bab i pendahuluan -...

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dalam beberapa aspek di kehidupan. Pendidikan memiliki peranan penting dalam hal ini. Pendidikan merupakan sutau pondasi dasar dan memegang peran penting terhadap suatu kemajuan suatu negara. Di era globalisasi manusia dituntut untuk memperisapkan diri agar bersaing secara global, profesional dan menjunjung nilai sportivitas. Pendidikan dapat merubah kepribadian individu menjadi kepribadian yang lebih baik. Salah satunya melalui pembelajaran matematika yang dapat membentuk karakter siswa menjadi karakter atau kepribadian yang hebat dan mengembangkan kemampuan serta bakat setiap siswa. Kemampuan dan bakat tersebut wajib dimiliki serta dikembangkan oleh setiap siswa. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika yang dapat mengembangkan kemampuan serta bakat siswa. Tujuan pembelajaran matematika di Indonesia adalah sebagai berikut : 1 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 1 Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Upload: hoangnga

Post on 04-Aug-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang dalam beberapa aspek di

kehidupan Pendidikan memiliki peranan penting dalam hal ini Pendidikan

merupakan sutau pondasi dasar dan memegang peran penting terhadap suatu

kemajuan suatu negara Di era globalisasi manusia dituntut untuk

memperisapkan diri agar bersaing secara global profesional dan menjunjung

nilai sportivitas Pendidikan dapat merubah kepribadian individu menjadi

kepribadian yang lebih baik Salah satunya melalui pembelajaran matematika

yang dapat membentuk karakter siswa menjadi karakter atau kepribadian yang

hebat dan mengembangkan kemampuan serta bakat setiap siswa Kemampuan

dan bakat tersebut wajib dimiliki serta dikembangkan oleh setiap siswa Hal ini

sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika yang dapat mengembangkan

kemampuan serta bakat siswa

Tujuan pembelajaran matematika di Indonesia adalah sebagai berikut 1

1 Memahami konsep matematika menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes akurat efisien dan

tepat dalam pemecahan masalah

2 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi menyusun bukti atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika

3 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah

merancang model matematika menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

yang diperoleh

1Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah

2

4 Mengomunikasikan gagasan dengan simbol tabel diagram atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah

5 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu

memiliki rasa ingin tahu perhatian dan minat dalam mempelajari

matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah

Tujuan tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip dan standar dari NCTM

(National Council of Teacher of Mathematics) pembelajaran matematika pada

kurikulum pendidikan seharusnya mengacu pada 5 standar proses yaitu

kemampuan pemecahan masalah penalaran dan pembuktian komunikasi

koneksi dan representasi2 Kelima standar ini merupakan anak tangga yang

menopang satu sama lainnya sehingga hanya apabila kelima standar dapat

dipenuhi barulah siswa akan dapat memahami dan menggunakan matematika

secara maksimal dalam kehidupannya

Akan tetapi pendidikan matematika di Indonesia belum termasuk

baikHasil survei PISA (Programme of International Student Assessment) tahun

2015 menunjukkan bahwa Indonesia menempati posisi 69 dari 76 negara untuk

bidang matematika Indonesia dengan skor 386 yang jauh dibawah rata-rata skor

OECD yaitu 490

Hasil PISA tahun 2015 yang berfokus untuk mengukur kecakapan

matematika anak usia 15 tahun pada kategori science reading and mathematics

untuk share of top performers in at least one subject (level 5 or 6) Indonesia

hanya mampu mencapai 08 dari standar PISA 1533 Data tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan pada level 5 atau 6 siswa Indonesia yang dapat

mengukur kemampuan berpikir matematis masih di bawah rata-rata skor PISA

Kemampuan berpikir yang dimaksud pada instrumen PISA adalah untuk

mengukur top performers level 5 or 6 yaitu dengan kriteria mampu menentukan

2Leo Adhar Effendi ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk

Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Siswa SMPrdquo Jurnal Penelitian

Pendidikan 13 2012 h 2 3PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2015 Results in

Focus (ttp OECD Publishing 2016) h 5

3

strategi dari pemecahan masalah mengonseptualisasi menggeneralisasi

bernalar mengomunikasikan tindakan dan merefleksikan penemuan mereka

menginterpretasi dan memberikan argumentasi4

Selain itu skor Indonesia dalam Trends in International Mathematics and

Science Study (TIMSS) tahun 2011 yang dikutip oleh Nuriana Rachmani Dewi

menunjukkan penurunan jika dibandingkan tahun 2007 Untuk skor TIMSS

tahun 2007 sebesar 399 kemudian mengalami penurunan menjadi 392 pada tahun

20115Penuruan skor tersebut mungkin disebabkan karena kurangnya

kemampuan berpikir matematis pada diri siswa termasuk di dalamnya

kemampuan komunikasi matematis

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di MTs

Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20172018 menunjukkan bahwa kemampuan

komunikasi matematis siswa masih tergolong rendah Rata-rata nilai untuk

indikator membuat sketsa gambar dan menyatakan permasalahan ke dalam

bentuk model matematika serta menyelesaikannya dalam menentukan luas

persegi panjang dan belah ketupat siswa hanya mampu mencapai rata-rata 1470

Seiring dengan penelitian pendahuluan penulis penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Safiqotul menyatakan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Ekspositori adalah

57546Pada indikator kemampuan menggunakan notasi matematik dan

strukturnya untuk menyajikan ide kemampuan menyajikan masalah matematika

dalam bentuk objek (gambar diagram dan tabel) serta kemampuan dalam

menyusun argumen dan penyelesaian matematika Hal ini menunjukkan bahwa

siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan

4PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading and Science

Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014) h 61 5Nuriana Rachmani Dewi ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding SNMPM

Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret 2013) h2 6 Safiqotul Aimmah ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

4

gagasan-gagasannya serta siswa mengalami kesulitan dalam

mengkomunikasikan ide-ide dan simbol-simbol matematikaKompetensi yang

dasar dimiliki oleh sesorang siswa adalah kemampuan pemahaman komunikasi

dan berhitungKemampuan komunikasi menjadi sangat penting dalam

penyelesaian soal matematika

Mengingat pentingnya komunikasi matematis maka perlu

dikembangkannya suatu model pembelajaran yang tepat dan inovatif diperlukan

untuk meningkatkan suasana belajar yang aktif dan dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi matematis siswa Salah satu model pembelajaran yang

diperkirakan sesuai dan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis

siswa adalah model pembelajaran RoleM (Representations Oral Language and

Engagement In Mathematics)

Model pembelajaran RoleM merupakan model yang dapat mendorong

siswa untuk aktif dalam belajar serta siswa dapat mengembangkan berbagai

keterampilan matematika secara optimal Model ini memiliki enam tahapan

yaitu Learning Pathways (Alur Pembelajaran) Integerated Experiences

(Pengalaman Terpadu) Multi Representations (Multi Representasi) Language

Building (PondasiBangunan Bahasa) Engaging and Focused (Terlibat dan

Fokus) serta Making Connections (Membuat Koneksi)

Pada tahap learning pathways tahapan perkembangan di dalam

pembelajaran guru mengawali dengan menjelaskan materi pelajaran diikuti

siswa yang bekerja secara kelompok dengan kemampuan yang sama lalu siswa

melakukannya sendiri Pada tahap kedua intergerated experiences yaitu proses

mendengarkan membaca menulis merekam memanipulasi dan berbicara

tentang konsep-konsep untuk meningkatkan keterampilan siswa Pada tahap

ketiga multi representations yaitu menggunakan dan menghubungkan konsep

untuk mempresentasikan matematika seperti penomoran garis grafik dan

simbolKemudian tahap language building yaitu mendorong siswa untuk

menggunakan bahasa matematika sebagai komunikasi pembelajaran matematika

Tahapan selanjutnya engaging and focused yaitu memastikan bahwa bahan ajar

5

dapat meransang secara visual dan difokuskan pada konsep matematikaTahapan

yang terakhir making connections yaitu menghubungkan konsep-konsep

matematika dengan lingkungan rumah dan sekitarnya

Berdasarkan beberapa uraian di atas menunjukkan bahwa model

pembelajaran RoleM menuntut siswa untuk memiliki kemampuan komunikasi

matematik maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

ldquoPengaruh Model Pembelajaran Representations Oral Language

Engagement in Mathematics (RoleM) terhadap Kemampuan Komunikasi

Matematis ldquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didefinisikan masalah

sebagai berikut

1 Rendahnya kemampuan matematika siswa di Indonesia

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang relatif masih rendah

3 Siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan

gagasan-gagasannya

4 Siswa mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan ide-ide dan simbol-

simbol matematika

C Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan maka dalam

penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah agar pengkajian masalah dalam

penelitian ini lebih terarah Adapun pembatasan masalahnya antara lain

1 Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembalajaran

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM)

yang merupakan model yang mendorong siswa untuk aktif dan berinovatif

dalam aktivitas pembelajaran matematika

2 Kemampuan komunikasi yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada

kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyajikan dan memaparkan

ide-ide matematika ke dalam bentuk gambar simbol diagram dan tabel secara

rill dan sesuai dengan lingkungan sekitar Penelitian ini dilakukan di

6

SMPMTs di wilayah Jakarta Materi yang diajarkan adalah materi bangun

sisi datar

D Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi maka

perumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian adalah

1 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan

model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM)

2 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan

model pembalajaran saintifik

3 Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa pada

kelas yang menggunakan model pembalajaran Representations Oral

Language and Engagement in Mathematics (RoleM) lebih tinggi dari pada

model pembelajaran saintifik

E Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk

1 Mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa

dengan menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language

and Engagement in Mathematics (RoleM)

2 Mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan

model pembalajaran saintifik

3 Menganalisis perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang

diajarkan dengan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) dan yang diajarkan dengan model

pembelajaran saintifik

F Manfaat Penelitian

Penelitian ini penting untuk dilakukan karena dapat memberikan manfaat

sebagai berikut

7

1 Bagi Guru

Dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika dengan

menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM)

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk

memperbaiki atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 5 Jakarta Utara yang

beralamat di Jalan Sungai Landak No 10 Cilincing Cilincing Jakarta

UtaraPenelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

20182019

B Metode dan Desaian Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

eksperimenMetode quasi eksperimen dipilih karena peneliti tidak dapat

mengontrol variabel-variabel dari luar yang dapat mempengaruhi eksperimen

Dalam penelitian ini peneliti membagi kelompok yang diteliti menjadi dua

kelompok yaitu kelompok eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan

Model Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik kelompok kontrol yang akan diberi

perlakukan dengan pembelajaran konvensional

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomize

Control Group Post Test Only Design yaitu pengontrolan secara acak dengan

menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dan pemberian tes akhir

(post-test) setelah perlakukan yang diberikan karena peneliti hanya

menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa setelah sampel

diberikan perlakuan tanpa menggunakan pre-test Desain penelitian dengan

menggunakan Randomize Control Group Post Test Only Design adalah

sebagaiberikut7

7John W Creswell Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch (Boston Pearson Education Inc 2012) Edisi 4 h 310

27

27

Tabel 31

Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Post-test

K C O

E X O

Keterangan

K = Kelompok Kontrol

E = Kelompok Eksperimen

C = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional

X = Perlakuan dengan menggunakan Model RoleM

O = Hasil Post-test

Pemberian tes kemampuan komunikasi matematis dilakukan setelah

melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol Perlakukan yang diberikan pada kelompok eksperimen berbeda

dengan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrolParlakuan khusus

diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan Model RoleM dan

pendekatan saintifik dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran

konvensional yang kemudian dilakukan tes kemampuan komunikasi

matematisSetelah dilakukan tes peneliti melakukan analisis terhadap hasil

tes tersebut untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelompok eksperimen dan nilai rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa kelompok kontrol

C Populasi dan Sampel

Berikut merupakan populasi dan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini

1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di MTs

Negeri 5 Jakarta Utara tahun ajaran 20182019 yang terdiri dari delapan

kelas

28

28

2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas

VII MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20182019 Sampel diambil sebanyak

dua kelas dari delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random

Sampling yaitu pengambilan kelas yang ditentukan secara acak untuk menjadi

kelas eksperimen dan kelas kontrol Penentuan kelas secara acak tersebut

dilakukan dengan pengocokkan lima kelas yang menjadi populasi Setelah

dilakukan pengocokkan terpilih kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan

jumlah siswa sebanyak 34 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol

dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang

D Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi

matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan Model

Representations Oral Language Engagement in Mathematics

(RoleM)sebagai variabel bebas (independent variable)

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tesTes

tersebut dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada

akhir materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Hasil dari

posttest tersebut akan diperoleh data skor kemampuan komunikasi matematis

siswa dari kelompok eksperimen dan skor kemampuan komunikasi matematis

siswa dari kelompok kontrol

F Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat

untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaTes tersebut terdiri

dari 6 soal uraian pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu

variabel Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi

matematis yang akan dicapai yaitu melukiskan atau merepresentasikan

gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika menjelaskan ide situasi

29

29

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan

peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika

Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal

Melukiskan atau

merepresentasikan

gambar dalam bentuk

ide dan simbol

matematika

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

persamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling segitiga

1

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

pertidaksamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling

3

Menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara

tulisan dengan gambar

dan aljabar

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep keliling persegi

panjang dengan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel

4

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep pertidaksamaan linear

satu variabel

5

Menyatakan peristiwa

sehari-hari dalam bahasa

atau simbol matematika

Menyelesaikan konsep persamaan linear

satu variabel menggunakan konsep

untung pada kehidupan sehari-hari

2

Menyelesaikan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel menggunakan

konsep volume balokkubus pada

kehidupan sehari-hari

6

30

30

Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk

setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran

kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33

Tabel 33

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

4 Membuat gambar dan

model matematika

serta keterangan

dengan lengkap dan

benar

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

dan benar

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika dengan

benar menggunakan

langkah

penyelesaian tepat

dan jawaban benar

3 Membuat gambar dan

model matematika

keterangan dengan

lengkap tetapi kurang

tepat

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

tetapi kurang tepat

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar menggunakan

langkahpenyelesaian

tepat dan jawaban

salah

2 Membuat gambar dan

model matematika

kurang lengkap

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan kurang lengkap

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar

1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep

0 Tidak ada responjawaban

31

31

Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba

terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui

daya beda dan tingkat kesukaran soal

1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji

validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk

mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson

Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi

5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak

valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal

yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya

valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen

tes akhir (posttest)

2 Daya Pembeda

Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan

rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes

adalah sebagai berikut9

119863119901 =119861119860

119869119860minus

119861119861

119869119861

Keterangan

119863119901 = Daya pembeda butir

119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas

119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah

8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada

2014) h 240 9Ibidh241

32

32

Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10

Tabel 34

Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Dp Interpretasi

070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik

040 lt 119863119901 le 070 Baik

020 lt 119863119901 le 040 Cukup

000 lt 119863119901 le 020 Buruk

119863119901 le 000 Sangat buruk

Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria

cukup

3 Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan

tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf

kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada

butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11

119875 =119861

119869119904

Keterangan

P = indeks kesukaran soal yang dicari

B = jumlah siswa yang menjawab benar

Js = jumlah seluruh siswa

10

Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan

Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan

Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11

Ali Hamzah op cit h245

33

33

Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12

Tabel 35

Klasifikasi Taraf Kesukaran

Nilai P Interpretasi

119875 = 000 Terlalu sukar

000 lt 119875 le 030 Sukar

030 lt 119875 le 070 Sedang

070 lt 119875 lt 100 Mudah

119875 = 100 Terlalu mudah

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria

sukar

4 Reabilitas

Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan

instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh

orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka

akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara

signifikan)13

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu

instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya

Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai

Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas

suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang

diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam

menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel

3614

12

Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13

Ibidh206 14

Ibid

34

34

Tabel 36

Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi

090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat

baik

070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik

040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup

020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk

119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak

tetapsangat buruk

Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis

siswa dapat dilihat pada Tabel 37

Tabel 37

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi

Matematis

Variabel Hasil Uji Keterangan

Kemampuan

komunikasi matematis

0587

Derajat reliabilitas

sedang (cukup)

Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya

pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari

enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator

menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan

benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki

menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan

matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil

rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38

35

35

G Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk

menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar

hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15

Teknik analisis data inferensial

pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik

inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih

dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji

tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t

Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu

sebagai berikut

1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan

untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak normal16

Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub

menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore

4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke

kolomDependent List kemudian pilih plots

5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik

kembali ceklist tersebut

6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with

test lalu klik continue dan OK17

15

Ibid h 242 16

Ibid h 243 17

Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157

36

36

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan

hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005

maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki

variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18

Berikut

merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas

menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 12059012 = 1205902

2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)

1198671 12059012 ne 1205902

2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan

value 2 yang mewakili data kelompok kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare

Means kemudian klik One Way ANOVA

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke

Dependent List

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Factor

6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test

kemudian klik continue lalu OK19

Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis

yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances

pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi

nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen

18

Ibid h 159 19

Ibidh 169-170

37

37

dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan

komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen

3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya

dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t

(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan

perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas kontrol

2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji

kesamaan rata-ratanya

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu

Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom

Test Variable (s)

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Define Groups

6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada

masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2

kemudian klik continue lalu OK20

Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi

sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig

gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis

20

Ibid h 300-301

38

38

siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai

Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

1198670∶1205831le 1205832

1198671∶1205831gt1205832

Keterangan

119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas kontrol

1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas kontrol

1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

2

4 Mengomunikasikan gagasan dengan simbol tabel diagram atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah

5 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu

memiliki rasa ingin tahu perhatian dan minat dalam mempelajari

matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah

Tujuan tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip dan standar dari NCTM

(National Council of Teacher of Mathematics) pembelajaran matematika pada

kurikulum pendidikan seharusnya mengacu pada 5 standar proses yaitu

kemampuan pemecahan masalah penalaran dan pembuktian komunikasi

koneksi dan representasi2 Kelima standar ini merupakan anak tangga yang

menopang satu sama lainnya sehingga hanya apabila kelima standar dapat

dipenuhi barulah siswa akan dapat memahami dan menggunakan matematika

secara maksimal dalam kehidupannya

Akan tetapi pendidikan matematika di Indonesia belum termasuk

baikHasil survei PISA (Programme of International Student Assessment) tahun

2015 menunjukkan bahwa Indonesia menempati posisi 69 dari 76 negara untuk

bidang matematika Indonesia dengan skor 386 yang jauh dibawah rata-rata skor

OECD yaitu 490

Hasil PISA tahun 2015 yang berfokus untuk mengukur kecakapan

matematika anak usia 15 tahun pada kategori science reading and mathematics

untuk share of top performers in at least one subject (level 5 or 6) Indonesia

hanya mampu mencapai 08 dari standar PISA 1533 Data tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan pada level 5 atau 6 siswa Indonesia yang dapat

mengukur kemampuan berpikir matematis masih di bawah rata-rata skor PISA

Kemampuan berpikir yang dimaksud pada instrumen PISA adalah untuk

mengukur top performers level 5 or 6 yaitu dengan kriteria mampu menentukan

2Leo Adhar Effendi ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk

Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Siswa SMPrdquo Jurnal Penelitian

Pendidikan 13 2012 h 2 3PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2015 Results in

Focus (ttp OECD Publishing 2016) h 5

3

strategi dari pemecahan masalah mengonseptualisasi menggeneralisasi

bernalar mengomunikasikan tindakan dan merefleksikan penemuan mereka

menginterpretasi dan memberikan argumentasi4

Selain itu skor Indonesia dalam Trends in International Mathematics and

Science Study (TIMSS) tahun 2011 yang dikutip oleh Nuriana Rachmani Dewi

menunjukkan penurunan jika dibandingkan tahun 2007 Untuk skor TIMSS

tahun 2007 sebesar 399 kemudian mengalami penurunan menjadi 392 pada tahun

20115Penuruan skor tersebut mungkin disebabkan karena kurangnya

kemampuan berpikir matematis pada diri siswa termasuk di dalamnya

kemampuan komunikasi matematis

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di MTs

Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20172018 menunjukkan bahwa kemampuan

komunikasi matematis siswa masih tergolong rendah Rata-rata nilai untuk

indikator membuat sketsa gambar dan menyatakan permasalahan ke dalam

bentuk model matematika serta menyelesaikannya dalam menentukan luas

persegi panjang dan belah ketupat siswa hanya mampu mencapai rata-rata 1470

Seiring dengan penelitian pendahuluan penulis penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Safiqotul menyatakan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Ekspositori adalah

57546Pada indikator kemampuan menggunakan notasi matematik dan

strukturnya untuk menyajikan ide kemampuan menyajikan masalah matematika

dalam bentuk objek (gambar diagram dan tabel) serta kemampuan dalam

menyusun argumen dan penyelesaian matematika Hal ini menunjukkan bahwa

siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan

4PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading and Science

Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014) h 61 5Nuriana Rachmani Dewi ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding SNMPM

Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret 2013) h2 6 Safiqotul Aimmah ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

4

gagasan-gagasannya serta siswa mengalami kesulitan dalam

mengkomunikasikan ide-ide dan simbol-simbol matematikaKompetensi yang

dasar dimiliki oleh sesorang siswa adalah kemampuan pemahaman komunikasi

dan berhitungKemampuan komunikasi menjadi sangat penting dalam

penyelesaian soal matematika

Mengingat pentingnya komunikasi matematis maka perlu

dikembangkannya suatu model pembelajaran yang tepat dan inovatif diperlukan

untuk meningkatkan suasana belajar yang aktif dan dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi matematis siswa Salah satu model pembelajaran yang

diperkirakan sesuai dan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis

siswa adalah model pembelajaran RoleM (Representations Oral Language and

Engagement In Mathematics)

Model pembelajaran RoleM merupakan model yang dapat mendorong

siswa untuk aktif dalam belajar serta siswa dapat mengembangkan berbagai

keterampilan matematika secara optimal Model ini memiliki enam tahapan

yaitu Learning Pathways (Alur Pembelajaran) Integerated Experiences

(Pengalaman Terpadu) Multi Representations (Multi Representasi) Language

Building (PondasiBangunan Bahasa) Engaging and Focused (Terlibat dan

Fokus) serta Making Connections (Membuat Koneksi)

Pada tahap learning pathways tahapan perkembangan di dalam

pembelajaran guru mengawali dengan menjelaskan materi pelajaran diikuti

siswa yang bekerja secara kelompok dengan kemampuan yang sama lalu siswa

melakukannya sendiri Pada tahap kedua intergerated experiences yaitu proses

mendengarkan membaca menulis merekam memanipulasi dan berbicara

tentang konsep-konsep untuk meningkatkan keterampilan siswa Pada tahap

ketiga multi representations yaitu menggunakan dan menghubungkan konsep

untuk mempresentasikan matematika seperti penomoran garis grafik dan

simbolKemudian tahap language building yaitu mendorong siswa untuk

menggunakan bahasa matematika sebagai komunikasi pembelajaran matematika

Tahapan selanjutnya engaging and focused yaitu memastikan bahwa bahan ajar

5

dapat meransang secara visual dan difokuskan pada konsep matematikaTahapan

yang terakhir making connections yaitu menghubungkan konsep-konsep

matematika dengan lingkungan rumah dan sekitarnya

Berdasarkan beberapa uraian di atas menunjukkan bahwa model

pembelajaran RoleM menuntut siswa untuk memiliki kemampuan komunikasi

matematik maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

ldquoPengaruh Model Pembelajaran Representations Oral Language

Engagement in Mathematics (RoleM) terhadap Kemampuan Komunikasi

Matematis ldquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didefinisikan masalah

sebagai berikut

1 Rendahnya kemampuan matematika siswa di Indonesia

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang relatif masih rendah

3 Siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan

gagasan-gagasannya

4 Siswa mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan ide-ide dan simbol-

simbol matematika

C Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan maka dalam

penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah agar pengkajian masalah dalam

penelitian ini lebih terarah Adapun pembatasan masalahnya antara lain

1 Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembalajaran

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM)

yang merupakan model yang mendorong siswa untuk aktif dan berinovatif

dalam aktivitas pembelajaran matematika

2 Kemampuan komunikasi yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada

kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyajikan dan memaparkan

ide-ide matematika ke dalam bentuk gambar simbol diagram dan tabel secara

rill dan sesuai dengan lingkungan sekitar Penelitian ini dilakukan di

6

SMPMTs di wilayah Jakarta Materi yang diajarkan adalah materi bangun

sisi datar

D Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi maka

perumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian adalah

1 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan

model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM)

2 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan

model pembalajaran saintifik

3 Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa pada

kelas yang menggunakan model pembalajaran Representations Oral

Language and Engagement in Mathematics (RoleM) lebih tinggi dari pada

model pembelajaran saintifik

E Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk

1 Mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa

dengan menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language

and Engagement in Mathematics (RoleM)

2 Mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan

model pembalajaran saintifik

3 Menganalisis perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang

diajarkan dengan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) dan yang diajarkan dengan model

pembelajaran saintifik

F Manfaat Penelitian

Penelitian ini penting untuk dilakukan karena dapat memberikan manfaat

sebagai berikut

7

1 Bagi Guru

Dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika dengan

menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM)

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk

memperbaiki atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 5 Jakarta Utara yang

beralamat di Jalan Sungai Landak No 10 Cilincing Cilincing Jakarta

UtaraPenelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

20182019

B Metode dan Desaian Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

eksperimenMetode quasi eksperimen dipilih karena peneliti tidak dapat

mengontrol variabel-variabel dari luar yang dapat mempengaruhi eksperimen

Dalam penelitian ini peneliti membagi kelompok yang diteliti menjadi dua

kelompok yaitu kelompok eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan

Model Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik kelompok kontrol yang akan diberi

perlakukan dengan pembelajaran konvensional

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomize

Control Group Post Test Only Design yaitu pengontrolan secara acak dengan

menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dan pemberian tes akhir

(post-test) setelah perlakukan yang diberikan karena peneliti hanya

menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa setelah sampel

diberikan perlakuan tanpa menggunakan pre-test Desain penelitian dengan

menggunakan Randomize Control Group Post Test Only Design adalah

sebagaiberikut7

7John W Creswell Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch (Boston Pearson Education Inc 2012) Edisi 4 h 310

27

27

Tabel 31

Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Post-test

K C O

E X O

Keterangan

K = Kelompok Kontrol

E = Kelompok Eksperimen

C = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional

X = Perlakuan dengan menggunakan Model RoleM

O = Hasil Post-test

Pemberian tes kemampuan komunikasi matematis dilakukan setelah

melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol Perlakukan yang diberikan pada kelompok eksperimen berbeda

dengan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrolParlakuan khusus

diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan Model RoleM dan

pendekatan saintifik dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran

konvensional yang kemudian dilakukan tes kemampuan komunikasi

matematisSetelah dilakukan tes peneliti melakukan analisis terhadap hasil

tes tersebut untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelompok eksperimen dan nilai rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa kelompok kontrol

C Populasi dan Sampel

Berikut merupakan populasi dan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini

1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di MTs

Negeri 5 Jakarta Utara tahun ajaran 20182019 yang terdiri dari delapan

kelas

28

28

2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas

VII MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20182019 Sampel diambil sebanyak

dua kelas dari delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random

Sampling yaitu pengambilan kelas yang ditentukan secara acak untuk menjadi

kelas eksperimen dan kelas kontrol Penentuan kelas secara acak tersebut

dilakukan dengan pengocokkan lima kelas yang menjadi populasi Setelah

dilakukan pengocokkan terpilih kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan

jumlah siswa sebanyak 34 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol

dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang

D Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi

matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan Model

Representations Oral Language Engagement in Mathematics

(RoleM)sebagai variabel bebas (independent variable)

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tesTes

tersebut dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada

akhir materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Hasil dari

posttest tersebut akan diperoleh data skor kemampuan komunikasi matematis

siswa dari kelompok eksperimen dan skor kemampuan komunikasi matematis

siswa dari kelompok kontrol

F Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat

untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaTes tersebut terdiri

dari 6 soal uraian pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu

variabel Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi

matematis yang akan dicapai yaitu melukiskan atau merepresentasikan

gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika menjelaskan ide situasi

29

29

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan

peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika

Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal

Melukiskan atau

merepresentasikan

gambar dalam bentuk

ide dan simbol

matematika

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

persamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling segitiga

1

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

pertidaksamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling

3

Menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara

tulisan dengan gambar

dan aljabar

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep keliling persegi

panjang dengan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel

4

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep pertidaksamaan linear

satu variabel

5

Menyatakan peristiwa

sehari-hari dalam bahasa

atau simbol matematika

Menyelesaikan konsep persamaan linear

satu variabel menggunakan konsep

untung pada kehidupan sehari-hari

2

Menyelesaikan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel menggunakan

konsep volume balokkubus pada

kehidupan sehari-hari

6

30

30

Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk

setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran

kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33

Tabel 33

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

4 Membuat gambar dan

model matematika

serta keterangan

dengan lengkap dan

benar

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

dan benar

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika dengan

benar menggunakan

langkah

penyelesaian tepat

dan jawaban benar

3 Membuat gambar dan

model matematika

keterangan dengan

lengkap tetapi kurang

tepat

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

tetapi kurang tepat

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar menggunakan

langkahpenyelesaian

tepat dan jawaban

salah

2 Membuat gambar dan

model matematika

kurang lengkap

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan kurang lengkap

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar

1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep

0 Tidak ada responjawaban

31

31

Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba

terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui

daya beda dan tingkat kesukaran soal

1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji

validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk

mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson

Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi

5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak

valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal

yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya

valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen

tes akhir (posttest)

2 Daya Pembeda

Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan

rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes

adalah sebagai berikut9

119863119901 =119861119860

119869119860minus

119861119861

119869119861

Keterangan

119863119901 = Daya pembeda butir

119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas

119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah

8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada

2014) h 240 9Ibidh241

32

32

Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10

Tabel 34

Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Dp Interpretasi

070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik

040 lt 119863119901 le 070 Baik

020 lt 119863119901 le 040 Cukup

000 lt 119863119901 le 020 Buruk

119863119901 le 000 Sangat buruk

Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria

cukup

3 Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan

tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf

kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada

butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11

119875 =119861

119869119904

Keterangan

P = indeks kesukaran soal yang dicari

B = jumlah siswa yang menjawab benar

Js = jumlah seluruh siswa

10

Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan

Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan

Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11

Ali Hamzah op cit h245

33

33

Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12

Tabel 35

Klasifikasi Taraf Kesukaran

Nilai P Interpretasi

119875 = 000 Terlalu sukar

000 lt 119875 le 030 Sukar

030 lt 119875 le 070 Sedang

070 lt 119875 lt 100 Mudah

119875 = 100 Terlalu mudah

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria

sukar

4 Reabilitas

Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan

instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh

orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka

akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara

signifikan)13

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu

instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya

Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai

Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas

suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang

diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam

menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel

3614

12

Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13

Ibidh206 14

Ibid

34

34

Tabel 36

Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi

090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat

baik

070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik

040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup

020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk

119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak

tetapsangat buruk

Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis

siswa dapat dilihat pada Tabel 37

Tabel 37

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi

Matematis

Variabel Hasil Uji Keterangan

Kemampuan

komunikasi matematis

0587

Derajat reliabilitas

sedang (cukup)

Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya

pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari

enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator

menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan

benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki

menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan

matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil

rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38

35

35

G Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk

menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar

hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15

Teknik analisis data inferensial

pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik

inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih

dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji

tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t

Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu

sebagai berikut

1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan

untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak normal16

Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub

menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore

4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke

kolomDependent List kemudian pilih plots

5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik

kembali ceklist tersebut

6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with

test lalu klik continue dan OK17

15

Ibid h 242 16

Ibid h 243 17

Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157

36

36

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan

hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005

maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki

variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18

Berikut

merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas

menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 12059012 = 1205902

2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)

1198671 12059012 ne 1205902

2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan

value 2 yang mewakili data kelompok kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare

Means kemudian klik One Way ANOVA

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke

Dependent List

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Factor

6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test

kemudian klik continue lalu OK19

Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis

yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances

pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi

nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen

18

Ibid h 159 19

Ibidh 169-170

37

37

dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan

komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen

3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya

dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t

(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan

perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas kontrol

2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji

kesamaan rata-ratanya

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu

Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom

Test Variable (s)

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Define Groups

6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada

masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2

kemudian klik continue lalu OK20

Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi

sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig

gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis

20

Ibid h 300-301

38

38

siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai

Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

1198670∶1205831le 1205832

1198671∶1205831gt1205832

Keterangan

119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas kontrol

1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas kontrol

1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

3

strategi dari pemecahan masalah mengonseptualisasi menggeneralisasi

bernalar mengomunikasikan tindakan dan merefleksikan penemuan mereka

menginterpretasi dan memberikan argumentasi4

Selain itu skor Indonesia dalam Trends in International Mathematics and

Science Study (TIMSS) tahun 2011 yang dikutip oleh Nuriana Rachmani Dewi

menunjukkan penurunan jika dibandingkan tahun 2007 Untuk skor TIMSS

tahun 2007 sebesar 399 kemudian mengalami penurunan menjadi 392 pada tahun

20115Penuruan skor tersebut mungkin disebabkan karena kurangnya

kemampuan berpikir matematis pada diri siswa termasuk di dalamnya

kemampuan komunikasi matematis

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di MTs

Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20172018 menunjukkan bahwa kemampuan

komunikasi matematis siswa masih tergolong rendah Rata-rata nilai untuk

indikator membuat sketsa gambar dan menyatakan permasalahan ke dalam

bentuk model matematika serta menyelesaikannya dalam menentukan luas

persegi panjang dan belah ketupat siswa hanya mampu mencapai rata-rata 1470

Seiring dengan penelitian pendahuluan penulis penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Safiqotul menyatakan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Ekspositori adalah

