bab 1
DESCRIPTION
pemipaanTRANSCRIPT
1
BAB 1 Pendahuluan
1.1. Umum
Air merupakan karunia Tuhan yang secara secara alami ada
diseluruh muka bumi. Manusia sebagai salah satu makluk yang ada
di bumi juga sangat tergantung terhadap air dan untuk kelangsungan
hidupnya memerlukan air dengan kuantitas dan kualitas tertentu.
Dari segi kuantitas jumlah minimum air yang di konsumsi harus
tercapai sedankan dari segi kualitas ada standard kualitas tertentu
yang tidak boleh dilanggar, dan apabila dilanggar secara epidemik
akan terjadi penyeberan penyakit.
Secara umum air yang terdapat di alam yang dapat dikonsumsi oleh
manusia bersumber dari:
• air hujan
• air permukaan
• air tanah
Dari ketiga jenis sumber air di atas, yang dapat langsung di
konsumsi oleh manusia adalah air hujan dan air tanah dengan
kriteria tertentu. Sedangkan untuk air permukaan, yaitu air hujan
yang telah terendap di permukaan bumi selama beberapa lama,
tidak dapat dikonsumsi langsung karena:
• rentan terhadap penyakit yang dapat disebarkan melalui air
(water borne desease)
2
• dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti penyakit
perut.
Hal ini secara hukum telah direfleksikan dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tanggal 6
Juni 1990 tentang Kualitas Air Golongan A, yang antara lain
menyebutkan beberapa karakteristik air permukaan, seperti tingkat
kekeruhannya tinggi dan sifat keasamannya yang rendah, jika
dikonsumsi secara langsung dapat menyebabkan gangguan
kesehatan, sehingga perlu diolah terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi oleh manusia.
1.2. Sistem Penyediaan Air Minum
Dimasa lalu dimana daya dukung alam masih baik manusia dapat
mengkonsumsi air dari alam secara langsung. Sejalan dengan
penurunan daya dukung alam menurun pula ketersediaan air yang
dapat dikonsumsi langsung dari alam. Untuk itu manusia berupaya
mengolah air yang tidak memenuhi standard kualitasnya menjadi air
yang memenuhi standard kualitas yang ada. Upaya ini dilakukan
dengan membuat suatu sistem penyediaan air minum.
Secara umum sistem ini terdiri dari :
• Sistem produksi
• Sistem distribusi.
3
Sistem Produksi
Sistem produksi mempunyai peran mengambil air dari alam,
kemudian mengolahnya menjadi air layak untuk dikonsumsi oleh
manusia. Pengambilan air dari sumbernya atau yang umum disebut
sebagai intake air baku.
Jenis intake air baku tergantung dari jenis sumber airnya. Untuk air
permukaan berupa sungai dan danau menggunakan intake
jembatan, dan bangunan sadap sedangkan untuk mata air
menggunakan bangunan penangkap air. Untuk air tanah umumnya
menggukan sumur bor dengan kedalaman lebih dari 80 m.
Setelah air diolah menjadi air yang layak dikonsumsi air segera
didistribusikan kepada pemakai air yang ada di wilayah pelayanan.
Cara pendistribusian air secara umum ada dua macam yaitu
pendistribusian secara manual yaitu menggunakan tangki yang
membawa air dari tempat penampungan sampai ke konsumen dan
secara perpipaan yaitu dengan mengalirkan air dalam pipa tertutup
dari penampung air sampai ke pemakai air. Pendistribusian air yang
tulis dalam buku sini adalah dengan menggunakan perpipaan.
1.3. Sistem Distribusi Air Minum
Pendistribusian air dilakukan dengan saluran tertutup atau dengan
perpipaan dengan maksud supaya tidak terjadi kontaminasi terhadap
air yang mengalir didalamnya. Disamping itu dengan sistem
perpipaan air lebih mudah untuk dialirkan karena adanya tekanan
air.
Komponen dari sistem distribusi adalah:
4
1. Penampungan air (Reservoir)
2. Sistem perpipaan
3. Sistem Sambungan Pelanggan
1.3.1. Penampunan Air Reservoir
Penampungan air atau reservoir adalah suatu bangunan yang
menampung air sementara sebelum didistrubusikan ke pemakai air.
Lama penampungan disesuaikan dengan tingkat pemakaian air pada
masa jam pemakaian puncak dan pemakaian jam rata rata. Volume
dirancang sama dengan kebutuhan pada waktu defisit pemakaian
ataupun surplus pemakaian. Secara praktis volume atau isi reservoir
dapat pula dihitung berdasarkan waktu penampungan atau waktu
retensi dari air pada debit rata rata. Umumnya dihitung 2 jam sampai
8 jam penampungan.
