cts hermina

45
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tangan, pergelangan tangan, dan jari- jari tangan merupakan organ manusia yang di rancang dengan baik, juga merupakan terminal kegiatan anggota gerak atas. Regio ini paling aktif dan paling banyak kontak dengan obyek, serta mudah cidera. Secara anatomis dan kinesiologi regio tangan, pergelangan tangan, jari- jari merupakan sendi yang sangat kompleks, dan merupakan terminal fungsi sebagai organ komunikator, sensor maupun motor, yang mempunyai ROM luas dan berfariasi. Tangan mempunyai fungsi yang sangat kompleks yaitu sebagai motorik kasar dan motorik halus. Fungsi motorik ini sangat bervariasi dan sangat besar fungsinya dalam kegiatan sehari- hari. Carpal Tunel Syndrome merupakan salah satu problem gangguan gerak dan fungsi yang banyak ditemui dalam klinis.

Upload: ettria-jeni-guai

Post on 11-Aug-2015

143 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cts Hermina

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tangan, pergelangan tangan, dan jari- jari tangan merupakan organ manusia yang

di rancang dengan baik, juga merupakan terminal kegiatan anggota gerak atas. Regio ini

paling aktif dan paling banyak kontak dengan obyek, serta mudah cidera. Secara

anatomis dan kinesiologi regio tangan, pergelangan tangan, jari- jari merupakan sendi

yang sangat kompleks, dan merupakan terminal fungsi sebagai organ komunikator,

sensor maupun motor, yang mempunyai ROM luas dan berfariasi.

Tangan mempunyai fungsi yang sangat kompleks yaitu sebagai motorik kasar dan

motorik halus. Fungsi motorik ini sangat bervariasi dan sangat besar fungsinya dalam

kegiatan sehari-hari.

Carpal Tunel Syndrome merupakan salah satu problem gangguan gerak dan

fungsi yang banyak ditemui dalam klinis.

Carpal Tunel Syndrome terjadi apa bila nervus medianus fungsinya terganggu sebagai

akibat kenaikan tekanan di dalam kompartimen yang sempit yang di batasi oleh tulang-

tulang karpal serta ligamentum carpi transversum yang kaku.

Kumpulan gejala oleh penekanan nervus medianus pada terowongan karpal, berupa nyeri,

paresthesi, terbakar dan kesemutan di jari-jari dan tangan yang terkadang menjalar ke

siku. Nyeri pada Carpal Tunel Syndrome merupakan suatu iritasi mekanis pada nervus

medianus.

Page 2: Cts Hermina

Oleh karena itu, Dalam hal ini fisioterapi jelas sangat diperlukan untuk

memberikan latihan-latihan, edukasi, kepada pasien dalam mengatasi gangguan gerak

dan fungsi yang diakibatkan carpal tunel syndrome tersebut. Untuk mengetahui lebih

dalam mengenai Penatalaksanaan Fisioterapi yang dipergunakan secara Standar &

Profesional maka Kami Mahasiswa Universitas Esa Unggul melakukan Praktek di Klinik

Fisioterapi RS. TNI-AL yang berkualitas maka dilakukan pembuatan Laporan Kasus

yang berjudul “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Carpal Tunel Syndrome”.

B. Identifikasi Masalah

Carpal Tunel syndrome merupakan salah satu problem gangguan gerak dan fungsi

yang banyak ditemui dalam klinis.

Carpal Tunel Syndrome merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan/

penekanan saraf pada pergelangan tangan.

Carpal Tunel Syndrome adalah kasus suatu iritasi mekanis pada nervus medianus dalam

terowongan carpal yang di sebabkan oleh penebalan fleksor digitorum profundus dan

superfisialis atau kontraktur ligamentum carpi transversum atau subluksasi os lunatum.

Symdrome ini terjadi apabila nervus medianus fungsinya terganggu sebagai akibat

kenaikan tekanan di dalam kompartement yang sempit yang di batasi oleh tulang-tulang

karpal serta ligamentum carpi transversum yang kaku.

Berbagai sebab yang mungkin mengakibatkan terjadinya kenaikan tekanan, yaitu adanya

tenosynovitis salah satu lebih tendon dari otot fleksor, adanya perpindahan salah satu atau

lebih carpalia, trauma, arthritis pergelangan tangan.

Page 3: Cts Hermina

Adapun gejala oleh karena penekanan nervus medianus pada terowongan karpal, berupa

nyeri, paresthesi, terbakar dan kesemutan di jari-jari dan tangan yang terkadang menjalar

ke siku.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya permasalahan yang timbul pada kasus Stroke karena

terbatasnya waktu dalam menjalani praktek di Klinik Fisioterapi RS. TNI-AL. Dalam

laporan kasus ini kami membatasi masalahhanya pada “Penatalaksanaan Fisioterapi

pada Kasus Carpal Tunel Syndrome”.

