bab 1

28
1 Bab 1 Sifat dan Arti Ilmu Politik Perkembangan dan Definisi Ilmu Politik Ilmu Politik merupakan sebuah kerangka atau cabang-cabang dari ilmu ilmu sosial lainnya yang memiliki dasar, rangka, fokus, dan ruang lingkup yang jelas.Ilmu politik bisa dikatakan masih memiliki usia yang masih muda dikarenakan ilmu politik baru lahir pada akhir abad ke- 19. Pada tahap itu ilmu politik berkembang secara pesat berdampingan dengan cabang-cabang ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, antropologi, ekonomi, dan psikologi, dan dalam perkembangan ini mereka saling berhubungan satu sama lain. Perkembangan Ilmu Politik juga sudah cukup maju dari mulai lahirnya pada akhir abad ke-19 ilmu politik diberbagai Negara belahan dunia seperti Yunani Kuno pemikiran mengenai Negara sudah dimulai pada tahun 450 S.M., yang pada saat itu sudah dijumpai berbagai karya-karya ahli sejarah Herodotus, atau filsuf-filsuf seperti Plato, Aristoteles, dan sebagainya. Di Indonesia itu sendiri perkembangan seperti itu banyak dijumpai melalui beberapa karya tulis yang membahas masalah sejarah dan kenegaraan, seperti Negarakertagama yang ditulis pada zaman kerajaan Majapahit sekitar abad ke-13 dan ke-15 Masehi dan Babad Tanah Jawi. Dan karya karya tersebut semenjak adanya imprealisme maka karya tersebut terdesak oleh pemikiran-pemikiran bangsa barat yang berada di sekitar

Upload: diantoro-deka-saputra

Post on 15-Feb-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aaaaaaaaaaaaaaaa

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1

1

Bab 1

Sifat dan Arti Ilmu Politik

Perkembangan dan Definisi Ilmu Politik

            Ilmu Politik merupakan sebuah kerangka atau cabang-cabang dari ilmu ilmu sosial

lainnya yang memiliki dasar, rangka, fokus, dan ruang lingkup yang jelas.Ilmu politik bisa

dikatakan masih memiliki usia yang masih muda dikarenakan ilmu politik baru lahir pada

akhir abad ke-19. Pada tahap itu ilmu politik berkembang secara pesat berdampingan dengan

cabang-cabang ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, antropologi, ekonomi, dan psikologi,

dan dalam perkembangan ini mereka saling berhubungan satu sama lain.

           Perkembangan Ilmu Politik juga sudah cukup maju dari mulai lahirnya pada akhir

abad ke-19 ilmu politik diberbagai Negara belahan dunia seperti Yunani Kuno pemikiran

mengenai Negara sudah dimulai pada tahun 450 S.M.,  yang pada saat itu sudah dijumpai

berbagai karya-karya ahli sejarah Herodotus, atau filsuf-filsuf seperti Plato, Aristoteles, dan

sebagainya. Di Indonesia itu sendiri perkembangan seperti itu banyak dijumpai melalui

beberapa karya tulis yang membahas masalah sejarah dan kenegaraan, seperti

Negarakertagama yang ditulis pada zaman kerajaan Majapahit sekitar abad ke-13 dan ke-15

Masehi dan Babad Tanah Jawi. Dan karya karya tersebut semenjak adanya imprealisme maka

karya tersebut terdesak oleh pemikiran-pemikiran bangsa barat yang berada di sekitar

kawasan Asia sehingga karya sastra tersebut mengalami kemunduran.

          Sedangkan di Negara-negara yang terletak di Benua Eropa Ilmu Politik seperti di

Negara Jerman, Austria, dan Prancis pada abad ke-18 dan ke-19 banyak dipengaruhi oleh

ilmu hukum dan karena itu fokus perhatiannya adalah Negara semata-mata.

         Setelah perang dunia ke- 2 perkembangan ilmu politik semakin pesat lagi.Seperti di

Indonesia kemajuan tersebut ditandai oleh banyak didirikannya Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik seperti di Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia .

         Pesatnya perkembangan ilmu politik sesudah Perang dunia ke-2 tersebut juga

disebabkan karena mendapatkan dorongan kuat dari beberapa badan internasional, terutama

UNESCO.

Page 2: Bab 1

2

Ilmu Politik Sebagai Ilmu Pengetahuan

        Ilmu Politik memiliki syarat sebagai ilmu pengetahuan karena ilmu politik sampai

sekarang belum ditemukan hukum-hukum ilmiah seperti itu. Karena manusia makhluk yang

kreatif yang selalu menemukan hal-hal baru sebagai ide

reatifnya sampai tidakdapat diramalkan.

