bab ii jadi

47
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makhluk hidup di alam ini menempati tempat-tempat tertentu sesuai dengan habitatnya. Ada yang hidup di air, di tanah/darat, maupun di udara. Tempat hidup di dunia ini tidak bertambah luas, sementara pertambahan jumlah makhluk hidup relatif bertambah. Hal ini menyebabkan makin banyaknya makhluk hidup yang menempati permukaan bumi sehingga ekosistem di muka bumi ini semakin sempit. Makhluk hidup akan menjalin hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup di dalam komunitas. Selain itu, makhluk hidup juga akan menjalin hubungan dengan lingkungannya. Makhluk hidup sangat bergantung kepada lingkungan. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem. Ekosistem merupakan tempat berlangsungnya hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena itu, sangat perlu memahami konsep tentang ekosistem, komponennya dan cara untuk menjaga dan melestarikannya agar makhluk hidup dan lingkungannya dapat tetap melangsungkan hidupnya. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem? 2. Apa saja komponen ekosistem? 1

Upload: rizky-rahmawati

Post on 02-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Ekologi

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Makhluk hidup di alam ini menempati tempat-tempat tertentu sesuai dengan habitatnya. Ada yang hidup di air, di tanah/darat, maupun di udara. Tempat hidup di dunia ini tidak bertambah luas, sementara pertambahan jumlah makhluk hidup relatif bertambah. Hal ini menyebabkan makin banyaknya makhluk hidup yang menempati permukaan bumi sehingga ekosistem di muka bumi ini semakin sempit.

Makhluk hidup akan menjalin hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup di dalam komunitas. Selain itu, makhluk hidup juga akan menjalin hubungan dengan lingkungannya. Makhluk hidup sangat bergantung kepada lingkungan. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem. Ekosistem merupakan tempat berlangsungnya hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena itu, sangat perlu memahami konsep tentang ekosistem, komponennya dan cara untuk menjaga dan melestarikannya agar makhluk hidup dan lingkungannya dapat tetap melangsungkan hidupnya.

1.2Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem?2. Apa saja komponen ekosistem?3. Bagaiman proses utama dalam ekosistem?4. Apa saja batas dan ukuran dalam ekosistem?5. Apa saja jenis-jenis ekosistem?6. Bagaimana pola interaksi dalam ekosistem?

7. Apa yang dimaksud dengan homeostasis?

8. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi ekosistem?9. Bagaimana cara pengelolaan ekosistem?

1.3Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekologi

2. Memahami hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya

3. Mengetahui konsep tentang ekosistem4. Memahami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan

BAB IIEKOSISTEM2.1Pengertian Ekosistem

Istilah ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh pakar ekologi Jerman yaitu, Karl Mobius pada tahun 1877 yang mengemukakan istilah biocoenosis, dan kemudian pada tahun 1887 pakar ekologi Amerika, S.A Forbes menggunakan istilah mikrosmos dan selain itu juga muncul istilah geobiocoenosis di Rusia, namun pada akhirnya istilah ekosistem yang lebih banyak digunakan dan dapat diterima.

A.G. Tansley (1935) dalam Jorgensen (2009) mendefinisikan ekosistem sebagai integrated system composed of interacting biotic and biotic components. Tak berbeda jauh dengan Campbell, et.Al. (2002) yang mendefinisikan bahwa ecosystem consists of all the organisms living in a community as well as all the abiotic factors with which they interact. Kedua pendapat tersebut menyatakan bahwa hubungan timbal balik antara komponen biotik dengan komponen abiotik dialam merupakan suatu hubungan komponen yang membentuk sistem.

Otto Soemarwoto dalam Siahaan (2004) mengartikan ekosistem sebagai suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Sistem keteraturan demikian, terjadi karena adanya arus materi dan energi yang dikendalikan oleh arus informasi antara komponen-komponen yang berada dalam kesatuan tersebut.

Southwick (1972) mengartikan suatu ekosistem meliputi populasi, komunitas, habitat dan lingkungan dan dengan khusus menunjukkan pada interaksi dinamis dari semua bagian dari lingkungan, terutama terfokus pada pertukaran materi antara bagian hidup dan tidak hidup.