Pambahasan mengenai syndrome terowongan carpal dan tehnik penerapan

terapinya sangatlah luas. Oleh karena itu sehubungan dengan keterbatasan waktu, dan

guna memudahkan pembahasan, penulis hanya akan membahas mengenai “Peregangan

Ligament Carpi Transversum Pada Kasus Carpal Tunel Syndrome”.

D. Tujuan

Dengan adanya latar belakang masalah dapat disimpulkan tujuan dari makalah

ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa itu Carpal tunel syndrome.

2. Untuk mengetahui anatomi dari Pergelangan Tangan.

3. Untuk mengetahui Patologi dari Carpal Tunel Syndrome.

4. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Fisioterapi yang di lakukan pada Carpal

Tunel Syndrome.

BAB II

Page 4: Cts Hermina

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Carpal Tunel Syndrome

Carpal Tunel Syndrome merupakan salah satu gangguan pada lengan tangan karena

terjadi penyempitan pada terowongan carpal, baik akibat edema fasia yang mengenai

terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan sehingga

terjadi penekanan terhadap nervus medinus dipergelangan tangan.

Carpal Tunel Syndrome atau Syndrome Terowongan Carpal adalah suatu iritasi

mekanis pada nervus medianus yang di sebabkan oleh penebalan flexor digitorum profundus

dan superfisialis atau kontraktur ligamentum carpi transversum atau subluksatio os lunatum.

Carpal Tunel Syndrome terjadi apabila nervus medianus fungsinya terganggu sebagai akibat

kenaikan tekanan di dalam kompartemen yang sempit yang dibatasi oleh tulang-tulang

Carpal serta ligamentum carpi transversum yang kaku.

Carpal Tunel Syndrome diartikan sebagai kelemahan pada tangan yang disertai nyeri

pada daerah distribusi nervus medianus. Carpal Tunnel Syndrome merupakan gangguan

pada syaraf yang disebabkan karena terperangkapnya nervus medianus dan atau karena

adanya penekanan pada nervus medianus yang melewati terowongan karpal.

Carpal Tunnel Syndrome adalah ischemia (sumbatan pada suplai

darah) dan atau demyelination (kerusakan pada mukosa syaraf) akibat trauma

mekanik. Cedera seperti ini dapat terjadi jika nervus medianus mengalami

penekanan dan melakukan gerakan secara berulang-ulang yang terjadi pada

tangan, pergelangan tangan, dan siku yang sering digunakan dalam melakukan

pekerjaannya.

Page 5: Cts Hermina

Pembekakan pada tendon dan mukosa terjadi oleh karena melakukan pekerjaan yang

berat sehingga menyebabkan adanya penekanan pada nervus medianus, tekanan terhadap

nervus medianus akan berlanjut jika tekanan tersebut terjadi secara berulang-ulang,

melakukan gerakan yang membutuhkan kekuatan penuh yang dapat menyebabkan

penyempitan terowongan karpal (pada gerakan siku dan arthritis), melebarnya nervus

medianus (trauma yang menyebabkan pembengkakan) atau pembesaran struktur terowongan

yang lain (tendinitis atau tenosinovitis).

B. Anatomi Pergelangan Tangan

1. Osteologi

Terdiri dari :

Os Radius

Os Radius sejajar dengan os ulna, terletak di bagian lateralnya. Ujung

proximalnya kecil dan hanya membentuk bagian kecil dari articulatio cubiti, tapi

pada ujung distalnya besar dan membentuk bagian terbesar articulatio

radiocarpea. Os radius merupakan os longum.

Os Ulna

Page 6: Cts Hermina

Os ulna terletak disisi medial yang akan melanjutkan diri ke dalam digitus

minimus. Os ulna merupakan os longum, dapat dibedakan menjadi corpus dan

dua epiphysis. Epiphysis proximal sangat tebal dan kuat, membentuk bagian besar

articulatio cubiti. Tulang ini semakin mengecil ke distal.

Ossa Carpalia

Ossa carpalia berjumlah delapan buah untuk setiap manus, tersusun dalam

dua barisan. Baris proximal dari sisi radial ke sisi ulnar adalah os scaphoideum,

os lunatum, os triquetrum, os pisiforme sedang yang di baris distal dari sisi radial

ke sisi ulnar adalah os trapezium, os trapezoideum, os capitatum, os hamatum.

Os. Metacarpalia

Tersusun atas lima buah os longum yang disebut mulai dari sisi radial atau

sis lateral dengan os metacarpal I, II, III, IV dan V, setiap tulang dapat di bedakan

ke dalam corpus. Corpus metacarpalia melengkung secara longitudinal,

mempuyai tiga facies, yaitu facies lateralis, medialis, dan lateralis. Facias lateralis

dan medialis concave, dan dipisahkan satu dengan yang lainnya oleh crista

palmaris yang menonjol.

