gambaran perilaku mahasiswa yang bergabung dalam ...repository.utu.ac.id/761/1/bab i_v.pdf ·...
TRANSCRIPT
GAMBARAN PERILAKU MAHASISWA YANG BERGABUNG
DALAM ORGANISASI KAMPUS TERHADAP
NILAI INDEKS PRESTASI KUMULATIF
PADA FAKULTASKESEHATAN
MASYARAKAT UNIVERSITAS
TEUKU UMAR
SKRIPSI
LEVITA ARIANIH
NIM :10C10104016
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH
2014
GAMBARAN PERILAKU MAHASISWA YANG BERGABUNG
DALAM ORGANISASI KAMPUS TERHADAP
NILAI INDEKS PRESTASI KUMULATIF
PADA FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT UNIVERSITAS
TEUKU UMAR
SKRIPSI
LEVITA ARIANIH
NIM :10C10104016
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar sarjana Kesehatan Masyarakat
Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH
2014
i
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi adalah sebuah sistem (wadah) yang terdiri dari sekelompok
individu yang terstruktur dan sistematis, yang saling berinteraksi, memanfaatkan
sumber daya dan memiliki harapan dan kepentingan bersama untuk mencapai
tujuan bersama (Indah dkk, 2013).Dengan organisasi seorang mahasiswa selain
mendapatkan pengalaman sosialisasi tambahan juga mendapatkan ilmu mengenai
tanggung jawab yang sepatutnya dimiliki oleh seorang mahasiwa.
Mahasiswa diltuntut untuk saling bersaing atau berkompetisi dalam
memperoleh ilmu pengetahuan dan wawasan, yang dalam ini sebagai tolak
ukurnya adalah indeks prestasi.Di bangku kuliah ini sering kita temui materi -
materi perkuliahan yang belum kita pahami saat belajar, bahkan terkadang ada
beberapa dosen yang kurang berkompeten dalam bidang yang harus diajarkan, hal
yang tidak kalah pentingnya ialah waktu belajar di kelas yang terbatas.Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK) itu penting , namun di balik kepentingannya itu masih
ada yang jauh lebih prioritas. Karena Indeks Prstasi Kumulatif (IPK) tinggi tidak
menjamin seorang mahasiswa bisa sukses atau tidak.Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) tinggi tidak bisa dijadikan ukuran atas keberhasilan seseorang di bangku
perkuliahan.Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) hanyalah ukuran fisik dalam sebuah
kapasitas pendidikan seseorang di pendidikan tinggi.Nilai Indeks Prestasi adalah
tingkat keberhasilan studi yang dicapai oleh mahasiswa dari semua kegiatan
2
akademik yang diikuti mahasiswa dalam jangka tertentu, yang dinyatakan dalam
bentuk bilangan.Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) hanya standar yang tidak bisa
dijadikan sebagai acuan dalam mengambil keputusan atas kemampuan seseorang.
Keberhasilan hanya dalam bidang hardskill sesungguhnya adalah kegagalan
dalam pencapaian atas label mahasiswa sejati. Sebab mahasiswa sejati adalah
mahasiswa yang handal dalam bidang hardskill maupun softskill (Indah dkk,
2013).
Berdasarkan penelitian dari Marantika (2007) dalam Kumalasari (2010)
dengan sampel mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
didapatkan bahwa keaktifan mahasiswa dalam organisasi dapat menurunkan
prestasi belajar sedangkan menurut penelitian dari Nugroho (2006) dalam
Kumalasari (2010) dengan sampel mahasiswa Penjaskes jurusan Pendidikan
Olahraga Kesehatan (POK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Perilaku
(FKIP)Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) didapatkan bahwa keaktifan
mahasiswa dalam organisasi dapat meningkatkan prestasi belajar.
Hasil penelitian Salim (2012) dalam Mualimin (2013) menunjukkan
bahwa motivasi berorganisasi dan keaktifan berorganisasi pada Unit Kegiatan
Mahasiswa berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Hasil observasi
awal terhadap 15 mahasiswa Bidikmisi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada
semester ganjil tahun 2012 menunjukkan bahwa prestasi belajar mahasiswa yang
ditunjukkan melalui Indeks Prestasi Komulatif (IPK) tergolong baik. Sebanyak 5
3
mahasiswa memperoleh IPK 3,51-4,00; 9 mahasiswa memperoleh IPK 3,01-3,50;
dan sebanyak 1 mahasiswa memperoleh IPK 2,75-3,00.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh Rahmi (2012) di
bagian akademik Prodi D-III Jurusan Kebidanan Banda Aceh Politeknik
Kesehatan (POLTEKKES)Kementerian Kesehatan (KEMENKES)Nanggroe Aceh
Darussalam (NAD) tahun ajaran 2010/2011 didapatkan data prestasi belajar
mahasiswa semester ganjil yang diukur dengan Indeks Prestasi sebagai berikut :
mahasiswa tingkat I sebanyak 0,8 % mahasiswa mendapat IP dibawah 2,00, 30,4
% mahasiwa mendapat IP 2,00 sampai 2,74 dan 51,2 % mahasiswa mendapat IP
2,75 sampai 3,50, 17,6 % mendapat IP diatas 3,50. Sedangkan pada semester
genap tahun ajaran 2010/2011 tingkat I mengalami penurunan prestasi belajar
yang drastis yaitu sebanyak 2,4 %mahasiswa mendapat IP dibawah 2,00, 66,4 %
mahasiwa mendapat IP 2,00 sampai 2,74, 28,8 % mahasiswa mendapat IP 2,75
sampai 3,50, dan 2,4 % mahasiswa mendapat IP diatas 3,50.
Universitas Teuku Umar merupakan salah satu universitas yang terletak di
wilayah barat selatan tepatnya di Kabupaten Aceh Barat Kecamatan Meureubo
Alue Penyareng.Universitas Teuku Umar memiliki dua bentuk organisasi
kemahasiswaan, yaitu organisasi intra kampus dan organisasi ekstra kampus.Pada
penelitian ini, peneliti fokus pada organisasi intra kampus berdasarkan ruang
lingkup satu fakultas atau organisasi tingkat fakultas.Dalam hal ini yang ingin
dilakukan penelitian adalah di organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)pada Tahun 2013/2014. Organisasi tingkat
4
fakultas di Universitas Teuku Umar disebut dengan Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) fakultas, dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) fakultas. Badan
Eksekutif Mahasiwa (BEM) fakultas salah satu organisasi kemahasiswaan yang
memiliki banyak program kerja, sehingga anggotanya yang terdiri dari beberapa
devisi memiliki kegiatan organisasi sesuai dengan program kerjanya.Sedangkan
Dewan Perwakilan Mahasiwa (DPM) fakultas salah satu organisasi
kemahasiswaan yang bertugas untuk mngontrol kinerja dari Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) .
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti, ditemukan
bahwa ada sebagian mahasiswa yang tidak ingin ikut dalam sebuah organisasi,
termasuk organisasi kemahasiswaan di tingkat fakultas, salah satu alasanya yaitu
karena takut nilai prestasi akademik mahasiswa akan turun dan mahasiswa juga
berpendapat bahwa kegiatan organisasi akan menyita banyak waktu.
Semua itu bisa dilihat dari data awal peneliti yang mana jumlah
mahasiswa/i yang aktif pada tahun 2014 yaitu 607 orang. Sedangkan yang
bergabung dalam sebuah organisasi khususnya organisasi tingkat fakultas hanya
berjumlah 64 orang dari 2 organisasi yaitu, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
(BEMF) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF). Dimana yang aktif
hanya sekitar 40 orang, sisa yang lainnya ada sebagian keluar, ada yang hanya
terdaftar saja dalam anggota organisasi.
