bab i - babiii revisi2.pdf

22
PROPOSAL PH METER DILENGKAPI DENGAN PENYIMPANAN DATA DAN TAMPILAN SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Oleh : SKOLASTIKA YUNARNI JUITA (P27838113022) Politeknik Kesehatan KEMENKES Surabaya Jurusan Teknik Elektromedik 2015

Upload: asti-juita

Post on 20-Feb-2016

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I - BABIII revisi2.pdf

PROPOSAL

PH METER DILENGKAPI DENGAN PENYIMPANAN DATA DAN TAMPILAN

SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

Oleh :

SKOLASTIKA YUNARNI JUITA

(P27838113022)

Politeknik Kesehatan KEMENKES Surabaya

Jurusan Teknik Elektromedik

2015

Page 2: BAB I - BABIII revisi2.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latarbelakang

pH meter adalah alat untuk mengukur kadar asam dan basa dalam

cairan/larutan. pengukuran pH merupakan faktor penting dalam bidang kimia, baik

kimia organik dan anorganik, fisika, biokimia, dan analitik . pH meter digunakan

sebagai standar ukuran pengenceran memastikan apakah sudah sesuai dengan dosis

yang ditentukan.

Alat ini biasanya diletak dilaboratorium analis untuk mengukur kadar pH dari

urien untuk memastikan apakah seseorang menginap penyakit diabel, kolesterol,

ginjan atau penyakit yang lainnya. Dan pada laboratorium kimia alat ini sangat

penting untuk mengetahui keasaman atau kebasaan dari larutan kimia,terutama

sebelum melakukan suatu reaksi kimia, sehingga terlebih dahulu lebih baik

memeriksa kadar pH dari laruan tersebut agar tidak terjadi kesalahan pada saat

melakukan reaksi tersebut, seperti reaksi pengendapan, kompleksasi, enzimatis dll.

Pada dasarnya untuk mengetahui kadar pH dari suatu larutan / cairan dapat

dilakukan secarah konvensional dan dilakukan lebih cepat daripada menggunakan

alat pH Meter yaitu dengan cara meneteskan cairan / larutan pada kertas lakmus.

Namun karena cara konvensional ini banyak kekurangannya, diantaranya karena

hasil pemeriksaan ini dengan menggunakan mata telanjang, dan sewaktu – waktu

daya akomadasi mata bias berubah, sehingga dapat mengakibatkan ketidakakuratan

dalam mendeteksi hasil pemeriksaan dan juga pemeriksaan ini kurang cepat.

Alat ini pernah dibuat sebelumnya oleh Israelly Sillen Tetelepta (2010),

namun alat ini belum dilengkapi dengan tampilan suhunya dan range pengukurannya

terbatas, maka dari itu penulis akan membuat alat ini dilengkapi dengan tampilan

suhu dan range pengukurannya diperluas, sehingga alat ini dapat digunakan untuk

mengukur lebih dari beberapa sampel larutan.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan membuat alat dengan judul

“pH Meter dilengkapi dengan penyimpanan data dan tampilan suhu berbasis

mikrokontroler atmega 8535”

Page 3: BAB I - BABIII revisi2.pdf

1.2. Batasan Masalah

1.2.1. Untuk mengukur PH dari setiap larutan / cairan dengan

menggunakan elektroda pH Meter

1.2.2. Untuk mengetahui suhu setiap larutan / cairan yang diukur

dengan menggunakan LM35

1.2.3. Menampilkan nilai pH dan suhu pada layar LCD karakter

2x16 cm

1.2.4. Lamanya alat ini bekerja tergantung dari lamanya pengisian

bateray.

1.2.5. Membandingkan hubungan antara sensor suhu dan

elektroda ph meter

1.3. Rumusan Masalah

Dapatkah dibuat alat pH meter dilengkapi dengan penyimpanan

data dan tampilan suhu berbasis mikrokontroler?

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Dibuatnya alat pH meter dilengkapi dengan penyimpanan

data dan tampilan suhu berbasis mikrokontroler

1.4.2. Tujuan Khusus

Dengan acuan permasalahan di atas, maka secara operasional tujuan

khusus pembuatan alat ini antara lain :

1.4.2.1. Membuat rangkaian amplifier.

1.4.2.2. Membuat rangkaian display tampilan pH dan hasil.

1.4.2.3. Membuat rangkaian mikrokontroler ATMega 8535

1.4.2.4. Membuat rangkaian displar LCD 2 x 16 cm untuk

menampilkan nilai Ph.

