i. pendahuluan 1.1 latar belakangrepository.utu.ac.id/960/2/bab i.pdf0,05%. dalam banyak hal,...

49
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan umum daratan Indonesia memiliki keanekaragaman jenis ikan yang tinggi, sehingga tercatat sebagai salah satu perairan dengan mega biodiversity di Indonesia. Komisi Plasma Nutfah Indonesia melaporkan bahwa kekayaan plasma nutfah ikan di perairan umum daratan Indonesia mencapai 25% dari jumlah jenis ikan yang ada di dunia (Kartamihardja et al., 2008). Salah satu upaya dalam pengelolaan sumberdaya perikanan secara lestari sebagaimana diamanatkan dalam UU No 31 Tahun 2009 tentang Perikanan, maka diperlukan data dan informasi tentang kondisi stok ikan di suatu perairan. Survey akustik menggunakan echosounder kuantitatif telah umum digunakan untuk menduga kelimpahan dan biomass ikan untuk menyediakan data dan informasi bagi pengelolaan sumberdaya perikanan (Simmonds dan MacLennan, 2005). Aplikasi hidroakustik untuk menduga stok ikan dapat memberikan data dan informasi mengenai kepadatan ikan, kedalaman dan topografi dasar perairan (Wijopriono et al., 2006). Ikan dapat diidentifikasi dengan 2 (dua) cara, yakni identifikasi ikan secara ex-situ dan in situ. Identifikasi ikan secara ex situ atau secara taksonomi adalah suatu usaha untuk mengidentifikasi ikan dengan mengambil sampel ikan, dilihat ciri-ciri meristik dan morfometriknya (atau dilihat sampel DNA nya) serta mencocokannya dengan kunci identifikasi dan taksonomi. Identifikasi ikan secara in situ atau secara hidroakustik adalah suatu usaha untuk mengenali atau

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perairan umum daratan Indonesia memiliki keanekaragaman jenis ikan

yang tinggi, sehingga tercatat sebagai salah satu perairan dengan mega

biodiversity di Indonesia. Komisi Plasma Nutfah Indonesia melaporkan bahwa

kekayaan plasma nutfah ikan di perairan umum daratan Indonesia mencapai 25%

dari jumlah jenis ikan yang ada di dunia (Kartamihardja et al., 2008).

Salah satu upaya dalam pengelolaan sumberdaya perikanan secara lestari

sebagaimana diamanatkan dalam UU No 31 Tahun 2009 tentang Perikanan, maka

diperlukan data dan informasi tentang kondisi stok ikan di suatu perairan. Survey

akustik menggunakan echosounder kuantitatif telah umum digunakan untuk

menduga kelimpahan dan biomass ikan untuk menyediakan data dan informasi

bagi pengelolaan sumberdaya perikanan (Simmonds dan MacLennan, 2005).

Aplikasi hidroakustik untuk menduga stok ikan dapat memberikan data dan

informasi mengenai kepadatan ikan, kedalaman dan topografi dasar perairan

(Wijopriono et al., 2006).

Ikan dapat diidentifikasi dengan 2 (dua) cara, yakni identifikasi ikan secara

ex-situ dan in situ. Identifikasi ikan secara ex situ atau secara taksonomi adalah

suatu usaha untuk mengidentifikasi ikan dengan mengambil sampel ikan, dilihat

ciri-ciri meristik dan morfometriknya (atau dilihat sampel DNA nya) serta

mencocokannya dengan kunci identifikasi dan taksonomi. Identifikasi ikan secara

in situ atau secara hidroakustik adalah suatu usaha untuk mengenali atau

Page 2: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

2

mengidentifikasi ikan dengan gelombang suara pada suatu area tertentu, dan

waktu tertentu tanpa menyentuh ikan tersebut (Fauziyah, 2005).

Jenis ikan air tawar ekonomis penting yang banyak terdapat di perairan

umum seperti waduk, sungai dan danau di Indonesia antara lain ikan nila

(O.niloticus), ikan patin (P. hypothalmus) dan ikan mas (C. caprio) (Umar dan

Kartamihardja, 2006). Keberhasilan introduksi jenis ikan air tawar di perairan

umum Indonesia sangat menarik untuk dikaji sejauh mana dinamika stok ikan

tersebut di habitat barunya.

Sungai Meureubo terletak di kabupaten Aceh Barat yang panjang

sungainya sampai ke gampong Pante Ceuremen. Sungai Meureubo dengan luas

DAS 1885Km2 dan panjang sungai utama kurang lebih 184 Km, memiliki

topografi pada bagian hulu DAS yang curam dan pada bagian hilir sungai yang

relatif datar merupakan daerah rendah dan rawan banjir. Sungai ini memiliki

berbagai macam jenis ikan air tawar yang di tangkap oleh nelayan setempat

sehingga menjadi sumber mata pencaharian nelayan sungai tersebut. Selain

kegiatan perikanan juga terjadi kegiatan lain seperti galian-C.

Pasca tsunami yang terjadi pada tahun 2004 silam yang memporak-

porandakan bumi aceh khusus nya Aceh Barat, pada saat tsunami menerjang kota

Meulaboh tanpa terkecuali mengenai sungai Meureubo. Sehingga sungai

Meureubo pada saat itu terjadi percampuran air dengan air laut. Muara pada

sungai Meureubo juga sudah terjadi pelebaran akibat terjangan gelombang

tsunami di aceh.

Selain ikan-ikan yang di tangkap oleh nelayan sungai masih ada jenis lain

yang menjadi sumber mata pencaharian warga sekitar seperti menyelam untuk

Page 3: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

3

mengambil atau menangkap jenis kerang-kerangan yang memiliki nilai jual di

pasaran kota Meulaboh. Biasanya nelayan yang ada di sungai Meureubo menjual

hasil tangkapan nya langsung pada konsumen dan ada juga sebagian menjual

melalui toke bangku apabila hasil tangkapan melimpah.

Dengan demikian dilakukanlah penelitian dengan mengambil judul

“Identifikasi Jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan di Sungai Meureubo Kabupaten

Aceh Barat”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang, permasalahan yang terjadi bagaimana

mengetahui jenis-jenis ikan yang ada di sungai Meureubo dari hilir sampai ke

hulu melalui identifikasi hasil tangkapan nelayan sungai.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis ikan

sungai Meureubo yang tertangkap oleh nelayan serta untuk mengidentifikasi jenis-

jenis ikan tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi mengenai jenis-jenis ikan yang ada di sungai

Meureubo.

2. Menjadi dasar pengembangan ilmu yang mengkaji identifikasi ikan

sungai.

Page 4: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

4

3. Sebagai pedoman bagi instansi terkait.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu untuk melihat jenis-jenis

ikan yang tertangkap oleh nelayan sungai Meureubo, cara mengidentifikasi ikan

secara baik serta mengetahui nilai ekonomis dari jenis-jenis ikan tersebut sehingga

memberi kontribusi yang tepat dalam penelitian ini.

Page 5: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknik Identifikasi ikan

Identifikasi merupakan kegiatan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri

yang beraneka ragam dari individu-individu. Kemudian mencari perbedaan-

perbedaan yang mantap sifatnya diantara individu-individu yang nampaknya

sama. Identifikasi Ikan mungkin menjadi cukup sulit dilakukan oleh orang

kebanyakan. Saat identifikasi hanya mengandalkan pola warna (colour pattern)

hal ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan, mengingat warna dapat saja berubah

berdasarkan atas umur individu, maupun kondisi phisiologis dari ikan tersebut.

Karakter penting untuk identifikasi ikan juga meliputi jumlah dari spine,dan rays

pada sirip yang berbeda, jumlah sisik sepanjang linea lateralis, bentuk kepala,

bentuk sirip, dan lain sebagainya (DKP, 2011).

Seiring dengan perkembangan teknologi, godaan untuk menggantikan

satu varietas ikan bermutu tinggi dengan alternatif ikan bermutu murah dapat

menjurus kepada suatu kecurangan. Kesukaran membedakan antara species ikan

yang berlainan bila hanya jaringan otot atau daging yang tersedia,sudah diketahui.

Penggunaan analisis biokimia seperti elektroforesis dapat dimanfaatkan untuk

membedakan species yang berlainan (DKP, 2011).

Identifikasi juga sangat dibutuhkan untuk memperoleh informasi lahan

baru yang tepat untuk kegiatan pembenihan/pengindukan dengan

mempertimbangkan tidak hanya kondisi geomorfologi dan fisiografis juga pola

pengembangan ke depan suatu kawasan (DKP, 2011).

