bab ii-iii cts

Upload: dessydwizahrina

Post on 07-Jul-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    1/23

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangDi pergelangan tangan nervus medianus berjalan melalui

    terowongan karpal ( carpal tunnel ) yang menginnervasi kulit telapak

    tangan dan punggung tangan di daerah ibujari, telunjuk,jari tengah dan

    setengah sisi radial jari manis. Sindroma Terowongan Karpal/STK

    (Carpal Tunnel Syndrome / TS) merupakan gejala neuropati tekanan yang

    sering terjadi pada penekanan nervus medianus saat melewati terowongan

    (!ahrudin, "#$$)..%ejala yang ditemukan pada TS berupa suatu neuropati yang

    biasanya unilateral pada tahap awal dan dapat menjadi bilateral. %ejala

    yang timbul umumnya dimulai dengan gejala sensorik walaupun pada

    akhirnya dapat pula menimbulkan gejala motorik. &ada awalnya gejala

    yang sering dijumpai adalah rasa nyeri, tebal ( numbness ) dan rasa seperti

    aliran listrik ( tingling ) pada daerah yang diinnervasi oleh nervus medianus.

    Seringkali gejala yang pertama timbul di malam hari yang menyebabkan

    penderita terbangun dari tidurya. Sebagian besar penderita biasanya

    mun'ul kesadaran untuk berobat setelah gejala yang timbul berlangsung

    selama beberapa minggu. Kadang kadang pijatan atau menggoyang

    goyangkan tangan dapat mengurangi gejalanya, tetapi bila diabaikan

    penyakit ini dapat berlangsung terus se'ara progresi dan semakin

    memburuk. Keadaan ini umumnya terjadi karena ketidaktahuan penderita

    akan penyakit yang dideritanya dan sering dika'aukan dengan penyakit

    lain seperti rematik (!ahrudin, "#$$).

    B. Tujuan$. *engetahui apa yang dimaksud dengan penyakit Carpal Tunnel

    Syndrome dilihat dari gejala dan tanda klinis yang mun'ul.". *engetahui penyebab dan aktor risiko bagi penderita atau

    masyarakat awam mengenai Carpal Tunnel Syndrome .+. *engetahui bentuk penanganan konservati dan operati se'ara klinis

    bagi tenaga medis.

    1

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    2/23

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    3/23

    berhubungan dengan terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (!ahrudin,

    "#$$).Tingginya angka prevalensi yang diikuti tingginya biaya yang

    harus dikeluarkan membuat permasalahan ini menjadi masalah besar dalam dunia okupasi. !eberapa aktor diketahui menjadi risiko terhadap

    terjadinya TS pada pekerja, seperti gerakan berulang dengan kekuatan,

    tekanan pada otot, getaran, suhu, postur kerja yang tidak ergonomik dan

    lain lain (!ahrudin, "#$$).

    B. EtiologiCarpal Tunnel Syndrom dapat terjadi pada setiap kondisi yang

    mengakibatkan penyempitan terowongan karpal, salah satunya adalah pekerjaan dengan gerakan mengetuk atau leksi dan ekstensi pergelangan

    tangan se'ara berulang ulang sehingga dapat menekan nervus medianus

    ( i tdemir et al ., "#$+). -europati ini disebabkan oleh terperangkapnya

    sara medianus pada area 'arpal tunnel, yang dibatasi oleh tulang tulang

    'arpal dan juga transverse 'arpal ligament. Di area 'arpal tunnel terjadi

    peningkatan tekanan sehingga terjadi penurunan ungsi sara medianus

    pada tingkatan tersebut ( brahim et al. , "#$").Carpal Tunnel Syndrom dapat terjadi pada setiap kondisi yang

    mengakibatkan penyempitan terowongan karpal, salah satunya adalah

    pekerjaan dengan gerakan mengetuk atau leksi dan ekstensi pergelangan

    tangan se'ara berulang ulang sehingga dapat menekan nervus medianus

    ( i tdemir et al ., "#$+). -europati ini disebabkan oleh terperangkapnya

    sara medianus pada area 'arpal tunnel, yang dibatasi oleh tulang tulang

    'arpal dan juga transverse 'arpal ligament. Di area 'arpal tunnel terjadi

    peningkatan tekanan sehingga terjadi penurunan ungsi sara medianus

    pada tingkatan tersebut ( brahim et al. , "#$").&ada kasus yang lain etiologinya adalah ( osenbaum, "#$$)0

