bab ii done
DESCRIPTION
ekonomiTRANSCRIPT
BAB II
Kerangka Konsep Kegiatan
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Partai Politik
Partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau
berpartisipasi dalam proses pengelolaan Negara. Dewasa ini partai politik sudah
sangat akrab dengan lingkungan kita. Sebagai lembaga politik, partai politik bukan
sesuatu yang sudah dengan sendirinya ada. Kelahirannya mempunyai sejarah yang
cukup panjang, meskipun juga belum cukup tua. Bisa dikatakan partai politik
merupakan organisasi baru yang dalam kehidupan manusia, jauh lebih muda
dibandingkan dengan organisasi negara, dan partai politik baru ada di negara
modern.1
Sebagai subjek penelitian ilmiah, partai poltik tergolong sangat muda. Baru
pada awal abad ke-20 studi mengenai masalah ini dimulai. Sarjana-sarjana yang
berjasa mempelopori antara lain M. Otogasky (1902), Robert Michels (1911),
Maurice Duverger (1951), dan Sigmund Neumann (1956). Setelah itu, beberapa
sarjana behaviouralis, seperti Joseph Lapalombara dan Myrun Weiner, secara khusus
1 Miriam Budiarjo. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia. Hal:397
9
meneropong masalah partai dalam hubungannya dengan pembangunan politik. Kedua
sarjana ini kemudian menuangkan pemikiran dan hasil studinya dalam bukunya yang
berjudul Political Parties and Political Development (1966). Di samping itu G.
Sartori dengan bukunya Partaies and Party System: A Framework for Analysis
(1976) merupakan ahli lebih kontemporer yang terkenal.
Dari hasil karya sarjana-sarjana ini nampak adanya usaha serius ke arah
penyusunan suatu teori yang komprehensif mengenai partai politik. Akan tetapi,
sampai pada waktu ini hasil yang dicapai masih jauh dari sempurna, bahkan bisa
dikatakan tertinggal bila dibandingan dengan penelitian bidang-bidang lain di dalam
ilmu politik.
Banyak sekali definisi mengenai partai politik yang dibuat oleh para sarjana.
Para ahli ilmu klasik dan kontemporer juga mengungkapkan definisi dari partai
politik itu sendiri. Menurut Carl Friendrich dalam Ramlan Subakti “partai politik
terbatas sebagai kelompok manusia yang terorganisisr secara stabil dengan tujuan
untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan dalam pertimbangan bagi pemimpin
materiil dan idiil kepada anggotanya”2. Sedangkan Sigmund Neumann
mengungkapkan bahwa partai politik itu adalah organisasi dari aktivis-aktivis politik
yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintah serta merebut dukungan
rakyat atas dasar persaingan melawan golongan-golongan lain yang tidak sepaham.
Masih menurut Neumann, partai politik merupakan perantara yang besar yang
2 Carl Friendrich dalam Ramlan Subakti, 2010, Memahami Ilmu Politik, Jakarta:Gramedia, Hal:148
10
menghubungkan kekuatan-kekuatan dan ideologi social dengan lembaga-lembaga
pemerintahan yang resmi. Ahli lain yang juga ikut merintis studi tentang kepartaian
dan membuat definisinya adalah Giovani Satrori yang karyanya juga menjadi klasik
serta menjadi acuan penting. Menurut Satrori, partai politk adalah suatu kelompok
politik yang mengikuti pemilihan umum, dan melalui pemilihan umum itu mampu
menempatkan calon-calonnya untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan
mendekatkan seseorang pada sebuah kekuasaan.
Ramlan Subakti memberikan definisi mengenai partai politik dengan
mengambil jalan tengah diantara beberapa para ahli yang sudah menulis kutip
pendapatnya mengenai definisi partai politik diatas, partai politik merupakan
sekelompok orang yang terorganisasi secara rapi dan stabil yang dipersatukan dan
dimotivasi dengan ideologi tertentu, dan berusaha mencari serta mempertahankan
kekuasaan dalam pemerintahan melalui pemilihan umum guna melaksanakan
alternatif kebijakan umum yang mereka susun. Menurut Miriam Budiarjo, partai
politik adalah suatu kelompok yang terorganisisr dan anggota-anggotanya
mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama dengan tujuan mempeoleh
kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya) dengan cara
konstitusional guna melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka”.