Disini terlihat jelas bahwa, kurangnya minat mahasiswa untuk bergabung
dalam sebuah organisasi khususnya organisasi tingkat fakultas. Ditambah lagi
5
mahasiswa yang aktif dalam organisasi memberikan contoh yang tidak baik
kepada mahasiswa yang belum bergabung lagi ke dalam sebuah organisasi
khususnya organisasi tingkat fakultas.
Mahasiswa yang aktif dalam sebuah organisasi khususnya organisasi
tingkat fakultas, sering menunda tugas yang diberikan dari akademik,
mendapatkan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang rendah, dan selesai
kuliahpun terlambat, tatapi sebaliknya.
Seharusnya mahasiswa yang aktif dalam sebuah organisasi khususnya
organisasi tingkat fakultas bisa memberikan contoh yang baik. Walaupun aktif
dalam sebuah organisasi, namun tidak menunda tugas kuliah, mendapatkan Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK) yang bagus, kuliahpun selesai pada waktunya.
Seorang mahasiswa akan memperoleh nilai tambah, jika ia tidak hanya
sibuk dengan nilai akademis tetapi juga aktif berorganisasi karena dengan
berorganisasi seseorang akan terbiasa bekerjasama dengan orang lain (work as a
team), memiliki jiwa kepemimpinan (work as a leader), terbiasa bekerja dengan
manajemen (work with management). Kemampuan tersebut sangat dibutuhkaan
ketika memasuki dunia yang sebenarnya.Terkadang seorang mahasiswa aktivis
menemui kendala dalam membagi waktu (Firdaus, 2008 dalam Ahmaini, 2010).
Mahasiswa tersebut, pasti akan menghadapinya. Namun semua itu bisa
dihadapi dengan baik, dengan melihat hal mana yang harus diprioritaskan antara
tugas organisasi dan tugas akademik.Mahasiswa yang aktif berorganisasi tidak
menyia – nyiakan waktu.Walaupun terkadang dihadapi antara dua pilihan, yang
6
harus dipilih salah satunya. Itu adalah bagian dari kosekuensi yang harus
diterima mahasiswa yang bergabung dalam sebuah organisasi, dan aktif di
dalamnya.
Jadi, bisa dikatakan bahwasanya rendahnya indeks prestasi seseorang itu
bukanlah disebabkan karena dia aktif/bergabung dalam sebuah organisasi,
khususnya organisasi tingkat fakultas, melainkan bagaimana perilaku mahasiswa
dalam mengikuti organisasi.Sehingga indeks prestasinya tetap bagus, walaupun
aktif dalam sebuah organisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakahgambaran perilaku mahasiswa yang bergabung
dalam organisasi kampus terhadap nilai indeks prestasi kumulatif yang ada pada
fakultas kesehatan masyarakat Universitas Teuku Umar Tahun 2014.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahuiGambaran Perilaku Mahasiswa yang Bergabung dalam
Organisasi Kampus terhadap Nilai Indeks Prestasi kumulatif pada Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Tahun 2014.
7
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran Pengetahuan Mahasiswa yang Bergabung
dalam Organisasi Kampus terhadap Nilai Indeks Prestasi Kumulatif pada
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Tahun 2014.
2. Untuk mengetahui gambaran SikapMahasiswa yang Bergabung dalam
Organisasi Kampus terhadap Nilai Indeks Prestasi Kumulatif pada
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Tahun 2014.
3. Untuk mengetahuigambaran TindakanMahasiswa yang Bergabung dalam
Organisasi Kampus terhadap Nilai Indeks Prestasi Kumulatif pada
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Tahun 2014.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini digunakan untuk bahan acuan dalam proses
pengembangan keilmuan.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukan dalam rangka
menambah wacana keilmuan di dunia pendidikan.
3. Untuk menambah wawasan di kalangan mahasiswa/i tentang organisasi
terhadap nilai indeks prestasi.
4. Penambahan pengetahuan dalam mengembangkan wawasan berfikir
penulis dalam mengaplikasikan teori dengan kenyataan serta
menggunakan cara pengkajian ilmiah dalam menyikapi permasalahan
8
tentang mahasiswa/i yang bergabung dalam organisasi terhadap nilai
indeks prestasi.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Informasi kepada mahasiswa/i fakultas kesehatan masyarakatuntuk
proaktif terhadap sebuah organisasi.
2. Masukan kepada dekan fakultas kesehatan beserta jajarannya, dosen dan
berbagai pihak terkait dalam penelitian ini. Khususnya mahasiswa/i
fakultas kesehatan masyarakat yang bergabung dalam sebuah organisasi,
dan yang belum bergabung dalam sebuah organisasi.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku Organisasi
2.1.1 Pengertian Perilaku
Menurut Kholid (2012) Perilaku dari aspek biologis diartikan sebagai
suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang
bersangkutan.Aktivitas tersebut ada yang dapat diamati secara langsung dan tidak
langsung.
Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,
sikap, dan tindakan.Perilaku merupakan respon atau reaksi individu terhadap
stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya.Respon ini bersifat
fasif (tanpa tindakan) maupun aktif disertai tindakan (Notoatmodjo dalam
Andriani, 2013).
2.1.2 Pengertian Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang
dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi,
yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan semacam ini guna meningkatkan
keefektifan suatu organisasi (Robbins dkk, 2008).
10
2.2Pengelompokan Perilaku
Menurut Kholid (2012), Perilaku manusia dapat dikelompokan menjadi 2
(dua) :
1. Perilaku tertutup (covert behavior)
Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih
belum dapat diamati oleh orang lain (dari luar) secara jelas.
2. Perilaku terbuka (Overt behavior)
Perilaku terbuka terjadi bila responden terhadap stimulus tersebut sudah
berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati oleh orang lain dari atau
observable behavior.
Sebagian besar perilaku manusia adalah operant response.Oleh sebab itu
untuk membentuk jenis respons atau perilaku perlu diciptakan adanya suatu
kondisi tertentu yang disebut operans conditioning. Prosedur pembentukan
perilaku dalam operans conditioning ini menurut Skiner dalam Notoatmodjo
(2012) adalah sebagai berikut :
a. Melakukan identifikasi tentang hal – hal yang merupakan penguat atau
reinforcer berupa hadiah – hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan
dibentuk.
b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen – komponen kecil yang
membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen – komponen
9
11
tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya
perilaku yang dimaksud.
c. Menggunakan secara urut komponen – komponen itu sebagai tujuan sementara,
mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing – masing komponen
tersebut.
d. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen
yang telah tersusun. Apabila komponen pertama telah dilakukan, maka
hadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku
(tindakan) tersebut cenderung akan sering dilakukan.Kalau ini sudah terbentuk
maka dilakukan komponen (perilaku) yang kedua yang kemudian diberi hadiah
(komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi). Demikian berulang –
ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan
komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai seluruh perilaku yang
diharapkan terbentuk.
2.3 Domain Perilaku
Perilakuadalah merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang,
yang merupakan hasil bersama atau resultante antara berbaagai faktor, baik faktor
internal maupun eksternal (Notoatmodjo, 2012).
Benyamin Bloom (1908) dalam Fitriani (2011) seorang ahli psikologi
pendidikan membagi perilaku manusia itu dalam 3 (tiga) domain ranah atau
kawasan yakni :
12
1. Kognitif (cognitive) yaitu, aspek yang menitikberatkan pada aspek intektual,
berfikir, dan hubungannya dengan aspek ingatan seseorang.
2. Afektif (affektive) yaitu, mencakup tujuan – tujuan yang berhubungan dengan
perubahan sikap seseorang maupun yang berkaitan dengan nilai, perasaan,
serta minat dan bakat.
