bab i-v revisi2

Upload: atikah-a

Post on 05-Jul-2018

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    1/109

    UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KASAR, ISOLATFLAVONOID DAN TERPENOID UMBI SARANG SEMUT

    ( Myrmecodia pendens ) DIBANDINGKAN DENGANKLORHEKSIDIN TERHADAP Streptococcus sanguinis

    ATCC 10566

    OleF!" #$! A%%! &! A""!$#$#

    1'01 01'005'

    USULAN PENELITIAN TESIS

    U "*+ $e$e * # !l! !"* -!&!" *.#!G* ! $e$/e& le el!& M! # "e& Ke e !"!

    P& &!$ Pe 2#2#+! M! # "e& P& &!$ S"*2# Il$* Ke2 +"e&! D! !&

    K e "&! # F!&$!+ l #

    UNIVERSITAS PADJADJARANBANDUNGT! * 015

    1

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    2/109

    UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KASAR, ISOLATFLAVONOID DAN TERPENOID UMBI SARANG SEMUT

    ( Myrmecodia pendens ) DIBANDINGKAN DENGANKLORHEKSIDIN TERHADAP Streptococcus sanguinis

    ATCC 10566

    OleF!" #$! A%%! &! A""!$#$#

    1'01 01'005'

    USULAN PENELITIAN TESIS

    U "*+ $e$e * # !l! !"* -!&!" *.#!G* ! $e$/e& le el!& M! # "e& Ke e !"!

    P& &!$ Pe 2#2#+! M! # "e& P& &!$ S"*2# Il$* Ke2 +"e&! D! !& # #Tel! 2# e"*.*# le T#$ Pe$3#$3# /!2! "! !l

    Se/e&"# "e&"e&! 2# 3!4! # #

    B! 2* , ' J* # 015

    2

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    3/109

    PERN ATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa:1. Karya tulis saya, usulan penelitian tesis ini, adalah asli dan belum pernah

    diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister, dan/ataudoktor), baik di Uni ersitas !adjadjaran maupun di perguruan tinggi lain.

    ". Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,tanpa bantuan pihak lain, ke#uali arahan $im !embimbing dan masukkan

    $im !enguji.%. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

    atau dipublikasikan orang lain, ke#uali se#ara tertulis dengan jelasdi#antumkan sebagai a#uan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan di#antumkan dalam da&tar pustaka.

    '. !ernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudianhari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pen#abutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengannorma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

    andung, % uni "*1+ang membuat pernyataan,

    -athimah ahra ttamimi 0! 1%*1"*1%**+%

    3

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    4/109

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI

    DAFTAR TABEL

    #

    DAFTAR GAMBAR

    #

    DAFTAR SINGKATAN

    ##

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 2atar elakang

    11." 3umusan asalah

    41.% $ujuan !enelitian

    51.' Kegunaan !enelitian

    51.'.1 Kegunaan kademis

    51.'." Kegunaan !raktis

    6

    i

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    5/109

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

    ".1 Kajian !ustaka7

    ".1.1 !lak 8igi

    7".1.1.1 Komposisis dan Distribusi !lak 8igi

    1*".1.1." !roses !embentukan !lak 8igi

    11".1." Streptococcus sanguinis

    1'".1.".1 Klasi&ikasiS. sanguinis

    1'".1."." 9truktur dan or&ologiS. sanguinis

    14".1.".% !atogenesisS. sanguinis

    14".1.% Klorheksidin

    16".1.%.1 ekanisme Kerja Klorheksidin

    16".1.%." !enggunaan dan &ek 9amping Klorheksidin

    "*

    ii

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    6/109

    ".1.' Umbi 9arang 9emut

    "*

    ".1.'.1 or&ologi Umbi 9arang 9emut

    """.1.'." Kandungan 9enyawa dalam Umbi 9arang 9emut

    "'".1.+ Uji 9ensiti&itas

    %*".1.4 Uji Minimal Inhibitory Concentration ( ;bjek, ahan, dan lat !enelitian

    '1%.1.1 >bjek !enelitian

    '1%.1." ahan !enelitian

    '"%.1.% lat !enelitian

    '"%." etode !enelitian

    '%

    iii

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    7/109

    %.".1 $ipe 3an#angan !enelitian

    '%%."." De&inisi Konsep dan >perasional ?ariabel !enelitian

    '%%.".".1 De&inisi Konsep ?ariabel

    '%%."."." De&inisi >perasional ?ariabel

    ''%.".% !rosedur !enelitian

    '+%.".%.1 !engujian kti&itas ntibakteri ( Kirby Bauer)

    '4%.".%." !engujian Minimum Inhibitory Concentration ( ;

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    8/109

    ++'.1." =asil Uji ;<

    +6'.1.".1 Uji Korelasi ntara kstrak Kasar Umbi 9arang 9emut

    terhadap Kematian 9el akteri

    4%

    '.1."." Uji Korelasi ntara Konsentrasi ;solat -la onoid Umbi9arang 9emut terhadap Kematian 9el akteri

    4'

    '.1.".% Uji Korelasi ntara Konsentrasi ;solat $erpenoid Umbi9arang 9emut terhadap Kematian 9el akteri

    4+

    '.1.".' Uji Korelasi ntara Klorheksidin terhadap Kematian 9elakteri

    44

    '." !embahasan44

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN

    +.1 9impulan

    54+.1.1 9impulan Umum

    54+.1." 9impulan Khusus

    55

    v

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    9/109

    +." 9aran

    55

    DAFTAR PUSTAKA

    89

    vi

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    10/109

    DAFTAR TABEL

    $abel ".1 Klasi&ikasi 9treptokokus 3ongga ulut

    1+

    $abel "." !enggolongan -la onoid erdasarkan ioakti&itasnya

    "4

    $abel %.1 De&inisi >perasional

    '+

    $abel %." !anduan ;nterpretasi Diameter Bona =ambat pada Uji Kirby-Bauer

    47

    $abel %. % $abel odel =asil Uji 9ensiti&itas ( Kirby-Bauer ) kstrak Kasar,;solat -la onoid dan $erpenoid Umbi 9arang 9emut danKlorheksidin $erhadap !ertumbuhan S. sanguinis

    +1

    $abel %. ' $abel odel =asil Uji ;< kstrak Kasar, ;solat -la onoid dan$erpenoid Umbi 9arang 9emut dan Klorheksidin $erhadap!ertumbuhan S. sanguinis

    +"

    $abel %.+ $abel odel =asil Uji t !erbedaan e&ek antibakteri antara kstrak Kasar/;solat -la onoid/ ;solat $erpenoid Umbi 9arang danKlorheksidin $erhadap !ertumbuhan S. sanguinis

    +"

    $abel '.1 =asil Uji Kirby-Bauer terhadap S.sanguinis

    +7

    vii

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    11/109

    $abel '." =asil Uji t antara kstrak Kasar Umbi 9arang 9emut denganKlorheksidin 4*

    $abel '.% =asil Uji t antara ;solat $erpenoid Umbi 9arang 9emut denganKlorheksidin

    4*

    $abel '.' =asil Uji t antara kstrak Kasar dengan ;solat $erpenoid Umbi

    9arang 9emut

    41

    $abel '.+ =asil nalisis ;< kstrak Kasar 9arang 9emut terhadapS.sanguinis

    4"

    $abel '.4 =asil nalisis ;< ;solat -la onoid 9arang 9emut terhadapS.sanguinis

    4'

    $abel '.5 =asil nalisis ;< ;solat $erpenoid 9arang 9emut terhadapS.sanguinis

    4+

    $abel '.6 =asil nalisis ;< Klorheksidin terhadap S.sanguinis

    44

    $abel '.7 =asil ;nterpretasi 0ilai ;< dari kstrak Kasar, ;solat -la onoiddan $erpenoid Umbi 9arang 9emut dan Klorheksidin

    45

    viii

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    12/109

    $abel '.1* =asil Uji 0>? antara !eningkatan Konsentrasi kstrak Kasar Umbi 9arang 9emut terhadap Kematian 9el akteriS. sanguinis 46

    $abel '.11 =asil Uji $ukey antara !eningkatan Konsentrasi kstrak Kasar Umbi 9arang 9emut terhadap Kematian 9el akteriS. sanguinis

    46

    $abel '.1" =asil Uji Korelasi !earson antara kstrak Kasar Umbi 9arang

    9emut dengan !ersentase Kematian 9el akteri

    47

    $abel '.1% =asil Uji 0>? antara !eningkatan Konsentrasi ;solat -la onoidUmbi 9arang 9emut terhadap Kematian 9el akteriS. sanguinis

    5*

    $abel '.1' =asil Uji $ukey antara !eningkatan Konsentrasi ;solat -la onoidUmbi 9arang 9emut terhadap Kematian 9el akteriS. sanguinis

    51

    $abel '.1+ =asil Uji Korelasi !earson antara !eningkatan Konsentrasi ;solat-la onoid Umbi 9arang 9emut dengan !ersentase Kematian 9el

    akteri

    5"$abel '.14 =asil Uji 0>? antara !eningkatan Konsentrasi ;solat $erpenoid

    Umbi 9arang 9emut terhadap Kematian 9el akteriS. sanguinis

    5"

    $abel '.15 =asil Uji Korelasi !earson antara !eningkatan Konsentrasi ;solat$erpenoid Umbi 9arang 9emut dengan !ersentase Kematian 9el

    akteri

    ix

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    13/109

    5%

    x

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    14/109

    DAFTAR GAMBAR

    8ambar ".1 $ahap !embentukan io&ilm !lak 8igi 9erta akteri angerperan

    11

    8ambar "." S.sanguinis sebagai salah satu bakteri pionir pembentuk plak gigi

    15

    8ambar ".% or&ologi Umbi 9arang 9emut

    "%

    8ambar ".' 9truktur Kimia 9enyawa -la onoid

    "'

    8ambar ".+ 9truktur Kimia 9enyawa $erpenoid

    "6

    8ambar ".4 $eknik !engukuran Diameter Bona =ambat

    %1

    8ambar ".5

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    15/109

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    16/109

    DAFTAR SINGKATAN

    $

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    17/109

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1:1 L!"!& Bel!+!

    . !enyakit in&eksi pada rongga mulut merupakan salah satu penyakit yang

    paling sering terjadi pada manusia. danya in&eksi pada rongga mulut juga

    seringkali dihubungkan dengan penyakit sistemik lainnya, seperti penyakit

    jantung dan diabetes melitus.1 Data Worl$ *ealth 'rgani+ation (@=>) pada

    tahun "*1" menyebutkan bahwa 7*C anak usia sekolah mengalami kerusakan

    pada gigi, "*C orang dewasa usia %+A'' tahun sudah kehilangan gigi dan orang

    pada usia lanjut 4+A5' tahun sudah tidak memiliki gigi asli." 9elain itu, data 3iset

    kesehatan dasar (3iskesdas) pada tahun "*1% oleh Kementrian Kesehatan

    3epublik ;ndonesia menyatakan bahwa pre alensi nasional masalah gigi dan

    mulut dijumpai sebesar "+,7C. !enyakit gigi dan mulut yang mempunyai

    pre alensi #ukup tinggi di ;ndonesia adalah karies dan penyakit periodontal

    (gingi itis dan periodontitis).%

    Kesehatan gigi dan mulut memiliki keterkaitan yang erat dengan kesehatan

    umum.Di satu sisi, kesehatan mulut dapat dihubungkan dengan beberapa penyakitkronis dan menular yang menunjukkan gejala pada mulut. Di sisi lain, penyakit

    mulut dapat menyebabkan in&eksi, peradangan, yang menyebabkan dampak

    serius pada kesehatan se#ara keseluruhan. Dengan demikian, menjaga kesehatan

    mulut yang baik adalah penting untuk mempertahankan kesehatan umum dan

    sebaliknya.

