bab i post sc buat dibagiin

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seksio sesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau suatu histerektomia untuk janin dari dalam rahim yang bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan baik pada ibu maupun pada bayi (Mochtar R 1998). Ditemukannya bedah sesar memang dapat mempermudah proses persalinan sehingga banyak ibu hamil yang lebih senang memilih jalan ini walaupun sebenarnya mereka bisa melahirkan secara normal.namun faktanya menurut Bensons dan Pernolls, angka kematian pada operasi sesar adalah 40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukan resiko 25x lebih besar dibangdingkan dengan persalinan melalui pervaginaan. Bahkan untuk satu kasus karena infeksi mempunyai angka 80x lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan pervagina. Seksio sesaria menempati urutan kedua setelah ekstraksi vakum dengan frekuensi yang dilaporkan 6% sampai 15% (Gerhard Martius 1997). Sedangkan menurut statistic tentang 3.509 kasus seksio sesaria yang disusun oleh pell dan chamberlain, indikasi untuk resiko sesaria adalah diproporsi janin panggul 21%,gawat janin 14%,plasenta previa 11% pernah seksio sesaria 11%, kelainan letak janin 10%,pre-eklamasi dan hipertensi 7% dengan angka kematian pada ibu sebelum dikoreksi 17% dan sesudah dikoreksi 0,5% sedangkan kematian janin 14,5% (Winkjosastro,2005). 1

Upload: aiu-tika

Post on 15-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

file world post sc

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Post Sc Buat Dibagiin

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Seksio sesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada

dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau suatu histerektomia untuk

janin dari dalam rahim yang bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan baik pada ibu

maupun pada bayi (Mochtar R 1998). Ditemukannya bedah sesar memang dapat

mempermudah proses persalinan sehingga banyak ibu hamil yang lebih senang memilih

jalan ini walaupun sebenarnya mereka bisa melahirkan secara normal.namun faktanya

menurut Bensons dan Pernolls, angka kematian pada operasi sesar adalah 40-80 tiap

100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukan resiko 25x lebih besar dibangdingkan

dengan persalinan melalui pervaginaan. Bahkan untuk satu kasus karena infeksi

mempunyai angka 80x lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan pervagina.

Seksio sesaria menempati urutan kedua setelah ekstraksi vakum dengan frekuensi

yang dilaporkan 6% sampai 15% (Gerhard Martius 1997). Sedangkan menurut statistic

tentang 3.509 kasus seksio sesaria yang disusun oleh pell dan chamberlain, indikasi untuk

resiko sesaria adalah diproporsi janin panggul 21%,gawat janin 14%,plasenta previa 11%

pernah seksio sesaria 11%, kelainan letak janin 10%,pre-eklamasi dan hipertensi 7%

dengan angka kematian pada ibu sebelum dikoreksi 17% dan sesudah dikoreksi 0,5%

sedangkan kematian janin 14,5% (Winkjosastro,2005).

1.2 Tujuan

I. Tujuan umum

Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami lebih dalam lagi yang dimaksud

dengan asuhan keperawatan dengan post seksio sesaria.

II. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui dan memahami pengertian, Etiologi, Patofisiologi, Manifestasi,

Komplikasi, Pemeriksaan Penunjang, Penatalaksanaan, Asuhan Keperawatan Post

Seksio Sesaria.

b. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan asuhan keperawatan.

1

Page 2: BAB I Post Sc Buat Dibagiin

1.3 Ruang lingkup

Makalah ini hanya membahas mengenai pengertian dari seksio sesaria itu sendiri, beserta

patofisiologi yang diantaranya menjelaskan mengenai etiologi, manifestasi klinik,

komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis, dan asuhan keperawatan

dengan post seksio sesaria tersebut.

1.4 Metode penulisan.

Makalah yang kami buat menggunakan metode penulisan deskriptif ,yang

menggambarkan asuhan keperwatan dengan post seksio sesaria.

1.5 Sistematika penulisan.

Pada BAB I Pendahuluan berisikan Latar belakang ,Tujuan yang terdiri dari tujuan

khusus dan tujuan umum, Ruang lingkup, Metode penulisan, dan Sistematika penulisan.

