bab i pendahuluan -...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang dalam beberapa aspek di
kehidupan Pendidikan memiliki peranan penting dalam hal ini Pendidikan
merupakan sutau pondasi dasar dan memegang peran penting terhadap suatu
kemajuan suatu negara Di era globalisasi manusia dituntut untuk
memperisapkan diri agar bersaing secara global profesional dan menjunjung
nilai sportivitas Pendidikan dapat merubah kepribadian individu menjadi
kepribadian yang lebih baik Salah satunya melalui pembelajaran matematika
yang dapat membentuk karakter siswa menjadi karakter atau kepribadian yang
hebat dan mengembangkan kemampuan serta bakat setiap siswa Kemampuan
dan bakat tersebut wajib dimiliki serta dikembangkan oleh setiap siswa Hal ini
sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika yang dapat mengembangkan
kemampuan serta bakat siswa
Tujuan pembelajaran matematika di Indonesia adalah sebagai berikut 1
1 Memahami konsep matematika menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes akurat efisien dan
tepat dalam pemecahan masalah
2 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi menyusun bukti atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika
3 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah
merancang model matematika menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh
1Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah
2
4 Mengomunikasikan gagasan dengan simbol tabel diagram atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah
5 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu
memiliki rasa ingin tahu perhatian dan minat dalam mempelajari
matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
Tujuan tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip dan standar dari NCTM
(National Council of Teacher of Mathematics) pembelajaran matematika pada
kurikulum pendidikan seharusnya mengacu pada 5 standar proses yaitu
kemampuan pemecahan masalah penalaran dan pembuktian komunikasi
koneksi dan representasi2 Kelima standar ini merupakan anak tangga yang
menopang satu sama lainnya sehingga hanya apabila kelima standar dapat
dipenuhi barulah siswa akan dapat memahami dan menggunakan matematika
secara maksimal dalam kehidupannya
Akan tetapi pendidikan matematika di Indonesia belum termasuk
baikHasil survei PISA (Programme of International Student Assessment) tahun
2015 menunjukkan bahwa Indonesia menempati posisi 69 dari 76 negara untuk
bidang matematika Indonesia dengan skor 386 yang jauh dibawah rata-rata skor
OECD yaitu 490
Hasil PISA tahun 2015 yang berfokus untuk mengukur kecakapan
matematika anak usia 15 tahun pada kategori science reading and mathematics
untuk share of top performers in at least one subject (level 5 or 6) Indonesia
hanya mampu mencapai 08 dari standar PISA 1533 Data tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan pada level 5 atau 6 siswa Indonesia yang dapat
mengukur kemampuan berpikir matematis masih di bawah rata-rata skor PISA
Kemampuan berpikir yang dimaksud pada instrumen PISA adalah untuk
mengukur top performers level 5 or 6 yaitu dengan kriteria mampu menentukan
2Leo Adhar Effendi ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk
Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Siswa SMPrdquo Jurnal Penelitian
Pendidikan 13 2012 h 2 3PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2015 Results in
Focus (ttp OECD Publishing 2016) h 5
3
strategi dari pemecahan masalah mengonseptualisasi menggeneralisasi
bernalar mengomunikasikan tindakan dan merefleksikan penemuan mereka
menginterpretasi dan memberikan argumentasi4
Selain itu skor Indonesia dalam Trends in International Mathematics and
Science Study (TIMSS) tahun 2011 yang dikutip oleh Nuriana Rachmani Dewi
menunjukkan penurunan jika dibandingkan tahun 2007 Untuk skor TIMSS
tahun 2007 sebesar 399 kemudian mengalami penurunan menjadi 392 pada tahun
20115Penuruan skor tersebut mungkin disebabkan karena kurangnya
kemampuan berpikir matematis pada diri siswa termasuk di dalamnya
kemampuan komunikasi matematis
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di MTs
Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20172018 menunjukkan bahwa kemampuan
komunikasi matematis siswa masih tergolong rendah Rata-rata nilai untuk
indikator membuat sketsa gambar dan menyatakan permasalahan ke dalam
bentuk model matematika serta menyelesaikannya dalam menentukan luas
persegi panjang dan belah ketupat siswa hanya mampu mencapai rata-rata 1470
Seiring dengan penelitian pendahuluan penulis penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Safiqotul menyatakan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Ekspositori adalah
57546Pada indikator kemampuan menggunakan notasi matematik dan
strukturnya untuk menyajikan ide kemampuan menyajikan masalah matematika
dalam bentuk objek (gambar diagram dan tabel) serta kemampuan dalam
menyusun argumen dan penyelesaian matematika Hal ini menunjukkan bahwa
siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan
4PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading and Science
Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014) h 61 5Nuriana Rachmani Dewi ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding SNMPM
Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret 2013) h2 6 Safiqotul Aimmah ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
4
gagasan-gagasannya serta siswa mengalami kesulitan dalam
mengkomunikasikan ide-ide dan simbol-simbol matematikaKompetensi yang
dasar dimiliki oleh sesorang siswa adalah kemampuan pemahaman komunikasi
dan berhitungKemampuan komunikasi menjadi sangat penting dalam
penyelesaian soal matematika
Mengingat pentingnya komunikasi matematis maka perlu
dikembangkannya suatu model pembelajaran yang tepat dan inovatif diperlukan
untuk meningkatkan suasana belajar yang aktif dan dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis siswa Salah satu model pembelajaran yang
diperkirakan sesuai dan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis
siswa adalah model pembelajaran RoleM (Representations Oral Language and
Engagement In Mathematics)
Model pembelajaran RoleM merupakan model yang dapat mendorong
siswa untuk aktif dalam belajar serta siswa dapat mengembangkan berbagai
keterampilan matematika secara optimal Model ini memiliki enam tahapan
yaitu Learning Pathways (Alur Pembelajaran) Integerated Experiences
(Pengalaman Terpadu) Multi Representations (Multi Representasi) Language
Building (PondasiBangunan Bahasa) Engaging and Focused (Terlibat dan
Fokus) serta Making Connections (Membuat Koneksi)
Pada tahap learning pathways tahapan perkembangan di dalam
pembelajaran guru mengawali dengan menjelaskan materi pelajaran diikuti
siswa yang bekerja secara kelompok dengan kemampuan yang sama lalu siswa
melakukannya sendiri Pada tahap kedua intergerated experiences yaitu proses
mendengarkan membaca menulis merekam memanipulasi dan berbicara
tentang konsep-konsep untuk meningkatkan keterampilan siswa Pada tahap
ketiga multi representations yaitu menggunakan dan menghubungkan konsep
untuk mempresentasikan matematika seperti penomoran garis grafik dan
simbolKemudian tahap language building yaitu mendorong siswa untuk
menggunakan bahasa matematika sebagai komunikasi pembelajaran matematika
Tahapan selanjutnya engaging and focused yaitu memastikan bahwa bahan ajar
5
dapat meransang secara visual dan difokuskan pada konsep matematikaTahapan
yang terakhir making connections yaitu menghubungkan konsep-konsep
matematika dengan lingkungan rumah dan sekitarnya
Berdasarkan beberapa uraian di atas menunjukkan bahwa model
pembelajaran RoleM menuntut siswa untuk memiliki kemampuan komunikasi
matematik maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
ldquoPengaruh Model Pembelajaran Representations Oral Language
Engagement in Mathematics (RoleM) terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematis ldquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didefinisikan masalah
sebagai berikut
1 Rendahnya kemampuan matematika siswa di Indonesia
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang relatif masih rendah
3 Siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan
gagasan-gagasannya
4 Siswa mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan ide-ide dan simbol-
simbol matematika
C Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan maka dalam
penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah agar pengkajian masalah dalam
penelitian ini lebih terarah Adapun pembatasan masalahnya antara lain
1 Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembalajaran
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM)
yang merupakan model yang mendorong siswa untuk aktif dan berinovatif
dalam aktivitas pembelajaran matematika
2 Kemampuan komunikasi yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada
kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyajikan dan memaparkan
ide-ide matematika ke dalam bentuk gambar simbol diagram dan tabel secara
rill dan sesuai dengan lingkungan sekitar Penelitian ini dilakukan di
6
SMPMTs di wilayah Jakarta Materi yang diajarkan adalah materi bangun
sisi datar
D Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi maka
perumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian adalah
1 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan
model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM)
2 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan
model pembalajaran saintifik
3 Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa pada
kelas yang menggunakan model pembalajaran Representations Oral
Language and Engagement in Mathematics (RoleM) lebih tinggi dari pada
model pembelajaran saintifik
E Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
1 Mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa
dengan menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language
and Engagement in Mathematics (RoleM)
2 Mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan
model pembalajaran saintifik
3 Menganalisis perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang
diajarkan dengan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) dan yang diajarkan dengan model
pembelajaran saintifik
F Manfaat Penelitian
Penelitian ini penting untuk dilakukan karena dapat memberikan manfaat
sebagai berikut
7
1 Bagi Guru
Dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM)
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 5 Jakarta Utara yang
beralamat di Jalan Sungai Landak No 10 Cilincing Cilincing Jakarta
UtaraPenelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
20182019
B Metode dan Desaian Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperimenMetode quasi eksperimen dipilih karena peneliti tidak dapat
mengontrol variabel-variabel dari luar yang dapat mempengaruhi eksperimen
Dalam penelitian ini peneliti membagi kelompok yang diteliti menjadi dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan
Model Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik kelompok kontrol yang akan diberi
perlakukan dengan pembelajaran konvensional
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomize
Control Group Post Test Only Design yaitu pengontrolan secara acak dengan
menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dan pemberian tes akhir
(post-test) setelah perlakukan yang diberikan karena peneliti hanya
menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa setelah sampel
diberikan perlakuan tanpa menggunakan pre-test Desain penelitian dengan
menggunakan Randomize Control Group Post Test Only Design adalah
sebagaiberikut7
7John W Creswell Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch (Boston Pearson Education Inc 2012) Edisi 4 h 310
27
27
Tabel 31
Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan Post-test
K C O
E X O
Keterangan
K = Kelompok Kontrol
E = Kelompok Eksperimen
C = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional
X = Perlakuan dengan menggunakan Model RoleM
O = Hasil Post-test
Pemberian tes kemampuan komunikasi matematis dilakukan setelah
melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol Perlakukan yang diberikan pada kelompok eksperimen berbeda
dengan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrolParlakuan khusus
diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan Model RoleM dan
pendekatan saintifik dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran
konvensional yang kemudian dilakukan tes kemampuan komunikasi
matematisSetelah dilakukan tes peneliti melakukan analisis terhadap hasil
tes tersebut untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelompok eksperimen dan nilai rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa kelompok kontrol
C Populasi dan Sampel
Berikut merupakan populasi dan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini
1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di MTs
Negeri 5 Jakarta Utara tahun ajaran 20182019 yang terdiri dari delapan
kelas
28
28
2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas
VII MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20182019 Sampel diambil sebanyak
dua kelas dari delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random
Sampling yaitu pengambilan kelas yang ditentukan secara acak untuk menjadi
kelas eksperimen dan kelas kontrol Penentuan kelas secara acak tersebut
dilakukan dengan pengocokkan lima kelas yang menjadi populasi Setelah
dilakukan pengocokkan terpilih kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah siswa sebanyak 34 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol
dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang
D Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi
matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan Model
Representations Oral Language Engagement in Mathematics
(RoleM)sebagai variabel bebas (independent variable)
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tesTes
tersebut dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada
akhir materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Hasil dari
posttest tersebut akan diperoleh data skor kemampuan komunikasi matematis
siswa dari kelompok eksperimen dan skor kemampuan komunikasi matematis
siswa dari kelompok kontrol
F Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat
untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaTes tersebut terdiri
dari 6 soal uraian pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi
matematis yang akan dicapai yaitu melukiskan atau merepresentasikan
gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika menjelaskan ide situasi
29
29
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan
peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika
Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal
Melukiskan atau
merepresentasikan
gambar dalam bentuk
ide dan simbol
matematika
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
persamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling segitiga
1
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
pertidaksamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling
3
Menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara
tulisan dengan gambar
dan aljabar
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep keliling persegi
panjang dengan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel
4
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep pertidaksamaan linear
satu variabel
5
Menyatakan peristiwa
sehari-hari dalam bahasa
atau simbol matematika
Menyelesaikan konsep persamaan linear
satu variabel menggunakan konsep
untung pada kehidupan sehari-hari
2
Menyelesaikan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel menggunakan
konsep volume balokkubus pada
kehidupan sehari-hari
6
30
30
Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk
setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran
kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33
Tabel 33
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
4 Membuat gambar dan
model matematika
serta keterangan
dengan lengkap dan
benar
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
dan benar
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika dengan
benar menggunakan
langkah
penyelesaian tepat
dan jawaban benar
3 Membuat gambar dan
model matematika
keterangan dengan
lengkap tetapi kurang
tepat
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
tetapi kurang tepat
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar menggunakan
langkahpenyelesaian
tepat dan jawaban
salah
2 Membuat gambar dan
model matematika
kurang lengkap
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan kurang lengkap
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar
1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep
0 Tidak ada responjawaban
31
31
Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba
terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui
daya beda dan tingkat kesukaran soal
1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji
validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk
mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson
Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi
5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak
valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal
yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya
valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen
tes akhir (posttest)
2 Daya Pembeda
Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan
rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes
adalah sebagai berikut9
119863119901 =119861119860
119869119860minus
119861119861
119869119861
Keterangan
119863119901 = Daya pembeda butir
119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas
119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah
8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada
2014) h 240 9Ibidh241
32
32
Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10
Tabel 34
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Dp Interpretasi
070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik
040 lt 119863119901 le 070 Baik
020 lt 119863119901 le 040 Cukup
000 lt 119863119901 le 020 Buruk
119863119901 le 000 Sangat buruk
Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria
cukup
3 Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan
tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf
kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada
butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11
119875 =119861
119869119904
Keterangan
P = indeks kesukaran soal yang dicari
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Js = jumlah seluruh siswa
10
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan
Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11
Ali Hamzah op cit h245
33
33
Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12
Tabel 35
Klasifikasi Taraf Kesukaran
Nilai P Interpretasi
119875 = 000 Terlalu sukar
000 lt 119875 le 030 Sukar
030 lt 119875 le 070 Sedang
070 lt 119875 lt 100 Mudah
119875 = 100 Terlalu mudah
Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria
sukar
4 Reabilitas
Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan
instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh
orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka
akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara
signifikan)13
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu
instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya
Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai
Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas
suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang
diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam
menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel
3614
12
Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13
Ibidh206 14
Ibid
34
34
Tabel 36
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi
090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat
baik
070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik
040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup
020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk
119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak
tetapsangat buruk
Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis
siswa dapat dilihat pada Tabel 37
Tabel 37
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi
Matematis
Variabel Hasil Uji Keterangan
Kemampuan
komunikasi matematis
0587
Derajat reliabilitas
sedang (cukup)
Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya
pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari
enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator
menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan
benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki
menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan
matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil
rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38
35
35
G Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk
menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar
hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15
Teknik analisis data inferensial
pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik
inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih
dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji
tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu
sebagai berikut
1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak normal16
Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub
menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore
4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke
kolomDependent List kemudian pilih plots
5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik
kembali ceklist tersebut
6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with
test lalu klik continue dan OK17
15
Ibid h 242 16
Ibid h 243 17
Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157
36
36
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan
hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005
maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki
variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18
Berikut
merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas
menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 12059012 = 1205902
2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)
1198671 12059012 ne 1205902
2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan
value 2 yang mewakili data kelompok kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare
Means kemudian klik One Way ANOVA
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke
Dependent List
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Factor
6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test
kemudian klik continue lalu OK19
Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis
yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances
pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi
nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen
18
Ibid h 159 19
Ibidh 169-170
37
37
dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan
komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen
3 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya
dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t
(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan
perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas kontrol
2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji
kesamaan rata-ratanya
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu
Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom
Test Variable (s)
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Define Groups
6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada
masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2
kemudian klik continue lalu OK20
Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi
sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig
gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis
20
Ibid h 300-301
38
38
siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai
Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
1198670∶1205831le 1205832
1198671∶1205831gt1205832
Keterangan
119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas kontrol
1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas kontrol
1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
2
4 Mengomunikasikan gagasan dengan simbol tabel diagram atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah
5 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu
memiliki rasa ingin tahu perhatian dan minat dalam mempelajari
matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
Tujuan tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip dan standar dari NCTM
(National Council of Teacher of Mathematics) pembelajaran matematika pada
kurikulum pendidikan seharusnya mengacu pada 5 standar proses yaitu
kemampuan pemecahan masalah penalaran dan pembuktian komunikasi
koneksi dan representasi2 Kelima standar ini merupakan anak tangga yang
menopang satu sama lainnya sehingga hanya apabila kelima standar dapat
dipenuhi barulah siswa akan dapat memahami dan menggunakan matematika
secara maksimal dalam kehidupannya
Akan tetapi pendidikan matematika di Indonesia belum termasuk
baikHasil survei PISA (Programme of International Student Assessment) tahun
2015 menunjukkan bahwa Indonesia menempati posisi 69 dari 76 negara untuk
bidang matematika Indonesia dengan skor 386 yang jauh dibawah rata-rata skor
OECD yaitu 490
Hasil PISA tahun 2015 yang berfokus untuk mengukur kecakapan
matematika anak usia 15 tahun pada kategori science reading and mathematics
untuk share of top performers in at least one subject (level 5 or 6) Indonesia
hanya mampu mencapai 08 dari standar PISA 1533 Data tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan pada level 5 atau 6 siswa Indonesia yang dapat
mengukur kemampuan berpikir matematis masih di bawah rata-rata skor PISA
Kemampuan berpikir yang dimaksud pada instrumen PISA adalah untuk
mengukur top performers level 5 or 6 yaitu dengan kriteria mampu menentukan
2Leo Adhar Effendi ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk
Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Siswa SMPrdquo Jurnal Penelitian
Pendidikan 13 2012 h 2 3PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2015 Results in
Focus (ttp OECD Publishing 2016) h 5
3
strategi dari pemecahan masalah mengonseptualisasi menggeneralisasi
bernalar mengomunikasikan tindakan dan merefleksikan penemuan mereka
menginterpretasi dan memberikan argumentasi4
Selain itu skor Indonesia dalam Trends in International Mathematics and
Science Study (TIMSS) tahun 2011 yang dikutip oleh Nuriana Rachmani Dewi
menunjukkan penurunan jika dibandingkan tahun 2007 Untuk skor TIMSS
tahun 2007 sebesar 399 kemudian mengalami penurunan menjadi 392 pada tahun
20115Penuruan skor tersebut mungkin disebabkan karena kurangnya
kemampuan berpikir matematis pada diri siswa termasuk di dalamnya
kemampuan komunikasi matematis
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di MTs
Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20172018 menunjukkan bahwa kemampuan
komunikasi matematis siswa masih tergolong rendah Rata-rata nilai untuk
indikator membuat sketsa gambar dan menyatakan permasalahan ke dalam
bentuk model matematika serta menyelesaikannya dalam menentukan luas
persegi panjang dan belah ketupat siswa hanya mampu mencapai rata-rata 1470
Seiring dengan penelitian pendahuluan penulis penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Safiqotul menyatakan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Ekspositori adalah
57546Pada indikator kemampuan menggunakan notasi matematik dan
strukturnya untuk menyajikan ide kemampuan menyajikan masalah matematika
dalam bentuk objek (gambar diagram dan tabel) serta kemampuan dalam
menyusun argumen dan penyelesaian matematika Hal ini menunjukkan bahwa
siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan
4PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading and Science
Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014) h 61 5Nuriana Rachmani Dewi ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding SNMPM
Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret 2013) h2 6 Safiqotul Aimmah ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
4
gagasan-gagasannya serta siswa mengalami kesulitan dalam