    1

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    18/109

    "

    !enyakit periodontal merupakan in&eksi lokal yang melibatkan jaringan

    pendukung gigi yaitu struktur yang membentuk periodonsium (antara lain:gingi a, ligamen periodontal, sementum akar, dan tulang al eolar).' !eriodontitis

    adalah kondisi peradangan kronis jaringan periodontal yang melibatkaninteraksi

    antara produk bakteri dan populasi sel dan mediator in&lamasi. !enyakit

    periodontal diinisiasi oleh terbentuknya bio&ilm mikroba pada permukaan gigi

    yang disebut plak gigi.+

    akteri dalam rongga mulut berkembang biak dalam bentuk bio&ilm

    multispesies yang melekat pada gigi membentuk lapisan plak gigi. Karies gigi

    dan periodontitis adalah dua kondisi in&lamasi utama pada rongga mulut yang

    disebabkan oleh pertumbuhan plak gigi. !eran bakteri dalam inisiasi dan

    prolongasi in&lamasi rongga mulut sangat kompleks dan melibatkan interaksi

    polimikrobial dalam plak gigi.4

    Streptococcus sanguinis merupakan bakteri gram positi& yang memegang

    peranan penting sebagai bakteri pionir(generasi pertama) dalam kolonisasi bakteri

    pada rongga mulut manusia.4,5 S. sanguinis berperan sebagai tambatan untuk

    perlekatan mikroorganisme oral lain yang akan berkolonisasi di permukaan gigi,

    membentuk plak gigi dan berkontribusi terhadap perkembangan karies dan penyakit periodontal.5 Di dalam rongga mulut, organisme ini dapat menghasilkan

    suatu lapisan baru diatas permukaan gigi dan sinyal yang menarik organisme

    lainnya sehingga dapat terjadi koAagregasi antara bakteri tersbut di dalam bio&ilm.6

    9elain berperan dalam pembentukan plak gigi,S. sanguinis dilaporkan terkait

    erat dengan penyakit in&ekti& endokarditis. =al ini disebabkanS.sanguinis pada

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    19/109

    %

    bio&ilm plak dapat memasuki aliran darah apabila terjadi trauma pada rongga

    mulut.7 ika terjadi in&eksi padahost , bakteri ini dapat masuk ke aliran darah yangterbungkus dalam bio&ilm plak gigi.9ampel plak gigi manusia telah terbukti dapat

    menyebabkan endokarditis pada model hewan. Dengan demikian, proses

    pembentukan bio&ilm plak dapat menjadi salah satu jalan masuk bakteri ke dalam

    aliran darah dan menyebabkan endokarditis.6

    !enggunaan obat kumur yang bersi&at bakteriostatik merupakan salah satu

    tindakan untuk mengontrol pembentukan plak gigi yang akan berkembang

    menjadi karies atau karang gigi.1* enis obat kumur yang sering digunakan di

    dalam masyarakat diantaranya adalah klorheksidin glukonat.Klorheksidin

    merupakan antibakteri yang e&ekti& terhadap sebagian besar mikroorganisme, baik

    gram negati& maupun positi&, &akultati& anaerob maupun aerob. ekanisme kerja

    klorheksidin glukonat adalah merusak permeabilitas membran sel bakteri

    sehingga terjadi kebo#oran pada membran sel. pabila konsentrasi klorheksidin

    ditambahkan maka klorheksidin dapat menyebabkan koagulasi pada dinding sel

    bakteri yang dapat mengakibatkan kematian sel bakteri.11 !enggunaan

    klorheksidin glukonat dalam jangka waktu lama, yaitu lebih dari " minggu,

    memiliki e&ek samping terhadap rongga mulut yaitu dapat menyebabkan rasaterbakar pada mulosa mulut, mengganggu indera perasa, pewarnaan pada gigi,

    erosi mukosa mulut, dan kekeringan pada rongga mulut.1"

    $anaman merupakan sumber potensial untuk ditemukannya obat baru, hal ini

    dikemukakan oleh @=>. Ditinjau dari segi keamanan, produk obat berbahan

    dasar dari tanaman dapat dikatakan lebih aman jika dibandingkan dengan obat

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    20/109

    '

    sintetik dan dapat menjadi alternati& pengobatan. =al ini karena obat bahan alam

    memiliki akti itas antibakteri, biokompatibel, serta memiliki e&ek antiin&lamasidan antioksidan.9alah satu tanaman obat yang belum teridenti&ikasi adalah umbi

    sarang semut ( Myrmeco$ia pen$ens ) yang memiliki potensi sebagai sumber agen

    terapeutik baru. Umbi sarang semut merupakan sejenis tumbuhan epi&it yang

    banyak tumbuh di daerah !apua.1%

    Umbi sarang semut diketahui mengandung senyawa &la onoid, terpenoid,

    tannin yang memiliki e&ek antioksidan dan antibakteri yang baik.1'A14 kstrak

    kasar tumbuhan sarang semut memiliki e&ek antibakteri baik terhadap bakteri

    gram positi& maupun negati&, diantaranya bakteriS. aureus , K. pneumonia, $an

    S. $ysentriae. 7, !ada penelitian ini ekstrak kasar umbi sarang semut didapat

    melalui prosedur sokletasi dengan pelarut metanol. !elarut metanol dapat

    melarutkan baik senyawa polar maupun nonpolar, sehingga diharapkan semakin

    banyak senyawa akti& yang terlarut dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri

    S. sanguinis.

    9ekarang ini, sekitar 6*C obat antibakteri, kardio askular, imunosupresi& dan

    antikanker berasal dari tanaman penjualan obatAobat ini melebihi U9 E 4+ miliar

    pada tahun "**%.17

    $elah diakui pula bahwa lebih dari 6*C substansi yangterdapat di dalam obat berasal dari produk alam maupun dikembangkan dari

    senyawa akti& suatu tanaman. !endekatan langsung dalam penemuan obat baru

    dari tanaman herbal adalah dengan mengisolasi senyawa akti& dari tumbuh

    tersebut."*

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    21/109

    +

    Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya diketahui bahwa &raksi etil asetat

    dan &raksi nAheksan dari umbi sarang semut memiliki akti&itas antibakteri terhadapS. sanguinis dan /nteroccoccus 0aecalis. Kandungan senyawa yang dominan yang

    pada &raksi etil asetat dan nAheksan adalah senyawa &la onoid dan terpenoid.1+,"1

    >leh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan isolasi senyawa &la onoid dan

    terpenoid umbi sarang semut untuk diuji akti&itasnya sebagai antibakteri terhadap

    S. sanguinis.

    -la onoid memiliki banyak man&aat bagi kesehatan manusia, yaitu akti&itas

    antioksidan, khelasi logam dan antiproli&erati&, anti kanker, antibakteri, antiA

    in&lamasi, anti alergi, dan anti irus.1' -la onoid termasuk dalam gologan poli&enol

    yang merupakan senyawa dengan akti itas antibakteri yang baik. senyawa

    &la onoid memiliki e&ek antibakteri terhadapS. aureus, S. epi$ermi$is, /. coli, dan

    S. typhimurium ."" ;solat &la onoid umbi sarang semut terbukti memiliki akti&itas

    antibakteri terhadapS. mutans, salah satu bakteri yang ikut berkolonisasi dengan

    S. sanguinis dalam menyebabkan terbentuknya plak gigi.

    9enyawa lain yang banyak terdapat pada umbi sarang semut adalah senyawa

    terpenoid. ;solat terpenoid umbi sarang semut dapat menghambat akti&itas bakteri

    /. coli , merupakan bakteri yang paling banyak ditemukan pada in&eksi saluranakar gigi.1+ kti itas antibakteri ekstrak alami yang ditemukan dalam banyak

    penelitian disebabkan adanya salah satu kelas senyawa terpenoid, yaitu

    diterpenoid."% &ek antimikroba yang dimiliki oleh beberapa senyawa terpenoid

    (mentol, thymol, dan linalyl asetat) melalui mekanisme mengganggu &raksi lipid

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    22/109

    4

    membran plasma mikroorganisme, sehingga terjadi perubahan permeabilitas

    membran dan kebo#oran organel intraseluler bakteri."' enurut @=>, pengobatan herbal menyediakan perawatan kesehatan primer

    untuk sekitar %,+A' milyar orang di seluruh dunia. 9ekitar 6+C dari obat

    tradisional tersebut melibatkan penggunaan ekstrak tanaman, yang dapat disebut

    Fpengobatan herbal modern.F"* Dalam pengembangan obat herbal, setelah

    dilakukan isolasi dan identi&ikasi senyawa akti& yang terdapat di dalam ekstrak

    maka selanjutnya akan dilakukan proses sintesis kimia dari senyawa tersebut."+

    9e#ara umum, tingkat kesuksesan jalur sintetik dalam menghasilkan obat baru

    adalah 1 1*.***. 9edangkan tingkat kesuksesan pen#arian terapi baru dari

    tanaman herbal yang digunakan dalam sistem pengobatan tradisional dapat

    men#apai 1:' atau lebih."* Diharapkan ekstrak kasar, isolat &la onoid dan

    terpenoid umbi sarang semut memiliki e&ek antibakteri dalam menghambat

    pertumbuhanS. sanguinis sehingga dapat dikembangkan dan digunakan sebagai

    obat alternati& pengganti klorheksidin.

    erdasarkan latar belakang di atas, tema sentral penelitian ini adalah:

    Streptococcus sanguinis merupakan bakteri pionir dalam proses pembentukan

    plak gigi dalam ronga mulut. akteri ini juga menyediakan tempat perlekatanuntuk bakteriAbakteri lainnya sehingga dapat menempel pada permukaan gigi dan

    membentuk plak gigi yang kompleks.9elain ituS. sanguinis juga terkait erat

    dengan penyakit in&ekti& endokarditis. Karies gigi dan periodontitis adalah dua

    kondisi in&lamasi utama pada rongga mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan

    plak gigi. Klorheksidin glukonat adalah salah satu jenis obat kumur yang banyak

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    23/109

    5

    digunakan untuk men#egah terbentuknya plak gigi (antiplak). Klorheksidin

    glukonat e&ekti& sebagai antibakteri tetapi memiliki e&ek samping jika digunakandalam jangka panjang. eberapa e&ek samping klorheksidin glukonat adalah dapat

    menyebabkan rasa terbakar pada mukosa mulut, mengganggu indera perasa,

    pewarnaan pada gigi, dan erosi pada mukosa ronga mulut. >leh karena itu,

    dibutuhkan alternati& pengobatan baru dengan e&ek samping yang minimal. 9alah

    satu tumbuhan alam yang berman&aaat sebagai tanaman obat adalah umbi sarang

    semut. Umbi sarang semut diketahui mengandung senyawa &la onoid, tannin, dan

    terpenoid. -la onoid dan terpenoid memiliki si&at antibakteri yang baik dan

    terbukti memiliki e&ek antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri gram negati&

    dan positi&. !enelitian ini bertujuan untuk menguji akti&itas antibakteri ekstrak

    kasar, isolat &la onoid dan terpenoid yang terdapat dalam umbi sarang semut

    terhadap bakteriS. sanguinis dibandingkan dengan klorheksidin dan pengaruh

    peningkatan konsentrasinya terhadap kematian sel bakteriS. sanguinis.

    1: R*$* ! M! !l!

    erdasarkan latar belakang penelitian, maka permasalahan yang akan dikaji

    antara lain:1. pakah terdapat perbedaan e&ek antibakteri ekstrak kasar umbi sarang semut

    dengan klorheksidin dalam menghambat pertumbuhanS. sanguinis G". pakah terdapat perbedaan e&ek antibakteri isolat &la onoid umbi sarang

    semut dengan klorheksidin dalam menghambat pertumbuhanS. sanguinis G%. pakah terdapat perbedaan e&ek antibakteri isolat terpenoid umbi sarang

    semut dengan klorheksidin dalam menghambat pertumbuhanS. sanguinis G

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    24/109

    6

    '. pakah terdapat perbedaan e&ek antibakteri antara isolat &la onoid dengan

    ekstrak kasar umbi sarang semut dalam menghambat pertumbuhanS.

    sanguinis G+. pakah terdapat perbedaan e&ek antibakteri antara isolat terpenoid dengan

    ekstrak kasar umbi sarang semut dalam menghambat pertumbuhanS.

    sanguinis G4. pakah terdapat hubungan antara peningkatan konsentrasi ekstrak kasar

    umbi sarang semut dengan kematian selS. sanguinis G5. pakah terdapat hubungan antara peningkatan konsentrasi isolat &la onoid

    semut, dengan kematian selS. sanguinis G6. pakah terdapat hubungan antara peningkatan konsentrasi isolat terpenoid

    umbi sarang semut, dengan kematian selS. sanguinis G

    1:' T*.*! Pe el#"#!

    1. engukur perbedaan e&ek antibakteri dari ekstrak kasar umbi sarang semut

    dengan klorheksidin dalam menghambat pertumbuhanS. sanguinis". engukur perbedaan e&ek antibakteri isolat &la onoid umbi sarang semut

    dengan klorheksidin dalam menghambat pertumbuhanS. sanguinis%. engukur perbedaan e&ek antibakteri dari isolat terpenoid umbi sarang

    semut dengan klorheksidin dalam menghambat pertumbuhanS. sanguinis'. engukur perbedaan e&ek antibakteri dari isolat &la onoid dengan ekstrak

    kasar umbi sarang semut terhadap pertumbuhan bakteriS. sanguinis+. engukur perbedaan e&ek antibakteri dari isolat terpenoid dengan ekstrak

    kasar umbi sarang semut terhadap pertumbuhan bakteriS. sanguinis4. engukur besar hubungan antara peningkatan konsentrasi ekstrak kasar

    umbi sarang semut terhadap kematian selS. sanguinis5. engukur besar hubungan antara peningkatan konsentrasi isolat &la onoid

    umbi sarang semut terhadap kematian selS. sanguinis

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    25/109

    7

    6. engukur besar hubungan antara peningkatan konsentrasi isolat terpenoid

    umbi sarang semut terhadap kematian selS. sanguinis

    1:; Ke * !! Pe el#"#!

