biotumb revisi2

37
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI TUMBUHAN (BE2201) PENGUKURAN NUTRISI TUMBUHAN, KANDUNGAN GULA, KLOROFIL DAN NITROGEN PADA TANAMAN HIDROPONIK KANGKUNG (Ipomoea aquatic) Tanggal Praktikum : 11 Februari 2014 Tanggal Pengumpulan : 21 Maret 2014 Disusun Oleh: Egi Nurul Rahma 11212014 Ghiyat Faris Muhammad 112120 Agustine Christela Melviana 11212031 Ulin Noor Rahmani 112120 Dosen Pembimbing: Dr. Rizkita Rachmi Esyanti Dr. Ahmad Faizal Asisten: Nuraini 10610038 Mustika Mega 11211018 Freddy Mardjuki 1121124 1 | Halaman

Upload: agustine-christela-melviana

Post on 25-Nov-2015

60 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI TUMBUHAN (BE2201)PENGUKURAN NUTRISI TUMBUHAN, KANDUNGAN GULA, KLOROFIL DAN NITROGEN PADA TANAMAN HIDROPONIK KANGKUNG (Ipomoea aquatic)

Tanggal Praktikum : 11 Februari 2014

Tanggal Pengumpulan : 21 Maret 2014

Disusun Oleh:Egi Nurul Rahma 11212014Ghiyat Faris Muhammad 112120Agustine Christela Melviana 11212031Ulin Noor Rahmani 112120 Dosen Pembimbing: Dr. Rizkita Rachmi EsyantiDr. Ahmad Faizal

Asisten:Nuraini 10610038Mustika Mega 11211018Freddy Mardjuki 1121124

LABORATORIUM REKAYASA HAYATIPROGRAM STUDI REKAYASA HAYATISEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATIINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG2014 DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang1.2 Tujuan.1.3 Hipotesis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Hidroponik2.2 Tanaman kangkung..2.3 Pengaruh nutrisi terhadap pertumbuhan tanaman.2.4 Metode yang digunakan dalam mengukur kandungan gula,klorofil dan nitrogen pada tanaman........2.4.1 Metode Witerman de Mots.2.4.2 Metode kromatografi kertas2.4.3 Metode pengukuran gula tereduksi.2.4.4 Metode kuantifikasi nitrat dengan reagen Brusin

BAB III METODA KERJA3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Percobaan Hidroponik3.1.2 Pengukuran kandungan gula klorofil dan nitrogen pada tanaman kangkung......3.2 Cara Kerja3.2.1 Percobaan Hidroponik.3.2.2 Pengukuran kandungan gula klorofil dan nitrogen pada tanaman kangkung.3.2.2.1 Kuantifikasi kadar klorofil berdasarkan metode Witerman de Mots.3.2.2.2 Pemisahan pigmen klorofil menggunakan kromatografi kertas..3.2.2.3 Penentuan konsentrasi gula tereduksi pada jaringan kangkung..3.2.2.4 Kuantifikasi nitrat media dengan metode Brusin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil...4.2 Pembahasan...

