinsip interaksi; proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi,

baik interaksi antar siswa maupun interaksi antara siswa dengan guru; bahkan

interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses

interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi

sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu

mengarahkan (directing), agar siswa bisa mengembangkan kemampuan

berpikirnya melalui interaksi mereka.

3) Prinsip bertanya; peran guru yang harus dilakukan dalam menerapkan model

pembelajaran inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa

untuk menjawab setiap pertanyaan, pada dasarnya sudah merupakan bagian

dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam

setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Berbagai jenis dan teknik bertanya

perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah pertanyaan itu hanya sekedar meminta

perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan

kemampuan atau bertanya untuk menguji.

4) Prinsip belajar untuk berpikir; belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta,

akan tetapi belajar adalah proses berpikiri (learning how to think), yakni

mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan, baik

otak reptil, otak limbik maupun otak neokorteks. Pembelajaran berpikir

merupakan pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.

5) Prinsip keterbukaan; dalam pembelajaran, siswa perlu diberikan kebebasan

untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan

nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang

menyediakan kemungkinan sebagai hipotesis, yang harus dibuktikan

kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan

kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis, dan secara terbuka

membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

12

2.1.7 Jenis-Jenis Model Pembelajaran Inkuiri

Sund dan Trowbridge (Mulyasa, 2007: 109) mengemukakan ada tiga

macam jenis pembelajaran inkuiri, sebagai berikut:

1) Inkuiri termbimbing (guided inquiry): siswa memperoleh pedoman sesuai

dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa

pertanyaan yang membimbing. Pembelajaran inkuiri jenis ini digunakan

terutama bagi siswa yang belum berpengalaman, guru memberikan bimbingan

dan pengarahan yang cukup luas. Dalam pelaksanaannya, sebgai besar

perencanaan dibuat guru, dan siswa tidak merumuskan permasalahan.

2) Inkuiri bebas (free inquiry), pada jenis ini, siswa melakukan penelitian sendiri

bagaikan seorang ilmuwan. Siswa harus dapat mengidentifikasi dan

merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki.

3) Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry). Pada jenis ini, guru

memberikan permasalahan atau problem dan kemudian siswa diminta untuk

memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan

prosedur penelitian.

2.1.8 Tahap (Langkah-Langkah) Pembelajaran Inkuri

Menurut Dahlan (Trianto, 2007: 18) bahwa tahapan atau langkah-langkah

pembelajaran inkuiri, terdiri dari lima tahap atau lima langkah, yaitu sebagai

berikut:

a. Penyajian Masalah

Pada tahap ini, guru menjelaskan prosedur inkuiri kepada siswa, setelah itu

guru menyajikan permasalahan yang dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa,

sehingga siswa mulai bertanya-tanya baik kepada dirinya sendiri, maupun kepada

guru. Dalam tahap ini, dialog atau kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa

haru diatur sedemikian rupa, sehingga jawaban guru terhadap pertanyaan siswa

terbatas pada jawaban “ya” atau “tidak”. Pertanyaan terbuka harus dihindarkan,

dan siswa tidak boleh meminta guru menjelaskan tentang permasalahan yang

dihadapi. Jadi, apabila siswa mengajukan pertanyaan yant tidak dapat dijawab

dengan “ya” atau “tidak”, maka siswa harus menyusun kembali pertanyaannya.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

13

Siswa harus mencari sendiri fakta-fakta untuk memecahkan permasalahan yang

dihadapinya.

b. Pengumpulan dan Verifikasi Data

Dalam tahap ini, siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan data

(informasi) sebanyak-banyaknya, mengenai masalah yang disajikan, sehingga,

diharapkan ada kegiatan diskusi kelompok, untuk merumuskan suatu hipotesis

sebagai jawaban sementara dari permasalahan tersebut. Data-data tersebut dapaat

diperoleh melalui telaah buku, atau dapat juga melalui peristiwa yang mereka

lihat, atau mereka alami (belum sampai melakukan kegiatan eksperimen).

c. Eksperimen

Dalam tahap ini, siswa melakukan kegiatan eksperimen yang

prosedurunya telah disediakan oleh guru, serta jelas melalui lembar kerja siswa.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan

pada tahap sebelumnya. Adapun peran guru dalam tahapan ini ialah membimbing,

mengarahkan, serta mengendalikan kegiatan eksperimen.