Dan anusia bersifat kompleks dan perilakunya tidak selalu didasarkan atas tindakan –

tindakan yang rasional dan logis sebagai pertimbangannya. Dan pada dasarnya bahwa ilmu

pengetahuan adalah keseluruhan dari pengetahuan adalah keseluruhan dari pengetahuan yang

terkoordinasi mengenai pokok pemikiran tertentu, Apabila perumusan ini dipakai sebagai

patokan, maka memang ilmu politik boleh dinamakan suatu ilmu pengetahuan.

Definisi Ilmu Politik

        Ilmu Politik adalah ilmu yang mempelajari politik atau politics atau kepolitikan.Politik

adalah usaha menggapai kehidupan yang baik. Dan pada umumnya dapat dikatakan bahwa

politik adalah usaha untuk menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima baik oleh

sebagian besar warga, untuk membawa masyarakat ke arah kehidupan yang harmonis.

       Untuk melaksanakan kebijakan – kebijakan umum yang

enyangkut pengaturan dan alokasi dari sumber daya alam ,perludimiliki kekuasaan (power)

serta wewenang ( authority).

Konsep-Konsep Pokok Politik :

1.      Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi

yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.

2.      Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk memengaruhi perilak

u seseorang atau suatukelompok untuk memengaruhi perilaku seseorang atau kelompok lain,

sesuai dengan keinginan para pelaku.

3.      Keputusan adalah hasil dari membuat pilihan diantara beberapa alternatif,

sedangkan istilah pengambilan keputusanmenujuk pada proses yang

terjadi sampai keputusan itu tercapai.

Page 3: Bab 1

3

4.      Kebijakan Umum adalah suatu kumpulan keputusan yang

diambil oleh seseorang pelaku atau kelompok politik,

dalamusaha memilih tujuan dan cara untuk mencapai tujuan itu.

5.      Pembagian atau Alokasi ialah pembagian dan penjatahan nilai-nilai dalam masyarakat.

Hubungan   Ilmu   Politik   dengan   Ilmu   Pengetahuan Lain

         Ilmu Politik sangat erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan yang lainnya yang pada

khususnya berbau ilmu sosial seperti Ilmu Sejarah, Filsafat, Sosiologi, Antropologi, Ilmu

ekonomi, Psikologi Sosial,Geografi,Ilmu Hukum.

Page 4: Bab 1

4

Bab 2

Hubungn Ilmu Politik dengan Ilmu Pengetahuan Lainnya

Pendekatan

Pendekatan Legal/Institusional

Pendekatan legal/institusional, yang sering dinamakan pendekatan tradisional, mulai

berkembang abad 19 pada masa sebelum Perang Dunia II. Dalam pendekataan ini negara

menjadi fokus pokok, terutama segi konstitusional dan yuridisnya.

Pendekatan Perilaku

Pendekatan perilaku timbul dan mulai berkembang di amerika pada tahun 1950-an seusai

Perang Dunia II. Adapun sebab-sebab kemunculannya adalah seabgai berikut. Pertama, sifat

deskriptif dari ilmu politik dianggap tidak memuaskan, karena tidak realistis dan sangat

berbeda dengan kenyataan sehari-hari. Kedua, ada kekhawatiran bahwa, jika ilmu politik

tidak maju dengan pesat, ia akan ketinggalan dibanding dengan ilmu-ilmu lainnya, seperti

sosiologi dengan tokohnya Max Weber (1864-1920) dan Talcott Parsons (1902-1979),

antropologi, dan psikologi.Ketiga, di kalangan pemerintah Amerika telah muncul keraguan

mengenai kemampuan para sarjana ilmu politik untuk menerangkan fenomena politik.

Teori Ketergantungan (   Dependency Theory   )

       Kalangan lain yang juga berada dalam rangka teori-teori kiri, yang kemudian dikenal

sebagai Teori Ketergantungan, adalah kelompok yang mengkhususkan penelitiannya pada

hubungan antara negara Dunia Pertama dan Dunia Ketiga.

Pendekatan Pilihan Rasional (   Rational Choice )

        Pendekatan ini muncul dan berkembang belakangan sesudah pertentangan antara

pendekatan-pendekatan yang dibicarakan di atas mencapai semacam konsensus yang

menunjukkan adanya pluralitas dalam bermacam-macam pandangan. Dalam ilmu politik

pada umumnya, dikenal nama Pendekatan Pilihan Rasional. Pengikut Pendekatan ini

menimbulkan kejutan karena mencanangkan bahwa mereka telah meningkatkan ilmu politik

menjadi suatu ilmu yang benar-benar science.