Pada BAB II Tinjauan Teoritis yang berisikan Pengertian dan Patofisiologi yang

menjeleskan mengenai Etiologi, Manifestasi Klinik, Komplikasi, Pemeriksaan

Penunjang, Pencegahan, Penatalaksanaan Medis, dan Asuhan Keperawatannya itu

sendiri. Dan pada BAB III Penutup berisikan Kesimpulan dan Saran dan yang berada

pada BAB IV adalah Daftar pustaka.

2

Page 3: BAB I Post Sc Buat Dibagiin

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

II.1 Pengertian

Operasi Caesar atau sering disebut dengan seksio sesarea adalah melahirkan janin melalui

sayatan dinding perut (abdomen) dan dinding rahim (uterus). Seksio sesaria adalah suatu

persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan

dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram.

( Wiknjosastro, 2005).

Jenis–jenis seksio sesarea :

1. Seksio sesarea klasik (korporal) Cari gambarnya !

Dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira – kira sepanjang 10 cm.

2. Seksio sesarea ismika (profunda) Cari gambarnya !

Dengan sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10 cm.

II.2 Etiologi

1. Indikasi Yang Berasal Dari Ibu

Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primipara tua disertai kelainan letak

ada, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin / panggul), sejarah kehamilan dan

persalinan yang buruk, terdapat kesempitan panggul, plasenta previa terutama pada

primigravida, solutio plasenta tingkat I – II, komplikasi kehamilan yaitu preeklampsia-

eklampsia, atas permintaan, kehamilan yang disertai penyakit (Jantung, DM),

gangguan perjalanan persalinan ( kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya ).

2. Indikasi Yang Berasal Dari Janin.

Fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin, prolapsus

tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau forseps ekstraksi.

Anjuran Operasi

Dianjurkan jangan hamil kurang dari satu tahun dengan menggunakan alat

kontrasepsi.

Kehamilan berikutnya hendaknya diawasi dengam antenatal yang baik.

Yang dianut adalah “Once a cesarean not always a cesarean” kecuali pada

panggul sempit atau disporposi segala pelvik.

3

Page 4: BAB I Post Sc Buat Dibagiin

2.3 Patofisiologi

Terjadi kelainan pada ibu dan kelainan pada janin menyebabkan persalinan normal tidak

memungkinkan akhirnya harus dilakukan SEKSIO SESARIA.

2.4 Manifestasi Klinis

a. Preeklamsia ringan

Preeklamsia ringan diikuti oleh beberapa gejala klinis antara lain: Hipertensi antara

140/90 mmHg atau kenaikan systole dan diastole 30 mmHg/15 mmHg, Oedema kaki

tangan atau muka atau kenaikan berat badan I kg/mgg, Proteinuria 0.3 gr/24 jam atau

plus 1-0.

b. Preeklamsia berat

Preeklamsia berat ditandai dengan gejala klinis; Hipertensi 160/110 mmHg,

proteinuria 5gr/24 jam atau plus 4-5 oliguria 400cc/24 jam, Oedema paru dapat

disertai sianosis serta disertai keluhan subjektif seperti nyeri kepala frontal, gangguan

penglihatan, nyeri epigastrium.

c. Eklampsia

Eklampsia ditandai dengan gejala-gejala preeklampsia yang disertai koma ataupun

konvulsi.

2.5 Komplikasi

a. Infeksipuerperal

Komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam

masa nifas, bersifat berat seperti peritonitis, sepsis dan sebagainya.

b. Perdarahan

Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteri ikut

terbuka, atau karena atonia uteri.

c. Luka Kandung Kemih

d. Embolisme paru

e. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnya parut

pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri.

Kemungkinan peristiwa ini lebih banyak ditemukan sesudah seksio sesarea klasik.

4

Page 5: BAB I Post Sc Buat Dibagiin

2.6 Pemeriksaan penunjang

a. USG, untuk menetukan letak impiantasi plasenta.

b. Pemeriksaan Hemoglobin Cari tau kenapa ?

c. Pemeriksaan Hematokrit Cari tau kenapa ?

