r:s - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20895/1/muhammad...
TRANSCRIPT
r:s7( /PMTIT
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOl)ERATIFMETODE JIGSAW TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASIMATEMATIKA SISWADIMTs. SA'ADATUJ~ MAHABBAH
PONDOK CABE UDIK PAMULANG
Universitas Islam NegeriSYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
DHerim", ''f\';:;,;;:;;.;;~;~,;;;;;. ;;;ii<"".~ tdad
1,'gl, ; ::~~:{~::~1:::~:.~;~:~::~~~:::::"~.1~:No, lnrluk : ,~i\~",7".~":;.2.SQ<;;.:"" .. ,,.
Oleh : lda~;ffjk~F;j. _.,, , , .
MUHAMMAD NUR101017021005
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA1429 H/2008
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang Bertanda tangan dibawah ini :
Nama
NIM
Jurusan
Angkatan Tahun
Alamat
: MUHAMMAD NUR
: 101017021005
: Pendidikan Matematika
: 2001/20002
: JI. Merpati I No. 23 Rt 001/01 Sawah Baru Ciputat
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUJEINYA
Bahwa skripsi yang berjudul Penga,·uh Pembelajaran KQoperatif
Dengan Teknik Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar Matematika Siswa Di
MTs Sa'adatul Mahabbah Pondok Cabe Pamlllang adalah benar hasil karya
sendiri dibawah bimbingan dosen :
Pel11bimbing I
Nama : Dra. Maifalinda Patra, M.Pd.
NIP : 150227 129
Pel11bil11bing II
Nama : Drs. Mulyono, M.Pd.
NIP : 131 974444
Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan. hasil karya
sendiri.
Jakarta, Januari 2008
Muhammad Nur
ABSTRACT
Muhammad Nur, The Influence of study cooperative jigsaw method to
student motivation achievement on mathematic (The Study of Experiment at
Sa'adatul Mahabbah Junior High School Pondok Cabe Udik). Shipsi,
Departement of Mathematic Educatin Faculty of Tarbiyah and Teachers Training
State Islamic University Syarifhidayatullah Jakarta, Juli 2008.
The research have something as a purpose to know the different result
study of student mathematic that teach with cooperative learning jigsaw 'llethod
that teach with expository method. This experiment class is student that teach
using cooperative learning jigsaw method and control class is student that teach
using expositori method. The research using quasi eksperimenl. method.
The research for counting result study of student mathematic using Test-t,
with normal file ang homogen. Result research give expression to that a different
result study of student mathematic which teached with cooperative learning
jigsaw method and students that teach with expository method. And average result
study of student mathematic that teach with cooperative leaming jigsaw method
impoliant fi'om student that teach with expository method.
The research which gived to student Sa'adatul Mahabbah Junior Hih
School Pondok Cabe Udik class VIII for know result study.
Keyword; Cooperative Learning, Jigsaw Method, Result study
KATAPENGANTAR
Tengadah jemari teriring do'a kehadirat Allah 8WT atas segala limpahan
karunia nikmat yang tak temilai dari nikmat Iman, Islam serta nikmat sehat wal ' afiat
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini tepat pada waktu yang
ditentukan. Salawat serta salam tak lupa kita mohonkan kepada Allah SWT, semoga
tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang karena
bimbingan dan peljuangan Beliaulah umat manusia terangkat ke derajat yang paling
tinggi dibandingkan makhluk - makhluk Allah yang lain.
Skripsi yang beIjudul "PENGARUH PEMBEIAJARAN KOOPERATIF
DENGAN METODE JIGSAW TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
MATEMATlKA SISWA (DI MTs. SA'ADATUL MAHABBAH PONDOK CABE
UDIK PAMULANG)" ini disusun sebagai syarat untuk meraih gelar saIjana S-l
pada Jumsan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguman DIN
Syalif Hidayatullah Jakarta. Tidak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak, yang dengan seluruh daya upaya sekuat tenaga dan
kemampuan telah tercurahkan kepada penulis demi terselesaikannya penulisan skripsi
ini.
Ucapan terima kasih ini penulis khususkan kepada :
I. Prof. Dr. Rosyada M.A, Dekan Fakultas l1mu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Maifalinda Fatra M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan
Pembimbing shipsi.
3. Bapak Mulyono, M.Pd, yang telah menyisihkan waktunya dan sabar dalanl
membimbing penulis.
4. Para Dosen Jurusan Pendidikan Matematika yang telah memberikan l1munya
kepada penulis sehingga penulis mandapatkan gelar sarjana ( S-I ) ini.
5. Orang Tua yang telah susah payah membiayai penulis dan dorongan serta doa
sehingga penulis mendapatkan gelar s31jana ( S-I), khusunya Ibunda tecinta,
yang sangat menginginkan penulis wisuda.
6. Bapak Ust. Atet Sanwani Ar-Rifuni beselta keluarga•. selaku Ketua Yayasan
Pembinaan Yatim Piatu AI-l1dllas Ciputat yang telah membantu baik moril
maupun materil dari perkuliahan smnpai kepada proses penulisan shipsi
hingga mendapat gelar s31jana ( S-I ) ini.
7. Ternan-ternan Matematika angkatan 2001/2002 Marnat, Wiwi, Teti, Diana,
Imas, Dian, khususnya Ukar yang telah memberikan dorongan semangat agar
tetap sabar dalam menghadapi berbagai cobaan khususnya dalam penulisan
shipsi dan temen-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan selumhnya.
8. Teman-temanku yang berada dirumah khususnya Neneng, TaufIk, Arif, Didin
yang selalu memberikan dorongan dan saran serta ketenangan disaat penulis
mengalami depresi.
9. Kepala sekolah dan para guru MTs. Sa'adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik
Pamulang yang telah memberikan motivasi dan kemudahan dalam penelitian.
10. Para siswa - siswi MTs. Sa'adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang
yang telah membantu penulis dalam penelitian kJlmsusnya kelas III tahun
ajaran 2006/2J07.
11. Para staf dan karyawan MTs. Sa'adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik
Pamulang yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Penulis menyadari sepenulmya bahwa pembahasaan dan analisa dari
skripsi ini masih jauh dari sempuma dan masih banyak terdapat kekurangan di
dalamnya yang tidak lain disebabkan oleh keterbatasan p<mulis. Akhir kata penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan
khususnya bagi penulis, semoga skripsi ini dapat menjadi langkah awal menuju masa
depan yang lebih baik bagi penulis. Amin
Jakarta, Juli 2008
Penulis
Muhammad Nur
DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING i
LEMBAR PENGESAHAN ii
ABSTRAKSI iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR lSI vii
DAFTAR TABEL ix
BABI PENDAHULUAN
A. LataI' Belakang Masalah I
B. Identifikasi Masalah 7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 9
D. Metode Pembahasan 9
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 9
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN
PENGUJIAN HIPOTESIS
A. Deskrispsi Teoritis 1.1
I. Pengertian Matematika II
2. Teori Pembelajaran Matematika 13
3. Pembel~aran kooperatif 17
4. Teori Motivasi 21
a. Pengertian Motivasi 21
b. Macam-Macam Motivasi ; 22
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi 25
d. Motivasi Berprestasi 26
5. Teknik Jigsaw dalam pembelajaran Maternatika 27
6. Pengertian Metode Ekspositori 34
7. Pengertian Hasil Beljar Matematika 35
B. Kerangka Berfikir 36
C. Pengajuan Hipotesis 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 38
B. Populasi dan Sampel 38
C. Metode Penelitian 39
D. Teknik Pengumpulan Data 39
E. Teknik Analisis Data 42
F. Hipotesis Statistik 43
BAB IV BASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data 44
B. Analisis Data 48
C. Interpretasi Data 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 53
B. Saran ., 54
DAFTAR PUSTAKA 55
LAMPmAN 57
DAFTAR TABEL
1. Populasi dan Sarnpel 38
2. Rancangan Penelitian 39
3. Kisi-kisi instrumen Motivasi Beprestasi matematika siBwa 40
4. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Berprestasi Matematika 45
5. Distribusi Frekuensi Skor Kelas Kontrol................................. 47
6. Hasil perhitungan motivasi berprestasi matematika siswa 49
7. Tabel skala motivasi berprestasi matematika siswa 80
8. Hasil uji validitas instrumen skala motivasi 81
9. Hasil uji validitas instrumen skala motivasi yang valid 83
10. Varians skor tiap item 86
II. Hasil skor motivasi kelompok eksperimen 89
12. Hasil skor motivasi kelompok kontrol 90
13. Uji Normalitas Kelas Eksperimen dengan Liliefors 91
14. Uji Normalitas Kelas Kontrol dengan Liliefors 92
15. Nilai r product moment... 98
16. Nilai Kritis untuk Uji Liliefors............................................... 99
17. Daftar Distribusi F 100
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam suatu Negara, pendidikan memegang peranan penting yang
menjamin kelangsungan hidup suatu Negara d.m bangsa, dan untuk
lnengembangkan kualitas sumber daya manusia. I'erwujudan masyarakat
tersebut menjadi tauggung jawab pendidikan, terutama dalam
mempersiapkan perserta didik menjadi subjek yang makin berperan dalam
suatu negara dan bangsa.
Pelaksanaau pendidikan dilakukan dallun bentuk kegiatau
bimbingan, pengajaran dan pelatihan. Bimbingan pada dasarnya adalah
pemberian bantuan, arahan, motivasi, nasehar dan penyuluhan agar siswa
mampu mengatasi masalah dan menanggulangi kesulitan sendiri.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terenCllJla untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajarau agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatau spiritual
keagamaan, pengendalian' diri, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seorang atau
sekelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya
pengajarau dan pelatihan. 'Individu manusia sejak lahir tidak memiliki pellgetahuan apapun,
tetapi ia telah dilengkapi dengan fitrah yang memungkinkan untuk
menguasai berbagai pengetahuan dan peradabau, Dengan memfungsikan
fitrah itulah ia belajar dari lingkullgan masyarakatuya, Untuk mencapai
I Muhibbin Syah, Ps!kologi Pendidikon Suotu Pendekalon &frU, Bandlillg, Remaja RosdaKarya 1995, haL 10
2
semua itu harus melalui tahap demi tahap yaitu melalui proses belajar.
Dalam hal ini kita diw~ibkan untuk menuntut i1mu dari sejak kita lahir
sampai kita meninggal dunia, agar kita memiliki pengetahuan yang luas
dan mempermudah jalan hidup kita, karena pepatah mengatakan bahwa "
dengan seni hidup menjadi indah, dengan i1mu hidup menjadi mudah dan
terarah ", karena Allah SWT akan meninggikan derajat orang .. orang yang
memiliki i1mu pengetahuan sebagaimana tercantum dalam firman Allah
SWT pada surat AI-Mujaadilah ayat 11 yang berbunyi :
................................. <.:.>1.;..)0 rL-JI Iji.J\ 0; :,]1", P. 1",;"\0; ,;]1..h1t'Y- .......
.. . Allah akan meninggikan arang - orang yang beriman
diantara kamu dan orang - orang yang diberi i1mu pengetahuan beberapa
d · ..2eraJal.. . ...
Ayat diatas mengandung makna motivasi bagi kita semua untuk menuntut
i1mu. Dengan i1mu pengetahuan kita mendapatkan kemuliaan dan derajat yang
tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak berilmu. Hal ini berarti pula betapa
pentingnya menuntut ilmu pengetahuan.
Kondisi awal individu dan proses pendidikan tersebut juga
digambarkan oleh Allah SWT di dalam fitmannya pada surat An-Nahl
ayat 78 yang berbunyi :
LJ.J,.,s..;;;
" dan Allah mengeiuarkun kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui apapun. dan Dia memberikan kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur...3
Pada umumnya kita ketahui bahwa pendidikan merupakan kegiatan
yang universal dalam kehidupan manusia, oleh karena itu sangat penting
dan hak setiap orang. Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara
sadar oleh pendidik terhadap perkembanganjasmani dan rohani anak didik
menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
2 AI-Qur'an dan tel:iemah, Departemen Agama, h. 910J Al-Qur'an dan tcrjelTlah. Departemen Agama, h. 413
4
Dalam rangka menghasilkan keluaran yang berkualitas inilah maka
proses belajar mengajar harus terorganisir dengan baik. Dalam proses
belajar mengajar peran seorang pendidik sangat menentukan baik
buruknya atau berhasil tidaknya sebuah proses belajar mengajar. Dalam
pelaksanaannya proses belajar mengajar banyk dijumpai masalah.
Paradigma berlaku terus menerus mengenai proes belajar mengajar
dalam dunia pendidikan hanya bersumber pada teori, asumsi Tabula Rasa
John Locke. Loske mengatakan bahwa pikiran sesl:orang anak seperti
kertas kosong yang putih bersih dan siap menunggu coretan-coretan dan
warna dari gurunya. Dengan kata lain, otak seorang anak ibarat botol
kosong yang siap diisi dengan segala ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan
sang guru.6 Senada menurut Us!. HM. Jefry AI-Bukhori yang akrab disapa
dengan UJE mengatakan seorang anak itu bagaikan gelas kosong yang
siap diisi air apapun oleh orangtua atau gurunya.
Paradigma pembelajaran lama, guru memberikan pengetahuan
kepada siswa secara pasif, guru kurang menguasai proses belajar mengajar
yang tepat, dia hanya tahu menuangkan apa yang diketahuinya ke dalam
memori siswa yang siap menerimanya. Sebagian guru menganggap
paradigma lama ini satu-satunya altel1latif. Mereka mengajar dengan
metode ceramah siswa diharapkan duduk, diam, catat, dan hafal (3DCH)
serta mengkompetisikan siswa dengan satu sama lainnya.7
Maka dipandang perlu adanya pembaharuan paradigma dalam
menelaah proses belajar siswa dan interaksi antar siswa dan guru. Selain
itu, alur proses belajar mengajar tidak harus berasal antara siswa dan guru.
Siswa bias juga saling belajar dengan siswa lainnya. Sistem pembeli\jaran
Selayaknya memberikan kesempatan anak didik untuk bekerja sama
dengan sesama siswa dalam tugas tersutruktur. Sist<em pembelajaran ini
disebut cooperative learning atau kelompok, dimana siswa belajar, bekerja
dan berinteraksi di dalam kelompok-keJompok kecil, sehingga siswa dapat
6 Anita Lie, Cooperative Learning, Mempraklekaf1 Cooperative Learning di ruang-rucmgke/as,Jakarta: Penerbit Grasindo, 2002. h.2
7 Anita Lie, Cooperative Learning,,, . h,3
5
bekerja sama, saling membantu, berdiskusi dalam memahami suatu materi
pelajaran ataupun dalam mengerjakan tugas kelompok. Mengapa dengan
pembelajaran kooperatif? Suatu aspek pembelajaran kooperatif bahwa
pembelajaran kooperatif dapat membantu mengembangkan tingkah laku
kooperatif dan hubungan lebih baik sesama siswa dalam pembelajaran
akademis mereka.
Dalam kurikulum matematika sekolah bahwa tujuan diberikannya
matematika antara lain agar peserta didik mampu menghadapi perubahan
keadaan dunia yang selalu berkembang. Melalui latihan bertindak atas
dasar pemikiran secara logis, nasional dan kritis. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka pendidikan diharapkan dapat memflih (lara mengajar yang
baik dan metode yang sesuai.
Masalah klasik dalam pendidikan matematika di Indonesia adalah
ren.dahnya prestasi murid serta kurangnya motivasi dan keinginan
terhadap pembelajaran matematika di sekolah. Sedangkan menurut
Suyamo (1988), dalam pengajaran matematika, penyampaian guru
cenderung bersifat monoton, hamper tanpa variasi kreatif, kalau saja siswa
ditanya, ada saja alasan yang mereka kemukan, seperti matematika sulit,
tidak mampu menjawab, takut disuruh ke depan" dan sebagainya.8
Sementara Syarien (1991) berpendapat adanya gejala matematika phobia
(ketakutan anak) terhadap matematika yang melanda st~bagian besar siswa,
sebagai akibat tak kenai maka tak sayil)'g.
Karena masalah rendahnya nilai hasil belajar matematika siwa
merupakan masalah yang serius dan perlu mendapatkan perhatian penuh
dari semua pihak, baik pemerintah, sekolah, maupun siswa itu sendiri.
Rendahnya nilai hasil belajar siswa disebabkan oleh banyak hal,
diantaranya kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan oleh
guru, sehingga siswa merasa jenuh dan bosan ketika belajar. Dapat pula
disebabkan cara penyampaian atau penyajian materi yang kurang menarik
8 Asmin, lmplementasi Pembelajaran Matematika RealisOk dan Kendala yang mUl1cufditapangan. (Pusat Data dao Informas; Pendidikan, Balitbang-Dcpdiknas, 2(03).
6
perhatian siswa, sehingga siswa bersikap acuh tak acuh ketyika guru
menyampaikan materi. Selain itu juga, disebabkan oleh guru kurang
pandai mengatur strategi belajar mengajal' yang da,pat membangkitkan
motivasi belajar siswa atau juga karena metode pembelajaran yang masih
bersifat tradisional dimana siswa tidak banyak terlibat dalam proses
pembelajaran dan keaktifan k~las sebagian besar di domonasi oleh guru.
Akan tetapi dari permasalahan pendidikan yang dikemukan diatas
pendekatan pengajaran merupakan aspek permasalahan yang memerlukan
penanganan serius.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka guru diharapkan dapat
memilih cara mengaj1r yang baik dengan metode yang sesuai karena
setiap metode memiliki kelemahan dan kelebihan atkan lebih baik lagi
apabila penggunaan metode mengajar dapat di vasrias! sesuai dengan
karakteristik materi dan siswa. Sebab bila hanya metode tertentu saja yang
digunakan maka kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan kreatifitas dan daya pikir serta menambulkan rasa bosan
pada siswa.
Tetapi dari sekian banyak permasalahan pendidikan matematika
yang dikemukakan di atas, pendekatan pengajaran merupakan aspek
permasalahan vital yang memerlukan penanganan serius. Cooperative
learning merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam model
pembelajaran kontruktivisme. Pembelajaran kontruktivisme menurut
anggapan Paul Supamo adalah pengetahuan merupakan konstruksi
(bentukan) dari orang yang mengetahui sesuatu itu sendiri, terutama
menekankan peran aktif siswa karena pengetahuan atau pengertian
dibentuk oleh siswa secara aktif dan bukan sekedar diterima secara pasif
d · 9an guru.
Pembelajaran kooperatif menurut Slavin adalah salah satu metode
pengajaran di mana siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok kecil
<) Paul Suparno, FUsala! Kontruktivisme Da/am Pendidikan) ( Yogyakarta : PenerbitKanisius, 1997 ). h. 5
7
sehingga mereka saling membantu antara satu dengan lainnya dalam
mempelajari suatu pokok bahasan. 1O Cooperative Learning menekankan
pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai
sebuah tim dalam menyelasaikan atau membahas suatu masalah atau
tugas.
Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) memiliki banyak
metode, diantaranya STAD (Student Teams Achievement Division), TGT
(Teams Games Tournamen), TAl (Teams Accelerated Intruction), CIRC
(Cooperative Integrated Reading and Compisition), Jigsaw, Learning
Together, dan Group Investigation. I I
Dari berbagai metode dalam Cooperative Learf'ing, penerapan
metode Jigsaw lebih memungkinkan bagi terwujudnya kondisi bel1\iar
yang dinamis. Siswa dapat mengembangkan berbagai kemampuan dalam
hal bersosialisasi, belajar mandiri serta bekerja sama. Metode Jigsaw
dalam Cooperative Learning memiliki pemikiran dasar yakni memberi
kesempatan siswa untuk berbagi dengan yang lain, mewujudkan sosialisasi
yang berkesinambungan dan yang terpenting terjadinya proses belajar
dimana siswa mengajar serta diajar oleh sesama siswa. 12
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pembelajaran
kooperatif yang dapat membangkitkan motivasi belajar dan hasil belajar
siswa, apakah dengan penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode
jigsaw dalm pembelajaran matematika, hasil belajar siswa menjadi lebih
baik.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, beberapa masalah
diidentifikasikan, sebagai berikut :
10 Slavin, Cooperative Learning, ( USA: A Simon & Schuster Company, 1995 ), h. 2! I Dwi Winarno. Cooperative Learning Sebagi A/lerna/if Peningkolan Mutll Pendidikan
Dasar, ( KoprL 242, Desember 1996 ), h. 30-3212 hlfp:/wl1'w2.nesu.edu./uity/lockers/userslflfelder/public/coopreport.hlmlrl coop report
8
a. Bagaimana motivasi belajar matematika si"wa yang diajar
menggunakan Cooperative Learning metode jigsaw?
b. Apakah dengan cooperative learning metode jigsaw pada
pembelajaran matematika dapat membuka paradigma baru dalam dunia
pendidikan di Indonesia?
c. Apakah ada perbedaan antara hasil belajar matematika siswa yang
diajar menggunakan pembelajaran kooperatif dengan metode Jigsaw
dengan hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan
pembelajaran konvensional dengan metode ekspositori ?
Tertarik pada fenomena yang terjadi seperti diungkapkan di atas, perlu
dilakukan pengkajian i1m,iah berdasarkan penelitian terhadap pengaruh
Cooperative Learning Metode Jigsaw dalam pembelajaran matematika.
Sehingga dengan demikian dipilih judul PENGARUH
PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMAllIKA SISWA (DI
MTs. SA'ADATUL MAHABBAH PONDOK CABl~ PAMULANG).
Alasan memilih judul tersebut sebagai subjek penelitia:n dalam skripsi ini,
antara lain:
a. Pembelajaran Cooperative Learning merupakan pembelajaran yang
belum banyak digunakan oleh para akademis di bidang pendidikan
matematika.
b. Adanya kejenuhan belajar matematika dan motivasi rendah yang
dialami siswa dalam proses pembelajaran.
c. Merasa tertarik untuk mengetahui apakah ada pengeruh Pembelajaran
Cooperative Learning Metode Jigsaw dalam pembelajaran
matematika.