Page 5: Bab 1

5

Pendekatan Institusionalisme Baru

      Institusionalisme baru ( New Institutionalism ) berbeda dengan pendekataan-pendekataan

yang diuraikan sebelumnya. Ia lebih merupakan suatu visi yang meliputi beberapa

pendekatan lain, bahkan merupakan suatu visi yang meliputi beberapa pendekatan lain,

bahkan beberapa bidang ilmu pengetahuan lain seperti sosiologi dan ekonomi. Mengapa

disebut institusionalisme baru? Oleh karena itu ia merupakan penyimpangan dari

institusionalisme lama. Seperti telah diuraikan di atas, institusionalisme lama mengupas

lembaga-lembaga kenegaraan (aparatur negara) seperti apa adanya secara statis. Berbeda

dengan itu, institusionalisme baru melihat institusi negara sebagai hal yang dapat diperbaiki

ke arah suatu tujuan tertentu, seperti misalnya membangun masyarakat yang lebih makmur.

Page 6: Bab 1

6

Bab 3

Konsep-Konsep Politik

Teori   Politik

        Teori adalah generalisasi yang abstrak mengenal beberapa fenomena.Dalam menyusun

generalisasi, teori selalu memakai dengan konsep-konsep.Teori Politik adalah bahasan dan

generalisasi dari fenomena yang bersifat politik. Dengan kata lain, teori politik adalah

bahasan dan renungan atas tujuan dari kegiatan politik, cara mencapai tujuan itu,

kemungkinan – kemungkinan dan kebutuhan – kebutuhan yang akan ditimbulkan oleh situasi

politik tertentu dan kewajiban – kewajiban yang diakibatkan oleh tujuan politik itu. Ada dua

macam teori dalam teori politik yang bersifat mutlak, yang pertama teori yang memiliki dasar

moral atau bersifat akhlak dan yang menentukan norma-norma untuk perilaku politik teori

tersebut seperti contohnya dibagi menjadi 3 yaitu filsafat politik, teori politik sistematis,

ideology politik. Dan teori yang kedua teori yang menggambarkan dan membahas fenomena

dan fakta-fakta politik dengan tidak mempersoalkan norma-norma atau nilai.

Masyarakat

         Masyarakat adalah keseluruhan antara hubungan-hubungan antar manusia.Biasanya

anggota-anggota masyarakat menghuni suatu wilayah geografis yang mempunyai

kebudayaan-kebudayaan dan lembaga-lembaga yang kira-kira sama.

Negara

        Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, Negara    adalah organisasi pokok

dari kekuasaan politik  Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan

untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-

gejala kekuasaan dalam masyarakat. Negara memiliki sifat memaksa, memonopoli dan

mencakup semua.Unsur- unsur Negara terdiri dari wilayah, penduduk,pemerintah dan

kedaulatan.Tujuan Negara tergantung kepada Ideologi, cita-cita dan undang-undang Negara

masing-masing, Indonesia tujuan negaranya terdapat dalam pembukaan UUD 1945.

Page 7: Bab 1

7

Bab 4

Demokrasi

         Kita melihat gejala bahwa secara formal demokrasi merupakan dasar dari kebanyakan

Negara di dunia, Demokrasi yang dianut di Indonesia adalah demokrasi

berdasarkan  pancasila , masih dalam tahap perkembangan dan mengenai sifat dan ciri cirinya

terdapat pelbagai tafsiran serta pandangan.(h.105)

Demokrasi Konstitusional

       Ciri khas dari demokrasi konstitusional ialah gagasan bahwa pemerintah yang

demokratis  adalah pemerintah yang tak terbatas kekuasaanya dan tidak dibenarkan bertindak

sewenang-wenang terhadap warga Negaranya. (h.107)

     Sebagai akibat dari keinginan untuk menyelennggarakan hak hak politik itu secara efektif

timbullah gagasan gagasan bahwa secara cara yang terbaik untuk membatasi kekuasaan

pemerintah yaitu dengan suatu konstitusi. Konstitusi menjamin hak-hak politik dan

menyelenggarakan pembagian kekuasaan Negara sehingga kekuasaan eksekutif diimbangi

oleh kekuasaan parlemen dan lembaga-lembaga hukum. (h.112)

      Masa-masa demokrasi di Indonesia  telah melewati fase-fase yang merupakan berbagai

jenis demokrasi yang pernah diterapkan di Indonesia antaralain  masa Republik Indonesia 1

(1945-1959) yaitu masa demokrasi konstitusional yang diterapkan , masa Republik Indonesia

