bab 1

49
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.10 Tahun 1992 adalah upaya melalui pendewasaan usia Perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Banyak hal yang mempengaruhi akseptor dalam memilih alat kontrasepsi antara lain adalah pertimbangan medis, latar belakang sosial budaya, sosial ekonomi, pengetahun, pendidikan, dan jumlah anak yang di inginkan. Disamping itu adanya efek samping yang merugikan dari suatu alat kontrasepsi juga berpengaruh dalam menyebabkan bertambah atau berkurangnya akseptor suatu alat kontrasepsi. Program keluarga berencana merupakan usaha langsung yang bertujuan mengurangi tingkat kelahiran melalui penggunaan alat kontrasepsi yang lestari. Berhasil tidaknya pelaksanaan pogram keluarga berencana akan menentukan pula berhasil tidaknya usaha mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Adapun strategi dalam pelayanan kontrasepsi yang dikembangkan selama ini adalah mengarah kepada pemakaian Metode Kontrasepsi yang Efektif Terpilih atau disebut juga MKET yang terdiri dari Intra Uterine Device (IUD), Suntik, Susuk dan Kontrasepsi Mantap (Kontap). Indonesia merupakan Negara berpenduduk terbesar ke empat di dunia menyusul Republik Rakyat Cina, India, Amerika Serikat sebagai urutan pertama, kedua dan ketiga. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Menghadapi masalah yang dewasa ini merupakan masalah dunia, yaitu masalah peledakan penduduk yang disebut juga dengan istilah Baby boom. Pertumbuhan penduduk yang cepat mempersulit usaha peningkatan kesejahteraan rakyat di bidang pangan, lapangan kerja, pendidikan, kesehatan, perumahan dan lain-lain. Pada periode tahun 1980-1990 laju pertumbuhan penduduk adalah 1,97%, tahun 1990-2000 turun menjadi 1,45% dan tahun 2000-2006 turun lagi menjadi 1,34%. 8 Total Fertility Rate (TFR) tahun 1971 adalah 5,6% per wanita pasangan usia subur (PUS), tahun 1980-1990 turun menjadi 2,34% dan pada tahun 2000-2005 turun lagi menjadi 2,28%. Angka ini menunjukkan penurunan TFR dari waktu ke waktu tetapi belum mencapai target nasional yaitu 2,1%.

Upload: ayig-lastseason

Post on 26-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.10 Tahun 1992 adalah upaya melalui

pendewasaan usia Perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,

peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Banyak hal yang

mempengaruhi akseptor dalam memilih alat kontrasepsi antara lain adalah pertimbangan

medis, latar belakang sosial budaya, sosial ekonomi, pengetahun, pendidikan, dan jumlah

anak yang di inginkan. Disamping itu adanya efek samping yang merugikan dari suatu alat

kontrasepsi juga berpengaruh dalam menyebabkan bertambah atau berkurangnya akseptor

suatu alat kontrasepsi.

Program keluarga berencana merupakan usaha langsung yang bertujuan mengurangi

tingkat kelahiran melalui penggunaan alat kontrasepsi yang lestari. Berhasil tidaknya

pelaksanaan pogram keluarga berencana akan menentukan pula berhasil tidaknya usaha

mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Adapun strategi dalam pelayanan

kontrasepsi yang dikembangkan selama ini adalah mengarah kepada pemakaian Metode

Kontrasepsi yang Efektif Terpilih atau disebut juga MKET yang terdiri dari Intra Uterine

Device (IUD), Suntik, Susuk dan Kontrasepsi Mantap (Kontap).

Indonesia merupakan Negara berpenduduk terbesar ke empat di dunia  menyusul Republik

Rakyat Cina, India, Amerika Serikat sebagai urutan pertama, kedua dan ketiga.  Indonesia

sebagai salah satu negara yang sedang berkembang,

Menghadapi masalah yang dewasa ini merupakan masalah dunia, yaitu masalah peledakan

penduduk yang disebut juga dengan istilah Baby boom. Pertumbuhan penduduk yang cepat

mempersulit usaha peningkatan kesejahteraan rakyat di bidang pangan, lapangan kerja,

pendidikan, kesehatan, perumahan dan lain-lain.

Pada periode tahun 1980-1990 laju pertumbuhan penduduk adalah 1,97%, tahun 1990-2000

turun menjadi 1,45% dan tahun 2000-2006 turun lagi menjadi 1,34%. 8 Total Fertility Rate

(TFR) tahun 1971 adalah 5,6% per wanita pasangan usia subur (PUS), tahun 1980-1990

turun menjadi 2,34% dan pada tahun 2000-2005 turun lagi menjadi 2,28%. Angka ini

menunjukkan penurunan TFR dari waktu ke waktu tetapi belum mencapai target nasional

yaitu 2,1%.

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan peningkatan

Contraseptive Prevalence Rate (CPR) dari 54,7% (tahun 1994) menjadi 57,4% (tahun 1997)

dan 60,3% (tahun 2002-2003). Pada tahun 2007 yang menggunakan alat kontrasepsi

61,4%. Sebanyak 31,6% menggunakan suntik, pil 13,2 %, IUD 4,8%, Implant 2,8%, kondom

1,3%, Vasektomi dan Tubektomi 7,7 %.

Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007. PUS yang

meng`gunakan metode kontrasepsi terus meningkat mencapai 61,4%. Pola pemakaian

kontrasepsi terbesar yaitu suntik 31,6%, Pil 13,2%, IUD 4,8%, implant 2,8%, kondom 1,3%,

kontap  wanita 3,1%, dan kontap pria 0,2 % dan metode lainnya 0,4%. Sementara data yang

di dapatkan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi

Sumatra Utara tahun 2011, bahwa perkiraan permintaan masyarakat menjadi peserta aktif

(akseptor)  di selurh kabupaten  yang ada di Sumatera Utara semakin meningkat.

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2011, jumlah penduduk Kabupaten Dairi

sebanyak 270.053 jiwa, yang terdiri dari 135.049 jiwa penduduk perempuan dan 135.004

jiwa penduduk laki-laki. Data dari Kantor BKKBN Kabupaten Dairi 2011, terdapat 66.185 KK,

37. 844 pus dan  yang menjadi aksepor KB sebanyak  24.988 pus, diantara jumlah akseptor

KB tersebut, yang menggunakan alat kontrasepsi IUD sebanyak 2383, kontap wanita

sebanyak 3788, kontap pria sebanyak  238, kondom sebanyak 1891, implant sebanyak

4878, suntik sebanyak 7969, pil sebanyak 3840.

Sedangkan hasil  rekapitulasi pendataan keluarga di Puskesmas Pembantu di  Desa Kalang

Simbara yang terbagi atas 7 (tujuh) dusun,  pada tahun 2010 tercatat jumlah penduduk

sebanyak 2.220 jiwa, 373 KK, 252 PUS  dan yang menjadi akseptor KB sebanyak 223 PUS,

termasuk 8,6% diantaranya menggunakan alat kontrasepsi mantap, dan  pada tahun 2011

jumlah penduduk Desa Kalang Simbara mengalami peningkatan yang signifikan, dimana

jumlah penduduk menjadi 2.287 jiwa , 387 KK, 253 PUS dan yang menjadi akseptor KB

sebanyak 230 pus, yang menggunkan alat kontrasepsi mantap sebanyak 9%.

Dari 7 dusun Desa Kalang Simbara, Perumahan Nasional Kalang Simbara menjadi urutan

pertama dalam jumlah penduduk Desa Kalang Simbara, dimana jumlah penduduk dari 2

dusun tersebut mencapai 45%, yang tediri dari 999 jiwa, 120 pus, dan yang menjadi

akseptor KB sebanyak 62 PUS, yang menggunakan alat kontrasepsi mantap di perkirakan

hanya 0,5%.

Dengan latar belakang di atas, penulis tertarik melakukan penelitian

tentang Bagaimana  Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi Mantap

Di Perumahan Nasional Kalang Simbara Desa Kalang Simbara Kecamatan Batang Beruh

Kabupaten Dairi Tahun 2012.

1.1.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi

Mantap Di Perumahan Nasional Kalang Simbara Desa Kalang Simbara Kecamatan

Batang Beruh Kabupaten Dairi”

1.2.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetaui

pengetahuan (defenisi kontap, jenis-jenis kontap, indikasi kontap, kontra indikasi kontap,

dan prosedur akseptor kontap) Pasangan Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi Mantap Di

Perumahan Nasional Kalang Simbara Desa Kalang Simbara Kecamatan Batang Beruh

Kabupaten Dairi.