Konstruksi reservoir harus dibuat sedemikian rupa sehingga air yang
ditampung terhidar dari kontaminasi dari luar sehingga air yang
disimpan tetap layak untuk dimanfaatkan. Umumnya untuk menjaga
keadaan yang demikian di reservoir dilakukan pembubuhan bahan
desinfektan. Biasanya desinfektan yang digunakan aalah Kaporit,
Atau Natrium HipoKlorit.
Konstruksi reservoir dapat terbuat dari bahan beton, baja maupun
kayu. Pertimbangannya adalah :
• Segi Teknis
• Segi ekonomis
5
A. Teknis
Dalam pertimbangan teknis penentuan reservoir harus
mempertimbangkan kondisi geografis, misalnya reservoir beton lebih
cocok dibangun didaerah pantai karena tingkat korosinya lebh tinggi
dari baja. Untuk daerah pedalaman dimana angkutan dan air untuk
kerja sulit didapatkan konstruksi beton akan lebih sulit untuk di pakai.
Atau apabila reservoir sewaktu waktu akan dipindahkan makan akan
lebih baik dipilih dari bahan jenis baja atau kayu.
B. Ekonomi
Segi biaya sebenarnya berkaitan dengan aspek teknis tingkat
kesulitan teknis akan tercerminkan dalam nilai biaya yang
dikeluarkan untuk pelaksanaannya. Misalnya membangun reservoir
didaerah yang terpencil dengan volume kecil dari beton akan lebih
mahal dari pada membangun revoir dari baja.
Hal lain yang harus diperimbangkan adalah umur teknis atau life time
dari reservoir. Dari segi ekonomis karena daya tahan beton lebih
lama maka akan menghasilkan biaya penyusutan yang lebih kecil
dari pada baja. Sehingga apabila penyusutan dikuantifikasi ke biaya
akan reservoir beton akan lebih murah dari pada reservoir baja.
1.3.2. Sistem Perpipaan
Sistem perpipaan merupakan rangkaian pipa yang menghubungkan
antara reservoir dengan. Secara hirarki disusun menurut banyak
6
jumlah air yang dibawa. Secara umum hirarki pipa disusun sebagai
berikut :
1. Pipa induk
2. Pipa Sekunder/tersier atau pipa retikulasi
3. Pipa pipa service
hirarki pipa ini seara hidrolis terisolasi. Hal ini berarti air dari hirarki
yang lebih tinggi terkendali alirannya ke hirarki yang lebih rendah.
Dengan demikian tekanan air di pipa induk akan lebih tenggi dari
yang ada di pipa retikulasi dan pengaturannya antara kedua jenis
pipa ini dilakukan oleh valve atau valve pengatur tekanan (pressure
reducin valve). Sedangkan debit air yang mengalir di pipa mengalir
secara satu arah yaitu pipa induk ke pipe retikulasi. Untuk itu antara
pipa induk dan pipa selain dilengkapi dengan katup (valve) pengatur
debit juga dipakai check valve. Lihat gambar 1.1.
Dari segi kapasitas pipa distribusi di rancang untuk memenuhi
kebutuhan debit pada saat pemakaian puncak. Tetapi pula ada jenis
pipa distribusi yang dirancang untuk memenuhi debit pada saat
pemakaian rata rata. Misalnya pipa yang menghubungkan anatara
reservoir.
Pipa Induk
Pipa induk adalah pipa yang menghubungkan antara tempat
penampungan dengan pipa tersier. Jenis pipa ini mempunyai pipa
teresar. Umumnya dirancang untuk menjangkau pelayanan sampai
10 tahun kedepan. Untuk menjada kestabilan aliran maka
7
Meter Air Zone
Ø 300mm-800mm PIPA INDUK Ø 100 mm-150 mm
PIPA SEKUNDER
PVC Ø 20 ( 3/4" )
20 ( 3/4 )
PIPA INDUK
Ø 37,5 mm-50 mm PIPA SERVICE + 0.00 MT
METER AIR
Ø 20 ( 3 / 4 " )
+ 0.00 MT-
Ø 20 PVC ( 3 / 4 " )
LANTAI
PVC Ø ( 3 / 4 " )
I S O M E T R I
PVC Ø 20 ( 3/4" )
PVC Ø 20 ( 3/4" )
Pipa Ind
uk Ø 300
-800 mm
PIPA SEKUNDER Ø 100-150 mm
Ø 25 - Ø 40 PVC
Meter Zone
Ø 20 ( 3/4" )
Gambar 1.1. Hirarki Sistem Perpipaan
pipa induk tidak diperbolehkan untuk disadap langsung oleh pipa
service atau pipa yang langsung mengalirkan air ke rumah rumah.
Pipa Sekunder atau Pipa Retikulasi
Pipa retikulasi adalah pipa yang menghubungkan antara pipa induk
dengan pipa yang hirarkinya satu tingkat dibawahnya. Pada sistem
yang besar pipa retikulasi akan berhubungan dengan retikulasi yang
lebih kecil, sedangkan pada sistem yang kecil akan berhubungan
dengan pipa yang melayani langsung kerumah rumah atau pipa
8
service. Pipa retikulasi umumnya diranan untuk melayani kebutuhan
air sampai 5 tahun kedepan.