9
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dari pernyataan yang timbul dalam identifikasi masalah dan agar
penelitian ini mecapai sasaran dan tujuan yang diharapakan, maka dalam
penyllsunan skripsi ini penulis membatasi pennasalahannya sebagai berikllt :
a. Apakah terdapat perbedaan motivasi berprestasi matematika antara siswa
yang diberikan metode jigsaw dengan metode ekspositori.
b. Pengarllh apa yang terjadi pada prilakll siswa jiak terjadi perbedaan
c. Materi dalam pembelajaran ini terbatas pada pokok bahasan Faktorisasi
Suku Aljabar.
d. Sasaran penelitian ini adalah kelas delapan semester satu di MTs.
Sa'adatlll Mahabbah Pamulang.
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut : " Apakah motivasi berprestasi
siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif metocle jigsaw lebih baik
dari motivasi siswa yang menggunakan metode ekspositori".
D. Metode Pembahasan
Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif
analisis, menganalisa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil penelitian
berupa data dan infonnasi yang berkaitan denganjudulyang akan diteliti.
Dalam pembahasan skripsi ini, digunakan buku pedoman penulisan
Skripsi, Tesis dan Disertasi yang disusun oleh Tim Ptmyusun UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
motivasi belajar antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif
metodejigsaw dan yang menggunakan ekspositori.
Adapun manfaat penelitian ini bagi siswa adalah untuk mengatasi
kejenuhan dalam belajar matematika, menumbuhkan motivasi belajar
matematika. Bagi guru sebagai pendidik memberikan alternatif dalam
10
mengajarkan pelajaran matematika melalui pembe:lajaran kooperatif,
mengembangkan kreatifitas guru dalam menerapkan strategi pembelajaran
dan juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. itu penelitian
ini diharapkan bermanfaat untuk sekolah yang diteliti agar dapat
memberikan wacana baru tentang pembelajaran matcmatika yang
diinginkan oleh para siswanya, selain itu juga diharapkan dapat
memberikan kajian untuk pembaca dan peneliti yang Ia.in.
BAH II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR
DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
A. Desluipsi Teoritis
1. Pengertian Matematika
Istilah Mathematics (Inggris), mathematic (Jennan), Mathematique
(Prancis), matematiceski (Rusia) atau mathematic (Belanda), berasaI dari
bahasa latin yaitu matematica yang mulanya diaml!>i1 dati bahasa Yunani
mathemstike yang berarti "relating to l~aming". Bahasa itu mempunyai
akar kala mathema yang berarti pengetahuan alau ilmu knowledge
(science). Bahasa matematike berhubungan sangat ,:rat dengan sebuah kata
laiunya yang serupa yaitu mathanain yang mengandung arti belajar
(berpikir).!
Berdasarkan etimologis matematika berarti "iilmu pengetahuan yang
diperoleh dengan bemaIar". Sedangkan menurut James dan James (1976)
daIam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adaIah ilmu
tentang Iigika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep
yang berhubungan dengan yang laiunya dengan jutnlah yang banyak, dan
terbagi dalam tiga bidang yaitu aIjabar, analisa dan geometri.
Berikut beberapa pendapat tentang definisi matematika yang dikutip
oleh Maman Abdurrahman (2000), sepelti pendapat Jhonson, Rissing and
Reys2
1) Menurut Jhonson and Rissing bahwa matematika adaIah pola berpikir,
pola mengorganisasikan, pembnktian yang logis, atan matematika itu
adalah bahasa yang menggunakan istilah didefinisikan dengan cermat,
I Erman Suhemlan , Srategi Pembelajaran Matema:ika Kontemporer. (Bandung :FMIPA UPI, 2003), h,15
2 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran... . hal 16
12
jelas dan akurat, mereflesikannya dengan simbol yang padat, lebih
berupa bahasa simbol mengenai ide dari pada mengenai bunyinya.
2) Menurut Reys adalah bahwa matematika merupakan telaah tentang
pola hubungan, sesuatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, atau
sesuatu bahasa dan suatu ala!.
3) Menurut Kline, matematika itu bukanlah pengetahuan yang
menyendiri yang dapat sempuma karena dirinya semdiri, tetapi adanya
matematika ini terutama untuk manusia dalam memahami dan
menguasai social, ekonomi dan alam.
Begitu pula dengan matematika, dikatakan bahasa dan sarana berpikir.
Jelas matematika mencakup bahasa khusus yang disebut bahasa
matematika. Karena dengan matematika kita dapat berlatih berpikir secara
logis, dan dengan matematika i1mu pengetahuan bias berkembang dengan
cepa!.
Matematika adalah disiplin i1mu yang mempe:lajari tentang cara
berpikir dan mengolah logika, baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif. Ketika materi matematika dipandang sebagai sekumpulan yang
tidak berhubungan satu sama lain, maka pembelajaran matematika hanya
sebagai pengembangan keterampilan. Kita harusnya memandang
matematika secara fleksibel dan memahami hubungan serta keterkaitan
antara ide atau gagasan matematika yang satu dengan yang lainnya. Untuk
mempromosikan pandangan ini NCTM (National Council Of Teachers Of
Matematics) merekomendasikan 4 prinsip, yaitu:3
I. Matematika sebagai pemecah masalah
2. Matematika sebagai penalaran
3. Matematika sebagai komunikasi
4. Matematika sebagai hubungan
Matematika adalah pelajaran tentang ide atau konsep serta hubungan
antara ide atall konsep tersebllt. Hubungan antara ide atau konsep dalam
;I Erman Suhcrman. Srralegi Pembelajaran , , hal 298
13
matematika, tidak hanya cukup dihapalkan tetapi harus dipahami secara
bermakna melalui proses bernalar, proses berkomunikasi secara
matematika serta aktivitas pemecahan masalah.
Matematika adalah cara berfikir yang digunakan untuk memecahkan
berbagai permasalahan (Pemerintahan, industri, sains), dalam sejarahnya
matematika berperan dalam membangun peradaban manusia sepanjang
masa. Metode yang digunakan adalah eksperimen penalaran induktif dan
penalaran deduktif. Penalaran induktif adalah penarikan kesimpulan dari
kasus-kasus khusus. Penalaran deduktif adalah penalaran dari kasus yang
umum kekhusus.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, matematika adalah i1mu tentang
bilangan-bilamham, hubungan anatara bilangan-bilangan dan produk
operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai
bilangan. Hal ini berarti matematika selalu berhubungan dengan bilangan.
2. Pengertian Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah pemerolehan pengetahuan Wntang suatu hal atau
keterampilan belajar pengalaman dan pengajaran. Sedangkan pengajaran
adalah usaha menunjukan atau membantu seseorang untuk belajar dan
bagaimana melakukan sesuatu, memberi pengetahuan dan manfaat bagi
seseorang menjadi mengerti.
Dalam proses pembelajaran, unsur belajar memegang peranan penting
sedangkan mengajar adalah proses membimbing lkegiatan belajar dan
masalah belajar adalah masalah aktual yang selalu dihadapi oleh setiap
manusia
Menurut Fontona proses perubahan tingkah laku individu yang relatif
tetap sebagai hasil dari pengalaman, sedangkan pembelajaran merupakan
upaya penataan Iingkungan yang memberi nuansa agar program belajar
tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan demikian proses belajar
bersifat internal dan unik dalarn individu siswa, sedangkan proses
14
pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat
rekayasa perilaku.4
Peristiwa belajar disertai dengan proses pembelajaran akan lebih
terarah dan sistematik dari pada belajar yang hanya semata-mata dari
pengalaman dalam kehidupan sosial di masyarakat. Belajar dengan proses
pembelajaran ada peran guru, bahan belajar, dan lingkungan kondusifyang
sengaja diciptakan. Dalam arti sempit, proses pembelajaran adalah
pendidikan persekolahan, sehingga arti proses pembelajaran adalah proses
sosialis individu siswa dengan Iingkungan sekolah, seperti guru,
sumber/fasilitas, dan ternan sesama siswa.5
Sedangkan tujuan pembelajaran matematika dij sekolah mengacu
kepada fungsi matematika serta kepada tujuan pendidikan nasional yang
telah dirumuskan GBHN. Bahwa tujuan umum diberikannya matematika
padajenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi dua hal, yaitu:
a. Mempersiapkan agar siswa sanggup menghadapi perubahan keadaan di
dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan
bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cennat,
jujur, efektif, dan efesien.
b. Mempersiapkan agar siswa dapat menggunakan matematika dan pola
pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari
berbagai ilmu pengetahuan. 6
Pemikiran bahwa pembelajaran matematika lebih utama dibandingkan
dengan pengajaran yang lain dan bahwa matematika penting dan harus
dikuasai oleh siswa secara komprehensif dan holistik, mengandung
konsekuensi bahwa pembelajaran matematika seyogyanya
mengoptimalkan keberadaan dan peran siswa sebagai pelajar.
Karena filosofi antara pengajaran dan pembelajaran maiematika
sesungguhnya berbeda, maka pengajaran matemadka harus berubah
paradigmanya, yaitu :
.................................. h~
.............. h.8h.58
4 Erman Suherman . Sraregi PembelajaranS Erman Suhel'man • Sraregi Pembelajaran
6 Erman Suherman • Sralegi Pembrdajaran ", , _, " ".
15
1). Dari teacher centered menjadi leaner centered
2). Dari teaching centered menjadi learning centered
3). Dari contex based menjadi competency based
4). Dari produk ojlearning menjadi process ojlearning
5). Dari summative evaluation menjadijormative evaluation 7
Guru semestinya memandang kelas sebagai tempat dimana masalah
masalah yang menarik dieksplorasi oleh siswa dengan menggunakan ide
ide matematika. Sebagai contoh, seorang siswa dapat mengukur benda
benda nyata secara langsung, mengumpulkan informasi dan menjelaskan
apa yang mereka kumpulkar. dengan menggunakan statistik atau
menjelajahi sebuah fungsi alelalui pengujian grafiknya. Berlandasan
prinsip pembelajaran matematika yang tidak sekedar learning to know,
melainkan juga meliputi learning to be, hingga learning to live .together,
maka pembelajaran metematika seyogianya berdasarkan pada pemikiran
bahwa siswa harus belajar semestinya dilakukan secara komprehesif dan
terpadu.
Belajar adalah key term yang paling vital dalam setiap usaha
pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pemah ada
pendidikan. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batas
dan makna yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan
berubah karena belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh
dari makhluk lainnya, sehingga ia terbebas dari k,emandegan sebagai
kholifah di muka bumi.
Ada beberapa definisi belajar dari para ahli, yaitu :
a. Skinner seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya
Educational Psychology: The Teaching-Learning Proces, berpendapat
bahwa belajar suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku
yang berlangsung secara progresif. Berdasarkan eksperimennya,
7 Erman Suhcrman ,Srafegi Pembelajaran . h 300
16
Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan
hasil yang optimal apabila diberi penguat.8
b. Menurut Hintzman dalam bukunya The Psychology Of Learning and
Memory, berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang
terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh
pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme
tersebut.9
c. Witherington dalam bukunya Educational Psychology, mengemukakan
"Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian yang menyatakan
diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaian/suatu pengertian. 1O
d. Morgan dalam buku Introduction to Psychology (1978)
mengemukakan "Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan/pengalaman II .
Jadi, berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif.
Teori belajar matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur
dan hubungan yang diatur menurut urutan logis. Jadi, matematika
berkenaan dengan konsep-konsep abstrak. Objek mate:matika yang abstrak
tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis dan sistematis mulai dari yang
sederhana sampai yang paling kompleks.
Pembelajaran adalah upaya untuk siswa dalam bentuk kegiatan
memilih, menetapkan dan mengembangkan metode dan strategi yang
optimal untuk hasil belajar yang diinginkan. Menurut sadiman bahwa
8 Muhibbin Syah, Psikc/ogi Pendidikan dengan Pende!catan Bam, Bandung: RemajaRosda Karya, 2002, eel. Ke-7 hal 90
9 Muhihbin Syah, PSikologi Pendidikan hal 9010 M. Ngalim Purwanlo, Ps;kologi pendidika", (Bandung: RemaJ' Rosda Karya, 1997),
eel. Ke-2, h.84! I M,Ngalim Purwanto, Psikologi pendidikan , , h. 84
17
pembelajaran lebih umum dari pada pengajaran. Ia mengatakan,
pembelajaran bisa berlangsung meskipun guru tidak berada dalam ruang
kelas, sementara pengajaran terjadi jika guru dan murid sama-sama berada
di dalam kelas. Senada dengan Arif, Corey melengkapi dengan
menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses dimana
Iingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia
turut serta dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon
terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari
pendidikan (Miarso, dkk, 1997, 1995). Pembelajaran menurut Gagne dan
Briggs adalah upaya orang yang tujuannya membantu orang belajar. 12
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika adalah belajar mengenai ilmu tentang struktur dan hubungan
hubungannya yang memerlukan simbol-simbol untuk membantu
memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang diterapkan.
3. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Cooperative learning merupakan salah satu pendekatan yang
digunakan dalam model pembeIajaran kontruktivis. Pembelajaran
kontruktivisme menurut Suparno adalah pengetahuan merupakan
kontruksi (bentukan) dari orang yang mengetahui sesuatu itu sendiri,
kontrllktivisme menekankan peran aktif siswa karena pengetahuan atau
pengertian dibentuk oleh siswa secara aktif dan bukan hanya sekedar
diterima secara pasif dari guru. 13
PembeIajaran Kooperatif menurut Slavin adalah salah satu metode
pengajaran di mana siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok kecil
sehingga mereka saling membantu antara satll dengan lainnya dalam
mempelajari satu pokok bahasan. 14
:2 Ismail, dkk, Kapita Setekla Pembetajaran Matematika, (Jakarta: UT, 2000). h. 13lJ Paul Suparno, Filsapat Kontruktivisme Do/am Pendidikan, (Yogyakarta: Penerbit
Kanisius;1997), h. 514 Siavina, Cooperative Learning, USA: A. Simon and Schuster Company, 1995
18
Cooperative learning mencakup suatu kelompok kecil siswa yang
bekelja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah,
menyelesaikan suatu tugas, atau mengeljakan sesuatu untuk mencapai
tujuan bersama lainnya. Tidak dikatakan Cooperative Learning jika para
siswa duduk bersama di dalam kelompok-kelornpok kecil tetapi
menyelesaikan masalah sendiri-sendiri. Bukanlah Cooperative Learning
jika para siswa duduk bersama dalarn kelompok-k<llompok kecil dan
mempersilakan salah seorang diantaranya untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan kelompok. Cooperative Learning menekankan pada kehadiran
ternan sebaya yang berinteraksi antara sesamanya sebagai sebuah tim
dalam menyelesaikan atau membahas masalah atau tugas.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan f~ham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan
strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil
yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam m<myelesaikan tugas
kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama
dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam
pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum sesnesai jika salah satu
teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai
berikut (Lungdren, 1994).
a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka "tenggelam atau
berenang bersama".
b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta
didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri
sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan
yang sarna.
d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para
anggota kelompok.
19
e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerja sarna selama belajar.
g. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. '5
Spelialisasi tugas anggota kelompok mendukung penuh adanya
akuntabilitas individu agar setiap siswa dapat memberikan konstribusi
kepada kelompok. Dalam hal ini setiap siswa bertanggung jawab untuk
suatu bagian yarg terpisah dari tugas teman-temannya didalam suatu
kelompok. TUGas kelompok menjadi benar-benar tergantung pada tugas
individu. 16 Selain itu dengan memberikan tugas-tugas yang berbeda-beda
dapat membantu menghindari adanya perbanding~n antara tugas individu
didalam suatu kelompok.
Ada beberapa hak yang dipenuhi dalam Cooperative Learnoing agar
lebih menjamin para siswa bekerja secara kooperatif, hal-hal tersebut
meliputi :
Pertama, para siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus
merasa bahwa mereka adalah bagian dari sebuah tim dan mempunyai
tujuan bersama yang harus dicapai. Kedua, para siswa yang tergabung
dalam sebuah kelompok harus menyadari bahwa masalah yang mereka
hadapi adalah masalah kelompok dan bahwa berhasil atau tidaknya
kelompok itu akan menjadi tanggung jawab bersama oleh seluruh anggota
kelompok itu. Ketiga, untuk mencapai hasH yang maksimum, para siswa
yang tergabung dalam kelompok itu harus berbicara satu sarna lain dalam
mendiskusikan masaiah yang dihadapinya. Akhirnya, para siswa yang
tergabung dalam suatu kelompok hams menyadari bahwa setiap pekerjaan
siswa mempunyai akibat langsung pada keberhasilan kelompoknya. 17
15 htlp:lwNw.damandiri.or.id.ldetail.php?id=238 24090, II: 1716 Slavina, Cooperative , h. 11117 Erman Suherman, Slralegi Pembelajaran , , " h.260
20
Beberapa manfaat proses pembelajaran Cooperative Learning,
menurut Anita Lie yaitu; siswa dapat meningkatkan kemampuannya untuk
bekerja dengan siswa lain, mempunyai lebih banyak kesempatan untuk
menghargai perbedaan, mengurangi kecemasan siswa, meningkatkan
partisivasi dalam proses pembelajaran, motivasi, harga diri, sikap positif,
dan prestasi belajar siswa.
Walaupun pembelajaran kooperatif memiliki bebel'apa kelebihan, akan
tetapi pabila tidak dikonstruksikan dengan baik akan menimbulkan
kelemahan yaitu efek Free rider. Efek Free rider adalah suatu kondisi
dimana beberapa anggota kelompok yang meng"rjakan semua atau
sebagian pekerjaan dalam pembelajaran sedargkan yang lain tidak
me!akukan aktivitas. 18 Dengan kata lain, aktivitas beleliar hanya dilakukan
oleh sebagian anggota kelompok saja.
Pembelajaran kooperatif sangat perlu diterapkan dalam proses belajar
mengajar disekolah. Berikut ini diberikan beberapa hasil penelitian yang
menunjukan manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil
belajar yang rendah, antara lain (Linda Lundgren, 1994; Nul', dkk, 1997)
seperti berikut ini :
a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas
b. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
c. Memperbaiki sikap
d. Memperbaiki kehadiran
e. Angka putus sekolah menjadi lebih rendah
f. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar
g. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
h. Konflik antar priblldi berkurang
i. Sikap apatis berkurang
J. Pemahaman yang lebih mendalam
k. Motivasi lebih besar
18 Slavina, Cooperative Learning, h. 19
21
I. HasH belajar lebih tinggi
m. Retensi lebih lama
n. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi 19
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah belajar dimana siswanya saling bekerja sarna satu
dengan yang lainnya dalam memahami dan mengerjakan tugas - tugas
belajar.
4. Teori Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Motif atau dalam bahasa Inggrisnya "motive" berasal dari kata
"motion" yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak.20 ladi
istHah motif pun erat hubungannya dengan "gerak", yaitu dalam hal ini
gerakan yang dilakukan oleh manusia yang disebul: juga perbuatan atau
tingkah laku.
Motif dalam psikologi berarti rangsangan dorongan atau
pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku sedangkan
menurut Purwanto dalam bukunya "Psikologi Pendidikan" motif
diartikan sebagai segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk
bertindak melakukan sesuatu. Dari definisi-dllfinisi diatas dapat
disimpulkan bahwa motif adalah rangsangan, dorongan, daya yang
membangkitkan seseorang untuk melakukan sesuatu.
Pengertian motivasi menurut Muhibbin adalah keadaan internal
organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk
berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya
untuk bertingkah laku secara terarah.2 1
19 Muslimin Ibrahim, Pembelajaran Kooperalij hal. 18-1920 Sarli to Wirawan, S, Penganlar Umum Psikologi, (Jakalta: Bulan Bintang, 1996), eel.
Ke-7, h. 5621 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan hal. 137
22
Motivasi menurut Sardiman adalah keseluruhan daya penggerak
didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar
itu dapat tercapai.
Sedangkan menllrut Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang
telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat tertentu, bila
kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan.22
M. Alisuf Sabri, mengemukakan bahwa motivasi adalah segala
sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau
mendorong orang untuk memenllhi suatu kebutuhan.23 Seorang anak
akan terdorong untuk melakukan sesuatu bila merasa ada suatu
kebutuhan. Merupakan fitrah manusia jika ia mempunyai dorongan
untuk mengetahui, dan mengerti sesuatu karena alElsan tertentu.
b. Macam-macam Motivasi
Motivasi yang terdapat pada did siswa yang sedang belajar terbagi
menjadi <lua, yaitu; Motivasi instrinsik dan Motivasi ekstrinsik
I). Motivasi lnstrinsik
Motivasi il1strinsik yaitu motif yang menjadi aktif atau
berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Maka
motivasi instrinsik dapat juga dikatakal1 sebagai bentuk motivasi
yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan
herdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak
berkait dengan aktivitas belajarnya.
22 WS. Winkle, Psikologi Pengajaran edisi Revisi. ( Jakarta: PT, Gramedia Widia Sarana,1996), h. 27
23 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta; PedomanIImu Jaya, 2001), eel. Ke·2,. hal. 129
23
2). Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Oleh karena itu
Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi
yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan
berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar.
Dalam proses pembelajaran motivasi ekstrinsik sangat
diperlukan hal ini disebabkan karena kemungkinan besar keadaan
siswa itu dinamis, dan berubah-ubah ujian, hadiah, peraturan, dan
tata tertib sekolah dan seterusnya adalah merupakan contoh-contoh
kongkrit motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk
belajar. Motivasi ekstrinsik .dapat ditumbuhkan oleh seorang guru
dengan jalan mengatur kondisi dan situasi belajar yang kondusif
dengan jalan memberikan metode belajar yang tepat sehingga
dapat mengarahkan siswa untuk termotivasi dalam belajar.