1.3.Manfaat Penelitian

a.    Bagi peneliti

Memberikan kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan penelitian yang telah di

dapatkan selama mengikuti perkuliahan di akademi keperawatan pemerintah kabupaten

dairi

b.    Bagi Pasangan Usia Subur

Memberikan wawasan pengetahuan yang baru tentang alat kontrasepsi mantap

c.    Bagi masyarakat kalang sembara

Sebagai masukan bahan informasi dalam peningkatan mutu penggunaan alat kontrasepsi

yang paling efektif.

d.   Bagi Institusi Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Dairi

Sebagai masukan data/informasi serta referensi bagi peneliti selanjutnya.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Umum

2.1.1. Kontrasepsi mantap

2.1.1.1. Defenisi Kontrasepsi Mantap

            Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi, alat, atau obat-obatan

(mochtar rustam, 2:255).

            Kontrasepsi mantap adalah salah satu cara kontrasepsi dengan tindakan

pembedahan (suratun, dkk, 2008).

            Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan,

sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang

mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah

terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel

sperma

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20005/4/Chapter%20II.pdf)

2.1.1.2. Jenis – Jenis Kontrasepsi Mantap

1.1.1.2.1.   Tubektomi

Tubektomi atau sterilisasi pada wanita adalah suatu kontrasepsi permanen yang di lakukan

dengan cara melakukan tindakan pada kedua saluran telur sehingga menghalangi

pertemuan sel telur (ovum) dengan sel mani (sperma).

(rustam mochtar, edisi 2:308).

Tubektomi pada wanita adalah tindakan yang di lakukan pada kedua saluran telur wanita

yang mengakibakan orang yang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi.

Kontrasepsi ini hanya di gunakan untuk jangka panjang.

Mekanisme tubektomi :

a.    Saat operasi

Pasca keguguran, pasca persalinan atau masa interval. Pasca persalinan dianjurkan 

24 jam atau selambat-lambatnya dalam 48 jam setelah melahirkan.

b.    Cara mencapai tuba

a)        Laparatomi biasa

Tindakan yang paling banyak dilakukan pada tubektomi di Indonesia sebelum tahun 70-an.

Tubektomi dengan tindakan laparatomi biasa dilakukan terutama pasca persalinan. Selain

itu, dapat dilakukan bersamaan dengan seksio sesarea

b)        Laparatomi mini

Tindakan paling mudah dilakukan 1-2 hari pasca persalinan. Saat itu, uterus masih besar,

tuba uterine masih panjang dan dinding perut masih longgar sehingga mudah dalam

mencapai tuba uterine dengna sayatan kecil 1-2 cm di bawah pusat.

c)        Cara penutupan tuba

-       Pomeroy

Tuba dijepit pada pertengahanya, kemudian diikat sampai melipat. Dasar lipatan diikat

dengan sehelai catgt biasa no. 0 atau no.1 lipatan tuba kemudian dipotong di atas catgut.

-       Kroener

Fimbria dijepit dengan sebuah klem. Bagian tuba proksimal dari jepitan diikat dengan seheai

benang sutera, atau dengnan catgut yang tidak mudah direabsorpsi. Bagian tuba distal dari

jepitan dipotong (fimbriektomi)

-       Irving

Tuba dipotong pada pertengahan panjangnya setelah kedua ujung potongan diikat dengan

catgut kromik no 0 atau 00

-       Pemasangan cincin falope

Dengan aplikator, bagian isthmus tuba ditarik dan cincin dipasang pada bagian tuba

tersebut.

(meilani niken, dkk, 2010:159)

1.1.1.2.1.      Vasektomi

Vasektomi adalah operasi kecil yang di lakukan untuk menghalangi keluarnya sperma

dengan cara mengikat dan memotong saluran mani(vas defferent) shingga sel sperma tidak

keluar pada saat senggama. Vasektomi tidak sama dengan kebiri atau kastrasi yang

mengankat buah pelir bekas operasi hanya berupa satu luka kecil di tengah atau di antara

kiri dan kanan kantong zakar (kantong buah pelir).

(suratun,dkk, 2008)

1.1.1.3.      Keuntungan Kontrasepsi Mantap

a.        Tubektomi

-            Tekhniknya mudah, sehingga dapat di lakukan oleh dokter umum

-            Perlengkapan dan peralatan bedah sederhana

-            Dapat dilakukan di RS kecil atau puskesmas

-            Dapat di lakukan pasca persalinan, pasca keguguran dan masa interval

-            Dapat di lakukan dengan anastesi lokal

-            Luka pembedahan dapat di perlebar jika di perlukan

-            Kegagalan tekhnik sangat rendah dan keberhasilan hampir 100%

-            Sebagai tekhnik pengganti jika tekhnik laparaskopik atau kuldoskopik gagal

-            Waktu pembedahan singkat, biaya relatif murah

-            Prosedur dapat di lakukan tanpa di rawat

-            Masa penyembuhan pasca bedah singkat

b.        Vasektomi

-       Efktif

-       Aman, mobiditas rendah dan hamper tidak ada mortalitas

-       Sederhana

-       Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit

-       Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anastesi lokal saja.

-       Biarya rendah.

-       Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa malu untuk

di tangani oleh dokter pria atau kurang tersedai dokter dan paramedis wanita.

1.1.1.4.      Prosedur Akseptor Kontrasepsi Mantap

Prosedur akseptor kontrasepsi mantap adalah :

a.    Sukarela

Calon peserta dan pasangan yang akan mengikuti  kontrasepsi mantap harus secara

sukarela dan mengikuti pelayanan kontrasepsi atas keinginan sendiri.

Seseorang dikatakan sukarela apabila :

Peserta sudah mengetahui bahwa disampin kontap masih ada cara kontrasesi lain yang dapat mnecegah kehamilan yang bersifat sementara tetapi peserta tetap mamilih kontap Calon peserta mengetahui bahwa kontap merupakan tindakan pembedahan dan bila berhasil pasangan todak akan dapat memperoleh keturunan lagi. Calon peserta telah diberi waktu untuk mempertimbangkan cara kontrasepsi lain, tetapi dengan kemauan sendiri tetap memilih kontap

b.   Bahagia

Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat kebahagiaan artinya calon peserta

tersebut terikat dalam perkawianan yang sah dan hubungan suami istri harmonis, telah

dianugrahi sekurang-kurangnya 2 orang anak yang dalam keadaan sehat fisik, mental

maupun sosialnya dengan umur terkcil sekitar 2 tahun, dan mempertimbangkan umur istri

sekurang-kurangnya 25 tahun. Keluarga harmonis merupakan persyaratan karena jangan

sampai sudah melakukan kontap ternyata terjadi perceraian.

(Tien Hartini, dkk, 2008:108)

c.    Kesehatan

Setiap calon pesertaa kontrasepsi mantap harus memenuhi syarat kesehatan, artinya tidak

ditemukan kontra indikasi kesehatan, sebenarnya tidak ada kontra indikasi absolut hanya

bila ditemukan peradangan disekitar daerah yang akan dilakukan pembedahan atau adanya

penyakit jantung maupun kelainan darah sebaiknya dikonsultasikan dulu pada ahlinya

sebelum dilakukan kotap

1.1.1.5.      Indikasi Kontrasepsi Mantap

a.    Tubektomi

Seminar kuldoskopi Indonesia pertama (1972)  telah mengambil kesimpulan tentang indikasi

tubektomi sebagai berikut :

1.    Umur termuda 25 tahun dengan 2 anak hidup.

2.    30 tahun dengan 3 anak hidup.

3.    Umur 35 tahun dengan 2 anak hidup

Indikasi di kenal dengan keputusan 100 (umur ibu x banyaknya anak = 100)

Konferensi khusus perkumpulan untuk sterilisasi sukarela Indonesia (1976) di Medan

menganjurkan agar tubektomi dilakukan pada umur antara 25-40 tahun. Dengan jumlah

anak :

-       Umur istri antara 25-30 tahun dengan 3 anak atau lebih.

-       Umur iatri antara 30-35 tahun dengan 2 anak atau lebih.

-       Umur istri antara 35-40 tahun dengan satu anak atau lebih.

Berbeda dengan alat kontrasepsi lain, tubektomi dan vasektomi memerlukan konseling serta

syarat-syarat yang harus di penuhi sebelum tindakan tersebut di lakukan.

Konseling diusahakan oleh tenaga yang terlatih, misalnya paramedic yang telah mendapat

latihan sebagai konselor kontrasepsi mantap. Tujuan konseling adalah agar keputusan

untuk menjalani tubektomi atau vasektomi di ambil pleh pasangan itu sendiri setelah

mendapat mendapat penjelasan yang tepat dan benar tentang kontrasepsi ini.

Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia (PKMI) menganjurkan 3 syarat untuk menjadi

akseptor kontrasepsi mantap yaitu syarat sukarela, bahagia dan sehat. Syarat sukarela

melitputi pengetahuan pasangan tentang cara alat kontrasepsi lain, resiko dan keuntungan

alat kontrasepsi mantap, serta sifat tentang permanenya cara kontrasepsi ini. Bahagia di

lihat dari ikatan perkawinan yang sah dan harmonis, umur istri sekurang-kurangnya 25 tahun

dengan sekurang-kurangnya 2 orang anak hidup dan anak terkecil berumur lebih dari 2

tahun.

