bab 2 david
DESCRIPTION
bab 2 laporan kp ang dilaksanakan di gsgTRANSCRIPT
8
II. GAMBARAN UMUM PROYEK
A. Lokasi Proyek
Proyek Pembangunan Gedung Serba Guna /Auditorium ini berlokasi di Jalan
Z.A. Pagar Alam Bandar Lampung dengan batas-batas sebagai berikut:
1. Utara : Rumah penduduk
2. Selatan : Jl.Pagar Alam (Gang PU)
3. Timur : Rumah penduduk
4. Barat : TK Kartika Jaya
Gambar 1. Denah Lokasi Proyek
9
Gambar layout proyek untuk perencanaan gambar kerja sebagai gambaran
proyek itu dikerjakan terlihat seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2. Layout Gedung Serba Guna / Auditorium
B. Data Umum Proyek
Data Proyek Pembangunan Gedung Serba Guna/Auditorium ini adalah
sebagai berikut :
1. Nama Proyek : Proyek Pembangunan Gedung Serba
Guna/Auditorium
2. Lokasi : Jl. Pagar Alam (Gang PU)
Kedaton, Bandar Lampung
3. Pemilik Proyek : Adi Gayuh Kartiko
4. Kontraktor Pelaksana : CV. CLIANTA NUSANTARA
5. Konsultan Pengawas : CV. CLIANTA NUSANTARA
6. Nilai Kontrak + PPN : Rp. 9.750.000.000,00
7. Waktu Pelaksanaan : Januari 2012 - Januari 2013
( 28-01-2012 s/d 27-01-2013)
10
8. Masa Pemeliharaan : 3 bulan, Setelah ST (Serah Terima)
9. Mata Uang : Rupiah
10. Luas Bangunan : 2400 m2
11. Luas Lahan : 9890 m2
12. Bangunan : 2 lantai
13. Sifat Tender : Penunjukan langsung
14. Cara Pembayaran : Termyn (persen)
15. Uang Muka : 5 %
16. Jenis Kontrak : Lump sum fixed contract
C. Data Struktur Proyek
1. Luas Bangunan
Luas bangunan yang nantinya akan dibangun pada Proyek Pembangunan
Gedung Serba Guna / Auditorium ini adalah 2400 m2. Gedung ini terdiri
dari 2 lantai pada bagian depan.
2. Elevasi Bangunan
Bangunan terdiri dari 2 lantai dengan ketinggian sebagai berikut :
a. Lantai 1 – lantai 2 : 4 m
b. Lantai 2 – atap : 6 m
11
3. Pondasi
Proyek pembangunan Gedung Serba Guna / Auditorium memakai pondasi
telapak (foot plate), dengan karakteristik sebagai berikut :
a. Pondasi telapak dengan kedalaman ± 2,5 m dan dimensi pondasi 2 x 2
meter dengan bentuk persegi. Pondasi foot plate yang digunakan
berasal dari CV. CLIANTA NUSANTARA dengan titik yang
dipondasikan sebanyak 56 titik. Sebelum dipasang pondasi telapak
(foot plate), ditanamkan terlebih dahulu strauss pile dengan diameter 40
cm dan kedalaman 4 meter untuk menahan beban getaran yang
mungkin terjadi. Mutu beton yang digunakan ialah K-225 dan
tulangannya adalah tulangan baja ulir D16 dengan sengkang Ø10-20.
4. Sloof
Sloof yang digunakan pada proyek pembangunan Gedung Serba Guna/
Auditorium ini ada dua macam ukuran, yaitu sloof dengan dimensi 20/30
cm dan sloof dengan dimensi 15/20 cm. Tulangan yang digunakan ialah
tulangan polos dengan diameter tulangan utama 4D12 dan sengkang Ø8-
20. Mutu beton untuk sloof ialah K225.
5. Kolom
Kolom pada proyek ini menggunakan bentuk persegi dengan dimensi
kolom utama K1 sebesar 600 x 600 mm dan K2 sebesar 300 x 300 mm
sedangkan kolom praktis K3 sebesar 120 x 200 mm. Struktur kolom yang
digunakan adalah struktur baja komposit. Jenis baja yang digunakan
12
untuk kolom utama, yaitu jenis H-Beam 450 x 200 x 9 x 14, WF 346 x
174 x 6 x 9, WF 300 x 150 x 6,5 x 9, WF 200 x 100 x 5,5 x 8. Sedangkan
untuk kolom praktis digunakan tulangan utama 4D10 dan sengkang Ø8-
200.