Menurut UU No.2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik, partai politik adalah
organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara
Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk
11
memperjuangakn dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan
negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
Dengan konsep politik menurut beberapa pendapat para ahli dan juga melihat
konsep politik menurut UU resmi Negara Indonesia yang berkaitan dengan definisi
partai politik itu sendiri maka dapat ditarik kesimpulan bahwa partai politik adalah
sebuah wadah yang diisi oleh orang-orang yang memiliki ideologi dan tujuan yang
sama dalam partai politik, dan bersama-sama merebut kekuasaan demi kelancaran
menjalankan agenda dan tujuan-tujuan partai politik tersebut.
2.1.2 Fungsi-Fungsi Partai Politik
Menurut Palombara dan Weiner dalam Sofyani dan Soenyono mengatakan
bahwa ada 4 poin ciri-ciri yang terdapat dalam partai politik, cirri-ciri tersebut antara
lain:3
1. Berakar dalam masyarakat lokal
2. Melakukan kegiatan secara terus menerus
3. Berusaha memperoleh dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan
4. Ikut serta dalam pemilihan umum
3 Ahmad Sofwani dan Soenyono, 2008
12
Selain ciri-ciri tersebut, partai politik juga memiliki fungsi-fungsi dalam
menjalankan sebuah negara, dalam kehidupan berdemokrasi fungsi-fungsi tersebut
bernilai positif. Fungsi partai politik sebenarnya cukup banyak, dalam fungsi partai
politik di negara-negara demokrasi dan sedang berkembang seperti Indonesia ada
empat hal yang terlihat fungsinya, yaitu sebagai komunikasi politik, sosialisasi
politik, rekruitmen politik, dan pendidikan politik. Berikut adalah penjabaran fungsi-
fungsi partai politik di Indonesia;4
Sebagai Sarana Komunikasi Politik
Dalam menjalankan fungsi sebagai saran komunikasi politik, partai
politik sering disebut sebagai perantara (broker) dalam suatu bursa ide-ide
(clearing house of ideas). Kadang-kadang juga dikatakan bahwa partai politik
bagi pemeirntah bertindak sebagai alat pendengar, sedangkan bagi masyarakat
sebutannya adalah “pengeras suara”.
Menurut Sigmund Neumann dalam hubungannya dengan komunikasi
politik, partai politik merupakan perantara besar yang menghubungkan
kekuatan-kekuatan dan ideologi sosial dengan lembaga pemerintah yang
resmi dan yang mengaitkannya dengan aksi politik di dalam masyarakat
politik yang lebih luas. Akan tetapi sering terdapat gejala bahwa pelaksanaan
fungsi komunikasi ini, sengaja atau tidak sengaja menghasilkan informasi
yang berat sebelah dan terlebih menimbulkan kegelisahan dan keresahan
4 Miriam Budiarjo. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.
13
dalam masyarakat, serta miss informasi seperti inilah yang menghambat
berkembangnya kehidupan politik yang sehat.
Sebagai Sarana Sosialisasi Politik
Dalam ilmu politik, sosialisasi politik diartikan sebagai suatu proses
dimana seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik,
yang umumnya berlaku dalam masyarakat di mana ia berada. Ia adalah bagian
dari proses yang menentukan sikap politik seseorang, misalnya mengenai
nasionalisme, kelas sosial, suku, bangsa, ideologi, hak dan kewajiban. Sisi
lain dari fungsi sosialisasi politik partai adalah upaya menciptakan citra
(image) bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum. Ini penting jika
dikaitkan dengan tujuan pertain untuk menguasai pemerintahan melalui
kemenangan dalam pemilihan umum. Karena itu partai harus memperoleh
dukungan seluas mungkin, dan partai berkepentingan agar para pendukungnya
mempunyai solidaritas yang kuat dengan partainya.
Sebagia Sarana Rekruitmen Politik
Rekruitmen politik merupakan fungsi yang sangat penting bagi partai
politik, fungsi rekruitmen politik ini menjadi fungsi ekslusif partai politik dan
tidak mungkin ditinggalkan oleh partai politik. Pengorganisasian politik diluar
partai politik tidak menjalankan fungsi rekruitmen politik, karenanya fungsi
ini sekaligus menunjukan pembedaan paling nyata antara partai politik dan
bukan partai politik. Rekruitmen politik merupakan sebuah “kebun rahasia
14
politik” yang menyimpan banyak misteri dan banyak yang tidak terungkap.