Berdasarkan definisi diatas, meurut kami ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi dalama membentuk keseimbangan, stabilitas dan produktivitas lingkungan hidup.2.2Komponen-komponen EkosistemBerdasarkan fungsinya, suatu ekosistem terdiri atas dua komponen, yaitu:a. Komponen autotrofBerasal dari kata auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan. Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan khlorofil (zat hijau daun) dengan proses fotosintesis ataupun kemosintesis. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.b. Komponen heterotrofBerasal dari kata heteros = berbeda dan trophikos = menyediakan makanan. Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain (autotrof). Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.Jorgansen (2009) menyebutkan bahwa organisms are either primary producers (Autotrophs), which derive their energy by using sunlingt to convert inorganic carbon into organic carbon, or secondary producers (Heterotophs), which use organic carbon as their energy source.Berdasarkan strukturnya, ekosistem terdiri atas enam komponen, yaitu:1. Senyawa anorganik (C, N, CO2, H2O, O2, dan sebagainya). Bahan-bahan ini akan mengalami daur ulang

2. Senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, dan sebagainya) yang menghubungkan biotik dan abiotik.-3. Kondisi iklim (temperature, angin dan curah hujan)4. Produsen, yaitu organisme-organisme autotrofik, sebagian besar tumbuhan hijau yang mampu membuat makanan dari senyawa anorganik sederhana. Selain tumbuhan hijau, juga ada bakteri kemosintetik yang mampu menghasilkan energi kimia dengan reaksi kimia. Tetapi peranan bakteri kemosintetik ini tidak begitu besar jika dibandingkan dengan tumbuhan fotosintetik.5. Makrokonsumen yaitu organisme-organisme heterotrofik, terutama hewan-hewan. Organisme ini hidupnya tergantung pada organisme lain dengan memakan materi organik.6. Mikrokonsumen yaitu organisme heterotrofik, saprotrof dan osmotrof terutama bakteri dan fungi. Merekalah yang merombak senyawa-senyawa kompleks dari protoplasma mati, menghisap sebagian besar dari hasil perombakan, dan melepaskan bahan makanan anorganik yang dapat digunakan oleh produsen bersama-sama dengan senyawa-senyawa organik yang memberikan atau menyediakan sumber energi atau yang mungkin menghambat atau merangsang komponen biotik lainnya dari ekosistem. Kelompok inilah yang disebut juga dengan organism pengurai atau dekomposer.Komponen-komponen 1 , 2 , dan 3 merupakan komponen abiotik/nonbiotik, atau komponen yang tidak hidup. Dan komponen-komponen 4 , 5 , dan 6 merupakan komponen yang hidup atau komponen biotik.2.3Proses Utama di dalam Ekosistem

Bagan proses utama yang terjadi di dalam ekosistem

Proses utama yang terjadi di dalam ekosistem meliputi:

1. Aliran energi : rantai makanan (di ekosistem akuatik maupun tersetrial) dan jaring-jaring makanan 2. Daur materi: 40 80 unsur seperti C, H, O, N, P, S, dan lain sebagainyaEkosistem berfungsi karena adanya aliran energi dan daur materi. Saling pengaruh mempengaruhi antara aliran energi dan daur materi di dalam ekosistem akan menghasilkan keadaan homeostatis yang mantap. Di alam terjadi aliran energi dalam bentuk rantai makanan dan jaring jaring makanan. Aliran energi ini berlangsung dari satu organisme ke organisme yang lain.Menurut Yusuf dkk. (2001) secara fungsional ekosistem dapat dipelajari menurut enam proses yang berlangsung didalamnya, yaitu :

1. Lintasan atau aliran energy

2. Rantai makanan.

3. Pola keragaman berdasar waktu dan ruang.

4. Daur ulang (Siklus ) Biogeokimiawi.

5. Perkembangan dan evlusi.

6. Pengendalian atau sibernetika.

Konsep ekosistem ini menekankan pada hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antara organism hidup dengan lingkungannya yang tidak hidup.Setiap ekosistem di dunia ini mempunyai struktur umum yang sama, yaitu adanya enam komponen seperti tersebut diatas, dan adanya interaksi antar komponen-komponen tersebut. Jadi baik itu ekosistem alami (daratan, perairan) maupun yang buatan (pertanian, perkebunan ) semuanya mempunyai kesamaan pada dua hal tersebut.Sering terjadi bahwa proses autotrof dan heterotrof, serta organism-organisme yang bertanggung jawab atas proses-proses tersebut terpisah (secara tidak sempurna), baik menurut ruang maupun menurut waktu. Sebagai contoh dapat disebutkan bahwa di hutan, proses autotrofik, yaitu fotosintesis, lebih banyak terjadi di bagian kanopi. Sedangkan proses heterotrofik lebih banyak terjadi dipermukaan lantai hutan (hal ini terpisah berdasar ruang). Proses autotrofik juga terjadi pada waktu siang hari, dan proses hetorotrofik dapat terjadi di siang hari maupun malam hari (terpisah berdasarkan waktu).Dengan adanya pemisahan berdasarkan ruang dan waktu tersebut, lintasan energy juga dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Lintasan merumput (grazing circuit) yang meliputi konsumsi langsung terhadap tumbuhan hidup atau bagian tumbuhan hidup , ataupun organism hidup yang lainnya.