57546Pada indikator kemampuan menggunakan notasi matematik dan

strukturnya untuk menyajikan ide kemampuan menyajikan masalah matematika

dalam bentuk objek (gambar diagram dan tabel) serta kemampuan dalam

menyusun argumen dan penyelesaian matematika Hal ini menunjukkan bahwa

siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan

4PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading and Science

Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014) h 61 5Nuriana Rachmani Dewi ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding SNMPM

Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret 2013) h2 6 Safiqotul Aimmah ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

4

gagasan-gagasannya serta siswa mengalami kesulitan dalam

mengkomunikasikan ide-ide dan simbol-simbol matematikaKompetensi yang

dasar dimiliki oleh sesorang siswa adalah kemampuan pemahaman komunikasi

dan berhitungKemampuan komunikasi menjadi sangat penting dalam

penyelesaian soal matematika

Mengingat pentingnya komunikasi matematis maka perlu

dikembangkannya suatu model pembelajaran yang tepat dan inovatif diperlukan

untuk meningkatkan suasana belajar yang aktif dan dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi matematis siswa Salah satu model pembelajaran yang

diperkirakan sesuai dan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis

siswa adalah model pembelajaran RoleM (Representations Oral Language and

Engagement In Mathematics)

Model pembelajaran RoleM merupakan model yang dapat mendorong

siswa untuk aktif dalam belajar serta siswa dapat mengembangkan berbagai

keterampilan matematika secara optimal Model ini memiliki enam tahapan

yaitu Learning Pathways (Alur Pembelajaran) Integerated Experiences

(Pengalaman Terpadu) Multi Representations (Multi Representasi) Language

Building (PondasiBangunan Bahasa) Engaging and Focused (Terlibat dan

Fokus) serta Making Connections (Membuat Koneksi)

Pada tahap learning pathways tahapan perkembangan di dalam

pembelajaran guru mengawali dengan menjelaskan materi pelajaran diikuti

siswa yang bekerja secara kelompok dengan kemampuan yang sama lalu siswa

melakukannya sendiri Pada tahap kedua intergerated experiences yaitu proses

mendengarkan membaca menulis merekam memanipulasi dan berbicara

tentang konsep-konsep untuk meningkatkan keterampilan siswa Pada tahap

ketiga multi representations yaitu menggunakan dan menghubungkan konsep

untuk mempresentasikan matematika seperti penomoran garis grafik dan

simbolKemudian tahap language building yaitu mendorong siswa untuk

menggunakan bahasa matematika sebagai komunikasi pembelajaran matematika

Tahapan selanjutnya engaging and focused yaitu memastikan bahwa bahan ajar

5

dapat meransang secara visual dan difokuskan pada konsep matematikaTahapan

yang terakhir making connections yaitu menghubungkan konsep-konsep

matematika dengan lingkungan rumah dan sekitarnya

Berdasarkan beberapa uraian di atas menunjukkan bahwa model

pembelajaran RoleM menuntut siswa untuk memiliki kemampuan komunikasi

matematik maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

ldquoPengaruh Model Pembelajaran Representations Oral Language

Engagement in Mathematics (RoleM) terhadap Kemampuan Komunikasi

Matematis ldquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didefinisikan masalah

sebagai berikut

1 Rendahnya kemampuan matematika siswa di Indonesia

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang relatif masih rendah

3 Siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan

gagasan-gagasannya

4 Siswa mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan ide-ide dan simbol-

simbol matematika

C Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan maka dalam

penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah agar pengkajian masalah dalam

penelitian ini lebih terarah Adapun pembatasan masalahnya antara lain

1 Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembalajaran

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM)

yang merupakan model yang mendorong siswa untuk aktif dan berinovatif

dalam aktivitas pembelajaran matematika

2 Kemampuan komunikasi yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada

kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyajikan dan memaparkan

ide-ide matematika ke dalam bentuk gambar simbol diagram dan tabel secara

rill dan sesuai dengan lingkungan sekitar Penelitian ini dilakukan di

6

SMPMTs di wilayah Jakarta Materi yang diajarkan adalah materi bangun

sisi datar

D Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi maka

perumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian adalah

1 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan

model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM)

2 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan

model pembalajaran saintifik

3 Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa pada

kelas yang menggunakan model pembalajaran Representations Oral

Language and Engagement in Mathematics (RoleM) lebih tinggi dari pada

model pembelajaran saintifik

E Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk

1 Mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa

dengan menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language

and Engagement in Mathematics (RoleM)

2 Mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan

model pembalajaran saintifik

3 Menganalisis perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang

diajarkan dengan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) dan yang diajarkan dengan model

pembelajaran saintifik

F Manfaat Penelitian

Penelitian ini penting untuk dilakukan karena dapat memberikan manfaat

sebagai berikut

7

1 Bagi Guru

Dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika dengan

menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM)

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk

memperbaiki atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 5 Jakarta Utara yang

beralamat di Jalan Sungai Landak No 10 Cilincing Cilincing Jakarta

UtaraPenelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

20182019

B Metode dan Desaian Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

eksperimenMetode quasi eksperimen dipilih karena peneliti tidak dapat

mengontrol variabel-variabel dari luar yang dapat mempengaruhi eksperimen

Dalam penelitian ini peneliti membagi kelompok yang diteliti menjadi dua

kelompok yaitu kelompok eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan

Model Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik kelompok kontrol yang akan diberi

perlakukan dengan pembelajaran konvensional

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomize

Control Group Post Test Only Design yaitu pengontrolan secara acak dengan

menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dan pemberian tes akhir

(post-test) setelah perlakukan yang diberikan karena peneliti hanya

menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa setelah sampel

diberikan perlakuan tanpa menggunakan pre-test Desain penelitian dengan

menggunakan Randomize Control Group Post Test Only Design adalah

sebagaiberikut7

7John W Creswell Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch (Boston Pearson Education Inc 2012) Edisi 4 h 310

27

27

Tabel 31

Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Post-test

K C O

E X O

Keterangan

K = Kelompok Kontrol

E = Kelompok Eksperimen

C = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional

X = Perlakuan dengan menggunakan Model RoleM

O = Hasil Post-test

Pemberian tes kemampuan komunikasi matematis dilakukan setelah

melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol Perlakukan yang diberikan pada kelompok eksperimen berbeda

dengan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrolParlakuan khusus

diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan Model RoleM dan

pendekatan saintifik dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran

konvensional yang kemudian dilakukan tes kemampuan komunikasi

matematisSetelah dilakukan tes peneliti melakukan analisis terhadap hasil

tes tersebut untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelompok eksperimen dan nilai rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa kelompok kontrol

C Populasi dan Sampel

Berikut merupakan populasi dan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini

1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di MTs

Negeri 5 Jakarta Utara tahun ajaran 20182019 yang terdiri dari delapan

kelas

28

28

2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas

VII MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20182019 Sampel diambil sebanyak

dua kelas dari delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random

Sampling yaitu pengambilan kelas yang ditentukan secara acak untuk menjadi

kelas eksperimen dan kelas kontrol Penentuan kelas secara acak tersebut

dilakukan dengan pengocokkan lima kelas yang menjadi populasi Setelah

dilakukan pengocokkan terpilih kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan

jumlah siswa sebanyak 34 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol

dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang

D Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi

matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan Model

Representations Oral Language Engagement in Mathematics

(RoleM)sebagai variabel bebas (independent variable)

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tesTes

tersebut dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada

akhir materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Hasil dari

posttest tersebut akan diperoleh data skor kemampuan komunikasi matematis

siswa dari kelompok eksperimen dan skor kemampuan komunikasi matematis

siswa dari kelompok kontrol

F Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat

untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaTes tersebut terdiri

dari 6 soal uraian pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu

variabel Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi

matematis yang akan dicapai yaitu melukiskan atau merepresentasikan

gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika menjelaskan ide situasi

29

29

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan

peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika

Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal

Melukiskan atau

merepresentasikan

gambar dalam bentuk

ide dan simbol

matematika

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

persamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling segitiga

1

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

pertidaksamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling

3

Menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara

tulisan dengan gambar

dan aljabar

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep keliling persegi

panjang dengan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel

4

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep pertidaksamaan linear

satu variabel

5

Menyatakan peristiwa

sehari-hari dalam bahasa

atau simbol matematika

Menyelesaikan konsep persamaan linear

satu variabel menggunakan konsep

untung pada kehidupan sehari-hari

2

Menyelesaikan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel menggunakan

konsep volume balokkubus pada

kehidupan sehari-hari

6

30

30

Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk

setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran

kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33

Tabel 33

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

4 Membuat gambar dan

model matematika

serta keterangan

dengan lengkap dan

benar

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

dan benar

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika dengan

benar menggunakan

langkah

penyelesaian tepat

dan jawaban benar

3 Membuat gambar dan

model matematika

keterangan dengan

lengkap tetapi kurang

tepat

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

tetapi kurang tepat

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar menggunakan

langkahpenyelesaian

tepat dan jawaban

salah

2 Membuat gambar dan

model matematika

kurang lengkap

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan kurang lengkap

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar

1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep

0 Tidak ada responjawaban

31

31

Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba

terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui

daya beda dan tingkat kesukaran soal

1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji

validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk

mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson

Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi

5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak

valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal

yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya

valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen

tes akhir (posttest)

2 Daya Pembeda

Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan

rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes

adalah sebagai berikut9

119863119901 =119861119860

119869119860minus

119861119861

119869119861

Keterangan

119863119901 = Daya pembeda butir

119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas

119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah

8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada

2014) h 240 9Ibidh241

32

32

Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10

Tabel 34

Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Dp Interpretasi

070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik

040 lt 119863119901 le 070 Baik

020 lt 119863119901 le 040 Cukup

000 lt 119863119901 le 020 Buruk

119863119901 le 000 Sangat buruk

Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria

cukup

3 Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan

tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf

kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada

butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11

119875 =119861

119869119904

Keterangan

P = indeks kesukaran soal yang dicari

B = jumlah siswa yang menjawab benar

Js = jumlah seluruh siswa

10

Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan

Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan

Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11

Ali Hamzah op cit h245

33

33

Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12

Tabel 35

Klasifikasi Taraf Kesukaran

Nilai P Interpretasi

119875 = 000 Terlalu sukar

000 lt 119875 le 030 Sukar

030 lt 119875 le 070 Sedang

070 lt 119875 lt 100 Mudah

119875 = 100 Terlalu mudah

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria

sukar

4 Reabilitas

Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan

instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh

orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka

akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara

signifikan)13

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu

instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya

Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai

Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas

suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang

diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam

menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel

3614

12

Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13

Ibidh206 14

Ibid

34

34

Tabel 36

Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi

090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat

baik

070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik

040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup

020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk

119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak

tetapsangat buruk

Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis

siswa dapat dilihat pada Tabel 37

Tabel 37

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi

Matematis

Variabel Hasil Uji Keterangan

Kemampuan

komunikasi matematis

0587

Derajat reliabilitas

sedang (cukup)

Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya

pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari

enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator

menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan

benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki

menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan

matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil

rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38

35

35

G Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk

menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar

hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15

Teknik analisis data inferensial

pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik

inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih

dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji

tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t

Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu

sebagai berikut

1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan

untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak normal16

Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub

menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore

4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke

kolomDependent List kemudian pilih plots

5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik

kembali ceklist tersebut

6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with

test lalu klik continue dan OK17

15

Ibid h 242 16

Ibid h 243 17

Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157

36

36

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan

hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005

maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki

variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18

Berikut

merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas

menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 12059012 = 1205902

2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)

1198671 12059012 ne 1205902

2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan

value 2 yang mewakili data kelompok kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare

Means kemudian klik One Way ANOVA

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke

Dependent List

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Factor

6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test

kemudian klik continue lalu OK19

Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis

yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances

pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi

nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen

18

Ibid h 159 19

Ibidh 169-170

37

37

dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan

komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen

3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya

dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t

(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan

perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas kontrol

2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji

kesamaan rata-ratanya

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu

Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom

Test Variable (s)

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Define Groups

6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada

masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2

kemudian klik continue lalu OK20

Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi

sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig

gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis

20

Ibid h 300-301

38

38

siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai

Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

1198670∶1205831le 1205832

1198671∶1205831gt1205832

Keterangan

119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas kontrol

1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas kontrol

1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

4

gagasan-gagasannya serta siswa mengalami kesulitan dalam

mengkomunikasikan ide-ide dan simbol-simbol matematikaKompetensi yang

dasar dimiliki oleh sesorang siswa adalah kemampuan pemahaman komunikasi

dan berhitungKemampuan komunikasi menjadi sangat penting dalam

penyelesaian soal matematika

Mengingat pentingnya komunikasi matematis maka perlu

dikembangkannya suatu model pembelajaran yang tepat dan inovatif diperlukan

untuk meningkatkan suasana belajar yang aktif dan dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi matematis siswa Salah satu model pembelajaran yang

diperkirakan sesuai dan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis

siswa adalah model pembelajaran RoleM (Representations Oral Language and

Engagement In Mathematics)

Model pembelajaran RoleM merupakan model yang dapat mendorong

siswa untuk aktif dalam belajar serta siswa dapat mengembangkan berbagai

keterampilan matematika secara optimal Model ini memiliki enam tahapan

yaitu Learning Pathways (Alur Pembelajaran) Integerated Experiences

(Pengalaman Terpadu) Multi Representations (Multi Representasi) Language

Building (PondasiBangunan Bahasa) Engaging and Focused (Terlibat dan

Fokus) serta Making Connections (Membuat Koneksi)

Pada tahap learning pathways tahapan perkembangan di dalam

pembelajaran guru mengawali dengan menjelaskan materi pelajaran diikuti

siswa yang bekerja secara kelompok dengan kemampuan yang sama lalu siswa

melakukannya sendiri Pada tahap kedua intergerated experiences yaitu proses

mendengarkan membaca menulis merekam memanipulasi dan berbicara

tentang konsep-konsep untuk meningkatkan keterampilan siswa Pada tahap

ketiga multi representations yaitu menggunakan dan menghubungkan konsep

untuk mempresentasikan matematika seperti penomoran garis grafik dan

simbolKemudian tahap language building yaitu mendorong siswa untuk

menggunakan bahasa matematika sebagai komunikasi pembelajaran matematika

Tahapan selanjutnya engaging and focused yaitu memastikan bahwa bahan ajar

5

dapat meransang secara visual dan difokuskan pada konsep matematikaTahapan

yang terakhir making connections yaitu menghubungkan konsep-konsep

matematika dengan lingkungan rumah dan sekitarnya

Berdasarkan beberapa uraian di atas menunjukkan bahwa model

pembelajaran RoleM menuntut siswa untuk memiliki kemampuan komunikasi

matematik maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

ldquoPengaruh Model Pembelajaran Representations Oral Language

Engagement in Mathematics (RoleM) terhadap Kemampuan Komunikasi

Matematis ldquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didefinisikan masalah

sebagai berikut

1 Rendahnya kemampuan matematika siswa di Indonesia

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang relatif masih rendah

3 Siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan

gagasan-gagasannya

4 Siswa mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan ide-ide dan simbol-

simbol matematika

C Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan maka dalam

penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah agar pengkajian masalah dalam

penelitian ini lebih terarah Adapun pembatasan masalahnya antara lain

1 Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembalajaran

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM)

yang merupakan model yang mendorong siswa untuk aktif dan berinovatif

dalam aktivitas pembelajaran matematika

2 Kemampuan komunikasi yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada

kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyajikan dan memaparkan

ide-ide matematika ke dalam bentuk gambar simbol diagram dan tabel secara

rill dan sesuai dengan lingkungan sekitar Penelitian ini dilakukan di

6

SMPMTs di wilayah Jakarta Materi yang diajarkan adalah materi bangun

sisi datar

D Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi maka

perumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian adalah

1 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan

model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM)

2 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan

model pembalajaran saintifik

3 Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa pada

kelas yang menggunakan model pembalajaran Representations Oral

Language and Engagement in Mathematics (RoleM) lebih tinggi dari pada

model pembelajaran saintifik

E Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk

1 Mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa

dengan menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language

and Engagement in Mathematics (RoleM)