Motivasi siswa dalam pembelajaran koope:ratif terletak pada
bagaimana bentuk hadiah atau struktur pen>capaian tujuan saat
siswa melaksanakan kegiatan.
Siswa akan bersungguh-sungguh belajar karena termotivasi
untuk mencari prestasi. Motivasi tumbuh di dorong oleh
kebutuhan (need) seseorang. Morivasi merupakan prilaku yang
akan menentukan kebutuhan (need) atau wujud prilaku mencapai
tujuan. Seseorang termotivasi untuk mendapatkan sesuatu, maka ia
akan berusaha kebutuhan (need) tersebut. Keblltuhan (need)
merupakan kecenderungan dalam diri seseorang yang bersifat
relative permanent. Bagi orang-orang yang termotivasi merupakan
perubahan internal dalam diri akibat stimuill-stimulus dari
lingkungan. Winkel berpendapat bahwa motif adalah " Tenaga
penggerak dari dalam diri seseorang lIntuk melakukan aktifitas
24
deni meneapai tujuan, sedangkan motivasi merupakan motif yang
menjadi aktif pada saat -saat tertentu.
Winkle (J 989P:94) mengibaratkan motiva.si dengan kekuatan
mesin dikendaraan. Dalam motivasi siswa sendiri berperan sebagai
mesin yang kuat atau lemah, maupun sang sopir yang menentukan
tujuan. Me.Clelland (dalam Gibson, 1993:97-100) ia berpendapat
bahwa banyak kebutuhan-kebutuhan yang diperoleh dari
kebudayaan, yaitu : kebuthan prestasi, kebutuhan akan afiliasi, dan
kcbutuhan akan kekuasaan.
Berdasarkan peneltian H<-zberg ia menyimpulkan bahwa kita
mempunyai dua perangkat b-::rlainan, yaitu :
J. Motivator
Motivator pada umumnya mempertinggi prestasi dan
memperbaiki terhadap tugas. Dengan kata lain, motivator dapat
membangkitkan rasa puas, dan menaikkan prestasi sehingga
melebihi prestasi normal.
2. Faktor kesehatan
Jika factor kesehatan ada pada tingkat r'endah, hal itu akan
membuat orang merasa tidak bahagia, prestasi dan sikapnya
terhadap tugas memburuk.
Me. Donald memberikan definisi motivasi, yaitu : " Suatu
perubahan tenaga di dalam dirilpribadi seseorang yang ditandai
oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi dalam usaha meneapai
tujuan." Definisi ini berisikan tiga hal, yaitu :
1) Motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri
seseorang.
Setiap perubahan motivasi mengakibatkan beberapa perubahan
tenaga di dalam sistem neurofisiologis daripada organisme
manusia. Banyak "motive" yang kepastian hakikat organisme
daripada keingillall untuk dihargai dan diakui adalah tidak
dapat diterangkall, tetapi dapat diasumsikan.
25
2) Motivasi itu ditandai oleh dorongan afektif.
Dorongan afektifyang kuat,sering nyata dallam tingkah laku. Di
lain pihak adapula dorongan afektif yang sulit untuk diamati.
Misalnya anak yang tenang-tenang duduk bekerja dimejanya,
nampak kurang nyata dorongan afektifnya, padahal ia
mempuanyai dorongan afektif yang kuat berupa manifestasi
perubahan psikologis yang terjadi di dalam dirinya.
3) Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan.
Motivasi memimpin ke arah rekasi-reaksi mencapai tujuan.
Misalnya untuk dapat dihargai dan diakui oleh orang lain.24
Menyadari pentingnya motivasi dalam kegiatan belajar
mengajar, maka tugas guru ialah membangkitkan/menumbuhkan
motivasi pada murid-muridnya. Dengan hal tersebut diharapkan murid
mendapatkan hasil balajar/prestasi yang maksimal. Dengan kata lain,
dengan adanya motivasi yang tinggi pada muridl maka akan diikuti
dengan prestasi yang bai pula.
Ciri-ciri motivasi menurut lvor Davies, yaitu : yang pertama
motivasi bukan merupakan syarat mutlak untuk k€:giatan belajar tetapi
dianggap sebagai kemampuan biasa untuk memasuki situasi belajar,
kedua yaitu sebagai strategi terbaik' adalah memusatkan pada
pencapaian materi dengan cara yang begitu rupa sehingga motivasi
dapat ditinggikan.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Faktor-faktor yang mepengaruhi motivasi itu pada dasarnya ada
dua macam yaitu: Faktor internal dan Faktor ekstemal.
J). Faktor Internal, yaitu faktor yang ditimbulkan bersumber dalam diri
individu itu sendiri. Adapun yang mempengaruhi faktor intemal ini
merupakan kebutuhan, kegelisahan, perhatian, rasa bersalah dan
sebagainya.
24 Wasty Soemanto. Psikofogi Pendidikan, (Malang: PT. Rineke Cipta, 1990), eet. Ke3, hal. 107
26
2). Faktor Ekstemal, yaitu faktor yang ditimbulkan atau datang dari
luar individu. Adapun yang mempengaruhi Dlktor ekstemal atau
dorongan dari luar berupa: dorongan masyarakat, penghargaan,
bahaya, aneaman, harapan orang lain dan sebagainya.
Hal-hal yang mempengaruhi motivasi anak dalam belajar yaitu :
(I) Kematangan, (2) Usaha yang bertujuan goal dan ideal, (3)
Pengetahuan mengenai hasil dari motivasi, (4) Penghargaan dan
hukuman, (5) Partisifasi, (6) Perhatian. Sejalan de:ngan keinginan dan
kebutuhan untuk melakukan sesuatu, baik karena keinginan berprestasi
maupun keinginan memenuhi fisik didasari oleh besar keeil motivasi
dan tergantung pada : (I) Kekuatan Motivasi yang berasal dari diri
sendiri, (2) Harapan akan hasil kegiatan yang dilakukan dan, (3)
seberapa besar keingintahuan untuk lepas dari pekerjaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi beiajar adalah
keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang
dikehendaki oleh siswa tereapai.
d. Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah motivasi yang menyebabkan orang
menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari konclisi sebelumnya. Me
Clelland menjelaskan bahwa motivasi berprestasi adalah suatu usaha
untuk meneapai sukses yang bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi
dengan suatu ukuran keunggulan. Motivasi berprestasi merupakan
perwujudan harapan yang ingin dieapai individu dalam melakukan
prilaku kerja. Dalam arti Ian lingkungan individu dalam berprilaku
meneapai tujuan didasari oleh kebutuhan.
Suatu cirri diri kebutuhan prestasi adalah kebutuhan dapat
dipelajari. Dimana seorang siswa yang pada mulanya memiliki prestasi
rendah, kemudian mendap8t pelatihan dan pengalaman dapat
menaikkan prestasi. Menurut Me. Clelland, mana kala kebuthhan
27
terasa sangat mendesak, maka kebutuhan akan memoyivasi orang
tersebut untuk berusaha keras memenuhi kebutuhan tersebut.
Contohnya apabila seseorang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi,
maka kebutuhan tersebut mendorong orang untuk menetapkan target
yang penuh tantangan, dia harus bekerja keras mencapai tujuan dengan
kemampuan dan pengalaman yang ia miliki.
Manifestasidari motivasi berprestasi akan terlihat pada cirri
prilaku. Seperti yang dikemukakan oleh Me. Clelland bahwa aa
beberapa cirri individu dengan motivasi berprestasi, yaitu :
1. Tanggung jawab. Individu yang memiliki motivasi berprestasi
tinggi akan lebih bertanggung jawab secara pribadi pada hasil
kerjanya dengan cara berusaha menyelesaikan tugasnya.
2. Mencari atal.! menggunakan umpan balik atas hal-hal berkenaan
dengan tindakannya.
3. Mempertimbangkan resiko. Pada umumnya orang yang
mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan tertarik pada tugas
yang mempunyai tingkat kesulitan sedang atau tidak terlalu mudah.
4. kre\'ltif dan inovatif
5. Waktu penyelesaian tugas. Individu yang mempunyai motivasi
tinggi akan menyelesaikan tugas dengan cepat.
5. Teknik Jigsaw dalam Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Teknik Jigsaw
Cooperative Learning memiliki beberapa bentuk yaitu : Student
Teams Achievement Division ( STAD ), Teams-Games-Taurnament (
TOT ), Team Assiled Individualization ( TAl ), Cooperative Integrated
Reading and Composition ( CIRC ), Jigsaw, Learning Together. dan
Group investigation. Masing-masing model beJajar ini memiliki
prosedur yang berbeda, tetapi tetap menggunakan kelompok dalam
proses pembelajaran dan bukan secara klasikal.
IPERP~ST~~N-;;AMA-\.....UIN SYAl-HD JAKARTA i
--~--------~~ ..;
28
Dari berbagai teknik dalam Cooperative Learning, penerapan
teknik Jigsaw lebih memungkinkan bagi terwujudnya kondisi belajar
yang dinamis, Siswa dapat mengembangkan be:rbagai kemampuan
dalam hal bersosialisasi, belajar mandiri serta b(:kerja sarna. Teknik
Jigsaw dalam Cooperative Learning memiliki pemikiran dasar yakni
memberi kesempatan siswa untuk berbagi dengan yang lain,
mewujudkan sosialisasi yang berkesinambungan dan yang terpenting
terjadinya proses belajar dimana siswa mengajar serta diajar oleh
sesama siswa.
Teknik Jigsaw ini dikembangkan oleh Aronson et ai, sebagai
metode cooperative learning teknik ini bisa digunakan dalam pelajaran
membaca, menu lis, mendengarkan atau berbicara. Teknik ini
menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan
berbicara. Pendekatan ini bisa pula digunakan dalam beberapa mata
pelajaran, seperti i1mu pengetahuan alam, i1mu pengetahuan sosial
matematika, agama, dan bahasa. Teknik ini cocok untuk semua kelas
dan tingkatan?S
Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang
pengalaman siswa dan membantu sisiwa mengaktifkan skemata ini
agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna:. Selain itu, siswa
bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan
mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Menurut Johnson, teknikjigsaw dalam cooperative learning adalah
suatu teknik belajar kelompok yang mememiliki gambaran urnurn
sebagai berikut:
1). Setiap anggota kelompok mempelajari salah satu bagian informasi
yang berbeda dengan bagian informasi anggota lainnya.
25 Anita Lie, Cooperative Learning . h.68
29
2). Setiap anggota kelompok bergantung pada anggota kelompok yang
lainnya untuk mempelajari bagian yang lain s(:hingga memperoleh
pemahaman informasi secara utuh.
3). Setiap anggota kelompok berbagi informasi dengan anggota
kelompok yang lain dalam rangka memperoleh informasi secara
utuh.
4). Setiap anggota kelompok menjadi pemilik atau "pakay' dari
informasi, sehingga kelompok akan bertanggung jawab dan
menghargai masing-masing anggotanya.2G
Langkah-Iangkah teknik Jigsaw dalam cooperative 'earning.
a). Tahap " Cooperative" (tahap kooperatif)
Setiap siswa ditempatkan dalam suatu kelompok keeil
(kelompok dibentuk berdasarkan rangking kelas) yang disebut
kelompok Cooperative, dan siswa menerima bagian informasi
(berupa bacaan atau tugas/soal) yang merupakan bagian dari suatu
paket informasi yang harus dibahas atau dipecahkan dalam
kelompok Cooperative tersebut.
b). Tahap "Expert" (tahap pakar)
Setelah mendapatkan sebagian informasi dan tugas tertentu
siswa harus menjadi "pakar" atau rnengenai hidang yang menjadi
tugasnya masing-masing. Untuk itu siswa hams mencari siswa dari
kelompok lain yang rnemperoleh tugas yang sarna, kemudian
bekerja sarna melakukan sebagai berikut ; ibeilliar bersama dan
menjadi "pakar" di bidang baeaan atau informasi yang telah siswa
kuasai kepada anggota kelompok Cooperative.
cj. Tahap " lima scrangkai "
Siswa kembali kepada anggota kelompok, dengan demikian
pada saat yang sarna siswa akan menerima pillajaran dari anggota
lain.
26 Santoso Barokah, Cooperative Learning. Penerapan Teknik Jigsmv Do/amPembe(jaran Bahasa Indonesia di SLTP, 8ule[lo Pelangl Pendidikan, 1998, Vol. I, No,!, h,6
30
Pembelajaran kooperatiftipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran
kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok
yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan
mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam
kelompoknya (Arends, 1997)
Model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model
pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok keeil
yang terdiri dari 4-6 orang seeara heterogen dan bekerjasama saling
ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab alas ketuntasan
bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan
materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 1997).
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa
terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
Siswa tidak hanya mempelajari materi yang dibe:rikan, tetapi mereka
juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada
anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, "siswa saling
tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama seeara
kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan" (Lie, A., 1994).
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama
bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu salU sama lain
tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka.
Kemudian siswa-siswa itu kembali pada timlk,elompok asal untuk
menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang
telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.27
Pada model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat
kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok
induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan asal dan
latar belakang keluarga yang beragam. Ke!ompok asal merupakan
gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa
yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan
27 http:/www.damandiri.or.id.ldetaiJ.php?iLi~23824090.11 :17
31
untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan
tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian
dijelaskan kepada anggota kelompok asa!. Hubungan antara kelompok
asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut (Arends, 200 I)
Kelompok Asal
+x *
+x *
+x
=
*+x *
+
+
+
+ =
= x
x
x
x
**
**
[lustrasi Kelompok Jigsaw
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan
topik yang sarna dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas
materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta
membantu satu sarna lain untuk mempelajari topik mereka tersebut.
Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian
kern bali pada kelompok asal dan mengakarkan pada ternan
sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan
di kelompok ahli. Jigsaw didesain selain untuk meningkatkan rasa
tanggung jawab siswa secara mandiri juga dituntut saling
ketergantungan yang positif (saling memberi tahu) terhadap ternan
sekelompoknya. Selanjutnya cii akhir pembelajaran, siswa diberi !cuis
secara individu yang mencakup topik materi yang telah dibahas. Kunci
tipe jigsaw ini adalah interdependensi setiap siswa terhadap anggota
tim yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuar agar
dapat mengerjakan kuis dengan baik.
32
Tujuan teknik Jigsaw dalam Cooperative learning adalah
menyajikan metode altel11atif. memberi kesempatan pada siswa untuk
berlatih berbicara dan mendengarkan untuk melatih kognisi siswa
dalam menyampaikan informasi. dan menyajikan kebergantungan
positif baik dalam menyampaikan maupun menerima informasi
diantara anggota kelompok untuk mendorong kedewasaan berpikir.
Dilihat dari uraian berikut. adalah sangat memungkinkan untuk
menerapkan teknik Jigsaw dalam Cooperative Learning pada
pembelajaran matematika di kelas.
b. Penerapan Teknik Jigsaw dalam Pembelajaran
Matematika
Untuk menerapkan teknik Jigsaw dalam kegiatan pembelajaran
metematika. seorang guru berperan sebagai berikut :
1). Menyampaikan Tnjnan Pembelajaran Kepada Siswa Dengan
Jelas.
Misalnya pada salah satu pokok bahasan yang ada di kelas VIII
MTs semester I ialah pokok bahasan Faktorisasi Suku Aljabar,
tujuan pembelajaran secara umum (Tujuan I.ntruksional
UmumITIU) adalah "siswa dapat memahami dan melakukan
operasi aljabar, fungsi, persamaan garis dan si:stem persamaan serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah".
2). Menempatkan Siswa Secara Heterogen Dalam Kelompok
Kelompok Kecil.
Penempatan/pembentukan kelompok berdasarkan urutan
rangking kelas, setiap kelompok terdiri dari siswa yang pintar,
cukup pi~tar. dan tidak pintar. Setiap kelompok terdiri dari lima
orang.
3). Menyampaikan tngas-tngas dengan sejellas-jelasnya kepada
siswa, bail. tngas individn manpnl/l tngas k,elompok yang harus
diselesaikan oleh siswa.
33
Guru menjelaskan bahwasanya pada kelompok yang telah
terbentuk setiap siswa memiliki tugas yang berbeda. Pada tahap "
Cooperative" kepada setiap kelompok dibagikan tugas atau soal
A, B, C, D, dan E.
Pada tahap " experl ", tahap yang dimana siswa harus
menerima tugas untuk sub pokok bahasan yang sama, bergabung
untuk belajar dan bekerja sama serta mempersiapkan diri untuk
dapat mengajarkan atau menyarnpaikan isi sub pokok bahasan
yang telah dikuasai kepada masing-masing anggota kelompok yang
memiliki tugas berbeda. Kemudiaan setiap anggota kembali
kekelompok kooperatif (kelompok kecH) masing-masing. Dalam
tahap "lima serangkal' masing- masing anggota kooperatif telah
menjadi pakar di bidang infonnasi atau pokok belajar yang telah.
dipelajari " expert" yang selanjutnya setiap anggota mengl\iarkan
materi sub pokok bahasan yang telah dikuasai kepada yang lain da
setiap anggota menyusun materi berdasarkan panduan daftar
pertanyaan tentang Faktorisasi Suku Aljabar yang telah diberikan,
bekerja sama sehingga pada akhimya setiap siswa dapat menguasai
pokok bahasan secara utuh untuk menyelesaikan tugas kelompok
yang diberikan oleh guru.
4). Memantau berlangsungnya kerja. kelompok kecil yang telah
dibentuk untuk mengetahui bahwasannya k,~giatan berlangsung
dengan lancar, dalam hal ini guru menyediakan kesempatan kepada
siswa dengan sepuas-puasnya untuk memperoleh pengalaman
belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
5). Mengevaluasi hasil belajar siswa melalui tt~s tertulis atau tes
Iisan secara acak, penifaian dilakukan terhadap proses dan
hasil.
Guru member!kan soal tes yang harus diselesaikan oleh
kelompok untuk menilai proses, juga tes kepada siswa (dengan tes
fonnatif setiap pokok bahasan) untuk mengetahui apakah siswa
34
telah benar-benar menguasai pokok bahasan statististik dan
statistika.
6. Pengertian Metode Ekspositori
Metode ekspositori sarna seperti metode ceramah dalam hal
terpusatnya kegiatan kepada guru sebagai pemberi informasi (bahan
pelajar). Tetapi pada metode ekspositori dominasi guru banyak berkurang.
Karena tidak terus menerus bicara. la berbicara pada awal pelajaran,
menerangkan materi dan contoh soal dan pada waktu-waktu yang
diperlukan saja. Siswa tidak mendengar dan membuat catatan. Tetapi juga
membuat soal latihan dan bertanya kalau tidak mellgerti. Pada metode
ekspositori siswa belajar lebih aktif dari pada metode ceramah. Siswa
mengajarkan latihan soal sendiri, mungkin juga saling bertanya dan
mengajarkannya barsama dengan temannya, atau disuruh membuatnya
dipapan tulis.28
Melihat perbedaan-perbedaan diatas, cam mengerjakannya
matematika yang pada umumnya digunakan pada guru lebih tepat
dikatakan sebagai metode ekspositori dari pada ceramah. Mengajar
matematika dengan metode ceramah menurut penjelasan di atas
sebenamya adalah metode ekspositori, sebab guru juga memberikan pula
soal-soallatihan untuk diajarkan siswa di kelas.
Menurut Djmarah dan Zein, pad pengajara.n ekspositori, guru
menyajikan pelajaran dalam bentuk yang telah disiapkan secara rapih,
sistematis dan lengkap sehingga siswa menyimak dan mencemanya saja
secara tertib dan tertur.
Ciri umum metode ini adalah definisi dan teorema disajikan oleh
pengajar, contoh soal diberikan oleh pengajar dan kemudian latihan sosial.
Secara garis besar, prosedur pelaksaan metode ini adalah sebagai berikut;
28 Ernan Suherman, , ..h. 203
35
preparasi, apersepsi, dall resitasi. 29 prosedur pelaksanaannya kurang
mekankan aktivitas fisik siswa, yang diutamakan adalah aktivitas mental
siswa, sehingga banyak orang beranggapan bahwa metode ekspositori
mengahasilkan belajar menghapal dan kurang efektifbl~lajar bermakna.
Jadi metode ekspositori ini sama dengan cara mengajar biasa
(tradisional) sehingga dipakai pada pelajaran matematika, namun di dalam
metode ekspositori dominasi guru berkurang, guru tidak terus berbicara,
guru hanya menjelaskan pada bagian-bagian yang diperlukan saja.
7. Pengertian HasH Belajar Matematika
Hasil belajar menurut Nana Sudjana, didefinisikan sebagai
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajar.3o Pengalaman ini dapat di peroleh dari suatu kegiatan
penyampaian pengetahuan atau pengalaman yang disebut mengajar.
Jelaslah bahwa belajar dan mengajar merupakan kegiatan yang saling
berkaitan dan saling mempengaruhi serta dapat menentukan hasil belajar.
Pengajaran akan berhasil bila meteri pelajaran dapat diterima oleh siswa,
dan hasil belajar berkait dengan proses belajar mengajar, jika proses
belajar n:1engajar sudah dapat dioptimalkan sesuai dl~ngan teorinya maka
hasil bel~jar diharapkan akan meningkat. Teori dan prinsip-perinsip belajar
yang dis~kai guru dapat membantu mereka untuk mentukan strategi dan
mencipt~kan kondisi yang dapat mendukung siswa untuk mempe,baiki
prestasi l~elajarnya.
Ha~il belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi
proses bylajar itu sendiri, berupa faktor internal, misalnya kematangan atau
pertumb~han, kemapuan belajar yang merupakan kombinasi dari
kemampuan tafaf intelegensi, bakat, taraf pengetahuan awal yang dimiliki,
taraf ke\nampuan berbah%a, taraf organisasi kognitif juga motivasi dan
N Syaifu! iBahri Djamarah et ai, Gp, Cit, h, 2330 Nana Sudjana, penilaian Hasil Proses Be/ajar Mengaja, ( Bandung: P.T. Rosdakarya,
1992), h, 22
36
kehendak sedangkan faktor ekstemal yang turut ml:mpengaruhi hasil
belajar antara lain, keadaan keluarga dan lingkungan, kleadaan bahan yang
dipelajari dan faktor-faktor yang berhubungan dengan cara belajar.
