dialog -...

24
ALAMAT REDAKSI Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Gedung Kementerian Agama Jl. M.H. Thamrin No.6 Jakarta Pusat Telp/Fax. (021) 3920688-3920662 WEBSITE: www.balitbangdiklat.kemenag.go.id ISSN : 0126-396X Jurnal Dialog diterbitkan satu tahun dua kali, pada bulan Juni dan Desember oleh Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. Jurnal Dialog sebagai media informasi dalam rangka mengembangkan penelitian dan kajian keagamaan di Indonesia. Dialog berisi tulisan ilmiah dan hasil penelitian dan pengembangan terkait dengan masalah sosial keagamaan. Redaksi mengundang para peneliti agama, cendekiawan dan akademisi untuk berdiskusi dan menulis secara kreatif demi pengembangan penelitian maupun kajian keagamaan di Indonesia dalam jurnal ini. Pemimpin Umum Prof. H. Abd. Rahman Mas’ud, Ph.D. Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Dr. H. Rohmat Mulyana Sapdi Wakil Pemimpin Redaksi Ir. Hj. Sunarini, M.Kom. Sekretaris Redaksi Taufik Budi Sutrisno, S.Sos., S.IPI. Mitra Bestari (Peer Review) Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A. (Filsafat Agama) Prof. Dr. M. Hisyam (Sejarah) Prof. Dr. Masykuri Abdillah, M.A. (Hukum Islam) Prof. Dr. M. Atho Mudzhar (Sosiologi Hukum) Dewan Redaksi (Editorial Board) Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi) Prof. Dr. Imam Tholkhah (Pendidikan Agama) Dr. I. Nyoman Yoga Segara, M.Hum.(Antropologi Sosial) Dr. H. Zainuddin Daulay (Filsafat Sosial) Dr. Lukmanul Hakim (Filsafat Sosial) Redaktur Pelaksana Dr. Fakhriati Sekretariat Redaksi Dra. Hj. Eva Nursari Heny Lestari, S.Pd. Abas Al-Jauhari,M.Si. Arif Gunawan Santoso, S.Si. Sri Hendriani, S.Si. Desain Grafis Wawan Hermawan, S.Kom. Dewi Indah Ayu Diantiningrum, S.Sos Vol. 38, No. 1, Juni 2015

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

Dialog Vol. 38, No. 1, Juni 2015 i

ALAMAT REDAKSI

Badan Litbang dan Diklat Kementerian AgamaGedung Kementerian Agama Jl. M.H. Thamrin No.6 Jakarta Pusat

Telp/Fax. (021) 3920688-3920662

WEBSITE:www.balitbangdiklat.kemenag.go.id

ISSN : 0126-396X

Jurnal Dialog diterbitkan satu tahun dua kali, pada bulan Juni dan Desember oleh Badan Litbang dan DiklatKementerian Agama RI. Jurnal Dialog sebagai media informasi dalam rangka mengembangkan penelitiandan kajian keagamaan di Indonesia. Dialog berisi tulisan ilmiah dan hasil penelitian dan pengembanganterkait dengan masalah sosial keagamaan. Redaksi mengundang para peneliti agama, cendekiawan danakademisi untuk berdiskusi dan menulis secara kreatif demi pengembangan penelitian maupun kajiankeagamaan di Indonesia dalam jurnal ini.

Pemimpin UmumProf. H. Abd. Rahman Mas’ud, Ph.D.

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabDr. H. Rohmat Mulyana Sapdi

Wakil Pemimpin RedaksiIr. Hj. Sunarini, M.Kom.

Sekretaris RedaksiTaufik Budi Sutrisno, S.Sos., S.IPI.

Mitra Bestari (Peer Review)Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A. (Filsafat Agama)

Prof. Dr. M. Hisyam (Sejarah)Prof. Dr. Masykuri Abdillah, M.A. (Hukum Islam)

Prof. Dr. M. Atho Mudzhar (Sosiologi Hukum)

Dewan Redaksi (Editorial Board)Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial)

Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)Prof. Dr. Imam Tholkhah (Pendidikan Agama)

Dr. I. Nyoman Yoga Segara, M.Hum.(Antropologi Sosial)Dr. H. Zainuddin Daulay (Filsafat Sosial)

Dr. Lukmanul Hakim (Filsafat Sosial)

Redaktur PelaksanaDr. Fakhriati

Sekretariat RedaksiDra. Hj. Eva NursariHeny Lestari, S.Pd.

Abas Al-Jauhari,M.Si.Arif Gunawan Santoso, S.Si.

Sri Hendriani, S.Si.

Desain GrafisWawan Hermawan, S.Kom.

Dewi Indah Ayu Diantiningrum, S.Sos

Vol. 38, No. 1, Juni 2015

Page 2: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

ii Dialog Vol. 38, No. 1, Juni 2015

PENGANTAR REDAKSI

Edisi jurnal kali ini menampilkan beberapatulisan yang beragam. Tulisan dalam jurnal inidibuka dengan tulisan Gazi Saloom IdentifikasiKolektif dan Ideologisasi Jihad: Studi Kualitatif Terorisdi Indonesia yang menganalisis pola pikir atauideologi dari para pelaku tindakan kekerasan atasnama agama. Dalam hal ini, kekerasan atas namaagama yang dimaksud adalah Islam. Oleh karenaitulah, ideologi yang dikembangkan oleh parapelakunya adalah ideologi jihad yang merekapahami sebagai bagian penting dari ajaran agama.Namun demikian, pemahaman tentang Jihadyangdirealisasikan dalam tindakan kekerasan jugamerupakan suatu proses pencarian jati diriditengah maraknya tawaran-tawaran ideologiyang berkembang. Dalam artikelnya, Saloommenganalisis perubahan perilaku pelakuterorisme atas nama jihad Islam, dari orang biasamenjadi teroris memiliki kaitan yang amat eratdengan usaha pencarian identitas diri sangpelaku.

Artikel Muhamad Murtadho dengan judulWisata Religi di Bali: Geliat Usaha PengembanganPariwisata Islam membahas tentang wisata religiyang mulai menjadi perhatian banyak masyarakatmodern. Kasus dari artikel ini adalah kasus Baliyang telah menjadi bagian penting dari tempat-tempat wisata menarik di Indonesia. Bali selamabertahun-tahun menjadi daya tarik wisata diIndonesia karena keunikan alam dan suasanamasyarakatnya yang amat religious Hindu. Namunpada akhir-akhir ini, pariwisata religious selainHindu juga menjadi bagian yang menarik yangdiangkat oleh penelitian ini. Menjadi menarikkarena wisata religious yang diangkat adalahkelompok minoritas Islam di Bali. Murtadhomenyoroti pentingnya memberikan perhatianpada potensi wisata non Hindu, dalam hal iniIslam, karena banyak wisatawan lokal yangdatang ke Bali adalah wisatawan Muslim yangtentunya memiliki kebutuhan lain selain wisataseperti makanan halal dan ketersediaan fasilitasibadah yang memadai. Oleh karena itulah, makatulisan yang menyoroti tentang urgensipengembangan pariwisata Islam di Bali menjadipenting, karena dua alasan. Pertama adalahpentingnya pengembangan wisata religious sebagaibagian dari wisata rohani dan jasmani dalam

pengembangan kebudayaan di Indonesia secaraumum dan kebudayaan Islam di Indonesia secarakhusus. Kedua adalah pengembangan usahakuliner yang halal bagi umat Islam sebagai bagianpenting dari kegiatan pariwisata, karenapengembangan pariwisata akan berjalan lancarapabila sarana dan prasarana yang tersediamemenuhi kebutuhan wisatawan, baik secarajasmani maupun rohani.

Masih berkaitan dengan kehidupankeagamaan di Indonesia, Zainal Abidinmenyoroti keberadaan agama Sikh diJabodetabek. Dalam artikelnya, Zainal Abidinmemberikan gambaran tentang asal mula sejarahdan berkembangnya agama Sikh serta seluk belukajaran dan interaksi sosialnya dalam masyarakat.Selain itu, hal yang amat penting dari analisisselanjutnya adalah tentang kebebasan untukmenjalankan keyakinan yang dianut oleh setiappemeluk agama dan penghayat kepercayaan diIndonesia.

Tulisan Abdul Jalil yang bertajuk Modal SosialPelaku Dalail Khairat memberikan gambaran dananalisis tentang modal sosial para pelaku DalailKhairat di pesantren Darul Falah KH. AhmadBasyir Kudus. Dalam analisisnya Jalilmemberikan gambaran pentingnya konsistensidalam menjalankan amalan-amalan religious yangdiberikan oleh sang kyai dalam kitab Dalail Khairatuntuk mendapatkan kesuksesan dan keberkahandalam hidup, baik di dunia maupun di akhiratkelak. Namun demikian, kajian Jalil befokus padaaspek ekonomi yang menjadi salah satu unsurpenting dalam kehidupan mereka.