2 Mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan

model pembalajaran saintifik

3 Menganalisis perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang

diajarkan dengan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) dan yang diajarkan dengan model

pembelajaran saintifik

F Manfaat Penelitian

Penelitian ini penting untuk dilakukan karena dapat memberikan manfaat

sebagai berikut

7

1 Bagi Guru

Dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika dengan

menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM)

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk

memperbaiki atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 5 Jakarta Utara yang

beralamat di Jalan Sungai Landak No 10 Cilincing Cilincing Jakarta

UtaraPenelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

20182019

B Metode dan Desaian Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

eksperimenMetode quasi eksperimen dipilih karena peneliti tidak dapat

mengontrol variabel-variabel dari luar yang dapat mempengaruhi eksperimen

Dalam penelitian ini peneliti membagi kelompok yang diteliti menjadi dua

kelompok yaitu kelompok eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan

Model Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik kelompok kontrol yang akan diberi

perlakukan dengan pembelajaran konvensional

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomize

Control Group Post Test Only Design yaitu pengontrolan secara acak dengan

menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dan pemberian tes akhir

(post-test) setelah perlakukan yang diberikan karena peneliti hanya

menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa setelah sampel

diberikan perlakuan tanpa menggunakan pre-test Desain penelitian dengan

menggunakan Randomize Control Group Post Test Only Design adalah

sebagaiberikut7

7John W Creswell Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch (Boston Pearson Education Inc 2012) Edisi 4 h 310

27

27

Tabel 31

Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Post-test

K C O

E X O

Keterangan

K = Kelompok Kontrol

E = Kelompok Eksperimen

C = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional

X = Perlakuan dengan menggunakan Model RoleM

O = Hasil Post-test

Pemberian tes kemampuan komunikasi matematis dilakukan setelah

melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol Perlakukan yang diberikan pada kelompok eksperimen berbeda

dengan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrolParlakuan khusus

diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan Model RoleM dan

pendekatan saintifik dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran

konvensional yang kemudian dilakukan tes kemampuan komunikasi

matematisSetelah dilakukan tes peneliti melakukan analisis terhadap hasil

tes tersebut untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelompok eksperimen dan nilai rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa kelompok kontrol

C Populasi dan Sampel

Berikut merupakan populasi dan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini

1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di MTs

Negeri 5 Jakarta Utara tahun ajaran 20182019 yang terdiri dari delapan

kelas

28

28

2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas

VII MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20182019 Sampel diambil sebanyak

dua kelas dari delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random

Sampling yaitu pengambilan kelas yang ditentukan secara acak untuk menjadi

kelas eksperimen dan kelas kontrol Penentuan kelas secara acak tersebut

dilakukan dengan pengocokkan lima kelas yang menjadi populasi Setelah

dilakukan pengocokkan terpilih kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan

jumlah siswa sebanyak 34 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol

dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang

D Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi

matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan Model

Representations Oral Language Engagement in Mathematics

(RoleM)sebagai variabel bebas (independent variable)

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tesTes

tersebut dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada

akhir materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Hasil dari

posttest tersebut akan diperoleh data skor kemampuan komunikasi matematis

siswa dari kelompok eksperimen dan skor kemampuan komunikasi matematis

siswa dari kelompok kontrol

F Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat

untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaTes tersebut terdiri

dari 6 soal uraian pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu

variabel Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi

matematis yang akan dicapai yaitu melukiskan atau merepresentasikan

gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika menjelaskan ide situasi

29

29

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan

peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika

Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal

Melukiskan atau

merepresentasikan

gambar dalam bentuk

ide dan simbol

matematika

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

persamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling segitiga

1

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

pertidaksamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling

3

Menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara

tulisan dengan gambar

dan aljabar

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep keliling persegi

panjang dengan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel

4

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep pertidaksamaan linear

satu variabel

5

Menyatakan peristiwa

sehari-hari dalam bahasa

atau simbol matematika

Menyelesaikan konsep persamaan linear

satu variabel menggunakan konsep

untung pada kehidupan sehari-hari

2

Menyelesaikan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel menggunakan

konsep volume balokkubus pada

kehidupan sehari-hari

6

30

30

Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk

setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran

kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33

Tabel 33

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

4 Membuat gambar dan

model matematika

serta keterangan

dengan lengkap dan

benar

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

dan benar

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika dengan

benar menggunakan

langkah

penyelesaian tepat

dan jawaban benar

3 Membuat gambar dan

model matematika

keterangan dengan

lengkap tetapi kurang

tepat

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

tetapi kurang tepat

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar menggunakan

langkahpenyelesaian

tepat dan jawaban

salah

2 Membuat gambar dan

model matematika

kurang lengkap

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan kurang lengkap

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar

1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep

0 Tidak ada responjawaban

31

31

Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba

terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui

daya beda dan tingkat kesukaran soal

1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji

validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk

mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson

Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi

5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak

valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal

yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya

valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen

tes akhir (posttest)

2 Daya Pembeda

Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan

rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes

adalah sebagai berikut9

119863119901 =119861119860

119869119860minus

119861119861

119869119861

Keterangan

119863119901 = Daya pembeda butir

119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas

119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah

8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada

2014) h 240 9Ibidh241

32

32

Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10

Tabel 34

Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Dp Interpretasi

070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik

040 lt 119863119901 le 070 Baik

020 lt 119863119901 le 040 Cukup

000 lt 119863119901 le 020 Buruk

119863119901 le 000 Sangat buruk

Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria

cukup

3 Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan

tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf

kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada

butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11

119875 =119861

119869119904

Keterangan

P = indeks kesukaran soal yang dicari

B = jumlah siswa yang menjawab benar

Js = jumlah seluruh siswa

10

Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan

Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan

Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11

Ali Hamzah op cit h245

33

33

Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12

Tabel 35

Klasifikasi Taraf Kesukaran

Nilai P Interpretasi

119875 = 000 Terlalu sukar

000 lt 119875 le 030 Sukar

030 lt 119875 le 070 Sedang

070 lt 119875 lt 100 Mudah

119875 = 100 Terlalu mudah

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria

sukar

4 Reabilitas

Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan

instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh

orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka

akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara

signifikan)13

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu

instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya

Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai

Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas

suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang

diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam

menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel

3614

12

Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13

Ibidh206 14

Ibid

34

34

Tabel 36

Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi

090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat

baik

070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik

040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup

020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk

119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak

tetapsangat buruk

Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis

siswa dapat dilihat pada Tabel 37

Tabel 37

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi

Matematis

Variabel Hasil Uji Keterangan

Kemampuan

komunikasi matematis

0587

Derajat reliabilitas

sedang (cukup)

Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya

pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari

enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator

menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan

benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki

menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan

matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil

rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38

35

35

G Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk

menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar

hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15

Teknik analisis data inferensial

pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik

inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih

dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji

tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t

Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu

sebagai berikut

1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan

untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak normal16

Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub

menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore

4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke

kolomDependent List kemudian pilih plots

5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik

kembali ceklist tersebut

6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with

test lalu klik continue dan OK17

15

Ibid h 242 16

Ibid h 243 17

Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157

36

36

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan

hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005

maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki

variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18

Berikut

merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas

menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 12059012 = 1205902

2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)

1198671 12059012 ne 1205902

2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan

value 2 yang mewakili data kelompok kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare

Means kemudian klik One Way ANOVA

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke

Dependent List

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Factor

6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test

kemudian klik continue lalu OK19

Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis

yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances

pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi

nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen

18

Ibid h 159 19

Ibidh 169-170

37

37

dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan

komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen

3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya

dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t

(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan

perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas kontrol

2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji

kesamaan rata-ratanya

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu

Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom

Test Variable (s)

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Define Groups

6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada

masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2

kemudian klik continue lalu OK20

Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi

sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig

gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis

20

Ibid h 300-301

38

38

siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai

Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

1198670∶1205831le 1205832

1198671∶1205831gt1205832

Keterangan

119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas kontrol

1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas kontrol

1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

5

dapat meransang secara visual dan difokuskan pada konsep matematikaTahapan

yang terakhir making connections yaitu menghubungkan konsep-konsep

matematika dengan lingkungan rumah dan sekitarnya

Berdasarkan beberapa uraian di atas menunjukkan bahwa model

pembelajaran RoleM menuntut siswa untuk memiliki kemampuan komunikasi

matematik maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

ldquoPengaruh Model Pembelajaran Representations Oral Language

Engagement in Mathematics (RoleM) terhadap Kemampuan Komunikasi

Matematis ldquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didefinisikan masalah

sebagai berikut

1 Rendahnya kemampuan matematika siswa di Indonesia

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang relatif masih rendah

3 Siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan

gagasan-gagasannya

4 Siswa mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan ide-ide dan simbol-

simbol matematika

C Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan maka dalam

penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah agar pengkajian masalah dalam

penelitian ini lebih terarah Adapun pembatasan masalahnya antara lain

1 Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembalajaran

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM)

yang merupakan model yang mendorong siswa untuk aktif dan berinovatif

dalam aktivitas pembelajaran matematika

2 Kemampuan komunikasi yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada

kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyajikan dan memaparkan

ide-ide matematika ke dalam bentuk gambar simbol diagram dan tabel secara

rill dan sesuai dengan lingkungan sekitar Penelitian ini dilakukan di

6

SMPMTs di wilayah Jakarta Materi yang diajarkan adalah materi bangun

sisi datar

D Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi maka

perumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian adalah

1 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan

model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM)

2 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan

model pembalajaran saintifik

3 Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa pada

kelas yang menggunakan model pembalajaran Representations Oral

Language and Engagement in Mathematics (RoleM) lebih tinggi dari pada

model pembelajaran saintifik

E Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk

1 Mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa

dengan menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language

and Engagement in Mathematics (RoleM)

2 Mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan

model pembalajaran saintifik

3 Menganalisis perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang

diajarkan dengan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) dan yang diajarkan dengan model

pembelajaran saintifik

F Manfaat Penelitian

Penelitian ini penting untuk dilakukan karena dapat memberikan manfaat

sebagai berikut

7

1 Bagi Guru

Dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika dengan

menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM)

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk

memperbaiki atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 5 Jakarta Utara yang

beralamat di Jalan Sungai Landak No 10 Cilincing Cilincing Jakarta

UtaraPenelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

20182019

B Metode dan Desaian Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

eksperimenMetode quasi eksperimen dipilih karena peneliti tidak dapat

mengontrol variabel-variabel dari luar yang dapat mempengaruhi eksperimen

Dalam penelitian ini peneliti membagi kelompok yang diteliti menjadi dua

kelompok yaitu kelompok eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan

Model Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik kelompok kontrol yang akan diberi

perlakukan dengan pembelajaran konvensional

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomize

Control Group Post Test Only Design yaitu pengontrolan secara acak dengan

menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dan pemberian tes akhir

(post-test) setelah perlakukan yang diberikan karena peneliti hanya

menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa setelah sampel

diberikan perlakuan tanpa menggunakan pre-test Desain penelitian dengan

menggunakan Randomize Control Group Post Test Only Design adalah

sebagaiberikut7

7John W Creswell Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch (Boston Pearson Education Inc 2012) Edisi 4 h 310

27

27

Tabel 31

Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Post-test

K C O

E X O

Keterangan

K = Kelompok Kontrol

E = Kelompok Eksperimen

C = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional

X = Perlakuan dengan menggunakan Model RoleM

O = Hasil Post-test

Pemberian tes kemampuan komunikasi matematis dilakukan setelah

melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol Perlakukan yang diberikan pada kelompok eksperimen berbeda

dengan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrolParlakuan khusus

diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan Model RoleM dan

pendekatan saintifik dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran

konvensional yang kemudian dilakukan tes kemampuan komunikasi

matematisSetelah dilakukan tes peneliti melakukan analisis terhadap hasil

tes tersebut untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelompok eksperimen dan nilai rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa kelompok kontrol

C Populasi dan Sampel

Berikut merupakan populasi dan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini

1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di MTs

Negeri 5 Jakarta Utara tahun ajaran 20182019 yang terdiri dari delapan

kelas

28

28

2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas

VII MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20182019 Sampel diambil sebanyak

dua kelas dari delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random

Sampling yaitu pengambilan kelas yang ditentukan secara acak untuk menjadi

kelas eksperimen dan kelas kontrol Penentuan kelas secara acak tersebut

dilakukan dengan pengocokkan lima kelas yang menjadi populasi Setelah

dilakukan pengocokkan terpilih kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan

jumlah siswa sebanyak 34 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol

dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang

D Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi

matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan Model

Representations Oral Language Engagement in Mathematics

(RoleM)sebagai variabel bebas (independent variable)

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tesTes

tersebut dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada

akhir materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Hasil dari

posttest tersebut akan diperoleh data skor kemampuan komunikasi matematis

siswa dari kelompok eksperimen dan skor kemampuan komunikasi matematis

siswa dari kelompok kontrol

F Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat

untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaTes tersebut terdiri

dari 6 soal uraian pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu

variabel Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi

matematis yang akan dicapai yaitu melukiskan atau merepresentasikan

gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika menjelaskan ide situasi

29

29

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan

peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika

Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal

Melukiskan atau

merepresentasikan

gambar dalam bentuk

ide dan simbol

matematika

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

persamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling segitiga

1

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

pertidaksamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling

3

Menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara

tulisan dengan gambar

dan aljabar

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep keliling persegi

panjang dengan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel

4

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep pertidaksamaan linear

satu variabel

5

Menyatakan peristiwa

sehari-hari dalam bahasa

atau simbol matematika

Menyelesaikan konsep persamaan linear

satu variabel menggunakan konsep

untung pada kehidupan sehari-hari

2

Menyelesaikan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel menggunakan

konsep volume balokkubus pada

kehidupan sehari-hari

6

30

30

Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk

setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran

kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33

Tabel 33

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

4 Membuat gambar dan

model matematika

serta keterangan

dengan lengkap dan

benar

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

dan benar

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika dengan

benar menggunakan

langkah

penyelesaian tepat

dan jawaban benar

3 Membuat gambar dan

model matematika

keterangan dengan

lengkap tetapi kurang

tepat

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

tetapi kurang tepat

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar menggunakan

langkahpenyelesaian

tepat dan jawaban

salah

2 Membuat gambar dan

model matematika

kurang lengkap

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan kurang lengkap

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar

1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep

0 Tidak ada responjawaban

31

31

Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba

terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui

daya beda dan tingkat kesukaran soal

1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji

validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk

mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson

Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi

5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak

valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal

yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya

valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen

tes akhir (posttest)

2 Daya Pembeda

Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan

rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes

adalah sebagai berikut9

119863119901 =119861119860

119869119860minus

119861119861

119869119861

Keterangan

119863119901 = Daya pembeda butir

119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas

119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah

8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada

2014) h 240 9Ibidh241

32

32

Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10

Tabel 34

Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Dp Interpretasi

070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik

040 lt 119863119901 le 070 Baik

020 lt 119863119901 le 040 Cukup

000 lt 119863119901 le 020 Buruk

119863119901 le 000 Sangat buruk

Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria

cukup

3 Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan

tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf

kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada

butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11

119875 =119861

119869119904

Keterangan

P = indeks kesukaran soal yang dicari

B = jumlah siswa yang menjawab benar

Js = jumlah seluruh siswa

10

Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan

Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan

Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11

Ali Hamzah op cit h245

33

33

Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12

Tabel 35

Klasifikasi Taraf Kesukaran

Nilai P Interpretasi

119875 = 000 Terlalu sukar

000 lt 119875 le 030 Sukar

030 lt 119875 le 070 Sedang

070 lt 119875 lt 100 Mudah

119875 = 100 Terlalu mudah

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria

sukar

4 Reabilitas

Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan

instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh

orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka

akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara

signifikan)13

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu

instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya

Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai

Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas

suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang

diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam

menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel

3614

12

Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13

Ibidh206 14

Ibid

34

34

Tabel 36

Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi

090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat

baik

070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik

040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup

020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk

119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak

tetapsangat buruk

Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis

siswa dapat dilihat pada Tabel 37

Tabel 37

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi

Matematis

Variabel Hasil Uji Keterangan

Kemampuan

komunikasi matematis

0587

Derajat reliabilitas

sedang (cukup)

Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya

pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari

enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator

menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan

benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki

menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan

matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil

rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38

35

35

G Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk

menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar

hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15

Teknik analisis data inferensial

pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik

inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih

dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji

tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t

Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu

sebagai berikut

1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan

untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak normal16

Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub

menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore

4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke

kolomDependent List kemudian pilih plots

5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik

kembali ceklist tersebut

6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with

test lalu klik continue dan OK17

15

Ibid h 242 16

Ibid h 243 17

Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157

36

36

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan

hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005

maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki

variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18

Berikut

merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas

menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 12059012 = 1205902

2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)