2. Lintasan detritus organic (organic detritus circuit), yang meliputi akumulasi dan penguraian sampah serta bangkai.Pada umumnya komponen-komponen abiotik merupakan pengendali organism dalam melaksanakan peranannya didalam ekosistem. Bahan-bahan anorganik sangat diperlukan oleh produsen untuk hidupnya. Bahan-bahan ini juga merupakan penyusun tubuh dari organism, demikian juga bahan organic. Disamping itu bahan-bahan organic sangat diperlukan oleh konsumen (makro maupun mikrokonsumen) sebagai sumber makanan. Produsen dengan proses fotosintesis adalah merupakan komponen penghasil energy kimia atau makanan. Merekalah yang menghasilkan energy makanan yang nantinya juga digunakan oleh konsumen. Kemudian komponen mikro konsumen atau pengurai bertanggung jawab untuk mengembalikan unsure-unsur kimia ke dalam (tanah), sehingga nentinya dapat digunakan oleh produsen, dengan demikian, keberadaan ekosistem akan terjamin. Bilamana peran tiap-tiap komponen tersebut tidak dapat berjalan, maka kelangsungan ekosistem akan terancam. Demikian pula bila peran tersebut berjalan pada kecepatan yang tidak semestinya, misalnya tersendat-sendat, keseimbangan didalam ekosistem akan mudah terganggu.2.4Batas dan Ukuran EkosistemSuatu ekosistem meliputi makhluk hidup dengan lingkungan organism (komunitas biotik) dan lingkungan abiotik. Masing-masing mempengaruhi sifat-sifat lainnya dan keduanya perlu untuk memelihara kehidupan sehingga terjadi keseimbangan, keselarasan, dan keserasian alam di bumi ini. Dalam hal ini fungsi utama ekosistem di bumi memiliki penekanan pada hubungan wajib, ketergantungan, dan hubungan sebab akibat yang merupakan rangkaian komponen-komponen untuk membentuk satu-satuan fungsional.Dengan konsep ekosistem, komponen-komponen lingkungan hidup harus dilihat secara terpadu sebagai komponen yang berkaitan dan tergantung satu sama lain dalam suatu sistem. Cara inilah yang dimaksud dengan pendekatan ekosistem atau pendekatan holistic. Ekosistem dapat dipahami dan dipelajari dalam berbagai ukuran, apakah itu sebuah kolam, danau, atau sebidang kebun, hutan, atau lanskap. Bahkan sebuah labolatorium pun merupakan satuan ekosistem yang dapat diamati. Salama komponen-komponen pokok ada dan berinteraksi membentuk kerja sama untuk mencapai suatu kemantapan fungsional, kesatuan tersebut dapat dianggap sebagai suatu ekosistem, walaupun hanya dengan dalam waktu yang singkat.Perbedaan ekosistem yang satu dengan yang lainnya dapat ditentukan oleh :

1. Jumlah jenis organism produsen

2. Jumlah jenis organism konsumen

3. Jumlah keanekaragaman mikroorganisme

4. Jumlah dan macam komponen abiotik

5. Kompleksitas interaksi antarkomponen, dan

6. Berbagai proses yang berjalan dalam ekosistem2.5Jenis-jenis Ekosistem

Ekosistem dapat bersifat alamiah / natural ecosystem (contoh ekosistem: pantai, laut dan sebagainya) atau ekosistem buatan / artificial ecosystem (misal ekosistem: persawahan, hutan dan lainnya). Heterogenitas organisme hidup di ekosistem alamiah tinggi, sehingga mampu mempertahankan proses kehidupan di dalamnya dengan sendirinya. Ekosistem buatan bersifat labil, karena tingkat heterogenitas dari organisme hidup yang ada di dalamnya rendah, sehingga untuk mempertahankan bentuk ekosistem tersebut perlu diberikan bantuan energi dari luar oleh manusia. Campur tangan manusia berlangsung terus selama manusia menghendaki ekosistem itu tetap apabila campur tangan manusia lepas, maka ekosistem buatan akan berubah menjadi ekosistem alamiah.Namun secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.A. Ekosistem Darat

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.