Artikel Suryani yang bertajuk Kontribusi NUsebagai Organisasi Civil Society dalam Demokratisasi,memberikan gambaran tentang urgensi peranNU sebagai suatu organisasi besar dalampengembangan demokratisasi di Indonesia danmengembangkan konsep civil society sebagai suatucita-cita masyarakat Indonesia. Dalamanalisisinya, Suryani berargumen bahwa paraaktivis dan intelektual NU sesungguhnyamemainkan peranan penting dalammengembangkan wacana civil society sejakkemerdekaan, bahkan menurut Suryanimendahului organisasi dan massa pergerakanIslam lainnya.

Page 3: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

Dialog Vol. 38, No. 1, Juni 2015 iii

Imam Muhlis dan Fathorrahman dalamtulisannya tentang Interpretative Understandingterhadap Makna Simbol Al-Fatihah dalam AmaliahTasharraful Fatihah pada Masyarakat Bantul,Yogyakarta, menekankan analisisnya tentangurgensi mengamalkan Al-Fatihah dalamlingkungan warga Nahdliyin (NU) di KabupatenBantul. Amaliah yang menekankan Al-Fatihahsebagai bacaan utama ini bertujuanmeningkatkan aktivitas beribadah denganketulusan dan mengharapkan ridha Allah semata.Hal yang menarik dari kajian ini adalah usahauntuk tetap mengakomodir kebudayaan dantradisi masyarakat tanpa menyimpang dari ajaranIslam.

Tulisan selanjutnya adalah tentangPenerimaan Partai Politik Islam di PTAIN: Studi AtasPerilaku Politik Mahasiswa di UIN Syarif HidayatullahJakarta oleh Cucu Nurhayati dan Hamka Hasan.Dalam tulisan ini, Nurhayati dan Hamkamemberikan gambaran tentang representasipartai politik yang tercermin dalam perilakupolitik mahasiswanya. Tulisan ini memberikananalisis yang cukup signifikan tentang tidakadanya jaminan mahasiswa Islam pasti akanberafiliasi dengan partai Islam. Hal iniditunjukkan dalam kasus civitas-civitasakademika UIN Syarif Hidayatullah.

Saifudin Zuhri dalam tulisannya tentangKolaborasi Kultur dan Konsep Al-‘Urf dalamMembangun Fikih Mazhab Indonesia menekankananalisisnya pada dialog antara teks dan konteks.Dalam tulisannya Saifudin menyoroti pentingnyamulai membangun fikih dalam kontekskeindonesiaan. Dalam tulisannya Saifudin Zuhrimemberikan contoh dari para pemikir fikihsekaligus ulama Islam awal Indonesia sepertiMuhammad Arsyad al-Banjari (1710-1812 M)yang menulis kitab fikih Sabilul Muhtadin sertagagasan-gagasan pengembangan fikih Indonesiadari pemikir-pemikir kontemporer semisal GusDur, Ali Yafie, dan lain-lain.

Tulisan selanjutnya dari Erlina Farida yangmenyoroti dinamika Strategi Peningkatan MutuRintisan Madrasah Unggul: Studi Kasus di MadrasahTsanawiyah Negeri Yogyakarta I. Dalam kajiannya,Farida menganalisis urgensi dan signifikansimunculnya madrasah unggulan sebagai sekolahagama produk dari Kementerian Agama yangtidak kalah bersaing dalam era global saat ini.Tulisan ini memberikan analisis yang cukup

penting tentang perlunya merencanakan strategiyang jitu dalam pengembangan sekolah agamayang bermutu dan sanggup berkompetisi dalamdunia pendidikan di tanah air.

Tulisan akhir dari jurnal ini merupakanreview buku karya Eriyanto yang ditulis olehRidwan Bustamam. Dalam ulasannya, Bustamammenekankan pentingnya metode paradigma(framing) yang menganalisis tentang peran danstrategi serta metode yang dikembangkan massmedia dalam pemberitaannya. Dengan demikiandiharapkan dapat memberikan analisis yang lebihmendalam untuk melihat fenomena keagamaanyang dikaji dan aktor-aktor yang memainkanperanan penting dalam peristiwa-peristiwa yangberkaitan erat dengan isu-isu keagamaan. Hal inimenjadi penting untuk melihat bagaimana agamaseringkali dijadikan alat oleh sekelompok oranguntuk mencapai tujuan mereka baik secara politik,ekonomi, sosial, maupun budaya.

Beberapa tulisan dalam edisi ini memberikangambaran dan analisis tentang interaksipemahaman keagamaan seseorang yang tidakpernah dapat lepas dari kedalamanpemahamannya tentang alam, manusia,lingkungan dan kondisi sosial, politik danbudaya yang melingkupinya. Oleh karena itulahpemahaman tersebut akan memberikan pengaruhyang amat signifikan dalam tindakan seseorang.Dalam kasus Jihad misalnya, pemahamantentang hubungan antara agama dankebudayaan yang sempit akan memberikanpengaruh yang negatif pada seseorang untukmelakukan tindak kekerasan atas nama agama.Padahal tindakan tersebut sesungguhnyabukanlah perintah agama namun interpretasiyang didukung oleh kekecewaan terhadap situasisosial politik dan keagamaan yang tidakdipahaminya secara mendalam.

Oleh karena itulah, sesungguhnyapemahaman yang mendalam tentang agama dankehidupan sosial budaya masyarakat menjadiamat penting dalam memahami pluralitas yangmenjadi realitas dalam kehidupan masyarakat.Dalam kasus Indonesia, pluralitas tersebut bukanhanya pada masalah etnis, namun juga pluralitasagama, sosial, budaya dan pemahaman akanagama itu sendiri. Dalam konteks Islam danpluralitas di Indonesia, tulisan-tulisan dalamjurnal ini memberikan pesan bahwa pemahamanterhadap agama secara mendalam dalam

Page 4: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

iv Dialog Vol. 38, No. 1, Juni 2015

kaitannya dengan pluralitas kehidupan sosialakan dapat memberikan sumbangan yang besardalam mewujudkan Islam sebagai rahmat bagisemesta alam.

Dalam konteks Indonesia, tulisan-tulisan diatas secara keseluruhan memberikan pesan yangpenting untuk mendialogkan antara teks dankonteks, agar tidak terjatuh dalam ekstrimitasyang akan merugikan orang lain. Meskipunterdapat satu tulisan tentang agama Sikh diIndonesia, namun dalam konteks Indonesia,tulisan tersebut juga memberikan gambaranbahwa pemerintahan di Indonesia meskipun

mayoritasnya beragama Islam dan KementerianAgamanya dipegang secara dominan oleh orangIslam, namun dalam pelaksanaannya,kementerian agama tetap memberikan ruangyang proporsional bagi kaum minoritas.Dalamkonteks pengembangan kajan-kajian keagamaan,tulisan-tulisan tersebut di atas memberikantantangan bagi kajian-kajian keagamaanselanjutnya untuk lebih mendalami kajiankeagamaan dengan masalah-masalahkemanusiaan universal seperti sosial, budaya,ekonomi, dan politik. Selamat membaca.

Page 5: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

Dialog Vol. 38, No. 1, Juni 2015 v

DAFTAR ISIISSN : 0126-396X

Jurnal DIALOGVol. 38, No. 1, Juni 2015

GAZI SALOOM

Identifikasi Kolektif dan Ideologisasi Jihad: Studi Kualitatif Teroris di Indonesia: 1-12

MUHAMAD MURTADHO

Wisata Religi di Bali: Geliat Usaha Pengembangan Pariwisata Islam: 13-28

ZAINAL ABIDIN

Eksistensi Agama Sikh di Jabodetabek: 29-40

ABDUL JALIL

Modal Sosial Pelaku Dalail Khairat: 41-50

SURYANI

Kontribusi NU sebagai Organisasi Civil Society dalam Demokratisasi: 51-64

IMAM MUHLIS DAN FATHORRAHMAN

Interpretative Understanding Terhadap Makna Simbol Al-Fatihah dalam Amaliah Tasharraful Fatihahpada Masyarakat Bantul, Yogyakarta: 65-78

CUCU NURHAYATI DAN HAMKA HASAN

Penerimaan Partai Politik Islam di PTAIN: Studi atas Perilaku Politik Mahasiswa di UINSyarif Hidayatullah Jakarta: 79-92

SAIFUDIN ZUHRI

Kolaborasi Kultur dan Konsep Al-‘Urf dalam Membangun Fikih Mazhab Indonesia: 93-102

ERLINA FARIDA

Strategi Peningkatan Mutu Rintisan Madrasah Unggul: Studi Kasus di Madrasah TsanawiyahNegeri Yogyakarta I: 103-118

BOOK REVIEW

RIDWAN BUSTAMAM

Mengenal Lebih Dekat Analisis Framing: 119-128

Page 6: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

vi Dialog Vol. 38, No. 1, Juni 2015

Page 7: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015 79

ABSTRAKUIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah lembaga pendidikan yang merepresentasikan Islam

sebagai nilai, agama, ideologi, ritual, dan simbol. Dengan karakter ini, sejatinya partai politik Islammendapat simpati yang sangat tinggi. Dengan jumlah mahasiswa kurang lebih 25.000, 1000 dosendan karyawan, seharusnya UIN menjadi basis massa yang empuk bagi partai politik Islam. Tulisanini membuka fakta lain yang memecahkan asumsi bahwa komunitas Islam adalah sumber suarapotensial bagi partai-partai politik Islam. Walaupun tetap diterima sebagai salah satu partai alternatifyang cukup dipertimbangkan, partai politik Islam ternyata tidak mendapat tempat yang cukuppenting bagi civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah. Tingkat penerimaan mahasiswa UIN SyarifHidayatullah Jakarta ditandai dengan hubungan relasional antara mahasiswa dan partai politikIslam. Dari 450 responden sebanyak 230 atau 51,1% responden menyatakan dirinya bukan bagiandari partai politik Islam, artinya hanya 48,9% mahasiswa yang merasa bagian dari partai politikIslam. Status mahasiswa yang terdaftar dalam partai politik Islam hanya 140 responden dari total450 responden. Sebanyak 58% mahasiswa menyatakan tidak terdaftar dalam partai politik Islam,artinya hanya 42% mahasiswa yang terdaftar dalam keanggotaan dalam partai politik Islam.