BAB V KESIMPULAN

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakanga. Mengapa praktikum ini dilakukan?b. Kenapa kalian melakukan praktikum ini? Buat apa emangnya?P.S : * Gunakan kata-kata sendiri * Boleh menyertakan sitasi kalau menyertakan fakta1.2 TujuanP.S : * Bentuk dalam perpoin* Tujuan merupakan hasil yang bisa dijawab di kesimpulan1.3 HipotesisP.S :* Tidak menyertakan sitasi* Berbentuk poin* Menjelaskan ekspetasi hasil yang menjawab tujuan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 HidroponikKultur hidroponik adalah metode penanaman tanaman tanpa menggunakan media tumbuh dari tanah. Secara harafiah hidroponik berarti penanaman dalam air yang mengandung campuran hara. Dalam praktek sekarang ini, hidroponik tidak terlepas dari penggunaan media tumbuh lain yang bukan tanah sebagai penopang pertumbuhan tanaman. Sistem hidroponik merupakan cara produksi tanaman yang sangat efektif. Sistem ini dikembangkan berdasarkan alasan bahwa jika tanaman diberi kondisi pertumbuhan yang optimal, maka potensi maksimum untuk berproduksi dapat tercapai. Hal ini berhubungan dengan pertumbuhan sistem perakaran tanaman, di mana pertumbuhan perakaran tanaman yang optimum akan menghasilkan pertumbuhan tunas atau bagian atas yang sangat tinggi. Pada sistem hidroponik, larutan nutrisi yang diberikan mengandung komposisi garam-garam organik yang berimbang untuk menumbuhkan perakaran dengan kondisi lingkungan perakaran yang ideal. (Raffar,1993)Beberapa pakar hidroponik mengemukakan beberapa kelebihan dan kekurangan sistem hidroponik dibandingkan dengan pertanian konvensional (Del Rosario dan Santos 1990; Chow 1990). Kelebihan sistem hidroponik antara lain adalah : 1. Penggunaan lahan lebih efisien.2. Tanaman berproduksi tanpa menggunakan tanah.3. Tidak ada resiko untuk penanaman terus menerus sepanjang tahun.4. Kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi dan lebih bersih.5. Penggunaan pupuk dan air lebih efisien.6. Periode tanam lebih pendek. 7. Pengendalian hama dan penyakit lebih mudah.

Kekurangan sistem hidroponik, antara lain adalah : 1. Membutuhkan modal yang besar2. Pada sistem tertutup (Nutrisi disirkulasi), jika ada tanaman yang terserang patogen maka dalam waktu yang sangat singkat seluruh tanaman akan terkena serangan tersebut. 3. Pada kultur substrat, kapasitas memegang air media substrat lebih kecil daripada media tanah. Sedangkan pada kultur air volume air dan jumlah nutrisi sangat terbatas sehingga akan menyebabkan pelayuan tanaman yang cepat dan stres yang serius. Selanjutnya aplikasi larutan nutrisi pada kultur hidroponik secara prinsip juga tergantung pada metode yang akan diterapkan. Beberapa metode tersebut antara lain adalah sebagai yang tertera pada uraian berikut ini (Jensen 1990) :1. Kultur pot atau PolybagDengan metode ini sistem pemberian larutan nutrisi dapat dilakukan secara manual atau irigasi tetes (drip irrigation) dengan frekuensi 3-5 kali per hari, tergantung pada kebutuhan tanaman, macam media tumbuh, dan cuaca/kondisi lingkungan. Sistem irigasi tetes lebih mudah, menghemat tenaga dan waktu, tetapi kendalanya adalah saluran irigasi sering tersumbat sehingga aliran nutrisi terhambat. 2. Kultur bedeng dengan sistem NFTSistem pemberian larutan nutrisi yang digunakan adalah melalui perputaran aliran larutan nutrisi yang dibantu oleh pompa mesin atau dapat pula menggunakan cara yang lebih sederhana (tanpa pompa) yaitu menggunakan gaya gravitasi.

2.2 Tanaman kangkung2.2.1 Klasifikasi Tanaman KangkungMenurut Mendoza (2006), klasifikasi dari tanaman kangkung adalah :Kingdom: Plantae Divisi : MagnoliophytaKelas: MagnoliopsidaOrdo : SolanalesFamili : ConvolvulaceaeGenus : IpomoeaSpesies : Ipomoea aquatic

Gambar 2.2.1 Tanaman kangkung ( Ipomoea aquatic)

2.2.2 Manfaat tanaman kangkung bagi masyarakatDi Indonesia kangkung umum digunakan sebagai bahan pangan , diantaranya tumis kangkung, sayur kangkung dan sayuran dalam gado-gado/pecel. Kandungan vitamin A pada kangkung sangat tinggi, mencapai 6.300 IU. Bersifat antioksidan sehingga dapat menangkal radikal bebas penyebab kanker dan penuaan dini.Selain itu, kangkung juga tinggi kadar seratnya dan mengandung fosfor, zat besi, hentriakontan, dan sitosterol. Berkat kandungan yang dimiliki, kangkung berpotensi juga sebagai antiracun, antiradang, penenang (sedatif) dan diuretik. Berdasarkan kandungan yang dimiliki oleh kangkung , manfaat kangkung dalam dunia kesehatan pun beragam diantaranya:1. Mengurangi Haid Berlebihan2. Mencegah Penyakit Diabetes MelitusEkstrak kangkung dapat menghambat penyerapan kadar gula dalam darah. Perbanyaklah mengkonsumsi Kangkung, bila anda mengidap penyakit diabetes mellitus.