2 (1959-1965) merupakan masa demokrasi terpimpinnya yang diterapkan Presiden Soekarno

dan setelah itu lahir Masa demokrasi Pancasila (1965-1998) pada era pemerintahan rezim

Orde Baru yaitu Presiden Soeharto dan hingga saat ini pada era Reformasi  demokrasi

Pancasila terus dikembangkan sesuai dengan UUD 1945 dan kultur budaya Indonesia.(h.127-

h.135)

Page 8: Bab 1

8

Bab 5

Komunisme dan Istilah Demokrasi dalam Terminologi Komunis

      Terjadi karena banyak ketimpangan – ketimpangan sosial dalam kehidupan

bermasyarakat oleh Karena itu Marx ingin mempersamakan derajat pada setiap golongan

masyarakat dalam ajaran Marxisme yang lebih mengarah kepada komunisme , perkembangan

teori ini sangat berkembang secara pesat  hingga berkembang pula Marxisme-Leninisme di

Uni Soviet  jika Marx mengedepankan kepada kaum buruh sedangkan Lenin megedepankan

kaum petani yang memimpin para kaum proletar yang ada untuk bersaing dengan kaum

kapitalis atau borjuis. Namun, keduanya tidak memperselisihkan hal tersebut karena mereka

ingin ideologi komunisme tetap dijalankan. (h.139-h.146)

    Runtuhnya Komunisme karena banyak Negara Negara yang masyarakatnya tidak

menyukai paham Komunis karena mereka sudah dapat berpikir dan bertindak secara rasional

dan menggunakan logika dan mereka juga menginginkan sebagian besar kebebasan dalam

sebuah Negara yang teratur oleh karena itu dengan runtuhnya Uni Soviet memberikan

dampak yang buruk bagi perkembangan paham paham komunisme di berbagai belahan dunia

untuk meninggalkan ajaran-ajaran komunisme yang mereka pernah terapkan ,. Tetapi, hingga

saat ini masih menerapkan komunisme tersebut antara lain Negara Rusia yang dahulu bekas

Uni Soviet tetap memberlakukannya dan China hingga Korea Utara.(h.151-h.165)

Page 9: Bab 1

9

Bab 6

Undang-Undang Dasar

     Undang undang sering kita biasakan dalam istilah konstitusi  dalam bahasa Inggris

constitution yang berartikan menjadi Undang-Undang Dasar (UUD). UUD tidak hanya

tertulis namun juga ada yang tidak tertulis . Sifat  dan fungsi UUD  merupakan suatu

perangkat peraturan yang menentukan kekuasaan dan tanggung jawab dari berbagai alat

kenegaraan. UUD juga menentukan batas-batas berbagai pusat kekuasaan itu dan

memaparkan hubungan-hubungan diantara mereka. (h.169-h.170)

Konstutisionalisme

     UUD sebenarnya tidak dapat dilihat lepas dari konsep konstitusionalisme, suatu konsep

yang telah berkembang sebelum UUD pertama dirumuskan. Ide pokok dari

konstitusionalisme adalah bahwa pemerintah perlu dibatasi kekuasaanya, agar

penyelenggaraanya tidak sewenang-wenang. (h.171)

Ciri-Ciri Undang-Undang Dasar

       Walaupun UUD satu Negara dengan Negara lain berbeda tetapi UUD memiliki ciri-ciri

yang beberapa sama , yaitu biasanya memuat ketentuan-ketentuan mengenai soal-soal seperti

Organisasi Negara, Hak Asasi Manusia (HAM), Prosedur mengubah UUD (Amandemen) dan

adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD. Dan merupakan

aturan hokum yang tertinggi yang mengikat semua warga Negara dan lembaga Negara tanpa

terkecuali. Selain itu dalam mukadimah atau pembukaan UUD sering memuat cita-cita rakyat

dan asas-asas ideology Negara.(h.177-h.178)

UUD dan Konvensi

       Konvensi adalah aturan perilaku kenegaraan yang didasarkan tidak pada undang-undang

melainkan kebiasaan-kebiasaan ketatanegaraan dan presiden. Konvensi ada dalam semua

system UUD , dan biasanya memberikan panduan ketika aturan formal tidak memadai atau

tidak jelas. Dalam Konteks UUD tidak tertulis, konvensi merupakan hal yang signifikan

Page 10: Bab 1

10

karena ia memberikan arahan tentang prosedur, kekuasaan dan kewajiban dari institusi –

institusi utama Negara. (h.179)