    1:;:1 Ke * !! A+!2e$#

    !enelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan di bidang

    &ito&armaka, melalui data ilmiah yang dapat memberikan in&ormasi baru mengenai

    e&ek antibakteri dari umbi sarang semut terhadapS. sanguinis .

    1:;: Ke * !! P&!+"#

    Kegunaan praktis dari penelitian ini yaitu, apabila ekstrak kasar maupun

    isolat umbi sarang semut memiliki akti itas antibakteri terhadapS. sanguinis

    maka penelitian ini diharapkan dapat dijadikan titik awal penelitian lanjutan pada

    kultur jaringan atau jaringan rongga mulut se#arain &i&o. 9elain itu, dapat

    dilakukan uji lanjutan untuk mengetahui stuktur kimia dari isolat &la onoid dan

    terpenoid yang mengarah pada pembuatan obat sintesis yang berasal dari

    pengembangan senyawa bahan alam. Diharapkan ekstrak kasar, isolat &la onoid

    dan terpenoid umbi sarang semut dapat digunakan sebagai sumber bahan obat

    antibakteri baru, sehingga dapat digunakan sebagai obat alternati& (obat kumur)

    dalam mengontrol terbentuknya plak gigi dan memperlambat proses maturasi plak

    gigi.

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    26/109

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

    :1 K!.#! P* "!+!

    :1:1 Pl!+ G# #

    3ongga mulut merupakan sistem biologis yang memiliki beberapa komponen,

    termasuk di dalamnya adalah protein kelejar sali a, jaringan lunak dan keras,

    dan berbagai spesies mikroorganisme yang membentuk ekologiniche yang

    beragam. akteri dalam rongga mulut memiliki kemampuan untuk bertahan

    terhadap adanya gangguan dari luar seperti gaya yang diakibatkan oleh proses

    pengunyahan dan penelanan yang berulang, aliran sali a dan &riksi yang

    disebabkan oleh gerakan lidah maupun kegiatan pembersihan rongga mulut (oral

    hygiene ). akteri rongga mulut beradhesi ke jaringan keras maupun lunak atau

    bakteri lainnya supaya dapat menahan gayaAgaya yang terdapat dalam rongga

    mulut sehingga dapat membentuk suatu koloni. dhesi, kolonisasi, dan

    pertumbuhan bakteri pada permukaan gigi dapat menghasilkan bio&ilm multiA

    spesies yang disebut plak gigi. !lak gigi merupakan awal mula terjadinya penyakit

    pada rongga mulut seperti karies gigi, gingi itis, periodontitis, dan periA

    implantitis. !lak tidak hanya menempel pada gigi natural saja tetapi juga padarestorasi gigi maupun implan gigi.4

    !lak gigi terbentuk pada permukaan lunak dan keras jaringan mulut, yang

    terdiri dari bakteri hidup dan mati, produk ekstraseluler bakteri serta senyawa

    11

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    27/109

    1"

    host terutama yang berasal dari air liur."4 !erkembangannya bergantung pada

    adhesi bakteri pada komponen sali a yang teradsorpsi di permukaan gigi. !rosesini didominasi oleh streptokokus oral,S. sanguinis merupakan salah satunya.

    Streptococcus sanguinis merupakan koloni utama dalam rongga mulut manusia

    yang terbukti berperan penting dalam proses awal pembentukan plak gigi."5

    :1:1:1 K $/ # # 2! D# "* # Pl!+ G# #

    >rganisme dalam bio&ilm plak dikelilingi oleh matriks organik, yang terdiri

    dari sekitar %*C dari total olume bio&ilm. atriks berasal dari produkAproduk

    darihost dan unsur bio&ilm. atriks ini bertindak sebagai #adangan makanan dan

    sebagai perekat antar satu organisme dengan organisme lainya dan jaringan

    sekitarnya. Komposisi mikroba plak gigi dapat ber ariasi antara indi idu

    beberapa orang mengalami proses pembentukan plak yang #epat sedangkan yang

    lainnya lambat."4,"6

    io&ilm plak ditemukan pada permukaan gigi dan restorasi gigi terutama

    dalam keadaan kebersihan mulut yang kurang baik. !lak gigi umumnya

    ditemukan di daerah anatomi yang tidak terjangkau pertahananhost , misalnya

    #elah oklusal, interproHimal atau sekitar #elah gingi a. Distribusi plak gigidikategorikan berdasarkan daerah asalnya ( site o0 origin ), yaitu plak supragingi a,

    subgingi a, dan plak yang berhubungan dengan restorasi gigi."4,"6 !lak

    supragingi a dibagi lagi berdasarkan anatomi gigi yaitu plak yang berada pada

    &isur/#elah gigi, aproksimal gigi, dan permukaan halus gigi (misalnya: permukaan

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    28/109

    1%

    bukal dan palatal rongga mulut). 9elain menempel pada permukaan gigi, plak juga

    dapat terdeposit pada restorasi gigi."4

    :1:1: P& e Pe$3e "*+! Pl!+ G# #

    dhesi mikroba ke permukaan rongga mulut merupakan prasyarat untuk

    terjadinya kolonisasi, dan hal ini merupakan langkah awal dalam proses terjadinya

    in&eksi berikutnya atau in asi jaringan. !embentukan bio&ilm plak merupakan

    proses yang kompleks yang terdiri dari beberapa tahapan yang berbeda (8ambar

    ".1).4,"4

    8ambar ".1 $ahap pembentukan bio&ilm plak gigi serta bakteri yang berperanDikutip dari: Dhir "7

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    29/109

    1'

    $ahap pertama dalam pembentukan plak gigi adalah proses terbentuknya

    pellicle . Pellicle merupakan lapisan tipis dari protein sali a yang terdeposit pada permukaan gigi segera setelah gigi dibersihkan. 2apisan ini akan mengendap pada

    permukaan gigi dalam beberapa menit setelah terekspos pada lingkungan rongga

    mulut, pada tahap ini pellicle tidak mengandung organisme dan menutupi

    sebagian besar mahkota gigi. akteri rongga mulut awalnya menempel pada

    pellicle dan tidak langsung pada enamel (yaitu hidroksiapatit)."4 9etelah terbentuk

    pellicle , maka akan terjadi proses transpor bakteri. akteri akan mendekati

    permukaan gigi melalui pergerakan alami aliran sali a yang disebutbro1nian

    motion atau kemotaksis.4,"4

    !roses selanjutnya setelah bakteri menempel pada pellicle terjadi interaksi

    &isikokimia antara permukaan sel mikroba dan gigi yang memiki lapisan pellicle .

    8aya ?an der @aals dan electrostatic repulsion menghasilkan &ase adhesi

    re ersibel. !ada tahap ini ikatan antara bakteri dengan permukaan pellicle masih

    bersi&at re ersibel. pabila telah terjadi suatu reaksi stereokimia antara adhesin

    pada permukaan sel mikroba dan reseptor pada pellicle , maka akan terbentuk

    ikatan yang ire ersibel. -ase ire ersibel merupakan &ase terjadinya ikatan polimer

    yang menghubungkan organisme dan permukaan yang membantu perlekatanorganisme, sehingga organisme dapat berkembang biak pada permukaan

    tersebut.4,"4 !roses penambahan jumlah bakteri plak dapat ber ariasi (dari menit

    ke jam), baik antara spesies bakteri yang berbeda dan antara anggota spesies yang

    sama, tergantung pada kondisi lingkungan."4,"6

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    30/109

    1+

    akteri baru akan berikatan dengan bakteri generasi pionir yang telah

    berikatan terlebih dahulu dengan permukaan rongga mulut sehingga terjadi suatukoAagregasi antara bakteri. akteri yang baru mungkin berasal dari genus yang

    sama atau berbeda dengan bakteri generasi pertama.4 !roses koAagregasi terus

    berlanjut dan akan menghasilkan pertumbuhan kon&luen resultan dan

    pembentukan bio&ilm sehingga menjadi lapisan yang semakin kompleks."4

    io&ilm dide&inisikan sebagai kompleks komunitas &ungsional dari satu atau

    lebih spesies mikroba yang terikat dalam sebuah matriks eksopolisakarida dan

    melekat satu sama lain atau pada suatu permukaan (#ontoh: permukaan inert

    seperti enamel gigi, gigi tiruan akrilik atau kateter plastik atau permukaan

    jaringan hidup seperti katup jantung). 9truktur bio&ilm tersusun dari agregat

    mikrorganisme yang diatur dalam kolom atau struktur berbentuk jamur diselingi

    dengan saluran yang membawa metabolit dan nutrisi."4,"6

    !lak dewasa yang terbentuk selama beberapa hari akan ber&ungsi sebagai

    sebuah bio&ilm koloni mikroba dengan interaksi metabolisme antara mikroba

    terjadi di dalamnya. ;ni termasuk interaksi katabolisme kompleks glikoprotein

    yang berasal darihost . 9inyal antara sel yang terjadi dapat menyebabkan ekspresi

    gen terkoordinasi dalam komunitas mikroba. 9elAsel bakteri dapat berkomunikasisatu sama lain melalui trans&er gen hori ontal. ;nteraksi antar bakteri ini seringkali

    terjadi dalam bio&ilm sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi bakteri

    terhadap agen antimikroba. Komposisi mikroba dari plak gigi dewasa tergantung

    pada bakteri pionir, proses koAagregasi dan pertumbuhannya. akteri pionir

    menyediakan substrat sebagai tempat berikatan bakteri baru yang akan datang.

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    31/109

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    32/109

    15

    streptokokus nonAhemolitik).Streptococcus sanguinis termasuk dalam kelompok

    Streptococci &iri$ans .7,"4

    9treptokokus oral biasanya menunjukkan JAhemolisis pada agar darah, tapi

    terdapat beberapa strain menunjukkan gambaran nonAhemolitik dan MAhemolitik.

    9treptokokus oral dapat dibagi menjadi empat jenis kelompok utama ($abel ".1)."4

    $abel ".1 Klasi&ikasi 9treptokokus 3ongga ulut8rup 9pesies

    Mutans S. mutans, serotipe #, e, & S. sobrinus, serotipe gS. cricetus, serotipeaS. rattus

    Sali&arius S. sali&ariusS. &estibularis

    nginosus S. constellatusS. interme$iusS. anginosus

    Mitis S. sanguinisS. gor$oniiS. parasanguinisS. oralis

    Dikutip dari: 9amaranayake"4

    :1: :' P!" e e # Pl!+ G# #

    io&ilm plak yang terakumulasi pada permukaan gigi terdiri lebih dari %*

    genus yang mewakili lebih dari +** spesies. 9ekitar 6*C koloni bakteri yang

    berperan dalam pembentukan tahap awal plak gigi merupakan golongan

    streptokokus.%% eskipun memiliki struktur yang kompleks, pembentukan plak

    memiliki proses yang sangat teratur. Kolonisasi awal oleh sekelompok bakteri

    gram positi&, terutama streptokokus, diikuti oleh perlekatan bakteri anaerob gram

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    33/109

    16

    negati&."4 Streptococcus sanguinis merupakan salah satu spesies yang paling

    banyak ditemukan pada bio&ilm oral.7

    io&ilm memiliki substansi seperti lipopolisakarida, antigen dan &aktor

    irulensi lainnya yang berasal dari bakteri yang berhabitat didalamnya. 9ubstansi

    tersebut memiliki akses ke jaringan gingi a dan dapat memulai respon in&lamasi

    dan kekebalan tubuh, yang menyebabkan akti asi sel pertahananhost . 9ebagai

    hasil dari akti asi sel, mediatorAmediator in&lamasi seperti sitokin, kemokin,

    metabolit asam arakidonat dan en im proteolitik se#ara kolekti& berkontribusi

    dalam kerusakan jaringan dan resorpsi tulang yang mengarah pada penyakit

    periodontal.+

    S. sanguinis berinteraksi dengan berbagai reseptorhost dan mikroba mulut

    lain di sekitarnya untuk mem&asilitasi kolonisasi bakteri di dalam rongga mulut.