3. Membuat rileksSecara umum, kandungan vitamin C pada kangkung lebih banyak dibanding kebanyakan sumber vitamin C pada buah-buahan. Oleh karena itu, kangkung baik untuk mencegah sariawan/gusi berdarah, meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga tak mudah terkena serangan penyakit akibat virus, misalnya flu. Kadar vitamin B Kompleks dan Omega 3 pada kangkung, ternyata juga cukup banyak. Keduanya merupakan peningkat produksi serotin dalam otak kita, sehingga bisa menciptakan suasana tenang melalui otak. Oleh karena itu, kangkung bisa dikatakan bisa menyegarkan kembali otak kita.4. Mencegah InsomniaKangkung memiliki sifat sedatif, sehingga sering dikatakan sebagai penyebab ngantuk. Kangkung Juga berpotensi bisa mengendurkan saraf. Semakin kendur saraf-saraf kita, maka tidur pun akan semakin nyenyak dan lelap. Dengan kata lain kangkung dapat membantu mengatasi insomnia dan membantu untuk dapat tidur lebih pulas.5. Menajamkan PenglihatanKangkung kaya akan vitamin A , sehingga Kangkung bisa menjaga kestabilan penglihatan mata. Vitamin A yang terdapat pada kangkung sebesar 6300 IU, sedikit lebih banyak dibanding bayam yang hanya 6100 IU. Hal tersebut dapat dilihat dari warna daunnya, semakin hijau daunnya maka kandungan betakarotin juga semakin tinggi (Materia Medika Indonesia, 1977).2.3 Pengaruh nutrisi terhadap pertumbuhan tanamanNutrisi mineral mengacu pada suplai, ketersediaan, penyerapan, translokasi, dan pemanfaatan unsur anorganik yang dibentuk untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selama abad ke-20 (1950-1990), hasil panen sereal (gandum, jagung, dan beras) tiga kali lipat di seluruh dunia. Hasil panen gandum di India, misalnya, meningkat hampir 400% 1960-1985, dan hasil padi di Indonesia dan Cina lebih dari dua kali lipat. Produksi yang jauh meningkat dihasilkan dari varietas unggul, fasilitas irigasi yang lebih baik, dan penggunaan pupuk kimia, terutama nitrogen. Hasilnya cukup signifikan di Asia dan Amerika Latin, di mana revolusi hijau istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses ini. (Fageria, 2009)Empat metode untuk mengidentifikasi gangguan nutrisi dalam tanaman adalah gejala visual kekurangan, uji tanah, uji jaringan tanaman, dan tanggapan tanaman untuk pupuk kimia atau pupuk organik. Diantara metode ini, uji tanah paling sering terjadi pada sebagian besar agroekosistem. (Fageria and Baligar, 2005b).Tanaman membutuhkan 17 unsur atau nutrisi penting untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Nutrisi ini adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), sulfur (S), seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe), mangan (Mn), boron (B), molibdenum (Mo), klorin (Cl), dan nikel (Ni). Selain itu, cobalt (Co) dikutip sebagai mikronutrien penting dalam banyak publikasi. (Fageria, 2009)Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan, nutrisi dibagi menjadi makro dan mikro-nutrien. Makronutrien dibutuhkan dalam jumlah besar oleh tanaman dibandingkan dengan mikronutrien. Mikronutrien juga telah disebut minor atau trace elemen, menunjukkan bahwa konsentrasi mereka dalam jaringan tanaman yang minor atau dalam jumlah jejak relatif terhadap konsentrasi macronutrients. Semakin tinggi kebutuhan kuantitas makronutrien untuk tanaman dikaitkan dengan peran mereka dalam membuat sebagian besar karbohidrat, protein, dan lipid sel tumbuhan, sedangkan mikronutrien sebagian besar berpartisipasi dalam proses aktivasi enzim tanaman. Produksi dan produktivitas pertanian secara langsung terkait dengan ketersediaan hara dan serapan. Untuk mempertahankan hasil panen yang tinggi, penerapan nutrisi yang diperlukan. (Marschner, 1995)1. NitrogenNitrogen (N) adalah salah satu yang paling yield membatasi nutrisi untuk produksi tanaman di dunia. Itu juga merupakan unsur hara diterapkan dalam jumlah terbesar untuk tanaman tahunan kebanyakan. Nitrogen telah diakui sebagai nutrisi penting untuk pertumbuhan tanaman selama lebih dari satu abad. Selain itu, peran penting dari N dalam meningkatkan produksi tanaman dan alam dan properti dinamis untuk kehilangan N dari sistem tanah-tanaman menciptakan lingkungan yang unik dan menantang untuk manajemen yang efisien. (Huber and Thompson, 2007).Nitrogen memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tanaman daripada nutrisi tanaman penting lainnya.Hal ini memainkan peran penting dalam banyak proses fisiologis dan biokimia dalam tanaman.Nitrogen merupakan komponen dari banyak senyawa organik yang