bab 1

11
BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Siput Gonggong (Strombus turturella) termasuk hewan moluska kelas Gastropoda, family Strombaceae. Siput ini merupakan hewan herbivor yang makanannya terdiri dari tumbuhan alga,plankton, detritus dan lamun. Amini (1986, 1987), mengemukakan bahwa siput S.canarium banyak terdapat di perairan pantai dengan dasar pasir dan lumpur serta ditumbuhi rumput laut jenis samo-samo Enhalus dan Thalasia dengan kolom air yang jernih. Masyarakat Riau mengenal siput ini dengannama siput gonggong dan sangat populer sebagai bahan makanan dari laut. Siput gonggong (Strombus turturella) termasuk hewan moluska kelas Gastropoda yang dijumpai di perairan Kepulauan Bangka Belitung dan sekitarnya. Di Teluk Klabat siput gonggong dijumpai menyebar mulai dari tepi pantai hingga ke kedalaman beberapa meter. Di Teluk Klabat bagian barat dijumpai siput gonggong dengan kelimpahan yang tinggi (Dody and Marasabessy, 2007). Siput gonggong merupakan gastropoda laut Famili Strombidae yang memiliki kelamin terpisah. Menurut Davis (2005) siput strombus (Strombus gigas) dewasa memiliki kelamin terpisah dan akan mengalami kematangan seksual 1

Upload: choi-eun-sang

Post on 26-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1

BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Siput Gonggong (Strombus turturella) termasuk hewan moluska kelas

Gastropoda, family Strombaceae. Siput ini merupakan hewan herbivor yang

makanannya terdiri dari tumbuhan alga,plankton, detritus dan lamun. Amini (1986,

1987), mengemukakan bahwa siput S.canarium banyak terdapat di perairan pantai

dengan dasar pasir dan lumpur serta ditumbuhi rumput laut jenis samo-samo Enhalus

dan Thalasia dengan kolom air yang jernih. Masyarakat Riau mengenal siput ini

dengannama siput gonggong dan sangat populer sebagai bahan makanan dari laut.

Siput gonggong (Strombus turturella) termasuk hewan moluska kelas

Gastropoda yang dijumpai di perairan Kepulauan Bangka Belitung dan sekitarnya. Di

Teluk Klabat siput gonggong dijumpai menyebar mulai dari tepi pantai hingga ke

kedalaman beberapa meter. Di Teluk Klabat bagian barat dijumpai siput gonggong

dengan kelimpahan yang tinggi (Dody and Marasabessy, 2007).

Siput gonggong merupakan gastropoda laut Famili Strombidae yang memiliki

kelamin terpisah. Menurut Davis (2005) siput strombus (Strombus gigas) dewasa

memiliki kelamin terpisah dan akan mengalami kematangan seksual setelah tepi luar

cangkangnya (lip) berkembang secara penuh.

Kebutuhan konsumen akan produk perikanan termasuk kekerangan terus

meningkat, baik kebutuhan di pasar lokal (Surabaya, Makassar, Jakarta, Medan

Batam) maupun di pasar internasional (Singapura, hongkong, Jepang, Amerika dan

Eropa). Sehubungan dengan itu sumberdaya kelautan dan perikanan akan mendapat

tekanan semakin berat sehingga dapat mengancam kelestarian sumberdaya itu sendiri.

Tekanan terhadap sumberdaya juga dipengaruhi oleh terbukanya pasar yang dapat

menampung hasil-hasil perikanan. Pasar komoditas perikanan yang paling besar

adalah Batam dan Tanjung Pinang. Komoditas perikanan dapat dipasarkan di daerah

tersebut maupun diekspor ke negara tetangga yaitu Singapore dan Malaysia.

1

Page 2: BAB 1

Salah satu produksi perikanan yang diminati selain ikan adalah jenis kerang

gonggong (Strombus turturella). Hal tersebut karena siput gonggong memiliki gizi

yang tinggi, dan dapat meningkatkan stamina atau daya tahan tubuh karena

mengandung asam asam amino yang lengkap.

