bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 model...

35
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry) Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris “inquiry”, yang secara harafiah berarti penyelidikan. Piaget (Mulyasa, 2007:108) mengemukakan bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas, agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan satu penemuan dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan peserta didik lain. Sclenker (Yudi, 2008:76) mengungkapkan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat menghasilkan peningkatan pemahaman sains, produktivitas, berpikir kreatif, serta siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Menurut Joyce dan Weil (Wena, 2009:76), model inkuiri adalah sebuah model yang intinya melibatkan siswa kedalam masalah asli dan menghadapkan mereka dengan sebuah penyelidikan, membantu mengidentifikasikan konseptual atau metode pemecahan masalah yang terdapat dalam penyelidikan, dan mengarahkan siswa mencari jalan keluar dari masalah tersebut. Sanjaya (2008:196), mendefinisikan model inkuiri adalah serangakaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Model pembelajaran inkuiri adalah sebuah model pembelajaran yang mampu menciptakan peserta didik yang cerdas dan berwawasan. Dengan

Upload: vuongkhuong

Post on 07-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry)

Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris “inquiry”, yang secara

harafiah berarti penyelidikan. Piaget (Mulyasa, 2007:108) mengemukakan

bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas,

agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan

pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta

menghubungkan satu penemuan dengan penemuan yang lain,

membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan peserta

didik lain. Sclenker (Yudi, 2008:76) mengungkapkan bahwa model

pembelajaran inkuiri dapat menghasilkan peningkatan pemahaman sains,

produktivitas, berpikir kreatif, serta siswa menjadi terampil dalam

memperoleh dan menganalisis informasi.

Menurut Joyce dan Weil (Wena, 2009:76), model inkuiri adalah

sebuah model yang intinya melibatkan siswa kedalam masalah asli dan

menghadapkan mereka dengan sebuah penyelidikan, membantu

mengidentifikasikan konseptual atau metode pemecahan masalah yang

terdapat dalam penyelidikan, dan mengarahkan siswa mencari jalan keluar

dari masalah tersebut.

Sanjaya (2008:196), mendefinisikan model inkuiri adalah serangakaian

kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis

dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu

masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya

dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.

Model pembelajaran inkuiri adalah sebuah model pembelajaran yang

mampu menciptakan peserta didik yang cerdas dan berwawasan. Dengan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

10

model pembelajaran ini, siswa dilatih selalu berpikir kritis, karena

membiasakan siswa memecahkan suatu masalah sendiri. Model

pembelajaran ini bertujuan untuk melatih kemampuan peserta didik dalam

meneliti, menjelaskan fenomena, dan memecahkan masalah secara ilmiah.

Pada proses inkuiri, guru dalam hal ini hanya bertindak sebagai fasilitator,

nara sumber dan penyuluh kelompok. Para siswa didorong mencari

pengetahuan sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan.

Inkuiri merupakan model yang bersifat yang bersifat student center,

dan guru disini berperan sebagai pembimbing, fasilitator, dan pengarah

kerja siswa. Pada pelaksanaannya, model pembelajaran inkuiri tidak

semata mengembangkan kemampuan intelektual, tetapi seluruh potensi

yang ada termasuk pengembangan emosional dan pengembangan

ketrampilan. Pada hakikatnya, model pembelajaran inkuiri merupakan

suatu proses. Proses ini bermula dari rumusan masalah, mengembangkan

hipotesis, mengumpulkan bukti, menguji hipotesis dan menarik

kesimpulan sementara, menguji kesimpulan sementara supaya sampai

pada kesimpulan yang pada taraf tertentu diyakini siswa yang

bersangkutan. Semua tahap dalam proses inkuiri tersebut di atas,

merupakan kegiatan belajar dari siswa (Gulo, 2002:92).

Dari seluruh pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran inkuiri merupakan sebuah model pembelajaran

yang mencoba memberikan pengalaman langsung kepada siswa, untuk

merasakan secara nyata proses pembelajaran dengan melibatkan seluruh

aspek kemampuan siswa. Dengan merasakan langsung keterlibatannya

pada saat kegiatan pembelajaran, siswa menjadi semakin yakin dengan

kemampuan yang dimilikinya, sehingga proses belajar benar-benar terjadi,

dan akhirnya terjadilah perubahan pada diri siswa yaitu perubahan

pengetahuan, pemahaman, pengalaman serta tingkah laku.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

11

2.1.2 Peranan Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry)

Dalam perkembangannya, ternyata model pembelajaran inkuiri

mempunyai peranan yang penting terhadap pendidikan di sekolah.

Pelaksanaan penggunaan model pembelajaran inkuiri mempunyai peranan

penting, baik bagi guru maupun para siswa. Peranannya antara lain sebagai

berikut: (1) Menekankan kepada proses perolehan informasi oleh siswa;

(2) Membuat konsep diri siswa bertambah dengan penemuan-penemuan

yang diperolehnya; (3) Memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan

memperluas penguasaan keterampilan dalam proses memperoleh kognitif

para siswa; (4) Penemuan-penemuan yang diperoleh siswa dapat menjadi

kepemilikannya dan sangat sulit melupakannya; (5) Tidak menjadikan

guru sebagai satu-satunya sumber belajar, karena siswa belajar dengan

memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar (Sumantri, 1999:166).

2.1.3 Kondisi - Kondisi Umum Sebagai Syarat Timbulnya Pembelajaran

Inkuiri (Inquiry)

Joyce (Gulo, 2002:85) mengemukakan kondisi-kondisi umum yang

merupakan syarat bagi timbulnya pembelajaran inkuiri bagi siswa.

Kondisi tersebut antara lain:

a. Aspek sosial di dalam kelas dan suasana terbuka yang mengundang

siswa berdiskusi: hal ini menuntut adanya suasana bebas di dalam

kelas, dimana siswa tidak merasakan adanya tekanan atau hambatan

untuk mengemukakan pendapatnya.

b. Inkuiri berfokus pada hipotesis: siswa perlu menyadari bahwa pada

dasarnya semua pengetahuan bersifat tentatif. Tidak ada kebenaran

yang kebenaran yang bersifat mutlak. Kebenaran selalu bersifat

sementara.

c. Penggunaan fakta sebagai evidensi: dalam kelas, dibicarakan validitas

dan reliabilitas tentang fakta, sebagaimana dituntut dalam pengujian

hipotesis pada umumnya.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

12

Dalam pelaksanaan model pembelajaran inkuiri, ada kondisi umum

yang perlu diperhatikan agar model pembelajaran inkuiri dapat tercipta

di dalam proses pembelajaran di sekolah.

2.1.4 Prinsip-Prinsip Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry)

Model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang

menekankan pada pengembangan intelektual anak. Dalam menggunakan

model pembelajaran inkuiri, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan

oleh setiap guru, agar model pembelaajaran ini benar-benar mencapai

suatu keberhasilan dalam proses pembelajaran.

