isi aab done

20
BAB I PEMBUKAAN Beton merupakan bahan yang penting di fakultas Teknik Sipil di bidang konstruksi,terutama di untuk pembangunan gedung bertingkat,jembatan,tiang-tiang pancang,balok maupun pipa-pipa dan alat- alat lainnya.Untuk menghasilkan campuran beton tersebut agar dapat memperbesar dan memperlancar produktivitasnya terutama untuk pekerjaan dengan kuantitas yang besar,maka tidak mungkin lagi dapat dilaksanakan dan diselesaikan oleh tenaga manusia,sehingga dibutuhkan peralatan yang lebih canggih dan efisien yang dapat mengolah beton tersebut.Selain itu beton punya fungsi sebagai bahan alternative bahan pengerasan sebuah jalan. Campuran beton terdiri dari berbagai jenis agregat seperti pasir,kerikil,air,semen dan berbagai macam lainnya.Perlengkapan ataupun peralatan untuk pencampur beton dapat berupa concrete mixer. Selain pencampur beton pembuatan beton dapat sebagai alat penakar,alat pengangkut serta pula ada pompa beton.Semakin berat yang akan dipikul oleh struktur beton bertulang maka sebaiknya menggunakan mutu beton yang baik pula.

Upload: flixian

Post on 21-Dec-2015

55 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

aab

TRANSCRIPT

Page 1: ISI Aab Done

BAB I

PEMBUKAAN

Beton merupakan bahan yang penting di fakultas Teknik Sipil di bidang

konstruksi,terutama di untuk pembangunan gedung bertingkat,jembatan,tiang-tiang

pancang,balok maupun pipa-pipa dan alat- alat lainnya.Untuk menghasilkan

campuran beton tersebut agar dapat memperbesar dan memperlancar

produktivitasnya terutama untuk pekerjaan dengan kuantitas yang besar,maka tidak

mungkin lagi dapat dilaksanakan dan diselesaikan oleh tenaga manusia,sehingga

dibutuhkan peralatan yang lebih canggih dan efisien yang dapat mengolah beton

tersebut.Selain itu beton punya fungsi sebagai bahan alternative bahan pengerasan

sebuah jalan.

Campuran beton terdiri dari berbagai jenis agregat seperti pasir,kerikil,air,semen

dan berbagai macam lainnya.Perlengkapan ataupun peralatan untuk pencampur

beton dapat berupa concrete mixer. Selain pencampur beton pembuatan beton dapat

sebagai alat penakar,alat pengangkut serta pula ada pompa beton.Semakin berat

yang akan dipikul oleh struktur beton bertulang maka sebaiknya menggunakan mutu

beton yang baik pula.

Page 2: ISI Aab Done

BAB II

ISI

A.Concrete Batching and Mixing

Alat ini prinsipnya terdiri atas beberapa buah silinder tegak yang dapat berputar

terhadap poros memanjangnya, atau ada yang berporos miring.Poros ini dapat diatur

sedemikian rupa untuk memudahkan pemasukkan agregat dan

pengeluaran beton yang sudah dicampur.

Di dalam silinder ini terdapat sejumlah dayung (paddle) yang akan mengaduk

campuran agregat bila silinder tersebut berputar, akibat proses ini campuran beton

menjadi merata dan dapat menghasilkan beton yang baik.Kemudian air dimasukkan

ke dalam silinder setelah agregat tercampur sempurna.Volume

campuran beton ditentukan oleh banyaknya silinder, yang biasanya memiliki

kapasitas nominal 1/3 atau 1/4 volume silinder, dimana ruang sisanya diperlukan

untuk proses pencampuran.Perhitungan kapasitas produksi dari alat mixer ini dapat

dihitung dengan rumus:

Qm =60 (V) K

27 (c + m)

Dimana :

Qm = produksi beton (cuyd/jam)

V = volume silinder (cuft)

K = Jumlah standar volume yang diijinkan 1,1 - 1,2

c = waktu min pengisian dan pengeluaran (mt)

m = waktu mencampur (menit)

1 m = 35,31 cuft = 1,3079 cuyd.

