cts hermina
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tangan, pergelangan tangan, dan jari- jari tangan merupakan organ manusia yang
di rancang dengan baik, juga merupakan terminal kegiatan anggota gerak atas. Regio ini
paling aktif dan paling banyak kontak dengan obyek, serta mudah cidera. Secara
anatomis dan kinesiologi regio tangan, pergelangan tangan, jari- jari merupakan sendi
yang sangat kompleks, dan merupakan terminal fungsi sebagai organ komunikator,
sensor maupun motor, yang mempunyai ROM luas dan berfariasi.
Tangan mempunyai fungsi yang sangat kompleks yaitu sebagai motorik kasar dan
motorik halus. Fungsi motorik ini sangat bervariasi dan sangat besar fungsinya dalam
kegiatan sehari-hari.
Carpal Tunel Syndrome merupakan salah satu problem gangguan gerak dan
fungsi yang banyak ditemui dalam klinis.
Carpal Tunel Syndrome terjadi apa bila nervus medianus fungsinya terganggu sebagai
akibat kenaikan tekanan di dalam kompartimen yang sempit yang di batasi oleh tulang-
tulang karpal serta ligamentum carpi transversum yang kaku.
Kumpulan gejala oleh penekanan nervus medianus pada terowongan karpal, berupa nyeri,
paresthesi, terbakar dan kesemutan di jari-jari dan tangan yang terkadang menjalar ke
siku. Nyeri pada Carpal Tunel Syndrome merupakan suatu iritasi mekanis pada nervus
medianus.
Oleh karena itu, Dalam hal ini fisioterapi jelas sangat diperlukan untuk
memberikan latihan-latihan, edukasi, kepada pasien dalam mengatasi gangguan gerak
dan fungsi yang diakibatkan carpal tunel syndrome tersebut. Untuk mengetahui lebih
dalam mengenai Penatalaksanaan Fisioterapi yang dipergunakan secara Standar &
Profesional maka Kami Mahasiswa Universitas Esa Unggul melakukan Praktek di Klinik
Fisioterapi RS. TNI-AL yang berkualitas maka dilakukan pembuatan Laporan Kasus
yang berjudul “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Carpal Tunel Syndrome”.
B. Identifikasi Masalah
Carpal Tunel syndrome merupakan salah satu problem gangguan gerak dan fungsi
yang banyak ditemui dalam klinis.
Carpal Tunel Syndrome merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan/
penekanan saraf pada pergelangan tangan.
Carpal Tunel Syndrome adalah kasus suatu iritasi mekanis pada nervus medianus dalam
terowongan carpal yang di sebabkan oleh penebalan fleksor digitorum profundus dan
superfisialis atau kontraktur ligamentum carpi transversum atau subluksasi os lunatum.
Symdrome ini terjadi apabila nervus medianus fungsinya terganggu sebagai akibat
kenaikan tekanan di dalam kompartement yang sempit yang di batasi oleh tulang-tulang
karpal serta ligamentum carpi transversum yang kaku.
Berbagai sebab yang mungkin mengakibatkan terjadinya kenaikan tekanan, yaitu adanya
tenosynovitis salah satu lebih tendon dari otot fleksor, adanya perpindahan salah satu atau
lebih carpalia, trauma, arthritis pergelangan tangan.
Adapun gejala oleh karena penekanan nervus medianus pada terowongan karpal, berupa
nyeri, paresthesi, terbakar dan kesemutan di jari-jari dan tangan yang terkadang menjalar
ke siku.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya permasalahan yang timbul pada kasus Stroke karena
terbatasnya waktu dalam menjalani praktek di Klinik Fisioterapi RS. TNI-AL. Dalam
laporan kasus ini kami membatasi masalahhanya pada “Penatalaksanaan Fisioterapi
pada Kasus Carpal Tunel Syndrome”.
Pambahasan mengenai syndrome terowongan carpal dan tehnik penerapan
terapinya sangatlah luas. Oleh karena itu sehubungan dengan keterbatasan waktu, dan
guna memudahkan pembahasan, penulis hanya akan membahas mengenai “Peregangan
Ligament Carpi Transversum Pada Kasus Carpal Tunel Syndrome”.
D. Tujuan
Dengan adanya latar belakang masalah dapat disimpulkan tujuan dari makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu Carpal tunel syndrome.
2. Untuk mengetahui anatomi dari Pergelangan Tangan.
3. Untuk mengetahui Patologi dari Carpal Tunel Syndrome.
4. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Fisioterapi yang di lakukan pada Carpal
Tunel Syndrome.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Carpal Tunel Syndrome
Carpal Tunel Syndrome merupakan salah satu gangguan pada lengan tangan karena
terjadi penyempitan pada terowongan carpal, baik akibat edema fasia yang mengenai
terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan sehingga
terjadi penekanan terhadap nervus medinus dipergelangan tangan.