1.4.2.5. Membuat Program untuk menggetahui besarnya pH setiap

larutan yang akan diukur dan penyimpanannya

1.4.2.6. Membuat rangkaian untuk mendeteksi suhu setiap larutan yang

akan diukur

1.4.2.7. Membuat rangkaian Charger bateray., dengan outputan +12

Volt, -12 Volt yang digunakan untuk menyuplay rangkaian Op

Page 4: BAB I - BABIII revisi2.pdf

Amp dan +5 Volt untuk menyuplai rangkaian LCD 2 x 16 cm,

dan mikrkontroler AVR ATMega 8535

1.4.2.8. Melakukan uji coba pada modul yang telah dibuat

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat teoritis

Dapat menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa

Teknik Elektromedik tentang peralatan medis terutama peralatan laboratorium

dan bagaimana cara memodifikasinya agar didapatkan hasil yang sempurna

1.5.2. Manfaat peraktis

Dapat memudahkan tenaga kesehatan khususnya para tenaga

laboratorium dalam mengukur kadar pH suatu larutan / cairan dengan

tampilan pada LCD.

Page 5: BAB I - BABIII revisi2.pdf

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Urin

Air urine adalah hasil eksresi (zat yang dikeluarkan) dari tubuh manusia yang

sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Hasil eksresi ini adalah sisa-sisa metabolisme

yang berupa cairan, dimana setiap manusia pasti menghasilkan zat eksresi ini dan

dibuang.

Pada umumnya urine vang paling baik yang akan diuji adalah urine pertama

pagi hari. Urine-urine ini harus ditampung didalam tempat yang bersih bebas dari

detergen dan zat-zat lain yang kemudian akan diperiksa segera sebelum 12 jam setelah

ditampung. Bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan segera, hendaklah urine disimpan

dalam frezer dengan suhu 4oC. Jika diperlukan dapat ditambahkan bahan pengawet

sodium azide (0,0 1%) sehingga urine dapat tahan sampai 24 jam.

2.2. Elektroda

Fungsi elektroda pada pH meter adalah untuk mengukur tegangan yang

ditentukan antara elektroda sensitive terhadap ion hydrogen.

Ada dua macam elektrode anatara lain :

2.2.1. Elektroda Referensi :

Berfungsi untuk menjaga dan memberikan potencial yang tetap dan

tidak dipengaruhi oleh karakteristik.

2.2.2. Elektroda Pengukur :

Berfungsi sebagai pengukur karena potensialnya berubah – ubah

sesuai dengan konsentrasi ion hydrogen dari larutan yang sedang diukur.

Elektroda gelas ini tidak peka terhadap oksidator dan reduktor,

sehingga kekurangan – kekurangan yang terdapat pada elektroda lain tidak

terdapat pada elektroda gelas. Yang perlu diingat bahwa elektroda gelas harus

selalu dibenam dalam air supaya peremukaan gelas senantiasa tertutup oleh

lapisan air. Dengan demikian keseimbangan antara álcali dari gelas H3O+

dalam air dapat dipertahankan. Elektroda gelas yang biasa dipakai sampai

Page 6: BAB I - BABIII revisi2.pdf

suhu 150° C mempunyai batas – batas ukur mulai dari pH = 1 sampai pH = 9.

Diatas pH = 9 timbul kelainan – kelainan ion – ion ini akan semakin tinggi

harga pH, semakin besar pula kelainannya.

Gambar 2.2.1 Elektroda pH Model PE – 03

Spesifikasi elektroda tersebut ( PE 03 ) dapat dilihat dalm tabel berikut ini :

Featuresz Economical Cost, General Purpose, Laboratory & File Usage.

Measuring Range 1 to 13 pH ( Typhycal 0 to 14 pH ).

Operation Temperature 5 to 60 ºC ( 41 to 140 ºF ).

Electrode Structure Combination Type.

Zero Potensial for pH

Value

71 Ph

Body Material Epoxy.

Conector BNC.

Mechanical Protection With protection bottle on the electroda head.

Dimension Body lenght – 160 mm.

Body Dia - 12 mm.

Cable lenght – 1000 mm.

