bab 1

15
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perencanaan perkerasan jalan, pekerjaan tanah merupakan kegiatan awal yang harus dikerjakan, karena lapisan tanah mempunyai peranan penting untuk mendukung struktur diatasnya agar tetap stabil dan kokoh. Tanah mempunyai peranan yang sangat penting pada suatu lokasi pekerjaan konstruksi, sehingga sifat-sifat fisik dan mekanik tanah sangat menentukan layak atau tidak tanah tersebut untuk digunakan. Hal ini disebabkan sifat-sifat fisik dan mekanik tanah memiliki kaitan yang sangat erat dengan kekokohan, daya dukung dan plastisitas tanah. Tanah secara umum didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat dan mineralmineral padat yang terikat secara kimiawi satu sama lain dari bahan-bahan organik yang telah melapuk disertai dengan zat gas yang cair dan gas yang mengisi ruang kosong diantara partikel- partikel padat tersebut. Berdasarkan asalnya, tanah dapat didefinisikan sebagai tanah anorganik dan organik. Tanah anorganik berasal dari pelapukan batuan secara kimia maupun fisis. Tanah organik adalah campuran yang berasal

Upload: iiaa-all-timelow-mashup

Post on 10-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

makalh

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perencanaan perkerasan jalan, pekerjaan tanah merupakan kegiatan awal

yang harus dikerjakan, karena lapisan tanah mempunyai peranan penting untuk

mendukung struktur diatasnya agar tetap stabil dan kokoh. Tanah mempunyai

peranan yang sangat penting pada suatu lokasi pekerjaan konstruksi, sehingga sifat-

sifat fisik dan mekanik tanah sangat menentukan layak atau tidak tanah tersebut untuk

digunakan. Hal ini disebabkan sifat-sifat fisik dan mekanik tanah memiliki kaitan

yang sangat erat dengan kekokohan, daya dukung dan plastisitas tanah.

Tanah secara umum didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat dan

mineralmineral padat yang terikat secara kimiawi satu sama lain dari bahan-bahan

organik yang telah melapuk disertai dengan zat gas yang cair dan gas yang mengisi

ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut. Berdasarkan asalnya, tanah

dapat didefinisikan sebagai tanah anorganik dan organik. Tanah anorganik berasal

dari pelapukan batuan secara kimia maupun fisis. Tanah organik adalah campuran

yang berasal dari pelapukan, sisa tanaman, dan dari kumpulan kerangka dan kulit

organisme kecil.

Dalam pekerjaan tanah, daya dukung merupakan salah satu faktor yang sangat

menentukan dalam perencanaan proyek secara keseluruhan. Pada perencanaan

perkerasan jalan raya, dukung tanah mempengaruhi ketebalan perkerasan, semakin

baik daya dukung tanah dasar ( subgrade ) maka ketebalan perkerasan akan makin

minimal, sehingga rencana biaya pelaksanaan konstruksi akan semakin hemat.

Untuk tanah jenis lempung lunak akan mempunyai sifat menyusut (shrinkage)

bila kadar air rendah dan mengembang (swelling) bila kadar air tinggi. Pada kondisi

tanah seperti ini, hampir tidak mungkin untuk mendukung beban akibat suatu

konstruksi. Pada saat kadar air tinggi akan terjadi penurunan konsolidasi

Page 2: BAB 1

(consolidation settlement) jika menerima pembebanan. Untuk menanggulangi hal

tersebut, perlu diadakan perbaikan tanah lempung tersebut.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui proses dari

perbaikan tanah dengan pemadatan dangkal serta pengaruhnya terhadap tanah yang

akan distabilisasikan.

Page 3: BAB 1

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Stabilisasi Tanah

Stabilisasi lapisan tanah adalah  suatu metode pelaksanaan untuk memperoleh

karakteristik tanah sesuai dengan tujuan dan fungsi bangunan.Stabilisasi tanah dapat

dilakukan dengan berbagai metode dengan memperhatikan fungsi dan pengunaan pada

bangunan, jalan, jembatan dan bendungan.

Perbaikan melalui stabilisir pada lapisan tanah yang dangkal memerlukan perhatian sebagai

berikut:

1. Diperlukan kekuatan yang dapat mendukung beban atau kekakuan dari tanah yang telah

distabilisir.

2. Diperlukan untuk mengurangi efek stabilitas tanah dan menjamin stabilitas untuk periode

yang lama.

3. Ketersediaan bahan tanah yang berdekatan pada lokasi pembangunan.

4. Dihindari pengunaan bahan tanah yang tidak memenuhi syarat teknis sebagai bahan bantu

campuran gradasi.

5. Penambahan pada pemadatan yang tidak cukup

6. Diperlukan untuk konstruksi badan jalan sebagai bahan tambahan.

7. Dapat menjamin stabilitas hasil pengalian berupa lereng dan kemudahan pengangkutan.

8. Diperlukan  sebagai bahan perbaikan untuk tanah yang sangat lunak.

3.2 Pemadatan Dangkal

3.2.1 Metode Pemadatan dangkal terdiri dari 4 cara, meliputi:

1. Penumbukan dengan alat Bantu kerja manual dan mekanis, pemadatan dilakukan

dengan pembenturan lapisan tanah hasil penimbunan guna memperoleh kepadatan

sesuai dalam CBR dalam bestek.