3. Psikomotor (psychomotor) yaitu, tujuan – tujuan yang berhubungan dengan
manipulasi dan kemampuan gerak motorik. Saat ini lebih dikenal dengan
kemampuan keterampilan.
Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran
hasil pendidikan kesehatan yakni:pengetahuan (kwoledge), sikap (attitude), dan
praktek atau tindakan.
2.3.1 Pengetahuan (Knowledge)
Menurut Fitriani (2011) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu.Pernginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.Sebagian besar pengetahuan
diperoleh melalui mata dan telinga.
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) dalam Fitriani (2011) mengungkapkan
bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri
orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni;
13
a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
stimulus (objek) terlebih dahulu.
b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
c. Evaluation (menimbang – nimbang baik tidaknya stimulustersebut bagi
dirinya). Hal ini sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, orang sudah mencoba perilaku baru.
e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,
dan sikapnya terhadap stimulus.
Contohnya mahasiswa/i yang bergabung dalam sebuah organisasi, karena ikut
– ikutan tanpa mengetahui makna dan tujuan dari organisasi, maka mereka
akan segera keluar dari keikutsertaannya dalam organisasi setelah beberapa
lama bergabung di dalamnya.
Menurut Kholid (2012) tingkat pengetahuan seseorang secara rinci terdiri
dari enam tingkatan, yaitu:
1. Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya termasuk mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu
merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi secara benar.
14
3. Aplikasi (application) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya) ialah
dapat menggunakan rumus – rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam
situasi yang lain, misalnya dapat menggunakan prinsip – prinsip siklus
pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang telah diberikan.
4. Analisis (analysis) adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya suatu
dengan yang lain.
5. Sintesis (synthesis) menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian- bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
6. Evaluasi (evaluation) ini berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria –
kriteria yang telah ada.
2.3.2 Sikap (Attitude)
Menurut Fitriani (2011) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
tindakan suatu perilaku.
Dari Azwar dalam Kholid (2012) menyatakan sikap merupakan kesiapan
untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu, bentuk reaksinya
15
dengan positif dan negatif sikap meliputi rasa suka dan tidak suka, mendekati dan
menghindari situasi, benda, orang, kelompok, dan kebijaksanaan sosial.
Dari Newcomb dalam Fitriani (2011) salah seorang ahli psikologi sosial,
menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak,
dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.Sikap merupakan kesiapan
untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek.
Dalam bagian lain Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2012) menjelaskan
bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yaitu :
1. Kepercaayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).
Ketiga komponen ini secara bersama – sama membentuk sikap yang utuh
(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,
keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.
Menurut Fitriani (2011) Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini
terdiri dari berbagai tingkatan.
1. Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
2. Merespon (respondingi) memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan,
dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
16
3. Menghargai (valuing) mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggungjawab (responsible) bertanggungjawab atas segala sesuatu yang
telah dipilihnya dengan segala resiko yang paling tinggi.
2.3.3 Tindakan (Practice)
Menurut Notoatmodjo (2012) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam
suatu tindakan (over behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu
perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga
diperlukaan faktor dukungan (support) dari pihak lain.
Menurut Fitriani (2011) Praktik mempunyai beberapa tingkatan, yaitu:
1. Persepsi (perseption) mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan
dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
2. Respon terpimpin (guied response) dapat melakukan sesuatu sesuai dengan
urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator
praktik tingkat dua.
3. Mekanisme (mecanism) apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan
benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia
sudah mencapai praktik tingkat tiga.
4. Adopsi (adoption) adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut.
17
2.4 Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa adalah orang yang belajar diperguruan tinggi, baik di
universitas, institusi atau akademi.Mereka yang terdaftar sebagai murid di
perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa (Takwin, 2008 dalam Ahmaini,
2010).
Masa mahasiswa meliputi rentang umur 18/19 tahun sampai 24/25 tahun,
yaitu mahasiswa ini masih dapat dibagi atas periode 18/19 tahun sampai 20/21
tahun, yaitu mahasiswa dari semester 1 sampai dengan IV, dan periode 21/22
tahun sampai 24/25 tahun, yaitu mahasiswa semester V sampai dengan semester
VIII (Winkel,1997 dalam Ahmaini, 2010).
2.4.1 Peran dan Fungsi Mahasiswa
Sebagai mahasiswaberbagai macam label pun disandang, ada beberapa
macam label yang melekat pada diri mahasiswa, misalnya :
1. Direct Of Change, mahasiswa bisa melakukan perubahan langsung karena
Smber Daya Manusia (SDM) nya yang banyak.
2. Agent Of Change, mahasiswa agent perubahan, maksudnya sumber daya
manusia – sumber daya manusia untuk melakukan perubahan.
3. Iron Stock, sumber daya manusia dari mahasiswa itu tidak pernah akan habis.
4. Moral Force, mahasiswa itu kumpulan orang yang memiliki moral yang baik.
18
5. Social Control, mahasiswa itu pengontrol kehidupan social, contoh mengontrol
kehidupan sosial yang dilakukan masyarakat.
Namun secara garis besar setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang sangat
penting bagi mahasiswa, yaitu :
1. Peranan moral, dunia kampus merupakan dunia dimana setiap mahasiswa
dengan bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut suatu
tanggung jawab moral terhadap diri masing – masing sebagai individu untuk
dapat menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan
moral yang hidup dalam masyarakat.
2. Peranan sosial. Selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki
peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak hanya
bermanfaat untuk dirinyasendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi
lingkungan sekitarnya.
3. Peranan intelektual. Mahasiwa sebagai orang yang disebut – sebut sebagai
insan intelek haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah
kehidupan nyata.
Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah bergelut
dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik dengan
intelektualitas yang ia miliki selama menjalani pendidikan (Takwin, 2008 dalam
Ahmaini, 2010).
2.5 Pengertian Organisasi
19
Menurut Satrianegara dkk (2009) Organisasi berasal dari kata organon,
dalam bahasa Yunani bearti alat. Dengan demikian pengertian organisasi adalah
sarana untuk melakukan kerja sama antara orang – orang dalam rangka mencapai
tujuan bersama dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.
2.6 Bentuk Organisasi
Pada saat ini, dikenal dua macam organisasi mahasiswa As’ari (2007)
dalam Ahmaini (2010) yaitu organisasi intra kampus dan organisasi ekstra
kampus.Organisasi intra kampus yaitu organisasi yang berada di dalam kampus,
yang ruang lingkup dan anggotanya hanya terbatas pada mahasiswa yang ada di
kampus tersebut atau sewaktu – waktu melibatkan peserta dari luar.Organisasi
intra ini terbagi dalam dua bagian, yaitu pertama, berdasarkan ruang lingkupnya
yang terdiri dari organisasi tingkat jurusan (ruang lingkupnya satu jurusan),
organisasi tingkat fakultas (ruang lingkupnya satu fakultas) dan Organisasi tingkat
universitas (ruang lingkupnya tingkat universitas).Kedua, organisasi berdasarkan
minat dan bakat atau lebih dikenal dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
dengan ruang lingkupnya ada yang setingkat fakultas dan yang lebih banyak
setingkat Universitas.Organisasi ekstra kampus merupakan organisasi yang berada
di luar kampus, di mana ruang lingkup dan anggotanya adalah mahasiswa
seperguruan tinggi atau lintas perguruan tinggi.
20
2.7 Minat Berorganisasi
2.7.1 Pengertian dan aspek – aspek minat
Minat adalah kecenderungan seseorang untuk memberikan perhatian,
mencari, dan mengarahkan diri kepada suatu obyek tertentu yang
diekspresikanmelalui kesukaan terhadap suatu hal daripada hal lainnya dan dapat
puladimanifestasikan melalui partisipasi suatu aktivitas (Slameto 2010;
Sardiman2011 dalam Mualimin, 2013).