KATA KUNCI:Partai Politik Islam, Perilaku Politik, Mahasiswa

ABSTRACTUIN Syarif Hidayatullah Jakarta is an institution representing Islam as values, religion, ideology, rituals,

and symbols. With these characters, Islamic political parties gain a high sympathy in this institution. Havingapproximately 25,000 students, 1000 academic and administrative staffs, UIN should have been a mass basisfor Islamic political parties. Despite the assumption that Islamic community is a potential vote raiser for Islamicpolitical parties, the parties were not significantly considered by the UIN Jakarta academicians. This study focuseson the students’ acceptance on political parties by their party affiliations. 450 respondents were questioned on thismatter and 51,1% of them stated that they are not affiliated or a part of Islamic political parties (while the 48,9%stated that they are). Only 42% of respondents (140 students) are affiliated to Islamic parties, while 58% are not.

KEY WORDS:Islamic Political Party, Political Behavior, Students

TOPIK

PENERIMAAN PARTAI POLITIK ISLAM DI PTAIN:STUDI ATAS PERILAKU POLITIK MAHASISWA DI UIN

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

C U C U N U R H A Y A T I & H A M K A H A S A N*)

*) Cucu Nurhayati (Dosen FISIP UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta) dan Hamka Hasan (Dosen Dirasat Islamiyah UIN SyarifHidayatullah, Jakarta). Jl. Kertamukti 5 Cirendeu, Jakarta Selatan 15419. Email: ([email protected]);([email protected].

**Naskah diterima Januari 2015, direvisi April 2015, disetujui untuk diterbitkan Mei 2015.

Page 8: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

80 Penerimaan Partai Politik Islam ...

A. PENDAHULUANPeran Islam dalam perkembangan politik di

Indonesia dewasa ini turut menuntun arahpolitik negara Indonesia. Maraknya kehidupanpolitik Islam ini menunjukkan suatu fenomenayang dapat diberi label repolitisasi Islam. PolitikIslam adalah aktivitas politik sebagian umat Islamyang menjadikan Islam sebagai acuan nilai danbasis solidaritas berkelompok.

Pada tahapan tertentu, peta politik Indonesiasulit dilepas dari pertarungan kelompok Islamversus nasionalis. Polarisasi Islam-nasionalis inibiasanya merujuk pada politik aliran yangditeorisasi Clifford Geerts pada 1950 an. Inti dariteori ini adalah adanya kesamaan ideologis yangditransformasikan ke dalam pola integrasi sosialyang komprehensif mengikuti asumsi politikaliran, kelompok abangan yang diidentifikasisebagai penganut muslim kurang taat cenderungmemilih partai nasionalis, sedangkan kelompoksantri dipercaya akan menyalurkan suaranyapada partai Islam. Warga NU lebih nyamanmencoblos partai yang dekat dengan NU.Sebaliknya, pendukung Muhammadiyah danorganisasi modernis lain cenderung memilihpartai yang berlatar belakang Islam modernis.

Faktanya, perolehan partai Islam padapemilu 1999 dan 2004 mengalami penurunan jikadibandingkan pemilu 1955. Gabungan partaiIslam pada pemilu 1955 sebesar 43,7%, sedangkantotal suara partai-partai nasionalis sebanyak51,7%. Pada pemilu 1999, total suara partai Islam(PKB, PPP, PAN, PK, PKNU) anjlok menjadi36,8%. Pada pemilu 2004 lalu, suara partai Islamnaik menjadi 38,1%. Perlu dicatat, total suara inimasih memasukkan PAN dan PKB. Jika PAN danPKB dikeluarkan dari partai Islam, suara partaiIslam lebih sedikit.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalahlembaga pendidikan yang merepresentasikanIslam sebagai nilai, agama, ideologi, ritual, dansimbol. Dengan karakter ini, sejatinya partaipolitik Islam mendapat simpati yang sangattinggi. Dengan jumlah mahasiswa kurang lebih25.000, 1000 dosen dan karyawan, seharusnyaUIN menjadi basis massa yang empuk bagi partaipolitik Islam. Kajian ini menjadi penting untukmemetakan politik Islam di kalangan mahasiswayang merupakan penerus bagi keberlanjutanpartai politik di masa yang akan datang. Jangansampai ada klaim bahwa mayoritas pemeluk

Islam menjadi asumsi kemenangan terhadappartai Islam tanpa melihat situasi dan kondisiinternal masyarakat muslim. Selain itu, kajian inibermanfaat untuk menyusun strategi dalammemunculkan wajah partai Islam yangdiinginkan oleh masyarakat muslim generasimuda. Terlahirnya gerakan pembaharuanberawal dari kaum intelektual yang terdidik danmempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadapagamanya. Maka, dengan demikian, penelitian inimenjadi penting dan bermanfaat dalam rangkamemberikan masukan bagi eksistensi parpol Islamdi kalangan mahasiswa sebagai agent of socialchange.

Tulisan ini diarahkan untuk mengkajipenerimaan partai politik Islam di lingkunganmahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,apakah sesuai dengan fakta seperti pada pemilu1999 dan 2004 atau mengukuhkan asumsi bahwaUIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi ladangyang subur bagi tumbuh dan berkembangnyapartai politik Islam. Permasalahan yang diajukandalam penelitian ini adalah:1. Sejauh mana tingkat penerimaan partai

politik Islam di lingkungan mahasiswa UINSyarif Hidayatullah Jakarta?

2. Faktor apa sajakah yang mempengaruhipenerimaan partai politik Islam di lingkunganUIN Syarif Hidayatullah Jakarta?penelitian ini memiliki 2 sub tujuan, pertama,

untuk melihat dan menganalisis secara langsungperilaku politik mahasiswa UIN SyarifHidayatullah, terutama tingkat partisipasi politikdan pembagian tipologi politik mahasiswa. Kedua,untuk memetakan penerimaan atau penolakanmahasiswa UIN Syarif Hidayatullah ataskeberadaan partai-partai politik Islam diIndonesia.

Kajian literaturAda beberapa penelitian yang dapat

menjelaskan relevansi antara Islam politik danperilaku politik umat Islam Indonesia. Pertama,Studi R. William Liddle dan Saiful Mujani yangmenyimpulkan politik aliran telah pudar. TesisLiddle dan Mujani ini didasarkan pada survei1999 yang menyebutkan bahwa mayoritaspemilih PDI Perjuangan (63%) dalam pemilu 1999adalah santri.

Kedua, studi Dwight Y. King yangmenyimpulkan bahwa politik aliran masih viable

Page 9: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015 81

pada tingkat grassroot. Dengan data hasil pemilu1955 dan 1999, King menyatakan bahwa partaiIslam dan Golkar mendapatkan suara di daerah-daerah yang pada tahun 1955 merupakankekuatan utama partai-partai santri (misalnyaMasyumi, NU). Sementara partai nasionalis,seperti PDI Perjuangan mendapatkan dukungandi daerah-daerah yang pada tahun 1955merupakan lumbung suara partai abangan(misalnya PNI dan PKI). Jika studi King benar,perlu redefinisi politik aliran bahwa parametermenjalankan shalat dan ritual lainnya tak lagiakurat untuk membedakan afiliasi politik Islamdan nasionalis. Juga, pertanyaan semisal “ApakahAnda sering, cukup, atau tidak pernahmenjalankan shalat” termasuk kategori sociallydesirable. Kalau politik aliran berlaku, seharusnyasuara partai Islam melonjak pada pemilu 1999 dan2004 karena, sebagaimana dalam survei Liddledan Mujani (1999), tingkat ketaatan umat IslamIndonesia dalam menjalankan ibadah semakintinggi (Burhanuddin: 2013).