penting mulai dari protein dengan asam nukleat.Ini merupakan konstituen dari molekul klorofil, yang memainkan peran penting dalam fotosintesis tanaman (Tennant, 1976).Banyak enzim mengandung protein, maka, N memainkan peran kunci dalam banyak reaksi metabolisme. Nitrogen juga merupakan konstituen struktural dinding sel. Tanaman kekurangan Nitrogen akan tumbuh secara perlahan, dan daunnya kecil. Kekurangan Nitrogen juga menurunkan indeks luas daun (LAI), menurunkan efisiensi penggunaan radiasi, dan menurunkan aktivitas fotosintesis pada tumbuhan. Nitrogen meningkatkan bobot kering pada tanaman. Kekurangan Nitrogen juga mengurangi pertumbuhan akar, yang secara negatif mempengaruhi penyerapan air dan nutrisi oleh tanaman. Tanaman kekurangan Nitrogen memiliki rambut akar lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman yang disediakan dengan jumlah N yang cukup (Muchow, 1988).Nitrogen memainkan peran penting dalam memelihara kesuburan tanah, kualitas lingkungan, dan keberlanjutan sistem pertanian. Selain itu, nitrogen menempati posisi unik di antara nutrisi tanaman penting karena jumlah yang agak besar diperlukan oleh sebagian besar tanaman lapangan, dan membatasi hasil panen di sebagian agroekosistem. Kekurangan Nitrogen umumnya terjadi pada mineral tanah dengan kandungan bahan organik rendah, tanah berpasir yang telah tercuci oleh hujan lebat atau irigasi, dan dicangkul secara intensif. Nitrogen memiliki banyak fungsi fisiologis dan biokimia penting di pabrik. Secara keseluruhan, menguningnya seragam daun terjadi ketika tanaman N kekurangan. Pertumbuhan tanaman berkurang, terutama jumlah batang dalam sereal dan jumlah polong dalam kacang-kacangan, ketika N kekurangan. Interaksi hara dalam tanaman merupakan salah satu faktor yang paling penting yang mempengaruhi hasil panen tahunan. Oleh karena itu, memahami interaksi N dengan nutrisi lainnya sangat penting untuk meningkatkan hasil panen dan untuk mempromosikan manajemen N efisien. Uji jaringan tanaman untuk N adalah teknik diagnostik yang penting untuk menentukan kekurangan dan kecukupan. Penggunaan Nitrogen sangat berkorelasi dengan hasil panen dan merupakan faktor utama dalam produksi tanaman dunia. Oleh karena itu, manajemen yang memadai dari unsur ini dalam produksi tanaman sangat penting untuk mengurangi biaya produksi tanaman dan mengurangi pencemaran lingkungan (Fageria, 2009).2. Fosfor Fosfor (P) memiliki pengaruh yang lebih luas pada kedua ekosistem alam dan pertanian daripada unsur tanaman penting lainnya. fosfor merupakan nutrisi penting bagi tumbuhan dan hewan. Diperkirakan bahwa sekitar 30 sampai 50% dari peningkatan produksi pangan dunia sejak tahun 1950 disebabkan oleh penggunaan pupuk, termasuk penggunaan P. Fosfor sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dan reproduksi dan merupakan nutrisi utama bersama dengan nitrogen dan kalium. Fungsinya tidak dapat dilakukan oleh nutrisi lainnya. Tanpa cukup pasokan P, tanaman tidak dapat mencapai hasil potensi maksimalnya. (Higgs et al., 2000)Fosfor berperan penting dalam penyimpanan energi dan transfer dalam tanaman. Adenosin difosfat (ADP) dan adenosine triphosphate (ATP), dirangkum baik melalui respirasi serta fotosintesis, yaitu senyawa dengan gugus fosfat berenergi tinggi yang mendorong sebagian besar proses-proses fisiologis tanaman termasuk transportasi fotosintesis, respirasi, sintesis protein asam nukleat, dan ion di membran sel. Tidak hanya hasil tetapi juga kualitas biji buruk dan buah-buahan diperoleh dari tanaman kekurangan P. Kekurangan fosfor dapat mengurangi ukuran benih, benih angka, dan kelangsungan hidup. Fosfor berhubungan dengan semua aspek dari fiksasi N2 pada tanaman legum, mungkin karena hubungan antara P dan mekanisme transfer energi. Fosfor membantu dalam meningkatkan kualitas tanaman. (Eastin and Sullivan, 1984; Wood, 1998).Luas daun, jumlah daun, dan ekspansi daun menurun di bawah P yang kurang. Rendahnya P menurun percabangan batang dalam kacang, dan peningkatan rasio akar-ke-batang telah sering diamati. Kekurangan Fosfor maka terbentuk akar yang panjang dan kurus, dengan sedikit fibrousness, dan menjadi gelap (kemerahan ungu merah gelap) dengan peningkatan kekurangan P. Kekurangan Fosfor merupakan kendala global untuk produksi tanaman. Peran utama dari fosfor pada tanaman adalah keikutsertaannya dalam proses transfer energi. Karakteristik morfologis tanaman seperti daun, tinggi, dan diameter batang berkurang dengan defisiensi P. (Fageria, 2009)