Applications Water conditioning, Aquariums, beverage, fish hatcheries,

Page 7: BAB I - BABIII revisi2.pdf

food processing, photography, laboratory, paper industry,

plating industri, quality control, school & college, water

conditioning.

2.3. Pesawat pH Meter

pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar

keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0

sampai 14. Istilah pH berasal dari ” p”, lambang matematika dari negatif

logaritma, dan ” H”, lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang

formal tentang pH adalah negative logaritma dari aktivitas ion Hydrogen

pH = -log[H+].

Besarnya konsentrasi ion H+ dalam larutan disebut derajat keasaman.

Untuk menyatakan derajat keasaman suatu larutan dipakai pengertian

pH.

Atas dasar pengertian ini, ditentukan:

Jika nilai pH = pOH = 7, maka larutan bersifat netral.

Jika nilai pH < 7, maka larutan bersifat asam.

Jika nilai pH > 7, maka larutan bersifat basa.

2.4. Prinsip Dasar pH

Pengukuran pH didasarkan pada pengukuran selisih potensial yang

terdapat suatu logam dalam larutan yang mengandung ion logam terlarut.

Selisih potensialnya ditentukan sesuai dengan Hukum Nernst.

Hukum Nernst :

Eobs = Ec + Nf log aH+

Page 8: BAB I - BABIII revisi2.pdf

Keterangan :

Eobs : Selisih Potensial

Esc : Refernse Potensial

Nf : Nernst Faktor

aH+ : Hydrogen yang akti

Rumus Nerst Faktor dibawah ini berkaitan untuk mencari

besarnya nilai Eobs pada Hukum Nernst diatas :

Nf = nf

RT3,2

Keterangan :

R : Gas Konstan ( 8,134 J/ k Mol )

T : Absolute Temperature ( K )

F : Faraday Konstan ( 648 x 104 )

N : Valensi ( n = 1 )

Apabila jumlah ion H3O+ bertambah ( aktivitasnya ) sifat larutan akan

bertambah asam dan harga pH akan turun dibawah 7. Sebaliknya jika jmlah

ion H3O+ berkurang, sifat larutan akan bertambah basah dan pH akan naik

menjadi lebih dari 7.

2.5. Microkontoler AVR atMega8535

Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis

atau dihapus (Bejo, 2007).Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan

manual pada perangkat elektronika. Beberapa tahun terakhir, mikrokontroler sangat

banyak digunakan terutama dalam pengontrolan robot. Seiring perkembangan

elektronika, mikrokontroler dibuat semakin kompak dengan bahasa pemrograman yang

juga ikut berubah. Salah satunya adalah mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc

processor) ATmega 8535 yang menggunakan teknologi RISC (Reduce Instruction Set

Computing) dimana program berjalan lebih cepat karena hanya membutuhkan satu

Page 9: BAB I - BABIII revisi2.pdf

siklus clock untuk mengeksekusi satu instruksi program. Secara umum, AVR dapat

dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu kelas ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga

ATmega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas

adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang

digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Mikrokontroler AVR ATmega 8535

memiliki fitur yang cukup lengkap. Mikrokontroler AVR ATmega 8535 telah

dilengkapi dengan ADC internal, EEPROM internal, Timer/Counter, PWM, analog

comparator, dan lain-lain (Heryanto, 2008).Gambar IC mikrokontroler ATmega 8535

beserta dengan bagian port dapat dilihat pada Gambar.

2.5.1. Fitur

Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATmega 8535 adalah

a. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A, B, C, dan D.

b. ADC internal sebanyak 8 saluran.

c. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.

d. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

e. SRAM sebesar 512 byte.

f. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.

g. Port antar muka SPI.

h. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.

i. Antar muka komparator analog.

j. Port USART untuk komunikasi serial.

k. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16

MHz.

Gambar 2.6.1 AVR ATmega 8535

Page 10: BAB I - BABIII revisi2.pdf

2.5.2. Konfigurasi Pin pada AVR ATmega 8535

AVR ATmega 8535 mempunyai 32 pin I/O yang semuanya dapat

digunakan untuk operasi logika. Tiap-tiap pin akan bertegangan +5 volt saat

berlogika high dan bertegangan 0 volt saat berlogika low.