(Sulistyawati Ari,2011:120)

b. vasektomi

-       Harus secara sukarela

-       Mendapat persetujuan istri

-       Jumlah anak yang cukup

-       Mengetahui akibat-akibat vasektomi

-       Umur calon tidak kurang dari 30 tahun

-       Pasangan suami istri telah mempunyai anak menimal 2 orang, dan anak paling kecil

harus sudh berumur di atas 2 tahun

2.1.1.5.Kontra Indikasi Kontrasepsi mantap

a.    Tubektomi

Hamil ( sudah terdeteksi atau di curigai ) Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan ( hingga harus di evaluasi ) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut ( hingga masalah itu di sembuhkan atau di control ) Tidak boleh menjalani proses pembedahan Kurang pasti mengenai keinginanya untuk fertilitas di masa depan Belum memberikan persetujun tertulis

(saifuddin bahri abdul,dkk 2006:83)

b.   Vasektomi

Penderita hernia Penderita kencing manis (diabetes) Penderita kelainan pembekuan darah Penderita penyakit kulit atau jamur di daerah kemaluan Tidak menetap pendirianya Memiliki peradangan pada buah zakar Infeksi di daerah testis (buah zakar) dan penis Hernia (turun bero) Varikokel (varises pada pembuluh darah balik buah zaka) Buah zakar membesar karena tumor Hidrokel (penumpukan cairan pada kantong zakar) Buah zakar tidak turun(kriptokismus) Penyakit kelainan pembuluh darah

(meilani niken, dkk, 2010:164)

2.1.1.6.Komplikasi Kontrasepsi Mantap

a.    Tubektomi

-       Perdarahan di daerah tuba

-       Perdarahan karena perlukaan pembuluh darah yang besar

-       Perporasi usus

-       Emboli udara

-       Perporasi rahim

-       (suratun,dkk, 2008 : 122)

b.   Vasektomi

1.    Minor

-       Ecchymosis, terjadi pada 2-65%

-       Pembengkakan (0,8 – 67 %)

3.    Mayor

§  hematoma

Insiden < 1% Terjadi pembentukan massa bekuan darah dalam kantung skrotum yang berasal dari pembuluh darah yang pecah

§  Infeksi

Jarang terjadi, hanya kira-kira < 2% Infeksi dapat terjadi pada beberapa tempat : insisi, vasdeferens, epididymis menyebabkan epdidymitis, testis menyebabkan orchitis

§  Sperm granuloma

Granuloma adalah suatu abses non bacterial, yang terdiri dari spermatozoa, sel-sel epitel

dan lymphocyte, dan merupakan suatu respons inflammatoir terhadap spermatojoa yang

merembes ke dalam jaringan sekitarnya.

Insiden 0,3-3% Rasa sakit yang tiba-tiba dan pembengkakan  pada lokasi operasi setelah 1-2 minggu, sedang sebelumnya sama sekali asimtimatik.

§  Komplikasi yang sangat jarang terjadi

-       Perlekatan vaskutanoeus

-       Hydrocele

-       Fitula vaskutanoeus

(hanafi hartanto,  2004 : 313)

2.1.1.7. Kelemahan kontrasepsi mantap

a.    Tubektomi

-       Harus di pertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat di pulihkan

kembali), kecuali dengan operasi rekanalisasi.

-       Klien dapat menyesal dikemudian hari

-       Resiko kompilikasi kecil (meningkat apabila di gunakan anastesi umum)

-       Rasa sakit/dalam jangka pendek setelah tindakan.

-       Di lakukan oleh dokter yang terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter

spesialis bedah untuk proses laparaskopi

-       Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS.

b.   Vasektomi

a.    Harus dengan tindakan pembedahan

b.    Masih adanya keluhan seperti kemungkinan perdarahan dan infeksi

c.    Harus menunggu sampai hasil pemeriksaan sperma 0 dalam beberapa hari atau

menggu untuk dapat berhubungan bebas agar tidak terjadi kehamilan

d.   Tidak dapat di lakukan pada orang yang masih ingin mempunyai anak lagi

2.1.1.      Pengetahuan

2.1.2.1. Defenisi Pengetahuan

            Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan

apa (Soekidjo Notoatmodjo, 2010 : 1).

2.1.2.2. Tingkat Pengetahuan

1.        Tahu  

Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya, termasuk

kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) suatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu tahu ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa

orang tahu tentang apa yang di pelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefenisikan, mengatakan dan sebagainya.

2.        Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

objek yang di ketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang

yang telah paham terhadap objek ata materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan.

3.        Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materri yang telah dipelajari

pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan atau penggunaan

hokum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4.        Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam

komponen0komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitanya

satu sama lain.

5.        Sintesis

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan unutk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kaa lain sintesis

adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang

ada.

6.        Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini di dasarkan pada suatu kriteria

yang di tentukan sendiri, atau menggunakan criteria-kriteria yang telah ada.

(Soekidjo Notoatmodjo, 2003:123)

2.1.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

            Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :

1.    Umur 

Bahwa makin tua umur seseorang maka proses perkembangannya bertambah baik, akan

tetapi pada umur tertentu bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat

seperti ketika berumur belasan tahun.

2.    Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna

menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar intelegensi bagi seseorang merupakan

salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia

mampu menguasai lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan

intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap pengetahuan.

3.    Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang,

lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat

mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat

kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoeh pengalaman yang akan

berpengaruh pada cara berfikir seseorang.

4.    Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau

meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri

(Notoatmodjo, 1997). Pendidikan juga menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap

dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi

pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya.

5.    Informasi

Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang, meskipun seseorang

memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari

berbagai media misalnya televisi, radio atau surat kabar, maka hal ini akan dapat

meningkatkan pengetahuan seseorang.

6.    Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik, pepatah tersebut dapat diartikan bahwa

pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan.

2.1.2.4. Kategori Pengetahuan

                        Untuk mengetahui secara jelas dan kualitas tingkat pengetahuan yang

dimiliki oleh seseorang dapat dibagi tiga tingkat yaitu :

-          Tingkat pengetahuan Baik bila Skor atau Nilai 76-100 %.

-          Tingkat pengetahuan Cukup bila Skor atau Nilai 56-75.

-          Tingkat pengetahuan Kurang bila skor atau Nilai jawabannya benar 56 %.

2.1.2.5.Pengukuran Pengetahuan

            Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek atau responden (Notoatmodjo,

2003 : 54).

2.2.  Kerangka konsep

Karakteristik responden

- Umur

- Jenis kelamin

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Pendapatan

- Pendapatan

Pengetahuan pus tentang kontrasepsi mantap

baik

kurang

cukup

 

 2.3.  Defenisi Operasional

1.  Pengetahuan adalah segala sesuatu yang di ketahui oleh responden tentang kontrasepsi hormonal mencakup defenisi kontap, manfaat kontap, tujuan kontap, dan prosedur penggunaan kontap.2. Kontrasepsi mantap adalah salah satu cara kontrasepsi dengan tindakan pembedahan atau dengan kata lain setiap tindakan pembedahan pada saluran telur wanita

atau saluran mani pria yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan memperoleh keuntungan lagi.3. Karakteristik responden adalah identitas atau ciri yang dimiliki responden meliputi umur,jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan.4. PUS adalah suami dan istri dalam satu keluarga yang masih produktif5. Umur adalah jumlah tahun yang dimiliki oleh responden sejak dia lahir sampai penelitian di lakukan6. Jenis kelamin adalah kata yang di gunakan untuk membedakan seorang individu.7. Pendidikan adalah proses pembelajaran yang di ikuti resonden sampai mendapatkan ijazah terahir yang diikuti secara formal.8. Pekerjaan adalah sutu kegiatan yang dilakukan responden untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.9. Pendapatan adalah penghasilan yang di peroleh responden selama satu bulan.

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1.  Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat Deskriptif untuk mengetahui gambaran Pengetahuan

Pasangan Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi Mantap Di Perumahan Nasional Kalang

Simbara Desa Kalang Simbara Kecamatan Batang Beruh Kabupaten Dairi.

3.2.  Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

3.2.1.  Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Perumahan Nasional Kalang Simbara Desa Kalang Simbara

Kecamatan Batang Beruh Kabupaten Dairi.

3.2.2.  Waktu penelitian

Penelitian dilakukan selama 4 (empat) bulan, dimulai dari survey awal, penulisan proposal,

seminar proposal, penelitian, pengumpulan dan pengolahan data, seminar hasil yang

dilaksanakan dari bulan Mei 2012 sampai bulan Agustus 201

3.3.  Populasi dan Sampel

3.3.1.  Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam

proposal penelitian ini adalah seluruh pasangan usia subur yang berjumlah 120 PUS yang

terdata di Puskesmas Kalang Simbara Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi.

