bab 14 kegempaan

Upload: fitrawan-fattah

Post on 10-Oct-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kegempaan

TRANSCRIPT

  • BAB 14

    KEGEMPAAN

    Gempa bumi sudah tidak asing lagi bagi kita semua, karena sering kali diberitakan adanya

    suatu wilayah dilanda gempa bumi, baik yang ringan maupun yang sangat dahsyat, banyak

    menelan korban jiwa dan harta, meruntuhkan bangunan bangunan dsb. Dan dapat

    dikatakan bahwa gempa bumi adalah malapetaka bagi manusia. Akan tetapi apakah

    sebenarnya gempa dan mengapa terjadi gempa bumi serta dimana dan kapan?

    14.1. Sumber Gempa

    Gempa bumi disebabkan oleh pelepasan energi regangan elasatis batuan (elastically-

    strained rock) pada litosfir. Makin besar energi yang dilepas makin kuat gempa yang

    terjadi.

    Teori terjadinya atau asal gempa yang dapat diterima adalah pergeseran sesar dan teori

    kekenyalan elastis (elastic rebound theory). Gerak tiba-tiba sepanjang sesar merupakan

    penyebab yang sering terjadi, namun tidak sesedarhana itu. Beberapa gempa lebih kuat

    beberapa ribu lebih kuat dari gempa lainnya. Energi yang sama besarnya, yang dilepaskan

    oleh beribu ribu sesar-sesar kecil dan gempa-gempa kecil tidak sama dengan energi yang

    tersimpan dan kemudian dilepaskan suatu saat.

    Teori kekenyalan elastis memperkirakan apabila permukaan sesar bergesekan satu dengan

    lainnya, energi terkumpul dalam tubuh batuan yang terdeformasi elastis. Jika terjadi

    pergeseran maka tubuh batuan yang dalam regangan elastis kembali terbentuk asal

    (Gambar 14.1). Dapat dibayangkan sebagai sebuah per atau pegas yang ditekan dan

    kemudian dilepas mendadak, maka terjadi getaran.

    Teori ini mula-mula dipelajari pada sesar san andreas di California,Amerika Barat, sejak

    tahun 1874. pengamatan dilakukan di California tengah dalam jangka waktu yang lama.

    Pengamatan pada titik-titik pada sesar dan yang jauh dari sesar dan yang jauh dari sesar

    memperlihatkan bahwa kerak bumi melenting perlahan-lahan. Dan ternyata sesar dekat

    San Fransisco tidak memperlihatkan pergeseran. Tetapi pada 18 April 1906 kedua sisi

    sesar yang semula seolah-olah terpaku mendadak bergeser. Energi elastis yang

    terkumpul lepas saat sesar bergerak, dan kerak yang lenting menjepret balik (snap back),

    membuat gempa yang dahsyat. Dari pengamatan selanjutnya memperlihatkan pelentingan

    kerak telah hilang.

  • Kegempaan

    136

    Kebanyakan gempa terjadi pada batuan regas (brittle) di kerak. Pada kedalaman besar suhu

    dan tekanan tinggi sehingga terjadi deformasi ductile. Pada kondisi ini batuan dapat rekah

    atau menyimpan energi dari pada mengalami perubahan tetap meskipun gayanya sudah

    hilang. Jadi fenomena gempa adalah regas (pritle), dibagian luar bagian bumi yang dingin.

    Fokus Gempa dan Episenter

    Tempat dimana energi gempa terlepas menyebabkan gempa bumi dinamakan fokus gempa

    (earthquake focus). Kenyataan bahwa sumber gempa berasal dari gerak sesar, maka fokus

    gempa tidak merupakan satu titik, melainkan satu daerah yang membentang beberapa

    kilometer. Fokus gempa gempa terletak dikedalaman, dibawah permukaan bumi. Untuk

    mengidentifikasi pusat gempa umumnya dilakukan dari episenter, titik di permukaan bumi

    tegak lurus diatas fokus, seperti pada Gambar 14.2 Dalam menentukan fokus perlu

    diketahui lokasi episenter dan kedalamannya.

    Episenter

    Episenter

    Gambar 14.2 Fokus gempa bumi adalah tempat pergerakan pertama pada sesar dan pusat pelepasan energi. Episenter terletak dipermukaan bumi, tegak lurus diatas fokus (Skinner, 1992)

    Gambar 17.1 Teori kekenyalan elastic batuan gempa bumi. A-lapisan lapisan batuan tersesarkan sebelum berfeser. B-lapisan lapisan melenting elastis saat pergeseran mulai sepanjang sesar. C-batuan patah dan terjadi pergeseran sepanjang sesar. Regangan elastis (elastic strain) lepas sebagai gelombang gempa dan lapisan-lapisan balik kebentuk semula (Ludman, 1982)

  • Kegempaan

    137

    14.2. Gelombang Gempa

    Saat terjadi gempa energi yang tertimbun dipancarkan dari fokus ke bagian-bagian lain dari

    bumi. Seperti benda yang bergetar, gelombang (getaran) menyebar menjauhi fokus.