Os. Phalangeal

Berjumlah empat belas ruas untuk setiap manus, masing-masing tiga ruas

untuk setiap diitus dan hanya dua ruas untuk pollex. Setiap phalanx memiliki

sebuah corpus, corpus ke arah distal meruncing convex di dorsal dan datar dari

sisi ke sisi.

Page 7: Cts Hermina

2. Articulatio

Terdiri dari :

Distal Radioulanar

Dibentuk oleh distal capitulum ulna yang convex dengan radius yang

concave. Merupakan jenis sendi putar, diperkuat oleh lig. Interosseus radioulnaris.

Gerakan yang di jumpai adalah pronasi dan supinasi, memiliki hard end feel

(pronasi), elastic end feel (supinasi). Gerak arthrokinematiknya adalah translasi

radius terhadap ulna arah sama.

MLPP pada posisi antara pronasi dan supinasi.

CPP posisi pronasi penuh

Capsular pattern : pronasi supinasi sama terbatas.

Radiocarpal

Di bentuk oleh ujung distal radius dan facies distalis discus articularis

dengan os scapoideum, os lunatum, dan os triquetrum. Merupakan ovoid joint

dimana os radius konkaf menghadap ke distal sedikit serong ke palmar 5º

bersendi dengan carpus yang berbentuk konveks.

Gerakan yang dijumpai adalah palmar dan dorsal fleksi serta ulnar dan radial

deviasi. Mempunyai elastic end feel ( palmar dan dorsal fleksi ), hard end feel

( radial dan ulnar deviasi ).

Karena yang bergerak carpus dengan permukaan convex maka gerak

arthrokinematik nya adalah traction ossa carpea selalu ke arah distal se arah axis

os radii ( serong 15º ) sedangkan translation nya selalu berlawanan arah, yaitu saat

Page 8: Cts Hermina

palmar flexion translation ke dorsal dan saat dorsal flexion terjadi translation ke

palmar. Demikian pula saat ulnar deviation terjadi translation ke radial dan

sebaliknya saat radial deviation translation ke ulnar.

MLPP pada posisi sedikit palmar flexion (5º) dan ulnar deviation (5º).

CPP pada posisi dorsal flexion penuh.

Capsular patern : Extension lebih terbatas dari pada flexion.

Intercarpal

Scapoideum, lunatum dan triquetrum merupakan sendi datar yang

dihubungkan dengan lig. Interoseum kurang kuat dan merupakan deretan

proximal dari mid carpal. Deretan distal terdiri atas trapezium, trapezoideum,

capitatum dan hamatum yang dihubungkan oleh lig. Interoseum secara kuat.

Antara kedua deretan ini membentuk sendi mid carpal.

Gerak fisiologis dalam klinis merupakan gerak geser antar tulang intercarpalia.

Pada mid carpal ternyata memiliki ROM yang besar, dimana pada saat gerak

palmar dan dorsal flexion penuh terjadi gerak 30º. MLPP posisi netral dan CPP

posisi dorsal flexion.

Carpometacarpal

Dibentuk oleh facies articularis yang saling berhadapan antara os

metacarpal I dengan os trapezium. Merupakan jenis saddle joint yang dibentuk

oleh trapezio dan metacarpal I.

Gerakan flexion/extension 45-50º/0/0º dan abduction/adduction 60-70º/0/30º.

Traction selalu kearah distal.

Page 9: Cts Hermina

Translation untuk flexion/extention searah dengan gerakannya sedangkan

abduction berlawanan arah dengan gerakannya.

MLPP pada posisi tengah dan CPP pada posisi oposition.

Capsular pattern adalah abduction dan extension sama terbatasnya.

Articulatio capometacarpal yang lainnya di bentuk oleh ossa carpi dengan

os metacarpale II, III, IV, dan V bertipe sebagai articulatio plana atau gliding

joint. Tulang-tulang itu di satukan oleh ligamenta carppometacarpa dorsalia,

ligamenta carpometacarpea palmaria dan ligamenta interossea.

Gerakannya terbatas hanya dengan gerak menggeser dari masing-masing facies

articularis.

Metacarpophalangeal

Dibentuk oleh facies articularis di caput oss metacarpal dengan cekungan

dangkal pada basis proximal phalang, merupakan sendi condylair dengan caput

metacarpal biconvex. Diperkuat oleh ligamentum collaterale. Gerak

arthrokinematik dari sendi ini adalah flexi MCP I, II-V 50°, 80-85° extensi, extensi

0°, 30-35º dan abduksi-adduksi pada posisis netral (0º) MCP I,II-V sebesar

70º/0/30º, 20-30º/0/20-30º. Basis phalanx merupakan permukaan yang concave,

dengan demikian traksi selalu kearah distal sesuai axis longitudinal phalanx,

sedangkan translasi mengikuti gerak palanx yaitu saat flexi terjadi translasi ke

palmar dan sebaliknya saat ekstensi terjadi translasi ke dorsal.