3. Besi Besi (Fe) memainkan banyak peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman lebih besar. Besi memiliki banyak fungsi pada tanaman, namun peran utamanya adalah keikutsertaannya dalam banyak fungsi metabolisme tanaman, dan juga merupakan komponen dari banyak enzim. Kekurangan zat besi berpotensi masalah pada sebagian besar tanah berkapur. (Clark, 1982)Besi sangat penting untuk sintesis klorofil. Hal ini terlibat dalam fiksasi nitrogen, fotosintesis, dan transfer elektron. Sebagai pembawa elektron, ia terlibat dalam reaksi oksidasi-reduksi. Hal ini diperlukan dalam sintesis protein dan merupakan konstituen dari hemoprotein. Ini juga merupakan komponen dari banyak enzim dan terlibat dalam sistem enzim pernafasan sebagai bagian dari sitokrom dan hemoglobin. Sintesis klorofil, sintesis tilakoid, dan fotosintesis tergantung pada integritas dari besi-mengandung protein, termasuk protein heme dan besi belerang. (Bennett, 1993)Besi adalah tidak bergerak dalam tanaman dan tidak ditranslokasikan dari yang lebih tua ke jaringan tanaman yang lebih baru. Oleh karena itu, gejala defisiensi pertama kali muncul pada jaringan muda atau daun. Kekurangan ini ditunjukkan sebagai klorosis ada secara internal dalam daun baru. (Fageria, 1984)Kebutuhan besi tanaman melebihi kebutuhan mereka untuk semua mikronutrien lain kecuali klorin. Kekurangan zat besi adalah yang paling umum pada tanah netral sampai basa dan berpasir dan toksisitas dalam kondisi tereduksi. Klorosis yang disebabkan oleh kekurangan zat besi disebut klorosis sebagai limeinduced. Dalam padi tergenang, Fe3 + tereduksi menjadi Fe2 + dalam tanah anaerobik, dan konsentrasi Fe2 + dalam larutan tanah tersebut semakin tinggi dan menyebabkan toksisitas. Besi terlibat dalam fiksasi nitrogen, pembentukan klorofil, sintesis protein, sistem enzim, respirasi tanaman, dan fotosintesis dan transfer energi.Umumnya, tanaman menggunakan dua strategi untuk mengatasi defisiensi Fe dalam kondisi tekanan Fe. Strategi I, yang merupakan karakteristik untuk dikotil dan monokotil non graminaceous, melibatkan peningkatan reduksi Fe3 + menjadi Fe2 + pada membran sel-root plasma, pengasaman rizosfer, meningkatkan eksudasi dari reduksi dan / atau senyawa pengkhelat ke rhizosfer, dan perubahan akar morfologi untuk meningkatkan penyerapan Fe. Strategi II digunakan oleh rumput atau spesies graminaceous dan melibatkan peningkatan eksudasi phytosiderophores ke rhizosfer. Kedua strategi diaktifkan dalam kondisi tekanan besi. Kekurangan zat besi sangat sulit untuk memperbaikinya dengan pemupukan anorganik, karena pupuk Fe diterapkan pada tanah dengan cepat dikonversi menjadi bentuk larut dan memiliki efektivitas yang sangat terbatas (Fageria, 2009).4. Kalium Pupuk, termasuk potasium, telah memberikan kontribusi signifikan terhadap produksi tanaman baik di negara maju dan berkembang di abad ke-20. Kalium memainkan peran penting dalam banyak proses biokimia dan fisiologis dalam tanaman. Di antara proses-proses tersebut, K + memainkan peran penting pada tanaman untuk memastikan stabilisasi pH, osmoregulasi, proses transportasi membran, dan aktivasi enzim. Defisiensi kalium dapat menyebabkan lodging, peningkatan tekanan air, tingkat fotosintesis berkurang, dan penurunan kualitas produk ekonomi tanaman. Ini terakumulasi dalam jumlah besar oleh tanaman lapangan. Kalium, bersama dengan N dan P, telah memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan hasil panen, masih ada banyak kendala untuk penggunaan unsur ini dalam jumlah yang memadai, khususnya di negara-negara berkembang. Sebagian besar kendala ekonomi, sosial, dan politik di alam (Fageria, 2009).5. Kalsium Kekurangan kalsium dalam tanaman paling sering terjadi pada tanah asam yang sangat lapuk. Karena pelapukan, Ca2 + yang kehabisan dari profil tanah ke kedalaman tanah yang lebih rendah dan tidak tersedia bagi akar tumbuh. Selain itu, kalsium hilang oleh erosi tanah dan serapan tanaman dalam sistem tanah-tanaman. Serapan Kalsium juga dapat dikurangi