Menurut Wina Sanjaya (2007:199-201) ada beberapa prinsip yang

harus diperhatikan oleh seorang guru dalam menerapkan model

pembelajaran inkuiri:

a. Berorientasi pada pengembangan intelektual; maksudnya adalah

model pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar, juga

berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria leberhasilan dari

proses pembelajaran dengan mengguanakn model inkuiri, bukan

ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran,

namun pada sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan

sesuatu.

b. Prinsip interaksi; proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses

interaksi, baik interaksi siswa maupun interaksi antara siswa dengan

guru; bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran

sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai

sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur

interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing), agar siswa

bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi

mereka.

c. Prinsip bertanya; peran guru yang harus dilakukan dalam menerapkan

model pembelajaran inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab,

kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan, pada dasarnya

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

13

sudah merupakan bagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu,

kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat

diperlukan. Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh

setiap guru, apakah pertanyaan itu hanya sekedar meminta perhatian

siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan

kemampuan atau bertanya untuk menguji.

d. Prinsip belajar untuk berpikir; belajar bukan hanya mengingat

sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning

how to think), yakni mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak

kanan, baik otak reptile, otak limbik maupun otak neokorteks.

Pembelajaran berpikir merupakan pemanfaatan dan pengguanaan

otak secara maksimal.

e. Prinsip keterbukaan; dalam pembelajaran, siswa perlu diberikan

kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan

logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah

pembelajaran yang menyediakan kemungkinan sebagai hipotesis,

yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah

menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa

mengembangkan hipotesis, dan secara terbuka membuktikan

kebenaran hipotesis yang diajukannya.

2.1.5 Jenis-Jenis Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry)

Sund dan Trowbridge (Mulyasa, 2007:109) mengemukakan ada tiga

macam jenis pembelajaran inkuiri, sebagai berikut:

a. Inkuiri terbimbing (guided inquiry): siswa memperoleh pedoman

sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya

berupa pertanyaan yang membimbing. Pembelajaran inkuiri jenis ini

digunakan terutama bagi siswa yang belum berpengalaman, guru

memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Dalam

pelaksanaannya, sebagian besar perencanaan dibuat guru, dan siswa

tidak merumuskan permasalahan.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

14

b. Inkuiri bebas (free inquiry): pada jenis ini, siswa melakukan

penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Siswa harus dapat

mengidentifikasi dan menemukan berbagai topik permasalahan yang

hendak diselidiki.

c. Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry): pada jenis

ini, guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian

siswa diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui

pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.

2.1.6 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry)

Menurut Trianto (2007:23-24), setiap model pembelajaran dipastikan

memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Model

pembelajaran ini juga memiliki hal-hal tersebut, yaitu:

2.1.6.1 Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry) ;

a. Model pengajaran menjadi berubah dari yang bersifat penyajian

informasi menjadi pengolahan informasi

b. Pengajaran berubah dari teacher centered menjadi student centered.

Guru lebih banyak bersifat membimbing

c. Dapat membentuk dan mengembangkan self-concept pada diri siswa

d. Dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari, sehingga

tahan lama dalam ingatan

e. Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis

sumber belajar, yang tidak hanya menjadikan guru sebagai satu-

satunya sumber belajar

f. Menghindarkan cara belajar tradisional (menghafal)

2.1.6.2 Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry) ;

a. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima

informasi dari guru apa adanya, menjadi belajar mandiri dan kelompok

dengan mencari dan mengolah informasi sendiri. Mengubah kebiasaan

bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi kebiasaan yang telah

bertahun-tahun

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

15

b. Guru dituntut mengubah kemasan mengajar yang umumnya sebagai

penyaji informasi, menjadi fasilitator dan motivator. Hal ini merupakan

pekerjaan yang tidak gampang, karena umumnya guru merasa belum

mengajar dan belum puas apabila tidak menyampaikan informasi

(ceramah)

c. Model ini dalam pelaksanaannya memerlukan penyediaan sumber

belajar dan fasilitas yang memadai, yang tidak selalu tersedia

d. Model ini tidak efisien, khususnya untuk mengajar siswa dalam jumlah

besar, sedangkan jumlah guru terbatas.

Mengatasi kekurangan-kekurangan dari penerapan model inkuiri

terbimbing, maka hal-hal yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Memupuk kebiasaan pada siswa untuk membentuk cara belajar

mandiri, dan memberikan pemahaman bahwa sumber-sumber

belajar tidak saja harus berpusat pada guru semata

2. Guru perlu berlatih untuk mendengarkan dan memposisikan diri

menjadi fasilitator bagi siswa selama pembelajaran

3. Mengatasi kelas yang besar, maka sebaiknya siswa dibagi dalam

kelompok-kelompok.

2.1.7 Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry)

Menurut Dahlan (Trianto, 2007:18-19) bahwa tahapan atau langkah-

langkah pembelajaran inkuiri terdiri dari lima tahap atau lima langkah,

yaitu sebagai berikut:

a. Penyajian Masalah

Pada tahap ini, guru menjelaskan prosedur inkuiri kepada siswa,

setelah itu guru menyajikan permasalahan yang dapat menimbulkan

rasa ingin tahu siswa, sehingga siswa mulai bertanya tanya baik kepada

dirinya sendiri maupun kepada guru. Dalam tahap ini, dialog atau

kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa harus diatur sedemikian

rupa, sehingga jawaban guru terhadap pertanyaan siswa terbatas pada

jawaban “ya” atau “tidak”. Pertanyaan terbuka harus dihindarkan dan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

16

siswa tidak boleh meminta guru menjelaskan tentan permasalahan

yang dihadapi. Jadi, apabila siswa mengajukan pertanyaan yang tidak

dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak”, maka siswa harus menyusun

kembali pertanyaannya. Siswa harus mencari sendiri fakta-fakta untuk

memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

b. Pengumpulan dan Verifikasi Data

Dalam tahap ini, siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan

data (informasi) sebanyak-banyaknya mengenai masalah yang

disajikan, sehingga diharapkan ada kegiatan diskusi kelompok untuk

merumuskan suatu hipotesis sebagai jawaban sementara dari

permasalahan tersebut. Data-data tersebut dapat diperoleh melalui

telaah buku, atau dapat juga melalui peristiwa yang mereka lihat, atau

mereka alami (belum sampai melakukan kegiatan eksperimen).

c. Eksperimen

Dalam tahap ini, siswa melakukan kegiatan eksperimen yang

prosedurnya telah disediakan oleh guru, serta jelas melalui lembar

kerja siswa. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menguji hipotesis yang

telah dikemukakan pada tahap sebelumnya. Adapun peran guru dalam

tahapan ini ialah membimbing, mengarahkan, serta mengendalikan

kegiatan eksperimen.