Carpal Tunel Syndrome atau Syndrome Terowongan Carpal adalah suatu iritasi
mekanis pada nervus medianus yang di sebabkan oleh penebalan flexor digitorum profundus
dan superfisialis atau kontraktur ligamentum carpi transversum atau subluksatio os lunatum.
Carpal Tunel Syndrome terjadi apabila nervus medianus fungsinya terganggu sebagai akibat
kenaikan tekanan di dalam kompartemen yang sempit yang dibatasi oleh tulang-tulang
Carpal serta ligamentum carpi transversum yang kaku.
Carpal Tunel Syndrome diartikan sebagai kelemahan pada tangan yang disertai nyeri
pada daerah distribusi nervus medianus. Carpal Tunnel Syndrome merupakan gangguan
pada syaraf yang disebabkan karena terperangkapnya nervus medianus dan atau karena
adanya penekanan pada nervus medianus yang melewati terowongan karpal.
Carpal Tunnel Syndrome adalah ischemia (sumbatan pada suplai
darah) dan atau demyelination (kerusakan pada mukosa syaraf) akibat trauma
mekanik. Cedera seperti ini dapat terjadi jika nervus medianus mengalami
penekanan dan melakukan gerakan secara berulang-ulang yang terjadi pada
tangan, pergelangan tangan, dan siku yang sering digunakan dalam melakukan
pekerjaannya.
Pembekakan pada tendon dan mukosa terjadi oleh karena melakukan pekerjaan yang
berat sehingga menyebabkan adanya penekanan pada nervus medianus, tekanan terhadap
nervus medianus akan berlanjut jika tekanan tersebut terjadi secara berulang-ulang,
melakukan gerakan yang membutuhkan kekuatan penuh yang dapat menyebabkan
penyempitan terowongan karpal (pada gerakan siku dan arthritis), melebarnya nervus
medianus (trauma yang menyebabkan pembengkakan) atau pembesaran struktur terowongan
yang lain (tendinitis atau tenosinovitis).
B. Anatomi Pergelangan Tangan
1. Osteologi
Terdiri dari :
Os Radius
Os Radius sejajar dengan os ulna, terletak di bagian lateralnya. Ujung
proximalnya kecil dan hanya membentuk bagian kecil dari articulatio cubiti, tapi
pada ujung distalnya besar dan membentuk bagian terbesar articulatio
radiocarpea. Os radius merupakan os longum.
Os Ulna
Os ulna terletak disisi medial yang akan melanjutkan diri ke dalam digitus
minimus. Os ulna merupakan os longum, dapat dibedakan menjadi corpus dan
dua epiphysis. Epiphysis proximal sangat tebal dan kuat, membentuk bagian besar
articulatio cubiti. Tulang ini semakin mengecil ke distal.
Ossa Carpalia
Ossa carpalia berjumlah delapan buah untuk setiap manus, tersusun dalam
dua barisan. Baris proximal dari sisi radial ke sisi ulnar adalah os scaphoideum,
os lunatum, os triquetrum, os pisiforme sedang yang di baris distal dari sisi radial
ke sisi ulnar adalah os trapezium, os trapezoideum, os capitatum, os hamatum.
Os. Metacarpalia
Tersusun atas lima buah os longum yang disebut mulai dari sisi radial atau
sis lateral dengan os metacarpal I, II, III, IV dan V, setiap tulang dapat di bedakan
ke dalam corpus. Corpus metacarpalia melengkung secara longitudinal,
mempuyai tiga facies, yaitu facies lateralis, medialis, dan lateralis. Facias lateralis
dan medialis concave, dan dipisahkan satu dengan yang lainnya oleh crista
palmaris yang menonjol.
Os. Phalangeal
Berjumlah empat belas ruas untuk setiap manus, masing-masing tiga ruas
untuk setiap diitus dan hanya dua ruas untuk pollex. Setiap phalanx memiliki
sebuah corpus, corpus ke arah distal meruncing convex di dorsal dan datar dari
sisi ke sisi.
2. Articulatio
Terdiri dari :
Distal Radioulanar
Dibentuk oleh distal capitulum ulna yang convex dengan radius yang
concave. Merupakan jenis sendi putar, diperkuat oleh lig. Interosseus radioulnaris.