3.3.2.       Sampel

   Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Pengambilan

sampel pada proposal penelitian  ini adalah simple random sampling, dengan menggunakan

rumus Arikunto :

R = 15% x 120 pus

             = 18 pus

             = 36 orang (istri dan suami)

   Untuk mencari jumlah sample dari masing-masing dusun menurut Nazir (1988)

digunakan Sample Fraction yaitu dengan rumus :

                           Sample Fraction          = 

Ket :    n = jumlah sampel                                 = 

            N = jumlah populasi                             = 15%

No Dusun Jumlah pus Perhitungan Sample

1 6 46 15% x 46 7  pus = 14 orang

2 7 74 15% x 74 11 pus = 22 orang

3.4.       Jenis dan Cara Pengumpulan Data

3.4.1.      Jenis Data

a.       Data Primer

Pengumpulan data diperoleh langsung dengan menjalankan lembar kuisioner kepada

responden.

b.      Data sekunder

Pengambilan data diperoleh dari Puskesmas Kalang Simbara Kecamatan Sidikalang

Kabupaten Dairi.

3.4.2. Cara Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, pengumpulan data diambil dengan menyebarkan lembaran kuesioner

kepada seluruh responden.

3.5.  Aspek Pengukuran

Table aspek pengukuranNo Variabel Indikator Kategori Alat

ukurSkala ukur

1 Umur 1 21 - 25 tahun Kuisioner Interval26 - 30 tahun31 - 35 tahun36 - 40 tahun

2 Jenis Kelamin

1 Laki-laki Kuisioner Nominal

Perempuan3 Pendidikan 1 SD Kusioner Ordinal

SMPSMA/SMK

Diploma/sarjana4 Pekerjaan 1 PNS Kuisioner Nominal

WiraswastaPetani

Tidak bekerja5 Pendapatan 1 Rp 500.00 - 1.000.000 Kuisioner Interval

Rp 1.100.000 - Rp1.500.000

Rp 1.600.000 - Rp 2.000.000

>Rp 200.000

6 pengetahuan 1 1.      Baik (11-15)2.      Cukup (6-10)3.      Kurang (0-5)

Kuisioner ordinal

          Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kusioner yang terdiri dari dua

bagian yaitu kuisioner data demografi dan kuisioner pengetahuan pasangan usia subur

tentang kontrasesi mantap, kuisioner dalam penelitian ini terdiri dari 15 pertanyaan dalam

bentuk multiple choice.

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi

mantap digunakan tekhnik sudjana (2002), yaitu dengan cara menentukan interval panjanng

kelas (p) yang diperoleh dari rentang kelas dibagi banyak kelas. Rentang kelas diperoleh

dengan cara skor nilai tertinggi dikurangi skor nilai terendah , bagian pertama adalah data

untuk pengetahuan demografi yang terdiri dari umur, Jenis kelamin, Pendidikan, Pekerjaan,

Pendapatan.

            Penelitian ini menggunakan Skala Gutman dengan nilai menjawab benar skor 1, dan

apabila menjawab salah skor 0, dengan kategori pengetahuan

            Untuk mengetahui secara kualitas tingkat pengetahuan yang dimiliki responden

maka dipergunakan rumus Rentang Kelas yaitu :

Rentang kelas  : ( skor tinggi - skor terendah )Banyak kelas

                                                = 15 – 0                                                       3                                                = 15                                                    3

                                                = 5

Sehingga didapat tingkat pengetahuan :

1. Tingkat pengetahuan baik, bila skor atau jawaban benar 11-15  (76-100%)2. Tingkat pengetahuan cukup, bila skor atau jawaban benar 6-10 (56-75%)3. Tingkat pengetahuan kurang, bila skor atau jawaban benar  0-5 (<56%)

3.6.  Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1.      Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Editing, dilakukan pengecekan data yang telah dikumpulkan, bila terdapat kesalahan dan

kelainan dalam pengumpulan data dilakukan perbaikan dan pendataan ulang terhadap

responden.

Coding, data yang telah diediting diubah ke dalam bentuk angka (code) nama responden

dirubah menjadi nomor kode responden yaitu…….

Tabulating, untuk mempermudah pengolahan data, data dimasukkan ke dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi.

3.6.2.      Analisa Data

Setelah memperoleh hasil data akan diolah dengan menggunakan analisis frekuensi dan

analisis adaptif. Analisis deskriptif dan frekuensi bertujuan untuk memberikan gambaran

tentang banyaknya pilihan responden yang setuju, kurang setuju, dan tidak setuju.

BAB 4

HASIL PENELITIN DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN

4.1.1. lokasi penelitian

            Desa Kalang Simbara adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Sidikalang

Kabupaten Dairi yang mana desa kalang simbara memiliki,,,,,,,,,,

            Desa Kalang Simbara dibagi menjadi 7 dusun:

1.    Dusun I       :

2.    Dusun II      :

3.    Dusun III     :

4.    Dusun IV    :

5.    Dusun V      :

6.    Dusun VI    :

7.    Dusun VII   :

Adapun batas-batas Desa Kalang Simbara adalah:

1.    Sebelah Utara          :

2.    Sebelah Timur         :

3.    Sebelah Selatan       :

4.    Sebelah Barat          :

Jumlah penduduk sebanyak …… KK terdiri dari,,,, jiwa tersebar di 7 Dusun yaitu:

TABEL DATA DEMOGRAFI DESA KALANG SIMBARA KECAMATAN SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI

Table 4.1.No.

Data demografi Kategori Jumlah

1. Jumlah penduduk 1.     Laki-laki2.     Perempuan

Total2. Agama 1.     Islam

2.     Kristen Protestan3.     Kristen Katolik

Total3. Suku 1.     Pak –Pak

2.     Toba3.     Karo

4.     Simalungun5.     Jawa

Total4. Sarana Kesehatan

Total5. Sarana Pendidikan 1.    TK

2.    SDTotal

6. Sarana Ibadah 1.    Mesjid2.    Gereja

Total7. Pekerjaan 1.    Bertani

2.    PNS3.    Buruh

Total

4.1.2.      Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, karakteristik responden dapat dilihat pada

tabel berikut ini:Table 4.2.        Karakteristik Responden Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang Alat ontrasepsi Mantap Di Desa Kalang Simbara Kecamatan Sidikalang                Kabupaten Dairi Tahun 2012No Karakteristik

RespondenKeterangan Frekuensi Persentase

(%)1 Umur 21-25 tahun

26-30 tahun31-35 tahun36-40 tahun

 8  912  7

22,2225

33,3319,44

Total 36 100%2 Jenis

kelaminLaki-lakiPerempuan

1818

5050

36 100%3 Pendidikan SD

SLTPSMA/SMKDiploma/Sarjana

-  21519

-  5,5541,6752,78

Total 36 100%4 PendapatanTidak ada

Rp. 500.000,- s/d 1.000.000,-Rp. 1.100.000,- s/d 1.500.000,-Rp. 1.600.000,- s/d 2.000.000,-Rp. >2.000.000,-

2-

141010

2-

38,8927,7827,78

Total 36 100%5 Pekerjaan PNS

WiraswastaPetaniDll

1315  4  4

36,1141,6711,1111,11

Total 36 100%

4.2.            Tabel Karakteristik RepondenTabel 4.3.1. karakteristik responden suami

No Karakteristik Responden

PengetahuanBaik (%) Cukup (%) Kurang (%) Jumla

h(%)

1 Umur21-25 tahun 1 5,56   3 16,6

7- -   4 22,22

26-30 tahun 1 5,56   2 11,11

1 5,56   4 22,22

31-35 tahun - -   5 27,78

1 5,56   6 33,34

36-40 tahun - -   3 16,67

1 5,56   4 22,22

Total 2 13 3 18 1002 Jenis kelamin

Laki-laki 2 11,11 13 72,22

3 16,67 18 50

Perempuan 4 22,22 12 66,67

2 11,11 18 50

Total 6 16,67 25 69,44

5 13,89 36 100

3 PendidikanSD - - - -SLTP - - 1 5,56   1   5,56SMA/SMK 1 5,56   7 38,8

91 5,56   9 50,00

Diploma/sarjana 1 5,56   6 33,33

1 5,56   8 44,44

Total 2 11,11 13 72,22

3 16,67 18 100

4 PendapatanTidaka ada - - - - - - - -Rp. 500.000,- s/dRp. 1.000.000,-

- - - - - - - -

Rp. 1.100.000,- s/dRp. 1.500.000,-

1 5,56   6 33,34

1 5,56   8 44,44

Rp. 1.600.000,- s/dRp 2.000.000

1 5,56   2 11,11

1 5,56   4 22,22

>Rp. 2.000.000,-

- -   5 27,78

1 5,56   6 33,34

Total 2 11,11 13 72,22

3 16,67 18 100

5 PekerjaanPNS 1 5,56   3 16,6

71 5,56   5 27,78

Wiraswasta 1 5,56   6 33,34

1 5,56   8 44,44

Petani - -   2 11,11

1 5,56   3 16,67

Dll - -   2 11,11

- -   2 11,11

Total 2 11,11 13 72,22

3 16,67 18 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang berpengetahuan baik dengan

karakteristik berusia 20-25 tahun sebanyak 1 orang, 26-30 tahun sebanyak 1 orang,

berpengetahuan cukup dengan karakteristik berusia antara 31-35 tahun, sebanyak 5 orang

(27,78%). Dilihat bahwa responden yang berpengetahuan baik dengan karakteristik jenis

kelamin laki-laki sebanyak 2 orang (11,11%), perempuan sebanyak 4 orang (22,22%).