d. Merumuskan Penjelasan

Dalam tahap ini, siswa mengkoordinasikan dan menganalisis data, untuk

membuat kesimpulan yang dapat menjawab masalah yang telah disajikan. Guru

mengajak siswa untuk merumuskan penjelasan mengenai permasalahan yang

sedang dihadapi, yaitu dengan cara mengarahkan siswa mengemukakan

informasi-infromasi yang mereka dapatkan melalui eksperimen. Kegiatan

perumusan penjelasan ini, bertujuan untuk membimbing siswa kepada pemecahan

masalah yang terarah. Apabila terdapat siswa yang menemui kesulitan dalam

mengemukakan informasi, dalam bentuk uraian yang jelas (penjelalsan yang

rinci), maka siswa didorong serta diarahkan untuk memberikan penjelasan yang

sederhana saja, dan tidak begitu mendetail.

e. Analisis Proses Inkuiri

Pada tahap ini, siswa diminta untuk menganalisi pola-pola inkuiri yang

telah mereka jalani. Dengan demikian, siswa akan memperoleh tipe-tipe informasi

yang sebelumnya tidak dimiliki siswa. Hal ini penting bagi siswa, sebab hal

tersebut dapat melengkapi dan memperbanyak data yang relevaan, serta

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

14

menunjang untuk menemukan pemecahan masalah. Tahapan ini penting untuk

memperbaiki proses inkuiri itu sendiri.

2.1.9 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri

Setiap model pembelajaran, dipastikan memiliki kelebihan dan

kekurangannya sendiri-sendiri. Model pembelajaran juga memiliki hal-hal

tersebut, yaitu:

a. Kelebihan

1) Model pengajar menjadi berubah dari yang bersifat penyajian informasi

menjadi pengolahan informasi.

2) pengajaran berubah dari teacher centered menjadi student centered. Guru

lebih banyak bersifat membimbing.

3) dapat membentuk dan mengembangkan self-concept pada diri siswa.

4) dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari, sehingga tahan

lama dalam ingatan.

5) memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber

belajar, yang tidak hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber

belajar.

6) menghindarkan cara belajar tradisional (menghafal).

b. Kekurangan

1) memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima informasi

dari guru apa adanya, menjadi belajar mandiri dan kelompok dengan mencari

dan mengolah informasi sendiri. Mengubah kebiasaan bukanlah suatu hal

yang mudah, apalagi kebiasaan yang telah bertahun-tahun.

2) guru dituntut mengubah kemasan mengajar yang umumnya sebagai penyaji

informasi, menjadi fasilitator dan motivator. Hal ini merupakan pekerjaan

yang tidak gampang, karena umumnya, guru merasa belum mengajar dan

belum puas, apabila tidak menyampaikan informasi (ceramah).

3) model ini dalam pelaksanaannya, memerlukan penyediaan sumber belajar dan

fasilitaas yang memadai, yang tidak selalu tersedia.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

15

4) model ini tidak efisien, khususnya untuk mengajar siswa dalam jumlah besar,

sedangkan jumlah guru terbatas.

Mengatasi kekurangan-kekurangan dari penerapan model inkuiri

terbimbing, maka hal-hal yang dapat dilakukan yaitu:

1. Memupuk kebiasaan pada siswa untuk membentuk cara belajar mandiri, dan

memberikan pemahaman bahwa sumber-sumber belajar tidak saja harus

berpusat pada guru semata.

2. Guru perlu berlatih untuk mendengarkan dan memposisikan diri menjadi

fasilitator bagi siswa selama pembelajaran.

3. Mengatasi kelas yang besar, maka sebaiknya siswa dibagi dalam kelompok-

kelompok.

2.1.10 Model Pembelajaran Inkuiri Termbimbing

Model pembelajaran inkuiri terbimbing digunakan apabila dalam kegiatan

pembelajaran, guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada

siswa. Pada umumnya, model pembelajaran inkuiri terbimbing terdiri atas: (1)

penyajian masalah; (2) kelas semester; (3) prinsip atau konsep yang ditemukan;

(4) alat/bahan; (5) diskusi pengarahan; (6) kegiatan penemuan siswa; (7) proses

berpikir kritis dan ilmiah; (8) pertanyaan yang bersifat open ended; (9) catatan

guru.

