bab 1 pendahuluan.doc2

6
Bandar Udara Yuvai Semaring Laporan Pendahuluan Long Bawan I-1 PT. TRIDAYA PAMURTYA BAB I PENDAHULUAN Pembangunan daerah tertinggal merupakan upaya terencana untuk mengubah suatu daerah yang dihuni oleh masyarakat dengan berbagai permasalahan sosial ekonomi dan keterbatasan fisik, menjadi daerah yang maju dengan masyarakat yang kualitas hidupnya sama atau tidak jauh tertinggal dibandingkan dengan masyarakat Indonesia lainnya. Pembangunan daerah tertinggal ini berbeda dengan penanggulangan kemiskinan dalam hal cakupan pembangunannya. Pembangunan daerah tertinggal tidak hanya meliputi aspek ekonomi, tetapi juga aspek sosial, budaya dan keamanan (bahkan menyangkut hubungan antara daerah tertinggal dengan daerah maju). Di samping itu kesejahteraan kelompok masyarakat yang hidup di daerah tertinggal memerlukan perhatian dan keberpihakan yang besar dari pemerintah. Berdasarkan hal tersebut di atas, diperlukan program pembangunan daerah tertinggal yang lebih difokuskan pada percepatan pembangunan di daerah yang kondisi sosial, budaya, ekonomi, keuangan daerah, aksesibilitas, serta ketersediaan infrastruktur masih tertinggal dibanding dengan daerah lainnya. Kondisi tersebut pada umumnya terdapat pada daerah yang secara geografis terisolir dan terpencil seperti daerah perbatasan antar negara, daerah pulau-pulau kecil, daerah pedalaman, serta daerah rawan bencana. Di samping itu, perlu perhatian khusus pada daerah yang secara ekonomi mempunyai potensi untuk maju namun mengalami ketertinggalan sebagai akibat terjadinya konflik sosial maupun kesalahan kebijakan pembangunan sebelumnya. Agenda utama Kabinet Indonesia Bersatu 2004 – 2009 mencakup empat agenda utama yang difokuskan untuk pencapaian aman (peace), adil (justice), demokratis (democracy) dan sejahtera (prosperity). Masing-masing agenda utama tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam kerangka prioritas dalam bentuk rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) yang menjadi landasan penyelenggaraan program kerja dari seluruh jajaran Kabinet Indonesia Bersatu.

Upload: alam-mungkin

Post on 22-Nov-2015

26 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • Bandar Udara Yuvai Semaring Laporan Pendahuluan Long Bawan

    I-1 PT. TRIDAYA PAMURTYA

    BAB I PENDAHULUAN

    Pembangunan daerah tertinggal merupakan upaya terencana untuk mengubah

    suatu daerah yang dihuni oleh masyarakat dengan berbagai permasalahan sosial

    ekonomi dan keterbatasan fisik, menjadi daerah yang maju dengan masyarakat

    yang kualitas hidupnya sama atau tidak jauh tertinggal dibandingkan dengan

    masyarakat Indonesia lainnya. Pembangunan daerah tertinggal ini berbeda dengan

    penanggulangan kemiskinan dalam hal cakupan pembangunannya. Pembangunan

    daerah tertinggal tidak hanya meliputi aspek ekonomi, tetapi juga aspek sosial,

    budaya dan keamanan (bahkan menyangkut hubungan antara daerah tertinggal

    dengan daerah maju). Di samping itu kesejahteraan kelompok masyarakat yang

    hidup di daerah tertinggal memerlukan perhatian dan keberpihakan yang besar dari

    pemerintah.

    Berdasarkan hal tersebut di atas, diperlukan program pembangunan daerah

    tertinggal yang lebih difokuskan pada percepatan pembangunan di daerah yang

    kondisi sosial, budaya, ekonomi, keuangan daerah, aksesibilitas, serta ketersediaan

    infrastruktur masih tertinggal dibanding dengan daerah lainnya. Kondisi tersebut

    pada umumnya terdapat pada daerah yang secara geografis terisolir dan terpencil

    seperti daerah perbatasan antar negara, daerah pulau-pulau kecil, daerah

    pedalaman, serta daerah rawan bencana. Di samping itu, perlu perhatian khusus

    pada daerah yang secara ekonomi mempunyai potensi untuk maju namun

    mengalami ketertinggalan sebagai akibat terjadinya konflik sosial maupun

    kesalahan kebijakan pembangunan sebelumnya.