MLPP posisi semi flexi dan CPP posisi extensi penuh.

Capsular pattern flexi lebih terbatas dari extensi.

Interphalangeal

Page 10: Cts Hermina

Merupakan sendi hinge joint dengan ujung proximal konveks dan distal

konkaf, yang masing-masing mempunyai satu ligamentum palmare dan dua

ligamentum collateralia.

Gerak arthrokinematik fleksi/ekstensi (PIP) 120-135º/0°/0° sedangkan

fleksi/ekstensi (DIP) 90°/0/30° dan gerak osteokinematik traksi selalu ke arah

distal searah dengan axis longitudinal phalanx dan translasi searah geraknya.

MLPP pada posisi semifleksi dan CPP pada posisi ektensi penuh.

Capsular pattern fleksi lebih terbatas dari ekstensi.

3. Myology

Otot-otot yang di lewati oleh nervus medianus terdiri dari :

M. Pronator Teres

Berorigo di Caput Humeral : Epycondylus medial (tendon common flexor

forearm), Caput Ulnar: Processuscoronoideus dan Berinsertio Sisi lateral

pertengahan Radius, mempunyai persarafan C-6, C-7 n.medianus. Berfungsi untuk

menggerakan pronasi forearm.

M. Carpi radialis

Berorigo di Epycondilus medial melalui tendon common flexor forearm

fascia antebrachial dan Berinsertio di basis metacarpal II dan III, mempunyai

persarafan C-6, C-7 n. medianus. Berfungsi untuk menggerakan palmar fleksi

wirst dan radial deviasi.

M. Palmaris Longus

Page 11: Cts Hermina

Berorigo di Epicondylus medialis humeri dan Berinsertio Bagian tengah

retinaculum mm.Flexorum dan di apponeurosis palmaris, mempunyai persarafan

C-6, C-7 n. medianus. Berfungsi untuk menggerakan fleksi manus.

M. Flexor Digitorum Superficialis

Berorigo di Caput humero ulnar: Epicodylus medial melalui tendon

common fleksor, ligamen collateral ulnar; processus coronoideus

Caput radial: Permukaan anterior radius dan Berinsertio Melalui dua jalur kearah

sisi tengah phalanx jari II – V, mempunyai persarafan C-7, C-8, T-1 n. Medianus.

Berfungsi untuk menggerakan fleksi pip

M. Fleksor Digitorum Profundus

Berorigo di ¾ bag. atas ulna, processus coronoideus, dan membrana

interossei dan berinsertio dibasis phalanx distal jari II – V, mempunyai

persarafan C-8, T-1 n. medianus dan n.ulnaris. berfungsi menggerakan flexi DIP.

M. Fleksor Policis Brevis

Berorigo di Flexor retinaculum, tulang trapezium, trapezoideum, dan

capitatum dan berinsertio di sisi radial basis phalanx proximal jari I, mempunyai

persarafan C-8,T-1 n. medianus dan n. ulnaris. Berfungsi menggerakan fleksi

MCP jari 1.

M. Pronator Quadratus

Page 12: Cts Hermina

Berorigo di ¼ distal permukaan anterior ulna dan berinsertio di ¼ distal

permukaan anterior radius, mempunyai persarafan C-8, Th-1 n. medianus.

Berfungsi menggerakan pronasi forearm.

M. Oponen Policis

Berorigo di flexor retinaculum tulang trapezium dan berinsertio di sisi

radial tulang metacarpal I, mempunyai persarafan C-8, Th-1 n. medianus.

Berfungsi menggerakan oposisi cmc jari 1.

M. Abductor Policis Brevis

Berorigo di flexor retinaculum tulang schapoid dan trapezium dan

berorigo sisi radial basis phalanx proximal jari 1, mempunyai persarafan C-8, Th-

1 n. medianus. Berfungsi menggerakan abduksi cmc dan mcp jari 1.

C. Patologi Carpal Tunel Syndrome

Carpal tunel syndrome adalah adalah suatu iritasi mekanis pada nervus medianus

yang di sebabkan oleh penebalan flexor digitorum profundus dan superfisialis atau

kontraktur ligamentum carpi transversum atau subluksatio os lunatum. Carpal Tunel

Syndrome terjadi apabila nervus medianus fungsinya terganggu sebagai akibat kenaikan

tekanan di dalam kompartemen yang sempit yang dibatasi oleh tulang-tulang Carpal serta

ligamentum carpi transversum yang kaku.

Aktifitas yang dapat menyebabkan patologi ini adalah menggunakan

kombinasi kekuatan dan pengulangan gerakan yang sama pada jemari dan tangan, seperti;

pekerjaan yang sering memakai komputer, olahragawan, dokter gigi, musisi, guru, ibu

rumah tangga dan pekerja lapangan yang mengoperasikan alat bervibrasi seperti bor.