    Gelombang-gelombang ini yang dinakaman gelombang gempa, seperti halnya dengan

    gelombang suara, menyebar ke segala arah. Gelombang gempa merupakan gangguan

    elastis (elastic disturbances), dan ketika batas elastisitas dilampaui batuan yang dilaluinya

    akan kembali kebentuk asal setelah gelombang lewat. Oleh karena itu gelombang gempa

    diukur dan direkam, harus pada saat batuan bergetar. Sebab itu seismograf di stasiun

    gempa seluruh dunia berfungsi terus menerus setiap waktu (kontinu).

    Ada beberapa jenis gelombang gempa yang dikelompokkan menjadi dua, yakni gelombang

    badan dan gelombang permukaan.

    14.2.1. Gelombang Badan (Body Waves)

    Body waves, menjalar dan menjauhi fokus dan mampu merambat keseluruh bumi. Sama

    dengan gelombang cahaya dan suara, menyebar kesegala arah menjauhi sumbernya.

    Ada dua jenis, tergantung pada 2 cara zat padat dapat terdeformasi elastis, dengan berubah

    volume atau dengan berubah bentuk.

    Jenis body wafe pertama adalah gelombang kompresi (compressional wafe), mendeformasi

    batuan dengan mengubah volume. Gelombang kompresi merupakan pulsa-pulsa bergantian

    (alternating pulses), antara kompresi dan tarikan/mekar (expansion) yang bergerak searah

    dengan jalan gelombang, (Gambar 14.3). seperti gelombang suara merambat pada udara

    dengan menggerakkan udara,memampatkan dan merenggangkannya. Pemampatan dan

    perenggangan menyebabkan perubahan volume dan densitas medium.

    Gelombang kompresi dapat merambat melalui medium padat, cair maupun gas, karena

    ketiganya dapat menanggung perubahan densitas. Ketika gelombang kompresi melalui

    suatu medium, kompresi menekan atom-atom saling mendekat. Tarikan atau

    perenggangan, adalah kebalikannya, merupakan reaksi elastis (elastic respon) terhadap

    pemampatan, menjarangkan jarak antar atom.

    Partikel seolah-olah bergerak maju mundur searah gerak gelombang, sehingga dinamakan

    gelombang longitudinal. Gelombang kompresi mempunyai kecepatan tertinggi diantara

    gelombang-gelombang seismik, 6 km/s merupakan kecepatan yang umum pada kerak

    bagian atas. Dan merupakan gelombang pertama yang tercatat pada stasiun gempa saat

    terjadi gempa oleh karena itu dinamakan sebagai gelombang P (primary wave)

  • Kegempaan

    138

    Body wave jenis kedua adalah gelombang geser (shear wave), mendeformasi material

    dengan mengubah bentuk. Karena cairan tidak mempunyai daya elastisitas untuk kempbali

    kebentuk asal. Shear wave hanya dapat memacar atau merambat pada medium padat. Shear

    wave terdiri dari seri gerak tegak, tegak lurus arah gelombang. Gerak partikelnya bolak-

    balik tegak lurus arah gelombang, dinamakan gelombang transverse (Gambar 14.3).

    Kecepatan rambatnya lebih rendah dari gelombang longitudinal, 3,5 km/s. karena itu

    terekam pada stasiun gempa setelah gelombang P, sehingga dinamakan juga sebagai

    gelombang S (secondary). Sebagai halnya pada gelombang cahaya,seismik body wave

    dapat juga dipantulkan oleh cermin atau kaca, gelombang gempa dipantulkan oleh bidang-

    bidang didalam bumi. Pembiasan atau refraksi merupakan fenomena yang kurang dikenal,

    terjadi karena kecepatan gelombang berubah ubah yang mengakibatkan arah

    merambatnya menyimpang dari arah geraknya. Perubahan kecepatan dan penyimpangan

    arah dapat terjadi secara bertahap atau mendadak. Penyimpangan mendadak dapat

    dibayangkan sebagai seberkas sinar bertemu permukaan air maka sebagian arahnya akan

    berbelok dan sebagian mengikuti permukaan air. Kecepatan rambat body wave merupakan

    fungsi densitas medium yang dilaluinya.

    14.2.2. Gelombang permukaan (surface wave)

    Penampilan gelombang permukaan sangat mirip dengan gelombang P dan S, tetapi

    bergerak atau merambat pada permukaan bumi, bukan di dalam bumi seperti body waves.

