bab i pendahuluan 1.1. latar belakangrepository.utu.ac.id/1000/1/bab i_v.pdf · 2017. 9. 29. · 1...

27
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan- lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan,hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia ( Peter H, 2006). Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan dalam mencapai kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Terwujudnya derajat kesehatan yang optimal tersebut menunjukan salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Dalam pencapaian target MDGs (Millenium Development Golds) tahun 2015, Pemerintah Indonesia sejak tahun 2003 telah melaksanakan kegiatan Sanitasi oleh Masyarakat (SANIMAS). Program ini dirancang untuk mempromosikan penyediaan prasarana dan sarana air, baik air untuk mengkomsumsi, cuci mencuci maupun air limbah pemukimanam. Program

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang

    diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir

    71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³)

    tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-

    lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir

    sebagai awan,hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air

    dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu:

    melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff,

    meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi

    kehidupan manusia ( Peter H, 2006).

    Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan upaya

    kesehatan dalam mencapai kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk

    agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Terwujudnya derajat

    kesehatan yang optimal tersebut menunjukan salah satu unsur kesejahteraan

    umum dari tujuan nasional.

    Dalam pencapaian target MDGs (Millenium Development Golds) tahun

    2015, Pemerintah Indonesia sejak tahun 2003 telah melaksanakan kegiatan

    Sanitasi oleh Masyarakat (SANIMAS). Program ini dirancang untuk

    mempromosikan penyediaan prasarana dan sarana air, baik air untuk

    mengkomsumsi, cuci mencuci maupun air limbah pemukimanam. Program

    http://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kehidupanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kilometerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lauthttp://id.wikipedia.org/wiki/Air_asinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Awanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hujanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sungaihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muka_air_tawar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Danauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Uap_airhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lautan_es&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Penguapanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hujanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mata_airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sungaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Muarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Lauthttp://id.wikipedia.org/wiki/Manusia

  • 2

    sanitasi tersebut adalah program yang berbasis masyarakat dan juga

    mengedepankan pendekatan tanggap kebutuhan.

    Pengelolaan air bersih dan pengawasan pencemaran air. Aspek-aspek yang

    diawasi pada pencemaran air antara lain aspek pengumpulan dan pengolahan

    pembuangan air limbah, baik air limbah rumah tangga maupun limbah lain

    penyebab kuman penyakit yang melalui air aspek pengawasan kualitas air

    permukaan termasuk air laut dan air tanah juga menunjukkan aspek utama yang

    diprioritaskan untuk diawasi (Depkes, 2002)

    Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok makhluk hidup sehari-

    hari yang digunakan untuk kebutuhan manusia dan makhluk lain guna

    kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, air harus memenuhi syarat kesehatan.

    Adapun syarat kesehatan ini meliputi 2 hal, yaitu syarat kualitas dan syarat

    kuantitas air. Dilihat dari segi kualitas air harus memenuhi syarat fisik, kimia,

    mikrobiologi dan radioaktif. Sedangkan dilihat dari segi kuantitasnya air harus

    memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (Nomor 416/MEN.KES/PER/IX/1990

    Pasal 2)

    Jika syarat kesehatan untuk air tersebut tidak terpenuhi, maka dapat

    menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui air. Untuk pencegahan terjadinya

    penularan penyakit tersebut perlu dilakukan pengawasan terhadap kualitas air dan

    keadaan sanitasi sumur gali ( Mubarak, 2009).

    Dalam data Dusun Seulanga Gampong Pajar jumlah rumah tangga

    sebanyak 150 rumah, dimana diantaranya memiliki sumber air bersih dari sumur

    gali dan sumur bor. Rumah tangga yang memiliki sumur bor sebanyak 15 rumah

    sedangkan yang memiliki sumur gali sebanyak 135 rumah (Data Gampong Pajar,

    2013).

  • 3

    Dalam rangka memenuhi syarat kesehatan untuk air bersih, masyarakat di

    Dusun Seulanga Gampong Pajar Kecamatan Darul Hikmah Kabupaten Aceh Jaya

    umumnya menggunakan air sumur gali. Air sumur gali tersebut secara fisik

    terlihat bewarna, berasa, berbau dan berkeruh, yang digunakan masyarakat dari

    tahun 2007 sampai dengan sekarang sehingga masyarakat melakukan penyaringan

    dengan kerikil, arang dan pasir halus. Air bersih yang dihasilkan tersebut pada

    umumnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti cuci mencuci, dan

    mandi. Untuk maksud tersebut maka peneliti mengambil judul “Kualitas Air

    Bersih Hasil Penyaringan Dengan Kerikil, Arang dan Pasir Halus di dusun

    Seulanga Gampong Pajar Kecamatan Darul Hikmah Kabupaten Aceh Jaya Tahun

    2014”.