Setelah siswa mengikuti proses pembelajaran maka akan
menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan atau
pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Adanya perubahan itu tampak
dalam prestasi yang dihasilkan oleh murid terhadap pertanyaan atau
persoalan atau tugas yang diberikan oleh guru. 31
B. Kerangka Berpikir
Matematika adalah suatu ilmu pengetahuan yang berurutan dan berjenjang
(bertahap), baik bersifat deskriptif maupun teoritis. Kl:benaran-kebenaran
dalam matematika pada dasamya merupakan kebenaran konsistensi, tidak ada
pertentangan diantara kebenaran suatu konsep dengan yalng lainnya. Dalam
pelajaran matematika terdapat konsep-konsep yang bersifat abstrak karena itu
sangat diperlukan daya abstraksi.
Sehingga proses pembelajaran yang dilakukan harus diupayakan dan
mampu menuntun siswa untuk dapat berpikir kreatif, mengadakan analisis,
membentuk sikap positif, memecahkan masalah, merangsang dan
memungkinkan bagi siswa untuk mengorganisasikan belajamya sendiri,
berfikir secara mandiri serta bekerja secara kooperatif untuk mengembangkan
kemapuan abtraksi siswa juga kemampuannya lainnya, sehingga pada
akhimya siswa dapat memahami konsep-konsep matematika secara benar dan
utuh serta dapat memecahkan masalah secara integratif.
Untuk itu diperlukan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan
berbagai kemampuan siswa. Hal ini dapat dibantu dengan Peer Learning
yakn i proses belajar bersama dengan temannya sebaya dan guru berperan
sebagai fasilisator sekaligus moderator dar. pembimbing, melalui penerapan
pendekatan Coopertive Learning. Dalam Cooperative Learning siswa diberi
31 W. S. Winkel S. J. Psikologi Pendidikan dan Eva/uasi Be/ajar, (Jakarta: Gramedia,1996).h.l02
37
kesempatan untuk mengungkapkan pikirannya tanpa dihambat,
mengembangkan bersama dengan teman-temannya dapat saling belajar
berkelanjutan, saling bekerja sama dalam proses pembelajaran.
Melalui Cooperative Learning teknik Jigsaw siswa diberi kesempatan
bukan hanya sekedar belajar tetapi saling mengajarkan satu sama lain
sehingga diharapkan siswa mampu hanya berfikir sendiri dan
mempertanggungjawabkannya, namun juga saling ber10agi dalam proses
transfer pengetahuan, selanjutnya melalui proses kebersamaan tersebut akan
melatih siswa mengembangkan kebersamaan tersebut akan melatih siswa
mengembangkan kepekaan sosi~lnya tanpa menghambat kemajuan dirinya
sendiri karena siswa mempunj'ai lebih banyak kesempatan untuk menghargai
perbedaan, meningkatkan partisifasi, motivasi, sikap positif, mengurangi
kecemasan sehingga pada akhimya dapat meningkatkan hasH belajar siswa.
C. Pengajuan Hipotesis
Dari kajian teori dan penyusunan kerangka berpikir maka dapat
dirumuskan hipotesi penelitian sebagai berikut.
Ho : Tidak ada perbedaan antara hasil belajar matematika siswa yang
pembelajarannya digunakan pendekatan Cooperative Learning
dengan teknik Jigsaw dengan motivasi belajalr matematika siswa
yang pembelajarannya digunakan pendekatan kovensional dengan
metode ekspositori.
Ha : Motivasi belajar matematika siswa pembelajarannya digunakan
pendekatan Cooperative Learning dengan Jigsaw lebih baik dari
pada Motivasi belajar matematika siswa yang pembelajarannya
digunakan pendekatan konvensional dengan metode ekspositori.
BABIII
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas VIII MTs Sa'adaM Mahabbah
Pondok Cabe Pamulang. Waktu pelaksanaan pe:nelitian adalah pada
semester kedua, mulai dllli tanggallO Janumi - 02 Februari 2006.
B. Populasi dan Sampel
Suharismi Arikuanto mendefinisikan populasi adalah keseluruan subjek
penelitian.! Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa MTs Sa'adatul
Mahabbah Pondok Cabe Ddik Pamulang yang telah terdaftar pada taboo
ajaran 2006/2007 yang beJjumlab 186 siswa yang berlokasi di JI. Kemiri IX
04/02 Pondok Cabe Ddik Pamulang.
Sampel adalah bagian terkecil dmi suatu populasi yang mewakili secara
resefentatif. Jumlah sampel diambil dmi populasi teJjartgkau dan pengambilan
sampel diambil 2 kelas yang ada. Dmi dua kelas tersl:but dioodi kelas yang
mana yang menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sehingga
didapat kelas VIII A dengan jumlah sebanyak 32 siswa sebagai kelas
eksperimen dan kelas VIII B denglll1 jumlah sebanyak33 siswa sebagai kelas
kontrol.
Tabell
Populasi dan Sampel
No. Kelas Jumlah Siswa Sampel
1 VllI A 32 30'-
2 VIII B 33 30
I Suharismi Arikunlo, Prosector Penelitian, (Jakarta:Rineka Cipto,1997)hal.115
39
c. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang dig;unakan adalah metode
Quasi Eksperimen (eksperimen semu) yang dilakukan terhadap kelompok
kelompok yang homogen, dengan membagi kelompok yang diteliti menjadi
dua kelompok pengamatan. Kelompok pertama adalah kelompok dengan
perlakuan metode pembelajaran kooperatif metode jigsaw dan kelompok
kedua dengan metode ekspositori. Perlakuan ini dilalrnkan sebanyak 8 kali
pertemuan. Penelitian ini menggunakan rancangan pene:litian sebagai berikut :
Tabel2
Rancangan Penelitian
Kelompok Perlalruan Tl
(R) e Xe 1
(R)k Xk 1
Keterangan :
e : Kelompok eksperimen
k : Kelompok kontrol
Xe: Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperlmen
Xk: Perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrol
T : Tes yang sarna pada kedua kelompok
Dalam penelitian ini mengambil dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan
dengan menggunakan metode jigsaw, sedangkan kdompok kontrol diberi
perlakuan dengan menggunakan metode ekspositori.
D. Teknik Pengumpulan Data
lnstrumen yang digunakan dalam p,~ngumpulan data adalah angket
(kuesioner) yang diberikan kepada siswa untuk memperoleh informasi
mengemu motivasi siswa dalam belajar matematika. Format respon yang
diberikan merujuk pada "Skala Likert Modifikasi". Skala model ini
mempunyai 4 (empat) altematif piliban jawaban. Tiap-tiap item diberi skor
40
berdasarkan jawaban yang dipilih dari jenis pernyataan positif dan negatif.
Data yang diperoleh peneliti melalui total skor motivasi belajar matematika
siswa melalui skor awal dan skor akhir dengan instrumen berupa angket
dengan skala Likert.
Table3
Kisi-kisi Instrumen tentang Motivasi Berprestasi
Matematika Siswa
Variabel IndikatorNo. Itllm Pertanyaan
JumlahPosifif Negatif
a. Memiliki rasa tanggung 1,22, 16 10,29 5
jawab yang besar
b. Mempergunakan umpan 5,23,28 6,19,26 6
balik untuk menentukan
tindakan yang lebih efektif
c. Kecendrungan memilih 7, 15,30 2,27 5
Motivasi resiko atau tahan terhadap
Berprestasi resiko
d. Mempunyai kemampuan 4, 8, 12 . 3
kuat
e. Menyukai tantangan 14,17 13,25 4
f. Mempunyai pandangan ke 5,9 18 3
depan
g. Kebutuhan 3, 11,24 21 4
Jmnlah 19 11 30
41
Sebelum skala tersebut diberikan kepada responden, dilakukan
dulu uji coba kepada siswa kelas VIII. Vji coba tersebut dimaksudkan
untuk mengetahui apakah instrumen-instrumen tersebut memenuhi syarat
validitas dan reliabilitas.
a. Pengujian Validitas
Dalarn penelitian ini, validitas instrumen yang digtmakan adalah
uji validitas butir. Pengukuran validitas instrumen ini dilakukan
dengan menggtmakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson
sebagai berikuf :
r = r==~N£XY~~-(k:EX==)(2:~Y~)==:=xy ~{NfX' -(:EX)'}{Nl:Y' -(2:Y)'}
Keteral1gan :
rxy = korelasi antara variabel X dan Y
LX = Jumlah skor tiap-tiap bUiir
2:Y = Jumlah skar tiap-tiap siswa
LX2 = Jumlah skar tiap-tiap butir yang dikuadratkan
LX2 = Jumlah skar tiap-tiap siswa yang dlikuadratkan
N = Jumlah Siswa
b. Pel1gujian Reliabilitas
Setelah dilakukan standarisasi nilai instrumel1 kemudian
dilakukan pengujian reliabilitas dengan menggunakan romus Alpha
dari Cronbach3.
m Sf' _2:8;'r =--.--;;-
m -1 Sf'
Keterangan :
2 S~djana, Metoda Stalistika, (Bandung : Tarsito, 2002), h. 1753 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan telenik Eva/uasi P"ngajaran, (Jakarta: Remaja,
1984), h. 138
42
r = koefisien reliabilitas instrumen
m = banyak butir pemyataan instrumen yang valid
sf = varians skor seluruh pemyataan tiap siswa
:LSi2 = Jumlah varians skor seluruh tes tiap item
E. Teknik Analisis Data
1. Uji Persyaratan
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas yang digunakan yaitu uji Uli~fors dengan tarafsignifikan a
= 0,054.
L=maks !F(Z,)-S(Z,)I
Dimana: z = x, -x , F(Z,) = P(Z::; Z,) dan, s
n
~)8(Z,) = '~
Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut :
Ho : data berdistribusi normal
HI: data tidak berdistribusi normal
Kriteria pengnjiannya adalah :
Terima Ho jika I..o < 1,.001
b. Uji Homogenitas
Uji homogeuitas untuk melihat kehomogenan populasi. Untuk
uji homogenitas dilakukan uji Fisher, yaitu5:
,F=~
S ', Dimana,, n~>x,' -(Lx,)'
S = "'-'---'--"""--'-'-n(n -I)
4 Sudjana Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsilo, 20(2) h. 466, Sudjan. Sudjana, Metoda ', , h. 250
43
Keterangan :
F = Homogenitas
SI2= Varians terbesar atan data pertanla
S22= Varians terkecil atan data kedua
Adapnn kriteria pengnjian untuk nji homogenitlls ini adalah :
Hoditerimajika Fh < F,
Ho ditolak jika Fh > F,
Ho= data yang memiliki varians homogen
2. Uji Hipotesis
dimana,
Keterangan :
XE = rata-rata motivasi belajar matematika siswa yang diajar dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatifmetode jigsaw
4 = rata-rata motivasi belajar matematika siswa yang diajar dengan
menggnnakan metode ekspositori
nE = jumlah sampel pada kelompok eksperimen
nK = jumlah sampel pada kelompok kontrol
SE2= varians kelompok eksperimen
SK 2 = varians kelompok kontrol6
Kriteria pengttiian dengan derajat kebebasan (n E + n K - 2) dengan
taraf signifikan a. = 0,05 sebagai berikut:
Hoditerima jika t hit < t table
Ho ditolak jika t hit > t tabel
F. Hipotesis Statistik
Ho : III = III
HI : III > 112
6 Suctjana, Metoda . . h. 239
HAHN
HASIL PENELITIAN
A. Desluipsi Data
Dari penelitian yang telah dilakukan di MTs Sa'adatul Mahabbah
Pondok Cabe Udik Pamulang, diambil kelas VIII yang berjumlah dua kelas
yaitu, VIII-A, dan VIII-B Dari kedua kelas tersebut diambil untuk penelitian
seeara aeak yaitu kelas eksperimen VIII-A dan kelas kontrol VIII-B. Setelah
melakukan serangkaian penelitian di kedua kelas tersebut siswa diberikan
angket bempa skala motivasi belajar matematika yang telah diuji validitas dan
reliabilitasnya (lihat lampiran 3, lampiran 4). Skala motivasi belajar
matematika ini terdiri dari 30 butir pernyataan. Dari 30 butir pernyataan yang
valid adalah 22 butir pernyataan.
Kemudian dari hasil penelitian tersebut kemudian diperoleh data
data dibawah ini yaitu :
a. Skor motivasi berprestasi matematika siswa dengan menggunalcan metode
pembelajaran kooperatifmetode jigsaw kelas eksperimen
Data skor motivasi belajar matematika siswa dengan rentang skor
58-81 dengan rata-rata (mean) sebesar 70,7 me:dian sebesar 73,5 dan
modus sebesar 77 dan varians (S2) sebesar 59,47 dengan standar deviasi
sebesar 7,71 (lihat lampiran 5) dengan jumlah sample (00) sebanyak 30
45
siswa. Penyajian data kelas eksperimen dalam bentuk distribusi frekuensi
dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel4Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Berprestasi Matematika
Kelas Eksperimen
SkorTitik Tengah Frekuensi
(X) Absolut Relatif58-61 59,5 6 2062-65 63,5 4 13,366-69 67,5 2 6,770-73 71,5 3 1074-77 75,5 10 33,378-81 79,5 5 16,7
Jumlah 30 100
Dari sebaran data dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian
ini memiliki sebaran yang cenderuog nonnal. Hal ini dapat ditunjukkan
pula oleh histogram frekuensi pada gambar berikut ini :
46
12
10
8'iiic:<l>
6"'"l'!LL
4
2
065,5 69,5 73,5 77,5 81,5 Batas Kalas
b, Skor motivasi berpreslasi malemalika Slswa dengan menggunakan
melode eksposilori kelas kontrol
Data skor motivasi belajar matematika siswa dengan
rentang skor 47-71 dengan rata-rata (mean) sebesar 59,8 median
sebesar 59 dan modus sebesar 58,5 dan varians (S2) sebesar 42,32
dengan standl!r dcviasi sebesar 6,50 (lihat lampiran 5) dengan jumlah
sample (nE) sebanyak 30 siswa, Penyajian d;ata kelas kontrol dalam
47
bentuk distribusi frekuel1si dan histogram dapat dilihat dari tabel dan
gambar berikut ini.
Tabe! 5Distribusi Frekuensi Skor Kelas Kontrol
SkorTitik Tengah Frekuensi
(X) Absolut Relatif47-51 49 4 13,352-56 54 5 16,757-61 59 12 4062-66 64 :2 6,767-71 69 7 23,3
Jumlah 30 100
Dari sebaran data dapat disimpuU:an bahwa data dalam
penelitian ini memiliki sebaran yang cenderung normal. Hal ini dapat
ditunjukkan pula oleh histogram frekuel1si pada gambar berikut ini :
14
12
10'in
8c:Q)
""'"i!! 6u.
4
2
0 ~
Batas Kelas
48
B. Analisis Data
1. Pengnjian persyaratan analisis
Berdasarkan persyaratan analisis, maka sebelurn dilakukan
pengujian hipotesis perlu dilakukan pemeriksaan terhadap data hasil
penelitian. Untuk memenuhi persyaratan analisis data peneliti
menggunakan skor untuk menguji homogenitas dan normalitas.
a. Uji normalitas
Uji normalitas yang digunakan adalah Uji Liliefors. Data hasil
pengujian untuk kelas eksperimen diperoleh harga hitung Lhitung atau
Lo = 0,1342 untuk n =30 pada taraf signi.:fikan a=0,05 dengan
Ltabel = 0,161 (Liliat laillpiran 6). Sedangkan untuk kelas kontrol nilai
Lhittmg atau Lo = 0,1131 dengan Ltabel yang sama yaitu 0,161 (lihat
lampiran 7). Karena Lo pada kedna kelompok kurang dari Lt, lllaka
dapat disimpulkan bahwa data populasi kelas eksperimen dan kelas
kontrol berdistribusi nOimal.
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas atau uji kesamaan dua varians populasi dua
kelompok dilakukan dengan uji Fisher. Dari hasil pengujian diperoleh
rhitung = 1,46 (Jihat lampiran 8) seillentara Ftnbel = 1,84 pada taraf
signifikan a= 0,05 untuk dk penyebut 29 dan dk peillbilang 29, karem
Fh < Ft ini artinya Ho diterima sehingga disimpulkan bahwa kedua
data memiliki varians yang homogen.
49
2. Pengujian Hipotesis Penelitian
Setelah uji persyaratan diatas, didapat dua kelompok berdistribusi
normal dan homogen. Pengujian selanjutnya dilakukan dengan Uji-t. Dari
hasil penelitian diperoleh skor rata-rata kelompok eksperimen (x) = 70,70
dengan varians (Si)= 59,47, skor rata-rata kelompok kontrol (x) = 59,80
dcngan varians (Si) =42,32, dan S gab =7,134
Tabel6
Hasil perbitungan motivasi berprestasi
matematika siswa
KelasNilai
Eksperimen Kontrol
n 30 30
X 70,70 59,80
Var 59,47 42,32
SD 7,71 6,50
Dari basil pengujian skor motivasi berpreslasi matematika siswa
dengan menggunakan statistik uji-t, diperoleh t hitung = 5,92 ( liliat lampiran
?) dari tabel distribusi t untuk tillgkat siguifikan dengan derajat
keyakinan 95 % dan a = 0,05, t = ( 0,05 ; 58), diperoleh t tabel = 1,67 (
Iihat lampiran 9 ), sehingga t hitung > t \abel alau Ho ditolak, dari penelitian
ini didapat bahwa rata-rata motivasi berprestasi matematika siswa yang
diajar dengan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw lebih tinggi
50
dari pada rata-rata motivasi bel~ar matematika siswa yang diajar dengan
metode ekspositori.
c. Interpretasi Data
Setelah mengetahui rata-rata skor motivasi berprestasi kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian didapat selisih angket kelas
eksperimen yaitu 9,67 dan kelas kontrol yaitu 3,94. Nilai II yang
digunakan adalah 5 % maka harga t 0.95 dengan dk = 58 dari daftar t student
didapat 1,67. Sehingga kriteria pengujian adalah terima Ho jika t hitung = 5,92
dan tolak Ho jika thitung mempunyai harga lebih dari t ~Ibel = 1,67. Karena hasil
perhitungan data menunjukkan bahwa nilai trutWlJt sebesar 5,92 maka
t hitung > t label =1,67 oleh karena itu Ho ditolak. Dapat disimpuIkan rata-rata
motivasi berprestasi matematika siswa yang menggunakan pembelajaran
kooperatif metode jigsaw lebih tinggi dari padsl motivasi berprestasi
matematika siswa yang menggunakfu'1 metode ekspositori.
Berdasarkan Teori yang ada bahwa model pembelajaran
koopcratif metode jigsaw dapat melibatkan siswa secara aktif, meningkatkan
rasa percaya diri dengan adanya kesempatan untuk mengaktualisasikan diri.
Disamping itu dalam pembelajaran kooperatif metode jigsaw juga adanya
pemberian penghargaan, menil1gkatkan rasa tanggung jawab dalam belajar,
serta mel1ingkatkan kemampuan berinteraksi dan berkompetisi dengan ternan
sebaya.
51
Se1ain itu, sesuai dengan konsep motivasi yang telah dikemukakan
pada bab II, Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat diketahui dari hasil
belajar siswa, apabila motivasi berprestasi siswa tinggi maka hasil belajar
siswa tiilggi dan apabila motivasi berprestasi siswa rendah maka hasil belajar
siswa rendah.. Berdasarkan ketercapaian tujuan pembelajaran ini maka suatu
kegiatan dikatakan memiliki tingkat motivasi yang baik apabila dapat
mencapai minimal 60% dari tujuan-tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif metode jigsaw lebilJ. meningkatkan motivasi
berprestasi siswa.
Ketika pertemuan pertanla ada kendala yaIlg peneliti hadapi yaitu
pada saat membagi kelompok, siswa menjadi ribut hal ini disebabkan tidak
terkontruksinya Jiesain ini secara baik. Tetapi pada: pertemuan-pertemuan
berikutnya kegiatan ini sudah beljalan dengan baik hal ini disebabkan siswa
sudah dapat menyesuaikan diri dengan desain pembelajaran ini.
Hal ini karena siswa yang diberikan umpan balik pada tes hasil
belajarnya dapat mengetahui letak kesalahan dan keicurangannya. Selain itu
juga siswa mendapat informasi yang lebilJ. dari sebelumnya dan lebilJ. teliti
tidak akan mengulangi kesalahan pada tes berikutnya. Hal ini juga dapat
mengakibatkan siswa mendapat kepuasan dan merasa lebilJ. diperhatikan setiap
langkahjawabannya guru.
Pada saat umpan balik diberikan respon yang terlillat pada diri
siswa diantaranya : mereka sangat antusias ingin s(~gera melibat basil dan
52
melihat koreksian atas kekurangan / kesalahan masing·masing. Rasa antusias
ini ditunjukkan dengan ketidaksabaran mereka dan menrinta guru Illltuk segera
membagikan kertas ulangan tanpa harns menllllggu akhir pelajarall.
Perasaan senang juga terlihat pacta wajah mereka hal ini terlihat
ketika diadakan diskusi mereka sangat memperhatikan dan aktif. Disamping
itu terlihat keseriusan bahwa tidak ingin gaga! lagi juga dibuktikan dengan
saat pelajaranberiangsllllg mereka tidak ramai lagi dan berkonsentrasi karena
jika tidak demikian mereka tidak dapat mengeljaka'll soal yang diberikan
setiap akhir pertemuan.
Bagi seorang guru pemberian umpan balik ini sangat bermanfaat
Illltuk menyampaikan secara mendetail dinlana letak ketidak pahaman siswa
secara individu sehingga diharapkan dapat memperbaikinya dilain waktu.
