bab i, bab ii, babiii, babiv

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini, telah berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni dan bahkan di dunia pendidikan. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi informasi sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif. Kehadiran TIK dalam pendidikan bisa dimaknai dalam tiga paradigma, yaitu TIK sebagai alat atau berupa produk teknologi yang bisa digunakan dalam pendidikan, TIK sebagai konten atau sebagai bagian dari materi yang bisa dijadikan isi dalam pendidikan, dan TIK sebagai program aplikasi atau alat bantu untuk manajemen pendidikan yang efektif dan efisien. Ketiga paradigma tersebut disinergikan dalam sebuah kerangka sumberdaya Page 1

Upload: alfan-fatoni

Post on 19-Jan-2015

812 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i, bab ii, babiii, babiv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini, telah berpengaruh terhadap

segala aspek kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni dan

bahkan di dunia pendidikan. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa

kita hindari, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm

ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif

bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru

dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi informasi

sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah

dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya

diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan

digunakan untuk hal negatif. Kehadiran TIK dalam pendidikan bisa dimaknai

dalam tiga paradigma, yaitu TIK sebagai alat atau berupa produk teknologi yang

bisa digunakan dalam pendidikan, TIK sebagai konten atau sebagai bagian dari

materi yang bisa dijadikan isi dalam pendidikan, dan TIK sebagai program

aplikasi atau alat bantu untuk manajemen pendidikan yang efektif dan efisien.

Ketiga paradigma tersebut disinergikan dalam sebuah kerangka sumberdaya TIK

yang secara khusus diposisikan dan diarahkan untuk mencapai visi dan misi

pendidikan di Indonesia. Di era globalisasi pendidikan, disadari ataupun tidak,

tantangan dunia pendidikan ke depan akan lebih berat. Oleh karena itu,

optimalisasi TIK menjadi salah satu alternatif solusi dalam menopang dan

menggerakkan dunia pendidikan di kancah persaingan global. Dalam dunia

pendidikan di Indonesia, ada beberapa alasan problematik yang melatarbelakangi

pentingnya pemanfaatan TIK, terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan di

semua jenjang, mengatasi kesenjangan layanan pendidikan akibat kondisi

geografis yang mana jika diabaikan akan menimbulkan disparitas mutu layanan,

dan perubahan sosio-budaya masyarakat yang bergerak dinamis, dan memupuk

rasa nasionalisme untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.

Page 1

Page 2: Bab i, bab ii, babiii, babiv

B. Rumusan MasalahDari permasalahan yang penulis angkat, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut

1. Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

terhadap aktivitas pendidikan?

2. Bagaimana cara mengatasi perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi terhadap aktivitas pendidikan?

3. Bagaimana cara dan solusi terhadap dampak negative teknologi informasi

dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah PTI  dan untuk

meningkatkatkan pengetahuan penulis dalam memahami dampak teknologi

informasi dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan.

D. Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode penjabaran materi,

adapun teknik yang digunakan yaitu studi pustaka dengan mempelajari buku-

buku, browsing internet dan sumber lain untuk mendapatkan data untuk

pembuatan makalah ini.

E. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : Pembahasan yang terdiri dari perkembangan teknologi menurut para

ahli, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), implementasi TIK dalam dunia

pendidikan, dampak TIK terhadap aktivitas pendidikan. permasalahan dan solusi

internet dalam dunia pendidikan.

BAB III : Penutup, yang terdiri dari kesimpulan.

Daftar Pustaka

Page 2

Page 3: Bab i, bab ii, babiii, babiv

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Teknologi Menurut Para Ahli

Nana Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu

teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia

pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan

galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi

sederhana.

Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan

ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan

menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig

menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan

Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang

definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan

manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang,

memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak

manusia.

Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak

jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih

makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada

teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan. Istilah “teknologi”

berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah

teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri

menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia

dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat

atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.

Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi

sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri

efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia

Page 3

Page 4: Bab i, bab ii, babiii, babiv

B.  Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Di era globalisasi peranan TIK menjadi semakin penting digunakan untuk

mengungkapkan data dan fakta menjadi sebuah informasi yang bisa dimanfaatkan.