Page 13: Cts Hermina

1. Penyebab carpal tunel Syndrome

Sebagian besar Carpal Tunel Syndrome terjadi secara perlahan-lahan, atau

karena proses degenerasi, micro injury ataupun karena adanya Rhematoid

Arthritis. Carpal Tunel Syndrome di sebabkan oleh karena beberapa hal, yaitu

adanya kontraktur ligamentum carpi transversum, penebalan tendon otot fleksor

digitorum, subluksasi lunatum, dan juga adanya hipomobile pada sendi

intercarpalia sehingga menyebabkan penyempitan terowongan carpal yang

mengakibatkan kompresi isi carpal tunel. Keadaan ini juga dapat menyebabkan

penekanan nervus medianus. Penekanan yang lama dan berulang-ulang pada

nervus medianus akan menyebabkan tekanan infra vasikuler yang selanjutnya

terjadi anoksia yang akan merusak endotel dan menimbulkan kebocoran protein

sehingga terjadi oedema epidural yang merusak nervus tersebut. Pengaruh

mekanik atau takanan langsung dapat juga menumbulkan invaginasi nodus

renuler dan demelianisasi setempat sehingga konduksi syaraf terganggu.

Proses patogenesis diatas dapat menerangkan keluhan yang sering terjadi

pada malam hari yang kemudian menghilang atau berkurang apabila tangan

tersebut di elevasikan atau digerak-gerakan. Hal ini mungkin terjadi karena

adanya perbaikan pada gangguan vaskuler. Namun apabila keadaan ini berlanjut

maka akan terjadi fibrosis pada epineural dan merusak serabut saraf sehingga

lama-kelamaan syaraf menjadi atropi akibatnya nervus medianus mengalami

gangguan.

Adanya penekanan pada nervus medianus di atas oleh karena faktor-faktor di atas

maka akan timbul entrepment neuropaxia dan inflamasi.

Page 14: Cts Hermina

2. Tanda dan Gejala

Inflamasi nervus medianus di tandai dengan nyeri sepanjang distribusi

nervus medianus pada telapak tangan pada area jari 1,2 dan bagian lateral jari 3

selanjutnya di ikuti parasthesia pada daerah tersebut dan pada tahap ini phalent’s

test dan tinnel test positif pada tahap lanjut bila entrapment tidak ada perbaikan

dan inflamasi tetap berlangsung dan di ikuti penumpukan collagen pada

pembungkus nervus medianus yang berakhir dengan timbulnya jaringan fibrous

yang di kenal dengan neurofibrosis. Tahap ini di tandai dengan parasthesia

menetap dan dapat terasa walaupun dalam keadaan istirahat.

D. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Carpal Tunnel Syndrome

Untuk menentukan problem pada kasus carpal tnnel syndrome terlebih dahulu kita

harus melakukan pemeriksaan yang tercantum dalam asuhan pelayanan fisioterapi yang

terdiri atas :

1. Asessment

Merupakan metode untuk mengumpulkan data subjektif secara induktif-

analitik dan deduktif-sintetik yang umumnya mengarah pada ketepatan diagnosa 50-

60%. Anamnesa meliputi screening, yang dilakukan baik secara langsung dan tidak

langsung seperti identitas pasien, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit

terdahulu, problem dan keluhan yang dirasakan oleh pasien, tindakan medis yang

pernah diberikan, letak problem pasien dan mengapa terjadi sehingga dapat diketahui

apakah ada kontra indikasi untuk tindakan yang akan diberikan.

2. Pemeriksaan

Page 15: Cts Hermina

a. Pemeriksaan Umum

Pemeriksaan umum ini dilakukan untuk melihat keadaan umum pasien

seperti tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu.

b. Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan khusus adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk

mengetahui penyebab dan perubahan-perubahan yang terjadi akibat gangguan

tersebut. Dalam kasus ini pemeriksaan khusus yang dilakukan antara lain:

1) Inspeksi

Inspeksi adalah pemeriksaan secara visual tentang kondisi serta

kemampuan gerak, pengecilan otot (atrofi), deformitas, warna serta kondisi

kulit sekitarnya, langkah (gait). Kemampuan beraktifitas serta alat bantu yang

digunakan untuk melakukan aktivitas, posisi pasien dan lain-lain.

2) Quick tes

Quick tes atau tes cepat adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk

mengetahui secara cepat kasus yang dialami oleh pasien, sehingga dapat

memilahkan pemeriksaan selanjutnya yang berhubungan dengan kasus yang

kemungkinan diderita oleh pasien.

3) Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar

Dalam hal ini meliputi fungsi gerak aktif, gerak pasif, dan gerak isometric.

Pada pemeriksaaan ini umumnya pada pasien ditemukan adanya rasa nyeri,

keterbatasan gerak, kelemahan otot dan sebagainya.