    Agenda utama Kabinet Indonesia Bersatu 2004 2009 mencakup empat agenda

    utama yang difokuskan untuk pencapaian aman (peace), adil (justice), demokratis

    (democracy) dan sejahtera (prosperity). Masing-masing agenda utama tersebut

    dijabarkan lebih lanjut ke dalam kerangka prioritas dalam bentuk rencana

    pembangunan jangka menengah (RPJM) yang menjadi landasan penyelenggaraan

    program kerja dari seluruh jajaran Kabinet Indonesia Bersatu.

  • Bandar Udara Yuvai Semaring Laporan Pendahuluan Long Bawan

    I-2 PT. TRIDAYA PAMURTYA

    Pembentukan kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal merupakan salah satu

    komitmen pemerintah untuk mempercepat pencapaian sasaran agenda tersebut di

    atas. Sebagai lembaga kementerian yang baru, maka terlebih dahulu perlu

    didukung dengan penyusunan rencana strategis (renstra) yang menjabarkan

    strategi pembangunan Daerah Tertinggal dalam menghadapi permasalahan dan

    tantangan tersebut di atas.

    Beberapa agenda dan program prioritas Kabinet Indonesia Bersatu yang terkait

    dengan tugas dan fungsi peran dari Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal

    akan bersinggungan dengan :

    1. Agenda dan program pertahanan, keamanan, politik dan harmoni sosial seperti:

    memperbaiki proses desentralisasi dan otonomi daerah dalam menjaga

    keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, turut serta

    menjaga dan penanggulangan keamanan dalam negeri dari gerakan

    separatisme daerah, konflik SARA, teror internasional maupun lokal,

    harmonisasi dan integrasi sosial dan menjaga terjaminnya toleransi beragama.

    2. Agenda dan program keadilan, hukum, HAM dan keadilan akan bersinggungan

    dengan perwujudan keadilan sosial dan persamaan kesempatan.

    3. Agenda dan program demokrasi bersinggungan dengan perwujudan civil society

    seperti pemberdayaan masyarakat dan peran serta masyarakat.

    4. Agenda dan program ekonomi dan kesejahteraan akan bersinggungan dengan

    memacu pertumbuhan ekonomi, meningkatkan peran sektor riil dan dunia

    usaha, mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan, memacu

    pembangunan infrastruktur, menggalakkan dan mengerahkan investasi dan

    meningkatkan kualitas hidup, pendidikan, kesehatan dan lingkungan hidup.

    Pada hakekatnya pembangunan daerah merupakan kewenangan dari pemerintah

    daerah baik provinsi maupun kabupaten, sedangkan pemerintah berfungsi sebagai

    motivator dan fasilitator dalam percepatan pembangunan pada daerah tertinggal.

    Namun demikian, pembangunan daerah tertinggal tidak mungkin berhasil tanpa

    dukungan dan kerja keras para pemangku kepentingan (stakeholders).

    Pelaksanaan program pembangunan di daerah tertinggal menjadi program prioritas

    nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005 2009,

    fasilitasi, koordinasi, sinkronisasi dan akselerasi pembangunan daerah tertinggal.

    Untuk itu diperlukan penyamaan persepsi dan langkah tindak lanjut yang dapat

    disepakati oleh seluruh stakeholders.

  • Bandar Udara Yuvai Semaring Laporan Pendahuluan Long Bawan

    I-3 PT. TRIDAYA PAMURTYA

    1.1 LATAR BELAKANG PEKERJAAN

    Sub Sektor Transportasi Udara sebagai pendukung dan pendorong sektor lainnya

    serta pemicu pertumbuhan wilayah harus senantiasa mendapatkan perhatian untuk

    terus ditingkatkan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan kebutuhannya.