Kontribusi TIK tidak terlepas dari suatu tanggung jawab agar data dan fakta

pendidikan dapat dikumpulkan, dikelola, disimpan, diteliti, dibuktikan dan

disebarkan agar masyarakat mendapatkan informasi penting dengan benar secara

efektif dan efisien. TIK pada hakikatnya adalah alat untuk mendapatkan nilai

tambah dalam menghasilkan suatu informasi yang cepat, lengkap, akurat,

transfaran dan mutakhir. Salah satu manfaat yang dapat dirasakan dalam

kontribusi TIK adalah teknologi internet. Internet sebagai media informasi telah

memberikan peluang bagi setiap orang.

Pengenalan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), diharapkan dapat

membuat perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan

perubahan dalam penggunaan beragam produk TIK. Melalui perangkat Teknologi

Informasi dan Komunikasi, kita bisa mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan

saling tukar informasi secara efisien dan efektif. TIK akan memudahkan kita,

mendapatkan ide dengan cepat dan bertukar pengalaman dari berbagai

kalangan. Dengan demikian, diharapkan dapat mengembangkan sikap inisiatif dan

kemampuan belajar mandiri, sehingga kita dapat memutuskan dan

mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan TIK secara tepat dan

optimal, termasuk implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.

Teknologi Informasi dan Komunikasi mencakup dua aspek, yaitu Teknologi

Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal

yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan

pengelolaan informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi merupakan segala hal

yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer

data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, Teknologi Informasi

dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan  yang

mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan

Page 4

Page 5: Bab i, bab ii, babiii, babiv

pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar

media.

Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:

1. Menyadarkan kita akan potensi perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi yang terus berubah sehingga termotivasi untuk mengevaluasi

dan mempelajari teknologi ini sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.

2. Memotivasi kemampuan  kita agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi

perkembangan TIK, sehingga bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas

kehidupan sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri.

3. Mengembangkan kompetensi kita dalam menggunakan Teknologi

Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja,

dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari hari.

4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK, sehingga proses

pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong kita lebih

terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan

terbiasa bekerjasama.

5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif,

kreatif, dan bertanggung jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi

dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah

sehari hari.

C. Implementasi TIK (ICT) dalam dunia pendidikan

Tidak bisa dipungkiri, keberadaan komputer saat ini bukan lagi merupakan barang

mewah, Alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan, termasuk dalam

dunia pendidikan.

Saat ini jumlah guru yang ada adalah 2.692.217, dari jumlah trsebut yang

memenuhi syarat sertifikasi 727.381 orang atau sekitar 27%, sehingga diperlukan

sekitar 1.964.836 atau 73% guru yang harus itingkatkan kualifikasi pendidikan

dan profesionalismenya. Dan yang juga menjadi masalah adalah rendahnya

Page 5

Page 6: Bab i, bab ii, babiii, babiv

tingkat pemanfaatan ICT di sekolah (Digital Divide) ICT dapat menunjang

optimalisasi sekolah, karena potensi ICT cukup besar, diantaranya :

1. memperluas kesempatan belajar.

2. Meningkatkan efisiensi.

3. Meningkatkan kualitas belajar.

4. Meningkatkan kualitas mengajar.

5. Memfasilitasi pembentukan keterampilan.

6. Mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan.

7. Meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen.

8. Mengurangi kesenjangan digital.

Begitu besar peran ICT dalam pendidkan sehingga secara khusus pemerintah

dalam Pustekkom Diknas membagi peran ICT di sekolah modern menjadi 4

peran sekaligus sebagi pilar pendidikan. Ke-4 peran ICT tersebut yaitu

1. ICT sebagai gudang ilmu pengetahuan. Artinya dengan ICT sumber ilmu

pengetahuan menjadi begitu kaya bahkan melimpah, baik ilmu

pengetahuan inti (core content) dalam pelajaran sekolah maupun sebagai

materi pengaya pembelajaran (content suplement).Pada fungsi ini internet

memiliki peran besar sebagai sumber ilmu pengetahuan yang dapat diakses

secara luas yang didalamnya telah terkoneksi dengan ribuan perpustakaan

digital, jutaan artikel/jurnal, jutaan e-book, dan lan-lain.