Gonggong dikelompokkan ke dalam Filum Molusca kelas Gastropoda,

Famili Strombidae, Genus Strombus, Spesies Strombus sp. Hewan ini merupakan

moluska bentik yang hidup di perairan pasir berlumpur dan sering bersembunyi di

bawah seagrass adapun kebiasaan makan hewan ini tergolong herbivora.

Gonggong merupakan jenis gastropoda yang disukai orang untuk dikonsumsi

baik oleh wisatawan domestik maupun internasional. Di kota-kota di Provinsi

Kepulauan Riau seperti Tanjungpinang dan Batam, gonggong merupakan makanan

khas yang banyak disajikan di restoran-restoran sea food dan tempat jajanan (Akau).

Gonggong ini merupakan komoditi khas sehingga gonggong dijadikan maskotnya

Provinsi Kepulauan Riau. Kondisi yang seperti ini mengakibatkan hewan-hewan ini

sering diburu atau dieksploitasi tanpa memperhatikan kelestariannya. Sementara itu

usaha budidayanya belum dilakukan.

Gonggong dikhawatirkan jenis ini pada suatu waktu akan punah. Gonggong

yang diperdagangkan di restoran dan pusat jajanan (akau) berasal dari hasil tangkapan

dari alam. Sementara itu usaha budidayanya belum dilakukan karena beberapa hal: 1).

Sulitnya mendapatkan benih dari alam, 2). Teknologi pembenihan yang belum

dikuasai, 3). Belum dikuasainya teknologi budidaya, dan 4). Lambatnya pertumbuhan

gonggong.

Oleh karena kecenderungan pemanfaatan gonggong terus meningkat,

sedangkan teknologi budidayanya belum dikuasai. Hal tersebut dikhawatirkan akan

punahnya sumberdaya hayati gonggong. Dengan demikian usaha-usaha

penyelamatannya perlu dilakukan. Salah satu usaha penyelamatan perlu dilakukan

adalah dengan usaha perlindungan kawasan yang menjadi habitat gonggong tersebut

dan pengaturan eksploitasinya.

2

Page 3: BAB 1

ANATOMI

Secara umum kekerangan merupakan kelompok hewan tidak bertulang

belakang (invertebrata) dan bentuknya mudah untuk dikenali. Sebagian besar

dicirikan dengan adanya cangkang yang melindungi tubuhnya dan hanya sebagian

kecil jenis yang tidak bercangkang. Cangkang merupakan alat pelindung diri, terdiri

atas lapisan karbonat (crystalline calcium carbonate), dipisahkan oleh lapisan tipis

(lembaran) protein diantara cangkang dan bagian tubuh (otot dan daging) (HUGHES,

1986).

Siput gonggong merupakan kelas Gastropoda, meliputi jenis – jenis

bercangkang tunggal. Kelas Gastropoda disebut sebagai siput. Secara umum bagian

tubuh kekerangan dibagi menjadi lima, yaitu :

- Kaki (foot, byssus)

- Kepala (head)

- Bagian alat pencernaan dan reproduksi (visceral mass)

- Selaput (mantle)

- Cangkang (shell)

Pada bagian kepala terdapat organ – organ syarafsensorik dan mulut. Bagian

kaki merupakan otot yang mudah berkontraksi, dan bagian ini merupakan bagian

utama alat gerak. Warna dan bentuk cangkang sangat bervariasi, tergantung pada

jenis, habitat, dan makanannya.

KLASIFIKASI

Jenis Siput Gonggong yang ditemukan dari jenis Strombus turturella termasuk

familiy strombidae, Klas Gastropoda dan Phylum Mollusca. Bentuk dan gambaran

jenis siput gonggong yang ditemukan dapat dilihat pada gambar 4.1. berikut:

3

Page 4: BAB 1

Siput gonggong (Strombus turturella) yang ditemukan pada lokasi penelitian

di utara Pulau Lingga Secara klasifikasi siput gonggong yang temukan pada daerah

studi adalah Kingdom : Animalia, Phylum: Mollusca, Class: Gastropoda, Ordo:

Neotaenioglossa, Family: Strombidae, Genus: Strombus, Species : Strombus turturella

HABITAT

Jenis – jenis kekerangan laut ada yang hidup di dasar perairan (benthic)

maupun di permukaan (pelagic). Mayoritas kekerangan adalah benthic, baik hidup di

perairan dangkal (littoral) maupun perairan dalam (deep zone). Kerang dan siput ada

yang membenamkan diri di dalam pasir dan lumpur, bersembunyi di balik batu, kayu

dan akar tanaman laut, ada yang menempel pada batu dan tonggak kayu, dan ada yang

bebas merayap di permukaan habitat (WEBBER, 1997;HUGGES, 1986;BEEALEY et

al., 1998).