dengan adsorpsi pada koloid tanah di bawah beberapa kondisi. Kalsium memainkan peran penting dalam menjaga integritas membran plasma sel tumbuhan, elongasi sel tumbuhan, dan pembelahan sel tanaman. Kalsium tidak bergerak dalam floem dan selama pertumbuhan tanaman jika unsur ini dalam pasokan pendek, dengan demikian, kekurangan pertama kali muncul di bagian tumbuh muda tanaman. Efisiensi Kalsium dalam produksi tanaman juga dapat ditingkatkan dengan mengadopsi praktek-praktek lain, seperti penggunaan pupuk peternakan, konservasi tanah, rotasi tanaman, dan pengendalian penyakit, serangga, dan gulma (Fageria, 2009).6. Magnesium Kekurangan magnesium adalah umum pada tanah asam yang sangat lapuk dengan rendah kapasitas tukar kation dan tanah berpasir. Magnesium berperan penting dalam aktivasi banyak enzim dan juga dalam proses fotosintesis. Ini adalah elemen mobile dalam tanaman, maka, kekurangan pertama kali muncul pada daun tua atau organ tanaman. Kebutuhan magnesium Tanaman 'kurang dari kebutuhan kalsium mereka.Tanaman yang efisien terhadap magnesium dan genotipe dalam spesies ini dapat meningkatkan efisiensi penggunaan magnesium dalam tanaman. Pengendalian serangga, penyakit, dan gulma juga penting dalam meningkatkan efisiensi penggunaan magnesium. (Fageria, 2009)7. Sulfur Defisiensi Sulfur sekarang diakui sebagai kendala utama untuk memotong produksi di berbagai belahan dunia. Defisiensi Sulfur tidak hanya mengurangi hasil panen tetapi juga menurunkan nilai nutrisi atau kualitas biji-bijian makanan. Fungsi sulfur dalam nutrisi tanaman yang mirip dengan nitrogen, namun jumlah S yang dibutuhkan oleh tanaman jauh lebih kecil dibandingkan dengan N. Defisiensi Sulfur biasanya dikaitkan dengan tanah yang rendah Konten S, yang dihasilkan dari pelapukan ekstrim dan pencucian sulfat-S. Alasan lain dari defisiensi S adalah kandungan bahan organik tanah yang rendah. SO42-ion bermuatan negatif dan dapat kehabisan dari lapisan tanah lapisan atas ke lapisan bawah dengan mudah, khususnya pada tanah berpasir.Sulfur merupakan komponen penting dari asam amino tertentu, koenzim, dan semua protein. Hal ini secara langsung terlibat dalam transpor elektron melalui kelompok sulfhidril. Dengan kekurangan S, kandungan klorofil dalam daun berkurang dan tingkat fotosintesis menurun. Sulfur merupakan nutrisi tidak bergerak pada tanaman, maka, gejala defisiensi yang pertama kali muncul pada daun muda. Banyak reaksi sulfur dalam tanah yang terkait erat dengan bahan organik dan aktivitas mikroorganisme (Fageria, 2009).8. Zink Di antara defisiensi mikronutrien, defisiensi zinc adalah yang paling umum dan tersebar luas dalam tanaman. Seng merupakan mikronutrien penting untuk pertumbuhan tanaman dan merupakan komponen katalitik yang penting dari beberapa enzim. Seng terlibat dalam metabolisme Nitrogen tanaman, dan tanaman Zn-defisien, sintesis protein berkurang secara signifikan. Defisiensi zinc dapat mengurangi pengembangan sistem akar dalam tanaman. Hal ini dapat mempengaruhi penyerapan air dan nutrisi dan akibatnya pertumbuhan dan hasil. Zinc memiliki mobilitas rendah dalam jaringan tanaman, maka, kekurangan yang sebagian besar muncul pada daun muda (Fageria, 2009).9. TembagaTanaman budidaya membutuhkan tembaga lebih sedikit daripada nutrisi kecuali molibdenum. Pada tumbuhan tingkat tinggi, sebagian besar fungsi dari tembaga yang terkait dengan partisipasinya dalam reaksi enzimatik. Hal ini juga penting untuk sintesis protein, pembentukan klorofil, dan metabolisme N. Defisiensi tembaga dalam tanaman dapat diidentifikasi dengan gejala defisiensi tembaga visual dan tes jaringan tanah dan tanaman. Uji tanah adalah praktek yang paling umum untuk mengidentifikasi kekurangan tembaga di tanah yang diberikan untuk spesies tanaman ditentukan. Tanah serta aplikasi foliar produk tembaga yang larut dapat memperbaiki kekurangan tembaga (Fageria, 2009).2.4 Metode yang digunakan dalam mengukur kandungan gula, klorofil dan nitrogen pada tanaman2.4.1 Metode Witerman de Mots

