ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN

HAPUSNYA PELAKSANAAN PIDANA

DAN

ALASAN PENGHAPUS ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTANPENUNTUTAN

PENGERTIAN PENUNTUTANPENGERTIAN PENUNTUTAN HAL-HAL YAN MENGHAPUSKAN HAL-HAL YAN MENGHAPUSKAN

PENUNTUTAN :PENUNTUTAN : NEBIS IN IDEM / NON BIS IDEM (76 NEBIS IN IDEM / NON BIS IDEM (76

KUHP)KUHP) MATINYA TERDAKWA (77 KUHP)MATINYA TERDAKWA (77 KUHP) DALUWARSA (78 KUHP)DALUWARSA (78 KUHP) PENYELESAIAN DILUAR SIDANGPENYELESAIAN DILUAR SIDANG AMNESTI DAN ABOLISIAMNESTI DAN ABOLISI

PENUNTUTANPENUNTUTAN PENGERTIAN => TINDAKAN PENGERTIAN => TINDAKAN

PENUNTUT UMUM MELIMPAHKAN PENUNTUT UMUM MELIMPAHKAN PERKARA PIDANA KE PN UNTUK PERKARA PIDANA KE PN UNTUK DIPERIKSA DAN DIPUTUS (1 AYAT 7 DIPERIKSA DAN DIPUTUS (1 AYAT 7 KUHAP) KUHAP)

YG BERTUGAS => JAKSA PENUNTUT YG BERTUGAS => JAKSA PENUNTUT UMUM DAN EKSEKUTOR (16 JUMUM DAN EKSEKUTOR (16 JOO PS 1 PS 1 AYAT 6 KUHAP)AYAT 6 KUHAP)

WEWENANG => MENUNTUTWEWENANG => MENUNTUT SUBYEK YG DITUNTUT => SUBYEK YG DITUNTUT =>

TERDAKWATERDAKWA

NEBIS IN IDEMNEBIS IN IDEM(PASAL 76 KUHP)(PASAL 76 KUHP)

ORANG TIDAK DAPAT DITUNTUT ORANG TIDAK DAPAT DITUNTUT UNTUK KEDUA KALI UNTUK KEDUA KALI

DALAM PERKARA (PERBUATAN) YANG DALAM PERKARA (PERBUATAN) YANG SAMASAMA

PUTUSAN HAKIM TELAH MEMPUNYAI PUTUSAN HAKIM TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUMKEKUATAN HUKUM

TERMASUK PUTUSAN HAKIM ASING TERMASUK PUTUSAN HAKIM ASING (AYAT 2)(AYAT 2)

PUTUSAN HAKIMPUTUSAN HAKIM

PEMIDANAAN (VEROOR DELING) PEMIDANAAN (VEROOR DELING)

(PS 193 KUHAP)(PS 193 KUHAP)PEMBEBASAN DARI DAKWAAN PEMBEBASAN DARI DAKWAAN

(VRITSPRAAK) (PS 191 AYAT 1 KUHAP)(VRITSPRAAK) (PS 191 AYAT 1 KUHAP)PELEPASAN DARI SEGALA TUNTUTAN PELEPASAN DARI SEGALA TUNTUTAN

(ONTSSLAG VAN VERVOLGING) (ONTSSLAG VAN VERVOLGING) (PS 191 AYAT 2 KUHAP)(PS 191 AYAT 2 KUHAP)

ARTI PERBUATAN YANG SAMA dlm ARTI PERBUATAN YANG SAMA dlm psl 76psl 76

PERBUATAN JAHAT PERBUATAN JAHAT PERBUATAN YAN DIDAKWAKAN DALAM PERBUATAN YAN DIDAKWAKAN DALAM

SURAT DAKWAANSURAT DAKWAAN PERBUATAN YANG DITENTUKAN UUPERBUATAN YANG DITENTUKAN UU PERBUATAN YANG RIIL TERJADIPERBUATAN YANG RIIL TERJADI SI PEMBUAT HARUSLAH ORANG YANG SI PEMBUAT HARUSLAH ORANG YANG

SAMA SAMA

Hukum Perdata pd pasal 1917 BWPsl 139 Rancangan KUHP Nasional:

“seseorang tidak dapat dituntut untuk kedua kalinya dalam satu perkara yang sama, jika

perkara tersebut telah ada putusan hakim yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap”

Dasar: untuk menjunjung tinggi kehormatan dan keluhuran peradilan, menjunjung tinggi kewibawaan negara.Memberi rasa kepastian hukum pada seseorang yang pernah dijatuhi putusan bebas.Memberi ketenangan hati agar tidak resah dan gelisah terhadap bahaya penuntutan ulang

MATINYA TERDAKWA (psl 77 KUHP)KEWENANGAN MENUNTUT PIDANA HAPUS JIKA

TERDAKWA MENINGGAL DUNIAPengecualian ♫ UU No 7 (drt) thn 1955 ttg TINDAK PIDANA EKONOMI psl 16 ayat 1:

jk ad cukup alasan untuk menduga bhw seseorang yang meninggal dunia, sebelum atau perkaranya ada putusan yang tidak dpt diubah lagi, telah melakukan TP ekonomi mk hakim atas tuntutan PU dengan putusan pengadilan dpt:a. Memutus perampasan barang2 yang telah disita;b. Dilakukan dengan memberatkan pada harta orang yang meninggal

itu.