d. Merumuskan Penjelasan

Dalam tahap ini, siswa mengkoordinasikan dan menganalisis data

untuk membuat kesimpulan yang dapat menjawab masalah yang telah

disajikan. Guru mengajak siswa untuk merumuskan penjelasan

mengenai permasalahan yang sedang dihadapi, yaitu dengan cara

mengarahkan siswa mengemukakan informasi-informasi yang mereka

dapatkan melalui eksperimen. Kegiatan perumusan penjelasan ini

bertujuan untuk membimbing siswa kepada pemecahan masalah yang

terarah. Apabila terdapat siswa yang menemui kesulitan dalam

mengemukakan informasi, dalam bentuk uraian yang jelas (penjelasan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

17

yang rinci), maka siswa didorong serta diarahkan untuk memberikan

penjelasan yang sederhana saja, dan tidak begitu mendetail.

e. Analisis Proses Inkuiri

Pada tahap ini, siswa diminta untuk menganalisis pola-pola inkuiri

yang telah mereka jalani. Dengan demikian, siswa akan memperoleh

tipe-tipe informasi yang sebelumnya tidak dimiliki siswa. Hal ini

penting bagi siswa, sebab hal tersebut dapat melengkapi dan

memperbanyak data yang relevan, serta menunjang untuk menemukan

pemecahan masalah. Tahapan ini penting untuk memperbaiki proses

inkuiri itu sendiri.

2.1.8 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

Model pembelajaran inkuiri terbimbing digunakan apabila dalam

kegiatan pembelajaran, guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup

luas kepada siswa. Pada umumnya, model pembelajaran inkuiri terbimbing

terdiri atas: (1) penyajian masalah; (2) kelas semester; (3) prinsip atau

konsep yang ditemukan; (4) alat/bahan; (5) diskusi pengarahan; (6)

kegiatan penemuan siswa; (7) proses berpikir kritis dan ilmiah; (8)

pertanyaan yang bersifat open ended; (9) catatan guru.

Pada model pembelajaran inkuiri terbimbing ini, guru memberikan

petunjuk-petunjuk kepada siswa seperlunya. Petunjuk tersebut dapat

berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing siswa, agar mampu

menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan

untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru. Pengerjaannya

dapat dilakukan sendiri atau dapat diatur secara berkelompok. Bimbingan

yang diberikan kepada siswa dikurangi sedikit demi sedikit, seiring

bertambahnya pengalaman siswa dengan pembelajaran secara inkuiri.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

18

2.1.9 Langkah-Langkah Pembelajaran Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing (Guided Inquiry)

Langkah pembelajaran model inkuiri yang diterapkan dalam

penelitian ini, diadopsi dari Eggen dan Kauchak (Trianto, 2007:69),

meliputi menyajikan pertanyaan atau masalah, membuat hipotesis,

merancang percobaan, melakukan percobaan untuk memperoleh data,

mengumpulkan dan menganalisiss data, serta membuat kesimpulan.

Sintaks pembelajaran disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Sintaks Pembelajaran Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided

Inquiry)

Fase Indikator Peran Guru

1 Menyajikan pertanyaan

atau masalah

- Guru membimbing siswa mengidentifikasi

masalah dan dituliskan di papan tulis

- Guru membagi siswa dalam beberapa

kelompok

2 Membuat hipotesis - Guru memberikan kesempatan pada siswa

untuk curah pendapat dalam membentuk

hipotesis

- Guru membimbing siswa dalam menentukan

hipotesis relevan dengan permasalahan dan

memprioritaskan hipotesis yang akan

digunakan untuk dijadikan prioritas

penyelidikan

3 Merancang percobaan - Guru memberikan kesempatan pada siswa

untuk menentukan langkah-langkah yang

sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan

- Guru membimbing siswa dalam menentukan

langkah-langkah percobaan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

19

4 Melakukan percobaan

untuk memperoleh data

- Guru membimbing siswa mendapatkan data

melalui percobaan

5 Mengumpulkan dan

menganalisis data

- Guru memberikan kesempatan kepada tiap

kelompok untuk menyampaikan hasil

pengolahan data yang terkumpul

6 Membuat kesimpulan - Guru membimbing siswa dalam membuat

kesimpulan berdasarkan data yang telah

diperoleh

2.1.10 Motivasi Belajar

2.1.10.1 Pengertian Motivasi Belajar

Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni “movere” yang

berarti “menggerakkan” (Winardi, 2007:41). Menurut James O

Whittaker (Wasty Soemanto, 2003:205) motivasi adalah kondisi-

kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan

kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang

ditimbulkan oleh motivasi tersebut. Jadi motif dan motivasi memiliki

pengertian yang sama yaitu menunjukkan suatu dorongan yang timbul

baik dari dalam maupun luar diri seseorang yang menyebabkan orang

tersebut mau bertindak melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.

Menurut Suprijono (2009:162) motivasi adalah dorongan internal

dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan

perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah proses yang memberi

semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Perubahan perilaku

yang dimaksud adalah perubahan dimana siswa dari tidak mau menjadi

mau bertindak belajar untuk mencapai hasil yang diinginkan. Hasil

yang dimaksud disini adalah hasil belajar.

Menurut Sadirman AM (2003:33) mengatakan motivasi belajar

adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

20

kegiatan belajar siswa dan memberikan arah pada kegiatan belajar,

sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar tercapai.

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa

yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah dorongan yang timbul

baik dari dalam diri maupun dari luar diri siswa untuk melakukan

sesuatu tindakan belajar, demi mencapai hasil belajar yang lebih baik

dari pada hasil sebelumnya, menyeleksi dan menentukan arah suatu

perbuatan serta memelihara semangat belajar yang tinggi.

2.1.10.2 Teori Tentang Motivasi

Terdapat 3 teori motivasi yang terkenal menurut para pakar motivasi,

yaitu:

a. Teori Kebutuhan / Keperluan

Menurut teori ini, manusia termotivasi untuk bertindak

kalau dia ingin memenuhi kebutuhannya. Terdapat tiga jenis

kebutuhan yang umum, yaitu: 1) Kebutuhan fisik, yaitu makan,

kesehatan, keselamatan. 2) Kebutuhan emosional, yaitu prestasi

dan harga diri. 3) Kebutuhan kognitif, yaitu berhasil untuk

mencipta, memecahkan suasana konflik, untuk mendapat

rangsangan.

b. Teori Humanistik

Para pakar teori Humanistik percaya bahwa hanya ada satu

motivasi, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri masing-

masing individu dan motivasi ini dimiliki oleh individu

sepanjang waktu dan dimanapun ia berada. Motivasi tampil

dalam bentuk perilaku. Motivasi dalam diri ini merupakan

keinginan dasar yang mendorong individu mencapai berbagai

pemenuhan segala keperluan/kebutuhan dirinya sendiri.