6. Balok
Ukuran balok-balok yang digunakan pada proyek ini adalah :
a. Balok level 1
IWF 346 x 174 x 6 x 9
IWF 300 x 150 x 6,5 x 9
b. Balok Level 2
IWF 300 x 150 x 6,5 x 9
IWF 200 x 100 x 5,5 x 8
c. Balok Anak dengan profil baja IWF 200 x 100 x 5,5 x 8
Gambar 3. Balok Induk dan Balok Anak
13
7. Rafter (Rangka Atap)
Rafter (rangka atap) bangunan menggunakan kuda-kuda dari baja profil
WF 200 x 100 x 5,5 x 8 dengan BJ37. Purlin atau gording bangunan
menggunakan profil baja kanal CNP 150 x 65 x 20 x 2,3. Trekstang yang
digunakan adalah BJTP 12 dan untuk ikatan angin menggunakan BJTP 16.
Pada bagian atas bangunan digunakan penutup atap dari bahan metal
dengan dilapisi isolasi atap polynum untuk menahan panas dari luar.
D. Fasilitas Proyek
Pada pelaksanan Proyek Pembangunan Gedung Serba Guna / Auditorium ini,
pihak kontraktor menyediakan fasilitas-fasilitas demi kelancaran dan
kemudahan pelaksanaan pembangunan, antara lain :
1. Direksi Keet (Kantor Direksi)
Kantor direksi merupakan bangunan kantor yang berfungsi sebagai tempat
melakukan rencana kerja dan evaluasi hasil kerja di lapangan. Sarana
yang tersedia pada kantor ini antara lain instalasi listrik, kursi, dan meja.
Gambar 4. Direksi keet
14
2. Gudang Material
Gudang material berfungsi sebagai tempat penyimpanan material dan
peralatan kerja. Gudang material pada proyek ini terletak bersebelahan
dengan kantor direksi.
Gambar 5. Gudang material dan peralatan
3. Los Kerja
Los kerja yaitu suatu areal yang digunakan untuk melakukan suatu
pekerjaan seperti perakitan tulangan, pembengkokan tulangan,
pemotongan tulangan, pemotongan balok kayu, pembuatan bekisting,
pengelasan baja dan lain-lain. Los kerja pada proyek ini terletak di bagian
depan kantor direksi.
4. Listrik dan Air
Listrik dan air merupakan sarana penting dalam membantu pelaksanaan
suatu proyek. Sumber listrik yang digunakan pada proyek ini berasal dari
15
jaringan PLN, sedangkan sumber air diambil dari sumur bor yang terletak
di belakang proyek.
5. Pagar Proyek
Pembuatan pagar proyek dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi
merupakan suatu keharusan. Hal tersebut, untuk menjamin keamanan
kerja dalam lingkungan proyek. Karena fungsinya sebagai pengaman,
maka pagar harus dibuat kokoh agar tidak mudah roboh. Konstruksi pagar
proyek, pada proyek ini dibuat dengan menggunakan dinding seng dan
didukung oleh tiang–tiang besi atau kayu dan diikat dengan baut pengikat
pada jarak tertentu, sehingga konstruksinya kuat sebagai pengaman proyek
yang dikerjakan. Pada proyek ini pagar menggunakan dinding seng dan
didukung tiang-tiang kayu.
Gambar 6. Pagar proyek
Selain fasilitas-fasilitas di atas, bangunan Gedung Serba Guna ini juga
nantinya juga memiliki fasilitas-fasilitas pendukung antara lain :
1. Jaringan listrik
2. Jaringan telepon
16
3. AC
4. Jaringan air bersih
5. Tempat parkir
6. CCTV
7. Kantor
8. Pos Satpam
E. Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah kegiatan atau usaha yang ditujukan untuk mencapai
sasaran yang telah didefinisikan dengan jelas, seefisien, dan seefektif mungkin
(Manajemen Konstruksi, 2001).
Manajemen dalam konteks pembangunan mempunyai fungsi untuk
menciptakan motivasi orang agar bekerja dengan baik dan mengarahkan
sumberdaya agar berjalan sesuai jalur yang ditentukan untuk mencapai sasaran
yang telah ditetapkan.
Dalam merealisasikan suatu proyek ada beberapa manajemen proyek yang
saling berkaitan, antara lain :
1. Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa
proyek konstruksi yang diusulkannya layak untuk dilaksanakan, baik dari
aspek perencanaan, aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan) dan
aspek lingkungan. Sebelum dibuat rencana detail proyek-proyek
17
konstruksi, dipelajari terlebih dahulu apakah proyek tersebut akan
memberi manfaat baik secara komersial maupun non-komersial.
Hasil dari studi kelayakan merupakan informasi yang sangat bermanfaat
untuk menilai apakah proyek layak dibangun dan dapat
dipertanggungjawabkan serta untuk mempermudah dalam pengambilan
keputusan.