    Kecepatannya lebih rendah dari gelombang P dan S oleh karaena itu terekam pada stasiun

    Gambar 17.3 Gelombang P (Gelombang longitudinal), partikel dalam material bergetar maju mundur searah dengan arah gelombang (A). gelombang S (transversal), partikel berisolasi tegak lurus ke arah gelombang (B). Seperti seutas tali yang satu ujungnya terikat pada tiang dan ujung lainnya digerakkan naik turun

  • Kegempaan

    139

    gempa paling akhir. Gelombang permukaan merambat dipermukkaan bumi sebagai getaran

    gelombang getaran vertical dan horizontal, yang dinamakan berdasarkan nama seorang

    pionir seismologi. Gelombang Love mirip dengan gelombang S, hanya gerakan partikel

    melintang selalu pada permukaan atau bidang sepanjang lintasan gelombang (Gambar

    14.4A). Gelombang Raylegh berbeda dengan gelombnang-gelombang gempa pada

    umumnya. Partikel-partikel yang terlibat tidak bergerak lurus tetapi melingkar (circular

    orbit), seperti partikel air dalam gelombang laut, tetapi arahnya berlawanan (Gambar

    14.4B).

    Perbedaan gelombang permukaan dan body wave, mengenai adanya disperse (dispersion).

    Body wave merambat dalam Bumi dengan kecepatan yang sama, tidak bergantung pada

    panjang gelombang, tetapi tidak demikian halnya dengan gelombang permukaan, makin

    dalam penetrasi gelombang ke dalam bumi. Karena bumi terdiri dari lapisan-lapisan yang

    makin ke dalam makin padat, gelombang permukaan yang panjang gelombangnya

    panjang,penetrasinya lebih dalam, yang berarti lebih padat, zona kecepatan lebih tinggi,

    sedangkan yang panjang gelombangnya pendek tidak sampai. Dengan kata lain,

    gelombang permukaan dengan panjang gelombang berbeda mempunyai kecepatan yang

    berbeda pula, hal inilah yang dimaksud disperse gelombang permukaan.

    Gambar 14.4 Gelombang permukaan A. Gelombang Love terdiri dari gelombang-gelombang melintang dimana gerak partikel pada permukaan sepanjang energi dipancarkan. B. Gelombang Rayleigh, dipancarkan dengan gerak melingkar berbalik (retrograde circular orbit) partikel batuan (Ludman,1982).

  • Kegempaan

    140

    14.3. Lokasi Episenter

    Sudah sejak 2000 tahun yang lalu orang cina mempelajari gempa bumi. Dengan alat

    sederhana mereka mencoba untuk mengetahui darimana datangnya gempa. Ilmu yang

    mempelajari kegempaan dinamakan seismologi yang berasal dari bahasa yunani kuno

    seismos yang berarti gempa bumi. Kemajuan seismologi ditunjang oleh banyaknya stasiun-

    stasiun gempa yang tersebar diseluruh dunia, yang mendeteksi dan merekam setiap terjadi

    gempa. Alat untuk merekam hentakan (shock) dan getaran (vibration) yang disebabkan

    gempa dinamakan seismograf. Prinsip alat ini sederhana, sebuah beban yang sangat berat

    digantung pada penyangga yang melekat kuat pada permukaan bumi. Saat getaran gempa

    dari jauh mencapai alat,energi beban tetap diam, sedangkan tanah dan penyangga turut

    bergetar beserta fondasi yang menyangga seluruh system (Gambar 14.5)

    Pada beban atau bandul diberi alat tulis, yang dapat menggores pada kertas yang dipasang

    pada silinder berputar. Goresan yang terjadi berbentuk grafik gelombang-gelombang

    seismik yang dating disebut seismogram (Gambar 14.6). Pada seismogram dapat dikenali

    gelombang-gelombang P,S, Love dan Rayleugh. Dan berdasarkan seismogram dapat

    dihitung dari jarak dari stasiun gempa, juga kuat gempanya.

    Jarak episenter dari stasiun gempa dapat diketahui dari perbedaan waktu dating S dan P

    dengan menyesuaikannya dengan travel time curve. Makin jauh jaraknya, makin besar

    perbedaan waktu datang kedua gelombang tersebut. Gambar 14.6. Letak episenter yang

    tepat yang tepat dapat ditentukan dari tiga seismograf atau lebih, pusatnya terletak dimana

    lingkaran-lingkaran bertemu (Gambar 14.7)

    Gambar 14.5 Prinsip kerja seismograf. Bandul yang dilengkapi dengan alat tulis, menggaris pada silinder berputar dan bergerak mengikuti getaran gempa. Garis yang terekam pada silinder membentuk grafik, dinamakn seismogram

  • Kegempaan

    141

    14.4. Kuat Gempa (Magnitude of Earthquake)

    Pengukuran batuan terdeformasi elastis sebelum gempa, dan batuan tak terdeformasi

    setelah gempa dapat dipergunakan untuk mengetahui dengan tepat berapa besar energi

    yang dilepaskan.

