bab 1,bab ii,bab iii

53
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di Negara berkembang. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita pada puncak produktivitasnya. Angka kematian ibu maternal berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi kesehatan ibu dan anak, kondisi kesehatan lingkungan dan tingkat pelayanan kesehatan lingkungan. Tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas (wordpress.com/nifas.) Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa angka ibu nifas meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2007 diperkirakan 60% atau sekitar 598.000 dari jumlah tersebut sebanyak 10% ibu meninggal dunia ketika masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Pada tahun 2009 ibu nifas sebanyak 80% atau sekitar 860.000 dan yang meninggal dunia sekitar 20%. Sementara pada tahun 2011 jumlah ibu nifas mengalami peningkatan 5% 1

Upload: palaktinggi

Post on 26-Nov-2015

162 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1,bab II,BAb III

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah

besar di Negara berkembang. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor

utama mortalitas wanita pada puncak produktivitasnya. Angka kematian ibu

maternal berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat,

status gizi kesehatan ibu dan anak, kondisi kesehatan lingkungan dan tingkat

pelayanan kesehatan lingkungan. Tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu

hamil, waktu melahirkan dan masa nifas (wordpress.com/nifas.)

Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa angka

ibu nifas meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2007 diperkirakan 60% atau sekitar

598.000 dari jumlah tersebut sebanyak 10% ibu meninggal dunia ketika masa

nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Pada tahun 2009 ibu nifas sebanyak 80% atau

sekitar 860.000 dan yang meninggal dunia sekitar 20%. Sementara pada tahun

2011 jumlah ibu nifas mengalami peningkatan 5% dari tahun sebelumnya atau

sekitar 928.000 dengan angka kematian ibu nifas sebanyak 398.000

(wordpress.com/AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dari derajat

kesehatan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah

ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan MDGs 5 yaitu

meningkatkan kesehatan ibu. AKI di Indonesia masih tertinggi di Negara ASEAN

yaitu AKI di Malaysia 41 per 100.000 kelahiran hidup, Singapura 6 per 100.000,

1

Page 2: BAB 1,bab II,BAb III

Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000, Filipina 170

per 100.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan data SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia)

AKI di Indonesia terus mengalami penurunan. Pada tahun 2005AKI di Indonesia

yaitu 262 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2006 yaitu 255 per 100.000

kelahiran hidup, dan tahun 2007 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Target

Millenium Development Goalds (MDGs) AKI di Indonesia tahun 2015 harus

mencapai 125 per 100.000 kelahiran hidup (Barata, 2008). Berdasarkan Survei

Fakultas Kedokteran Universiatas Andalas tahun 2008, AKI di Sumatera Barat

sebesar 212 /100.000 Kelahiran Hidup. Tahun 2012, AKI belum dapat ditentukan

karena yang berwenang untuk mengeluarkan AKI adalah Badan Pusat Statistik.

Namun dilhat dari kejadian jumlah kematian, jumlah kematian ibu di Provisnsi

Sumatera Barat sudah mengalami penurunan dari 129 orang pada tahun 2011

menjadi 99 orang pada tahun 2012. Menurut Profil Kesehatan Kabupaten

Sijunjung tahun 2009, Angka kematian Ibu (AKI) jika dibandingkan Angka

Nasional 420 per 100.000 kelahiran hidup maupun Propinsi 229 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2007 ternyata Kabupaten Sijunjung masih lebih baik

dari angka tersebut.

Di Indonesia (2012) jumlah ibu nifas dalam beberapa tahun terakhir

terlihat mengalami peningkatan sedangkan angka kematian ibu nifas mengalami

penurunan. Pada tahun 2009 angka ibu nifas diperkirakan sebesar 96.000 dengan

jumlah kematian sebanyak 12%. Pada tahun 2010 sebanyak 125.000 ibu nifas

dengan angka kematian sebanyak 7%. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah ibu

nifas sebanyak 176.000 dengan angka kematian sebanyak 4%. Sementara pada

2

Page 3: BAB 1,bab II,BAb III

tahun 2012 enam bulan terakhir ibu nifas sebanyak 198.300 dengan angka

kematian ibu sebanyak 3% (wordpress.com/AKI).

Asuhan masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena masa nifas

merupakan masa kritis untuk ibu dan bayinya. Paling sedikit 4 kali kunjungan

pada masa nifas sehingga dapat menilai status ibu dan bayinya, untuk mendeteksi

masalah, mengobati bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayi, memberikan

pendidikan tentang kesehatan dan menjelaskan tentang kebutuhan dasar ibu nifas

seperti bernafas dengan normal, makan dan minum yang cukup, ambulasi,

eliminasi dan lain-lain yang di butuhkan oleh ibu nifas (Anggraini, 2010)

Dalam kehidupan sehari-hari yang kita temui dimasa kini, banyak ibu-ibu

yang setelah persalinan dia banyak dibantu oleh keluarga dalam memenuhi semua

kebutuhannya. Padahal dalam prosesnya jika ibu itu melahirkan secara normal ibu

sudah dapat melakukan kegiatanya sendiri tanpa dibantu oleh keluarga, hal seperti

ini banyak kita temui di Rumah Sakit, BPS dan tempat bersalin lainnya, termasuk

di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung Tahun 2013,

kebanyakan ibu-ibu yang melahirkan secara normal hanya sebagian ibu-ibu saja

yang dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri.

Maka dengan dasar itu penulis tertarik untuk mengetahui gambaran

pelaksanaan keperawatan mandiri (self care) pada ibu nifas fisiologis pada ibu

post partum 1-3 hari di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Gambok Kabupaten

Sijunjung Tahun 2013.