Studi kelayakan harus berisikan pernyataan yang jelas mengenai :
a. Lingkup dan Tujuan Proyek
Lingkup proyek adalah batasan-batasan pekerjaan pembangunan suatu
proyek. Tujuan studi kelayakan adalah untuk menilai manfaat
dikemudian hari dari suatu investasi baik dari segi ekonomi maupun
non-ekonomi.
b. Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi ditinjau untuk mengetahui manfaat pembangunan
proyek dikemudian hari dari segi ekonomi, bahwa keuntungan yang
didapat dari proyek tersebut akan lebih besar dari modal yang
diinvestasikan.
c. Analisa Keuangan
Analisa keuangan adalah mengenai pendanaan, antara lain mengenai
bagaimana struktur pembiayaan yang paling menguntungkan, berapa
keuntungan yang akan diperoleh dan perbandingannya dengan
beberapa alternatif lain, dll.
18
d. Aspek Teknis dan Teknologi
Aspek teknis mengkaji antara lain, fasilitas yang akan dibangun
berikut tipenya, jenis teknologi yang dipakai, peralatan yang
digunakan, persediaan material setempat, sumberdaya manusia yang
tersedia, dan lokasi proyek.
e. Aspek Sosial dan Lingkungan Hidup
Dampak terhadap lingkungan hidup dan sosial harus dikaji untuk
mengetahui secara dini pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin
terjadi di kemudian hari. Kemungkinan pencemaran lingkungan
sebagai dampak berdirinya proyek harus diteliti dampaknya terhadap
masyarakat serta kemungkinan terburuk yang dapat terjadi apabila cara
penanggulangannya kurang efektif.
Akan tetapi dalam pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung Serba
Guna/Auditorium ini studi kelayakannya tidak diadakan dikarenakan
pembangunan gedung ini adalah proyek bernilai kecil, jika dilakukan
studi kelayakan maka biaya yang dikeluarkan cukup besar sehingga
tidak sebanding dengan nilai proyek.
2. Perencanaan
Pada tahap ini konsultan perencana memulai perencanaan yang
disesuaikan dengan alokasi dana yang tersedia untuk melengkapi
penjelasan proyek dan menentukan tata letak, rancangan, metode
konstruksi, dan taksiran biaya agar mendapatkan persetujuan dari
proyek dan pihak berwenang yang terlibat.
19
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini yaitu :
a. Program kerja, pada proyek ini menggunakan kurva S (terlampir)
b. Penelitian dan pengukuran, pada proyek ini telah dilakukan diawal
pekerjaan
c. Penentuan jenis konstruksi yang akan dipakai, kontruksi yg dipakai
pada proyek ini menggunakan baja komposit
d. Perhitungan struktur bangunan, pada proyek ini dilakukan
menggunakan SAP
e. Metode pelaksanaan, pada proyek ini dilakukan secara bertahap.
Pada proyek ini, perencanaan yang telah dilakukan sesuai dengan
hal-hal di atas.
3. Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjuk kontraktor sebagai pelaksana
atau sejumlah sub-kontraktor yang melaksanakan konstruksi di lapangan.
Pada proyek ini pelelangan dilakukan dengan cara penunjukan langsung
dikarenakan pemilik proyek mempercayai kemampuan kontraktor dalam
bidangnya dan telah terbukti.
4. Penjadwalan
Penjadwalan merupakan fase untuk menterjemahkan perencanaan ke
dalam suatu diagram waktu. Penjadwalan adalah menentukan kapan
aktivitas-aktivitas dimulai dan diselesaikan sehingga pemakaian sumber
daya disesuaikan.
20
Contoh metode penjadwalan yang digunakan untuk merencanakan suatu
pekerjaan konstruksi yaitu Critical Path Method (CPM). Metode ini
merupakan salah satu metode yang sangat ampuh dimana perencana
diharuskan memikirkan seluruh aspek kegiatan proyek sambil
memperhatikan sasaran proyek tersebut.
Ciri-ciri diagram CPM adalah suatu aktivitas harus selesai 100% terlebih
dahulu sebelum memulai aktivitas lainnya. Penjadwalan proyek ini telah
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan di lapangan. Pada pelaksanaan
proyek ini juga progres dalam pengerjaannya sesuai dengan apa yang telah
dijadwalkan dan tidak melebihi waktu yang telah ditentukan.
6. Pelaksanaan Konstruksi
Tujuan dari tahap pelaksanaan adalah untuk mewujudkan bangunan yang
dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan
perencana, dalam batasan biaya dan waktu yang telah disepakati, dan
dengan mutu yang telah disyaratkan. Karena dalam tahap ini terdiri dari
sejumlah kegiatan yang saling berkaitan, maka kegagalan satu kegiatan
dapat merusak keseluruhan waktu pelaksanaan, untuk itu harus dibuat
rencana pelaksanaan yang cermat.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah merencanakan,
mengendalikan dan mengkoordinasi, baik jadwal waktu pelaksanaan,
organisasi lapangan, tenaga kerja, peralatan, dan materil untuk proyek ini
dijelaskan pada Bab III.
21
7. Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan
Pada tahap ini dilakukan pengecekan prasarana proyek dan penjelasan
serta penggunaan prasarana yang ada. Selain itu juga pelaksana dapat
menjamin bangunan yang telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan.