2. ICT sebagai alat bantu pembelajaran. Artinya bahwa pembelajaran saat

ini lebih mudah dengan bantuan ICT, untuk menghadirkan dunia di kelas

dan dapat disajikan kepada seluruh siswa melalui peralatan ICT seperti

multimedia dan media pembelajaran hasil olahan komputer seperi poster,

grafik, foto, gambar, display, dan media grafis yang lainnya. Pemanfaatan

CD Interaktif, Video Pembelajaran, Multimedia presentasi, e-learning

termasuk pada bagian ini.

3. ICT sebagai fasilitas pendidikan. Dalam hal ini ICT sebagai saran yang

melengkapi fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan, terutama

fasilitasfasilitas yang bernuansa elektronik seperti labolatorium komputer,

Page 6

Page 7: Bab i, bab ii, babiii, babiv

peralatan di laboratorium bahasa, raung multimedia, studio rekaman suara,

studio musik, studio produksi video dan editing.

4. ICT sebagai standar kompetensi. Artinya ICT sebagai mata pelajaran

yang kita kenal Mata Pelajaran TIK. Mata pelajaran ini berisi standar

kompetensi.

Selain peran TIK diatas, terdapat pendapat lain tentang peranan TIK dalam

pendidikan yaitu :

1. TIK sebagai Keterampilan (skill) dan Kompetensi :

Setiap pemangku kepentingan harus memiliki kompentensi dan keahlian

menggunakan TIK untuk pendidikan.

Informasi merupakan “bahan mentah” dari pengetahuan yang harus diolah

melalui proses pendidikan.

Membagi pengetahuan antar satu peserta didik dengan yang lainnya

bersifat mutlak dan tidak berkesudahan.

Belajar mengenai bagaimana cara belajar yang efektif dan efisien bagi

pendidik, peserta didik, dan stakeholder.

Belajar adalah proses seumur hidup yang berlaku bagi setiap individu atau

manusia.

2. TIK sebagai Infrastruktur Pendidikan

Saat ini, bahan ajar banyak disimpan dalam format digital dengan model

yang beragam seperti multimedia.

Para pendidik, instruktur dan peserta didik secara aktif bergerak dari satu

tempat ke tempat lainnya.

Proses pendidikan seharusnya dapat dilakukan dimana dan kapan saja.

Perbedaan letak geografi seharusnya tidak menjadi batasan pendidikan.

“The network is the school” akan menjadi fenomena baru di dalam dunia

pendidikan.

Page 7

Page 8: Bab i, bab ii, babiii, babiv

3. TIK sebagai Sumber Bahan Belajar

Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian cepatnya.

Pendidik yang hebat tersebar di berbagai belahan dunia.

Buku-buku, bahan ajar, dan referensi diperbaharui secara kontinyu.

Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran.

Tanpa teknologi, proses peserta didikan yang “up-to-date” membutuhkan

waktu yang lama.

4. TIK sebagai Alat Bantu dan Fasilitas Pendidikan

Penyampaian pengetahuan seharusnya mempertimbangkan konteks dunia

nyatanya.

Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk

mempercepat penyerapan bahan ajar.

Peserta didik diharapkan melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya

secara lebih bebas dan mandiri.

Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi antarpeserta didik dan

pendidik.

Rasio antara pendidik dan peserta didik tidak dibatasi tergantung pada

proses dan pemberian fasilitas.

5. TIK sebagai Pendukung Manajemen Pendidikan

Setiap individu memerlukan dukungan pendidikan tanpa henti setiap

harinya.

Transaksi dan interaksi interaktif antar-stakeholder memerlukan

pengelolaan back-office yang kuat.

Kualitas layanan pada pengelolaan administrasi pendidikan seharusnya

ditingkatkan secara bertahap.

Orang merupakan sumber daya yang sangat bernilai sekaligus terbatas

dalam institusi.

Munculnya keberadaan sistem pendidikan inter dan antar organisasi.

Page 8

Page 9: Bab i, bab ii, babiii, babiv

6. TIK sebagai Sistem Pendukung Keputusan

Setiap individu memiliki karekteristik dan bakat masing-masing dalam

pendidikan.