Pada model pembelajaran inkuiri terbimbing ini, guru memberikan

petunjuk-petunjuk kepada siswa seperlunya. Petunjuk tersebut dapat berupa

pertanyaan-pertanyaan yang membimbing siswa, agar mampu menemukan sendiri

arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan, untuk memecahkan

permasalahan yang diberikan guru. Pengerjaannya dapat dilakukan sendiri atau

dapat diatur secara berkelompok. Bimbingan yang diberikan kepada siswa,

dikurangi sedikit demi sedikit, sering bertambahnya pengalaman siswa dengan

pembelajaran secara inkuiri.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

16

2.1.11 Tahap (Langkah-Langkah) Pembelajaran Model Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing.

Tahap-tahap pembelajaran model inkuiri yang diterapkan dalam penelitian

ini, diadopsi dari Eggen dan Kauchak (Trianto, 2007: 69), meliputi menyajikan

pertanyaan atau masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan

percobaan untuk memperoleh data, mengumpulkan dan menganalisis data, serta

membuat kesimpulan. Sintaks pembelajarannya disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Sintaks Pembelajaran Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing.

Fase Indikator Peran Guru

1 Menyajikan pertanyaan atau

masalah

Guru membimbing siswa

mengidentifikasi masalah dan

dituliskan di papan tulis

Guru membagi siswa dalam beberapa

kelompok

2 Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada

siswa untuk curah pendapat dalam

membentuk hipotesis

Guru membimbing siswa dalam

menentukan hipotesis relevan dengan

permasalahan dan memprioritaskan

hipotesis yang akan digunakan untuk

dijadikan prioritas penyelidikan.

3 Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada

siswa untuk menentukan langkah-

langkah yang sesuai dengan hipotesis

yang akan dilakukan.

Guru membimbing siswa dalam

menentukan langkah-langkah

percobaan.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

17

4 Melakukan percobaan untuk

memperoleh data

Guru membimbing siswa mendapatkan

data melalui percobaan.

5 Mengumpulkan dan

menganalisis data

Guru memberikan kesempatan kepada

tiap kelompok untuk menyampaikan

hasil pengolahan data yang terkumpul.

6 Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam

membuat kesimpulan berdasarkan data

yang telah diperoleh.

2.1.12 Pengertian Belajar

Robbins (Trianto, 2009:15) mendifinisikan “belajar sebagai proses

menciptakan hubungan antara suatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan

sesuatu (pengetahuan) yang baru”. Jadi dalam makna belajar, disini merupakan

keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru.

Joko Susilo (2009: 23) mengatakan bahwa belajar adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Dalam pengertian ini, belajar adalah

merupakan suatu proses, satu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar

bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu yakni mengalami.

Hasil belajar bukan penguasaan dan latihan, melainkan perubahan kelakuan.

Selanjutnya menurut Winkel (1996:53), belajar adalah suatu aktivitas

mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.

Dari ketiga pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu aktivitas mental dimana aktivitas itu merupakan proses mencipatakan

hubungan antara suatu pengetahuan dengan pengetahuan yang baru melalui

interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan

dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

18

2.1.13 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya (Sudjana, 2001: 22). Abdullah, Ilyas (2008: 98)

menjelaskan bahwa hasil belajar adalah hasil maksimum yang dicapai oleh

seseorang setelah melakukan kegiatan belajar yang diberikan berdasarkan atas

pengukuran tertentu. Seseorang yang telah melakukan kegiatan belajar yang

diberikan berdasarkan atas pengukuran tertentu diharapkan dapat mencapai hasil

yang maksimum. Seorang yang dapat melakukan memperoleh hasil maksimum

dari kegiatan belajarnya maka sebuah prestasi belajar akan didapatkan.

Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu

bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan

kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.”

Nana Sudjana (1999: 22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu

kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar mengajar, disebabkan oleh

pengalaman dan latihan. Selanjutnya menurut Bloom (dalam Oemar Hamalik

2002: 79-82) mengatakan bahwa hasil belajar dapat dilihat pada ketiga aspek,

yaitu:

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif meliputi kemampuan pengembangan ketrampilan

intelektual (knowledge) dengan tingkatan-tingkatan yaitu:

a. Recall of data (Hapalan/ C1)

Merupakan kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip,

prosedur atau istilah yang dipelajari. Tingkatan ini merupakan tingkatan paling

rendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Kemampuan yang

dimiliki hanya kemampuan menangkap informasi kemudian menyatakan kembali

informasi tersebut tanpa harus memahaminya. Pada tingkatan ini, siswa diminta

untuk mengingat kembali satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana. Contoh kata

kerja yang digunakan yaitu menyebutkan, mendefinisikan, menggambarkan.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