mengkomunikasikan ide-ide dan simbol-simbol matematikaKompetensi yang
dasar dimiliki oleh sesorang siswa adalah kemampuan pemahaman komunikasi
dan berhitungKemampuan komunikasi menjadi sangat penting dalam
penyelesaian soal matematika
Mengingat pentingnya komunikasi matematis maka perlu
dikembangkannya suatu model pembelajaran yang tepat dan inovatif diperlukan
untuk meningkatkan suasana belajar yang aktif dan dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis siswa Salah satu model pembelajaran yang
diperkirakan sesuai dan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis
siswa adalah model pembelajaran RoleM (Representations Oral Language and
Engagement In Mathematics)
Model pembelajaran RoleM merupakan model yang dapat mendorong
siswa untuk aktif dalam belajar serta siswa dapat mengembangkan berbagai
keterampilan matematika secara optimal Model ini memiliki enam tahapan
yaitu Learning Pathways (Alur Pembelajaran) Integerated Experiences
(Pengalaman Terpadu) Multi Representations (Multi Representasi) Language
Building (PondasiBangunan Bahasa) Engaging and Focused (Terlibat dan
Fokus) serta Making Connections (Membuat Koneksi)
Pada tahap learning pathways tahapan perkembangan di dalam
pembelajaran guru mengawali dengan menjelaskan materi pelajaran diikuti
siswa yang bekerja secara kelompok dengan kemampuan yang sama lalu siswa
melakukannya sendiri Pada tahap kedua intergerated experiences yaitu proses
mendengarkan membaca menulis merekam memanipulasi dan berbicara
tentang konsep-konsep untuk meningkatkan keterampilan siswa Pada tahap
ketiga multi representations yaitu menggunakan dan menghubungkan konsep
untuk mempresentasikan matematika seperti penomoran garis grafik dan
simbolKemudian tahap language building yaitu mendorong siswa untuk
menggunakan bahasa matematika sebagai komunikasi pembelajaran matematika
Tahapan selanjutnya engaging and focused yaitu memastikan bahwa bahan ajar
5
dapat meransang secara visual dan difokuskan pada konsep matematikaTahapan
yang terakhir making connections yaitu menghubungkan konsep-konsep
matematika dengan lingkungan rumah dan sekitarnya
Berdasarkan beberapa uraian di atas menunjukkan bahwa model
pembelajaran RoleM menuntut siswa untuk memiliki kemampuan komunikasi
matematik maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
ldquoPengaruh Model Pembelajaran Representations Oral Language
Engagement in Mathematics (RoleM) terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematis ldquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didefinisikan masalah
sebagai berikut
1 Rendahnya kemampuan matematika siswa di Indonesia
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang relatif masih rendah
3 Siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan
gagasan-gagasannya
4 Siswa mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan ide-ide dan simbol-
simbol matematika
C Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan maka dalam
penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah agar pengkajian masalah dalam
penelitian ini lebih terarah Adapun pembatasan masalahnya antara lain
1 Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembalajaran
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM)
yang merupakan model yang mendorong siswa untuk aktif dan berinovatif
dalam aktivitas pembelajaran matematika
2 Kemampuan komunikasi yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada
kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyajikan dan memaparkan
ide-ide matematika ke dalam bentuk gambar simbol diagram dan tabel secara
rill dan sesuai dengan lingkungan sekitar Penelitian ini dilakukan di
6
SMPMTs di wilayah Jakarta Materi yang diajarkan adalah materi bangun
sisi datar
D Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi maka
perumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian adalah
1 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan
model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM)
2 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan
model pembalajaran saintifik
3 Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa pada
kelas yang menggunakan model pembalajaran Representations Oral
Language and Engagement in Mathematics (RoleM) lebih tinggi dari pada
model pembelajaran saintifik
E Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
1 Mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa
dengan menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language
and Engagement in Mathematics (RoleM)
2 Mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan
model pembalajaran saintifik
3 Menganalisis perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang
diajarkan dengan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) dan yang diajarkan dengan model
pembelajaran saintifik
F Manfaat Penelitian
Penelitian ini penting untuk dilakukan karena dapat memberikan manfaat
sebagai berikut
7
1 Bagi Guru
Dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM)
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 5 Jakarta Utara yang
beralamat di Jalan Sungai Landak No 10 Cilincing Cilincing Jakarta
UtaraPenelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
20182019
B Metode dan Desaian Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperimenMetode quasi eksperimen dipilih karena peneliti tidak dapat
mengontrol variabel-variabel dari luar yang dapat mempengaruhi eksperimen
Dalam penelitian ini peneliti membagi kelompok yang diteliti menjadi dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan
Model Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik kelompok kontrol yang akan diberi
perlakukan dengan pembelajaran konvensional
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomize
Control Group Post Test Only Design yaitu pengontrolan secara acak dengan
menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dan pemberian tes akhir
(post-test) setelah perlakukan yang diberikan karena peneliti hanya
menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa setelah sampel
diberikan perlakuan tanpa menggunakan pre-test Desain penelitian dengan
menggunakan Randomize Control Group Post Test Only Design adalah
sebagaiberikut7
7John W Creswell Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch (Boston Pearson Education Inc 2012) Edisi 4 h 310
27
27
Tabel 31
Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan Post-test
K C O
E X O
Keterangan
K = Kelompok Kontrol
E = Kelompok Eksperimen
C = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional
X = Perlakuan dengan menggunakan Model RoleM
O = Hasil Post-test
Pemberian tes kemampuan komunikasi matematis dilakukan setelah
melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol Perlakukan yang diberikan pada kelompok eksperimen berbeda
dengan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrolParlakuan khusus
diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan Model RoleM dan
pendekatan saintifik dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran
konvensional yang kemudian dilakukan tes kemampuan komunikasi
matematisSetelah dilakukan tes peneliti melakukan analisis terhadap hasil
tes tersebut untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelompok eksperimen dan nilai rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa kelompok kontrol
C Populasi dan Sampel
Berikut merupakan populasi dan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini
1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di MTs
Negeri 5 Jakarta Utara tahun ajaran 20182019 yang terdiri dari delapan
kelas
28
28
2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas
VII MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20182019 Sampel diambil sebanyak
dua kelas dari delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random
Sampling yaitu pengambilan kelas yang ditentukan secara acak untuk menjadi
kelas eksperimen dan kelas kontrol Penentuan kelas secara acak tersebut
dilakukan dengan pengocokkan lima kelas yang menjadi populasi Setelah
dilakukan pengocokkan terpilih kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah siswa sebanyak 34 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol
dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang
D Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi
matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan Model
Representations Oral Language Engagement in Mathematics
(RoleM)sebagai variabel bebas (independent variable)
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tesTes
tersebut dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada
akhir materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Hasil dari
posttest tersebut akan diperoleh data skor kemampuan komunikasi matematis
siswa dari kelompok eksperimen dan skor kemampuan komunikasi matematis
siswa dari kelompok kontrol
F Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat
untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaTes tersebut terdiri
dari 6 soal uraian pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi
matematis yang akan dicapai yaitu melukiskan atau merepresentasikan
gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika menjelaskan ide situasi
29
29
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan
peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika
Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal
Melukiskan atau
merepresentasikan
gambar dalam bentuk
ide dan simbol
matematika
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
persamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling segitiga
1
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
pertidaksamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling
3
Menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara
tulisan dengan gambar
dan aljabar
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep keliling persegi
panjang dengan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel
4
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep pertidaksamaan linear
satu variabel
5
Menyatakan peristiwa
sehari-hari dalam bahasa
atau simbol matematika
Menyelesaikan konsep persamaan linear
satu variabel menggunakan konsep
untung pada kehidupan sehari-hari
2
Menyelesaikan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel menggunakan
konsep volume balokkubus pada
kehidupan sehari-hari
6
30
30
Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk
setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran
kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33
Tabel 33
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
4 Membuat gambar dan
model matematika
serta keterangan
dengan lengkap dan
benar
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
dan benar
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika dengan
benar menggunakan
langkah
penyelesaian tepat
dan jawaban benar
3 Membuat gambar dan
model matematika
keterangan dengan
lengkap tetapi kurang
tepat
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
tetapi kurang tepat
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar menggunakan
langkahpenyelesaian
tepat dan jawaban
salah
2 Membuat gambar dan
model matematika
kurang lengkap
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan kurang lengkap
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar
1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep
0 Tidak ada responjawaban
31
31
Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba
terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui
daya beda dan tingkat kesukaran soal
1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji
validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk
mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson
Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi
5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak
valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal
yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya
valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen
tes akhir (posttest)
2 Daya Pembeda
Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan
rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes
adalah sebagai berikut9
119863119901 =119861119860
119869119860minus
119861119861
119869119861
Keterangan
119863119901 = Daya pembeda butir
119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas
119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah
8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada
2014) h 240 9Ibidh241
32
32
Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10
Tabel 34
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Dp Interpretasi
070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik
040 lt 119863119901 le 070 Baik
020 lt 119863119901 le 040 Cukup
000 lt 119863119901 le 020 Buruk
119863119901 le 000 Sangat buruk
Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria
cukup
3 Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan
tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf
kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada
butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11
119875 =119861
119869119904
Keterangan
P = indeks kesukaran soal yang dicari
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Js = jumlah seluruh siswa
10
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan
Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11
Ali Hamzah op cit h245
33
33
Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12
Tabel 35
Klasifikasi Taraf Kesukaran
Nilai P Interpretasi
119875 = 000 Terlalu sukar
000 lt 119875 le 030 Sukar
030 lt 119875 le 070 Sedang
070 lt 119875 lt 100 Mudah
119875 = 100 Terlalu mudah
Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria
sukar
4 Reabilitas
Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan
instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh
orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka
akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara
signifikan)13
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu
instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya
Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai
Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas
suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang
diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam
menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel
3614
12
Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13
Ibidh206 14
Ibid
34
34
Tabel 36
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi
090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat
baik
070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik
040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup
020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk
119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak
tetapsangat buruk
Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis
siswa dapat dilihat pada Tabel 37
Tabel 37
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi
Matematis
Variabel Hasil Uji Keterangan
Kemampuan
komunikasi matematis
0587
Derajat reliabilitas
sedang (cukup)
Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya
pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari
enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator
menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan
benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki
menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan
matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil
rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38
35
35
G Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk
menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar
hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15
Teknik analisis data inferensial
pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik
inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih
dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji
tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu
sebagai berikut
1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak normal16
Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub
menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore
4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke
kolomDependent List kemudian pilih plots
5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik
kembali ceklist tersebut
6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with
test lalu klik continue dan OK17
15
Ibid h 242 16
Ibid h 243 17
Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157
36
36
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan
hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005
maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki
variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18
Berikut
merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas
menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 12059012 = 1205902
2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)
1198671 12059012 ne 1205902
2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan
value 2 yang mewakili data kelompok kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare
Means kemudian klik One Way ANOVA
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke
Dependent List
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Factor
6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test
kemudian klik continue lalu OK19
Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis
yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances
pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi
nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen
18
Ibid h 159 19
Ibidh 169-170
37
37
dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan
komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen
3 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya
dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t
(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan
perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas kontrol
2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji
kesamaan rata-ratanya
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu
Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom
Test Variable (s)
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Define Groups
6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada
masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2
kemudian klik continue lalu OK20
Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi
sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig
gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis
20
Ibid h 300-301
38
38
siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai
Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
1198670∶1205831le 1205832
1198671∶1205831gt1205832
Keterangan
119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas kontrol
1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas kontrol
1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
3
strategi dari pemecahan masalah mengonseptualisasi menggeneralisasi
bernalar mengomunikasikan tindakan dan merefleksikan penemuan mereka
menginterpretasi dan memberikan argumentasi4
Selain itu skor Indonesia dalam Trends in International Mathematics and
Science Study (TIMSS) tahun 2011 yang dikutip oleh Nuriana Rachmani Dewi
menunjukkan penurunan jika dibandingkan tahun 2007 Untuk skor TIMSS
tahun 2007 sebesar 399 kemudian mengalami penurunan menjadi 392 pada tahun
20115Penuruan skor tersebut mungkin disebabkan karena kurangnya
kemampuan berpikir matematis pada diri siswa termasuk di dalamnya
kemampuan komunikasi matematis
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di MTs
Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20172018 menunjukkan bahwa kemampuan
komunikasi matematis siswa masih tergolong rendah Rata-rata nilai untuk
indikator membuat sketsa gambar dan menyatakan permasalahan ke dalam
bentuk model matematika serta menyelesaikannya dalam menentukan luas
persegi panjang dan belah ketupat siswa hanya mampu mencapai rata-rata 1470
Seiring dengan penelitian pendahuluan penulis penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Safiqotul menyatakan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Ekspositori adalah
57546Pada indikator kemampuan menggunakan notasi matematik dan
strukturnya untuk menyajikan ide kemampuan menyajikan masalah matematika
dalam bentuk objek (gambar diagram dan tabel) serta kemampuan dalam
menyusun argumen dan penyelesaian matematika Hal ini menunjukkan bahwa
siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan
4PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading and Science
Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014) h 61 5Nuriana Rachmani Dewi ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding SNMPM
Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret 2013) h2 6 Safiqotul Aimmah ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
4
gagasan-gagasannya serta siswa mengalami kesulitan dalam
mengkomunikasikan ide-ide dan simbol-simbol matematikaKompetensi yang
dasar dimiliki oleh sesorang siswa adalah kemampuan pemahaman komunikasi
dan berhitungKemampuan komunikasi menjadi sangat penting dalam
penyelesaian soal matematika
Mengingat pentingnya komunikasi matematis maka perlu
dikembangkannya suatu model pembelajaran yang tepat dan inovatif diperlukan
untuk meningkatkan suasana belajar yang aktif dan dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis siswa Salah satu model pembelajaran yang
diperkirakan sesuai dan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis
siswa adalah model pembelajaran RoleM (Representations Oral Language and
Engagement In Mathematics)
Model pembelajaran RoleM merupakan model yang dapat mendorong
siswa untuk aktif dalam belajar serta siswa dapat mengembangkan berbagai
keterampilan matematika secara optimal Model ini memiliki enam tahapan
yaitu Learning Pathways (Alur Pembelajaran) Integerated Experiences
(Pengalaman Terpadu) Multi Representations (Multi Representasi) Language
Building (PondasiBangunan Bahasa) Engaging and Focused (Terlibat dan
Fokus) serta Making Connections (Membuat Koneksi)
Pada tahap learning pathways tahapan perkembangan di dalam
pembelajaran guru mengawali dengan menjelaskan materi pelajaran diikuti
siswa yang bekerja secara kelompok dengan kemampuan yang sama lalu siswa
melakukannya sendiri Pada tahap kedua intergerated experiences yaitu proses
mendengarkan membaca menulis merekam memanipulasi dan berbicara
tentang konsep-konsep untuk meningkatkan keterampilan siswa Pada tahap
ketiga multi representations yaitu menggunakan dan menghubungkan konsep
untuk mempresentasikan matematika seperti penomoran garis grafik dan
simbolKemudian tahap language building yaitu mendorong siswa untuk
menggunakan bahasa matematika sebagai komunikasi pembelajaran matematika
Tahapan selanjutnya engaging and focused yaitu memastikan bahwa bahan ajar
5
dapat meransang secara visual dan difokuskan pada konsep matematikaTahapan
yang terakhir making connections yaitu menghubungkan konsep-konsep
matematika dengan lingkungan rumah dan sekitarnya
Berdasarkan beberapa uraian di atas menunjukkan bahwa model
pembelajaran RoleM menuntut siswa untuk memiliki kemampuan komunikasi
matematik maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
ldquoPengaruh Model Pembelajaran Representations Oral Language
Engagement in Mathematics (RoleM) terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematis ldquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didefinisikan masalah
sebagai berikut
1 Rendahnya kemampuan matematika siswa di Indonesia
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang relatif masih rendah
3 Siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan
gagasan-gagasannya
4 Siswa mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan ide-ide dan simbol-
simbol matematika
C Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan maka dalam
penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah agar pengkajian masalah dalam
penelitian ini lebih terarah Adapun pembatasan masalahnya antara lain
1 Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembalajaran
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM)
yang merupakan model yang mendorong siswa untuk aktif dan berinovatif
dalam aktivitas pembelajaran matematika
2 Kemampuan komunikasi yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada
kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyajikan dan memaparkan
ide-ide matematika ke dalam bentuk gambar simbol diagram dan tabel secara
rill dan sesuai dengan lingkungan sekitar Penelitian ini dilakukan di
6
SMPMTs di wilayah Jakarta Materi yang diajarkan adalah materi bangun
sisi datar
D Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi maka
perumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian adalah
1 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan
model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM)
2 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan
model pembalajaran saintifik
3 Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa pada
kelas yang menggunakan model pembalajaran Representations Oral
Language and Engagement in Mathematics (RoleM) lebih tinggi dari pada
model pembelajaran saintifik
E Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
1 Mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa
dengan menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language
and Engagement in Mathematics (RoleM)
2 Mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan
model pembalajaran saintifik
3 Menganalisis perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang
diajarkan dengan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) dan yang diajarkan dengan model
pembelajaran saintifik
F Manfaat Penelitian
Penelitian ini penting untuk dilakukan karena dapat memberikan manfaat
sebagai berikut
7
1 Bagi Guru
Dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM)
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 5 Jakarta Utara yang
beralamat di Jalan Sungai Landak No 10 Cilincing Cilincing Jakarta
UtaraPenelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
20182019
B Metode dan Desaian Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperimenMetode quasi eksperimen dipilih karena peneliti tidak dapat
mengontrol variabel-variabel dari luar yang dapat mempengaruhi eksperimen
Dalam penelitian ini peneliti membagi kelompok yang diteliti menjadi dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan
Model Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik kelompok kontrol yang akan diberi
perlakukan dengan pembelajaran konvensional
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomize
Control Group Post Test Only Design yaitu pengontrolan secara acak dengan
menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dan pemberian tes akhir
(post-test) setelah perlakukan yang diberikan karena peneliti hanya
menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa setelah sampel
diberikan perlakuan tanpa menggunakan pre-test Desain penelitian dengan
menggunakan Randomize Control Group Post Test Only Design adalah
sebagaiberikut7
7John W Creswell Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch (Boston Pearson Education Inc 2012) Edisi 4 h 310
27
27
Tabel 31
Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan Post-test
K C O
E X O
Keterangan
K = Kelompok Kontrol
E = Kelompok Eksperimen
C = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional
X = Perlakuan dengan menggunakan Model RoleM
O = Hasil Post-test
Pemberian tes kemampuan komunikasi matematis dilakukan setelah
melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol Perlakukan yang diberikan pada kelompok eksperimen berbeda
dengan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrolParlakuan khusus
diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan Model RoleM dan
pendekatan saintifik dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran
konvensional yang kemudian dilakukan tes kemampuan komunikasi
matematisSetelah dilakukan tes peneliti melakukan analisis terhadap hasil
tes tersebut untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelompok eksperimen dan nilai rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa kelompok kontrol
C Populasi dan Sampel
Berikut merupakan populasi dan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini
1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di MTs
Negeri 5 Jakarta Utara tahun ajaran 20182019 yang terdiri dari delapan
kelas
28
28
2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas
VII MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20182019 Sampel diambil sebanyak
dua kelas dari delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random
Sampling yaitu pengambilan kelas yang ditentukan secara acak untuk menjadi
kelas eksperimen dan kelas kontrol Penentuan kelas secara acak tersebut
dilakukan dengan pengocokkan lima kelas yang menjadi populasi Setelah
dilakukan pengocokkan terpilih kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah siswa sebanyak 34 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol
dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang
D Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi
matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan Model
Representations Oral Language Engagement in Mathematics
(RoleM)sebagai variabel bebas (independent variable)
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tesTes
tersebut dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada
akhir materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Hasil dari
posttest tersebut akan diperoleh data skor kemampuan komunikasi matematis
siswa dari kelompok eksperimen dan skor kemampuan komunikasi matematis
siswa dari kelompok kontrol
F Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat
untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaTes tersebut terdiri
dari 6 soal uraian pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi
matematis yang akan dicapai yaitu melukiskan atau merepresentasikan
gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika menjelaskan ide situasi
29
29
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan
peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika
Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal
Melukiskan atau
merepresentasikan
gambar dalam bentuk
ide dan simbol
matematika
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
persamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling segitiga
1
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
pertidaksamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling
3
Menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara
tulisan dengan gambar
dan aljabar
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep keliling persegi
panjang dengan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel
4
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep pertidaksamaan linear
satu variabel
5
Menyatakan peristiwa
sehari-hari dalam bahasa
atau simbol matematika
Menyelesaikan konsep persamaan linear
satu variabel menggunakan konsep
untung pada kehidupan sehari-hari
2
Menyelesaikan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel menggunakan
konsep volume balokkubus pada
kehidupan sehari-hari
6
30
30
Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk
setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran
kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33
Tabel 33
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
4 Membuat gambar dan
model matematika
serta keterangan
dengan lengkap dan
benar
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
dan benar
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika dengan
benar menggunakan
langkah
penyelesaian tepat
dan jawaban benar
3 Membuat gambar dan
model matematika
keterangan dengan
lengkap tetapi kurang
tepat
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
tetapi kurang tepat
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar menggunakan
langkahpenyelesaian
tepat dan jawaban
salah
2 Membuat gambar dan
model matematika
kurang lengkap
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan kurang lengkap
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar
1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep
0 Tidak ada responjawaban
31
31
Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba
terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui
daya beda dan tingkat kesukaran soal
1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji
validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk
mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson
Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi
5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak
valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal
yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya
valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen
tes akhir (posttest)
2 Daya Pembeda
Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan
rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes
adalah sebagai berikut9
119863119901 =119861119860
119869119860minus
119861119861
119869119861
Keterangan
119863119901 = Daya pembeda butir
119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas
119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah
8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada
2014) h 240 9Ibidh241
32
32
Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10
Tabel 34
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Dp Interpretasi
070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik
040 lt 119863119901 le 070 Baik
020 lt 119863119901 le 040 Cukup
000 lt 119863119901 le 020 Buruk
119863119901 le 000 Sangat buruk
Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria
cukup
3 Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan
tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf
kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada
butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11
119875 =119861
119869119904
Keterangan
P = indeks kesukaran soal yang dicari
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Js = jumlah seluruh siswa
10
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan
Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11
Ali Hamzah op cit h245
33
33
Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12
Tabel 35
Klasifikasi Taraf Kesukaran
Nilai P Interpretasi
119875 = 000 Terlalu sukar
000 lt 119875 le 030 Sukar
030 lt 119875 le 070 Sedang
070 lt 119875 lt 100 Mudah
119875 = 100 Terlalu mudah
Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria
sukar
4 Reabilitas
Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan
instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh
orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka
akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara
signifikan)13
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu
instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya
Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai
Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas
suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang
diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam
menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel
3614
12
Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13
Ibidh206 14
Ibid
34
34
Tabel 36
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi
090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat
baik
070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik
040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup
020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk
119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak
tetapsangat buruk
Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis
siswa dapat dilihat pada Tabel 37
Tabel 37
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi
Matematis
Variabel Hasil Uji Keterangan
Kemampuan
komunikasi matematis
0587
Derajat reliabilitas
sedang (cukup)
Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya
pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari
enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator
menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan
benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki
menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan
matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil
rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38
35
35
G Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk
menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar
hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15
Teknik analisis data inferensial
pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik
inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih
dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji
tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu
sebagai berikut
1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak normal16
Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub
menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore
4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke
kolomDependent List kemudian pilih plots
5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik
kembali ceklist tersebut
6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with
test lalu klik continue dan OK17
15
Ibid h 242 16
Ibid h 243 17
Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157
36
36
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan
hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005
maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki
variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18
Berikut
merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas
menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 12059012 = 1205902
2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)
1198671 12059012 ne 1205902
2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan
value 2 yang mewakili data kelompok kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare
Means kemudian klik One Way ANOVA
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke
Dependent List
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Factor
6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test
kemudian klik continue lalu OK19
Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis
yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances
pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi
nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen
18
Ibid h 159 19
Ibidh 169-170
37
37
dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan
komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen
3 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya
dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t
(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan
perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas kontrol
2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji
kesamaan rata-ratanya
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu
Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom
Test Variable (s)
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Define Groups
6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada
masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2
kemudian klik continue lalu OK20
Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi
sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig
gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis
20
Ibid h 300-301
38
38
siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai
Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
1198670∶1205831le 1205832
1198671∶1205831gt1205832
Keterangan
119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas kontrol
1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas kontrol
1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
4
gagasan-gagasannya serta siswa mengalami kesulitan dalam
mengkomunikasikan ide-ide dan simbol-simbol matematikaKompetensi yang
dasar dimiliki oleh sesorang siswa adalah kemampuan pemahaman komunikasi
dan berhitungKemampuan komunikasi menjadi sangat penting dalam
penyelesaian soal matematika
Mengingat pentingnya komunikasi matematis maka perlu
dikembangkannya suatu model pembelajaran yang tepat dan inovatif diperlukan
untuk meningkatkan suasana belajar yang aktif dan dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis siswa Salah satu model pembelajaran yang
diperkirakan sesuai dan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis
siswa adalah model pembelajaran RoleM (Representations Oral Language and
Engagement In Mathematics)
Model pembelajaran RoleM merupakan model yang dapat mendorong
siswa untuk aktif dalam belajar serta siswa dapat mengembangkan berbagai
keterampilan matematika secara optimal Model ini memiliki enam tahapan
yaitu Learning Pathways (Alur Pembelajaran) Integerated Experiences
(Pengalaman Terpadu) Multi Representations (Multi Representasi) Language
Building (PondasiBangunan Bahasa) Engaging and Focused (Terlibat dan
Fokus) serta Making Connections (Membuat Koneksi)
Pada tahap learning pathways tahapan perkembangan di dalam
pembelajaran guru mengawali dengan menjelaskan materi pelajaran diikuti
siswa yang bekerja secara kelompok dengan kemampuan yang sama lalu siswa
melakukannya sendiri Pada tahap kedua intergerated experiences yaitu proses
mendengarkan membaca menulis merekam memanipulasi dan berbicara
tentang konsep-konsep untuk meningkatkan keterampilan siswa Pada tahap
ketiga multi representations yaitu menggunakan dan menghubungkan konsep
untuk mempresentasikan matematika seperti penomoran garis grafik dan
simbolKemudian tahap language building yaitu mendorong siswa untuk
menggunakan bahasa matematika sebagai komunikasi pembelajaran matematika
Tahapan selanjutnya engaging and focused yaitu memastikan bahwa bahan ajar
5
dapat meransang secara visual dan difokuskan pada konsep matematikaTahapan
yang terakhir making connections yaitu menghubungkan konsep-konsep
matematika dengan lingkungan rumah dan sekitarnya
Berdasarkan beberapa uraian di atas menunjukkan bahwa model
pembelajaran RoleM menuntut siswa untuk memiliki kemampuan komunikasi
matematik maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
ldquoPengaruh Model Pembelajaran Representations Oral Language
Engagement in Mathematics (RoleM) terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematis ldquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didefinisikan masalah
sebagai berikut
1 Rendahnya kemampuan matematika siswa di Indonesia
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang relatif masih rendah
3 Siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan
gagasan-gagasannya
4 Siswa mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan ide-ide dan simbol-
simbol matematika
C Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan maka dalam
penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah agar pengkajian masalah dalam
penelitian ini lebih terarah Adapun pembatasan masalahnya antara lain
1 Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembalajaran
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM)
yang merupakan model yang mendorong siswa untuk aktif dan berinovatif
dalam aktivitas pembelajaran matematika
2 Kemampuan komunikasi yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada
kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyajikan dan memaparkan
ide-ide matematika ke dalam bentuk gambar simbol diagram dan tabel secara
rill dan sesuai dengan lingkungan sekitar Penelitian ini dilakukan di
6
SMPMTs di wilayah Jakarta Materi yang diajarkan adalah materi bangun
sisi datar
D Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi maka
perumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian adalah
1 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan
model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM)
2 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan
model pembalajaran saintifik
3 Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa pada
kelas yang menggunakan model pembalajaran Representations Oral
Language and Engagement in Mathematics (RoleM) lebih tinggi dari pada
model pembelajaran saintifik
E Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
1 Mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa
dengan menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language
and Engagement in Mathematics (RoleM)
2 Mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan
model pembalajaran saintifik
3 Menganalisis perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang
diajarkan dengan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) dan yang diajarkan dengan model
pembelajaran saintifik
F Manfaat Penelitian
Penelitian ini penting untuk dilakukan karena dapat memberikan manfaat
sebagai berikut
7
1 Bagi Guru
Dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM)
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 5 Jakarta Utara yang
beralamat di Jalan Sungai Landak No 10 Cilincing Cilincing Jakarta
UtaraPenelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
20182019
B Metode dan Desaian Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperimenMetode quasi eksperimen dipilih karena peneliti tidak dapat
mengontrol variabel-variabel dari luar yang dapat mempengaruhi eksperimen
Dalam penelitian ini peneliti membagi kelompok yang diteliti menjadi dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan
Model Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik kelompok kontrol yang akan diberi
perlakukan dengan pembelajaran konvensional
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomize
Control Group Post Test Only Design yaitu pengontrolan secara acak dengan
menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dan pemberian tes akhir
(post-test) setelah perlakukan yang diberikan karena peneliti hanya
menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa setelah sampel
diberikan perlakuan tanpa menggunakan pre-test Desain penelitian dengan
menggunakan Randomize Control Group Post Test Only Design adalah
sebagaiberikut7
7John W Creswell Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch (Boston Pearson Education Inc 2012) Edisi 4 h 310
27
27
Tabel 31
Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan Post-test
K C O
E X O
Keterangan
K = Kelompok Kontrol
E = Kelompok Eksperimen
C = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional
X = Perlakuan dengan menggunakan Model RoleM
O = Hasil Post-test
Pemberian tes kemampuan komunikasi matematis dilakukan setelah
melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol Perlakukan yang diberikan pada kelompok eksperimen berbeda
dengan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrolParlakuan khusus
diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan Model RoleM dan
pendekatan saintifik dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran
konvensional yang kemudian dilakukan tes kemampuan komunikasi
matematisSetelah dilakukan tes peneliti melakukan analisis terhadap hasil
tes tersebut untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelompok eksperimen dan nilai rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa kelompok kontrol
C Populasi dan Sampel
Berikut merupakan populasi dan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini
1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di MTs
Negeri 5 Jakarta Utara tahun ajaran 20182019 yang terdiri dari delapan
kelas
28
28
2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas
VII MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20182019 Sampel diambil sebanyak
dua kelas dari delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random
Sampling yaitu pengambilan kelas yang ditentukan secara acak untuk menjadi
kelas eksperimen dan kelas kontrol Penentuan kelas secara acak tersebut
dilakukan dengan pengocokkan lima kelas yang menjadi populasi Setelah
dilakukan pengocokkan terpilih kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah siswa sebanyak 34 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol
dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang
D Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi
matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan Model
Representations Oral Language Engagement in Mathematics
(RoleM)sebagai variabel bebas (independent variable)
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tesTes
tersebut dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada
akhir materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Hasil dari
posttest tersebut akan diperoleh data skor kemampuan komunikasi matematis
siswa dari kelompok eksperimen dan skor kemampuan komunikasi matematis
siswa dari kelompok kontrol
F Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat
untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaTes tersebut terdiri
dari 6 soal uraian pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi
matematis yang akan dicapai yaitu melukiskan atau merepresentasikan
gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika menjelaskan ide situasi
29
29
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan
peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika
Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal
Melukiskan atau
merepresentasikan
gambar dalam bentuk
ide dan simbol
matematika
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
persamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling segitiga
1
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
pertidaksamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling
3
Menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara
tulisan dengan gambar
dan aljabar
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep keliling persegi
panjang dengan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel
4
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep pertidaksamaan linear
satu variabel
5
Menyatakan peristiwa
sehari-hari dalam bahasa
atau simbol matematika
Menyelesaikan konsep persamaan linear
satu variabel menggunakan konsep
untung pada kehidupan sehari-hari
2
Menyelesaikan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel menggunakan
konsep volume balokkubus pada
kehidupan sehari-hari
6
30
30
Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk
setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran
kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33
Tabel 33
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
4 Membuat gambar dan
model matematika
serta keterangan
dengan lengkap dan
benar
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
dan benar
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika dengan
benar menggunakan
langkah
penyelesaian tepat
dan jawaban benar
3 Membuat gambar dan
model matematika
keterangan dengan
lengkap tetapi kurang
tepat
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
tetapi kurang tepat
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar menggunakan
langkahpenyelesaian
tepat dan jawaban
salah
2 Membuat gambar dan
model matematika
kurang lengkap
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan kurang lengkap
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar
1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep
0 Tidak ada responjawaban
31
31
Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba
terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui
daya beda dan tingkat kesukaran soal
1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji
validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk
mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson
Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi
5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak
valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal
yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya
valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen
tes akhir (posttest)
2 Daya Pembeda
Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan
rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes
adalah sebagai berikut9
119863119901 =119861119860
119869119860minus
119861119861
119869119861
Keterangan
119863119901 = Daya pembeda butir
119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas
119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah
8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada
2014) h 240 9Ibidh241
32
32
Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10
Tabel 34
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Dp Interpretasi
070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik
040 lt 119863119901 le 070 Baik
020 lt 119863119901 le 040 Cukup
000 lt 119863119901 le 020 Buruk
119863119901 le 000 Sangat buruk
Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria
cukup
3 Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan
tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf
kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada
butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11
119875 =119861
119869119904
Keterangan
P = indeks kesukaran soal yang dicari
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Js = jumlah seluruh siswa
10
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan
Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11
Ali Hamzah op cit h245
33
33
Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12
Tabel 35
Klasifikasi Taraf Kesukaran
Nilai P Interpretasi
119875 = 000 Terlalu sukar
000 lt 119875 le 030 Sukar
030 lt 119875 le 070 Sedang
070 lt 119875 lt 100 Mudah
119875 = 100 Terlalu mudah
Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria
sukar
4 Reabilitas
Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan
instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh
orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka
akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara
signifikan)13
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu
instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya
Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai
Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas
suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang
diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam
menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel
3614
12
Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13
Ibidh206 14
Ibid
34
34
Tabel 36
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi
090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat
baik
070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik
040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup
020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk
119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak
tetapsangat buruk
Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis
siswa dapat dilihat pada Tabel 37
Tabel 37
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi
Matematis
Variabel Hasil Uji Keterangan
Kemampuan
komunikasi matematis
0587
Derajat reliabilitas
sedang (cukup)
Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya
pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari
enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator
menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan
benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki
menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan
matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil
rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38
35
35
G Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk
menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar
hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15
Teknik analisis data inferensial
pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik
inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih
dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji
tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu
sebagai berikut
1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak normal16
Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub
menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore
4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke
kolomDependent List kemudian pilih plots
5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik
kembali ceklist tersebut
6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with
test lalu klik continue dan OK17
15
Ibid h 242 16
Ibid h 243 17
Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157
36
36
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan
hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005
maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki
variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18