2.4.2 Metode kromatografi kertas2.4.3 Metode pengukuran gula tereduksiMetode pengukuran gula tereduksi sering disebut sebagai metode uji benedict. Uji Benedict digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu senyawa mengandung karbohidrat yang merupakan gula pereduksi atau bukan (Fessenden,1982). Sedangkan gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keto bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi. Reagen Benedict biru mengandung tembaga (II) ion (Cu2+) yang berkurang menjadi tembaga (I) (Cu+). Endapan Ini diendapkan sebagai merah tembaga (I) oksida yang tidak larut dalam air (Rahayu Asih, 2012).Ketika reagen benedict dicampurkan dan dipanaskan dengan glukosa, dimana glukosa memiliki elektron untuk diberikan, tembaga (salah satu kandungan di reagen benedict) akan menerima elektron tersebut dan mengalami reduksi sehingga terjadilah perubahan warna. Selama proses ini Cu2+ tereduksi menjadi Cu+. Ketika Cu mengalami reduksi, glukosa memberikan salah satu elektronnya dan dioksidasi. Karena glukosa mampu mereduksi Cu pada benedict, maka glukosa disebut sebagai gula pereduksi (Rahayu Asih, 2012).

Gambar 2.4.3 Reaksi yang terjadi pada uji Benedict2.4.4 Metode kuantifikasi nitrat dengan reagen Brusin