    Namun hal ini sulit dilaksanakan, karena menayangkut waktu dan sering kali pengukuran

    sebelum gempa tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu para ahli seismologi

    mendekatinya dengan mengukur amplitude gelombang seismik. Richter menghitungnya

    dari amplitudo P dan S dari seismogram 100 km dari episenter. Oleh karena itu kuat sinyal

    gelombang kuat sinyal gelombang bervariasi, tergantung dari banyak faktor, Richter

    membuat skalanya logaritmik, Richter magnitude scale. Dimulai dari magnitude 1, tiap

    Gambar 17.6 Waktu tempuh (travel time) gelombang P,S dan gelombang permukaan. A. Gambaran sebuah seismogram yang umum direkam pada seismograf. Gelombang P dan meninggalkan episenter pada saat yang sama. Gelombang P yang lebih cepat tiba lebih dulu, beberapa waktu kemudian gelombang S yang lebih lambat sampai. Perbedaan waktu tiba proporsion dengan jarak yang ditempuh gelombang. Gelombang permukaan merambat lebih lambat dari P dan S. B. kurva waktu tempuh (travel time curve) rata-rata gelombang P dan S di bumi dipergunakan untuk melokalisisir episenter. Contohnya stasi : gempa mencatat perbedaan waktu tiba S-P (13.7.4) menit yang berarti jarak episenter 4000 km dari stasiun gempa (Skinner,1992)

  • Kegempaan

    142

    naik 1 unit skala berarti magnitudenya naik dengan 10 kali lipat, atau amplitudo

    gelombangnya 10 kali lebih besar dan 3 berarti seratus kali.

    Gambar 14.8 memperlihatkan contoh menghitung skala magnitude Richter (M), dengan

    menggunakan formula:

    M = log X/T + V

    Energi gelombang gempa merupakan fungsi dari amplitudo dan waktu gelombang (T),

    waktu yang diperlukan untuk osilasi satu gelombang. Dengan membagi amplitudo

    Gambar 14.8 Pengukuran yang dipergunakan untuk menentukan Skala Magnitude Richter (M) dari rekaman seismograf (Skinner, 1992)

    Gambar 14.7 Lokasi episenter gempa ditentukan berdasarkan jarak dari tiga stasiun gempa. Titik potong ketiga lingkaran yang masing-masing berjari-jari jarak dari episenter (di atas peta) adalah letak episenter gempanya

  • Kegempaan

    143

    maksimum (X), diukur pada jangka 10-4 cm pada pengaturan seismograf dengan (T) dalam

    detik. Kemudian ditambah faktor koreksi (Y), ditentukan dari interval gelombang S-P. X/T

    adlah besar energi yang sampai seismograf. Gempa terbesar yang pernah terjadi berskala

    8,6 skala Richter. Energi yang dilepaskannya sama dengan 10.000 kali bomb atom yang

    menghancurkan Hiroshima pada perang dunia ke-2. Kemungkinan adanya gempa lebih

    besar sedikit sekali karena batuan tidak dapat menimbun energi elastik lebih besar.

    Sebelum batuan terdeformasi lebih lanjut, sudah patah dan melepaskan energi.

    Selain Skala Magnitute Richter besarnya gempa dinyatakan juga dalam intensitas

    kerusakan akibat gempa sebagai Modified Mercelli Scale. Dasar skalanya adalah getaran

    atau goyangnya yang dapat dirasakan manusia pada saat gempa sebagai skala terendah dan

    hancurnya bangunan sebagai skala tertinggi. Skala Mercalli dan perbandingannya dengan

    skala Richter terlihat dalam table 14.1.

    Skala Magnitude Richter

    Skala Intensitas Modified Mercalli

    Karakteristik Pengaruh Gempa di Sekitar Populasi

    < 3.4

    3.5-4.2

    4.3-4.8

    4.9-5.4

    5.5-6.1

    6.2-6.9

    7-7.3

    7.4-7.9

    > 8

    I

    II dan III

    IV

    V

    VI dan VII

    VIII dan IX

    X

    XI

    XII

    Hanya terdeteksi oleh seismograf

    Terasa oleh beberapa orang didalama pegunungan

    Terasa oleh orang banyak dan jendela bergetar

    Terasa oleh semua orang, piring-piring pecah dan

    pintu bergoyangKerusakan ringan bangunan, lantai rekah dan bata

    berjatuhan

    Kerusakan bangunan lebih parah, cerobong asap

    runtuh dan rumah-rumah bergerak diatas fondasinya

    Kerusakan serius (parah), jembatan-jembatan

    terpelintir, dinding rekah-rekah, bengunan dari bata

    runtuh

    Kehancuran berat, banyak bangunan runtuh

    Hancur total, gelombang terlihat di permukaan tanah

    dan benda-benda terlempar ke udara

    14.5. Bahaya Gempa Bumi

    Akibat goncangan gempa bumi ada enam yang utama, dua yang pertama, akibat goncangan