    1.2. Permasalahan

    Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahannya

    adalah bagaimana kualitas air bersih hasil penyaringan dengan kerikil, arang dan

    pasir halus di Dusun Seulanga Gampong Pajar Kecamatan Darul Hikmah

    Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2014.

    1.3. Tujuan Penelitian

    1.3.1. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui kualitas air hasil penyaringan dengan kerikil, arang dan

    pasir halus di Dusun Seulanga Gampong Pajar Kecamatan Darul Hikmah

    Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2014.

  • 4

    1.3.2. Tujuan Khusus

    1. Untuk mengetahui terpenuhinya syarat Kualitatif (fisik) air yang

    digunakan di Dusun Seulanga Gampong Fajar Kecamatan Darul

    Hikmah Kabupaten Aceh Jaya.

    2. Untuk mengetahui terpenuhinya syarat Turbidity (kekeruhan) air yang

    digunakan di Dusun Seulanga Gampong Fajar Kecamatan Darul

    Hikmah Kabupaten Aceh Jaya.

    1.4. Hipotesis

    Memenuhi syarat kualitas air bersih secara fisik (Rasa, Bau, warna) dan

    Turbidity (kekeruhan) hasil penyaringan dengan kerikil, arang dan pasir halus di

    Dusun Seulanga Gampong Pajar Kecamatan Darul Hikmah Kabupaten Aceh Jaya.

    1.5. Manfaat Penelitian

    1.5.1. Manfaat Praktis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan manfaat

    kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

    1.5.2. Manfaat Teoritis

    1. Bagi penulis sebagai tambahan pengalaman dan informasi bagi penelitian

    yang berharga dalam menerapkan teori-teori yang didapat dibangku kuliah

    2. Sebagai tambahan bacaan pada perpustakaan Fakultas Kesehatan

    Masyarakat Universitas Teuku Umar.

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Air Bersih

    Pengertian air bersih dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik

    Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 disebutkan bahwa air yang

    kualitasnya memenuhi syarat kesehatan yang telah dimasak baru di minum, yang

    berasal dari penyediaan air bersih yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

    dan dapat langsung diminum yang berasal dari sarana penyediaan air bersih

    (Depkes RI, 2010).

    Air adalah sumber daya alam yang terdapat diatas permukaan tanah. Air

    adalah salah satu diantara kebutuhan hidup yang paling penting. Air termasuk

    dalam sumber daya alam yang dapat diperbaharui karena terus menerus

    dipulihkan dalam siklus hidraulis yang berlangsung menurut kodrat. Air murni

    adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau yang terdiri dari

    hidrogen dan oksigen (H2O). Karena air merupakan suatu larutan yang hampir

    bersifat universal, maka zat-zat yang paling alamiah maupun buatan manusia

    hingga terlarut didalamnya (Naibaho, 2008).

    Air adalah kekayaan alam yang dikaruniakan Allah SWT sebagai sarana

    hidup dan kehidupan yang amat penting dan menyangkut hajat hidup manusia,

    hewan, maupun tumbuhan. Kehidupan di alam ini sangat bergantung kepada air.

    Adanya kenyataan bahwa bumi yang kita huni ini dua pertiga adalah laut, lebih

    memperkuat lagi kedudukan dan ketergantungan air bagi seluruh makhluk dan

    lingkungan dimana ia berada (Hefni , 2003).

  • 6

    2.2 Peranan Air dalam Kehidupan

    Air sangat besar perannya daalam kehidupan manusia maupun dalam

    kehidupam mahkluk hidup lainnya yang ada dimuka bumi ini, oleh karena itu air

    merupakan bahan yang sangat vital bagi kehidupan yang tidak dapat di ganti

    dengan berbagai fungsi.

    Penyediaan air bersih baik dari segi kualitas maupun kuantitas disuatu

    daerah penyebaran penyakit menular dalam hal ini penyakit perut diharapakan

    dapat ditekankan seminimal mungkin. Penurunan penyakit ini didasarkan atas

    pertimbangan bahwa air merupakan salah satu mata rantai penularan Panyakit

    (Soegiharto, 2003).

    (Azrul 2003), dalam bukunya ilmu pengantar kesehatan lingkungan,

    menjelaskan bahwa jika tubuh tidak cukup mendapatkan air atau kehilangan air

    baik bagi anak-anak maupun orang dewasa sekitar 5% dari berat badannya maka

    keadaan ini boleh dikataakan telah membahayakan kehidupan orang tersebut,

    yang dalam ilmu kedokteran disebut dehiderasi berat.

    Disamping kebutuhan bagi tubuh manusia, air juga guna menjaga

    kebersihan perorangan dan kebersihan alat-alat lainnya, seperti pakaian, alat-alat

    rumah tangga dan lain sebagainya. Dalam menjaga fungsi kehidupan sehari-hari

    manusia sangat tergantung pada ketersediaannya jumlah air yang cukup seperti

    untuk pembankit tenaga listrik, pertanian daan macam-macam keperluan lainnya.