19

b. Comprehension (Pemahaman/C2)

Merupakan kemampuan untuk memahami arti, interpolasi, interpretasi,

intruksi (pengarahan) dan masalah. Syambasri Munaf (2001: 69) mengemukakan

bahwa pemahaman merupakan salah satu jenjang kemampuan dalam proses

berpikir dimana siswa dituntut untuk memahami yang berarti mengetahui sesuatu

hal yang dapat dilihatnya dari berbagai segi. Pada tingkatan ini, selain hafal siswa

juga harus memahami makna yang terkandung, misalnya dapat menjelaskan suatu

gejala, menginterpretasikan grafik, bagan atau diagram, serta dapat menjelaskan

konsep atau prinsip dengan kata-kata sendiri. Contoh kata kerja yang digunakan

yaitu menyajikan, menginterpretasikan, menjelaskan.

c. Application (Penerapan/C3)

Merupakan kemampuan menggunakan konsep dalam situasi baru atau

pada situasi konkret. Tingkatan ini merupakan jenjang yang lebih tinggi dari

pemahaman. Kemampuan yang diperoleh berupa kemampuan untuk menerapkan

prinsip, konsep, teori, hukum maupun metode yang dipelajarinya dalam situasi

baru. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu mengaplikasikan, menghitung,

menunjukkan.

d. Analysis (Analisis/C4)

Merupakan kemampuan untuk memilah materi atau konsep ke dalam

bagian-bagian, sehingga struktur susunannya dapat dipahami. Dengan analisis

diharapkan seseorang dapat memilah integritas menjadi bagian-bagian yang lebih

rinci atau terurai dan memahami hubungan bagian-bagian tersebut satu sama lain.

Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menganalisa, membandingkan,

mengklasifikasikan.

e. Synthesis (Sintesis/C5)

Merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang

terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Syambasri Munaf (2001: 73)

menyatakan bahwa kemampuan sintesis merupakan kemampuan

menggambungkan bagian-bagian (unsur-unsur) sehingga terjelma pola yang

berkaitan secara logis atau mengambil kesimpulan dari peristiwa-peristiwa yang

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

20

ada hubungannya satu dengan yang lain. Kemampuan ini misalnya dalam

merencanakan eksperimen, menyusun karangan, menggambungkan obyek-obyek

yang memiliki sifat sama ke dalam satu klasifikasi. Contoh kata kerja yang

digunakan yaitu menghasilkan, merumuskan, mengorganisasikan.

f. Evaluation (Evaluasi/C6)

Merupakan kemampuan untuk membuat pertimbangan (penilaian)

terhadap suatu situasi, nilai-nilai atau ide-ide. Kemampuan ini merupakan

kemampuan tertinggi dari kemampuan lainnya. Evaluasi adalah pemberian

keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan,

cara kerja, materi dan kriteria tertentu. Untuk dapat membuat suatu penilaian,

seseorang harus memahami, menerapkan, menganalisis dan mensintesis terlebih

dahulu. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menilai, menafsirkan, menaksir

dan memutuskan.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif berkaitan dengan perkembangan emosional individu

misalnya sikap (attitude), apresiasi (appreciation), dan motivasi (motivation).

David Kartwohl (Clark, 2000: 100) membagi aspek afektif dalam lima kategori,

yaitu:

a. Receiving (Penerimaan)

Mengacu pada kesukarelaan dan kemampuan memperhatikan terhadap

stimulus yang tepat. Sebagai contoh, siswa mampu mendengarkan penjelasan dari

guru secara seksama tanpa memberikan respon terlebih dahulu.

b. Responding (Pemberian Respon)

Mengacu pada partipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Kemampuan ini

meliputi keinginan dan kesenangan menanggapi stimulus. Sebagai contoh, siswa

menjawab pertanyaan guru dan memperdebatkan masalah yang dilontarkan guru

serta mau bekerjasama dalam penyelidikan.

c. Valuing (Penilaian)

Mengacu pada nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus

tertentu. Reaksi-reaksi yang dapat muncul seperti menerima, menolak atau tidak

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

21

menghiraukan. Sebagai contoh, siswa bertanggungjawab terhadap alat-alat

penyelidikan dan bersikap jujur dalam pembelajaran.

d. Organization (Pengorganisasian)