    permukaan tanah dan pensesaran mengakibatkan secara langsung. Empat lainnya

    merupakan pengaruh adanya goncangan yang mengakibatkan kerusakan secara tidak

    langsung.

    1. Bergeraknya tanah akibat gempa, terutama gelombang permukaan, di lapisan lapisan

    batuan di permukaan dan regolith. Goncangannya dapat merusak bahkan kadang-kadang

    menghancurkakn bangunan

    Tabel 14.1. Magnitude (Skala Richter) gempa dan tingkat kerusakannya (Skala Modified Mercalli) (1kinner, 1992)

  • Kegempaan

    144

    2. Bila permukaan tanah tersesarkan, bangunan-bangunan terbelah, jalan terputus dan

    segala sesuatu yang dilalui atau diatas sesar terbelah

    3. Efek kedua, yang sering kali merusak dari tanah yang bergerak, adalah kebakaran.

    Goncangan menumpahkan kompor, mematahkan saluran gas, memutuskan kabel listrik,

    sehingga terjadi kebakaran. Celakanya lagi pipa saluran hidran juga patah, sehingga

    pemadam kebakaran tidak berfungsi

    4. Pada daerah berlereng curam, terjadi regolith meluncur ke bawah, tebing-tebing ambruk

    dan gerak tanah atau longsor, menghancurkan rumah, jalan dan struktur bangunan

    lainnya

    5. Goncangan mendadak dan gangguan terhadap sedimen dan regolith yang jenuh air dapat

    mengubah tanah yang padat menjadi seperti massa cairquicksand. Prosesnya disebut

    liquefaction, yang menyebabkan amblesnya bangunan

    6. Terakhir adalah gelombang laut seismik atau tsunami berasal dari bahasa jepang yang

    berarti gelombang pelabuhan. Gempa pada lantai samudera menyebabkan air laut

    bergerak dengan sangat cepat (sampai 950 km/jam). Di laut terbuka gelombangnya tidak

    tampak, karena amplitudonya hanya beberapa meter, tetapi panjang gelombangnya

    sampai 200km. Setelah mencapai tempat yang dangkal membentuk gelombang yang

    sangat tinggi, sampai 30 meter. Gelombang sangat besar ini menyapu segala sesuatu

    didaratan dan menyeretnya kembali ke laut. Di Indonesia pernah terjadi beberapa kali,

    di Sulawesi, Sumbawa dan Flores

    14.6. Penyebaran Gempa di Bumi

    Meskipun tidak ada tempat di bumi yang bebas dari gempa, namun dari seringnya terjadi

    hentakan gempa, ada jaluir-jalur seismik (seismic belts) Gambar 14.9. Diantaranya yang

    sangat nyata adalah cirkum Pasific belt, hampir 80 % dari pusat gempa yang terekam

    bersumber pada jalur ini. Jalurnya mengikuti rangkaian pegunungan di Ameriksa Barat,

    mulai dari Cape Horn ke Alaska,menyebrang ke Asia, menjulur di pantai kea rah Selatan

    melalui Jepang,Philipina,New Guinea dan Fiji kemudian melingkar jauh ke selatan, ke

    New Zealand. Selanjutnya jalur Mediterran-Himalaya (Miditrrenean-Himalayan belt),

    sekitar 15% gempa bumi bersumber pada jalur ini, memanjang dari giblaltar ke Asia

    Tenggara, termasuk Indonesia, melingkar dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan dari

    Flores kea rah utara, ke Sulawesi. Sisanya mengikuti jalur pematang tengah samudera.

    Jalur seismik merupakan tempat-tempat dimana energi dalam bumi terlepas. Dan tentunya

    ada manifestasi lainnya untuk pelepasan energi dalam ini. Ternyata memang ada, yaitu

  • Kegempaan

    145

    pematang tengah samudera, palung dalam, yaitu pematang tengah samudera,palung

    dalam,gunung api andesitic dan lainnya, berimpit atau sejajar dengan batas lempeng

    litosfir.