Berpengetahuan cukup dengan karakteristik jenis kelamin laki-laki sebanyak 13 orang

(72,22%), perempuan sebanyak 12 orang (66,66%).

Dilihat bahwa responden yang berpengetahuan baik dengan karakteristik pendidikan

SMA sebanyak 1 orang (5,56%), Diploma/Sarjana sebanyak 1 orang, (5,56%),

berpengetahuan cukup dengan karakteristik pendidikan SMA sebanyak 7 (38,89%)orang,

Diploma/Sarjana sebanyak 6 (33,34%) orang. Dilihat bahwa responden yang

berpengetahuan baik dengan karakteristik pendapatan Rp 1.100.000,- s/d Rp 1.5000.000,-

sebanyak 1 orang (5,56%), pendapatan 1.600.000,- s/d 2.000.000,- sebanyak 1 orang

(5,56%), berpengetahuan cukup dengan karakteristik pendapatan Rp 1.100.000,- s/d

1.500.000,- sebanyak 6 orang ( 33,34%), pendapatan >Rp 2.000.000,- sebanyak 5 orang

(27,78%). Dapat dilihat bahwa responden yang berpengetahuan baik dengan karakteristik

pekerjaan PNS sebanyak 1 orang (5,56%), pekerjaan wiraswasta sebanyak 1 orang

(5,56%), berpengetahuan cukup dengan karakterisik pekerjaan wirawasta sebanyak 6 orang

(33,34%), pekerjaan PNS sebnanyak 3 orang (16,67%).

Tabel 4.3.2. karakteristik reponden istri:No

Karakteristik Responden

PengetahuanBaik

(%) Cukup

(%) Kurang

(%) Jumlah

(%)

1 Umur21-25 tahun - -   3 16,6

71 5,56   4

26-30 tahun 1 5,56   3 16,67

1 5,56   5

31-35 tahun 2 11,11

  4 22,22

- -   6

36-40 tahun 1 5,56   2 11,11

- -   3

Total 4 22,22

12 66,67

2 11,11

18 100

2 Jenis kelaminLaki-laki 2 11,1

113 72,2

23 16,6

718 50

Perempuan 4 22,22

12 66,67

2 11,11

18 50

Total 6 16,67

25 69,44

5 13,89

36 100

3 PendidikanSD - - - -SLTP - - 1 5,56   1  

5,56SMA/SMK 1 5,56   4 22,2

21 5,56   6 33,3

4Diploma/sarjana

3 16,67

  8 44,44

- - 11 61,10

Total 4 22,23

12 66,66

2 11,11

18 100

4 PendapatanTidak ada - 1 1 2Rp. 500.000,- s/dRp. 1.000.000,-Rp. 1.100.000,- s/dRp. 1.500.000,-

1 5,56   4 22,22

1 5,56   6 33,34

Rp. 1.600.000,- s/dRp 2.000.000

2 11,11

  4 22,22

- -   6 33,34

>Rp. 2.000.000,-

1 5,56   3 16,67

- -   4 22,22

Total 4 12 2 18 1005 Pekerjaan

PNS 2 11,11

  6 16,67

- -   8 44,44

Wiraswasta 2 11,11

  5 13,89

- -   7 38,89

Petani - - - - 1 5,56   1 5,56Dll - -   1 5,6 1  5,56   2 11,1

1Total 4 22,2

312 66,6

62 11,1

118 100

Dari tabel diatas di atas dapat dilihat bahwa responden yang berpengetahuan baik

dengan karakteristik berusia 31-35 tahun sebanyak 2 orang (11,11%), berpengetahuan

cukup dengan karakteristik berusia antara 31-35 tahun, sebanyak 4 orang (22,22%). Dilihat

bahwa responden yang berpengetahuan baik dengan karakteristik jenis kelamin laki-laki

sebanyak 2 orang (11,11%), perempuan sebanyak 4 orang (22,22%). Berpengetahuan

cukup dengan karakteristik jenis kelamin laki-laki sebanyak 13 orang (72,22), perempuan

sebanyak 12 orang (66,66%).

Dilihat bahwa responden yang berpengetahuan baik dengan karakteristik pendidikan

SMA sebanyak 1 orang (5,56), Diploma/Sarjana sebanyak 3 orang (16,67%),

berpengetahuan cukup dengan karakteristik pendidikan SMA sebanyak 4 orang (22,22%),

Diploma/Sarjana sebanyak 8 (44,44%) orang. Dilihat bahwa responden yang

berpengetahuan baik dengan karakteristik pendapatan Rp 1.600.000,- s/d Rp 2.000.000,-

sebanyak 2 orang (11,11%), pendapatan 1.600.000,- s/d 2.000.000,- sebanyak 1 orang

(5,56%), berpengetahuan cukup dengan karakteristik pendapatan Rp 1.100.000,- s/d

1.500.000,- sebanyak 4 orang ( 22,22%), pendapatan Rp 1.600.000 s/d 2.000.000,-

sebanyak 4 orang (22,22%). Dapat dilihat bahwa responden yang berpengetahuan baik

dengan karakteristik pekerjaan PNS sebanyak 2 orang (11,11%), pekerjaan wiraswasta

sebanyak2 orang (11,11%), berpengetahuan cukup dengan karakterisik pekerjaan PNS 

sebanyak 6 orang (33,33), pekerjaan wiraswasta sebnanyak 5 orang (27,78%).

4.1.4. Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang Tentang Alat Kontrasepsi MantapTable 4.1. Distribusi jawaban responden suami tentang pengertian kontrasepsi mantap           di                  Perumahan Nasional Desa Kalang Simbara Kecamatan Sidikalang      Kabupaten      Dairi Tahun 2012.Tabel 4.1.1. SuamiNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar 11 61,112 Salah   7 38,89

Total 18 100

            Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar,

dari 18 responden, yang  memilih jawaban benar 11 (61,11%) orang dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 7 (38,89) orang.Tabel 4.1.2. IstriNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar 15 83,332 Salah   3 16,67

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar 15 orang (61,11%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 7 0rang (38,89) orang.Table 4.2. Distribusi jawaban responden tentang pembagian Kontrasepsi Mantap di          Perumahan Nasional Desa Kalang Simbara Kecamatan Sidikalang                    Kabupaten Dairi Tahun 2012.Tabel 4.2.1. SuamiNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar   6 33,332 Salah 12 66,67

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar 6 orang (33,33%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 12 orang (66,67%) orang.

Tabel 4.2.2. IstriNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar 14 77,782 Salah   4 22,22

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar 14 orang (77,78%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 4 orang (22,22%) orang.

Tabel 4.3. Distribusi jawaban responden suami tentang pengertian Kontrasepsi Mantap: Tubektomi di Perumahan Nasional Desa Kalang Simbara                          Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2012.

Tabel 4.3.1. SuamiNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar   6 33,332 Salah 12 66,67

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar  6 orang  (33,33%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 12 orang (66,67) orang.Tabel 4.3.2. IstriNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar 11 61,112 Salah   7 38,89

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar, dari 18

responden yang  memilih jawaban benar  11 orang  (61,11%) dan yang memilih jawaban

yang salah sebanyak 7 orang (38,89%) orang.Tabel 4.4.  Distribusi jawaban responden tentang pengertian Kontrasepsi                         Mantap:          vasektomi di Perumahan Nasional Desa Kalang Simbara         Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2012.Table 4.4.1. SuamiNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar   8 44,442 Salah 10 55,56

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar  8 orang  (44,44%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 10 orang (55,56%) orang.Tabel 4.4.2. IstriNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar 7 38,892 Salah 11 61,11

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar  7 orang  (38,89%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 11 orang (61,11%) orang.Tabel 4.5. Distribusi jawaban responden suami tentang mekanisme tubektomi di Perumahan Nasional Desa Kalang Simbara Kecamatan Sidikalang        Kabupaten Dairi Tahun 2012.Tabel 4.5.1. SuamiNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar 10 77,782 Salah   8 22,22

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang salah,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar  10 orang  (55,56) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 8orang (44,44%) orang.Tabel 4.5.2. Istri

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar 5 72,222 Salah   13 27,78

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang salah,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar  5 orang  (27,78%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 13 orang (72,22%) orang.Tabel 4.6.Distribusi jawaban responden tentang indikasi tubektomi di        Perumahan Nasional Desa Kalang Simbara Kecamatan Sidikalang         Kabupaten Dairi Tahun 2012.          Table 4.6.1. SuamiNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar   8 44,442 Salah 10 55,56

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar  8 orang  (44,44%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 10 orang (55,56%) orang.Tabel 4.6.2. IstriNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar 9 502 Salah 9 50

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar, dari 18

responden yang  memilih jawaban benar  9 orang  (50%) dan yang memilih jawaban yang

salah sebanyak 9 orang (50%) orang.