    a) 1erediter0 neuropati herediter yang 'enderung menjadi pressure palsy,

    misalnya Hereditary Motor and Sensory Neuropathies (1*S-) tipe . b) Trauma0 dislokasi, raktur atau hematom pada lengan bawah,

    pergelangan tangan dan tangan. Sprain pergelangan tangan. Trauma

    langsung terhadap pergelangan tangan.

    3

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    4/23

    ') &ekerjaan0 gerakan mengetuk atau leksi dan ekstensi pergelangan

    tangan yang berulang ulang.d) n eksi0 tenosinovitis, tuberkulosis, sarkoidosis.e) *etabolik0 amiloidosis, gout.

    ) 2ndokrin0 akromegali, terapi estrogen atau androgen, diabetes mellitus,

    hipotiroidi, kehamilan.g) -eoplasma0 kista ganglion, lipoma, in iltrasi metastase, mieloma.h) &enyakit kolagen vaskular0 artritis reumatoid, polimialgia reumatika,

    skleroderma, lupus eritematosus sistemik.i) Degenerati 0 osteoartritis.

    j) atrogenik0 punksi arteri radialis, pemasangan shunt vaskular untuk

    dialisis, hematoma, komplikasi dari terapi anti koagulan

    C. E i!e"iologiTS termasuk dalam sindrom neuropati jebakan atau neuropati

    kompresi (entrapment neuropathy) yang paling umum ditemukan

    dantermasuk pula dalam ummulative Trauma Disorders ( TDs)

    (Karabay,"#$+).*enurut 'atatan dari !ureau o 3abor Statisti's (!3S)

    pada tahun$44", ditunjukkan bahwa dari seluruh kasus TDs, separuhnya

    dilaporkandengan diagnosis TS yaitu sekitar 5#.### kasus. Sebagai

    salah satu dari + jenis penyakit tersering di dalam golongan TS pada

    ekstremitas atas, didapatkan bahwa prevalensi pada kasus TS

    adalahsebesar #6, sementara pada kasus Trigger 7inger +"6, De

    8uervan9sSyndrome $"6 dan epi'ondilitis "#6 ( brahim, "#$").&enelitian yang dilakukan oleh *ahoney pada tahun $44:

    melaporkanbahwa sekitar :#6 lebih dari seluruh penyakit akibat kerja di

    ;S< adalah TDs, yang didapatkan bahwa TS yang termasuk di

    dalamnya (Dale, "#$+).

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    5/23

    keluhan gejala yang miripdengan TS atau yang di'urigai mengalami

    gangguan pada sara tepi dibagian lengan. Dari hasil pemeriksaan lebih

    lanjut, didapatkan >." : pasien(::,>6) terbukti menderita TS (?agga,

    "#$").Di ndonesia, prevalensi TS karena aktor pekerjaan masih belum

    dapat diketahui se'ara pasti. &ada sebuah penelitian pada pekerja garmen

    di ?akarta ;tara yang menggunakan kriteria diagnosis dari The

    -ational nstitute or @''upational Sa ety and 1ealth (- @S1) didapatkan

    bahwaprevalensi TS 'ukup tinggi yaitu "#,+6. &ada tahun "##$ di

    ?akarta,terdapat "+5 pasien menderita TS dan sempat mengalami

    penurunan angkakejadian pada tahun "##" yaitu menjadi $ 4 pasien (Tanaet al. , "#$ ).