Pengorganisasian dapat diartikan sebagai proses konseptualisasi nilai-nilai

dan menyusun hubungan antara nilai-nilai tersebut, kemudian nilai-nilai terbaik

untuk diterapkan. Sebagai contoh, kemampuan menimbang dampak positif dan

negatif suatu perlakuan.

e. Characterization (Karateristik)

Karakteristik adalah sikap dan perbuatan yang secara konsisten dilakukan

oleh seseorang selaras dengan nilai-nilai yang dapat diterimanya, sehingga sikap

dan perbuatannya itu seolah-olah menjadi ciri-ciri perilakunya. Sebagai contoh,

mau mengubah pendapatnya jika pendapat tersebut tidak sesuai dengan bukti-

bukti yang ditunjukkannya.

3. Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan manual fisik (skills).

Aspek psikomotorik dikemukakan oleh Dave (Clark, 2000: 101) menjadi lima

kategori, yaitu:

a. Imitation (Peniruan)

Kemampuan ini dimulai dengan mengamati suatu gerakan kemudian

memberikan respon serupa dengan yang diamati. Sebagai contoh, kemampuan

menggunakan alat ukur setelah diperlihatkan cara menggunakannya.

b. Manipulation (Manipulasi)

Kemampuan ini merupakan kemampuan mengikuti pengarahan

(instruksi), penampilan dan gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu

penampilan. Sebagai contoh, melakukan kegiatan penyelidikan sesuai dengan

prosedur yang dibacanya.

c. Precision (Ketepatan)

Kemampuan ini lebih menekankan pada kecermatan, proporsi dan

kepastian yang lebih tinggi. Sebagai contoh, pada saat menggunakan alat ukur,

memperhatikan skala alat ukur yang digunakan dan satuan yang digunakan dalam

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

22

mengambil data, orang yang memiliki ketepatan biasanya melakukan pengamatan

berulang kali untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti.

d. Articulation (Artikulasi)

Merupakan kemampuan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan

membuat urutan yang lebih tepat dan mencapai hasil yang diharapkan atau

konsistensi internal diantara gerakan-gerakan yang berbeda. Sebagai contoh,

menunjukkan tulisan yang rapi dan jelas, mengetik cepat dan tepat dan

menggunakan alat-alat sesuai ketentuannya.

e. Naturalization (Pengalamiahan)

Menekankan pada kemampuan yang lebih tinggi secara alami, sehingga

gerakan yang dapat dilakukan dapat secara rutin dan tidak memerlukan pemikiran

terlebih dahulu.

Mengacu pada taksonomi Bloom di atas, maka hasil belajar dapat diukur

dengan menggunakan tiga indiktor perubahan pada diri siswa, namun

demikian, dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan salah satu

aspek dari ketiga aspek tersebut, yaitu aspek kognitif, dimana yang akan

diukur adalah ingatan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3).

2.1.14 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Merson (dalam Tu’u, 2004: 78), Slameto (2003: 54-60), Susilana

(2006: 102), faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah

sebagai berikut:

a. Faktor dalam, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar

yang berasal dari siswa yang sedang belajar. Faktor dalam meliputi:

1) Kondisi fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan

belajar seseorang. Seorang siswa dalam keadaan segar jasmaninya akan

berpengaruh terhadap hasil belajarnya, sebaliknya siswa yang fisiknya lelah juga

akan mempengaruhi hasil belajarnya. Di samping kondisi tersebut yang tidak

kalah pentingnya adalah kondisi panca indera, terutama penglihatan dan

pendengaran. Sebagian besar yang dipelajari manusia adalah dengan membaca,

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

23

melihat contoh atau model, melakukan observasi, mengamati hasil eksperimen,

mendengarkan keterangan guru, mendengarkan ceramah keterangan orang lain.

Jadi jelaslah di antara seluruh panca indera mata dan telinga mempunyai peranan

yang sangat penting.

Seperti yang dipaparkan oleh Edgar Dale (dalam Tu’u 2004: 40), bahwa

pengalaman belajar manusia itu 75% diperoleh melalui indera lihat, 13% melalui

indera dengar, dan 12% melalui indera lainnya.

2) Kondisi psikologis

Semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja berpengaruh terhadap

proses belajar yang juga bersifat psikologis. Beberapa faktor yang mempengaruhi

terhadap proses dari hasil belajar yaitu:

a) Kecerdasan

Seorang siswa yang cerdas umumnya akan lebih cepat mampu belajar jika

dibandingkan dengan siswa yang kurang cerdas, meskipun fasilitas dan waktu

yang diperlukan untuk mempelajari materi atau bahan pelajaran sama.