    Bandar Udara sebagai prasarana pokok sub sektor transportasi udara, khususnya

    dalam penyelenggaraan penerbangan merupakan tempat untuk pelayanan jasa

    kebandarudaraan harus ditata secara terpadu guna mewujudkan penyediaan jasa

    kebandarudaran yang merupakan satu kesatuan dalam tatanan kebandarudaraan

    nasional. Penataan kebandarudaraan harus memperhatikan rencana tata ruang,

    pertumbuhan ekonomi, kelestarian lingkungan, keamanan dan keselamatan

    penerbangan, sehingga dapat diwujudkan penyelenggaraan penerbangan yang

    handal dan berkemampuan tinggi dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

    Hal ini sebagaimana telah diatur dalam peraturan perudang-undangan, antara lain :

    1. Undang undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan

    Ruang.

    2. Undang undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.

    3. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan.

    4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 48 Tahun 2002 tentang

    Penyelenggaraan Bandar Udara Umum.

    5. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2006 tentang Pedoman dan

    Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan.

    Keberadaan Bandar Udara Yuvai Semaring-Long Bawan nantinya akan memberikan

    andil yang cukup besar bagi perkembangan perekonomian di wilayah ini. Terutama

    dalam memberikan kemudahan mobilitas bagi para pelaku ekonomi dan masyarakat.

    Terlebih lagi dengan semakin mantapnya pelaksanaan otonomi daerah, telah

    memberikan dorongan percepatan pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya akan

    berdampak terhadap kebutuhan peningkatan sarana dan prasarana Bandar Udara ini

    agar dapat terus mampu memberikan pelayanan bagi para penggunanya yang terus

    meningkat.

    Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah daerah setempat akan berupaya untuk

    dapat mewujudkan tersedianya fasilitas Bandar udara yang memadai dan memenuhi

    tuntutan kebutuhan bagi para penggunanya, terutama bagi para pelaku ekonomi agar

    percepatan pembangunan yang bermuara pada kesejahteran masyarakat banyak

  • Bandar Udara Yuvai Semaring Laporan Pendahuluan Long Bawan

    I-4 PT. TRIDAYA PAMURTYA

    dapat segera terwujud. Sesuai ketentuan peraturan dibidang kebandarudaraan, untuk

    melaksanakan pembangunan Bandar udara harus memiliki Dokumen Rencana Induk

    ( Master Plan ) dan langkah selanjutnya sebagai tindak lanjut dari hasil studi Rencana

    Induk Bandar Udara sebelum pelaksanaan pembangunan konstruksi adalah menyusun

    Rancangan Teknik Terinci Bangunan-bangunan sebagaimana lingkup pekerjaan. Hasil

    dari Rancangan Teknik Terinci ini merupakan dokumen yang diperlukan sebagai dasar

    dalam pelaksanaan konstruksi pembangunan fasilitas Bandar udara.

    1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

    Pekerjaan ini bermaksud untuk menyusun Rancangan Teknik Terinci di Bandar Udara

    Yuvai Semaring-Long Bawan yang meliputi Bangunan sebagaimana lingkup pekerjaan

    ketentuan dan persyaratan teknis yang berlaku di bidang kebandarudaraan.

    Bangunan tersebut meliputi :

    a. Terminal Penumpang : 911 m2

    b. Bangunan Administrasi : 122 m2

    c. Bangunan Operasi : 200 m2

    d. Bangunan catu daya : 175 m2

    e. Rumah pompa : 136 m2

    f. Bangunan PKP-PK : 257 m2

    Adapun tujuan pelaksanaan pekerjaan ini adalah diperolehnya Dokumen Rancangan

    Teknik Terinci Bangunan-bangunan sebagaimana lingkup pekerjaan di Bandar Udara

    Yuvai Semaring-Long Bawan sebagai standar dan pedoman pelaksanaan konstruksi

    yang mencakup seluruh kebutuhan dan penggunaan tanah serta ruang udara untuk

    fasilitas penerbangan dan fasilitas penunjang penerbangan dengan

    mempertimbangkan aspek teknis, aspek keselamatan operasi penerbangan dan lain

    sebagainya.

