i. pendahuluan 1.1. latar belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/bab i-v.pdf · pada dasarnya ada dua...

57
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, dan Vietnam. Negara Indonesia adalah Negara agraris yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah bercocok tanam. Kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional diantaranya adalah dengan peningkatan kehidupan ekonomi yang dilakukan melalui pembangunan pertanian (Hernanto, 2003). Pembangunan pertanian Indonesia telah dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan dengan harapan dapat meningkatkan produksi pertanian semaksimal mungkin sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dalam mencapai kesejahteraan, Peningkatan produksi pangan, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani merupakan arah dan tujuan pembangunan pertanian (Tjakrawiralaksana, 2002). Potensi sosial ekonomi yang merupakan kekuatan sekaligus modal dasar bagi pengembangan produksi padi di Indonesia antara lain adalah: beras karena beras merupakan bahan pangan pokok bagi 95 persen penduduk Indonesia,

Upload: others

Post on 26-May-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman

pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan

subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang

(Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan

di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India,

beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, dan

Vietnam.

Negara Indonesia adalah Negara agraris yang sebagian besar mata

pencaharian penduduknya adalah bercocok tanam. Kebijakan yang ditempuh

pemerintah untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional diantaranya adalah

dengan peningkatan kehidupan ekonomi yang dilakukan melalui pembangunan

pertanian (Hernanto, 2003).

Pembangunan pertanian Indonesia telah dilaksanakan secara bertahap dan

berkelanjutan dengan harapan dapat meningkatkan produksi pertanian semaksimal

mungkin sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dalam mencapai

kesejahteraan, Peningkatan produksi pangan, peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan petani merupakan arah dan tujuan pembangunan pertanian

(Tjakrawiralaksana, 2002).

Potensi sosial ekonomi yang merupakan kekuatan sekaligus modal dasar

bagi pengembangan produksi padi di Indonesia antara lain adalah: beras karena

beras merupakan bahan pangan pokok bagi 95 persen penduduk Indonesia,

Page 2: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

2

usahatani padi sudah merupakan bagian hidup dari petani di Indonesia sehingga

menciptakan lapangan kerja yang besar, dan kontribusi dari usahatani padi

terhadap pendapatan rumah tangga petani cukup besar. Sebagai bahan makanan

pokok, beras akan terus mempunyai permintaan pasar yang meningkat, sejalan

dengan pertumbuhan penduduk. Dari sisi petani, selama ada cukup air, petani di

Indonesia hampir bisa dipastikan menanam padi. Karena bertanam padi sudah

menjadi bagian hidupnya selain karena untuk ketahanan pangan keluarga, juga

sebagai sumber pendapatan rumah tangga. Karena itu, usahatani padi akan terus

dilakukan petani.

Dari aspek sosial ekonomi, peluang eksternal yang mendukung upaya

peningkatan produksi padi antara lain adalah: peningkatan permintaan beras

merupakan jaminan pasar bagi petani padi, sistem pemasaran beras yang stabil

dan efisien sehingga persentase marjin pemasaran cukup kecil, dan subsidi

sarana produksi (pupuk dan benih) sehingga dapat memperkecil biaya produksi.

Ketiga faktor di atas merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan guna

meningkatkan keuntungan usahatani padi dan meningkatkan daya saing usahatani

padi. Semua peluang ini dapat meningkatkan motivasi petani dalam menanam

padi (Irawan, 2003).

Pembinaan usahatani melalui kelompok tani ini tidak lain adalah sebagai

upaya percepatan sasaran. Petani yang banyak jumlahnya dan tersebar di pedesaan

yang luas, sehingga dalam pembinaan kelompok diharapkan timbulnya cakrawala

dan wawasan kebersamaan memecahkan dan merubah citra usahatani sekarang

menjadi usahatani masa depan yang cerah dan tetap tegar. Adapun tujuan

dibentuknya kelompok tani adalah untuk lebih meningkatkan dan

Page 3: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

3

mengembangkan kemampuan petani dan keluarganya sebagai subjek

pembangunan pertanian melalui pendekatan kelompok agar lebih berperan dalam

pembangunan. Kelompok tani merupakan suatu bentuk perkumpulan petani yang

berfungsi sebagai media penyuluhan yang diharapkan lebih terarah dalam

perubahan aktivitas usahatani yang lebih baik lagi. Aktivitas usahatani yang lebih

baik dapat dilihat dari adanya peningkatan-peningkatan dalam produktivitas

usahatani yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan petani sehingga

akan mendukung terciptanya kesejahteraan yang lebih baik bagi petani dan

keluarganya (Daniel. M, 2002).

Padang Rubek merupakan desa yang terdapat di Kecamatan Kuala Pesisir

Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh.Rata-rata permasalahan yang dihadapi oleh

petani Padang Rubek adalah masalah rendahnya pendapatan.Dengan berlandaskan

permasalahan tersebut diatas, untuk itu maka penulis memilih judul “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Tani Padi Sawah di Desa

Padang Rubek Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan yang akan diidentifikasi dalam penelitian ini adalah

seberapa besar pengaruh biaya (x1), luas lahan (x2) dan produksi (x3) berpengaruh

nyata terhadap pendapatan petani padi sawah di Desa Padang Rubek Kecamatan

Kuala pesisir Kabupaten Nagan Raya.

Page 4: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

4

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh

Biaya, luas lahan dan produksi terhadap pendapatan petani padi sawah di Desa

Padang Rubek Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

1.4. Kegunaan Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan akan dapat :

1. Bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan dalam menanam padi

terutama mengoptimalkan pendapatan petani padi di Desa Padang Rubek

Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

2. Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi peneliti berikutnya yang

akan melakukan pengkajian masalah yang relavan.

1.5. Hipotesis

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat dikemukan

hipotesis dalam penelitian ini bahwa faktor biaya (x1), luas lahan (x2) dan

produksi (x3) berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani padi sawah di Desa

Padang Rubek Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

Page 5: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Padi (Oryza sativa L)

Padi merupakan kebutuhan kebutuhan manusia yang paling mendasar,

sehingga ketersediaan pangan khususnya beras bagi masyarakat harus selalu

terjamin. Dengan terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat maka, masyarakat

akan memperoleh hidup yang tenang dan akan lebih mampu berperan dalam

memperoleh hidup yang tenang dan akan lebih mampu berperan dalam

pembangunan. Beras merupakan salah satu makanan pokok bangsa Indonesia.

Oleh karna itu, perhatian akan beras atau tanaman padi tidak ada henti-hentinya.

Perjalanan bangsa Indonesia dalam pengadaan beras pun berliku-liku yang pada

akhirnya dapat berswasembada beras pun berliku-liku yang pada akhirnya dapat

berswasembada beras pada tahun 1984. Keadaan tersebut tentunya perlu

dipertahankan hingga sekarang.Penyediaan pangan yang cukup merata dan

bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia khususnya masyarakat Kecamatan Kuala

Pesisir merupakan suatu prioritas terpenting guna mewujudkan ketersediaan

pangan.

Beras merupakan bahan pangan pokok yang vital bagi penduduk

Indonesia.Itulah sebabnya program swasembada beras menjadi sangat

penting.Pencetakan sawah baru dan program intensifikasi merupakan upaya

pemerintah agar Indonesia dapat terus berswasembada beras.Menanam padi di

sawah sudah mendarah daging bagi sebagian petani Indonesia.Pekerjaan ini

banyak diwariskan turun temurun dari genersi kegenerasi.Cara penanaman yang

dilakukan boleh dikatakan tidak berbeda dari system yang dilakukan nenek

Page 6: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

6

moyang kita sejak mengenal lahan sawah.Sejak zaman dulu hingga sekarang.

salahsatu tujuan pembangunan pertanian adalah untuk menciptakan ketahanan

pangan dan peningkatan kesejahteraan petani, sehingga pemerintah mempunyai

kewajiban untuk selalu mengupayakan ketersediaannya, melalui berbagai langkah

kebijakan. Disamping itu, dalam rangka peningkatan kesejahteraan petani,

diupayakan agar harga jual padi berada dalam tingkat yang mampu memberikan

keuntungan bagi petani. Bahan pangan yang memperoleh perhatian khusus adalah

bahan yang strategis, seperti beras, gula, jagung, kedelai, ubi kayu dan ikan

kering.