Gerakan yang di jumpai adalah pronasi dan supinasi, memiliki hard end feel
(pronasi), elastic end feel (supinasi). Gerak arthrokinematiknya adalah translasi
radius terhadap ulna arah sama.
MLPP pada posisi antara pronasi dan supinasi.
CPP posisi pronasi penuh
Capsular pattern : pronasi supinasi sama terbatas.
Radiocarpal
Di bentuk oleh ujung distal radius dan facies distalis discus articularis
dengan os scapoideum, os lunatum, dan os triquetrum. Merupakan ovoid joint
dimana os radius konkaf menghadap ke distal sedikit serong ke palmar 5º
bersendi dengan carpus yang berbentuk konveks.
Gerakan yang dijumpai adalah palmar dan dorsal fleksi serta ulnar dan radial
deviasi. Mempunyai elastic end feel ( palmar dan dorsal fleksi ), hard end feel
( radial dan ulnar deviasi ).
Karena yang bergerak carpus dengan permukaan convex maka gerak
arthrokinematik nya adalah traction ossa carpea selalu ke arah distal se arah axis
os radii ( serong 15º ) sedangkan translation nya selalu berlawanan arah, yaitu saat
palmar flexion translation ke dorsal dan saat dorsal flexion terjadi translation ke
palmar. Demikian pula saat ulnar deviation terjadi translation ke radial dan
sebaliknya saat radial deviation translation ke ulnar.
MLPP pada posisi sedikit palmar flexion (5º) dan ulnar deviation (5º).
CPP pada posisi dorsal flexion penuh.
Capsular patern : Extension lebih terbatas dari pada flexion.
Intercarpal
Scapoideum, lunatum dan triquetrum merupakan sendi datar yang
dihubungkan dengan lig. Interoseum kurang kuat dan merupakan deretan
proximal dari mid carpal. Deretan distal terdiri atas trapezium, trapezoideum,
capitatum dan hamatum yang dihubungkan oleh lig. Interoseum secara kuat.
Antara kedua deretan ini membentuk sendi mid carpal.
Gerak fisiologis dalam klinis merupakan gerak geser antar tulang intercarpalia.
Pada mid carpal ternyata memiliki ROM yang besar, dimana pada saat gerak
palmar dan dorsal flexion penuh terjadi gerak 30º. MLPP posisi netral dan CPP
posisi dorsal flexion.
Carpometacarpal
Dibentuk oleh facies articularis yang saling berhadapan antara os
metacarpal I dengan os trapezium. Merupakan jenis saddle joint yang dibentuk
oleh trapezio dan metacarpal I.
Gerakan flexion/extension 45-50º/0/0º dan abduction/adduction 60-70º/0/30º.
Traction selalu kearah distal.
Translation untuk flexion/extention searah dengan gerakannya sedangkan
abduction berlawanan arah dengan gerakannya.
MLPP pada posisi tengah dan CPP pada posisi oposition.
Capsular pattern adalah abduction dan extension sama terbatasnya.
Articulatio capometacarpal yang lainnya di bentuk oleh ossa carpi dengan
os metacarpale II, III, IV, dan V bertipe sebagai articulatio plana atau gliding
joint. Tulang-tulang itu di satukan oleh ligamenta carppometacarpa dorsalia,
ligamenta carpometacarpea palmaria dan ligamenta interossea.
Gerakannya terbatas hanya dengan gerak menggeser dari masing-masing facies
articularis.
Metacarpophalangeal
Dibentuk oleh facies articularis di caput oss metacarpal dengan cekungan
dangkal pada basis proximal phalang, merupakan sendi condylair dengan caput
metacarpal biconvex. Diperkuat oleh ligamentum collaterale. Gerak
arthrokinematik dari sendi ini adalah flexi MCP I, II-V 50°, 80-85° extensi, extensi
0°, 30-35º dan abduksi-adduksi pada posisis netral (0º) MCP I,II-V sebesar
70º/0/30º, 20-30º/0/20-30º. Basis phalanx merupakan permukaan yang concave,
dengan demikian traksi selalu kearah distal sesuai axis longitudinal phalanx,
sedangkan translasi mengikuti gerak palanx yaitu saat flexi terjadi translasi ke
palmar dan sebaliknya saat ekstensi terjadi translasi ke dorsal.
MLPP posisi semi flexi dan CPP posisi extensi penuh.
Capsular pattern flexi lebih terbatas dari extensi.
Interphalangeal
Merupakan sendi hinge joint dengan ujung proximal konveks dan distal
konkaf, yang masing-masing mempunyai satu ligamentum palmare dan dua
ligamentum collateralia.