Namllll demikian diperlukan kesabaran dan ketelitian yang cukup tinggi
karena dalam pemberiOl1 umpan balik ini diperlukan waktu yang lama.
Kendala lain adalah perlllllya pembendaharaan kata yang cukup banyak agar
kata- kata yang disampaikan kepada siswa tidak memblJat mereka bosan
BABV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui uji t
diperoleh nilai x Eksperimen = 70,70 dan nilai x Konlrol = 59,80 untuk u = 0,05
yaitu bahwa kesimpulannya motivasi berprestasi matematika siswa kelas VIII
MTs Sa'adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang yang proses
pembel~arannya menggunakan pendekatan kooperatif metode jigsaw lebih
tinggi dibandingkan motivasi berprestasi matematika siswa yang proses
pembelajarannya dengan menggunakan metode ekspositori.
B.SARAN
Berdasarkan penelitian ini dan pengalaman dalam kegiatan belajar
mengajar yang terjadi selama proses penelitian, penulis memberikan saran
kepada guru dan calon guru matematika sekolah sebagai be:rikut :
I. Metode pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw dapat menjadi
sebuah alternatif bagi guru dalam pembelajaran matematika untuk lebih
meningkatkan hasil dan motivasi berprestasi siswa.
2. Model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dalam pembelajaran yang
disertai pemberian soal yang beraneka ragam, diharapkan dapat
menjadikan siswa lebih terlatih dan terbiasa dalam menghadapi soal.
3. Dengan adanya berbagai keterbatasan dalam penelitian ini disarankan
adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah model
pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat diterapkan dan memberikan
hasil yang lebih baik pada semua mata pelajaran dengan materi yang
berbeda pada setiap jenjang pendidikan.
54
4. Guru perlu menjelaskan scenario pembelajaran kooperatif metode jigsaw
sebelum pembelajaran dilaksanakan, karena pembelajaran kooperatif
metode jigsaw relative baru.
5. Guru perlu memotivasi siswa agar berani menyampaikan pendapat dalam
diskusi kelompok
56
Winkle, WS. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta Gramedia
]996
Wirawan, Sarlito, S., Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Builan Bintang, ]996
http:/www.damandiri.or.id.ldetail.php?id=23824090.11 :17
I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJAFtAN (RPP)
Satuan P:~~ditlikan
Bidang Studi
Pokok B+asan
Sub Pokok Bahasan
Kelas/Semester
Waktu
Standar Kompetensi
: SMP
: Matematika
: Aljabar
: Bentuk Aljabar, Relasi
: VIII/(Delapan) ,
: lOx 40 Menit (pertemuan 1-5)
: Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan
garis lurns.
A. Kompetensl Dasar
I. Melakukan operasi aljabar
2. Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya
3. Memahami relasi dan fungs!
B. Indlkator
I. Menyelesaikan operasi tambah. kurang pada bentuk aljabar
2. Menyelesaikan operasi kali, bagi dan pangkat pada bentuk aljabar
3. Menentukan faktor suku aljabar '
4. Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornyfl
5. Menjelaskan dengan kata-kata dan menyatakan masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan relasi dan fungsi
6. Menyatakan suatu fungsi dengan notasi.
'.C. Media P,'mbelajaran
B"lim ieks matematika, serta alat-alat tulis dan Lembar Kelja Siswa.
D. Metod~ Pembelajaran,Untuk kelas yang dijadikan eksperimen pembelajarannya menggunakan
metode Jigsaw, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ekspositori.
58
Skenario Kelas Eksperimen Metode Jigsaw Pembelajaran )[
IndikatorWaktuMateri
: Menyelesaikan Operasi Tambah, kurang pada bentuk Aljabar: 2 x40 menit: Faktorisasi Suku Aljabar
NO KEGIATAN WAKTU MATERIAJARPendahnluana. Guru membuka membaca basamalah 5 menit Penjumlahan danb. Guru mengabsen siswa ditanjutkan pengurangan Bentuk
dengan menjelaskan prosedur 10 menit Aljabar1 pembelajaran metode jigsaw yang
akan diterapkan.c. Guru membentuk kelompok yang
heterogen, terdiri 4-5 orang7 menit
Intia. Siswa berada pada kelompok masing- 3 menit
masing. Siswa bergabung padakelompok jigsaw
b. Guru memberikan materi kepada tiapkelompok, selanjutnya siswa 35 menit
/~pLda2 berdiskusi pada kelompokny,~~ko.r-O-{...c. Guru membimbing dan .----
memperhatikan aktivitas kerja setiap ( Cl,kelompok
d. Guru memberikan tanggapan dankesimpulan materi yang didiskusikanoleh siswa. 10 menit
Penutupa. Tiap kelompok membuat kelompok 5 menit
3baru untuk pertemuan berikutnya.
b. Ditutup dengan hamdalah5 menit
Penilaian
I. Penitaian proses belajar
Ditaksanakan pada akhir setiap pertemuan atau kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan Lembar KeIja Siswa.
2. Penilaian hasi! belajar
Berupa tes hasil belajar pada akhir pokok bahasan.
59
Skcnario Kclas Eksperimen Mctode Jigsaw Pcmbelajaran Jil
IndikatorWal-tuMateri
: Menyelesaikan Operasi kali, bagi dan pangkat Bentuk Aljabar: 2 x40 menit: Faktorisasi Suku Aljabar
NO KEGlATAN WAKTU MATERlAJARPcndaltuluana. Guru membuka membaca 5 menit Perkalian, Pembagian
basamalah dan pemangkatanb. Guru mengabsen siswa
,10 menit
1 c. Siswa berada pada tiap kelompok 5 menitbaru yang telah dibentuk padapertemuan sebelumnya
Intia. Siswa berdiskusi untuk bertukaran 40 menit
informasi pada kelompoknya.b. Guru membimbing dan
2memperhatikan aktivitas kerja
Isetiap kelompokc. Guru memberikan tanggapan dari 10 menit
kesimpulan materi yangdidiskusikan oleh siswa.
Penutnpa. Tiap kelompok membuat kelompok 5 menit
3baru untnk pertemuan berikutnya.
b. Ditutup dengan hamdalah I
I5 menit
IPenilaian
I. Penilaian proses belajar
Dilaksanakan pada akhir setiap pertemuan atau kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa.
2. Penilaian hasil belajar
BerulJa tes hasil belajar pada akhir pokok bahasan.
60
Skenario Kelas Eksperimen Metode Jigsaw Pembelajaran III
lndikatorWaktuMateri
: Menentukan Faktor Suku Aljabar: 2 x40 menit: Faktorisasi Suku Aljabar
NO KEGIATAN WAKTU MATERIAJARPendahuluaua. Guru membuka membaca 5 menit Pemfaktoran Bentuk
basamalab Aljabarb. Guru mengabsen siswa , 10 menit
Ie. Siswa berada pada tiap kelompok 5 menit
baru yang telah dibentuk padapertemuan sebelurnnya
Intia. Siswa berdiskusi untuk bertukaran 40 menit
informasi pada kelompoknya.b. Guru membimbing dan
2memperbatikan aktivitas keIjasetiap kelompok
e. Guru memberikan tanggapan dari 10 menitkcsimpulan materi yangdidiskusikan oleb siswa.
Penutupa. Tiap kelompok membuat kelompok 5 menit
3baru untuk pertemuan berikutnya.
b. Ditutup dengan bamdalah5 menit
Penilaian
1. Penilaian proses belajar
Dilaksanakan pada akhir setiap pertemuan atau kegiatan beJajar
mengajar dengan menggunakan Lembar KeIja Siswa.
2. Penilaian basil belajar
Berupa tes basil belajar pada akbir pokok bahasan.
61
Skenario Kelas Eksperimen Metode Jigsaw Pembelajaran IV
IndikatorWaktuMateri
: Menguraikan Bentuk Aljabar ke dalam Fakto-l'aktomya: 2 x40 menit: Faktorisasi Suku Aljabar
NO KEGIATAN WAKTU MATERIAJARPendahuluana. Guru membuka membaca 5 menit Operasi Pecahan Bentuk
basamalah Aljabar
1b. Guru mengabsen siswa 10 menitc. Siswa berada pada tiap kelompok 5 menit
baru yang telah dibentuk padapertemuan sebelumnya
Intia. Siswa berdiskusi untuk bertukaran 40 menit
informasi pada kelompoknya.b. Guru membimbing dan
2memperhatikan aktivitas kerjasetiap kelompok
c. Guru memberikan tanggapan dari 10 menitkesimpulan materi yangdidiskusikan oleh siswa.
Penutup.
a. Tiap kelompok membuat kelompok 5 menit
3baru untuk pertemuan berikutnya.
b. Ditutup dengan hamdalah5 menit
Penilaian
I. Penilaian proses belajar
Dilaksanakan pada akhir setiap pertemuan atau kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa.
2. Penilaian hasil belajar
Berupa tes hasil belajar pada akhir pokok bahasan.
62
Skenario Kelas Eksperimen Metode Jigsaw Pembelajaran V
Indikator
WaktuMateri
: I. Menjelaskan dengan kata-kata dan menyatakan masalahsehari-hari yang berkaitan dengan relasi dain fungsi
2. Menyatakan suatu fungsi dengan notasi: 2 x 40 menit: Fungsi
NO KEGIATAN WAKTU MATERIAJARPendahuluana. Guru membuka membaca 5 menit Relasi
basamalah
Ib. Guru mengabsen siswa 10 menitc. Siswa berada pada tiap kelompok 5 menit
baru yang telah dibentuk padapertemuan sebelumnya
Intia. Siswa berdiskusi untuk bertukaran 40 menit
informasi pada kelompoknya.b. Guru membimbing dan
2memperhatikan aktivitas kerjasetiap kelompok
c. Guru memberikan tanggapan dari 10 menitkesimpulan materi yangdidiskusikan oleh siswa.
Penutupa. Diskusi pertemuan 1-5 selesai, 5 menit
3dilanjutkan dengan materi barudengan materi selanjutnya.
b. Ditutup dengan hamdalah 5 menit
Penilaian
I. Penilaian proses belajar
Dilaksanakan pada akhir setiap pertemuan alau kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa.
2. Penilaian hasil belajar
Berupa tes hasil belajar pada akhir pokok bahasan.
63
Skenario Kelas Kontrol Metode Ekspositori Pembelajaran I
IndikatorWaktuMated
: Menyelesaikan Operasi Tambah, kurang pada bentuk A1jabar: 2 x40 menit: Faktorisasi Suku Aljabar
NO KEGIATAN WARTU MATERIAJARPendabulnana. Guru membuka membaca basamalah 5 menit Penjumlahan dan
Ib. Guru mengabsen siswa dan memberi 10 menit pengurangan Bentuk
apersepsi tcntang materi yang akan Aljabardipelajari.
Intia. Guru me.nbedkan penjelasan tentang 35 menit
materi aljabar dengan memberikancontoh, dan mempersilahkan siswa
2untuk bertanyajika ada mated yangbelum dipahami.
b. Guru memberikan soal-soallatihan 15 menitkepada siswa, kemudianmembahasnya bersama-sama.
.
Penutupa. Guru menyimpulkan mated yang 10 menit
3 disampaikanb. Guru memberikan tugas rumah (PR) 5 menit
untuk masing-masing siswa.
Penilaian
I. Penilaian proses belajar
Dilaksanakan pada akhir setiap pertemuan atau kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa.
2. Penilaian hasil belajar
Berupa tes hasil belajar pada akhir pokok bahasan.
64
Skenario Kellis Kontrol Metode Ekspositori Pembelajaran II
IndikatorWaktuMateri
: Menyelesaikan Operasi kali, bagi dan pangkat Bentuk Aljabar: 2 x40 menit: Faktorisasi Suku Aljabar
NO KEGIATAN WAKTU MATERIAJARPendllhuluana. Guru membuka membaca basamalah 5 menit Perkalian,
I b. Guru mengabsen siswa dan memberi 10 menit Pembagian, danapersepsi tentang materi yang akan Pemangkatandipelajari.
Intia. Guru memberikan penjelasan tentang 35.nenit
materi aljabar dengan memberikancontoh, dan mempersilahkan siswa
2untuk bertanya jika ada materi yangbelum dipahami.
b. Guru memberikan soal-soallatihan 15 menitkepada siswa, kemudianmembahasnya bersama-sama.
Penutupa. Guru menyimpulkan materi yang 10 menit
3 disampaikanb. Guru membcrikan tugas rumah (PR) 5 menit
untuk masin~-masing siswa.
Penilaian
I. Penilaian proses belajar
Dilaksanakan pada akhir setiap pertemuan atau kegilitan belajar
mengajar dengan menggunakan Lembar Kelja Siswa.
2. Penilaian hasil belajar
Berupa tes hasil belajar pada akhir pokok bahasan.
65
Skenllrio Kelas Kontrol Metode Ekspositori Pembelajarall ill
IndikatorWaktuMateri
: Menentukan Faktor Suku Aljabar: 2x 40 menit: Faktorisasi Suku Aljabar
NO KEGIATAN WAKT1U MATERIAJARPendabuluana. Guru membuka membaca basamalah 5 menit Pemfaktoran Bentuk
I b. Guru mengabsen siswa dan memberi 10 menit Aljabarapersepsi tentang materi yang akandipelajari.
Intia. Guru memberikan penjelasan tentang 35 menit
materi aljabar dengan memberikancontoh, dan mempersilahkan siswa
2untuk bertanyajika ada materi yangbelum dipahami.
b. Guru memberikan soal-soallatihan 15 menitkepada siswa, kemudianmembahasnya bersama-sama.
Penutupa. Guru menyimpulkan materi yang 10 menit
3 disampaikanb. Guru memberikan tugas rumah (PR) 5 menit
untuk masing-masing siswa.
Penilaian
I. Penilaian proses belajar
Dilaksanakan pada akhir setiap pertemuan atau kegiatan belajar
mengl\iar dengan menggunakan Lembar KeIja Siswa.
2. Penilaian hasil belajar
Berupa tes hasil belajar pada akhir pokok. bahasan.
66
Skenario Kelas Kontrol Metode Ekspositori Pembelajaran IV
IndikatorWaktuMateri
: Menguraikan Bentuk Aljabar ke dalam Fakto-faktornya: 2 x40 menit: Faktorisasi Suku Aljabar
NO KEGIATAN WAKTU MATERIAJARPendahuluan Operasi Pecahana. Guru membuka membaca basamalah 5 menit Bentuk Aljabar
1 b. Guru mengabsen siswa dan memberi 10 menitapersepsi tentang materi yang aklindipelajari.
Intia. Guru memberikan penjelasan tentang 35 menit
materi aljabar dengan memberikancontoh, dan mempersilahkan siswa
2untuk bertanyajika ada materi yangbelum dipahami.
b. Guru memberikan soal-soal latihan 15 menitkepada siswa, kemudianmembahasnya bersama-sama.
Penutupa. Guru menyimpulkan materi yang 10 menit
3 disampaikanb. Guru memberikan tugas rumah (PR) 5 menit
untuk masing-masing siswa.
Penilaian
I. Penilaian proses bell\iar
Dilaksanakan pada akhir setiap pertemuan atau kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa.
2. Penilaian hasil belajar
Berupa tes hasil belajar pada akhir pokok bahasan.
67
Skenario Kelas Kontrol Metode Ekspositori Pembelajaran V
Indikator
WaktuMateri
: I. Menjelaskan dengan kata-kata dan menyatakan masalahsehari-hari yang berkaitan dengan relasi dan fungsi
2. Menyatakan suatu fungsi dengan notasi: 2 x 40 menit: Fungsi
NO KEGlATAN WAKTU MATERIAJARPendahuluana. Guru membuka membaca basamalah 5 menit Relasi
1 b. Guru mengabsen siswa dan memberi 10 menitapersepsi t'lntang materi yang akandipelajari.
Intia. Guru memberikan penjelasan tentang 35 menit
materi aljabar dengan memberikancontoh, dan mempersilahkan siswa
2untuk bertanyajika ada materi yangbelum dipahami.
b. Guru memberikan soal-soallatihan 15 menitkepada siswa, kemudianmembahasnya bersama-sama.
Penutupa. Guru menyimpulkan materi yang 10 menit
3 disampaikanb. Guru memberikan tugas rumah (PR) 5 menit
untuk masing-masing siswa.
Penilaiali
J. Penilaian proses belajar
Dilaksanakan pada akhir setiap pertemuan atau kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan Lembar KeJja Siswa.
2. Penilaian hasil belajar
Berupa tes hasil belajar pacta akhir pokok bahasan.
68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJAFlAN (RPP)
Satuan P~11di<1ikan
Bidang Studi
Pokok BdlllSlln1
Sub Pokok Bahasan
KelasiSemester
Waktu
Standar Kompetensi .
: SMP
: Matematika
: Aljabar
: Fungsi dan Garis Lurus
: VIII/(Delapan)
: lOx 40 Menit (Pertemuan 6-10)
: Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan
garis lurus.
A. Kompetensl dasar
I. Menentukan nilai fungsi
2. Membuat sketsa grafik fungsi aljabar sederhana pada sistem koordinat
Cartesius
3. Menentukl!ll gradien, persamaan garis lurus
B. Indikator
I. Menghitung nilai fungsi.
2. Menentukan bentuk fungsi jika nilai dan data fungsi diketaJlUi.
3. Menyusun label pasangan nilai peubah dengan nilai limgsi.
4. Mer:ggambar grafik fungsi pada koordinat C\lrtesius.
5. Mengenal pengertian dan menentukan gradien garis lurus dalam berbagai
bentuk.
6. Menentukan persamaan garis lurus yang melalui duatitik, melalui satu titik
dengan gradien tertentu.
7. !Y'cn£~ambar grafik garis lurus.
C. Medin Pembelajaran
E!~ku teks matematika, sem alat-alat tulis dan Lembar Kerja Siswa.
D. Metode Pembelajaran
Untuk kelas yang dijadikan eksperimen pembelajafl!llnya menggunakan
metode Jigsaw. sedangkan kelas kontrol menggunakl!ll metode ekspositori.
69
Skenario Kelas Eksperimen Metode Jigsaw Pembelajaran VI
Indikator
WaktuMateri
: Menentukan nilai fungsi dan Menentukan bentuk fungsi jika nilaidan data fungsi diketahui
: 2 x40 menit: Fungsi
NO KEGIATAN WAKTU MATERIAJARPendahuluana. Gum membuka membaca basamalah 5 menit Pemetaan, Fungsi,
I b. Gum mengabsen siswa no menit dan Korespodensic. Gum membentuk kelompok yang 7 menit satu-satu
heterogen, terdiri 4-5 orang
Intia. Siswa berada pada kelompok masing- 3 menit
masing. Siswa bergabung padakelompokjigsaw
b. Gum memberikan materi kepada tiap 35 menitkelompok, selanjutnya siswa
2 berdiskusi pada kelompoknya.c. Gum membimbing dan
memperhatikan aktivitas keIja setiapkelompok
d. Gum memberikan tanggapan dari 10 menitkesimpulan materi yang didiskusikanoleh siswa.
Penutupa. Tiap kelompok membuat kelompok 5 menit
3bam untuk pertemuan berikutnya.
b. Ditutup dengan hamdalah5 menit
Pcnilaian
I. Penilaian proses belajar
Dilak$nakan pada akhir setiap pertemuan atau kegiatan belajar
mengl\iar dengan menggunakan Lembar KeIja Siswa.
2. Penilaian hasil belajar
Bempa tes hasil belajar pada akhir pokok bahasan.
70
Skenario Kelas Eksperimen Metode Jigsaw Pembelajaran VII
Indikator
WaktuMateri
; I. Menyusun tabel pasangan nilai peubah dengan nHai fungsi2. Menggambar Grafik Fungsi pada Koordinat Cmtesius
; 2 x40 menit: Fungsi
NO KEGIATAN WAKTU MATERIAJARPendahuluana. Guru membuka membaca 5 menit Nilai Fungsi
basamalah
1b. Guru mcngabsen siswa 10 menitc. Siswa berada pada tiap kelompok 5 menit
baru yang telah dibentuk padapertemuan sebelumnya
Intia. Siswa berdiskusi untuk bertukaran 40 menit
informasi pada kelompoknya.b. Guru membimbing dan
2memperhatikan aktivitas keIjasetiap kelompok
c. Guru memberikan tanggapan dari 10 menit
Ikesimpulan materi yangdidiskusikan oleh siswa.
Penutupa. Tiap kelompok membuat kelompok 5 menit
I3 baru untuk pertemuan berikutnya.
b. Ditutup dengan hamdalah 5 menitI
Penilaian
I. Penilaian proses belajar
DHaksanakan pada akhir setiap pertemuan atau kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan Lembar KeIja Siswa.
2. Penilaian hasil belajar
Berupa tes hasil belajar pada akhir pokok bahasan.
71
Skenario Kelas Eksperimen Metode Jigsaw Pembelajaran VIII
Indikator
WaktuMateri
: Mengenal Pengertian dan menentukan Gradien garis lurus dalamberbagai bentuk
: 2 x40 menit: Persamaan Garis Lurus
NO KEGIATAN WAKTU MATERIAJARPendahuluana. Guru membuka membaca 5 menit Sifat-sifat Persamaan
basamalah Garis Lurus
Ib. Guru mengabsen siswa 10 menitc. Siswa berada pada tiap kelompok 5 menit
baru yang telah dibentuk padapertemuan sebelumnya
Intia. Siswa berdiskusi untuk bertukaran 40 menit
informasi pada kelompoknya.b. Guru membimbing dan
2memperhatikan aktivitas keIjasetiap kelompok
c. Guru memberikan tanggapan dari 10 mimitkesimpulan materi yangdidiskusikan oleh siswa.
Penutupa. Tiap kelompok membuat kelompok 5 menit
3 baru untuk pertemuan berikutnya.b. Ditutup dengan hamdalah 5 menit
.