Jadi, ketika seseorang ingin bergabung dalam sebuah organisasi
mahasiswa harus mengetahui terlebih dahulu minat apa yang akan di ambil.
Sehingga mahasiswa tersebut, bisa mengekspresikan kesukaannya dalam suatu
aktivitas.
Menurut Jefkins (1996) dalam Mualimin (2013) minat merupakan salah
satu dari beberapa segitingkah laku yang memiliki beberapa aspek, diantaranya
adalah perhatian,ketertarikan, keinginan, keyakinan, dan tindakan yang akan
dijelaskan sebagaiberikut:
1. Perhatian (attention)
Perhatian merupakan pemusatan dari individu pada satu atau lebih
objekyang menurut individu tersebut menarik.
2. Ketertarikan (interest)
21
Rasa ketertarikan merupakan bentuk adanya perhatian seseorang mengenai
segala sesuatu yang berkaitan dengan objek tersebut.
3. Keinginan (desire)
Keinginan merupakan dorongan untuk mengetahui secara lebih
mendalamdan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan objek tersebut.
4. Keyakinan (conviction)
Keyakinan muncul setelah individu mempunyai informasi yang
cukupterhadap suatu objek sehingga merasa yakin bahwa hal yang berhubungan
denganobjek tersebut layak dilakukan dan akan memberikan kepuasan.
5. Tindakan (action)
Keyakinan yang cukup kuat pada individu untuk mengikuti apa
yangmenjadi keinginannya, maka individu membuat suatu keputusan yang
kemudiandiwujudkan melalui perilaku yang diharapkan.
2.7.2 Organisasi dan minat berorganisasi
Menurut Mualimin (2013) Minat mengarahkan seseorang dalam memilih
sesuatu, termasuk dalam hal memilih berorganisasi.Minat berorganisasi
mahasiswa adalah suatu ketertarikan pada diri seorang mahasiswa untuk
mengikuti dan memilih aktif dalam suatu organisasi yang membuat seorang
mahasiswa memiliki kecenderungan untuk memberikan perhatian terhadap
kegiatan organisasi yang dipilihnya.
Organisasi kemahasiswaan merupakan kelengkapan non struktural yang
terdapat pada masing-masing perguruan tinggi, termasuk Universitas Teuku Umar
22
(UTU). Banyak organisasi kemahasiswaan di Universitas Teuku Umar (UTU)
yang bisa dipilih mahasiswa untuk meningkatkan soft skill, life skill, atau prestasi
belajar mereka antara lain:
1. Organisasi tingkat universitas, seperti: Pemerintahan Mahasiswa
(PEMA),Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM). Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di Universitas Teuku
Umar (UTU) terdiri dari beberapa UKM antara lain:
1) UKM Pramuka (dewan waracana)
2) UKM KSR (korps suka relawan)
3) UKM Seni
4) UKM Olahraga
5) UKM MAPALA (mahasiswa pencinta alam)
6) UKM MENWA (resimen mahasiswa)
7) UKM LDK (lembaga dakwah kampus)
2. Organisasi tingkat fakultas, seperti: Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas
(DPMF), Badan EksekutifMahasiswa Fakultas (BEMF), dan Unit Kegiatan
Mahasiswa Fakultas (UKMF).
3. Organisasi tingkat jurusan, seperti: Persatuan antar jurusan (UMJ)
(Bidang Kemahasiswaan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku
Umar Tahun2014).
2.8 Keaktifan Dalam Organisasi
23
Berdasarkan data penelitian, ditemukan bahwa motivasi seseorang ikut
serta dalam organisasi untuk mendapatkan kecakapan yang tidak mungkin di
bangku pekuliahan. Kecakapan tesebut meliputi, kecakapan mengatur waktu,
kecakapan birokrasi, kecakapan surat – menyurat, dan kecakapan lainnya.
Nampak jelas bahwa kecakapan – kecakapan tersebut jarang didapatkan dari
bangku kuliah (Sentosa, 2008 dalam Ahmaini, 2010).
Selain itu, motivasi lain untuk ikut dalam organisasi adalah untuk
memperoleh eksistensi dan aktualisasi diri dalam lingkungan dimana mereka
berada. Eksistensi ini terkait dengan keinginan dan ego yang ada dalam diri
mahasiswa untuk lebih dikenal oleh mahasisiwa – mahasiswa lainnya.Bahkan
lingkup tersebut sampai pada keinginan untuk lebih dikenal oleh para dosen di
lingkungan fakultas atau program studinya.Motivasi eksistensi ini menjadi bagian
yang tak terpisahkan ketika mahasiswa ikut serta dalam suatu organisasi (Sentosa,
2008 dalam Ahmaini, 2010).
Melalui organisasi, mahasiswa percaya bahwa potensi tersebut dapat
diolah dan dikembangkan secara kreatif sehingga memberikan kelebihan
tersendiri bagi mahasiswa.Kelebihan yang tidak atau belum tentu dimiliki oleh
mahasiswa lainnya yang tidak aktif dalam organisasi (Sentosa, 2008 dalam
Ahmaini, 2010).
Selain untuk mengembangkan potensi, motivasi lain yang mendasari untuk
berorganisasi adalah untuk mencapi sebuah prestasi. Bagi mahasiswa yang aktif
beorganisasi, prestasi akademik maupun nonakademik menjadi sebuah
24
kebanggaan tersendiri karena ia memiliki kemampuan yang tidak hanya di ukur
dari aspek kognitif saja tetapi ia juga bisa membuktikan kemampuan tersebut
secara aplikatif dan praktis. Inilah capain yang ingin dimiliki oleh mahasiswa
yang tidak hanya berorientasi kuliah tetapi juga organisasi, suatu kelebihan
tersendiri yang membedakan dengan mahasiswa yang berorientasi pada kuliah
saja (Sentosa, 2008 dalam Ahmaini, 2010).Jadi, seseorang yang bergabung dalam
sebuah organisasi tiadaklah menghalangi mahasiswa tersebut dalam mendapatkan
nilai prestasi yang bagus.
Seorang mahasiswa akan memperoleh nilai tambah, jika ia tidak hanya
sibuk dengan nilai akademis tetapi juga aktif berorganisasi karena dengan
berorganisasi seseorang akan terbiasa bekerjasama dengan orang lain (work as a
team), memiliki jiwa kepemimpinan (work as a leader), terbiasa bekerja dengan
manajemen (work with management). Kemampuan tersebut sangat dibutuhkaan
ketika memasuki dunia yang sebenarnya.Terkadang seorang mahasiswa aktivis
menemui kendala dalam membagi waktu antara kuliah dan organisasi (Firdaus,
2008 dalam Ahmaini, 2010).
2.9 Pengertian Kampus
Kampus secara harfiah adalah lapangan atau tegal. Ini diambi dari bahasa
latin yaitu “campus” yang memiliki arti lapangan. Kemudian diterjemahkan
menjadi daerah lingkungan bangunan utama perguruan tinggi (universitas,
25
akademik) tempat semua kegiatan belajar – mengajar dan administrasi
berlangsung (Mualimin, 2013).
2.10 Nilai indeks perstasi
Prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai
peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu
baikberupa perubahan tingkah laku, keterampilan atau pengetahuan yang
kemudianakan diukur dan dinilai serta diwujudkan dalam angka atau
pernyataan(Nurkencana, 2005 dalam Mualimin, 2013).