PENYEBARAN

Siput gonggong di Teluk Klabat tersebar mulai dari Teluk Klabat bagian luar

hingga ke Teluk bagian tengah. Lokasi yang potensial sebagai habitat siput gonggong

adalah sepanjang pantai sisi barat teluk bagian luar. Hal ini disebabkan oleh beberapa

hal diantaranya pola arus yang berkembang yang dapat menyebabkan

terakumulasinya nutrien dan tersebarnya larva di areal tersebut, banyaknya gosong

pasir yang membentuk daerah – daerah terlindung bagi siput gonggong.

Pada perairan pesisir Pulau Dompak terdapat 2 pola persebaran populasi siput

laut gonggong yaitu mengelompok dan acak. Pola mengelompok dapat dikatakan pola

sebaran yang alami dan baik bagi populasi siput laut gonggong mengingat sistem

reproduksinya bersifat dioceous dengan pembuahan internal sehingga wajar apabila

terbentuk pola persebaran mengelompok akibat dorongan alami yaitu aktivitas

reproduksi. Menurut Barnes (1994) dalam Siddik (2011) sistem reproduksi laut

gonggong adalah dioceous dengan pembuahan internal.

Menurut Andiarto (2011) dalam Dody (2011) pola sebaran siput laut

gonggong juga dipengaruhi oleh musim pemijahan, semakin banyak individu yang

4

Page 5: BAB 1

memijah maka semakin sering

ditemukan pola sebaran yang

mengelompok.

REPRODUKSI

Siput laut biasanya melepaskan sperma dan telur ke air pada malam hari.

Pembuahan atau fertilisasi terjadi diluar tubuh atau di kolom air. Telur yang

dilepaskan ke kolom air dan dibuahi akan berkembang menjadi embrio dan menetas

sebagai larva trochopore. Larva trochopore berenang di kolom air menggunakan

rambut getar (velum) atau dengan selaput renang (pedi-veliger). Selaput renang ini

kemudian berkembang dan berfungsi sebagai kaki (bysus dan foot) pada saat larva

bermetamorfosis dan menempel pada substrat.

KANDUNGAN DAN MANFAAT SIPUT GONGGONG

Berdasarkan hasil uji Laboratorium dapat diketahui nilai gizi makro per 100

gram Siput Gonggong antara lain karbohidrat 4,1% dengan nilai gizi 16,4% kalori,

Protein 31,19 dengan nilai gizi 124,8 kalori dan lemak 24,9% dengan nilai gizi 224,1

kalori. Siput Gonggong bermanfaat untuk pertumbuhan hormon, meningkatkan

stamina. Karena mengandung protein yang tinggi dan rendah lemak.

BAB 2

PEMBAHASAN

5

Page 6: BAB 1

Pemijahan dan perkembangan larva siput gonggong(Strombus turturella)

Induk-induk matang gonad yang ditempatkan dalam bak pemijahan mulai

memperlihatkan tingkah laku pemijahan yaitu terjadinya kopulasi pada beberapa

pasangan induk. Butiran – butiran sel telur terbungkus oleh kapsul berisi larutan gel

yang dilapisi membran tipis. Suatu membran tipis sebagai pelindung dan tersusun

membentuk rantai panjang, sehingga telur telur tersebut terlindung dari serangan

predator selama proses perkembangannya sebelum menetas.

Pola persebaran populasi siput laut gonggong di perairan pesisir pulau dompak

Pola persebaran populasi terbagi menjadi 3 yaitu mengelompok, acak, dan

merata/seragam. Dalam menganalisa pola persebaran yang dimiliki oleh siput laut

gonggong dilakukan pengukuran dengan menggunakan indeks dispersi morisita dan

diujikan dengan uji chi Kuadrat, dimana nilai koefisien dengan metode indeks dispersi

morisita relatif tidak bergantung oleh tingkat kepadatan (Rani,2003).