Gerak arthrokinematik fleksi/ekstensi (PIP) 120-135º/0°/0° sedangkan
fleksi/ekstensi (DIP) 90°/0/30° dan gerak osteokinematik traksi selalu ke arah
distal searah dengan axis longitudinal phalanx dan translasi searah geraknya.
MLPP pada posisi semifleksi dan CPP pada posisi ektensi penuh.
Capsular pattern fleksi lebih terbatas dari ekstensi.
3. Myology
Otot-otot yang di lewati oleh nervus medianus terdiri dari :
M. Pronator Teres
Berorigo di Caput Humeral : Epycondylus medial (tendon common flexor
forearm), Caput Ulnar: Processuscoronoideus dan Berinsertio Sisi lateral
pertengahan Radius, mempunyai persarafan C-6, C-7 n.medianus. Berfungsi untuk
menggerakan pronasi forearm.
M. Carpi radialis
Berorigo di Epycondilus medial melalui tendon common flexor forearm
fascia antebrachial dan Berinsertio di basis metacarpal II dan III, mempunyai
persarafan C-6, C-7 n. medianus. Berfungsi untuk menggerakan palmar fleksi
wirst dan radial deviasi.
M. Palmaris Longus
Berorigo di Epicondylus medialis humeri dan Berinsertio Bagian tengah
retinaculum mm.Flexorum dan di apponeurosis palmaris, mempunyai persarafan
C-6, C-7 n. medianus. Berfungsi untuk menggerakan fleksi manus.
M. Flexor Digitorum Superficialis
Berorigo di Caput humero ulnar: Epicodylus medial melalui tendon
common fleksor, ligamen collateral ulnar; processus coronoideus
Caput radial: Permukaan anterior radius dan Berinsertio Melalui dua jalur kearah
sisi tengah phalanx jari II – V, mempunyai persarafan C-7, C-8, T-1 n. Medianus.
Berfungsi untuk menggerakan fleksi pip
M. Fleksor Digitorum Profundus
Berorigo di ¾ bag. atas ulna, processus coronoideus, dan membrana
interossei dan berinsertio dibasis phalanx distal jari II – V, mempunyai
persarafan C-8, T-1 n. medianus dan n.ulnaris. berfungsi menggerakan flexi DIP.
M. Fleksor Policis Brevis
Berorigo di Flexor retinaculum, tulang trapezium, trapezoideum, dan
capitatum dan berinsertio di sisi radial basis phalanx proximal jari I, mempunyai
persarafan C-8,T-1 n. medianus dan n. ulnaris. Berfungsi menggerakan fleksi
MCP jari 1.
M. Pronator Quadratus
Berorigo di ¼ distal permukaan anterior ulna dan berinsertio di ¼ distal
permukaan anterior radius, mempunyai persarafan C-8, Th-1 n. medianus.
Berfungsi menggerakan pronasi forearm.
M. Oponen Policis
Berorigo di flexor retinaculum tulang trapezium dan berinsertio di sisi
radial tulang metacarpal I, mempunyai persarafan C-8, Th-1 n. medianus.
Berfungsi menggerakan oposisi cmc jari 1.
M. Abductor Policis Brevis
Berorigo di flexor retinaculum tulang schapoid dan trapezium dan
berorigo sisi radial basis phalanx proximal jari 1, mempunyai persarafan C-8, Th-
1 n. medianus. Berfungsi menggerakan abduksi cmc dan mcp jari 1.
C. Patologi Carpal Tunel Syndrome
Carpal tunel syndrome adalah adalah suatu iritasi mekanis pada nervus medianus
yang di sebabkan oleh penebalan flexor digitorum profundus dan superfisialis atau
kontraktur ligamentum carpi transversum atau subluksatio os lunatum. Carpal Tunel
Syndrome terjadi apabila nervus medianus fungsinya terganggu sebagai akibat kenaikan
tekanan di dalam kompartemen yang sempit yang dibatasi oleh tulang-tulang Carpal serta
ligamentum carpi transversum yang kaku.
Aktifitas yang dapat menyebabkan patologi ini adalah menggunakan
kombinasi kekuatan dan pengulangan gerakan yang sama pada jemari dan tangan, seperti;
pekerjaan yang sering memakai komputer, olahragawan, dokter gigi, musisi, guru, ibu
rumah tangga dan pekerja lapangan yang mengoperasikan alat bervibrasi seperti bor.