    Macam-macam keperluan air seperti diatas memberi pengertian betapa

    pentingnya peranan air dalaam kehidupan dimuka bumi ini. Terlebih lagi dalam

    abaad modern sekarang ini dimana pemakaian air bersih lebih meningkat lagi,

    karena semakin majuya tingkat kebudayaan masyarakat maka penggunaan air

    semakin banyak pula, seperti di Amerika Serikat kebutuhan tidak kurang dari 189

  • 7

    liter air perorangan setiap hari. Sedangkaan di Indonesia angka ini diperkirakan

    100 liter air peroraangan setiap hari ( Azrul, 2003).

    2.2.1 Pentingnya Air Bagi Kehidupan

    Air adalah sangat penting bagi manusia. Manausia akan lebih cepat

    meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Dalam tubuh

    manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65%

    dan untuk bayi sekitar 80%. Bagi manusia kebutuhan air sangat mutlak karena zat

    pembentuk tubuh manusia terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 73% dari bagian

    tubuh tanpa cairan lemak (Azrul, 2003).

    Kegunaan air bagi manusia :

    1. Membantu proses metabolisme.

    2. Menjaga turgensi.

    3. Mengatur suhu tubuh.

    4. Untuk membersihkan tubuh.

    5. Sebagai zat pelarut. Untuk membersihkan kulit

    2.3 Syarat-Syarat Air Bersih

    Menurut (Permenkes Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010) pada umumnya air

    bersih dikatakan memenuhi syarat apabila telah memenuhi syarat utama, yaitu :

    2.3.1 Syarat Kuantitatif

    Artinya bahwa air tersebut telah mencukupi sesuai dengan kebutuhan

    sehari-hari. Dalam hal ini banyaknya air ditentukan/sejalan dengan tingkatan

    kehidupan dari masyarakat tersebut. Untuk negara yang sudah maju maka secara

    kuantitas kebutuhan akan air lebih banyak bila dibandingkan dengan negara yang

  • 8

    sedang berkembang. Untuk masyarakat Indonesia di daerah perkotaan maka

    kebutuhan air leih kurang 120 liter / orang / hari sudah mencukupi, sedangkan di

    daerah perdesaan maka lebih kurang 60 liter / orang / hari sudah dianggap

    memenuhi.

    2.3.2 Syarat kualitatif

    Selain jumlah yang cukup maka dari segi kualitas juga perlu

    dipertimbangkan syarat fisik air bersih yang meliputi :

    Air harus bening (tidak berwarna), tidak berasa, tidak berbau.

    a. Bau dan warna

    Bau dan warna air sumur gali bisa terjadi secara alami karena

    pengaruh alam atau karena pencemaran. Air sumur gali yang berbau dan

    berwarna tidak bening biasanya membuat konsumen tidak suka dari segi

    estetika karena dapat menimbulkan rasa jijik dan bila di pakai untuk

    kepentingan sanitasi misalnya mencuci dapat membuat cucian menjadi bau

    dan berwarna. Berdasarkan Permenkes Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010,

    Tentang Syarat-syarat Pengawasan kualitas Air warna maksimum yang

    diperbolehkan adalah 15 TCU sedangkan bau air tidak boleh berbau..

    b. Kekeruhan

    Kekeruhan air terjadi karena adanya partikel hidup dan mati yang

    terbawa air pada saat hujan turun. Kekeruhan walaupun sedikit dapat

    menyebabkan warna lebih tua dari warna sesunggunya. Kekeruhan pada

    air umumnya harus diupayakan sedemikian rupa sehingga air menjadi

    bening dan jernih. (modul sanitation contruction, weel rehabilitation and

    water quality test , 2006)

  • 9

    Kekeruhan adalah menunjukan adanya bahan padat/partikel padat

    tersuspensi, misalnya partikel pasir, dan partikel dari sisa bahan organis

    (Permenkes Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 dan Kepmen LH Nomor 115

    Tahun 2003)

    Standar kekeruhan yang dianjurkan berdasarkan Permenkes Nomor

    492/Menkes/Per/IV/2010, Tentang syarat-syarat Pengawasan Kualitas Air

    adalah kurang dari 5 NTU. Pemeriksaan kekeruhan pada air dilapangan

    dapat dilakukan dengan alat Turbidity Meter dengan tabung komperator.

    Dimana prinsip kerjanya air dimasukan kedalam alat Turbidity Meter dan

    hasilnya dapat dibaca pada alat tersebut.

    Metode Storet merupakan salah satu metoda untuk menentukan

    mutu air yang umum digunakan. Dengan metoda storet dapat diketahui

    parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air.