    9upaya dapat terjadi koneksi dengan reseptor inang dan bakteri lain dibutuhkan

    beberapa ma#am protein adhesin. Kolonisasi streptokokus rongga mulut pada

    permukaan gigi tergantung pada adhesi bakteri dengan komponen sali a yang

    teradsorpsi pada permukaan gigi.%'

    9tudi terhadap genS.sanguinis menunjukkan hipotesis baru untuk patogenesis

    dan irulensiS. sanguinis , dan berbeda dari komplemen gen streptokokus patogen dan nonpatogen lainnya. 9e#ara khusus,S. sanguinis memiliki protein

    permukaan yang sangat banyak, yang menyebabkan bakteri ini dapat berikatan

    dengan permukaan gigi dan menjadi koloni utama pada rongga mulut dan agen

    penyebab endokarditis.7

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    34/109

    17

    8ambar "." S.sanguinis sebagai salah satu bakteri pionir pembentuk plak gigi.!ermukaan gigi ditutupi oleh pellicle yang terdiri dari lipid dan protein, termasuk glikoprotein aglutinin dari sali a. Pellicle inidikenali oleh bakteri pionir (S. oralis, S. mitis, S. gor$onii $an S.

    sanguinis ) yang mengekspresikan reseptor untuk glikoproteinaglutinin sali a. akteri lain kemudian mulai berkolonisasi se#araspasial dan temporal menggunakan reseptor dan adhesins untuk akhirnya membentuk plak gigi dewasa.Dikutip dari: akalet%+

    !rotein permukaan bakteri gramApositi& akan di#erna oleh en im sortase

    (9rt ), sehingga dapat terjangkar pada dinding sel. n im 9rt dariS. sanguinis

    yang menghubungkan satu atau lebih protein permukaan juga memiliki peran

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    35/109

    "*

    sebagai anti opsonisasi, yaitu mekanisme pertahanan terhadap sistem kekebalan

    tubuh manusia. !rotein permukaan yang dijangkar oleh en im 9rt berperandalam kolonisasi dan kelangsungan hidupS. sanguinis. 5,7

    :1:' Kl & e+ #2#Klorheksidin dikembangkan oleh ;mperial

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    36/109

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    37/109

    ""

    :1:': Pe * !! 2! Eleh karena itu,

    klorheksidin hanya dapat digunakan untuk terapi jangka pendek."4,%4,%5

    :1:; U$3# S!&! Se$*"

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    38/109

    "%

    A B

    8ambar ".% or&ologi Umbi 9arang 9emut. . Umbi sarang semut yang tumbuhepi&it pada tumbuhan lain . 3onggaArongga yang terdapat di dalamumbi sarang semutDikutip dari: www.in&ormasiherbal.#om'"

    ;ndonesia merupakan negara yang memiliki lebih dari 15.*** pulau dan

    dilewati garis khatulistiwa. nam puluh persen dari lahannya ditutupi oleh 1"*.%hektar hutan raksasa, menjadikannya salah satu negara terkaya dalam

    keanekaragaman hayati di dunia. ;ndonesia memiliki %*.*** spesies tanaman,

    bagaimanapun, hanya 7'* yang telah diidenti&ikasi. 9alah satu tanaman obat yang

    belum teridenti&ikasi adalah tumbuhan umbi sarang semut yang memiliki potensi

    sebagai sumber agen terapi baru.14

    $umbuhan sarang semut banyak digunakan di !apua arat sebagai

    pengobatan herbal dengan man&aat terapeutik yang sangat luas. asyarakat

    setempat mengkategorikan tanaman ini menjadi sarang semut merah dan putih,

    dimana penentuan taksonomi selanjutnya terbagi menjadi M. pen$ens (sarang

    semut merah) dan M. tuberosa (sarang semut putih).'% erikut ini adalah

    taksonomi untuk umbi sarang semut:

    http://www.informasiherbal.com/http://www.informasiherbal.com/

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    39/109

    "'

    Di isi :!racheophyta

    Kelas : Magnoliopsi$a

    Sub2elas : #amii$ae

    >rdo : %ubiales

    -amili : %ubiacea

    8enus : yrme#odia

    9pesies : Myrmeco$ia pen$ens Merr. " Perry.

    $anaman sarang semut tergolong &amili 3ubia#eae dengan + genus, namun

    hanya " yang memiliki hubungan dengan semut, yaitu Myrmeco$ia ('+ spesies)

    dan *ypnophytum ("4 spesies). Dari spesies tersebut, hanya *ypnophytum

    0ormicarum, Myrmeco$ia pen$ens dan Myrmeco$ia tuberosa yang dianggap

    memiliki nilai terapeutik.14

    eberapa penelitian telah membuktikan khasiat sarang semut untuk

    pengobatan kanker, terungkap setelah sarang semut herbal dapat digunakan

    sebagai alternati& obat kemoterapi kanker payudara dengan e&ek samping yang

    minimal. !engobatan dengan sarang semut obat tradisional tidak membutuhkan

    banyak biaya dan memiliki e&ek samping yang minimal dibandingkan dengan

    kemoterapi.''

    $anaman ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai obatAobatanherbal modern karena dapat tumbuh dengan baik sebagai tanaman epi&it, oleh

    karena itu eksploitasi tidak akan membahayakan lingkungan.'%

    Khasiat M. pen$ens ditunjukkan oleh kandungan at akti& diantaranya

    poli&enol, &la onoid, tanin, dan glikosida. M. pen$ens telah digunakan untuk

    mengobati berbagai penyakit se#ara tradisional dan aman tanpa e&ek samping oleh

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    40/109

    "+

    beberapa suku di @amena untuk waktu yang lama. 9elain sebagai anti kanker, M.

    pen$ens dapat mengobati berbagai penyakit sistemik seperti leukemia, penyakit jantung, $

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    41/109

    "4

    dilakukan oleh para peneliti sebelumnya yang mempelajari golongan senyawa ini

    dalam kaitannya dengan sistem pertahanan diri tumbuhan sarang semut.9ayangnya, senyawa metabolit sekunder yang berhasil ditemukan pada tumbuhan

    sarang semut masih sangat terbatas.1',''

    9enyawa golongan terpenoid yang ditemukan pada M. Pen$ans terbukti

    memiliki akti itas antibakteri terhadap bakteri /. 0aecalis .1+ !enelitian lainnya

    juga telah menemukan lima senyawa golongan &la onoid dari M. pen$ans yaitu:

    kaem&erol, luteolin, rutin, Quer#etin dan apigenin. eskipun kelima senyawa

    &la onoid ini belum berhasil diisolasi dari M. pen$ans , namun hal ini #ukup

    membuktikan bahwa terdapat senyawa &la onoid pada M. pen$ans .1'

    Fl! #2

    -la onoid tersebar dalam selAsel &otosintesis dan biasanya ditemukan dalam

    buah, sayuran, ka#angAka#angan, bijiAbijian, batang, bunga, teh, anggur, propolis

    dan madu. 9enyawa yang tergolong kelas &la onoid sering menjadi penelitian

    antiAin&eksi. anyak kelompok telah diisolasi dan diidenti&ikasi struktur &la onoid

    yang memiliki akti&itas antijamur, anti irus dan antibakteri.""

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    42/109

    "5

    8ambar ".' 9truktur Kimia9enyawa -la onoidDikutip dari: shutosh'5

    !reparat &itokimia yang banyak mengandung &la onoid pada umumnya

    dilaporkan memiliki akti itas antibakteri. 9enyawa tunggal &la onoid yang telah

    diketahui memiliki akti itas antibakteri diantaranya adalah &la on glikosida,

    &la on, iso&la on, &la anol, &la onol, glikosida, dan #hal#on. Dalam &ungsinya

    sebagai antibakteri, &la onoid menghambat sintesis asam nukleat bakteri,

    menghambat D0 girase, menghambat sintesis en im $!ase, dan menghambat

    sintesis 30 . 9elain itu, &la onoid juga dapat menghambat &ungsi membran

    sitoplasma bakteri. !enelitian terdahulu melaporkan kemampuan &la onoid

    bekerja sebagai antimikroba terhadapS. aureus, S. epi$ermi$is, /. coli, S.

    typhimurium. "",'6

    $abel "." !enggolongan -la onoid erdasarkan ioakti&itasnya

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    43/109

    "6

    ioakti itas enis &la onoidntioksidan Quersetin, epikatekin, rutin, &la anA%Aol, &la onA%Aol

    =epatoprotekti& Quersetin, apigenin, katekin, naringenin, rutin,enoruton, silimarin dan antosianin sianidinA%A>AMA

    glukosida

    ntibakteri 3obinetin, mirisetin, Quersetin, epigalokatekin, katekin,galanganin, apigenin, naringenin, sophora&la anone 8,&la on, &la onol glikosida, iso&la on, dan &la anon

    ntiin&lamasi Quersetin, apigenin, luteolin, hesperidin

    ntikanker Quersetin &la onol, mirisetin, robinetin, Quersetin,&la anol epigalokatekin galat, iso&la on genistein,daid ein, bio#hanin , hesperidin, asam &la onA6Aasetat

    nti irus luteolin, kaemperol, bai#alin, Quersetin, apigenin,naringenin, katekin, morin, rutin, galangin dan &la anA%Aol

    Dikutip dari Kumar R !andey'7

    -la onoid termasuk dalam gologan poli&enol yang merupakan senyawa

    dengan akti itas antibakteri yang baik. eberapa #ontoh senyawa &la onoid

    adalah Quer#etin, sophora&la one 8, epigallo#ate#hin gallate, dan li#o#hal#ones

    dan =

    berperan penting dalam pelepasan ion =S yang menyerang gugus &os&at sehingga

    molekul &os&olipid akan terurai menjadi gliserol, asam karboksilat, dan asam

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    44/109

    "7

    &os&at. !ada perusakan membran sel, ion =S dari senyawa &enol dan turunannya

    akan menyerang gugus polar (gugus &os&at) sehingga molekul &os&olipid akanterurai menjadi gliserol, asam karboksilat, dan asam &os&at. =al ini mengakibatkan

    &os&olipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sel, akibatnya

    membran sel akan bo#or dan bakteri akan mengalami hambatan pertumbuhan atau

    bahkan kematian.-la onoid juga memiliki bioakti itas sebagai antioksidan, antithrombogenik,

    anti irus, dan dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah, antiangiogenesis,dan menghambat proli&erasi sel. 9i&at antioksidan yang dimiliki oleh senyawa

    &la onoid berasal dari reaksi redoks yang dimilikinya. 3eaksi ini berperan penting

    untuk menyerap dan menetralisasi radikal bebas, menangkap oksigen, atau

    menyebabkan dekomposisi peroksida.""

    Te&/e #2

    $erpenoid merupakan salah satu kelas metabolit sekunder dari tumbuhan yang

    paling banyak jumlahnya dan beragam strukturnya. plikasi penggunaan senyawa

    terpenoid sangat luas, diantaranya dapat digunakan sebagai penyedap makanan,

    obatAobatan, par&um, insektisida, dan agen antimikroba.+1 9e#ara umum, terpenoid

    dapat dikelompokkan berdasarkan strukturnya. leh karena itu, senyawa ini

    seringkali disebut sebagai isoprenoid.'5

    Unit isoprena adalah molekul dengan lima karbon. Unit isoprena tunggal

    merupakan kelas paling dasar dari terpenoid yaitu hemiterpenes (

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    45/109

    %*

    tersebut tergolong monoterpenoid (

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    46/109

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    47/109

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    48/109

    %%

    bakteri terhadap at antibakteri.9elanjutnya dikatakan bahwa semakin lebar

    diameter ona hambat yang terbentuk maka bakteri tersebut semakin sensiti&."4

    9alah satu langkah yang paling penting dalam proses pengujian di&usi agar

    adalah mempersiapkan inokulum. !roses ini melibatkan pemilihan koloni yang

    tepat untuk pengujian, inkubasi dalambroth , dan standardisasi suspensi. da dua

    metode untuk persiapan inokulum, yaitu suspensi koloni langsung dan log

    pertumbuhanlog phase . =anya metode suspensi koloni langsung yang dapat

    memberikan hasil akurat untuk beberapa organisme.%6

    etode di&usi agar merupakan salah satu metode yang digunakan dalam uji

    sensiti&itas bakteri dengan #ara mengamati daya hambat pertumbuhan bakteri

    oleh bahan antibakteri yang diketahui dari daerah di sekitar kertas #akram ( paper

    $is2 ) yang tidak ditumbuhi oleh bakteri. Bona hambat pertumbuhan inilah yang

    menunjukkan sensiti&itas bakteri terhadap bahan antibakteri. 9ensiti&itas bakteri

    terhadap suatu bahan dapat dikategorikan menjadi sensiti&, intermediet, atau

    resisten, tergantung standar ona hambat minimal suatu bahan terhadap bakteri

    yang telah ditentukan."4

    A B8ambar ".4 $eknik !engukuran Diameter Bona =ambat. .