Ketiga, penelitian yang dilakukan olehNurhakim (2005), yaitu tentang PemaknaanAgama dalam Partai Politik dalam Konteks Reformasi:Studi Perbandingan PPP, PKB, dan PAN. Penelitianini dilakukan pada 2005 dimuat dalam JurnalHumanity, September 2005. Nurhakimmenggunakan metode kualitatif untuk mengkajilebih dalam mengenai penggunaan simbol-simbolagama untuk menguatkan identitas partai Islam,baik dengan perspektif ideologis maupun basismassa konstituen. Dari 3 partai Islam yangdijadikan obyek penelitan, kesimpulannyamenunjukkan bahwa muncul 3 persepsi daripenggunaan Islam sebagai identitas politik, yaituPPP memaknai Islam sebagai alat pemersatubangsa dan motivator pembangunan dan posisiagama diintegrasikan ke dalam politik, sedangkanPKB memaknai Islam sebagai motivatorkebangkitan bangsa secara universal dan posisiagama terspesialkan dari politik keduanyadipisahkan tetapi masih terkoneksi secarakultural. Adapun PAN lebih menekankan padaoperasionalisasi nilai-nilai Islam sebagai amanatyang harus diwujudkan dalam konteks nasionaldan memposisikan agama terpisah dari politiknamun nilai-nilai agama diinternalisasikan kedalam diri pelaku politik kemudiandiobjektivikasikan ke dalam politik praktis dalamprogram-program partai.

Keempat, penelitian yang dilakukan HamidFahmy Zarkasyi (2013) dalam jurnal IslamiaRepublika pada 2014 yang meneliti tentangeksistensi partai politik Islam Indonesia sejakmasa Orde Baru sampai masa Reformasi. Tesisawal yang dibangun dalam penelitian ini adalahterjadinya titik balik depolitisasi Islam Orde Barudimana terjadi kebangkitan gairah politik Islamdan menegasikan jargon terkenal yangdikemukakan oleh Cak Nur bahwa Islam Yes,Partai Islam No. Peneliti ini menemukan fenomenayang terjadi pada masa reformasi adalah Islam Yesdan Partai Islam Juga Yes, namun perkembanganyang terjadi tampak fakta di lapanganmenunjukkan bahwa umat Islam belum bisamenerima sepenuhnya eksistensi partai politikIslam. Hal ini ditunjukkan oleh fakta bahwa pada3 pemilihan umum pada masa reformasi,perolehan suara partai politik Islam tidakmenunjukkan angka yang signifikan. Hal inibagi peneliti menunjukkan respon yang tidakpositif dari umat Islam terhadap keberadaanpartai Islam. Dan memunculkan jargon Islam No,Partai Islam Juga No. Dengan menggunakanreferensi dari Dale F. Eicklman dan James Piscatoridalam Muslim Politics Fahmi Zarkasyi menarikkesimpulan bahwa partai Islam perlu lebih kuatmenggunakan simbol-simbol agama. Sepertiyang dikemukakan al-Maududi dan Sayyid Qutb,penguatan simbol dengan menunjukkanpemahaman dan pengamalan Islam secara lebihkonsisten. Penguatan simbol oleh partai politikIslam dilakukan secara struktural maupunperilaku yang ditunjukkan oleh elite partai.

Berdasarkan beberapa kajian sebelumnya,maka kajian tentang penerimaan partai politikIslam di kalangan mahasiswa UIN menjadimenarik untuk melihat penerimaan parpol Islamdalam komunitas pemilih muslim dan merupakangenerasi penerus keberlanjutan masyarakatmuslim. Di dalam masyarakat, individuberperilaku dan berinteraksi, sebagian dariperilaku dan interaksi dapat dilihat dari perilakupolitik yang berhubungan dengan proses politik.Sebagian lainnya berupa perilaku ekonomi,keluarga, agama, dan budaya. Sebagai contoh,yang termasuk ke dalam kategori ekonomi, yaitukegiatan yang menghasilkan barang dan jasa,menjual dan membeli barang dan jasa,mengkonsumsi barang dan jasa, menukar,menanam, dan menspekulasikan modal. Namun,

Page 10: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

82 Penerimaan Partai Politik Islam ...

hendaklah diketahui pula tidak semua individuataupun kelompok masyarakat mengerjakankegiatan politik (Ramlan Surbakti, 1992).

Perilaku politik dimaknai sebagai sebuahkegiatan yang berkaitan langsung dengan prosespembuatan dan pelaksanaan keputusan politik,interaksi antar pemerintah dan masyarakat, antarlembaga pemerintah dan antar kelompok danindividu dalam rangka pembuatan, pelaksanaan,dan penegakan keputusan politik (RamlanSurbakti, 1992). Beberapa faktor yangmempengaruhi perilaku politik adalah, pertama;lingkungan sosial politik tidak langsung sepertisistem politik, sistem sosial, sistem budaya, sistemekonomi, budaya dan media massa. Kedua,lingkungan sosial politik langsung yangmempengaruhi dalam bentuk pribadi, sepertikeluarga, agama, sekolah, kelompok pergaulan.Ketiga, struktur kepribadian yang tercermindalam sikap individu. Keempat, faktor sosial politiklangsung, berupa situasi atau keadaan yanglangsung mempengaruhi ketika kegitan politikakan dilakukan seperti faktor cuaca, kondisikeluarga, ancaman, propaganda, dan lain-lain(Ramlan Surbakti, 1992).

Ada tiga macam pendekatan atau dasarpemikiran yang berusaha menerangkan perilakupemilu. Ketiganya tidak sepenuhnya berbeda, dandalam beberapa hal ketiganya bahkan salingmembangun/mendasari serta memiliki urutankronologis yang jelas. Pendekatan tersebutadalah, pendekatan sosiologis, pendekatanpsikologis, dan pendekatan pilihan rasional ataurational-choice (Dieter Roth 2009). Penjelasannyasebagai berikut:a. Pendekatan Sosiologis

Pendekatan sosiologis menentukan perilakumemilih pada para pemilih, terutama kelas sosial,agama, dan kelompok etnik/ kedaerahan/ bahasa.Subkultur tertentu memiliki kondisi sosialtertentu yang pada akhirnya bermuara padaperilaku tertentu ( Mujani, Saiful. R. WilliamLiddle., dan Kuskrido Ambardi, 2012). Kondisiyang sama antar anggota subkultur terjadi karenasepanjang hidup mereka dipengarui lingkunganfisik dan sosio kultural yang relatif sama.

Menurut Paul F. Lazarsfeld, manusia terikatdi dalam berbagai lingkaran sosial, contohnyakeluarga, lingkaran rekan-rekan, tempat kerjadan sebagainya. Seorang pemilih hidup dalamkonteks tertentu: status ekonominya, agamanya,

tempat tinggalnya, pekerjaannya, dan usianyauntuk mendefinisikan lingkaran sosial yangmempengaruhi keputusan para pemilih. Setiaplingkaran sosial memiliki normanya tersendiri,kepatuhan terhadap norma-norma tersebutmenghasilkan integrasi. Namun konteks initurut mengontrol perilaku individu dengan caramemberikan tekanan agar individu tersebutmenyesuaikan diri, sebab pada dasarnya setiaporang ingin hidup dengan tentram, tanpabersitegang dengan lingkungan sosialnya (PaulF. Lazarsfeld, Bernard Berelson, Hazel Gaudet,1968).

b. Pendekatan PsikologisPendekatan psikologis berusaha untuk

menerangkan faktor-faktor apa saja yangmempengaruhi keputusan pemilih jangka pendekatau keputusan yang diambil dalam waktu yangsingkat. Hal ini berusaha menjelaskan melaluitrias determinan dengan melihat sosialisasinyadalam menentukan perilaku politik pemilih,bukan karakteristik sosiologisnya. Jadipendekatan psikologis menekankan pada tigaaspek, yaitu identifikasi partai, orientasi, dan isuorientasi kandidat (Dieter Roth, 2009). Sementaraitu faktor-faktor lainnya yang sudah ada terlebihdahulu (seperti misalnya keanggotaan dalamkelompok sosial tertentu) dianggap memberipengaruh langsung terhadap perilaku pemilih.

Identifikasi dalam sebuah partai tentubiasanya tidak harus dengan keanggotaan yangformil/resmi seorang individu dalam sebuahpartai. Oleh karena itu, keanggotaan partai secarapsikologis juga disebut dengan orientasi partaiyang efektif, sebuah efek yang sama sekali tidakmenggunakan istilah “keanggotaan”. Identifikasipartai seringkali diwariskan orang tua kepadaanak-anak mereka (Angus Campbell, Philip E.Converse, Warren E. Miller, Donal E. Stokes,1960).

Seiring dengan bertambahnya usia,identifikasi partai menjadi semakin stabil danintensif. Identifikasi partai merupakan orientasiyang permanen, yang tidak berubah dari pemiluke pemilu. Tapi kalau seseorang mengalamiperubahan pribadi yang besar (misalnyamenikah, pindah profesi atau tempat tinggal) atausituasi politik yang luar biasa (seperti krisisekonomi atau perang), maka identifikasi partaiini dapat berubah (Angus Campbell, Philip E.

Page 11: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015 83

Converse, Warren E. Miller, Donal E. Stokes,1960).