    D. #aktor $esikoTerdapat beberapa kun'i 'o morbiditas atau human factor yang

    berpotensi meningkatkan risiko TS. &ertimbangan utama meliputi usia

    lanjut, jenis kelamin perempuan, dan adanya diabetes dan obesitas. 7aktor

    risiko lain termasuk kehamilan, pekerjaan yang spesi ik, 'edera karena

    gerakan berulang dan kumulati , sejarah keluarga yang kuat, gangguan

    medis tertentu seperti hipotiroidisme, penyakit autoimun, penyakit

    rematologi, arthritis, penyakit ginjal, trauma, predisposisi anatomi di

    pergelangan tangan dan tangan, penyakit menular, dan penyalahgunaan

    Aat. @rang yang terlibat dalam kerja manual di beberapa pekerjaan

    memiliki insiden dan tingkat keparahan yang lebih besar (1uldani, "#$+).&enyebab TS yang paling sering adalah pekerjaan berulang ulang

    pada pergelangan tangan. &ekerjaan tersebut bisa berupa koki, tukangkayu, pekerja kantor yang menggunakan komputer dan operator komputer.

    &resentasenya men'apai 4#6 dari berbagai neuropati lainnya. Setiap

    tahunnya kejadian TS dimasyarakat ">= dari $##.### populasi dengan

    prevelensi 4,"6 pada perempuan dan >6 pada laki laki. Di nggris, angka

    kejadinnya men'apai >6 $=6 yang lebih tinggi dari pada

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    6/23

    %ejala awal yang sering didapatkan dari TS adalah rasa nyeri,

    rasa parestesia atau tebal ( numbness ) dan rasa seperti terkena aliran listrik

    (tingling ) pada daerah yang dipersara i oleh nervus medianus. -yeri

    yangterasa dibagian tangan dirasakan lebih berat pada malam hari

    sehingga dapatmembuat penderita terbangun dari tidurnya (3ee et al .,

    "#$+).asa nyeri yangdirasakan umumnya sedikit berkurang bila

    penderita memijat atau menggerak gerakkan tangannya atau dengan

    memposisikan tangan ditempatyang lebih tinggi. asa nyeri ini dapat

    bertambah berat dengan rekuensiserangan yang semakin sering bahkan

    menetap. Terkadang rasa nyeri inidapat menjalar hingga ke lengan atasmaupun leher, sedangkan paresthesia umumnya hanya terdapat di daerah

    distal pergelangan tangan. asa nyeri tersebut dapat membuat ungsi

    tangan menjadi terbatas, sehingga dapat menimbulkan kelumpuhan dari

    otot otot dan dapat mengakibatkan ke'atatan yang akan berpengaruh pada

    pekerjaan penderita ( National Institutes of Health , "#$").TS menjadi pusat perhatian peneliti dikarenakan termasuk dalam

    salah satu jenis TDs yang paling 'epat menimbulkan kelainan pada

    pekerja, selain timbul rasa nyeri, dapat juga membuat ungsi

    ungsipergelangan tangan dan tangan terbatas (disabilitas ungsional)

    sehinggaberpengaruh terhadap pekerjaan sehari hari. ni menimbulkan

    kerugian dipihak perusahaan yang diakibatkan menurunnya angka

    produktivitas danpembayaran ganti rugi karena keterbatasan dan ke'a'atan

    pada pekerja. Ter'atat di #6

    klaim ganti rugi yangditerima oleh pihak perusahaan industri berhubungan

    dengan kelainanpergelangan tangan dan tangan, yang mana TS termasuk

    di dalamnya ( ell and %alvin, "#$").

    #. Penegakan Diagnosis$.

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    7/23

    radial jari sesuai dengan distribusi sensorik nervus medianus

    walaupun kadang kadang dirasakan mengenai seluruh jari jari (Salter,

    "#$").

    TS dapat diklasi ikasikan menjadi dua bentuk berdasarkan waktuterjadinya suati penyakit yaitu akut dan kronis. !entuk akut

    mempunyai gejala dengan nyeri parah, bengkak pergelangan tangan

    atau tangan, tangan dingin, atau gerak jari menurun. Kehilangan gerak

    jari disebabkan oleh kombinasi dari rasa sakit dan paresis. !entuk

    kronis mempunyai gejala baik dis ungsi sensorik yang mendominasi

    atau kehilangan motorik dengan perubahan tro ik. -yeri proksimal

    mungkin ada dalam carpal tunnel syndrome (&e'ina, "#$+).Keluhan parestesia biasanya lebih menonjol di malam hari. %ejala

    lainnya adalah nyeri di tangan yang juga dirasakan lebih berat pada

    malam hari sehingga sering membangunkan penderita dari tidurnya.

    asa nyeri ini umumnya agak berkurang bila penderita memijat atau

    menggerak gerakkan tangannya atau dengan meletakkan tangannya

    pada posisi yang lebih tinggi. -yeri juga akan berkurang bila penderita

    lebih banyak mengistirahatkan tangannya ( ambe, "#$ ).