Lebih lanjut Husen Sawit dalam Widodo S, (2002) mengatakan bahwa

bagi negara-negara Asia termasuk Indonesia, pangan berarti beras. Hal ini

mengisyaratkan bahwa beras masih memegang peranan penting sebagai pangan

utama di Asia. Diperkirakan 40-80% kebutuhan kalori masyarakat berasal dari

beras. Beras menjadi sumber pendapatan yang penting bagi sebagian besar petani

kecil di Asia, karena diperkirakan 2/3 lahan pertanian di Asia dialokasikan untuk

tanaman padi.

Sayogya dan Mukhtar Saman (2000) mengungkapkan bahwa

menggunakan eqivalen konsumsi beras perkapita sebagai ukuran kemiskinan di

Indonesia. Di sebagian besar negara Asia. Beras mempunyai nilai politik strategis,

yang mempunyai implikasi, pemerintahan akan labil jika beras harganya tidak

stabil dan sulit diperoleh. Di Indonesia kondisi ini diperburuk dengan adanya

kendala disisi produksi. Ada empat masalah yang berkaitan dengan kondisi

pemberasan di Indonesia, pertama rata-rata luas garapan petani hanya 0,3 ha,

kedua, sekitar 70% petani padi termasuk golongan masyarakat miskin dan

Page 7: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

7

berpendapatan rendah. Ketiga, hampir seluruh petani padi adalah net konsumer

beras dan keempat, rata-rata pendapatan dari usaha tani padi hanya sebesar 30%

dari total pendapatan keluarga.

Dengan kondisi ini hampir semua sawah ditanami dengan cara

konvensional. Petani meneruskan cara budidaya yang biasa dilakukan orang tua

atau kenalannya. Orang tua atau kenalannya. Orang tua tersebut pun hanya meniru

atau mengikuti cara yang biasa dilakukan generasi sebelumnya.

Beberapa kelemahan ternyata tampak dalam system pengolahan tanah

yang biasa diterapkan petani.Air yang boros, tenaga kerja banyak, biaya relatif

besar, serta waktu yang relatif banyak yang dicurahkan petani merupakan hal

yang menonjol.Sesuai dengan perkembangan zaman berbagai permasalahan baru

dalam produksi padi mulai banyak timbul. Berkurangnya lahan sawah karena

digunakan kepentingan lain, kurangnya tenaga kerja produktif digampong-

gampong, berkurangnya ketersediaan air irigasi dan lainnya merupakan masalah

yang membutuhkan jalan keluarnya.

Sistem penanaman padi sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah

secara sempurna seraya petani melakukan persemaian. Mula-mula sawah dibajak.

Pembajakan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin maupun hewan ternak

atau melalui pencangkulan oleh petani. Setelah dibajak tanah dibiarkan selama 2-3

hari, selanjutnya tanah dilumpurkan dengan cara dibajak lagi untuk kedua kalinya,

setelah itu bibit hasil semaian ditanam dan selanjutnya proses pemeliharaan

tanaman padi hingga proses pemanenan.

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam

meningkatkan produksi tanaman padi sawah namun kenyataannya minat tenaga

Page 8: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

8

kerja produktif sangat kurang dan kita ketahui bahwa dalam budidaya padi sawah

ini kebutuhan tenaga kerja sangat diperlukan dan setiap tahunnya biaya tenaga

kerja selalu meningkat. Sehingga hal ini dapat membengkakkan biaya produksi

sehingga dapat mengurangi pendapatan bagi pemerintah selalu daihadapkan pada

posisi sulit, satu sisi pemerintah harus menyediakan beras dengan harga yang

terjangkau oleh masyarakat, dan disisi lain pemerintah harus melindungi petani

produsen dan menjaga ketersediaan secara cukup (Achmad Suryana, 2003).

Program pembangunan pertanian di Indonesia dimulai sejak Pelita

Pertama, produksi beras menunjukkan kecenderungan meningkat, puncaknya pada

tahun 1984 Indonesia telah menyatakan diri sebagai negara yang berswasembada

beras. Dengan berjalannya waktu kondisi produksi beras di Indonesia tidak selalu

stabil, mengalami kenaikan dan penurunan. Sejak tahun 1994 Indonesia sudah

tidak lagi berswasembada beras (Sapuan, 2003).

Produksi beras Indonesia jauh tertinggal dari permintaan, sementara

tingkat partisipasi konsumsi beras baik di kota maupun di desa, di Jawa maupu

diluar Jawa cukup tinggi yaitu 97-100 persen, ini berarti hanya 3 persen rumah

tangga yang tidak mengkonsumsi beras. Kondisi ini membawa dampak semakin

besarnya ketergantungan terhadap beras (Achmad Suryana, 2001).

2.2. Pendapatan

Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang

dapat ditemukan dalam literatur akuntansi.

a. Pendekatan yang memusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva yang

ditimbulkan oleh kegiatan operasional perusahaan, di mana pendapatan akan

diakui pada saat itu juga atau pada saat terjadinya penjualan, yaitu pada saat

Page 9: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

9

terjadinya arus masuknya aktiva baru sebagai akibat dari hasil akhir kegiatan

operasional dan besarnya pendapatan itu dapat diukur menurut nilai dari

aktiva yang masuk tersebut.

b. Pendekatan yang memusatkan perhatian pada penciptaan barang dan jasa

serta penyalurannya kepada konsumen atau produsen lainya, misalnya kepada

para perusahaan kontraktor di mana dalam mengerjakan kontrak jangka

panjang dengan menggunakan persentase penyelesaian dalam mengakui

pendapatannya, maka pendapatan akan diakui sesuai dengan besarnya jasa

yang telah dikerjakan atau juga pekerjaan yang telah diselesaikan dan harus

diakui pada saat itu.

Dalam meningkatkan pendapatan, maka petani harus berusaha

meningkatkan hasil-hasil produksi agar memperoleh peningkatan pendapatan

dengan memaksimalkan input-input faktor yang mempengaruhi

(Tjakrawiralaksana 2001).

Menurut Harnanto (2003), ada beberapa ukuran pendapatan petani yaitu:

a. Pendapatan kerja petani (operator laborincome); diperoleh dengan

menghitung semua penerimaan yang berasal dari penjualan yang dikonsumsi

keluarga dan kenaikan nilai inventaris. Setelah itu dikurangi dengan semua

pengeluaran baik yang tunai maupun yang tidak diperhitungkan.

b. Penghasilan kerja petani (operator farmlabor earning); diperoleh dari

menambah pendapatan kerja petani ditambah dengan penerimaan tidak tunai.

c. Pendapatan kerja keluarga (family farmlabor earning); merupakan hasil balas

jasa dari petani dan anggota keluarga.

Page 10: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

10

d. Pendapatan keluarga (family income); yaitu dengan menjumlahkan semua

pendapatan petani dan keluarganya dari berbagai sumber.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendapatan (revenue)

adalah hasil operasional, berupa penambahan asset yang mengakibatkan

bertambahnya owner equity dan diukur berdasarkan barang atau jasa yang

diserahkan pada pembeli atau pelanggan serta dinyatakan dengan satuan uang dan

dilaporkan dalam laporan keuangan untuk suatu periode tertentu. Pendapatan juga

sering dikenal dengan sebutan berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees),

bunga, deviden royalti dan sewa.