Penilaian
I. Penilaian proses belajar
Dilaksanakan pada akhir setiap pcrtemuan alau kegilltan belajar
mengajar dengan menggunakan Lembar Keija Siswa.
2. Penilaian hasil belajar
Berupa tes hasil belajar pada akhir pokok bahasan.
Skenario Kelas Eksperimen Metode Jigsaw Pembelajaran IX
Indikator
WaktuMateri
: Mengenal Pengertian dan menentukan Gradien garis lurus dalarnberbagai bentuk
: 2 x40 menit: Persamaan Garis Lurus
NO KEGIATAN WAKTU MATERIAJARPendahuluana. Guru membuka membaca 5 menit Gradien
basamalah
Ib. Guru mengabsen siswa 10 menitc. Siswa berada pada tiap kelompok 5 menit
baru yang telah dibentuk padapertemuan sebdumnya
Intia. Siswa berdiskusi untuk bertukaran 40 menit
informasi pada kelompoknya.b. Guru membimbing dan
2memperhatikan alctivitas ketjasetiap kelompok
c. Guru memberikan tanggapan dari 10 menit II:
kesimpulan materi yangdidiskusikan oleh siswa.
Penutupa. Tiap kelompok membuat kelompok 5 menit
3 baru untuk pertemuan berikutnya.b. Ditutup dengan hamdalah 5 menit
Penilaian
I. Penilaian proses belajar
Dilaksanakan pada akhir setiap pertemuan atau kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa.
2. Penilaian hasil belajar
Berupa tes hasil belajar pada akhir pokok bahasan.
73
Skenario Kelas Eksprrimen Metode Jigsaw Pembelajaran X
Indikator
WaktuMateri
: I. Menentukan PGL yang melalui satu dan dua titik denganGradien tertentu
2. Menggambar Grafik Garis Lurus: 2 x40 menit: Persamaan Garis Lurus
NO KEGIATAN WAKTU MATERIAJARPendahuluana. Guru membuka membaca '. 5 menit Menentukan Persamaan
basamalah dan Koordinat Titik
1b. Guru mengabsen siswa 10 menit Potongc. Siswa berada pada tiap kelompok 5 menit
baru yang telah dibentuk padapertemuan sebelumnya
Intia. Siswa berdiskusi untuk bertukaran 40 menit
inforrnasi pada kelompoknya.b. Guru membimbing dan
2memperhatikan aktivitas ketjasetiap kelompok
c. Guru memberikan tanggapan dari 10 menitkesimpulan materi yangdidiskusikan oleh siswa.
Penutupa. Diskusi pertemuan 1-5 selesai, 5 menit
3dilanjutkan dengan materi barudengan materi selanjumya.
b. Ditutup dengan hamdalah 5 menit
Penilalan
1. Penilaian proses belajar
Dilaksanakan pada akhir setiap pertemuan atau kegiatan belajar
mengajar dengan I!lenggunakan Lembar Kerja Siswa.
2. Penilaian hasil belajar
Berupa tes hasil belajar pada akhir pokok bahasan.
74
Skenario Kelas Kontrol Metode Ekspositori Pembelajaran VI
Indikator
WaktuMateri
: Menentukan nUai fungsi dan Menentukan bentuk fungsi jika nilaidan data fungsi diketahui
: 2 x40 menit; Fungsi
NO KEGIATAN WAKTlJ MATERIAJARPendahuluana. Guru mcmbuka mcmbaca basamalah 5 menit Pemetaan, Fungsi
1b. Guru mengabsen siswa dan memberi 10 menit dan korespondensi
apersepsi tentang materi yang akan satu-satudipelajari.
Intia. Guru memberikan penjelasan tentang 35 menit
materi aljabar dengan memberikancontoh, dan mempersilahkan siswa
2untuk bertanyajika ada materi yangbelum dipahami.
b. Guru memberikan soal-soal latihan !5 menitkepada siswa, kemudianmembahasnya bersama-sama.
Penutupa. Guru menyimpulkan materi yang 10 menit
3 disampaikanb. Guru memberikan tugas rumah (PR) 5 menit
untuk masing-masing siswa.
Penilaian
1. Penilaian proses belajar
Dilaksanakan pada akhir setiap pertemuan atau kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan Lembar KeIja Siswa.
2. Penilaian hasil belajar
Berupa les hasil belajar pada akhir pokok bahasan.
76
Skenario Kelas Kontrol Metode Ekspositori Pembelajaran VITI
Indikator
WaktuMateri
: Mengenal Pengertian dan menentukan Gradiell garis lurus dalamberbagai bentuk
: 2 x40 menit: Persamaan Garis Lurus
NO KEGIATAN WAKTU MATERIAJARPendahnluana. Guru membuka membaca basamalllh 5 menit Sifat-sifat .
I b. Guru mengabsen siswa dan memberi 10 menit Persamaan Garisapersepsi lentang maleri yang akan Lurusdipelajari.
Intia. Guru memberikan penjelasan tentang 35 menit
materi aljabar dengan memberikancontoh, dan mempersilahkan siswa
2untuk bertanya jika ada materi yangbelum dipahami.
b. Guru memberikan soal-soallatihan 15 menitkepada siswa, kemudianmembahasnya bersama-sama.
Penutupa. Guru menyimpulkan materi yang 10 menit
3 disampaikanb. Guru memberikan tugas rumah (PR) 5 menit
untuk masing-masing siswa.
Penilaian
1. Penilaian proses belajar
Dilaksanakan pada akhir setiap pertemuan alau kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan Lembar KeIja Siswa.
2. Penilaian hasil belajar
Berupa tes hasil belajar pada akhir pokok bahasan.
77
Skenario Kelas Kontrol Metode Ekspositori Pembelajaran Jrx
Indikator
WaktuMateri
: Mengenal Pengertian dan menentukan Gradien garis lurus dalamberbagai bentuk
: 2 x 40 menit: Persamaan Garis Lurus
NO KEGIATAN WAKTU MATERIAJARPendabuluana. Guru membuka membaca basamalah 5 menit Gradien
1b. Guru mengabsen siswa dan memberi 10 menit
apersepsi tentang materi yang akandipelajari.
Intia. Guru memberikan penjelasan tentang 35 menit
materi aljabar dengan memberikanconloh, dan mempersilahkan siswa
2untuk bertanyajika ada materi yangbelum dipahami.
b. Guru memberikan soal-soallatihan 15 menitkepada siswa, kemudianmembahasnya bersama-sama.
Penutupa. Guru menyimpulkan materi yang 10 menit
3 disampaikanb. Guru memberikan tugas rumah (PR) 5 menit
untuk masing-masing siswa.
Penilaian
1. Penilaian proses bel!\iar
Dilaksanakan pada akhir setiap pertemuan atau kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan Lembar Kelja Siswa.
2. Penilaian hasil belajar
Berupa tes hasil belajar pada akhir pokok bahasan.
78
Skenario Kelas Kontrol Metode Ekspositori Pembelajaran X
Indikator
WaktuMateri
: 1. Menentukan PGL yang melalui salll dan dua titik denganGradien tertentu
2. Menggambar Grafik Garis Lurus: 2 x40 menit: Persamaan Garis Lurus
NO KEGIATAN WAKTU MATERIAJARPendahuluana. Guru membuka membaca basamalah 5 menit Menentukan
Ib. Guru mengabsen siswa dan memberi 10 menit Persamaan dan
apersepsi tentang materi yang akan Koordinat Titikdipelajari. Potong
Intia. Guru memberikan penjelasan tentang 35 menit
materi aljabar dengan memberikancontoh, dan mempersilahkan siswa
2ufituk bertanyajika ada materi yangbelum dipahami.
b. Guru memberikan soal-soallatihan 15 menitkepada siswa, kemudianmembahasnya bersama-sama.
Penutupa. Guru menyimpulkan materi yang 10 menit
3 disampaikanb. Guru memberikan tugas rumah (PR) 5 menit
untuk masing-masing siswa.
Penilaian
I. Penilaian proses belajar
Diiaksanakan pada akhir setiap pertemuan atau kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan Lembar KClja Siswa.
2. Penilaian hasil belajar
Berupa tes hasil belajar pada akhir pokok bahasan.
Lampiran2
Skala Motivasi Berprestasi
Nama
Kelas
PETUNJUK
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan cara memberikan checklist ( " ) pada
jawaban yang sesuai dengan yang anda alami dalam belajar matematika
Pilihanjawaban yang disediakan sebagai berikut :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No PemyataanPilihan Jawaban
SS S ITS STS
I MengeJjakan tugas sendiri lebih menyenangkan daripada mengeriakan bersama orang lain/ke1omook
2 Saya tidak menyukai tugas-tugas sekolah yangmenuntut ide-ide atau gagasan barn
3 Sava oerlu belaiar matematika4 Saya akan berprestasi, apabila rnengeIjakan tugas
yang diherikan guru.5 Dengan rnengeJjakan soal-soal saya lebih mengerti
rnateri-rnateri rnaternatika yang ajarkan6 Saya tidak peduli dengan nilai-nilai yang dicapai oleh
ternan-ternan saya.7 Saya akan berusaha rnernperoleh nilai terbaik di kelas
rneskipun te1ah berkali-kali gagal8 Saya lebih senang bekeIja keras dalam
rnenyelesaikan tugas9 Saya tidak khawatir rnesikpun nilai saya buruk
Larnpiran 2
10 Saya tidak perIu berusaha maksimal untukmenyelasaikan tugas sekolah
11 Saya Memperhatikan yang ada kaitannya denganmatematika.
12 Saya meluangkan waktu untuk belajar meskipuntidak ada guru.
13 Bagi saya pelajaran Matematika tidak menyenangkan14 Meneari masalah baru adalah hal-hal yang sangat
menarik15 Nilai buruk yang saya peroleh membangkitkan
semangat untuk memperoleh nilai yang baik16 Belaiar kelompok sangat menyenangkan17 Setiap kesulitan pasti adaialan keluarnya18 Untuk apa susah-susah bila tidak tau apa yang akan
teriadi besok19 Saya tidak perlu terhadap saran orang lain20 Saya kesal, walaupun telah berusaha tetapi tetap saja
memperoleh hasil yang kurang memuaskan21 Pelaiaran matematika menyenangkan22 Besedia dihukum bila tidak mengeriakan tugas23 Saya akan terns bernsaha mengerjakan tugas atau
soal-soal meskipun menemukan harnbatan24 Saya memperhatikan ketika guru saya sedang
menielaskan.25 Lebih menyenangkan uutuk memilih hal-hal yang
mudah dieapai26 Saya tidak suka membandingkan nilai yang saya
peroleh dengan nilai teman lainnya.27 Saya tidak perIu mempersiapkan diri untuk
melakukan tugas kelompok28 Melakukan kesalahan membuat saya rajin belajar29 Saya tidak harns menyelasaikan tugas yang diberikan I
guru j
30 Saya tidal< menyukai tugas yang terlalu mudah
80
Lampiran 3Tabel. 10
Hasil Uil Valldilas Instruman Skala Motlvasl BelajarNo BUTIRSOAL
Rasp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 151 2 2 2 2 4 2 4 3 3 2 3 1 4 2 22 4 3 2 2 3 4 4 4 4 3 1 1 4 3 33 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 2 3 34 4 3 4 3 3 2 4 4 4 3 4 4 2 1 45 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 2 36 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 4 4 27 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 28 4 3 3 3 2 2 3 4 3 3 1 3 2 3 29 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 310 4 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 4 311 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 4 212 3 2 4 3 3 2 4 4 4 3 2 2 4 3 2i3 4 2 7- 2 2 2 3 4 2 2 3 2 4 4 214 4 3 4 3 4 4 2 4 4 1 1 2 2 4 315 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 216 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 2 4 4 4 317 2 2 4 3 2 2 2 3 3 2 2 . 3 2 2 218 4 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 319 3 3 3 3 3 2 4 3 4 2 2 4 4 4 320 2 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 4 4 3 321 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 4 322 4 2 4 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 4 223 3 1 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 324 4 4 4 • 4 4 4 I 4 4 4 4 4 4 4 425 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 326 2 3 3 3 3 4 2 2 4 3 4 4 3 4 327 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 328 2 1 2 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 2 229 2 2 2 2 4 3 3 4 3 2 4 1 2 2 430 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3
Jumlah 94 77 91 83 86 84 97 99 98 73 74 88 91 95 82r--hit 0.4054 0.547 0.35 0.478 0.3459 0.4187 0.4194 0.3391 0.4341 0.3943 0.3087 0.8685 0.4486 0.4018 0.2929r~Tab 0.861 0.861 0.861 0.861 0.861 0.861 0.861 0.861 0.861 0.861 0.861 0.361 0.861 0.861 0.861
Keputusan V V D V D V V D V V D V V V D
;J;
BU11RSOAL Jumlah16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 23 29 301 3 2 1 1 4 2 2 1 1 4 1 3 2 3 693 3 2 2 1 3 3 4 4 ., 3 4 3 2 1 843 2 2 1 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 3 883 4 2 1 1 4 2 2 2 3 4 3 4 3 3 903 2 1 1 1 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 622 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 3 963 3 2 2 1 1 1 1 2 3 1 1 1 2 3 762 3 2 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 3 2 83
3 4 4 3 3 2 2 1-""
f 'f . 2. , :I 3 883 3
3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 1 1 3 743 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 832 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 2 903 3 3 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 3 3 88
2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 3 3 4 4 2 823 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 793 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 972 3 1 2 3 1 2 1 1 2 2 3 3 2 2 66
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 1 1 2 763 2 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 893 3 3 1 3 2 2 3 1 1 1 1 3 3 2 783 4 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 923 4 4 4 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 3 983 3 3 2 2 2 1 1 1 2 1 2 3 2 3 724 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1173 3 2 3 4 3 3 2 2 1 1 2 3 3 3 623 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 933 3 1 2 3 3 2 3 4 4 2 3 3 4 2 803 3 1 2 2 3 2 2 2 3 4 3 3 3 4 n3 2 1 3 1 2 2 4 2 3 4 4 3 3 4 813 2 2 3 2 2 2 4 4 3 2 4 2 3 2 7484 88 72 78 74 84 78 82 76 75 n 83 87 87 83 2520
0.4009 0.3991 0.6537 0.6302 0.2954 0.4766 0.504& 0.3607 0.4699 0.4139 0.4258 0.4788 0.603 0.6332 0.2898 12.5m82340.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 10.63
V V V V 0 V V 0 V V V V V V 0
Tabel.11na~11 U/I vsm.ma:;) o;)l\ala MouvaSI yally valiU
No BUTIRSOAL JumJohR=" I 2 3 4 , 6 7 , 9 10 II 12 13 14 IS 16 17 18 I'- 20 21 22
I 2 2 2 2 4 3 2 I 4 2 I 3 2 I 4 2 I I 4 I 3 2 4.
2 4 3 2 4 4 4 3 I 4 3 3 3 2 2 3 3 4 I 3 4 3 2 6'
3 4 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 2 2 I 4 3 3 2 2 3 3 2 63
4 4 3 3 2 4 4 3 4 2 I 3 4 2 I 4 2 2 3 4 3 4 3 6', 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 2 I 1 3 3 2 2 2 3 3 4 '8
6 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 2 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 4 72
7 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 2 1 I 2 3 I I I 2 '7
• ; , , Z 3 , , , 2 , "2 3 2 3 3 3 4 4 2 2 2 3 62
9 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 I I I 2 3 61
10 4 2 2 2 3 3 2 2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 I 1 53
II 3 2 2 2 3 2 2 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 62
12 3 2 3 2 4 4 3 2 4 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 67
13 4 2 2 2 3 2 2 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 2 3 3 3 64
14 4 3 3 4 2 4 1 2 2 4 2 2 2 2 2 1 3 2 3 3 4 4 ,.IS 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 ,.16 3 3 3 4 4 4 2 4 4 , 3 3 3 4 3 , , 3 3 3 3 3 74
17 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 1 2 1 2 t 2 2 3 3 2 47
IS 4 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 , 3 3 , 2 2 1 t 1 "I. 3 3 3 2 , , 2 4 4 , , 2 3 4 , 3 2 2 3 3 3 3 67
20 2 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 3 1 2 2 1 I I I 3 3 '6
21 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 , 2 3 3 3 3 3 3 3 70
22 4 2 3 3 4 4 2 3 4 4 3 4 4 , 2 2 3 3 4 4 4 4 74
23 3 I 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 I I 2 I 2 3 2 Sl
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 87
2S 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 , 3 3 2 I I 2 3 J ,.26 2 3 3 4 2 4 3 4 3 4 3 3 2 - 3 3 3 3 3 3 3 4 68
27 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 , 3 1 2 3 7. 4 4 2 3 3 4 ,.28 2 I 3 3 3 , 2 4 3 2 3 3 I 2 3 2 2 3 4 3 3 3 58
2. 2 2 2 3 3 3 2 1 2 2 3 2 I 3 2 2 2 3 4 4 3 3 "30 I 2 2 2 2 3 2 , 3 3 3 2 2 , 2 2 4 3 2 4 2 3 SS
JumJoh 94 77 83 84 97 98 73 88 .1 ., 84 86 72 71l 84 78 78 7' 77 83 87 87 184.
r·hit O.~4 O.S4699 0.47799 0.41973 0041941 O.434lS 0.39428 0.36846 0.44861 0.40185 0.40089 0.39%9 0.55366 O.53()J9 0.47548 0.50483 0.46981 OA13S12 0.42561 0.47881 O.s0291 0.53325 10.005455r·Tab 0.361 0,361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0..361 0361 0.361 0.361 0..361 0.361 0.361 0.361 7.942
~ V V V V V V V V V V V V V ," V V V V V V V V
Lampiran4
Perhitungan Reliabilitas Instrnmen Skala Motivasi
Reliabilitas instrument skala motivasi dengan menggunakan rumus Cronbach
Alpha sebagai berikut :
r =.-!!l.. • sf - l:Sfm-I sf
Keterangan :
r = koefisien reliabilitas Instrumen
m = banyak butir pernyataan instrument
sf = varians skar seluruh pemyataan tiap siswa
ksf = jumlah varians skar seluruh pemyataan tiap item
Langkah-Iangkah :
I. Menghitung varians skor seluruh instrument tiap siswa
Rumus : sf = k/lk:j 2
n = jumlah siswa
XI = skor instrument skala motivasi siswa
Berdasarkan hasil uji coba instrument skala motivasi yang valid. Maka
dapat dihasilkan perhitungan sebagai berikut :
a) n = 30
b) LX = 49 + 65 + 63 + 65 +58 +72 +57 +62 +61 +53 +62 +67 +64 +59 +
59 +74 +47 +54 +67 + 56 + 70 + 74 + 51 + 87 + 59 +58 +54 +55
= 1849
c) Lx2 = 492 + 652 + 632 + 652 +582 +722 +572 +622 +61 2 +532 +622 +672
+642 +592 +592 +742 +472 +542 +672 + 562 + 702 + 742 + 51 2 +
8i + 592 +682 +592 + 582 +542 +552
= 116045
85
Dengan demikian:
sf = L.:l-f:t] 2
sf = 116045 J1849J2
30 t 30= 3868,167 - (3798,668)
= 69,499
2. Menghitungjumlah varians seluruh skor pemyataan tiap item
si/ = L.:/-[L.:j] 2
Keterangan :
n = jumlah siswa
Xij =skor skala siswa ke-I untuk pemyataan ke-j
L.Xlj = jumlah skor skala siswa ke-I tII1tuk seluruh pernyataan
L.Xlj2 = kuadrat skor skala siswa ke-I unutk pernya1taan ke-j
Berdasarkan table validitas item pemyataaninstrumen motivasi belaj!U"
matematika siswa, maka didapatkan perhiltmgan vaJ'ians skor untuk saal
nomoI' 1 sebagai berikut :
a) n = 30
b) L.XI.. = 2 +4 +4 +4 +3 +4+4 +4+4 +4 +3 +3 +4 +4+2 +3 +2 +4+3 +
2 +3 +4 +3+4+ 3 +2 +3 +2 +2 +1
c) L.x( = 22 +42 +42 +42 +32 + 42 +42 +42 +42 +42 +32 +32 +42 +42 +22 +32
+22 +42 +32 + 22 +32 +42 +32+ 42+ 32 +22 +32 +22 +22 +1 2
Dengan demikian, varians skor untuk pemyataan nomoI' 1 adalah :
si/ = L.:j2 _[L.:~ 2
=318-[94J230 30
= 10,6-(9,8177)=0,800
86
Deugan carn yang sarna, maka dapat diperolt:h nilai varians tiappemyataan sebagai berikut :
Tabel12Varians Skor Tiap Item
NomorItem Varians1 0,8002 0,5123 0,2544 0,6485 0,'i996 0,4097 0,4618 0,8929 0,72310 0,76411 0,30312 0,39513 0,80014 1,00715 0,78616 0,73117 0,93818 0,87919 1,01320 1,01321 0,714 ..-22 0,783
Jumlah 15,442
87
Dengan menggunakan hasil perhitungan pada langkah 1 dan 2 diatas maka
diperoleh koefisien reliabilitas sebagai berikut :
r =-ill.. .(sL.. ~SJ~m-I CST)
=-2.L.(64,499-15,442]22 -I C64,499
= 1,048.0,7605854354
= 0,797
Dengan demikian, koefisien reliabilitas instrument motiv;asi belajar matematikasiswa dalam katagori tinggi.