3

Page 4: BAB 1,bab II,BAb III

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

penelitian adalah apa saja yang dilakukan ibu postpartum fisiologis dalam

memenuhi kebutuhan dasar di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Gambok

Kabupaten Sijunjung Tahun 2013.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas fisiologi pada ibu post

partum 1-3 hari di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Gambok Kabupaten

Sijunjung Tahun 2013.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas fisiologi

pada ibu post partum 1-3 hari dalam pemenuhan kebutuhan bernafas

secara normal di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Gambok Kabupaten

Sijunjung Tahun 2013.

2. Diketahuinya pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas fisiologi

pada ibu post partum 1-3 hari dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan

cairan secara normal di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Gambok

Kabupaten Sijunjung Tahun 2013.

3. Diketahuinya pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas fisiologi

pada ibu post partum 1-3 hari dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi

4

Page 5: BAB 1,bab II,BAb III

secara normal di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Gambok Kabupaten

Sijunjung Tahun 2013.

4. Diketahuinya pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas fisiologi

pada ibu post partum 1-3 hari dalam pemenuhan kebutuhan mobilisasi

dan menjaga posisi yang diinginkan secara normal di BPS Wilayah Kerja

Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung Tahun 2013.

5. Diketahuinya pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas fisiologi

pada ibu post partum 1-3 hari dalam pemenuhan kebutuhan tidur dan

istirahat secara normal di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Gambok

Kabupaten Sijunjung Tahun 2013.

6. Diketahuinya pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas fisiologi

pada ibu post 1-3 hari dalam pemenuhan kebutuhan berpakaian yang

sesuai di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung

Tahun 2013.

7. Diketahuinya pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas fisiologi

pada ibu post partum 1-3 hari dalam pemenuhan kebutuhan menjaga

suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan

mengubah lingkungan di BPS wilayah Kerja Puskesmas Gambok

Kabupaten Sijunjung Tahun 2013.

8. Diketahuinya pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas fisiologi

pada ibu post partum 1-3 hari dalam pemenuhan kebutuhan menjaga

tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integument di BPS

Wilayah Kerja Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung Tahun 2013.

5

Page 6: BAB 1,bab II,BAb III

9. Diketahuinya pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas fisiologi

pada ibu post partum 1-3 hari dalam pemenuhan kebutuhan seksualitas di

BPS Wilayah Kerja Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung Tahun

2013.

10. Diketahuinya pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas 1-3 hari

dalam pemenuhan kebutuhan perawatan payudara di BPS Wilayah

Kerja Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung Tahun 2013.

11. Diketahuinya pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas 1-3 hari

dalam pemenuhan kebutuhan menghindari bahaya lingkungan yang bisa

melukai di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Gambok Kabupaten

Sijunjung Tahun 2013.

12. Diketahuinya pelaksanaan keperawatan mandiri pada masa nifas 1-3

hari dalam berkomunikasi di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Gambok

Kabupaten Sijunjung Tahun 2013.

13. Diketahuinya pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas 1-3 hari

dalam beribadah sesuai dengan keyakinan di BPS Wilayah Kerja

Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung Tahun 2013.

14. Diketahuinya pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas 1-3 hari

dalam bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi di BPS

Wilayah Kerja Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung Tahun 2013.

15. Diketahuinya pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas 1-3 hari

dalam Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi di BSP

Wilayah Kerja Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung Tahun 2013.

6

Page 7: BAB 1,bab II,BAb III

16. Diketahui pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas 1-3 hari

dalam Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang

menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta

menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia di BPS Wilayah Kerja

Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung Tahun 2013.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi Peneliti

Kegiatan penelitian dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan

pengalaman penulis dalam melakukan penelitian khususnya tentang

gambaran pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas 1-3 hari di BPS

wilayah kerja Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung Tahun 2013.

1.4.2 Manfaat bagi BPS

Hasil penelitian diharapkan dapat sebagai bahan masukan dan

informasi bagi Puskesmas Lubuk Buaya dan BPS untuk meningkatkan

pelayanan dalam memberikan dukungan kepada ibu-ibu nifas dalam

pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas 1-3 hari di BPS wilayah

kerja Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung Tahun 2013.

1.4.3 Manfaat bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan informasi dan bahan tambahan bacaan untuk penelitian

lebih lanjut.

7

Page 8: BAB 1,bab II,BAb III

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian berupa kemampuan ibu nifas dalam pelaksanaan

keperawatan mandiri yang meliputi:Usaha bernafas dengan normal, makan dan

minum yang cukup, eliminasi, mobilisasi, tidur dan istirahat, memilih dan

mengenakan pakaian yang pantas dan nyaman, mempertahankan suhu tubuh,

menjaga kebersihan tubuh dan memeliharan kesehatan, seksualitas,perawatan

payudara, menghindari bahaya lingkungan, komunikasi dengan orang lain,

beribadah menurut kepercayaan, Bekerja dengan tata cara yang mengandung

prestasi, Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi, Belajar

mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang menuntun pada

perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang

tersedia.

Populasi penelitian adalah semua ibu nifas di BPS wilayah kerja Puskesmas

Gambok Kabupaten Sijunjung. Desain penelitian adalah deskriptif.