    Secara prinsip metode storet adalah membandingkan antara data kualitas

    air dengan baku mutu air yang disuaikan dengan peruntukannya guna

    menentukan status mutu air. Cara menentukan status mutu air adalah

    dengan menggunakan sistem nilai dari ”US-EPA (Enviromental Protection

    Agency)” dengan mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas yaitu :

    1. Kelas A : baik sekali, skor = 0 memenuhi baku mutu

    2. Kelas B : baik, skor = -1 s/d -10 cemar ringan

    3. Kelas C : Sedang, skor = -11 s/d -30 cemar sedang

    4. Kelas D : buruk, skor ≥ -31 cemar berat (Kepmen LH Nomor 115

    Tahun 2003).

  • 10

    2.4 Peranan Air Dalam Penyebaran Penyakit

    Air merupakan sarana utama meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

    karena air merupakan suatu media dari berbagai macam penyebaran penyakit

    terutama penyakit perut. Seperti yang telah kita ketahui bahwa penyakit kulit

    merupakan penyakit yang banyak terjadi di negara kita (Soegiharto, 2003).

    Melalui penyediaan air bersih baik dari segi kualitas maupun kuantitas di

    suatu daerah penyebaran penyakit menular dalam hal ini penyakit perut.iritasi

    kulit diharapkan dapat ditekankan seminimal mungkin. Penurunan penyakit ini di

    dasarkan atas pertimbangan bahwa air merupakan salah satu mata rantai penularan

    penyakit perut.

    Menurut Candra (2006), Penularan penyakit melalui air dapat terjadi

    dengan beberapa cara, yaitu :

    2.4.1 Water Borne Disease

    Air yang mengandung kuman penyakit di pergunakan untuk minum,

    sehingga manusia menjadi sakit, penyakit yang dapat ditularkan melalui cara ini

    antara lain : penyakit diare, kolera dan lain-lain.

    2.4.2 Water Washed Disease

    Air yang mengandung kuman penyakit dipergunakan untuk mencuci

    peralatan makan dan makanan yang di makan mentah serta kebersihan

    perseorangan sehingga manusia menjadi sakit, misalnya penyakit scabies, diare,

    muntaber dan lain-lain.

    2.4.3 Water Based Disease

    Air yang mengandung kuman penyakit digunakan untuk cuci tangan dan

    kemudian ia makan, maka kuman penyakit tersebut akan masuk ke mulut melalui

  • 11

    tangan dan akhirnya timbul penyakit, misalnya tiphus abdominalis, cacingan dan

    lain-lain.

    2.4.4 Water Relates Insec Vektor Disease

    Air yang digunakan untuk minum/masak namun tempat penyimpanannya

    dijadikan tempat berkembang biak serangga, dimana serangga tersebut menggigit

    manusia sehingga timbul penyakit, misalnya penyakit demam berdarah, malaria

    dan sebagainya.

    2.5. Sumur Gali

    2.5.1. Pengertian Sumur Gali

    Sumur gali merupakan sarana penyediaan air yang banyak digunakan

    masyarakat kota dan desa di Indonesia karena dapat di bangun sendiri dengan

    peralatan sederhana dan biaya yang murah. Pembuatannya dilakukan dengan

    menggali lubang sampai kedalam lapisan tanah aquifer bebas (±5 meter) yaitu

    lapisan tanah yang yang mengandung air relatif tidak berhubungan dengan udara

    luar. Dengan diameter lubang sumur gali 1-2 meter untuk menyadap dan

    menampung air tanah bebas di gali sampai kedalaman cukup banyak air meskipun

    dalam musim kemarau karena merupakan air bebas.

    Untuk menahan dinding sumur tidak longsor, dipasang penahan dari pipa

    beton. Untuk mengurangi pencemaran dan keamanan dibuat bibir sumur dengan

    ketinggian 10 cm, di sekeliling sumur dibuat lantai dan saluran pembuangan air

    limbah.

  • 12

    Dari aspek kesehatan air bersih dari sumur gali kurang baik karena kurang

    terlindung dari pencemaran baik yang disebabkan oleh pencemaran fisik, kimia

    maupun mikroorganisme.

    2.5.2. Syarat Kontruksi Sumur Gali

    Kontruksi sumur gali adalah kondisi atau keadaan fisik sumur gali yang

    meliputi dinding, lantai, bibir sumur, saluran pembuangan limbah dan dilengkapi

    dengan kerekan timba dengan gulungannya atau pompa (Depkes.RI, 1996).

    Dalam upaya mendorong masyarakat kecil di pedesaan dan perkotaan

    membangun sumur gali sebagai sumber air baru untuk air bersih kebutuhan rumah

    tangga yang terlindung dari pencemaran. Pemerintah Indonesia bekerja sama

    dengan UNICEF mendapatkan spesifikasi persyaratan teknis sumur gali untuk

    sarana penyediaan air bersih yang bebas dari pencemaran (Depkes.RI, 1996).