2.3. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Menurut Suratiyah (2006) pendapatan usahatani ini dipengaruhi oleh

faktor internal dan eksternal. (a). faktor internal merupakan faktor yang dimiliki

petani yang erat kaitannya dalam mengelola usahatani (b). faktor eksternal

merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar kegiatan usahatani. Terdapat

banyak faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani. Artinya apabila salah

satu faktor tidak tersedia, maka tujuan yang dikehendaki untuk meningkatkan

pendapatan petani tidak akan tercapai.

2.3.1 Luas Lahan

Tanah merupakan faktor produksi pertanian yang penting. Keseimbangan

tanah dengan kandungan bahan organik, mikroorganisme dan aktivitas biologi

serta keberadaan unsur-unsur hara dan nutrisi sangat penting untuk keberlanjutan

pertanian kedepan, begitu juga dengan kesehatan manusia mempunyai hubungan

langsung dengan kesehatan tanah (Anonymous, 2008).

Page 11: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

11

Salah satu permasalahan yang dihadapi banyak petani adalah kesehatan

dan kesuburan tanah yang semakin menurun. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-

gejala sebagai berikut ; tanah cepat kering, retak-retak bila kurang air, lengket bila

diolah, lapisanolah dangkal, asam dan padat, produksi sulit meningkat bahkan

cenderung menurun. Kondisi ini semakin buruk karena penggunaan pupuk an-

organik terus meningkat dan pengguanaan pestisida untuk mengen dalikan

organisme pengganggu tumbuhan juga meningkat. Perilaku usaha tani lebih

tertuju pada cara memupuk tanaman, bukan cara memupuk tanah menjadi subur,

sehingga dapat menyediakan sekaligus memberikan banyak nutrisi pada tanaman.

Saat ini usaha tani secara umum belum melibatkan tanah sebagai komponen yang

mempengaruhi dan menentukan keputusan pengendalian dalam pengelolaan suatu

agroekosistem. Di beberapa tempat masih terjadi pembakaran sisa jerami sebelum

pengolahan lahan, sehingga mengakibatkan pencemaran udara dan rotasi unsur

hara tidak terjadi (Anonymous, 2008).

Luas lahan akan mempengaruhi skala usaha, dimana usaha ini pada

akhirnya akan mempengaruhi efesien atau tidaknya suatu usaha pertanian.

seringkali dijumpai, makin luas lahan yang dipakai sebagai usaha pertanian maka

lahan tersebut semakin tidak efesien. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa

luasnya lahan mengakibatkan upaya melakukan tindakan yang mengarah pada

segi efesien akan berkurang. Sebaliknya pada lahan yang sempit upaya

pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi semakin baik, sehingga usaha

pertanian ini lebih efesien.Meskipun demikian lahan yang terlalu kecil cenderung

menghasilkan usaha yang tidak efesien pula (Arsyad, 2007, h. 12).

Page 12: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

12

Menurut soekartawi (2003, h. 32) lahan pertanian dapat diartikan sebagai

tanah yang di siapkan untuk di usahakan oleh para petani misalnya

sawah.Sedangkan tanah pertanian adalah tanah yang belum tentu di usahakan

untuk pertanian.Ukuran luas lahan secara tradisonal perlu di pahami agar dapat di

transformasikan ke ukuran luas lahan yang nyata dengan skala hektar, di samping

itu selain ukuran luas lahan di perhatikan maka ukuran nilai tanah juga di

perhatikan.

Penggunaan lahan meliputi jenis penggunaan lahan dan proporsi masing-

masing penggunaanya. Adanya perkebunan akan menambah subjek penggunaan

lahan di area lokasi calon perkebunan. Subjek baru ini tentu akan bersaing dengan

subjek pengguna lahan yang sudah ada. Perusahaan perkebunan harus dapat

menghindari konflik sosial melalui program Community Development (CD) dan

Corporate Sosial Responsibility (CSR) dengan membentuk koperasi atau

kelompok kerja produktif bidang yang diminati masyarakat, misalnya beternak,

kerajinan, perdagangan umum dan sebagainya (Sukirno,2008, h. 46).

(Anonymous.2008, h. 14) luas lahan yang selalu digunakan dalam skala

usaha pertanian tradisional karena komunitas yang ditanam oleh petani

tradisional.Dengan demikian pedoman luas lahan juga secara otomatis mengacu

pada nilai modal, asset dan tenaga kerja.Kebun karet, kopi, kakao (coklat), kelapa

sawit juga bisa menggunakan acuan luas lahan untuk menentukan skala

usahanya.Menentukan kesesuaian lahan pertanaman bertujuan untuk menentukan

tingkat kesesuaian lahan suatu tanaman, sehingga dapat melakukan tindakan

pengelolaan lahan dengan baik.

2.3.2 Modal / Biaya

Page 13: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

13

Modal/kapital mengandung banyak arti, tergantung pada penggunaannya.

Dalam arti sehari-hari, modal sama artinya dengan harta kekayaan yang dimiliki

seseorang yaitu semua harta semua uang, tanah, mobil, dan lain sebagainya.

Menurut Von Bohm Bawerk (Daniel Mohar, 2004), arti modal atau

kapital adalah segala jenis barang yang dihasilkan dan dimiliki masyarakat,

disebut dengan kekayaan masyarakat. Sebagian kekayaan itu digunakan untuk

memenuhi kebutuh konsumsi dan sebagian lagi digunakan untuk memproduksi

barang-barang baru dan inilah yang disebut modal masyarakat atau modal sosial.

Jadi, modal adalah “ setiap hasil/produk atau kekayaan yang digunakan untuk

memproduksi hasil selanjutnya atau hasil yang baru”. Secara umum modal ini

habis juga, tetapi tidak sama sekali terisap dalam hasil, contoh : cangkul, parang,

garuk, dll. Modal bergerak (Variabel Cost) adalah barang-barang yang digunakan

dalam proses produksi yang hanya bisa digunakan dalam proses produksi, contoh:

pupuk, pestisida, biaya produksi dll. Dalam usaha pertanian dikenal ada modal

fisik dan modal manusiawi tidak memberikan pengaruh secara lansung,

dampaknya akan kelihatan dimasa datang dengan meningkatnya kualitas dan

produktivitas sumber daya manusia pengelolanya. Yang dimasukkan dalam

kalkulasi modal usaha tani padi adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh petani

padi mulai dari pengelohan tanah sampai permanen hasil. Biaya yang dimaksud

yaitu pembelian bibit, pupuk, pestisida, alat-alat dan biaya lainnya yang

dikeluarkan untuk usaha tani padi yang dilakukan.

Modal adalah semua bentuk kekayaan atau uang yang dapat digunakan

dalam proses produksi untuk menambah output atau produk yang dihasilkan oleh

petani jagung yang diukur dalam satuan rupiah. Modal mengandung pengertian

Page 14: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

14

sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksikan hasil

pertanian.Modal meliputi baik modal dalam bentuk uang (Geldkapital), maupun

dalam bentuk barang (sachkapital) seperti mesin barang-barang dagangan dan

lain-lain (Suryanto & Galih.2005).

Total biaya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost)

dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relative

tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun hasil yang diperoleh banyak atau

sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh

hasil panen/produksi yang diperoleh (Sastrosayono & Selardi,2006).

Modal merupakan unsur pokok usaha tani yang sangat penting. Dalam

pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang besama-sama dengan

faktor produksi lain dan tenaga kerja serta pengelolaan menghasilkan barang-

barang baru, yaitu produksi pertanian. Pada usaha tani yang dimaksud dengan

modal (Hernanto Fadholi, 2000) adalah :

a. Tanah

b. Bangunan-bangunan (gudang, kandang, lantai jemur, pabrik dan lain-lain)

c. Alat-alat pertanian (traktor, luku, garu, sprayer, cangkul, parang dan lain-

lain)

d. Tanaman, ternak dan ikan di kolam

e. Bahan-bahan pertanian (pupuk, bibit dan obat-obatan)

f. Piutang di bank

g. Uang tunai

Sedangkan menurut sifatnya modal dibedakan menjadi dua, yaitu:

Page 15: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

15

1. Modal tetap artinya modal yang tidak habis pada satu periode produksi,

seperti tanah bangunan.