8

Page 9: BAB 1,bab II,BAb III

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

2.1.1 Pengertian Ibu Masa Nifas Fisiologis

Masa Puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai,dan berakhir

setelah kira-kira 6 minggu.Akan tetapi, seluruh alat genitalia baru pulih kembali

seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Sarwono, 1983)

Masa nifas (Puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas

berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,dan secara keseluruhan akan pulih

dalam waktu 3 bulan (Anggraini,2010). Dalam pengertian lain masa nifas adalah

masa setelah kelahiran bayi, selama tubuh beradaptasi ke keadaan sebelum hamil,

dimana ibu dipulangkan kerumah setelah 1-2 hari (Ladewig, 2006).

Dalam Pengertian lain Suherni (2009) memberikan pengertian masa nifas

atau puerperium adalah masa atau waktu waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta

keluar lepas dari rahim sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan

pulihnaya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang

mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat

melahirkan.

Masa Nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Sarwono, 2008)

Masa nifas berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi dan parous

yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah melahirkan, dengan kata lain

masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta

9

Page 10: BAB 1,bab II,BAb III

selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti

sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. (Sitti Saleha, 2009)

Masa Nifas (Puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas

berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,dan secara keseluruhan akan pulih

dalam waktu 3 bulan (Anggraini, 2010).

Puerperium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya

kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Obstetri Fisiologi, 1983)

2.2 Keperawatan Mandiri (Self Care) Dorethea Orem

Teori Keperawatan Orem

Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan

kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri

serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperawatan

Orem mengembangkan tiga bentuk teori Self Care, yaitu:

1. Perawatan Diri Sendiri (Self Care)

Merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan

oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan

kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan, pada ibu nifas fisiologi harus

dapat melakukan pelaksanaan keperwatan secara mandiri yang berkaitan

dengan pemenuhan kebutuhan dasar seperti: bernafas secara normal,

makan dan minum, eliminasi, ambulasi, tidur dan istirahat dan lain

sebagainya.

10

Page 11: BAB 1,bab II,BAb III

2. Self Care Defisit

Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana

segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan

dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu

atau terbatas untuk melakukan Self Carenya secara terus menerus.

Self Care defisit ini hanya dilakukan apabila ibu nifas tersebut

membutuhkan bantuan tenaga kesehatan atau keluarga dalam melakukan

pelaksanaan keperawatan mandirinya dalam melakukan pemenuhan

kebutuhan dasar, tapi sebaiknya ibu nifas fisiologi harus mampu

melakukan pelaksanaan keperawatan mandiri guna mempercepat proses

penyembuhan.

3. Teori Sistem Keperawatan

Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana

kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien

sendiri.

Teori sistem keperawatan ini menjelaskan apakah pelaksanaan

keperawatan ibu nifas fisiologi dapat dilakukan sendiri atau sepenuhnya

dengan bantuan tenaga kesehatan atau keluarga, jika dilakukan dengan

dibantu oleh tenaga kesehatan maka ibu nifas tersebut dikatakan tidak

dapat melakukan pemenuhan kebutuhan secara mandiri atau ibu nifas

tersebut dalam keadaan nifas yang tidak normal dan harus dibantu dengan

tenaga kesehatan atau keluarga.

11

Page 12: BAB 1,bab II,BAb III

Dari ketiga teori diatas yang akan dibahas secara terperinci yaitu

tentang teori keperawatan diri sendiri dalam memenuhi kebutuhan dasar

pada ibu nifas secara normal. Dalam hal pemenuhan dasar pada ibu nifas

fisiologis ini diharapkan sebagian besar ibu-ibu dapat memenuhi

kebutuhan dasarnya secara mandiri.

Perawatan Diri Sendiri (Self Care) merupakan aktivitas dan inisiatif dari

individu serta dilaksananakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta

mempertahankan kehidupan,kesehatan serta kesejahteraan.

Teori Self Care meliputi:

1. Self Care Agency

Merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri

sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, kesehatan dan lain-lain, Dalam

masa nifas fisiologi ibu harus dapat melakukan pelaksanaan keperawatan

secara mandiri yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhna dasar antara

lain bernafas dengan normal, makan dan minum yang cukup, eliminasi,

mobilisasi, tidur dan istirahat, dan lain-lain.

2. Theurapetic Self Care Demand

Tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan

tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan

diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang

tepat.

Pelaksanaan keperawatan ini berkaitan dengan cara pengobatan dan alat-alat

kesehatan yang harus digunakan sesuai dengan keadaan penderita.

12

Page 13: BAB 1,bab II,BAb III

3.3 Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Ibu Nifas Fisiologi Yang Meliputi 16

Komponen (Teori Virginia Henderson)

Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan

berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu

mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan

pendidikan kesehatan seperti personal hygiene, istirahat dan tidur dan lain-lain.

Pemenuhan kebutuhan dasar yang harus dilakukan ibu nifas fisiologis

sebagai manusia normal antara lain:

a. Bernapas secara normal

Sistem pernafasan atau respirasi berperan dalam menjamin

ketersediaan oksigen untuk kelangsungan metabolisme sel-sel tubuh dan

pertukaran gas.

Pernapasan atau ventilasi pulmonal merupakan proses pemindahan

udara dari dan ke paru-paru. Proses bernapas terdiri atas dua fase, yaitu

inspirasi dan ekspirasi.

Pada keadaan normal, frekuensi pernafasan pada orang dewasa

sekitar 18-22x/menit, dengan irama teratur, serta inspirasi lebih panjang

dari ekspirasi.(Tarwoto, 2010).

b. Makan dan minum dengan cukup

Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk

keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama

bila menyusui akan meningkat 25%, karena berguna untuk memproduksi

air susu, semua itu akan meningkat 3 kali dari kebutuhan biasa.