    Kedalaman foci (bentuk tunggal dari pusat gempa) sekitar ujung lempeng juga sangat

    informative. Umumnya kedalaman foci tidak lebih dari 100km, karena gempa hanya

    terjadi pada batuan regas (brittle) dan litosfir regas tebalnya 100km. Namun ada gempa

    yang berpusat pada kedalaman 700km. Gempa sangat dalam ini tidak berhubungan dengan

    pematang tengah samudera atay sesar transform, tetapi dengan palung lantai samudera.

    Palung- palung tersebut mencirikan tempat yang dingin dimana litosfir regas menunjang ke

    selubung.

    14.6.1. Gempa bumi dan tektonik lempeng

    Dari penyebaran pusat-pusat gempa di bumi yang merupakan jalur-jalur yang sempit, dan

    batas-batas lempeng litosfir ternyata ada hubungannya. Dengan mempelajari gerak pertama

    gelombang seismik dapat ditentukan gerak lempeng litosfir.

    Pada bab Tektonik lempeng dikethui ada 3 macam batas lempeng, difergen atau pusat

    pemekaran, sesar transform dan konvergen. Setiap batas lempeng dicirikan oleh gempa

    bumi yang jelas sebagai gerak sesar dan kedalaman foci.

    Gambar 14.9. Penyebaran gempa bumi, membentuk jalur-jalur Circum Pasific, Mediterranean-Himalayan dan yang mengikuti pematang tengah samudera (Tarbuck, 1988)

  • Kegempaan

    146

    14.6.2. Pusat pemekaran (spreading centre)

    Sepanjang pusat pemekaran dua lempeng bergerak saling menjauhi, dan litosfir tertarik

    (stretched) oleh stress tensional (Gambar 14.10A). Sesar yang beraosisasi dengan stress

    tensional adalah sesar-sesar normal. Gempa pada pusat pemekaran cenderung leamah

    (magnitude Richter rendah), kedalaman foci tidak beraturan, kurang dari 100km dan pada

    umumnya kurang dari 20km. Hal ini memperlihatkan bahwa litosfir pada pemekaran tipis

    dan astenosfir yang ducktile haruslah sampai dekat permukaan

    14.6.3. Batas Sesar Transform

    Sesar transform, sangat besar, tegak lurus, merupakan sesar mendatar yang memotong

    litosfir. Dan merupakan batas antara dua lempeng yang saling bergesekan (Gambar

    14.10B)

    Gambar 14.10 Hubungan seismisitas dan batas lempeng (plate boundarles). Titik-titik besar besar menunjukkan gempa. A batas divergen. Gempa mempunyai foci dangkal,magnitude Richter rendah dan gerak sesar normal. B. sesar transform. Gempa mempunyai kedalaman foci sampai 100km, terkadang magnitude Richter tinggi dan gerak strike slip. C. Batas subduksi,gempa-gempanya kompleks,magnitude Richter rendah, foci dangkal dan gerak sesar normal berarah kelaut (palung samudera). D. Batas tumbukan (collision) benua. Gempa kedalaman mempunyai foci sampai 300 km, gerak sesar anjakan (thrust fault) dan terkadang magnitude Richter tinggi (BJ Skinner,1992)

  • Kegempaan

    147

    Studi gerak pertama membenarkan bahwa gerak sesar transform memang mendatar (strike

    slip). Foci gempa selalu dangkal, tidak lebih dalam dari 100km, dan seringnya merupakan

    gempa dengan magnitutede Richter tinggi.

    Lokasi-lokasi foci gempa menunjukan sesar transform yang memotong kerak benua

    cenderung sebagai satu sistem sesar-sesar sejajar daripada sesar tunggal. Kemungkinan

    gejala ini yang membentuk sesar San Andreas.

    14.6.4. Batas Konvergen

    Sebagai telah diuraikan bahwa ada dua macam batas konvergen, yakni subduksi dan

    tumbukan. Batas subduksi (subduction), dimana litosfir yang ditutupi kerak samudera

    menunjam ke astenosfir dan mesosfir. Dan batas tumbukan (collision) dimana dua benua

    bertumbukan. Masing-masing mempunyai pola aktivitas seismik yang karakteristik dan

    masing-masing kompleks dan dapat terjadi berbagai gempa (Gambar 14.10C)

    Litosfir melenting ke bawah karena menunjam yang mengakibatkan berkembangnya sesar-

    sesar normal pada bagian atas lempeng. Gempa yang berasosiasi dengan sesar ini ini

    semuanya mempunyai foci dangkal dan magnitude rendah. Subduksi melibatkan satu

    lempeng menggelincir dibawah yang lain, sehingga batas lempeng merupakan sesar

    anjakan. Gempa-gempa yang mempunyai kedalaman yang mempunyai kedalaman paling

    sedikit 100km (daerah dimana dua lempeng litosfir bersinggungan) magnitudenya tinggi

    dan memperlihatkan gerak pertamanya gerak sesar anjakan. Dibawah 100km,dimana

    litosfir turun kedalam astenosfir, terjadi gempa dalam lempeng yang menunjam.