Page 6: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

6

Identifikasi atau determinasi pada umumnya dilakukan dengan urutan

sebagai berikut, penggunaan kunci pendahuluan untuk mencari sub-kelas, ordo

dan familia, penggunaan kunci untuk mencari genus dan species, apabila dapat

memperoleh monografi atau publikasi fauna yang mutakhir, pencocokan atau

penyesuaian dengan katalog dan bibliografi (sumber literatur) lain yang

diterbitkan paling mutakhir, pencocokan dengan deskripsi yang asli, dan

pembandingan dengan tipe specimen yang ada (DKP, 2011).

Tugas identifikasi ini penting artinya ditinjau dari segi ilmiah, sebab

seluruh urutan pekerjaan berikutnya bergantung seratus persen kepada identifikasi

yang benar sesuatu species yang sedang diselidiki (DKP, 2011).

Hal-hal yang harus diperhatikan untuk identifikasi ikan ialah sifat-sifat,

ciri-ciri (tanda) bentuk ikan ataupun bagian-bagian anatomi ikan. Tujuan

pemisahan hal-hal tersebut adalah untuk menyusun kunci identifikasi,sehingga

dengan mudah menuju ke taxon-taxon (aturan) yang akan dicari,yaitu dengan cara

melakukan pilihan-pilihan (alternatif) (DKP, 2011).

Adapun skema dan perhitungan ikan ditunjukan pada Gambar 1 berikut

ini.

Gambar 1. Skema dan perhitungan ikan (Haryono, 2009)

Page 7: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

7

Menurut Haryono (2009), adapun cara pengukuran dan perhitungan ikan

adalah sebagi berikut.

Pengukuran

- Panjang Total (PT): Merupakan ukuran tubuh terpanjang yang diukur mulai

moncong terdepan sampai jari-jari sirip ekor terpanjang.

- Panjang Standar (PS): Ukuran panjang ini banyak digunakan oleh para

taksonomis, diukur mulai moncong terdepan sampai pangkal sirip ekor.

- Tinggi Badan (TB): Diukur pada bagian tubuh yang tertinggi namun tidak

termasuk sirip. Biasanya pada awal sirip punggung sampai ke pangkal sirip

perut.

- Panjang Pangkal Ekor (PPE): Diukur mulai bagian akhir dari pangkal sirip

dubur sampai pertengahan pangkal sirip ekor.

- Tinggi Pangkal Ekor (TPE): Merupakan bagian yang paling rendah dari

pangkal ekor.

- Panjang di Depan Sirip Punggung (PDP): Diukur mulai moncong terdepan

sampai awal dari pangkal jari-jari sirip punggung pertama.

- Panjang Pangkal Sirip Punggung (PPP) atau Sirip Dubur (PPD):

Diukur mulai pangkal jari-jari pertama sampai pangkal jari-jari sirip

terakhir.

- Tinggi Sirip Punggung (TSP) atau Sirip Dubur (TSD):

Diukur berdasarkan jari-jari sirip yang terpanjang mulai dari pangkal sampai

ujungnya.

Page 8: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

8

- Panjang Sirip Dada (PSD) atau Sirip Perut (PSP):

Panjang ini diukur mulai dari pangkal sirip sampai ujung filamen

terpanjang.

- Panjang Kepala (PK): Diukur dari ujung bibir atas sampai bagian paling

belakang dari tutup insang.

- Lebar Kepala (LK): Merupakan bagian yang paling lebar dari jarak antar

kedua tutup insang.

- Tinggi Kepala (TK): Diukur mulai dari pertengahan kepala sampai

pertengahan dada.

- Panjang Moncong (PM): Diukur mulai ujung moncong sampai awal

kelopak mata.

- Diameter Mata (DM): Merupakan jarak paling lebar dari mata

- Panjang Rahang Atas (PRA): Diukur mulai ujung bibir atas sampai bagian

akhir tulang rahang atas

Penghitungan:

- Sisik : Terdapat empat tipe sisik pada ikan yang ada di wilayah Indonesia,

yaitu sikloid, stenoid, ganoid dan plakoid.

- Gurat Sisi: Merupakan jumlah sisik berpori di sepanjang gurat sisi, bisa

sempurna atau terputus, dihitung mulai sisik di belakang tutup insang

sampai sisik pada pertengahan pangkal ekor.

- Sisik Melintang Badan: Dihitung berdasarkan jumlah sisik di atas gurat sisi

sampai pangkal sirip punggung, dan di bawah gurat sisi sampai pangkal

sirip dubur.

Page 9: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

9

- Sisik Sebelum Sirip Punggung: Jumlah sisik pada pertengahan punggung

mulai dari pertangahan kepala sampai awal sirip punggung.

- Sisik Pada Pipi: Jumlah baris sisik antara mata dan preoperkulum.

- Sisik Melingkar Pada Pangkal Ekor: Jumlah baris sisik yang melingkari

batang ekor pada bidang yang tersempit.

- Sirip : Sirip punggung, dubur dan ekor disebut dengan sirip tengah dan

tunggal; sedangkan sirip dada dan perut disebut dengan pasangan sirip.

- Duri atau Jari-Jari Keras. Jari-jari sirip pada bagian depan yang tidak

bersekat dang mungkin mengeras

- Jari-Jari Lemah. Bagian sirip yang lunak atau bersekat dan umumnya

bercabang.

2.2 Ikan Air Tawar

Ikan air tawar adalah ikan yang menghabiskan sebagian atau seluruh

hidupnya di air tawar, seperti sungai dan danau, dengan salinitas kurang dari

0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan

perairan laut, dan yang paling membedakan adalah tingkat salinitasnya. Untuk

bertahan di air tawar, ikan membutuhkan adaptasi fisiologis yang bertujuan

menjaga keseimbangan konsentrasi ion dalam tubuh. 41% dari seluruh spesies

ikan diketahui berada di air tawar. Hal ini karena spesiasi yang cepat yang

menjadikan habitat yang terpencar menjadi mungkin untuk ditinggali (Borgstrøm,

Reidar & Hansen, Lars Petter, 2008).

Ikan air tawar berbeda secara fisiologis dengan ikan laut dalam beberapa

aspek. Insang mereka harus mampu mendifusikan air sembari menjaga kadar

Page 10: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

10

garam dalam cairan tubuh secara simultan. Adaptasi pada bagian sisik ikan juga

memainkan peran penting; ikan air tawar yang kehilangan banyak sisik akan

mendapatkan kelebihan air yang berdifusi ke dalam kulit, dan dapat menyebabkan

kematian pada ikan (Borgstrøm, Reidar & Hansen, Lars Petter, 2008).

Karakteristik lainnya terkait ikan air tawar adalah ginjalnya yang

berkembang dengan baik. Ginjal ikan air tawar berukuran besar karena banyak air

yang melewatinya. Banyak spesies bereproduksi di air tawar namun

menghabiskan sebagian besar kehidupannya di laut. Mereka dikenal dengan nama

ikan anadromous, meliputi salmon, trout, dan stickleback. Beberapa ikan, secara

berlawanan, lahir di laut dan hidup di air tawar, misalnya belut (Borgstrøm,

Reidar & Hansen, Lars Petter, 2008).

Spesies yang bermigrasi antara air laut dan air tawar membutuhkan

adaptasi pada kedua lingkungan. Ketika berada di dalam air laut, mereka harus

menjaga konsentrasi garam dalam tubuh mereka lebih rendah dari pada

lingkungannya. Ketika berada di air tawar, mereka harus menjaga kadar garam

berada di atas konsentrasi lingkungan sekitarnya. Banyak spesies yang

menyelesaikan masalah ini dengan berasosiasi dengan habitat berbeda pada

berbagai tahapan hidup. Belut, bangsa salmon, dan lamprey memiliki toleransi

salinitas di berbagai tahap kehidupan mereka (Borgstrøm, Reidar & Hansen, Lars

Petter, 2008).

2.3 Morfolgi Ikan

Bentuk tubuh ikan biasanya berkaitan erat dengan tempat dan cara

mereka hidup. Secara umum, tubuh ikan berbentuk setangkup atau simetris

Page 11: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

11

bilateral, yang berarti jika ikan tersebut dibelah pada bagian tengah-tengah

tubuhnya (potongan sagittal) akan terbagi menjadi dua bagian yang sama antara

sisi kanan dan sisi kiri. Selain itu, ada beberapa jenis ikan yang mempunyai

bentuk non-simetris bilateral, yang mana jika tubuh ikan tersebut dibelah secara

melintang (cross section) maka terdapat perbedaan antara sisi kanan dan sisi kiri

tubuh, misalnya pada ikan langkau (Psettodes erumei (Bloch & Schneider, 1801;

dalam Effendie, 1979)) dan ikan lidah (Cynoglossus bilineatus) (Lacepède, 1802;

dalam Djuhanda, 1981)

Bagian-bagian tubuh ikan secara morfologi dapat d tunjukan pada

Gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Bagian-bagian tubuh ikan secara morfologi (Bond, 1979)

2.4 Fisiologi Ikan

Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang

hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata

Page 12: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

12

yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh

dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan

kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa

rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang

rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya

tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes). Ikan dalam berbagai bahasa

daerah disebut iwak, jukut (Saanin, 1984).