Tabel 4.7.Distribusi jawaban responden tentang indikasi vasektomi di       Perumahan Nasional Desa Kalang Simbara Kecamatan Sidikalang         Kabupaten Dairi Tahun 2012.Tabel 4.7.1. SuamiNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar 11 61,112 Salah   7 38,89

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar 11 orang  (61,11%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 7 orang (38,89%) orang.Tabel 4.7.2. IstriNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar   9 502 Salah   9 50

Total 18 100

 tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar, dari 18

responden yang  memilih jawaban benar  9 orang  (50%) dan yang memilih jawaban yang

salah sebanyak 9 orang (50%) orang.

Table 4.8. Distribusi jawaban responden suami tentang keuntungan tubektomi di Perumahan Nasional Desa Kalang Simbara Kecamatan Sidikalang        Kabupaten Dairi Tahun 2012.Table 4.8.1. SuamiNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar 12 66,672 Salah   6 33,33

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar  12 orang  (66,67%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 6 orang (33,33%) orang.Tabel 4.8.2. IstriNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar 10 55,562 Salah   8 44,44

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar  10 orang  (55,56%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 8 orang (44,44%) orang.Tabel 4.9. Distribusi jawaban responden suami tentang keuntungan vasektomi di Perumahan Nasional Desa Kalang Simbara Kecamatan Sidikalang        Kabupaten Dairi Tahun 2012.Tabel 4.9.1. SuamiNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar 11 61,112 Salah   7 38,89

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang salah,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar  11 orang  (61,11%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 7 orang (38,89%) orang.Table 4.9.2. IstriNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar   8 44,442 Salah 10 55,56

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang salah,

dari 18 responden, yang  memilih jawaban benar  8orang  (44,44%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 10 orang (55,56%) orang.

Tabel 5.1.Distribusi jawaban responden suami tentang kontra indikasi  tubektomi di Perumahan Nasional Desa Kalang Simbara Kecamatan Sidikalang        Kabupaten      Dairi Tahun 2012.Tabel 5.1.1.No Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar 10 55,562 Salah   8 44,44

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar 10  orang  (55,56%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 8 orang (44,44%) orang.

Tabel 5.1.2.No Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar 11 61,112 Salah   7 38,89

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar  11 orang  (61,11%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 7 orang (38,89%) orang.Tabel 5.2. Distribusi jawaban responden suami tentang kontra indikasi vasektomi  di Perumahan Nasional Desa Kalang Simbara Kecamatan Sidikalang        Kabupaten Dairi Tahun 2012.Tabel 5.2.1. SuamiNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar   7 38,892 Salah 11 61,11

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang salah, dari 18

responden yang  memilih jawaban benar  7 orang  (38,89%) dan yang memilih jawaban

yang salah sebanyak 11 orang (61,11%) orang.Tabel 5.2.2. IstriNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar   8 44,442 Salah 10 55,56

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang salah,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar  8 orang  (44,44%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 10 orang (55,56%) orang.Tabel 5.3. Distribusi jawaban responden suami tentang prosedur akseptor kontap  di Perumahan Nasional Desa Kalang Simbara Kecamatan Sidikalang                               Kabupaten Dairi Tahun 2012.Tabel 5.3.1. SuamiNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar 11 61,112 Salah   7 38,89

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang salah,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar  11 orang  (61,11%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 7 orang (38,89%) orang.Tabel 5.3.2. IstriNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar   8 44,442 Salah 10 55,56

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang salah,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar  8 orang  (44,44%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 10 orang (55,56%) orang.

Tabel 5.4. Distribusi jawaban responden suami tentang tujuan prosedur akseptor kontap  di Perumahan Nasional Desa Kalang Simbara Kecamatan             Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2012.Tabel 5.4.1. SuamiNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar 10 55,562 Salah   8 44,44

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar  10 orang  (55,56%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 8 orang (44,44%) orang.Tabel 5.4.2. IstriNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar 10 55,562 Salah   8 44,44

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar  10 orang  (55,56%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 8 orang (44,44%) orang.Tabel 5.5. Distribusi jawaban responden suami tentang waktu pemberitahuan prosedur   akseptor kontap  di Perumahan Nasional Desa Kalang Simbara Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2012.Tabel 4.5.1. SuamiNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar 9 502 Salah 9 50

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang salah,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar  9 orang  (50%) dan yang memilih jawaban

yang salah sebanyak 9 orang (50%) orang.Tabel 4.5.2. IstriNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar   6 33,332 Salah 12 66,67

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang salah,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar  6 orang  (33,33%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 7 orang (66,67%) orang.Tabel 4.6. Distribusi jawaban responden suami tentang tempat mendapatkan       kontrasepsi mantap di Perumahan Nasional Desa Kalang Simbara             Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2012.Tabel 4.6.1. Suami

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar 13 72,222 Salah   5 27,78

Total 18 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar,

dari 18 responden yang  memilih jawaban benar  13 orang  (72,22%) dan yang memilih

jawaban yang salah sebanyak 5 orang (27,78%) orang.Tabel 4.6.2. IstriNo Jawaban Frekuensi Persentase (%)1 Benar 18 1002 Salah   0 0

Total 100

Berdasarkan tabel diatas pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang benar, dari

18 responden yang  memilih jawaban benar  18 orang  (100%) dan yang memilih jawaban

yang salah sebanyak 0 orang (0%) orang.

4.2  Pembahasan

4.2.1.  Karakteristik responden

a.    Umur Responden

Dari hasil peneltian diperoleh yang berpengetahuan baik sebagian besar umur

responden 31-35 tahun, yang berpengetahuan cukup juga sebagian besar umur antara 31-

35 tahun yang memiliki pendidikan Diploma/sarjana dan yang berpengetahuan kurang

berada pada umur responden antara 21-25 tahun dan umur 26-30 tahun yang memiliki

pendidikan SLTP dan SMA.

Dari hasil penelitian diatas yang diperoleh bahwa umur mempengaruhi pengetahuan,

hal ini dapat dilihat pada data hasil penelitian yang telah didapatkan bahwa rata-rata

responden yang akan berpengetahuan kurang, yang belum lanjut usia berpengetahuan

cukup. Sehingga dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada umur tertentu

penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan barkurang.b.    Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang

didapat dari tabel 4.2. bahwa perbandingan antara laki-laki dan perempuan yaitu sama,

dimana jumlah laki-laki sebanyak 18 orang ( 50%) dan perempuan sebanyak 18 orang

(50%) hal ini sesuai dengan pembagian kontrasepsi mantap yaitu tubektomi untuk

perempuan dan untuk laki-laki dinamakan vasektomi.

c.    Pendidikan

Dari hasil penelitian diperoleh yang berpengetahuan baik sebagian besar pendidikan

Diploma/Sarjana diikuti responden yang berpendidikan SMA/SMK, dan yang tingkat

pendidikan yang kurang adalah responden yang berpendidikan SLTP ini sesuai dengan teori

yang dikemukakan oleh putriazka (2006). Bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan atau

proses pembelajaran untuk mengembangkan atau menigkatkan kemampuan tertentu

sehingga sasaran pendidikan itu sendiri dapat berdiri sendiri.

            Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa paling banyak responden tingkat

pendidikan baik adalah responden yang berpendidikan Diploma/Sarjana dan tingkat

pengetahuan kurang adalah responden yang berpendidikan SD. Maka dapat disimpulkan

bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pengetahuan seseorang. Tetapi

bukan berarti pendidikan yang tinggi akan bisa mengetahui tentang kontrasepsi khususnya

kontrasepsi mantap, terbukti dari hasil penelitian bahwa responden yang berpendidikan

SMA/SMK ada yang menjawab pernyataan yang salah sesuai dengan pernyataan

sebenarnya dari pertnyaan yang dibagikan.

d.    Pendapatan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai karakteristik responden berdasarkan

pendapatan yang terdapat pada tabel 4.3 bahwa sebagian besar responden pus mempunyai

pendapatan Rp.1.100.000,- s/d 1.500.000,- yaitu sebanyak 10 pus (27,28%).

Dari teori yang didapat, disebutkan bahwa pendidikan berkualitas dewasa ini hanya

untuk memiliki pendapatan memadai, sementara mereka yang berpendapatan rendah harus

membatasi tingkat pendidikan demi memenuhi kebutuhan pangan keluarganya. Dan

berdasarkan teori yang ada, bahwa masalah yang sering muncul dlam tingkat pendidikan

seseorang itu adalah karena keterbatasan dana.