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    49/109

    %'

    eberapa ona mungkin sulit untuk diukur, #ontohnya ketika terdapat

    gambaran ona hambat ganda dan ditemukannya koloni bakteri di dalam onahambat. Untuk mengukur diameter ona hambat pada gambaran ona hambat

    ganda maka diambil ona yang paling dalam. pabila ditemukan koloni di dalaam

    ona hambat dapat disebabkan adanya kultur #ampuran atau subpopulasi yang

    resisten pada bakteri uji. Kemudian apabila ditemukan gambaran ona hambat

    dengan batas luar yang kurang jelas (seperti bulu) maka diambil titik yang

    menunjukkan demarkasi yang jelas antara adanya pertumbuhan dan tidak ada

    pertumbuhan.%6

    :1:6 U.# Minimum Inhibitory Concentration (MIC)

    Minimum inhibitory concentration dide&inisikan sebagai konsentrasi terendah

    agen antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. etode

    dilusi digunakan untuk menentukan ;< dari agen antimikroba dan merupakan

    metode re&erensi untuk pengujian kerentanan antimikroba. Dalam tes dilusi,

    mikroorganisme diuji untuk melihat kemampuan mereka untuk menghasilkan

    pertumbuhan yang terlihat melalui perubahan warnabroth yang terdapat pada

    1ells plat mikrotitrasi. Broth yang terdapat pada1ells tersebut mengandung agen

    antimikroba yang sudah mengalami dilusi serial.%*

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    50/109

    %+

    8ambar ".5

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    51/109

    %4

    konsentrasi yang berbedaAbeda, dimana kolom 1 memiliki konsentrasi yang paling

    besar kemudian dilakukan serial dilusi hingga kolom keA7 ( kolom keA7 memilikikonsentrasi yang paling ke#il). 9embilan1ells pada baris dan kolom 11

    merupakan kontrol positi&.+4

    : Ke&! +! /e$#+#&!

    Streptococcus sanguinisis merupakan bakteri gram positi& yang berperan

    sebagai bakteri pionir dalam kolonisasi bakteri pada gigi dan merupakan salah

    satu spesies yang paling melimpah pada bio&ilm rongga mulut yang disebut plak

    gigi. 9ekitar 6*C koloni bakteri yang berperan dalam pembentukan tahap awal

    plak gigi merupakan golongan streptokokus."4,"6,%%

    S. sanguinis berinteraksi dengan berbagai reseptorhost dan mikroba mulut

    lain di sekitarnya untuk mem&asilitasi kolonisasi rongga mulut. 9upaya dapat

    terjadi koneksi dengan dengan reseptor inang dan dibutuhkan beberapa ma#am

    adhesin dan protein permukaan. eberapa protein permukaan yang berpotensi

    dalam proses adhesi dalam rongga mulut atau irulensi penyakit in asi&

    diidenti&ikasi dalam genomS. sanguinis . 2ipoprotein (2!) dan proteincell-1all

    anchore$ (

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    52/109

    %5

    memiiki en im 9rt yang menghubungkan satu atau lebih protein permukaan

    sebagai anti opsonisasi.5,7

    io&ilm terbentuk dari komunitas mikroorganisme yang terorganisir menutupi

    permukaan biotik atau abiotik. ;nisiasi pembentukan bio&ilm dalam rongga mulut

    disebabkan oleh adhesi mikroorganisme utama (streptokokus) pada permukaan

    yang dilapisi glikoprotein sali a.6 9ubstansi yang dilepaskan dari bio&ilm ini

    seperti lipopolisakarida, antigen dan &aktor irulensi lainnya memiliki akses ke

    jaringan gingi a dan memulai respon in&lamasi dan kekebalan tubuh, yang

    menyebabkan akti asi sel pertahananhost . 9ebagai hasil dari akti asi sel,

    mediator in&lamasi, termasuk sitokin, kemokin, metabolit asam arakidonat dan

    en im proteolitik se#ara kolekti& berkontribusi terhadap kerusakan jaringan dan

    resorpsi tulang yang mengarah pada penyakit periodontal.+

    $indakan untuk mengontrol pembentukan plak gigi diperlukan untuk

    men#egah terjadinya karies atau karang gigi. 9elain mempertahankan kebersihan

    rongga mulut dengan menggosok gigi dan pemeriksaan rutin ke dokter gigi,

    dibutuhkan perawatan penunjang seperti penggunaan obat kumur yang memiliki

    si&at antimikroba."6,%"

    gen antimikroba diklasi&ikasikan berdasarkan mekanisme kerja merekaterhadap sel bakteri. genAagen ini dapat mengganggu sintesis dinding sel,

    menghambat sintesis protein, mengganggu sintesis asam nukleat atau

    menghambat jalur metabolisme bakteri. ekanisme kerja agen antimikroba

    terhadap bakteri gram positi& dan gram negati& yang sangat mirip. Klorheksidin

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    53/109

    %6

    sebagai salah satu agen yang memiliki e&ek antimikroba juga memiliki mekanisme

    kerja yang khusus."4,"6,%6

    &ekti&itas klorheksidin terjadi karena adanya interaksi interaksi muatan

    positi& molekul klorheksidin dan gugus &os&at yang bermuatan negati& pada

    dinding sel mikroba sehingga mengubah keseimbangan osmotik sel bakteri.'*

    9elanjutnya dinding sel bakteri akan mengalami peningkatan permeabilitas, hal

    ini memungkinkan molekul klorheksidin untuk berpenetrasi ke dalam sel bakteri.

    klorheksidin bersi&at basa dan stabil sebagai garam. 9ediaan klorheksidin yang

    paling umum adalah klorheksidin glukonat yang memiliki si&at larut dalam air, p=

    &isiologis, dan mudah berdissosiasi dan melepaskan komponen klorheksidin

    bermuatan positi&. !ada konsentrasi rendah (*,"C) bersi&at bakteriostatik dan

    dapat menyebabkan ionAion khususnya kalium dan &os&or bo#or keluar dari sel.

    !ada konsentrasi yang lebih tinggi ("C), klorheksidin bersi&at bakterisida yang

    menyebabkan presipitasi sitoplasma terjadi dan pada akhirnya menyebabkan

    kematian sel bakteri."6,%5,'*,'1

    Klorheksidin merupakan molekul kationik yang memiliki akti itas

    antimikroba yang #ukup luas serta substanti&ity yang baik.'* @alaupun

    menunjukkan e&ekti&itas klinis yang baik, e&ek samping yang dihasilkanmembatasi penggunaan klorheksidin hanya pada indikasi khusus dan terapi jangka

    pendek."4 &ek samping klorheksidin diantaranya dapat menyebabkan perubahan

    warna pada gigi dan lidah, rasa yang kurang enak,loss o0 taste , erosi mukosa

    rongga mulut, dan mengandung alkohol dalam sediannya."4,"6,%"

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    54/109

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    55/109

    '*

    S"*2# $e e !# e

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    56/109

    '1

    S. sanguinis

    dhesin dan protein

    permukaan lain

    !ili

    9rt

    K2>3= K9;D;

    ;solat -la onoid

    ;solat $erpenoid

    !lak 8igi

    !enyakit !eriodontal danKaries gigi

    etabolisme bakteri T

    Kerusakan embran 9elakteri

    9intesis D0 /30 bakteriT

    !embentukan Diinding 9elakteri T

    G

    G

    Keterangan 8ambar:

    : &ek isolat &la onoid: &ek isolat terpenoid: &ek K2>3= K9;D;0: -aktor ?irulensi: ;nduksi

    8ambar ".7 agan Kerangka !emikiran

    kstrak Kasar Umbi 9arang

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    57/109

    '"

    erdasarkan uraian pada kerangka pemikiran tersebut, maka dapat diambil

    premisApremis sebagai berikut:!remis 1: Streptococcus sanguinis adalah spesies yang paling banyak jumlahnya

    dalam bio&ilm plak gigi, berperan sebagai bakteri pionir dalam

    kolonisasi bakteri pada gigi dan penyebab terbentuknya bio&ilm plak

    gigi."4,"6,%%

    !remis ": -aktor irulensiS. sanguinis adalah protein permukaan seperti adhesin

    dan pili yang berperan dalam perlekatan dengan permukaan gigi atau

    bakteri rongga mulut lain dan en im 9rt sebagai mekanisme

    pertahanan terhadap sistem kekebalan tubuh manusia.5,7,"5,%'

    !remis %: ekanisme kerja antibiotik melalui beberapa #ara yaitu, menghambat

    pembentukan dinding sel mengganggu membran sitoplasma

    menghambat sintesis D0 menghambat metabolisme sel bakteri."4,"6,%6

    !remis ': Klorheksidin merupakan molekul kationik yang memiliki akti itas

    antimikroba dengan mekanisme interaksi muatan positi& molekul

    klorheksidin dan gugus &os&at yang bermuatan negati& pada dinding sel

    mikroba sehingga mengubah keseimbangan osmotik sel bakteri

    selanjutnya dinding sel bakteri akan mengalami peningkatan

    permeabilitas dan kebo#oran sel bakteri."6,%5,'*,'1

    !remis +: kstrak kasar umbi sarang semut memiliki kandungan senyawaA

    senyawa kimia dari golongan &la onoid, tanin, dan terpenoid, dan

    sebagian besar ekstrak yang memiliki kandungan &la onoid maupun

    terpenoid didalamnya memiliki akti&itas antibakteri.1'A14,""A"',+5

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    58/109

    '%

    !remis 4: kstrak kasar suatu tanaman obat dihasilkan dari interaksi yang terjadi

    diantara senyawaAsenyawa yang terdapat didalamnya sehingga e&ek antibakteri yang dimiliki ekstrak seringkali lebih besar dibandingkan

    isolat senyawa akti& dari ekstrak tersebut.+6

    !remis 5: -la onoid memiliki akti&itas antibakteri dengan menghambat sintesis

    asam nukleat bakteri, menghambat D0 girase, menghambat akti itas

    en im $!ase, menghambat sintesis 30 , dan serta mengganggu

    &luiditas membaran sitoplasma sel bakteri."",+*

    !remis 6: 9enyawa terpenoid bekerja pada membran &os&olipid bilayer bakteri,

    yang disebabkan oleh mekanisme biokimia yang dikatalisis oleh

    &os&olipid bilayer dari sel bakteri. !roses ini meliputi penghambatan

    transportasi elektron, translokasi protein, &os&orilasi dan reaksi

    en+yme-$epen$ent ."',+7

    :' H#/ "e #

    enga#u pada premisApremis di atas dapat dideduksi hipotesis sebagai

    berikut:

    1. &ek antibakteri ekstrak kasar umbi sarang semut setara dengan

    klorheksidin dalam menghambat pertumbuhanS. sanguinis (1A4)

    ". &ek antibakteri isolat &la onoid lebih ke#il dari klorheksidin dalammenghambat pertumbuhanS. sanguinis (1, ", %, ', 5)

    %. &ek antibakteri isolat terpenoid lebih ke#il dari umbi sarang semut dengan

    klorheksidin dalam menghambat pertumbuhanS. sanguinis (1, ", %, ', 6)'. &ek antibakteri ekstrak kasar lebih besar dari isolat &la onoid umbi sarang

    semut dalam menghambat pertumbuhanS. sanguinis (1, ", %, +, 4, 5)+. &ek antibakteri ekstrak kasar lebih besar dari isolat terpenoid umbi sarang

    semut dalam menghambat pertumbuhanS. sanguinis (1, ", %, +, 4, 6)

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    59/109

    ''

    4. $erdapat hubungan antara peningkatan konsentrasi ekstrak kasar umbi

    sarang semut terhadap kematian selS. sanguinis (1, ", %, +, 4)5. $erdapat hubungan antara peningkatan konsentrasi isolat &la onoid umbi

    sarang semut terhadap kematian selS. sanguinis (1, ", %, +, 5)6. $erdapat hubungan antara peningkatan konsentrasi isolat terpenoid umbi

    sarang semut terhadap kematian selS. sanguinis (1, ", %, +, 6)

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    60/109

    BAB III

    BAHAN7OBJEK DAN METODE PENELITIAN

    !enelitian ini bertujuan untuk menguji akti itas antibakteri dari senyawa

    murni (isolat) umbi sarang semut ( Myrmecope$ia pen$ens Merr " Perry)

    terhadapStreptococcus sanguinis. !enelitian ini akan menguji ekstrak kasar, isolat

    &la onoid dan terpenoid umbi sarang semut sebagai bahan alam yang memiliki

    potensi sebagai agen antibakteri baru. Uji akti itas antibakteri ekstrak kasar dan

    isolat umbi sarang semut terhadapStreptococcus sanguinis akan diuji melalui dua

    tahap. $ahap pertama adalah uji di&usi agar menurut Kirby Bauer dan tahap

    kedua adalah Uji ;< dengan teknik mikro dilusi menggunakan alat /#IS

    %ea$er.

    ':1 O3.e+, B! ! , 2! Al!" Pe el#"#!':1:1 O3.e+ Pe el#"#!