1. Bioma Gurun

Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput.Ciri-ciri bioma gurun :

a) Gersang b) Curah hujan rendah (25 cm/tahun)c) Suhu siang hari tinggi (bisa mendapai 45C) sehingga penguapan juga tinggid) Malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0C)e) Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besarf) Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecilg) Tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktusa. Tumbuhan tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air.b. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.

2. Bioma Padang Rumput Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.

Ciri-ciri bioma padang rumput :a) Curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teraturb) Porositas (peresapan air) tinggic) Drainase (aliran air) cepatd) Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapane) Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.3. SavannaSavana dari daerah tropika terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 60 inci per tahun, tetapi dengan musim kering yang berkepanjangan pada saat api menjadi bagian penting dari lingkungan. Savana yang terluas di dunia terdapat di Afrika namun di Australia juga terdapat savana yang luas. Berhubung dalam ekosistem savana ini, rerumputan dan pohon-pohon yang hidup harus tahan terhadap musim kering dan api, maka jumlah jenis tumbuh-tumbuhan yang hidup di savana ini tidak banyak, tidak seperti yang hidup di hutan hujan tropik, tidak seperti yang hidup hutan hujan tropik. Rumput-rumput dari marga Panicum, Pennisetum, Andropogon dan Imperata mendominasi lingkungan ini. Di Indonesia padang savanna ini dapat ditemukan di Taman Nasional (TN) Baluran dan TN Alas Purwo di Banyuwangi, Jawa Timur.

4. Bioma Hutan Basah

Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.

Ciri-ciri bioma hutan basah :a) Curah hujan 200-225 cm per tahunb) Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnyac) Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi)d) Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme)e) Daerah tudung cukup mendapat sinar mataharif) Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besarg) Suhu sepanjang hari sekitar 25Ch) Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifiti) Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.5. Bioma Hutan Gugur

Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang.

Ciri-Ciri Bioma Hutan Gugur :a) Curah hujan merata sepanjang tahunb) Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur)c) Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapatd) Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak)6. Bioma Taiga

Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik.

Ciri-Ciri Bioma Taiga :

a) Suhu di musim dingin rendahb) Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnyac) Semak dan tumbuhan basah sedikit sekalid) Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

7. Bioma Tundra

Ciri-Ciri Bioma Tundra :a) Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggib) Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 haric) Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumputd) Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.e) Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panasf) Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.B. Ekosistem Air Tawar

Ciri-ciri Ekosistem :

a) Ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok

b) Penetrasi cahaya kurang dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca

c) Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji

d) Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar

e) Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasiAdaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut :a) Adaptasi tumbuhanTumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.b) Adaptasi hewanEkosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.

Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.

1. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.2. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.

a. PlanktonTerdiri alas fitoplankton dan zooplankton biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.b. NektonHewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.c. NeustonOrganisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.d. PerifitonMerupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.e. BentosHewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas,misalnya cacing dan remis. Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.1) Danau

Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi.Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.

Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.a. Daerah litoralDaerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.b. Daerah limnetikDaerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi.

Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.

c. Daerah profundalDaerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.d. Daerah bentikDaerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.

Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai berikut :a. Danau OligotropikOligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.

b. Danau EutropikEutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.

Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.

Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.2) SungaiSungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.C. Ekosistem air laut

1. Ekosistem LautHabitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.Ekosistem air laut luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian orang banyak. Ciri-ciri:1. Memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%), namun kadar garam di laut bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang rendah (di laut beriklim dingin).2. Ekosistem air laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.

Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut:

1. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.2. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar dalamnya 300 meter.3. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m4. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m)

Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut:

1. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.2. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.3. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.4. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.5. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.Berdasarkan intensitas cahayanya, ekosistem laut dibedakan menjadi 3 bagian:1. Daerah fotik: daerah laut yang masIh dapat ditembus cahaya matahari, kedalaman maksimum 200 m.2. Daerah twilight: daerah remang-remang, tidak efektif untuk kegiatan fotosintesis, kedalaman antara 200 - 2000 m.3. Daerah afotik: daerah yang tidak tembus cahaya matahari. Jadi gelap sepanjang masa.Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.

2. Ekosistem pantaiEkosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut. Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut:1. Formasi Pes Caprae Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pescaprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).2. Formasi Baringtonia Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.3. EstuariEstuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.