1198671 12059012 ne 1205902

2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan

value 2 yang mewakili data kelompok kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare

Means kemudian klik One Way ANOVA

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke

Dependent List

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Factor

6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test

kemudian klik continue lalu OK19

Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis

yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances

pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi

nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen

18

Ibid h 159 19

Ibidh 169-170

37

37

dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan

komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen

3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya

dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t

(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan

perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas kontrol

2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji

kesamaan rata-ratanya

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu

Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom

Test Variable (s)

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Define Groups

6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada

masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2

kemudian klik continue lalu OK20

Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi

sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig

gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis

20

Ibid h 300-301

38

38

siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai

Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

1198670∶1205831le 1205832

1198671∶1205831gt1205832

Keterangan

119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas kontrol

1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas kontrol

1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

6

SMPMTs di wilayah Jakarta Materi yang diajarkan adalah materi bangun

sisi datar

D Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi maka

perumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian adalah

1 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan

model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM)

2 Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan

model pembalajaran saintifik

3 Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa pada

kelas yang menggunakan model pembalajaran Representations Oral

Language and Engagement in Mathematics (RoleM) lebih tinggi dari pada

model pembelajaran saintifik

E Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk

1 Mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa

dengan menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language

and Engagement in Mathematics (RoleM)

2 Mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan

model pembalajaran saintifik

3 Menganalisis perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang

diajarkan dengan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) dan yang diajarkan dengan model

pembelajaran saintifik

F Manfaat Penelitian

Penelitian ini penting untuk dilakukan karena dapat memberikan manfaat

sebagai berikut

7

1 Bagi Guru

Dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika dengan

menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM)

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk

memperbaiki atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 5 Jakarta Utara yang

beralamat di Jalan Sungai Landak No 10 Cilincing Cilincing Jakarta

UtaraPenelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

20182019

B Metode dan Desaian Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

eksperimenMetode quasi eksperimen dipilih karena peneliti tidak dapat

mengontrol variabel-variabel dari luar yang dapat mempengaruhi eksperimen

Dalam penelitian ini peneliti membagi kelompok yang diteliti menjadi dua

kelompok yaitu kelompok eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan

Model Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik kelompok kontrol yang akan diberi

perlakukan dengan pembelajaran konvensional

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomize

Control Group Post Test Only Design yaitu pengontrolan secara acak dengan

menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dan pemberian tes akhir

(post-test) setelah perlakukan yang diberikan karena peneliti hanya

menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa setelah sampel

diberikan perlakuan tanpa menggunakan pre-test Desain penelitian dengan

menggunakan Randomize Control Group Post Test Only Design adalah

sebagaiberikut7

7John W Creswell Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch (Boston Pearson Education Inc 2012) Edisi 4 h 310

27

27

Tabel 31

Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Post-test

K C O

E X O

Keterangan

K = Kelompok Kontrol

E = Kelompok Eksperimen

C = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional

X = Perlakuan dengan menggunakan Model RoleM

O = Hasil Post-test

Pemberian tes kemampuan komunikasi matematis dilakukan setelah

melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol Perlakukan yang diberikan pada kelompok eksperimen berbeda

dengan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrolParlakuan khusus

diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan Model RoleM dan

pendekatan saintifik dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran

konvensional yang kemudian dilakukan tes kemampuan komunikasi

matematisSetelah dilakukan tes peneliti melakukan analisis terhadap hasil

tes tersebut untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelompok eksperimen dan nilai rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa kelompok kontrol

C Populasi dan Sampel

Berikut merupakan populasi dan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini

1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di MTs

Negeri 5 Jakarta Utara tahun ajaran 20182019 yang terdiri dari delapan

kelas

28

28

2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas

VII MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20182019 Sampel diambil sebanyak

dua kelas dari delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random

Sampling yaitu pengambilan kelas yang ditentukan secara acak untuk menjadi

kelas eksperimen dan kelas kontrol Penentuan kelas secara acak tersebut

dilakukan dengan pengocokkan lima kelas yang menjadi populasi Setelah

dilakukan pengocokkan terpilih kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan

jumlah siswa sebanyak 34 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol

dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang

D Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi

matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan Model

Representations Oral Language Engagement in Mathematics

(RoleM)sebagai variabel bebas (independent variable)

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tesTes

tersebut dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada

akhir materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Hasil dari

posttest tersebut akan diperoleh data skor kemampuan komunikasi matematis

siswa dari kelompok eksperimen dan skor kemampuan komunikasi matematis

siswa dari kelompok kontrol

F Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat

untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaTes tersebut terdiri

dari 6 soal uraian pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu

variabel Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi

matematis yang akan dicapai yaitu melukiskan atau merepresentasikan

gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika menjelaskan ide situasi

29

29

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan

peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika

Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal

Melukiskan atau

merepresentasikan

gambar dalam bentuk

ide dan simbol

matematika

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

persamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling segitiga

1

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

pertidaksamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling

3

Menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara

tulisan dengan gambar

dan aljabar

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep keliling persegi

panjang dengan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel

4

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep pertidaksamaan linear

satu variabel

5

Menyatakan peristiwa

sehari-hari dalam bahasa

atau simbol matematika

Menyelesaikan konsep persamaan linear

satu variabel menggunakan konsep

untung pada kehidupan sehari-hari

2

Menyelesaikan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel menggunakan

konsep volume balokkubus pada

kehidupan sehari-hari

6

30

30

Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk

setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran

kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33

Tabel 33

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

4 Membuat gambar dan

model matematika

serta keterangan

dengan lengkap dan

benar

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

dan benar

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika dengan

benar menggunakan

langkah

penyelesaian tepat

dan jawaban benar

3 Membuat gambar dan

model matematika

keterangan dengan

lengkap tetapi kurang

tepat

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

tetapi kurang tepat

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar menggunakan

langkahpenyelesaian

tepat dan jawaban

salah

2 Membuat gambar dan

model matematika

kurang lengkap

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan kurang lengkap

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar

1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep

0 Tidak ada responjawaban

31

31

Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba

terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui

daya beda dan tingkat kesukaran soal

1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji

validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk

mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson

Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi

5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak

valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal

yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya

valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen

tes akhir (posttest)

2 Daya Pembeda

Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan

rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes

adalah sebagai berikut9

119863119901 =119861119860

119869119860minus

119861119861

119869119861

Keterangan

119863119901 = Daya pembeda butir

119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas

119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah

8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada

2014) h 240 9Ibidh241

32

32

Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10

Tabel 34

Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Dp Interpretasi

070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik

040 lt 119863119901 le 070 Baik

020 lt 119863119901 le 040 Cukup

000 lt 119863119901 le 020 Buruk

119863119901 le 000 Sangat buruk

Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria

cukup

3 Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan

tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf

kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada

butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11

119875 =119861

119869119904

Keterangan

P = indeks kesukaran soal yang dicari

B = jumlah siswa yang menjawab benar

Js = jumlah seluruh siswa

10

Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan

Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan

Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11

Ali Hamzah op cit h245

33

33

Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12

Tabel 35

Klasifikasi Taraf Kesukaran

Nilai P Interpretasi

119875 = 000 Terlalu sukar

000 lt 119875 le 030 Sukar

030 lt 119875 le 070 Sedang

070 lt 119875 lt 100 Mudah

119875 = 100 Terlalu mudah

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria

sukar

4 Reabilitas

Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan

instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh

orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka

akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara

signifikan)13

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu

instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya

Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai

Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas

suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang

diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam

menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel

3614

12

Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13

Ibidh206 14

Ibid

34

34

Tabel 36

Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi

090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat

baik

070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik

040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup

020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk

119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak

tetapsangat buruk

Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis

siswa dapat dilihat pada Tabel 37

Tabel 37

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi

Matematis

Variabel Hasil Uji Keterangan

Kemampuan

komunikasi matematis

0587

Derajat reliabilitas

sedang (cukup)

Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya

pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari

enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator

menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan

benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki

menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan

matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil

rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38

35

35

G Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk

menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar

hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15

Teknik analisis data inferensial

pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik

inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih

dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji

tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t

Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu

sebagai berikut

1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan

untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak normal16

Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub

menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore

4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke

kolomDependent List kemudian pilih plots

5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik

kembali ceklist tersebut

6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with

test lalu klik continue dan OK17

15

Ibid h 242 16

Ibid h 243 17

Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157

36

36

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan

hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005

maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki

variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18

Berikut

merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas

menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 12059012 = 1205902

2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)

1198671 12059012 ne 1205902

2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan

value 2 yang mewakili data kelompok kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare

Means kemudian klik One Way ANOVA

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke

Dependent List

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Factor

6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test

kemudian klik continue lalu OK19

Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis

yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances

pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi

nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen

18

Ibid h 159 19

Ibidh 169-170

37

37

dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan

komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen

3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya

dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t

(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan

perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas kontrol

2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji

kesamaan rata-ratanya

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu

Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom

Test Variable (s)

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Define Groups

6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada

masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2

kemudian klik continue lalu OK20

Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi

sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig

gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis

20

Ibid h 300-301

38

38

siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai

Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

1198670∶1205831le 1205832

1198671∶1205831gt1205832

Keterangan

119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas kontrol

1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas kontrol

1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

7

1 Bagi Guru

Dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika dengan

menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM)

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk

memperbaiki atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 5 Jakarta Utara yang

beralamat di Jalan Sungai Landak No 10 Cilincing Cilincing Jakarta

UtaraPenelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

20182019

B Metode dan Desaian Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

eksperimenMetode quasi eksperimen dipilih karena peneliti tidak dapat

mengontrol variabel-variabel dari luar yang dapat mempengaruhi eksperimen

Dalam penelitian ini peneliti membagi kelompok yang diteliti menjadi dua

kelompok yaitu kelompok eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan

Model Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik kelompok kontrol yang akan diberi

perlakukan dengan pembelajaran konvensional

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomize

Control Group Post Test Only Design yaitu pengontrolan secara acak dengan

menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dan pemberian tes akhir

(post-test) setelah perlakukan yang diberikan karena peneliti hanya

menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa setelah sampel

diberikan perlakuan tanpa menggunakan pre-test Desain penelitian dengan

menggunakan Randomize Control Group Post Test Only Design adalah

sebagaiberikut7

7John W Creswell Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch (Boston Pearson Education Inc 2012) Edisi 4 h 310

27

27

Tabel 31

Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Post-test

K C O

E X O

Keterangan

K = Kelompok Kontrol

E = Kelompok Eksperimen

C = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional

X = Perlakuan dengan menggunakan Model RoleM

O = Hasil Post-test

Pemberian tes kemampuan komunikasi matematis dilakukan setelah

melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol Perlakukan yang diberikan pada kelompok eksperimen berbeda

dengan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrolParlakuan khusus

diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan Model RoleM dan

pendekatan saintifik dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran

konvensional yang kemudian dilakukan tes kemampuan komunikasi

matematisSetelah dilakukan tes peneliti melakukan analisis terhadap hasil

tes tersebut untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelompok eksperimen dan nilai rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa kelompok kontrol

C Populasi dan Sampel

Berikut merupakan populasi dan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini

1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di MTs

Negeri 5 Jakarta Utara tahun ajaran 20182019 yang terdiri dari delapan

kelas

28

28

2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas

VII MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20182019 Sampel diambil sebanyak

dua kelas dari delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random

Sampling yaitu pengambilan kelas yang ditentukan secara acak untuk menjadi

kelas eksperimen dan kelas kontrol Penentuan kelas secara acak tersebut

dilakukan dengan pengocokkan lima kelas yang menjadi populasi Setelah

dilakukan pengocokkan terpilih kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan

jumlah siswa sebanyak 34 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol

dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang

D Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi

matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan Model

Representations Oral Language Engagement in Mathematics

(RoleM)sebagai variabel bebas (independent variable)

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tesTes

tersebut dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada

akhir materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Hasil dari

posttest tersebut akan diperoleh data skor kemampuan komunikasi matematis

siswa dari kelompok eksperimen dan skor kemampuan komunikasi matematis

siswa dari kelompok kontrol

F Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat

untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaTes tersebut terdiri

dari 6 soal uraian pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu

variabel Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi

matematis yang akan dicapai yaitu melukiskan atau merepresentasikan

gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika menjelaskan ide situasi

29

29

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan

peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika

Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal

Melukiskan atau

merepresentasikan

gambar dalam bentuk

ide dan simbol

matematika

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

persamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling segitiga

1

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

pertidaksamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling

3

Menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara

tulisan dengan gambar

dan aljabar

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep keliling persegi

panjang dengan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel

4

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep pertidaksamaan linear

satu variabel

5

Menyatakan peristiwa

sehari-hari dalam bahasa

atau simbol matematika

Menyelesaikan konsep persamaan linear

satu variabel menggunakan konsep

untung pada kehidupan sehari-hari

2

Menyelesaikan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel menggunakan

konsep volume balokkubus pada

kehidupan sehari-hari

6

30

30

Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk

setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran

kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33

Tabel 33

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

4 Membuat gambar dan

model matematika

serta keterangan

dengan lengkap dan

benar

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

dan benar

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika dengan

benar menggunakan

langkah

penyelesaian tepat

dan jawaban benar

3 Membuat gambar dan

model matematika

keterangan dengan

lengkap tetapi kurang

tepat

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

tetapi kurang tepat

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar menggunakan

langkahpenyelesaian

tepat dan jawaban

salah

2 Membuat gambar dan

model matematika

kurang lengkap

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan kurang lengkap

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar

1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep

0 Tidak ada responjawaban

31

31

Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba

terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui

daya beda dan tingkat kesukaran soal

1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji

validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk

mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson

Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi

5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak

valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal

yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya

valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen

tes akhir (posttest)

2 Daya Pembeda

Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan

rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes

adalah sebagai berikut9

119863119901 =119861119860

119869119860minus

119861119861

119869119861

Keterangan

119863119901 = Daya pembeda butir

119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas

119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah

8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada

2014) h 240 9Ibidh241

32

32

Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10

Tabel 34

Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Dp Interpretasi

070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik

040 lt 119863119901 le 070 Baik

020 lt 119863119901 le 040 Cukup

000 lt 119863119901 le 020 Buruk

119863119901 le 000 Sangat buruk

Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria

cukup

3 Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan

tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf

kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada

butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11

119875 =119861

119869119904

Keterangan

P = indeks kesukaran soal yang dicari

B = jumlah siswa yang menjawab benar

Js = jumlah seluruh siswa

10

Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan

Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan

Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11

Ali Hamzah op cit h245

33

33

Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12

Tabel 35

Klasifikasi Taraf Kesukaran

Nilai P Interpretasi

119875 = 000 Terlalu sukar

000 lt 119875 le 030 Sukar

030 lt 119875 le 070 Sedang

070 lt 119875 lt 100 Mudah

119875 = 100 Terlalu mudah

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria

sukar

4 Reabilitas

Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan

instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh

orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka

akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara

signifikan)13

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu

instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya

Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai

Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas

suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang

diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam

menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel

3614

12

Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13

Ibidh206 14

Ibid

34

34

Tabel 36

Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi

090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat

baik

070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik

040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup

020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk

119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak

tetapsangat buruk

Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis

siswa dapat dilihat pada Tabel 37

Tabel 37

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi

Matematis

Variabel Hasil Uji Keterangan

Kemampuan

komunikasi matematis

0587

Derajat reliabilitas

sedang (cukup)

Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya

pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari

enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator

menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan

benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki

menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan

matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil

rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38

35

35

G Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk

menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar

hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15

Teknik analisis data inferensial

pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik

inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih

dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji

tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t

Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu

sebagai berikut

1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan

untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak normal16

Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub

menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore

4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke

kolomDependent List kemudian pilih plots

5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik

kembali ceklist tersebut

6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with

test lalu klik continue dan OK17

15

Ibid h 242 16

Ibid h 243 17

Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157

36

36

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan

hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005

maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki

variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18

Berikut

merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas

menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 12059012 = 1205902

2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)

1198671 12059012 ne 1205902

2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan

value 2 yang mewakili data kelompok kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare

Means kemudian klik One Way ANOVA

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke

Dependent List

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Factor

6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test

kemudian klik continue lalu OK19

Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis

yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances

pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi

nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen

18

Ibid h 159 19

Ibidh 169-170

37

37

dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan

komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen

3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya

dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t

(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan

perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas kontrol

2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji

kesamaan rata-ratanya

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu

Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom

Test Variable (s)