Secara terperinci fungsi-fungsi dari tiap pin akan dijelaskan sebagai berikut.

a. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya.

b. GND merupakan pinGround.

c. Port A (PA0...PA7) merupakan pin input/output dua arah dan pin

masukanADC.

d. Port B (PB0...PB7) merupakan pininput/output dua arah.

e. Port C (PC0...PC7) merupakan pin input/output dua arah dan dan akan

dihubungkan dengan pin pada LCD.

f. Port D (PD0...PD7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi

khusus.

g. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.

h. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.

i. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.

j. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC.

Gbr 2.6.2. rangkaian mikrokontroler ATMega 8535

Page 11: BAB I - BABIII revisi2.pdf

2.6. LCD

LCD adalah sebuah display dot matrix yang difungsikan untuk menampilkan

tulisan berupa angka atau huruf sesuai dengan yang diinginkan (sesuai dengan

program yang digunakan untuk mengontrolnya). Pada tugas akhir ini penulis

menggunakan LCD dot matrix dengan kharakter 2 x 16, sehingga kaki-kakinya

berjumlah 16 pin.

Gbr 2.6.1 rangkaian LCD

Gbr 2.6.2 bentuk LCD

LCD yang penulis gunakan adalah M1632, yang mana digunakan untuk

menampilkan proses hasil pengukuran. LCD ini hanya memerlukan daya yang sangat

kecil, tegangan yang dibutuhkan juga sangat rendah yaitu +5 VDC. Panel TN LCD

untuk pengaturan kekontrasan cahaya pada display dan CMOS LCD drive sudah

terdapat di dalamnya. Semua fungsi display dapat dikontrol dengan memberikan

instruksi dan dapat dengan mudah dipisahkan oleh MPU. Ini membuat LCD berguna

untuk range yang luas dari terminal display unit untuk mikrokomputer dan display

unit measuring gages.

Page 12: BAB I - BABIII revisi2.pdf

Tabel fungsi pada pin LCD

No Symbo

l

Leve

l Keterangan

1 Vss - Dihubungkan ke 0 V (Ground)

2 Vcc - Dihubungkan dengan tegangan supply +5V dengan

toleransi ± 10%.

3 Vee - Digunakan untuk mengatur tingkat kontras LCD.

4 RS H/L Bernilai logika „0‟ untuk input instruksi dan bernilai

logika „1‟ untuk input data.

5 R/W H/L Bernilai logika „0‟ untuk proses „write‟ dan bernilai

logika „1‟ untuk proses „read‟.

6 E H Merupakan sinyal enable. Sinyal ini akan aktif pada

failing edge dari logika „1‟ ke logika „0‟.

7 DB0 H/L Pin data D0

8 DB1 H/L Pin data D1

9 DB2 H/L Pin data D2

10 DB3 H/L Pin data D3

11 DB4 H/L Pin data D4

12 DB5 H/L Pin data D5

13 DB6 H/L Pin data D6

14 DB7 H/L Pin data D7

15 V+BL -

Back Light pada LCD ini dihubungkan dengan

tegangan sebesar 4 – 4,2 V dengan arus 50 – 200

Ma

Page 13: BAB I - BABIII revisi2.pdf

16 V-BL - Back Light pada LCD ini dihubungkan dengan

ground

Tabel 2.5.1. Fungsi Pin Pada LCD

Cara kerja menjalankan LCD :

Langkah 1 : Inisialisasi LCD.

Langkah 2 : Arahkan pada alamat yang dikehendaki (lihat tabel alamat).

Langkah 3 : Tuliskan data ke LCD, maka karakter akan tampil pada alamat tersebut.

Beberapa fungsi instruksi dari LCD, yaitu :

1. Display Clear.

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

Display Clear membersihkan semua tampilan dan mengembalikan cursor

pada posisi semula (address 0). Ruang kode 20 (heksa desimal) ditulis ke semua

alamat dari DD RAM, dan alamat 0 dari DD RAM di set ke AC (Address Counter).

Jika diubah, display akan kembali ke posisi semula. Setelah perintah eksekusi pada

Display Clear, mode entry akan ditambahkan.

2. Cursor Home.

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0 0 0 0 0 0 0 0 1 *

Page 14: BAB I - BABIII revisi2.pdf

* : invalid bit

Cursor Home mengembalikan cursor ke posisi semula (address 0). DD

RAM alamat 0 di set ke AC dan cursor kembali ke posisi semula. DD RAM jangan

dirubah. Jika cursor sedang ON, maka akan kembali ke sebelah kiri.