Rekruitmen politik itu juga bisa disebut proses dimana individu atau
kelompok-kelompok individu dilibatkan dalam peran-peran politik aktif.
Dalam studi politik, rekruitmen ini bisa diperuntukan dalam makna yang sama
dengan seleksi kandidat. Terdapat tiga tahap dalam rekruitmen politik, yaitu
sertifikasi, penominasian, dan tahap pemilu. Tahap sertifikasi adalah tahap
pendefinisian kriteria yang masuk untuk menjadi kandidat. Tahap
penominasian meliputi ketersediaan calon yang memenuhi syarat dan
permintaan. Sedangkan tahap pemilu adalah tahapa untuk menentukan siapa
yang memenangkan persaingan dalam pemilu itu sendiri.
Sebagai Pendidikan Politik
Istilah pendidikan politik memang telah lama menjadi wacana di dunia
elite politik. Pendidikan politik masyarakat senantiasa menjadi amanat yang
dipikul dipundak para politisi, oleh organisasi partainya. Namun pada tatanan
realitas mereka lebih sering disibukkan dengan persaingan-persaingan, intrik-
intrik, dan mobilisasi massa untuk tujuan-tujuan politik praktisnya, ketimbang
memikirkan proses pendidikan massanya agar memiliki kesadaran, wawasan,
serta partisipasi politik yang baik
Pendidikan politik dapat diartikan sebagia usaha yang sadar untuk
mengubah proses sosialisasi politik masyarakat sehingga mereka memahami
15
dan menghayati betul nilai-nilai yang terkandung dalam sistem politik yang
ideal yang hendak dibangun.
2.1.3 Strategi Politik
2.1.3.1 Pengertian Strategi Politik
Dalam kamus Longman Dictionary of Contemporary English, arti dari
strategy adalah strategy is a particular plan for winning success in particular activity,
as in a war, a game, a competition, or for personal advantage.5
Jadi, strategi politik merupakan perencanaan dalam mensukseskan tujuan
dalam segala aktivitas, baik dalam mensukseskan peperangan, kompetisis maupun
yang lainnya. Kemudian seiring dengan berkembangnya kemajuan ilmu dibidang
manajemen, kata strategi yang biasa digunakan organisasi profit dan non profit sering
digabungkan dengan perencanaan strategi maupun manajemen strategi. Perencanaan
strategi dimaknai rancangan yang bersifat sistemik didukung sebuah organisasi,
sedangkan manajemen strategi mempunyai definisi yang berbeda-beda.
Sedangkan menurut Michael Allison dan Jude Kaye, strategi adalah proses
sistemik yang disepakati organisasi dan membangun keterlibatan diantara
5 Kamus Longman Dictionary of Contemporary English, The Pitman Press, Bath, Great Britain, 1982. Dalam: PDF Muslim Hafidz, Strategi Politik, 2010
16
stakeholder utama-tentang prioritas yang hakiki bagi misinya dan tanggal terhadap
lingkungan operasi.6
Jadi Strategi Politik merupakan sebuah rencana yang sistematik dan
mengimplementasikannya dalam mencapai tujuan memenangkan dalam bidang
politik. Dalam strategi politik inilah politik mampu memenangkan dalam setiap
momentum perebutan kekuasaan.
Imbas dari proses Reformasi yang telah terjadi di Indonesia adalah dimana
proses politik akhirnya menjadi lebih berdinamika, yang diwarnai dengan
pertarungan antara partai yang sangat terbuka, hingga akhirnya dibutuhkan adanya
strategi politik untuk memenangkan hati dan meraih simpati konstituen sebagai
penentu dari suatu keputusan politik, dengan menggunakan berbagai pendekatan
termasuk di dalamnya memperhatikan isu politik yang akan dijual kepada kelompok
pemilih, memperhitungkan kekuatan sendiri, dan mengamati kemampuan partai
pesaing yang menjadi rival politik. Secara singkat dapat didefinisikan bahwa Strategi
Politik merupakan seperangkat metode agar dapat memenangkan pertarungan antara
berbagai kekuatan politik yang menghendaki kekuasaan memalui proses kontestasi
pemilu baik pemilu legislatif, pemilukada maupun pemilu presiden.