2. Modal bergerak meliputi alat-alat, bahan, uang tunai piutang di

bank,tanaman, ternak dan ikan. Jenis modal ini habis atau dianggap habis

dalam satu periode proses produksi.

2.3.3 Skill(keahlian)

Yang dimaksud dengan keahlian atau skill adalah manajemen atau

kemampuan petani menentukan manfaat penggunaan faktor produksi dalam

perubahan teknologi, sehingga usaha tani yang dikelolanya dapat memberikan

hasil (out put) yang lebih baik. Oleh karena itu kepada para petani harus diberikan

penyuluhan dalam menggunakan dan memanfaatkan faktor-faktor produksi pada

saat muncul teknologi baru yang dapat diterapkan dalm melakukan usaha tani

(Daniel Mohar, 2004).

2.3.4 Tenaga Kerja

Dalam ilmu ekonomi (Daniel Mohar, 2004) yang dimaksud tenaga kerja

adalah suatu latihan kekuatan fisik dan otak manusia yang tidak dapat dipisahkan

dari manusia dan ditujukan pada usaha produksi. Tenaga kerja ternak atau traktor

bukan termasuk faktor tenaga kerja, tetapi termasuk modal yang menggantikan

tenaga kerja.

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik

didalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (UU ketenagakerjaan No.14 tahun 1999).

Oleh karena itu perusahaan akan memberi balas jasa kepada pekerja dalam bentuk

Page 16: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

16

upah. Menurut Daniel & Moehar (2004) dewasa ini terjadi lagi perkembangan

baru, ketika tenaga kerja upahan tidak lagi hanya terdapat pada usaha pertanian

yang luas.Bagi perkembangan baru, ketika tenaga kerja upahan tidak lagi hanya

terdapat pada usaha pertanian yang luas.

Menurut Kosasih Engkos(2003) tenaga artinya daya yang dapat

menggerakkan sesuatu, kegiatan bekerja, berusaha dan sebagainya, orang yang

bekerja atau mengerjakan sesuatu.Sedangkan kerja artinya kegiatan melakukan

sesuatu. Sumber daya manusia adalah tenaga kerja yang mampu bekerja

melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mempunyai nilai

ekonomi dalam rangka memenuhi kebutuhan msyarakat.Tenaga kerja (man

power) adalah semua penduduk dalam usia kerja (working age population).

Faktor tenaga kerja dianggap sebagai faktor produksi variable yang

penggunaanya berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi.

Maksudnya adalah kedudukan petani dalam usaha tani, yakni tidak hanya sebagai

penyumbang tenaga kerja (labour) melainkan menjadi seorang manajer.

Kedudukan si petani tidak mampu merangkap kedua fungsi itu.Fungsi sebagai

tenaga kerja harus dilepaskan dan memusatkan diri pada fungsi sebagai pemimpin

usahatani (manajer).

Menurut Daniel & Moehar (2004) faktor produksi tenaga kerja,

merupakan faktor produk yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses

produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja di lihat dari tersedianya tenaga

kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja adalah :

a. Jumlah tenaga kerja.

Page 17: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

17

Jumlah tenaga kerja yang diperlukan sampai tingkat tertentu jumlahnya

optimal, jumlah tenaga kerja ini memang masih banyak dipengaruhi dan

dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga

kerja.

b. Kualitas tenaga kerja

Dalam proses produksi, apakah itu produksi barang-barang pertanian atau

bukan, selalu diperlukan spesialisasi. Persediaan tenaga kerja spesialisasi ini

diperlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan

tertentu, dan ini tersedianya adalah dalam jumlah yang terbatas. Bila masalah

kualitas tenaga kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan

dalam proses produksi. Sering dijumpai alat-alat teknologi canggih tidak

dioperasikan karena belum tersedianya tenaga kerja yang mempunyai

klasifikasi untuk mengoperasikan alat tersebut.

c. Jenis kelamin

Kualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi dalam

proses produksi pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam

bidang pekerjaan tertentu seperti mengolah tanah dan tenaga kerja wanita

mengerjakan tanam.

d. Tenaga kerja musiman

Pertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja

musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman.Bila terjadi pengangguran

semacam ini, maka konsekuensinya juga terjadi migrasi atau urbanisasi

musiman.

2.3.5 Alam

Page 18: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

18

Alam merupakan semua kekayaan yang terdapat di alam untuk

dimanfaatkan dalam proses produksi, karena sudah begitu saja ada pada kita dan

sejak dulu dimanfaatkan untuk produksi, maka SDA ini termasuk faktor produksi

yang meliputi tanah, air, iklim, udara, dan sebagainya. Kekayaan alam yang besar

belum tentu menjamin tingkat kemakmuran yang tinggi, alam sebagai faktor

produksi hanya menyediakan bahan-bahan atau kemungkinan-kemungkinan untuk

berproduksi, jika kemungkinan-kemungkinan yang tersedia di dalam lingkungan

alam itu tidak dimanfaatkan, maka kemungkinan-kemungkinan itu tinggal potensi

belaka.

2.3.6 Produksi

Produksi merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan erat dengan

kegiatan ekonomi. Melalui proses produksi bisa dihasilkan berbagai macam

barang yang dibutuhkan oleh manusia. Tingkat produksi juga dijadikan sebagai

patokan penilaian atas tingkat kesejahteraan suatu negara.Jadi tidak heran bila

setiap negara berlomba - lomba meningkatkan hasil produksi secara global untuk

meningkatkan pendapatan perkapitanya(Soekartawi, 2001).

2.3.7 Penerimaan

Penerimaan dapat diartikan sebagai nilai produk total dalam jangka

waktu tertentu baik yang dipasarkan maupun tidak (Soekartawi, 2001).

Penerimaan juga dapat didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari

penjualan.Penerimaan usahatani yaitu penerimaan dari semua sumber usahatani

meliputi nilai jual hasil, penambahan jumlah inventaris, nilai produk yang

dikonsumsi petani dan keluarganya.

Page 19: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

19

2.4. Regresi Linear Berganda

Analisis ini digunakan sebagai analisis ramalan nilai pengaruh terhadap

veriabel terikat (Y) yang dihubungkan lebih dari satu variabel mungkin dua atau

tiga dan seterusnya variabel bebas (X1, X2) pendapat Hasan Ikbal (2003). Dimana

persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3+ ………..+b8 X8 + e...................(1)

Keterangan :

Y : Pendapatan

a, b1, b2, b3,....., bk : Koefisien Regresi

X1: Biaya

X2 : Luas Lahan

X3 : Produksi

E : tingkatan eror

2.5. Analisis Korelasi

Regresi artinya peramalan penaksiran atau pendugaan pertama kali

diperkenalkan pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galtoon 1822-1911 (dalam Hasan

Ikbal 2003). Analisis regresi digunakan untuk menentukan bentuk dari hubungan

antar variabel. Tujuan utama dalam penggunaan analisis itu adalah untuk

meramalkan atau memperkirakan nilai dari suatu variabel dalam hubungannya

dengan variabel yang lain. Disamping hubungan linear dua variabel, hubungan

linear dari dua variabel bisa juga terjadi misalnya; hubungan antara hasil

penjualan dengan harga dan daya beli.

Page 20: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

20

Analisis Korelasi adalah suatu analisis untuk mengetahui tingkat

hubungan antara dua variabel atau lebih yaitu x variable bebas dan y variabel

terikat.

2.6. Uji t

Uji-t (t-test) merupakan statistik uji yang sering kali ditemui dalam

masalah-masalah praktis statistika.Uji-t termasuk dalam golongan statistika

parametrik.Statistik uji ini digunakan dalam pengujian hipotesis. Seperti yang

telah dibahas dalam tulisan (post) lain di weblog ini, uji-t digunakan ketika

informasi mengenai nilai variance (ragam) populasi tidak diketahui.