'I)
§'~
'"...:l
Tabal. 14IIQ<:l1l UI\VI 1"'1\1111 lVIVUVQDI ""IVIII VI\ '-1\,",U'Cllllll:;;il
No Butir SoalRasp, 1 2 3 4 . 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Jumlah
1 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 612 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 673 3 2 3 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 754 3 3 2 2 2 2 2 4 2 1 3 2 2 1 4 2 4 4 4 4 4 4 615 3 2 4 2 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 756 3 4 4 3 4 2 2 4 2 4 4 4 4 3 4 2 4 2 4 4 4 4 757 4 3 1 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 78a 3 ~ 3 ~ • • • 3 :2 3 :2 3 , 4 3 4 4 2 2 2 2 3 59.,
'" , v v
9 3 4 1 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 :2 3 3 2 1 2 1 2 3 5810 4 2 2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 5911 3 2 2 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 7512 3 2 3 2 4 4 3 2 A 3 :2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 68~
13 4 2 2 2 4 4 4 2 4 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 7514 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 3 2 4 4 4 4 7815 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 7516 3 3 2 4 4 4 2 4 4 2 3 :2 2 4 3 2 2 2 3 3 2 2 6217 2 2 3 2 2 3 4 3 2 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 6018 4 2 4 2 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 1 7019 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 2 4 2 4 4 8120 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 8121 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 6222 1 2 1 3 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 2 2 3 3 4 4 2 2 6523 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 8024 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 8025 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 8126 2 3 3 4 1 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 7227 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 3 4 1 3 3 4 3 3 4 4 4 4 7528 2 2 3 4 3 3 2 4 3 2 3 3 1 4 3 2 4 3 4 3 4 3 6529 1 2 3 4 4 4 4 1 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 7530 1 2 2 3 2 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 72
Jumlah 83 82 80 92 94 95 93 97 97 98 97 102 93 97 102 96 105 97 109 105 102 104 2120
0,00
Tabel. 16Od<)11 .,;;II\.VI 1"\1'\111I IVIUlIVd:)1 "t::IUIIIUUI\ "0;:;10;:' r,\UIIUUI
No Butir SoalRaso. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12. 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Jumlah
1 4 2 2 2 4 2 2 1 4 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 4 3 4 502 3 3 .3 2 2 2 3 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 1 473 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 4 2 2 2 4 4 4 514 4 3 3 2 2 2 3 2 2 1 3 4 2 2 1 2 1 3 1 3 1 2 495 3 2 3 4 3 1 1 1 2 2 3 2 1 1 2 2 4 4 4 4 4 4 576 1 3 2 1 4 3 2 3 1 1 2 3 1 1 4 4 2 3 4 4 4 4 577 4 3 3 4 4 2 4 2 2 2 3 3 2 2 1 1 2 3 1 2 3 2 558 1 :3 :3 4 3 3 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 679 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 2 2 1 1 1 2 2 5910 4 2 2 2 3 3 2 2 2 1 3 1 2 3 2 4 4 4 4 2 4 4 6111 3 2 2 2 3 2 2 2 3 4 3 2 2 1 2 4 3 4 4 4 4 4 6212 ~ 2 3 2 4 4 :3 2 4 3 2 3 3 3 4 2 3 2 2 2 2 2 60v
13 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 4 4 4 2 4 5614 3 3 3 4 2 4 1 2 2 4 2 2 2 4 4 3 3 4 4 ·3 4 4 6715 3 3 '3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 4 2 3 2 2 2 5816 3 3 3 4 2 4 2 2 2 4 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3 2 3 6117 2 2 2 4 2 4 4 4 2 4 4 3 1 4 3 2 4 4 4 4 4 4 7118 4 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 2 2 5419 3 3 3 2 4 4 2 4 4 2 3 2 3 3 4 3 2 4 4 4 4 3 7020 1 3 3 3 4 4 2 1 4 1 3 3 3 4 2 1 4 1 2 4 2 3 5321 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 2 2 2 2 6622 1 2 3 3 4 4 2 3 4 4 3 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 3 6123 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 6124 4 4 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 5325 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 5526 2 3 3 4 2 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 7027 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 68__28 2 1 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 1 2 3 2 2 2 4 2 4 4 5829 4 2 2 3 3 3 2 1 2 4 3 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 6930 4 2 2 2 2 3 2 3 3 :'I 3 2 2 3 2 2 4 3 2 2 4 4 59
Jumlah 86 76 83 85 87 88 73 74 79 79 83 82 69 76 81 76 84 80 82 87 90 93 1793
Lampiran 6
Tabel23
Uji Normalitas Kelas Eksperimen denglln Liliefors,
91
X F F(X) F(X") S Z F(Z) S(Z) IF(Z) - S(Z)I
50 I 50 2500 6,18 -1,78 0,0375 0,0333 0,0042
52 2 104 5408 6,18 -1,46 0,0721 0,1000 0,0279
54 2 108 5832 6,18 -1,14 0,1271 0,1667 0,0396
56 I 56 3136 6,18 -0,81 0,2090 0,2000 0,0090
57 3 171 9747 6,18 -0,65 0,2578 0,3000 0,0422
58 4 232 13456 6,18 -0,49 0,3121 0,4333 0,1212
59 2 ll8 6962 6,18 -0,33 0,3707 0,5000 0,1293
60 2 120 7200 6,18 -0,17 0,4325 0,5667 0,1342
62 2 124 7688 6,18 0,16 0,5636 0,6333 0,0697
65 4 260 16900 6,18 0,64 0,7389 0,7667 0,0278
68 2 136 9248 6,18 1,13 0,8707 0,8333 0,0375
70 4 280 19600 6,18 1,45 0,9265 0,9667 0,0402
72 I 72 5184 6,18 1,78 0,9265 1 0,0375
Lo 0,1342
L"'''''I 0,161
IKesfmpulan Lo< L tabeb maka sampel berdistribusi normal
1ampimn;7
Tabel24
Uji Normalitas Kelas Kontrol dengan Liliefors I
92
X F F(X) F(X·) S Z F(Z) S(Z) IF(Z) - S(Z)I
45 4 180 8100 7,46 -1,46 0,0721 0,1333 0,0612
46 2 92 4232 7,46 -1,32 0,0934 0,2000 0,1066
48 2 96 4608 7,46 -1,05 0,1469 0,2600 0,1131
52 2 104 5408 7,46 -0,51 0,3050 0,3333 0,0280
53 1 53 2869 7,46 -0,38 0,3520 0,3667 0,0147
54 2 108 5832 7,46 -0,25 0,4013 0,4333 0,0320
55 1 55 3025 7,46 -0,12 0,4522 0,4667 0,0145
56 1 56 3136 7,46 0,14 0,5557 0,5000 0,0557
58 2 116 6728 7,46 0,27 0,6064 0,5667 0,03~7
59 2 118 6962 7,46 0,42 0,6628 0,6333 0,0295
60 4 240 14400 7,46 0,55 0,7088 0,7667 0,0579
61 1 61 3721 7,46 0,69 0,7549 0,8000 0,0451.
65 3 195 12675 7,46 1,23 0,8907 0,9000 0,0093
66 1 66 4356 7,46 1,36 0,9131 0,9333 0,0202
68 2 136 9256 7,46 1,63 0,9184 1 0,0516
10 0,1131
1 label 0,161
Kesimpulan 10 < 1 label, maIm sampel berdistribusi normal
93
Lampiran 8
Perhitungan Uji Homogenitas Data (Skolr Awal)
Perhitungan homogenitas dilakukan dengan menggunEtkan uji homogenitas dna
varians dengan rumus :
S' 2F=-"
S 22
Keterangan :
dimana,
F = homogenitas
S,2 = varians terbesar
sl = varians terkecil
Adapun kriteria pengujiannya adalab :
Hoditerima jika Fh < FI
Ho ditolak = Ha diterimajika Fh > F,
Ho= data memiliki varians homogen
Ha = data tidak memiliki varians homogen -
TerimaHo
T 'abe' = 1,84
Tolak Ho
94
Berdasarkan tabel diperoleh Sl2 = 55,71 dan sl == 38,24 sehingga rumus
diatas dapat diperoleh :
F= 8 1l
= 55,71 =1468
22 38,24 '
Dengan Fh = 1,46 sementara F, = 1,84 pada taraf signifikan a = 0,05 untuk dk
penyebul 29 dan dk pembilang 29, karena Fh < F, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua data memiliki varians yang homogen.
95
Lampiran 9
Perhitungan Vji Hipotesis Data
Perhitungan uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t student,
dengan langkah-Iangkah sebagai berikut :
I. Perumusan Hipotesis
H. : ftl > ft2
Keterallgan :
ftl : Rata-rata motivasi belajar matematika.siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.
pz : Rata-rata motivasi belajar matematika siswa yang diajar menggunakan
metode ekspositori
Dari data sebelumnya didapat :
XI: = 70,7, X K = 59,8, S\ = 59,47, S2K = 42,32
Simpangan baku gabungan data tersebut :
S =g
S =g(30-1)59,47 +(30-1)42,32 =7,134
(30 + 30 - 2)
Maka dari data diatas didapat nilai t hit:
96
t hit =
70,7 -59,8t hit =
7,134~ ·~?O + JI()
10,9t hit = 7,134..}0,0667
10,9t hit = 1842,
2. Menentukan tingkat signifikan
Menentukan tingkat signifikan dengan derajat keyakinan 95% dan a. =5 %.
Rumus: t =(I-t;l;n, +n2 -2)
= (1-0,05;30+30-2)
= (0.95; 58)
t tabel = 1,67
3. Kriteria Penerimaan Hipotesis
TerimaHo
Tolak Ho
t tnbel = 1,67
97
4. Kesimpulan
t hilling sebesar 5,92 ternyata lebih besar dari t tabel = 1,67. Berarti Ho
ditolak pada taraf signifikan u = 0,05. dari penelitian ini didapat bahwa rata
rata motivasi belajar matematika siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif Metode Jigsaw lebih tinggi daripada rata-rata
motivasi bel~ar matematika siswa yang diajar dengan metode ekspositori.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif metode jigsaw lebih meningkatkan mOiivasi belajar matematika
siswa.
Lampiran 10
Tabel25
Nilai-nilai r Product Moment
98
Interval Kepercayaan Interval Kepercayaan Interval KepercayaanN N N(1) 95% 99% (I) 95% 99% (1) 95% 99%
(2) (3) (2) (3) (2) (3\3 0,997 0,999 26 0,388 0,490 55 0,266 0,3454 0,950 0,990 27 0,381 0,487 60 0,254 0,3305 0,878 0,959 28 0,374 0,478 65 0,244 0,3176 0,811 0,917 29 0,367 0,470 70 0,235 0,3067 0,754 0,874 30 0,361 0,463 75 0,227 0,2968 0,707 0,874 31 0,355 0,456 80 0,220 0,2869 0,666 0,798 32 0,349 0,449 85 0,213 0,27810 0,6~2 0,765 33 0,344 0,442 90 0,207 0,270II 0,602 0,735 34 0,339 0,436 95 0,202 0,26312 0,576 0,708 35 0,334 0,430 100 0,195 0,25613 0,553 0,684 36 0,329 0,424 125 0,176 0,23014 0,532 0,661 37 0,325 0,418 150 0,159 0,21015 0,514 0,641 38 0,320 0,413 175 0,148 0,19416 0,497 0,623 39 0,316 0,408 200 0,138 0,18117 0,482 0,606 40 0,312 0,403 300 0,113 0,14818 0,468 0,590 41 0,308 0,396 400 0,098 0,12819 0,456 0,575 42 0,304 0,393 500 0,088 0,11520 0,444 0,561 43 0,301 0,389 600 0,080 0,10521 0,433 0,549 44 0,297 0,384 700 0,074 0,09722 0,423 0,537 45 0,294 0,380 800 0,070 0,09123 0,413 0,526 46 0,291 0,276 900 0,065 0,08624 0,404 0,515 47 0,288 0,372 11000 0,062 0,08125 0,396 0,505 48 0,284 0,368
49 0,281 0,36450 0,297 0,361
Lampiran 11
TABEL26
NILAI KRITIS L UNTUK UJI LILIEFORS
Ukuran TarafNyata (a)
Sampel 0,01 0,05 0,10 0,15
n =4 0,417 0,381 0,352 0,3195 0,405 0,337 0,315 0,2996 0,364 0,319 0,294 0,2777 0,348 0,300 0,276 0,2588 0,331 0,285 0,261 0,2449 0,311 0,271 0,249 0,23310 0,294 0,258 0,239 0,22411 0,284 0,249 0,230 0,21712 0,275 . 0,242 0,223 0,21213 0,268 0,234 0,214 0,20214 0,261 0,227 0,207 0,19415 0,257 0,220 0,201 0,18716 0,250 0,213 0,195 0,18217 0,245 0,206 0,289 0,17718 0,239 0,200 0,184 0,17319 0,235 0,195 0,179 0,16920 0,231 0,190 0,174 0,16625 0,200 0,173 0,158 0,14730 0,187 0,161 0,144 0,136
n > 30 1,031 0,886 0,805 0~7~8.,j n .,j n .,j n
Sumber : Conover, W.J., Practical Nonpararnetric Statistic, Jolm 1973
99.
100
t,v
t 0,70 1 0,&0 lo,55-1
0,727 O.:i:!.5 0,158.'.617 O,.!JHJ O.I,~2
0,511-1 i'.:,fij O.I:q0,569 O,~-I n. I :~ I
CJ.:I.;9 n.2117 0,1 :l2n.s;;:,; n.:!/;'; O,I:l10,519 0.:!fi3 0.1::0n,r, tr. (J.~(;2 11,1.1/10.5·1,1 U,2nJ O,12H
n,:-·e 0,21\0 0,1290.:,·10 0.260 0.17.!10.5.19 0,259 0,12130,5.711 0,259 0.1280.637 1),258 0.1211
0,6::6 U,258 0,1280,635 0,25" 0,1211o,oa·, 0,267 0,12110,534 O,2~7 0,1210,533 0,25; 0,\21
0.5:.13 0,257 0,1270,5.12 0.2~7 0.1270,532 0,256 0,1270.532 0,256 0,\270.531 0,256 0.127
0.531 .0.256 (t,1270.631 0.256 0,127.'.0,531 0.256 0,)270.530 (),2~ 0,127
-0;530 -0,256 '1,127
0,5311 0,256 0,127O,52\) 0.255 0,126,.;0.527 O,2M O,12a,.,0,5211 U.2&'t Q,12110,52,' 'o,:l5;l ?126· ,..
~,
I'\
·12
o
Itl988
:1
5Il3Gill
797774
6846846646836R3 ,
786
6865
Nlbl ' ........111Untuk Uiatribu,., tV~dk
( flILmf"n l>alam lI"un Oat...,~eny.laluan ;, )
-" t. o.t'te.
,lo.f~ lo.!! t 0,90 t 0.&0 I 0.7'5'O,H
1 63.66 31,/!2 12,71 6,al a,OR 1,376 1,0012 9,92 6,91l 4,,70 2,!l2 I,R9 1,061 0,11113 5,A.- -(,54 3,1/\ 2.35 1.6~ 0,971< O,71'i:4 'J ,nf) 3,75 2.7/\ 2, \.'l , .!)3 (1,911 0,71
5 4,03 a,:16 2,57 . 2,02 I,~~ t\.!i20 0,;26 3,71 :I,1i 2,45 1,94 1,4'1 O,!lQ6 0,717 3,60 3,00 2,36 ,.90 J,42 'O.R% 0,718 3,36 2,90 2,31 J,Ht; 1,40 0.HS9 O,7i),9 3,25 2,1\2 2,26 l,sa 1,38 0.R.~3 0,70
IU 3,17 2.76 2,23 1,81 1,:17 O,R7\) O.iUII 3,ll 2,72 2,20 1,80 1,36 0,R711 0,6912 3,06 ~.6B 2,18 1,78 1.36 0,1\7:1 O,fi913 3,01 2,66 2,16 J,77 1,35 0,870 O,fi914 2,96 2,62 2,14 ....76 1,3·1 6,Hnll O,GO
15 2,96 2,60 2,J :l 1.75 l,:\.i O,H60 0.69Ir. 2,92 2,5R 2.1 :l 1,76 1,3,1 O,8m1 0.6811 2,UO 2,67 2,11 1,71 1.3.1. 0,l1li3 0,118II! 2,M ~.I\f\ 2,10 1,'7:1 1,33 0,ll1l2 0;118IH 2,1111 2.54 2,09 1,73 1.33 ll,I:\61 0,68
20 2.84 2.63 2M 1,72 1,32 O,8iro O,6R21 2,83 2,52 2,06 1,72 1,32 0,868 0,622 2,82 2,5\ 2,07 ] ,'i2 1.32 0,11511 0,23 2,8\ 2,&0 2,07 \.1,1 1,32 0,851\ 0,6824 2,80 2,49 2,00 1,11 1.32 0,851 0.68
25 2,79 1.,48 . ;2,06 , 1.71 \.32 OJl56 O.26 2,18 2,48 2.06 1,71 \,32 O,8!lG 0,27 2.,'/7 2,47 2,05 1,70 1,31 O,ll5S 0,23 2.76 2,H 2,05 \.70 1,31 0.M5 0,29 2,76' 2.46 2,04 ],'0 1.31 O.RM 0,
31) 2,76 2,46 2,04 l.in \,31 0,854 0,40 2;70 2.42 2,02 \ ,Gil 1.30 0,651 0,60 2,1:\6 2,39 2,00 1.67 1,30 0,&.18 0,6
120 2,62 2.36 1,911 \ ,t;\6 1,29 '0,lH5 0,11OIl 2,56 2,33 l,frii 1,645 1,28 0,1\.12 0.6- -
. I " .Sum b~r : Slnti.... tira! Tohll!Jf lor Bfok,glC'a~ Atrk'lllturo( and At Itdical Rt!lll"nrr:h, Fi.,.hn. Ro,\;' dnn ""ft··." F.,
T"hl. Ill, Ollv" & lloyd Lld, Edll\hurrh. • ;,,,, I I ;',",
. ,"'.:; '1 II('
Y.:U F1>1.,. Bo<ian o.n...ll f P ; B..ui& ~\tad Umuk
0 Fp'" a.,;, a."",b Unluil ? • 6.01 )
lI, • dk , ••d)fhan, II
2 -- 3_ 4 - 5 :_ 3 7 3 9 10 Ii 12 14 16 20 24 3IJ 40 &0 75 :00 200 500 00
-200 215 225 23IJ m 237 m. 241" 2';2 243 344 :·U 246 '48 24Q :so 251 252 253 253 254 254 254OOQ tw03 1lII25 6764 m9 5928 59i1 flQ22 80M 6Oi2 610/1 51';2 515Q 6308 5~4 5258 5286 6302 53~ 6334 6352 5351 63eA
1,(\1\ 19,16 19.25 19,30 19,33 19,36 19,.27 19,38 19,38 IS,40 19,41 1M2 I9,U IQ.44 IQ.45 1M_ 19,47 19.47 19.48 19,49 19,49 19.50 19,001,01 99,17 99,28 99,30 99,33 99,31 ll$,3i 99,3l1 99,4ll 99,41 99,42 il9,U 99,H 99,';5 99,';6 99.';7 99.46 Sil.48 99,49 99.49 99.';9 99.&0 99.50
1.1>5 9,!/1l 9,12 9,01 8.94 8,8S 1M II,llI 8,78 8,76 8,74 8,71 a.s9 8.66 8.6-1 1.52 8.60 8.58 8.57 8,66 8,M 5.:'>4 8.63),81 %M6 :lS,71 :lS,21 :7,91 :run 21,4_9 27M 27,23 27,1$ 27.05 26,92 ~$3 26,59 ~ 26,50 26,41 26,30 26,27 26.23 26.18 26.14 26.12
1,9-l tI,59 6.:lll 6.26 5.16 6,1)g 6,64 6,llO 5,96 8,ilJ ll,91 U7 U4 5,110 5.77 5.74 5,71 6.70 5,68 5.66 5,65 5.6-4 5.631,00 15,69 15.98 15.82 15,21 14,ll1 14,50 14M 14,84 14.45 14,37 14,%4 H.15 14,02 13,93 13,$3 1:1,74 13.69 13,81 13,57 13,62 13,48 13,~
;,79 Ml 5,19 a,05 4,98 4P 4,83 4,78 4,74 4,70 4,611 1,64 .j,.6O 4.56 4,S3 4,30 oi,4f\ 4,44 «,42 4,40 4,38 4.37 4,361,27 12,ll6 11,39 10.97 10,47 10,.;8 19,27 10.16 10,06 9.96 9M 9~'1'7 l,S8 9,55 9"U 9,3a 9,29 9.24 9,17 ~,13 9,07 9,O<! 9,02
1,14 4,78 4,63 4,~ Ull-_ 4-21 4.15 4,10 4,00 4~ V~Q ~91@ "-.91 ~.e1 3..14 ,.,n 3,77 .,. "" '" 0<0 ... ..,-,-- .., ... ...... ..... ...,""" ...~ ....l'.';
1,92 9,78 9.15 1,75 5,47 : 11,26 ~IO 7,91 7,87 7,79 7,72 7,80 7,~ 7,39 7,3] ',23 7,14 7,09 7.02 6,99 6,!l4 6,00 6,53
,74 ~.35 4,12 3,91 3,ll7 ' 'S:79 3,13 3,;1£ 3,63 3,60 3,51 3.6.S 3,~9 3,H 3,"1 3,311 3,3'" 3,32 3,29 3,28 3,25 3.~~ 3,23,55 8,~5 7,63 7,~6 1.19 ; 7.00 6,lH 6,71 U2 6,54 6,41 6,36 4,27 8,16 6,07 5,DS 5,90 6.85 5,78 5,75 5.70 fi,67 5.65
,i6 4.07 3,8-1 3,B9 3,511 3,50 3,H 3,39 3,3'- 3.31 3.28 3.23 3.ZO 3,1 t\ 3,12' 3.08 ~.05 3.03 3,OQ 2,98 2,9£ 2.9-1 2.93,6~ i,s.9 7,01 8,63 6.37 ~,19 G,03 &.91 5,112 5.H &,61 6,54 3,18 5t:l8 6.28 5.2C 5,11 5,06 5,00 ~,!16 1.91 4.88 4.86
,za 3,S4l 3,63 -3,.8 - 3,;17 3.-"9 ~ -- 3,IM - 3,13 ~IO - 3,07 3.02 . 3.~ 3,tlJ. 2.00 2Jl11 2,82 2.!l{) 2.77 2.76 2.73 2.72 2,71,02 _6,99 ts•.J2 6,00 S.Jlll 5.62 1>..7 6,33 5,26 5,18 5,ll _ 5,00 4,92 4,80 ·1.i.'3 '.~I -!.:IlI Ml '.I.~ -I,-Il I,M -1.33 -t.l1
.'_... .' ~ . .. . ... T -, v. 0-
bnju~)
»', ·.k~·.