BAB IIIMETODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Percobaan Nutrisi TumbuhanAlatBahan

Bak PercobaanLarutan Makronutrien :a. Ca(NO3)2b. MgSO4 . 7H2Oc. KH2PO4d. NaNO3 1 Me. MgCl2f. NaH2PO4g. CaCl2h. KCl

StyrofoamLarutan Mikronuitrien :a. H3BO3 2,86 gb. MnCl2. 4H2O 1,81 g+ Akuades 1L

c. ZnCl2 0,11 g d. CuCl2.2H2O 0,05 g e. NaMoO4.2H2O 0,025 g

Larutan FeEDTA

3.1.2 Percobaan pengukuran kandungan Gula, Klorofil dan NitrogenAlatBahan

SpektrofotometerMortar pestel Corong Labu ukur Saringan buchnerPenangas airBatang pengadukTabung reaksi Cuvet spektrometerAlkohol 96% Kertas saringAceton 80% HCL 1N NaCl H2SO4 Reagen brusin sulfatAkuadesTissuAmonium NitratLarutan Benedict

3.2 Cara Kerja

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HasilP.S :* Hanya hasil dalam bentuk table atau grafik,tidak perlu menyertakan perhitungan dan data mentah

4.2 PembahasanP.S :*Jelaskan mulai dari percobaanya gimana, dapet hasilnya gimana,harusnya menurut referensi gimana, kenapa bisa gak sama sama referensi (tapi gak boleh nyalahin alat dan praktikan.* Cari kemungkinan galatnya secara ilmiah

BAB VKESIMPULAN

P.S :* Bentuknya poin yang menjawab tujuan* Sesuakian dengan hasil percobaan

DAFTAR PUSTAKA

P.S :*Disusun secara alfabetik* Format berdasarkan internet :Contoh Format Penulisan Daftar Pustaka Buku APA Author, A. A. (Year of publication). Title of work: Capital letter also for subtitle. Location: Publisher. Calfee, R. C., & Valencia, R. R. (1991). APA guide to preparing manuscripts for journal publication. Washington, DC: American Psychological Association. Quinn, G. (2001). The learner's dictionary of today's Indonesian. St Leonards, NSW, Australia: Allen & Unwin.

LAMPIRANP.S :* Sertakan seluruh data mentah,foto,pengolahan data,table referensi jika ada,dll.

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN LAGI :1. MARGIN 4433.2. FONT TIMES NEW ROMAN, UKURAN 12.3. DIKUMPULIN HARI JUMAT 21 MARET 2014.4. PRAKTIKAN KALAU MAU NANYA,HARUS PERWAKILAN KELOMPOK KE ASISTEN, GAK BOLEH NANYA LAGI KE ASISTEN.5. DIBAGIAN COVER, SEMUA NAMA ANGGOTA KELOMPOK HARUS MUAT.6. DI BAGIAN HASIL DAN PEMBAHASAN GAK BOLEH ADA DATA PERHITUNGAN DAN DATA MENTAH.7. FORMAT SITASI BERDASARKAN APA (CARI DI INTERNET), TADI YANG DI ATAS BARU DAPUS AJA YANG BERDASARKAN APA, KALAU SITASI COBA CARI MASING-MASING.

26 | Halaman