Pendekatan psikologis membedakan antarakekuatan, arah dan intensitas orientasi, baikdalam orientasi isu maupun orientasi kandidat.Isu-isu khusus hanya dapat mempengaruhiperilaku pemilih individu apabila memenuhi tigapersyaratan dasar: isu tersebut harus dapatditangkap oleh pemilih, isu tersebut dianggappenting oleh pemilih, pada akhirnya pemilihharus mampu menggolongkan posisi pribadinya(baik secara positif atau negatif) terhadap konseppemecahan permasalahan yang ditawarkan olehsekurang-kurangnya satu partai (AngusCampbell, Philip E. Converse, Warren E. Miller,Donal E. Stokes, 1960).

c. Pendekatan Pilihan Rasional (Rational-Choice)Pendekatan teoritis mengenai perilaku

pemilih yang rasional terletak pada perhitunganbiaya dan manfaat (cost and benefit). Daripendekatan pilihan rasional, yang menentukandalam sebuah pemilu bukanlah adanyaketergantungan terhadap ikatan sosial strukturalatau ikatan partai yang kuat, melainkan hasilpenilaian rasional dari warga yang baik.

Sebenarnya pendekatan pilihan rasionaldiadopsi dari ilmu ekonomi. Karena di dalam ilmuekonomi menekankan modal sekecil-kecilnyauntuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Hal ini senada dengan perilaku politikyaitu seseorang memutuskan memilih kandidattertentu setelah mempertimbangkan untungruginya sejauh mana program-program yangdisodorkan oleh kandidat tersebut akanmenguntungkan dirinya, atau sebaliknya malahmerugikan. Para pemilih akan cenderung memilihkandidat yang kerugiannya paling minim. Dalamkonteks pendekatan semacam ini, sikap danpilihan politik tokoh-tokoh populer tidak selaludiikuti oleh para pengikutnya kalau ternyatasecara rasional tidak menguntungkan. Beberapaindikator yang biasa dipakai oleh para pemilihuntuk menilai seorang kandidat khususnya bagipejabat yang hendak mencalonkan kembali, diantaranya kualitas, kompetensi, dan integritaskandidat.

Metode penelitianPenelitian ini menggunakan metode

kuantitatif untuk mengetahui opini mahasiswa

tentang penerimaan partai Islam. Pengambilansampel menggunakan teknik clustered sampling,dilakukan pada Juni-November 2014. Setiapfakultas diambil secara merata sebanyak 40 orangkemudian diklasifikasikan berdasarkan fakultasuntuk memudahkan klasifikasi penerimaan antarfakultas. Dari 12 fakultas yang ada di UIN jumlahtotal kuesioner adalah 480, namun setelah prosesclear data, yang dapat diolah hanya 450 kuesioner.Penelitian ini menggunakan analisis distribusifrekuensi, yaitu sebuah analisis yang dirumuskandari kumpulan data yang telah dipresentasikanberdasarkan jumlah responden terhadap setiapvariabel dalam kuesioner/ angket. Pengolahandata dengan SPSS menggunakan analisis chisquare.

Penelitian ini menggunakan instrumenpenelitian berupa angket atau kuesioner yangterdiri dari 4 variabel yaitu, pemahaman, relasi,perilaku dan penerimaan. Terdiri dari 20kuesioner dengan nilai reliabilitas 0.879 dengantingkat validitas 0.6 menggunakan skala likertdengan kategori setuju, sangat setuju, tidak setujudan sangat tidak setuju.

B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN1. Pemahaman terhadap Partai Politik Islam

Pemahaman mahasiswa mengenai partaipolitik Islam cukup beragam. Dalam penelitianini ditawarkan beberapa pemahaman terhadappartai politik Islam di antaranya yaitu; sebagaipartai peserta pemilihan umum, partai politikyang memiliki basis massa beragama Islam, partaipolitik yang menjadikan Islam sebagai azas danprogram formal, partai politik yang didirikanoleh tokoh-tokoh Islam, partai politik yangmengembangkan ajaran Islam, partai politik yangmenggunakan simbol-simbol Islam danorganisasi tempat berkumpulnya para politikusberagama Islam.

Berdasarkan data hasil survei mengenaipemahaman tentang partai politik Islam dikalangan mahasiswa UIN, sebagian besar merekamemahami partai politik Islam sebagai partaipolitik yang didirikan oleh tokoh-tokoh Islam.Dari 450 mahasiswa UIN termasuk pasca sarjana,sebanyak 63,6 % memahami bahwa partai politikIslam adalah partai berbasis agama Islam.Pemahaman mahasiswa terhadap partai politikIslam bisa dilihat sebagaimana tabel di bawah ini:

Page 12: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

84 Penerimaan Partai Politik Islam ...

Tabel 1Pemahaman Mahasiswa terhadap Partai

Politik Islam

Sumber: Hasil Penelitian Penulis, Oktober 2013

Secara garis besar, partai Islam yangdidirikan tokoh-tokoh umat Islam dapatdiklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar.Pertama, partai yang menjadikan Islam sebagaiasas dan program formal. Kedua, partai yangmementingkan pengembangan nilai-nilai Islamdaripada simbol-simbol Islam. Penerapan nilai-nilai keislaman dan penggunaan simbolkeislaman meskipun menjadi atribut dalampembentukan partai Islam namun kedua hal initidak menjadi jaminan eksistensi pengukuranelektabilitas partai Islam dalam percaturan politikdi Indonesia.

Secara definitif, sebagaimana disampaikanEffendy (1998), partai Islam merupakan partaipolitik yang mengedepankan Islam sebagai azasdan ideologi politiknya yang memperjuangkankepentingan masyarakat yang sesuai dengankepentingan politik Islam. Dijadikannya Islamsebagai azas dan ideologi dalam pendirian sebuahpartai politik tentunya mempunyai kaitan yangerat dengan tokoh yang akan mendirikan partaitersebut. Dengan demikian, maka hal ini bisadijadikan pemahaman bahwa partai Islam sangatberhubungan dengan pemikiran tokoh-tokohIslam yang mempunyai kepentingan politiksecara kolektif bagi terbentuknya sebuah partaiyang berideologi dan berazaskan Islam.

Keberadaan partai politik Islam di Indonesiasecara kuantitas cukup memberikan pilihandalam penyelenggaraan pemilihan umum.Meskipun adanya keragaman pendapat mengenaikuantitas partai, secara lebih jauh partai Islambisa dianalisis dengan memberikan dua kategori.

Dari asas partai, PPP, PBB dan PKS bisa disebutpartai Islam karena asas dan ideologinya adalahIslam. Ketiganya memposisikan Islam bukansemata-mata konstruksi teologi, tetapi jugamenyediakan perangkat sosial politik yang takmemisahkan agama dan negara (Monshipuri,1998; Roy, 1993). Berbeda dengan PAN dan PKBtak bisa disebut Islamis karena keduanya lebihmenitikberatkan pada nilai-nilai universal Islamdan tak punya agenda menghidupkan PiagamJakarta (Burhanuddin, 2013). Namun demikian,bagi PKB dan PAN, identitas keislaman bisa jelasterlihat dari mayoritas anggota dan organisasimassa yang mewadahi dan menjadi latar belakangdidirikannya partai politik, seperti PAN yangtidak bisa dipisahkan secara historis dariMuhammadiyah ditambah para pendiri PANyang memang terdiri dari para petinggiMuhammadiyah. Hal yang sama terjadi padaPKB yang dibidani oleh para petinggi PBNUyang membuat PKB tidak bisa melepaskanidentitas ke-NU-annya secara institusional. 2. Simbol Islam dan Hubungan Relasional

Simbol-simbol Islam sebagai ciri yangmembedakan antara partai Islam dan non partaiIslam menjadi penting dalam memahami partaiIslam. Dari 460 responden sebanyak 261 orangatau 58 % setuju yang dimaksud partai Islamadalah partai yang menggunakan simbol-simbolIslam.

Hal ini menunjukkan, simbol sebagai sebuahatribut menjadi hal yang memperkuat identitasIslam dalam sebuah partai politik, tidak hanyauntuk memperjelas tujuan tetapi juga bisamenjadi alat sosialisasi dan komunikasi denganmassa simpatisan dan masyarakat secara lebihluas lagi.

Tabel 2Pendapat Mahasiswa tentang Penggunaan

Simbol Islam

Sumber: Hasil Penelitian Penulis, Oktober 2013

Page 13: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015 85

Penggunaan simbol Islam, selain sebagaidaya tarik, juga diharapkan akan mempermudahruang gerak dan memperkuat eksistensi partaiIslam dalam bersaing dengan partai-partai politiklain yang tidak menggunakan Islam sebagaiidentitas partai. Lebih lanjut, bagi mahasiswaUIN Syarif Hidayatullah Jakarta, partai politikIslam yang menggunakan nilai-nilai Islam atauatribut Islam bukanlah satu-satunya hal yangpaling penting, namun yang harus dikedepankanadalah implementasi nilai-nilai Islam bukanhanya pada penerapan simbol-simbol semata.Penggunaan jargon Islam dan simbol Islamdianggap hanya akan melecehkan Islam apabilatidak ada implementasinya dalam praktek politikdan tidak tercermin dalam perilaku politik parapengurus partai dan kebijakan partai yangdikeluarkan, baik yang berhubungan langsungmaupun tidak dengan kepentingan masyarakatsecara luas. Berikut beberapa pendapat yangdikemukakan oleh mahasiswa:

Tabel 3Partai Politik Islam vs Simbol Islam

Berdasarkan data survei, hubunganrelasional yang dibangun antara partai politikIslam dengan mahasiswa UIN SyarifHidayatullah tidak signifikan.