4. Ekosistem lamun (Seagrass ecosystem) Lamun (seagrass) adalah satusatunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuhtumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkaitangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuhtumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zatzat hara. Sebagai sumberdaya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Secara tradisional lamun telah dimanfaatkan untuk keranjang anyaman, dibakar untuk garam, soda atau penghangat, bahan isian kasur, atap, bahan kemasan, pupuk, isolasi suara dan suhu. Pada jaman modern ini, lamun dimanfaatkan antara lain sebagai penyaring limbah, stabilisator pantai, pupuk, makanan dan obatobatan. Padang lamun berlaku sebagai daerah asuhan, pelindung dan tempat makan ikan, avertebrata, dugong dan sebangsanya. Padang lamun juga berinteraksi dengan terumbu karang dan mangrove. Ekosistem lamun ini terdapat di banyak perairan pantai di negara kita. Di Kepulauan Seribu, misalnya, terdapat ekosistem ini yang berdampingan dengan mangrove dan terumbu karang. Ekosistem ini dikaitkan dengan kehadiran dugong karena tumbuhtumbuhan lamun menjadi makanannya. 5. Terumbu Karang Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung. Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.D. Ekosistem Karst

Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Nama ini kemudian dipakai secara umum oleh masyarakat ilmiah untuk seluruh kawasan batu gamping yang terdapat di dunia. Kawasan karst yang terdapat di Indonesia antara lain Karst Gunung Sewu, Karst Gombong Selatan, Karst Maros, Karst Tuban dan beberapa tempat di daerah Kalimantan. Tipe karst di Indonesia merupakan karst tropik basah dan hal ini yang membedakan dengan kawasan karst di tempat lain di dunia.

Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya yang kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.

Habitat dalam gua merupakan suatu habitat yang gelap total, tidak ada sinar matahari yang masuk sehingga tidak terdapat organisme heterotrofik. Peran organisme khas gua seperti kelelawar yang setiap malam hari mencari makan ke luar gua dan pada siang hari kembali lagi, akan membawa energi dari luar gua untuk kehidupan berbagai organisme gua (Arthropoda) terutama kotoran (guano) dan bangkai kelelawar tersebut. Disamping itu energi dibawa oleh akar tumbuhan yang berada di atas gua yang menembus dinding atas gua. Sungai di dalam gua yang semula mengalir di permukaan luar gua juga berperan terhadap transfer energi ke dalam lingkungan gua dengan memhawa bahan organik.

Di dalam gua sendiri mengalami jaring-jaring makanan yang rumit. Perubahan-perubahan lingkungan di luar gua sangat mempengaruhi kehidupan di dalam gua. Dalam kondisi gua yang sangat ekstrem, tanpa adanya cahaya, kelembaban yang sangat tinggi dan suhu yang konstan sepanjang tahun, mengakibatkan organisme penghuni gua beradaptasi terhadap lingkungannya. Bentuk adaptasi organisme gua antara lain: 1) adaptasi morfologi hewan diperlihatkan dengan memucatnya warna kulit, adanya alat sensoris yang berkembang sangat baik, mata mereduksi dll; 2) adaptasi fisiologis yang diperlihatkan adalah tidak adanya kemampuan untuk membedakan antara siang dan malam hari sehingga hewan tidak peka terhadap sinar karena lingkungan hidupnya yang gelap sepanjang tahun; 3) tumbuhan di lingkungan gua mempunyai sifat poikilohidri yaitu mempunyai ketahanan yang besar terhadap kekurangan air secara berkala.E. Ekosistem Hutan Bakau/Mangrove Mangrove sebagai ekosistem didefinisikan sebagai mintakat (zona) antar-pasang-surut (pasut) dan supra (atas)-pasut dari pantai berlumpur di teluk, danau (air payau) dan estuari, yang didominasi oleh halofit berkayu yang beradaptasi tinggi dan terkait dengan alur air yang terus mengalir (sungai), rawa dan kali-mati (backwater) bersama-sama dengan populasi flora dan fauna di dalamnya. Di tempat yang tak ada muara sungai biasanya hutan mangrovenya agak tipis. Sebaliknya, di tempat yang mempunyai muara sungai besar dan delta yang aliran airnya banyak mengandung lumpur dan pasir, biasanya mangrovenya tumbuh meluas.