Masa pemeliharaan yang diberikan kepada CV. CLIANTA
NUSANTARA untuk memperbaiki kekurangan dan kerusakan adalah 180
hari kalender terhitung sejak tanggal serah terima pertama dari kontraktor
kepada pemilik proyek. Dalam jangka waktu tersebut kontraktor masih
bertanggungjawab terhadap kerusakan ataupun kekurangan akibat tidak
baiknya pekerjaan dengan biaya kontraktor.
F. Sistem Pelelangan (berdasarkan Keppres No. 80 Tahun 2003)
1. Definisi dan Tujuan Pelelangan
Pelelangan adalah suatu sistem pemilihan yang ditawarkan oleh pemilik
proyek atau wakilnya kepada kontraktor untuk mengadakan penawaran
biaya pekerjaan secara tertulis. Tujuan dari pelelangan adalah memilih
kontraktor yang memenuhi syarat dalam pelaksanaan pembangunan suatu
proyek yang dilelangkan, sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan
yang ditentukan dengan harga paling ekonomis.
22
2. Jenis Pelelangan
Secara umum jenis pelelangan terbagi atas 4 jenis, yaitu :
a. Pelelangan Umum atau Terbuka
Pelelangan terbuka merupakan proses pelelangan yang bersifat tidak
terbatas. Kesempatan diberikan kepada kontraktor manapun yang
mampu melaksanakan proyek tersebut. Penentuan pemenang lelang
berdasarkan kualifikasi dan persyaratan teknis kontraktor dan juga
penawaran yang realistis. Umumnya kontraktor diundang melalui
iklan surat kabar atau media lainnya.
b. Pelelangan Terbatas
Merupakan pelelangan yang diikuti oleh rekanan yang terbatas dengan
menyebarkan undangan kepada rekanan yang dianggap mampu.
Biasanya kontraktor yang telah diundang adalah kontraktor-kontraktor
yang telah memiliki reputasi baik dalam melaksanakan pekerjaan di
lapangan.
c. Penunjukan Langsung
Metode ini dilakukan dengan menunjuk langsung suatu badan usaha
atau rekanan yang mampu tanpa melalui pelelangan resmi oleh pemilik
proyek. Beberapa hal yang menyebabkan diadakannya penunjukan
langsung adalah :
23
1. Keterbatasan waktu pelaksanaan proyek karena sifatnya mendadak
atau sebagai pekerjaan lanjutan, dimana pemilik proyek menilai
kontraktor telah melakukan sebelumnya dengan hasil yang
memuaskan.
2. Kepercayaan terhadap suatu kontraktor karena kemampuan dalam
bidangnya telah terbukti.
d. Dilaksanakan Sendiri (Swakelola)
Cara ini digunakan bila dalam pelaksanaan seluruh proyek ditangani
atau dikendalikan sendiri oleh pemilik proyek/pemberi tugas. Dalam
pengerjaan suatu proyek, pemilik proyek dapat merangkap sebagai
perencana sekaligus pelaksana (kontraktor).
Metode ini disarankan untuk proyek yang memiliki skala kecil dan
tidak memiliki tingkat kompleksitas tinggi, misalnya pekerjaan
perbaikan atau renovasi ringan, pekerjaan pemeliharaan, dan lain
sebagainya.
Pada Proyek Pembangunan Gedung Serba Guna ini, jenis pelelangan yang
digunakan adalah jenis pelelangan penunjukan langsung oleh pihak
perorangan (swasta) kepada CV. CLIANTA NUSANTARA sebagai
kontraktor rancang bangun karena pemilik proyek meyakini kemampuan
CV. CLIANTA NUSANTARA dalam bidangnya.
24
G. Kontrak
1. Definisi dan Tujuan Kontrak
Kontrak adalah suatu perjanjian atau pesetujuan bersama yang mempunyai
kekuatan hukum atau saling mengikat antara pemilik proyek dengan
kontraktor berhubungan dengan pelaksanaan proyek, termasuk dengan
semua perubahan yang disetujui bersama.
Fungsi kontrak adalah sebagai landasan pokok untuk mengatur hubungan
kerja, hak, kewajiban dan tanggung jawab dari masing-masing pihak yang
terlibat. Untuk memperjelas landasan pokok, maka pada dokumen kontrak
ditambahkan dengan penjelasan-penjelasan lingkup pekerjaan dan syarat-
syarat lain yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek.
2. Jenis Kontrak
Jenis-jenis kontrak yang umum digunakan pada proyek kontruksi di
Indonesia antara lain :
a. Kontrak dengan Harga Satuan (Unit Price Contract)
Kontraktor selaku pelaksana, hanya menawarkan harga satuan
pekerjaan kepada pemilik proyek. Hal ini karena volume pekerjaan
atau yang biasa disebut Bill of Quantity (BQ) telah dihitung
sebelumnya oleh konsultan perencana dan dicantumkan dalam
dokumen tender. Meskipun volume pekerjaan telah dihitung oleh
konsultan perencana, pihak kontraktor bisa meneliti ulang perhitungan
volume pekerjaan.
