bab 14
DESCRIPTION
b14TRANSCRIPT
BAB 14
REKOMBINASI PADA BAKTERI FAG
1. Rekombinasi intergenik dan pemetaan bakteri fag
Sifat rekombinasi intergenik nampak pada percobaan infeksi campuran yang
melibatkan dua lokus pada strain yang berbeda. Pada percobaan tersebut dua strain
dibiarkan menginfeksi bakteri yang sama secara simulan. Contohnya, pada bakteri
E.coli T2 dengan induk h+r(rentang inang wildtype, lisis cepat) dan hr+ (inang lebar,
lisis normal), satu jam kemudian bakteri pecah selanjutnya sampel turunan dibiakan
pada strain E.coli strai B dan B/2. Jika tidak terjadi rekombinasi maka genotip
turunan yang dihasilkan sama dengan genotip induk. Namun jika ada rekombinasi
akan muncul genotip lain, disini berupa hr+ dan hr. Data selengkapnya dapat dilihat
pada tabel 14.1. Dari data tersebut nampak rekmibinasi yang terjadi bersifat resiprok
karena mempunyai frekuensi yang hampir sama. Sehubungan dengan ini, Harsey
menyatakan proses kombinasi secara bebas antara kelompok pautan itu ditandai
dengan oleh frekuensi rekombinasi sebesar 30% dan bukan 50% sebagaimana yang
idharapkan pada mahluk hidup tingkat tinggi.
Percobaan lain dengan menggunakan infeksi simultan tiga strain yang juga
digunakan untuk pemetaan gen fag. Pertukaran pada percobaan tersebut melalui dua
alternative :
1. Terjadi dua rekombinasi berturutan dalam sel yang sama, rekombinasi pertama
berlangsung pada kromosom dua strain, sedangkan rekombinasi kedua antara strain
rekombinan yang telah terbentuk dan strain ketiga
2. Terjadi perkawinan serempak antara tiga kromosom dari ketiga strain pada waktu
yang sama.
Kejadian rekombinasi pada fag berdampak pada nilai interferensi genetic.
Pada kebanyakan mahluk hidup interferensi genetic positif ( koefisien koindensi
kurang dari 1) yang berarti bahwa peristiwa pindah silang yang terjadi akan
menghambat pindah silang pada suatu kromosom daerah di dekatnya. Dilain pihak
interferensi genetic tersebut bernilai negative (nilai koefisien koindensi lebih besar
dari 1) yang berarti bahwa peristiwa pindah silang pada suatu kromosom akan
meningkatkan kejadian pindah silang pada daerah kromosom didekatnya.
2. Rekombinasi Intragenik
Rekombinasi ini ditemukan pada virus fag T4 yang merukan karya Seymour
Benzer.Upaya pertama yang dilaksanakan adalah mengisolasi sejumlah besar mutan
dalam lokus rll fag T4. Mutan rll tersebut tidak dapat melakukan lisis secara berhasil
terhadap suatu strain E.coli yang lain “K12(λ)” yang telah mengalami lizogenasi oleh
fag λ, meskipun mutan tersebut dapat menginfeksi dan malkukan lisis pada E.coli B.
Di lain sisi , fag strain wild-type mampu melakukan lisis pada dua strain E.coli yaitu
strain B dan K12(λ), sehingga dapat dibayangkan bahwa terjadi rekombinasi dalam
lokus rll yang menghasilkan wild-type yang dpat hidup dalam E.coli K12(λ) dn
mampu melakukan lisis terhadapnya. Populasi fag terdiri dari 99% mutan rll dan
0,1% strai wild-type, sehingga hal ini disebut sebagai tahap kritis dalam upaya
menemukan dan menghitung rekombinan yang sangat jarang.Banyak upaya yang
dilakukan benzer untuk mengungkap hal tersebut, misalnya dengan teknik
pengenceran serial, dan uji komplementasi. Pada uji kompelementasilah kejadian
tersebut dapat dijelaskan, karena menurut benzer selama melkaukan infeksi secara
bersamaan, tiap strain mutan memberikan sesuatu yang tidak dimiliki strain lainnya
dan jika hal itu terjadi kemampuan strain wild-type akan pulih. Rekombinasi
intragenik yang memunculkan rekoimbinan wild-type hanya terjadi antara mutan-
mutan yang mempunyai latar belakang mutasi titik.Rekombinasi intragenik yang
paling banyak dikaji dikalangan fag adalah berkenaan dengan cistron A dan B dalam
lokus rll fag T4. Atas dasar kajian rekombinasi intragenik tersebut Benxer berhasil
memetakkan 307mutan (diantara 20.000 mutan yang dikaji) pada cistron A dan B
dalam lokus rll fag T4.
Pertanyaan :
1. Apa yang membedakan antara rekombinasi intragenik dengan intergenik ?
Pada rekombinasi intragenik mengungkap rekombinan-rekombinan yang sangat
jarang akibat pertukaran-pertuakaran yang berlangsung dalam gen, sedangkan
rekombinasi intergenik mengungkap rekombinan yang akibat pertukaran informasi
genetic antar gen.