13

Page 14: BAB 1,bab II,BAb III

Makanan yang dikonsumsi berguna untuk melakukan aktivitas,

metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses memproduksi ASI serta

sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan

dan perkembangan. Zat gizi berfungsi sebagai penghasil organ, untuk

pergerakan, serta kerja fisik. Sebagian zat gizi berperan dalam

pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh serta berperan sebagai

pelindung dan pengatur (Tarwoto, 2010)

Dalam pelaksanaan keperawatan mandiri yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan dasar makan dan minum pada ibu nifas yang perlu

diperhatikan yaitu bagaimana cara ibu tessebut melakukan pemenuhan

kebutuhannya dibantu atau melakukan sendiri, jenis makanan apakah

memenuhi syarat 4 sehat 5 sempurna atau tidak, dan jumlah atau porsi

makanannya.

Masalah yang akan timbul apabila tidak terpenuhinya nutrisi dan

cairan adalah kelancaran metabolisme dalam tubuh akan terhambat,daya

tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit,dan memperlambat

penyembuhan luka pada alat-alat reproduksi.

c. Eliminasi

Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme

tubuh baik yang berupa urine maupun fekal (Tarwoto, 2010). Eliminasi

terdiri dari dua yaitu eliminasi urine (kebutuhan buang air kecil) dan

eliminasi alvi/fekal (kebutuhan buang air besar).

14

Page 15: BAB 1,bab II,BAb III

Setelah melakukan proses melahirkan yang sangat lama dan

membuang banyak energi ibu diminta untuk beristirahat dan mengganti

cairan serta nutrisi yang hilang, selain itu dalam waktu 6 jam postpartum

ibu diminta untuk buang air kecil secara mandiri, tanpa harus ditolong

oleh keluarganya.Volume berkemih yang normal untuk ibu nifas yaitu <

100cc,dan berwarna kekuningan jadi ibu juga harus memperhatikan

pemenuhan kebutuhan cairannya.

Begitu juga halnya dengan eliminasi fekal merupakan proses

pengeluaran sisa pencernaan melalui anus, ibu postpartum fisiologis

diharapkan dapat BAB setelah hari kedua postpartum, konsistensi yang

normal yaitu lembek, dan berwarna coklat kekuningan, sebaiknya ibu

dapat melakukannya sendiri.

d. Mobilisasi (Ambulasi)

Ambulasi dini merupakan kebijakan agar secepat mungkin ibu

postpartum fisoilogis dapat bangun dari tempat tidur dan secepat

mungkin ibu dapat berjalan yaitu 2 jam setelah melahirkan, ambulasi dini

ini berguna untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan

vagina (Sitti Saleha, 2009)

Dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar secara mandiri yang

berkaitan dengan ambulasi ini dilihat kemampuan ibu,ibu diharapkan

dapat melakukan kegiatan miring kekanan, kekiri dan mencoba untuk

duduk, serta berjalan secara mandiri tanpa bantuan keluarga dan tenaga

kesehatan (Tarwoto, 2010).

15

Page 16: BAB 1,bab II,BAb III

e. Tidur dan istirahat

Kebutuhan aktivitas atau pergerakan, istirahat dan tidur merupakan

satu kesatuan yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Tubuh

membutuhkan aktivitas untuk kegiatan fisiologis dan membutuhkan

istirahat dan tidur untuk pemulihan (Tarwoto, 2010)

Wanita pasca persalinan harus cukup istirahat, pada pemenuhan

kebutuhan tidur dan istirahat ini ibu nifas dianjurkan untuk tidur malam

kira-kira 7-8 jam / hari, dan tidur siang kira-kira 2-3 jam/hari, pasca

persalinan ibu harus tidur terlentang untuk mencegah perdarahan kurang

lebih selama 8 jam, disini ibu diharapkan untuk melakukan pemenuhan

kebutuhannya secara mandiri, guna mempercepat proses pemulihan.

f. Memilih pakaian yang sesuai

Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap

keringat karena produksi keringat menjadi banyak. Pada saat hamil dan

setelah melahirkan produksi keringat lebih meningkat dibanding sebelum

hamil (Tarwoto, 2010).

Ibu diharapkan dapat memilih pakaian, memakainya serta

melepaskan seluruh pakaiannya secara mandiri.

g. Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan

pakaian dan mengubah lingkungan

Suhu tubuh ibu nifas sangat mempengaruhi keadaannya,suhu

badan dalam nifas hendaknya normal dan tiap kenaikan suhu diatas 380C

harus dianggap sebagai tanda infeksi, kecuali kalau nyata disebabkan

oleh hal-hal lain (Obstetri Fisiologi, 1983)

16

Page 17: BAB 1,bab II,BAb III

Menjaga suhu tubuh tetap normal ini dapat dilakukan dengan cara

memperhatikan keadaan ruangan yang ditempati apakah terlalu panas

atau terlalu dingin dan memperhatikan pakaian yang dipaki oleh ibu, ibu

diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri.

h. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integument

Kebersihan sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan,

kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara

kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahreraan fisik dan psikis

(Tarwoto, 2010)

Diharapkan ibu nifas fisiologi dapat melakukan pemenuhan

kebutuhan dasarnya sendiri dalam menjaga kebersihan diri seperti mandi

2x sehari, kebersihan rambut, kebersihan kulit, vulva hygiene, dll.