    >bjek penelitian adalah bakteriStreptococcus sanguinis $

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    61/109

    '4

    ':1: B! ! Pe el#"#!!enelitian ini terbagi menjadi beberapa tahapan, bahanAbahan habis pakai

    yang digunakan untuk kegiatan penelitian antara lain:1. akteri: bakteri yang akan diuji adalah S. sanguinis $

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    62/109

    '5

    ': Me" 2e Pe el#"#!': :1 T#/e R! =! ! Pe el#"#!

    !enelitian ini merupakan eksperimen laboratorium yang bertujuan untuk

    menguji akti itas antibakteri isolat &la onoid dan terpenoid dari umbi sarang

    semut terhadapS. sanguinis . !engujian antibakteri melalui uji Kirby-Bauer dan

    Uji ;

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    63/109

    '6

    umbi sarang semut

    "**** ppm

    ekstraksi dan sokhletasi dengan etil asetat

    kemudian dilakukan kromatogra&i pada

    &raksi etil asetat, kemudian diisolasi

    sehingga diperoleh isolat senyawa tunggal.

    !ada uji ;< dilakukan pengen#eran

    sehingga didapatkan konsentrasi "+**,

    1"+*, 4"+, %1",+, 1+4,%, 56,1%, %7,*4,

    17,+%, 7,55, ',66, ",'', dan 1,"" ppm;solat terpenoid

    umbi sarang semut

    "**** ppm

    9enyawa tunggal yang diperoleh dari hasil

    ekstraksi dan sokhletasi dengan etil asetat

    kemudian dilakukan kromatogra&i pada

    &raksi nAheksana, kemudian diisolasi

    sehingga diperoleh isolat senyawa tunggal.

    !ada uji ;< dilakukan pengen#eran

    sehingga didapatkan konsentrasi "+**,

    1"+*, 4"+, %1",+, 1+4,%, 56,1%, %7,*4,

    17,+%, 7,55, ',66, ",'', dan 1,"" ppm

    ppm ;nter al

    Klorheksidin "***

    ppm

    >bat kumur inosep golongan biguanida,

    memiliki si&at antiseptik dan antibakteriuntuk mengontrol plak gigi. !ada uji ;<

    dilakukan pengen#eran sehingga didapatkan

    konsentrasi "+*, 1"+, 4",+, %1,"+, 1+,4%,

    5,61, %,71, 1,7+, *,76, *,'7, *,", dan *,1"

    ppm

    ppm ;nter al

    !ersentase

    kematian selS.

    sanguinis $rdinal

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    64/109

    '7

    ;< etode penentuan konsentrasi senyawa

    akti& umbi sarang semut yang paling rendah

    yang dapat mengahambat pertumbuhan

    bakteri S. sanguis 0ilai ;<

    dikelompokkan kedalam kelompok sensiti&,

    sensiti& sedang, dan resisten.

    ppm >rdinal

    ': :' P& e2*& Pe el#"#!

    $ahapan penelitian diawali dengan prosedur isolasi senyawa &la onoid dai

    umbi sarang semut, sedangkan ekstrak kasar dan isolat terpenoid sudah tersedia.

    9elanjutnya sampel diuji sensiti&itasnya sebagai antibakteri terhadapS. Sanguinis

    !CC 1*+44 dengan metode Kirby-Bauer . Kemudian dilanjutkan dengan Uji

    ;< menggunakan metode mikro dilusi dengan alat /#IS %ea$er untuk

    mengetahui nilai ;< dari sampel dan pengaruhnya terhadap kematian sel

    bakteri.

    ': :':1 I l! # I l!" Fl #2 U$3# S!&! Se$*"

    !roses ini terdiri dari tiga tahap, yaitu: ekstraksi tumbuhan M. pen$ens ,

    &raksinasi, dan pemisahan dan pemurnian isolat dari &raksi target.

    1) kstraksi sampel

    9ampel berupa umbi sarang semut, dipotongApotong kemudian diekstraksi

    dengan teknik sokletasi menggunakan pelarut metanol ( e>=) yang

    dipanaskan selama 'H% jam. kstrak metanol yang dihasilkan, diuapkan dengan

    menggunakan alatrotary e&aporator dengan tekanan dari akum pada suhu I

    '* < sehingga diperoleh ekstrak metanol.

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    65/109

    +*

    ") -raksinasikstrak yang didapat kemudian dipartisi dengan pelarutn-heksna dan etil asetat

    dengan teknik gradien. -raksi kemudian dianalisis kandungan &la onoidnya

    dengan metode analisis kualitati&, menggunakan kromatogra&i lapis tipis yang

    dipandu dengan lampu ultra iolet "+' dan %4+ nm serta pereaksi penampak

    noda alumunium (;;;) klorida 1*C dalam etanol.%) !emisahan dan pemurnian isolat dari &raksi target

    -raksi yang mengandung senyawa akti& diuapkan pelarutnya hingga didapatkan

    ekstrak &raksi yang pekat, kemudian &raksi ini dimurnikan dengan metode

    kromatogra&i kolom menggunakan &asa diam silika gel4*(5*V"%* mesh) dengan

    &asa gerak pelarut bergradien 1*C ( / ) yaitun-heksana, etil asetat dan

    metanol. !roses pemisahan ini dilakukan terus menerus berulang sampai

    mendapatkan isolat murni yang ditandai dengan adanya noda tunggal pada

    analisis kromatogra&i lapis tipis. 9etiap proses pemisahan diikuti dengan

    analisis kromatogra&i lapis tipis yang dipandu dengan lampu ultra iolet "+' dan

    %4+ nm serta pereaksi penampak noda alumunium (;;;) klorida 1*C dalam

    etanol.

    ': :': Pe *.#! D#!$e"e& H!$3!" ( Kirby-Bauer)!engujian akti itas antibakteri dengan menggunakan uji Kirby-Bauer

    dilakukan melalui dua tahap, yaitu:4*1) !ersiapan biakan bakteri uji

    akteri yang digunakan dalam penelitian ini berupa bakteriS. sanguinis

    $

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    66/109

    +1

    peremajaan bakteri. akteri diremajakan dengan menumbuhkan bakteri pada

    media #air Muller *inton Broth selama "'A'6 jam dengan ke#epatan pengo#okan 1+* rpm pada suhu %5o

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    67/109

    +"

    ) Microplate steril yang terdiri dari 1" kolom dan 6 baris1ells dipersiapkan8) empersiapkan sampel dengan konsentrasi yang telah ditentukan5) Untuk setiap sampel yaitu ekstrak kasar, isolat &la onoid, isolat terpenoid dari

    umbi sarang semut, dan klorheksidin glukonat masingAmasing menggunakan

    satumicroplate dengan dilakukan se#ara duplo.

    1 " % ' + 4 5 6 7 1* 11 1"

    <D

    -8=

    Keterangan: W edia 9W sampel W akteri !W !elarut

    8ambar %.1 2ay >ut ;<

    4) kstrak kasar menggunakan pelarut metanol, isolat &la onoid dengan pelarut

    metanol:air dan terpenoid menggunakan pelarut D 9>. !adamicroplate

    pertama yaitu pada1ell baris keA1 dan " diisi dengan media dan sampel

    (kontrol negati&). !ada baris keA% dan ' diisi dengan media dan bakteri

    (kontrol positi&). 9elanjutnya pada1ell baris keA+ dan 4 diisi dengan media,

    sampel, pelarut dan bakteri. 9edangkan pada1ell baris keA5 dan 6 diisi media

    dan pelarut (kontrol pelarut).3) Untuk klorheksidin glukonat menggunakan pelarut air. !adamicroplate

    pertama yaitu pada1ell baris keA1 dan " diisi dengan media dan sampel

    (kontrol negati&). !ada baris keA% dan ' diisi media, sampel, pelarut dan

    bakteri. 9elanjutnya pada1ell baris keA+ dan 4 diisi dengan media, pelarut,

    2ay >ut ;<9ampel dengan pelarut tertentu ("H pengulangan)

    M+S

    M+P

    M+S+B

    M+P+B

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    68/109

    +%

    dan bakteri (kontrol positi&). 9edangkan pada1ell baris keA5 dan 6 diisi media

    dan pelarut (kontrol pelarut).) 9ampel (ekstrak kasar, isolat &la onoid, isolat terpenoid umbi sarang semut

    dan klorheksidin glukonat) diambil dengan menggunakan mikropipet 1**L2

    kemudian diteteskan ke dalam1ell pada baris ke "A5 paling kiri pada masingA

    masingmicroplate.

    7) 9ebanyak +*Ll media uller =inton roth ditambahkan dengan +*Ll sampel

    pada konsentrasi 1*** ppm dan klorheksidin "*** ppm pada1ell.

    ) en#ampur media dengan sampel pada1ell di baris "A5 dengan menghisap

    naik turun sebanyak 4A6 kali menggunakan mikropipet.9) elakukan pengen#eran sebanyak 1" kali. !engen#eran 1**L2 dari kolom 1

    dan menambahkan ke kolom ", sehingga didapatkan pengen#eran kolom " dua

    kali lipat kolom 1. 9elanjutnya memindahkan 1** L2 dari kolom " ke kolom

    %, dilanjutkan hingga ke kolom 1".6) empersiapkanS. sanguinis yang telah sesuai standar Mc arlan$ *,+.

    ) Dengan mikropipet diatur pada + L2, masukkan bakteri ke dalam1ell baris +A

    5 di semua kolom.8) enutup microplate dan memasukkan ke dalam tabung jar dengan kadar "

    +C dan diinkubasi dengan suhu %5o < selama '6 jam.5) 9etelah '6 jam, dilakukan pemindaianmicroplate dengan /#IS %ea$er. 0ilai

    ;< diukur dengan menghitung persentase penghambatan bakteri denganrumus sebagai berikut:

    C !enghambatan akteri W

    W edia 9W sampel W akteri !W !elarut >DW'ptical (ensity;< diambil sebagai konsentrasi terendah dari larutan sampel yang dapat

    menghambat pertumbuhan bakteri ditandai dengan tidak adanya perubahan

    warna menjadi keruh pada larutan di dalam1ell .

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    69/109

    +'

    Kriteria ;nterpretasi nilai ;< untuk bakteri streptokokus terdapat pada

    proto#ol 1** $abel "=A1 dan "=A".

    T!3el ': P! 2*! I "e&/&e"! # N#l!# MIC

    A "#3# "#+ S"! 2!&

    Breakpoint (//$)

    Se #"#< Se #"#< Se2! Re # "e

    $etra#y#line X " %A5 Y6

    8ambar %." lur !enelitian

    ': :; A !l# # D!"!=asil uji Kirby-Bauer yang dilakukan se#ara dupo akan ditampilkan se#ara

    deskripti& berupa rataArata diameter ona hambat pertumbuhan sel bakteri. Untuk

    mengetahui perbedaan e&ek antibakteri ekstrak kasar dan isolat

    Uji Kirby Bauer

    Uji ;< ( etode ikrodilusi)

    ;solat-la onoid

    ;solat$erpenoid

    Data

    nalisis Data

    Diba#a dengan /#IS %ea$er Diameter Bona=ambat

    kstrak Kasar

    Kromatogra&i Kolom ($eknik 8radien)

    kstraksi ( etode 9okletasi)

    Umbi 9arang 9emut

    ;solasi denganKromatogra&i Kolom

    Klorheksidin

    -raksi mengandung9enyawa -la onoid

    kstrak Kasar Umbi 9arang 9emut

    !ersentase Kematian selS. sanguinis " 0ilai ;

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    70/109

    ++

    &la onoid/terpenoid terhadap pertumbuhanS. sanguinis dibandingkan dengan

    klorheksidin dilakukan analisis data se#ara statistik menggunakan uji t.Data uji ;< yang digunakan bersi&at kuantitati& dan didapatkan melalui #ara

    pengukuran/perhitungan dengan menggunakan alat /#IS %ea$er. Untuk

    mengetahui pengaruh/hubungan antara pemberian konsentrasi isolat

    &la onoid/terpenoid terhadap persentase kematian selS. sanguinis digunakan Uji

    0>? . Kemudian untuk mengukur kekuatan dan arah hubungannya digunakan

    analisis korelasi Pearson apabila data berdistribusi normal dan %ho Spearman

    apabila distribusi data tidak normal. Uji normalitas data dengan uji2olmogro&-

    smirno&. nalisis data penelitian diproses dengan menggunakan program 9!99

    ersi "*,*.

    ': :5 >!+"* 2! Te$/!" Pe el#"#!!enelitian dilakukan di laboratorium kimia organik dan mikrobiologi urusan

    Kimia Uni ersitas !adjadjaran. @aktu !enelitian dari bulan gustusA>ktober

    "*1+.