4) Tes Khusus

Page 16: Cts Hermina

Test khusus yang digunakan untuk mendiagnosa adanya Carpal Tunnel

Sndrome pada diri seseorang atau tidak meliputi :

a) Phalen Tes

Pergelangan tangan dipertahankan selama 1 menit, dalam posisi fleksi

palmer yang penuh (90°). Apabila posisi ini cukup lama dipertahankan

pada setiap orang, maka akan timbul rasa kesemutan. Tetapi dalam hal

Carpal Tunnel Syndrome kesemutan dapat timbul dalam waktu yang

sangat singkat (dalam waktu 30 detik). Kadang-kadang diikuti dengan

parestesia baru akan timbul apabila pergelangan tangan digerakkan

kembali dari posisi fleksi palmer yang maksimal.

b) Tinel Tes

Ketokan local pada syaraf medial, memancing timbulnya “nyeri kejut“

didalam tangan serta parestesia didalam jari.

5) Palpasi

Palpasi adalah pemeriksaan terhadap anggota gerak dengan menggunakan

tangan dan membedakan antara kedua anggota gerak yang kanan dan kiri.

Palpasi dilakukan terutama pada kulit untuk mengetahui temperatur, oedema,

spasme dan sebagainya.

6) Pemeriksaan ROM

Pemeriksaan ROM ini dilakukan pada pergelangan tangan, dengan tujuan

untuk mengetahui apakah ada keterbatasan gerak pada pergelangan tangan,

pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan goniometer.

7) Pemeriksaan Nyeri

Page 17: Cts Hermina

Pemeriksaan nyeri menggunakan VRS bertujuan untuk mengetahui

keadaan nyeri yang dirasakan pasien. Baik saat diam atu gerak.

3. Problem Fisioterapi

Asuhan pelayanan fisioterapi yang diberikan pada penderita Carpal Tunnel

Syndrome dilakukan secara bertahap sesuai dengan problem yang ditemukan pada

saat dilakukan assessment. Untuk itu sebelum melakukan intervensi fisioterapi,

hendaknya kita mengetahui problem fisioterapi apa saja yang ada pada penderita

carpal tunnel syndrome. Problem yang ditemukan adalah parastesia pada jari 1-2-3.

4. Diagnosa Fisioterapi

Diagnosa fisioterapi ditegakkan dari pemeriksaan dan evaluasi yang

menyatakan hasil dari proses pertimbangan atau pemikiran klinis dapat berupa

pernyataan disfungsi gerak, dapat meliputi kategori kelemahan, limitasi fungsi

kemampuan atau ketidakmampuan atau syndrome atau gejala-gejala lainnya.

5. Perencanaan Fisioterapi

Dalam menentukan perencanaan harus ditentukan terlebih dahulu tujuan yang

akan tercapai, yang mencangkup tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.

Adapun penentuan tujuan dilakukan berdasarkan problematik fisioterapi yang

ditemukan dalam proses assessment.

6. Intervensi Fisioterapi

Berdasarkan problematik, kita dapat menentukan intervensi fisioterapi yang

diperlukan dan sesuai dengan kebutuhan pasien atau keluhan pasien agar tujuan akhir dari

intervensi dapat tercapai. Intervensi fisioterapi terutama ditujukan untuk mengurangi atau

Page 18: Cts Hermina

mencegah masalah-masalah yang belum ada namun berpotensi untuk terjadi pada penderita

tersebut.

Adapun berbagai intervensi fisioterapi yang dapat dilakukan antara lain:

a. MWD

Pengertian :

Merupakan suatu pengobatan dengan menggunakan stressor fisis berupa

energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus listrik bolak-balik frekwensi

2450 Mhz, dengan panjang gelombang 12.25 cm.

Tujuan :

Mengurangi spasme.

Meningkatkan sirkulasi.

Meningkatkan vasomotor sehingga menimbulkan vasodilatasi.

Mengurangi nyeri.

b. TENS

Pengertian :

Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) merupakan suatu cara

penggunaan energi listrik yang digunakan untuk merangsang sistem saraf dan

peripheral motor yang berhubungan dengan perasaan melalui permukaan kulit

dengan menggunakan energi listrik.

Tujuan :

Page 19: Cts Hermina

Mengurangi nyeri.

Rileksasi otot.

Memelihara fisiologi otot.

Memberikan perangsangan raba dan proprioseptif.

c. Stretching Lig. Carpi Transversum

Pengertian :

Salah satu tehnik manual terapi carpal tunel syndrome adalah Peregangan

Ligamentum Carpi Transversum, yaitu suatu tehnik intervensi yang dilakukan

untuk memanjangkan jaringan lunak yang menghambat jarak gerak sendi normal

atau mendesak jaringan lain. Peregangan ligamentum carpi transversum ini hanya

bisa di lakukan apabila pasien dalam keadaan relax dengan menggunakan

kekuatan dari luar (Fisioterapis) yang di aplikasikan secara manual untuk

mengulur jaringan lunak yang mengalami pemendekan.