25
Dengan kontrak sistem Unit Price, resiko fluktuasi biaya di proyek
ditanggung bersama secara proporsional oleh pemilik proyek dan
kontraktor. Fluktuasi biaya akibat penambahan volume pekerjaan
menjadi tanggung jawab pemilik proyek sedangkan fluktuasi biaya
akibat kenaikan harga bahan, upah kerja, dan ongkos peralatan
menjadi resiko kontraktor. Dalam kontrak sistem ini, peranan
konsultan supervisi atau quantity surveyor sangat penting, karena
mereka diharapkan bisa membuat penilaian yang jujur dan obyektif.
b. Kontrak dengan Harga Tetap (Lump Sum Fixed Price Contract)
Biasa dikenal dengan istilah kontrak borongan, dimana seluruh harga
kontrak dianggap tetap, pemilik proyek tidak mengakui adanya
fluktuasi biaya konstruksi di proyek. Maka bila terjadi fluktuasi
biaya selama proses kontruksi berlangsung, sepenuhnya menjadi
resiko kontraktor. Sehingga kontraktor mau tidak mau, harus bisa
bekerja dengan mengendalikan biaya dan waktu pelaksanaan secara
efektif dan efisien. Pekerjaan di bawah kontrak ini memerlukan
gambar kerja, dan spesifikasi yang jelas sehingga interpretasi kedua
belah pihak tidak bias. Pemilik akan membayar sejumlah uang yang
telah disepakati kepada kontraktor untuk menyelesaikan suatu proyek
sesuai dengan rencana dan spesifikasi-spesifikasi yang telah dibuat
oleh konsultan perencana. Biasanya pemilik akan membayar sebagian
dari jumlah uang tersebut kepada kontraktor pada waktu yang telah
ditentukan, tergantung dari nilai pekerjaan yang telah diselesaikan.
26
c. Kontrak dengan Harga Tidak Tetap
Pada proyek ini pemilik akan membayar biaya yang ditentukan untuk
membangun proyek tersebut kepada kontraktor, meliputi biaya tenaga
kerja, biaya bahan dan material, biaya subkontraktor dan biaya
peminjaman peralatan pekerjaan. Dan juga akan membayar biaya
tambahan kepada kontraktor berupa biaya manajemen, pajak-pajak,
dan asuransi. Imbalan yang diberikan oleh pemilik proyek kepada
kontraktor dengan jumlah tetap atau berdasarkan prosentase nilai
proyek. Pemilik proyek juga harus menanggung resiko apabila terjadi
fluktuasi biaya proyek, sehingga kontraktor kurang sungguh-sungguh
melakukan pengendalian biaya dan waktu pelaksanaan secara efektif
dan efisien.
d. Putar Kunci (Turn Keys Contract)
Pada kontrak jenis ini, mulai dari peninjauan proyek, pelaksanaan dan
penyediaan dananya diatur oleh kontraktor. Pemilik akan membayar
semua biaya pembangunan proyek kepada kontraktor sesuai dengan
perjanjian yang ada setelah proyek selesai ditambah dengan masa
pemeliharaan. Jika pihak pemilik proyek menghendaki diadakan
perubahan terhadap bangunan maka biaya yang berhubungan dengan
hal tersebut diperhitungkan sebagai biaya tambah-kurang. Demikian
juga apabila dalam pelaksanaan kontraktor melakukan perubahan,
maka akan diperhitungkan pula sebagai biaya tambah-kurang.
Kontrak yang disepakati pada proyek Pembangunan Gedung Serba Guna
ini adalah kontrak dengan harga tetap (Lump Sum Fixed Price Contract)
27
dengan nilai kontrak sebesar Rp. 9.750.000.000,-. Namun jika terjadi
perubahan volume pekerjaan yang disebabkan oleh pemilik proyek, maka
biaya akan berubah sesuai dengan perubahan volume pekerjaan dengan
berdasar pada harga satuan yang diajukan kontraktor. Perubahan itu
termasuk dalam pekerjaan tambah atau kurang yang menjadi tanggung
jawab pemilik proyek.
Isi kontrak tersebut menyepakati hal-hal antara lain :
1) Luasan pekerjaan yang harus
dilaksanakan dan memuat uraian pekerjaan serta syarat pekerjaan.
2) Penentuan harga borongan.
3) Sanksi apabila terjadi permasalahan.
4) Penyelesaian apabila terjadi
perselisihan.
5) Progress payment.
6) Hak melaksanakan quality control.
7) Hak mendapatkan laporan berkala.