1. Penyebab carpal tunel Syndrome
Sebagian besar Carpal Tunel Syndrome terjadi secara perlahan-lahan, atau
karena proses degenerasi, micro injury ataupun karena adanya Rhematoid
Arthritis. Carpal Tunel Syndrome di sebabkan oleh karena beberapa hal, yaitu
adanya kontraktur ligamentum carpi transversum, penebalan tendon otot fleksor
digitorum, subluksasi lunatum, dan juga adanya hipomobile pada sendi
intercarpalia sehingga menyebabkan penyempitan terowongan carpal yang
mengakibatkan kompresi isi carpal tunel. Keadaan ini juga dapat menyebabkan
penekanan nervus medianus. Penekanan yang lama dan berulang-ulang pada
nervus medianus akan menyebabkan tekanan infra vasikuler yang selanjutnya
terjadi anoksia yang akan merusak endotel dan menimbulkan kebocoran protein
sehingga terjadi oedema epidural yang merusak nervus tersebut. Pengaruh
mekanik atau takanan langsung dapat juga menumbulkan invaginasi nodus
renuler dan demelianisasi setempat sehingga konduksi syaraf terganggu.
Proses patogenesis diatas dapat menerangkan keluhan yang sering terjadi
pada malam hari yang kemudian menghilang atau berkurang apabila tangan
tersebut di elevasikan atau digerak-gerakan. Hal ini mungkin terjadi karena
adanya perbaikan pada gangguan vaskuler. Namun apabila keadaan ini berlanjut
maka akan terjadi fibrosis pada epineural dan merusak serabut saraf sehingga
lama-kelamaan syaraf menjadi atropi akibatnya nervus medianus mengalami
gangguan.
Adanya penekanan pada nervus medianus di atas oleh karena faktor-faktor di atas
maka akan timbul entrepment neuropaxia dan inflamasi.
2. Tanda dan Gejala
Inflamasi nervus medianus di tandai dengan nyeri sepanjang distribusi
nervus medianus pada telapak tangan pada area jari 1,2 dan bagian lateral jari 3
selanjutnya di ikuti parasthesia pada daerah tersebut dan pada tahap ini phalent’s
test dan tinnel test positif pada tahap lanjut bila entrapment tidak ada perbaikan
dan inflamasi tetap berlangsung dan di ikuti penumpukan collagen pada
pembungkus nervus medianus yang berakhir dengan timbulnya jaringan fibrous
yang di kenal dengan neurofibrosis. Tahap ini di tandai dengan parasthesia
menetap dan dapat terasa walaupun dalam keadaan istirahat.
D. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Carpal Tunnel Syndrome
Untuk menentukan problem pada kasus carpal tnnel syndrome terlebih dahulu kita
harus melakukan pemeriksaan yang tercantum dalam asuhan pelayanan fisioterapi yang
terdiri atas :
1. Asessment
Merupakan metode untuk mengumpulkan data subjektif secara induktif-
analitik dan deduktif-sintetik yang umumnya mengarah pada ketepatan diagnosa 50-
60%. Anamnesa meliputi screening, yang dilakukan baik secara langsung dan tidak
langsung seperti identitas pasien, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
terdahulu, problem dan keluhan yang dirasakan oleh pasien, tindakan medis yang
pernah diberikan, letak problem pasien dan mengapa terjadi sehingga dapat diketahui
apakah ada kontra indikasi untuk tindakan yang akan diberikan.
2. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum ini dilakukan untuk melihat keadaan umum pasien
seperti tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu.
b. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui penyebab dan perubahan-perubahan yang terjadi akibat gangguan
tersebut. Dalam kasus ini pemeriksaan khusus yang dilakukan antara lain:
1) Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan secara visual tentang kondisi serta
kemampuan gerak, pengecilan otot (atrofi), deformitas, warna serta kondisi
kulit sekitarnya, langkah (gait). Kemampuan beraktifitas serta alat bantu yang
digunakan untuk melakukan aktivitas, posisi pasien dan lain-lain.
2) Quick tes
Quick tes atau tes cepat adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui secara cepat kasus yang dialami oleh pasien, sehingga dapat
memilahkan pemeriksaan selanjutnya yang berhubungan dengan kasus yang
kemungkinan diderita oleh pasien.
3) Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
Dalam hal ini meliputi fungsi gerak aktif, gerak pasif, dan gerak isometric.
Pada pemeriksaaan ini umumnya pada pasien ditemukan adanya rasa nyeri,
keterbatasan gerak, kelemahan otot dan sebagainya.