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Define Groups

6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada

masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2

kemudian klik continue lalu OK20

Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi

sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig

gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis

20

Ibid h 300-301

38

38

siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai

Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

1198670∶1205831le 1205832

1198671∶1205831gt1205832

Keterangan

119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas kontrol

1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas kontrol

1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 5 Jakarta Utara yang

beralamat di Jalan Sungai Landak No 10 Cilincing Cilincing Jakarta

UtaraPenelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

20182019

B Metode dan Desaian Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

eksperimenMetode quasi eksperimen dipilih karena peneliti tidak dapat

mengontrol variabel-variabel dari luar yang dapat mempengaruhi eksperimen

Dalam penelitian ini peneliti membagi kelompok yang diteliti menjadi dua

kelompok yaitu kelompok eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan

Model Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik kelompok kontrol yang akan diberi

perlakukan dengan pembelajaran konvensional

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomize

Control Group Post Test Only Design yaitu pengontrolan secara acak dengan

menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dan pemberian tes akhir

(post-test) setelah perlakukan yang diberikan karena peneliti hanya

menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa setelah sampel

diberikan perlakuan tanpa menggunakan pre-test Desain penelitian dengan

menggunakan Randomize Control Group Post Test Only Design adalah

sebagaiberikut7

7John W Creswell Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch (Boston Pearson Education Inc 2012) Edisi 4 h 310

27

27

Tabel 31

Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Post-test

K C O

E X O

Keterangan

K = Kelompok Kontrol

E = Kelompok Eksperimen

C = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional

X = Perlakuan dengan menggunakan Model RoleM

O = Hasil Post-test

Pemberian tes kemampuan komunikasi matematis dilakukan setelah

melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol Perlakukan yang diberikan pada kelompok eksperimen berbeda

dengan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrolParlakuan khusus

diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan Model RoleM dan

pendekatan saintifik dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran

konvensional yang kemudian dilakukan tes kemampuan komunikasi

matematisSetelah dilakukan tes peneliti melakukan analisis terhadap hasil

tes tersebut untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelompok eksperimen dan nilai rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa kelompok kontrol

C Populasi dan Sampel

Berikut merupakan populasi dan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini

1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di MTs

Negeri 5 Jakarta Utara tahun ajaran 20182019 yang terdiri dari delapan

kelas

28

28

2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas

VII MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20182019 Sampel diambil sebanyak

dua kelas dari delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random

Sampling yaitu pengambilan kelas yang ditentukan secara acak untuk menjadi

kelas eksperimen dan kelas kontrol Penentuan kelas secara acak tersebut

dilakukan dengan pengocokkan lima kelas yang menjadi populasi Setelah

dilakukan pengocokkan terpilih kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan

jumlah siswa sebanyak 34 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol

dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang

D Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi

matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan Model

Representations Oral Language Engagement in Mathematics

(RoleM)sebagai variabel bebas (independent variable)

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tesTes

tersebut dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada

akhir materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Hasil dari

posttest tersebut akan diperoleh data skor kemampuan komunikasi matematis

siswa dari kelompok eksperimen dan skor kemampuan komunikasi matematis

siswa dari kelompok kontrol

F Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat

untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaTes tersebut terdiri

dari 6 soal uraian pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu

variabel Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi

matematis yang akan dicapai yaitu melukiskan atau merepresentasikan

gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika menjelaskan ide situasi

29

29

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan

peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika

Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal

Melukiskan atau

merepresentasikan

gambar dalam bentuk

ide dan simbol

matematika

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

persamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling segitiga

1

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

pertidaksamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling

3

Menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara

tulisan dengan gambar

dan aljabar

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep keliling persegi

panjang dengan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel

4

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep pertidaksamaan linear

satu variabel

5

Menyatakan peristiwa

sehari-hari dalam bahasa

atau simbol matematika

Menyelesaikan konsep persamaan linear

satu variabel menggunakan konsep

untung pada kehidupan sehari-hari

2

Menyelesaikan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel menggunakan

konsep volume balokkubus pada

kehidupan sehari-hari

6

30

30

Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk

setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran

kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33

Tabel 33

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

4 Membuat gambar dan

model matematika

serta keterangan

dengan lengkap dan

benar

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

dan benar

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika dengan

benar menggunakan

langkah

penyelesaian tepat

dan jawaban benar

3 Membuat gambar dan

model matematika

keterangan dengan

lengkap tetapi kurang

tepat

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

tetapi kurang tepat

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar menggunakan

langkahpenyelesaian

tepat dan jawaban

salah

2 Membuat gambar dan

model matematika

kurang lengkap

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan kurang lengkap

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar

1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep

0 Tidak ada responjawaban

31

31

Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba

terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui

daya beda dan tingkat kesukaran soal

1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji

validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk

mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson

Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi

5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak

valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal

yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya

valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen

tes akhir (posttest)

2 Daya Pembeda

Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan

rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes

adalah sebagai berikut9

119863119901 =119861119860

119869119860minus

119861119861

119869119861

Keterangan

119863119901 = Daya pembeda butir

119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas

119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah

8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada

2014) h 240 9Ibidh241

32

32

Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10

Tabel 34

Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Dp Interpretasi

070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik

040 lt 119863119901 le 070 Baik

020 lt 119863119901 le 040 Cukup

000 lt 119863119901 le 020 Buruk

119863119901 le 000 Sangat buruk

Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria

cukup

3 Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan

tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf

kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada

butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11

119875 =119861

119869119904

Keterangan

P = indeks kesukaran soal yang dicari

B = jumlah siswa yang menjawab benar

Js = jumlah seluruh siswa

10

Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan

Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan

Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11

Ali Hamzah op cit h245

33

33

Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12

Tabel 35

Klasifikasi Taraf Kesukaran

Nilai P Interpretasi

119875 = 000 Terlalu sukar

000 lt 119875 le 030 Sukar

030 lt 119875 le 070 Sedang

070 lt 119875 lt 100 Mudah

119875 = 100 Terlalu mudah

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria

sukar

4 Reabilitas

Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan

instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh

orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka

akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara

signifikan)13

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu

instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya

Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai

Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas

suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang

diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam

menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel

3614

12

Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13

Ibidh206 14

Ibid

34

34

Tabel 36

Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi

090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat

baik

070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik

040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup

020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk

119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak

tetapsangat buruk

Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis

siswa dapat dilihat pada Tabel 37

Tabel 37

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi

Matematis

Variabel Hasil Uji Keterangan

Kemampuan

komunikasi matematis

0587

Derajat reliabilitas

sedang (cukup)

Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya

pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari

enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator

menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan

benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki

menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan

matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil

rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38

35

35

G Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk

menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar

hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15

Teknik analisis data inferensial

pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik

inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih

dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji

tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t

Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu

sebagai berikut

1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan

untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak normal16

Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub

menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore

4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke

kolomDependent List kemudian pilih plots

5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik

kembali ceklist tersebut

6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with

test lalu klik continue dan OK17

15

Ibid h 242 16

Ibid h 243 17

Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157

36

36

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan

hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005

maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki

variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18

Berikut

merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas

menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 12059012 = 1205902

2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)

1198671 12059012 ne 1205902

2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan

value 2 yang mewakili data kelompok kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare

Means kemudian klik One Way ANOVA

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke

Dependent List

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Factor

6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test

kemudian klik continue lalu OK19

Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis

yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances

pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi

nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen

18

Ibid h 159 19

Ibidh 169-170

37

37

dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan

komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen

3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya

dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t

(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan

perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas kontrol

2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji

kesamaan rata-ratanya

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu

Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom

Test Variable (s)

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Define Groups

6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada

masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2

kemudian klik continue lalu OK20

Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi

sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig

gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis

20

Ibid h 300-301

38

38

siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai

Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

1198670∶1205831le 1205832

1198671∶1205831gt1205832

Keterangan

119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas kontrol

1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas kontrol

1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

27

27

Tabel 31

Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Post-test

K C O

E X O

Keterangan

K = Kelompok Kontrol

E = Kelompok Eksperimen

C = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional

X = Perlakuan dengan menggunakan Model RoleM

O = Hasil Post-test

Pemberian tes kemampuan komunikasi matematis dilakukan setelah

melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol Perlakukan yang diberikan pada kelompok eksperimen berbeda

dengan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrolParlakuan khusus

diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan Model RoleM dan

pendekatan saintifik dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran

konvensional yang kemudian dilakukan tes kemampuan komunikasi

matematisSetelah dilakukan tes peneliti melakukan analisis terhadap hasil

tes tersebut untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelompok eksperimen dan nilai rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa kelompok kontrol

C Populasi dan Sampel

Berikut merupakan populasi dan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini

1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di MTs

Negeri 5 Jakarta Utara tahun ajaran 20182019 yang terdiri dari delapan

kelas

28

28

2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas

VII MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20182019 Sampel diambil sebanyak

dua kelas dari delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random

Sampling yaitu pengambilan kelas yang ditentukan secara acak untuk menjadi

kelas eksperimen dan kelas kontrol Penentuan kelas secara acak tersebut

dilakukan dengan pengocokkan lima kelas yang menjadi populasi Setelah

dilakukan pengocokkan terpilih kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan

jumlah siswa sebanyak 34 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol

dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang

D Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi

matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan Model

Representations Oral Language Engagement in Mathematics

(RoleM)sebagai variabel bebas (independent variable)

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tesTes

tersebut dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada

akhir materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Hasil dari

posttest tersebut akan diperoleh data skor kemampuan komunikasi matematis

siswa dari kelompok eksperimen dan skor kemampuan komunikasi matematis

siswa dari kelompok kontrol

F Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat

untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaTes tersebut terdiri

dari 6 soal uraian pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu

variabel Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi

matematis yang akan dicapai yaitu melukiskan atau merepresentasikan

gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika menjelaskan ide situasi

29

29

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan

peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika

Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal

Melukiskan atau

merepresentasikan

gambar dalam bentuk

ide dan simbol

matematika

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

persamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling segitiga

1

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

pertidaksamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling

3

Menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara

tulisan dengan gambar

dan aljabar

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep keliling persegi

panjang dengan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel

4

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep pertidaksamaan linear

satu variabel

5

Menyatakan peristiwa

sehari-hari dalam bahasa

atau simbol matematika

Menyelesaikan konsep persamaan linear

satu variabel menggunakan konsep

untung pada kehidupan sehari-hari

2

Menyelesaikan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel menggunakan

konsep volume balokkubus pada

kehidupan sehari-hari

6

30

30

Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk

setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran

kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33

Tabel 33

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

4 Membuat gambar dan

model matematika

serta keterangan

dengan lengkap dan

benar

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

dan benar

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika dengan

benar menggunakan

langkah

penyelesaian tepat

dan jawaban benar

3 Membuat gambar dan

model matematika

keterangan dengan

lengkap tetapi kurang

tepat

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

tetapi kurang tepat

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar menggunakan

langkahpenyelesaian

tepat dan jawaban

salah

2 Membuat gambar dan

model matematika

kurang lengkap

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan kurang lengkap

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar

1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep

0 Tidak ada responjawaban

31

31

Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba

terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui

daya beda dan tingkat kesukaran soal

1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji

validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk

mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson

Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi

5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak

valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal

yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya

valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen

tes akhir (posttest)

2 Daya Pembeda

Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan

rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes

adalah sebagai berikut9

119863119901 =119861119860

119869119860minus

119861119861

119869119861

Keterangan

119863119901 = Daya pembeda butir

119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas

119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah

8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada

2014) h 240 9Ibidh241

32

32

Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10

Tabel 34

Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Dp Interpretasi

070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik

040 lt 119863119901 le 070 Baik

020 lt 119863119901 le 040 Cukup

000 lt 119863119901 le 020 Buruk

119863119901 le 000 Sangat buruk

Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria

cukup

3 Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan

tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf

kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada

butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11

119875 =119861

119869119904

Keterangan

P = indeks kesukaran soal yang dicari

B = jumlah siswa yang menjawab benar

Js = jumlah seluruh siswa

10

Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan

Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan

Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11

Ali Hamzah op cit h245

33

33

Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12

Tabel 35

Klasifikasi Taraf Kesukaran

Nilai P Interpretasi

119875 = 000 Terlalu sukar

000 lt 119875 le 030 Sukar

030 lt 119875 le 070 Sedang

070 lt 119875 lt 100 Mudah

119875 = 100 Terlalu mudah

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria

sukar

4 Reabilitas

Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan

instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh

orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka

akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara

signifikan)13

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu

instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya

Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai

Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas

suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang

diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam

menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel

3614

12

Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13

Ibidh206 14

Ibid

34

34

Tabel 36

Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi

090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat

baik

070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik

040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup

020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk

119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak

tetapsangat buruk

Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis

siswa dapat dilihat pada Tabel 37

Tabel 37

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi

Matematis

Variabel Hasil Uji Keterangan

Kemampuan

komunikasi matematis

0587

Derajat reliabilitas

sedang (cukup)

Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya

pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari

enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator

menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan

benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki

menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan

matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil

rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38

35

35

G Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk

menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar

hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15

Teknik analisis data inferensial

pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik

inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih

dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji

tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t

Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu

sebagai berikut

1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan

untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak normal16

Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub

menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore

4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke

kolomDependent List kemudian pilih plots

5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik

kembali ceklist tersebut

6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with

test lalu klik continue dan OK17

15

Ibid h 242 16

Ibid h 243 17

Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157

36

36

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan

hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005

maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki

variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18

Berikut

merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas

menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 12059012 = 1205902

2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)

1198671 12059012 ne 1205902

2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan

value 2 yang mewakili data kelompok kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare

Means kemudian klik One Way ANOVA

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke

Dependent List

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Factor

6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test

kemudian klik continue lalu OK19

Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis

yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances

pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi

nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen

18

Ibid h 159 19

Ibidh 169-170

37

37

dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan

komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen

3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya

dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t

(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan

perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas kontrol

2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji

kesamaan rata-ratanya

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu

Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom

Test Variable (s)

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Define Groups

6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada

masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2

kemudian klik continue lalu OK20

Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi

sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig

gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis

20

Ibid h 300-301

38

38

siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai

Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

1198670∶1205831le 1205832

1198671∶1205831gt1205832

Keterangan

119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas kontrol

1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas kontrol

1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

28

28

2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas

VII MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 20182019 Sampel diambil sebanyak

dua kelas dari delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random

Sampling yaitu pengambilan kelas yang ditentukan secara acak untuk menjadi

kelas eksperimen dan kelas kontrol Penentuan kelas secara acak tersebut

dilakukan dengan pengocokkan lima kelas yang menjadi populasi Setelah

dilakukan pengocokkan terpilih kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan

jumlah siswa sebanyak 34 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol

dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang

D Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi

matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan Model

Representations Oral Language Engagement in Mathematics

(RoleM)sebagai variabel bebas (independent variable)

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tesTes

tersebut dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada

akhir materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Hasil dari

posttest tersebut akan diperoleh data skor kemampuan komunikasi matematis

siswa dari kelompok eksperimen dan skor kemampuan komunikasi matematis

siswa dari kelompok kontrol

F Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat

untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaTes tersebut terdiri

dari 6 soal uraian pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu

variabel Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi

matematis yang akan dicapai yaitu melukiskan atau merepresentasikan

gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika menjelaskan ide situasi

29

29

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan

peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika

Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal

Melukiskan atau

merepresentasikan

gambar dalam bentuk

ide dan simbol

matematika

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

persamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling segitiga

1

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

pertidaksamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling

3

Menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara

tulisan dengan gambar

dan aljabar

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep keliling persegi

panjang dengan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel

4

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep pertidaksamaan linear

satu variabel

5

Menyatakan peristiwa

sehari-hari dalam bahasa

atau simbol matematika

Menyelesaikan konsep persamaan linear

satu variabel menggunakan konsep

untung pada kehidupan sehari-hari

2

Menyelesaikan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel menggunakan

konsep volume balokkubus pada

kehidupan sehari-hari

6

30

30

Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk

setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran

kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33

Tabel 33

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

4 Membuat gambar dan

model matematika

serta keterangan

dengan lengkap dan

benar

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

dan benar

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika dengan

benar menggunakan

langkah

penyelesaian tepat

dan jawaban benar

3 Membuat gambar dan

model matematika

keterangan dengan

lengkap tetapi kurang

tepat

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

tetapi kurang tepat

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar menggunakan

langkahpenyelesaian

tepat dan jawaban

salah

2 Membuat gambar dan

model matematika

kurang lengkap

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan kurang lengkap

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar

1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep

0 Tidak ada responjawaban

31

31

Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba

terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui

daya beda dan tingkat kesukaran soal

1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji

validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk

mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson

Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi

5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak

valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal

yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya

valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen

tes akhir (posttest)