Ekosistem ini mempunyai dua komponen lingkungan, yakni darat (terestrial) dan air (akuatik). Lingkungan akuatik pun dibagi dua, laut dan air tawar. Ekosistem mangrove dikenal sangat produktif, penuh sumberdaya tetapi peka terhadap gangguan. Ia juga dikenal sebagai pensubsidi energi, karena adanya arus pasut yang berperan menyebarkan zat hara yang dihasilkan oleh ekosistem mangrove ke lingkungan sekitarnya. Dengan potensi yang sedemikian rupa dan potensi-potensi lain yang dimilikinya, ekosistem mangrove telah menawarkan begitu banyak manfaat kepada manusia sehingga keberadaannya di alam tidak sepi dari perusakan, bahkan pemusnahan oleh manusia.Ekosistem mangrove ditumbuhi sedikitnya oleh 89 jenis tumbuh-tumbuhan. Dari jumlah ini terdapat empat jenis yang dinamakan strict mangrove, yakni Avicennia, Excoecaria, Sonneratia dan Rhizophora. Selain ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan, ekosistem mangrove juga dihuni oleh berbagai jenis satwa. Sebagai contoh, jenis burung seperti Ardea cinerea (cangak abu), Nomenius schopus (gajahan sedang), Egretta sp. (kuntul), dan Larus sp. (camar). Satwa lainnya yang hidup di sana adalah Macaca fascicularis (kera ekor panjang), Varanus salvator (biawak), juga terdapat satwa yang hidup di dasar hutan mangrove seperti kepiting graspid dan ikan gelodong (Periohthalmus). Hutan bakau biasanya terdapat di daerah pesisir pantai atau rawa-rawa. Pohon bakau mempunyai akar tunggang sebagai alat bernafas. Akar bakau sangat bermanfaat bagi microorganisme laut seperti zooplankton, vitoplankton, dan microorganisme lain. Karena akar bakau digunakan sebagai habitat dan sumber makanan yang sangat dibutuhkan bagi microorganisme tersebut.Selain itu pohon bakau juga berfungsi untuk menahan aerasi air laut.

Fungsi-fungsi fisik, biologi dan ekonomi hutan mangrove, yaitu:

Fungsi fisik:

1. Menjaga garis pantai dan tebing sungai 2. Mempercepat accresion 3. Mencegah banjir 4. Mengolah limbah Fungsi biologi:

1. Tempat tumbuh nener, benur & larva kerang 2. Tempat tinggal kera dan burung3. Habitat biota lain

Fungsi ekonomi:

1. Tambak ikan dan udang 2. Ladang garam 3. Sumber kayu 4. Rekreasi2.6Pola-pola Interaksi (Hubungan Timbal Balik)

Interaksi sesame komponen seperti diuraikan diatas dapat terjadi melalui pola, sifat atau tabiat komponen-komponen ekosistem. Ada yang hidup berdampingan (netral) ada yang bekerja sama , ada yang menyesuaikan diri , ada yang melindungi diri , ada yang bertentangan (antagonis) dan ada yang menguasai (eksploitasi) semua pola interaksi ini tetap berada dalam keseimbangan. Keseimbangan demikian disebut dengan homeostasi, yaitu sestem lingkungan selalu cenderung melawan perubahan dan memelihara keseimbangan.

Sistem homeostasi ini hanya bisa berlangsung selama dalam batas-batas keseimbangan tertentu. Atrinya pola-pola interaksi demikian hanya akan bisa ditoleransi kalau belum melewati batas-batas kemampuan masing-masing komponen. Misalnya, kalau di suati ekosistem telah banyak populasi nyamuk, keemungkinan itu bisa terjadi karena populasi binatang pemangsa (predator) seperti katak atau cecak sudah berkurang. Atau , bila tikus sawah kian bertambah populasinya, hal itu bisa jadi karena populasi ular sawah kian berkurang.

Contoh ini menunjukkan bahwa interaksi antara komponen haruslah berada dalam keseimbangan. Keseimbangan bisa stabil selama jumlah populasi nyamuk atau tikus. Tetapi kalau kestabilan populasi sudah terganggu dan masa pemulihannya relative lama, timbullah suatu gejala masalah lingkungan. Pola-pola interaksi yang terdapat di ekosistem yaitu:

1. Interaksi simbiosis adalah bentuk interaksi yang sangat erat dan khusus antara dua makhluk hidup yang berlainan jenis. Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion. Simbiosis dapat dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya :

a) Simbiosis Mutualisme

Yaitu interaksi antara dua individu ataupun populasi yang saling menguntungkan. Misalnya, simbiosis antara jenis jamur tertentu dan jenis alga tertentu membentuk likenes, antara bunga dengan kupu-kupu.

b) Simbiosis Parasitisme

Yaitu interaksi dua individu/populasi di mana salah satu individu untung, sedang simbion pasangannya rugi. Contohnya, benalu yang tumbuh pada ranting pohon mangga, cacing perut dan cacing tambang yang hidup di dalam usus manusia.

c) Simbiosis Komensalisme

Yaitu interaksi antara individu/populasi yang satu untung sedangkan individu/populasi lainnya tidak untung dan juga tidak rugi. Contohnya, interaksi antara ikan remora kecil yang menempel pada ikan hiu.