Pendidik seharusnya meningkatkan kompetensi dan keterampilan pada

berbagai bidang ilmu.

Sumber daya terbatas, pengelolaan yang efektif seharusnya dilakukan.

Institusi seharusnya tumbuh dari waktu ke waktu dalam hal jangkauan dan

kualitas.

Pemerintah seharusnya memiliki pengetahuan tentang profil institusi

pendidikan.

Saat ini Depdiknas mempunyai program pengembangan Teknologi Informasi dan

Komunikasi secara besar besaran. Ada tiga posisi penting Depdiknas dalam

program pengembangan TIK, yaitu:

1. Bidang kejuruan, TIK menjadi salah satu jurusan di SMK. Pengembangan

TIK secara teknis baik hardware dan software masuk dalam kurikum

pendidikan. Dibentuknya ICT center di seluruh Indonesia. Untuk

menghubungkan sekolah sekolah di sekitar ICT center dibangun WAN

(Wireless Area Network) Kota.

2. Pustekkom, sebagai salah satu ujung tombak dalam pengembangan TV

pendidikan interaktif, E learning dan E SMA. Program ini bertujuan untuk

mempersempit jurang perbedaan kualitas pendidikan antara kota besar

dengan daerah.

3. Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional), bertujuan untuk

mengintegrasikan kedua program di atas agar terbentuk sebuah jaringan

yang menghubungkan semua sekolah di Indonesia. Sehingga diperkirakan

di masa depan semua sekolah di Indonesia akan terkoneksi dengan

internet. Melihat program yang diadakan oleh Depdiknas kita bisa

memanfaatkan fasilitas tersebut karena bersifat terbuka.

Pengembangan TIK untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan di Indonesia

adalah sesuatu yang mutlak. Dalam Renstra Departemen Pendidikan Nasional

Page 9

Page 10: Bab i, bab ii, babiii, babiv

tahun 2005-2009, program pengembangan TIK bidang pendidikan akan

dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut.

1. Tahap pertama meliputi :

a. merancang sistem jaringan yang mencakup jaringan internet, yang

menghubungkan sekolah-sekolah dengan pusat data dan aplikasi,

serta jaringan internet sebagai sarana dan media komunikasi dan

informasi di sekolah.

b. merancang dan membuat aplikasi database.

c. merancang dan membuat aplikasi manajemen untuk pengelolaan

pendidikan di pusat, daerah, dan sekolah.

d. merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis web,

multimedia, dan interaktif.

2. Tahap kedua meliputi :

a. melakukan implementasi sistem pada sekolah-sekolah di Indonesia

yang meliputi pengadaan sarana/prasarana TIK dan pelatihan

tenaga pelaksana dan guru

b. merancang dan membuat aplikasi pembelajaran.

3. Tahap ketiga dan keempat adalah tahap memperluas implementasi sistem

di sekolah.

Uraian di atas lebih berfokus pada tahapan-tahapan yang diharapakan dilakukan

Depdiknas dalam kurung waktu tahun 2005-2009 dalam rangka pengembangan

TIK dalam pendidikan. Dalam merealisasikan rencana ini, Depdiknas membangun

ICT Center Kabupaten/Kota melalui Program Jardiknas yang terdiri atas jaringan

komputer, internet, dan TV Edukasi. ICT Center ini akan terkoneksi dengan

sekolah-sekolah dan kantor dinas pendidikan. Selain itu, guru perlu juga

diperlengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk

menggunakan perangkat TIK. Untuk itu, manajemen sekolah perlu mengetahui

kesiapan dan pelatihan TIK yang dibutuhkan guru.

Page 10

Page 11: Bab i, bab ii, babiii, babiv

D. Dampak TIK terhadap aktivitas pendidikan

Tahukah kita selain membawa manfaat yang besar Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) juga mempunyai pengaruh buruk yang besar pula pada

perkembangan generasi anak bangsa. Saat ini perangkat yang paling

mempengaruhi anak pelajar Indonesia saat ini antara lain :

1. Komputer

2. Handphone

3. MP4 player

4. Game Console

5. Media tontonan seperti Televisi dan Film

Namun kali ini kita akan membahas salah satu diantaranya yaitu pengaruh buruk

Teknologi Komputer. Pengaruh positif atau negatif yang bisa muncul dari alat ini

tentu saja lebih banyak tergantung dari pemanfaatannya. Bila anak-anak dibiarkan

menggunakan komputer secara sembarangan, pengaruhnya bisa jadi negatif.