2 Daya Pembeda

Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan

rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes

adalah sebagai berikut9

119863119901 =119861119860

119869119860minus

119861119861

119869119861

Keterangan

119863119901 = Daya pembeda butir

119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas

119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah

8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada

2014) h 240 9Ibidh241

32

32

Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10

Tabel 34

Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Dp Interpretasi

070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik

040 lt 119863119901 le 070 Baik

020 lt 119863119901 le 040 Cukup

000 lt 119863119901 le 020 Buruk

119863119901 le 000 Sangat buruk

Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria

cukup

3 Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan

tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf

kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada

butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11

119875 =119861

119869119904

Keterangan

P = indeks kesukaran soal yang dicari

B = jumlah siswa yang menjawab benar

Js = jumlah seluruh siswa

10

Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan

Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan

Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11

Ali Hamzah op cit h245

33

33

Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12

Tabel 35

Klasifikasi Taraf Kesukaran

Nilai P Interpretasi

119875 = 000 Terlalu sukar

000 lt 119875 le 030 Sukar

030 lt 119875 le 070 Sedang

070 lt 119875 lt 100 Mudah

119875 = 100 Terlalu mudah

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria

sukar

4 Reabilitas

Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan

instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh

orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka

akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara

signifikan)13

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu

instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya

Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai

Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas

suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang

diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam

menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel

3614

12

Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13

Ibidh206 14

Ibid

34

34

Tabel 36

Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi

090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat

baik

070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik

040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup

020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk

119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak

tetapsangat buruk

Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis

siswa dapat dilihat pada Tabel 37

Tabel 37

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi

Matematis

Variabel Hasil Uji Keterangan

Kemampuan

komunikasi matematis

0587

Derajat reliabilitas

sedang (cukup)

Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya

pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari

enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator

menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan

benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki

menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan

matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil

rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38

35

35

G Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk

menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar

hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15

Teknik analisis data inferensial

pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik

inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih

dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji

tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t

Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu

sebagai berikut

1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan

untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak normal16

Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub

menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore

4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke

kolomDependent List kemudian pilih plots

5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik

kembali ceklist tersebut

6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with

test lalu klik continue dan OK17

15

Ibid h 242 16

Ibid h 243 17

Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157

36

36

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan

hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005

maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki

variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18

Berikut

merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas

menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 12059012 = 1205902

2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)

1198671 12059012 ne 1205902

2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan

value 2 yang mewakili data kelompok kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare

Means kemudian klik One Way ANOVA

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke

Dependent List

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Factor

6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test

kemudian klik continue lalu OK19

Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis

yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances

pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi

nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen

18

Ibid h 159 19

Ibidh 169-170

37

37

dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan

komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen

3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya

dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t

(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan

perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas kontrol

2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji

kesamaan rata-ratanya

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu

Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom

Test Variable (s)

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Define Groups

6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada

masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2

kemudian klik continue lalu OK20

Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi

sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig

gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis

20

Ibid h 300-301

38

38

siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai

Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

1198670∶1205831le 1205832

1198671∶1205831gt1205832

Keterangan

119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas kontrol

1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas kontrol

1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

29

29

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar menyatakan

peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika

Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan komunikasi matematis yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 32

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Indikator Kemampuan Indikator Soal No Soal

Melukiskan atau

merepresentasikan

gambar dalam bentuk

ide dan simbol

matematika

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

persamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling segitiga

1

Merepresentasikan masalah matematika

ke dalam gambar dengan konsep

pertidaksamaan linear satu variabel

menggunakan konsep keliling

3

Menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara

tulisan dengan gambar

dan aljabar

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep keliling persegi

panjang dengan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel

4

Menjelaskan atau menyusun argumen

mengenai konsep pertidaksamaan linear

satu variabel

5

Menyatakan peristiwa

sehari-hari dalam bahasa

atau simbol matematika

Menyelesaikan konsep persamaan linear

satu variabel menggunakan konsep

untung pada kehidupan sehari-hari

2

Menyelesaikan konsep pertidaksamaan

linear satu variabel menggunakan

konsep volume balokkubus pada

kehidupan sehari-hari

6

30

30

Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk

setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran

kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33

Tabel 33

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

4 Membuat gambar dan

model matematika

serta keterangan

dengan lengkap dan

benar

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

dan benar

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika dengan

benar menggunakan

langkah

penyelesaian tepat

dan jawaban benar

3 Membuat gambar dan

model matematika

keterangan dengan

lengkap tetapi kurang

tepat

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

tetapi kurang tepat

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar menggunakan

langkahpenyelesaian

tepat dan jawaban

salah

2 Membuat gambar dan

model matematika

kurang lengkap

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan kurang lengkap

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar

1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep

0 Tidak ada responjawaban

31

31

Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba

terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui

daya beda dan tingkat kesukaran soal

1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji

validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk

mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson

Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi

5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak

valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal

yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya

valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen

tes akhir (posttest)

2 Daya Pembeda

Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan

rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes

adalah sebagai berikut9

119863119901 =119861119860

119869119860minus

119861119861

119869119861

Keterangan

119863119901 = Daya pembeda butir

119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas

119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah

8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada

2014) h 240 9Ibidh241

32

32

Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10

Tabel 34

Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Dp Interpretasi

070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik

040 lt 119863119901 le 070 Baik

020 lt 119863119901 le 040 Cukup

000 lt 119863119901 le 020 Buruk

119863119901 le 000 Sangat buruk

Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria

cukup

3 Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan

tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf

kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada

butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11

119875 =119861

119869119904

Keterangan

P = indeks kesukaran soal yang dicari

B = jumlah siswa yang menjawab benar

Js = jumlah seluruh siswa

10

Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan

Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan

Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11

Ali Hamzah op cit h245

33

33

Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12

Tabel 35

Klasifikasi Taraf Kesukaran

Nilai P Interpretasi

119875 = 000 Terlalu sukar

000 lt 119875 le 030 Sukar

030 lt 119875 le 070 Sedang

070 lt 119875 lt 100 Mudah

119875 = 100 Terlalu mudah

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria

sukar

4 Reabilitas

Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan

instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh

orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka

akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara

signifikan)13

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu

instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya

Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai

Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas

suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang

diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam

menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel

3614

12

Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13

Ibidh206 14

Ibid

34

34

Tabel 36

Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi

090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat

baik

070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik

040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup

020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk

119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak

tetapsangat buruk

Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis

siswa dapat dilihat pada Tabel 37

Tabel 37

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi

Matematis

Variabel Hasil Uji Keterangan

Kemampuan

komunikasi matematis

0587

Derajat reliabilitas

sedang (cukup)

Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya

pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari

enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator

menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan

benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki

menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan

matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil

rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38

35

35

G Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk

menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar

hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15

Teknik analisis data inferensial

pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik

inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih

dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji

tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t

Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu

sebagai berikut

1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan

untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak normal16

Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub

menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore

4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke

kolomDependent List kemudian pilih plots

5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik

kembali ceklist tersebut

6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with

test lalu klik continue dan OK17

15

Ibid h 242 16

Ibid h 243 17

Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157

36

36

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan

hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005

maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki

variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18

Berikut

merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas

menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 12059012 = 1205902

2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)

1198671 12059012 ne 1205902

2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan

value 2 yang mewakili data kelompok kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare

Means kemudian klik One Way ANOVA

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke

Dependent List

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Factor

6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test

kemudian klik continue lalu OK19

Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis

yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances

pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi

nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen

18

Ibid h 159 19

Ibidh 169-170

37

37

dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan

komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen

3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya

dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t

(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan

perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas kontrol

2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji

kesamaan rata-ratanya

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu

Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom

Test Variable (s)

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Define Groups

6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada

masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2

kemudian klik continue lalu OK20

Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi

sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig

gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis

20

Ibid h 300-301

38

38

siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai

Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

1198670∶1205831le 1205832

1198671∶1205831gt1205832

Keterangan

119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas kontrol

1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas kontrol

1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

30

30

Pemberian skor penilaian kemampuan komunikasi matematis untuk

setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4 Pedoman penskoran

kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 33

Tabel 33

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Skor Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

4 Membuat gambar dan

model matematika

serta keterangan

dengan lengkap dan

benar

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

dan benar

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika dengan

benar menggunakan

langkah

penyelesaian tepat

dan jawaban benar

3 Membuat gambar dan

model matematika

keterangan dengan

lengkap tetapi kurang

tepat

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan secara lengkap

tetapi kurang tepat

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar menggunakan

langkahpenyelesaian

tepat dan jawaban

salah

2 Membuat gambar dan

model matematika

kurang lengkap

Menjelaskan atau

menyusun argumen

mengenai konsep

matematika

menggunakan bahasa

tulisan kurang lengkap

Menyelesaikan soal

dengan model

matematika

matematika dengan

benar

1 Memberikan jawaban yang memperlihatkan tidak memahami konsep

0 Tidak ada responjawaban

31

31

Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba

terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui

daya beda dan tingkat kesukaran soal

1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji

validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk

mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson

Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi

5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak

valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal

yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya

valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen

tes akhir (posttest)

2 Daya Pembeda

Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan

rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes

adalah sebagai berikut9

119863119901 =119861119860

119869119860minus

119861119861

119869119861

Keterangan

119863119901 = Daya pembeda butir

119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas

119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah

8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada

2014) h 240 9Ibidh241

32

32

Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10

Tabel 34

Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Dp Interpretasi

070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik

040 lt 119863119901 le 070 Baik

020 lt 119863119901 le 040 Cukup

000 lt 119863119901 le 020 Buruk

119863119901 le 000 Sangat buruk

Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria

cukup

3 Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan

tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf

kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada

butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11

119875 =119861

119869119904

Keterangan

P = indeks kesukaran soal yang dicari

B = jumlah siswa yang menjawab benar

Js = jumlah seluruh siswa

10

Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan

Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan

Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11

Ali Hamzah op cit h245

33

33

Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12

Tabel 35

Klasifikasi Taraf Kesukaran

Nilai P Interpretasi

119875 = 000 Terlalu sukar

000 lt 119875 le 030 Sukar

030 lt 119875 le 070 Sedang

070 lt 119875 lt 100 Mudah

119875 = 100 Terlalu mudah

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria

sukar

4 Reabilitas

Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan

instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh

orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka

akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara

signifikan)13

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu

instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya

Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai

Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas

suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang

diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam

menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel

3614

12

Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13

Ibidh206 14

Ibid

34

34

Tabel 36

Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi

090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat

baik

070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik

040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup

020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk

119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak

tetapsangat buruk

Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis

siswa dapat dilihat pada Tabel 37

Tabel 37

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi

Matematis

Variabel Hasil Uji Keterangan

Kemampuan

komunikasi matematis

0587

Derajat reliabilitas

sedang (cukup)

Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya

pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari

enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator

menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan

benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki

menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan

matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil

rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38

35

35

G Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk

menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar

hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15

Teknik analisis data inferensial

pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik

inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih

dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji

tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t

Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu

sebagai berikut

1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan

untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak normal16

Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub

menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore

4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke

kolomDependent List kemudian pilih plots

5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik

kembali ceklist tersebut

6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with

test lalu klik continue dan OK17

15

Ibid h 242 16

Ibid h 243 17

Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157

36

36

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan

hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005

maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki

variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18

Berikut

merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas

menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 12059012 = 1205902

2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)

1198671 12059012 ne 1205902

2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan

value 2 yang mewakili data kelompok kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare

Means kemudian klik One Way ANOVA

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke

Dependent List

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Factor

6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test

kemudian klik continue lalu OK19

Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis

yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances

pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi

nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen

18

Ibid h 159 19

Ibidh 169-170

37

37

dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan

komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen

3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya

dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t

(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan

perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas kontrol

2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji

kesamaan rata-ratanya

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu

Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom

Test Variable (s)

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Define Groups

6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada

masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2

kemudian klik continue lalu OK20

Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi

sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig

gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis

20

Ibid h 300-301

38

38

siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai

Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

1198670∶1205831le 1205832

1198671∶1205831gt1205832

Keterangan

119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas kontrol

1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas kontrol

1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

31

31

Sebelum instrumen tersebut digunakan peneliti melakukan uji coba

terlebih dahulu berupa uji validitas uji reliabilitas serta uji untuk mengetahui

daya beda dan tingkat kesukaran soal

1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswaUji

validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS untuk

mengetahui validitas instrumen yang telah dibuat Hasil perhitungan Pearson

Correlation (119903hitung) akan dibandingkan dengan 119903tabel pada taraf signifikansi

5 Soal dikatakan valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel dan soal dikatakan tidak

valid apabila nilai 119903hitunggt119903tabel Berdasarkan hasil uji validitas 6 butir soal

yang dilakukan di kelas VIII MTsN 5 Jakarta diperoleh hasil keseluruhannya

valid Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrumen

tes akhir (posttest)

2 Daya Pembeda

Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan

rendah8Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes

adalah sebagai berikut9

119863119901 =119861119860

119869119860minus

119861119861

119869119861

Keterangan

119863119901 = Daya pembeda butir

119861119860 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

119861119861 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

119869119860 = Banyaknya siswa kelas atas

119869119861 = Banyaknya siswa kelas bawah

8Ali Hamzah Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta PT RajaGarafindo Persada

2014) h 240 9Ibidh241

32

32

Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10

Tabel 34

Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Dp Interpretasi

070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik

040 lt 119863119901 le 070 Baik

020 lt 119863119901 le 040 Cukup

000 lt 119863119901 le 020 Buruk

119863119901 le 000 Sangat buruk

Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria

cukup

3 Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan

tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf

kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada

butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11

119875 =119861

119869119904

Keterangan

P = indeks kesukaran soal yang dicari

B = jumlah siswa yang menjawab benar

Js = jumlah seluruh siswa

10

Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan

Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan

Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11

Ali Hamzah op cit h245

33

33

Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12

Tabel 35

Klasifikasi Taraf Kesukaran

Nilai P Interpretasi

119875 = 000 Terlalu sukar

000 lt 119875 le 030 Sukar

030 lt 119875 le 070 Sedang

070 lt 119875 lt 100 Mudah

119875 = 100 Terlalu mudah

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria

sukar

4 Reabilitas

Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan

instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh

orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka

akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara

signifikan)13

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu

instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya

Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai

Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas

suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang

diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam

menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel

3614

12

Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13

Ibidh206 14

Ibid

34

34

Tabel 36

Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi

090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat

baik

070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik

040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup

020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk

119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak

tetapsangat buruk

Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis

siswa dapat dilihat pada Tabel 37

Tabel 37

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi

Matematis

Variabel Hasil Uji Keterangan

Kemampuan

komunikasi matematis

0587

Derajat reliabilitas

sedang (cukup)

Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya

pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari

enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator

menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan

benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki

menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan

matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil

rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38

35

35

G Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk

menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar

hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15

Teknik analisis data inferensial

pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik

inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih

dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji

tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t

Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu

sebagai berikut

1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan

untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak normal16

Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub

menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore

4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke

kolomDependent List kemudian pilih plots

5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik

kembali ceklist tersebut

6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with

test lalu klik continue dan OK17

15

Ibid h 242 16

Ibid h 243 17

Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157

36

36

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan

hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005

maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki

variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18

Berikut

merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas

menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 12059012 = 1205902

2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)

1198671 12059012 ne 1205902

2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan

value 2 yang mewakili data kelompok kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare

Means kemudian klik One Way ANOVA

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke

Dependent List

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Factor

6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test

kemudian klik continue lalu OK19

Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis

yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances

pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi

nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen

18

Ibid h 159 19

Ibidh 169-170

37

37

dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan

komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen

3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya

dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t

(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan

perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas kontrol

2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji

kesamaan rata-ratanya

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu

Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom

Test Variable (s)

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Define Groups

6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada

masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2

kemudian klik continue lalu OK20

Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi

sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig

gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis

20

Ibid h 300-301

38

38

siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai

Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

1198670∶1205831le 1205832

1198671∶1205831gt1205832

Keterangan

119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas kontrol

1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas kontrol

1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

32

32

Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes10

Tabel 34

Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Dp Interpretasi

070 lt 119863119901 le 100 Sangat baik

040 lt 119863119901 le 070 Baik

020 lt 119863119901 le 040 Cukup

000 lt 119863119901 le 020 Buruk

119863119901 le 000 Sangat buruk

Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria baik dan 1 butir soal dengan kriteria

cukup

3 Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan

tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit sedang atau mudah Taraf

kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada

butir soal tersebutBerikut rumus menghitung taraf kesukaran11

119875 =119861

119869119904

Keterangan

P = indeks kesukaran soal yang dicari

B = jumlah siswa yang menjawab benar

Js = jumlah seluruh siswa

10

Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi Tesis dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan

Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan

Matematika) (Bandung PT Refika Aditama 2015) h 217 11

Ali Hamzah op cit h245

33

33

Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12

Tabel 35

Klasifikasi Taraf Kesukaran

Nilai P Interpretasi

119875 = 000 Terlalu sukar

000 lt 119875 le 030 Sukar

030 lt 119875 le 070 Sedang

070 lt 119875 lt 100 Mudah

119875 = 100 Terlalu mudah

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria

sukar

4 Reabilitas

Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan

instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh

orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka

akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara

signifikan)13

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu

instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya

Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai

Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas

suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang

diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam

menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel

3614

12

Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13

Ibidh206 14

Ibid

34

34

Tabel 36

Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi

090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat

baik

070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik

040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup

020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk

119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak

tetapsangat buruk

Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis

siswa dapat dilihat pada Tabel 37

Tabel 37

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi

Matematis

Variabel Hasil Uji Keterangan

Kemampuan

komunikasi matematis

0587

Derajat reliabilitas

sedang (cukup)

Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya

pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari

enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator

menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan

benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki

menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan

matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil

rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38

35

35

G Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk

menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar

hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15

Teknik analisis data inferensial

pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik

inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih

dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji

tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t

Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu

sebagai berikut

1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan

untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak normal16

Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub

menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore

4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke

kolomDependent List kemudian pilih plots

5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik

kembali ceklist tersebut

6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with

test lalu klik continue dan OK17

15

Ibid h 242 16

Ibid h 243 17

Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157

36

36

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan

hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005

maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki

variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18

Berikut

merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas

menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 12059012 = 1205902

2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)

1198671 12059012 ne 1205902

2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan

value 2 yang mewakili data kelompok kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare

Means kemudian klik One Way ANOVA

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke

Dependent List

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Factor

6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test

kemudian klik continue lalu OK19

Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis

yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances

pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi

nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen

18

Ibid h 159 19

Ibidh 169-170

37

37

dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan

komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen

3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya

dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t

(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan

perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas kontrol

2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji

kesamaan rata-ratanya

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu

Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom

Test Variable (s)

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Define Groups

6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada

masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2

kemudian klik continue lalu OK20

Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi

sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig

gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis

20

Ibid h 300-301

38

38

siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai

Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

1198670∶1205831le 1205832

1198671∶1205831gt1205832

Keterangan

119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas kontrol

1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas kontrol

1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

33

33

Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes12

Tabel 35

Klasifikasi Taraf Kesukaran

Nilai P Interpretasi

119875 = 000 Terlalu sukar

000 lt 119875 le 030 Sukar

030 lt 119875 le 070 Sedang

070 lt 119875 lt 100 Mudah

119875 = 100 Terlalu mudah

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal yang valid

diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria

sukar

4 Reabilitas

Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan

instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh

orang yang berbeda waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda maka

akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara

signifikan)13

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan suatu

instrumen tentang sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya

Reliabilitas yang diuji pada penelitian ini menggunakan nilai

Cronbachrsquos Alpha pada perangkat lunak SPSSTinggi rendahnya reliabilitas

suatu instrumen ditentukan dengan nilai Cronbachrsquos Alpha (r) yang

diklasifikasi pada Tabel 36 Kriteria menurut Guildford dalam

menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam Tabel

3614

12

Karunia Eka Lestari amp Mokhammad Ridwan Yudhanegara op cit h224 13

Ibidh206 14

Ibid

34

34

Tabel 36

Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi

090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat

baik

070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik

040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup

020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk

119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak

tetapsangat buruk

Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis

siswa dapat dilihat pada Tabel 37

Tabel 37

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi

Matematis

Variabel Hasil Uji Keterangan

Kemampuan

komunikasi matematis

0587

Derajat reliabilitas

sedang (cukup)

Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya

pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari

enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator

menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan

benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki

menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan

matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil

rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38

35

35

G Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk

menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar

hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15

Teknik analisis data inferensial

pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik

inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih

dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji

tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t

Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu

sebagai berikut

1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan

untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak normal16

Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub

menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore

4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke

kolomDependent List kemudian pilih plots

5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik

kembali ceklist tersebut

6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with

test lalu klik continue dan OK17

15

Ibid h 242 16

Ibid h 243 17

Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157

36

36

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan

hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005

maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki

variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18

Berikut

merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas

menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 12059012 = 1205902

2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)

1198671 12059012 ne 1205902

2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan

value 2 yang mewakili data kelompok kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare

Means kemudian klik One Way ANOVA

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke

Dependent List

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Factor

6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test

kemudian klik continue lalu OK19

Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis

yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances

pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi

nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen

18

Ibid h 159 19

Ibidh 169-170

37

37

dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan

komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen

3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya

dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t

(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan

perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas kontrol

2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji

kesamaan rata-ratanya

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu

Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom

Test Variable (s)

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Define Groups

6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada

masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2

kemudian klik continue lalu OK20

Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi

sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig

gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis

20

Ibid h 300-301

38

38

siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai

Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

1198670∶1205831le 1205832

1198671∶1205831gt1205832

Keterangan

119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas kontrol

1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas kontrol

1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

34

34

Tabel 36

Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi

090le119903le100 Sangat tinggi Sangat tetapsangat

baik

070le119903lt090 Tinggi Tetapbaik

040le119903lt070 Sedang Cukup tetapcukup

020le119903lt040 Rendah Tidak tetapburuk

119903lt020 Sangat rendah Sangat tidak

tetapsangat buruk

Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis

siswa dapat dilihat pada Tabel 37

Tabel 37

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Komunikasi

Matematis

Variabel Hasil Uji Keterangan

Kemampuan

komunikasi matematis

0587

Derajat reliabilitas

sedang (cukup)

Setelah memperoleh hasil uji validitas uji reliabilitas uji daya

pembeda dan uji taraf kesukaran instrumen yang digunakan peneliti untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini terdiri dari

enam butir soal uraian Enam soal tersebut terdiri dari dua butir soal indikator

menginterpretasikan atau menyajikan notasi matematika secara lengkap dan

benar dua butir soal menghubungkan konsep yang telah dimiliki

menggunakan bahasa tulisan dan dua butir menyelesaikan persoalan

matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Tabel hasil

rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen yang digunakan untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa tersaji dalam Tabel 38

35

35

G Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk

menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar

hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15

Teknik analisis data inferensial

pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik

inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih

dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji

tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t

Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu

sebagai berikut

1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan

untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak normal16

Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub

menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore

4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke

kolomDependent List kemudian pilih plots

5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik

kembali ceklist tersebut

6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with

test lalu klik continue dan OK17

15

Ibid h 242 16

Ibid h 243 17

Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157

36

36

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan

hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005

maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki

variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18

Berikut

merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas

menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 12059012 = 1205902

2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)

1198671 12059012 ne 1205902

2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan

value 2 yang mewakili data kelompok kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare

Means kemudian klik One Way ANOVA

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke

Dependent List

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Factor

6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test

kemudian klik continue lalu OK19

Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis

yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances

pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi

nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen

18

Ibid h 159 19

Ibidh 169-170

37

37

dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan

komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen

3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya

dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t

(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan

perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas kontrol

2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji

kesamaan rata-ratanya

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu

Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom

Test Variable (s)

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Define Groups

6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada

masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2

kemudian klik continue lalu OK20

Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi

sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig

gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis

20

Ibid h 300-301

38

38

siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai

Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

1198670∶1205831le 1205832

1198671∶1205831gt1205832

Keterangan

119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas kontrol

1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas kontrol

1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

35

35

G Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk

menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar

hasilnya dapat diberlakukan pada populasi15

Teknik analisis data inferensial

pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSSAnalisis statistik

inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih

dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitasSetelah melakukan kedua uji

tersebut dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t

Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan uji-t yaitu

sebagai berikut

1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat yang dilakukan

untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak normal16

Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

1198671 Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub

menu Descriptive Statistics kemudian klik Explore

4 Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke

kolomDependent List kemudian pilih plots

5 Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist selanjutnya klik

kembali ceklist tersebut

6 Pada Boxplots Klik None selanjutnya klik Normality plots with

test lalu klik continue dan OK17

15

Ibid h 242 16

Ibid h 243 17

Kadir Statistika Terapan (Jakarta Raja Grafindo Persada 2015) h 156-157

36

36

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan

hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005

maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki

variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18

Berikut

merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas

menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 12059012 = 1205902

2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)

1198671 12059012 ne 1205902

2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan

value 2 yang mewakili data kelompok kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare

Means kemudian klik One Way ANOVA

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke

Dependent List

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Factor

6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test

kemudian klik continue lalu OK19

Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis

yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances

pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi

nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen

18

Ibid h 159 19

Ibidh 169-170

37

37

dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan

komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen

3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya

dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t

(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan

perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas kontrol

2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji

kesamaan rata-ratanya

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu

Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom

Test Variable (s)

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Define Groups

6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada

masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2

kemudian klik continue lalu OK20

Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi

sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig

gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis

20

Ibid h 300-301

38

38

siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai

Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

1198670∶1205831le 1205832

1198671∶1205831gt1205832

Keterangan

119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas kontrol

1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas kontrol

1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

36

36

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan

hipotesis yang diterima Apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig le 005

maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki

variansi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistik sama18

Berikut

merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas

menggunakan perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

1198670 12059012 = 1205902

2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)

1198671 12059012 ne 1205902

2 (varians kedua data berbeda atau tidak homogen)

2 Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol

dengan value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan

value 2 yang mewakili data kelompok kontrol

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze dan klik Compare

Means kemudian klik One Way ANOVA

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke

Dependent List

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Factor

6 Klik Option kemudian pilih Homogenity of Variance Test

kemudian klik continue lalu OK19

Signifikansi yang digunakan adalah 5 untuk menentukan hipotesis

yang diterima Dengan memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances

pada bagian Sig apabila nilai Sig gt 005 maka H0 diterima yaitu variansi

nilai kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok sama atau homogen

18

Ibid h 159 19

Ibidh 169-170

37

37

dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan

komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen

3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya

dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t

(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan

perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas kontrol

2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji

kesamaan rata-ratanya

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu

Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom

Test Variable (s)

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Define Groups

6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada

masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2

kemudian klik continue lalu OK20

Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi

sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig

gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis

20

Ibid h 300-301

38

38

siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai

Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

1198670∶1205831le 1205832

1198671∶1205831gt1205832

Keterangan

119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas kontrol

1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas kontrol

1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

37

37

dan apabila nilai Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu variansi nilai kemampuan

komunikasi matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen

3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis dan diperoleh hasil bahwa

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen selanjutnya

dapat dilakukan uji hipotesis dengan uji perbandingan dua rata-rata yaitu uji-t

(Independent Sample T Test) Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk melakukan Independent Sample T Test menggunakan

perangkat lunak SPSS

1 Perumusan hipotesis statistik

H0 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H1 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas kontrol

2 Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji

kesamaan rata-ratanya

3 Pada menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih menu

Compare Means kemudian klik Independent Samples T Test

4 Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom

Test Variable (s)

5 Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom

Define Groups

6 Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada

masing-masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2

kemudian klik continue lalu OK20

Penentuan hipotesis yang diterima menggunakan taraf signifikansi

sebesar 5 Pada hasil perhitungan perangkat lunak SPSS apabila nilai Sig

gt 005 maka H0 diterima yaitu rata-rata kemampuan komunikasi matematis

20

Ibid h 300-301

38

38

siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai

Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

1198670∶1205831le 1205832

1198671∶1205831gt1205832

Keterangan

119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas kontrol

1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas kontrol

1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

38

38

siswa pada kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dan apabila nilai

Sig le 005 maka H0 ditolak yaitu rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol

H Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

1198670∶1205831le 1205832

1198671∶1205831gt1205832

Keterangan

119867o = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas kontrol

1198671 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas kontrol

1205831 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

1205832 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

39

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 5 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menerapkan menggunakan Model Representations

Oral Language and Engagement in Mathematics (RoleM) memiliki rata-

rata hasil tes yang cukup untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol Persentase paling tinggi yang dicapai

oleh siswa kelas eksperimen terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaran

menerapkan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata hasil

tes yang kurang untuk kemampuan komunikasi matematis siswa

Demikian halnya dengan semua indikator komunikasi yang diukur

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol lebih rendah

dibandingkan siswa kelas eksperimen Persentase paling tinggi yang

dicapai oleh siswa kelas kontrol terdapat pada indikator melukiskan atau

merepresentasikan gambar dalam bentuk ide dan simbol matematika

sedangkan paling rendah terdapat pada indikator menjelaskan ide situasi

dan relasi materi secara tulisan dengan gambar dan aljabar

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

67

3 Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis dari data skor posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa hasil uji tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Model

Representations Oral Language and Engagement in Mathematics

(RoleM) dan pendekatan saintifik lebih tinggi dari siswa yang diajar

hanya dengan pendekatan saintifik Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1 Bagi Guru

Model pembalajaran Representations Oral Language and Engagement in

Mathematics (RoleM) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran

matematika

2 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran

3 Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran matematika di

kelas menggunakan model pembalajaran Representations Oral Language and

Engagement in Mathematics (RoleM) sekaligus dapat mempraktekkan dan

mengembangkan dalam pembelajaran matematika

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

68

DAFTAR PUSTAKA

Aimmah Safiqotul ldquoPengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswardquo Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013 h 46 tidak dipublikasikan

Bondan Djajanti Djamilah dan WahyudinrsquoMengembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi

Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah Yogyakarta FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta 2010

Creswell John W Educational Research PlanningConducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch Boston Pearson Education Inc 2012

Edisi 4

Effendi Leo Adhar ldquoPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan

Masalah Siswa SMPrdquoJurnal Penelitian Pendidikan 13 2012

Hamzah Ali Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta Rajawali Pers 2014

Hendriana Heris dan Utari Sumarmo Penilaian Pembelajaran Matematika Cimahi

Refika Aditama 2010

Herlianti Yanti Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penalaran Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta

UIN Pres 2015

Kadir Statistika Terapan Depok PT Rajagrafindo Persada Cet I 2015

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

69

Kartini ldquoPeranan Representasi Dalam Pembelajaran MatematikardquoPekan Baru

Prosiding Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2009

Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan

Matematika Bandung Refika Aditama 2015

McDonald Susan Refocusingon Oral Language and Rich Representations to

Develop The Early Mathematical Understandings of Indigenous Students

TheAustralian of Journal of Indigenous Education Vol40 2011

Menz WilliamldquoJiji Can talk An Oral Language Strategy Guide for Blended

Learning Math Classroom Using ST Mathrdquo School of Education Student

Captones and Dissertations Hamline University 2016

NCTM ldquoPrinciples and Standards for School Mathematicsrdquo Reston NCTM 2000

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ldquoStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMPMTsrdquo 2015httpsasefts63fileswordpresscom201101permendiknas-

no-22-tahun-2006-standar-isipdf

PISA (Programme of International Study Assessment)PISA 2015 Result in

Focus2015 httpswwwoecdorgpisapisa-2015-results-in-focuspdf

PISA (Programme of International Student Assessment) PISA 2012 Results What

Students Know and Can Do ndash Student Performance in Mathematics Reading

and Science Vol 1 (ttp OECD Publishing 2014)

Rachmani Dewi Nuriana ldquoPeningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa

Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Webrdquo (Semarang Prosiding

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

70

SNMPM Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

2013)

Ramdani YanildquoPengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Penalaran Koneksi Matematis dalam konsep

integralrdquoJurnal Pendidikan Bandung FMIPAUNISBA Vol 13 No 1 April

2012

Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Jakarta Raja Grafindo 2014

Sadiman dkk Arief S Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya Jakarta Rajawali Pers 2010

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Prenada Media Group Cet VII 2010

Stem Integration NCTM Principles and Standards for School Mathematics NCTM

2010 amp 2011

Susanto AhmadTeori Belajar amp Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta

Prenadamia Group 2014

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Vardiansyah Dani Filsafaf Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Depok PT Indeks

2005

Warren ElizabethRepresentatios Oral Language and Engagement in Mathematics

2016(httpwwwrolemaucom)

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

71

Warren Elizabeth dan Eva Devries Young Australian Indigineous Students

Engagement in The Early Years Australian Primary Mathematics Classroom

Vol15 No1 2010

Warren Elizabeth dan Jodie Miller ldquoEnriching the Professional Learning of Early

Years Teachers in Disadvantaged Contexts The Impact of Quality Resources

and Quality Professional Learningrdquo Australian Journal of Teacher

EducationVol 38 2013

Warren Elizabeth Katherine Harris dan Jodie MillerldquoSupporting English Second-

Language Learners in Disadvantage Contexts Learning Approaches that

Promote Success in Mathematicsrdquo International Journal of Early Years

EducationVol232015

72

72