Uji-t dapat dibagi menjadi 2, yaitu uji-t yang digunakan untuk pengujian hipotesis

1-sampel dan uji-t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 2-sampel. Bila

dihubungkan dengan kebebasan (independency) sampel yang digunakan (khusus

bagi uji-t dengan 2-sampel), maka uji-t dibagi lagi menjadi 2, yaitu uji-t untuk

sampel bebas (independent) dan uji-t untuk sampel berpasangan (paired).

Dalam lingkup uji-t untuk pengujian hipotesis 2-sampel bebas, maka ada

1 hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu apakah ragam populasi (ingat: ragam

populasi, bukan ragam sampel) diasumsikan homogen (sama) atau tidak. Bila

ragam populasi diasumsikan sama, maka uji-t yang digunakan adalah uji-t dengan

asumsi ragam homogen, sedangkan bila ragam populasi dari 2-sampel tersebut

tidak diasumsikan homogen, maka yang lebih tepat adalah menggunakan uji-t

dengan asumsi ragam tidak homogen. Uji-t dengan ragam homogen dan tidak

homogen memiliki rumus hitung yang berbeda.

Page 21: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

21

III METODE PENELITIAN

3.1.Lokasi, Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Padang Rubek Kecamatan Kuala

PesisirKabupaten Nagan Raya. Penentuan Lokasi Tersebut dilakukan dengan cara

sengaja (Purposive Sampling), dikarenakan daerah ini merupakan sentra produksi

padi sawah yang terdapat di 1 Desa yaitu Desa Padang Rubek.

Objek penelitian adalah petani yang mengusahakan usaha tani padi sawah

diDesa Padang RubekKecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.Ruang

lingkup penelitian terbatas pada tingkat pengaruh biaya (x1), luas lahan (x2) dan

produksi (x3) berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani padi sawah di Desa

Padang Rubek Kecamatan Kuala pesisir Kabupaten Nagan Raya.

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani yang mengusahakan

usaha tani padi sawah di desa Padang Rubek. Pengambilan sampel dilakukan

menurut pendapatan Arikunto (2005) jika jumlah populasi sedikit atau di bawah

100 maka pengambilan populasi dalam penelitian dapat sekaligus menjadi sampel

atau pengambilan sampel secara total Sampling. Karena populasi dalam penelitian

ini adalah sebanyak 30 orang maka kesemua populasi tersebut menjadi sample

dalam penelitian usahatani padi sawah di desa Padang Rubek Kecamatan Kuala

Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

Page 22: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

22

3.3 Sumber dan Tekhnik Pengumpulan Data

1. Data Sekunder

Sumber data yang berbentuk dalam rangkaian waktu ini bersumber dari

Badan Pusat Statistik dan Dinas Pertanian Kabupaten Nagan Raya lain yang

terkait yang memiliki relevansi dengan pokok permasalahan pada penelitian ini.

2. Data Primer

Data primer adalah merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli (tidak melalui perantara), data primer secara khusus dikumpulkan

oleh peneliti untuk menjawab penelitian. Sumber data primer diperoleh dengan

melakukan wawancara kepada masyarakat yang menjadi petani padi irigasi yang

terpilih sebagai sampel didasarkan pada kuisioner yang telah disiapkan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Library Research (Riset Kepustakaan)

Kegiatan penggumpulan data secara ilmiah dan teoritis, yaitu dengan

membaca dan mengutipnya secara langsung dari beberapa buku

yangberkaitan dengan masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini. Hal

ini dilakukan agar data yang didapatkan lebih relevan.

b. Field Research (Riset Lapangan)

Metode ini dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung

kepada pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan yang berhubungan

dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Dalam penelitian

ini, penulis melakukan wawancara langsung dengan petani padi sawah di

Desa Padang Rubek Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

Page 23: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

23

3.4 Model Analisis Data

Metode yang digunakan sebagai alat analisa data dalam penelitian ini

yaitu dengan menggunakan Analisa Regresi Berganda, Korelasi, dan Uji t yang

akan diolah dengan menggunakan rumus-rumus dengan penjelasan sebagai

berikut:

3.4.1 Analisis Regresi Berganda

Analisis ini digunakan sebagai analisis ramalan nilai pengaruh terhadap

veriabel terikat (Y) yang dihubungkan lebih dari satu variabel mungkin dua atau

tiga dan seterusnya variabel bebas (X1, X2) pendapat HasanIkbal (2003). Dimana

persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3+ e...................................................(1)

Keterangan :

Y : Variabel Terikat (Pendapatan )

a, b1, b2, b3,....., bk : Koefisien Regresi

X : Variabel Bebas

X1:Biaya

X2: Luas Lahan

X3 :Produksi

e : Kesalahan Penganggu (erorr term)

3.4.2 Analisis Korelasi

Analisis Korelasi adalah suatu analisis untuk mengetahui tingkat

hubungan antara dua variabel atau lebih yaitu X variable bebas dan Y variabel

Page 24: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

24

terikat.Rumus analisis Korelasi berganda menurut Hasan Ikbal (2009) adalah

sebagai berikut:

n ∑xy - ( ∑x) ( ∑y )

r = ....................... (2)

√ [n ∑x2 –

( ∑x )2│n ∑y

2 -( ∑y )

2]

Keterangan :

r : Koefisien Korelasi Person

y : Variabel Terikat (Pendapatan)

x : Variabel Bebas (Variabel yang diteliti)

3.4.3 Uji t

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis suatu parameter bila sampel

berukuran kecil (n ≤ 30) dan ragam populasi tidak di ketahui pendapat (Hasan

Ikbal. 2009). Dimana persamaan Uji t adalah sebagai berikut:

r√ n - 2

t = ................................................................................... (4)

√ 1 – r2

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

r : Koefisien Korelasi

3.5 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Biaya adalah sejumlah pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh petani untuk

memproduksi padi.

b. Luas Lahan adalah besarnya luas lahan atau tanah yang digarap untuk

penanaman padi sawah.

Page 25: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

25

c. Pendapatan adalah adalah penerimaan bersih setelah adanya pengurangan

antara penerimaan dan total biaya.

d. Petani Padi sawah adalah para petani yang menanam padi dengan

menggunakan tekhnik persawahan.

3.6 Pengujian Hipotesis

Hipotesis statistik yang digunakan dalam peneliian ini adalah sebagai

berikut:

H0 ; β = 0, Faktor-faktor yang diteliti secara bersama-sama tidak

memilikipengaruh yang signifikan dalam pendapatan padi sawah di

desa Padang Rubek Kecamatan Kuala Pesisir KabupatenNagan Raya.

H1 ; β ≠ 0, Faktor-faktor yang diteliti secara bersama-sama memiliki pengaruh

yang signifikan dalam pendapatan padi sawah di desa Padang Rubek

Kecamatan Kuala Pesisir KabupatenNagan Raya.

Kriteria Uji hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Apabila th>tt , maka Hoditolak Hi diterima, artinya terdapat pengaruh yang

signifikan antara faktor-faktor yang (faktor biaya, luas lahan dan produksi)

terhadap pendapatan padi sawah di desa Padang Rubek Kecamatan Kuala

Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

b. Apabila th< tt , maka Hoditerima Hiditolak, artinya tidak terdapat pengaruh

yang signifikan antara faktor-faktor yang diteliti (faktor biaya, luas lahan dan

produksi) terhadap pendapatan padi sawah di desa Padang Rubek Kecamatan

Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

Page 26: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

26

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Letak Geografis dan Luas Daerah

Kecamatan Kuala Pesisir merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten

Nagan Raya.Jarak lokasi penelitian dengan Ibukota Suka Makmue - Nagan Raya

30 km. Luas Daerah Kabupaten Nagan Raya seluruhnya ± 3.363,72

km².Kecamatan Kuala Pesisir terdiri dari 3 mukim yaitu Mukim Kuala Trang,

Kuala Tuha, dan Kuala Baro.Jumlah desa di Kecamatan Kuala Pesisir adalah

sebanyak 17 desa. Secara geografis kecamatan Kuala Pesisir terletak pada

ketinggian 0,6-1 m dpl dengan suhu rata-rata 21-330C.