Kontraktor dalam melaksanakan tugas serta lingkup pekerjaan berdasarkan
atas dokumen kontrak yang telah disepakati, secara nyata dapat dilihat
pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
H. Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran yang umumnya digunakan dalam suatu kontrak adalah
sebagai berikut :
28
1. Sistem Pembayaran Progress
Pemilik proyek akan melakukan pembayaran kepada kontraktor sesuai
dengan volume pekerjaan yang telah dilaksanakan kontraktor tiap batas
waktu yang telah disepakati.
2. Sistem Pembayaran Bulanan
Pemilik akan membayar sejumlah uang yang telah disetujui kepada
kontraktor selama selang waktu yang telah ditetapkan yaitu selama satu
bulan, dimana besarnya bayaran tergantung dari bobot volume pekerjaan
yang telah diselesaikan. Kontraktor biasanya mengeluarkan rincian biaya
yang telah dikeluarkan selama satu bulan atau selang beberapa hari sesuai
dengan perjanjian kontrak.
3. Sistem Pembayaran Penuh
Pemilik akan membayar kepada kontraktor setelah volume pekerjaan fisik
total dilaksanakan oleh kontraktor. Sistem pembayaran yang dilakukan
pada proyek Gedung Serba Guna ini adalah dengan sistem pembayaran
termiyn. Dimana pembayaran dilakukan sesuai dengan kemajuan proyek
berdasarkan volume pekerjaan. Untuk itu, owner yang diwakili oleh
direksi lapangan harus mengecek progress report yang diajukan
kontraktor sesuai dengan keadaan sebenarnya. Bila sesuai, maka
dibandingkan dengan nilai kontrak dan dibuat laporan progress yang
diserahkan ke owner untuk mendapatkan pembayaran.
29
4. Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan yang diberikan kepada pihak owner untuk
memperbaiki kekurangan dan kerusakan adalah selama 3 bulan kalender
terhitung 15 bulan kalender sejak kick off tanggal 28 Januari 2012. Dalam
jangka waktu tersebut pimpinan proyek masih bertanggung jawab terhadap
kerusakan ataupun kekurangan akibat tidak baiknya pekerjaan.
I. Struktur Organisasi
1. Struktur Organisasi Proyek
Pengertian organisai pada umumnya adalah sekelompok orang yang
melakukan kegiatan dalam wadah dan cara tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu pula. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan proyek juga bisa
diartikan bahwa organisasi proyek merupakan sekelompok orang dari
berbegai latar belakang ilmu, yang terorganisir dan terkoordinir dalam
wadah tertentu yang melaksanakan tugas dengan cara tertentu untuk
mencapai tujuan bersama. Tugas yang dimaksud di sini adalah mengelola
pelaksanaan proyek dengan harapan pekerjaan bisa berlangsung dengan
lancar dan dapat mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan berupa
keuntungan bagi perusahaan dan kepuasan pelanggan sebagai pengguna
jasa.
30
Untuk mencapai tujuan dalam pengelolaan proyek diperlukan suatu
koordinasi kerja antar pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek
tersebut.
Prinsip dasar manajemen yang harus diperhatikan dalam struktur
organisasi kerja adalah :
a. Masing-masing personil memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan wewenang yang diberikan untuk mengambil keputusan sesuai
dengan jabatannya.
b. Jalur instruksi harus langsung dan sependek mungkin.
c. Uraian pekerjaan untuk masing-masing personil harus jelas dan terinci.
d. Iklim kerja harus dibina agar kerja sama dapat berjalan dengan baik.
Adapun unsur-unsur organisasi proyek terdiri dari:
a. Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik proyek adalah orang atau badan hukum yang menghendaki
dilaksanakannya suatu proyek sekaligus penyandang dana atas
pembangunan proyek. Pada proyek pembangunan ini, pemilik proyek
adalah Adi Gayuh Kartiko S.T.
Hak dan kewajiban pemilik proyek :
1) Melakukan kontrak dengan Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas, maupun Kontraktor, yang memuat tugas dan wewenang
secara jelas.
2) Menyediakan dana yang diperlukan untuk pembangunan proyek
tersebut.
31
3) Menerima atau menolak saran-saran kontraktor dalam kaitannya
dengan pembangunan proyek.
4) Menyetujui atau menolak penambahan, pengurangan dan
perubahan pekerjaan di luar dokumen kontrak yang diusulkan
Kontraktor.
5) Memberikan informasi dan penjelasan kepada Kontraktor
mengenai segala hal yang dibutuhkan untuk kepentingan proyek.
6) Mengambil tindakan atas keputusan yang diperlukan untuk
menjamin kelancaran pelaksanaan proyek.
7) Mencabut dan membatalkan kontrak terhadap Kontraktor apabila
Kontraktor menangguhkan pekerjaan proyek tanpa alasan yang
dapat diterima.