    Ketentuan mengenai persyaratan teknis kontruksi sumur gali mencakup

    bentuk, tipe, komponen dan perlengkapan/system pengambilan air serta penetapan

    bangunan sumur gali. Menurut (Depkes. RI, 1996) ketentuan persyaratan

    kontruksi sumur gali meliputi :

    1. Bangunan sumur gali terdiri dari dinding sumur, lantai dan bibir sumur yang

    harus di buat dari bahan yang kuat dan kedap air seperti pasangan batu

    bata/batu kali atau beton.

    2. Dinding sumur sedalam minimal 3 meter dari permukaan tanah untuk

    mencegah merembesnya air ke dalam sumur.

    3. Bibir sumur harus setinggi minimal 0,8 meter dari permukaan tanah harus

    kedap air untuk mencegah merembesnya air ke dalam sumur, sebaiknya bibir

    sumur di beri penutup agar hujan dan kotoran lainnya tidak dapat masuk ke

    dalam sumur.

  • 13

    4. Lantai sumur harus kedap air, mempunyai luas dengan lebar minimal 1 meter

    dari tepi bibir atau dinding sumur dengan tebal 10 cm. Untuk kemiringan di

    buat sedemikian rupa sehingga air bekas dapat dengan mudah mengalir ke

    saluran pembuangan air limbah (1-5%).

    5. Saluran air limbah sepanjang lebih kurang 10 meter dari sumur peresapan

    buangan yang di buat dari bahan kedap air dan licin dengan kemiringan

    minimal 2 % ke arah pengolahan air buangan atau badan penerima.

    6. Bangunan sumur gali harus di lengkapi dengan sarana untuk mengambil dan

    menimba air seperti timba dengan kerekan, timba dengan gulungan untuk

    timba atau pompa tangan, jika menggunakan timba, timba tidak boleh

    diletakkan di atas lantai sumur. Di samping itu, dasar sumur sebaiknya di beri

    kerikil/pecahan batu, adukkan pc atau pecahan marmer untuk menahan

    endapan lumpur, agar tidak terbawa sewaktu pengambilan air dari sumur.

    2.5.3. Syarat Lokasi Sumur Gali

    Letak sumur gali sangat berpengaruh terhadap kualitas sehingga sangat

    perlu di perhatikan. Jarak sumur dengan jamban merupakan salah satu syarat

    lokalisasi sumur gali yang dapat mempengaruhi kualitas air. Jarak horizontal

    sumur gali tidak kurang ≥ 10 meter ke arah hulu dari aliran air tanah dari sumber

    pengotor, seperti bidang resapan tangki dan tank kakus empang. Selain jarak

    sumur dari jamban, yang perlu diperhatikan juga jarak sumur dengan tempat

    pembuangan sampah ≥ 10 meter, menjauhkan letak kandang ternak dengan sumur

    ≥ 10 meter dan jarak sumur dengan tempat pembuangan air limbah/comberan ≥10

    meter (Entjang, 2000).

  • 14

    2.5.4. Pemeliharaan Sarana Air Bersih (Sumur Gali)

    Pemeliharaan sumur gali dimaksudkan agar sumur gali tidak cepat rusak

    dan tidak mengotori sumur gali itu sendiri. Langkah-langkah pemeliharaan yaitu :

    1. Lantai sekitar sumur gali harus bersih.

    2. Sekali-kali lantai di gosok atau di sikat agar tidak licin.

    3. Tali timba harus selalu bersih dan tidak terkena kotoran.

    4. Jika terdapat banyak lumut dan kotoran pada dinding sumur gali atau air

    sumur kelihatan kotor, maka dilakukan pengurasan dan pembersihan,

    kemudian dilakukan pemberian kaforit.

    5. SPAL harus berfungsi dengan baik dan tidak terdapat penyumbatan. (Entjang,

    2000).

    2.6 Kerangka Teori

    Dalam penelitian ini kerangka teori yang diambil adalah evaluasi kualitas

    air bersih dari hasil pengolahan air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan

    Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010, Kepmen LH Nomor 115

    Tahun 2003, tentang persyaratan kualitas air bersih dan Kepmen LH Nomor 115

    Tahun 2003, sebagai berikut :

    Gambar 2.1. Kerangka Teori

    Permenkes Nomor

    492/Menkes/Per/IV/2010,

    Kepmen LH Nomor 115

    Tahun 2003

    Depkes RI, 1994, Kepmen LH

    Nomor 115 Tahun 2003

    Kualitas Air Bersih

    Hasil Penyaringan

  • 15

    2.7 Kerangka Konsep

    Variabel Independen Variabel Dependen

    Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

    Kualitas Air Bersih

    Hasil Penyaringan

    Fisik

    Turbidity (Kekeruhan)

  • 16

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

    Penelitian ini bersifat deskritif kualitatif menurut ( Fraenkel dan

    Wallen,1993) dengan pendekatan observasi artinya mengetahui Turbidity

    (Kekeruhan) dan syarat kualitatif hasil penyaringan air bersih dengan kerikil,

    arang dan pasir halus di Dusun Seulanga Gampong Pajar Kecamatan Darul

    Hikmah Kabupaten Aceh Jaya.