Berikut
merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas
menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 12059012 = 1205902
2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)
1198671 12059012 ne 1205902
2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan
value 2 yang mewakili data kelompok kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare
Means kemudian klik One Way ANOVA
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke
Dependent List
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Factor
6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test
kemudian klik continue lalu OK19
Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis
yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances
pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi
nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen
18
Ibid h 159 19
Ibidh 169-170
37
37
dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan
komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen
3 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya
dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t
(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan
perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas kontrol
2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji
kesamaan rata-ratanya
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu
Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom
Test Variable (s)
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Define Groups
6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada
masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2
kemudian klik continue lalu OK20
Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi
sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig
gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis
20
Ibid h 300-301
38
38
siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai
Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
1198670∶1205831le 1205832
1198671∶1205831gt1205832
Keterangan
119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas kontrol
1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas kontrol
1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
5
dapat meransang secara visual dan difokuskan pada konsep matematikaTahapan
yang terakhir making connections yaitu menghubungkan konsep-konsep
matematika dengan lingkungan rumah dan sekitarnya
Berdasarkan beberapa uraian di atas menunjukkan bahwa model
pembelajaran RoleM menuntut siswa untuk memiliki kemampuan komunikasi
matematik maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
ldquoPengaruh Model Pembelajaran Representations Oral Language
Engagement in Mathematics (RoleM) terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematis ldquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didefinisikan masalah
sebagai berikut
1 Rendahnya kemampuan matematika siswa di Indonesia
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang relatif masih rendah
3 Siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan
gagasan-gagasannya
4 Siswa mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan ide-ide dan simbol-
simbol matematika
C Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan maka dalam
penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah agar pengkajian masalah dalam
penelitian ini lebih terarah Adapun pembatasan masalahnya antara lain
1 Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembalajaran
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM)
yang merupakan model yang mendorong siswa untuk aktif dan berinovatif
dalam aktivitas pembelajaran matematika
2 Kemampuan komunikasi yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada
kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyajikan dan memaparkan
ide-ide matematika ke dalam bentuk gambar simbol diagram dan tabel secara
rill dan sesuai dengan lingkungan sekitar Penelitian ini dilakukan di
6
SMPMTs di wilayah Jakarta Materi yang diajarkan adalah materi bangun
sisi datar
D Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi maka
perumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian adalah
1 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan
model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM)
2 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan
model pembalajaran saintifik
3 Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa pada
kelas yang menggunakan model pembalajaran Representations Oral
Language and Engagement in Mathematics (RoleM) lebih tinggi dari pada
model pembelajaran saintifik
E Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
1 Mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa
dengan menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language
and Engagement in Mathematics (RoleM)
2 Mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan
model pembalajaran saintifik
3 Menganalisis perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang
diajarkan dengan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) dan yang diajarkan dengan model
pembelajaran saintifik
F Manfaat Penelitian
Penelitian ini penting untuk dilakukan karena dapat memberikan manfaat
sebagai berikut
7
1 Bagi Guru
Dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM)
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 5 Jakarta Utara yang
beralamat di Jalan Sungai Landak No 10 Cilincing Cilincing Jakarta
UtaraPenelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
20182019
B Metode dan Desaian Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperimenMetode quasi eksperimen dipilih karena peneliti tidak dapat
mengontrol variabel-variabel dari luar yang dapat mempengaruhi eksperimen
Dalam penelitian ini peneliti membagi kelompok yang diteliti menjadi dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan
Model Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik kelompok kontrol yang akan diberi
perlakukan dengan pembelajaran konvensional
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomize
Control Group Post Test Only Design yaitu pengontrolan secara acak dengan
menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dan pemberian tes akhir
(post-test) setelah perlakukan yang diberikan karena peneliti hanya
menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa setelah sampel
diberikan perlakuan tanpa menggunakan pre-test Desain penelitian dengan
menggunakan Randomize Control Group Post Test Only Design adalah
sebagaiberikut7
7John W Creswell Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch (Boston Pearson Education Inc 2012) Edisi 4 h 310
27
27
Tabel 31
Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan Post-test
K C O
E X O
Keterangan
K = Kelompok Kontrol
E = Kelompok Eksperimen
C = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional
X = Perlakuan dengan menggunakan Model RoleM
O = Hasil Post-test
Pemberian tes kemampuan komunikasi matematis dilakukan setelah
melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol Perlakukan yang diberikan pada kelompok eksperimen berbeda
dengan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrolParlakuan khusus
diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan Model RoleM dan
pendekatan saintifik dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran
konvensional yang kemudian dilakukan tes kemampuan komunikasi
matematisSetelah dilakukan tes peneliti melakukan analisis terhadap hasil
tes tersebut untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelompok eksperimen dan nilai rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa kelompok kontrol
C Populasi dan Sampel
Berikut merupakan populasi dan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini
1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di MTs
Negeri 5 Jakarta Utara tahun ajaran 20182019 yang terdiri dari delapan
kelas
28
28
2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas
VII MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20182019 Sampel diambil sebanyak
dua kelas dari delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random
Sampling yaitu pengambilan kelas yang ditentukan secara acak untuk menjadi
kelas eksperimen dan kelas kontrol Penentuan kelas secara acak tersebut
dilakukan dengan pengocokkan lima kelas yang menjadi populasi Setelah
dilakukan pengocokkan terpilih kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah siswa sebanyak 34 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol
dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang
D Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi
matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan Model
Representations Oral Language Engagement in Mathematics
(RoleM)sebagai variabel bebas (independent variable)
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tesTes
tersebut dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada
akhir materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Hasil dari
posttest tersebut akan diperoleh data skor kemampuan komunikasi matematis
siswa dari kelompok eksperimen dan skor kemampuan komunikasi matematis
siswa dari kelompok kontrol
F Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat
untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaTes tersebut terdiri
dari 6 soal uraian pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi
matematis yang akan dicapai yaitu melukiskan atau merepresentasikan
gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika menjelaskan ide situasi
29
29
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan
peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika
Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal
Melukiskan atau
merepresentasikan
gambar dalam bentuk
ide dan simbol
matematika
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
persamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling segitiga
1
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
pertidaksamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling
3
Menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara
tulisan dengan gambar
dan aljabar
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep keliling persegi
panjang dengan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel
4
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep pertidaksamaan linear
satu variabel
5
Menyatakan peristiwa
sehari-hari dalam bahasa
atau simbol matematika
Menyelesaikan konsep persamaan linear
satu variabel menggunakan konsep
untung pada kehidupan sehari-hari
2
Menyelesaikan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel menggunakan
konsep volume balokkubus pada
kehidupan sehari-hari
6
30
30
Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk
setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran
kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33
Tabel 33
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
4 Membuat gambar dan
model matematika
serta keterangan
dengan lengkap dan
benar
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
dan benar
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika dengan
benar menggunakan
langkah
penyelesaian tepat
dan jawaban benar
3 Membuat gambar dan
model matematika
keterangan dengan
lengkap tetapi kurang
tepat
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
tetapi kurang tepat
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar menggunakan
langkahpenyelesaian
tepat dan jawaban
salah
2 Membuat gambar dan
model matematika
kurang lengkap
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan kurang lengkap
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar
1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep
0 Tidak ada responjawaban
31
31
Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba
terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui
daya beda dan tingkat kesukaran soal
1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji
validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk
mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson
Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi
5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak
valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal
yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya
valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen
tes akhir (posttest)
2 Daya Pembeda
Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan
rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes
adalah sebagai berikut9
119863119901 =119861119860
119869119860minus
119861119861
119869119861
Keterangan
119863119901 = Daya pembeda butir
119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas
119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah
8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada
2014) h 240 9Ibidh241
32
32
Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10
Tabel 34
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Dp Interpretasi
070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik
040 lt 119863119901 le 070 Baik
020 lt 119863119901 le 040 Cukup
000 lt 119863119901 le 020 Buruk
119863119901 le 000 Sangat buruk
Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria
cukup
3 Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan
tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf
kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada
butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11
119875 =119861
119869119904
Keterangan
P = indeks kesukaran soal yang dicari
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Js = jumlah seluruh siswa
10
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan
Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11
Ali Hamzah op cit h245
33
33
Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12
Tabel 35
Klasifikasi Taraf Kesukaran
Nilai P Interpretasi
119875 = 000 Terlalu sukar
000 lt 119875 le 030 Sukar
030 lt 119875 le 070 Sedang
070 lt 119875 lt 100 Mudah
119875 = 100 Terlalu mudah
Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria
sukar
4 Reabilitas
Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan
instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh
orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka
akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara
signifikan)13
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu
instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya
Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai
Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas
suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang
diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam
menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel
3614
12
Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13
Ibidh206 14
Ibid
34
34
Tabel 36
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi
090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat
baik
070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik
040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup
020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk
119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak
tetapsangat buruk
Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis
siswa dapat dilihat pada Tabel 37
Tabel 37
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi
Matematis
Variabel Hasil Uji Keterangan
Kemampuan
komunikasi matematis
0587
Derajat reliabilitas
sedang (cukup)
Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya
pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari
enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator
menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan
benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki
menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan
matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil
rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38
35
35
G Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk
menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar
hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15
Teknik analisis data inferensial
pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik
inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih
dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji
tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu
sebagai berikut
1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak normal16
Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub
menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore
4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke
kolomDependent List kemudian pilih plots
5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik
kembali ceklist tersebut
6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with
test lalu klik continue dan OK17
15
Ibid h 242 16
Ibid h 243 17
Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157
36
36
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan
hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005
maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki
variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18
Berikut
merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas
menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 12059012 = 1205902
2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)
1198671 12059012 ne 1205902
2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan
value 2 yang mewakili data kelompok kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare
Means kemudian klik One Way ANOVA
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke
Dependent List
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Factor
6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test
kemudian klik continue lalu OK19
Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis
yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances
pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi
nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen
18
Ibid h 159 19
Ibidh 169-170
37
37
dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan
komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen
3 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya
dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t
(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan
perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas kontrol
2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji
kesamaan rata-ratanya
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu
Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom
Test Variable (s)
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Define Groups
6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada
masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2
kemudian klik continue lalu OK20
Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi
sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig
gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis
20
Ibid h 300-301
38
38
siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai
Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
1198670∶1205831le 1205832
1198671∶1205831gt1205832
Keterangan
119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas kontrol
1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas kontrol
1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
6
SMPMTs di wilayah Jakarta Materi yang diajarkan adalah materi bangun
sisi datar
D Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi maka
perumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian adalah
1 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan
model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM)
2 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan
model pembalajaran saintifik
3 Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa pada
kelas yang menggunakan model pembalajaran Representations Oral
Language and Engagement in Mathematics (RoleM) lebih tinggi dari pada
model pembelajaran saintifik
E Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
1 Mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa
dengan menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language
and Engagement in Mathematics (RoleM)
2 Mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan
model pembalajaran saintifik
3 Menganalisis perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang
diajarkan dengan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) dan yang diajarkan dengan model
pembelajaran saintifik
F Manfaat Penelitian
Penelitian ini penting untuk dilakukan karena dapat memberikan manfaat
sebagai berikut
7
1 Bagi Guru
Dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM)
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 5 Jakarta Utara yang
beralamat di Jalan Sungai Landak No 10 Cilincing Cilincing Jakarta
UtaraPenelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
20182019
B Metode dan Desaian Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperimenMetode quasi eksperimen dipilih karena peneliti tidak dapat
mengontrol variabel-variabel dari luar yang dapat mempengaruhi eksperimen
Dalam penelitian ini peneliti membagi kelompok yang diteliti menjadi dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan
Model Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik kelompok kontrol yang akan diberi
perlakukan dengan pembelajaran konvensional
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomize
Control Group Post Test Only Design yaitu pengontrolan secara acak dengan
menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dan pemberian tes akhir
(post-test) setelah perlakukan yang diberikan karena peneliti hanya
menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa setelah sampel
diberikan perlakuan tanpa menggunakan pre-test Desain penelitian dengan
menggunakan Randomize Control Group Post Test Only Design adalah
sebagaiberikut7
7John W Creswell Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch (Boston Pearson Education Inc 2012) Edisi 4 h 310
27
27
Tabel 31
Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan Post-test
K C O
E X O
Keterangan
K = Kelompok Kontrol
E = Kelompok Eksperimen
C = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional
X = Perlakuan dengan menggunakan Model RoleM
O = Hasil Post-test
Pemberian tes kemampuan komunikasi matematis dilakukan setelah
melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol Perlakukan yang diberikan pada kelompok eksperimen berbeda
dengan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrolParlakuan khusus
diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan Model RoleM dan
pendekatan saintifik dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran
konvensional yang kemudian dilakukan tes kemampuan komunikasi
matematisSetelah dilakukan tes peneliti melakukan analisis terhadap hasil
tes tersebut untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelompok eksperimen dan nilai rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa kelompok kontrol
C Populasi dan Sampel
Berikut merupakan populasi dan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini
1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di MTs
Negeri 5 Jakarta Utara tahun ajaran 20182019 yang terdiri dari delapan
kelas
28
28
2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas
VII MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20182019 Sampel diambil sebanyak
dua kelas dari delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random
Sampling yaitu pengambilan kelas yang ditentukan secara acak untuk menjadi
kelas eksperimen dan kelas kontrol Penentuan kelas secara acak tersebut
dilakukan dengan pengocokkan lima kelas yang menjadi populasi Setelah
dilakukan pengocokkan terpilih kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah siswa sebanyak 34 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol
dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang
D Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi
matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan Model
Representations Oral Language Engagement in Mathematics
(RoleM)sebagai variabel bebas (independent variable)
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tesTes
tersebut dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada
akhir materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Hasil dari
posttest tersebut akan diperoleh data skor kemampuan komunikasi matematis
siswa dari kelompok eksperimen dan skor kemampuan komunikasi matematis
siswa dari kelompok kontrol
F Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat
untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaTes tersebut terdiri
dari 6 soal uraian pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi
matematis yang akan dicapai yaitu melukiskan atau merepresentasikan
gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika menjelaskan ide situasi
29
29
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan
peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika
Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal
Melukiskan atau
merepresentasikan
gambar dalam bentuk
ide dan simbol
matematika
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
persamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling segitiga
1
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
pertidaksamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling
3
Menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara
tulisan dengan gambar
dan aljabar
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep keliling persegi
panjang dengan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel
4
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep pertidaksamaan linear
satu variabel
5
Menyatakan peristiwa
sehari-hari dalam bahasa
atau simbol matematika
Menyelesaikan konsep persamaan linear
satu variabel menggunakan konsep
untung pada kehidupan sehari-hari
2
Menyelesaikan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel menggunakan
konsep volume balokkubus pada
kehidupan sehari-hari
6
30
30
Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk
setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran
kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33
Tabel 33
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
4 Membuat gambar dan
model matematika
serta keterangan
dengan lengkap dan
benar
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
dan benar
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika dengan
benar menggunakan
langkah
penyelesaian tepat
dan jawaban benar
3 Membuat gambar dan
model matematika
keterangan dengan
lengkap tetapi kurang
tepat
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
tetapi kurang tepat
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar menggunakan
langkahpenyelesaian
tepat dan jawaban
salah
2 Membuat gambar dan
model matematika
kurang lengkap
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan kurang lengkap
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar
1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep
0 Tidak ada responjawaban
31
31
Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba
terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui
daya beda dan tingkat kesukaran soal
1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji
validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk
mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson
Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi
5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak
valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal
yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya
valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen
tes akhir (posttest)
2 Daya Pembeda
Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan
rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes
adalah sebagai berikut9
119863119901 =119861119860
119869119860minus
119861119861
119869119861
Keterangan
119863119901 = Daya pembeda butir
119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas
119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah
8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada
2014) h 240 9Ibidh241
32
32
Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10
Tabel 34
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Dp Interpretasi
070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik
040 lt 119863119901 le 070 Baik
020 lt 119863119901 le 040 Cukup
000 lt 119863119901 le 020 Buruk