Tujuan :

Tujuan dari peregangan ini di lakukan untuk mendapatkan efek relaksasi dan

pengembalian panjang dari otot dan jaringan ikat.

7. Evaluasi

Evaluasi dilakukan secara berkala atau setiap hari, dimana tujuan dari evaluasi

ini adalah untuk mengetahui apakah terapi yang kita berikan bermanfaat atau berguna

Page 20: Cts Hermina

bagi penyembuhan pasien ataukah harus diubah jika tidak ada perubahan terhadap

penyembuhan masalah yang dihadapi pasien.

8. Home Program

Merupakan edukasi yang diberikan pada fisioterapi untuk pasien, berupa

latihan aktif yang dapat dilakukan pasien di rumah.

Page 21: Cts Hermina

BAB III

LAPORAN KASUS

1) Asessment

a) Anamnesa

Nama : Ny. I

Umur : 39 Tahun

Alamat : Jl. Kompleks SBS blok C9 no 10

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : islam

Status : Menikah

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Diagnosa Medik : Carpal Tunnel Syndrome

Tanggal Pemeriksaan : 21 november 2012

b) Keluhan Utama

Pasien mengeluh terasa kesemutan pada jari 1,2,3 sebelah kanan sehingga pasien

kesulitan untuk memegang benda

c) Keluhan Penyakit Sekarang

Pada tanggal 21 november 2012 pasien datang ke RS Hermina Bekasi dengan

keluhan ke semutan pada jari 1,2,3 tangan sebelah kanan. Pasien sudah lama

Page 22: Cts Hermina

merasakan kesemutan itu namun di tahan saja sampai akhirnya pasien sudah tidak

bisa menggenggam sesuatu.

d) Riwayat Penyakit Dahulu

-

Pemeriksaan

a. Pemeriksaan Umum

Kesadaran : Composmentis

Tekanan Darah : 110/90 mmHg

Denyut Nadi : 84x/menit

Frekwensi Nafas : 20x/menit

Suhu : 37 ⁰C

b. Pemeriksaan Khusus

Inspeksi

Tangan tampak sedikit bengkak

Quick Test : -

Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar

- Aktif

o Palmar Fleksi : tidak mampu melakukan dengan nyeri (+)

o Dorsal Fleksi : tidak mampu melakukan dengan nyeri (+)

o Ulnar Deviasi : mampu melakukan, tidak ada nyeri

Page 23: Cts Hermina

o Radial Deviasi : mampu melakukan, tidak ada nyeri

- Pasif

o Palmar Fleksi : mampu dilakukan dengan nyeri

o Dorsal Fleksi : mampu dilakukan dengan nyeri

o Ulnar Deviasi : mampu dilakukan dan tanpa nyeri

o Radial Deviasi : mampu dilakukan dan tanpa nyeri

- Tes Isometrik

o Palmar Fleksi : tidak mampu melakukan gerakan disertai nyeri

o Dorsal Fleksi : tidak mampu melakukan gerakan disertai nyeri

o Ulnar Deviasi : mampu melakukan gerakan tanpa yeri dengan

resisten maksimal

o Radial Deviasi : mampu melakukan gerakan tanpa nyeri dengan

resisten maksimal

Tes Khusus

o Phalen tes : +

o Tinel tes : -

o Gerakan menggenggam : +

Palpasi

Page 24: Cts Hermina

Adanya sedikit bengkak pada bagian pergelangan tangan

Pemeriksaan oedema

Menggunakan midline

Kanan ; 19,5 cm

Kiri : 19 cm

Pemeriksaan Nyeri

Menggunakan VRS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2) Problem Fisioterapi

-Adanya nyeri parasthesia pada jari 1,2,3 sebelah kanan

-Adanya sedikit bengkak pada pergelangan tangan kanan

3) Diagnosa Fisioterapi

Adanya gangguan fungsi yang disebabkan karena parasthesia dan bengkak pada jari

1,2,3 sebelah kanan yang disebabkan oleh karena carpal tunnel syndrome.

4) Perencanaan Fisioterapi

a. Jangka Pendek

-Mengurangi bengkak pada pergelangan tangan kanan

-Mengurangi Nyeri parasthesia pada jari 1,2,3 sebelah tangan

b. Jangka Panjang

Page 25: Cts Hermina

Meningkatkan aktifitas fungsional tanpa adanya nyeri parathesia

5) Intervensi

a. US

Prosedur penerapan :

Posisi pasien duduk, pastikan pasien dalam keadaan nyaman dengan posisi

tersebut.

Siapkan alat alat yang akan digunakan, bersihkan area yang akan di berikan

modalitas (US) kemudian berikan media gel di daerah yang akan di berikan

modalitas US.

Atur dosis, dengan waktu 8 menit intensitas

b. TENS

Prosedur penerapan :

Posisi pasien duduk, pastikan pasien dalam keadaan nyaman dengan posisi

tersebut.