4) Tes Khusus
Test khusus yang digunakan untuk mendiagnosa adanya Carpal Tunnel
Sndrome pada diri seseorang atau tidak meliputi :
a) Phalen Tes
Pergelangan tangan dipertahankan selama 1 menit, dalam posisi fleksi
palmer yang penuh (90°). Apabila posisi ini cukup lama dipertahankan
pada setiap orang, maka akan timbul rasa kesemutan. Tetapi dalam hal
Carpal Tunnel Syndrome kesemutan dapat timbul dalam waktu yang
sangat singkat (dalam waktu 30 detik). Kadang-kadang diikuti dengan
parestesia baru akan timbul apabila pergelangan tangan digerakkan
kembali dari posisi fleksi palmer yang maksimal.
b) Tinel Tes
Ketokan local pada syaraf medial, memancing timbulnya “nyeri kejut“
didalam tangan serta parestesia didalam jari.
5) Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan terhadap anggota gerak dengan menggunakan
tangan dan membedakan antara kedua anggota gerak yang kanan dan kiri.
Palpasi dilakukan terutama pada kulit untuk mengetahui temperatur, oedema,
spasme dan sebagainya.
6) Pemeriksaan ROM
Pemeriksaan ROM ini dilakukan pada pergelangan tangan, dengan tujuan
untuk mengetahui apakah ada keterbatasan gerak pada pergelangan tangan,
pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan goniometer.
7) Pemeriksaan Nyeri
Pemeriksaan nyeri menggunakan VRS bertujuan untuk mengetahui
keadaan nyeri yang dirasakan pasien. Baik saat diam atu gerak.
3. Problem Fisioterapi
Asuhan pelayanan fisioterapi yang diberikan pada penderita Carpal Tunnel
Syndrome dilakukan secara bertahap sesuai dengan problem yang ditemukan pada
saat dilakukan assessment. Untuk itu sebelum melakukan intervensi fisioterapi,
hendaknya kita mengetahui problem fisioterapi apa saja yang ada pada penderita
carpal tunnel syndrome. Problem yang ditemukan adalah parastesia pada jari 1-2-3.
4. Diagnosa Fisioterapi
Diagnosa fisioterapi ditegakkan dari pemeriksaan dan evaluasi yang
menyatakan hasil dari proses pertimbangan atau pemikiran klinis dapat berupa
pernyataan disfungsi gerak, dapat meliputi kategori kelemahan, limitasi fungsi
kemampuan atau ketidakmampuan atau syndrome atau gejala-gejala lainnya.
5. Perencanaan Fisioterapi
Dalam menentukan perencanaan harus ditentukan terlebih dahulu tujuan yang
akan tercapai, yang mencangkup tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.
Adapun penentuan tujuan dilakukan berdasarkan problematik fisioterapi yang
ditemukan dalam proses assessment.
6. Intervensi Fisioterapi
Berdasarkan problematik, kita dapat menentukan intervensi fisioterapi yang
diperlukan dan sesuai dengan kebutuhan pasien atau keluhan pasien agar tujuan akhir dari
intervensi dapat tercapai. Intervensi fisioterapi terutama ditujukan untuk mengurangi atau
mencegah masalah-masalah yang belum ada namun berpotensi untuk terjadi pada penderita
tersebut.
Adapun berbagai intervensi fisioterapi yang dapat dilakukan antara lain:
a. MWD
Pengertian :
Merupakan suatu pengobatan dengan menggunakan stressor fisis berupa
energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus listrik bolak-balik frekwensi
2450 Mhz, dengan panjang gelombang 12.25 cm.
Tujuan :
Mengurangi spasme.
Meningkatkan sirkulasi.
Meningkatkan vasomotor sehingga menimbulkan vasodilatasi.
Mengurangi nyeri.
b. TENS
Pengertian :
Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) merupakan suatu cara
penggunaan energi listrik yang digunakan untuk merangsang sistem saraf dan
peripheral motor yang berhubungan dengan perasaan melalui permukaan kulit
dengan menggunakan energi listrik.
Tujuan :
Mengurangi nyeri.
Rileksasi otot.
Memelihara fisiologi otot.
Memberikan perangsangan raba dan proprioseptif.
c. Stretching Lig. Carpi Transversum
Pengertian :
Salah satu tehnik manual terapi carpal tunel syndrome adalah Peregangan
Ligamentum Carpi Transversum, yaitu suatu tehnik intervensi yang dilakukan
untuk memanjangkan jaringan lunak yang menghambat jarak gerak sendi normal
atau mendesak jaringan lain. Peregangan ligamentum carpi transversum ini hanya
bisa di lakukan apabila pasien dalam keadaan relax dengan menggunakan
kekuatan dari luar (Fisioterapis) yang di aplikasikan secara manual untuk
mengulur jaringan lunak yang mengalami pemendekan.