Tabel 4Data Hubungan Relasional Sebagai Bagian

Parpol Islam

Sumber: Hasil Penelitian Penulis, Oktober 2013

Dari tabel di atas nampak dari 450 respondensebanyak 230 atau 51,1% responden menyatakandirinya tidak merasa sebagai bagian dari partaipolitik Islam. Pernyataan ini tentunya akanmembawa implikasi pada penerimaan partaipolitik Islam di kalangan mahasiswa UIN SyarifHidayatullah Jakarta karena mereka tidak merasamemiliki partai politik Islam. Status mahasiswayang terdaftar dalam partai politik Islam hanya140 responden dari total 450 responden. Angkatertinggi ada pada 261 atau 58% mahasiswa yangmenyatakan tidak terdaftar dalam partai politikIslam.

Hubungan relasional yang ditandai denganketerlibatan secara aktif, baik sebagai anggotamaupun simpatisan dalam partai politik Islam,memberikan indikator yang sangat kuat atasditerima ataupun tidak diterimanya partai Islamsebagai sebuah lembaga politik yang diharapkanbisa memberikan perubahan atas kondisimasyarakat secara signifikan.

Tabel 5Data Mahasiswa yang Terdaftar Dalam

Partai Politik Islam

Sumber: Hasil Penelitian Penulis, Oktober 2013

Namun demikian, secara teoritis, hubunganrelasional dengan partai politik tidak selaluditandai dengan keanggotaan seorang individudalam partai politik. Secara psikologis, perilakupemilih bisa dianalisis dengan menekankan padatiga aspek, yaitu identifikasi partai, orientasi, danisu orientasi kandidat (Dieter Roth, 2009).Identifikasi partai (party identification) digunakanuntuk mengukur jumlah faktor kecenderungan,baik secara pribadi maupun politik yang relevanbagi seorang individu. Keanggotaan partai secarapsikologis juga disebut dengan orientasi partaiyang efektif, sebuah efek yang sama sekali tidakmenggunakan istilah “keanggotaan”. Identifikasi

Page 14: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

86 Penerimaan Partai Politik Islam ...

partai seringkali diwariskan orang tua kepadaanak-anak mereka (Angus Campbell, Philip E.Converse, Warren E. Miller, Donal E. Stokes,1960).

Identifikasi partai biasanya tidak berubahdari pemilu ke pemilu. Tapi kalau seseorangmengalami perubahan status yang besar(misalnya menikah, pindah profesi atau tempattinggal) atau terjadi perubahan situasi politikyang luar biasa (seperti krisis ekonomi atauperang), maka identifikasi partai ini dapat berubah(Angus Campbell, Philip E. Converse, Warren E.Miller, Donal E. Stokes, 1960).

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yangrata-rata adalah pemilih pemula,menggantungkan identitas kepartaian merekapada pengaruh masukan informasi dan bacaanatas perilaku partai politik yang menjadi pesertapemilu, rasa memiliki yang belum tumbuh danberkembang yang ditandai dengan kesadaranpolitik secara aktif mendaftarkan diri ataumelibatkan diri dalam partai politik masih harusmelalui proses yang panjang.

Minimnya sosialisasi yang dilakukan partaipolitik Islam dan informasi negatif serta faktapolitik yang berlangsung dalam kancah politiknasional menjadi faktor yang menghambattumbuh dan berkembangnya kesadaran politiktersebut. Ini adalah pekerjaan rumah yang cukupsulit bagi partai politik Islam, padahal seharusnyapemilih pemula bisa menjadi ladang suara yangcukup menjanjikan dalam pemilu, apalagimengingat UIN Syarif Hidayatullah adalah basisIslam yang cukup besar dan seluruhmahasiswanya sudah memiliki hak pilih dalampemilihan umum.3. Peluang Partai Politik Islam vs Partisipasi

MahasiswaPeluang keberhasilan parpol Islam pada

pemilihan umum 2014 tahun lalu, berkaitandengan hubungan relasional yang dibangun olehmahasiswa dengan partai politik Islam, yang jugadipengaruhi oleh situasi politik nasional.Berdasarkan data, bahkan ada beberapa jawabanyang cenderung pesimis.

Tabel 6Asumsi Mahasiswa terhadap Keberhasilan

Parpol Islam

Beberapa pernyataan di atas mengenaipeluang keberhasilan partai politik Islam dikalangan mahasiswa PTAIN terutama UINterbukti pada hasil pemilu 2014. Berdasarkan hasilsurvei partisipasi politik mahasiswa UIN dalamkegiatan partai politik atau keterlibatan merekadalam pemilihan kepala daerah, legislatif danpresiden bisa dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 7Partisipasi Mahasiswa dalam Partai Politik

Islam

Sumber: Hasil Penelitian Penulis, Oktober 2013

Apabila faktor-faktor kecenderungan (sepertipengalaman pribadi atau orientasi politik)diumpamakan sebagai suatu aliran yangdituangkan melewati sebuah corong, hal inimenjelaskan bagaimana mahasiswa UIN SyarifHidayatullah menjadi pemilih dalam pemilihanumum tanpa melihat identifikasi pribadinyasebagai mahasiswa Islam, tapi lebih pada pilihan-pilihan rasional yang melihat partai politik Islamsecara lebih obyektif. Dan mereka tidakmengidentifikasi diri mereka secara formil menjadibagian dari keanggotaan partai politik Islamtertentu.4. Realitas Partai Politik Islam di Kalangan

Mahasiswa UINPenerimaan partai politik Islam di kalangan

mahasiswa UIN Jakarta berdasarkan enam kriteriayang ditawarkan, angkanya cukup bervariasi.

Page 15: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015 87

Angka tertinggi ada pada kemampuanberinteraksi partai politik Islam sebanyak 72%dan 52,9% mahasiswa lebih menyukai parpolIslam dibanding parpol nasionalis.

Tabel 8Penerimaan Mahasiswa terhadap Partai

Politik Islam

Sumber: Hasil Penelitian Penulis, Oktober 2013

Dari pendekatan pilihan rasional, yangmenentukan dalam sebuah pemilu bukanlahadanya ketergantungan terhadap ikatan sosialstruktural atau ikatan partai yang kuat,melainkan hasil penilaian rasional dari wargayang baik. Dalam hal ini, mahasiswa UIN SyarifHidayatullah menjadi bagian dari pemilihrasional, karena faktor sosiologis dan psikologispemilih tidak lebih dominan dalam menentukanperilaku pemilih. Pilihan rasional mahasiswaditunjukkan dengan motivasi mereka bilamemilih partai politik Islam lebih dipengaruhioleh komitmen yang dimiliki partai politik Islamsebagai partai politik yang memiliki kemampuanberinteraksi yang lebih baik dari partai-partai lain(72 %) dan bahwa partai politik Islam adalahpartai politik yang memiliki pengaruh terhadapkebijakan publik (63,7 %)

Kemampuan berinteraksi merupakan modalyang bisa diandalkan bagi partai politik apa pun.Kemampuan ini bisa dijadikan sebagai saranasosialisasi program kerja parpol Islam untukmengambil hati masyarakat. Meskipun adabeberapa stereotip negatif terhadap partai Islamkarena beberapa kasus yang melibatkan beberapaorang petinggi di partai politik Islam, namundengan adanya interaksi dan komunikasi yangbaik bisa meyakinkan publik bahwa akan adanyaperbaikan dan masih banyak kebijakan partaiyang bisa dijadikan komitmen dan kontrak sosial

antara pemilih dan partai politik.Secara rasional, seorang pemilih akan

memutuskan memilih kandidat tertentu setelahmempertimbangkan sejauh mana program-program yang disodorkan oleh kandidat tersebutakan menguntungkan dirinya, atau sebaliknyamalah merugikan. Para pemilih akan cenderungmemilih kandidat yang kerugiannya palingminim dengan menetapkan pilihannya secararetrospektif, yaitu dengan menilai apakah kinerjapartai yang menjalankan pemerintahan padaperiode legislatif terakhir sudah baik bagi dirinyasendiri dan bagi negara, atau justru sebaliknya.Penilaian ini juga dipengaruhi penilaian terhadappemerintah di masa lampau. Apabila hasilpenilaian kinerja pemerintah yang berkuasa (jugabila dibandingkan dengan pendahulunya) positif,maka mereka akan dipilih kembali. Apabila hasilpenilaiannya negatif, maka pemerintahantersebut tidak akan dipilih kembali. Beberapaindikator yang biasa dipakai para pemilih untukmenilai seorang kandidat khususnya bagi pejabatyang hendak mencalonkan kembali, di antaranyakualitas, kompetensi, dan integritas kandidat.