Fisiologi ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem

respirasi, bioenergetik dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem

saraf, sistem endokrin dan reproduksi (Fujaya,1999).

Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-

lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dare

insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat

dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dare sepasang filamen,

dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat

pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan O2

berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati

ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan

bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum (Fujaya,1999).

Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula

berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran

ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan

perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan

rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan O2

Page 13: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

13

sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan O2. Contoh ikan yang

mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan

O2, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di

dekat punggung (Fujaya,1999).

Stickney (1979) menyatakan salah satu penyesuaian ikan terhadap

lingkungan ialah pengaturan keseimbangan air dan garam dalam jaringan

tubuhnya, karena sebagian hewan vertebrata air mengandung garam dengan

konsentrasi yang berbeda dari media lingkungannya. Ikan harus mengatur tekanan

osmotiknya untuk memelihara keseimbangan cairan tubuhnya setiap waktu.

Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula

berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran

ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan

perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan

rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan O2

sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan O2. Contoh ikan yang

mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan

O2, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di

dekat punggung (Fujaya,1999).

Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan

ekspirasi. Pada fase inspirasi, O2 dari air masuk ke dalam insang kemudian O2

diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan.

Sebaliknya pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan

bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan keluar tubuh (Djoko Suseno,

2000)

Page 14: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

14

Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14

meter (45 ft) hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira 1/4

inci). Ada beberapa hewan air yang sering dianggap sebagai “ikan”, seperti ikan

paus, ikan cumi dan ikan duyung, yang sebenarnya tidak tergolong sebagai ikan

(Djoko Suseno, 2000)

2.5 Nelayan

Nelayan adalah istilah bagi orang-orang yang sehari-harinya bekerja

menangkap ikan ataubiota lainnya yang hidup di dasar kolam maupun

permukaan perairan. Perairan yang menjadi daerah aktifitas nelayan ini dapat

merupakan perairan tawar, payau maupun laut. Negara-negara berkembang seperti

di Asia Tenggara atau di Afrika, masih banyak nelayan yang menggunakan

peralatan yang sederhana dalam menangkap ikan. Nelayan di negara-negara maju

biasanya menggunakan peralatan modern dan kapal yang besar yang dilengkapi

teknologi canggih (Islam, 2006).

Kehidupan nelayan miskin dapat dilihat dari tingkat pendidikan anak-

anak, pola konsumsi sehari-hari dan tingkat pendapatan mereka. Karena tingkat

pendapatan mereka rendah, maka adalah logis jika tingkat pendidikan anak-anak

mereka juga rendah. Banyak anak yang harus berhenti sebelum lulus sekolah

dasar atau kalaupun lulus, mereka tidak akan melanjutkan pendidikannya ke

sekolah menengah pertama. Disamping itu, kebutuhan hidup yang paling

mendasar bagi rumah tangga nelayan miskin adalah pemenuhan kebutuhan

pangan (Islam, 2006).

Page 15: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

15

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan bulan

Desember 2012 di aliran sungai Meureubo (dari hilir sampai ke hulu) Meulaboh.

Hilir meliputi desa Meureubo, tengah meliputi desa Keude Aron

sedangkan hulu meliputi desa Pante Ceureumen. Selanjutnya proses identifikasi

dilakukan di laboratorium Perikanan Universitas Teuku Umar dengan mengacu

pada pedoman identifikasi ikan air tawar.

Lokasi penelitian akan di tunjukan pada gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Lokasi penelitian di sungai Meureubo

Lokasi penelitian di

sungai Meureubo

Page 16: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

16

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut : (1)

Buku tulis; (2) Pena; (3); Penggaris; (4) Camera digital; (5) Buku identifikasi ikan

air tawar (Effendi, 1979) dan (6) Sarung tangan.

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut : (1)

Formalin; (2) Alkohol 70% dan (3) Ikan sampel.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif yaitu metode

penelitian untuk membuat gambaran mengenai sistem dan kejadian dengan

pemeliharaan metode survei serta (Nazir, 1999).

Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pecandraan secara

sitematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau

daerah tertentu. Tetapi para ahli dalam bidang penelitian tidak ada kesepakatan

mengenai apa sebenarnya penelitian deskriptif itu. Sementara ahli memberikan

arti penelitian deskriptif itu lebih luas dan mencakup segala macam bentuk

penelitian kecuali penelitian historis dan penelitian eksperimental, dalam arti luas,

biasanya digunakan istilah penelitian survei (Suryabrata, 2005).

Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan secara detail tentang latar

belakang, sifat-sifat secara kerangka-kerangka yang langsung dari kasus. Metode

survei yaitu suatu proses pengumpulan data primer dan data skunder dengan

menanyakan pada responden untuk mendapatkan informasi yang ditanyakan

(Halmim, 2001).

Page 17: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

17

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di

lapangan oleh orang yang melakukan pengamatan atau yang bersangkutan yang

memerlukannya. Data ini diperoleh secara langsung dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan dari hasil observasi, wawancara dan partisipasi aktif

serta studi pustaka (Hasan, 2002).

Pengumpulan data primer peneliti langsung turun ke lapangan ,

mengoleksi ikan sampel dari nelayan/penangkap ikan sungai. Metode mengoleksi

berdasarkan Hasan (2010) yang menerangkan bahwa data primer tersebut.

Pengumpulan data sekunder peneliti diperoleh dari sumber-sumber/referensi

perpustakaan, data Dinas Kelautan dan Perikanan, data kecamatan dan data desa.

Sebagai data penunjang dalam penelitian ini juga diukur parameter fisika

dan kimia air yang meliputi pH air, kecerahan air, suhu air dan kandungan oksigen

terlarut.

3.5 Teknik Pengoleksian Sampel

Karena berbagai alasan, tidak semua hal yang ingin dijelaskan atau

diramalkan atau dikendalikan dapat diteliti. Penelitian ilmiah boleh dikatakan

hampir selalu hanya dilakukan terhadap sebagian sajadari hal-hal yang sebenarnya

mau diteliti. Jadi penelitian hanya dilakukan tehadap sampel, tidak terhadap

populasi. Namun kesimpulan-kesimpulan penelitian mengenai sampel itu akan

dikenakan atau digeneralisasikan terhadap populasi. Generalisasi dari sampel ke

populasi ini mengandung resiko bahwa akan terdapat kekeliruan atau ketidak

tepatan, karena sampel tidak akan mencerminkan secara tepat keadaan populasi.

Page 18: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

18

Makin tidak sama sampel itu dengan populasinya, maka makin besarlah

kemungkinan kekeliruan dalam generalisasi itu. Karena hal yang demikian itulah

maka teknik penentuan sampel itu menjadi sangat penting peranan nya dalam

penelitian. Berbagai teknik penentuan sampel itu pada hakikatnya adalah cara-

cara untuk memperkecil kekliruan generalisasi dari sampel ke populasi. Hal ini

dapat dicapai kalau diperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang benar-

benar mencerminkan populasinya (Suryabrata, 2005).

Di antara berbagai teknik penentuan sampel yang dianggap paling baik

adalah penentuan sampel secara rambang (random sampling). Kebaikan teknik ini

tidak hanya terletak pada teori yang mendasarinya, tetapi juga bukti-bukti empiris.

Perkembangan teknologi komputer telah memungkinkan orang melakukan

berbagai simulasi untuk membuktikan keunggulan teknik pengambilan sampel

secara rambang itu. Di dalam penentuan sampel secara rambang semua anggota

populasi, secara individual atau secara kolektif, diberi peluang yang sama untuk

menjadi anggota sampel. Alat untuk mengambil sampel mengambil sampel secara

rambang ini yang paling praktis (dan dianghap paling valid juga) ialah dengan

menggunakan tabel bilangan rambang atau kalkulator yang mempunyai program

untk bilangan rambang. Jika besarnya populasi terbatas, peluang rambang dapat

diberikan kepada anggota-anggota populasi secara kelompok, dan kalau perlu

dilanjutkan dengan rambang individual (Suryabrata, 2005).

Dalam penelitian ini dilakukan metode pengoleksian sampel terbagi pada

3 titik sungai yaitu 1 desa di hilir, 1 desa di tengah dan 1 desa di hulu. Sedangkan

jumlah responden yang di ambil masing-masing desa sejumlah 3 orang nelayan

sungai.

