bab 1

Upload: nofalyakamalin

Post on 09-Jan-2016

230 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB 1

TRANSCRIPT

4

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSemakin banyaknya kasus kematian yang tidak wajar seakan sudah menjadi hal yang tak lagi tabu dikalangan masyarakat modern. Banyaknya insiden kematian yang tidak wajar berbanding lurus dengan banyaknya kasus kejahatan yang merajalela. Dan juga meningkatnya era globalisasi tidak dapat dipisahkan dari permasalahan pokok yang mungkin dapat menjadi salah satu alas an pencetus dari banyaknya kasus kematian tersebut. Sehingga diperlukan suatu tindakan pada jenazah khusus untuk mengusut lebih lanjut pada kasus kasus dengan kematian yang tidak wajar (Affandy, 2005).Untuk penyelidikan mengenai kematian yang tidak wajar diperlukan suatu ilmu yang disebut ilmu forensic. Dalam dunia forensic, berbagai cara dapat dilakukan untuk menentukan saat kematian jenazah, antara lain dengan menentukan umur larva lalat yang terdapat pada jenazah. Salah satu prosedur tetap dalam pemeriksaan jenazah adalah dengan mengirimkan larva serangga yang ditemukan ke laboratorium parasitologi untuk mengetahui berapa umur larva sebagai penunjang dalam perkiraan waktu kematian (Anderson, 1999).Perkiraan saat kematian dapat digunakan dalam investigasi kematian, baik penyebab kriminal maupun non-kriminal. Beberapa metode yang digunakan dalam memperkirakan waktu dari sejak kematian sampai mayat ditemukan atau Post Mortem Interval (PMI) adalah pengukuran penurunan suhu tubuh (algor mortis), lebam mayat (livor mortis), kaku mayat (rigor mortis), proses dekomposisi, pengukuran perubahan kimia pada vitreous (penglihatan), isi dan pengosongan lambung (pencernaan makanan) dan aktivitas serangga (Wangko, 2009).Pada beberapa kasus forensik di Malang, ternyata penemuan larva serangga mengerucut pada empat spesies dari ordo Diptera terutama spesies yang dapat menimbulkan myasis seperti Chrysomia, Lucilia, Musca dan Sarcophaga (Baskoro, 2007). Telur larva biasanya akan mulai ditemukan pada jenazah sesudah 1 2 hari post mortem. Larva ditemukan pada 6 10 hari post mortem. Sedangkan larva dewasa yang akan berubah menjadi pupa ditemukan pada 12 18 hari. Angka ini variatif tergantung pada beberapa factor seperti derajat pembususkan, penguburan, terendam dalam air, proses mumifikasi dan kondisi geografi yang dapat menentukan kecepatan kerusakan tubuh mayat, dan berapa tipe seranggan serta berapa generasi serangga yang dapat ditemukan ( DiMaio VJ and DiMaio D., 2001).Akhir akhir ini banyak terjadi kematian yang tidak wajar contohnya karena pembunuhan, overdosis obat, keracunan, bunuh diri, dan penyalahgunaan alcohol. Alcohol biasa dikonsumsi dalam bentuk minuman keras. Fenomena kematian akibat minuman keras juga pernah terjadi di Malang, Jawa Timur (Kompas, 2010). Beberapa jenis alcohol adalah methanol dan ethanol. Penyalahgunaan methanol sebagai pengganti minuman keras sering kali dilakukan. Kasus terbanyak keracunan methanol terdapat pada Negara berkembang dengan social ekonomi yang rendah (Karobathina, 2010).Hingga saat ini masih menjadi sebuah pertanyaan apakah methanol dapat mempercepat atau memperlambat pertumbuhan larva lalat Musca domestica sp. Oleh karena itu diperlukan suatu penelitian untuk membuktikan hal tersebut. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu pemecahan masalah dalam bidang kedokteran forensik terutama dalam mengusut kematian tidak wajar akibat methanol. Pada penelitian ini akan digunakan bangkai tikus Rattus novergicus strain wistar yang terpapar methanol sebagai media tumbuh lalat Musca domestica sp. yang dianalogikan sebagai mayat manusia yang mengalami kematian akibat overdosis methanol.1.2 Rumusan MasalahApakah ada pengaruh paparan Methanol dosis lethal pada bangkai tikus Rattus novergicus strain wistar terhadap pertumbuhan larva lalat Musca domestica sp. ?1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan UmumMengetahui efek paparan Methanol dosis lethal pada bangkai tikus Rattus novergicus strain wistar terhadap pertumbuhan larva lalat Musca domestica sp.1.3.2 Tujuan Khusus1. Membandingkan panjang larva setiap stadium larva Musca domestica sp. yang berkembang pada tikus yang dipapar dengan methanol dosis lethal dengan bangkai tikus yang tidak dipapar oleh methanol.2. Membandingkan durasi setiap stadium larva Musca domestica sp. Musca domestica sp. yang berkembang pada tikus yang dipapar dengan methanol dosis lethal dengan bangkai tikus yang tidak dipapar oleh methanol.1.4 Manfaat Penelitian1. Sebagai penelitian pendahuluan tentang pengaruh paparan Methanol dosis lethal terhadap pertumbuhan larva lalat Musca domestica sp.2. Memberikan informasi baru di bidang kedokteran forensik mengenai pengaruh Methanol terhadap pertumbuhan larva lalat Musca domestica sp.3. Memperkirakan jangka waktu kematian melalui usia larva yang terdapat dalam tubuh mayat yang terpapar oleh Methanol.