Page 3: ISI Aab Done

B.Tilting Drum

Alat ini seperti mixer sering digunakan sebagai proyek perumahan atau dikenal drum

miring.Kapasitas mixer ini berkisar antara 0.1m3 sampai dengan 9.2m3.Alat ini

pengaduk campuran beton biasa dalam keadaan tidak berpindah tempat.

C.Truck Mixer

Alat ini digunakan sebagai pengaduk campuran beton dalam keadaan bergerak atau

berpindah tempat.Alat ini juga sebagai transportasi media sekaligus pengadukan

beton untuk berpindah satu tempat ke daerah yang ingin dibangun.Alat ini dikenal

juga dengan sebuta Agitator.

Page 4: ISI Aab Done

BAB III

DASAR TEORI

A.SEMEN DAN AGREGAT

Agregat pada batching plant diletakkan pada staple material atau storage bin.Staple material merupakan tempat penyimpanan agregat dimana setiap jenis material dipisahkan oleh dinding.Baik pada storage bin maupun staple material agregat dipisahkan jadi empat bagian butir kasar,butir menengah,butir halus,dan pasir.Sedangkan semen diletakkan pada sebuah semen disebut cemment silo. Tabung ini tertutup rapat sehingga semen didalam tetap keadaan kering.Pada saat pencampuran,agregat dikeluarkan dari pintu pada bagian bawah storage bin. Sedangkan bathcing plant yang menggunakan staple material sebagai pemisah agregat,agregat tersebut dipindahkan menggunakan dragline.Agregat dari storage bin maupun staple material kemudian ditakar menggunakan neraca atau timbangan.

Semen juga dikeluarkan dari silo dari pintu pada bagian bawah tabung dan kemudian ditakar.Penakaran ini bertujuan untuk diperoleh proporsi setiap bahan sesuai dengan barang yang diinginkan guna mencapai kekuatan beton tertentu.Agregat dan semen yang telah ditakar kemudian dicampur dalam batcher yang berbentuk tabung. Hasil dari pencampuran ini bias tetap disimpan dalam batcher atau dipindahkan kedalam mixer untuk pencampuran selanjutnya dengan air.Air yang dicampurkan sebelumnya ditakar dengan menggunakan timbangan atau flowmeter. Proses yang dilakukan dalam batching plant dapat dilakukan dengan 3 cara,Manual,Semi otomatis dan Otomatis.Output dari batching plant biasanya diangkut ke proyek menggunakan ready-mixed concrete truck atau dipindahkan ke dalam mixing plant yang dikenal pabrik pencampuran beton.Kapasitas dari batching plant tiga kali lebih besar dari mixing plant.Selain itu juga ada mixer kecil yang kita kenal sebagai molen. Biasanya molen digunakan sebagai pencampur beton rumah tangga.