Pemanfaatan siput gonggong di Kepulauan Bangka Belitung

Hasil tangkapan siput gonggong oleh nelayan langsung dijual ke pengumpul

dan pengumpul sendiri yang akan menjualnya ke konsumen ataupun diolah setengah

jadi untuk dijual kembali kepada pengolah keripik gonggong. Diversifikasi

pengolahan siput gonggong secara terbatas mulai dilakukan oleh beberapa pengolah

di Blinyu, Kabupaten Bangka yaitu dengan cara menyajikannya dalam bentuk kering

setelah digoreng.

Kandungan Logam Berat kadmium (Cd) dan Tembaga (Cu) pada siput

gonggong Pantai Pulau Bintan.

Konsentrasi logam Cd dan Cu lebih tinggi di dalam sedimen dibandingkan

dengan konsentrasi logam – logam tersebut didalam siput. Terdapat hubungan positif

antara kandungan logam berat didalam sedimen dengan kandungan logam berat dalam

siput dan sangat kuat. Pantai perairan Bintan belum dapat dikategorikan tercemar,

akan tetapi masih pada level terkontaminasi oleh logam berat.

BAB 3

PENUTUP

6

Page 7: BAB 1

KESIMPULAN

- Siput gonggong merupakan kelas Gastropoda, meliputi jenis – jenis bercangkang

tunggal.

- Jenis Siput Gonggong yang ditemukan dari jenis Strombus turturella termasuk

familiy strombidae, Klas Gastropoda dan Phylum Mollusca.

- Jenis – jenis kekerangan laut ada yang hidup di dasar perairan (benthic) maupun

di permukaan (pelagic).

- Siput gonggong di Teluk Klabat tersebar mulai dari Teluk Klabat bagian luar

hingga ke Teluk bagian tengah.

- Pada perairan pesisir Pulau Dompak terdapat 2 pola persebaran populasi siput

laut gonggong yaitu mengelompok dan acak.

- Siput laut biasanya melepaskan sperma dan telur ke air pada malam hari.

Pembuahan atau fertilisasi terjadi diluar tubuh atau di kolom air.

- Siput Gonggong antara lain karbohidrat, Protein dan lemak.

- Siput Gonggong bermanfaat untuk pertumbuhan hormon, meningkatkan stamina.

- Pemijahan siput gonggong dapat dilakukan di ruang terkontrol (laboratorium)

dengan perangsangan berupa penggantian air dalam bak pemijahan setiap 24 jam

sebnyak 90% selam 2-3 hari. Masa larva setelah menetas dari telurnya merupakan

masa kritis, karena pada masa tersebut larva banyak mengalami kematian pada

perlakuan pemijahan di laboratorium.

- Pola persebaran populasi siput laut gonggong di perairan pesisir pulau dompak

terbagi menjadi 3 yaitu mengelompok, acak, dan merata/seragam.

- Habitat siput gonggong berada pada perairan yang tenang dengan kedalaman 1-4

meter serta kondisi substrat berupa pasir berlumpur yang ditumbuhi lamun.

- Semakin tinggi konsentrasi logam berat dalam sedimen, maka semakin tinggi

pula konsentrasi logam berat didalam tubuh siput.

DAFTAR PUSTAKA

7

Page 8: BAB 1

- HUGHES, R.N. 1986. A functional biology of marine gastropods. Croom Helm,

London: 245 pp

- DODY, S. 2004. Biologi reproduksi limpet tropis (Cellana testudinaria Linnaeus,

1758) diperairan Pulau-pulau Banda, Maluku.Disertasi. IPB. Bogor: 143 hal.

- Amini, S. 1986. Studi pendahuluan gonggong (Strombus canarium) di perairan

pantai Pulau Bintan-Riau. Jurnal Pen. Perikanan Laut, 36: 23-29.

- http://www.coremap.or.id/downloads/

RAStudiDistribusi&EksploitasSiputGonggong-Lingga.pdf

- http://nutrisiuntukbangsa.org/si-keong-yang-penuh-gizi-khas-kepulauan-riau/

8