Tujuan :
Tujuan dari peregangan ini di lakukan untuk mendapatkan efek relaksasi dan
pengembalian panjang dari otot dan jaringan ikat.
7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara berkala atau setiap hari, dimana tujuan dari evaluasi
ini adalah untuk mengetahui apakah terapi yang kita berikan bermanfaat atau berguna
bagi penyembuhan pasien ataukah harus diubah jika tidak ada perubahan terhadap
penyembuhan masalah yang dihadapi pasien.
8. Home Program
Merupakan edukasi yang diberikan pada fisioterapi untuk pasien, berupa
latihan aktif yang dapat dilakukan pasien di rumah.
BAB III
LAPORAN KASUS
1) Asessment
a) Anamnesa
Nama : Ny. I
Umur : 39 Tahun
Alamat : Jl. Kompleks SBS blok C9 no 10
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : islam
Status : Menikah
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Diagnosa Medik : Carpal Tunnel Syndrome
Tanggal Pemeriksaan : 21 november 2012
b) Keluhan Utama
Pasien mengeluh terasa kesemutan pada jari 1,2,3 sebelah kanan sehingga pasien
kesulitan untuk memegang benda
c) Keluhan Penyakit Sekarang
Pada tanggal 21 november 2012 pasien datang ke RS Hermina Bekasi dengan
keluhan ke semutan pada jari 1,2,3 tangan sebelah kanan. Pasien sudah lama
merasakan kesemutan itu namun di tahan saja sampai akhirnya pasien sudah tidak
bisa menggenggam sesuatu.
d) Riwayat Penyakit Dahulu
-
Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 110/90 mmHg
Denyut Nadi : 84x/menit
Frekwensi Nafas : 20x/menit
Suhu : 37 ⁰C
b. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Tangan tampak sedikit bengkak
Quick Test : -
Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
- Aktif
o Palmar Fleksi : tidak mampu melakukan dengan nyeri (+)
o Dorsal Fleksi : tidak mampu melakukan dengan nyeri (+)
o Ulnar Deviasi : mampu melakukan, tidak ada nyeri
o Radial Deviasi : mampu melakukan, tidak ada nyeri
- Pasif
o Palmar Fleksi : mampu dilakukan dengan nyeri
o Dorsal Fleksi : mampu dilakukan dengan nyeri
o Ulnar Deviasi : mampu dilakukan dan tanpa nyeri
o Radial Deviasi : mampu dilakukan dan tanpa nyeri
- Tes Isometrik
o Palmar Fleksi : tidak mampu melakukan gerakan disertai nyeri
o Dorsal Fleksi : tidak mampu melakukan gerakan disertai nyeri
o Ulnar Deviasi : mampu melakukan gerakan tanpa yeri dengan
resisten maksimal
o Radial Deviasi : mampu melakukan gerakan tanpa nyeri dengan
resisten maksimal
Tes Khusus
o Phalen tes : +
o Tinel tes : -
o Gerakan menggenggam : +
Palpasi
Adanya sedikit bengkak pada bagian pergelangan tangan
Pemeriksaan oedema
Menggunakan midline
Kanan ; 19,5 cm
Kiri : 19 cm
Pemeriksaan Nyeri
Menggunakan VRS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2) Problem Fisioterapi
-Adanya nyeri parasthesia pada jari 1,2,3 sebelah kanan
-Adanya sedikit bengkak pada pergelangan tangan kanan
3) Diagnosa Fisioterapi
Adanya gangguan fungsi yang disebabkan karena parasthesia dan bengkak pada jari
1,2,3 sebelah kanan yang disebabkan oleh karena carpal tunnel syndrome.
4) Perencanaan Fisioterapi
a. Jangka Pendek
-Mengurangi bengkak pada pergelangan tangan kanan
-Mengurangi Nyeri parasthesia pada jari 1,2,3 sebelah tangan
b. Jangka Panjang
Meningkatkan aktifitas fungsional tanpa adanya nyeri parathesia
5) Intervensi
a. US
Prosedur penerapan :
Posisi pasien duduk, pastikan pasien dalam keadaan nyaman dengan posisi
tersebut.
Siapkan alat alat yang akan digunakan, bersihkan area yang akan di berikan
modalitas (US) kemudian berikan media gel di daerah yang akan di berikan
modalitas US.
Atur dosis, dengan waktu 8 menit intensitas
b. TENS
Prosedur penerapan :
Posisi pasien duduk, pastikan pasien dalam keadaan nyaman dengan posisi
tersebut.