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    8/23

    %a"&ar '. () Tes &halen (KatA, "#$+)

    b. Tes TorniBuet&ada pemeriksaan ini dilakukan pemasangan torniBuet

    dengan menggunakan tensimeter di atas siku dengan tekanan

    sedikit di atas tekanan sistolik. !ila dalam $ menit timbul gejala

    seperti TS, tes ini menyokong diagnosis.'. TinelCs Sign

    Tes ini mendukung diagnosa bila timbul parestesia atau nyeri

    pada daerah distribusi nervus medianus jika dilakukan perkusi pada

    terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorso leksi.

    %a"&ar '.') Tinel9s Test (KatA, "#$+)

    d. 7li'kCs Sign&enderita diminta mengibas ibaskan tangan atau menggerak

    gerakkan jari jarinya. !ila keluhan berkurang atau menghilang

    akan menyokong diagnosa TS .

    8

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    9/23

    e.Thenar asting&ada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atro i otot

    otot thenar. *enilai kekuatan dan keterampilan serta kekuatan otot

    se'ara manual maupun dengan alat dinamometer.. rist 2Etension Test

    &enderita diminta melakukan ekstensi tangan se'ara maksimal,

    sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga dapat

    dibandingkan. !ila dalam ># detik timbul gejala gejala seperti

    TS, maka tes ini menyokong diagnosis TS.g. Tes Tekanan

    -ervus medianus ditekan di terowongan karpal dengan

    menggunakan ibu jari. !ila dalam waktu kurang dari $"# detik

    timbul gejala seperti TS, tes ini menyokong diagnosis.h. 3uthyCs Sign ( Bottle's sign )

    &enderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya

    pada botol atau gelas. !ila kulit tangan penderita tidak dapat

    menyentuh dindingnya dengan rapat, tes dinyatakan positi dan

    mendukung diagnosis.i. &emeriksaan Sensibilitas

    !ila penderita tidak dapat membedakan dua titik ( two point

    discrimination ) pada jarak lebih dari > mm di daerah nervusmedianus, tes dianggap positi dan menyokong diagnosis.

    j. &emeriksaan 7ungsi @tonom&ada penderita diperhatikan apakah ada perbedaan keringat,

    kulit yang kering atau li'in yang terbatas pada daerah innervasi

    nervus medianus. !ila ada akan mendukung diagnosis TS.+. &emeriksaan &enunjang

    a. &emeriksaan -euro isiologi (2lektrodiagnostik)

    &emeriksaan 2*% dapat menunjukkan adanya ibrilasi, poli asik, gelombang positi dan berkurangnya jumlah motor unit

    pada otot otot thenar. &ada beberapa kasus tidak dijumpai kelainan

    pada otot otot lumbrikal. 2*% bisa normal pada +$6 kasus TS.

    Ke'epatan 1antar Sara (K1S). &ada $: ":6 kasus, K1S bisa

    normal. &ada yang lainnya K1S akan menurun dan masa laten

    distal ( distal latency ) memanjang, menunjukkan adanya gangguan

    9

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    10/23

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    11/23

    terus berlanjut akan terjadi ibrosis epineural yang merusak serabut sara .

    3ama kelamaan sara menjadi atro i dan digantikan oleh jaringan ikat yang

    mengakibatkan ungsi nervus medianus terganggu se'ara menyeluruh

    (

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    12/23

    pada $# 6 pasien dan ditemukan adanya oedema pada = 6 pasien.

    Kompresi ringan pada sara tepi akan menurunkan aliran darah epineural.