Sebaliknya, komputer akan memberikan pengaruh positif bila digunakan dengan

bijaksana, yaitu membantu pengembangan intelektual dan motorik anak.

Pengaruh buruk   lewat internet

Mampu mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu awal yang baik bagi

pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam dengan banyaknya

informasi buruk yang membanjiri internet. Melalui internetlah berbagai materi

bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara terbuka dan tanpa

penghalang. Sebuah studi yang menunjukkan bahwa satu dari 12 anak di Canada

sering menerima pesan yang berisi muatan seks, tawaran seks, saat tengah

berselancar di internet.

Pengaruh Buruk Terlalu Sering Bermain Komputer

Page 11

Page 12: Bab i, bab ii, babiii, babiv

Kecanduan bermain komputer ditengarai memicu anak menjadi malas menulis,

menggambar atau pun melakukan aktivitas sosial. Kecanduan bermain komputer

bisa terjadi terutama karena sejak awal orangtua tidak membuat aturan bermain

komputer. Seharusnya, menurut Rizal, orangtua perlu membuat kesepakatan

dengan anak soal waktu bermain komputer. Misalnya, anak boleh bermain

komputer sepulang sekolah setelah selesai mengerjakan PR hanya selama satu

jam. Waktu yang lebih longgar dapat diberikan pada hari libur.

Pengaturan waktu ini perlu dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa bermain

komputer adalah satu-satunya kegiatan yang menarik bagi anak. Pengaturan ini

perlu diperhatikan secara ketat oleh orangtua, setidaknya sampai anak berusia 12

tahun. Pada usia yang lebih besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu

mengatur waktu dengan baik.

* Menimbang untung ruginya mengenalkan komputer pada anak, pada akhirnya

memang amat tergantung pada kesiapan orangtua dalam mengenalkan dan

mengawasi anak saat bermain komputer.

* Selain itu juga pihak sekolah harus ikut andil dalam memberikan pengarahan

terbaik agar siswa/siswi dapat mempergunakan Teknologi Informasi dan

Komunikasi ke arah yang positif.

* Pemerintah sebagai pengendali semua sistem penyedia Informasi harusnya lebih

aktif dalam mengontrol penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

untuk Generasi Anak Bangsa.

Sadar atau tidak sadar Teknologi Informasi dan Komunikasi telah membawa

perubahan besar terhadap Generasi Penerus Bangsa, hanya tinggal kita yang bisa

atau tidak membawa perubahan itu ke arah yang positif atau negatif.

Page 12

Page 13: Bab i, bab ii, babiii, babiv

E.   Permasalahan dan Solusi internet dalam dunia Pendidikan

Kendala bidang pendidikan ini dapat diatasi dengan adanya internet yang bisa

diakses oleh peserta didik di perguruan tinggi. Berbagai macam informasi seperti

perpustakaan online, jurnal online, majalah, dan bahkan buku-buku teks yang

dapat di-download gratis dari berbagai situs yang ada dalam dunia internet.

Mahasiswa bisa mencari apapun yang berkaitan dengan materi perkuliahan

disampaikan dosen di kelas, untuk memperbandingkan, memperkaya

pengetahuan, dan mencari sesuatu yang memerlukan kejelasan dan pemahaman

mendalam.

Permasalahan selalu timbul dalam dunia pendidikan adalah kekurangan informasi

dan referensi akibat terbatasnya jumlah sarana belajar. Ketersediaan buku – buku

di perpustakaan terutama pada lembaga pendidikan swasta cukup memprihatinkan

dan sangat jauh dari harapan jika yang menjadi tujuan adalah melahirkan sarjana-

sarjana berkualitas dari universitas.

Namun pada praktiknya, sosialisasi internet bagi dunia pendidikan tidak semudah

yang dibayangkan dan diharapkan banyak pihak, menurut Rahardjo (2001),

terbatasnya pemanfaatan teknologi informasi ini dipengaruhi oleh beberapa hal,

diantaranya kurangnya penguasaan bahasa Inggris, kurangnya sumber informasi

dalam bahasa Indonesia, mahalnya biaya akses internet, dan ketidaksiapan tenaga

pendidik.

Faktor pertama, merupakan permasalahan utama dalam memanfaatkan segala

teknologi hasil karya masyarakat Barat. Produk-produk teknologi yang sampai ke

tangan masyarakat dunia umumnya menggunakan komunikasi berbahasa Inggris

sehingga menyulitkan bagi para pengguna seperti mahasiswa Indonesia yang

Jurnal Ilmiah umumnya masih memiliki kemampuan rendah dalam bahasa asing,

sedangkan banyak informasi-informasi dan ilmu pengetahuan direkayasa dalam

bahasa internasional tersebut.

Faktor kedua, keterbatasan informasi dan ilmu pengetahuan dalam bahasa

Indonesia, menjadi salah satu penyebab rendahnya penggunaan internet dalam

Page 13

Page 14: Bab i, bab ii, babiii, babiv

negeri. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk berbagi ilmu pengetahuan masih

sangat rendah dibanding di luar negeri. Informasi masih dianggap suatu hal

pribadi dan berharga mahal yang tidak dapat diakses oleh seluruh orang,

menjadikan pengetahuan hanya berkembang untuk diri pribadi dan komunitas

tertentu saja.

Faktor ketiga, adalah kendala mahalnya biaya untuk menggunakan internet di

dalam negeri. Untuk mengakses internet pribadi dengan menggunakan jaringan

telepon milik pemerintah seseorang harus mengeluarkan biaya hampir sepuluh

ribu rupiah per jam sehingga membatasi pemanfaatan internet tersebut. Solusi ini

dapat dipecahkan dengan menggunakan internet pada warung-warung internet

dengan biaya yang lebih murah antara dua ribu sampai tiga ribu rupiah per jam.

Namun masih saja terlalu mahal untuk seorang mahasiswa apabila harus

menggunakan dalam frekuensi tinggi (selalu mengakses).

Faktor terakhir, permasalahan dari tenaga pendidik itu sendiri yang masih belum

siap menggunakan teknologi internet dalam proses pengajarannya akibat

kurangnya kemampuan dosen dalam bidang ini. Seorang dosen tidak akan pernah

menyarankan kepada mahasiswa memperkaya wawasan dengan fasilitas internet

akibat kekurangmampuannya sendiri. Dampak akhir yang terjadi mahasiswa tidak

akan termotivasi untuk mengembangkan diri jika dosen tidak pernah

menyarankan pemanfaatan sumber ilmu non formal tersebut.

Masalah terpenting dari sekian faktor penghambat di atas terletak pada faktor

ketiga dan keempat yakni mahalnya biaya akses dan keterbatasan dosen. Jika

kendala bahasa tidak menjadi masalah, lambat laun mahasiswa akan terus belajar

dengan sendirinya dengan tingginya frekuensi penggunaan internet, sehingga

mereka akan lebih memahami penguasaan istilah-istilah asing dari internet

tersebut. Sumber motivator utama dari dosen adalah faktor terpenting dalam

mensosialisasikan kegiatan penunjang pembelajaran. Misalnya untuk melengkapi

informasi tentang sebuah kajian masalah di dalam kelas, mahasiswa dianjurkan

untuk membuka homepage milik dosen, atau mengakses situs-situs lain yang

disarankan dosen.

Page 14

Page 15: Bab i, bab ii, babiii, babiv

Dari segi mahalnya biaya kendala ini dapat diatasi dengan berperan penting

lembaga pendidikan/universitas untuk mengembangkan sistem pembelajaran

internet dengan membangun sebuah jaringan internet di lembaga pendidikan,

menyediakan sarana penyewaan dengan biaya yang lebih murah dibanding

warung internet milik penguasaha bisnis.

F. Cara dan Solusi terhadap dampak Negatif aktivitas Pendidikan

Dampak negatif TIK diatas dapat dicegah dengan cara-cara berikut:

1. Menegakkan fungsi hukum yang berlaku, misalnya pembentukan chiber

task yang bertugas untuk menentukan standar operasi pengendalian dalam

penerapan teknologi informasi di instansi pemerintah. Hal ini meliputi :

keamanan teknologi, system rekap data, serta fungsi pusat penanganan

bencana.

2. Menghindari penggunaan telepon seluler berfitur canggih oleh anak-anak

dibawah umur dan lebih mengawasi pemakaian ponsel.

3. Televisi :

Mewaspadai muatan pornografi, kekerasan, dan tayangan mistis.

Memperhatikan batasan umur penonton pada film yang tengah

ditayangkan.

Mengaktifkan penggunaan fasilitas Parental Lock pada TV kabel

dan satelit.

Menghindari penempatan TV pribadi di dalam kamar.

4. Komputer dan internet:

Mewaspadai muatan pornografi digital (online maupun offline).

Mewaspadai kekerasan pada game.

Cek history browser pada computer anak untuk melihat apa saja

yang sudah dilihatnya.

Menggunakan program filtering dan Parental Control.

Meletakkan computer pada tempat yang dapat diawasi, hindari

penempatan computer di dalam kamar.

Jika terpaksa meletakkan computer dalam kamar anak, jangan

melengkapinya dengan fasilitas internet.

Page 15

Page 16: Bab i, bab ii, babiii, babiv

5. Perbanyak buku yang bersifat edukatif di rumah. Disamping Teknologi

informasi memiliki manfaat yang sangat banyak. Tapi, selain itu masih

banyak kendala dalam penerapan aplikasi teknologi informasi itu sendiri.

Diantaranya :

1. Kurangnya ketersediaan sumber daya manusia

2. Kurang siapnya proses transformasi teknologi

3. Belum memadainya infrastruktur telekomunikasi

4. Belum memadainya perangkat hukum yang mengaturnya.

5. Memerlukan biaya yang cukup tinggi

6. Belum meratanya jaringan di seluruh Indonesia

 

Page 16

Page 17: Bab i, bab ii, babiii, babiv

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap

aktivitas pendidikan

2. Mengetahui cara mengatasi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

terhadap aktivitas pendidikan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian sederhana dilaksanakan pada bulan Januari 2014 di lingkungan

pendidikan SMK PGRI 3 Malang.

C. Metode Penelitian

Studi ini berbentuk studi kepustakaan berupa menggali informasi tentang ilmu

pengetahuan dan Teknologi dalam kaitannya untuk mengembangkan teknologi

informasi dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan.

Page 17

Page 18: Bab i, bab ii, babiii, babiv

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus, bahkan dewasa ini

berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun,

bulan, atau hari, melainkan jam, bahkan menit atau detik, terutama berkaitan

dengan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjang dengan teknologi

elektronika. Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang

pendidikan. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat

cepat ini memberikan dampak positif dan dampak negatif. Perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi berdampak positif dengan semakin terbuka dan

tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas

ruang dan waktu. Dampak negatifnya yaitut terjadinya perubahan nilai, norma,

aturan, atau moral kehidupan yang bertentangan dengan nilai, norma, aturan, dan

moral kehidupan yang dianut masyarakat. Menyikapi keadaan ini, maka peran

pendidikan sangat penting untuk mengembangkan dampak positif dan

memperbaiki dampak negatifnya. Pendidikan tidak antipati atau alergi dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun sebaliknya menjadi

subyek atau pelopor dalam pengembangannya.

Page 18

Page 19: Bab i, bab ii, babiii, babiv

DAFTAR PUSTAKA

Gairola, C. M. (2004). Information and Communications Technology for

Development. New Delhi: Elsevier.

S.P.Hariningsih. 2005. Teknologi Informasi. Penerbit Graha Ilmu.

Yuhetty, H. (n.d.). ICT and Education in Indonesia. Retrieved 11 20, 2008, from

Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi. Bandung, Penerbit:Alfabeta.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Bandung, Penerbit:Alfabeta.

http://www.depdiknas.go.id

http://www.wikipedia.org

http://www.google.co.id

Page 19