2. Interaksi Antagonisme, Pada interaksi ini terjadi sifat mengeksploitasi, menguasi , bermusuhan , atau persaingan (kompetisi) golongan ini terbagi dalam 3 sifat :

a) Antibiosis, yaitu komponen atau organism mengeluarkan zat-zat seperti karbondioksida atau asam organic untuk menghambat hidupnya makhluk hidup lain. Bahkan ada komponen yang mengeluarkan zat-zat pembunuh spesies lain. Misalnya , cendawan yang memproduksi zat-zat pembunuh bakteri-bakteri seperti zat penicillin.

b) Eksploitasi , yaitu menguras atau merampok makhluk-makhluk lain untuk dikonsumsi. Makhluk-makhluk yang mengeksploitasi makhluk-makhluk yang lainnya disebut predator (pemangsa). Misalnya ular memakan tikus. Harimau memangsa domba. Kedalam kategori eksploitasi, juga digolongkan parasitisme, yaitu sifat menempel sambil mengghisap sumber-sumber hidup yang diperoleh komponen-komponen yang dinaungi. Contohnya : benalu atau cacing yang hidup didalam makhluk-makhluk hidup lain.

c) Kompetisi , pada interaksi ini timbul persaingan antara sesame komponen untuk mendapatkan sumber-sumber kehidupan. Persaingan ini timbul terutama kalau sumber-sumber kehidupan/kebutuhan kurang. Kompetisi ini tidak selamanya jelek. Seperti dikatakan Darwin, kompotesi memegangi peranan penting dalam evolusi kehidupan. Semua organism berkompetisi untuk mendapatkan kehidupan, dan dari sinilah timbul perubahan kearah kemajuan.2.7 Homeostasis Ekosistem

Komponen-komponen dalam ekosistem saling berinteraksi, ada yang bersifat netral, ada yang bertentangan, ada yang bekerja sama, ada yang menyesuaikan diri, dan ada yang melindungi, ada yang menguasai, tetapi akhirnya antara kekuatan-kekuatan tersebut tercapailah keseimbangan, dan keadaan seolah-olah tidak akan berubah lagi. Dikatakan bahwa, ekosistem dalam keadaaan homeostasi, yaitu keadaan yang menunjukkan bahwa sistem tersebut mempunyai kecenderungan melawan perubahan dan memelihara keseimbangan. Homeo atau homo berarti sama, dan stasi atau stasis berarti kedudukan. Mekanisme homeostasis ini sangat rumit dan menyangkut banyak factor serta mekanisme. Termasuk didalamnya adalah mekanisme penyimpanan bahan/materi, pelepasan unsure hara, pertumbuhan populasi, produksi dan penguraian/dekomposisi.Dalam banyak hal memakai konsep homeostatik pada tingkat ekosistem membantu kita untuk memahami proses-proses pengaturan didalam komunitas tumbuhan dan hewan pada suatu ekosistem. Walaupun suatu ekosistem mempunyai daya tahan yang sangat besar terhadap perubahan, tetapi biasanya batas mekanisme homeostatik dengan mudah dapat diterobos oleh kegiatan manusia. Misalnya sebuah sungai yang biasa dikotori oleh pembuangan sampah yang relatif tidak terlalu banyak, sungai itu airnya dapat dijernihkan kembali secara alami,sehingga secara keseluruhan sungai itu dianggap tidak tercemar. tetapibila sampah yang masuk terlalu banyak, apalagi bila mengandung zat-zat racun maka batas homeostatik alami sungai itu akan terlampaui. Mungkin saja sistem dalam sungai itu tidak mempunyai lagi mekanisme homeostatik alami sehingga airnya secara permanen berubah atau bahkan rusak sama sekali. Harus diketahui pula bahwa sebenarnya manusia tidak selalu menginginkan suatu ekositem yang homeostatik. Kenyataan bahwa semua bududaya pertanian didasarkan pada sistem, dimana produksi harus lebih banyak daripada konsumsi, sehingga hasil kelebihan produksi bahan organik dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Ini dapat berupa sistem yang nonhomeostatik atau suatu homeostatik buatan, yang penting manusia dapat memanfaatkan produknya yang lebih.2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekosistem

Penyebab perubahan ekosistem, antara lain:1. Gangguan Alam, misalnya banjir, tanah longsor, kekeringan, gunung meletus dan sebagainya.