    Pengeplotan foci di busur kepulauan pada penampangsistem palung sistem palung

    memperlihtakan foci makin dalam (Gambar 14.11) dan membentuk satu jalur (band) tipis

    yang disebut sebagai zona Benioff. Zona Benioff ini ada yang menginterpretasi sebagai

    daerah subduksi. Beberapa gempa menunjukkan tegasan tensional (sesar normal),

    sedangkan lainnya tegasan kompressional (sesar naik). Mengapa dan bagaimana gempa

    dalam terjadi pada lempeng menunjam ini masih diteliti.

    Batas tumbukan adalah tempat-tempat dimana dua benua betrumbukan. Contoh aktualnya

    adalah rangkaian pegunungan Himalaya, tumbukan India dengan Asia. Zona tumbukan

    merupakan daerah yang luas nya beberapa ratus kilometer,dimana batuan mengalami

    tekanan dan teranjakan (thrusted) sangat intensif (Gambar 14.10D).

    Pada zona tumbukan litosfir mengalami penebalan setempat (local). Gempa mempunyai

    foci sedalam 300km dan magnitude tinggi dan gerak pertamanya menunjukkan sesar

    anjakan.

  • Kegempaan

    148

    14.7. Manfaat Gempa Bumi

    Gempa bumi, hampir selalu mencelakakan dan merugika manusia, namun ada juga

    manfaatnya dalam ilmlu pengetahuan, terutama dalam mempelajari planet bumi. Dengan

    mempelajari gerak pertama (first motion) gelombang gempa yang sampai di seismograf,

    dapat diketahui gerak sesar yang menimbulkan gempa. Informasi yang dibutuhkan adalah

    rekaman kedatangan body wave gelombang gempa. Misalnya gelombang P, bila yang

    pertama sampai berupa pulsa kompresi, energi elastis yang dilepas dan gerak sesar

    penyebabnya haruslah menuju ke seismograf. Jika pulsa regangan (expansion), gerak

    sesarnya harus menjauhi seismograf (Gambar 14.12). namun harus juga diperhatikan

    gelombang P yang diamati tergantung dari lokasi seismograf. Gerak sesar dapat ditentukan

    dengan pengeplotan gerak pertama dari beberapa seismograf.

    Telah kita ketahui bahwa gelombang P dan S merambat pada batuan dengan kecepatan

    berbeda-beda. Kedua gelombang ini memberikan respons yang berbeda terhadap

    perubahan sifat batuan. Waktu gelombang dating P dan S pada seismograf diseluruh dunia

    menghasilkan rekaman gelombang - gelombang yang sudah merambat sepanjang berbagai

    lintasan. Dari rekaman-rekaman memungkinkan untuk menghitung perubahan sifat batuan.

    Semisal bumi terdiri dari bahan yang uniform, makin kedalam kecepatan gelombang P dan

    S akan naik sedikit-sedikit. Karena tekanan naik densitas dan rigiditas juga bertambah

    besar. Kedua sifat fisik batuan ini yang mengontrol kecepatan gelombang. Perhitungan

    Gambar 14.11 Zona Benioff. Konsentrasi focus gempa-bumi dalam di daerah Benioff zone, yang diperkirakan indikasi gerak penenjaman lempeng (Ludman, 1982)

  • Kegempaan

    149

    waktu tempuh gelombang, dengan pengandaian massa bumi uniform, dan waktu tempuh

    yang dicatat seismograf berbeda banyak.

    Hal ini diperkirakan bahwa body wave tidak mengalami kenaikan kecepatan, yang berarti

    merambat pada satu medium. Dengan kata lain, gelombang tersebut telah dipantulkan atau

    dibiaskan, sehingga tidak melalui medium yang berbeda. Berdasarkan perhitungan ini

    Mohorovicic dan Gutenberg menemukan bidang diskontinuitas. Masing-masing batas

    antara kerak dan mantel serta mantel dan inti bumi.