119863119901 le 000 Sangat buruk
Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria
cukup
3 Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan
tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf
kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada
butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11
119875 =119861
119869119904
Keterangan
P = indeks kesukaran soal yang dicari
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Js = jumlah seluruh siswa
10
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan
Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11
Ali Hamzah op cit h245
33
33
Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12
Tabel 35
Klasifikasi Taraf Kesukaran
Nilai P Interpretasi
119875 = 000 Terlalu sukar
000 lt 119875 le 030 Sukar
030 lt 119875 le 070 Sedang
070 lt 119875 lt 100 Mudah
119875 = 100 Terlalu mudah
Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria
sukar
4 Reabilitas
Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan
instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh
orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka
akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara
signifikan)13
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu
instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya
Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai
Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas
suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang
diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam
menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel
3614
12
Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13
Ibidh206 14
Ibid
34
34
Tabel 36
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi
090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat
baik
070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik
040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup
020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk
119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak
tetapsangat buruk
Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis
siswa dapat dilihat pada Tabel 37
Tabel 37
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi
Matematis
Variabel Hasil Uji Keterangan
Kemampuan
komunikasi matematis
0587
Derajat reliabilitas
sedang (cukup)
Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya
pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari
enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator
menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan
benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki
menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan
matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil
rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38
35
35
G Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk
menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar
hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15
Teknik analisis data inferensial
pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik
inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih
dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji
tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu
sebagai berikut
1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak normal16
Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub
menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore
4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke
kolomDependent List kemudian pilih plots
5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik
kembali ceklist tersebut
6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with
test lalu klik continue dan OK17
15
Ibid h 242 16
Ibid h 243 17
Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157
36
36
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan
hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005
maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki
variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18
Berikut
merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas
menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 12059012 = 1205902
2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)
1198671 12059012 ne 1205902
2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan
value 2 yang mewakili data kelompok kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare
Means kemudian klik One Way ANOVA
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke
Dependent List
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Factor
6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test
kemudian klik continue lalu OK19
Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis
yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances
pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi
nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen
18
Ibid h 159 19
Ibidh 169-170
37
37
dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan
komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen
3 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya
dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t
(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan
perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas kontrol
2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji
kesamaan rata-ratanya
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu
Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom
Test Variable (s)
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Define Groups
6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada
masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2
kemudian klik continue lalu OK20
Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi
sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig
gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis
20
Ibid h 300-301
38
38
siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai
Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
1198670∶1205831le 1205832
1198671∶1205831gt1205832
Keterangan
119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas kontrol
1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas kontrol
1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
7
1 Bagi Guru
Dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM)
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 5 Jakarta Utara yang
beralamat di Jalan Sungai Landak No 10 Cilincing Cilincing Jakarta
UtaraPenelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
20182019
B Metode dan Desaian Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperimenMetode quasi eksperimen dipilih karena peneliti tidak dapat
mengontrol variabel-variabel dari luar yang dapat mempengaruhi eksperimen
Dalam penelitian ini peneliti membagi kelompok yang diteliti menjadi dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan
Model Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik kelompok kontrol yang akan diberi
perlakukan dengan pembelajaran konvensional
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomize
Control Group Post Test Only Design yaitu pengontrolan secara acak dengan
menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dan pemberian tes akhir
(post-test) setelah perlakukan yang diberikan karena peneliti hanya
menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa setelah sampel
diberikan perlakuan tanpa menggunakan pre-test Desain penelitian dengan
menggunakan Randomize Control Group Post Test Only Design adalah
sebagaiberikut7
7John W Creswell Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch (Boston Pearson Education Inc 2012) Edisi 4 h 310
27
27
Tabel 31
Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan Post-test
K C O
E X O
Keterangan
K = Kelompok Kontrol
E = Kelompok Eksperimen
C = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional
X = Perlakuan dengan menggunakan Model RoleM
O = Hasil Post-test
Pemberian tes kemampuan komunikasi matematis dilakukan setelah
melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol Perlakukan yang diberikan pada kelompok eksperimen berbeda
dengan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrolParlakuan khusus
diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan Model RoleM dan
pendekatan saintifik dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran
konvensional yang kemudian dilakukan tes kemampuan komunikasi
matematisSetelah dilakukan tes peneliti melakukan analisis terhadap hasil
tes tersebut untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelompok eksperimen dan nilai rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa kelompok kontrol
C Populasi dan Sampel
Berikut merupakan populasi dan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini
1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di MTs
Negeri 5 Jakarta Utara tahun ajaran 20182019 yang terdiri dari delapan
kelas
28
28
2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas
VII MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20182019 Sampel diambil sebanyak
dua kelas dari delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random
Sampling yaitu pengambilan kelas yang ditentukan secara acak untuk menjadi
kelas eksperimen dan kelas kontrol Penentuan kelas secara acak tersebut
dilakukan dengan pengocokkan lima kelas yang menjadi populasi Setelah
dilakukan pengocokkan terpilih kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah siswa sebanyak 34 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol
dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang
D Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi
matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan Model
Representations Oral Language Engagement in Mathematics
(RoleM)sebagai variabel bebas (independent variable)
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tesTes
tersebut dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada
akhir materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Hasil dari
posttest tersebut akan diperoleh data skor kemampuan komunikasi matematis
siswa dari kelompok eksperimen dan skor kemampuan komunikasi matematis
siswa dari kelompok kontrol
F Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat
untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaTes tersebut terdiri
dari 6 soal uraian pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi
matematis yang akan dicapai yaitu melukiskan atau merepresentasikan
gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika menjelaskan ide situasi
29
29
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan
peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika
Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal
Melukiskan atau
merepresentasikan
gambar dalam bentuk
ide dan simbol
matematika
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
persamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling segitiga
1
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
pertidaksamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling
3
Menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara
tulisan dengan gambar
dan aljabar
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep keliling persegi
panjang dengan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel
4
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep pertidaksamaan linear
satu variabel
5
Menyatakan peristiwa
sehari-hari dalam bahasa
atau simbol matematika
Menyelesaikan konsep persamaan linear
satu variabel menggunakan konsep
untung pada kehidupan sehari-hari
2
Menyelesaikan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel menggunakan
konsep volume balokkubus pada
kehidupan sehari-hari
6
30
30
Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk
setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran
kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33
Tabel 33
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
4 Membuat gambar dan
model matematika
serta keterangan
dengan lengkap dan
benar
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
dan benar
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika dengan
benar menggunakan
langkah
penyelesaian tepat
dan jawaban benar
3 Membuat gambar dan
model matematika
keterangan dengan
lengkap tetapi kurang
tepat
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
tetapi kurang tepat
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar menggunakan
langkahpenyelesaian
tepat dan jawaban
salah
2 Membuat gambar dan
model matematika
kurang lengkap
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan kurang lengkap
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar
1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep
0 Tidak ada responjawaban
31
31
Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba
terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui
daya beda dan tingkat kesukaran soal
1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji
validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk
mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson
Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi
5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak
valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal
yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya
valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen
tes akhir (posttest)
2 Daya Pembeda
Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan
rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes
adalah sebagai berikut9
119863119901 =119861119860
119869119860minus
119861119861
119869119861
Keterangan
119863119901 = Daya pembeda butir
119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas
119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah
8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada
2014) h 240 9Ibidh241
32
32
Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10
Tabel 34
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Dp Interpretasi
070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik
040 lt 119863119901 le 070 Baik
020 lt 119863119901 le 040 Cukup
000 lt 119863119901 le 020 Buruk
119863119901 le 000 Sangat buruk
Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria
cukup
3 Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan
tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf
kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada
butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11
119875 =119861
119869119904
Keterangan
P = indeks kesukaran soal yang dicari
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Js = jumlah seluruh siswa
10
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan
Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11
Ali Hamzah op cit h245
33
33
Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12
Tabel 35
Klasifikasi Taraf Kesukaran
Nilai P Interpretasi
119875 = 000 Terlalu sukar
000 lt 119875 le 030 Sukar
030 lt 119875 le 070 Sedang
070 lt 119875 lt 100 Mudah
119875 = 100 Terlalu mudah
Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria
sukar
4 Reabilitas
Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan
instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh
orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka
akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara
signifikan)13
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu
instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya
Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai
Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas
suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang
diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam
menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel
3614
12
Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13
Ibidh206 14
Ibid
34
34
Tabel 36
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi
090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat
baik
070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik
040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup
020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk
119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak
tetapsangat buruk
Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis
siswa dapat dilihat pada Tabel 37
Tabel 37
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi
Matematis
Variabel Hasil Uji Keterangan
Kemampuan
komunikasi matematis
0587
Derajat reliabilitas
sedang (cukup)
Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya
pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari
enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator
menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan
benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki
menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan
matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil
rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38
35
35
G Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk
menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar
hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15
Teknik analisis data inferensial
pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik
inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih
dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji
tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu
sebagai berikut
1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak normal16
Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub
menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore
4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke
kolomDependent List kemudian pilih plots
5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik
kembali ceklist tersebut
6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with
test lalu klik continue dan OK17
15
Ibid h 242 16
Ibid h 243 17
Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157
36
36
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan
hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005
maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki
variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18
Berikut
merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas
menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 12059012 = 1205902
2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)
1198671 12059012 ne 1205902
2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan
value 2 yang mewakili data kelompok kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare
Means kemudian klik One Way ANOVA
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke
Dependent List
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Factor
6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test
kemudian klik continue lalu OK19
Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis
yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances
pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi
nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen
18
Ibid h 159 19
Ibidh 169-170
37
37
dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan
komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen
3 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya
dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t
(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan
perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas kontrol
2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji
kesamaan rata-ratanya
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu
Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom
Test Variable (s)
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Define Groups
6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada
masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2
kemudian klik continue lalu OK20
Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi
sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig
gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis
20
Ibid h 300-301
38
38
siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai
Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
1198670∶1205831le 1205832
1198671∶1205831gt1205832
Keterangan
119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas kontrol
1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas kontrol
1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 5 Jakarta Utara yang
beralamat di Jalan Sungai Landak No 10 Cilincing Cilincing Jakarta
UtaraPenelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
20182019
B Metode dan Desaian Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperimenMetode quasi eksperimen dipilih karena peneliti tidak dapat
mengontrol variabel-variabel dari luar yang dapat mempengaruhi eksperimen
Dalam penelitian ini peneliti membagi kelompok yang diteliti menjadi dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan
Model Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik kelompok kontrol yang akan diberi
perlakukan dengan pembelajaran konvensional
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomize
Control Group Post Test Only Design yaitu pengontrolan secara acak dengan
menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dan pemberian tes akhir
(post-test) setelah perlakukan yang diberikan karena peneliti hanya
menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa setelah sampel
diberikan perlakuan tanpa menggunakan pre-test Desain penelitian dengan
menggunakan Randomize Control Group Post Test Only Design adalah
sebagaiberikut7
7John W Creswell Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch (Boston Pearson Education Inc 2012) Edisi 4 h 310
27
27
Tabel 31
Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan Post-test
K C O
E X O
Keterangan
K = Kelompok Kontrol
E = Kelompok Eksperimen
C = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional
X = Perlakuan dengan menggunakan Model RoleM
O = Hasil Post-test
Pemberian tes kemampuan komunikasi matematis dilakukan setelah
melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol Perlakukan yang diberikan pada kelompok eksperimen berbeda
dengan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrolParlakuan khusus
diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan Model RoleM dan
pendekatan saintifik dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran
konvensional yang kemudian dilakukan tes kemampuan komunikasi
matematisSetelah dilakukan tes peneliti melakukan analisis terhadap hasil
tes tersebut untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelompok eksperimen dan nilai rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa kelompok kontrol
C Populasi dan Sampel
Berikut merupakan populasi dan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini
1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di MTs
Negeri 5 Jakarta Utara tahun ajaran 20182019 yang terdiri dari delapan
kelas
28
28
2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas
VII MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20182019 Sampel diambil sebanyak
dua kelas dari delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random
Sampling yaitu pengambilan kelas yang ditentukan secara acak untuk menjadi
kelas eksperimen dan kelas kontrol Penentuan kelas secara acak tersebut
dilakukan dengan pengocokkan lima kelas yang menjadi populasi Setelah
dilakukan pengocokkan terpilih kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah siswa sebanyak 34 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol
dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang
D Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi
matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan Model
Representations Oral Language Engagement in Mathematics
(RoleM)sebagai variabel bebas (independent variable)
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tesTes
tersebut dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada
akhir materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Hasil dari
posttest tersebut akan diperoleh data skor kemampuan komunikasi matematis
siswa dari kelompok eksperimen dan skor kemampuan komunikasi matematis
siswa dari kelompok kontrol
F Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat
untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaTes tersebut terdiri
dari 6 soal uraian pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi
matematis yang akan dicapai yaitu melukiskan atau merepresentasikan
gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika menjelaskan ide situasi
29
29
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan
peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika
Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal
Melukiskan atau
merepresentasikan
gambar dalam bentuk
ide dan simbol
matematika
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
persamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling segitiga
1
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
pertidaksamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling
3
Menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara
tulisan dengan gambar
dan aljabar
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep keliling persegi
panjang dengan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel
4
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep pertidaksamaan linear
satu variabel
5
Menyatakan peristiwa
sehari-hari dalam bahasa
atau simbol matematika
Menyelesaikan konsep persamaan linear
satu variabel menggunakan konsep
untung pada kehidupan sehari-hari
2
Menyelesaikan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel menggunakan
konsep volume balokkubus pada
kehidupan sehari-hari
6
30
30
Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk
setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran
kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33
Tabel 33
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
4 Membuat gambar dan
model matematika
serta keterangan
dengan lengkap dan
benar
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
dan benar
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika dengan
benar menggunakan
langkah
penyelesaian tepat
dan jawaban benar
3 Membuat gambar dan
model matematika
keterangan dengan
lengkap tetapi kurang
tepat
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
tetapi kurang tepat
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar menggunakan
langkahpenyelesaian
tepat dan jawaban
salah
2 Membuat gambar dan
model matematika
kurang lengkap
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan kurang lengkap
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar
1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep
0 Tidak ada responjawaban
31
31
Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba
terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui
daya beda dan tingkat kesukaran soal
1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji
validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk
mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson
Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi
5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak
valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal
yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya
valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen
tes akhir (posttest)
2 Daya Pembeda
Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan
rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes
adalah sebagai berikut9
119863119901 =119861119860
119869119860minus
119861119861
119869119861
Keterangan
119863119901 = Daya pembeda butir
119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas
119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah
8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada
2014) h 240 9Ibidh241
32
32
Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10
Tabel 34
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Dp Interpretasi
070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik
040 lt 119863119901 le 070 Baik
020 lt 119863119901 le 040 Cukup
000 lt 119863119901 le 020 Buruk
119863119901 le 000 Sangat buruk
Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria
cukup
3 Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan
tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf
kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada
butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11