Page 5: ISI Aab Done

B.PENCAMPURAN

Beton harus dicampur dan diaduk dengan baik sehingga sement, air, agregat, dan zat tambahan bisa tersebar merata di dalam adukan.Beton biasanya dicampur dengan menggunakan mesin. Ada yang dicampur di lapangan (site) ada juga yang sudah dicampur sebelum dibawa ke lapangan, atau istilahnya ready-mix.Untuk beton ready-mix, takarannya sudah diukur di batch plant, kemudian dicampur dan dimasukkan ke dalam truk. Selama perjalanan drum beton tersebut terus diputar agar beton tidak mengalami setting di dalam drum. Kan aneh kalau misalnya kena macet trus betonnya sudah mengeras di dalam drum. Kadang, di dalam perjalanan, bisa jadi karena lama di jalan, cuaca panas, atau kelamaan diputar, temperatur di dalam drum meningkat sehingga air menguap. Kondisi ini kadang “diakali” dengan memasukkan bongkahan es balok yang besar ke dalam drum, sehingga kadar air bisa tetap dipertahankan. Hmm.. kalo ditambah sedotan, drum truk itu bisa kita beri label “Jus Beton Segar”.Sementara beton yang dicampur dilapangan biasanya menggunakan mesin yang dinamakan MOLEN (mirip-mirip nama sejenis gorengan pisang). Sewaktu mencampur di lapangan, agregat terlebih dahulu dimasukkan ke dalam tong (molen), kemudian diikuti oleh pasir dan terakhir semen. Semuanya dalam takaran tertentu sesuai dengan mutu beton yang diinginkan.Ketika semua bahan (kecuali air) sudah masuk, moleh diputar sehingga semua bahan tercampur. Katanya sih, kalau sudah tidak ada pasir yang terlihat secara kasat mata, berarti adukannya itu sudah merata. Saat itulah dilakukan penambahan air sedikit demi sedikit.Molen punya kapasitas (volume). Mencampur terlalu penuh juga tidak efektif karena proses pencampurannya akan memakan waktu yang lebih lama. Sebaiknya molen diisi secukupnya dulu, kemudian jika sudah jadi, seluruh isi molen dituang ke wadah sementara sebelum diangkut atau dicor ke bekisting. Sewaktu adukan beton diangkut (dicor), molen bisa bekerja lagi untuk membuat adukan berikutnya. Begitu adukan pertama sudah dituang semua, molen pun sudah selesai membuat adukan kedua, jadi tidak ada delay ketika molen bekerja.Nah, untuk skala yang sangat kecil, beton boleh dicampur dengan menggunakan sekop. Harus dilakukan di tempat yang datar dan bersih (maksudnya bebas dari ranting, daun, sampah, dan material pengganggu lainnya). Kerikil, pasir, dan semen diaduk/dicampur dulu, kemudian dibuat seperti gundukan, dan di puncaknya digali dibuat seperti danau untuk menampung air. Jika adukan dicampur di wadah yang sisi-sisinya tertutup sehingga air bisa dibendung, nggak usah repot-repot bikin gundukan, langsung saja tuang air ke wadah tersebut.Proses pencampuran antara bahan – bahan dasar beton yaitu semen, air pasir dan kerikil dalam perbandingan yang baik disebut proses pengadukan beton.Pengadukan ini dilakukan sampai warna adukan tampak rata, kelacakan yang cukup ( tidak cair tidak padat ), dan tampak campurannya juga homogeny. Pemisahan butir seharusnya tidak boleh terjadi selama proses pengadukan ini.

Page 6: ISI Aab Done

C.Cara pengadukan dapat dilakukan dengan mesin atau tangan.

1. Pengadukan dengan tangan

Pengadukan dengan tangan biasanya dilakukan apabila jumlah beton yang dibuat hanya sedikit. Cara ini juga dilakukan apabila tidak ada mesin aduk beton atau tidak diiringi suara berisik yang ditimbulkan oleh mesin.

Mula – mula semen dan pasir dicampur secara kering diatas tempat yang rata, bersih, keras dan tidak menyerap air. Pencampuran secara kering ini dilakukan sampai warnanya sama. Campuran yang kering ini kemudian dicampur dengan kerikil dan diaduk kembali sampai merata. Alat pencampur dapat berupa cangkul, sekup atau cetok.\

Kemudian ditengah adukan dibuat lubang dan ditambahkan air sebanyak 75% dari jumlah air yang diperlukan, lalu adukan diulangi dan ditambahkan sisa air sampai adukan tampak merata.

2. Pengadukan dengan mesin

Untuk pekerjaan – pekerjaan besar yang menggunakan beton dalam jumlah banyak, pengadukan dengan mesin dapat lebih murah dan memuaskan. Beton yang dibuat dengan mesin dapat lebih homogeny dan dapat dilakukan dengan faktor air semen yang lebih sedikit daripada bila diaduk dengan tangan.

Page 7: ISI Aab Done

D.Langkah – Langkah Pencampuran

Setelah ditetapkan unsur – unsur campuran, prosedur praktikum untuk pelaksanaan campuran beton adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan bahan campuran sesuai dengan rencana berat pada wadah yang terpisah.

2. Mempersiapkan wadah yang cukup menampung volume beton basah rencana.

3. Memasukkan agregat kasar dan halus dalam wadah.

4. Mencampurkan agregat dengan menggunakan sekop atau alat pengaduk.

5. Menambahkan pada agregat campuran dan mengulangi proses pencampuran sehingga diperoleh adukan kering agregat dan semen merata.

6. Menambahkan 1/3 jumlah air total kedalam wadah, dan lakukan pencampuran sampai terlihat konsistensi adukan merata.

7. Menambahkan kembali 1/3 jumlah air kedalam wadah dan mengulangi proses untuk mendapatkan konsistensi adukan.

8. Melakukan pemeriksaan SLUMP.

9. Apabila nilai SLUMP sudah mencapai nilai rencana, lakukan perbuatan benda uji silender beton dan kubus. Jika belum tercapai SLUMP yang diinginkan, tambahkan sisa air dan lakukan pengadukan kembali.

10. Menghitung berat jenis beton.

11. Membuat empat benda uji silinder dan empat benda uji kubus sesuai petunjuk.

12. Mencatat hal – hal yang menyimpang dari perencanaan, terutama jumlah air dan nilai SLUMP.

Page 8: ISI Aab Done

E.PENCAMPURAN BETON

Pencampuran beton dapat dilakukan dengan cara yang paling sederhana sampai dengan yang modern, tergantung dari tuntutan mutu beton yang akan diproduksi.

Secara garis besar metode pencampuran adalah sebagai berikut:

1. Metode sederhana, yaitu pencampuran dengan manusia Metode ini biasanya dipakai untuk beton non struktur dan volume kecil

2. Metode pencampuran dengan mesin (Portable Concrete Mixer) MOLEN

Metode ini dipakai pada pencampuran beton mutu sedang dan volume yang tidak terlalu banyak

3. Metode pencampuran dengan mesin di pabrik produksi beton atau beton pra-campur (Ready Mix)

Pencampuran beton dilakukan di pabrik beton pra-campur, proporsi campuran dilaksanakan dalam perbandingan berat. Metode ini merupakan metode yang terbaik dibandingkan dengan metode sebelumnya. Jadi metode ini sangat baik untuk produksi beton dalam volume besar dengan mutu tinggi.

Page 9: ISI Aab Done

F.PENGARUH WAKTU PENGADUKAN BETON SELAMA 90 MENIT TERHADAP

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI WAKTU PENCAMPURAN BAHAN TAMBAH SIKAMENT 520 0,2% SETIAP 30 MENIT

Dewasa ini penggunaan beton sebagai material bahan bangunan seringmenjadi pilihan utama, selain karena mudah dibentuk, mudah diproduksi dan mudah perawatannya, juga mempunyai kuat tekan yang tinggi. Dalam pelaksanaanya Pekerjaan pencampuran dan pengadukan bahan beton sekarang ini tidak hanya dapat dilakukan di areal proyek, namun juga dapat dipesan di pabrik atau sering disebut dengan istilah beton ready mix. Dengan beton ready mix pekerjaan menjadi lebih mudah dikerjakan dan dapat menghemat tenaga kerja. Faktor jarak antara Butching plant dengan lokasi proyek sering menjadi kendala, karena padapengadukan beton yang terlalu lama dapat mengurangi kualitas beton yang dihasilkanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton dengan penambahan bahan tambah Sikament 520 secara bertahap pada setiap pertambahan waktu pengadukan dan juga untuk mengetahui angka slump betonsegar yang dihasilkanya.

Penelitian ini menggunakan mix design metode SNI dan ukuran maksimum agregat kasar maksimal 20 mm, lama waktu pengadukan yang digunakan selama 90 menit dengan pemberian Sikament 520 0,2% dan pengujian setiap 30 menit. Benda uji yang digunakan berupa silinder dengan diameter 150 mm dan 300 mm, masing-masing sebanyak 3 buah sampel untuk tiap variasinya. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur beton 28 hari.Hasil penelitian menunjukan bahwa lama penambahan waktu pengadukanmempengaruhi kualitas beton yang dihasilkanya. Kuat tekan tertinggi terdapat padabeton dengan pengadukan selama 90 menit dengan penambahan Sikament 520 0,2% yaitu sebesar 48,61 Mpa. Nilai kuat tekan rata-rata beton dari masingmasing variasi (lama pengadukan + % bahan tambah) 0+0%, 30+0%,30+0,2%, 60+0%, 60+0,2%, 90+0%, 90+0,2% berturut-turut sebesar 35,04Mpa, 39,68 Mpa, 39,81 Mpa, 40,53Mpa, 42,85Mpa, 39,43 Mpa, 48,61 Mpa.Sedangkan nilai Slump yang dihasilkan adalah berturut-turut sebesar 7cm, 8cm,18cm, 7cm, 12,5cm, 8,5cm, 13,5 cm.

Page 10: ISI Aab Done

BAB IV

PERBANDINGAN SETIAP BUKU

Buku yang Universitas Tarumanagara gunakan lebih lengkap karena :

1. Memiliki teori pendukung2. Memiliki skema yang teoritis3. Memiliki gambar alat agar mudah memahami.

Buku yang Universitas Atma Jaya gunakan memiliki keunggulan memiliki rumus-rumus dan cara perhitungan.

Untuk buku yang digunakan buku diluar Universitas Tarumanagara dan Universitas Atma Jaya seperti buku UNHAS “Alat Berat” karangan Ahmad Kohlil kurang lengkap dibandingkan dua buku yang dipakai.

Page 11: ISI Aab Done

BAB V

GAMBAR ALAT

BATCHING PLANT and TRUCK

MIXING PLANT

MESIN MOLEN BETON

Page 12: ISI Aab Done

BAB VI

KESIMPULAN

Semen merupakan bahan penting dalam pembuatan beton, semen ini merupakan

bahan pengikat antara pasir dan koral yang mengeras, jika bereaksi dengan air serta

menghasilkan produk yang tahan air.Semen disini merupakan bahan pengikat

hidrolis, yang berarti bahwa pengerasannya melulu tergantung pada kimia yang

disebabkan oleh air dan semen.Pada reaksi kimia antara semen dan pasir kita

bedakan 2 periode yang berlainan yaitu periode pengikat (ikatan awal) dan periode

pengerasan (ikatan akhir).

Workability adalah sifat betonmuda (adukan beton) yang menentukan sifat

pengerjaannya dengan menghilangkan homoginitas seminimal mungkin. Adukan

beton dapat dikerjakan atau tidak tergantung pada:

1. Jumlah air dalam adukan yang menentukan konsistensi (kekentalan)

adukan.

2. Perbandingan jumlah agregat halus dan agregat kasar terhadap semen.

3. ukuran maksimum agregat kasar.

4. gradasi

Beton dengan konsistensi yang tidak baik adalah:

1.Beton yang tidak basah / terlalu banyak menggunakan air campuran.

2.Beton yang terlalu kering.

3.Beton yang terlalu kasar dan sukar dikerjakan.

Proporsi suatu adukan banyak ditentukan oleh campuran dari masing-masing

material yang akan diaduk. Agregat yang memenuhi persyaratan gradasi dan mutu,

semen yang berkualitas baik serta air yang bersih dapat memberikan mutu adukan

yang baik jika proporsi adukan dilakukan secara tepat.

Page 13: ISI Aab Done

Faktor perbandingan air semen yang menentukan kekuatan tekan beton, durability,

workability dari adukan , bleeding dan segresi sangat mempengaruhi mutu dari suatu

adukan.

Beberapa pengujian berikut ini diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap

mutu dari adukan, seperti menentukan sifat workability dengan slump test,

menentukan kekuatan tekan dengan contoh benda uji kubus dan menentukan

kekuatan lentur dangan contoh benda uji balok beton.

Berat jenis (bulk specific gravity) ialah perbandingan antara berat agregat kering dan

berat air suling yang isinya sarna dengan isi agregat dalarn keadaan jenuh pada suhu

tertentu.Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) yaitu perbandingan antara berat

agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi

agregat dalarn keadaan jenuh pada suhu tertentu.Berat jenis semu (apparent specific

gravity) ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang

isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu.

Page 14: ISI Aab Done

REFRENSI

A.Media Cetak

BUKU YANG DIGUNAKAN OLEH UNHAS.

BUKU YANG DIGUNAKAN OLEH UNIVERSITAS

TARUMANAGARA.

BUKU YANG DIGUNAKAN OLEH UNIVERSITAS ATMA

JAYA.

B.Media Elektroni

http://belajarsipil.blogspot.com/2012/06/peralatan-pencampur-beton.html

http://bayugembell.blogspot.com/2011/04/metode-pencampuran-beton-mixing.html