    ': :6 A /e+ E"#+

    !enelitian ini menggunakanStreptococcus sanguinis $

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    71/109

    +4

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    72/109

    BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

    !enelitian ini bertujuan untuk menguji akti itas antibakteri yang terdapat pada

    ekstrak kasar, isolat &la onoid dan terpenoid yang terdapat pada umbi sarang

    semut. !roses pengujian akti itas antibakteri dibagi kedalam dua tahap, tahap

    pertama melalui pengujian Kirby-Bauer untuk mengetahui apakah sensiti&itas e&ek

    antibakteri dari sampel. Kemudian dilanjutkkan pada pengujian ;< dengan

    teknik mikrodilusi. Microplate pada uji ;< akan diba#a oleh 2;9 %ea$er

    kemudian akan didapatkan persentase kematian sel bakteri. Dari hasil perhitungan

    tersebut akan dianalisis pengaruh pemberian sampel terhadap kematian sel bakteri

    S. sanguinis.

    ;:1 H! #l Pe el#"#!;:1:1 H! #l U.# K#&3-?B!*e&7 D#!$e"e& H!$3!"

    8ambar '.1 Uji KirbyA auer pada kstrak, ;solat -la onoid dan $erpenoid Umbi9arang 9emut (duplo)

    +5

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    73/109

    +6

    8ambar '." Uji KirbyA auer !ada !elarut etanol, etanol dan ir, dan D 9>(duplo)

    8ambar '.% Uji KirbyA auer pada Klorheksidin

    8ambar '.1, '.", dan '.% memperlihatkan ona hambat yang dihasilkan oleh

    masingAmasing kelompok sampel dan kelompok kontroll pelarut. Klorheksidin

    menghasilkan diameter hambat yang paling besar, sedangkan isolat terpenoid

    menghasilkan ona hambat yang sangat ke#il. ;solat &la onoid dan kelompok

    #ontrol pelarut (metanol, metanol R air, dan D 9>) tidak memperlihatkan

    terbentuknya ona hambat pertumbuhan bakteri.

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    74/109

    +7

    T!3el ;:1 H! #l U.# Kirby-Bauer "e& !2!/ S.sanguinis

    Klorheksidin, ekstrak kasar, dan isolat terpenoid menghasilkan ona hambat

    terhadap pertumbuhan 9. sanguinis, oleh karena itu ketiganya tergolong memiliki

    akti&itas antibakteri. kstrak kasar menghasilkan ona hambat lebih besar dari

    isolat terpenoid tetapi lebih ke#il dari klorheksidin. 9edangkan,isolat &la onoid

    sama seperti kontrol pelarut metanol, metanol Rair, dan D 9> tidak

    menghasilkan ona hambat, tidak memiliki akti itas antibakteri terhadap bakteriS. sanguinis $

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    75/109

    4*

    T!3el ;: H! #l U.# " ! "!&! E+ "&!+ K! !& U$3# S!&! Se$*" 2e !Kl & e+ #2#

    Kel $/ + R!"!?&!"!

    " #"* 2< " "!3el N#l!# /

    kstrak Kasar 1",1A+,%6+ 1,%1" 1",5*4 *,*5+

    Klorheksidin 1+,*

    erdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai p Z *,*+ yaitu *,*5+. 9elain

    itu, t hitung bernilai A+,%6+ atau Vt tabel [ A+,%6+ [ t tabel. >leh karena itu, dapat

    disimpulkan bahwa e&ek antibakteri ekstrak kasar umbi sarang semut setara

    dengan klorheksidin dalam menghambat pertumbuhanS. sanguinis.

    ;:1:1: U.# Be2! ! "!&! I l!" Te&/e #2 U$3# S!&! Se$*" 2e !

    Kl & e+ #2#

    T!3el ;:' H! #l U.# " ! "!&! I l!" Te&/e #2 U$3# S!&! Se$*" 2e !Kl & e+ #2#

    Kel $/ + R!"!?&!"! " #"* 2< " "!3el N#l!# /

    ;solat $erpenoid 7,"1A"','64 1.456 1",5*4 *,**'

    Klorheksidin 1+,*

    erdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai p [ *,*+ yaitu *,*'+.

    Kemudian t hitung bernilai A"','64 dimana t hitung [ A t tabel. >leh karena itu,

    dapat disimpulkan bahwa e&ek antibakteri isolat terpenoid umbi sarang semut

    lebih ke#il dibandingkan dengan klorheksidin dalam menghambat pertumbuhanS.

    sanguinis.

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    76/109

    41

    ;:1:1:' U.# Be2! ! "!&! E+ "&!+ K! !& 2e ! I l!" Te&/e #2 U$3# S!&!Se$*"

    T!3el ;:; H! #l U.# " ! "!&! E+ "&!+ K! !& 2e ! I l!" Te&/e #2 U$3#S!&! Se$*"

    Kel $/ + R!"!?&!"! " #"* 2< " "!3el N#l!# /

    kstrak Kasar 1",1+,+56 " ',%*" *,*%1

    ;solat $erpenoid 1+,*

    erdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai p [ *,*+ yaitu *,*%1.

    Kemudian t hitung bernilai +,+56 dimana t hitung Z t tabel. >leh karena itu, dapat

    disimpulkan bahwa e&ek antibakteri ekstrak kasar umbi sarang semut lebih besar

    dibandingkan dengan isolat terpenoid dalam menghambat pertumbuhanS.

    sanguinis.

    ;:1: H! #l U.# MICUji ;< pada penelitian ini menggunakan 741ell microplate. asingAmasing

    sampel akan diuji pada satumicroplate. 9etiapmicroplate terdiri dari ' kelompok

    yaitu kelompok mediaSsampel (baris ), kelompok mediaSpelarut (baris

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    77/109

    4"

    8ambar '.' Microplate Uji ;< kstrak Kasar Umbi 9arang 9emut

    T!3el ;:5 H! #l A !l# # MIC E+ "&!+ K! !& S!&! Se$*" "e& !2!/ S.sanguinis

    >ellK e "&! # (//$)

    :500 1: 50 6 5 '1 ,5 156,' 89,1' ' :06 1 :5' :88 ;:99 :;; 1:

    Me2#! S!$/el1,%*+ 1,*"" *,+7" *,%51 *,"'7 *,1+% *,1*6 *,*6% *.*47 *.*+7 *.*+5 *.*+%

    1,1'6 1,*4" *,4*4 *,%46 *,"'1 *,1'7 *,1*' *,*6% *.*5 *.*41 *.*++ *.*++

    Me2#! Pel!&*"*,*67 *,*4' *,*+6 *,*++ *,*+' *,*++ *,*+5 *,*+' *.*++ *.*+% *.*+' *.*+%*,*46 *,*4% *,*+5 *,*++ *,*+% *,*+% *,*++ *,*+% *.*+' *.*+% *.*++ *.*+'

    Me2#! S!$/el B!+"e

    1,*+% *,756 *,+77 *,%4" *,"'% *,1+" *,11* *,*6+ *.*5+ *.*47 *.*5 *.*5+1,*7" *,7*1 *,+65 *,%++ *,"%5 *,1'+ *,1*+ *,*64 *.*55 *.*51 *.*51 *.*5%

    Me2#! Pel!&*" B!+"e

    *,*45 *,*45 *,*+5 *,*+5 *,*4+ *,*44 *,*45 *,*45 *.*47 *.*51 *.*5" *.*5'*,*47 *,*4+ *,*+6 *,*+6 *,*4% *,*44 *,*44 *,*46 *.*5 *.*5' *.*5+ *.*47

    Ke$!"#! Sel A A A A 1'5,"5% 117,7%* 6+,'++ 6",%*6 +4.474 '6.'1% "%.667 A1".%61

    8ambar '.' menunjukkan sampel pada kolom keA1 sampai keA' pada baris

    dan - memiliki warna yang pekat dan keruh. =al ini mempengaruhi perhitungannilai persentase kematian sel bakteri. Karena penilaian isual padamicroplate

    sulit dilakukan, maka nilai ;< ditentukan melalui perhitungan nilai >D pada

    tabel '.+. !erhitungan nilai >D akan menghasilkan nilai persentase kematian

    bakteri dari setiap kelompok konsentrasi. 0ilai ;< merupakan nilai positi&

    pertama yang didapatkan dari konsentrasi yang paling ke#il. Dari perhitungan

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    78/109

    4%

    pada tabel didapatkan nilai ;< kstrak kasar umbi sarang semut adalah ",''

    ppm.

    8ambar '.+ Microplate Uji ;< ;solat -la onoid Umbi 9arang 9emut

    Uji ;< pada isolat &la onoid tetap dilakukan meskipun hasil pengujian

    Kirby-Bauer menunjukkan hasil tidak akti& . !engujian ini bertujuan untuk

    menganalisis kekuatan hubungan antara peningkatan konsentrasi isolat &la onoidterhadap persentase kematian sel bakteriS. sanguinis.

    T!3el ;:6 H! #l A !l# # MIC I l!" Fl! #2 S!&! Se$*" "e& !2!/ S.sanguinis

    >ell

    K e "&! # (//$)

    :5 1: 5 6 5 '1 ,50 156,'0 89,1' ' ,06 1 ,5' ,88 ;,99 ,;; 1,

    Me2#! S!$/el

    *,*71 *,*7+ *,*64 *,*51 *,*4' *,*4* *,*++ *,*+" *,*+ *,*+ *,*'7 *,*'7

    *,*71 *,*7+ *,*6% *,*45 *,*+7 *,*++ *,*+% *,*+1 *,*'6 *,*'5 *,*'6 *,*'7

    Me2#! Pel!&*"

    *,*'' *,*'+ *,*'4 *,*'6 *,*+* *,*+" *,*'7 *,*'6 *,*+ *,*'7 *,*'6 *,*+1

    *,*'% *,*'' *,*'+ *,*'4 *,*'4 *,*'6 *,*'6 *,*'6 *,*+ *,*'7 *,*'7 *,*'7

    Me2#! S!$/el B!+"e

    *,116 *,1*1 *,*6+ *,*55 *,*5* *,*46 *,*4+ *,*4' *,*44 *,*4" *,*41 *,*41

    *,116 *,*75 *,*6" *,*5+ *,*4' *,*4+ *,*4% *,*44 *,*41 *,*4 *,*4 *,*4"

    Me2#! Pel!&*" B!+"e

    *,*'5 *,*+' *,*+' *,*4% *,*+7 *,*4" *,*5* *,*4% *,*4' *,*4" *,*+7 *,*41

    *,*'4 *,*+% *,*++ *,*41 *,*+6 *,*4" *,*45 *,*4' *,*4" *,*4% *,*4 *,*41

    Kematian selC ? ++,++4 111,"+ +%,%% '+,6% "',"64 '7,65+1',1 5 A11.%1* 5,'16 A7,*71 A1',145

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    79/109

    4'

    8ambar '.+ menunjukkan sampel pada kolom keA1 pada baris dan -memiliki warna yang pekat. =al ini mempengaruhi perhitungan nilai persentase

    kematian sel bakteri. !erhitungan nilai >D akan dimulai dari kolom keA". Dari

    perhitungan pada $abel '.4 didapatkan nilai ;< isolat &la onoid umbi sarang

    semut terdapat pada kolom pengen#eran keA6 yaitu 17,+% ppm.

    8ambar '.4 Microplate Uji ;< ;solat $erpenoid Umbi 9arang 9emutT!3el ;:8 H! #l A !l# # MIC I l!" Te&/e #2 S!&! Se$*" "e& !2!/

    S.sanguinis

    >ellK e "&! # (//$)

    500 1 50 6 5 '1 ,5 156,' 89,1' ' ,06 1 ,5' ,88 ;,99 ,;; 1,

    Me2#!

    S!$/el

    *,+*4 *,'*6 *,"5' *,171 *,1%7 *.*7+ *.*51 *.*4 *.*+' *.*+ *.*+1 *.*'7

    *,+'6 *,' *,"'4 *,"6 *,1%" *.*66 *.*45 *.*++ *.*+1 *.*'6 *.*'4 *.*'7Me2#! Pel!&*"

    *,*+7 *,*+ *,*'6 *,*'7 *,*+ *.*+1 *.*'7 *.*'6 *.*'6 *.*'5 *.*'5 *.*'6

    *,*+' *,*'6 *,*'4 *,*'5 *,*'5 *.*'5 *.*'4 *.*'5 *.*'6 *.*'5 *.*'5 *.*'6Me2#!

    S!$/el B!+"e

    *,4"% *,''7 *,%%5 *,16% *,1%" *.*74 *.*5+ *.*46 *.*4+ *.*4% *.*41 *.*4%

    *,4% *,'' *,"65 *,15' *,1%1 *.*64 *.*56 *.*4% *.*4% *.*4' *.*4 *.*4"Me2#!