Keinginan dasar yang dimiliki oleh masing-masing siswa

dibawa oleh siswa tersebut kesekolah. Guru hanya tinggal ingin

memanfaatkan dorongan ingin tahu siswa yang bersifat sudah

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

21

ada dari dalam diri siswa dengan cara menyajikan bahan

pelajaran yang sesuai dan berguna bagi siswa.

c. Teori Behavioristik

Para pakar Behavioristik mengatakan motivasi

dikontrol/dikendalikan oleh lingkungan sekitar. Suatu perilaku

yang bermotivasi terjadi apabila akibat dari perilaku itu dapat

menggetarkan emosi individu, yaitu menjadi suka atau tidak

suka. Kaum Behavioristik berpandangan bahwa manusia

berperilaku jika ada rangsangan dari luar. Perilaku menjadi kuat

atau lemah dipengaruhi oleh peristiwa sebagai akibat dari

perilaku tersebut yang dapat menggugah emosi orang yang

berperilaku. Apabila akibat perilaku itu menimbulkan rasa suka,

maka perilaku menjadi kuat; tetapi jika perilaku itu

menimbulkan rasa tidak suka, maka perilaku itu akan

ditinggalkan. Guru hendaknya dapat mengendalikan emosi

siswa untuk menjadi suka dan ingin belajar.

2.1.10.3 Jenis-jenis Motivasi Belajar

Dalam membicarakan macam-macam motivasi belajar, hanya

dibahas dari sudut pandang yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri

seseorang yang disebut “motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal

dari luar diri seseorang disebut “motivasi ekstrinsik”.

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan

berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena setiap individu sudah

ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Bila seseorang memiliki motif intrinsik dalam dirinya, maka ia

sadar akan melakukan sesuatu kegiatan yang tidak menimbulkan

motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik

diperlukan terutama belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki

motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

22

menerus. Sedangkan seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu

ingin maju dalam belajar. Keinginan ini dilatarbelakangi oleh

pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari

sangat dibutuhkan dan sangat berguna kini dan mendatang. Motivasi

memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang memunculkan

kesadaran untuk melakukan aktivitas atau kegiatan.

Siswa yang memiliki motivasi intrinsik cenderung akan menjadi

seseorang yang terdidik, berpengetahuan yang mempunyai keahlian

dalam bidang tertentu. Untuk mendapatkan semuanya itu perlu belajar.

Belajar adalah suatu cara untuk mendapatkan suatu ilmu pengetahuan

dan keterampilan.

Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan yang berisikan

keharusan untuk menjadi orang terdidik dan berpengetahuan. Jadi

motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan

esensial, bukan kesadaran atribut dan seremonial.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi

karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar

siswa mau belajar. Guru harus dapat membangkitkan minat siswa

dengan motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuknya. Kesalahan dalam

menggunakan motif-motif ekstrinsik bukan menjadi pendorong, tetapi

menjadikan siswa malas belajar. Untuk itu guru harus tepat dan benar

dalam memotivasi siswa dalam rangka proses interaksi belajar

mengajar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahawa guru dalam

membangkitkan gairah belajar siswa dengan motivasi ekstrinsik dalam

proses interaksi belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik adalah suatu alat

yang cukup ampuh yang senantiasa guru gunakan untuk

membangkitkan gairah belajar siswa. Kadangkala ada guru yang keliru

dalam menggunakan motivasi ekstrinsik, sehingga siswa tidak berminat

untuk belajar, dan bahkan guru tersebut dibenci oleh siswa. Guru yang

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

23

memaksa siswa dengan kekerasan, tidak akan berhasil dalam

memotivasi siswa, malah guru yang merusak jati dirinya itu akan

kehilangan wibawanya didepan siswanya.

Oleh sebab itu, pengguanaan motivasi ekstrinsik terkadang menjadi

momok bagi setiap siswa. Untuk itulah seluruh aspek dari kehidupan

guru merupakan cermin dari kepribadian guru sebagai idola anak didik,

yang secara keseluruhan dari kepribadian guru adalah suri tauladan bagi

setiap siswa baik di sekolah maupun di masyarakat.

Terkait dengan proses interaksi belajar mengajar, baik motivasi

intrinsik maupun motivasi ekstrinsik diperlukan untuk mendorong

siswa agar tekun melakukan aktivitas belajar. Motif ekstrinsik sangat

diperlukan bila ada siswa yang kurang berminat mengikuti pelajaran

dalan jangka tertentu.

2.1.10.4 Fungsi Motivasi Belajar

Menurut Hanafiah (2011:27) motivasi memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Motivasi merupakan alat pendorong terjadinya perilaku belajar

siswa,

b. Motivasi merupakan alat untuk mempengaruhi prestasi belajar

siswa,

c. Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap

pencapaian tujuan pembelajaran,

d. Motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran

lebih bermakna.

2.1.10.5 Indikator Motivasi Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia indikator adalah sesuatu

yang dapat memberikan petunjuk/keterangan (Depdiknas, 2001:430).

Kaitannya dengan motivasi maka indikator adalah sebagai alat

pemantau yang dapat memberikan petunjuk ke arah motivasi. Motivasi

seseorang terhadap sesuatu akan diekspresikan melalui kegiatan atau

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

24

aktivitas yang berkaitan dengan motivasinya. Untuk mengetahui

indikator motivasi dapat dilihat dengan cara menganalisis kegiatan-

kegiatan yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan yang

dikehendaki. Dengan demikian untuk menganalisis motivasi belajar

siswa dapat digunakan beberapa indikator motivasi sebagai berikut:

Menurut Hamzah B. Uno (Agus Suprijono, 2011:163) indikator

motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

Manusia tentu mempunyai suatu tujuan di dalam melakukan

sesuatu. Rasa keinginan yang kuat akan memicu manusia untuk

mencapai tujuan tersebut. Dalam mencapai tujuan tersebut, manusia

senantiasa secara maksimal untuk mencapai keberhasilan.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Untuk mencapai keberhasilan belajar, manusia akan tertantang

dalam proses belajar. Akan timbul suatu dorongan untuk mencapai

keberhasilan belajar, dan manusia merasa butuh untuk belajar sebagai

sarana untuk mencapai keberhasilan.

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

Masa depan yang didambakan setiap manusia tentu akan tercapai

jika manusia itu senantiasa berusaha dalam menjalankan aktivitas

belajarnya. Suatu cita-cita dan harapan akan senantiasa membayangi

manusia dalam belajar sehingga manusia akan semangat belajar.

d. Adanya penghargaan dalam belajar

Sesuatu yang tak terduga dan membuat diri seseorang merasa

senang adalah ketika seseorang mendapat suatu penghargaan.

Penghargaan itu biasanya bersifat positif yang akan menambah

semangat seseorang dalam belajar.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

Dalam proses belajar, tentu seseorang tidak selamanya melakukan

kegiatan yang sama. Terdapat inovasi-inovasi dalam belajar sehingga

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

25

seseorang akan tertarik untuk belajar. Ketertarikan seseorang dalam

belajar akan menghilangkan sifat malas dan bosan pada pelajaran.