Page 4: BAB 1

2. Penumbukan dilakukan berjalan dengan mesin roler pengilas dengan lajur lintasan

penumbukan yang telah direncanakan dengan bantuan kadar air yang dituangkan

dalam permukaan tanah yang dipadatkan, dilakukan berulang ulang sehingga tanah

memiliki kualitas CBR dalam bestek.

3. Penumbukan dilakukan dengan roler pengetar lebih baik dari roler gilas karena

dibutuhkan air lebih sedikit, dengan intensitas pemadatan lebih cepat, dilakukan

dengan mengunakan lintasan lajur pemadatan sesuai dalam rencana kerja dan hasil

pemedatan disesuaikan dengan CBR yang diinginkan.

4. Pemadatan dengan bantuanalami melalui cuaca hujan dan panas, memerlukan waktu

lama, proses timbunan akan mengalami penurunan melalui berat sendiri.

Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan stabilitas pemadatan tanah

adalah:

1. Menghamparkan bahan secara merata  pada saat pelaksanaan timbunan tanah secara

berlapis-lapis.pekerjaaan ini diklakukan agar mempermudah pemadatan sehingga

dapat memperkecil penurunan akibat konsolidasi.tebal tiap lapis hamparan 20-30 cm.

2. Mengatur kadar air bahan tanah secara tepat sesuai dengan jenis dan karakteristik

tanah. selama pelaksanaan pemadatan diperlukan kadar air yang disyaratkan dalam

teknis, jika melampui kadar air maka diperlukan pembuatan pengendalian melalui

drainase.

3. Memilih mesin penghampar dan pemadat yang cocok untuk mendapatkan pemadatan

yang baik, sesuai dengan klas tandem yang digunakan sehingga hasil konsolidasi

tanah dan rongga butiran dapat diminimalkan.

4. Menghindarkan lokasi pekerjaaan selama penghamparan dan pemadatan dari

pengenangan atau infiltrasi air hujan.

Selama proses pemadatan pada lokasi/daerah yang masih memiliki ketinggian kurang dari

ketentuan teknis, jika memerlukan tambahan tanah untuk memenuhi ketinggian level sesuai

rencana maka perlu diperhatikan:

1. Timbunan harus dibuat lebih tinggi levelnya sekitar 300 mm dari level akhir yang

diinginkan, dimungkinkan penurunan akibat proses pemadatan.

Page 5: BAB 1

2. Jika pelaksanaan pekerjaan tanah mengalami penundaaan, maka sebelum pekerjaan

tanah selesai diperlukan perlindungan terhadap timbunan tanah ini, khususunya jenis

lempung sangat mudah sekali mengalami perubahan bentuk jika kadar airnya kurang

akan menjadi retak –retak dan terurai.

3. Tanah harus dipadatkan dengan baik sesuai nilai CBR yang dimaksud dalam

perencanaan, dan jika perlu diberi perlindungan ditutp bahan pelindung agar tidak

menyebabkan ketidak stabilan dan sifat plastis pada timbunan.

4. Bentuk timbunan dapat dibuat pola terasiring, untuk menghindari kelangsoran pada

tanah bagian atas, kemiringan disesuaikan dengan jenis tanah, dan jenis perbaikan

gradasi tang sebagai tanah timbunan jalan.

Faktor yang perlu diperhaikan dalam pelaksanaan penghamparan dan pemadatan material

tanah timbunan, adalah:

1. Karakteristik material timbunan.

2. Kadar air material timbunan.

3. Jenis alat pemadatan yang digunakan.

4. Massa (berat) alat pemadatan yang tergantung pada lebar roda atau plat dasar.

5. Ketebalan lapisan material yang dipadatkan dalam kondisi tidak lebih dari 2 kali

ketebalan rencana.

6. Jumlah lintasan yang diperlukan dalam pemadatan.

7. Pekerjaan pemadatan tanah disesuaikan dengan tujuan dan fungsi bangunan yang akan

didukung/ditopang.

8. Memilih mesin pemadat yang cocok untuk  mendapatkan pemadatan yang baik.

3.3 Perbaikan Stabilitas Dengan Penyesuaian Gradasi tanah

Stabilitas  tanah melalui penyesuaian gradasi untuk memperkuat lapisan tanah dasar

melalui campuran beberapa bahan tanah yang terdiri dari beberapa ukuran fraksi tanah yang

lolos uji ayakan. Penyesuaian gradasi untuk memperoleh kekuatan mekanis atau stabilitas

jangka panjang.Bahan tanah dengan bermacam ukuran butiran maksimum, dipadatkan dalam

suatu keadaan kepadatan tertinggi yang stabil dengan mengadakan penyesuaian distribusi

gradasi sesuai dengan formula desain teknis yang diinginkan, dilakukan uji fisik gradasi

Page 6: BAB 1

melalui proses saringan dan kepadatan material.Pelaksanaan stabilisasi tanah di lapangan

dilakukan dengan menggunakan alat pencampur mekanik yang mampu melakukan

pencampuran secara homogen sampai ketebalan rencana, dimsns didalamnya dilengkapi

dengan mesin alat pengontrol kedalaman, drum pengaduk (milling drum) dilengkapi dengan

roda gigi dimana dapat memotong ke atas dan ke bawah serta kontrol putaran, igi pengaduk

berfungsi menghaluskan bahan dan membawa ke luar tanpa segregasi dilengkapi pula oleh

alat pengontrol air yang mampumengatur penambahan air sesuai desain rencana.