8) Menerima penyerahan pekerjaan apabila sudah memenuhi syarat
dan peraturan-peraturan yang ada.
b. Konsultan Perencana
Perencanaan yang baik akan menjadi awal yang sangat penting guna
kemudahan dalam pelaksanaan proyek. Konsultan Perencana ditunjuk
oleh pemilik proyek untuk merencanakan proyek dan memberi
penjelasan mengenai proyek yang diinginkan. Pada proyek ini
Konsultan Perencana terdiri dari :
Perencanaan Arsitektur : CV. CLIANTA NUSANTARA
Perencanaan Struktur : CV. CLIANTA NUSANTARA
Perencanaan MEP : CV. CLIANTA NUSANTARA
32
Tugas dan tanggung jawab Konsultan Perencana adalah :
1) Mengumpulkan dan mencari data lapangan untuk mendukung
perencanaan.
2) Merencanakan pembangunan konstruksi dalam bentuk gambar dan
bestek.
3) Menyiapkan volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya serta
jangka waktu pelaksanaan.
4) Menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan yang diajukan
kontraktor.
5) Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan
dengan perencanaan, sehingga perencanaan tersebut dapat
dilaksanakan.
c. Konsultan Pengawas
Konsultan Pengawas ditunjuk oleh pemilik proyek untuk mengawasi
jalannya pekerjaan agar sesuai dengan syarat yang telah ditentukan.
Konsultan pengawas pada proyek ini sama seperti konsultan perencana
yaitu CV. CLIANTA NUSANTARA.
Tugas dan wewenang konsultan pengawas adalah :
1) Mengawasi jalannya pekerjaan proyek dari segi kualitas dan
kuantitas.
2) Mencatat perubahan maupun penyimpangan dalam pelaksanaan
proyek.
33
3) Memberikan peringatan kepada pelaksana apabila terjadi
penyimpangan.
4) Membuat laporan tentang kemajuan proyek dan pekerjaan
tambahan.
5) Memeriksa apabila terjadi kekurangan selama masa pemeliharaan.
d. Kontraktor
Kontraktor adalah badan hukum atau perorangan yang diberi surat
perintah kerja oleh pemilik proyek guna melaksanakan pembangunan
proyek sesuai dengan yang direncanakan. Pada proyek ini, pemilik
proyek menunjuk CV. CLIANTA NUSANTARA sebagai Kontraktor
Pelaksana setelah melalui proses pelelangan.
Tugas dan wewenang kontraktor adalah :
1) Menyiapkan tenaga kerja, material dan peralatan untuk
melaksanakan proyek.
2) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan RKS.
3) Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
4) Mengusulkan kepada pemilik proyek apabila terjadi perubahan
pekerjaan.
5) Membuat laporan mengenai kemajuan pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
6) Menyerahkan hasil pekerjaan tepat waktu dan membuat berita
acaranya.
e. Sub Kontraktor
34
Sub kontraktor adalah kontraktor pembantu yang masing-masing
memiliki keahlian khusus. Dalam melaksanakan tugas sub kontraktor
bertanggung jawab penuh kepada CV. CLIANTA NUSANTARA
selaku kontarktor utama. Sub kontraktor yang terlibat dalam proyek
pembangunan Gedung Serba Guna / Auditorium adalah:
1) PT. Patama Adijaya S. : Konstruksi Baja
2) PT. Cakra Kembang Abadi : Material Alam
3) PT. Supra Jaya : Material Kayu
4) PT. Berkat Jaya : Besi,Beton, Baja dll
5) PT. Jaya Celcon : Bata dan Concrete Block
6) PT. Cakrawala Maju Makmur : Semen
7) PT. Talentamas Jaya Makmur Sentosa dan
PT. Interdesign Ciptaoptima : Plafond dan Partisi
Struktur organisasi proyek adalah susunan yang memberikan gambaran
tentang pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek. Masing-masing
pihak mempunyai wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan tugasnya.
Pada proyek ini juga pengawas dan pelaksana masih dalam satu
perusahaan CV. CLIANTA NUSANTARA bisa menyebabkan
kemungkinan kerjasama antar komponen struktur organisasi yang tidak
rapih seperti pada penyelenggaraan, pelaporan dan keuangan tidak sesuai
struktur organisasi.
Adapun pihak-pihak yang terkait dalam proyek pembangunan Gedung
Serba Guna / Auditorium ini di halaman berikut :
Pemilik Proyek
Adi Gayuh Kartiko S.T.
Konsultan PerencanaCV. Clianta Nusantara
Konsultan PengawasCV. Clianta Nusantara
Kontraktor PelaksanaCV. Clianta Nusantara
Sub Kontraktor
35
Gambar 7. Struktur Organisasi Proyek
Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Tanggung jawab
: Garis Koordinasi
2. Struktur Organisasi Pelaksana Konstruksi (Kontraktor)
36
Kontraktor dalam menjalankan kegiatan proyeknya harus mempunyai
struktur organisasi. Hal ini agar kegiatan-kegiatan yang berlangsung dapat
berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan yang direncanakan.