2.7 Penatalaksanaan

a. Perawatan Pre Operasi Seksio Sesarea dibuat bagan dibagi jadi 2 ada poin 1 dan

poin 2

1. Persiapan Kamar Operasi

- Kamar operasi telah dibersihkan dan siap untuk dipakai

- Peralatan dan obat-obatan telah siap semua termasuk kain operasi

2. Persiapan Pasien

- Pasien telah dijelaskan tentang prosedur operasi.

- Informed consent telah ditanda tangani oleh pihak keluarga pasien

- Perawat member support kepada pasien.

- Daerah yang akan di insisi telah dibersihkan (rambut pubis di cukur dan sekitar

abdomen telah dibersihkan dengan antiseptik).

- Pemeriksaan tanda-tanda vital dan pengkajian untuk mengetahui penyakit yang

pernah di derita oleh pasien.

- Pemeriksaan laboratorium (darah, urine).

- Pemeriksaan USG.

- Pasien puasa selama 6 jam sebelum dilakukan operasi. kenapa harus puasa ?

b. Perawatan Post Operasi Seksio Sesarea.

1. Analgesia

Wanita dengan ukuran tubuh rata-rata (ideal) dapat disuntik 75 mg Meperidin (intra

muskuler) setiap 3 jam sekali, fungsi nya apa, kenapa harus diberikan dan di area

mana ? bila diperlukan untuk mengatasi rasa sakit atau dapat disuntikan dengan

cara serupa 10 mg morfin. Selain morfin apalagi yang biasa diberikan untuk

mengurangi nyeri ?

2. Wanita dengan ukuran tubuh kecil, dosis Meperidin yang diberikan adalah 50 mg.

Cari table meperidin untuk SC pada bumil.

3. Wanita dengan ukuran besar, dosis yang lebih tepat adalah 100 mg Meperidin.

4. Obat-obatan antiemetik, misalnya protasin 25 mg biasanya diberikan bersama-sama

dengan pemberian preparat narkotik.

5

Page 6: BAB I Post Sc Buat Dibagiin

c. Tanda-tanda Vital

Tanda-tanda vital harus diperiksa 4 jam sekali, perhatikan tekanan darah, nadi jumlah

urine serta jumlah darah yang hilang dan keadaan fundus harus diperiksa.

d. Terapi cairan dan Diet

Untuk pedoman umum, pemberian 3 liter larutan RL, terbukti sudah cukup selama

pembedahan dan dalam 24 jam pertama berikutnya, meskipun demikian, jika output

urine jauh di bawah 30 ml / jam, pasien harus segera di evaluasi kembali paling lambat

pada hari kedua.

e. Vesika Urinarius dan Usus

Di ppt jadi Pemasangan Kateter dan pengecekan bising usus. Kateter dapat dilepaskan

setelah 12 jam, post operasi atau pada keesokan paginya setelah operasi. Biasanya

bising usus belum terdengar pada hari pertama setelah pembedahan, pada hari kedua

bising usus masih lemah, dan usus baru aktif kembali pada hari ketiga.

f. Ambulasi

Pada hari pertama setelah pembedahan, pasien dengan bantuan perawatan dapat

bangun dari tempat tidur sebentar, sekurang-kurang 2 kali pada hari kedua pasien

dapat berjalan dengan pertolongan.

g. Perawatan Luka

Luka insisi di inspeksi setiap hari, sehingga pembalut luka yang alternatif ringan tanpa

banyak plester sangat menguntungkan, secara normal jahitan kulit dapat diangkat

setelah hari ke empat setelah pembedahan. Paling lambat hari ke tiga post partum,

pasien dapat mandi tanpa membahayakan luka insisi.

h. Laboratorium

Secara rutin hematokrit diukur pada pagi setelah operasi, hematokrit tersebut harus

segera di cek kembali bila terdapat kehilangan darah yang tidak biasa atau keadaan

lain yang menunjukkan hipovolemia.

i. Perawatan Payudara.

Pemberian ASI dapat dimulai pada satu hari post operasi jika ibu memutuskan tidak

menyusui, pemasangan pembalut payudara yang mengencangkan payudara tanpa

banyak menimbulkan kompesi, biasanya mengurangi rasa nyeri.

j. Memulangkan Pasien Dari Rumah Sakit.

Seorang pasien yang baru melahirkan mungkin lebih aman bila diperbolehkan pulang

dari rumah sakit pada hari ke empat dan ke lima post operasi, aktivitas ibu

seminggunya harus dibatasi hanya untuk perawatan bayinya dengan bantuan orang

lain.