    14.8. Meramal Gempa

    Gempa bumi hampir selalu mencelakakan. Karena itu penelitian terus dilakukan untuk

    mengetahui bila dan dimana akan terjadi gempa. Sehingga dapat dihindari jatuhnya

    korban. Oleh karena Cina sering dilanda gempa kuat, mereka menelitinya dengan giat,

    termasuk tingkah laku binatang. Contohnya pada gempa18 juli 1969, petugas kebun

    binatang Tianjin, memperhatikan tingkah laku binatang-binatangnya yang sangat aneh dan

    melaporkannya ke kantor peramal gempa. Panda yang biasanya diam berteriak,angsa tidak

    mau mendekati air, yak tidak mau makan dan ular juga tidak mau masuk liangnya. Dan

    pada siangnya gempa berskala 7,4 skala Richter mengguncang Tianjing. Korban tidak

    begitu banyak karena masyarakat sudah diperingatkan. Tetapi manusia tidak menyerahkan

    nasibnya pada tingkah laku binatang, para ahli gempa mempelajarinya dengan mengukur

    perubahan-perubahan sifat batuan dibawah pengaruh strain elastis (elastically strained

    rock), yang dapat dimonitor. Dengan mengukur sifat-sifat kemagnitan, konduktifitas listrik

    dan porositasnya. Dilakukan juiga observasi sederhana dengan mengukur permukaan air

    sumur, yang ada kaitannya dengan prositas. Penaikan dan penurunan elevasi secara

    perlahan dapat juga merupakan petunjuk bahwa regangan (strain) sedang berlangsung. Dan

    Gambar 14.12 Gerak pertama body wave pada seismograf untuk menentukan arah gerak sesar. Gerak pertama gelombang P yang terdeteksi seismograf dapat berbentuk dorongan menjauhi fokus (diterima seismograf pulsa kompresi) atau tarikan terhadap focus (pulsa tarikan), (A). Pengeplotan pulsa pertama yang dicatat beberapa seismograf dapat menentukan arah gerak sesar, dalam contoh (B) sesar mendatar (strike slip fault)

  • Kegempaan

    150

    yang sangat berarti (significant) adalah berkembangnya rekahan-rekahan kecil yang umum

    terjadi pada batuan yang meregang. Berkembangnya rekahan dan retakan menimbulkan

    rambatan gempa-gempa lemah foreshocks- yang merupakan petunjuk akan datangnya

    gempa bumi. Foreshocks memang pertanda yang sangat berarti, namun bila akan terjadi

    gempa utamanya masih belum jelas. Bisa dalam hitungan hari, bahkan dalam beberapa

    kasus sampai tahun.

    Saat batuan yang melenting menjepret balik (snap back), sambil melepaskan energi yang

    menyebabkan gempa utama, belum kembali ke bentuk asalnya secara sempurna. Secara

    perlahan ia akan kembali ke bentuk asalnya secara sempurna. Secara perlahan ia akan

    kembali ke bentuk asalnya sambil melepaskan energi elastisnya. Energi inilah yang

    menyebabka gempa susulan atau after shock.

    14.9. Pengelompokan Gempa

    Kedalaman foci gempa bumi, ternyata berbeda-beda, tergantung dari lokasi

    penyebarannya. Bedasarkan kedalaman focinya gempa dikelompokkan menjadi empat:

    1. Gempa dangkal, 0-60 km

    2. Gempa menengah, 60-300 km

    3. Gempa transient, 300-450 km

    4. Gempa dalam, kedalamannya > 450 km

    Gempa yang sering mengguncang permukaan bumi yang disebabkan oleh sesar disebut

    gempa tektonik dan seperti telah diuraikan gempa tektonik merupakan gempa berkekuatan

    tinggi, pengaruhnya sangat luas dan daya perusaknya juga besar.

    Gempa lemah yang sering terasa di daerah sekitar gunung api aktif, mempunyai penyebab

    yang lain. Aktifitas magma dibawah permukaan mendesak dan bergerak naik ke pada pipa

    kepundan. Gerakan menimbulkan gesekan yang membuat batuan disekitarnya bergetar.

    Getaran dipancarkan kesegala arah. Getaran inilah yang dirasakan disekitar gunung api,

    sebagai gempa volkanik. Gempa volkanik merupakan gempa lemah yang hanya dirasakan

    disekitar gunung api saja. Gempa ini merupakan salah satu indikasi api mulai aktif ,

    kemungkinan akan terjadi erupsi.

    Gempa lemah lain yang mungkin terjadi adalah akibat getaran yang ditimbulkan oleh

    jatuhnya sejumlah besar massa batuan secara tiba-tiba, disebut gempa terban. Runtuhnya

    atap gua di daerah ramping (Bab pelapukan) atau terjadinya longsoran massa batuan yang

    besar, getaran yang ditimbulkan bersifat local, hanya terasa disekitarnya saja, dalam radius

    yang tidak besar.

  • Kegempaan

    151

    14.10. Tugas

    1. Apa yang menjadi penyebab gempa? Jelaskan!

    2. Menurut anda, apakah besar magnitut suatu gempa di setiap tempat sama atau tidak?

    Kenapa kerusakan yang ditimbul gempa pada suatu daerah berbeda-beda?

    3. Apa nama perekam dan rekaman suatu gempa?

    4. Bagaimana menentukan lokasi pusat gempa?