Adapun struktur organisasi yang dimiliki oleh CV. CLIANTA
NUSANTARA beserta tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Project Manager ( Pimpinan Proyek )
Project Manager adalah orang yang mewakili pihak kontraktor yang
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan proyek agar proyek
tersebut dapat selesai sesuai dengan batas waktu dan biaya yang telah
direncanakan. Project Manager pada proyek ini adalah Adi Gayuh
Kartiko S.T.. Wewenang dan tanggung jawab pimpinan proyek antara
lain :
1) Mengadakan konsultasi dengan pemilik proyek mengenai
perkembangan pelaksanaan maupun permasalahan teknis.
2) Bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan proyek.
3) Mengatur rencana pekerjaan dan anggaran selama pelaksanaan
proyek.
4) Menerima laporan dari pelaksana lapangan mengenai masalah-
masalah yang dihadapai selama pelaksanaan dan membuat
solusinya. Mengkoordinasi dan memimpin seluruh kegiatan
proyek.
b. Manager Teknik
37
Manager teknik adalah orang yang mewakili pihak kontraktor yang
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan proyek agar proyek
tersebut dapat selesai sesuai dengan batas waktu dan biaya yang telah
direncanakan. Manager teknik pada proyek ini adalah Adi Gayuh
Kartiko S.T.
Wewenang dan tanggung jawab manajer proyek antara lain :
1) Mengadakan konsultasi dengan pemilik proyek mengenai
perkembangan pelaksanaan maupun permasalahan teknis.
2) Bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan proyek.
3) Mengatur rencana pekerjaan dan anggaran selama pelaksanaan
proyek.
4) Menerima laporan dari manajer lapangan mengenai masalah-
masalah yang dihadapai selama pelaksanaan dan membuat
solusinya.
5) Mengkoordinasi dan memimpin seluruh kegiatan proyek.
c. Site Manager (Manajer Lapangan)
Manajer lapangan adalah orang bertugas mengatur, mengawasi
pelaksanaan proyek sesuai kontruksi dan spesifikasi yang telah
ditetapkan. Manajer lapangan proyek ini adalah Krishna G Pawaka,
S.T.
Tugas dan wewenang site manager adalah :
38
1) Mengadakan pengawasan dan mengecek pelaksanaan pekerjaan
proyek sesuai dengan rencana gambar dan spesifikasi teknik.
2) Mengatasi masalah-masalah mengenai pelaksanaan teknis dan
kelancaran proyek di lapangan.
3) Menentukan metode pelaksanaan yang akan dilaksanakan di
lapangan oleh pelaksana-pelaksana sesuai dengan rencana
mingguan atau bulanan.
4) Melaporkan kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam pelaksanaan
dan dirundingkan dengan manajer proyek.
5) Menginstruksikan metode dan rencana kerja kepada pelaksana
yang bersangkutan.
6) Monitoring pelaksanaan dan hasil kerja pelaksana-pelaksana.
7) Merubah metode pelaksanaan kerja yang kurang sesuai dengan
kondisi lapangan.
8) Membuat keputusan alternative untuk efisiensi pekerjaan.
9) Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan untuk diserahkan
kepada manager teknik.
d. Logistik
Logistik berkaitan dengan penyediaan suatu bahan dan peralatan serta
kebutuhan material di proyek. Logistik pada proyek ini adalah
M.Yusuf.
Tugas bagian logistik adalah :
1. Bertanggung jawab terhadap sirkulasi barang dan peralatan.
39
2. Mencatat inventarisasi barang dan alat.
3. Mengecek dan mencatat material yang masuk sesuai pesanan.
4. Membuat laporan logistik untuk dilaporkan kepada manajer
lapangan.
5. Melaksanakan prosedur pengadaan barang berdasarkan permintaan
dari proyek berupa pemesanan barang hingga pembelian barang.
6. Mencari penawaran harga barang dari pemasok sesuai dengan
kualitas yang disyaratkan dan dapat dipertanggung jawabkan.
7. Menjalin hubungan baik dengan pemasok.
e. Mandor
Mandor adalah orang yang mengatur dan mengawasi para pekerja
agar kegiatan proyek dapat berjalan dengan lancar. Mandor Proyek ini
adalah Samsudin.
Tugas mandor antara lain :
1. Mengatur pekerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan benar.
2. Meminta keterangan kepada manajer lapangan tentang hal yang
tidak diketahui selama pelaksanaan.
3. Mengepalai dan mengawasi aktifitas pekerja.
Struktur organisasi pada proyek ini belum berjalan sesuai struktur yang
ada karena masih berdasarkan kekeluargaan (saling mengenal) antar
komponen yang ada sehingga secara fungsi tidak berjalan baik. Misalkan
pada komponen logistik di lapangan dalam pembuatan laporan logistik
40
tidak secara formal kepada manajer lapangan, selain itu dalam pemesanan
material langsung berhubungan dengan struktur yang lain tanpa koordinasi
terlebih dahulu terhadap manajer proyek.