    3. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Seulanga Gampong Pajar Kecamatan

    Darul Hikmah Kabupaten Aceh Jaya, penelitian telah dilaksanakan pada tanggal

    7-13 Maret 2014.

    3.3. Populasi dan Sampel

    3.3.1 Populasi

    Arikunto (2006) populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi

    dalam penelitian adalah seruluh rumah yang mempunyai penyaringan air bersih

    yaitu sebanyak 150 rumah.

    3.3.2. Sampel

    Untuk menentukan jumlah sampel/ besar sampel digunakan rumus Slovin

    (Notoadmojo, 2005).

    )(1 2dN

    Nn

  • 17

    Keterangan:

    N : Besar Populasi

    n : Besar Sampel

    d : Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan 0,1 atau 99%

    Maka perhitungannya sebagai berikut :

    )1,0(1501

    1502

    n

    )01,0(1501

    150

    n

    5,11

    150

    n

    5,2

    150n

    18,68n

    68n

    Jadi jumlah sampel 68 rumah

    3.4. Metode Pengumpulan Data

    3.4.1. Data Primer

    Penelitian ini mengunakan data primer dengan pengamatan diskriptif

    kualitatif (observasi).

    3.4.2. Data sekunder

    Data sekunder didapatkan di Dinas kesehatan Kabupaten Aceh Jaya,

    Puskesmas Patek, Kabupaten Aceh Jaya, Dinas Kesehatan Provinsi Aceh

    dan standar air untuk beberapa penggunaan dan fungsinya.

  • 18

    3.5. Definisi Operasional

    Tabel 3.1 Variabel Penelitian

    No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

    Ukur

    Variable Independen

    1 Syarat Fisik Bening (tidak

    berwarna), tidak

    Berasa, tidak berbau

    terhadap air bersih

    Observasi Chek List 1. Memenuhi syarat

    2. Tidak memenuhi

    Syarat

    Ordinal

    2 Turbidity

    (kekeruhan)

    Menunjukkan adanya

    bahan padat/partikel

    padat tersusfensi

    misalnya partikel pasir

    dan partikel dari sisa

    bahan organic

    Observasi Chek List 1. Memenuhi syarat

    2. Tidak memenuhi

    Syarat

    Ordinal

    Variable Independen

    5 Kualitas Air

    Bersih Hasil

    Penyaringan

    Mutu atau kualitas air

    yang dihasilkan setelah

    penyaringan dengan

    media kerikil, arang

    dan pasir halus

    3.6 Cara Pengukuran Variabel

    3.6.1 Syarat Fisik

    a. Memenuhi syarat : bila air bersih hasil penyaringan responden tidak

    berasa, tidak berwarna dan tidak berbau dengan skor ≥3

    b. Tidak memenuhi syarat : bila air bersih hasil penyaringan responden

    berasa, berwarna dan berbau dengan skor < 3

    3.6.2 Turbidity (Kekeruhan)

    a. Memenuhi syarat : Apabila hasil air bersih hasil penyaringan tidak

    keruh dengan skor ≥1

    b. Tidak menenuhi syarat : Apabila hasil air bersih hasil penyaringan

    tidak keruh dengan skor

  • 19

    3.7 Analisa Data

    Analisis univariat dilakukan terhadap tiap-tiap variable dari hasil

    penelitian, pada umumnya dilakukan analisis ini hanya menghasilkan distribusi

    dan presentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Dengan cara

    menggambarkan hasil table frekuensi.

  • 20

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

    4.1.1 Letak Geografis

    Dusun Seulanga adalah salah satu dusun yang ada di Gampong Pajar

    Kecamatan Darul Hikmah Kabupaten Aceh Jaya, dengan luas wilayah 1230 Ha

    dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

    1. Sebelah Barat berbatasan dengan Gampong Blang Dalam

    2. Sebelah Utara berbatasan dengan Gampong Arongan

    3. Sebelah Timur berbatasan dengan Gampong Reuntang

    4. Sebelah Selatan berbatasan dengan SP2

    4.1.2 Keadaan Demografi

    Jumlah penduduk Gampong Pajar pada saat ini berjumlah 706 jiwa dan

    Penduduk dusun Seulanga berjumlah 350 jiwa yang terdiri penduduk laki-laki

    sebanyak 166 jiwa dan perempuan sebanyak 184 jiwa dengan jumlah 150 Rumah.

    Adapun pekerjaan masyarakat Gampong Pajar meliputi : PNS, Petani ,tukang atau

    buruh bangunan, pedagang, dan wiraswata.