Dari data yang diperoleh rata-rata pendapatan keluarga cukup dalam memenuhi

kebutuhan keluarga dan biaya pendidikan, tetapi adanya pendapatan yang memadai tidak

menjamin seseorang itu dapat mengerti mengenai kontrasepsi khusunya kontrasepsi

mantap terlihat dari adanya responden yang menjawab pernyataan yang tidak sesuai

dengan pernyataan sebenarnya.

e.    Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai karakteristik responden berdasarkan

pekerjaan  yang terdapat pada tabel 4.2 bahwa sebagian besar responden pus mempunyai

pekerjaan  sebagai wiraswasta  yaitu sebanyak 14 orang (38,89), kemudian responden pus

yang mempunyai pekerjaan sebagai PNS sebanyak 13 orang (36,11), dan pekerjaan Dll

sebanyak 4 orang (11,11) yang paling sedikit sebagai petani yaitu sebanyak 3 orang

(8,33%)

Sementara dari hasil penelitian didapat bahwa yang berpengetahuan baik didominasi

pada responden yang mempunyai pekerjaan sebagai PNS yaitu sebanyak 4 orang (11,11),

responden yang berpengetahuan cukup didominasi pada responden yang mempunyai

pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 11 orang (30,56%), sedangkan responden

yang berpengetahuan kurang didominasi pada responden yang mempunyai pekerjaan

sebagai petani yaitu sebanyak 3 orang (8,33%).

Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh sosial budaya dimana

seseorang memperoleh suatu kebudayaan yang berhubungan dengan orang lain karena

hubungan seseorang mengalamai proses pekerjaan dalam memperoleh suatu pengetahuan.

Menurut penulis pekerjaan sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan manusia dan

berwawasan luas akibat pengaruh pekerjaan.

4.2.2.      Pengetahuan responden

4.2.2.1.     Berdasarkan pengertian kontrasepsi mantap

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa

tingkat pengetahuan responden tentang pengertian kontrasepsi mantap adalah

pengetahuan baik, dimana dari 36 responden, 26 orang (72,22%) menjawab pengetahuan

secara benar.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa responden mengetahui tentang

pengerrtian dari kkontrasepsi mantap, hal ini dikarenakan bahwa responden mendapat

pengetahuan tentang alat kontrasepsi mantap dari media massa seperti surat kabar, TV,

Koran dan dari petugas kesehatan setempat. Sesuai dengan teori Putriazka 2006 bahwa

Informasi mempengaruhi pengetahuan

4.2.2.2.     Berdasarkan pembagian kontrasepsi mantap

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa

tingkat pengetahuan responden berdasarkan pembagian kontrasepsi mantap adalah baik,

diamana dari 36 responden, 20 orang (55,56%) yang menjawab pengetahuan secara benar.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden sudah

mengerti tentang pembagian kontrasepsi mantap, hal ini dapat disebakan karena

kebanyakan responden sudah memiliki pendidikan diploma/sarjana. Karena pendidikan

merupakan faktor utama dalam menentukan tingkat pendidikan seseorang.

4.2.2.3.     Berdasarkan pengertian tubektomi

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa

tingkat pengetahuan responden tentang pengertian kontrasepsi mantap : tubektomi adalah

pengetahuan kurang, dimana dari 36 responden,  yang memilih pernyataan secara tapat

hanya 17orang (47,22%).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden belum

mengerti tentang defenisi tubektomi terutama yang mendominasi pada responden laki-laki

yaitu sebanyak 12 orang (33,33), hal ini dikarenkan tidak pernah mengikuti promosi

kesehatan tentang kontrasepsi khusunya kontrasepsi mantap.

4.2.2.4.Berdasarkan pengertian vasektomi

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa

tingkat pengetahuan responden tentang pengertian kontrasepsi mantap : vasektomi  adalah

pengetahuan kurang, dimana dari 36 responden yang memilih pernyataan yang benar

hanya15 orang (41,67%).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden belum 

mengerti tentang defenisi vasektomi terutama yang mendominasi pada responden

perempuan  yaitu sebanyak 11 orang (47,22%)  yang menjawab pengethuan yang salah.

Menurut Wied hary.A. (1996), informasi akan memberikan pengaruh pada

pengetahuan seseorang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sumber informasi tentang

pengertian dari vasektomi adalah kurang.

4.2.2.5.                        Berdasarkan mekanisme tubektomi

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa

tingkat pengetahuan responden tentang mekanisme tubektomi adalah pengetahuan kurang.

Dari 36 responden 27 orang (75%) memilih pernyataan benar, padahal pernyataan dalam

tabel tersebut merupakan pernyataan yang salah, tidak sesuai dengan teori sebenarnya.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden sudah

mengerti tentang kontra indikasi dari vasektomi. Hal ini mungkin di karenakan responden

mendapat pengetahuan dari media massa seperti surat kabar, TV, Koran dan dari petugas

kesehatan setempat. Sesuai dengan teori Putriazka 2006 bahwa informasi mempengaruhi

pengetahuan.

4.2.2.6.                         Berdasarkan indikasi dari tubektomi

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa

tingkat pengetahuan responden tentang indikasi tubektomi adalah pengetahuan kurang,

dimana 17 orang (75%) menjawab pengetahuan secara benar.

Dari hasil peneltitian dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden belum

mengetahui indikasi dari tubektomi.

4.2.2.7.                        Berdasarkan indikasi dari vasektomi

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa

tingkat pengetahuan responden tentang indikasi tubektomi adalah pengetahuan baik,

dimana 20 orang (55,56%) menjawab pengetahuan secara benar.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden sudah

mengetahui indikasi dari vasektomi hal ini disebakan karena kebanyakan responden

mempunyai pendidikan Diploma/Sarjana.

4.2.2.8.                        Berdasarkan keuntungan dari tubektomi

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa

tingkat pengetahuan responden tentang indikasi tubektomi adalah pengetahuan baik,

dimana dari 36 responden, 22 orang (61,11%) mampu menjawab pengetahuan secara

benar.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden sudah

mengerti tentang keuntungan dari tubektomi hal ini disebabkan karena kebanyakan

responden memiliki pendidikan Diploma/Sarjana.

4.2.2.9.                        Berdasarkan keuntungan dari vasektomi

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa

tingkat pengetahuan responden tentang indikasi tubektomi adalah pengetahuan kurang,

dimana 19 orang (61,11%) menjawab pengetahuan secara benar, Padahal dalam

pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang salah.

            Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden belum

mengerti tentang keuntungan vasektomi secara benar.

4.2.3.0. Berdasarkan kontra indikasi tubektomi

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5.0 menunjukkan bahwa

tingkat pengetahuan responden tentang indikasi tubektomi adalah pengetahuan baik,

dimana dari 36 responden, 21 orang (61,11%) mampu menjawab pengetahuan secara

benar.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden sudah

mengerti tentang kontra indikasi tubektomi.

4.2.3.1. Berdasarkan kontra indikasi vasektomi

            Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5.1 menunjukkan

bahwa kebanyakan tingkat pengetahuan responden tentang indikasi tubektomi adalah

pengetahuan baik, dimana 21 orang (61,158,331%) memilih pernyataan salah, diaman

pernyataan dalam tabel tersebut merupakan pernyataan yang salah dan tidak sesuai

dengan teori sebenarnya.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden sudah

mengerti tentang kontra indikasi dari vasektomi. Hal ini mungkin di karenakan responden

mendapat pengetahuan dari media massa seperti surat kabar, TV, Koran dan dari petugas

kesehatan setempat. Sesuai dengan teori Putriazka 2006 bahwa informasi mempengaruhi

pengetahuan.

4.2.3.2. Berdasarkan prosedur untuk menjadi akseptor kontap

            Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa

kebanyakan tingkat pengetahuan responden tentang prosedur akseptor kontap adalah

pengetahuan kurang, dimana 19 orang (52,78%) memilih pernyataan benar, diamana

pernyataan dalam tabel tersebut merupakan pernyataan yang salah dan tidak sesuai

dengan teori sebenarnya.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden belum

mengerti tentang prosedur akseptor kontap.

4.2.3.2. Berdasarkan tujuan prosedur akseptor kontap

            Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa

kebanyakan tingkat pengetahuan responden tentang tujuan prosedur akseptor kontap

adalah pengetahuan baik, dimana dari 36 responden 20 orang (55,56%) memilih pernyataan

benar.

            Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden sudah

mengerti tentang tujuan akseptor kontap, hal ini di karenakan kebanyakan pekerjaan

responden sebagai PNS dan Wiraswasta.

            Pekerjaan merupakan proses penambahan pengetahuan

4.2.3.3. Berdasarkan waktu pemberitauan prosedur akseptor kontap

            Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa

tingkat pengetahuan responden tentang waktu pemberitahuan prosedur akseptor kontap

adalah pengetahuan baik, dimana 21 orang (58,33%) mampu memilih pernyataan yang

tepat.

