bab 1

3
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai dampak pembangunan di indonesia, pola penyakit mengalami pergeseran yang cukup menyakinkan. Perubahan pola penyakit ini diduga ada hubungannya dengan cara hidup yang berubah, contohnya adalah pola makan. Perubahan tersebut terlihat banyaknya konsumsi komposisi makanan yang terlalu banyak mengandung karbohidrat, protein, lemak, gula, garam dan sedikit serat. Hal inilah yang beresiko terjadinya beberapa penyakit, diantaranya adalah diabates mellitus (DM) (Suyono, 2006). Diabetes mellitus merupaka penyakit gangguan metabolisme karbohidrat yang berlangsung kronis, yang pada suatu saat dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang bersifat kronis (Smlezter & Bare, 2000) Perkembangan penyakit DM diseluruh dunia saat ini berkembang pesat. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa angka kejadian DM di dunia mencapai 171 juta jiwa pada tahun 2000 dan diperkirakan akan mencapai 366 juta jiwa pada tahun 2030 (Wild, et al 2004). DM menjadi penyebab kematian nomor 5 di dunia (Roglic, et al 2005). Berdasarkan hasil penelitian epidemiologi di indonesia mulai tahun 1984- 2000 terjadi peningkatan prevalensi yang sangat signifikan. Data dari departemen Kesehatan RI (2007), revalensi DM secara nasional 5,7%. Di Indonesia jumlah penderita DM pada tahun 2000 mencapai 8,4 juta dan diprediksi oleh WHO pada tahun 2030 akan menjadi 21,3 juta jiwa (Perkeni, 2006). DM dapat menimbulkan komplikasi pada mikrovaskuler seperti retinopati, nefropati dan neuropati yang menyebabkan kebutaan, gangguan renal dan gangguan pada ekstremitas bawah. Ulkus dan

Upload: oktaffrastya-w-septafani

Post on 04-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pendahuluan dari ulkus diabetik

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai dampak pembangunan di indonesia, pola penyakit mengalami pergeseran yang

cukup menyakinkan. Perubahan pola penyakit ini diduga ada hubungannya dengan cara

hidup yang berubah, contohnya adalah pola makan. Perubahan tersebut terlihat banyaknya

konsumsi komposisi makanan yang terlalu banyak mengandung karbohidrat, protein, lemak,

gula, garam dan sedikit serat. Hal inilah yang beresiko terjadinya beberapa penyakit,

diantaranya adalah diabates mellitus (DM) (Suyono, 2006). Diabetes mellitus merupaka

penyakit gangguan metabolisme karbohidrat yang berlangsung kronis, yang pada suatu saat

dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang bersifat kronis (Smlezter & Bare, 2000)

Perkembangan penyakit DM diseluruh dunia saat ini berkembang pesat. Berdasarkan

studi pendahuluan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa angka kejadian DM di dunia

mencapai 171 juta jiwa pada tahun 2000 dan diperkirakan akan mencapai 366 juta jiwa pada

tahun 2030 (Wild, et al 2004). DM menjadi penyebab kematian nomor 5 di dunia (Roglic, et

al 2005). Berdasarkan hasil penelitian epidemiologi di indonesia mulai tahun 1984-2000

terjadi peningkatan prevalensi yang sangat signifikan. Data dari departemen Kesehatan RI

(2007), revalensi DM secara nasional 5,7%. Di Indonesia jumlah penderita DM pada tahun

2000 mencapai 8,4 juta dan diprediksi oleh WHO pada tahun 2030 akan menjadi 21,3 juta

jiwa (Perkeni, 2006).

DM dapat menimbulkan komplikasi pada mikrovaskuler seperti retinopati, nefropati dan

neuropati yang menyebabkan kebutaan, gangguan renal dan gangguan pada ekstremitas

bawah. Ulkus dan gangrein diabetik merpakan salah satu bentuk gangguan pada ekstremitas

bawah yang dapat berakhir dengan amputasi. Berdasarkan hasil penelitian NLLIC (2008)

menyebutkan bahwa 67% dari semua tindakan amputasi disebbkan oleh DM, sedangkan

menurut perkeni (2009) menyebutkan bahwa 30-50% pasien pasca amputasi akan dilakukan

tindakan amputasi pada sisi kakai lainnya dalam kurun waktu 1-3 tahun. Angka kematian

karena ukus dan gangrein mencapai 17-23% dan 15-30% karena tindakan amputasi.

Untuk dapat menurunkan dampak yang ditimbulkan akibat ulkus dan gangrein diabetik,

maka perlu disusun strategi yang tepat dalam penanganan ulkus dan gangrein diabetik

dimulai dari deteksi dini kelainan kaki diabetik, kontrol mekanik, kontrol metabolik, kontrol

vaskular, kontrol luka, kontrol infeksi dan kontrol edukasi (perkeni, 2009). Manajemen ulkus

diabetik dilakukan secara komprehensif melalui upaya mengatasi penyakit komorbid,

menghilangkan/ mengurangi tekanan beban (off loading), menjaga luka agar selalu lembab

(moist), penanganan infeksi, debridemen, revaskularisasi dan tindakan bedah elektif,

Page 2: BAB 1

profilaktik, kuratif atau emergensi. Penyakit DM melibatkan sistem multi organ yang akan

mempengaruhi penyembuhan luka. Hipertensi, hiperglikemia, hiperkolesterolemia, gangguan

kardiovaskular (stroke, penyakit jantung koroner), gangguan fungsi ginjal, dan sebagainya

harus dikendalikan. Pada penderita DM yang mengalami neuropati permukaan plantar kaki

mudah mengalami luka atau luka menjadi sulit sembuh akibat tekanan beban tubuh maupun

iritasi kronis sepatu yang digunakan. Salah satu hal yang sangat penting namun sampai kini

tidak mendapatkan perhatian dalam perawatan kaki diabetik adalah mengurangi atau

menghilangkan beban pada kaki (off loading). Upaya off loading berdasarkan penelitian

terbukti dapat mempercepat kesembuhan ulkus.

Di lain pihak, komplikasi akibat diabetes tersebut dapat diminimalkan, asal saja kita tahu

caranya, yaitu dengan berperilaku hidup sehat, seperti berolah raga teratur, makan dengan

gizi seimbang sesuai keperluan, tidak merokok, hidup mengatur dengan mengelola stress,

mematuhi peraturan konsumsi obat anti diabetes(Haris Fadilah, 2005), dan merawat kaki

secara rutin agar tidak terjadi luka gangren.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada penderita Diabetes Mellitus dengan

luka gangren?

1.3 Tujuan

1.1.1 Tujuan Umum

Menjelaskan asuhan keperawatan yang diberikan pada penderita Diabetes Mellitus

dengan luka gangren.

1.1.2 Tujuan Khusus

1. Menjelaskan keterkaitan antara penyakit diabetes mellitus dengan luka gangren.

2. Menjelaskan tindakan keperawatan pada penderita diabetes mellitus dengan luka

gangren.

1.4 Manfaat

1. Penderita diabetes mellitus dapat memperoleh informasi tentang penyakitnya sehingga

tidak mengalami komplikasi lebih lanjut.

2. Perawat dan sejawat mendapatkan tambahan referensi untuk menangani klien dengan

diabetes mellitus agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.

3. Pembaca dapat mengetahui dan memahami adanya komplikasi yang dapat terjadi pada

penderita diabetes mellitus.