    Transport aksonal akan terganggu, akibat kompresi aksonal tekanan dalam

    endoneural akan meningkatkan dan menyebabkan parestesia ( artwright

    et al. , "#$"). Kelainan sara ini dikategorikan menjadi dua stadium, yaitu 0

    $. Stadium Distensi kapiler intra asikuler akan meningkatkan tekanan

    intra asikuler sehingga menimbulkan konstriksi kapiler. Selanjutnya

    terjadi gangguan nutrisi dan hipereksitabilitas serabut sara . ?ika

    tekanan terus menerus hingga mengganggu sirkulasi vena, akan terjadi

    oedema sehingga terjadi gangguan sara lebih lanjut (1arris et al. ,"#$ ).

    ". Stadium Terjadi kompresi kapiler sehingga menyebabkan anoksia dan

    berakibat kerusakan endotel kapiler. &rotein masuk ke dalam jaringan

    dan menyebabkan terjadinya oedem lebih lanjut. &rotein tidak dapat

    keluar melalui perineurium sehingga terjadi akumulasi 'airan dalam

    endoneurial yang akan menghambat metabolisme dan nutrisi aksonal.

    &roli erasi ibroblas terjadi akibat iskemia ini dan terbentuk jaringan parut yang akan menyebabkan kontriksi jaringan lunak sekitarnya. &ada

    stadium akhir ini, lesi sara dapat menjadi ireversibel dan menyebabkan

    gannguan sensorik dan motorik permanen (1arris et al. , "#$ ).

    I. %a"&aran Histo atologi

    12

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    13/23

    %a"&ar '.*) Carpal Tunnel (7is'her et al. , "#$ ).

    Terowongan karpal seperti terlihat pada gambar terdapat beberapa

    struktur di sekitar areanya, antara lain sara medianus, serabut otot jari,

    pembuluh darah arteri dan vena.

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    14/23

    &emeriksaan obyekti meliputi inspeksi postur leher, atropi otot

    G otot yang diinnervasi sara medianus, tropic change , ekspresi wajah

    saat gerakan dengan menggunakan tangan kanan seperti

    menggenggam atau menjumput. &emeriksaan neurologis untuk

    mengidenti ikasi de isit sensoris dan motoris meliputi re lek isiologis

    dan patologis ( artwright et al. , "#$"). &emeriksaan khusus yang

    dapat dilakukan dalam mendiagnosis TS 0a. Derajat nyeri dengan !isual "nalogue Scale (H

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    15/23

    distribusi sara medianus mengindikasikan bahwa hasil tes positi

    (1arris et al. , "#$ ).. Median Ner#e Test (;3TT $)

    Depresi bahu dengan leksi siku hingga 4#J, abduksi bahu

    dengan leksi siku hingga 4#J, eksorotasi bahu, siku dan jari

    ekstensi dengan lengan bawah supinasi dan siku ekstensi. Setiap

    gerakan dilakukan sampai titik uncomfortable melalui eedba'k

    dari pasien ( artwright et al. , "#$").g. $adial Ner#e Test (;3TT ")

    Depresi bahu dengan siku di leksikan hingga 4#J diikuti

    pronasi lengan bawah, ekstensi siku, leksi siku dan jari lalu

    abduksi bahu (1arris et al. , "#$ ).". Terapi !aru!erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan tersebut maka

    problematik isioterapinya adalah 0a. Impairment

    -yeri, spasme otot, penurunan kekuatan otot, tropic change

    ( artwright et al. , "#$").&. %unctional &imitation

    Keterbatasan ungsional berupa gangguan akti itas saat

    berkendara sepeda motor, memasak, men'u'i, menyapu dan

    gangguan menggenggam ( artwright et al. , "#$").+. isability ( )articipation $estriction