    Desa Gampong Pajar dipimpin oleh seorang Geutjhik dan dibantu oleh staf

    aparatur pemerintahan desa tersebut. Penduduk Desa Gampong Pajar 100%

    beragama islam dan masih memegang adat istiadat yang berlaku didaerah

    setempat.

    4.1.3 Sarana Kesehatan

    Sarana kesehatan merupakan salah satu yang dapat meningkatkan derajat

    kesehatan masyarakat. Sarana kesehatan dapat bermanfaat untuk memeriksa

  • 21

    kesehatan kesehatan dan berobat guna penyembuhan penyakit. Sarana kesehatan

    yang ada didesa polindes, posyandu, dan bidan desa.

    4.2 Hasil Penelitian

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 7 s/d 13

    Maret 2014, terhadap 68 Rumah yang yang ada di Dusun Seulanga Gampong

    Pajar Kecamatan Darul Hikmah Kabupaten Aceh Jaya.

    4.3 Analisis Univariat

    4.3.1 Syarat Kualitatif (Fisik)

    Table 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Syarat Kualitatif Fisik (Air

    Bersih hasil penyaringan dengan Kerikil, Arang dan Pasir Halus

    di Dusun Seulanga Gampong Pajar Kecamatan Darul Hikmah

    Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2014

    No Syarat Kualitatif Fisik Frekuensi %

    1

    2

    Memenuhi Syarat

    Tidak Memenuhi Syarat

    44

    24

    64,70

    35,29

    Total 68 100

    Sumber : Data Primer Diolah 2014

    Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa yang syarat kualitatif fisik yang

    Memenuhi syarat sebanyak 44 (64,70%) dan yang tidak Memenuhi syarat

    sebanyak 24 (35,29%).

    4.3.2 Turbidity (Kekeruhan)

    Table 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Turbidity (Kekeruhan) Air

    Bersih hasil penyaringan dengan Kerikil, Arang dan Pasir Halus

    di Dusun Seulanga Gampong Pajar Kecamatan Darul Hikmah

    Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2014

    No Turbidity (Kekeruhan) Frekuensi %

    1

    2

    Memenuhi Syarat

    Tidak Memenuhi Syarat

    53

    15

    77,94

    22,06

    Total 68 100

    Sumber : Data Primer Diolah 2014

  • 22

    Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa yang Turbidity (kekeruhan)

    memenuhi syarat sebanyak 53 rumah (77,94%) dan turbidity (kekeruhan) yang

    tidak memenuhi syarat sebanyak15 rumah (22,06%).

    4.4 Pembahasan

    4.4.1 Syarat kualitatif

    Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa syarat kualitatif fisik (berbau)

    yang Memenuhi syarat sebanyak 44 (64,70%) dan yang tidak Memenuhi syarat

    sebanyak 24 (35,29%).

    Berdasarkan tabel 4.1 menjelaskan bahwa masyarakat dusun Seulangan

    Gampong Pajar banyak memakai air yang tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu

    masih ada yang tidak memenuhi syarat fisik setelah melakukan penyaringan air,

    air yang masyarakat gunakan dalam kehidupan sehari-hari baik itu untuk mencuci,

    dan lain-lain masih sangat tidak layak atau tidak memenuhi syarat sehingga air

    yang masyarakat gunakan nantinya dapat menyebabkan timbul berbagai

    permasalahan baik itu penyakit akibat air yang tidak sehat.

    Seperti dikemukakan oleh Permenkes Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010

    pasal 3 tentang syarat kualitas air bersih bagi kesehatan apabila memenuhi

    persyaratan fisika dan harus dilakukan pengawasan kualitasnya secara eksternal

    dan internal.

    4.4.2 Turbidity (Kekeruhan)

    Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa yang Turbidity (kekeruhan)

    memenuhi syarat sebanyak 53 rumah (77,94%) dan turbidity (kekeruhan) yang

    tidak memenuhi syarat sebanyak 15 rumah (22,06%). Hal ini menunjukkan bahwa

    tubidity (kekeruhan) air yang ada pada dusun Seulangan tidak memenuhi syarat

  • 23

    kesehatan karena masih banyak terdapat keruh yang ada dalam air bersih setelah

    dilakukan penyaringan sehingga dapat menyebabkan penyakit atau sakit pada

    masyarakat apabila air tersebut digunakan.

    Kekeruhan air terjadi karena adanya partikel hidup dan mati yang terbawa

    air pada saat hujan turun. Kekeruhan walaupun sedikit dapat menyebabkan warna

    lebih tua dari warna sesunggunya. Kekeruhan pada air penyaringan pada

    umumnya harus diupayakan sedimikian rupa sehingga air menjadi bening dan

    jernih. (modul sanitation contruction, weel rehabilitation and water quality test ,

    2006) Kekeruhan adalah menunjukan adanya bahan padat/partikel padat

    tersuspensi, misalnya partikel pasir, dan partikel dari sisa bahan organis (Depkes,

    2010).