Orang yang berorganisasi akan merasakan perubahan tingkah laku,
keterampilan, dan memiliki pengetahuan yang tinggi. Sehingga mahasiswa
tersebut mampu dalam membagikan waktu dengan baik dalam hal belajar dengan
organisasi.Seperti beberapa mahasiswa katakan, bahwa dengan bergabung dalam
sebuah organisasi mahasiswa tersebut merasakan suatu perubahan yang baik pada
dirinya, yaitu mahasiwa itu mendapatkan nilai prestasi yang baik, dari nilai yang
didapatkan sebelum mahasiswa tersebut mulai bergabung dalam sebuah
organisasi.
Nilai prestasi itu didapatkan tidak hanya menyibukan dirinya dalam hal
organisasi saja, tetapi juga sangat memperhatikan tugas – tugas kampus yang ada,
yang harus dilalui oleh setiap mahasiswa.Karena sebagai seorang mahasiswa kita
harus terikat dengan peraturan – peraturan yang ada di kampus tersebut, dan
26
menjalankan semua hal- hal itu dengan baik, dan benar.Misalnya ketika seorang
mahasiswa diberikan tugas yang harus segera diselesaikan, dan dikumpulkan
dengan segera, maka mahasiswa itu harus mengerjakan dan mengumpulkannya.
Prestasi belajar ditunjukkan dengan skor atau angka yangmemperlihatkan
nilai-nilai dari sejumlah mata pelajaran yang menggambarkanpengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh peserta didik.Tes digunakan untukmengukur
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik yangdiwujudkan
dalam nilai atau skor.Hasil tes yang berupa nilai inilah yangmenunjukkan keadaan
tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh peserta didik(Suryabrata, 2008 dalam
Mualimin, 2013).
Indeks Prestasi (IP) adalah angka yang menunjukkan nilai rata-rata yang
diperoleh mahasiswa setelah menempuh sejumlah mata kuliah pada satu semester,
sedangkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan angka yang menunjukkan
prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester
pertama sampai dengan semester paling akhir yang telah ditempuh (BAAK
Unikom 2010 dalam Mualimin, 2013).
Indeks prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Indeks
Presatasi Kumulatif (IPK). IPK dinyatakan dalam rentang angka 0,00 – 4,00 (
Mualimin, 2013 ).
2.11 Organisasi kampus terhadap Nilai Indeks Prestasi Kumulatif
27
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Cahyandaru
(2013) Kegiatan - kegiatan siswa di sekolah khususnya kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kegiatan yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain
di kampus/sekolah, guna menunjang pencapaian tujuan kurikulum.
Menurut pendapat Amal A.A dalam Cahyandaru (2013)kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah ikut andil dalam menciptakan tingkat kecerdasan yang
tinggi. Kegiatan ini bukan termasuk materi pelajaran yang terpisah dari materi
pelajaran lainnya, dan dapat dilaksanakan di sela-sela penyampaian materi
pelajaran, mengingat kegiatan tersebut merupakan bagian penting dari kurikulum.
Keaktifan berorganisasi sering berpengaruh terhadap prestasi belajar
seseorang. Organisasi mahasiswa berperan besar dalam membangun budaya dan
atmosfer prestatif.Hasil penelitian Salim (2012) dalam Mualimin (2013)
menunjukkan bahwa motivasi berorganisasi dan keakifan berorganisasi pada Unit
Kegiatan Mahasiswa berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Organisasi
mahasiswa dapat menjadi sarana yang efektif dalam membantu mahasiswa
menemukan kesadaran dan motivasi untuk berprestasi karena ia berada pada
lingkungan pergaulan yang mendukung seorang mahasiswa mencapai prestasinya.
2.12 FakultasKesehatan Masyarakat
2.12.1 Fakultas
Fakultas adalah bagian perguruan tinggi tempat mempelajari suatu bidang
ilmu yang terdiri atas beberapa jurusan.
28
2.12.2 Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat (Public Health) adalah ilmu dan seni : mencegah
penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui “ Usaha –
usaha Pengorganisasian masyarakat ” untuk : (Notoatmodjo, 2011)
1. Perbaikan sanitasi lingkungan
2. Pemberantasan penyakit – penyakit menular
3. Pendidikan kebersihan perorangan
4. Pengorganisasian pelayanan – pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis
dini dan pengobatan.
5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi
kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.
29
2.13 Kerangka Teori
Berdasarkan Teori para ahli kerangka teoritis dapat di gambarkan sebagai
berikut :
Gambar 2.1 Kerangka teori
Perilaku
Kholid (2012)
- Pengetahuan
- Sikap
Notoatmodjo ( 2012)
- Pengetahuan
- Sikap
- Tindakan
Benyamin Bloom
dalam Fitriani (2011)
- Pengetahuan
- Sikap
- Tindakan
Nilai Indeks Prestasi
Kumulatif
30
2.14 Kerangka Konsep
Berdasarkan Kerangka teoritis maka kerangka konsep dapat digambarkan
sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan
Sikap
Tindakan
Nilai Indeks Prestasi
Kumulatif
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 JenisPenelitian
Jenispenelitian yang dilakukanpenulisbersifatdeskriptifdengandesaincross-
sectional, yaituinginmelihatgambaranperilakumahasiswayang
bergabungdalamorganisasikampusterhadapnilaiindeksprestasi.Data
diperolehmelaluiwawancara, denganmahasiswa yang
bergabungdalamorganisasikampusterhadapnilaiindeksprestasikumulatifpadafakult
askesehatanmasyarakatUniversitasTeukuUmar tahun 2014 (Notoatmodjo, 2010).
3.2 LokasidanWaktuPenelitian
Penelitianinidilakukanpadamahasiswayang
bergabungdalamorganisasikampuspadafakultaskesehatanmasyarakatUniversitasTe
uku Umartahun 2014.Waktupenelitiandilakukanpadatanggal
29Agustussampaidengan 1 September.
3.3 PopulasidanSampel
3.3.1 Populasi
MenurutNotoatmodjo (2010),
Populasiadalahkeseluruhanobjekpenelitianatauobjek yang diteliti.
31
32
Populasidalampenelitianiniadalahsemuamahasiswayang
aktifdalamorganisasipadafakultaskesehatanmasyarakatUniversitasTeuku
UmarTahun2013/2014 yang berjumlah40 orang.
3.3.2 Sampel
MenurutNotoatmodjo (2010), Sampeladalahobjek yang
ditelitidandianggapmewakiliseluruhpopulasi.
SehubungandenganTeknik total sampling denganpopulasi yang
relatifkecilmakaseluruhpopulasi di jadikansampeldalampenelitianini,
padafakultaskesehatanmasyarakatUniversitasTeuku Umar Tahun 2014, yaitu yang
berjumlah40 orang dari 2 organisasiBadanEksekutifMahasiswa (BEM)
danDewanPerwakilanMahasiswa (DPM).
3.4 MetodePengumpulanData
3.4.1 Data Primer
Pengumpulan Data
dilakukansecarawawancaralangsungdenganmenggunakankuesionertentanggambar
anperilakumahasiswayang
bergabungdalamorganisasikampusterhadapnilaiindeksprestasipadafakultaskesehat
anmasyarakatUniversitasTeuku Umar Tahun 2014.
3.4.2 Data Sekunder
Data yang bersumberdarihasil media internet danInstansi – instansi lain.
33
3.5 DefinisiOperasional
VariabelBebas (Independen)
No Variabel Definisi Cara Ukur AlatUkur HasilUkur Skala
1. Pengetahuan Pemikiran Wawancara kuesioner Baik Ordinal
hasilsuatu Kurangbaik
pengalaman
akibatpengaruh
penginderaan
terhadapsuatu
objekmelalui
penglihatan,
penginderaan,rasa
penciumandanrabaoleh
pancainderamanusia
2. Sikap Reaksi Wawancara Kuesioner Positif Ordinal
ataurespon Negatif
yangmasih
tertutupterhadap
stimulant atauobjek
dalamsetiapaktivitas
3. Tindakan Suatu Wawancara Kuesioner Baik Ordinal
perbuatan Kurangbaik
yang dilakukan
mahasiswa
dalam
berorganisasi
VariabelTerikat(Dependen)
4. NilaiIndeks Angka yang Wawancara Kuesioner Tinggi Ordinal
Pretasi menunjukkan Rendah
Kumulatif prestasiatau
Kemajuanbelajar
Mahasiswasecara
34
Kumulatif
3.6 AspekPengukuranVariabel
3.6.1 Pengetahuan
Untuktingkatpengetahuanrespondenadalah :
a. UntuktingkatpengetahuanBaikjikanilaiskorresponden>5
b. UntuktingkatpengetahuanKurangbaikjikanilaiskorresponden ≤ 5
3.6.2 Sikap
Ukuranpenilaiansikapadalah :
a. Untuksikappositifjikanilaiskorresponden>5
b. Untuksikapnegatifjikanilaiskorresponden ≤ 5
3.6.3 Tindakan
Untukpenelitiantindakanadalah :
a. Untuktindakanbaikjikanilairesponden>5
b. Untuktindakankurangjikanilairesponden ≤ 5
3.6.4 NilaiIndeksPrestasiKumulatif
Untukpenilaiannilaiindeksprestasikumulatifadalah :
a. UntuknilaiindeksprestasikumulatifTinggijikanilaiskorresponden> 2,76 –
4,00.
b. UntuknilaiindeksprestasikumulatifRendahjikanilaiskorresponden ≤
2,00 – 2,75
35
3.7 MetodeAnalisis Data
3.7.1 MetodeAnalisaUnivariat
Analisisunivariatadalahanalisis yang dilakukanuntuksatuvariabelatau per
variabel.Tujuannyaadalahuntukmelihatseberapabesarfrekuensivariabel yang
ditelitidandisajikandalambentuktabeldistribusifrekuensi.Analisisunivariatdilakuka
nuntukmenggambarkanataumenjelaskanmasing –
masingvariabelindependendalambentukdistribusifrekuensidarisetiapvariabelindep
enden.
Analisisinijugadigunakanuntukmendapatkangambaranperilaku orang yang
berorganisasi yang ditentukanolehPengetahuan, Sikap, danTindakandari orang
yang
berorganisasi.Untukmelihatgambaranantaravariabelindependendenganvariabeldep
enden, disajikandalambentuktabelsilang
2x2.DenganmenggunakanrumuspersendariArikonto (2010), yaitu :
P = f
nx 100 %
Keterangan :
P :Persentasi
f :Frekuensi
n :Jumlahsampel
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
4.1.1.1 Sejarah Fakultas Kesehatan Masyarakat
Kelahiran Universitas Teuku Umar merupakan perubahan bentuk dari
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) YPRM Meulaboh. Dimana STIP YPRM
didirikan pada tahun 1983, atas inisiatif beberapa tokoh Aceh Barat, terbentuklah
sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Pendidikan Teungku Dirundeng
Meulaboh (YPRM) dengan akte pendrian No. 45 tanggal 28 Agustus 1984 Notaris
Hamonangan Silitonga Banda Aceh dan akte perubahan No. 32 tanggal 16
Agustus 1986 dengan Notaris Munir, SH.
Kesehatan menyangkut semua kehidupan, baik di masa lalu, sekarang
maupun dimasa yang akandatang, ruang lingkup dengan jangkauan yang sangat
luas. Arti dan kedudukan pembangunan kesehatan dalam kehiduan nasional dapat
dilihat dari peranannya dalam memelihara dan meningkatkan deraajat kesehatan
masyarakat, serta membentuk generasi bangsa yang sehat dan cerdas serta
memiliki integritas kepribadian yang tinggi dan mampu bersaing secara global,
mampu bersikap terbuka, tanggap terhadap perubahan ilmu teknologi, khususnya
dalam bidang kesehatan melalui upaya promotif, protektif, dan preventif.
Terbentuknya Fakultas Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan melalui
lembaga Pendidikan Teuku Umar. Dimana sejak T.A. 2002/2003 telah melalui
37
proses pendidikan berdasarkan dari pendirian dan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor : 1318/D2/2002 tanggal 25 Juli
2002, serta penerimaan mahasiswa berdasarkan surat keterangan Bupati Aceh
Barat Nomor : 122 Tahun 2002 tanggal 10 September 2002.
Fakultas Kesehatan Masyarakat melalui SK nomor 2125/D/T/k-1/2009
telah memperoleh perpanjangan izin penyelenggaraan Program Studi Kesehatan
Masyarakat S-1 pada Universitas Teuku Umar Meulaboh sampai dengan April
2013.
Pada tanggal 28 Januari 2011 Fakultas telah terakreditasi oleh Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi melalui surat Keputusan BAN-PT Nomor.
043/BAN-PT/Ak-XIII/S1/I/2011 menyatakan bahwa Program Studi Sarjana
Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh telah terakreditasi dan
berlaku sampai dengan 28 Januari 2016.
4.1.2 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk satu variable atau per
variable.Tujuannya untuk melihat seberapa besar frekuensi variable yang diteliti
dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
38
4.1.2.1Pengetahuan Orang yang Berorganisasi
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Mahasiswa yang
Bergabung dalam Organisasi Kampus pada Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar Tahun 2014
No Pengetahuan Frekuensi %
1 Baik 40 100
2 Kurang Baik 0 0
Total 40 100
Sumber : Data Primer (diolah 2014)
Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukakan bahwa responden Mahasiswa
yang bergabung dalam organisasi kampus terhadap nilai indeks prestasi kumulatif
pada fakultas kesehatan masyarakat Universitas Teuku Umar semuanya memiliki
pengetahuan yang tinggi yaitu 40 orang (100%).
4.1.2.2 Sikap Orang yang Berorganisasi
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Mahasiswa yang
Bergabung dalam Organisasi Kampus pada Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar Tahun 2014
No Sikap Frekuensi %
1 Positif 37 92,5
2 Negatif 3 7,5
Total 40 100
Sumber : Data Primer (diolah 2014)
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukakan bahwa responden Mahasiswa yang
bergabung dalam organisasi kampus terhadap nilai indeks prestasi kumulatif pada
fakultas kesehatan masyarakat Universitas Teuku Umar yang memiliki sikap
positif yaitu 37 orang (92,5%) dan responden yang memiliki sikap negatif yaitu 3
orang (7,5%).
39
4.1.2.3 Tindakan Orang yang Berorganisasi
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tindakan Mahasiswa yang
Bergabung dalam Organisasi Kampus pada Fakultas kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar tahun 2014
No Tindakan Frekuensi %
1 Baik 36 90
2 Kurang Baik 4 10
Total 40 100
Sumber : Data Primer (diolah 2014)
Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukakan bahwa responden Mahasiswa
yang bergabung dalam organisasi kampus terhadap nilai indeks prestasi kumulatif
pada fakultas kesehatan masyarakat Universitas Teuku Umar yang memiliki
tindakan baik yaitu 36 orang (90%) dan responden yang memiliki tindakan
kurang baik yaitu 4 orang (10%).