Ibu kota Kecamatan Kuala Pesisir adalah Padang Rubek, luas wilayah

Kecamatan Kuala Pesisir 76,34 Km2. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan

Kuala Pesisir sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasn dengan Kecamatan Kuala

Sebelah Selatan berbatasn dengan Samudera Hindia

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tadu Raya

4.2 Karakteristik Sampel

Karakteristik sampel atau petani dalam penelitian ini adalah gambaran/

keadaan atau ciri-ciri para petani yang menjalankan pertanian padi sawah di desa

Padang Rubek Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.Adapun

karakteristik petani meliputi Umur, Pendidikan, Luas Lahan, dan pengalaman

bertani.Karakteristik ini memiliki kaitan dengan tingkat pendapatan dan

kesejahteraan hidup petani, karena menggambarkan kemampuan bekerja,

Page 27: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

27

produktifitas, pola pikir, perencanaan dan berbagai kemampuan lainnya terutama

dalam meningkatkan pertanian padi sawah.

1. Umur

Usia produktif adalah usia antara 15-50 tahun dan usia non produktif antara

0-14 tahun dan diatas 50 tahun. Jumlah dan persentase responden berdasarkan

kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.Karakteristik petani padi sawah di desa Padang Rubek Kecamatan

Kuala Pesisir berdasarkan umur.

No Kelompok Umur (Th) Jumlah Responden persentase

1 31-50 24 80%

2 51-60 6 20%

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer (diolah), 2014

Berdasarkan Tabel 1, dapat dapat diketahui bahwa jumlah responden

yaitu 30 orang yang terdiri dari 24 orang (80%) berumur produktif dan 6 orang

(20%) berumur tidak produktif, produktifitas kerja petani padi masih cukup tinggi

sehingga lebih potensial dalam menjalankan usaha pertaniannya. Pada usia

produktif kemampuan fisik para petani masih memadai, sehingga memungkinkan

pertanian padi sawah masih terus dapat dikembangkan karena para petani masih

memiliki produktifitas dan kemampuan bekerja yang tinggi. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lampiran 2.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling penting untuk

responden dalam hal menerima dan menerapkan tekhnologi baru, disamping

kemampuan dan keterampilan dari para petani itu sendiri. Pendidikan akan

mempengaruhi pola pikir petani dalam menjalankan kegiatan usahanya dan

pengambilan keputusan dalam pemasaran padi yang dihasilkan. Selain itu

Page 28: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

28

pendidikan juga akan mempengaruhi petani dalam menyerap informasi terbaru

yang dapat diterapkan dalam kegiatan usahanya.

Tabel 2.Karakteristik petani padi sawah di desa Padang Rubek Kecamatan

Kuala Pesisir berdasarkan tingkat pendidikan.

No Tingkat pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)

1 SD 9 30,4%

2 SMP 14 34,5%

3 SMA 7 26,1%

Jumlah 30 100%

Sumber: Data Primer (diolah), 2013

Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

adalah tamatan SMP sebanyak 14 orang (34,5 persen). Hal ini menunjukkan

tingkat pendidikan masih rendah. Pendidikan yang diperoleh diharapkan dapat

menjadi modal bagi para petani dalam menjalankan pertanian padi sawah, dapat

menghitung pengeluaran, pemasukan, keuntungan dan kerugian dari pertanian

padi sawah tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2.

3. Luas Lahan

Jumlah dan persentase responden berdasarkan luas lahan dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3.Karakteristik petani padi sawah di desa Padang Rubek Kecamatan

Kuala Pesisir berdasarkan luas lahan.

No Luas lahan (Rante) Jumlah Responden Persentase

1 8rante 14 43,5%

2 16rante 16 56,5%

Jumlah 30 100%

Sumber: Data Primer (diolah), 2013

Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa jumlah petani yang memiliki luas

lahan terbanyak adalah pada luas lahan 16rante yaitu sebanyak 16 orang (56,5

persen), kemudian disusul dengan luas lahan 8rante yaitu sebanyak 14 orang (43,5

persen). Besar kecilnya luas lahan petani ini berpengaruh terhadap pendapatan

Page 29: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

29

petani dari hasil pertaniannya, dimana panen padi sawah akan lebih sedikit jika

luas lahan petani kecil dan demikian sebaliknya, luas lahan pertanian yang

dimiliki oleh petani rata-rata adalah sebesar 12,3 rante.Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada lampiran 2.

4. Pengalaman Bertani

Jumlah dan persentase responden berdasarkan status kepemilikan lahan

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4.Karakteristik petani padi sawah di desa Padang Rubek Kecamatan

Kuala Pesisir berdasarkan Pengalaman.

No Pengalaman Bertani Jumlah Responden Persentase

1 10-20 20 67%

2 21-30 10 33%

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer (diolah), 2013

Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa petani yang memilki

pengalaman bertani selama 10-20 tahun adalah sebanyak 20 orang (67%) dan

yang memiliki pengalaman bertani selama 21 sampai 30 tahun adalah sebanyak

10 orang (33%).Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2.

4.3 Analisis Penerimaan Petani

Analisis penerimaan petani adalah penerimaan yang didapatkan oleh para

petani dari hasil pemanenan padi yang dipanen.

Penerimaan petani didapat dari hasil panen dikali dengan harga jual

(volume padi yang dipanen) oleh para petani. Dimana volume padi yang dipanen

tersebut berbeda-beda jumlahnya tergantung pada luas lahan pertanian padi sawah

dan jumlah bibit padi yang ditanami pada sawah tersebut, jumlah keseluruhan

rata-rata volume padi adalah 3.870 Kg. Hasil pertanian padi sawah tersebut

Page 30: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

30

kemudian dijual oleh para petani menurut harga pasaran yang berlaku, harga jual

padi per Kgnya adalah Rp. 4.700,-.

Total penerimaan petani dari panen pertanian padi sawah akan berbeda-

beda antara satu petani dengan petani lainnya tergantung pada luas lahan,

banyaknya jumlah bibit padi dan harga padi. Total penerimaan rata-rata petani

dari pertanian padi sawah adalah sebesar Rp. 18.189.900 per satu kali panen. Ini

adalah rata-rata penerimaan petani yang dapat disebut sebagai pendapatan kotor

petani karena belum dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk

pertanian padi sawah.Untuk lebih jelasnya tentang penerimaan petani dari

pertanian padi sawah di desa Padang Rubek Kecamatan Kuala Pesisirdapat dilihat

pada lampiran 8.

4.4 Jenis Biaya

Biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk pertanian padi sawah terdiri

dari beberapa jenis biaya yaitu biaya yang dikeluarkan petani untuk membeli

bibit, pupuk dan peptisida, Alat dan bahan dan biaya untuk tenaga kerja.

Total rata-rata biaya yang dikeluarkan petani untuk tenaga kerja adalah

Rp. 4.354.667,- sedangkan rata-rata biaya yang dikeluarkan petani untuk peralatan

(penyusutan) adalah Rp. 200.083,- kemudian rata-rata biaya yang dikeluarkan

petani untuk benih atau bibit adalah sebesar Rp. 137.867,- dan rata-rata biaya

yang dikeluarkan petani untuk pupuk dan pestisida adalah sebesar Rp. 806.353,-.