Letakkan pad pada bagian tangan kanan pasien yang terasa sakit

Atur dosis sesuai toleransi pasien, dengan waktu 17 menit.

c. Stretching Ligamentum Carpi Transversum

Prosedur Penerapan :

1. Posisi pasien duduk, pastikan pasien dalam keadaan nyaman dengan posisi

tersebut.

Page 26: Cts Hermina

2. Pasien duduk berhadapan dengan fisioterapis, kemudian lengan pasien lurus

tersangga.

3. Lakukan peregangan dengan tehnik 6-9, artinya dilakukan peregangan dengan

cara pergelangan tangan ditahan 6 detik kemudian relaksasi 9 detik.

4. Lakukan 8-10 kali.

6) Evaluasi

Setelah dilakukan intervensi selama 3 kali terhitung sejak tanggal 21 november 2012

hingga terakhir tanggal 26 november 2012, kemudian dilakukan evaluasi pada tanggal

tersebut dengan hasil pengukuran sebagai berikut :

Dengan hasil evaluasi pada problematik fisioterapi sebagai berikut :

1. Pada tanggal 23 november 2012

Evaluasi nyeri parasthesia dengan VRS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2. Pada tanggal 26 november 2012

Evaluasi nyeri parasthesia dengan VRS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

7) Home Program

Page 27: Cts Hermina

Adapun latihan di rumah yang dianjurkan untuk mengurangi tekanan pada CTS,

antara lain :

Penarikan dan penegangan kedua pergelangan tangan dan jari-jari secara kuat tahan ± 5

menit

Luruskan tangan dan lemaskan jari-jari

Kepalkan tinju dan tangan diluruskan

Page 28: Cts Hermina

Luruskan tangan dan lemaskan jari-jari

BAB IV

PEMBAHASAN

Carpal Tunel Syndrome merupakan salah satu gangguan pada lengan tangan karena

terjadi penyempitan pada terowongan carpal, baik akibat edema fasia yang mengenai

terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan sehingga

terjadi penekanan terhadap nervus medinus dipergelangan tangan.

Pada kasus Ny. I yang mengalami carpal tunel syndrome, berupa adanya nyeri

parasthesia pada telapak tangan kanan, pada jari 1,2,3.

Oleh karena itu upaya yang dilakukan berorientasi pada temuan gangguan yang

ditemukan pada pemeriksaan dan dalam hal ini fisioterapis memainkan peranannya dengan

menggunakan asuhan fisioterapi yang terdiri dari assesment, pemeriksaan, problem

fisioterapi, diagnosa, perencanaan fisioterapi, intervensi fisioterapi, evaluasi, home program.

Intervensi yang dilakukan selama 3 kali terapi adalah untuk mengurangi nyeri

parasthesia pada jari 1,2,3 sebelah kanan. Adapun tindakan yang diberikan antara lain:

pemberian US, TENS,peregangan ligamentum carpi transversum. Hasil intervensi yang

ditemukan yaitu : nyeri parasthesia pada jari 1,2,3 sebelah kanan

Page 29: Cts Hermina

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dengan adanya pembahasan pada kajian teori mengenai Carpal tunel Syndrome

dapat disimpulkan sebagai berikut :

Carpal Tunel Syndrome adalah suatu iritasi mekanis pada nervus medianus yang

di sebabkan oleh penebalan flexor digitorum profundus dan superfisialis atau

kontraktur ligamentum carpi transversum atau subluksatio os lunatum.

Nyeri pada Carpal Tunel Syndrome merupakan suatu iritasi mekanis pada nervus

medianus.

Gejalanya di tandai dengan parasthesia menetap dan dapat terasa walaupun

dalam keadaan istirahat.

Pada keadaan ini di lakukan tes khusus yaitu palent test, tinnel test dn test

prehention

Penanganan secara manual terapinya adalah dengan peregangan ligamentum carpi

transversum.

Page 30: Cts Hermina

B. SARAN

Dalam usaha untuk lebih meningkatkan pelayanan dalam menangani Carpal

Tunnel Syndrome maka disarankan :

1. Pada pemantauan intensitas nyeri selama melakukan treatment fisioterapis dapat

menggunakan VRS untuk mengetahui sejauh mana intensitas rasa nyeri yang

dirasakan oleh klien.

2. Setiap fisioterapis harus mengetahui intervensi dan dosis yang akan digunakan

dalam treatment.

3. Perlunya peningkatan pengetahuan bagi fisioterapis untuk keberhasilan dan

penaganan Carpal Tunnel Syndrome.

4. Kurangi aktifitas yang membuat bertambahnya nyeri.

Page 31: Cts Hermina

DAFTAR PUSTAKA

Mens. 1994. Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh. Bohn stafleu van loghum houren/

zaventem. Jakarta.

Sugijanto.2008. Kinesiology dan Biomekanik.UIEU. Jakarta.

Sugijanto. 2009. Manual Terapi 1. UIE. Jakarta.

www.google.com