Tujuan umum perawatan diri adalah untuk mempertahankan

perawatan secara mandiri dapat melatih hidup sehat dan bersih (Glori,

2009)

i. Seksualitas

Setelah persalinan pada masa ini ibu menghadapi peran baru

sebagai orang tua sehingga sering melupakan perannya sebagai

pasangan. Namun segera setelah ibu merasa percaya diri dengan peran

barunya dia akan menemukan waktu dan melihat sekelilingnya serta

menyadari bahwa ia sudah kehilangan dalam kehidupannya yang juga

penting. Anjurkan ibu untuk:

17

Page 18: BAB 1,bab II,BAb III

1. Secara fisik, aman untuk memulai hubungan suami istri begitu

darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua

jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri.

2. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan

suami istri sampai waktu tertentu setelah 40 hari atau 6 minggu

pasca persalinan.

3. Kerjasama dengan pasangan dalam merawat dan memberikan

kasih sayang pada bayinya sangat dianjurkan.

Masalah yang timbul jika tidak diperhatikan kebutuhan seksualitas

selama masa nifas adalah akan menimbulkan rasa nyeri pada ibu.

Pemenuhan kebutuhan dasar seksualitas pada ibu nifas ini tidak

hanya berhubungan intim saja tapi termasuk dalam belaian suami /

keluarga, dan sentuhan dari suami / keluarga (Tarwoto, 2010).

j. Perawatan Payudara

Perawatan payudara dilakukan secara rutin agar tidak terjadi

pembengkakan akibat bendungan ASI. Anjuran-anjuran yang harus di

berikan kepada ibu antara lain:

1. Ajarkan ibu untuk menjaga kebersihan payudara terutama

putting susu.

2. ajarkan cara perawatan pada putting susu yang lecet,dan

pembengkakan pada payudara

3. menggunakan BH yang menyokong payudara.

18

Page 19: BAB 1,bab II,BAb III

Perawatan payudara yang lebih penting dilakukan yaitu apakah ibu

melakukan pengompresan, membersihkan, mencuci dan menyusukan

anak secara rutin supaya tidak terjadi bendungan yang lebih berlanjut dan

ibu nyaman saat bayi menyusu karena tidak merasakan sakit dan nyeri,

diharapkan ibu dapat melakukan pemenuhan tersebut secara mandiri.

Masalah yang timbul jika tidak dilakukan perawatan payudara

yaitu akan terjadi pembengkakan payudara dan bendungan ASI

(Tarwoto, 2010).

k. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai

Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang

terhindar dari ancaman bahaya atau kecelakaan. Kecelakaan merupakan

kejadian yang tidak dapat diduga dan tidak diharapkan yang dapat

menimbulkan kerugian, sedangkan keamanan adalah keadaan aman dan

tentram (Tarwoto, 2010)

Diharapkan ibu nifas dapat menghindari segala bentuk bahaya dan

kecelakaan, dan berhati-hati dalam berbagai kegiatan seperti: berjalan,

makan, dan menggunakan alat-alat atau benda-benda tajam, karena masa

nifas merupakan masa yang rentan terhadap bahaya sekecil apapun.

l. Berkomunikasi dengan orang lain dalam menungkapkan emosi,

kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.

Komunikasi sebagai kegiatan sehari-hari yang dilaksanakan

individu berhubungan erat dengan perilaku individu itu sendiri. Dalam

berkomunikasi dengan ibu nifas kita harus hati-hati karena masa nifas ibu

masih merasa sensitif, hal yang perlu diperhatikan dalm pelaksanaan

19

Page 20: BAB 1,bab II,BAb III

keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan berkomunikasi yaitu berkaitan

dengan logat bahasa ibu, nada/intonasi suara ibu, jika ibu berbicara

dengan intonasi tinggi berarti ibu tidak ingin diganggu untuk sementara

waktu. Teori dasar Freud menekankan pada dorongan insting dari

individu untuk melakukan hubungan, baik secara internal maupun

eksternal (Anas Tamsuri, 2006)

Dukungan Emosional kepada ibu setelah melahirkan sangat

dibutuhkan, kebanyakan wanita merasakan emosi-emosi yang kuat

setelah melahirkan. Ini adalah hal normal. Beberapa wanita merasa sedih

dan khwatir selama beberapa hari, minggu, atau bulan (Tarwoto, 2010)

m. Beribadah sesuai dengan keyakinan

Masa nifas berlangsung selama 40 hari atau sekitar 6 minggu,pada

masa nifas ibu dalam keadaan yang tidak suci untuk itu ibu harus

menunggu hingga keadaannya bersih kembali. Setelah ibu bersih baru

ibu dapat beribadah seperti, sholat, puasa, dan lain-lain, selain sholat dan

membaca al’quran dalam memenuhi kebutuhan beribadah ibu dapat

membaca do’a-do’a atau membaca ayat-ayat yang dihafalnya,dan ibu

juga dapat beristigfar semampunya diharapkan ibu dapat melakukannya

secara mandiri tanpa dibimbing suami atau keluarga lainnya.

n. Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi

Dalam masa nifas ambulasi dini memang diharuskan untuk ibu,

namun penambahan kegiatan dengan early ambulation harus dilakukan

dengan perlahan, bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi ini

dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan pekerjaan rumah dan

20

Page 21: BAB 1,bab II,BAb III

mengasuh anak dan dapat dilakukan sendiri secara perlahan dan

berangsur-angsur, jadi bukan berarti ibu harus melakukan segala kegiatan

rumah tangga secepat mungkin (Tarwoto : 72)

o. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi

Dalam hal kegiatan ini ibu nifas harus sering-sering menyusui

bayinya agar tercipta suatu ikatan batin antara ibu dan anak dengan hal

ini juga ibu dapat bermain dengan bayinya saat menimang dan menyusui

serta melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mengepel,

memasak dan kegiatan lainnya secara berangsur-angsur dan hati-hati

(Tarwoto, 2010).

p. Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang menuntun

pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas

kesehatan yang tersedia.