1 2' 3 4 5 5 7 b 9' 10 11 12
1,96 4,10 3.71 3,4A 3,33 3.22 3,14 3.07 3.02 2.97 2.94 2,911,04 7.56 6,55 5.99 5,64 5.39 5,21 5,C6 4.95 ',!I5 4.75 4,71
1-0 16 20 2' 30 '0 60 75· 100 200 &00 ""
2.1\6 2,82 2,77 2.74; 2,70 2,67 2.64 2,61 2,59 2,56 2,56 2,64',60 4,52 '.41 4,!U 4.25 ',17 4,12 4.05 4,01 3.95 3.93 3,ll1
,,1>4'.55
,75.33
.67,07
3.98 3.59 3.36 3,20 3,09 3,01 2,95 2.90 2,86 2,827,20 6,22 5.67 5,32 5,07 4,86 4.74 4,53 4.54 4.46
3.88 3,49 3,26 3.11 3,00 2,92 2,85 2.80 2.76 2,726.93 5,95 5.41 5,06 4,82 <.55 4.60 4,39 4,30 '.22
3,80 3.'1 3,18 3,02 2,92 2,&-1 2,77 2.72 2.67 2.636,70 6,7~ 5,20 -t,85 4.,62 ~t4..1 '&,30 4,19 4,10 4,02
2.79 2,74 2.70 2,65 2.61 (2,57 2,55 2,504,40 4.:19 ',21 ',10 4.02 3,9. 3.1\6 3,80,2.69 2,64 2,60 2,5-4 2.50. 2,<6 2,'2 2.'0-&,16 .....05 3,98 3.86 3,7~. 3.;0 3,61 3,56
~2M~~62~~~~
~~~~~~~~
2,.7 2.45 2.423.74 3.70 3.6S
2,36 2,35 2.323,49 3.46 3,·n
2.28 2.2€ 2.243~O 3,2'7 3.21
2,.13,62
2,313,38
2,223.18
2,403.80
2,303,34
2.213,16
.60 3,1' 3.3' 5,11 2.96 2,85 2,77 2,70 2,65 2,60 2,56 2,53 2,'5 2,44 2,39 2,35 2,31 2,21 2,24 2,21 2,19 2,16 2,14. 2,13,as 6,51 5,~ 5,03 ',69 '.46 4,25 4,14 4.03 3.94 3,BS 3,80 3,70 3,62 3.61 3,'3 3.34 3,.."6 3,21 3,14 3.11 3.06 3,02 3,00
.&4 5,'S :,29 3.DC 2,9<> 2.79 :.70 2,6' 2.59 2.55 2.51 2,'8 .2.43 2,39 2,33 2.29 2,25 2,21 2,1" 2,15 2,17 2,10 2,0E:.:'07,88 6.36 5,42 4,<19 4,56 ',32 ',J< ',00 3,89 3,80 3,73 3,67 3,$ 3.,48 3,35 3,2:9 3,20 3.12 3,07 3.00 2oS7 :Z:92 2,39 2,87
49 3,63 3.2' 3,01 2,85 2,74 2.66 2,59 2,54 2,49 2,'5 2,42 2,31 2,53 2,28 2.2' 2.20 2,16 2.13 2,09 2,07 2,~ 2,02 2,01u~~.n_~4m~~~~~w~~~UO~~2,39~~~7~
4.5 3,5940 6,11
"1 ,'i,S528 6,01
3..zo 2,9£ 2.,.81 2,70 2.62 2,55 2,5-0 2,45 2.4!5,18 -4,67 4,34 4,lO 3,93 3,79 3,1;.8 3,59 3,52
3,16 2,93 2,77 2,GE 2,U 2,b1 2,46 2,41 2.375.09 '.58 4,25 4,01 3,85 3,01 3,60 3,51 3,44
2.~8 2,33 2,2!' 2,23 2.1'9 2.15 2.11 2,083,45 3,35 3.27 3.,16 3,08 3.,00 2.92 2,86
2.34 2,2:9 2,25 2,19 2,15 2.11 2,07 2,04?,S7 3,21 3.19 3,07 3,00 2,91. 2.53 2,78
2,04 2,!>2 1,99 1.97 I,SS2,79 2,76 2,70 2,6. .2,&5
2.00 1.98 1,95 1,93 1.922,71 2,68 2,62 2,59' 2.57
38 3.52 3.13 2.9<1 2,7' 2,63 2,55 2,48 2,.3 2.35 2,3''8 5.93 5,01 4,50 4,]7 3,94 3,77 3,6.3 3,52 3,43 3,30
2,31 2,26 2,21 2,15 2,11 2.073,:W 3.l9 3,12 .3.00 2.~ 2.S1
2,02 2,00 1.96' 1.94 1.91:.!.'76 :,70 "2,63 .2.69 2,54
1,902,51
1,582,.9
15 3,<9 3,10 2,8; 2,71 .,60 2,52 2,45 2,40 2,35 2.31 2,2S 2,23 2.18 2,12 2.08 2.0< 1,99 1,96 1,92 1,9<1 1,87l(' 5..,E5 4.9~ 4.43 4,lO 3,1\7 3.71 3,55 3,45 3,37 3,30 3,23 3.13 3.05 2,9..1 2,86 2,77 2,69 2.63 2,s.s 2,.53 '2... 7
1M' 1.&42.«. : ••2
12 3,47 3,07)2 5,78 4,87
2,84',37
2,J5.B ~S7 2,~9 2,42 2,37 2,32 2.28 2,25 2.20 2.15 2,09 :t,05 '200 1,% 1,93 I,BS-t,04 3,81 3,65 3,51 3,40 3,31 3.24 J,1'7 3.0; 2,99 2,88 2.80 1,;2' .2,1;3 Z.5S 2,51
1.s7 1.842,47. 2,'2
1,822,38
1.1<12,36
10 3,44 .3,05 :'i,HZ 2,66 2,55 2.H 2.40 2.3~ 2,30 2,26 2.23 2.113· ~,\J 2.,Oi 2.03 l,9S 1.33 1,91 l,g7 1.,8-4 un l,~ 1,78'4 s.n ~.82 4,31 :;,99 3,76 3,S9 3.45 3.35 3,25 3,1g 3,12 3,02 2.9-! 2.83 2,75 2,Ei 2,58 2.53 2..46 2,42 2,37 2.33 2.31
:8 3.·04;2 3,03 z.,1W 2..&4 2,53 2,45 2,38 2,32 2.2& 2.24~ 5,66 4.76 4,26 3,94 3,71 3,54 ;'1,41 3.30 3,21 3,U
2,::aO :!,H 2.10 2,04 2.00 l,S,i 1,91 1,t:iS 1,&4 1,82: 1,'193,07 2,97 2,89 2,78 2,70 262 2,.13 2,48 2,':]' 2,31 2,32
1.':7 . 1,762,28 Z,2S
-oN
l&DMc»
)',01 15k pcmblhCI
• 2 3 4 5 6 1 8 9 10 II 12 H 16 2Il .4 30 ~ ~ 15 IJO :200
4.26 3.40 3.01 :,18 2,52 2.51 2.43 2.36 2.:.0 2,25 2,22 2,IS 2.13 2,09 2.02 1.98 .1.!>4 1,89 1.M 1,<12 1.00 1.761.82 5.51 4.72 4,22 3,90 3.67 3,50 3.30 3,2S 3.11 3,0') 3.03 2,93 2,85 2.14 2,66 2,$8 2,49 2.4" 2,36 1,33 2,21
600 ""1.74 '1.132,23 2,21
4.24 3.311 2.9':> 2.76 2.G<l 2.19 2.41 2.34 2,28 2,:14 2,2\l 2,16 2,11 2.00 2.CO 1.96 1,92 1,87 l~ 1)10 1.71 1.74 1.72 1.717.71 5.57 '.66 ••18 3.,.'l6 3.63 3,46 3,32 3.21 3.J3 3,05 2,59 2,89 2,81 2.70 2.61 2,54 2.4;; "0 2.'2 '<\1 1,2.? 7.'~ 1,11
<\,22 3.37 2.89 2.H 2.59 2." 2.39 2.32 2,27 2,22 2.18 2.U 2.10. 2,~ 1.99 1.95 1,90 1,85 l,A2 J.1& 1.16 1.72 1.70 1,691.72 5.53 '.64 '••14 3.S2 3,b9 3,42 3,29 3,17 3,09 3,03 2,96 2,86 2,71 2.641 2,58 2,!;O 2,41 2.3& 2,26':),:16 2.19 2,15 2,J5
4,21 3,.3S 2,~ 2,13 2..1:07 2•.t6 2,.J1 Z,;w 2,,25 z..ze 2..16 2.13 2,Otf :'03 1)1 1.93 1,85 l.&i 1.,.80 1.75 1,1-4 .. '.71 1~ 1.S71.88 5,49 4,so 4.11 3,79 5,"" 3.39 3,2e 3.14 3.ve 2,lllI 2,1;3 ~ 2,74 2,83 .2,~ 2.47 2,38 2,33 2,:16 2,21 2.18 2,12 2.10
4.20 3,34 2,95 2,11 :,.>6 2.44 2,36 2.29 3,24 2,10 2,15 2,12 2," 2,02 1,$>6 I,SI 1,87 I,8J 1.7S 1.75 1.72 1.69 1.87 1.651.64 5.45 4,57 4.07 3,76 3,83 3..::<1 3,23 3.il 3.03 2,96 2.!>O 2,80 %,71 2,SQ 2.52 '.« 2,J5 2,30 %-"2 2.'S 2,13 2.1» '.O<lU8 3,33 2.93 2.70 2.1>4 2.43 2,J5 2,:16 2,22 2.18 2.14 2,10 2,05 2,00 I,~ \.90 ,1,8; 1,83 1.77 1.7J 1.71 1.68 1.65 1.647.60 lI,52 4.54 4.04 3,13 3.$0 J,33 3.20 3,08 3,00 2,92 2,ll1 2.71 2,68 U~ 2,49 2,41 2,32 2,21 2,19 2.15 2,10 2.06 2.0J
4.17 3.32 2.92 2,69 2.53 2.42 :u. 2,21 %;21 2.18 2,12 %,C1l 2,04 1.>9 1.931.66 5.39 4.51 4.02 3,70 3.47 J,.3O 3,17 3,0<1 2,98 .2,>0 ..>2,&; 2,7' 2.88 2.SS
1,88 1,l\2 1.76 1.74 1,&ll2.42 '1,34 2.25 2.20 2,12
4.15 3.,30 2,90 2.67 2.5J 2.40 2.a2 2,25 2.19 2.147.&0 5_14 4,<8 3.~ 3,68 3,42 J,25 3,12. 3,01 :<,9-1
2.10 '.1J7 2,cr.l ~7 1.9J:.!:, 2,80 2,70 2.82 2,5 I
1,89 1M2,47 2,38
1,79 1.762.Z9 :'<':.14
1.722.18
1.692.13
1,672.00
1.862,07
1.542.D:·
1.642.03
1.~1
1_08
1.622,01
1.M>1.90
4,13 3.2' 2,U 2,65 2.49 2,38 2.30 ~,23 2,17 -'.12 2.08 2.ts 2.00 1.95 1,89 1.6. 1,80 1.74 1.71 1.67 1.64 1.61 1.59 1.571.4~ 5,.29 ".-42 J.,9j 3..61 3,38 3.21 3.08 'J~i 1,.89 2,.82 2.1e 2,M Z.SS z..n 2)8 2,)0 2)1 2,1$ 2.OA 2,04' 1,98 1.9-4 1,91
-1.11 3.ze 2.80 2.53 1.48 2.36 :..%3 2.21 2,15 2.10 2,0.& 2.03 1,.89 \,93 l,S7 1.82: 1.18 1.12 ],.69 1.66 1,62 1,59 1.56 1,~5
"7,39 5,25 4,38 1,39 .3,.S.8 3,3$ 3,]8 2,04 . 2.~ 2,.s6 1.78 ::l,72 2.62 ':,54 Z.U 7,35 'l.,zs 2,)7 2.12 2.0-4 1',00 1.9-4 1,90 1,$7
4.10 3,15 '1,8$ 1.62 1.16 Z.3S ~.16
1,35 .50.21 .f,J.4 3.,&6 3.~ 3,32 3.16
........ ., l A•.. " ........3.02 2"1
2.t"92.82
2.M2.75
2.0~
2,6lJ1.002.69
!;922,61
L~~
2,401,1:1-0 1,78' 1,112,31 2..u 2,14
1.872.08
1.632.00
1.&01,97
1.571.90
1,5'"1.88
1,1\.31.64
4.08 3.'" 2.84 2.61 2.45 2.34 2,25 2.16 2.12 2,07 2.;).1 2.00 1.95 1.90 1.... 1.79 1.14 J.69 1,61\ I.GJ 1,59 1.5~ 1.~3 1.517.3\ 5.18 '.31 J,83 MI' 3." 3.12 2.99 2.88 2,80 2,73 2.116 2,U 2.49 2.37 2.29 2.20 2,11 2,05 1.97 1.... 1.88 \,84 1.81
-4,077,27
3,225,15
2.334,29
2.593,80
}2.44 2.32 2,;143.49 3,26 3.10
2.172,98
2.112,U
2.062,17
2.022.'.0
1.992.64
J....2,6-1
1.892,-&8
1,822.35
1,78 1,732.28 2.17
1.682.08
1."2,02
1.601.94
1.571,91
1.54l.U
1.511.80
1.491.78
4,06 3,21 2.,8:! 2~5.!i 2..$3' ~,Jl 2,.Z3 2016 :,10 2,05 2.01 1.98 1.92 1,88. 1,81 1,76 t,12 1,66 1,63. 1.58 1,56 1,52: t,5.0 1,487.24 5.12 4,:16 3,76 3.48 3.24 3.07 2,9-l 2,&; 2.75 2.85 2.62 2.52 2.H 2.32 2,24 2,15 2.08 2.00 l.e2 1.88 1.62 1.7S 1.75
oJ,os1.21
~.O-l
7.19
3.205.10
3.1950.1')0
2,814,24
2.1\0.i.2:J
2.513,78
2,58~.'..t
2.42 2,303.41 3,22
2,41 2.303Yl 3.:lO
2,2:l3.05
2.21Z.04
2.14 2,C1l2,92 2,82
'1.H 2,082.1IO 2.80
2.04,2.73,
2,032.71
2.00 . 1'.972,66 •2,60
1.11\> 1.96:1,&4 2,&8
1,91.2,50
1.90Z,48
l,g72,42
I.M2.40
1,lSOJ,.3O
1.792,13
1.1~
2,2:l
1.7-!2,2Il
1,11 I.R52.13 . 2.:J.I.
1.70 l.n42.1l 2.02
1,621.98
l,6J
1.98
1.571,90·
1.56J.88
1.$41.88
1.53I,S'"
1,511,Il<l
1,;:;01,7b
1.481,16
l,nl,i3
1,-461.72
1,-151,10
....o'-"
!; ~ . ~ ~ lI.:; ~.lt....... - - .... - --104
...."\. "(--
.....~""':.-..
.. - ... - .. '"~ .... '"':~ "'..~-- -- _....
.....-:"\-."
...."I ..,.'-
::11.•• tl
-, .".r{ ..:
"' ...:~ ~
55 5~ ~~ 3~
!S ~! 35 ~3
~~ S~ ~~ ~~
"' ..-: ......
~ 13,--
""~ .::!~ ;';~ lt~ .~; ~; _:(2\_~~ ~,r ~~ _~ _~ _?(
55 5a ~S ~~5 55 5~ ~S
3~ :m 35 ~~ ~B ~5 5~
ft.!J iI.~ t{t; l{- ~Jl 11,)1 ~-.1 _01 -fl •• ;1 -fl .. fl":~
tI:< J!:: ~- Ii.:; "_Ii -;; Dr>...:,.{ ":11 -;l .... "r ~~ ~9'l ~;}
-'""'t ....--""~.'"';--
Ht:... ::1
l!i.!f{ r{
:n:rl.,
....... --'tt
.. ~"l •-to
" .,- -.' d
-1}'" ",-"
- .." ,.,.if'i
t:" 11)0,., - ''''-ri--i ti..:
H1'1 Tt
" J;; ;,
:a,.i ri
....0-...;,.:
'!'I :If'" ,-rhi
:i. ~--.
.. '" _l.:::-.~~
" .-:'":-1 1'1
,. ," .-,., 'l'ir.
".
"
=
.~
1•0-...... "
..
I--'--t---------.----- .....__
DEPARTEMEN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEaURUAN
lomar 95, CipUlftt 15412. Indonesia
Telp. : (62~21) 7443328, 7401925. Fax. (62-21) 7443328
Email: [email protected]
NomoI'Lamp.H a I
: ETm,,02.1/ IV /2007: Abs/l'lIksi/O/l(lim': I3IMBINGAN SKRII'SI
Jakarta, 19 Apri I 2007
Kcpada Yth.I. Maifalinda Fatra, M,Pd2. Drs, Mulyano, M.PdPCl11himhing Skri!,siFakultas 1I1111l Tarbiyah dall KeguruanUIN Syarif I-lidayatullahJakarta.
Assu/u/Ilu 'ull/ik/iJU WI'. It'b.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi Pembimbing 1/11(maleri/leknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama Muhammad NlII'
NIM 101017021005
Jurusan Pcndidikan Matcmatika
XIISemester
.Iodul Skri!,si PCl1ganlh pemhclajal'un koopcratif dengan metode Jigsawtcrhadap Illolivasi bcl~~iar malcmatika siswa .
.Iudul lersebul telah disetujui olch .Iurtlsan yang bersangktllan pada langgal 17 April2007 dengan abstrak/outline sebagaimana tedampi ... Meskipun demikian Pembimbingberhak unluk mengubah judullersebut bila dipandang lidak /kurang sesuai.
Bimbingan skripsi ini diharapkan sdesai dalam waklll 6 (enam) bulan, dan dapaldiperpanjang selama 6 bulan berikutnya tanpa sural perpanjangan .
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
kan Bid. Akademik,
Tembusan:1. Dekan FITK2. Kelua .Iurusan ybs.3.MahasiswaYbs
DEPARTEMEN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
lomor 9$. CiputDt 15412. Indonesia
Telp. : (62-21) 7443328, 7401925. Fax. (62-21) 7443)28
Email: [email protected]~1llmlI':!:
NomoI'Lamp.Hal
: ET/TL.02.2/ IV/200?: Outline/Proposal: Permohonan Izin Penelitian
Kepada Yth.Kepala MTs Sa'adatul MahabahPamulang Banten
Assalamu 'alaikum WI'. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Jakarta. 17 April 2007
Nama
NIM
Jurusan
Semesier
Muhammad Nul'
101017021005
Pendidikan Matematika
XII
Judul Skripsi Pengaruh pcmbelajaran kooperatif dengan metode Jigsawtcrhadap motivasi belajar malematika siswa .
adalah benar mahasiswa Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelilian di instansi/sekolah yangSaudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakanpenelitian dimakslJd.
Alas perhatian dan bantuan Saudara, kami lIcapkan terima kasih.
Wassalamu 'alaikum WI'. wb.
Tembusan:1. Dekan FITK2. Ketua Jurllsan ybs.3. Mahasiswa yang bersangklltan.
DEPARTEMEN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
~omor 95. CipUt8t 15412, Indonesia
NomOI" : ETITL.02.21 IV12007Lump. : /l1sll'lIIl1L'11 Nisl'/H a I : RISET/WAWANCARA
Kcpada Ylh.Kepala MTs Sa'adalul MahabahPamulang Banten
Assa/amu 'alaikuIH wr. \-1'11.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Telp. : (62.21) 7443328, 7401925. Fax, (62.21) 7443328
Email: [email protected]
Jakarta. 20 April 2007
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Muhammad Nul'
101017021005
Pcndidikan Matematika
XII
Judul Skripsi Pengaruh pembelajaran kooperatif dengan metode Jigsawterhadap motivasi belajar matematika siswa .
adalah benar mahasiswa Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mcngadakan penelitian (riset) di instansi/sekolahyang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon bantuan Sal.ldara terhadap mahasiswa tersebut dalammelaksanakan pcnelilian dimaksud.
Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan leril1la kasih.
Wassalamu 'alailcum wr. wb.
Tembusan:I. Dekan FITK2. Ketua Jurusan ybs.3. Mahasiswa yang bersangkutan.
YAYASAN SA'ADATUL MAHABBAH
MTs. SA'ADATUL M[AHABBAH(STATUS DIAKUI)
SK. KANWIL DEPAG. JAWA BARAT NO. Wi/IIPP.03.2/211/1999
Alamat : Jl. Kemiri Raya IX No. 24 Pondok (abe Udik - Parnulang - Tangerang Telp. 7498925
SURAT KETERANGANMTs.i/SM/19/46/PP.005/354/2007
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sa'adatul
Mahabbah Pondok Cabe Pamulang Tangerang. dengan ini menerangkan bahwa :
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Faku!tas
Tahun Akademik
: Muhammad Nur
: 101017021005
: Pendidikan Matematika
: XII (Dua Belas)
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
: 2006/2007
Telah mengadakan riset/wawancara di Madrasah Tsimawiyah (MTs) Sa'adatul
Mahabbah Pondok Cabe Pamulang pada tanggal 10 Agustus - 02 September 2007
Surat Keterangan ini dibuat dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK JIGSAW
TERHADAP MOTIVAS/ BELAJAR MATEMATIKA SISWA .DI MTs SA 'ADATUL
MAHABBAH PONDOK ('ABE PAMULANG.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk diketahui dan digunakan