6 Michael Allison dan Jude Kaye, Perencanaan Strategis bagi Organisasi Nirlaba, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Hal:1. Dalam: PDF Muslim Hafidz, Strategi Politik, 2010
17
2.2 Fokus PKN
Fokus kegiatan yang menjadi pembahasan ini adalah rangkaian kegiatan partai
serta strategi yang dilakukan oleh caleg PDI-Perjuangan dalam kesiapannya
menghadapi pemilu legislatif 9 April 2014 serta sebagai langkah awal dalam
menghadapi pemilu presiden 9 Juli 2014.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, PDI-Perjuangan menjadi salah
satu partai langganan pemilu baik itu Legislatif maupun pemilu Presiden, serta
terlebih lagi karena perolehan suara yang didapatkan PDIP sendiri selalu berada
dalam posisi 3 besar pengisi kursi DPR. Namun pada pemilu legislatif tahun 2014 ini
sepertinya menarik karena terdapat beberapa kader PDIP yang namanya begitu
“kontroversial” dikarenakan kinerjanya yang sangat memuaskan masyarakat, serta
karena 10 tahun terakhir ini PDIP secara konsisten menyatakan diri sebagai partai
oposisi.
2.3 Metode Pelaksanaan Kegiatan
Dalam menyelesaikan Praktek Kerja Nyata yang di lakukan ini, penulis
awalnya memilih lokasi di Pewan Pimpinana Pusat Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (DPP PDI-Perjuangan) yang bertempatkan di DKI Jakarta, namun
dikarenakan pada bulan tersebut kegiatan partai di DPP sedang memfokuskan pada
konsolidasi serta kunjungan nasional dalam rangka menghadapi pemilu, sehingga
18
memaksa sebagian besar pengurus DPP bergerak ke masing-masing DPD setiap
provinsi, makadari itu penulis dipindah tugaskan ke DPD PDI-Perjuangan Provinsi
DKI Jakarta dan mengurus segala administrasinya sampai selesai disana. Di DPD
PDI-Perjuangan penulis dibebaskan memilih sendiri bidang yang ingin diikuti, dan
kemudian penulis memilih ditempatkan pada Badan Pemenangan Pemilu (BP
Pemilu) DPD PDI-Perjuangan Provinsi DKI Jakarta. Penulis terlibat dalam berbagai
macam kegiatan-kegiatan internal partai maupun kegiatan dari BP Pemilu serta
diskusi-diskusi yang dilakukan oleh para anggota, kader, dan calon-calon legislatif,
dan juga kegiatan-kegiatan administratif lainnya.
Proses kegiatan yang dialami penulis selama kegiatan Praktik Kerja Nyata
bisa dikatakan tidak terlalu banyak mendapatkan pendidikan dikarenakan kira-kira
satu bulan sebelum penulis melakukan pegiatan, DPD PDIP telah mengalami
kebocoran strategi yang dilakukan oleh salah seorang penyusup oleh salah satu partai
yang kepada penulis tidak dikatakan dari partai mana berasal penyusup tersebut.
Akibat insiden tersebut membuat penulis tidak diizinkan untuk mengakses data-data
yang bersifat internal seperti strategi-strategi yang sedang digodok oleh BP Pemilu.
Hal tersebut tentu menghambat kegiatan penulis dalam mencari data-data PKN yang
penulis harapkan dapan membantu proses penyusunan laporan ini, sehingga memaksa
penulis untuk secara jeli dan diam-diam mencari-cari data sendiri. Tentunya data
yang di dapatkan oleh penulis tidak sebanyak yang penulis harapkan.
19
Kegiatan yang banyak dilakukan oleh penulis adalah kegitan lapangan yaitu
ikut aktif menjadi tim sukses salah satu caleg PDIP untuk pemilihan legislatif DPR
RI dan DPRD, menjadi relawan korban banjir dari tim sukses salah satu calon
maupun atas nama partai, serta menjadi bagian dalam strategi pemilu legislatif dalam
Badan Pemenangan Pemilu.
Dalam pelaksanaannya penulis tidak terikat oleh jam kerja pasti yang diatur
oleh DPD, tetapi penulis disarankan untuk datang pada siang hari dan pulang
mengikuti berakhirnya kegiatan yang ada di DPD pada hari tersebut, tak jarang dalam
satu hari penulis tidak melakukan kegiatan apapun.
20