3. Entry Mode Set.

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0 0 0 0 0 0 0 1 I/D S

Entry Mode Set diset untuk menunjukkan perpindahan cursor dan apakah display

akan dirubah.

I/D : ketika I/D = 1, alamat akan ditambah satu dan cursor berpindah ke kanan.

Ketika I/D = 0, alamat akan dikurangi satu dan cursor berpindah ke kiri.

S : ketika S = 1 dan I/D = 1, display berpindah ke kiri.

ketika S = 1 dan I/D = 0, display berpindah ke kanan.

ketika S = 0 , display tak berpindah.

4. Display ON/OFF Control.

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0 0 0 0 0 0 1 D C B

Display ON/OFF Control mengembalikan total display dan cursor ON dan OFF, dan

membuat posisi cursor mulai berkedip.

D : ketika D = 1, display ON

ketika D = 0, display OFF

C : ketika C = 1, cursor ditampilkan

ketika C = 0, cursor tidak ditampilkan

Page 15: BAB I - BABIII revisi2.pdf

B : ketika B = 1, karakter pada posisi cursor berkedip

ketika B = 0, karakter pada posisi cursor tidak berkedip.

Contoh : C = 1 (cursor display)

Cursor

B = 1 (blinking)

Gambar 2.6.3. Penampakan Cursor Pada LCD

5. Cursor/ Display Shift

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0 0 0 0 0 1 S/C R/L * *

: invalid bit

Cursor Display Shift memindah cursor dan mengubah display tanpa merubah

isi dari DD RAM. Berikut ini tabel penunjukan cursor, yaitu :

S/C R/L Operas

0 0 Posisi cursor dipindah ke kiri

0 1 Posisi cursor dipindah ke kanan

1 0 Semua display dipindah ke kiri dengan cursor

1 1 Semua display dipindah ke kanan dengan cursor

Page 16: BAB I - BABIII revisi2.pdf

6. Function Set.

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0 0 0 0 1 DL 1 * * *

: invalid bit

Function Set digunakan untuk mengeset pemisahan data length. DL : ketika

DL =1, data length diset untuk 8 bit (DB7 sampai DB0). Ketika DL =0, data length di

set untuk 4 bit (DB7 sampai DB4). Untuk bit atas ditransfer lebih dulu, kemudian

dilanjutkan bit bawah.

Tabel 2.5.4. Posisi Karakter Pada LCD Karakter 2 X 16

80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 8a 8b 8c 8d 8e 8f

C

0

C

1

C

2

C

3

C

4

C

5

C

6

C

7

C

8

C

9

C

a

C

b

C

c

C

d

C

e

C

f

2.7. IC LM 35

IC LM 35 adalah IC sensor suhu yang sangat teliti terkemas dalam bentuk

Integrated Cicuit dimana output tegangan keluaran sangat linear berpedoman pada

perubahan suhu. IC LM 35 tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar.

Karena ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperatur

ruangan. Jangkah sensor mulai –550C sampai dengan 150

0C. LM 35 mempunyai

impedansi output sangat rendah, penggunaannya sangat mudah difungsikan sebagai

kontrol dan indikator tampilan catu daya disupplay dengan catu daya tunggal atau

dengan catu daya terbelah LM 35 dapat dilalui arus 60 A dari supplay sehingga panas

yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 00C di dalam suhu ruangan.

Page 17: BAB I - BABIII revisi2.pdf

LM seri 35 tersedia dalam kemasan TD -46 seperti kemasan transistor LM seri

35 juga tersedia dalam plastik TO-42. Ic LM 35 disini digunakan dalam rangkaian

penyensor suhu cairan atau larutan baik itu pH 1 – pH 14 atau cairan urin untuk

mengetahui apakah urinnya sehat atau tidak.

(a. LM35) (b. Simbol LM35)

Gbr 2.7.1.(a.) LM35 dan ( b.)simbol LM35

Gbr 2.7.2 rangkain LM35

2.8. OP07

Ic OP07 mempunyai karakteristk sebagai berikut :

Noise rendah

Tidak memerlukan komponen-komponen eksternal

Mengganti amplifier-amplifier pemotong pada biaya yang lebih rendah

Masukan luas -daerah tegangan ....0 sampai 14 V typ

Tegangan supply lebar mencakup 3v sampai 18V.