119875 =119861
119869119904
Keterangan
P = indeks kesukaran soal yang dicari
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Js = jumlah seluruh siswa
10
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan
Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11
Ali Hamzah op cit h245
33
33
Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12
Tabel 35
Klasifikasi Taraf Kesukaran
Nilai P Interpretasi
119875 = 000 Terlalu sukar
000 lt 119875 le 030 Sukar
030 lt 119875 le 070 Sedang
070 lt 119875 lt 100 Mudah
119875 = 100 Terlalu mudah
Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria
sukar
4 Reabilitas
Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan
instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh
orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka
akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara
signifikan)13
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu
instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya
Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai
Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas
suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang
diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam
menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel
3614
12
Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13
Ibidh206 14
Ibid
34
34
Tabel 36
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi
090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat
baik
070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik
040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup
020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk
119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak
tetapsangat buruk
Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis
siswa dapat dilihat pada Tabel 37
Tabel 37
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi
Matematis
Variabel Hasil Uji Keterangan
Kemampuan
komunikasi matematis
0587
Derajat reliabilitas
sedang (cukup)
Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya
pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari
enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator
menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan
benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki
menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan
matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil
rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38
35
35
G Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk
menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar
hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15
Teknik analisis data inferensial
pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik
inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih
dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji
tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu
sebagai berikut
1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak normal16
Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub
menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore
4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke
kolomDependent List kemudian pilih plots
5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik
kembali ceklist tersebut
6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with
test lalu klik continue dan OK17
15
Ibid h 242 16
Ibid h 243 17
Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157
36
36
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan
hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005
maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki
variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18
Berikut
merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas
menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 12059012 = 1205902
2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)
1198671 12059012 ne 1205902
2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan
value 2 yang mewakili data kelompok kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare
Means kemudian klik One Way ANOVA
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke
Dependent List
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Factor
6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test
kemudian klik continue lalu OK19
Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis
yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances
pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi
nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen
18
Ibid h 159 19
Ibidh 169-170
37
37
dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan
komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen
3 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya
dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t
(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan
perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas kontrol
2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji
kesamaan rata-ratanya
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu
Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom
Test Variable (s)
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Define Groups
6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada
masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2
kemudian klik continue lalu OK20
Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi
sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig
gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis
20
Ibid h 300-301
38
38
siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai
Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
1198670∶1205831le 1205832
1198671∶1205831gt1205832
Keterangan
119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas kontrol
1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas kontrol
1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
27
27
Tabel 31
Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan Post-test
K C O
E X O
Keterangan
K = Kelompok Kontrol
E = Kelompok Eksperimen
C = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional
X = Perlakuan dengan menggunakan Model RoleM
O = Hasil Post-test
Pemberian tes kemampuan komunikasi matematis dilakukan setelah
melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol Perlakukan yang diberikan pada kelompok eksperimen berbeda
dengan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrolParlakuan khusus
diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan Model RoleM dan
pendekatan saintifik dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran
konvensional yang kemudian dilakukan tes kemampuan komunikasi
matematisSetelah dilakukan tes peneliti melakukan analisis terhadap hasil
tes tersebut untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelompok eksperimen dan nilai rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa kelompok kontrol
C Populasi dan Sampel
Berikut merupakan populasi dan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini
1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di MTs
Negeri 5 Jakarta Utara tahun ajaran 20182019 yang terdiri dari delapan
kelas
28
28
2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas
VII MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20182019 Sampel diambil sebanyak
dua kelas dari delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random
Sampling yaitu pengambilan kelas yang ditentukan secara acak untuk menjadi
kelas eksperimen dan kelas kontrol Penentuan kelas secara acak tersebut
dilakukan dengan pengocokkan lima kelas yang menjadi populasi Setelah
dilakukan pengocokkan terpilih kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah siswa sebanyak 34 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol
dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang
D Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi
matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan Model
Representations Oral Language Engagement in Mathematics
(RoleM)sebagai variabel bebas (independent variable)
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tesTes
tersebut dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada
akhir materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Hasil dari
posttest tersebut akan diperoleh data skor kemampuan komunikasi matematis
siswa dari kelompok eksperimen dan skor kemampuan komunikasi matematis
siswa dari kelompok kontrol
F Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat
untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaTes tersebut terdiri
dari 6 soal uraian pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi
matematis yang akan dicapai yaitu melukiskan atau merepresentasikan
gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika menjelaskan ide situasi
29
29
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan
peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika
Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal
Melukiskan atau
merepresentasikan
gambar dalam bentuk
ide dan simbol
matematika
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
persamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling segitiga
1
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
pertidaksamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling
3
Menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara
tulisan dengan gambar
dan aljabar
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep keliling persegi
panjang dengan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel
4
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep pertidaksamaan linear
satu variabel
5
Menyatakan peristiwa
sehari-hari dalam bahasa
atau simbol matematika
Menyelesaikan konsep persamaan linear
satu variabel menggunakan konsep
untung pada kehidupan sehari-hari
2
Menyelesaikan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel menggunakan
konsep volume balokkubus pada
kehidupan sehari-hari
6
30
30
Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk
setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran
kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33
Tabel 33
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
4 Membuat gambar dan
model matematika
serta keterangan
dengan lengkap dan
benar
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
dan benar
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika dengan
benar menggunakan
langkah
penyelesaian tepat
dan jawaban benar
3 Membuat gambar dan
model matematika
keterangan dengan
lengkap tetapi kurang
tepat
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
tetapi kurang tepat
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar menggunakan
langkahpenyelesaian
tepat dan jawaban
salah
2 Membuat gambar dan
model matematika
kurang lengkap
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan kurang lengkap
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar
1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep
0 Tidak ada responjawaban
31
31
Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba
terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui
daya beda dan tingkat kesukaran soal
1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji
validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk
mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson
Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi
5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak
valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal
yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya
valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen
tes akhir (posttest)
2 Daya Pembeda
Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan
rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes
adalah sebagai berikut9
119863119901 =119861119860
119869119860minus
119861119861
119869119861
Keterangan
119863119901 = Daya pembeda butir
119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas
119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah
8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada
2014) h 240 9Ibidh241
32
32
Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10
Tabel 34
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Dp Interpretasi
070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik
040 lt 119863119901 le 070 Baik
020 lt 119863119901 le 040 Cukup
000 lt 119863119901 le 020 Buruk
119863119901 le 000 Sangat buruk
Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria
cukup
3 Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan
tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf
kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada
butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11
119875 =119861
119869119904
Keterangan
P = indeks kesukaran soal yang dicari
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Js = jumlah seluruh siswa
10
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan
Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11
Ali Hamzah op cit h245
33
33
Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12
Tabel 35
Klasifikasi Taraf Kesukaran
Nilai P Interpretasi
119875 = 000 Terlalu sukar
000 lt 119875 le 030 Sukar
030 lt 119875 le 070 Sedang
070 lt 119875 lt 100 Mudah
119875 = 100 Terlalu mudah
Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria
sukar
4 Reabilitas
Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan
instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh
orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka
akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara
signifikan)13
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu
instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya
Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai
Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas
suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang
diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam
menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel
3614
12
Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13
Ibidh206 14
Ibid
34
34
Tabel 36
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi
090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat
baik
070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik
040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup
020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk
119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak
tetapsangat buruk
Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis
siswa dapat dilihat pada Tabel 37
Tabel 37
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi
Matematis
Variabel Hasil Uji Keterangan
Kemampuan
komunikasi matematis
0587
Derajat reliabilitas
sedang (cukup)
Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya
pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari
enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator
menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan
benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki
menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan
matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil
rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38
35
35
G Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk
menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar
hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15
Teknik analisis data inferensial
pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik
inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih
dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji
tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu
sebagai berikut
1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak normal16
Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub
menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore
4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke
kolomDependent List kemudian pilih plots
5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik
kembali ceklist tersebut
6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with
test lalu klik continue dan OK17
15
Ibid h 242 16
Ibid h 243 17
Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157
36
36
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan
hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005
maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki
variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18
Berikut
merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas
menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 12059012 = 1205902
2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)
1198671 12059012 ne 1205902
2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan
value 2 yang mewakili data kelompok kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare
Means kemudian klik One Way ANOVA
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke
Dependent List
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Factor
6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test
kemudian klik continue lalu OK19
Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis
yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances
pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi
nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen
18
Ibid h 159 19
Ibidh 169-170
37
37
dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan
komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen
3 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya
dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t
(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan
perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas kontrol
2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji
kesamaan rata-ratanya
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu
Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom
Test Variable (s)
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Define Groups
6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada
masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2
kemudian klik continue lalu OK20
Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi
sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig
gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis
20
Ibid h 300-301
38
38
siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai
Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
1198670∶1205831le 1205832
1198671∶1205831gt1205832
Keterangan
119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas kontrol
1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas kontrol
1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
28
28
2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas
VII MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20182019 Sampel diambil sebanyak
dua kelas dari delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random
Sampling yaitu pengambilan kelas yang ditentukan secara acak untuk menjadi
kelas eksperimen dan kelas kontrol Penentuan kelas secara acak tersebut
dilakukan dengan pengocokkan lima kelas yang menjadi populasi Setelah
dilakukan pengocokkan terpilih kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah siswa sebanyak 34 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol
dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang
D Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi
matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan Model
Representations Oral Language Engagement in Mathematics
(RoleM)sebagai variabel bebas (independent variable)
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tesTes
tersebut dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada
akhir materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Hasil dari
posttest tersebut akan diperoleh data skor kemampuan komunikasi matematis
siswa dari kelompok eksperimen dan skor kemampuan komunikasi matematis
siswa dari kelompok kontrol
F Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat
untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaTes tersebut terdiri
dari 6 soal uraian pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi
matematis yang akan dicapai yaitu melukiskan atau merepresentasikan
gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika menjelaskan ide situasi
29
29
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan
peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika
Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal
Melukiskan atau
merepresentasikan
gambar dalam bentuk
ide dan simbol
matematika
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
persamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling segitiga
1
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
pertidaksamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling
3
Menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara
tulisan dengan gambar
dan aljabar
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep keliling persegi
panjang dengan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel
4
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep pertidaksamaan linear
satu variabel
5
Menyatakan peristiwa
sehari-hari dalam bahasa
atau simbol matematika
Menyelesaikan konsep persamaan linear
satu variabel menggunakan konsep
untung pada kehidupan sehari-hari
2
Menyelesaikan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel menggunakan
konsep volume balokkubus pada
kehidupan sehari-hari
6
30
30
Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk
setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran
kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33
Tabel 33
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
4 Membuat gambar dan
model matematika
serta keterangan
dengan lengkap dan
benar
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
dan benar
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika dengan
benar menggunakan
langkah
penyelesaian tepat
dan jawaban benar
3 Membuat gambar dan
model matematika
keterangan dengan
lengkap tetapi kurang
tepat
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
tetapi kurang tepat
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar menggunakan
langkahpenyelesaian
tepat dan jawaban
salah
2 Membuat gambar dan
model matematika
kurang lengkap
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan kurang lengkap
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar
1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep
0 Tidak ada responjawaban
31
31
Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba
terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui
daya beda dan tingkat kesukaran soal
1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji
validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk
mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson
Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi
5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak
valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal
yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya
valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen
tes akhir (posttest)
2 Daya Pembeda
Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan
rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes
adalah sebagai berikut9
119863119901 =119861119860
119869119860minus
119861119861
119869119861
Keterangan
119863119901 = Daya pembeda butir
119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas
119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah
8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada
2014) h 240 9Ibidh241
32
32
Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10
Tabel 34
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Dp Interpretasi
070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik
040 lt 119863119901 le 070 Baik
020 lt 119863119901 le 040 Cukup
000 lt 119863119901 le 020 Buruk
119863119901 le 000 Sangat buruk
Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria
cukup
3 Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan
tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf
kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada
butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11
119875 =119861
119869119904
Keterangan
P = indeks kesukaran soal yang dicari
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Js = jumlah seluruh siswa
10
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan
Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11
Ali Hamzah op cit h245
33
33
Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12
Tabel 35
Klasifikasi Taraf Kesukaran
Nilai P Interpretasi
119875 = 000 Terlalu sukar
000 lt 119875 le 030 Sukar
030 lt 119875 le 070 Sedang
070 lt 119875 lt 100 Mudah
119875 = 100 Terlalu mudah
Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria
sukar
4 Reabilitas
Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan
instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh
orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka
akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara
signifikan)13
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu
instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya
Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai
Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas
suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang
diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam
menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel
3614
12
Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13
Ibidh206 14
Ibid
34
34
Tabel 36
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi
090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat
baik
070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik
040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup
020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk
119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak
tetapsangat buruk
Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis
siswa dapat dilihat pada Tabel 37
Tabel 37
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi
Matematis
Variabel Hasil Uji Keterangan
Kemampuan
komunikasi matematis
0587
Derajat reliabilitas
sedang (cukup)
Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya
pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari
enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator
menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan
benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki
menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan
matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil
rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38
35
35
G Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk
menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar
hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15
Teknik analisis data inferensial
pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik
inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih
dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji
tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu
sebagai berikut
1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak normal16
Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub
menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore
4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke
kolomDependent List kemudian pilih plots
5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik
kembali ceklist tersebut
6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with
test lalu klik continue dan OK17
15
Ibid h 242 16
Ibid h 243 17
Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157
36
36
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan
hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005
maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki
variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18
Berikut
merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas
menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 12059012 = 1205902
2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)
1198671 12059012 ne 1205902
2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan
value 2 yang mewakili data kelompok kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare
Means kemudian klik One Way ANOVA
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke
Dependent List
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Factor