Total keseluruhan biaya yang dikeluarkan petani untuk pertanian padi

sawah adalah jumlah dari seluruh biaya yaitu biaya bibit, biaya pupuk, obat-

obatan, biaya tenaga kerja dan biaya peralatan kerja, yang mana rata-rata jumlah

total biaya yang dikeluarkan petani untuk pertanian padi sawah adalah sebesar

Page 31: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

31

Rp. 5.498.970,-. Untuk lebih jelasnya total biaya yang dikeluarkan oleh petani

pertanian padi sawah di desa Padang Rubek Kecamatan Kuala Pesisir dapat dilihat

pada lampiran 7.

4.5 Analisis Pendapatan petani

Analisis pendapatan petani adalah hasil pengurangan antara total

penerimaan yang diterima petani perpanennya dengan total biaya yang

dikeluarkan oleh petani perpanennya. Jumlah pendapatan per petani padi berbeda-

beda antara satu petani dengan petani lainnya tergantung pada besarnya jumlah

penerimaan dan biaya per petani dari pertanian padi sawah. Total rata-rata

pendapatan petani padi per panennya adalah sebesar Rp. 12.690.030,-. Pendapatan

petani ini adalah pendapatan bersih petani atau dapat juga dikatakan sebagai

keuntungan bagi petani dalam menjalankan usaha pertanian padi sawah.Untuk

lebih jelasnya tentang pendapatan petani pertanian padi sawah di desa Padang

Rubek Kecamatan Kuala Pesisir dapat dilihat pada lampiran 9.

4.6Anaslisis Data

Analisis regresi ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh

antara variabel bebas yaitu Biaya (X1),luas lahan(X2), dan produksi(X3) dengan

variabel terikat yaitu pendapatan(Y).

Dengan menggunakan bantuan perangkat komputer di peroleh model

regresi linear berganda yang dapat dilihat pada Tabel 3.berikut ini:

Page 32: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

32

Tabel 5. Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 260940.289 172151.029 1.516 .142

BIAYA 4.801 2.145 1.797 2.238 .034

LUAS

LAHAN

1.618E6 954871.130 1.355 1.695 .102

PRODUKSI 4884.699 181.687 1.429 26.885 .000

a. Dependent Variable: PENDAPATAN

Sumber: Data Primer (diolah) 2014.

Berdasarkan Tabel 5, di dapatkan persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 4801X1+1618X2 + 4884X3

Dari persamaan diatas dapat interprestasikan sebagai berikut:

Pendapatan petani akan meningkat sebesar Rp. 4801 untuk setiap tambahan

satu rupiah X1 (biaya) dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Jadi

apabila modal mengalami peningkatan 1 rupiah, maka pendapatan

petaniakan meningkat sebesar Rp. 4801.

Pendapatan petani akan meningkat sebesar Rp. 1618untuk setiap tambahan

satu rante X2 (luas lahan) dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Jadi

apabila luas lahan mengalami penambahan 1 rante, maka pendapatan

petaniakan meningkat sebesar Rp. 1618.

Pendapatan petani akan meningkat sebesar Rp. 4884 untuk setiap tambahan

satu kilogram X3 (produksi) dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

Jadi apabila produksi mengalami peningkatan 1 Kg, maka pendapatan

petaniakan meningkat sebesar Rp. 4884kg.

Page 33: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

33

Berdasarkan interpretasi di atas, dapat diketahui besarnya kontribusi

variabel bebas terhadap variabel terikat, antara lain Biaya (X1)sebesar 4487,dan

Produksi(X3) sebesar 4869. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel biaya

(X1) dan produksi(X3)berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani. Sedangkan

variabelluas lahan(X2) sebesar 1504, Sehingga dapat disimpulkan bahwa luas

lahan (X2) tidakberpengaruh nyata terhadap pendapatan petani.

Untuk mengetahui diantara ketiga variabel bebas tersebut berpengaruh

paling dominan terhadap variabel terikat dapat dilihat dari nilai koefisien beta

masing-masing.Koefisien beta merupakan nilai dari koefisien regresi yang telah

distandarisasi dan berguna untuk membandingkan mana diantara variabel bebas

yang dominan terhadap variabel terikat.

Dari tabel diatas, dapat dilihat nilai koefisien beta untuk masing-masing

variabel bebas tersebut adalah sebagai berikut :

Nilai koefisien beta Biaya (X1)sebesar 1,797

Nilai koefisien beta luas lahan(X2) sebesar 1,355

Nilai koefisien beta produksi(X3) sebesar 1,429

Sehingga dapat disimpulkan bahwa diantara ketiga variabel bebas dalam

penelitian ini yang lebih dominan pengaruhnya adalah penerimaan dan produksi.

4.7 Analisis Korelasi Berganda

Analisis Korelasi adalah suatu analisis untuk mengetahui tingkat

hubungan antara dua variabel atau lebih yaitu X variable bebas dan Y variabel

terikat.

Dengan menggunakan bantuan perangkat komputer di peroleh nilai R

(Koefisien Korelasi) yang dapat dilihat pada Tabel 6.berikut ini:

Page 34: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

34

Tabel 6. Korelasi Berganda

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .999a .997 .997 263876.267

a. Predictors: (Constant), PRODUKSI, LUAS LAHAN, BIAYA Sumber: Data Primer diolah, 2014.

Berdasarkan Tabel 6, didapatkan hasilkoefisien korelasi yang

menunjukkan besarnya hubungan antara variabel bebas yaitu variabel biaya

(X1),luas lahan(X2), dan produksi(X3) dengan variabel pendapatan petani, nilai R

(koefisien korelasi) Biaya (X1)sebesar 0,999,luas lahan(X2) sebesar 0,999, dan

produksi(X3) sebesar 0,999, nilai korelasi ini menunjukkan bahwa hubungan

antara variabel bebas yaitu biaya (X1),luas lahan(X2), dan produksi(X3)dengan

variabel pendapatan petani termasuk kategori sangat kuat karena berada pada

sedang 0,8 – 1. Selain itu didapatkan hasil bahwasanya Biaya (X1)sebesar 99,7%,

luas lahan(X2) sebesar 99,7%, dan produksi(X3) sebesar 99,7% Biaya (X1), luas

lahan(X2), dan produksi(X3)mempengaruhi pendapatan petani padi sawah di desa

Padang Rubek di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya atau diatas 90

persen ketiga variabel tersebut mempengaruhi pendapatan petani padi sawah di

desa Padang Rubek di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya dan

sebesar 10 persen pendapatan petani padi sawah di desa Padang Rubek di

Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya di pengaruhi oleh faktor

lainnya.

4.8 Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas

secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

Page 35: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

35

terikat.Dapat juga dikatakan jika thitung> ttabel atau -thitung< -ttabel maka hasilnya

signifikan dan berarti Hoditolak dan Hi diterima. Sedangkanjika thitung< ttabel atau -

thitung> -ttabel maka hasilnya tidak signifikan dan berarti Hoterima dan Hi ditolak.

Dengan menggunakan bantuan perangkat komputer di peroleh hasil thitung

yang dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini:

Tabel 7. Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 260940.289 172151.029 1.516 .142

BIAYA 4.801 2.145 1.797 2.238 .034

LUAS

LAHAN

1.618E6 954871.130 1.355 1.695 .102

PRODUKSI 4884.699 181.687 1.429 26.885 .000

a. Dependent Variable: PENDAPATAN Sumber: Data Primer diolah, 2014.