Page 19: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

19

3.6 Teknik Identifikasi

Sampel ikan yang telah di dapat, untuk selanjutnya dilakukan proses

identifikasi yang merujuk pada pedoman identifikasi ikan seperti,

www.fishbase.org, the fishes of the Indo-Australian Archipelago III (Leiden,

1916) dan freshwater fishes of western Indonesia and Sulawesi (Kottelat et al,

1993). Identifikasi ikan dilakukan di dalam laboratorium Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan Universsitas Teuku Umar. Identifikasi yang dilakukan adalah

menghitung panjang total, panjang baku, sisik ikan, kehidupan ikan serta lebar

mulut ikan.

Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri

taksonomik individu yang beraneka ragam dan memasukkannya ke dalam suatu

takson. Pengertian identifikasi berbeda sekali dengan pengertian klasifikasi.

Identifikasi berkaitan erat dengan ciri-ciri taksonomik dan akan menuntun sebuah

sampel ke dalam suatu urutan kunci identifikasi, sedangkan klasifikasi

berhubungan dengan upaya mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri. Menurut Mayr

dan Ashlock (1991), klasifikasi merupakan penataan hewan-hewan ke dalam

kelompok-kelompok berdasarkan kesamaan dan hubungan di antara mereka.

Ditinjau dari segi ilmiah, identifikasi sangat penting artinya karena seluruh urutan

pekerjaan selanjutnya tergantung kepada hasil identifikasi yang benar dari suatu

sampel yang sedang diteliti.

3.7 Analisis Data

Selanjutnya Romimohtarto dan Juwana (2001) menjelaskan, analisis data

dapat dilakukan untuk menguji berbagai tujuan penelitian. Untuk penentuan

Page 20: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

20

struktur komunitas seperti derajat penting jenis ikan yang tertangkap, dapat

digunakan indeks yang diuraikan dibawah ini.

Indeks Keaneka Ragaman Jenis :

Shanon & Waver : H’ = 𝑠𝑖=1 (ni/N) In (ni/N)

H’ = indeks keanekaragaman

S = jumlah jenis ikan

N = jumlah individu ikan

ni = jumlah individu ikan tiap jenis ke-i

3.8 Jadwal Penelitian

Rencana kerja penelitian yang akan dilaksanakan pada sungai Meurebo

dari hilir sampai ke hulu ini telah d rincikan seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Rencana kerja penelitian

No Kegitan Waktu (bulan)

1 2 3 4 5

1 Persiapan

2 Pelaksanaan riset

3 Analisis data

4 Konsultasi + revisi laporan

5 Seminar hasil

Page 21: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

21

IV. GAMBARAN UMUM

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Kabupaten Aceh Barat terletak di bagian ujung pulau sumatera di pesisir

barat Provinsi Aceh dengan letak geografis 04o 06’ 36” Lintang Utara dan 95

o 52’

43” 96o 16 45” Bujur Timur. Dengan luas wilayah kabupaten Aceh Barat

mencapai 2.927.95 Km2

atau seluas 292.795 Ha, sedangkan panjang garis pantai

diperhitungkan 50,55 Km luas laut 233 Km2.

Sungai Meureubo terletak di kabupaten Aceh Barat yang panjang

sungainya sampai ke gampong Pante Ceuremen. Sungai Meureubo dengan luas

DAS 1885Km2 dan panjang sungai utama kurang lebih 184 Km, memiliki

topografi pada bagian hulu DAS yang curam dan pada bagian hilir sungai yang

relatif datar merupakan daerah rendah dan rawan banjir. Pada lokasi penelitian

mengambil tiga titik tempat pengambilan sampel di antaranya desa Meurebo, Alue

Tampak dan Pante Ceureumen.

Desa Meureubo merupakan ibukota kecamatan Meureubo, adapun

gambaran umum Desa Meurebo memiliki batas-batas wilayah sebelah utara

berbatasan dengan Kecamatan Pante Ceureumen, sebelah selatan berbatasan

dengan Samudera Indonesia, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Johan

Pahlawan serta sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya. Luas

desa Meurebo 2,17 Km2, dimana luas lahan nya mencapai 217 Ha yang terdiri dari

20 Ha sawah, 89 Ha bukan sawah serta 108 Ha non pertanian. Desa Meureubo

merupakan desa yang definitif dan memiliki 4 dusun yang di pimpin oleh seorang

geuchik. Jarak desa Meurebo menuju ibukota kabupaten mencapai 3 Km. Jumlah

Page 22: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

22

penduduk desa Meureubo pada tahun 2010 mencapai 2045 jiwa sedangkan pada

tahun 2011 mencapai 2092 jiwa sehingga terjadi pertambahan penduduk mencapai

2,30%. Pada tahun 2011 kegiatan perikanan memiliki produksi ikan yang berasal

dari kolam/air tawar mencapai 28,08% sedangkan pada perairan umum mencapai

21,36% (BPS Aceh Barat, 2012).

Desa Keude Aron merupakan desa dari kecamatan Kaway XVI, adapun

gambaran umum Desa Keude Aron memiliki batas-batas wilayah sebelah utara

berbatasan dengan desa Beureugang, sebelah selatan berbatasan dengan desa

Kampung Mesjid sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Johan Pahlawan

serta sebelah timur berbatasan dengan Sungai Meureubo. Luas desa Keude Aron

3,03 Km2, dimana luas lahan nya mencapai 303 Ha yang terdiri dari 15 Ha sawah,

188 Ha bukan sawah serta 100 Ha non pertanian. Desa Keude Aron merupakan

desa yang definitif dan memiliki 3 dusun yang di pimpin oleh seorang geuchik.

Jarak desa Keude Aron menuju ibukota kabupaten mencapai 12 Km. Jumlah

penduduk desa Keude Aron pada tahun 2010 mencapai 579 jiwa sedangkan pada

tahun 2011 mencapai 592 jiwa sehingga terjadi pertambahan penduduk mencapai

2,25%, sedangkan tinggi rata-rata diatas permukaan laut 18 m (BPS Aceh Barat,

2012).

Desa Pante Ceureumen merupakan desa dari kecamatan Pante Ceureumen

yang juga merupakan ibukota dari kecamatan, adapun gambaran umum Desa

Pante Ceureumen memiliki batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

desa Kecamatan Sungai Mas, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamtan

Kaway XVI, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Panton Reu serta

sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya. Luas desa Pante

Page 23: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

23

Ceureumen 10,25 Km2, dimana luas lahan nya mencapai 1025 Ha yang terdiri dari

35 Ha sawah, 55 Ha bukan sawah serta 935 Ha non pertanian. Desa Pante

Ceureumen merupakan desa yang definitif dan memiliki 3 dusun yang di pimpin

oleh seorang geuchik. Jarak desa Pante Ceureumen menuju ibukota kabupaten

mencapai 43 Km. Jumlah penduduk desa Pante Ceureumen pada tahun 2010

mencapai 625 jiwa sedangkan pada tahun 2011 mencapai 640 jiwa sehingga

terjadi pertambahan penduduk mencapai 2,40%, sedangkan tinggi rata-rata diatas

permukaan laut 55 m merupakan daerah lembah/ daerah alioran sungai. Pada

tahun 2011 kegiatan perikanan memiliki produksi ikan yang berasal dari kolam/air

tawar mencapai 5,37% sedangkan pada perairan umum mencapai 11% (BPS Aceh

Barat, 2012).

4.2 Kondisi Lingkungan Perairan Penelitian

Pada penelitian ini di fokuskan pada di tiga kecamatan di antaranya

kecamatan Meureubo, kecamatan Kaway XVI dan kecamatan Pante Ceureumen.

Adapun desa-desa yang menjadi tempat lokasi penelitian di antarnya desa

Meureubo, desa Keude Aron dan desa Pante Ceureumen.

Kondisi sungai desa Meurebo sudah sedikit tercemar dikarenakan ada

aktifitas pembuatan jembatan yang sebagian materialnya jatuh kedalam sungai

serta pembuangann limbah rumah tangga sehingga air sungai terkontaminasi oleh

bahan-bahan pencemaran tersebut. Warna air sungai tersebut agak kecoklatan di

karenakan tekstur tanah dasar sungai ialah tanah liat, kedalaman sungai Meurebo

mencapai ± 3,5 meter, adapun lebar sungai Meureubo ialah 200 meter.