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan

siswa dapat belajar dengan baik

Suasana yang nyaman dalam belajar akan mempengaruhi motivasi

seseorang dalam pembelajaran, tentunya dibutuhkan situasi yang bisa

mendorong seseorang untuk belajar. Selain itu lingkungan yang

mendukung juga akan memaksimalkan daya tarik atau motivasi

seseorang dalam melakukan belajar, sehingga materi pelajaran akan

diserap dengan baik.

Motivasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah motivasi belajar

siswa terhadap mata pelajaran IPA khususnya pada materi perubahan

lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.

2.1.11 Pengertian Belajar dan Hasil Belajar

2.1.11.1 Pengertian Belajar

Menurut Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.

Perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar menurut Slameto

(2010:3-4) yaitu:

a. Perubahan terjadi secara sadar

Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya

perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah

terjadi suatu perubahan dalam dirinya.

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri

seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

26

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu

senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu

yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin

banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin

baik perubahan yang diperoleh.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat

menetap atau permanen. Ini berarti tingkah laku yang terjadi

setelah belajar akan bersifat menetap.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena

ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada

perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu

proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika

seorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami

peruabahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap,

keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.

Robbins (Trianto, 2009:15) mendefinisikan “belajar sebagai proses

menciptakan hubungan antara suatu (pengetahuan) yang sudah

dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru”. Jadi dalam makna

belajar, disini merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah

ada dengan pengetahuan baru.

Menurut Hamalik (2002:2) “belajar tidak hanya mata pelajaran,

tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat,

penyesuaian sosial bermacam-macam keterampilan lain dan cita-cita.

Dengan demikian seorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan

pada diri oraang yang belajar akibat adanya latihan dan pengalaman

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

27

melalui olah informasi, respon positif yang semula belum tahu menjadi

lebih tahu supaya mendapat suatu kepribadian baru yang lebih baik.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses

interaksi manusia baik secara langsung (dengan contoh) ataupun tidak

langsung (dengan kata-kata) dengan lingkungan untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang berupa perbuatan, pemahaman,

keterampilan dan sifat yang positif sehingga membawa pada kondisi

kehidupan yang lebih baik dan bermakna.

2.1.11.2 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Abdullah, Ilyas (2008:98) menjelaskan bahwa hasil

belajar adalah hasil maksimun yang dicapai oleh seseorang setelah

melakukan kegiatan belajar yang diberikan berdasarkan atas

pengukuran tertentu. Seseorang yang telah melakukan kegiatan belajar

yang diberikan berdasarkan atas pengukuran tertentu diharapkan dapat

mencapai hasil yang maksimum. Seseorang yang dapat memperoleh

hasil maksimum dari kegiatan belajarnya maka sebuah prestasi belajar

akan didapatkan.

Sanjaya (2005:90) juga menjelaskan bahwa, belajar bukan hanya

sebagai hasil, akan tetapi juga sebagai proses. Belajar mengembangkan

dua sisi yang sama pentingnya yaitu sisi hasil dan proses. Oleh karena

itu, keberhasilan belajar tidak hanya diukur dari sejauh mana siswa

dapat menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana proses penguasaan

itu terjadi. Hal ini terutama diajukan untuk menentukan perubahan

perilaku yang non kognitif.

Menurut Oemar Hamalik (2008:36) hasil belajar adalah bila

seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang

tersebut, dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi

mengerti. Perubahan yang dimaksud tidak hanya perubahan

pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap,

pengertian dan penghargaan diri pada individu tersebut.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

28

Menurut Bloom (Suprijono, 2012:6-7) ada tiga ranah (domain)

hasil belajar, yaitu : kognitif, afektif, dan psikomotor. Perinciannya

adalah sebagai berikut:

a. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6

aspek, yaitu pegetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension),

penerapan (application), menguraikan (analysis), mengorganisasikan

(synthesis), dan penialaian (evaluation).

b. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap menerima (receiving), memberikan respon

(responding) dan nilai (valuing). Ranah afektif meliputi lima jenjang

kemampuannya itu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,

organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

c. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda,

koordinasi neuromuscular (menghubungkan dan mengamati). Tipe

hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor,

karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif

juga harus menjadi bagian dari hasil penialaian dalam proses

pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa hasil

belajar adalah suatu perubahan yang tampak dalam perbuatan yang

dapat diukur dengan kemampuan atau keterampilan hasil akhir yang

dimiliki oleh siswa setelah mengikuti dan menerima pelajaran untuk

mencapai hasil belajar yang ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai

dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas-tugas

siswa yang diberikan.

2.1.11.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2003:56-72) “faktor-faktor yang mempengaruhi

proses dan hasil belajar siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern”.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

29

a. Faktor Intern (faktor dalam)

Faktor intern inilah yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar

yang berasal dari peserta didik yang sedang belajar. Faktor dari dalam

ini meliputi:

1. Kondisi Fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap

kemampuan belajar seseorang. Seorang siswa dalam keadaan segar

jasmaninya akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya, sebaliknya

siswa yang fisiknya lelah juga akan mempengaruhi haisl belajarnya.

Di samping kondisi tersebut yang tidak kalah pentingnya adalah

kondisi panca indera, terutama penglihatan dan pendengaran.

Sebagian besar yang dipelajari manusia adalah dengan membaca,

melihat contoh atau model, melakukan observasi, mengamati hasil

eksperimen, mendengarkan keterangan guru, mendengarkan ceramah

keterangan orang lain. Jadi jelaslah di antara seluruh panca indera

mata dan telinga mempunyai peranan sangat penting.

Seperti yang dipaparkan oleh Edgar Dale (dalam Tu‟u 2004:40),

bahwa pengalaman belajar manusia itu 75% diperoleh melalui indera

lihat, 13% melalui indera dengar, dan 12% melalui indera lainnya.

2. Kondisi Psikologis

Semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja berpengaruh

terhadap proses belajar yang juga bersifat psikologis. Beberapa faktor

yang mempengaruhi terhadap proses dari hasil belajar yaitu:

a. Kecerdasan

Seorang siswa yang cerdas umumnya akan lebih cepat mampu

belajar jika dibandingkan dengan siswa yang kurang cerdas, meskipun

fasilitas dan waktu yang diperlukan untuk mempelajari materi atau

bahan pelajaran sama.

Hasil pengukuran kecerdasannya biasa dinyatakan dengan angka

yang menunjukkan perbandingan kecerdasan yang dikenal dengan

istilah IQ (Intelligence Quotion). Berbagai hasil penelitian

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

30

menunjukkan hubungan yang erat antara IQ dengan hasil belajar di

sekolah. Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki seorang siswa

sangat menentukan keberhasilannya mencapai prestasi belajar,

termasuk prestasi-prestasinya lain sesuai macam-macam kecerdasan

yang menonjol yang ada pada dirinya. Hal itu dapat kita ketahui

umumnya tingkat kecerdasan yang baik dan sangat baik cenderung

lebih baik angka nilai yang dicapai siswa.

b. Bakat

Di samping Intelegensi, bakat merupakan faktor yang besar

pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Bakat

adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya sejak

lahir, yang diterima sebagai warisan dari orang tua. Bagi seorang

siswa bakat bisa berbeda dengan siswa lain. Ada siswa yang berbakat

dalam bidang ilmu sosial, dan ada yang di ilmu pasti. Karena itu,

seorang siswa yang berbakat di bidang ilmu sosial akan sukar

berprestasi tinggi di bidang ilmu pasti, dan sebaliknya. Bakat-bakat

yang dimiliki siswa tersebut apabila diberi kesempatan dikembangkan

dalam pembelajaran, akan dapat mencapai prestasi yang tinggi.