    Pel!&*" B!+"e

    *,*+6 *,*+ *,*'7 *,*++ *,*+5 *.*+5 *.*+4 *.*+6 *.*+6 *.*+7 *.*41 *.*4

    *,*+4 *,*+ *,*'7 *,*++ *,*+5 *.*4 *.*+6 *.*+7 *.*4 *.*+7 *.*4 *.*41

    Ke$!"#!Sel

    A A A A 1++ 77.%+7 "+.+7+ "4.445 A+.*** A"*.6%% 1*.''* A6.%%%

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    80/109

    4+

    8ambar '.4 menunjukkan sampel pada kolom keA1 sampai keA' pada baris

    dan - berwarna keruh. ;solat terpenoid bersi&at hidro&obik sehingga saatdilarutkan bersama dengan media air akan mengalami rekristalisasi. =al ini

    mempengaruhi perhitungan snilai >D pada kolom keA1 sampai keA'. !enilaian

    persentase kematian sel akan dimulai dari kolom keA+. Karena penilaian isual

    pada microplate sulit dilakukan, maka nilai ;< ditentukan melalui perhitungan

    nilai >D pada tabel '.5. Dari perhitungan didapatkan nilai ;< isolat terpenoid

    umbi sarang semut berada pada kolom pengen#eran keA6 yaitu 17,+% ppm

    8ambar '.5 Microplate Uji ;< Klorheksidin

    T!3el ;:9 H! #l A !l# # MIC Kl & e+ #2# "e& !2!/ S.sanguinis

    >ell

    K e "&! # (//$)

    50 1 5 6 ,5 '1, 5 15,6' 8,91' ', 06 1, 5' 0, 88 0,;99 0, ;; 0,1

    Me2#! S!$/el

    *,*'5 *,*+7 *,*4" *,*4' *,*4 *,*+7 *,*+' *,*+1 *,*+% *,*'7 *,*'7 *,*'7

    *,*+ *,*+4 *,*+7 *,*+7 *,*+5 *,*+' *,*+" *,*+ *,*+ *,*'5 *,*'6 *,*+

    Me2#! Pel!&*"

    *,*'5 *,*'6 *,*'5 *,*'7 *,*+ *,*'' *,*'7 *,*'' *,*'4 *,*'+ *,*'5 *,*'7

    *,*'+ *,*'+ *,*'5 *,*'5 *,*'4 *,*'6 *,*'5 *,*'5 *,*'4 *,*'5 *,*'5 *,*+Me2#!

    S!$/el B!+"e

    *,*++ *,*4 *,*4' *,*4% *,*+6 *,*+' *,*+% *,*'7 *,*5' *,*44 *,*45 *,*4'

    *,*++ *,*+7 *,*4% *,*4" *,*+4 *,*+% *,*+1 *,*'7 *,*5% *,*4' *,*4% *,*45Me2#!

    Pel!&*"

    B!+"e

    *,*+7 *,*4" *,*4" *,*4" *,*41 *,*+7 *,*4 *,*4 *,*41 *,*4 *,*41 *,*4%

    *,*+7 *,*4% *,*41 *,*4% *,*4" *,*4% *,*4% *,*4' *,*4" *,*4% *,*4% *,*4'

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    81/109

    44

    Ke$!"#!Sel

    '6,61 66,*7+ 57,*'6 7','51 11","14 1"* 1*5,45* 10 ,1 1 A'1,65+ A7,57" A11,141 A1',"64

    0ilai ;< klorheksidin dapat ditentukan melalui pengamatan isual

    microplate pada gambar '.5 apabila diamati1ell pada kolom keA6 baris -

    memiliki warna yang lebih bening dibandingkan kolom keA7 baris -. =al ini

    mengindikasikan adanya penghambatan pertumbuhan bakteri, yang ditandai

    dengan menurunnya kekeruhan pada1ell tersebut. 9elain itu, dari perhitungan

    persentase kematian sel pada tabel '.6 didapatkan nilai positi& pertama pada

    kolom keA6. Kesimpulannya, nilai ;< klorheksidin adalah 1,7+% ppm yang

    terdapat pada kolom keA6.

    ;:1: :1 I "e&/&e"! # N#l!# MIC 2! E+ "&!+ K! !&, I l!" Fl! #2 2!Te&/e #2 U$3# S!&! Se$*" 2! Kl & e+ #2#

    T!3el ;: H! #l I "e&/&e"! # N#l!# MIC 2! E+ "&!+ K! !&, I l!" Fl! #22! Te&/e #2 U$3# S!&! Se$*" 2! Kl & e+ #2#

    Kel $/ + N#l!# MIC (//$) I "e&/&e"! #kstrak Kasar ",'' 9ensiti&

    ;solat -la onoid 17,+% 3esisten;solat $erpenoid 17,+% 3esistenKlorheksidin 1,7+% 9ensiti&

    0ilai ;< yang dimiliki oleh masingAmasing sampel dikategorikan menurut

    standar

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    82/109

    45

    Untuk mengetahui hubungan dan besarnya pengaruh antara peningkatan

    konsentrasi ekstrak kasar, isolat &la onoid, dan terpenoid terhadap kematian sel bakteri maka perlu dilakukan uji 0>? dan uji korelasi pearson. Uji statistik

    dilakukan pada konsentrasi ",'', ',66, 7,55, dan 17,+%. Konsentrasi tersebut

    dipilih karena didalamnya sudah men#akup nilai ;< dari ekstrak kasar, isolat

    &la onoid dan terpenoid umbu sarang semut.;:1: : U.# ANOVA 2! K &el! # A "!&! Pe # +!"! K e "&! # E+ "&!+

    K! !& U$3# S!&! Se$*" "e& !2!/ Ke$!"#! Sel B!+"e

    T!3el ;:10 H! #l U.# ANOVA ! "!&! Pe # +!"! K e "&! # E+ "&!+ K! !& U$3# S!&! Se$*" "e& !2!/ Ke$!"#! Sel B!+"e S.sanguinis

    V!!3elK e "&! # (//$)

    N#l!# /,;; ;,99 ,88 1 ,5'

    !ersentaseKematian 9el

    "%.667 '6.'1% +4.474 6".%*6 .**1

    $abel '.1* menunjukkan hasil uji 0>? antara pemberian konsentrasi

    ekstrak kasar sebesar ",'', ',66, 7,55, dan 17,+% terhadap persentase kematian sel

    bakteriS. sanguinis . =asil pengujian pada derajat keper#ayaan 7+C menunjukkan

    terdapat paling tidak satu perbedaan yang bermakna antara ' kelompok

    konsentrasi, dilihat dari nilai p [ *,*+. >leh karena itu untuk mengetahui

    perbedaan antara masingAmasing perlakuan diperlukan pengujian lanjutan. Uji

    yang akan digunakan adalah uji $ukey

    T!3el ;:11 H! #l U.# T*+e- ! "!&! Pe # +!"! K e "&! # E+ "&!+ K! !&U$3# S!&! Se$*" "e& !2!/ Ke$!"#! Sel B!+"e S. sanguinis

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    83/109

    46

    Dependent ?ariable:!ersentase Kematian 9el

    (I) K e "&! #E+ "&!+ K! !&

    (J) K e "&! #E+ "&!+ K! !& Me! D#

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    84/109

    47

    K e "&! #E+ "&!+

    K! !& SS

    Ke$!"#!

    Sel B!+"eKonsentrasi kstrakKasar

    !earson

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    85/109

    5*

    yang bermakna antara ' kelompok konsentrasi isolat terpenoid. Untuk

    mengetahui perbedaan antara masingAmasing kelompok konsentrasi diperlukan pengujian lanjutan. Uji yang akan digunakan adalah uji $ukey.

    T!3el ;:1; H! #l U.# T*+e- ! "!&! Pe # +!"! K e "&! # I l!"Fl! #2 U$3# S!&! Se$*" "e& !2!/ Ke$!"#! Sel B!+"e

    S. sanguinis

    (I) K e "&! #I l!" Fl! #2

    (J) K e "&! #I l!" Fl! #2

    Me! D#

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    86/109

    51

    T!3el ;:15 H! #l U.# K &el! # Pe!& ! "!&! Pe # +!"! K e "&! # I l!"Fl! #2 U$3# S!&! Se$*" 2e ! Pe& e "! e Ke$!"#! SelB!+"e

    K e "&! #I l!"

    Fl! #2 Ke$!"#!Sel B!+"e

    Konsentrasi ;solat-la onoid

    !earson

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    87/109

    5"

    =asil uji 0>? pada tabel diatas memberikan nilai p Z *,*+ pada derajat

    keper#ayaan 7+C. =al ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rataArata persentase kematian sel bakteri yang bermakna antara isolat terpenoid pada

    konsentrasi ",'', ',66, 7,55 dan 17,+% ppm. Kesimpulannya, tidak terdapat

    pengaruh yang signi&ikan antara peningkatan konsentrasi isolat terpenoid umbi

    sarang semut terhadap kematian sel bakteriS. sanguinis.

    T!3el ;:18 H! #l U.# K &el! # Pe!& ! "!&! Pe # +!"! K e "&! # I l!"Te&/e #2 U$3# S!&! Se$*" 2e ! Pe& e "! e Ke$!"#! SelB!+"e

    K e "&! #I l!"

    Te&/e #2

    Ke$!"#! SelB!+"e

    Konsentrasi ;solat$erpenoid

    !earson

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    88/109

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    89/109

    5'

    ". =asil Uji t menunjukkan bahwa diameter hambat yang dihasilkan oleh

    isolat terpenoid memiliki perbedaan bermakna dengan klorheksidin ($abel'.%).

    %. 0ilai ;< isolat terpenoid adalah 17,+% (kategori resisten) sedangkan

    klorheksidin memiliki nilai 1,7+% ppm (kategori sensiti&).A& *$e "! # -! "#2!+ $e * .! $idak adaS#$/*l! hipotesis % teruji dan diterima

    H#/ "e # ;&ek antibakteri ekstrak kasar lebih besar dari isolat &la onoid umbi sarang semut

    dalam menghambat pertumbuhanS. sanguinis A& *$e "! # Pe * .!

    1. ;solat &la onoid tidak menghasilkan ona hambat pada uji Kirby-Bauer

    ($abel '.1). 9ehingga, isolat &la onoid dianggap tidak memiliki e&ek

    antibakteri". 0ilai ;< isolat &la onoid adalah 17,+% (kategori resisten) sedangkan

    ekstrak kasar umbi sarang semut memiliki nilai ",'' ppm (sensiti&).A& *$e "! # -! "#2!+ $e * .! $idak adaS#$/*l! hipotesis ' teruji dan diterima

    H#/ "e # 5&ek antibakteri ekstrak kasar lebih besar dari isolat terpenoid umbi sarang semut

    dalam menghambat pertumbuhanS. sanguinis.A& *$e "! # Pe * .!

    1. Diameter hambat yang dimiliki oleh isolat terpenoid sebesar 7,"1 ppm

    lebih ke#il dibandingkan ekstrak kasar 1",1 mm.2. =asil Uji t menunjukkan bahwa diameter hambat yang dihasilkan oleh

    isolat terpenoid memiliki perbedaan bermakna dengan ekstrak kasar umbi

    sarang semut ($abel '.').%. 0ilai ;< isolat terpenoid adalah 17,+% (kategori resisten) sedangkan

    ekstrak kasar memiliki nilai ",'' ppm (kategori sensiti&).A& *$e "! # -! "#2!+ $e * .! $idak adaS#$/*l! hipotesis + teruji dan diterima

  • 8/16/2019 BAB I-V revisi2

    90/109

    5+

    H#/ "e # 6$erdapat hubungan antara peningkatan konsentrasi ekstrak kasar umbi sarang

    semut dengan kematian sel bakteriS. sanguinis.A& *$e "! # Pe * .!

    1: =asil uji 0>? menunjukkan terdapat perbedaan bermakna peningkatan

    konsentrasi ekstrak kasar umbi sarang semut terhadap persentase kematian

    sel bakteri. =asil uji $ukey menunjukkan perbedaan bermakna rataArata

    persentase kematian selS. sanguinis antara kelompok konsentrasi ",''

    ppm dengan ',66, 7,55, dan 17,+% ppm.: =asil uji korelasi pearson antara peningkatan konsentrasi ekstrak kasar

    umbi sarang semut terhadap persentase kematian selS. sanguinis

    memberikan nilai koe&isien korelasi mendekati 1, yaitu terdapat hubungan

    yang kuat dan positi&.A& *$e "! # -! "#2!+ $e * .! $idak adaS#$/*l! hipotesis 4 teruji dan diterima

    H#/ "e # 8$erdapat hubungan antara peningkatan konsentrasi isolat &la onoid umbi sarang

    semut dengan kematian sel bakteriS. sanguinis.A& *$e "! # Pe * .! $idak adaA& *$e "!