Page 24: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

24

Kondisi perairan sungai di desa Keude Aron dapat dikatakan masih bagus

dikarenakan air di sungai terebut hanya sedikit terkontaminasi oleh limbah rumah

tangga, maka perairan sungai Keude Aron masih dalam kategori baik. Warna air

sungainya lumayan jernih karna tekstur tanah pada bagian dasar sungai ialah

berpasir, kedalam sungai tersebut mencapai ± 3 meter, adapun lebar sungai nya

adalah 100 meter.

Kondisi perairan sungai di desa Pante Ceureumen dalam kategori baik

dikarenkan kurangnya limbah rumah tangga yang masuk ke sungai tersbut, warna

air pada sungai di kategorikan jernih karena tekstur tanah pada bagian dasar

sungai ialah berpasir. Pada saat musim hujan debit air sungai dapat meningkat

sehingga sisi kanan sungai terkikis oleh air sungai tersebut sedangkan pada sisi

sebelah kiri sungai sudah ada ikatan batuan beronjong sehingga menjadi aman.

Kedalaman sungai di desa Pante Ceureumen mencapai ±1,5 meter sedangkan

lebar sungai mencapai 70 meter.

4.3 Kegiatan Perikanan Sungai

Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan

ikan. Adapun pada penelitian ini menitik beratkan pada nelayan yang menangkap

ikan di sungai dan disebut sebagai nelayan sungai.

Nelayan sungai desa Meurebo mencari ikan di sungai tersebut dengan

menggunakan armada tangkap berupa perahu tanpa motor yang alat penggerak

nya berupa dayung yang terbuat dari kayu. Nelayan tersebut menggunakan alat

tangkap berupa pancing ikan dan jala/jaring. Hasil tangkapan rata-rata nelayan

Page 25: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

25

sungai tersebut mencapai 30 Kg per hari, ikan-ikan tersbut langsung di jualkan

kepada konsumen sekitar desa tersbut.

Nelayan sungai desa Keude Aron mencari ikan di sungai tersebut dengan

menggunakan armada tangkap berupa perahu tanpa motor yang alat penggerak

nya berupa dayung yang terbuat dari kayu. Nelayan tersebut menggunakan alat

tangkap berupa pancing ikan, jala/jaring dan tembak ikan. Hasil tangkapan rata-

rata nelayan sungai tersebut mencapai 15 Kg per hari, ikan-ikan tersbut langsung

di jualkan kepada konsumen sekitar desa tersbut.

Nelayan sungai desa Pante Ceureumen mencari ikan di sungai tersebut

dengan menggunakan armada tangkap berupa perahu tanpa motor yang alat

penggerak nya berupa dayung yang terbuat dari kayu. Nelayan tersebut

menggunakan alat tangkap berupa pancing ikan, jala/jaring serta tembak ikan.

Hasil tangkapan rata-rata nelayan sungai tersebut mencapai 20 Kg per hari, ikan-

ikan tersbut langsung di jualkan kepada konsumen sekitar desa tersbut.

Page 26: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

26

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

5.1.1 Jenis Ikan Tangkapan Desa Meureubo

Jenis-jenis ikan hasil tangkapan nelayan desa Meurebo dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Jenis ikan tangkapan desa Meureubo

No Nama Ikan

Klasifikasi Panjang

total

Panjang

baku

Lebar

badan

Lebar

Mulut Keterangan Poto

Lokal Indonesia

1 Ikan kirong-

kirong

Ikan kirong-

kiorng

Ordo : Percomorphi

Famili : Theraponidae

Genus : Therapon

Spesies : Terapon

jarbua

14,5 cm 12,5 cm 3,9 cm 0,3 cm Ikan ini

merupakan

jenis ikan

laut tetapi

bisa hidup di

bagian hilir

sungai.

2 Ikan pinang-

pinang

Ikan

kuniran

Ordo : Percomorphi

Famili : Mullidae

Genus : Upeneus

Spesies : Upeneus

sulphureus

19 cm 15,5 cm 4,9 cm 0,8 cm Ikan ini

merupakan

jenis ikan

laut tetapi

bisa hidup di

bagian hilir

sungai.

Page 27: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

27

No Nama Ikan

Klasifikasi Panjang

total

Panjang

baku

Lebar

badan

Lebar

Mulut Keterangan Poto

Lokal Indonesia

3 Ikan cikir Ikan kikik

api

Ordo : Percomorphi

Famili : Leiognathidae

Genus : Leiognathus

Spesies : Leiognathus

equulus

15 cm 12 cm 6 cm 0,3 cm Ikan ini

merupakan

jenis ikan

laut tetapi

bias hidup di

bagian hilir

sungai.

4 Ikan gabu Ikan kuwe

geraong

Ordo : Perciformes

Famili : Carangidae

Genus : Caranx

Spesies : Caranx

ignobilis

19 cm 16 cm 5,5 cm 2 cm Ikan ini

merupakan

jenis ikan

laut tetapi

bisa hidup di

bagian hilir

sungai.

5 Ikan cicip Ikan teri

pinggir

Ordo : Clupeiformes

Famili : Clupiedae

Genus : Clupeichthys

Spesies : Clupeichthys

goniognathus

11 cm 9,5 cm 6,1 cm 0,4 cm Ikan ini

merupakan

jenis ikan

laut tetapi

bisa hidup di

bagian hilir

sungai.

6 Ikan gepeng Ikan kerapu Ordo : Percomorphi

Famili : Serranidae

Genus : Epinephelus

Species : Epinepheus sp

22 cm 19 cm 5,1 cm 0,6 cm Ikan ini

merupakan

jenis ikan

laut/muara

Page 28: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

28

No Nama Ikan

Klasifikasi Panjang

total

Panjang

baku

Lebar

badan

Lebar

Mulut Keterangan Poto

Lokal Indonesia

7 Ikan rambe Ikan kuwe

rambe

Ordo : Perciformes

Famili : Carangidae

Genus : Caranx

Spesies : Caranx

sexfasciatus.

17 cm 14 cm 6,1 cm 2,2 cm Ikan ini

merupakan

jenis ikan

laut tetapi

bias hidup di

bagian hilir

sungai.

8 Ikan cabe Ikan ketang

bunga

Ordo : Perciformes

Family : Scatophagidae

Genus : Scatophagus

Spesies : Scatophagus

argus

8 cm 5,5 cm 6 cm 0,3 cm Ikan ini

merupakan

jenis ikan

laut tetapi

bias hidup di

bagian hilir

sungai.

Page 29: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

29

5.1.2 Jenis Ikan Tangkapan Desa Keude Aron

Jenis-jenis ikan hasil tangkapan nelayan desa Keude Aron dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Jenis ikan tangkapan desa Keude Aron

No Nama Ikan

Klasifikasi Panjang

total

Panjang

baku

Lebar

badan

Lebar

Mulut Keterangan Poto

Lokal Indonesia

1 Ikan

kerling

Ikan

garing

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Tor

Spesies : Tor soro

30 cm 25 cm 7,5 cm 0,6 cm Ikan yang hidup

di aliran deras

sungai

2 Ikan

serukan

Ikan

jelawat

Ordo : Ostariophysi

Famili : Cyprinidae

Genus : Leptobarbus

Spesies : Leptobarbus

hoeveni

27 cm 22 cm 7 cm 0,4 cm Ikan ini

merupakan jenis

ikan air tawar

yang hidup di

sungai

3 Ikan

belanak

Ikan

belanak

Ordo : Perciforines

Famili : Mugilidae

Genus : Mugil

Spesies : Mugil cephalus

24 cm 20 cm 4,5 cm 0,2 cm Ikan ini

merupakan jenis

ikan air tawar

yang hidup di

sungai

4 Ikan nila Ikan nila Ordo : Percomophi

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis

niloticus

23 cm 19 cm 8 cm 0,7 cm Ikan ini

merupakan jenis

ikan air tawar/

ikan budidaya

Page 30: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

30

5.1.3 Jenis Ikan Tangkapan Desa Pante Ceureumen

Jenis-jenis ikan hasil tangkapan nelayan desa Pante Ceureumen dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Jenis ikan tangkapan desa Pante Ceureumen

No Nama Ikan

Klasifikasi Panjang

total

Panjang

baku

Lebar

badan

Lebar

Mulut Keterangan Poto

Lokal Indonesia

1 Ikan

kerling

Ikan

garing

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Tor

Spesies : Tor soro

18 cm 15 cm 6 cm 0,3 cm Ikan yang hidup

di aliran deras

sungai

2 Ikan

serukan

Ikan

jelawat

Ordo : Ostariophysi

Famili : Cyprinidae

Genus : Leptobarbus

Spesies : Leptobarbus

hoeveni

27 cm 20 cm 6,6 cm 0,4 cm Ikan yang hidup

di sungai

3 Ileh Ikan

belut

Ordo : Aguilliformes

Famili : Anguillidae

Genus : Anguilla

Spesies : Anguilla sp

50 cm 45 cm 2 cm 0,2 cm Ikan yang hidup

di sungai/rawa

4 Limbek Ikan lele Ordo : Siluriformes

Famili : Clariidae

Genus : Clarias

Spesies : Clarias sp

22 cm 19 cm 3 cm Ikan yang hidup

di sungai dan di

rawa-rawa.