Letakkan pad pada bagian tangan kanan pasien yang terasa sakit
Atur dosis sesuai toleransi pasien, dengan waktu 17 menit.
c. Stretching Ligamentum Carpi Transversum
Prosedur Penerapan :
1. Posisi pasien duduk, pastikan pasien dalam keadaan nyaman dengan posisi
tersebut.
2. Pasien duduk berhadapan dengan fisioterapis, kemudian lengan pasien lurus
tersangga.
3. Lakukan peregangan dengan tehnik 6-9, artinya dilakukan peregangan dengan
cara pergelangan tangan ditahan 6 detik kemudian relaksasi 9 detik.
4. Lakukan 8-10 kali.
6) Evaluasi
Setelah dilakukan intervensi selama 3 kali terhitung sejak tanggal 21 november 2012
hingga terakhir tanggal 26 november 2012, kemudian dilakukan evaluasi pada tanggal
tersebut dengan hasil pengukuran sebagai berikut :
Dengan hasil evaluasi pada problematik fisioterapi sebagai berikut :
1. Pada tanggal 23 november 2012
Evaluasi nyeri parasthesia dengan VRS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Pada tanggal 26 november 2012
Evaluasi nyeri parasthesia dengan VRS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
7) Home Program
Adapun latihan di rumah yang dianjurkan untuk mengurangi tekanan pada CTS,
antara lain :
Penarikan dan penegangan kedua pergelangan tangan dan jari-jari secara kuat tahan ± 5
menit
Luruskan tangan dan lemaskan jari-jari
Kepalkan tinju dan tangan diluruskan
Luruskan tangan dan lemaskan jari-jari
BAB IV
PEMBAHASAN
Carpal Tunel Syndrome merupakan salah satu gangguan pada lengan tangan karena
terjadi penyempitan pada terowongan carpal, baik akibat edema fasia yang mengenai
terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan sehingga
terjadi penekanan terhadap nervus medinus dipergelangan tangan.
Pada kasus Ny. I yang mengalami carpal tunel syndrome, berupa adanya nyeri
parasthesia pada telapak tangan kanan, pada jari 1,2,3.
Oleh karena itu upaya yang dilakukan berorientasi pada temuan gangguan yang
ditemukan pada pemeriksaan dan dalam hal ini fisioterapis memainkan peranannya dengan
menggunakan asuhan fisioterapi yang terdiri dari assesment, pemeriksaan, problem
fisioterapi, diagnosa, perencanaan fisioterapi, intervensi fisioterapi, evaluasi, home program.
Intervensi yang dilakukan selama 3 kali terapi adalah untuk mengurangi nyeri
parasthesia pada jari 1,2,3 sebelah kanan. Adapun tindakan yang diberikan antara lain:
pemberian US, TENS,peregangan ligamentum carpi transversum. Hasil intervensi yang
ditemukan yaitu : nyeri parasthesia pada jari 1,2,3 sebelah kanan
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan adanya pembahasan pada kajian teori mengenai Carpal tunel Syndrome
dapat disimpulkan sebagai berikut :
Carpal Tunel Syndrome adalah suatu iritasi mekanis pada nervus medianus yang
di sebabkan oleh penebalan flexor digitorum profundus dan superfisialis atau
kontraktur ligamentum carpi transversum atau subluksatio os lunatum.
Nyeri pada Carpal Tunel Syndrome merupakan suatu iritasi mekanis pada nervus
medianus.
Gejalanya di tandai dengan parasthesia menetap dan dapat terasa walaupun
dalam keadaan istirahat.
Pada keadaan ini di lakukan tes khusus yaitu palent test, tinnel test dn test
prehention
Penanganan secara manual terapinya adalah dengan peregangan ligamentum carpi
transversum.
B. SARAN
Dalam usaha untuk lebih meningkatkan pelayanan dalam menangani Carpal
Tunnel Syndrome maka disarankan :
1. Pada pemantauan intensitas nyeri selama melakukan treatment fisioterapis dapat
menggunakan VRS untuk mengetahui sejauh mana intensitas rasa nyeri yang
dirasakan oleh klien.
2. Setiap fisioterapis harus mengetahui intervensi dan dosis yang akan digunakan
dalam treatment.
3. Perlunya peningkatan pengetahuan bagi fisioterapis untuk keberhasilan dan
penaganan Carpal Tunnel Syndrome.
4. Kurangi aktifitas yang membuat bertambahnya nyeri.
DAFTAR PUSTAKA
Mens. 1994. Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh. Bohn stafleu van loghum houren/
zaventem. Jakarta.
Sugijanto.2008. Kinesiology dan Biomekanik.UIEU. Jakarta.
Sugijanto. 2009. Manual Terapi 1. UIE. Jakarta.
www.google.com