Hasil pengukuran kecerdasannya biasa dinyatakan dengan angka yang

menunjukkan perbandingan kecerdasan yang dikenal dengan istilah IQ

(Intelligence Quotion). Berbagai hasil penelitian menunjukkan hubungan yang

erat antara IQ dengan hasil belajar di sekolah. Tinggi rendahnya kecerdasan yang

dimiliki seorang siswa sangat menentukan keberhasilannya mencapai prestasi

belajar, termasuk prestasi-prestasinya lain sesuai macam-macam kecerdasan yang

menonjol yang ada pada dirinya. Hal itu dapat kita ketahui umumnya tingkat

kecerdasan yang baik dan sangat baik cenderung lebih baik angka nilai yang

dicapai siswa.

b) Bakat

Di samping Intelegensi, bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya

terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Bakat adalah kemampuan yang ada

pada seseorang yang dibawanya sejak lahir, yang diterima sebagai warisan dari

orang tua. Bagi seorang siswa bakat bisa berbeda dengan siswa lain. Ada siswa

yang berbakat dalam bidang ilmu sosial, dan ada yang di ilmu pasti. Karena itu,

seorang siswa seorang siswa yang berbakat di bidang ilmu sosial akan sukar

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

24

berprestasi tinggi di bidang ilmu pasti, dan sebaliknya. Bakat-bakat yang dimiliki

siswa tersebut apabila diberi kesempatan dikembangkan dalam pembelajaran,

akan dapat mencapai prestasi yang tinggi. Sebaliknya, seorang siswa ketika akan

memilih bidang pendidikannya, sebaiknya memperhatikan aspek bakat yang ada

padanya. Untuk itu, sebaiknya bersama orang tuanya meminta jasa layanan

psikotes untuk melihat dan mengetahui bakatnya. Sesudah ada kejelasan, baru

menentukan pilihan.

c) Motivasi dan perhatian

Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah

melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap sesuatu. Minat dan

perhatian biasanya berkaitan erat. Apabila seorang siswa menaruh minat pada satu

pelajaran tertentu, biasanya cenderung memperhatikannya dengan baik. Minat dan

perhatian yang tinggi pada mata pelajaran akan memberi dampak yang baik bagi

prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, seorang siswa harus menaruh minat dan

perhatian yang tinggi dalam proses pembelajaran-pembelajaran di sekolah.

Dengan minat dan perhatian yang tinggi, kita boleh yakin akan berhasil dalam

pembelajaran.

d) Motivasi

Motivasi adalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Motivasi belajar kondisi psikologis yang mendorong

seseorang untuk belajar. Motivasi selalu mendasari dan mempengaruhi setiap

usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam

belajar, kalau siswa mempunyai motivasi yang baik dan kuat, hal itu akan

memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi. Siswa yang

kehilangan motivasi dalam belajar akan memberi dampak kurang baik bagi

prestasi belajarnya.

e) Emosi

Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam proses belajar seorang siswa akan

terbentuk suatu kepribadian tertentu, atau tipe tertentu, misalnya siswa yang

emosional dalam belajar, akan mudah putus asa. Hal ini mau tidak mau akan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

25

mempengaruhi bagaimana siswa menerima, menghayati pengalaman yang

didapatnya dalam suatu pembelajaran.

f) Kemampuan kognitif

Yang dimaksud dengan kemampuan kognitif yaitu kemampuan berpikir,

menalar yang dimiliki siswa. Jadi kemampuan kognitif berkaitan erat dengan

ingatan dan berfikir seorang siswa.

b. Faktor luar, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat

mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor tersebut adalah faktor

lingkungan. Faktor lingkungan dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Lingkungan alami, yaitu yaitu kondisi alami yang dapat berpengaruh terhadap

proses dan hasil belajar, termasuk dalam lingkungan alami yaitu suhu, cuaca,

udara, pada waktu itu dan kejadian-kejadian yang sedang berlangsung.

2) Lingkungan sosial, dapat berwujud manusia, wujud lain yang berpengaruh

langsung terhadap proses dan hasil belajar. Misalnya hubungan murid dengan

guru, orang tua dengan anak, dan lingkungan masyarakat di luar sosial yang

baik, mesra dapat membantu terciptanya prestasi belajar siswa.