Page 31: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

31

No Nama Ikan

Klasifikasi Panjang

total

Panjang

baku

Lebar

badan

Lebar

Mulut Keterangan Poto

Lokal Indonesia

5 Bace Ikan

gabus

Ordo : Perciformes

Famili : Channidae

Genus : Channa

Spesies : Channa striata

27 cm 20,1 cm 4,5 cm 0,7 cm Ikan yang hidup

di sungai dan di

rawa-rawa

Page 32: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

32

5.2 Pembahasan

5.2.1 Identifikasi Ikan Hasil Tangkapan

a. Ikan Kirong-kirong

Badan agak memanjang dan gepeng. Bagian belakang pra-penutup

insang bergerigi, bagian belakang penutup insang berduri kuat dan lancip. Sisisk

pada garis rusuk 45-49, sisik transversal diatas garis rusuk 7-8 dan 14-15

dibawahnya. Jari-jari keras sirip punggung 12 dan 10 lemah. Sirip dubur berjari-

jari keras 3 dan 8 lemah serta sisik-sisik besar. Termasuk ikan buas, makanannya

ikan-ikan kecil dan invertebrata. Hidup di perairan pantai, air payau, muara-muara

sungai serta bergerombol. Dapat mencapai panjang 30 cm, umumnya 15-20 cm.

Warna Bagian atas hijau pupus sedikit kebiruan, putih perak bagian bawah,

terdapat 4 ban kuning sedikit gelap memanjang badan. Totol-totol gelap pada

sebagian besar sisip punggung dan 5 ban warna hitam (gelap) pada sirip ekor.

b. Ikan pinang-pinang/ikan kuniran

Ikan kuniran merupakan jenis ikan yang memiliki bentuk badan

memanjang sedang, pipih samping dengan penampang melintang bagian depan

punggung, serta ukurannya tubuhnya yang mencapai 20 cm. Jenis ikan ini hidup

di daerah dangkal berpasir di sekitar terumbu karang. Bentuk badan memanjang

sedang, pipih samping dengan penampang melintang bagian depan punggung

beberapa garis bengkok yang dalam dan kepala tumpul. Mempunyai pita gelap

berwarna coklat kemerahan memanjang di atas gurat sisi mulai dari moncong

melewati mata sampai ke pertengahan dasar pangkal ekor.

Page 33: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

33

c. Ikan cikir/ikan kikik api/ikan petek

Ikan petek memiliki mulut yang kecil, miring ke bawah dan jika

sepenuhnya disembulkan akan membentuk tabung yang mengarah ke bawah. Jika

mulut dalam keadaan terkatup, tulang rahang bawah miring membentuk sudut

300-45

0. Kepala seluruhnya tidak bersisik. Panjang tubuh kurangt dari tiga kali

tinggi. Ujung hidung tegak, penampang atas dari hidung hingga cekungan antara

mata melengkung dan terdapat duri dibagian tengkuknya. Sisik dada sangat tipis

dan cerah sehingga dada terlihat seperti tidak bersisik.

Bagian dada ikan petek terdapat sisik berukuran besar yang mudah sekali

lepas. Pipi tidak bersisik, terdapat titik hitam di pangkal ekor, dan jari-jari lemah

sirip dorsal bergaris hitam. Bagian tepi sirip ekor berwarna kehitaman dab hamper

semua sirip lain nya tidak berwarna atau berwarna sedikit kelabu. Ikan ini

memiliki punggung yang sangat melengkung dengan satu buah garis linea literalis

dan posisi mulut yang terminal, ukuran panjang maksimumnya mencapai 25 cm.

d. Ikan gabu/ikan kuwe gerong/ikan belitong

Ikan Belitong mudah dikenali dengan kepala cembung besar dan pedunkel

kaudal sempit dengan 2 lunak (keels) terdiri daripada kepingan-kepingan kurus

timbul pada kedua bahagian akhit garis garis sisi. Terdapat bahagian bersisik bulat

kecil pada bahagian dada di hadapan sirip perut. Sirip dorsal pertama mempunyai

8 duri dan sirip dorsal kedua 17-20 duri lembut. Sirip dubur mempunyai 3 duri

dan 15-17 duri lembut, ekornya bercabang. Warnanya berbeda-beda tetapi

biasanya kelabu biru dengan kecoklat-coklatan di belakang. Diapit oleh warna

keperakan dan juga pada dibahagian perut. Berat sekitar 60 kg tetapi biasanya 10-

30kg.

Page 34: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

34

e. Ikan cicip/ikan teri pinggir

Ikan teri atau ikan bilis adalah sekelompok ikan laut kecil anggota

keluarga Engraulidae. Nama ini mencakup berbagai ikan dengan warna tubuh

perak kehijauan atau kebiruan. Walaupun anggota Engraulidaei ada yang

memiliki panjang maksimum 23 cm, nama ikan teri biasanya diberikan bagi ikan

dengan panjang maksimum 5 cm. Moncongnya tumpul dengan gigi yang kecil

dan tajam pada kedua-dua rahangnya. Mangsa utama ikan teri ialah plankton.

f. Ikan Kerapu

Ikan Kerapu (Epinephelus sp) umumnya dikenal dengan istilah "groupers"

dan merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai peluang baik

dipasarkan domestik maupun padar internasional dan selain itu nilai jualnya

cukup tinggi.

Ikan kerapu bentuk tubuhnya agak rendah, moncong panjang memipih dan

menajam, maxillarry lebar diluar mata, gigi pada bagian sisi dentary 3 atau 4

baris, terdapat bintik putih coklat pada kepala, badan dan sirip, bintik hitam pada

bagian dorsal dan poterior.

g. Ikan kuwe rambe

Ikan Kuwe hidup di perairan dangkal, terumbu karang, membentuk

gerombolan kecil, dapat mencapai panjang ikan 75 cm, umumnya 50 cm.

Termasuk ikan buas, makanannya ikan-ikan kecil, krustasea, penangkapan dengan

pancing, bubu, jaring klotok, moroami jaring insang. Daerah penyebaran;

sepanjang pantai dangkal, perairan karang Indonesia serta muara sungai. Indian

Threadfish (Alectis indicus) Istilah Indonesia: Kuwe Rambe, Lowang, Jebus Ciri-

ciri Kuwe Rambe.

Page 35: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

35

Ikan Kuwe (Caranx Sexfasciatus) atau yang lebih dikenal dengan

nama bluefin treavllyu, termasuk ikan dasar dari golongan predator. Ikan kuwe

paling dibedakan oleh pewarnaan nya, memiliki sirip punggung gelap kedua

dengan ujung putih pada lobus. Anatomi rinci lain yang lebih fitur juga

menetapkan spesies terpisah dari anggota lain dari Caranx. Spesies ini diketahui

tumbuh dengan panjang 120 cm dan 18 kg.

h. Ikan cabe/ikan ketang bunga

Bentuk ikan ketang bunga/kiper mirip dengan ikan discus sehinga ikan

kiper juga dijadikan ikan hias bagi sebagian orang. Ikan ini mempunyai bercak

totol-totol hitam pada tubuhnya dan ketika dewasa bercak totol-totol hitam ini

akan sedikit memudar. Tubuhnya pipih agak berbentuk segiempat. Mata cukup

besar, diameternya sedikit lebih kecil daripada panjang mulut. Ikan kiper secara

umum memiliki panjang 20 cm dan maksimum pada 38 cm. Ketika memasuki

fase matang gonad ikan kiper berukuran sekitar 14 cm. Pada bagian sirip dorsal

terdapat jari-jari keras sejumlah 10-11 dan 4 di bagian irip anal.

i. Ikan Kerling/ikan garing

Ikan garing memiliki duri punggung lunak Keseluruhan total 11; Sirip

dubur lunak 8. Panjang ikan ini bisa mencapai 70 cm. Di Indonesia ikan ini dapat

dijumpai di Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Ikan ini tergolong ikan yang dapat

memijah sepanjang tahun, akan tetapi musim pemijahannya cenderung ketika

permulaan musim penghujan.

j. Ikan serukan/ikan jelawat

Menurut Asmawi (2007), Jelawat tergolong ikan pemakan segalanya

(omnivora). Diperairan umum ikan jelawat mempunyai kebiasaan berenang

Page 36: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

36

melawan arus menuju ke hulu (Ditjenkan, 1999). Bentuk tubuhnya yang agak

bulat dan memanjang, mencerminkan bahwa ikan ini termasuk perenang cepat.