    1.3 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

    Bandar udara Long Bawan terletak di Kabupaten Nunukan tepatnya Desa Long Bawan

    Kecamatan Krayan di daerah pegunungan yang dekat dengan negara Malaysia,

    merupakan ibukota kecamatan Krayan. Dari Indonesia, hanya dapat dicapai melalui

    transportasi udara, jalan darat hanya bisa ditempuh melalui Malaysia. Transportasi

    sekitar kawasan bandar udara melalui kendaraan umum, mobil pribadi dan ojek.

    Seperti pada umumnya wilayah di Kabupaten Nunukan Iklim merupakan suatu

    kumpulan dari kondisi atmosfir yang meliputi panas, kelembaban dan gerakan udara.

  • Bandar Udara Yuvai Semaring Laporan Pendahuluan Long Bawan

    I-5 PT. TRIDAYA PAMURTYA

    Kabupaten Nunukan mengalami 2 musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan

    serta dipengaruhi oleh angin muson, yaitu Muson Barat pada bulan Nopember-April

    dan angin Muson Timur pada bulan Mei-Oktober. Khususnya di Bandara Yuvai

    Semaring, kondisi iklim di Kecamatan Krayan yang dingin. Daerah beriklim seperti ini

    tidak mempunyai perbedaan yang jelas antara musim hujan dan musim kemarau.

    Penggunaan lahan di Kabupaten Nunukan didominasi oleh wilayah hutan, selain

    terdapat juga lahan persawahan dan lahan non sawah. Luas kawasan hutan di

    Kabupaten Nunukan terdiri dari hutan lindung dengan luas lahan 167.428 Ha, Taman

    Nasional Kayan Mentarang seluas 356.819 Ha, kawasan hutan 431.207 Ha, kawasan

    budidaya non kehutanan 470.914 Ha.

    Walaupun mengalami suhu udara yang cukup panas, namun karena diimbangi oleh

    wilayah hutan yang cukup luas, Pulau Nunukan mempunyai kelembaban udara dan

    curah hujan yang relatif tinggi. Pada tahun 2007 kecamatan krayan memiliki

    kelembaban udara berkisar antara 84,0% sampai dengan 89,0%. Sedangkan rata-rata

    curah hujan mencapai 233,7 mm, dengan curah hujan tertinggi 406,7 mm pada bulan

    Nopember dan terendah 97 mm pada bulan januari.

    Temperatur udara rata-rata 18,4C dan 29C.

    Karakteristik iklim Kecamatan Krayan pada tahun 2007 curah hujan terendah 97

    milimeter per tahun dan curah hujan tertinggi mencapai 406,7 milimeter per tahun.

    Sedangkan kondisi atmosferik di lokasi bandar udara Yuvai Semaring terdapat stasiun

    BMG di luar bandara tersebut, yang terletak jalan Bandara Yuvai Semaring Long

    Bawan Krayan Nunukan Kalimantan Timur 77456 yang berada pada garis Lintang

    03 LU dan garis Bujur 115 dengan elevasi 1090 m (3270 feet), adapun data pada

    tahun 2007 sebagai berikut :

    Luas Bandar Udara Yuvai Sumering dengan luas eksisting rencana yaitu 53,75 Ha

    dan rencana, lokasi eksisting bandar udara berupa tanah kosong yang ditumbuhi

    ilalang, semak belukar dan rawa.

    Sebagian besar daerah ini adalah padang rumput dan illang.

    Berdasarkan keterkaitan antara morfologi dan kondisi air tanah, maka wilayah ini

    termasuk air tanah perbukitan. Morfologi pada daerah ini adalah berupa perbukitan

    yang secara hidrologi sebagai daerah resapan untuk daerah di bawahnya.

  • Bandar Udara Yuvai Semaring Laporan Pendahuluan Long Bawan

    I-6 PT. TRIDAYA PAMURTYA

    PENDAHULUAN...............................................................................................................1 1.1 LATAR BELAKANG PEKERJAAN ............................................................................3 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ............................................................................................4 1.3 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI ......................................................................4