Sistem pengontrol air yang mampu mengatur penambahan air sesuai dengan rencana,

sistem pengontrol dikendalikan oleh seorang operator mesin dan sistem pembersih nozzle

yang menjamin tidak adanya nozzle yang tersumbat, sehingga penambahan air secara akurat

dan merata ke seluruh lebar jalan. Alat penebar mekanis dilengkapi dengan timbangan untuk

mengetahui jumlah bahan tertebar dan merata, alat pembentu permukaan tanah (motor

grader) atau penyesuaian elevasi awal dan akhir lapis stabilisasi dan truk tangki airdilengkapi

pipa penebar air untuk menambahkan kadar air selama pencampuran basah (wet mixing),

Jika terdapat lapis beraspal atau lapis tersemen sehingga alat pencampur

(stabiliser/recleimer) mampu menggali dan menghancurkan, maka digunakan alat

lainmisalnya mesin penggali dingin sebelum proses pencampuran.

Page 7: BAB 1

3.4 Pembuatan formula campuran gradasi

Formulsi campuran gradasi tanah, meliputi tahapan pembuatan rancangan campuran

berdasarkan agregat, uji coba campuran sejenis alat AMP, dan selanjutnya uji fisik campuran

sesuai standart ASTM.Setelah semua tahap tersebut dilaksanakan dan telah memenuhi

persyaratan, maka rancangan campuran dapat disahkan menjadi Formula campuran kerja

(FCK)Selama proses pembuatan formula campuran kerja, beberapa hal penting yang perlu

mendapatkan perhatian adalah:

1. Bahan tanah yang digunakan telah memenuhi syarat spesifikasi, perhatikan kepipihan,

kebersihan agregat tanah dari humus.

2. Peralatan yang digunakan laik pakai, meliputi alat pemecah batu dan saringan mekanis,

unit pencampur tanah  soil mixer plan (SMP), dan alat penghampar.

3. Peralatan laboratorium yang digunakan harus memenuhi syarat, dimensi dan kalibrasi.

3.5 Tempat penimbunan agregat

Penanganan agregat ditempat penimbunan mempunyai pengaruh pada perbedaan

volume metrik campuran antara FCK dengan pelaksanaan, pemisahan yang terjadi selama

proses peumpukan,pemindahan dan tercampuranya dengan bahan lain.

Pemeriksaan tempat penimbunan agregat meliputi:

1. Bahan agregat tanah tidak tercampur dengan humus

2. Bahan agregat tidak mengalami segregasi atau degradasi.

3.6 Pelaksanaan penghamparan

Pengaturan perubahan ketebalan harus dilakukan secara bertahap lapis demi lapis.

Selama penghamparan harus diperhatikan sebagai berikut:

1. Tentukan ketinggian hamparan dari ketebalan konstruksi secara keseleruan dalam gambar

bestek .

2. Perhatikan aturan penghambaran terutama ketingguan tiap lapisan hamparan.

3. Selama proses penghamparan dan pemadatan dengan alat mekanis diperhatikan dan

dihindari pengunaan air melalui pengelocoran secara berlebihan.

Page 8: BAB 1

4. Kemiringan melintang/ lereng timbunan pada batas badan jalan harus diperhatikan untuk

menghindari kelongsoran tanah hasil timbunan.

Gambar Sheepsfoot Roller

Gambar Rubber Tired Roller

Page 10: BAB 1

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian-uraian yang disampaikan diatas, kami dapat menyimpulkan

bahwa.Perbaikan melalui stabilisir pada lapisan tanah yang dangkal memerlukan

perhatian sebagai berikut:

1. Diperlukan kekuatan yang dapat mendukung beban atau kekakuan dari tanah yang telah

distabilisir.

2. Diperlukan untuk mengurangi efek stabilitas tanah dan menjamin stabilitas untuk periode

yang lama.

3. Ketersediaan bahan tanah yang berdekatan pada lokasi pembangunan.

4. Dihindari pengunaan bahan tanah yang tidak memenuhi syarat teknis sebagai bahan bantu

campuran gradasi.

5. Penambahan pada pemadatan yang tidak cukup

6. Diperlukan untuk konstruksi badan jalan sebagai bahan tambahan.

7. Dapat menjamin stabilitas hasil pengalian berupa lereng dan kemudahan pengangkutan.

8. Diperlukan  sebagai bahan perbaikan untuk tanah yang sangat lunak.