Sebaliknya, seorang siswa ketika akan memilih bidang pendidikannya,

sebaiknya memperhatikan aspek bakat yang ada padanya. Untuk itu,

sebaiknya bersama orang tuanya meminta jasa layanan psikotes untuk

melihat dan mengetahui bakatnya. Sesudah ada kejelasan, baru

menentukan pilihan.

c. Minat dan Perhatian

Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu.

Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti

terhadap sesuatu. Minat dan perhatian biasanya berkaitan erat. Apabila

seorang siswa menaruh minat pada satu pelajaran tertentu, biasanya

cenderung memperhatikannya dengan baik. Minat dan perhatian yang

tinggi pada mata pelajaran akan memberi dampak yang baik bagi

prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, seorang siswa harus menaruh

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

31

minat dan perhatian yang tinggi dalam proses pembelajaran-

pembelajaran di sekolah. Dengan minat dan perhatian yang tinggi, kita

boleh yakin akan keberhasilan dalam pembelajaran.

d. Motivasi

Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesutau. Motivasi belajar adalah kondisi psikologis

yang mendorong seseorang untuk belajar. Motivasi selalu mendasari

dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam belajar, kalau siswa

mempunyai motivasi yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar

usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi. Siswa yang

kehilangan motivasi dalam belajar akan memberi dampak kurang baik

bagi prestasi belajarnya.

e. Emosi

Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam proses belajar seorang

siswa akan terbentuk suatu kepribadian tertentu, atau tipe tertentu,

misalnya siswa yang emosional dalam belajar, akan mudah putus asa.

Hal ini mau tidak mau akan mempengaruhi bagaimana siswa

menerima, menghayati pengalaman yang didapatnya dalam suatu

pembelajaran.

f. Kemampuan Kognitif

Yang dimaksud dengan kemampuan kognitif yaitu kemampuan

berpikir, menalar yang dimiliki siswa. Jadi kemampuan kognitif

berkaitan erat dengan ingatan dan berpikir seorang siswa.

b. Faktor Ekstern (faktor luar)

Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang

dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor tersebut adalah

faktor lingkungan. Faktor lingkungan dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Lingkungan alami, yaitu kondisi alami yang dapat berpengaruh

terhadap proses dan hasil belajar, termasuk dalam lingkungan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

32

alami yaitu suhu, cuaca, udara, pada waktu itu dan kejadian-

kejadian yang sedang berlangsung.

2. Lingkungan sosial, dapat berwujud manusia, wujud lain yang

berpengaruh langsung terhadap proses dan hasil belajar. Misalnya

hubungan murid dengan guru, orang tua dengan anak, dan

lingkungan masyarakat di luar sosial yang baik, mesra dapat

membantu terciptanya prestasi belajar siswa.

2.1.12 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Trianto (2010:136), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang semula berasal

dari Bahasa Inggris „science‟. Kata „science‟ itu sendiri berasal dari kata

dalam Bahasa Latin „scientia‟ yang berarti saya tahu. „Science‟ terdiri dari

social science (ilmu pengetahuan sosial) dan natural science (ilmu

pengetahuan alam).

Menurut Slameto, dkk (2009:1), IPA merupakan cabang ilmu

pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena-fenomena alam yang

disusun melalui tahapan-tahapan metode ilmiah yang bersifat khas-khusus,

penarikan kesimpulan, dan seterusnya. Fenomena-fenomena alam yang

diungkap biasanya dapat dirumuskan dalam besaran-besaran fisika.

Menurut Samatowa (2010:2) “pengetahuan diartikan sebagai segala

sesuatu yang diketahui oleh manusia”. Sedangkan pengetahuan alam

merupakan pengetahuan tentang alam semesta dan isinnya. Menurut

Samatowa (2010:3) “IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang

disusun sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

manusia”. Selanjutnya Samatowa (2010:3) “menyimpulkan bahwa IPA

adalah pengetahuan yang mempunyai objek dan menggunakan metode

ilmiah”.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan Ilmu Pengetahuan

Alam yaitu ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di

alam. Mata pelajaran IPA merupakan ilmu yang nyata dimana yang setiap

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

33

harinya berkaitan dengan kehidupan manusia dan lingkungan. IPA selalu

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan juga melatih siswa untuk

menemukan hal-hal yang baru. Kegiatan tersebut akan menunjang siswa

untuk aktif dalam pembelajaran, karena siswa terlibat penuh dalam proses

pembelajaran.

2.1.13 Pembelajaran IPA di SD

Ilmu Pengetahuan Alam di SD hendaknya membuka kesempatan untuk

memupuk rasa ingin tahu anak didik secara ilmiah. Hal ini akan membantu

mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban

berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berfikir ilmiah. Fokus

progam pengajaran IPA di SD bertujuan untuk memupuk minat dan

pengembangan anak didik terhadap dunia mereka dimana mereka hidup.

Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA diajarkan di

sekolah dasar. Ada berbagai alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran

itu dimasukkan kedalam kurikulum suatu sekolah. Alasan mengapa IPA

diajarkan di SD menurut Samatowa (2010:4) adalah :

1. Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa. Kesejahteraan materiil

suatu bangsa banyak sekali bergantung pada kemampuan bangsa

dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi. Sedangkan

teknologi sering disebut-sebut sebagai tulang punggung

pembangunan. Suatu teknologi tidak akan berkembang pesat bila

tidak didasari pengetahuan dasar yang memadai. Pengetahuan dasar

untuk teknologi ialah IPA.

2. Bila diajarkan menurut cara yang tepat, IPA merupakan suatu mata

pelajaran yang memberikan kesempatan untuk berfikir kritis.

Misalnya IPA diajarkan dengan mengikuti metode “menemukan

sendiri”. Dengan metode ini anak akan dihadapkan pada suatu

masalah. Anak diminta untuk menyelidiki masalah tersebut. Dari

berbagai saran dikemukakan anak mereka dituntun merancang

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

34

percobaan. Akibatnya anak mengamati percobaan sampai

memperoleh suatu kesimpulan.

3. Pelajaran IPA modern lebih mementingkan kemampuan berfikir dari

pada menghafal. Disamping itu dipentingkan juga kemampuan

mengadakan pengamatan secara teliti, menggunakan prinsip

memecahkan percobaan sederhana, menyusun data, mengemukakan

dugaan dan lain-lainnya.