Sementara itu menurut Suryabrata (1998: 13), ada tiga faktor yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor psikis, fisik, dan lingkungan. Slameto

(2010) menambahkan salah satu faktor eksternal yang ikut mempengaruhi hasil

belajar siswa adalah metode pembelajaran.

2.1.15 Motivasi Belajar

Sebelum membahas motivasi belajar, terlebih dahulu akan dibahas

mengenai motivasi. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni

“movere” yang berarti “menggerakkan” (Winardi, 2007: 41). Menurut James

O Whittaker (Wasty Soemanto 2003: 205) motivasi adalah kondisi-kondisi atau

keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada mahluk untuk

bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motif dan

motivasi memiliki pengertian yang sama yaitu menunjukkan suatu dorongan yang

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

26

timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertndak

melakukan sesuatu guna tujuan yang diinginkan.

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan oleh seseorang yang

tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas

belajar. Hal ini merupakan suatu pertanda yang akan dikerjakan itu tidak

menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum

tentu dapat membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai

hubungan dengan kepentingannya sendiri.

Seseorang yang melakukan aktivitas secara terus menerus tanpa motivasi

dari dirinya merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas

belajar. Namun seseorang yang tidak mempunyai keinginan belajar, dorongan dari

luar merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh motivasi intrinsik

dperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subyek

belajar.

Menurut Sadirman AM (2003: 33) mengatakan motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dan kegiatan belajar siswa dan memberikan

arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar

tercapai.

Dari pengertian motivasi belajar, dapat disimpulkan 3 fungsi motivasi

sebagi berikut:

a. Mendorong manusia untuk berbuat (motivasi sebagai motor penggerak dari

setiap kegiatan yang akan dilakukan).

b. Menyeleksi sesuatu perbuatan (menentukan perbuatan-perbuatan) yang harus

dilakukan untuk mencapai tujuan).

c. Menentukan arah perbuatan (kearah tujuan yang hendak dicapai) (M Ngalim

Purwanto, 2002: 33).

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dalam diri

individu untuk melakukan sesuatu tindakan, sehingga mencapai hasil yang lebih

baik dari pada hasil sebelumnya. Hasil yang dimaksudkan disini adalah hasil

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

27

belajar. Karena itu, motivasi belajar merupakan dorongan yang timbul baik dari

dalam diri maupun dari luar diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar, demi

mencapai hasil belajar yang memuaskan.

2.1.16 Pengertian IPA

Menurut Nash (Riwayal Haini, R. 2009: 67) IPA adalah suatu cara atau

metode untuk mengamati alam. Cara Ilmu pengetahuan Alam (IPA) mengamati

alam bersifat analitis, cermat dan lengkap, serta menghubungkan satu fenomena

dengan fenomena lain, sehingga keseluruhan membentuk suatu perspektif yang

baru tentang obyek yang diamatinya.

Dalam KTSP 2006 (2006: 124) dijelaskan bahwa IPA berhubungan dengan

cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau

prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Oleh karena

itu, dalam pembelajaran IPA, siswa membangun pengetahuannya berdasarkan

pengamatan, pengalaman, penyusunan gagasan, pengujian melalui suatu

percobaan atau penyelidikan, penjelajahan dan pencarian informasi sangat

diutamakan.

2.1.17 Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Menurut Depdiknas (2006: 27) tujuan pembelajaran IPA di SD/MI adalah

sebagai berikut:

1. Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dalam

kehidpuan sehari-hari;

2. Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap IPA dan teknologi;

3. mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan;

4. Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;

5. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi

antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; dan

6. Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

28

Menurut BNSP (2007: 13), mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat.

4) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam semesta dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

2.1.18 Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD

Berdasarkan kurikulum 2006 (KTSP), ruang lingkup bahan kajian IPA

meliputi beberapa aspek kajian pokok IPA yang diajarkan di SD, yaitu:

1) mahkluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.

2) benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya.