Ada dua sisi dilematis ketika berbicara tokohdalam partai politik Islam. Pertama, ketokohanpartai politik Islam menjadi pemahaman yangutama di kalangan mahasiswa UIN SyarifHidayatullah Jakarta. Mahasiswa memahamibahwa partai politik Islam didirikan oleh paratokoh Islam. Kedua, menurunnya kuantitaspemilih parpol Islam dipengaruhi adanya faktorperilaku dari para tokoh yang kurangmemberikan referensi yang baik; bahkancenderung mengecewakan publik. Ada beberapakritikan yang ditujukan kepada elit partai politikIslam yang dianggap tidak bisa menerapkan nilai-nilai keislaman. Beberapa kritikan tersebut diantaranya yaitu:

Tabel 9Asumsi Mahasiswa terhadap Perilaku

Tokoh Parpol Islam

Page 16: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

88 Penerimaan Partai Politik Islam ...

Beberapa pendapat tersebut, setidaknyamenjadi kritik membangun bagi kemajuan partaipolitik Islam di masa yang akan datang. Sebagaipartai yang mengusung Islam sebagai ideologidan azasnya, maka sudah selayaknya perilaku elitpolitik Islam dapat mengimplementasikan nilai-nilai keislaman dalam kehidupannya. Hal iniharus diperhatikan secara lebih serius, karenaketokohan dalam lingkup partai politik Islammempunyai nilai kharismatik tertentu dikalangan para pengikutnya.

Beberapa harapan yang disampaikanresponden terhadap partai Islam lebih padaimplementasi nilai-nilai Islam. Beberapa harapanyang disampaikan responden bisa menjadimasukan positif supaya partai politik Islam terusmembenahi diri. Sebagaimana disampaikanbeberapa responden sebagai berikut:

Tabel 10Harapan Mahasiswa terhadap Parpol Islam

5. Partai Politik Islam, Penerimaan danPerbedaanBerdasarkan hasil uji statistik dengan

menggunakan chi square nilai p-Value (0,003) < á(0,05) dengan demikian Ha diterima. Dari hasilanalisis ini bisa disimpulkan partai politik Islamdi kalangan mahasiswa UIN diterima.

Namun, setelah ditelusuri lebih lanjutdengan membuat variabel baru penerimaanmahasiswa terhadap parpol Islam dalam kategoritinggi dan rendah, penerimaan mahasiswa UINterhadap partai politik Islam ternyata sangatrendah.

Tabel 11Penerimaan Partai Politik Berdasarkan

Fakultas

Sumber: Hasil Penelitian Penulis, Oktober 2013Untuk melihat apakah ada perbedaan

penerimaan partai politik Islam di kalanganmahasiswa UIN berdasarkan fakultas, digunakantest SPSS kruskall wallis dengan hasil sebagaiberikut

P value (0,001) < dari á (0,05), dengandemikian, Ha diterima yaitu terdapat perbedaandalam penerimaan partai politik Islam antarfakultas. Namun, meskipun tingkatpenerimaannya berbeda tapi tetap pada titikrendah.

Test Statistics a,b

Penerimaan

Chi- Square 30.68

Df 11

Asymp. Sig. .001

a. Kruskal Wallis

b. Grouping Variable:

Page 17: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015 89

C. KESIMPULANPartai politik Islam sebagai partai politik yang

bisa diidentifikasi sebagai partai politik yangmembawa bendera Islam sebagai alat politikmengandalkan segmen massa kaum muslimsebagai sumber suara, baik yang tersebar secarakolektif (dalam organisasi-organisasi keislaman,atau lembaga-lembaga Islam dan kolektivitasmasyarakat yang mayoritas Islam) maupunsumber suara yang bersifat individual. Partaipolitik Islam seharusnya mampu memberikanharapan yang besar bagi perubahan yangdiinginkan masyarakat mayoritas muslim danmewujudkan harapan itu dalam bentukkeberpihakan pada masyarakat dalam setiappembuatan kebijakan berkaitan dengankepentingan masyarakat secara umum.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagailembaga pendidikan tinggi yang berbasis muslimdengan 6 Fakultas Agama, 5 Fakultas Umum dansatu program Pasca Sarjana, kurang lebih terdiridari 10.000 orang mahasiswa yang hampirseluruhnya beragama Islam, menjadi sasaranladang suara yang cukup menjanjikan bagipartai-partai politik Islam, tentunya denganmengandalkan jargon Islam dan simbol-simbolIslam yang diusung, baik dengan kemasan biasamaupun dengan metode dan retorika modern.

Penelitian ini membuka fakta lain yangmemecahkan asumsi bahwa komunitas Islamadalah sumber suara potensial bagi partai-partaipolitik Islam. Walaupun tetap diterima sebagaisalah satu partai alternatif yang cukupdipertimbangkan, partai politik Islam ternyatatidak mendapat tempat yang cukup penting bagicivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah.Tingkat penerimaan mahasiswa UIN SyarifHidayatullah Jakarta ditandai dengan hubunganrelasional antara mahasiswa dan partai politikIslam. Dari 450 responden sebanyak 230 atau51,1% responden menyatakan dirinya bukanbagian dari partai politik Islam, artinya hanya48,9% mahasiswa yang merasa bagian dari partaipolitik Islam. Status mahasiswa yang terdaftardalam partai politik Islam hanya 140 respondendari total 450 responden. Angka tertinggi adapada 261 atau 58% mahasiswa yang menyatakantidak setuju terdaftar dalam partai politik Islam,artinya hanya 42% mahasiswa yang menyetujuidirinya terdaftar dalam keanggotaan dalam partaipolitik Islam.

Banyak faktor yang mempengaruhipenerimaan mahasiswa atas partai politik Islamwalau hanya berkisar 48,9% dari seluruhresponden mahasiswa. Di antara faktor-faktoryang mempengaruhi penerimaan mahasiswa ataspartai politik Islam adalah: kemampuanberinteraksi partai politik Islam (2,80%), partaipolitik Islam dianggap memiliki pengaruhterhadap kebijakan publik (2,72%), kualitas tokohpolitik Islam yang masih dianggap baik (2,67%),mampu mengakomodir kepentingan masyarakat(2,56%), memiliki program kerja yang lebih bagus(2,38%). Secara keseluruhan, faktor-faktor yangmempengaruhi penerimaan mahasiswa atas partaipolitik Islam memberikan indikator pola perilakupemilih mahasiswa UIN Syarif Hidayatullahadalah perilaku dengan karakter rasional, melihatpartai politik secara proporsional rasional dantidak mengedepankan faktor psikologis maupunfaktor sosiologis seperti yang menjadi ciri khaskebanyakan pemilih tradisional. Hal inimenunjukkan bagaimana faktor demografi massamemberikan pengaruh yang cukup signifikandalam menentukan perilaku pemilih, mengingatmahasiswa adalah bagian dari kelompokintelektual yang berpendidikan. Hal itu pula yangmemberikan pengaruh besar terhadap prosentasepenerimaan partai politik Islam di kalanganmahasiswa, karena kekecewaan yang cukup besartercermin dari beberapa jawaban merekamerespons kondisi dan fenomena partai politikIslam yang makin hari makin memprihatinkan.[]

Page 18: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

90 Penerimaan Partai Politik Islam ...

D A F TA R P U S TA K A

Almond, Gabriel A. dan Verba, Sidney. BudayaPolitik: Tingkah Laku Politik dan Demokrasi diLima Negara. Jakarta: Bina Aksara, 1984.

Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005.

Campbell, Angus/ Geral Gurin/ Warren E. Miller.The Voter Decides. Evan-ston, 1954.

Effendy, Bahtiar. Islam dan Negara: TransformasiGagasan dan Praktik Politik Islam di Indonesia.Jakarta: Paramadina, 2009.

Hasan, L. Sahar dkk (Ed). Memilih Partai Islam:Visi,Misi dan Persepsi. Jakarta: Gema Insani Press,1998.

Indriantoro, Nur, & Supomo, Bambang.Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Fak.Ekonomi UGM, 2004

James Q. Wilson. “New Politics, New Ellites, OldPublics”, dalam Marc K. Landy dan MartinA. Levin, The New Politics of Public Policy.London: The Johns Hopkins UniversityPress, 1995.

Kavanagh, Dennis. “Political Science and PoliticalBehavior”, dalam FS Swartono, dan RamlanSurbakti. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PTGramedia Widiasarana, 1992.

Key, Valdimer O. The Responsible Electorate.Rationality in Presidential Voting 1936-1960,Cambridge, 1966.

Kazhim, Musa dan Hamzah, Alfian. 5 Partai dalamTimbangan: Analisis dan Propsek. Bandung:Pustaka Hidayah, 1999.

Lazarsfeld, Paul F, Bernard Berelson, HazelGaudet. The People’s Choice. How The VoterMakes Up His Mind in a Presidential Campaign.New York, 1968.

Michael Rush dan Philip Althof. Pengantar SosiologiPolitik. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000.

Mujani, Saiful, R. William Liddle., dan KuskridoAmbardi. KUASA RAKYAT: Analisa TentangPerilaku Memilih dalam Pemilihan Legislatif danPresiden Indonesia Pasca-Orde Baru. Jakarta:Mizan Media Utama (MMU), 2012.

Muhtadi, Burhanuddin. Perang Bintang 2014.Jakarta: Noura, 2013.

Maliki, Zainuddin. Agama Rakyat Agama Penguasa,Konstruksi tentang Realitas Agama danDemokrasi. Yogyakarta: Galang Press, 2000.

Huntington, P. Samuel dan Nelson, M. Joan M.Partisipasi Politik Di Negara Berkembang.Jakarta: Rineke Cipta, 1990.

Noer, Deliar. Partai Islam di Pentas Nasional.Jakarta: Grafitipers, 1987.

Ordeshook, Peter C. “The Emerging Disciplineof Political Economy”, dalam James E. Alfdan Kenneth A. Shelpse, Perspective onPositive Political Economy. Melbourne:Cambridge University Press, 1990.

Ridha, Abu. Karakteristik Politik Islam. Bandung:Syamil Cipta Media, 2004.

Romli, Lili. Islam Yes Partai Islam Yes; SejarahPerkembangan Partai-Partai Islam di Indonesia.Jakarta: Pustaka Pelajar, 2006.

Roth, Dieter. Studi Pemilu Empiris: Sumber, Teori-teori, Instrumen dan Metode. Friedrich-Naumann-Stiftung dan LSI. Jakarta, 2009.

Salim, Arskal. Partai Islam dan Relasi Agama-Negara. Jakarta: Pusat Penelitian IAINJakarta.

Syamsuddin, Din. Islam dan Politik Era Orde Baru.Jakarta: Logos, 2001.

Sadjali, Munawir. Islam dan Tata Negara; Ajaran,Sejarah, dan Pemikiran. Jakarta: UII Press,1999.

Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta:PT.Grasindo, 1992.

————, “Political Parties: A New Typology”,Party Politics, Vol 9 No, 2, 2003.

Salim, Abdul Muin. Fikih Siyasah, KonsepsiKekuasaan Politik dalam Al-Quran. Jakarta:Rajawali Press, 1994.

Salaim Alim al-Bahansawi. Wawasan Sistem PolitikIslam. Alih Bahasa Mustolah Maufur.Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1995.

Page 19: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015 91

Suryabrata, Sumadi. Metotologi Penelitian. Jakarta:Rajawali Press, 2003.

Surwandono. Pemikiran Politik Islam. Yogyakarta:LPII UMY, 2001.

Tim Litbang Kompas Partai-Partai PolitikIndonesia:Idiologi dan Program 2004-2009.

Wahid, Abdurrahman, dkk. Mengapa partai islamKalah? Jakarta: alvabet, 1999.

Page 20: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

92 Penerimaan Partai Politik Islam ...

Page 21: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015 135

I N D E K S P E N U L I S

A

Abdul JalilUniversitas Halu Oleo Kendari, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonahu, Kendari, SulawesiTenggara Fax (0401) 390006, Telp. (0401) 394061, [email protected]“MODAL SOSIAL PELAKU DALAIL KHAIRAT”Jurnal Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015. hal: 41-50

CCucu Nurhayati & Hamka Hasan(Dosen FISIP UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta) dan Hamka Hasan (Dosen Dirasat Islamiyah UINSyarif Hidayatullah, Jakarta). Jl. Kertamukti 5 Cirendeu, Jakarta Selatan 15419. Email:([email protected]); ([email protected]“PENERIMAAN PARTAI POLITIK ISLAM DI PTAIN: STUDI ATAS PERILAKU POLITIKMAHASISWA DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA”Jurnal Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015. hal: 79-92

EErlina FaridaPeneliti Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat KementerianAgama. Jln.M.H. Thamrin 6 Jakarta. Email: [email protected]“STRATEGI PENINGKATAN MUTU RINTISAN MADRASAH UNGGUL: STUDI KASUS DIMADRASAH TSANAWIYAH NEGERI YOGYAKARTA I”Jurnal Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015. hal: 103-118

GGazi SaloomDosen Fakultas Psikologi UIN Jakarta. Fakultas Psikologi UIN Jakarta, Jl. Kertamukti 5 Cirendeu,Jakarta Selatan 15419. Email: [email protected]“IDENTIFIKASI KOLEKTIF DAN IDEOLOGISASI JIHAD: STUDI KUALITATIF TERORIS DIINDONESIA ”Jurnal Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015. hal: 1-12

IImam Muhlis & FathorrahmanImam Muhlis: Alumnus Magister Ilmu Hukum Univ. Gadjah Mada, e-mail: [email protected];Fathorrahman: [Dosen Fak. Syari’ah & Hukum UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta], e-mail:[email protected]“INTERPRETATIVE UNDERSTANDING TERHADAP MAKNA SIMBOL AL-FATIHAH DALAMAMALIAH TASHARRAFUL FATIHAH PADA MASYARAKAT BANTUL, YOGYAKARTA”Jurnal Dialog Vol. 37, No.1, Juni 2014. hal: 65-78

MMuhamad MurtadhoPeneliti Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat KementerianAgama RI. Jln. M.H. Thamrin 6 Jakarta. Email: [email protected]“WISATA RELIGI DI BALI: GELIAT USAHA PENGEMBANGAN PARIWISATA ISLAM”Jurnal Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015. hal: 13-28

Page 22: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

136 Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015

RRidwan BustamamPeneliti Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat KementerianAgama RI. Jl. M.H. Thamin 6 Jakarta.“MENGENAL LEBIH DEKAT ANALISIS FRAMING”Jurnal Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015. hal: 119-128

SSaifudin ZuhriDosen UIN Jakarta dpk. Institut PTIQ Jakarta. Email: [email protected] Alamat rumah: GriyaPamulang 2 B 1/ 11 Pamulang Tangerang Selatan. HP. 081380366843“KOLABORASI KULTUR DAN KONSEP AL-‘URF DALAM MEMBANGUN FIKIH MAZHABINDONESIA”Jurnal Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015. hal: 93-102

SuryaniDosen FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jl. Kertamukti 5 Cirendeu, Jakarta Selatan 15419.Email: [email protected]“KONTRIBUSI NU SEBAGAI ORGANISASI CIVIL SOCIETY DALAM DEMOKRATISASI”Jurnal Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015. hal: 51-64

ZZainal AbidinPeneliti Muda pada Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat KementerianAgama RI Jln. M.H. Thamrin 6 Jakarta. Email: [email protected]“EKSISTENSI AGAMA SIKH DI JABODETABEK”Jurnal Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015. hal: 29-40

Page 23: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015 137

KETENTUAN PENULISAN

1. Naskah yang dimuat dalam jurnal ini berupa pemikiran dan hasil penelitian yangmenyangkut masalah sosial dan keagamaan. Naskah belum pernah dimuat atau diterbitkandi media lain.

2. Naskah tulisan berisi sekitar 15-20 halaman dengan 1,5 (satu setengah) spasi, kertas kuarto(A 4),

3. Abstrak dan kata kunci dibuat dalam dwibahasa (Inggris dan Indonesia),4. Jenis huruf latin untuk penulisan teks adalah Palatino Linotype ukuran 12 dan ukuran

10 untuk catatan kaki,5. Jenis huruf Arab untuk penulisan teks adalah Arabic Transparent atau Traditional Arabic

ukuran 16 untuk teks dan ukuran 12 untuk catatan kaki,6. Penulisan kutipan (footnote) dan bibliografi berpedoman pada Model Chicago

Contoh:

Buku (monograf)Satu bukuFootnote

1. Amanda Collingwood, Metaphysics and the Public (Detroit: Zane Press, 1993), 235-38.

BibliografiCollingwood, Amanda. Metaphysics and the Public. Detroit: Zane Press,

1993.7. Artikel pemikiran memuat judul, nama penulis, alamat instansi, email, abstrak, kata kunci,

dan isi. Isi artikel mempunyai struktur dan sistematika serta persentasenya dari jumlahhalaman sebagai berikut:a. Pendahuluan (10%)b. Isi Pemikiran dan pembahasan serta pengembangan teori/konsep (70%)c. Penutup (20%)

8. Artikel hasil penelitian memuat judul, nama penulis, alamat instansi, email, abstrak, katakunci, dan isi. Isi artikel mempunyai struktur dan sistematika serta presentase jumlahhalaman sebagai berikut:a. Pendahuluan meliputi latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan penelitian

(10%)b. Kajian Literatur mencakup kajian teori dan hasil penelitian terdahulu yang relevan

(15%).c. Metode Penelitian yang berisi rancangan/model, sampel dan data, tempat dan waktu,

teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data (10%).d. Hasil Penelitian dan Pembahasan (50%).e. Penutup yang berisi simpulan dan saran (15%).f. Daftar Pustaka

9. Pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis/email. Naskah yangtidak dimuat tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis.

Contact Person:Abas Jauhari, M.SosHP: 0856 8512504Naskah diemail ke:[email protected]

Page 24: Dialog - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51972/1/HAMK… · Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)

138 Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015