4. Mata pelajaran ini memiliki nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai

potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam

masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. Samatowa (2010:5), Ilmu

Pengetahuan Alam untuk anak-anak didefinisikan oleh Plato dan Marten yang

terdapat dalam Carin (1993:5) yaitu: (1) Mengamati apa yang terjadi, (2)

Mencoba memahami apa yang diamati, (3) Mempergunakan pengetahuan baru

untuk meramalkan apa yang akan terjadi, (4) Menguji ramalan-ramalan dibawah

kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar.

2.1.14 Tujuan Pembelajaran IPA

Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas,

2006:1) secara terperinci adalah :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya,

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat,

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan,

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

35

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga

dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah

satu ciptaan Tuhan, dan

6. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

Menurut Hardini dan Puspitasari (2012:151), menuliskan bahwa mata

pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Meningkatkan keyakinan terhadpa kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya,

2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep

dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari,

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, daan masyarakat,

4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,

bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi,

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga,

dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam,

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan,

7. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

2.1.15 Ruang Lingkup Pembelajaran IPA SD

Berdasarkan kurikulum 2006 (KTSP), ruang lingkup bahan kajian IPA

meliputi beberapa aspek kajian pokok IPA yang diajarkan di SD, yaitu:

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.

2) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

36

3) Energi dan perubahannya, meliputi: magnet, listrik, cahaya, dan

pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

2.1.16 Silabus IPA Kelas IV

Dalam penelitian ini, mata pelajaran yang digunakan adalah Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) dengan materi perubahan lingkungan fisik dan

pengaruhnya terhadap daratan pada semester II kelas IV. Berikut silabus yang

dipakai dalam penelitian:

Tabel 2.2

Standar Kompetensi : 10. Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya

terhadap daratan

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok

dan Uraian

Materi

Pengalaman

Belajar

INDIKATO

R

PENCAPAI

AN

KOMPETEN

SI

Penilaian

Alok

asi

Wak

tu

Sumber/

Bahan/

Alat Jenis

Tagihan

Bentuk

Instrum

en

Conto

h

Instru

men

10.1 Mendeskrips

ikan

berbagai

penyebab

perubahan

lingkungan

fisik (angin,

hujan,

cahaya

matahari,

dan

gelombang

air laut).

Perubahan

Lingkungan

A. Pengaruh

Angin

(hlm.192)

B. Pengarug

Hujan

(hlm.195)

C. Pengaruh

Matahari

(hlm.198)

D. Pengaruh

Gelomban

o Memahami

proses

terjadinya angin

darat dan angin

laut .

o Memahami

bahwa pengaruh

angin, hujan,

matahari,

gelombang laut

dapat

menghasilkan

perubahan yang

menguntungkan

o Mengident

ifikasi

berbagai

faktor

penyebab

perubahan

lingkungan

fisik.

o Menjelaska

n pengaruh

factor

penyebab

perubahan

lingkungan

Tugas

Individu

dan

kelomp

ok

Lapora

n dan

unjuk

kerja

Uraian

Objektif

Kegi

atan

10.1

Hlm.

196

8x3

5

me

nit

(@

2x3

5

me

nit)

Sumber:

Buku

SAINS SD

Kelas IV

Alat :

- Gambar-

gambar

contoh

perubaha

n

lingkung

an fisik

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

37

10.2 Menjelaskan

pengaruh

perubahan

lingkungan

fisik

terhadap

daratan

(erosi,

abrasi,

banjir, dan

longsor)

g Laut

(hlm.200)

dan merugikan

o Mencari nama

angin yang

merugikan

o Melakukan

kegiatan 10.1

o Memahami cara

mencegah erosi

o Memahami

pentingnya

menanam pohon

bakau.

terhadapda

ratan

(angin,

hujan,

cahaya

matahari

dan

gelombang

laut).

o Mendemon

strasikan

proses

terjadinya

erosi pada

permukaan

tanah.

terhadap

daratan

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun (

diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility )

Dan Ketelitian ( carefulness)

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

38

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang relevan

a. Penelitian ini dilakukan oleh Mardyah Hayu Erawati (2012) dengan judul:

“Peningkatan hasil belajar IPA melalui pendekatan inkuiri pada siswa kelas

IV SD Negeri 11 Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan

semester II tahun pelajaran 2011/2012”. Penelitian ini termasuk Penelitian

Tindakan Kelas. Latar belakang penelitian ini adalah seringnya guru

menyampaikan materi pembelajaran IPA hanya dengan ceramah dan

cenderung siswa tidak dilibatkan aktif dalam pembelajaran yang

mengakibatkan siswa kurang tertarik untuk belajar sehingga hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA rendah. Rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah apakah pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA

pada siswa kelas IV SD Negeri 11 Purwodadi semester II tahun pelajaran

2011/2012? Hasil belajar siswa yang rendah dapat dilihat dari banyaknya

siswa yang memeperoleh nilai tidak tuntas pada kondisi awal siswa yang

tuntas belajar hanya 10 siswa yaitu dengan prosentase sebesar 40%. Hasil

belajar pada siklus I diperoleh dari tes yang dilaksanakan pada akhir

pertemuan siklus I dengan ketuntasan klasikal 72% atau 18 siswa yang

tuntas, meningkat pada siklus II yaitu ketuntasan klasikal belajar siswa

mencapai 96% atau 24 siswa tuntas dari 25 siswa. Hal itu terbukti bahwa

dengan menerapkan pendekatan inkuiri dapat membuat siswa tertarik dan

mudah memahami materi pelajaran sehingga hasil belajar siswa kelas IV

SD Negeri 11 Purwodadi pada mata pelajaran IPA meningkat.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Sihastuti Dwi Maryati (2011) dengan judul

“Upaya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui

penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing pada siswa kelas IV SDN 01

Werdoyo Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan semester II tahun

2010/2011”. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah

penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang memahami berbagai bentuk

energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari bagi siswa

kelas IV semester II tahun ajaran 2010/2011 SDN 01 Werdoyo Kecamatan

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

39

Godong Kabupaten Grobogan? Penelitian ini termasuk penelitian tindakan

kelas yang dilakukan melalui dua siklus. Siklus I direncanakan 2 kali

pertemuan dan siklus II dua kali pertemuan. Latar belakang masalah

penelitian ini adalah rendahnya penguasaan kompetensi siswa mata

pelajaran IPA dengan kompetensi dasar energi gerak menjadi bunyi.

Rendahnya penguasaan kompetensi siswa disebabkan siswa kurang

mendapat metode atau strategi yang bervariasi terhadap pelajaran IPA

sehingga perlu ditunjang dengan pemberian penerapan pembelajaran

inkuiri terbimbing. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah

terjadipeningkatan pencapaian kompetensi nilai rata-rata siswa.