3) energi dan perubahannya, meliputi: magnet, listrik, cahaya, dan pesawat

sederhana

4) bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

29

2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Nasir (2012) dengan judul

penelitian: “Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided

Inqury) Untuk Meningkatkan Prestasi belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 03

Samarinda. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah: Apakah

ada pengaruh penerapan pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inqury)

terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas IV SDN 03 Samarinda? Rancangan

penelitian ini adalah true experimental atau biasa disebut eksperimen yang

sebenarnya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan memberikan

pre-test dan post-test group. Instumen yang digunakan adalah tes prestasi belajar

siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara

nilai rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari hasil analisis

data diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar siswa pada kelompok eksperimen

86,10 lebih tinggi daripada rata-rata prestasi belajar kelompok kontrol sebesar

72,76. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri

terbimbing (guided inqury) mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Kikin Martiani (2012), dengan judul

penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inqury)

terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Kartika Siliwangi Cimahi Tahun

Ajaran 2011/2012. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ekektivitas model

pembelajaran Inkuiri Terbimbing dalam meningkatkan kemampuan hasil belajar

IPA kelas IV SDN Kartika Siliwangi 2 Cimahi. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Hasil penelitian menyatakan rata-

rata nilai pretest sebesar 66.47 dan rata-rata posttest 77.38. hasil ini menunjukkan

peningkatan yang tinggi dari rata-rata sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa

penerapan Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inqury) mampu

meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

Berdasarkan dua penelitian terdahulu di atas, maka persamaan penelitian ini

dengan kedua penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:kedua penelitian

terdahulu menggunakan subyek yang sama dengan penelitian yang dilakukan

sekarang yaitu siswa kelas 4 SD. Kedua, sama dengan kedua penelitian terdahulu,

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

30

penelitian ini menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam

pembelajaran. Selain kesaaman-kesamaan dengan penelitian-penelitian terdahulu,

ada beberapa perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Pertama,

penelitian terdahulu menggunakan desain eksperimen, sedangkan penelitian ini

menggunakan desain penelitian tindakan kelas. Kedua, waktu penelitian. Kedua

penelitian telah melaksanakan penelitian lebih dahulu. Ketiga, lokasi. Meskipun

menggunakan subyek yang sama, namun lokasi penelitian kedua penelitian

terdahulu dengan penelitian ini berbeda. Dengan demikian, dapat dipastikan

bahwa sumber daya dari kedua penelitian terdahulu tentu berbeda dengan

penelitian yang hendak dilaksanakan ini.

2.3 Kerangka Berpikir

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan demi

mengubah kondisi belajar yang terjadi dalam kelas. Perubahan kondisi ini adalah

perubahan yang diarahkan hingga pada hasil akhir yang diharapkan, dimana hasil

itu diacu berdasarkan kriteria ketuntasan minimal dalam kelas. Agar tujuan dari

penelitian ini dicapai, diperlukan model pembelajaran yang mendorong terjadinya

pencapaian tujaun itu. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan model

pembelajaran inkuiri terbimbing. Pemilihan model pembelajaran inkuiri

terbimbing dibangun atas dasar pemikiran bahwa belajar merupakan proses

penemuan. Belajar karena itu, merupakan sebuah proses untuk menyelidiki.

Konsep-konsep yang diajarkan, sepatutnya diperlakukan sebagai hipotesis yang

perlu dipertemukan dengan fakta, lewat pengujian-pengujian ataupun eksperimen.

Belajar dengan cara ini, membawa siswa lebih mudah memahami sebuah konsep,

lebih mudah menyerap pelajaran, dan pelajaran akhirnya lebih tersimpan lama

dalam ingatan siswa. Selain itu, penelitian ini juga hendak mengubah situasi kelas,

dimana siswa diarahakan untuk termotivasi dalam belajar. Penelitian ini bertujuan

untuk mengubah situasi kelas dimana siswa dari pasif menjadi aktif terlibat dalam

proses belajar mengajar. Model pembelajaran inkuiri merupakan model

pembelajaran dimana siswa lebih banyak terlibat dalam proses-proses belajar,

mulai dari identifikasi masalah, merumuskan hipotesis pada masalah itu,

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8355/2/T1_292009368_BAB II.pdf · Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris

31

melakukan eksperimen sampai pada penyimpulan. Dengan demikian, model ini

dirancang agar siswa terlibat aktif dalam belajar. Kata lain, model pembelajaran

ini dirancang agar mendorong siswa memiliki hasil belajar yang tinggi.

2.4 Hipotesis Tindakan

Dengan mengacu pada keseluruhan pemaparan pada bab I maupun kajian

teori pada bab II, maka hipotesis penelitian tindakan ini adalah: “Penggunaan

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat Meningkatkan Motivasi dan Hasil

Belajar IPA KD: “Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari

ke hari” Siswa kelas 4 SDN Salatiga 09 Semester II Tahun Ajaran 2012/2013”.