Kepala sebelah atas agak mendatar, mulut berukuran sedang, garis literal tidak

terputus, bagian punggung berwarna perak kehijauan dan bagian perut putih

keperakan, pada sirip dada dan perut terdapat warna merah, gurat sisi melengkung

agak kebawah dan berakhir pada bagian ekor bawah yang berwarna kemerah-

merahan, mempunyai 2 pasang sungut.

k. Ikan belanak

Ikan belanak secara umum bentuknya memanjang agak langsing dan

gepeng. Sirip punggung terdiri dari satu jari-jari keras dan delapan jari-jari lemah.

Sirip dubur berwarna putih kotor terdiri dari satu jari-jari keras dan sembilan jari-

jari lemah. Bibir bagian atas lebih tebal daripada bagian bawahnya ini berguna

untuk mencari makan di dasar/organisme yang terbenam dalam lumpur. Ciri lain

dari ikan belanak yaitu mempunyai gigi yang amat kecil, tetapi kadang-kadang

pada beberapa spesies tidak ditemukan sama sekali

l. Ikan nila

Ikan nila merupakan ikan sungai atau danau yang ocok di pelihara di

perairan tawr yang tenang, kolam dapat berkembang pesat pada perairan payau

misalnya tambak. Berdasarkan morfologinya, kelompok ikan oreochromis ini

memang berbeda dengan kelompok tilapros. Secara umum bentuk tubuh ikan nila

panjang dan ramping dengan sisik berukuran besar. Matanya besar menonjol, dan

bagian tepinya berwarna putih, gurat sisi terputus di bagian bawah badan.

Page 37: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

37

m. Ikan belut

Belut adalah sekelompok ikan berbentuk mirip ular yang termasuk dalam

suku Synbranchidae. Suku ini terdiri dari empat genera dengan total 20 jenis. Ikan

ini boleh dikatakan tidak memiliki sirip, kecuali sirip ekor yang juga tereduksi,.

Ciri khas belut yang lain adalah tidak bersisik (atau hanya sedikit), dapat bernapas

dari udara, bukaan insang sempit, tidak memiliki kantung renang dan tulang

rusuk. Belut praktis merupakan hewan air darat. Mata belut kebanyakan tidak

berfungsi baik.

Ukuran tubuh bervariasi. Monopterus indicus hanya berukuran 8,5 cm,

sementara belut marmer Synbranchus marmoratus diketahui dapat mencapai 1,5

m. Belut sawah sendiri, yang biasa dijumpai di sawah dan dijual untuk dimakan,

dapat mencapai panjang sekitar 1 m.

n. Ikan lele

Seluruh tubuh ikan lele tidak bersisik, warna dasar hitam, cokelat, dan

kadang agak kehijauan. Tubuh ikan lele dibagi menjadi 3, yaitu kepala, badan,

dan ekor. Ikan lele memiliki kepala yang besar dan keras dengan sepasang bola

mata yang kecil. Ukuran mulut lebar, dilengkapi kumis. Hal inilah yang

menyebabkan lele disebut juga catfish, karena memiliki kumis seperti kucing

o. Ikan gabus

Ikan gabus termasuk ikan darat yang cukup besar, dapat tumbuh hingga

mencapai panjang 1 m. Berkepala besar agak gepeng mirip kepala ular (sehingga

dinamai snakehead), dengan sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh bulat gilig

memanjang, seperti peluru kendali. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor

membulat di ujungnya. sirip punggung lebih panjang dari sirip dubur, sirip yang

Page 38: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

38

pertama disokong oleh 38-45 jari-jari lunak, sirip yang disebut belakangan

disokong oleh 23-27 jari-jari sirip dada lebar dengan ujung membulat disokong

oleh 15-17 jari-jari lunak. Gurat sisinya ada 52-57 keping, panjang tubuhnya dapat

mencapai 100 cm.

Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam

kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, mulai dagu ke belakang. Sisi

samping bercoret-coret tebal (striata, bercoret-coret) yang agak kabur.

5.2.2 Karakteristik Perairan

Pada penelitian ini di fokuskan pada di tiga kecamatan di antaranya

kecamatan Meureubo, kecamatan Kaway XVI dan kecamatan Pante Ceureumen.

Adapun desa-desa yang menjadi tempat lokasi penelitian di antarnya desa

Meureubo, desa Keude Aron dan desa Pante Ceureumen.

a. Desa Meureubo

Kondisi sungai desa Meurebo sudah sedikit tercemar dikarenakan ada

aktifitas pembuatan jembatan yang sebagian materialnya jatuh kedalam sungai

serta pembuangann limbah rumah tangga sehingga air sungai terkontaminasi oleh

bahan-bahan pencemaran tersebut. Warna air sungai tersebut agak kecoklatan di

karenakan tekstur tanah dasar sungai ialah tanah liat, kedalaman sungai Meurebo

mencapai ± 3,5 meter, adapun lebar sungai Meureubo ialah 200 meter. Adapun

salinitas air sungai desa Mureubo mencapai 22ppt sehingga masih banyak ikan air

laut yang hidup di perairan sungai tersebut, sedangkan pH air sungai tersebut

mencapai 6.

Page 39: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

39

Nelayan yang mencari ikan di desa tersbeut menggunakan armada tangkap

berupa perahu tanpa motor yang orang desa sekitar menyebutnya dengan sebutan

jalo. Alat tangkap yang di gunakan oleh nelayan sekitar masih tradisional yaitu

berupa pancing dan jala/jaring. Nelayan desa Meureubo malakukan aktivitas

penangkapan ikan di sungai tersebut pada waktu pagi hari, siang hari dan sore hari

dan ada juga yang menangkap ikan pad sore hingga malam hari nya. Sebagian

nelayan sungai di desa Meureubo ada juga yang menggunakan pancing dawai

untuk mengantisipasi tertangkap nya jenis ikan besar.

b. Desa Keude Aron

Kondisi perairan sungai di desa Keude Aron dapat dikatakan masih bagus

dikarenakan air di sungai terebut hanya sedikit terkontaminasi oleh limbah rumah

tangga, maka perairan sungai Keude Aron masih dalam kategori baik. Warna air

sungainya lumayan jernih karna tekstur tanah pada bagian dasar sungai ialah

berpasir, kedalam sungai tersebut mencapai ± 3 meter, adapun lebar sungai nya

adalah 100 meter. Adapun salinitas air sungai desa Keude Aron mencapai 0,5ppt

sehingga ikan yang hidup di sungai tersebut adalah jenis-jenis ikan air tawar saja,

sedangkan pH air sungai tersebut mencapai 4,5.

Nelayan yang mencari ikan di desa Keuede Aron menggunakan armada

tangkap berupa perahu tanpa motor yang orang desa sekitar menyebutnya dengan

sebutan jalo. Alat tangkap yang di gunakan oleh nelayan sekitar masih tradisional

yaitu berupa pancing, jala/jarring serta tembak ikan. Nelayan desa Keude Aron

malakukan aktivitas penangkapan ikan di sungai tersebut pada waktu pagi hari,

siang hari dan sore hari dan ada juga yang menangkap ikan pad sore hingga

malam hari nya. Nelayan yang menggunakan tembak ikan melakukan aktivitasnya

Page 40: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

40

khusus pada malam hari. Sedangkan nelayan yang menggunakan alat tangkap

pancing menambang ikan pada malam hari serta hasilnya di ambil pada pagi hari,

biasanya nelayan tersbut hanya memfokuskan tambang ikan jenis ikan

kerling/ikan kering.

c. Desa Pante Ceureumen

Kondisi perairan sungai di desa Pante Ceureumen dalam kategori baik

dikarenkan kurangnya limbah rumah tangga yang masuk ke sungai tersbut, warna

air pada sungai di kategorikan jernih karena tekstur tanah pada bagian dasar

sungai ialah berpasir. Pada saat musim hujan debit air sungai dapat meningkat

sehingga sisi kanan sungai terkikis oleh air sungai tersebut sedangkan pada sisi

sebelah kiri sungai sudah ada ikatan batuan beronjong sehingga menjadi aman.

Kedalaman sungai di desa Pante Ceureumen mencapai ±1,5 meter sedangkan

lebar sungai mencapai 70 meter. Adapun salinitas air sungai desa Pante

Ceureumen mencapai 0,5ppt sehingga ikan yang hidup di sungai tersebut adalah

jenis-jenis ikan air tawar saja, sedangkan pH air sungai tersebut mencapai 5.