Pergantian, Perubahan dan Supremasi UUD

       UUD dapat diganti dengan UUD baru apabila UUD yang ada tidak lagi mencerminkan

konstelasi politik atau tidak lagi memenuhi harapan dan aspirasi rakyat. Di Indonesia kita

telah melalui lima tahap perkembangan UUD .  Selain penggantian secara menyeluruh, tidak

jarang pula Negara mengadakan perubahan sebagian dari UUD-nya. Perubahan ini

dinamakan amandemen. Wewenang mengamandemen UUD  ada prosedur-prosedurnya dan

ditangan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dengan ketentuan bahwa kuorum adalah

2/3 dari anggota MPR, sedangkan usul perubahan UUD harus diterima oleh 2/3 dari anggota

yang hadir (pasal 37). Sejak tahun 1999, setelah Orde Baru berakhir, UUD 1945 telah

mengalami 4 kali amandemen. Banyak perubahan yang substantial yang berubah akibat dari

adanya amandemen tersebut bagi Negara ini. Karena UUD merupakan sumber hokum

tertinggi disebuah Negara maka perlu adanya penguatan-penguatan untuk UUD itu tersebut

agar keberadaan UUD tidak mudah dipermainkan oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan

keberadaan sebuah UUD itu. Oleh karenanya perlu adanya tindakan supremasi UUD agar

kedudukan UUD tetap sebagai sumber hukum yang tetap dan tertinggi.(h.181-h.185)

Page 11: Bab 1

11

Bab 7

Hak-Hak Asasi Manusia

·         Perkembangan Hak Asasi manusia di Eropa

       Di Eropa barat pemikiran mengenai hak asasi  berawal dari abad ke-17 dengan timbulnya

konsep Hukum Alam serta hak-hak alam. Akan tetapi, sebenarnya beberapa abad

sebelumnya, yaitu zaman Pertengahan, masalah hak manusia sudah mulai mencuat di Inggris.

(h.213-h.215)

·         Hak  Asasi Manusia pada Abad ke-20 dan awal abad ke-21

       Dalam  perkembangan berikutnya terjadi perubahan dalam pemikiran mengenai hak

asasi, antara lain karena terjadinya depresi besar sekitar tahun 1929 hingga 1934, yang

melanda sebagaian  besar  dunia. Depresi ini, yang mulai di amerika dan kemudian menjalar

ke hampir seluruh dunia, berdampak luas.(h.215)

·         Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (1948)

      Deklarasi  Universal dimaksud sebagai pedoman sekaligus standar minimum yang dicita-

citakan oleh seluruh umat manusia. Maka dari itu berbagai hak dan kebebasan dirumuskan

secara luas, seolah-olah bebas tanpa batas.(h.218-h.219)

·         Dua Kovenan Internasional

     Tahap kedua ditempuh oleh Komisi Hak Asasi PBB adalah menyusun “seseuatu yang

lebih mengikat dari pada deklarasi belaka dalam bentuk perjanjian”. Untuk mencapai

konsesus agar Sidang Umum PBB menerima baik kovenan Internasional Hak Ekonomi,

sosial dan budaya, kovenan internasional hak sipil dan politik,serta tentang pengaduan

perorangan.(h.219-h.220)

Page 12: Bab 1

12

·         Masalah  Ratifikasi

     Meratifikasi suatu perjanjian berarti bahwa negara yang bersangkutan mengikat diri untuk

melaksanakan ketentuan-ketentuan perjanjian dan bahwa ketentuan-ketentuan itu menjadi

bagian dari hukum nasionalnya. Jika jalannya ratifikasi dua konvensi PBB menyita waktu

lama, di tingkat regional, terutama di eropa barat yang masyarakatnya lebih homogen,

pelaksanaan hak asasi  lebih berhasil.(h.225-h.226)

·         Hak Asasi Manusia pada awal abad ke-20

        Pada awal abad ke-20 suasana yang melatar belakangi kampanye internasional untuk

memajukan hak asasi secara global, kadang-kadang dinamakan revolusi hak asasi, telah

mengalami pukulan berat, terutama sesudah peristiwa 11 September 2001 di New York,

perang terhadap Argentina, dan invasi tentara kolaisi Amerika serikat dan Inggris terhadap

irak.(h.246-247)

·         Hak-Hak Asasi Manusia di Indonesia

        Hak asasi  Manusia di Indonesia telah mengalami pasang surut. Sesudah dua periode

represi ( rezim soekarno dan rezim soeharto), reformasi berusaha lebih memajukan hak asasi.