♫ UU no 31 thn 1999 ttg PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI psl 33:Apabila tersangka pd saat dilakukan penyidikan meninggal dunia, yg sec nyata telah ada kerugian keuangan negara, maka penyidik segera menyerahkan berkas perkara yang bersangkutan kepada jaksa pengacara negara/kpd instansi yang dirugikan untuk dilakukan gugatan perdata terhadap Ahli Warisnya

DALU WARSADALU WARSA

PENUNTUTAN (78 PENUNTUTAN (78 KUHP)KUHP)

1.1. PELANGGARAN + PELANGGARAN + PERCETAKAN => PERCETAKAN => 1 TAHUN1 TAHUN

2.2. -3 TAHUN => 6 -3 TAHUN => 6 THTH

3.3. + 3 TAHUN => 12 + 3 TAHUN => 12 TAHUNTAHUN

4.4. SEUMUR HIDUP + SEUMUR HIDUP + MATI => 18 THMATI => 18 TH

PIDANA (84 KUHP)PIDANA (84 KUHP)1.1. PELANGGARAN PELANGGARAN

=> 2 TAHUN=> 2 TAHUN2.2. PERCETAKAN => PERCETAKAN =>

5 TAHUN5 TAHUN3.3. -3 TAHUN=> 8 TH-3 TAHUN=> 8 TH4.4. +3 TAHUN => 16 +3 TAHUN => 16

THTH5.5. MATI => TIDAK MATI => TIDAK

ADA DALUWARSAADA DALUWARSA

PENYELESAIAN DI LUAR PENGADILAN

DIATUR DALAM PASAL 82, TIDAK SEMUA PERKARA PIDANA, HANYA BERLAKU PERKARA PIDANA

PELANGGARAN YANG DIANCAM PIDANA DENDA

SEBAB AMNESTI DAN ABOLISIAMNESTI:TINDAKAN PRESIDEN YANG MENGAKHIRI SEGALA TINDAKAN HUKUM DEMI KEPENTINGAN NEGARAABOLISI:HAK YANG DIBERIKAN KEPADA PRESIDEN UNTUK MENGHAPUSKAN HAK PENUNTUTAN DARI PU DAN PENGEHENTIANYA APABILA SUDAH DIMULAI, BAGI PELAKU TP TERTENTUPSL 14 AYAT 2 UUD 1945 “PRESIDEN MEMBERI AMNESTI DAN ABOLISI DENGAN MEMPERHATIKAN PERTIMBANGAN DPR”CONTOH AMNESTI DAN ABOLISI DIBERIKAN PADA PELAKU PEMBERONTAKAN DI INDONESIA MELALUI KEPUTUSAN PRESIDEN TGL 17 AGUSTUS 1961 No.449 thn 1961:-Pemberontakan Daud Beureuh di Aceh-PRRI dan Permesta -Kartosuwiryo (DI/TII) jawa barat, jawa tengah-Ibnu Hajar di Kalsel-Republik Maluku Selatan

HAPUSNYA HAPUSNYA PELAKSANAAN PIDANAPELAKSANAAN PIDANA

TERPIDANA MENINGGALTERPIDANA MENINGGAL DALUWARSADALUWARSA

Hak-hak prerogatif presidenHak-hak prerogatif presiden

GrasiGrasi AmnestiAmnesti AbolisiAbolisi

GRASIGRASI14 ayat 1 UUD 1945 “Presiden memberi grasi dan rehabilitasi

dengan memperhatikan pertimbangan MA”

JADI GRASI SIFATNYA SEBAGAI PENGAMPUNANDARI KEPALA NEGARA

Grasi adalah hak Kepala Negara untuk memberikan pengampunan hukuman kepada terpidana atas putusan hukum yang telah memiliki kekuatan hukum tetap. Grasi harus dimohonkan langsung oleh terpidana. Substansi grasi adalah bahwa terpidana telah menginsyafi dan menyadari kesalahannya. Kepala Negara a.n. negara memberi pengampunan kepada terpidana setelah menerima pertimbangan/masukan dari Ketua Mahkamah Agung, lembaga legislatif, dan/atau pemuka masyarak

• Birokrasi Permohonan Grasi:• KANTOR KEPANITERAAN

PENGADILAN NEGERI• HAKIM PENGADILAN NEGERI• KEPALA KEJAKSAAN NEGERI• KETUA MA• MENTERI KEHAKIMAN• PRESIDEN

AMNESTIAMNESTI• Amnesti berasal dari bahasa Yunani

amnestia yang berarti ‘melupakan’.• Merupakan hak kepala negara untuk

meniadakan akibat hukum yang mengancam terhadap sesuatu perbuatan atau sekelompok kejahatan politik.

• Pemberian amnesti murni lahir dari presiden selaku kepala negara

Abolisi Abolisi adalah hak Presiden untuk membatalkan tuntutan terhadap seseorang sebelumputusan hakim ditetapkan. Atau kewenangan kepala negara untuk menggugurkan hakpenuntut umum untuk melakukan penuntutan serta akibat hukum yang timbul karenatuntutan tersebut. Tindakan ini ditempuh Presiden dengan pertimbangan DPRsebagaimana ditentukan dalam UUD 1945 Pasal 14.