Memanfaatkan suatu benda atau alat-alat yang tersedia merupakan

belajar dalam memuaskan rasa penasaran ibu, selain pemanfaatan alat-

alat medis ibu juga harus belajar bagaimana cara merawat bayi baru lahir

seperti perawatan tali pusat dan cara memandikan bayi yang benar,

terutama ibu yang baru mempunyai 1 anak dengan mengetahui cara-cara

tersebut maka ibu tidak akan jenuh dan tidak akan bosan pada masa

perawatan. Dan ibu harus dapat melakukan kegiatan tersebut secara

mandiri.

Contoh : para ibu mengetahui cara perawatan diri dan cara merawat

bayi dengan baik dan benar dan ibu sekurang-kurangnya mengetahui

cara-cara penggunaan alat-alat medis seperti incubator, oksigen dll.

21

Page 22: BAB 1,bab II,BAb III

2.4 ALUR FIKIR

INPUT PROSES OUTPUT

Memantau semua pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas fisiologi

1-3 hari.

Kemampuan ibu:

1. Tidak Dilakukan

2. Dilakukan Dibantu

3. Dilakukan Sendiri

Pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas fisiologis 1-3 hari:

1. Bernafas dengan normal

2. Makan dan minum

3. Pembuangan eliminasi tubuh

4. Bergerakdan mempertahankan posisi yang nyaman

5. Tidur dan istirahat

6. Memilih pakaian yang nyaman

7. Mempertahankan suhu tubuh dalam kondisi normal dengan memodifikasi

linkungan

8. Menjaga kebersihan tubuh dan dan memelihara kesehatan dan lindungi kulit

9. Seksualitas

10. Perawatan payudara

11. Menghindari bahaya dilingkunganya

12. Komunikasi dengan orang lain

13. Beribadah sesuai dengan keyakinan

14. Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi

22

Page 23: BAB 1,bab II,BAb III

15. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi

16. Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang menuntun pada

perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan

yang tersedia.

Berdasarkan pada alur fikir diatas, karena populasi penelitian adalah ibu

nifas, maka pelaksanaan keperawatan mandiri yang diteliti adalah pelaksanaan

keperawatan mandiri pada ibu nifas fisiologi 1-3 hari yang meliputi upaya

bernafas dengan normal, makan dan minum yang cukup, eliminasi, mobilisasi,

tidur dan istirahat, memilih pakaian yang sesuai, menjaga suhu tubuh tetap dalam

batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan, menjaga

tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integument, seksualitas,

perawatan payudara, menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai,

berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, ibadah sesuai

dengan keyakinan, bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi, bermain

atau terlibat dalam berbagai kegiatan, belajar mengatahui atau memuaskan rasa

penasaran yang menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta

menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.

23

Page 24: BAB 1,bab II,BAb III

2.5 Defenisi Operasional

Tabel 2.2

Gambaran Pelaksanaan Keperawatan Mandiri (Self Care) Pada Ibu Nifas

Fisiologi 1-3 Hari di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang

Tahun 2012.