  • 24

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    1. Masyarakat dusun Seulanga banyak menggunakan air hasil penyaringa

    dengan kerikil, arang dan pasir halus yang tidak memenuhi syarat

    kesehatan secara fisik (berasa, baerbau dan berwarna) sebanyak 24

    responden (35,29%) dan yang memenuhi syarat kesehatan secara fisik

    (berasa, baerbau dan berwarna) sebanyak 44 responden (64,70%).

    2. Walaupun masyarakat Dusun Seulanga Gampong Pajar sudah banyak

    menggunakan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan 44 responden

    (64,70%) dari total sampel 68 responden harus dilihat juga bagaimana cara

    yang tidak memenuhi syarat kesehatan sebanyak 24 responden (35,30%)

    agar tidak menggunakannya lagi karena dapat membahayakan kesehatan

    masyarakat karena air merupakan salah satu faktor penyebaran penyakit.

    Masyarakat dusun Seulanga banyak menggunakan air hasil penyaringa

    dengan kerikil, arang dan pasir halus yang masih ada kekeruhan sebanyak

    15 rumah (22,06%).

    5.2 Saran-saran

    1. Diharapkan kepada petugas Puskesmas Patek Kabupaten Aceh Jaya untuk

    memberi penyuluhan tentang air bersih yang baik untuk digunakan

    masyarakat Dusun Seulanga Gampong Pajar.

    2. Diharapkan kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Jaya untuk

    dapat memberi himbauan kepada tenaga kesehatan lingkungan dan kepala

    puskesmas patek untuk dapat sama-sama melakukan penyuluhan dan

  • 25

    memberi arahan tentang air bersih yang sehat bagi masyarakat Dusun

    Seulanga Gampong Pajar.

    3. Diharapkan kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Jaya untuk

    dapat merangkul atau mengajak dinas-dinas terkait tentang bagaimana cara

    dapat membuat air bersih yang layak bagi masyarakat Dusun Seulanga

    Gampong Pajar.

  • 26

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta, Rhineka Cipta.

    Azrul, 2003. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Jakarta,

    Chandra, 2006.Pengantar kesehatan Masyarakat,EGC, Jakarta

    Depkes RI, 1982. Peranan Air Dalam Kehidupan, Jakarta.

    _________ ,1994,Pedoman Pengawasan kualitas Air Minum.Jakarta

    _________ , 1990. Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990, Jakarta.

    _________ , 1996, Syarat-syarat Kontruksi Sumur Gali, Jakarta.

    _________ ,2002,Pegawasan Kualitas air Untuk Penyedian Air Bersih,Jakarta

    _________ , 2010, Permenkes RI No.492/MENKES/PER/1V/2010, Jakarta.

    Entjang, 2000.Ilmu Kesehatan Masyarakat,Citra Aditya Bakti

    Fraenkel dan Wallen, 1993. Penelitian Deskriptif Kualitatif.

    Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan

    Perairan. Penerbit Kanisisus, Yogyakarta.

    KEPMEN LH Nomor 115 Tahun 2003 tentang pedoman penentuan status mutu

    air, Jakarta

    Modul Sanitation contruction,Weel rehabilitation and water qual test, 2006

    Naibaho, Benika, 2008. Analisis Kualitas Fisik dan Kimia Air Bersih,

    Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi, Medan.

    Mubarak, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat ( Teori dan Aplikasi )

    Penerbit Salemba medika,Jakarta.

    Naibaho, 2008. Analisis Kualitas Fisik dan Kimia Air Bersih, Jurnal Ilmiah

    Pendidikan Tinggi, Medan.

    Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, Rineka Cipta, Jakarta

    Soegiharto, 2003, Penyediaan Air bersih Bagi Masyarakat. Penerbit Universitas

    Indonesia, Jakarta.

  • 27

    Peter H. The World’s Water : Biennial Report On Freshwater Resources.

    Woshington: Island Press. (November10, 2006).

    Dusun Seulanga adalah salah satu dusun yang ada di Gampong Pajar Kecamatan Darul Hikmah Kabupaten Aceh Jaya, dengan luas wilayah 1230 Ha dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut:Sebelah Barat berbatasan dengan Gampong Blang DalamSebelah Utara berbatasan dengan Gampong AronganSebelah Timur berbatasan dengan Gampong ReuntangSebelah Selatan berbatasan dengan SP2Jumlah penduduk Gampong Pajar pada saat ini berjumlah 706 jiwa dan Penduduk dusun Seulanga berjumlah 350 jiwa yang terdiri penduduk laki-laki sebanyak 166 jiwa dan perempuan sebanyak 184 jiwa dengan jumlah 150 Rumah. Adapun pekerjaan masyarakat Gampon...DAFTAR PUSTAKA