(h.247)

·         Hak Asasi Perempuan

        Konsep Hak Asasi Perempuan ( HAP ) sedikitnya dua makna yang terkandung di

dalamnya. Yang pertama, hak asasi perempuan hanya dimaknai sekadar berdasarkan akal

sehat. Logika yang dipakai adalah pengakuan mereka juga memiliki hak asasi. Hak asasi

Perempuan di indonesia cukup menonjol. Menurut UUD 1945 secara formal tidak ada

perpedaan antara laki-laki dan perempuan(h.256-h.257)

Page 13: Bab 1

13

Bab 8

Pembagian Kekuasaan Menurut Tingkat

      Pembagian kekuasaan dapat dibedakan menjadi 2 cara yaitu secara vertikal yang berarti

membagi kekuasaan antara beberapa tingkat pemerintahan atau dapat dinamakan pembagian

kekuasaan secara teritorial, dan yang kedua secara horisontal yaitu pembagian yang

menunjukan pembedaan antar fungsi-fungsi pemerintahan yang bersifat legislatif,eksekutif,

yudikatif yang dikenal sebagai  trias politika atau pembagian kekuasaan.(h.267)

Konfederasi

     Konfederasi  merupakan gabungan beberapa negara yang berdaulat penuh untuk

mempertahankan kemerdekaan secara internal dan eksternal , bersatu negara –negara tersebut

diatur dalam perjanjian internasional . (h.268)

Negara Kesatuan

     Negara kesatuan negara yang terdiri dari banyaknya wilayah namun yang menjadi pusat

pengatur dalam negara tersebut yaitu pemerintah pusat sebagai penguasa atas negara itu.

(h.269)

Negara Federal

     Negara yang menyesuaikan dua konsep yang bertentangan , yaitu kedaulatan negara

federal dalam keseluruhannya dan kedaulatan negara bagian. Kedaulatan keluar diserahkan

penuh oleh pemerintahan federal sedangkan yang kedalam dibatasi.(h.270)

Perkembangan Konsep Trias Politika

     Konsep ini pembagian kekuasaannya secara horisontal  , trias politika adalah anggapan

bahwa kekuasaan negara terdiri terdiri atas tiga macam kekuasaan yaitu legislatif kekuasaan

pembuat undang-undang, kedua eksekutif atau kekuasaan melaksanakan undang-undang dan

ketiga kekuasaan yudikatif atau kekuasaan mengadili atas pelanggaran undang-undang. Trias

politika adalah sutu prinsip kekuasaan-kekuasaan ini sebaliknya tidak diserahkan kepada

orang yang sama untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak yang berkuasa.

Dengan diharapkan hak-hak asasi warga negara lebih terjamin.(h.281-h.282)

Page 14: Bab 1

14

Bab 9

Pembagian Kekuasaan Menurut Fungsi

Badan Eksekutif

         Badan eksekutif terdiri atas kepala negara seperti raja atau presiden beserta menteri-

menterinya. Dalam arti luas pegawai negeri sipil serta militer juga termasuk kedalam badan

eksekutif. Badan eksekutif memiliki beberapa wewenang yang diantaranya mencakup

berbagai bidang yaitu Administratif, Legislatif, Keamanan, Yudikatif memberi grasi, amnesti,

abolisi dan sebagainya. Dan diplomatik untuk berhubungan dengan negara-negara lain.

(h.295-h.297)

Badan Legislatif

         Badan Legislatif yaitu pembuat undang-undang pada umumnya di berbagai negara

terdapat pada parlemen dalam negara itu, di Indonesia badan legislatif terdiri atas Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan

Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)  merupakan badan-badan

yang memiliki wewenang legislasi, kontrol dan anggaran. Tentunya disetiap negara badan

legislatifnya tentu berbeda-beda ada yang menerapkan dengan sistem satu majelis dan dua

majelis. Majelis tersebut juga diklasifikasikan kembali menjadi majelis rendah dan majelis

tinggi. (h.315-h.326)

Badan Yudikatif

      Badan Yudikatif biasanya identik dengan kehakiman dimana badan ini bertugas sebagai

mengadili dan memutuskan pelanggaran undang-undang. Diberbagai negara badan yudikatif

memiliki berbagai persamaan. Di Indonesia badan Yudikatif terdiri atas Mahkamah

Konstitusi (MK), Mahkamah Agung (Ma), serta Komisi Yudisial (KY). MK adalah lembaga

yudikatif tertinggi atas lembaga-lembaga yang lain setara dengan  MA jika MA bisa digugat

namun keputusan MK tidak dapat diajukan banding dan sifatnya sudah final. Sedangkan, KY

pada dasarnya sebagai pengatur dari hakim-hakim konstitusi karena KY umumnya bersifat

mengatur kode etik para hakim-hakim agung agar dapat menjalankan tugas kehakiman secara

baik.(h.350-h.361)

Page 15: Bab 1

15

Bab 10

Partisipasi Politik

Sifat dan Definisi Partai Politik

      Dalam analisis politik modern partisipasi politik merupakan salah suatu masalah yang

penting; dan akhir-akhir ini banyak dipelajari terutama dalam hubungannya dengan Negara-

negara berkembang. Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk

ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik , antaralain dengan jalan memilih pimpinan

Negara; dan secara langsung dan tindak langsung , mempengaruhi kebijakan pemerintah.