6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test
kemudian klik continue lalu OK19
Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis
yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances
pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi
nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen
18
Ibid h 159 19
Ibidh 169-170
37
37
dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan
komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen
3 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya
dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t
(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan
perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas kontrol
2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji
kesamaan rata-ratanya
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu
Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom
Test Variable (s)
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Define Groups
6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada
masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2
kemudian klik continue lalu OK20
Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi
sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig
gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis
20
Ibid h 300-301
38
38
siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai
Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
1198670∶1205831le 1205832
1198671∶1205831gt1205832
Keterangan
119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas kontrol
1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas kontrol
1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
29
29
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan
peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika
Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal
Melukiskan atau
merepresentasikan
gambar dalam bentuk
ide dan simbol
matematika
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
persamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling segitiga
1
Merepresentasikan masalah matematika
ke dalam gambar dengan konsep
pertidaksamaan linear satu variabel
menggunakan konsep keliling
3
Menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara
tulisan dengan gambar
dan aljabar
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep keliling persegi
panjang dengan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel
4
Menjelaskan atau menyusun argumen
mengenai konsep pertidaksamaan linear
satu variabel
5
Menyatakan peristiwa
sehari-hari dalam bahasa
atau simbol matematika
Menyelesaikan konsep persamaan linear
satu variabel menggunakan konsep
untung pada kehidupan sehari-hari
2
Menyelesaikan konsep pertidaksamaan
linear satu variabel menggunakan
konsep volume balokkubus pada
kehidupan sehari-hari
6
30
30
Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk
setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran
kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33
Tabel 33
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
4 Membuat gambar dan
model matematika
serta keterangan
dengan lengkap dan
benar
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
dan benar
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika dengan
benar menggunakan
langkah
penyelesaian tepat
dan jawaban benar
3 Membuat gambar dan
model matematika
keterangan dengan
lengkap tetapi kurang
tepat
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
tetapi kurang tepat
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar menggunakan
langkahpenyelesaian
tepat dan jawaban
salah
2 Membuat gambar dan
model matematika
kurang lengkap
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan kurang lengkap
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar
1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep
0 Tidak ada responjawaban
31
31
Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba
terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui
daya beda dan tingkat kesukaran soal
1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji
validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk
mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson
Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi
5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak
valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal
yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya
valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen
tes akhir (posttest)
2 Daya Pembeda
Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan
rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes
adalah sebagai berikut9
119863119901 =119861119860
119869119860minus
119861119861
119869119861
Keterangan
119863119901 = Daya pembeda butir
119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas
119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah
8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada
2014) h 240 9Ibidh241
32
32
Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10
Tabel 34
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Dp Interpretasi
070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik
040 lt 119863119901 le 070 Baik
020 lt 119863119901 le 040 Cukup
000 lt 119863119901 le 020 Buruk
119863119901 le 000 Sangat buruk
Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria
cukup
3 Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan
tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf
kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada
butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11
119875 =119861
119869119904
Keterangan
P = indeks kesukaran soal yang dicari
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Js = jumlah seluruh siswa
10
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan
Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11
Ali Hamzah op cit h245
33
33
Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12
Tabel 35
Klasifikasi Taraf Kesukaran
Nilai P Interpretasi
119875 = 000 Terlalu sukar
000 lt 119875 le 030 Sukar
030 lt 119875 le 070 Sedang
070 lt 119875 lt 100 Mudah
119875 = 100 Terlalu mudah
Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria
sukar
4 Reabilitas
Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan
instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh
orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka
akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara
signifikan)13
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu
instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya
Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai
Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas
suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang
diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam
menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel
3614
12
Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13
Ibidh206 14
Ibid
34
34
Tabel 36
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi
090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat
baik
070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik
040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup
020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk
119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak
tetapsangat buruk
Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis
siswa dapat dilihat pada Tabel 37
Tabel 37
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi
Matematis
Variabel Hasil Uji Keterangan
Kemampuan
komunikasi matematis
0587
Derajat reliabilitas
sedang (cukup)
Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya
pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari
enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator
menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan
benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki
menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan
matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil
rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38
35
35
G Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk
menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar
hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15
Teknik analisis data inferensial
pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik
inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih
dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji
tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu
sebagai berikut
1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak normal16
Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub
menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore
4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke
kolomDependent List kemudian pilih plots
5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik
kembali ceklist tersebut
6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with
test lalu klik continue dan OK17
15
Ibid h 242 16
Ibid h 243 17
Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157
36
36
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan
hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005
maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki
variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18
Berikut
merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas
menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 12059012 = 1205902
2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)
1198671 12059012 ne 1205902
2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan
value 2 yang mewakili data kelompok kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare
Means kemudian klik One Way ANOVA
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke
Dependent List
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Factor
6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test
kemudian klik continue lalu OK19
Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis
yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances
pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi
nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen
18
Ibid h 159 19
Ibidh 169-170
37
37
dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan
komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen
3 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya
dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t
(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan
perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas kontrol
2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji
kesamaan rata-ratanya
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu
Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom
Test Variable (s)
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Define Groups
6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada
masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2
kemudian klik continue lalu OK20
Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi
sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig
gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis
20
Ibid h 300-301
38
38
siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai
Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
1198670∶1205831le 1205832
1198671∶1205831gt1205832
Keterangan
119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas kontrol
1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas kontrol
1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
30
30
Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk
setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran
kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33
Tabel 33
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
4 Membuat gambar dan
model matematika
serta keterangan
dengan lengkap dan
benar
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
dan benar
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika dengan
benar menggunakan
langkah
penyelesaian tepat
dan jawaban benar
3 Membuat gambar dan
model matematika
keterangan dengan
lengkap tetapi kurang
tepat
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan secara lengkap
tetapi kurang tepat
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar menggunakan
langkahpenyelesaian
tepat dan jawaban
salah
2 Membuat gambar dan
model matematika
kurang lengkap
Menjelaskan atau
menyusun argumen
mengenai konsep
matematika
menggunakan bahasa
tulisan kurang lengkap
Menyelesaikan soal
dengan model
matematika
matematika dengan
benar
1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep
0 Tidak ada responjawaban
31
31
Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba
terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui
daya beda dan tingkat kesukaran soal
1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji
validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk
mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson
Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi
5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak
valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal
yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya
valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen
tes akhir (posttest)
2 Daya Pembeda
Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan
rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes
adalah sebagai berikut9
119863119901 =119861119860
119869119860minus
119861119861
119869119861
Keterangan
119863119901 = Daya pembeda butir
119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas
119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah
8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada
2014) h 240 9Ibidh241
32
32
Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10
Tabel 34
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Dp Interpretasi
070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik
040 lt 119863119901 le 070 Baik
020 lt 119863119901 le 040 Cukup
000 lt 119863119901 le 020 Buruk
119863119901 le 000 Sangat buruk
Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria
cukup
3 Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan
tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf
kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada
butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11
119875 =119861
119869119904
Keterangan
P = indeks kesukaran soal yang dicari
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Js = jumlah seluruh siswa
10
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan
Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11
Ali Hamzah op cit h245
33
33
Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12
Tabel 35
Klasifikasi Taraf Kesukaran
Nilai P Interpretasi
119875 = 000 Terlalu sukar
000 lt 119875 le 030 Sukar
030 lt 119875 le 070 Sedang
070 lt 119875 lt 100 Mudah
119875 = 100 Terlalu mudah
Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria
sukar
4 Reabilitas
Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan
instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh
orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka
akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara
signifikan)13
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu
instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya
Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai
Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas
suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang
diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam
menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel
3614
12
Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13
Ibidh206 14
Ibid
34
34
Tabel 36
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi
090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat
baik
070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik
040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup
020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk
119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak
tetapsangat buruk
Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis
siswa dapat dilihat pada Tabel 37
Tabel 37
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi
Matematis
Variabel Hasil Uji Keterangan
Kemampuan
komunikasi matematis
0587
Derajat reliabilitas
sedang (cukup)
Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya
pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari
enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator
menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan
benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki
menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan
matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil
rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38
35
35
G Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk
menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar
hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15
Teknik analisis data inferensial
pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik
inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih
dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji
tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu
sebagai berikut
1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak normal16
Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub
menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore
4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke
kolomDependent List kemudian pilih plots
5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik
kembali ceklist tersebut
6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with
test lalu klik continue dan OK17
15
Ibid h 242 16
Ibid h 243 17
Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157
36
36
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan
hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005
maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki
variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18
Berikut
merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas
menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 12059012 = 1205902
2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)
1198671 12059012 ne 1205902
2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan
value 2 yang mewakili data kelompok kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare
Means kemudian klik One Way ANOVA
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke
Dependent List
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Factor
6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test
kemudian klik continue lalu OK19
Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis
yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances
pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi
nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen
18
Ibid h 159 19
Ibidh 169-170
37
37
dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan
komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen
3 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya
dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t
(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan
perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas kontrol
2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji
kesamaan rata-ratanya
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu
Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom
Test Variable (s)
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Define Groups
6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada
masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2
kemudian klik continue lalu OK20
Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi
sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig
gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis
20
Ibid h 300-301
38
38
siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai
Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
1198670∶1205831le 1205832
1198671∶1205831gt1205832
Keterangan
119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas kontrol
1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas kontrol
1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
31
31
Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba
terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui
daya beda dan tingkat kesukaran soal
1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji
validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk
mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson
Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi
5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak
valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal
yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya
valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen
tes akhir (posttest)
2 Daya Pembeda
Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan
rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes
adalah sebagai berikut9
119863119901 =119861119860
119869119860minus
119861119861
119869119861
Keterangan
119863119901 = Daya pembeda butir
119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas
119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah
8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada
2014) h 240 9Ibidh241
32
32
Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10
Tabel 34
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Dp Interpretasi
070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik
040 lt 119863119901 le 070 Baik
020 lt 119863119901 le 040 Cukup
000 lt 119863119901 le 020 Buruk
119863119901 le 000 Sangat buruk
Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria
cukup
3 Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan
tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf
kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada
butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11
119875 =119861
119869119904
Keterangan
P = indeks kesukaran soal yang dicari
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Js = jumlah seluruh siswa
10
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan
Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11
Ali Hamzah op cit h245
33
33
Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12
Tabel 35
Klasifikasi Taraf Kesukaran
Nilai P Interpretasi
119875 = 000 Terlalu sukar
000 lt 119875 le 030 Sukar
030 lt 119875 le 070 Sedang
070 lt 119875 lt 100 Mudah
119875 = 100 Terlalu mudah
Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria
sukar
4 Reabilitas
Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan
instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh
orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka
akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara
signifikan)13
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu
instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya
Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai
Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas
suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang
diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam
menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel
3614
12
Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13
Ibidh206 14
Ibid
34
34
Tabel 36
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi
090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat
baik
070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik
040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup
020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk
119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak
tetapsangat buruk
Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis
siswa dapat dilihat pada Tabel 37
Tabel 37
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi
Matematis
Variabel Hasil Uji Keterangan
Kemampuan
komunikasi matematis
0587
Derajat reliabilitas
sedang (cukup)
Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya
pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari
enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator
menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan
benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki
menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan
matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil
rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38
35
35
G Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk
menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar
hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15
Teknik analisis data inferensial
pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik
inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih
dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji
tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu
sebagai berikut
1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak normal16
Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub
menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore
4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke
kolomDependent List kemudian pilih plots
5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik
kembali ceklist tersebut
6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with
test lalu klik continue dan OK17
15
Ibid h 242 16
Ibid h 243 17
Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157
36
36
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan
hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005
maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki
variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18
Berikut
merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas
menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 12059012 = 1205902
2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)
1198671 12059012 ne 1205902
2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan
value 2 yang mewakili data kelompok kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare
Means kemudian klik One Way ANOVA
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke
Dependent List
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Factor
6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test
kemudian klik continue lalu OK19
Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis
yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances
pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi
nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen
18
Ibid h 159 19
Ibidh 169-170
37
37
dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan
komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen
3 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya
dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t
(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan
perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas kontrol
2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji
kesamaan rata-ratanya
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu
Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom
Test Variable (s)
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Define Groups
6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada
masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2
kemudian klik continue lalu OK20
Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi
sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig
gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis
20
Ibid h 300-301
38
38
siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai
Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
1198670∶1205831le 1205832
1198671∶1205831gt1205832
Keterangan
119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas kontrol
1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas kontrol
1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
32
32
Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10
Tabel 34
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Dp Interpretasi
070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik
040 lt 119863119901 le 070 Baik
020 lt 119863119901 le 040 Cukup
000 lt 119863119901 le 020 Buruk
119863119901 le 000 Sangat buruk
Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria
cukup
3 Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan
tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf
kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada
butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11
119875 =119861
119869119904
Keterangan
P = indeks kesukaran soal yang dicari
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Js = jumlah seluruh siswa
10
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan
Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11
Ali Hamzah op cit h245
33
33
Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12
Tabel 35
Klasifikasi Taraf Kesukaran
Nilai P Interpretasi
119875 = 000 Terlalu sukar
000 lt 119875 le 030 Sukar
030 lt 119875 le 070 Sedang
070 lt 119875 lt 100 Mudah
119875 = 100 Terlalu mudah
Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria
sukar
4 Reabilitas
Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan
instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh
orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka
akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara
signifikan)13
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu
instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya
Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai
Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas
suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang
diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam
menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel
3614
12
Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13
Ibidh206 14
Ibid
34
34
Tabel 36
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi
090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat
baik
070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik
040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup
020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk
119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak
tetapsangat buruk
Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis
siswa dapat dilihat pada Tabel 37
Tabel 37
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi
Matematis
Variabel Hasil Uji Keterangan
Kemampuan
komunikasi matematis
0587
Derajat reliabilitas
sedang (cukup)
Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya
pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari
enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator
menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan
benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki
menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan
matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil
rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38
35
35
G Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk
menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar
hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15
Teknik analisis data inferensial
pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik
inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih
dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji
tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu
sebagai berikut
1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak normal16
Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub
menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore
4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke
kolomDependent List kemudian pilih plots
5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik
kembali ceklist tersebut
6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with
test lalu klik continue dan OK17
15
Ibid h 242 16
Ibid h 243 17
Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157
36
36
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan
hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005
maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki
variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18
Berikut
merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas
menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 12059012 = 1205902
2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)
1198671 12059012 ne 1205902
2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan
value 2 yang mewakili data kelompok kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare
Means kemudian klik One Way ANOVA
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke
Dependent List
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Factor
6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test
kemudian klik continue lalu OK19
Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis
yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances
pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi
nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen
18
Ibid h 159 19
Ibidh 169-170
37
37
dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan
komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen
3 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya
dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t
(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan
perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas kontrol
2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji
kesamaan rata-ratanya
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu
Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom
Test Variable (s)
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Define Groups
6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada
masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2
kemudian klik continue lalu OK20
Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi
sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig
gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis
20
Ibid h 300-301
38
38
siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai
Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
1198670∶1205831le 1205832
1198671∶1205831gt1205832
Keterangan
119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas kontrol
1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas kontrol
1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
33
33
Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12
Tabel 35
Klasifikasi Taraf Kesukaran
Nilai P Interpretasi
119875 = 000 Terlalu sukar
000 lt 119875 le 030 Sukar
030 lt 119875 le 070 Sedang
070 lt 119875 lt 100 Mudah
119875 = 100 Terlalu mudah
Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid
diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria
sukar
4 Reabilitas
Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan
instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh
orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka
akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara
signifikan)13
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu
instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya
Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai
Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas
suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang
diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam
menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel
3614
12
Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13
Ibidh206 14
Ibid
34
34
Tabel 36
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi
090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat
baik
070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik
040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup
020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk
119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak
tetapsangat buruk
Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis
siswa dapat dilihat pada Tabel 37
Tabel 37
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi
Matematis
Variabel Hasil Uji Keterangan
Kemampuan
komunikasi matematis
0587
Derajat reliabilitas
sedang (cukup)
Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya
pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari
enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator
menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan
benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki
menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan
matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil
rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38
35
35
G Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk
menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar
hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15
Teknik analisis data inferensial
pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik
inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih
dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji
tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu
sebagai berikut
1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak normal16
Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub
menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore
4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke
kolomDependent List kemudian pilih plots
5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik
kembali ceklist tersebut
6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with
test lalu klik continue dan OK17
15
Ibid h 242 16
Ibid h 243 17
Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157
36
36
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan
hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005
maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki
variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18
Berikut
merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas
menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 12059012 = 1205902
2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)
1198671 12059012 ne 1205902
2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan
value 2 yang mewakili data kelompok kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare
Means kemudian klik One Way ANOVA
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke
Dependent List
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Factor
6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test
kemudian klik continue lalu OK19
Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis
yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances
pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi
nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen
18
Ibid h 159 19
Ibidh 169-170
37
37
dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan
komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen
3 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya
dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t
(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan
perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas kontrol
2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji
kesamaan rata-ratanya
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu
Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom
Test Variable (s)
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Define Groups
6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada
masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2
kemudian klik continue lalu OK20
Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi
sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig
gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis
20
Ibid h 300-301
38
38
siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai
Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
1198670∶1205831le 1205832
1198671∶1205831gt1205832
Keterangan
119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas kontrol
1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas kontrol
1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
34
34
Tabel 36
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi
090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat
baik
070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik
040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup
020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk
119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak
tetapsangat buruk
Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis
siswa dapat dilihat pada Tabel 37
Tabel 37
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi
Matematis
Variabel Hasil Uji Keterangan
Kemampuan
komunikasi matematis
0587
Derajat reliabilitas
sedang (cukup)
Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya
pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari
enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator
menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan
benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki
menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan
matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil
rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38
35
35
G Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk
menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar
hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15
Teknik analisis data inferensial
pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik
inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih
dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji
tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu
sebagai berikut
1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak normal16
Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub
menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore
4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke
kolomDependent List kemudian pilih plots
5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik
kembali ceklist tersebut
6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with
test lalu klik continue dan OK17
15
Ibid h 242 16
Ibid h 243 17
Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157
36
36
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan
hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005
maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki
variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18
Berikut
merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas
menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 12059012 = 1205902
2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)
1198671 12059012 ne 1205902
2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan
value 2 yang mewakili data kelompok kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare
Means kemudian klik One Way ANOVA
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke
Dependent List
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Factor
6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test
kemudian klik continue lalu OK19
Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis
yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances
pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi
nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen
18
Ibid h 159 19
Ibidh 169-170
37
37
dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan
komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen
3 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya
dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t
(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan
perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas kontrol
2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji
kesamaan rata-ratanya
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu
Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom
Test Variable (s)
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Define Groups
6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada
masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2
kemudian klik continue lalu OK20
Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi
sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig
gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis
20
Ibid h 300-301
38
38
siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai
Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
1198670∶1205831le 1205832
1198671∶1205831gt1205832
Keterangan
119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas kontrol
1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas kontrol
1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
35
35
G Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk
menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar
hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15
Teknik analisis data inferensial
pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik
inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih
dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji
tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu
sebagai berikut
1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak normal16
Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub
menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore
4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke
kolomDependent List kemudian pilih plots
5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik
kembali ceklist tersebut
6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with
test lalu klik continue dan OK17
15
Ibid h 242 16
Ibid h 243 17
Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157
36
36
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan
hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005
maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki
variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18
Berikut
merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas
menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 12059012 = 1205902
2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)
1198671 12059012 ne 1205902
2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan
value 2 yang mewakili data kelompok kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare
Means kemudian klik One Way ANOVA
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke
Dependent List
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Factor
6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test
kemudian klik continue lalu OK19
Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis
yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances
pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi
nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen
18
Ibid h 159 19
Ibidh 169-170
37
37
dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan
komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen
3 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya
dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t
(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan
perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas kontrol
2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji
kesamaan rata-ratanya
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu
Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom
Test Variable (s)
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Define Groups
6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada
masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2
kemudian klik continue lalu OK20
Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi
sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig
gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis
20
Ibid h 300-301
38
38
siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai
Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
1198670∶1205831le 1205832
1198671∶1205831gt1205832
Keterangan
119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas kontrol
1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas kontrol
1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
36
36
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan
hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005
maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki
variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18
Berikut
merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas
menggunakan perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
1198670 12059012 = 1205902
2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)
1198671 12059012 ne 1205902
2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)
2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol
dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan
value 2 yang mewakili data kelompok kontrol
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare
Means kemudian klik One Way ANOVA
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke
Dependent List
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Factor
6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test
kemudian klik continue lalu OK19
Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis
yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances
pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi
nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen
18
Ibid h 159 19
Ibidh 169-170
37
37
dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan
komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen
3 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya
dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t
(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan
perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas kontrol
2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji
kesamaan rata-ratanya
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu
Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom
Test Variable (s)
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Define Groups
6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada
masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2
kemudian klik continue lalu OK20
Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi
sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig
gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis
20
Ibid h 300-301
38
38
siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai
Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
1198670∶1205831le 1205832
1198671∶1205831gt1205832
Keterangan
119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas kontrol
1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas kontrol
1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
37
37
dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan
komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen
3 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya
dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t
(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan
perangkat lunak SPSS
1 Perumusan hipotesis statistik
H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas kontrol
2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji
kesamaan rata-ratanya
3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu
Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test
4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom
Test Variable (s)
5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom
Define Groups
6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada
masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2
kemudian klik continue lalu OK20
Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi
sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig
gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis
20
Ibid h 300-301
38
38
siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai
Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
1198670∶1205831le 1205832
1198671∶1205831gt1205832
Keterangan
119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas kontrol
1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas kontrol
1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
38
38
siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai
Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol
H Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
1198670∶1205831le 1205832
1198671∶1205831gt1205832
Keterangan
119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas kontrol
1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas kontrol
1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
39
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang
pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations
Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-
rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai
oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran
menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil
tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa
Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang
dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau
merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika
sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi
dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
67
3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model
Representations Oral Language and Engagement in Mathematics
(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar
hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut
1 Bagi Guru
Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in
Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika
2 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran
3 Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di
kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and
Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan
mengembangkan dalam pembelajaran matematika
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan
Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi
Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta 2010
Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012
Edisi 4
Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012
Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014
Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi
Refika Aditama 2010
Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta
UIN Pres 2015
Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
69
Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru
Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009
Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan
Matematika Bandung Refika Aditama 2015
McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to
Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students
TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011
Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended
Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student
Captones and Dissertations Hamline University 2016
NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-
no-22-tahun-2006-standar-isipdf
PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in
Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf
PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What
Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading
and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)
Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa
Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
70
SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
2013)
Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep
integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April
2012
Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta Raja Grafindo 2014
Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010
Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010
Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM
2010 amp 2011
Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta
Prenadamia Group 2014
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks
2005
Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics
2016(httpwwwrolemaucom)
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72
71
Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students
Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom
Vol15 No1 2010
Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early
Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources
and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher
EducationVol 38 2013
Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-
Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that
Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years
EducationVol232015
72