Berdasarkan Tabel 5. diperoleh hasil sebagai berikut :

Uji t antara X1 (biaya) dengan Y (pendapatan petani) menunjukkan thitung =

2.238. Sedangkan ttabel (a = 0.05 ; db residual = 26) adalah sebesar 2,056.

Karena thitung> ttabel yaitu 2.238> 2,056 maka pengaruh X1 adalahsignifikan

pada tingkat kesalahan a = 5%. Hal ini berarti Ho di tolak dan Hi diterima,

sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan petani dapat dipengaruhi

secara signifikan oleh variabel biaya atau dengan kata lain bahwa biaya

merupakan faktor yang dapat meningkatkan pendapatan petani padi sawah

secara nyata di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

Uji t antara X2 (luas lahan) dengan Y (pendapatan petani) menunjukkan

thitung = 1.696. Sedangkan ttabel (a = 0.05 ; db residual = 26) adalah sebesar

Page 36: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

36

2,056. Karena thitung< ttabel yaitu 1.696< 2,056 maka pengaruh X2 adalah

tidak signifikan pada tingkat kesalahan a = 5%. Hal ini berarti Ho di terima

dan Hi ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan petani tidak

dapat dipengaruhi secara signifikan oleh variabel luas lahan atau dengan

kata lain bahwa luas lahan merupakan faktor yang dapat meningkatkan

pendapatan petanipadi sawah tidak secara nyata di Kecamatan Kual Pesisir

Kabupaten Nagan Raya.

Uji t antara X3 (produksi) dengan Y (pendapatan petani) menunjukkan thitung

= 29.213. Sedangkan ttabel (a = 0.05 ; db residual = 26) adalah sebesar 2,056.

Karena thitung> ttabel yaitu 29.213 > 2,056 maka pengaruh X1 adalahsignifikan

pada tingkat kesalahan a = 5%. Hal ini berarti Ho di tolak dan Hi diterima,

sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan petani dapat dipengaruhi

secara signifikan oleh variabel produksi atau dengan kata lain bahwa

produksi merupakan faktor yang dapat meningkatkan pendapatan petani

padi sawah secara nyata di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan

Raya.

Berdasarkan uji t test dapat diketahui bahwa variabel bebas yang

mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (pendapatan

petani) adalahvariabel biaya dan produksi secara signifikan pada alpha 5%.

Sedangkan variabel luas lahan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel terikat (pendapatan petani) tidak signifikan pada alpha 5%. Dan

dari ketiga variabel bebas tersebut yang memiliki pengaruh paling kuat dalam

meningkatkan pendapatan petani adalah variabel biaya dan produksi, karena

variabel biaya dan produksi memiliki nilai thitung yang paling tinggi.

Page 37: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

37

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan interpretasi regtresi linear berganda, dapat diketahui

besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat, antara lain variabel

biaya (X1)sebesar 4801dan produksi(X3) sebesar 4884. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel biaya (X1) danproduksi(X3)berpengaruh secara nyata

terhadap pendapatan petani. Sedangkan luas lahan(X2) sebesar 1618, dapat

disimpulkan bahwa variabel luas lahan(X2)berpengaruh secara tidak nyata

terhadap pendapatan petani padi sawah di desa Padang Rubek Kecamatan Kuala

Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

Selanjutnya hasil Koefisien Korelasi di ketahui bahwa sebesar 90

persenketiga variabel tersebut mempengaruhi pendapatan petani padi sawah di

desa Padang Rubek Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya dan sebesar

10 persen pendapatan petani padi sawah di desa Padang Rubek Kecamatan Kuala

Pesisir Kabupaten Nagan Raya di pengaruhi oleh faktor lainnya.

Kemudian berdasarkan uji t test dapat diketahui bahwa variabel bebas

yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (pendapatan

petani) adalahvariabel biaya dan produksi secara signifikan pada alpha 5%.

Sedangkan variabel luas lahan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel terikat (pendapatan petani) tidak signifikan pada alpha 5%. Dan

dari ketiga variabel bebas tersebut yang memiliki pengaruh paling kuat dalam

meningkatkan pendapatan petani adalah variabel biaya dan produksi, karena

variabel biaya dan produksi memiliki nilai thitung yang paling tinggi.

37

Page 38: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

38

5.2 Saran

Diharapkan bagi para petani padi sawah agar lebih memperhatikan

faktor-faktor yang dapat meningkatkan pendapatan petani sehingga usaha

pertanian padi sawah khususnya di desa Padang Rubek Kecamatan Kuala Pesisir

Kabupaten Nagan Raya yang dijalankan dapat memberikan hasil sesuai dengan

apa yang diharapkan.

Diharapkan kepada pemerintah agar petani diperhatikan dengan

pemberian bantuan modal, bibit unggul, pupuk dan peningkatan penyuluhan yang

kontinyu oleh PPL serta membantu penambahan cetak sawah baruuntuk usahatani

padi khususnya di desa Padang Rubek Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan

Raya.

Page 39: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

39

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Suryana, 2001. Kebijakan Nasional Pemantapan Ketahanan Pangan.

Makalah pada Seminar Nasional Teknologi Pangan, Semarang

______________. 2003. Kapita Selekta Evolusi Pemikiran Kebijakan Ketahanan

Pangan, FE UGM.

Anonymous, 2008. Panduan Praktikum Pengantar Fisika Tanah. Laboratorium

Fisika Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang

Arikunto, S. (2005).Manajeman Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arsyad.2007. Buku Pintar Mandor (BPM) Seri Budi Daya Tanaman Kelapa Sawit

Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPPI). Penerbit: Press. Yogyakarta.

Daniel. M, 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

________.2004. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Bumi Aksara. Jakarta

Hernanto, Fadholi. 2000. Ilmu Usaha Tani. Jakarta: Penebar Swadaya

Hasan, Iqbal. 2003. Pokok-pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif).Edisi

dua.PT. Bumi Aksara. Jakarta.

__________. 2009. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Cetakan Keempat.

Penerbit: PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Irawan. B. 2003. Konversi Lahan Sawah di Jawa dan Dampaknya terhadap

Produksi Padi (Land Conversion in Java and its impact on rice production)

in Kasryno et al. (Eds). Ekonomi Padi dan Beras Indonesia (Indonesian

Rice Economy).Indonesian Agency for Agricultural Research and

Development, Jakarta.

Kosasih Engkos. 2003. Kompetensi Ketatabahasaan, Cermat BerbahasaIndonesia.

Bandung: Yrama Widya.

Sapuan.2003. Arah Kebijakan Kelembagaan Produksi dan Produksi Beras.

Makalah Seminar Lokakarya Kebijakan Perberasan di Indonesia. PSKPG.

Lemlit IPB. Bogor

Sastrosayono & Selardi.2006. Budidaya Usahatani dan Penelitian untuk

Pengembangan Petani Kecil.Universitas Indonesia. Jakarta

Soekarwati. 2001. Analisis Usaha Tani. Jakarta: UI Press 2006. Analisis Usaha

Tani. Jakarta: UI Press.

Page 40: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

40

_________ 2003.Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Departemen Ilmu Sosial

Ekonomi.Fakultas Pertanian Bogor. Bogor

Suryanto & Galih.2005. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Pedagang Konveksi.Skripsi Universitas Islam Indonesia.Dipublikasikan,

Didownload taanggal 10 April 2013.

Sayogya, Mukhtar Saman, 2000, Masalah penanggulangan kemiskinan. Refleksi

dari kawasan Indonesia Timur, 196. Puspa Swara. Jakarta

Sukirno.2008. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di

Kabupaten Langkat, Tesis S2. PSS USU. Medan

Suratiyah Amus. 2006. Ilmu Usaha Tani. Penebar swadaya Depok Jakarta:.

Tjakrawiralaksana A. 2001. Usahatani.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Jakarta

Widodo, S. (2002).Kebijakan Pangan Nasional Dalam Kerangka Otonomi Daerah.

MM Agribisnis UGM.

Page 41: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

41

Page 42: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

42

Page 43: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

43

Page 44: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

44

Page 45: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

45

Page 46: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

46

Page 47: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

47

Page 48: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

48

Page 49: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

49

Page 50: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

50

Page 51: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

51

Page 52: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

52

Page 53: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

53

Page 54: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

54

Page 55: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

55

Page 56: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

56

Page 57: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1154/1/BAB I-V.pdf · Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi

57

Achmad Suryana, 2001. Kebijakan Nasional Pemantapan Ketahanan Pangan.

Makalah pada Seminar Nasional Teknologi Pangan, Semarang , 9-10

Oktober 2001