     Di Negara-negara demokrasi konsep partisipasi politik bertolak dari paham bahwa

kedaulatan ada ditangan rakyat, yang dilaksanakan melalui kegiatan bersama untuk

menetapkan tujuan-tujuan serta masa depan masyarakat itu dan untuk menentukan orang-

orang yang akan memgang tampuk pimpinan.

     Partisipasi Politik erat kaitannya dengan kesadaran politik, karena semakin sadar bahwa

dirinya diperintah, orang kemudian menuntut diberikan hak bersuara dalam penyelenggaraan

pemerintah.  Orang yang memiliki kesadaran politik tentunya harus orang yang memiliki

pendidikan, yang kehidupannya lebih baik, dan orang-orang terkemuka. Jika Partisipasi

Politik disebuah Negara rendah pada umumnya sebagai tanda yang kurang baik, karena dapat

ditafsirkan bahwa banyak warga tidak menaruh perhatian terhadap permasalahan Negara.

Page 16: Bab 1

16

Bab 11

Partai Politik

       Partai Politik merupakan sarana bagi warga Negara untuk turut serta atau berpartisipasi

dalam proses pengelolaan Negara. Partai Politik pertama-tama lahir di Negara-negara Eropa

Barat dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang dapat diperhitungkan

serta diikutsertakan dalam proses politik, maka partai politik (parpol)  telah lahir secara

spontan dan berkembang menjadi penghubung antara rakyat di satu pihak dan pemerintah di

pihak lain

Definsi Partai Politik (Parpol)

      Secara umum dapat dikatakan bahwa parpol adalah suatu kelompok terorganisir  yang

anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan

kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dari dan merebut kedudukan politik

—(biasanya) sdengan cara konstitusional—untuk melaksanakan program-programnya.

Fungsi Partai Politik

     Fungsi Parpol di Negara Demokrasi meliputi Parpol dapat sebagai sarana komunikasi

politik , sebagai sarana sosialisasi politik, sebagai rekrutmen politik dan sebagai sarana

pengatur konflik. Sedangkan, fungsi parpol di Negara otoriter  yaitu  untuk mencari

dukungan masyarakat untuk tidak kepuasan terhadap pemerintah dan bertujuan untuk

mencapai kedudukan atau kekuasaan yang dapat dijadikan batu loncatan guna menguasai

semua parpol yang ada dan menghancurkan sistem politik yang demokratis. Contohnya,

seperti Partai Komunis.  Sedangkan fungsi parpol di Negara Berkembang yaitu selain sebagai

penyambung aspirasi masyarakat terhadap pemerintah tetapi yang lebih terpenting

merupakan sebuah peran yang sangat diharapkan dari parpol yaitu sebagai sarana untuk

memperkembangkan integrasi nasional dan memupuk identitas nasional, karena Negara baru

atau berkembang sering dihadapkan dengan masalah – masalah berbagai macam sumber

perbedaan yang ada disebuah Negara itu.

Page 17: Bab 1

17

Klarifikasi Sistem Kepartaian ( Sistem Partai-Tunggal, Dwi Partai dan Multi Partai)

       Kategori-kategori tersebut dapat mewakili keberadaan sistem parpol disebuah Negara

dengan berdasarkan kepada ideologi sistem yang diterapkan disebuah Negara itu dan

bergantung yang nantinya mengarah kepada jumlah sebuah parpol itu sendiri nantinya, ada

tiga kategori sistem parpol disebuah Negara antaralain;

1.      Sistem Partai Tunggal hanya terdiri dari satu partai politik di Negara tersebut tidak ada

parpol parpol lainnya pada umumnya (Contoh; di China hanya terdapat Partai Komunis

China (PKC)

2.      Sistem Dwi Partai hanya terdapat dua buah Parpol disebuah Negara dimana dalam

pemilihan umum mereka saling berkompetisi merebut hati rakyat kelak salah satu mereka

dapat menjadi partai pemerintah dan satu diantaranya menjadi partai penyeimbang

pemerintah (Contoh di Amerika terdapat dua partai besar yaitu Partai Demokrat dan

Republik)

3.      Sistem Multi Partai dalam sistem ini disebuah Negara banyak terdapat banyak parpol

yang hadir dalam menyelenggarakan kondisi perpolitikan disebuah Negara tersebut yang

memiliki banyak positif dan negatifnya bagi perpolitikan itu yang saling berhubungan satu

sama lain koalisi dan oposisi juga masuk kedalam sistem ini. (Contohnya di Indonesia pada

masa saat ini banyak Parpol Parpol bermunculan yang memenuhi syarat seperti Partai

Golongan Karya, Demokrat, Partai Gerakan Indonesia Raya dan lain-lain.