Peningkatan ketuntasan prestasi belajar siswa tersebut terjadi secara

bertahap, pada kondisi awal hanya terdapat 17 siswa (42,5%) yang telah

tuntas dalam belajarnya, pada siklus I melalui 2 pertemuan terdapat 25

siswa (55,5%) yang tuntas dan siklus II 2 pertemuan ketuntasan belajar

siswa meningkat menjadi 40 siswa (100%) dengan nilai rata-rata 75 dan

86,25. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian penerapan

pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar tentang

energi gerak menjadi bunyi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN

01 Werdoyo Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan semester II tahun

pelajaran 2010/2011.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Ulfi Sindu Nugroho (2012) dengan judul

penelitian: “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan

Contextual Teaching Learning (CTL) Dengan Menemukan Sendiri Peserta

Didik Kelas IV SD Negeri Salatiga 12 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga

Pada Semester II Tahun Ajaran 2011/2012”. Latar belakang masalah dalam

penelitian ini di dasarkan adanya tujuan pembelajaran IPA yang menuntut

keterlibatan peserta didik untuk aktif dan mengaktualisasikan konsep

materi yang sudah dipelajari. Salah satu cara untuk mengaktifkan peserta

didik yakni dengan menggunakan pendekatan CTL dengan menemukan

sendiri konsep yang telah dipelajari. Jenis penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (PTK). Penelitian ini menggunakan 2 siklus, masing-masing

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

40

siklus terdiri dari 3 tahap yakni perencanaan tindakan, pelaksanaan

tindakan dan observasi, refleksi. Subjek penelitian adalah peserta didik

kelas IV SD Negeri Salatiga 12 sebanyak 37 peserta didik. Dalam

penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA, adapun

ketuntasan belajar klasikal pada kondisi awal hanya 67,57%, siklus I naik

menjadi 78,38% dan pada siklus II naik menjadi 100%. Hasil penelitian ini

di sarankan untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA SD dengan

menyesuaikan kompetnsi yang akan dicapai dan hasil penelitian ini dapat

dikembangkan dalam penelitian yang terkait dengan pendekatan

pembelajaran dan penilaian hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan kajian penelitian diatas, penggunaan metode

pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dapat meningkatkan

motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Model ini dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa karena dalam model ini menenkankan

kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan

sendiri konsep materi yang diajarkan sehingga mendorong siswa untuk

dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mengacu pada

penelitian-penelitian terdahulu, peneliti bermaksud untuk melakukan

penelitian yang sama dengan judul: “Upaya Meningkatkan Motivasi

Belajar dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Gendongan 01 Semester II Tahun

Pelajaran 2013/2014.” Meskipun menggunakan subyek yang sama, namun

lokasi penelitian terdahulu dengan penelitian ini berbeda.

2.3 Kerangka Berpikir

Dalam mengajarkan pelajaran IPA terutama materi Perubahan

lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan, dibutuhkan konsep

dasar teori yang tepat dalam menyampaikan pelajaran tersebut. Konsep

dasar teori yang dipilih harus sesuai dan cocok serta harus disesuaikan

dengan kebutuhan siswa, terutama dalam penyampaian materi IPA. Sebab

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

41

dalam pelajaran IPA siswa diberi kesempatan untuk berfikir kritis serta

menemukan sendiri, mengadakan pengamatan secara teliti, menggunakan

prinsip memecahkan percobaan sederhana, menyusun data, mengemukakan

dugaan dan menjelaskan gagasan dan pernyataan IPA serta memiliki sikap

menghargai kegunaan IPA dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,

perhatian, dan minat dalam mempelajari IPA, serta sikap ulet dan percaya

diri dalam pemecahan masalah.

Dengan menerapkan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing

(Guided Inquiry) didalam proses pembelajaran akan mempunyai

keunggulan dan dipastikan dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil

belajar, keunggulannya; guru dengan metode inovatif ini akan dapat dengan

mudah mengetahui kemampuan masing-masing siswa, melatih siswa

berfikir logis dan sistematis, dapat mendorong siswa lebih aktif dalam

pembelajaran, guru hanya sebagai pendamping dalam proses belajar, proses

belajar akan diikuti oleh siswa. Konsep-konsep yang diajarkan, sepatutnya

diperlakukan sebagai hipotesis yan perlu dipertemukan dengan fakta, lewat

pengujian-pengujian ataupun eksperimen. Belajar dengan cara ini,

membawa siswa lebih mudah memahami sebuah konsep dan pelajaran yang

diajarkan sehingga pada akhirnya pelajaran lebih tersimpan lama dalam

ingatan siswa.

Dalam model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

siswa sangat dilibatkan dalam proses pembelajaran, siswa lebih mudah

menemukan dan memahami materi-materi yang dianggap sulit karena setiap

pembahasan ada gambar-gambarnya dan dalam kelompok mereka saling

bekerjasama dengan temannya untuk menyelesaikan masalah. Melalui

kerjasama akan terjalin rasa kebersamaan, komunikasi, mereka saling

berbagi pengetahuan yang dimiliki mereka masing-masing sehingga terjadi

pemahaman yang sama dalam persoalan-persoalan yang mereka diskusikan.

Ini akan membawa dampak pada peningkatan motivasi belajar dan hasil

belajar.

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

42

Skema Kerangka Berpikir

Berdasarkan bagan diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi awal

pembelajaran masih menggunakan metode konvensional (ceramah) pada

pelajaran IPA, motivasi dan hasil belajar siswa masih rendah. Kemudian

setelah menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran Inkuiri

Terbimbing (Guided Inquiry) pada siklus I dan II diduga dapat meningkatkan

motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA.

KONDISI

AWAL

TINDAKAN

KONDISI

AKHIR

Guru : Dalam

pembelajaran IPA masih

menggunakan metode

konvensional (ceramah).

Siklus I dan Siklus II :

Menerapkan Model

Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing (Guided

Inquiry)

Langkah-langkah Penerapan Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing :

1. Menyajikan pertanyaan/masalah

2. Membuat hipotesis

3. Merancang percobaan

4. Melakukan percobaan

5. Mengumpulkan dan menganalisis

data

6. Membuat kesimpulan

Hasil Siklus I : Motivasi

belajar dan hasil belajar

meningkat, namun motivasi

belum mencapai indikator

dan hasil belajar belum

mencapai KKM.

Siswa : Motivasi belajar dan

hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA rendah dan

dibawah KKM (70)

Hasil Siklus II : Motivasi

belajar dan hasil belajar

meningkat, motivasi belajar

sudah mencapai indikator,

hasil belajar mencapai KKM.

Siswa : Motivasi

belajar dan hasil

belajar meningkat,

motivasi belajar

sudah mencapai

indikator, hasil

belajarmencapai

KKM (70).

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7924/3/T1_292010151_BAB II.pdf · bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan

43

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis

tindakan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Penggunaan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

dapat meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas

IV SD Negeri Gendongan 01 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester

II tahun pelajaran 2013/2014.

b. Penggunaan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV

SD Negeri Gendongan 01 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II

tahun pelajaran 2013/2014.