Page 18: BAB I - BABIII revisi2.pdf

Ic ini menawarkan offset rendah dan kestabilan jangka panjang dengan arti

noise rendah, tanpa pemotong, rangkaian penguat transistor dengan input bipolar.

untuk kebanyakan aplikasi, komponen-komponen eksternal tidak diperlukan karena

nol offset dan kompensasi frekuensi. perbedaan masukan yang benar, dengan daerah

tegangan masuk yang lebar dan penolakan modus umum terkemuka, menyediakan

fleksibilitas dan performa maksimum lingkungan dengan noise yang tinggi dan di

dalam aplikasi-aplikasi non-inverting. arus-arus bias rendah dan impedansi masukan

sangat tinggi dipertahankan (di) atas seluruh daerah suhu. OP07 tak tertandingi karena

noise yang rendah, amplifikasi ketelitian tinggi dengan tanda-tanda tingkatan yang

sangat rendah.

Gambar 2.8.1. Perencanaan Rangkaian Penguat Untuk Ic OP07

Gbr2.8.2 IC OP07 dan konfigurasinya

Page 19: BAB I - BABIII revisi2.pdf

BAB III

KONFIGURASI SISTEM

3.1. Diagram Mekanis

Keterangan :

1. Sensor suhu

2. Kuvet

3. Prob elektroda pH

4. Pengukuran TP 1 – TP 3 dan Ground.

5. Start

6. Reset

7. Up

8. Down

9. Read

10. LCD charakter 2x16 cm

11. Adjustment.

12. Saklar ON/OFF

13. Steker

1

2

3 4 5 6 7 8 9

13

12

10

11

Page 20: BAB I - BABIII revisi2.pdf

3.2. Blok Diagram

Cara kerja blok diagram

Tegangan dari jala – jala listrik disearahkan menjadi tegangan DC pada

rangkaian automatic charge batteray penuh/full. Tegangan DC dari batteray

digunakan untuk mensupllay keseluruh rangkaian. Tombol start ditekan untuk

memulai inisialisasi LCD, Elektroda pH akan mendeteksi sample ( urine dan larutan

buffer ) untuk mengubah sinyal dari pH menjadi sinyal listrik dan outputannya akan

dikuatkan oleh rangkaian penguat. Outputan dari rangakian penguat berupa tegangan

analog yang akan dikonversikan oleh IC ADC mikrokontroler dimana data analog

akan diubah menjadi data digital sehingga dapat dibaca oleh IC Mikrokontroller

atmega 8535 dan data tersebut akan diproses oleh Mikrokontoller Atmega 8535 dan

hasilnya akan ditampilkan pada LCD Charakter 2 x 16 cm.

program

Sensor

suhu(LM35)

Elektroda

pH

amplifier

(OP07)

Mikrokon

troler

PLN Rangkaian

Bateray Charge

LCD

Bateray

Charge

Start

Save

Buffer Kuvet

Page 21: BAB I - BABIII revisi2.pdf

3.3. Diagram Alir

Cara kerja diagram alir

Pada awal kerja alat dimulai dari BEGIN. Kemudian dilakukan inisilisasi

LCD, setelah dilakukan inisilisasi maka sampel siap dimasukan, dan sampel tersebut

akan dibaca oleh elektroda dan meneruskan data ke ADC untuk diolah dari data

analog menjadi data digital. Setelah dari ADC maka data akan diolah oleh IC

Mikrokontroller ATMega 8535 dan kemudian hasil diagnosa akan ditampilkan pada

display LCD Charakter 2 x 16 dan proses selesai diakhiri dengan END.

Begin

Inisialisasi LCD

Baca Data ADC

Konversi ke data pH

Proses Diagnosis

Display hasil

END

Page 22: BAB I - BABIII revisi2.pdf

Daftar pustaka

http://extremeelectronics.co.in/avr-tutorials/interfacing-temperature-sensor-lm35/

https://valdykelautan.wordpress.com/ph-meter/

M. Ary Heryanto,ST dan Ir. Wisnu Adi P, 2008,Pemrograman Bahasa C untuk

Mikrokontroler ATMEGA8535, ANDI Yogyakarta

https://fahmizaleeits.wordpress.com/2010/04/10/aplikasi-lcd-dengan-

mikrokontroller-atmega8535/rangkaian-lcd/

http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/operasional-amplifier-op-amp/