Page 18: Bab 1

18

Bab 12

Sistem Pemilihan Umum

         Dalam Ilmu Politik dikenal bermacam-macam sistem Pemilihan Umum (Pemilu)

dengan berbagai variasinya , akan tetapi umumnya berkisar pada dua prinsip pokok, yaitu

prinsip yang pertama adalah Satu Daerah Pemilihan memilih satu wakil; biasanya disebut

dengan sistem distrik. Dan prinsip yang kedua yaitu Satu daerah pemilihan memilih beberapa

wakil; biasanya dinamakan Sistem Perwakilan Berimbang atau Sistem Proporsional. Berikut

penjabaran mengenai kelebihan dan kekurangan sistem distrik dan proporsional yang

keduanya termasuk sistem pemilu mekanis seperti yang dijelaskan di atas. Sistem perwakilan

distrik (satu dapil untuk satu wakil) Di dalam sistem distrik sebuah daerah kecil menentukan

satu wakil tunggal berdasarkan suara terbanyak.

Kelebihan Sistem Distrik

Sistem ini mendorong terjadinya integrasi antar partai, karena kursi kekuasaan yang

diperebutkan hanya satu.

Perpecahan partai dan pembentukan partai baru dapat dihambat, bahkan dapat mendorong

penyederhanaan partai secara alami.

Distrik merupakan daerah kecil, karena itu wakil terpilih dapat dikenali dengan baik oleh

komunitasnya, dan hubungan dengan pemilihnya menjadi lebih akrab.

Bagi partai besar, lebih mudah untuk mendapatkan kedudukan mayoritas di parlemen.

Jumlah partai yang terbatas membuat stabilitas politik mudah diciptakan

Kelemahan Sistem Distrik

Ada kesenjangan persentase suara yang diperoleh dengan jumlah kursi di partai, hal ini

menyebabkan partai besar lebih berkuasa.

Partai kecil dan minoritas merugi karena sistem ini membuat banyak suara terbuang.

Sistem ini kurang mewakili kepentingan masyarakat heterogen dan pluralis.

Page 19: Bab 1

19

Wakil rakyat terpilih cenderung memerhatikan kepentingan daerahnya daripada kepentingan

nasional.

Sistem Pemilu

Sistem Proposional  ( satu dapil memilih beberapa wakil )

Sistem yang melihat pada jumlah penduduk yang merupakan peserta pemilih. Berbeda

dengan sistem distrik, wakil dengan pemilih kurang dekat karena wakil dipilih melalui tanda

gambar kertas suara saja. Sistem proporsional banyak diterapkan oleh negara multipartai,

seperti Italia, Indonesia, Swedia, dan Belanda.

Sistem ini juga dinamakan perwakilan berimbang ataupun multi member constituenty. ada

dua jenis sistem di dalam sistem proporsional, yaitu ;

list proportional representation : disini partai-partai peserta pemilu menunjukan daftar calon

yang diajukan, para pemilih cukup memilih partai. alokasi kursi partai didasarkan pada daftar

urut yang sudah ada.

the single transferable vote : para pemilih di beri otoritas untuk menentukan preferensinya.

pemenangnya didasarkan atas penggunaan kota.

Kelebihan Sistem Proposional

Dipandang lebih mewakili suara rakyat sebab perolehan suara partai sama dengan persentase

kursinya di parlemen.

Setiap suara dihitung & tidak ada yang terbuang, hingga partai kecil & minoritas memiliki

kesempatan untuk mengirimkan wakilnya di parlemen. Hal ini sangat mewakili masyarakat

majemuk(pluralis).

Kelemahan Sistem Proposional

Sistem proporsional tidak begitu mendukung integrasi partai politik. Jumlah partai yang terus

bertambah menghalangi integrasi partai.

Wakil rakyat kurang dekat dengan pemilihnya, tapi lebih dekat dengan partainya. Hal ini

memberikan kedudukan kuat pada pimpinan partai untuk menentukan wakilnya di parlemen.