4.1.2.4 Nilai Indeks Prestasi Kumulatif
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Nilai Indeks Prestasi Kumulatif
Mahasiswa yang Bergabung dalam Organisasi Kampus pada
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Tahun
2014
No Nilai Indeks Prestasi Frekuensi %
1 Tinggi 34 85
2 Rendah 6 15
Total 40 100
Sumber : Data Primer (diolah 2014)
Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukakan bahwa responden Mahasiswa
yang bergabung dalam organisasi kampus terhadap nilai indeks prestasi kumulatif
pada fakultas kesehatan masyarakat Universitas Teuku Umar yang memiliki nilai
indeks prestasi kumulatif tinggi yaitu 34 orang (85%) dan responden yang
memiliki nilai indeks prestasi rendah yaitu 6 orang (15%).
40
4.1.2.5 Pengetahuan terhadap Nilai Indeks Prestasi Kumulatif
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan yang Bergabung
dalam Organisasi Kampus terhadap Nilai Indeks
PrestasiKumulatif pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar Tahun 2014
Pengetahuan
Nilai Indeks Prestasi Kumulatif Total
Tinggi Rendah
f % f % f %
Baik 34 85 6 15 40 100
Kurang Baik 0 0 0 0 0 0
Total 34 85 6 15 40 100
Sumber : Data Primer (diolah 2014)
Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukakan bahwa responden Mahasiswa
yang bergabung dalam organisasi kampus terhadap nilai indeks prestasi kumulatif
pada fakultas kesehatan masyarakat Universitas Teuku Umar yaitu34 orang (85
%) yang memiliki pengetahuan baik dengan nilai indeksnya tinggi.
4.1.2.6 Sikap Orang yang Berorganisasi terhadap Nilai Indeks Prestasi
Kumulatif
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap yang Bergabung dalam
Organisasi Kampus terhadap Nilai Indeks PrestasiKumulatif
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar
Tahun 2014
Sikap Nilai Indeks Prestasi Kumulatif
Total Tinggi Rendah
f % f % f %
Positif 33 82,5 4 10 37 92,5
Negatif 1 2,5 2 5 3 7,5
Total 34 85 6 15 40 100
Sumber : Data Primer (diolah 2014)
Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukakan bahwa responden Mahasiswa
yang bergabung dalam organisasi kampus terhadap nilai indeks prestasi kumulatif
41
pada fakultas kesehatan masyarakat Universitas Teuku Umar yaitu 33 orang (82,5
%) yang memiliki sikap positif dengan nilai indeksnya tinggi. 2 orang (5 %) yang
memiliki sikap negatif dengan nilai indeksnya rendah.
4.1.2.7Tindakan Orang yang Berorganisasi terhadap Nilai Indeks Prestasi
Kumulatif
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tindakan yang Bergabung
dalam Organisasi Kampus terhadap Nilai Indeks
PrestasiKumulatif pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar Tahun 2014
Tindakan
Nilai Indeks Prestasi Kumulatif Total
Tinggi Rendah
f % f % f %
Baik 34 85 2 5 36 90
Kurang Baik 0 0 4 10 4 10
Total 34 85 6 15 40 100
Sumber : Data Primer (diolah 2014)
Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukakan bahwa responden Mahasiswa
yang bergabung dalam organisasi kampus terhadap nilai indeks prestasi kumulatif
pada fakultas kesehatan masyarakat Universitas Teuku Umar yaitu 34 orang (85
%) yang memiliki tindakan baik dengan nilai indeksnya tinggi. Sedangkan 4
orang (10 %) yang memiliki tindakan kurang baik dengan nilai indeksnya rendah.
4.2 Pembahasan
4.2.1 DistribusiPengetahuan terhadap Nilai Indeks Prestasi Kumulatif
Berdasarkan hasil penelitian yangdilakukan, menunjukkan 85 % yang
memiliki pengetahuan baik dengan nilai indeksnya tinggi. Inilah gambaran
pengetahuan dengan nilai indeks prestasi kumulatif mahasiswa yang bergabung
42
dalam organisasi kampus pada fakultas kesehatan masyarakat Universitas Teuku
Umar periode 2013/2014.
Dari hasil penelitian ini dapat diasumsikan bahwa mahasiswa yang
bergabung dalam organisasi kampus memiliki pengetahuan baikdengan nilai
indeks prestasi yang tinggi.Sama halnya dengan penelitian dari Nugroho (2006)
dalam Kumalasari (2010) dengan sampel mahasiswa Penjaskes jurusan
Pendidikan Olahraga Kesehatan (POK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Perilaku
(FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) didapatkan bahwa keaktifan
mahasiswa dalam organisasi dapat meningkatkan prestasi belajar.
Menurut Fitriani (2011) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan, pendenganran, penciuman, rasa dan raba.Sebagian besar pengetahuan
diperoleh melalui mata dan telinga.
Prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai
peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu
baikberupa perubahan tingkah laku, keterampilan atau pengetahuan yang
kemudianakan diukur dan dinilai serta diwujudkan dalam angka atau
pernyataan(Nurkencana, 2005 dalam Mualimin, 2013).
Prestasi belajar ditunjukkan dengan skor atau angka yangmemperlihatkan
nilai-nilai dari sejumlah mata pelajaran yang menggambarkanpengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh peserta didik.Tes digunakan untukmengukur
43
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik yangdiwujudkan
dalam nilai atau skor.Hasil tes yang berupa nilai inilah yangmenunjukkan keadaan
tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh peserta didik(Suryabrata, 2008 dalam
Mualimin, 2013).
4.2.2 DistribusiSikap Orang yang Berorganisasi terhadap Nilai Indeks
Prestasi Kumulatif
Berdasarkan hasil penelitian yangdilakukan, menunjukkan 82,5 % yang
memiliki sikap positif dengan nilai indeks prestasi tinggi. Sedangakan 5 % yang
memiliki sikap negatif dengan nilai indeks prestasi rendah.Inilah gambaran
pengetahuan dengan nilai indeks prestasi kumulatif mahasiswa yang bergabung
dalam organisasi kampus pada fakultas kesehatan masyarakat Universitas Teuku
Umar periode 2013/2014.
Dari hasil penelitian ini dapat diasumsikan bahwa mahasiswa yang
bergabung dalam organisasi kampus lebih dominan memiliki sikap positif dengan
nilai indeks prestasi yang tinggi, walaupun ada sebagian yang memiliki sikap
negatif dengan nilai indeks prestasi yang rendah.Sama halnya dengan hasil
penelitian Cahyandaru (2013) menunjukkan bahwa Keaktifan Siswa dalam
Kegiatan Ekstrakulikuler mempunyai nilai yang positif terhadap prestasi belajar
Siswa MAN Yogyakarta II.
Dari Azwar dalam Kholid (2012) menyatakan sikap merupakan kesiapan
untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu, bentuk reaksinya
44
dengan positif dan negatif sikap meliputi rasa suka dan tidak suka, mendekati dan
menghindari situasi, benda, orang, kelompok, dan kebijaksanaan sosial.
Dalam bagian lain Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2012) menjelaskan
bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yaitu :
1. Kepercaayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).
Ketiga komponen ini secara bersama – sama membentuk sikap yang utuh
(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,
keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.
Bagi mahasiswa yang aktif beorganisasi, prestasi akademik maupun
nonakademik menjadi sebuah kebanggaan tersendiri karena ia memiliki
kemampuan yang tidak hanya di ukur dari aspek kognitif saja tetapi ia juga bisa
membuktikan kemampuan tersebut secara aplikatif dan praktis. Inilah capain yang
ingin dimiliki oleh mahasiswa yang tidak hanya berorientasi kuliah tetapi juga
organisasi, suatu kelebihan tersendiri yang membedakan dengan mahasiswa yang
berorientasi pada kuliah saja (Sentosa, 2008 dalam Ahmaini, 2010).Jadi,
seseorang yang bergabung dalam sebuah organisasi tiadaklah menghalangi
mahasiswa tersebut dalam mendapatkan nilai prestasi yang bagus.