6

Page 7: BAB I Post Sc Buat Dibagiin

2.8 Asuhan Keperawatan

1. PENGKAJIAN

Sirkulasi : Hipertensi, pendarahan per vagina

Makanan : nyeri epigastrium,

Nyeri : distocia, nyeri tekan uterus, persalinan lama

Seksualitas : Tumor / neoplasma yang dihambat jalan lahir kehamilan multiple

atau gestasi, disproposi sepalo pelvis, riwayat seksio sesaria

sebelumnya

a. Identitas Pasien

Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agam, alamat, status

perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik, yang mengirim,

cara masuk, alasan masuk, keadaan umum tanda vital.

b. Data Riwayat Kesehatan

- Riwayat kesehatan sekarang.

Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit

dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien operasi.

- Riwayat Kesehatan Dahulu

Meliputi penyakit yang lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang,

maksudnya apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama (Plasenta

previa).

- Riwayat Kesehatan Keluarga

Meliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga pasien ada juga

mempunyai riwayat persalinan plasenta previa.

c. Data Sosial Ekonomi

Penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja, akan tetapi kemungkinan dapat lebih

sering terjadi pada penderita malnutrisi dengan sosial ekonomi rendah.

d. Data Psikologis

- Pasien biasanya dalam keadaan labil.

- Pasien biasanya cemas akan keadaan seksualitasnya.

- Harga diri pasien terganggu

7

Page 8: BAB I Post Sc Buat Dibagiin

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. nyeri akut berhubungan dengan trauma pembedahan (Doengoes,2001).

2. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / kulit rusak

(Doengoes,2001).

3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada konsep diri, transmisi /

kontak interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi (Doengoes,2001).

3. INTERVENSI

1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma pembedahan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam gangguan rasa

nyaman nyeri tersebut dapat berkurang atau hilang.

Kriteria hasil :

a. Mengungkapkan kekurangan rasa nyeri.

b. Tampak rileks dan mampu tidur.

Intervensi :

1) Tentukan lokasi dan karakteristik nyeri perhatikan isyarat verbal dan non

verbal seperti meringis.

Rasional : pasien mungkin tidak secara verbal melaporkan nyeri dan

ketidaknyamanan secara langsung. Membedakan karakteristik khusus dari

nyeri membantu membedakan nyeri paska operasi dari terjadinya

komplikasi.

2) Beri informasi dan petunjuk antisipasi mengenai penyebab nyeri dan

intervensi yang tepat.

Rasional : meningkatkan pemecahan masalah, membantu mengurangi

kemungkinan nyeri memicu ansietas.

3) Evaluasi tekanan darah dan nadi ; perhatikan perubahan perilaku.

Rasional : pada banyak pasien, nyeri dapat menyebabkan gelisah, serta

tekanan darah dan nadi meningkat. Analgesia dapat menurunkan tekanan

darah.

4) Perhatikan nyeri tekan uterus dan adanya atau karakteristik nyeri.

Rasional : selama 12 jam pertama post partum, kontraksi uterus kuat dan

teratur dan ini berlanjut 2 – 3 hari berikutnya, meskipun frekuensi dan

intensitasnya dikurangi faktor-faktor yang memperberat nyeri penyerta

meliputi multipara, overdistersi uterus.

8

Page 9: BAB I Post Sc Buat Dibagiin

5) Ubah posisi pasien, kurangi rangsangan berbahaya dan berikan gosokan

punggung dan gunakan teknik pernafasan dan relaksasi dan distraksi.

Rasional : merilekskan otot dan mengalihkan perhatian dari sensasi nyeri.

Meningkatkan kenyamanan dan menurunkan distraksi tidak

menyenangkan, meningkatkan nyaman.

6) Lakukan nafas dalam dengan menggunakan prosedur - prosedur

pembebasan dengan tepat 30 menit setelah pemberian analgesik.

Rasional : nafas dalam meningkatkan upaya pernapasan. Pembebasan

menurunkan regangan dan tegangan area insisi dan mengurangi nyeri dan

ketidaknyamanan berkenaan dengan gerakan otot abdomen.

7) Anjurkan ambulasi dini. Anjurkan menghindari makanan atau cairan

berbentuk gas; misal : kacang-kacangan, kol, minuman karbonat.

Rasional : menurunkan pembentukan gas dan meningkatkan peristaltik

untuk menghilangkan ketidaknyamanan karena akumulasi gas.

8) Anjurkan penggunaan posisi rekumben lateral kiri gambarnya yaaa

Rasional : memungkinkan gas meningkatkan dari kolon desenden ke

sigmoid, memudahkan pengeluaran.

9) Cegah Infeksi hemoroid pada perineum. Anjurkan penggunaan es secara 20

menit setiap 24 jam, penggunaan bantal untuk peninggian pelvis sesuai

kebutuhan.

Rasional : membantu regresi hemoroid dan varises vulva dengan

meningkatkan vasokontriksi, menurunkan ketidak nyamanan dan gatal, dan

meningkatkan fungsi usus normal.

10) Palpasi kandung kemih, perhatikan adanya rasa penuh. Memudahkan

berkemih periodik setelah pengangkatan kateter.

Rasional : kembali fungsi kandung kemih normal memerlukan 4-7 hari

dan overdistensi kandung kemih menciptakan perasaan dan

ketidaknyamanan.

9

Page 10: BAB I Post Sc Buat Dibagiin

2. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / kulit

rusak

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam infeksi pada kulit

tidak terjadi.

Kriteria hasil :

a) Luka bebas dari drainase purulen dengan tanda awal penyembuhan.

b) Bebas dari infeksi, tidak demam, urin jernih kuning pucat.

Intervensi :

1) Anjurkan dan gunakan teknik mencuci tangan dengan cermat dan

pembuangan pengalas kotoran, pembalut perineal dan linen terkontaminasi

dengan tepat.

Rasional : membantu mencegah atau membatasi penyebaran infeksi.

2) Tinjau ulang hemogolobin / hematokrit pranantal ; perhatikan adanya

kondisi yang mempredisposisikan pasien pada infeksi paska seksio sesaria.

Rasional : anemia, diabetes dan persalinan yang lama sebelum kelahiran

sesarea meningkatkan resiko infeksi dan memperlambat penyembahan.

3) Kaji status nutrisi pasien. Perhatikan penampilan rambut, kuku jari, kulit

dan sebagainya Perhatikan berat badan sebelum hamil dan penambahan

berat badan prenatal.

Rasional : pasien yang berat badan 20% dibawah berat badan normal atau

yang anemia atau yang malnutrisi, lebih rentan terhadap infeksi paska

seksio sesaria dan dapat memerlukan diet khusus.

4) Dorong masukkan cairan oral dan diet tinggi protein, vitamin C dan besi.

Rasional : mencegah dehidrasi ; memaksimalkan volume, sirkulasi dan

aliran urin, protein dan vitamin C diperlukan untuk pembentukan kolagen,

besi diperlukan untuk sintesi hemoglobin.

5) Inspeksi balutan abdominal terhadap eksudat atau rembesan. Lepas balutan

sesuai indikasi.

Rasional : balutan steril menutupi luka pada 24 jam pertama kelahiran

sesarea membantu melindungi luka dari cedera atau kontaminasi.

Rembesan dapat menandakan hematoma.

6) Inspeksi insisi terhadap proses penyembuhan, perhatikan kemerahan

oedema, nyeri, eksudat atau gangguan penyatuan.

Rasional : tanda-tanda ini menandakan infeksi luka biasanya disebabkan

oleh kuman / bakteri steptococus.

10

Page 11: BAB I Post Sc Buat Dibagiin

7) Bantu sesuai kebutuhan pada pengangkatan jahitan kulit, atau klips.

Rasional : insisi biasanya sudah cukup membaik untuk dilakukan

pengangkatan jahitan pada hari ke 4 / 5.

8) Dorong pasien untuk mandi shower dengan menggunakan air hangat setiap

hari.

Rasional :Mandi shower biasanya diizinkan setelah hari kedua setelah

kelahiran sesarea, dapat merangsang sirkulasi darah dan penyembuhan

luka.

9) Kaji suhu, nadi dan jumlah sel darah putih.

Rasional : Demam paska operasi hari ketiga, leucositosis dan tachicardia

menunjukkan infeksi. Peningkatan suhu sampai 38,3o C dalam 24 jam

pertama sangat mengindentifikasikan infeksi.

10) Kaji lokasi dan kontraktilitas uterus ; perhatikan perubahan involusi atau

adanya nyeri tekan uterus yang ekstrem.

Rasional : Setelah kelahiran seksio sesarea, fundus tetap pada ketinggian

umbilikus selama sampai 5 hari, bila involusi mulai disertai dengan

peningkatan aliran lokhea, perlambatan involusi meningkatkan resiko

endometritis. Perkembangan nyeri tekan ekstrem menandakan

kemungkinan jaringan plasenta tertahan atau infeksi.

3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada konsep diri,

transmisi / kontak interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam ansietas atau

kecemasan dapat hilang.

Kriteria hasil :

a) Mengungkapkan perasaan ansietas

b) Melaporkan bahwa ansietas sudah menurun

c) Pasien tampak rileks, dapat tidur / istirahat dengan benar.

Intervensi :

1) Dorong keberadaan atau partisipasi pasangan

Rasional : memberikan dukungan emosional; dapat mendorong

mengungkapkan masalah.

11

Page 12: BAB I Post Sc Buat Dibagiin

2) Tentukan tingkat ansietas pasien dan sumber dari masalah.

Rasional : Mendorong pasien atau pasangan untuk mengungkapkan

keluhan atau harapan yang tidak terpenuhi dalam proses ikatan/menjadi

orangtua.

3) Bantu pasien atau pasangan dalam mengidentifikasi mekanisme koping

baru yang lazim dan perkembangan strategi koping baru jika dibutuhkan.

Rasional : membantu memfasilitasi adaptasi yang positif terhadap peran

baru, mengurangi perasaan ansietas.

4) Memberikan informasi yang akurat tentang keadaan pasien dan bayi.

Rasional : informasi yang tidak akurat atau kesalahpahaman dapat

meningkatkan tingkat ansietas.

5) Mulai kontak antara pasien / pasangan dengan baik sesegera mungkin.

Rasional : mengurangi ansietas yang mungkin berhubungan dengan

penanganan bayi, takut terhadap sesuatu yang tidak diketahui, atau

menganggap hal yang buruk berkenaan dengan keadaan bayi.

12

Page 13: BAB I Post Sc Buat Dibagiin

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan.

Operasi Caesar atau sering disebut dengan seksio sesarea adalah melahirkan janin melalui

sayatan dinding perut (abdomen) dan dinding rahim (uterus) yang bertujuan untuk

menyelamatkan kehidupan baik pada ibu maupun pada bayi.. Seksio sesaria adalah suatu

persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan

dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram.

( Wiknjosastro, 2005).

Jenis–jenis seksio sesarea :

1. Seksio sesarea klasik (korporal) Cari gambarnya !

Dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira – kira sepanjang 10 cm.

2. Seksio sesarea ismika (profunda) Cari gambarnya !

Dengan sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10 cm.

Penyebab :

1. Indikasi Yang Berasal Dari Ibu

Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primipara tua disertai kelainan letak

ada, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin / panggul), sejarah kehamilan dan

persalinan yang buruk, terdapat kesempitan panggul, plasenta previa terutama pada

primigravida, solutio plasenta tingkat I – II, komplikasi kehamilan yaitu preeklampsia-

eklampsia, atas permintaan, kehamilan yang disertai penyakit (Jantung, DM),

gangguan perjalanan persalinan ( kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya ).

2. Indikasi Yang Berasal Dari Janin.

Fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin, prolapsus

tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau forseps ekstraksi.

3.2 Saran.

Dalam menangani kasus seperti ini diharapkan mahasiswa/i dapat mengetahui Asuhan

Keperawatan dari penyakit tersebut.

13

Page 14: BAB I Post Sc Buat Dibagiin

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Doengoes, M. 2001. Rencana Perawatan Maternitas /Bayi, Jakarta: EGC

2. Winkjosastro, H.Dkk. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

3. Mochtar,R. 2002. Sinopsis Obsterti: Obsterti operatif, Obsterti social Jilid 2. Jakarta:

EGC

14