    *erupakan ketidakmampuan pasien dalam melakukan

    akti itas yang berhubungan dengan pekerjaan, hobi dan interaksi

    sosial. &ada kasus carpal tunnel syndrome tidak mengganggu

    akti itas bekerja, hobi dan interaksi sosialnya (

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    16/23

    mengaplikasikan M* pada dosis klinis terjadi peningkatan

    temperatur kulit sebesar $#J dan aliran darah dalam dan super isial

    lengan bawah dan tangan pada subyek normal, respon tersebut

    berlangsung hingga "# menit setelah aplikasi. &ada pemberian

    * D terjadi peningkatan temperatur intramuskular diikuti

    peningkatan aliran darah sebesar 5:6 pada anjing setelah paparan

    * D selama $: menit, yang hanya terjadi setelah men'apai

    ambang rangsang temperatur kritis (1arris et al. , "#$ ).e. +ltra Sonic

    Terjadinya destruksi sel pada penggunaan pulsed ultrasound $

    *1A dengan aplikasi underwater dosis e,ui#alent intensitas #,#5

    /'m , sedang sel lisis atau permeabilisasi sel setelah paparan pada

    neuroblastoma dengan rekuensi $ *1A kontinyus ultrasonik

    spatial pea- dose $ /'m . Kerusakan sel terjadi in

    #itro dikarenakan kavitasi, yang tidak termasuk dalam

    aktor intensitas terapeutik. 2 ek bio isika ultrasonik terbagi

    menjadi e ek termal dan non termal. 2 ek termal yang

    menghasilkan panas dapat meningkatkan akti itas metabolik, aliran

    darah dan e ek analgesik pada sara , serta diklaim juga

    meningkatkan ekstensibilitas jaringan kolagen, sedangkan e ek

    non termal yaitu terjadinya kavitasi (

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    17/23

    ;S digunakan untuk terapi dalam penelitian ini adalah

    rekuensi $ *1A, diberikan se'ara 'ontinuous, dengan intensitas

    #,: watt/'m " , diberikan dalam waktu > menit.

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    18/23

    tekanan uncomfortable terasa. *obilisasi dilakukan se'ara gentle ,

    ekstensi siku selama " detik hingga pasien merasakan tekanan

    tetapi tidak nyeri, kemudian leksi siku hingga titik dimana pasien

    tidak merasakan tekanan, ulangi sebanyak > G = gerakan mobilisasi

    (7is'her et al. , "#$ ).

    %a"&ar '.,) Terapi Carpal Tunnel Syndrome (1arris et al. , "#$ ).

    K. Ko" likasi

    Komplikasi dari Carpal Tunnel Syndrome antara lain0

    (.

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    19/23

    motorneuron atau akson salah satunya akibat dari Carpal Tunnel

    Syndrome (

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    20/23

    dapat diulangi kembali.

    III. KESI-PULAN

    $. Carpal Tunnel Syndrome ( TS) atau Sindroma Terowongan Karpal adalah

    entrapment neuropathy akibat adanya tekanan terhadap nervus medianus

    pada saat melalui terowongan karpal di pergelangan tangan yang

    disebabkan leksi dan ekstensi pergelangan tangan se'ara berulang ulang

    sehingga dapat menekan nervus medianus, in eksi, trauma, gangguan

    endokrin atau idiopatik.". 7aktor risiko yang paling tinggi diakibatkan dari aktor pekerjaan yang

    menggunakan pergelangan tangan se'ara berulang. ;sia lanjut, jenis

    kelamin perempuan, dan adanya diabetes, obesitas, dan aktor risko

    lainnya bisa menimbulkan risiko TS yang lebih tinggi.

    +. Dalam penanganan TS bisa dilakukan tindakan konservati untuk mengurangi tanda dan gejala TS maupun tindakan operasi sebagai

    alternati .. &erhatikan pula komplikasi dari penyakit TS yang akan mun'ul jika

    tidak segera ditindak lanjuti seperti atro i otot otot thenar, kelemahan otot

    otot thenar dan ketidakmampuan tangan untuk melakukan akti itas.

    20

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    21/23

    DA#TA$ PUSTAKA

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    22/23

  • 8/18/2019 BAB II-III CTS

    23/23

    &e'ina, *arko *. *arkiewitA, arpal . !agian -eurologi 7K ;S;.

    ell dan %alvin, "#$". Cumulati#e Trauma isorders4 *hat are Cumulati#eTrauma isorders? . 1art ord0 onne'ti'ut Department o &ubli'1ealth.$0$ =.

    Salter, . !. "#$". Teesehatan. +"(")0=+ 5".

    23