Seorang mahasiswa akan memperoleh nilai tambah, jika ia tidak hanya
sibuk dengan nilai akademis tetapi juga aktif berorganisasi karena dengan
berorganisasi seseorang akan terbiasa bekerjasama dengan orang lain (work as a
45
team), memiliki jiwa kepemimpinan (work as a leader), terbiasa bekerja dengan
manajemen (work with management). Kemampuan tersebut sangat dibutuhkaan
ketika memasuki dunia yang sebenarnya.Terkadang seorang mahasiswa aktivis
menemui kendala dalam membagi waktu antara kuliah dan organisasi (Firdaus,
2008 dalam Ahmaini, 2010).
4.2.3 DistribusiTindakan Orang yang Berorganisasi terhadap Nilai Indeks
Prestasi Kumulatif
Berdasarkan hasil penelitian yangdilakukan, menunjukkan 85 % yang
memiliki tindakan baik dengan nilai indeks prestasi tinggi.Sedangkan 10 % yang
memiliki tindakan kurang baik dengan nilai indeks prestasikumulatif rendah.Inilah
gambaran pengetahuan dengan nilai indeks prestasi kumulatif mahasiswa yang
bergabung dalam organisasi kampus pada fakultas kesehatan masyarakat
Universitas Teuku Umar periode 2013/2014.
Dari hasil penelitian ini dapat diasumsikan bahwa mahasiswa yang
bergabung dalam organisasi kampus hampir seluruhnya memiliki tindakan yang
baik dengan nilai indeks prestasi yang tinggi.Keaktifan berorganisasi sering
berpengaruh terhadap prestasi belajar seseorang. Organisasi mahasiswa berperan
besar dalam membangun budaya dan atmosfer prestatif.Hasil penelitian Salim
(2012) dalam Mualimin (2013) menunjukkan bahwa motivasi berorganisasi dan
keakifan berorganisasi pada Unit Kegiatan Mahasiswa berpengaruh terhadap
prestasi belajar mahasiswa. Organisasi mahasiswa dapat menjadi sarana yang
efektif dalam membantu mahasiswa menemukan kesadaran dan motivasi untuk
46
berprestasi karena ia berada pada lingkungan pergaulan yang mendukung seorang
mahasiswa mencapai prestasinya.
Menurut Fitriani (2011) Praktik mempunyai beberapa tingkatan, yaitu:
1. Persepsi (perseption) mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan
dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
2. Respon terpimpin (guied response) dapat melakukan sesuatu sesuai dengan
urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator
praktik tingkat dua.
3. Mekanisme (mecanism) apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan
benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia
sudah mencapai praktik tingkat tiga.
4. Adopsi (adoption) adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut.
Suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang akan terarah dengan benar
bila faktor pendukung yang telah disebutkan diatas terlaksana. Begitu juga dengan
mahasiswa yang bergabung dalam organisasi kampus tindakan yang dilakukan
sudah baik karena faktor-faktor tersebut dilakukan dan tidak diabaikan begitu saja.
Walaupun ada sebagian mahasiswa yang begabung dalam organisasi kampus
tindakan yang dilakukan kurang baik.
Melalui organisasi, mahasiswa percaya bahwa potensi tersebut dapat
diolah dan dikembangkan secara kreatif sehingga memberikan kelebihan
47
tersendiri bagi mahasiswa.Kelebihan yang tidak atau belum tentu dimiliki oleh
mahasiswa lainnya yang tidak aktif dalam organisasi (Sentosa, 2008 dalam
Ahmaini, 2010).
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkanhasilpenelitianmakadapatdiambilkesimpulansebagaiberikut:
1. Pengetahuanbaikdengannilaiindeksprestasikumulatiftinggi 34 orang (85 %).
2. Sikappositifdengannilaiindeksprestasikumulatiftinggi 33 orang (82,5 %).
Sedangkansikapnegatifdengannilaiindeksprestasikumulatifrendah 2 orang (5
%).
3. Tindakanbaikdengannilaiindeksprestasikumulatiftinggi 34 orang (85 %).
Sedangkantindakannegatifdengannilaiindeksprestasikumulatifrendah 4 orang
(10 %).
5.2 Saran
1. KepadaMahasiswa yang telahbergabungdalamorganisasikampus agar
tetapmempertahankannilaiakademiknya agar tetaptinggi,
walaupunaktifdalamorganisasikampus.
2. KepadaMahasiswa yang
belumbergabungdalamoraganisasikampusmariikutbergabung,
karenadenganmahasiswabergabungdalamorganisasikampusakanmendapatkan
nilaitambahyaitumudahbekerjasamadengan orang lain,
memilikijiwakepemimpinan, danterbiasabekerjadenganmanajemen.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmaini, D., 2010.PerbedaanProkrastinasiAkademikAntaraMahasiswa yang
Aktifdengan yang TidakAktifdalamOrganisasiKemahasiswaan PEMA
USU. Universitas Sumatra Utara : Medan.
Andriani, R., 2013. GambaranPerilakuPenjualPeptisida
diDesaUjongBarohKecamatan Johan PahlawanKabupaten Aceh
Barat.UniversitasTeukuUmar :Meulaboh.
Arikonto, 2010.ProsedurPenelitianSuatuPendekatan. RinekaCipta : Jakarta.
BidangKemahasiswaanFakultasKesehatanMasyarakatUniversitasTeuku Umar
(FKM-UTU) Tahun 2014.
Cahyandaru, H.,
2013.PengaruhKeaktifanSiswadalamEkstrakurikulerterhadapPrestasiBelaj
arSiswaKelas Xi Man. UniversitasNegeriYogyakarta : Yogyakarta.
Fitriani, S., 2011.PromosiKesehatan. GrahaIlmu : Jakarta.
Indah, N.S., and Yastia, D.A.,
2013.PerbedaanNilaiIndeksPrestasiMahasiswaStaterkom yang
AktifdalamOrganisasidantidakAktifdalamOrganisasi.UniversitasNegeriSe
marang : Semarang.
Kholid, A., 2012.PromosiKesehatandenganPendekatanTeoriPerilaku, Media,
danAplikasinya.RajawaliPres : Jakarta.
Kumalasari, M.L.F., 2010.PerbedaanPrestasiBelajarBerdasar
TingkatAktivitasdalamOrganisasiEkstrakurikulerpadaMahasiswaDIvKebid
ananUns.UniversitasSebelasMaretSurakarta : Surakarta.
Mualimin,
2013.KorelasiMotivasiBerprestasidanMinatBerorganisasiterhadapIndeksPr
estasiBelajarMahasiswaBidikmisiJurusanBiologi FMIPA
UNNES.UniversitasNegeriSemarang : Semarang.
Notoatmodjo, S., 2011.KesehatanMasyarakatIlmudanSeni.RinekaCipta : Jakarta.
, 2010.MetodologiPenelitianKesehatan. RinekaCipta : Jakarta.
, 2012. PromosiKesehatandanPerilakuKesehatan.RinekaCipta :
Jakarta.
Rahmi, N., 2012.Hubungan Tingkat StresdenganPrestasiBelajarMahasiswa
Tingkat II Prodi D-III Kebidanan Banda Aceh JurusnKebidanan
POLTEKKES KEMENKES NAD.STIKesU’Budiyah Banda Aceh : Banda
Aceh.
Robbins, S.T., and Judge, T.A., 2008. PerilakuOrganisasi, Organizational
Behavior.SalembaEmpat : Jakarta.
Satrianegara, M.F., and Saleha, S., 2009. Buku Ajar
OrganisasidanManajemenPelayanKesehatansertaKebidanan.SalembaMedi
ka : Jakarta.