bab 1
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Tuberculosis (TBC) Paru merupakan suatu penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium Tuberculosis)
sebagian besar kuman tersebut menyerang paru yang merupakan lokasi
infeksi primer, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (Depkes R:
2006:5). Maka dari itu pada masa ini mempunyai beberapa kebutuhan dasar
meliputi kebutuhan nutrisi, aktivitas, istirahat, dan eliminasi. Menurut
(Asmadi, 2008) pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya memperhatikan
jumlah yang dikonsumsi, melainkan juga memperhatikan zat gizi yang
mesti dipenuhi, jenis nutrisi tersebut meliputi: karbohidrat, protein, lemak,
dan vitamin.
Di Indonesia secara kasar diperkirakan setiap 100.000 penduduk
Indonesia terdapat 130 penderita baru Tuberculosis Paru dengan BTA
Positif (Depkes RI 2002:2). Hampir seluruh provinsi memberikan kemajuan
dalam pengobatan penderita dan peningkatan angka pemenuhan kasus
Tuberculosis menular. Insiden pervalensi terbaru diperoleh dari hasil survei
prevalensi Tuberculosis terakhir tampak perbedaan insidensi dan prevalensi
antar wilayah. Insidensi BTA positif bervariasi diantaranya adalah provinsi
Poliwali Mandar yaitu 210/10.000 penduduk per tahun (Profil Indonesia,
laporan WHO 2010).
1
2
Angka kejadian pasien dengan Tuberculosis Paru di Rumah Sakit
Amelia pada bulan Agustus berjumlah 17% dari total pasien dan pada bulan
September berjumlah 7% dari total pasien yang ada (Buku Sensus Rumah
Sakit Amelia Pare, 2013), yang disebabkan oleh udara yang tercemar,
makanan yang tercemar, serta melalui kontak langsung dengan Pasien.
Pasien yang terserang Tuberculosis Paru akan mengalami tanda dan gejala
tertentu misalnya batuk terus menerus, badan lemah, sering berkeringat di
malam hari, napsu makan menurun, sehingga dapat menyebabkan asupan
nutrisi berkurang.
Nutrisi berbeda dengan makanan, makanan adalah segala sesuatu yang
kita makan sedangkan nutrisi adalah apa yang terkandung dalam makanan
tersebut. Pasien Tuberculosis Paru juga mengalami kekurangan asupan
Nutrisi yang dapat disebabkan oleh mual muntah serta batuk terus –
menerus sehingga dibutuhkan pengaturan diit yang tepat misalnya tujuan
diitnya, jenis diitnya, serta kandungan bahan makanannya dengan tidak
meninggalkan terapi medis (Uri, 2008). Pemberian nutrisi yang adekuat
pada pasien sangatlah penting. pasien memerlukan nutrisi untuk
mempertahankan fungsi tubuh dan untuk tumbuh. Pasien harus
mendapatkan kalori yang cukup, dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan
protein untuk menyuplai energi.
Dalam tulisan Virginia Henderson edisi ke-6 dengan judul "The
Principles and Practice of Nursing", ia mengutip beberapa definisi dari
sumber termasuk satu dari piagam WHO. Dia memandang kesehatan dalam
kaitan dengan kemampuan pasien untuk memenuhi 14 komponen kebutuhan
3
dasar hidup untuk memandirikan pasien. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor misalnya Usia, Kondisi emosional (mood & temperamen), Latar
belakang sosial dan budaya, Kondisi fisik dan mental, termasuk berat badan,
kemampuan dan ketidakmampuan sensorik, kemampuan dan
ketidakmampuan lakomotif, dan status mental. Henderson juga menekankan
pada pentingnya merencanakan asuhan keperawatan. Didalam modelnya ia
menggambarkan rencana keperawatan, metode skematik untuk pengawasan
asuhan keperawatan yang diberikan. Maka dari itu perawat perlu melakukan
usaha preventif edukatif pada pasien Tuberculosi Paru dalam hal
pemenuhan nutrisi yang adekuat untuk perbaikan kondisi pasien agar dapat
maksimal.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan pemenuhan nutrisi pada pasien Tuberculosis Paru
sangat penting untuk diperhatikan karena jika hal ini terabaikan akan
menghambat pemulihan kondisi tubuh pasien tersebut. Untuk itu ditentukan
rumusan masalahnya adalah ”Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Tuberculosis Paru Dengan Masalah Gangguan Pemenuhan Nutrisi Kurang
Dari Kebutuhan Tubuh Dengan Pendekatan Teori Model Virginia
Handerson Di Ruang Teratai Rumah Sakit Amelia Pare?”
4
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tuberculosis
Paru Dengan Masalah Gangguan Pemenuhan Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh Dengan Pendekatan Teori Model Virginia Handerson
Di Ruang Teratai Rumah Sakit Amelia Pare.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi Asuhan Keperawatan pada pasien Tuberculosis
Paru dengan masalah Gangguan Pemenuhan Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh.
2. Mengidentifikasi pendekatan Teori Model Virginia Handerson pada
pasien Tuberculosis Paru dengan masalah Gangguan Pemenuhan
Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh.
3. Menganalisis perbedaan dari 2 kasus pada Asuhan Keperawatan
dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh pada pasien TB Paru dengan Model Virginia
Handerson.
1.4 Manfaat
1.4.1. Manfaat teoritis
Hasil dari penulisan laporan praktika senior ini dapat menambah
wawasan terutama tentang penerapan model keperawatan Virginia
Handerson dalam asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada pasien Tuberculosis Paru.
5
1.4.2. Manfaat praktis
1. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang
penerapan model keperawatan menurut Virginia Handerson dalam
asuhan keperawatan pemenuhan nutrisi pada pasien Tuberculosis
Paru.
2. Bagi Instansi Pendidikan
Meningkatkan informasi dan tekhnik pendidikan terutama dalam
penerapan model keperawatan menurut Virginia Handerson dalam
asuhan keperawatan pemenuhan nutrisi pada pasien Tuberculosis
Paru.
3. Bagi Pasien Tuberculosis Paru
Meningkatkan informasi tentang hal – hal yang mempengaruhi
peningkatan napsu makan dan tentang pentingnya diit yang tepat
untuk pasien Tuberculosis Paru.