Nelayan yang mencari ikan di desa Pante Ceureumen menggunakan

armada tangkap berupa perahu tanpa motor yang orang desa sekitar menyebutnya

dengan sebutan jalo. Alat tangkap yang di gunakan oleh nelayan sekitar masih

tradisional yaitu berupa pancing, jala/jarring, tembak ikan serta bube/bubu.

Nelayan desa Pante Ceureumen malakukan aktivitas penangkapan ikan di sungai

tersebut pada waktu pagi hari, siang hari dan sore hari dan ada juga yang

menangkap ikan pad sore hingga malam hari nya. Nelayan yang menggunakan

tembak ikan melakukan aktivitasnya khusus pada malam hari. Nelayan yang

Page 41: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

41

menggunakan alat tangkap bube/bubu menaruh bubunya di bawah aliran jatuhnya

air irigasi.

5.2.3 Analisis Keanekaragaman Jenis

Untuk menghitung indeks keanekaragaman jenis di gunakan rumus

Shanon & Waver : H’ = 𝑠𝑖=1 (ni/N) In (ni/N). hasil indek keaneka ragaman

jenis ikan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Nilai indeks Keanekaragaman Jenis Ikan (H’) yang tertangkap selama

penelitian di tiga Stasiun di Sungai Meureubo berdasarkan Indeks

Shannon

Nilai Indeks Keanekaragaman (H’)

ST I

Desa Meureubo

ST II

Desa Keude Aron

ST III

Desa Pante Ceureumen

Keaneka

ragaman jenis

ikan

0,78

0,53

0,66

Berdasarkan hasil perhitungan nilai Indeks Keanekaragaman pada tabel

tersebut di atas, bahwa kisaran nilai Indeks Keanekaragaman yaitu 0,53 –0,78

dimana Indek tertinggi ditemui pada Stasiun I Desa Meureubo, sedangkan nilai

indek terendah terdapat pada Stasiun II Desa Keude Aron sebesar 0,53. Lebih

tingginya nilai indek keanekaragaman pada Stasiun I karena lokasi ini masih

terpengaruh oleh aliran laut sehingga ikan air laut masih banyak di jumpai pada

sungai tersebut. Sedangkan Stasiun II perairan tersebut sudah di pengaruhi

penambangan pasir serta komuditas yang diperioritaskan oleh nelayan sungai

hanya menitik beratkan pada salah satu spesies saja. Pada Stasiun III Desa Pante

Ceureumen mendapat nilai indeks sebesar 0,66, mencerminkan ikan di sungai

desa Pante Ceureumen lebih bervariasi daripada desa Keude Aron.

Page 42: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

42

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat 15 jenis ikan yang hidup di

sepanjang sungai Meureubo. Pengambilan sampel ikan dilakukan dengan cara

mewawancara nelayan sungai yang berlokasi di 3 desa yaitu desa Meureubo, desa

Keude Aron serta desa Pante Ceureumen.

Dari hasil penelitian didapatkan nilai indeks keanekaragaman jenis ikan

yang berbeda-beda, dimana di nilai tersebut meliputi desa Meureubo 0,78; desa

Keude Aron 0,53; serta desa Pante Ceureumen 0,66. Dengan adanya nilai indeks

tersebut mengindikasikan bahwa lebih banyak jenis ikan yang hidup di perairan

sungai desa Meureubo dikarenakan sungai tersebut masih dekat dengan laut,

sehingga ada jenis ikan-ikan laut yang hidup didaerah tersebut.

6.1 Saran

Perlu adanya pengawasan terhadap kebersihan lingkungan sungai, agar

ikan-ikan yang hidup di sungai mudah untuk dilakukan identifikasi. Kurangnya

nelayan sungai yang mencari/menangkap ikan di sungai Meureubo.

Page 43: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

43

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu

Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu

Hayat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Anonymus, 2006. Perairan Indonesia. Jakarta. (www.google.com).

(Dikunjungi pada tanggal 2 Juli 2012)

Anonymus, 2005. Macam-macam Ikan Air Tawar. Jakarta. (www.google.com).

(Dikunjungi pada tanggal 17 Maret 2012)

Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. PT.

Rineka Cipta. 370 hal.

Bond, C.E. 1979. Biology of Fishes. W.B. Saunders Company, Philadelphia.

Borgstrøm, Reidar & Hansen, Lars Petter, 2008. Dalam

http://www.wikipedia.com//Jenis-jenis ikan air tawar.

Departemen Kelautan dan Perikanan, 2011. Teknik Identifikasi Spesies Ikan,

Jakarta.

Djoko Suseno, 2000. Dalam Darmadi Blog 2009. Laporan Praktikum Fisiologi

Ikan. Jakarta

Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Armico, Bandung.

Effendie, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor.

Fujaya, 1999. Fisiologi Ikan. Dalam Darmadi Blog 2009. Laporan Praktikum

Fisiologiu Ikan. Jakarta

Haryono, 2009. Identifikasi Ikan. Bukun Panduan Lapangan : Ikan Perairan

Gambut. Penerbit LIPI Press. Jakarta

Hasan, I. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.

Jakarta. Ghalia Indonesia. 260 hal.

Islam. M, 2006. Pola Kehidupan Sosial dan Perilaku Produktif Masyarakat

Nelayan. Kajian Materi Diklat. Surabaya

Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, and S. Wirjoatmodjo. 1993.

Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi = Ikan air tawar

Page 44: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

44

Indonesia bagian barat dan Sulawesi. Jakarta. Periplus Editions

Limited.

Leiden.1916. The Fishes of The Indo-Australian Archipelago III. Holland. E. I.

Brill Ltd. 480 Pages.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid 1 dan 2. Bina

Cipta, Jakarta.

Stickney, 1979. Dalam Darmadi Blog 2009. Laporan Praktikum Fisiologiu Ikan.

Jakarta

Suryabrata, 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta. PT. Rajagrafindo Persada.165

hal.

Umi dkk, 2008. Jurnal Penelitian Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Brawijaya. Volume II. Nomor 1. Bulan Juni 2008: 7-12.

www.fishbase.org

Page 45: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

45

LAMPIRAN

Lampiran 1. Panduan kuesioner yang digunakan dalam penelitian

Panduan Kuesioner Lapangan

IDENTIFIKASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI SUNGAI

MEUREBO KABUPATEN ACEH BARAT

Nama Responden :...........................................

Pekerjaan :............................................

Alamat :............................................

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI PERIKANAN

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH

2012

Page 46: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

46

Pendahuluan

Kabupaten Aceh Barat memiliki banyak sungai yang didalam nya banyak

terdapat hasil perikanan yang salah satu nya jenis ikan-ikan yang memiliki nilai

ekonomis. Salah satu sungai yang ada di Kabupaten Aceh Barat adalah Sungai

Meurebo yang panjang sungainya mulai dari Kec. Johan Pahlawan sampai Kec.

Pante Ceuremen. Sungai Meurebo ini banyak mengahasilkan jenis-jenis ikan air

tawar sehingga hasil tangkapan dapat di jual di pasaran domestik.

Dalam pemanfaatan sumber daya alam yang dapat diperbaharui nelayan-

nelayan sungai yang menagkap ikan di sungai Meurebo ini perlu dilakukan suatu

kajian ilmu pengetahuan mengenai jenis-jenis ikan yang tertankap. Maka perlu

dilakukan sebuah penelitian ”Identifikasi Jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan

di Sungai Meurebo Kabupaten Aceh Barat”. Dalam penentuan pemanfaatan

yang ada saat ini perlu masukan dari berbagai responden (nelayan) yang

berkepentingan atau yang mengetahui jenis-jenis ikan apa saja yang ada di sungai

tersebut yang akan di identifikasi sehingga dengan mengisi kuisioner ini akan

memberikan masukan yang sangat berarti untuk menentukan jenis-jenis ikan apa

saja yang tertangkap dan di identifikasi. Sehingga masukan dari Bapak/Ibu sangat

kami harapkan.

Page 47: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

47

Kuesioner yang diajukan pada setiap responden

No Variabel Ket

1 Data Kuantitatif

a. Jenis ikan yang tertangkap

b. Jumlah ikan yang tertangkap

c. Alat tangkap

d. Armada tangkap

2 Data Kualitatif

a. Kondisi sungai

b. Kedalaman

c. Dasar sungai tempat menangkap

d. Lebar sungai

Page 48: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

48

Lampiran 2. Foto lokasi penelitian

Desa Pante Ceuremen

Desa Meureubo

Desa Kede Aron

Page 49: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.utu.ac.id/960/2/BAB I.pdf0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan

49

Lampiran 3. Foto kegiatan penelitian di Laboratorium