NoVariabel/Sub

VariabelDefinisi

OperasionalAlat Ukur

Cara Ukur

Hasil UkurSkala Ukur

1 Tingkat

Pelaksanaan

keperawatan

mandiri pada

ibu nifas

fisiologis 1-3

hari dalam hal

bernafas

dengan normal

Mengamati

pemenuhan

kebutuhan dasar

ibu nifas

fisiologi dalam

hal bernafas

dengan normal

Checklist Observasi -Tidak

Dilakukan=0

-Dilakukan

dengan

dibantu ≤ 1

-Dilakukan

Sendiri ≤ 2

Ordinal

2 Tingkat

Pelaksanaan

keperawatan

mandiri pada

ibu nifas

fisiologis 1-3

hari dalam hal

makan dan

minum yang

cukup

Mengamati

pemenuhan

Kebutuhan dasar

ibu nifas

fisiologi dalam

hal makan dan

minum dengan

cukup

Checklist Observasi -Tidak

Dilakukan=0

-Dilakukan

dibantu ≤ 1

-Dilakukan

Sendiri ≤ 2

Ordinal

3 Tingkat

Pelaksanaan

keperawatan

mandiri pada

ibu nifas

fisiologis 1-3

hari dalam hal

eliminasi

Mengamati

pemenuhan

kebutuhan dasar

ibu nifas

fisiologi dalam

hal eliminasi

Checklist Observasi -Tidak

Dilakukan=0

-Dilakukan

dibantu ≤ 1

-Dilakukan

Sendiri ≤ 2

Ordinal

4 Tingkat Mengamati Checklist Observasi -tidak Ordinal

24

Page 25: BAB 1,bab II,BAb III

Pelaksanaan

keperawatan

mandiri pada

ibu nifas

fisiologis 1-3

hari dalam hal

mobilisasi

pemenuahan

kebutuhan dasar

ibu nifas

fisiologi dalam

hal

ambulasi/mobilis

asi

dilakukan= 0

-Dilakukan

dibantu ≤ 1

-Dilakukan

sendiri ≤ 2

5 Tingkat

Pelaksanaan

keperawatan

mandiri pada

ibu nifas

fisiologis 1-3

hari dalam hal

istirahat dan

tidur

Mengamati

pemenuhan

kebutuhan dasar

ibu nifas

fisiologi dalam

hal istirahat dan

tidur

Checklist Observasi -Tidak

Dilakukan=0

-Dilakukan

dibantu ≤ 1

-Dilakukan

sendiri ≤ 2

Ordinal

6 Tingkat

Pelaksanaan

keperawatan

mandiri pada

ibu nifas

fisiologis 1-3

hari dalam hal

memilih

pakaian yang

sesuai

Mengamati

pemenuhan

kebutuhan dasar

ibu nifas

fisiologi dalam

hal memilih

pakaian yang

sesuai seperti

bahan

pakaian,memaka

i pakaian serta

melepaskan

pakaian

Checklist Observasi -Tidak

Dilakukan=0

-Dilakukan

dibantu ≤ 1

-Dilakukan

sendiri ≥2

Ordinal

7 Tingkat

Pelaksanaan

keperawatan

mandiri pada

ibu nifas

fisiologis 1-3

Mengamati

pemenuhan

kebutuhan dasar

pada ibu nifas

fisiologi dalam

hal menjaga suhu

Checklist Observasi -Tidak

Dilakukan=0

-Dilakukan

dibantu ≤ 1

-Dilakukan

dibantu ≥ 2

Ordinal

25

Page 26: BAB 1,bab II,BAb III

hari dalam hal

menjaga suhu

tubuh tetap

normal

tubuh tetap

normal

8 Tingkat

Pelaksanaan

keperawatan

mandiri pada

ibu nifas

fisiologis 1-3

hari dalam hal

menjaga tubuh

tetap bersih

Mengamati

pemenuhan

kebutuhan dasar

pada ibu nifas

fisiologi dalam

hal menjaga

tubuh tetap

bersih dengan

memperhatikan

kebersihan kulit,

rambut, alat

genitalia.

Checklist Observasi -Tidak

Dilakukan=0

-Dilakukan

dibantu ≤ 1

-Dilakukan

sendiri ≥ 2

Ordinal

9 Tingkat

Pelaksanaan

keperawatan

mandiri pada

ibu nifas

fisiologis 1-3

hari dalam hal

kebutuhan

seksualitas

Memantau

pemenuhan

kebutuhan dasar

pada ibu nifas

fisiologi dalam

hal kebutuhan

seksualitas,

dalam kebutuhan

seksualitas tidak

harus berhubun

gan intim antara

suami dan istri,

melainkan bisa

berupa sentuhan

dan belaian yang

lembut dari

suami atau

keluarga lainnya.

Checklist Observasi -Tidak

Dilakukan=0

-Dilakukan

dibantu ≤ 1

-Dilakukan

sendiri ≥ 2

Ordinal

10 Tingkat Memantau Checklist Observasi -Tidak Ordinal

26

Page 27: BAB 1,bab II,BAb III

Pelaksanaan

keperawatan

mandiri pada

ibu nifas

fisiologis 1-3

hari dalam hal

perawatan

payudara

pemenuhan

kebutuhan dasar

pada ibu nifas

fisiologi dalam

hal perawatan

payudara

Dilakukan =

0

-Dilakukan

dibantu ≤ 1

-Dilakukan

sendiri ≥ 2

11 Tingkat

Pelaksanaan

keperawatan

mandiri pada

ibu nifas

fisiologis 1-3

hari dalam hal

menghindari

bahaya sekecil

apa pun yang

akan timbul.