Pipa Service
Pipa Service adalah pipa yang menghubungkan dari pipa retikulasi
langsung kerumah rumah. Pada pipa retikulasi dihubungan dengan
pipa service dengan menggunakan clamp saddle. Diameter pipa
jenis ini adalah terkecil dari jenis pipa lainnya (lihat gambar 1.2.).
Ø 25 - Ø 40 PVC
PIPA INDUK
Ø 20 ( 3/4" )
20 ( 3/4 )
PVC Ø 20 ( 3/4" )
PVC Ø 20 ( 3/4" )
PVC Ø 20 ( 3/4" )
I S O M E T R I
Gambar 1.2. Sistem Perpipaan Service
1.3.3. Sistem Sambungan Rumah
Ujung dari pipa service dilengkapi dengan meter air check valve dan
box meter dan lain lain seperti tabel 1.1 dan gambar 1.3..
Rangkaian ini disebut rangkaian sambungan rumah
9
0.15
0. 50 0.15
CF
E
D
O
B
A
Ø 25 / Ø 40 PVC
+ 0.00 MT
0.10
0.20
0.25
-
GI
J F
K
G
LH
S
O
D
O
0.15
Ø 20 PVC ( 3 / 4 " )
0.15
0.50
BATU BATA
-+ 0.00 MT
TYPE SAMBUNGAN KERUMAHSAMBUNGAN LANGGANAN
PVC Ø ( 3 / 4 " )
LANTAI
K
G
N
E M
Gambar 1.3. Sistem Perpipaan Sambungan Rumah
Tabel 1.1. Perlengkapan Sambungan Rumah
K E T E R A N G A N U K U R A N M A TE R IA LN O TA S I
A C L A M P S A D D L E Ø 40 , Ø 25
B S C R E W E D S O C K E T 25 , 40 P V C
C 9 0 ° E L B O W 2 5 P V C
D P V C G IP A D A P T O R 4 0
E 9 0 ° E L B O W 2 0 ( 3 / 4 " ) P V C
F S T O P C O C K 2 0 ( 3 / 4 " ) B R A N T E \ B R A S S
G R E D U C IN G 20 .1 3 ( 3 /4 ".12 " ) G IP
H D O U B L E N IP P L E 1 5 ( 1 / 2 " ) G IP
I K R A N 1 5 ( 1 / 5 " )
J S A M B U N G A N U N IO N 15 G IP
K M E T E R A N A IR 15
L G A T E V A L V E 15
M T E E P V C
N
R
S
T
O
P
9 0 ° S C R E W E D S O C K E T 2 0 ( 3 / 4 " ) P V C
K R A N 1 5 ( 3 / 4 " )
B O X M E T E R 1 :2 :4 C O N C R E T E
T U TU P B O K S T E E L P L TE
90 ° E L B O W 2 0 ( 3 / 4 " ) G IP
T E E 2 0 x 4 0 G IP
20 .1 3 ( 3 /4 ".12 " )
10
sambungan rumah merupakan ujung terakhir dari sistem perpipaan.
Semua kapasitas pipa dihitung berdasarkan banyaknya jumlah
sambungan rumah di layani. Lebih lanjut pada bab berikutnya akan
di sajikan hubungan antara jumlah pelanggan dengan kapasitas pipa
yang melayani.
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam buku ini terdiri dari :
BAB I . Pendahuluan
Berisi mengenai gambaran umum sistem distrubusi yang akan
dibahas dalam buku ini.
BAB II . Hidrlolika Perpipaan
Berisi mengenai teori hidrolika perpipaan serta metoda perhitungan
hidrolika jaringan perpipaan
BAB III . Perhitungan Perencanaan Distribusi Air Minum
Berisi metoda metoda perhitungan sistem distribusi yan meliputi
perhitungan proyeksi penduduk, kebutuhan air, perhitungan volume
reservoir, perhitungan diamater pipa dan perhitungan untuk
pemetaan.
BAB IV . Perhitungan Perencanaan Distribusi Air Minum
Berisi rancangan reservoir dan sistem perpompaan yang mencakup
komponen apada saja yang dibutuhkan dalam merancang dan
contoh contoh rancangan kelengkapan pipa yang meliputi
11
Meter Air, Jembatan Pipa, Penyeberangan Pipa, Pertemuan pipa
dan Penahan Pipa (Trust Block)
BAB V Perencanaan Sistem Distribusi Air Minum
Berisi mengenai langkah langka yang harus dibuat dalam
merencanakan sistem distribusi air minum.
BAB VI Spesifikasi Teknik Bahan dan Pemasangan Sistem
Distribusi Air Minum
Berisi spesifikasi bahan pipa dan perlengkapannya serta cara
pemasangan pipa.