Menurut Wied hary.A. (1996), informasi akan memberikan pengaruh pada

pengetahuan seseorang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sumber informasi tentang 

waktu pemberitauan prosedur akseptor kontap adalah kurang.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden belum

mengetahui tentang waktu pemberitahuan prosedur akseptor kontap diakibatakan

kurangnya informasi yang diberikan oleh tim kesehatan kuhususnya kontrasepsi mantap

4.2.3.4. Berdasarkan tempat mendapatakan pelayanan menjadi akseptor kontap.

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa

tingkat pengetahuan responden tentang waktu pemberitahuan prosedur akseptor kontap

adalah pengetahuan baik, dimana dari 36 responden, 31 orang (86,11%) memilih

pernyataan benar.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden sudah

mengerti tempat mendapatkan pelayanan menjadi akseptor kontap, hal ini disebabkan

karena adanya fasilitas desa yaitu puskesmas desa yang senantiasa melayani masyarakat.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

            Berdasakan penelitian yang dilakukan terhadap 36 responden yang terdiri dari 18

reponden perempuan dan 18 responden laki-laki tentang pengetahuan mengenai alat

Kontrasepsi Mantap (kontap) di Perumahan Nasional Desa Kalang Simbara Kecamatan

Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2012 dapat dibuat kesimpulan bahwa :

1. Dari hasil penelitian mengenai karakteristik responden berdasarkan umur, bahwa

sebagian besar responden berumur 31-35 tahun sebanyak 14 orang (38,89) dan

yang paling sedikit berumur 21-25 tahun 7 orang (19,44) dan umur  36-40 tahun 

sebanyak 7 orang (19,44).Berdasarkan jenis kelamin,  jumlah responden laki-laki dan

perempuan sama, yaitu 18 orang (50%) laki-laki dan 18 orang (50%) perempuan.

Berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar responden mempunyai tingkat

pendidiakan Diploma/sarjana yaitu sebanyak 19 orang (52,78%), dan yang paling

sedikit berpendidikan SLTP sebanyak 2 orang, dan dari atas dapat diperoleh bahwa

tidak ada tidak ada responden yang berpendidikan SD. Berdasarkan tingkat

pendapatan responden maka diperoleh sebagian yang memiliki pendapatan tiap

responden 1.100.000. s/d 1.500.000,- sebanyak 14 orang (38,89%) dan paling

sedikit yang memiliki pendapatan yaitu 2 orang, yaitu tidak memiliki pendapatan

pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga.

2. Dan dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pasangan usia

subur tentang pemakaian alat kontrasepsi : Kontrasepsi Mantap (kontap) di

peumahan nasional desa kalang simbara kecamatan sumbul kabupaten dairi tahun

2012.

5.2. Saran

            Berasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat menyarankan kepada semua

pihak yaitu :

1. Diharapkan kepada semua pasangan usia subur non akseptor agar lebih

menigkatkan pengetahuan dan juga penulis mengharapkan agar pasangan usia

subur non akseptor menjadi pasangan akseptor khususnya kontrasepsi mantap :

tubektomi (perempuan) vasektomi (laki-laki). Serta dapat menginfomasikan kepada

pasangan usia subur non akseptor yang lain.

2. Di harapkan kepada petugas kesehatan di desa kalang simbara khususnya di

perumahan nasional kalang simbara kecamatan sidikalang kabupaten dairi tahun

2012 agar lebih memberikan informasi tentang alat kontraepsi khususnya

kontrasepsi mantap.

3. Di harapkan kepada penulis selanjutnya agar dapat melanjutkan penelitian tentang

alat kontrasepsi khusunya kontrasepsi mantap dengan tingkat yang lebih baik dan

diharapkan kepada tokoh masyarakat berperan serta dalam penggunaan alat

kontrasepsi khususnya kontrasepsi mantap.

DAFTAR PUSTAKA 

Ari Sulistyawati, 2011, Pelayanan Keluarga Berencana, Salemba Medika

Suratun, dkk, 2008, Pelayanan Keluarga Berencana Dan Pelayanan Kontrasepsi,  Trans

Info Media

Meilani Niken, dkk, pelayanan keluarga berencana, fitramaya

Rustam Mochtar,1998, Sinopsis Obstetric, Buku Kedokteran EGC

dr. Hanafi Hartanto,2004, Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi, Putaka Sinar      Harapan

Notoadmodjo, Soekidjo. 2003.Metodologi Penelitan Kesehatan.  Rineka    Cipta.Jakarta

Notoadmodjo, Soekidjo. 2010.Metodologi Penelitan Kesehatan.  Rineka    Cipta.Jakarta

KUISIONER

PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI

MANTAP (KONTAP) DI PERUMAHAN NASIONAL KALANG SIMBARA DESA KALANG

SIMBARA KECAMATAN SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI

TAHUN 2012

Diisi oleh suami dan istri        

NO. Responden                      :

1.        Berapa umur anda saat ini ?

a.       21-25 tahun

b.      26-30 tahun

c.       31-35 tahun

d.      36-40 tahun

2.        Apa jenis kelamin anda ?

a.       Laki-laki

b.      Perempuan

3.        Apa pendidikan terahir anda?

a.       SD

b.      SLTP

c.       SMA/SMK

d.      Diploma/Sarjana

4.        Apa pekerjaan anda saat ini ?

a.       PNS

b.      Wiraswasta

c.       Petani

d.      Dll

5.        Berapa pendapatan anda setiap bulan ?

a.       Rp 500.000 – Rp 1.000.000

b.      Rp 1.100.000 – Rp 1.500.000

c.       Rp 1.600.000 – Rp 2.000.000

d.      >Rp 2.000.000

Berikanlah tanda ceklist (√) untuk salah satu jawaban

No Pertanyaan Jawaban

Benar salah

A Defenisi

1 Kontrasepsi mantap adalah salah

satu cara kontrasepsi dengan

tindakan pembedahan

B Jenis-jenis kontap

2 Pembagian alat kontrasepsi mantap

ada 2 jenis, yaitu vasektomi  dan

tubektomi

3 Tubektomi adalah suatu kontrasepsi

permanen dengan cara melakukan

tindakan pada kedua saluran telur

sehingga menghalangi pertemuan

sel telur dengan sel mani

4  Vasektomi adalah operasi kecil

yang di lakukan untuk menghalangi

keluarnya sperma dengan cara

mengikat dan memotong saluran

mani.

5 Mekanisme dari tubektomi adalah

Saat operasi, laparatomi mini,

laparaskopi

C Indikasi

6 Indikasi dari tubektomi adalah

-    Umur termuda 25 tahun, dengan 2

anak hidup.

-    Umur 30 tahun dengan 3 anak

hidup.

-    Umur 35 tahun dengan 2 anak

hidup

7 Indikasi dari vasektomi adalah

-    harus secara sukarela dan

Mendapat persetujuan istri

-    Umur calon tidak kurang dari 30

tahun

-    Pasangan suami istri telah

mempunyai anak menimal 2 orang,

dan anak paling kecil harus sudh

berumur di atas 2

8 Keuntungan dari tubektomi adalah 

Tekhniknya mudah, sehingga dapat

di lakukan oleh dokter umum,

Perlengkapan dan peralatan bedah

sederhana,Dapat dilakukan di RS

kecil atau puskesmas, angka

keberhasilan mencapai 100%

9 Keuntungan dari vasektomi adalah

Efktif, Aman, mobiditas rendah dan

hampir tidak ada mortalitas,

Sederhana, Menyenangkan bagi

akseptor karena memerlukan

anastesi lokal saja, Biarya rendah

D Kontra indikasi

10 kontra indikasi tubektomi adalah ?

-    Hamil atau sudah di curigai

-    kurang pasti mengenai

keinginanya untuk fertilitas di masa

depan

-    Belum memberikan persetujun

tertulis

11 Kontra indikasi vasektomi  adalah?

-   Apabila ada peradangan kulit atau

penyakit jamur di daerah skrotum

-    Apabila menderita kelainan

pembekuan darah

-   Apabila menderita DM yang tidak

terkontrol

E Prosedur akseptor kontap

12 Prosedur untuk menjadi akseptor

kontap adalah Sukarela, bahagia,

kesehatan

13 Tujuan prosedur akseptor kontap

adalah Agar klien tidak merasa

menyesal setelah menjadi  aksepto

KB, dan tidak ada komplikasi

sewaktu pembedahan

14 Bagi calon akseptor kontap harus

mengeathui prosedur tersebut

Sebelum dilakukanya pembedahan

dalam kontrasepsi mantap dan

diketahui oleh pasangan suami istri

15 Untuk menjadi akseptor kontrasepsi

mantap, kita dapat mengunjungi

Puskesmas atau Rumah Sakit.

Posting Lebih Baru Posting Lama

0 Komentar: