bab 2 resume metpen

Upload: evha-adja

Post on 18-Oct-2015

24 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Nama : Evanti AndrianiNim : 0910233013

BAB IIPARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF( RESUME )

A. Paradigma Penelitian KualitatifParadigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku yang di dalamnnya ada konteks khusus atau dimensi waktu . Asumsi-asumsi dikemukakan oleh Guba dan Lincoln (1981:56-64) seperti berikut : 1). Asumsi tentang kenyataan : Fokus paradigma ilmiah terletak pada kenyataan jamak yang dapat diumpamakan sebagai susunan lapisan kulit bawang, atau seperti sarang, tetapi yang saling membantu satu dengan lainnya. 2). Asumsi tentang peneliti dan subyek : Paradigma alamiah berasumsi bahwa fenomena bercirikan interaktivitas. Walaupun usaha penjajagan dapat mengurangi interaktivitas sampai ke minimum, sejumlah besar kemungkinan akan tetap tersisa. 3). Asumsi tentang hakikai pernyataan tentang kebenaran : Peneliti alamiah cenderung mengelak dari adanya generalisasi dan menyetujui uraian rinci (thick description) dan hipotesis kerja. B. Beberapa Segi Suatu TeoriAda empat pokok yang dikemukakan dalam bagian ini, yaitu :1. Pengertian dan Fungsi Teori : Beberapa definisi teori yang dikemukakan dan disajikan di bawah ini akan memberikan gambaran bahwa pandangan atau paradigma penyusun definisi berpengaruh terhadap konsep dasar teorinya. Snelbecker (1974 :31) mendefinisikan teori sebagai seperangkat proposisi yang berinteraksi secara sintaksi (yaitu yang mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis dengan lainnya dengan data atas dasar yang dapat diamati) dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati. 2. Bentuk Formulasi Teori : Menurut Glaser dan Strauss (1980 :31), untuk keperluan penelitian kualitatif yang dikenal dengan teori dari dasar, penyajian suatu teori dapat dilaksanakan dalam dua bentuk, yaitu (a) penyajian dalan bentuk seperangkat proposisi atau secara proposisional dan (b) dalam bentuk diskusi teoretis yang memanfaatkan kategori konseptual dan kawasannya. 3. Teori Substantif dan Teori Formal : Teori substantif adalah teori yang dikembangkan untuk keperluan substantif atau empiris dalam inkuiri suatu ilmu pengetahuan, misalnya sosiologi, antropologi, dan psikologi. Di pihak lain teori formal adalah teori untuk keperluan atau yang disusun secara konseptual dalam bidang inkuiri suatu ilmu pengetahuan, misalnya sosiologi. Pada dasarnya kedua teori tersebut berbeda. 4. Unsur unsur Teoria. Kategori konseptual dan Kawasannya : Kategori adalah unsure konseptual suatu teori sedangkan kawasannya adalah aspek atau unsur suatu kategori.b. Hipotesis : Secara tradisional biasanya hipotesis itu telah disususn terlebih dahulu dan peneliti kualitatif lainnya masih ada yang tetap menggunakan cara demikian. Namun, pada penelitian kualitatif, peneliti segera akan terlibat dalam arena pembentukan hipotesis kerja sejak awal terjun ke lapangan penelitian. c. Integrasi : Integrasi teori artinya pemaduann unsur unsur teori sehingga menjadi lebih bermakna dan lebih kompak. Integrasi tersebut dilakukan pada hipotesis yang muncul dari tingkat keumuman yang rendah maupun yang tinggi.

C. Penyusunan Teori ( Theory Bulding )Penyusunan teori dimulai dengan teori substantif melalui usaha menemukan kategori dengan kawasannya, mencari hubungan hubungan yang logis sehingga dapat dirumuskan ke dalam hipotesis kerja dengan memanfaatkan metode analisis komparatif. Teori formal disusun dengan jalan memanfaat teori substantive baik untuk satu bidang maupun ganda. Teori formal itu terutama bermanfaat untuk menguji teori formal lainnya dan untuk menganalisis hasil hasil penelitian. Verivikasi Teori yang lazim menguji teori lama dapat pula dimanfaatkan untuk menguji teori lama dapat pula dimanfaatkan untuk menguji teori baru yang muncul dari data.

D. Penyusunan Teori Dari- Bawah ( Grounded Theory )Penyusunan Teori dari bawah ( TDB) menurut Pandit, yaitu terlebih perlu memahami 3 unsur dasar yaitu, 1). Konsep adalah satuan kajian dasar karena hal itu teori itu disusun, 2).kategori yang didefinisikan sebagai berikut : kategori adalah kumpulan yang lebih tinggi dan lebih abstrak dari konsep yang mereka wakili, 3). Proposisi yang menunjukkan hubungan hubungan kesimpulan.

E. Beberapa Persoalan yang Berkaitan dengan Teori1. Persoalan Generalisasi , yaitu pada cara konvensional lebih menitikberatkan upaya universalitas bebas konteks waktu dan tempat yang ternyata memiliki sejumlah kelemahan. Dengan memanfaaatkan criteria kecocokan kondisi tempat pengalihan maka generalisasi itu lebih dimungkinkan.2. Persoalan Kausalis yang lazim dilakukan dalam penelitian konvensional ternyata juga mengandung kelemahan kelemahan tertentu. Walupun ada kalangan peneliti kualitatif yang masih ingin mempertahankan konsep kausalitas lama, konsep itu mungkin perlu ditinjau kembali dengan memasukkan dua faktor yag saling mempertajam.3. Persoalan Emik dan Etika. Dari segi titik pandang Dari Dalam dan Keluar : dikatakan dari dalam / eksternal disebabkan oleh cara itu mengklasifikasikan perilaku berkenaan dengan sistem perilaku yang dengannya, sebaliknya dari luar / eksternal disebabkan oleh atas dasar maksud maksud etik seorang analis berdiri jauh sekali dari luar/ berada di luar suatu kebudayaan tertentu.b. Hubungan dengan Keseluruhan : Pendekatan emik harus berkaitan dengan peristiwa peristiwa sebagai bagian dari keseluruhan yang lebih besar dengan hal mana hal itu berkaitan dan dari hal mana hal itu memperoleh hasilnya yang signifikan.c. Hakikat Fisik, respons, dan distribusi : Pendekatan emik pada seluruh tingkatan analisisnya berkaitan secara langsung maupaun tidak langsung pada ciri-ciri fisik suatu peristiwa maupun pada ciri- ciri distribusinya.d. Identitas : Kriteria identitas bagi pendekatan etik adalah unsure unsure yang tercatat secara sistematis dan dikemukakan oleh analisis sebagai kerangka semua kebudayaan atas dasar pengalaman umum sebelum ia memulai kegiatan analisis emiknya dalam suatu kebudayaan tertentu.e. Titik tolak dari segi nilai : pendekatan etik menekankan nilai dari segi : a). dengan jalan memberikan kepada siswa / mahasiswa yang baru belajar latihan yang luas tentang jenis perlaku yang terjadi di dunia ini, b). Selama proses berlangsung, ia dapat memperoleh teknik dan simbolisme mencatat peristiwa - peristiwa suatu kebudayaan, c). akhirnya sebagai seorang spesialis yang berasal dari suatu kebudayaan tidak ada jalan lain untuk memulai analisis emiknya dengan deskripsi peristiwa itu secara kasar, tentatif, dan secara kurang tepat.