Memantau

pemenuhan

kebutuhan dasar

pada ibu nifas

fisiologi dalam

hal menghindari

bahaya

Checklist Observasi -Tidak

Dilakukan =

0

-Dilakukan

dibantu ≤ 1

-Dilakukan

sendiri ≥2

Ordinal

12 Tingkat

Pelaksanaan

keperawatan

mandiri pada

ibu nifas

fisiologis 1-3

hari dalam hal

berkomunikasi

dengan orang

lain dalam

mengungkapk

an emosi

Memantau

pemenuhan

kebutuhan dasar

pada ibu nifas

fisiologi dalam

hal

berkomunikasi

checklist Observasi -Tidak

Dilakukan=0

-Dilakukan

dibantu ≤ 1

-Dilakukan

sendiri ≥2

Ordinal

13 Tingkat

Pelaksanaan

keperawatan

mandiri pada

Memantau

pemenuhan

kebutuhan dasar

pada ibu nifas

Checklist Observasi -Tidak

Dilakukan=0

-Dilakukan

dibantu ≤ 1

Ordinal

27

Page 28: BAB 1,bab II,BAb III

ibu nifas

fisiologis 1-3

hari dalam hal

beribadah

sesuai dengan

keyakinan

fisiologis dalam

hal beribadah

sesuai dengan

keyakinan

-Dilakukan

sendiri ≥2

14 Tingkat

Pelaksanaan

keperawatan

mandiri pada

ibu nifas

fisiologis 1-3

hari dalam hal

bekerja

dengan tat

cara yang

mengandung

presentasi

Memantau

pemenuhan

kebutuhan dasar

pada ibu nifas

fisiologis dalam

hal bekerja

dengan tata cara

yang

mengandung

presentasi seperti

melakukan

pekerjaan rumah

tangga dan

mengasuh bayi

Checklist Observasi -Tidak

Dilakukan=0

-Dilakukan

dibantu ≤ 1

-Dilakukan

sendiri ≥2

Ordinal

15 Tingkat

Pelaksanaan

keperawatan

mandiri pada

ibu nifas

fisiologis 1-3

hari dalam hal

bermain atau

terlibat dalam

berbagai

kegiatan

Memantau

pemenuhan

kebutuhan dasar

pada ibu nifas

fisiologi dalam

hal bermain atau

terlibat dalam

berbagai

kegiatan

Checklist Observasi -Tidak

Dilakukan=0

-Dilakukan

dibantu ≤ 1

-Dilakukan

sendiri ≥ 2

Ordinal

16 Tingkat

Pelaksanaan

keperawatan

mandiri pada

Memantau

pemenuhan

kebutuhan dasar

pada ibu nifas

Checklist Observasi -Tidak

Dilakukan=0

-Dilakukan

dibantu ≤ 1

Ordinal

28

Page 29: BAB 1,bab II,BAb III

ibu nifas

fisiologis 1-3

hari dalam hal

belajar

mengetahui

atau

memuaskan

rasa penasaran

fisiologis dalam

hal belajar

mengetahui atau

memuaskan rasa

penasaran

-Dilakukan

dibantu ≥ 2

BAB III

METODE PENELITIAN

29

Page 30: BAB 1,bab II,BAb III

3.1 Jenis Dan Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu metode

yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu

keadaan secara objektif (Notoadmodjo, 2005). Hasil penelitian ini akan memberi

informasi tentang gambaran pelaksanaan keperawatan mandiri pada ibu nifas

fisiologis pada ibu post partum 1-3 hari di BPS Wilayah Kerja Puskesmas

Gambok Kabupaten Sijunjung Tahun 2013.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di BPS (Bidan Praktek Swasta) Wilayah Kerja

Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung. Penelitian ini dilakukan pada bulan

April sampai dengan bulan Juni Tahun 2012.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2005). Populasi penelitiaan ini adalah seluruh ibu hamil yang

mempunyai Taksiran Persalinan (TP) pada bulan April sampai dengan bulan Juni

di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2012. Rata-rata

populasi berjumlah 35 orang ibu hamil yang yang mempunyai TP bulan April-

bulan Juni di 6 BPS Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang tahun 2012.

3.3.2 Sampel

30

Page 31: BAB 1,bab II,BAb III

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi. Dalam menentukan besar sampel dapat digunakan

rumus sebagai berikut:

n= N1+N (d ) 2

Keterangan :

n = Besar sampel

N = Besar Populasi

D = Tingkat kepercayaan (0,1)

(Notoatmodjo, 2005)

Jadi sampelnya adalah 26 orang ibu hamil yang mempunyai taksiran

persalinan pada bulan April sampai bulan Juni yang terdapat pada kelurahan

Lubuk Buaya Padang tahun 2012, dengan instrument pengumpulan data angket

dengan cara observasi. Besar sampel untuk setiap BPS didapatkan berdasarkan

proporsional dari estimasi rata-rata perbulan dengan rincian sebagai berikut :

a. Bidan Laila = 7

35 x 26 = 5.2 = 5 orang

b. Bidan Eli Fambo =5

35x26=3,7=4 orang

c. Bidan Nofia Alista =8

35x26=5,9=6 orang

d. Bidan Sonya Silvia =6

35x26=4,4=4 orang

e. Bidan Asnimar =5

35x26=3,7=4 orang

f. Bidan Fitria Hayati =4

35x26=2,9=3orang

31

Page 32: BAB 1,bab II,BAb III

Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara quota sampling, dengan

kriteria inklusi yaitu, bersedia menjadi responden, bisa baca tulis, responden 1-3

hari post partum. Sedangkan kriteria eksklusi adalah ibu nifas fisiologi,

pelaksanaan keperawatan mandiri dalam memenuhi kebutuhan dasarnya selalu

dibantu keluarga.

3.4 Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang didapat secara langsung dari

responden.pengumpulan data dengan cara secara langsung.pengumpulan data

dilakukan dengan metode observasi dengan menggunakan checklist. Data primer

meliputi Pemenuhan pelaksanaan keperawatan mandiri Pada Ibu Nifas yaitu:

Bernafas dengan normal, nutrisi, eliminasi, mobilisasi, tidur dan istirahat,

berkostum yang bersih dan nyaman, mempertahankan suhu tubuh, menjaga

kebersihan tubuh, seksualitas, perawatan payudara, menghindari bahaya

lingkungan, berkomunikasi dengan orang lain, beribadah menurut kepercayaan

masing-masing, Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi, Bermain

atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi, Belajar mengetahui atau

memuaskan atau rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan normal dan

kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari puskesmas Lubuk Buaya

Kota Padang yaitu jumlah ibu hamil yang mempunyai taksiran persalinan antara

bulan April sampai bulan Juni tahun 2013 sekitar.

32

Page 33: BAB 1,bab II,BAb III

3.5 Teknik Pengelolaan Data

Teknik pengolahan data dilakukan secara manual dan komputerisasi dengan

langkah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan Data

Data yang telah dikumpul diperiksa, apakah sudah sesuai dengan

tujuan penelitian, memeriksa keragaman data.

b. Pemberian Kode

Setelah dipastikan kelengkapan data lalu dilakukan pemberian kode

atau angka pada setiap jawaban agar memudahkan mengelolah data.

c. Memasukkan Data

Setelah semua isian format pengumpulan data juga sudah melewati

pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar data

dapat dianalisa. Proses data dilakukan dengan cara memasukkan data

menggunakan computer.

d. Membersihkan Data

Merupakan kegiatan mengecek kembali data yang sudah dientry

apakah ada kesalahan atau tidak.

3.6 Analisa Data

Data yang digunakan oleh peneliti adalah analisa univariat yaitu analisa

pada tiap-tiap variabel atau sub variabel. Analisa dengan statitik deskriptif berupa

distribusi frekuensai dan dipresentasekan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

33

Page 34: BAB 1,bab II,BAb III

P = fn

x 100 %

Keterangan:

P = Presentase

f = Frekuensi

n = Sampel

34