2. Tindakan Manusia, dibedakan menjadi dua, yaitu:a. Tindakan positif terhadap Ekosistem Reboisasi, dengan tujuan mencegah erosi dan banjir Pembuatan Paru-paru kota, yang bertujuan untuk sebagai sumber oksigen dan mengurangi polusi Membuat sengkedan Pemupukan secara teratur, bertujuan untuk menyuburkan tanaman dan mencukupi kebutuhan mineral pada tanah Pembangunan berwawasan lingkungan

b. Tindakan Negatif terhadap Ekosistem Eksploitasi hutan

Kegiatan pertanian

Pembuangan limbah

Perburuan secara liar Urbanisasi

Penggunaan Pestisida yang berlebihan2.9 Pengelolaan Ekosistem

Konsep pengelolaan ekosistem yang sedang berkembang saat ini digambarkan Grumbine (1994) sebagai berikut Pengelolaan ekosistem memadukan pengetahuan ilmiah mengenai berbagai hubungan ekologi, didalam kerangka pemikiran social ekonomi dan nilai-nilai yang rinci, serta mengarah pada tujuan umum berupa perlindungan keutuhan ekosistem alami dalam jangka waktu panjang. Praktik pengelolaan sumber daya alam, yang selama ini menekankan produksi maksimum, baik berupa barang (volume kayu yang dipanen), maupun jasa (jumlah pengunjung ke dalam kawasan) perlu diperkaya dengan sudut pandang yang lebih tepat dan meluas sehingga mencakup pelestarian keanekaragaman hayati serta perlindungan ekosistem (Yaffe 1999 : Poiani dkk. 2000 : Meffe dkk. 2003). Tujuan dari pengelolaan ekositem hanya dapat dicapai bila terjalin kerja sama yang efektif antara badan pemerintahan, organisasi konservasi, kalangan bisnis, dan pemilik laham serta masyarakat.

Dalam pengelolaan ekosistem terdapat beberapa tema penting yaitu :

1. Memastikan keberlanjutan (viability) semua spesies, serta kelangsungan hidup berbagai perwakilan komunitas hayati maupun seluruh tahapan suksesi yang ada, dan menjaga agar ekosistem sehat dan berfungsi dengan efektif.

2. Mencari serta memahami hubungan antara tiap tahap maupun skala yang beroperasi dalam hierarki suatu okesistem, mulai dari tingkatan individu dari spesies, komunitas hingga ekosistem bahkan mencapai skala regional dan global (Buck dkk. 2001).

3. Memantau komponen-komponen penting ekosistem (jumlah individu dari spesies yang dianggap penting, tutupan vegetasi, kualitas air, dan sebagainya), serta mengumpulkan data yang diperlukan (Busch & Teller 2003), dan kemudian menggunakan hasilnya untuk menjalankan praktik pergolongan sesuai keadaa setempat (juga dikenal sebagai pengelolaan adaptif).

4. Memahami bahwa manusia merupakam bagian dari ekosistem, dan bahwa penilaian manusia akan mempengaruhi tujuan pengelolaan. Selanjutnya, Perlu dikembangkan pemahaman bersama bahwa mengelola sumber daya secara berkelanjutan akan memberikan manfaat berjangka panjang.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada pembahasan diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa Makhluk hidup akan menjalin hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup di dalam komunitas. Selain itu, makhluk hidup juga akan menjalin hubungan dengan lingkungannya. Makhluk hidup sangat bergantung kepada lingkungan. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem. Ekosistem merupakan tempat berlangsungnya hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena itu, sangat perlu memahami konsep tentang ekosistem, dan komponennya dan cara untuk menjaga dan melestarikannya. Komponennya yaitu meliputi komponen autotrof Berasal dari kata auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan. Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari, dan

Komponen heterotrof Berasal dari kata heteros = berbeda dan trophikos = menyediakan makanan. Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain (autotrof).

Adapun banyak beberapa factor yang mempengaruhi ekosistem itu ialah :

Gangguan Alam, misalnya banjir, tanah longsor, kekeringan, gunung meletus dan sebagainya. Tindakan Manusia, dan Tindakan Negatif terhadap Ekosistem.

32